You are on page 1of 8

Neuropati Perifer Kekurangan vitamin E sering terjadi di negara-negara berkembang terutama yang memiliki akses sedikit akan sumber

makanan yang kaya akan vitamin E. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan masalah kesehatan yang berbahaya jika tidak segera ditangani. Sumber vitamin E Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam lemak sehingga memerlukan lemak untuk memprosesnya. Vitamin E dapat ditemukan dalam biji-bijian (misalnya biji bunga matahari), zaitun dan minyak zaitun, almond, collard hijau, bayam, kangkung, serta sayuran lain yang berdaun hijau. Gejala kekurangan vitamin E Orang yang menderita penyakit tertentu, misalnya penyakit hati atau celiac disease, atau yang melakukan diet lemak terlalu rendah bisa jadi akan mengalami kekurangan vitamin E. Kekurangan vitamin E dapat berkembang menjadi berbagai masalah kesehatan lain seperti neuropati perifer, masalah penglihatan, malnutrisi karena pencernaan yang jelek, atau aritmia jantung. Faktor lain Obat-obatan tertentu dan beberapa vitamin lain dapat mengganggu penyerapan vitamin E. Jika vitamin E diperoleh dari sumber makanan alami, maka risiko overdosis tidak akan terjadi. Namun, jika Anda mengonsumsi suplemen vitamin E bisa jadi akan mengalami overdosis. Jadi, direkomendasikan untuk mengonsumsi vitamin E yang berasal dari makanan, bukan dari suplemen tambahan. Setiap vitamin terdiri dari berbagai komponen, terkadang suplemen hanya mengandung sebagian saja dan tidak semua komponennya dirancang bisa bekerjasama. Kerusakan Saraf Ketika seseorang menderita neuropati perifer, saraf-saraf di susunan saraf tepi telah rusak. Kerusakan saraf dapat timbul oleh berbagai macam penyebab, seperti penyakit, cedera fisik, keracunan atau malnutrisi. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi baik saraf-saraf afferent atau efferent. Tergantung dari penyebab kerusakannya, axon sel saraf, selubung myelin atau keduanya dapat rusak atau hancur sama sekali. Klasifikasi

Terdapat ratusan neuropati perifer. Mewakili tingkat aktivitas sistem saraf tepi, gejalagejalanya dapat melibatkan fungsi sensoris, motoris atau otonom. Untuk membantu diagnosis dan pengobatan, gejala-gejalanya dapat diklasifikasikan menjadi sindrom neuropati dasar berdasarkan tipe saraf yang dipengaruhi dan berapa lama gejala telah berkembang. Perkembangan yang akut berarti gejala-gejala telah tampak dalam beberapa hari, dan subakut berarti gejalanya telah berkembang selama beberapa minggu. Gejala kronik awal berkembang dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun, dan gejala kronik lanjut timbul setelah bertahun-tahun. Sistem klasifikasi terdiri dari enam sindrom neuropati dasar, yang dibagi-bagi lagi menjadi kategori yang lebih spesifik. Dengan memperkecil kemungkinan diagnosis dengan cara ini, uji-uji medis spesifik dapat digunakan dengan lebih efektif dan efesien. Enam sindrom dan beberapa penyebab yang berkaitan disebutkan di bawah ini : 1. Paralisis Motoris Akut, disertai dengan berbagai macam masalah fungsi sensorius dan otonom. Neuropati berkaitan dengan sindrom ini terutama disertai dengan gangguan saraf motoris, namun saraf-saraf sensoris dan otonom dapat terlibat. Gangguan yang berkaitan dengan sistem ini adalah Guillain Barre Sindrom, polineuropati difteri dan neuropati porphytik. 2. Paralisis Sensoris Motoris Subakut. Neuropati ini terutama memperlihatkan gejalagejala sensoris namun juga mempunyai gangguan sedikit pada komponen saraf motoris. Keracunan logam berat (timbal, merkuri dan arsen), bahan-bahan kimia atau obat-obatan seringkali dikaitkan dengan sindrom ini. Diabetes, penyakit Limme dan malnutrisi, juga merupakan penyebab yang mungkin. 3. Paralisis Sensoris Motoris Kronis. Gejala fisisk dapat menyerupai sindrom-sindrom yang telah disebutkan diatas, namun jangka waktu gejala untuk berkembang lebih lama. Sindrom ini terjadi pada neuropati yang timbul karena kanker, diabetes, kusta, gangguan metabolik kongenital atau bawaan dan hipotiroidisme. 4. Neuropati yang berkaitan dengan penyakit-penyakit mithokhondrial. Mithokhondrial adalah organela yang bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan energi sel. Jika mithokhondrial rusak atau hancur, kebutuhan energi sel tidak dapat terpenuhi dan sel dapat mati. 5. Polineuropati berulang atau timbul kembali. Sindrom ini meliputi neuropati yang mempengaruhi beberapa saraf dan dapat hilang timbul, seperti Guillain Barre sindrom, porfiria dan polineuropati demyelinisasi peradangan akut. 6. Mononeuropati atau Fleksopati. Kerusakan saraf yang berkaitan dengan sindrom ini terbatas pada saraf tunggal atau beberapa saraf yang berkaitan erat. Neuropati berkaitan dengan cedera saraf seperti Carpal Turner sindrom dan sciatika termasuk dalam sindrom ini. Penyebab dan Gejala Gejala khas dari neuropati adalah berkaitan dengan jenis saraf yang terkena. Jika saraf sensoris yang rusak, gejala umumnya termasuk kebas, kesemutan pada daerah yang terkena, sensasi seperti ditusuk-tusuk, atau nyeri. Nyeri yang berkaitan dengan neuropati dapat cukup kuat dan dapat digambarkan seperti nyeri tusuk, terpotong, terasa remuk, dan rasa terbakar. Pada beberapa kasus rangsangan tidak nyeri dapat diterjemahkan sebagai nyeri yang hebat atau nyeri juga dapat dirasakan bahkan tanpa ada rangsangan. Kerusakan saraf motoris biasanya di indikasikan dengan kelemahan pada daerah yang dipengaruhi. Jika masalah dengan saraf motoris berlanjut dalam suatu periode waktu, atrofi atau berkurangnya tonus

