You are on page 1of 2

A.

Landasan Teori Keselamatan dan kesehatan kerja adalah yang berhubungan dengan peralatan, tempat kerja & lingkungan, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Serta arti dan tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan & kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya & Budaya, tertuju kepada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu upaya untuk menciptakan suasana bekerja yang aman, nyaman, dan tujuan akhirnya adalah mencapai produktivitas setinggi-tingginya. Maka dari itu K3 mutlak untuk dilaksanakan pada setiap jenis bidang pekerjaan tanpa kecuali. Upaya K3 diharapkan dapat mencegah dan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan maupun penyakit akibat melakukan pekerjaan. Dalam pelaksanaan K3 sangat dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu manusia, bahan, dan metode yang digunakan, yang artinya ketiga unsur tersebut tidak dapat dipisahkan dalam mencapai penerapan K3 yang efektif dan efisien. Sebagai bagian dari iImu Kesehatan Kerja, penerapan K3 dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu adanya organisasi kerja, administrasi K3, pendidikan dan pelatihan, penerapan prosedur dan peraturan di tempat kerja, dan pengendalian lingkungan kerja. Dalam ilmu kesehatan kerja, faktor lingkungan kerja merupakan salah satu faktor terbesar dalam mempengaruhi kesehatan pekerja, namun demikian tidak bisa meninggalkan faktor lainnya yaitu perilaku. Perilaku seseorang dalam melaksanakan dan menerapkan K3 sangat berpengaruh terhadap efisiensi dan efektivitas keberhasilan K3. Demikian juga yang terjadi pada pekerja PLTU Cilacap, dimana tingkat kepatuhan terhadap peraturan dan pengarahan K3 akan mempengaruhi perilaku terhadap penerapan prinsip K3 dalam melakukan pekerjaannya. (Setyawati L, 1996). Apabila K3 tidak diterapkan pada perusahaan atau perindustrian maka akan terjadi kecelakaan di tempat kerja, yang dapat berdampak pada pekerja dan perusahaan atau perindustrian. Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh faktor kondisi lingkungan dan manusia.Gangguan yang diderita tenaga kerja adalah gangguan kesehatan yang dapat diakibatkan karena terkena penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau sering disebut penyakit akibat kerja, yaitu suatu penyakit, kelainan atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh dan atau diderita ketika melakukan pekerjaan (Suma'mur, 1997). Selain itu juga bisa terjadi kecelakaan kerja yang terjadi pada waktu menjalankan pekerjaan atau dalam perjalanan dari dan ke tempat kerja Penyakit akibat kerja ini juga dapat dikategorikan sebagai kecelakaan kerja (Soejarsono, 1994). B. Faktor faktor Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh faktor kondisi lingkungan dan manusia. Faktor-faktor bahaya yang disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja antara lain adalah :

(1). Faktor fisik, misalnya: penerangan, suara, radiasi, suhu, kelembaban dan tekanan udara. (2). Faktor kimia, misalnya : gas, uap, debu, kabut, asap, awan, cairan, abu terbang dan benda padat. (3). Faktor biologi, misalnya : virus dan bakteri baik dari golongan tumbuhan atau hewan. (4). Faktor ergonomi atau fisiologis, misalnya : konstruksi mesin, sikap dan cara kerja. Dan (5). Faktor mental - psikologis, misalnya : suasana kerja, hubungan diantara pekerja dan pengusaha (Suma'mur, 1994). Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, minat, emosi, kehendak, berfikir, motivasi, persepsi, sikap, reaksi dan sebagainya (Azwar S.,2005). Faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan masyarakat atau individu, yaitu : a. faktor dasar (predisposing factor), mencakup pengetahuan, sikap, kebiasaan, kepercayaan, norma sosial dan unsur lain yang terdapat dalam diri individu di dalam masyarakat yang terwujud dalam motivasi. b. faktor pendukung (enabling factor), mencakup sumber daya atau potensi masyarakat, terwujud dalam tersedianya alat dan fasilitas serta peraturan. c. faktor pendorong (reinforcing factor), mencakup sikap dan perilaku dari orang lain yang terwujud dalam dukungan sosial. (Green, 2000)

You might also like