otot dapat terlihat jelas. Kerusakan saraf otonom terlihat paling jelas ketika seseorang berdiri dan mengalami masalah seperti kepala terasa ringan atau perubahan tekanan darah. Indikasi lain kerusakan saraf otonom adalah kurangnya keringat, air mata dan air liur, konstipasi, retensi urin dan impotensi. Dalam beberapa kasus, dapat terjadi gangguan irama jantung dan masalah-masalah pernafasan. Gejala-gejala dapat muncul dalam beberapa hari, bulan atau tahun. Jangka waktu dan hasil akhir dari neuropati berkaitan dengan penyebab kerusakan saraf. Penyebab potensial termasuk penyakit, trauma fisik, keracunan, malnutrisi dan penyalahgunaan alkohol. Pada beberapa kasus neuropati bukanlah merupakan gangguan utama, namun merupakan suatu gejala dari penyakit yang mendasarinya. Penyakit Penyakit-penyakit yang menyebabkan neuropati perifer bisa kongenital atau didapat, dalam beberapa kasus adalah sulit untuk membedakannya. Neuropati perifer yang berkaitan dengan diabetes dapat ditentukan dengan jelas. Bentuk khas neuropati yang berkaitan dengan diabetes gejala-gejalanya termasuk efek-efek sensoris yang pertama bermula pada kaki. Nyeri yang terasosiasi, rasa terbakar, sensasi seperti ditusuk-tusuk, seperti ada yang merayap dengan distribusi khas seperti kaus kaki pada kaki dan tungkai bawah. Neuropati diabetika lainnya mempengaruhi saraf otonom dan mempunyai komplikasi kardiovaskuler yang berpotensi menjadi fatal. Beberapa penyakit metabolik lainnya mempunyai kaitan yang erat dengan neuropati perifer. Uremia atau gagal ginjal kronik, mempunyai resiko 10-90 % mengembangkan gejala neuropati, dan mungkin terdapat kaitan antara gagal hati dan neuropati perifer. Terakumulasinya lemak di dalam pembuluh darah (aterosklerosis) dapat memutus suplai darah kepada saraf perifer tertentu. Tanpa oksigen dan nutrisi, saraf tersebut perlahan akan mati. Polineuropati ringan dapat berkembang pada orang dengan tingkat hormon tiroid yang rendah. Individu dengan pembesaran rangka ekstremitas abnormal (akromegali), disebabkan oleh kelebihan growth hormon juga dapat menyebabkan polineuropati ringan. Neuropati juga dapat disebabkan oleh vaskulitis yang parah, sekelompok gangguan dimana pembuluh darah mengalami peradangan. Ketika pembuluh darah mengalami kerusakan atau peradangan, suplai darah pada saraf dapat terganggu menyebabkan kerusakan saraf.. Baik infeksi virus maupun bakteri dapat berakibat neuropati perifer. Lepra yang disebabkan oleh bakteri M. leprae, menyerang langsung pada saraf sensoris. Penyakit bakterial lainnya dapat menyebabkan tingkatan serangan yang diperantai oleh sistem imun pada saraf. Contohnya salah satu teori tentang Guillain Barre sindrom melibatkan komplikasi setelah infeksi oleh Campilobacter jejuni, suatu bakteri yang biasanya berkaitan dengan keracunan makanan. Bakteri ini memiliki protein yang sangat mirip dengan komponen dari myelin. Sistem imun melancarakan serangan terhadap bakteri namun menurut teori tersebut, sistem imun bingung antara myelin dan bakteri dalam beberapa kasus malah menyerang selubung myelin. Penyebab yang mendasari neuropati yang berkaitan dengan penyakit Limme masih belum diketahui, bakteri tersebut dapat menyebabkan serangan yang diperantarai imun pada saraf atau menyerang secara langsung. Infeksi virus-virus tertentu dikaitkan dengan neuropati sensoris yang sangat menyakitkan. Contoh utama neuropati tersebut disebabkan oleh penyakit ruam saraf. Setelah kasus cacar

air, virus penyebabnya yaitu Varisella zooster menjadi inaktif di dalam saraf sensoris. Bertahun-tahun, virusnya bisa aktif kembali. Setelah aktif kembali virus tersebut menyerang dan merusak axon. Infeksi HIV juga berkaitan dengan neuropati perifer, namun tipe neuropati yang berkembang dapat bervariasi. Beberapa neuropati yang berkaitan dengan HIV diketahui lebih merusak myelin daripada axon. Infeksi HIV juga seringkali disertai infeksi lainnya, baik bakteri maupun virus yang dapat menyebabakan neuropati. Beberapa tipe neuropati perifer berkaitan dengan cacat bawaan. Gangguan yang diturunkan ini dapat secara langsung melibatkan sistem saraf, atau efek pada sistem saraf merupakan akibat sekunder dari gangguan metabolik bawaan. Neuropati bawaan dapat terbagi menjadi beberapa sindrom utama, karena gejala-gejalanya dapat sensoris, motoris atau otonom. Pola pewarisannya juga bervariasi tergantung dari gangguan yang spesifik. Perkembangan gangguan yang diturunkan biasanya muncul dalam beberapa tahun dan merupakan kondisi yang degeneratif, yaitu suatu kondisi yang menjadi lebih buruk secara progresif sesuai dengan waktu. Bahkan diantara penyakit yang spesifik terdapat tingkatan perbedaan dalam pola pewarisan dan gejalanya. Contohnya penyakit Charcot-Marie-Tooth biasanya diwariskan sebagai dominan autosom namun dapat menjadi resesif autosom atau dalam kasus yang jarang terkait kromososm X. Diperkirakan frekuensinya sekitar satu dalam dua ribu lima ratus orang. Umur permulaan dan keterlibatan saraf sensoris dapat bervariasi dalam berbagai kasus. Gejala utama adalah degenerasi saraf motoris pada tangan dan kaki serta mengakibatkan atrofi otot. Neuropati yang diwariskan lainnya mempunyai komponen metabolik yang sangat berbeda. Contohnya pada polineuropati amiloid familial komponen protein yang menyusun myelin tersusun dan diletakkan secara salah. Trauma Fisik Kecelakaan terjatuh dan kecelakaan saat berolahraga ataupun aktivitas rekreasi adalah penyebab umum trauma fisik yang dapat menyebabkan neuropati perifer. Tipe umum dari cedera ini terjadi karena meletakkan tekanan berlebihan pada saraf, melebihi kemampuan saraf untuk meregang dan merobek saraf. Nyeri mungkin tidak selalu diketahui segera, dan tanda kerusakan yang jelas butuh waktu untuk timbul. Cedera ini biasanya mempengaruhi satu saraf atau sekelompok saraf yang berkaitan erat. Contohnya cedera umum yang terjadi pada olahraga dengan kontak fisik seperti futball adalah sindrom perasaan terbakar atau tertusuk-tusuk. Biasanya sindrom seperti ditusuk-tusuk disebabkan oleh peregangan berlebihan saraf utama yang terbentang dari leher menuju lengan. Gejala-gejala awal yang timbul adalah kebas, kesemutan dan nyeri yang menjalar menelusuri lengan, yang berlangsung satu atau dua menit. Suatu insiden tunggal tidak berbahaya namun kejadian berulang dapat menyebabkan kehilangan sensorius dan motorius permanen. Keracunan Racun dan bahan yang mengandung racun yang menyebabkan neuropati perifer termasuk diantaranya obat-obatan, bahan kimia industri dan racun-racun alami. Neuropati yang disebabkan oleh obat-obatan biasanya melibatkan saraf sensoris pada kedua sisi tubuh, terutama pada tangan dan kaki dan nyeri adalah gejala yang umum. Neuropati adalah efek samping yang tidak biasa dari pengobatan sehingga kebanyakan orang dapat menggunakan obat-obat itu secara aman. Sedikit obat yang berkaitan dengan neuropati perifer termasuk

diantaranya antibiotik metronidazole, anti kejang phenytoin, dan suatu obat penurun kolesterol simpastatin. Beberapa bahan kimia industri telah terbukti neurotoksik setelah terpapar pada saat bekerja. Bahan kimia seperti acrylamide, allylchlorida dan karbon disulfida semuanya berkaitan erat dengan neuropati perifer. Senyawa-senyawa organik seperti N-Heksana dan toluen yang juga ditemukan pada tempat kerja dan juga pada penyalahgunaan dengan cara menghisap lem dan pelarut. Rute manapun pada proses pemaparan dapat menyebabkan neuropti sensori motoris yang parah yang berkembang dengan cepat. Logam berat adalah kelompok ketiga dari racun yang dapat menyebabkan neuropati perifer. Timbal, arsen, talium dan merkuri biasanya tidak beracun dalam bentuk elemental namun lebih beracun dalam senyawa organik dan anorganik. Jenis-jenis neuropati yang disebabkan oleh logam sangat bervariasi. Keracunan arsen dapat menyerupai Guillain Barre sindrom, timbal lebih mempengaruhi saraf motoris daripada sensoris, talium menyebabkan neuropati sensorium motoris yang nyeri dan efek merkuri terlihat baik pada SSP maupun sistem saraf tepi. Malnutrisi dan Penyalahgunaan Alkohol Rasa terbakar, nyeri seperti ditusuk-tusuk dan kebas pada kaki dan kadang-kadang pada tangan, adalah tanda yang khas pada neuropati yang disebabkan oleh alkohol. Tingkat konsumsi alkohol berkaitan dengan keragaman neuropati perifer telah diperkirakan sekitar tiga liter bir atau 300 mL liquor per hari selama tiga tahun. Namun demikian masih belum jelas apakah alkohol saja yang bertanggung jawab atas gejala-gejala neuropati, karena alkoholisme kronik sangat berkaitan dengan malnutrisi. Malnutrisi berarti suatu kekurangan zat gizi secara ekstrim dalam diet. Tidak diketahui dengan pasti kekurangan nutrisi apa yang menyebabkan neuropati perifer pada alkoholik dan kelaparan, namun diperkirakan vitamin B mempunyai peranan yang sangat penting. Contohnya defesiensi tiamin adalah penyebab beri-beri, suatu penyakit neuropati yang ditandai oleh gagal jantung dan polineuropati dan nyeri pada saraf sensoris. Defesiensi vitamin E sepertinya mempunyai peranan pada neuropati baik pada SSP maupun saraf tepi. Diagnosis Gejala klinis dapat mengindikasikan neuropati perifer, namun diagnosis yang tepat memerlukan kombinasi dari anamnesa uji medis dan kemungkinan terjadinya proses eksklusi. Gejala-gejala tertentu dapat membantu diagnosis, namun biasanya diperlukan banyak informasi. Contohnya, rasa nyeri terbakar pada kaki mungkin merupakan gejala penyalahgunaan alkohol, diabetes, infeksi HIV, atau suatu tumor ganas, dan penyebabpenyebab lainnya. Tanpa rincian yang lebih jauh sulit menentukan pengobatan yang efektif. Selama pemeriksaan fisik, seseorang diminta untuk menggambarkan gejalanya dengan sangat rinci. Informasi yang terinci tentang lokasi, asal mula, dan jangka waktu gejala dapat menyingkirkan beberapa penyebab atau bahkan mempersempit masalah yang sebenarnya. Riwayat penyakit seseorang dapat juga memberikan petunjuk tentang penyebab, karena beberapa penyakit dan obat-obat tertentu berkaitan dengan neuropati perifer yang spesifik. Riwayat kesehatan seharusnya juga mencakup informasi mengenai penyakit yang menurun dalam keluarga, karena beberapa neuropati perifer terkait secara genetik. Informasi mengenai

hobi, aktivitas rekreasi, konsumsi alkohol dan aktivitas di tempat kerja, dapat mengungkap kemungkinan cedera atau terpapar bahan-bahan beracun. Pemeriksaan fisik juga test darah, dimana untuk memeriksa kadar glukosa dan kreatinin untuk mengetahui adanya diabetes dan kelainan ginjal. Hitung darah juga dilakukan untuk menentukan jumlah sel-sel darah yang berbeda. Pengukuran kadar besi, vitamin B12 dan faktor-faktor lainnya dapat juga dilakukan untuk mengetahui adanya malnutrisi. Uji-uji lainnya yang lebih spesifik, seperti pemeriksaan logam-logam berat atau bahan-bahan beracun, atau uji lainnya untuk mengetahui adanya vaskulitis tidak sering dilakukan kecuali terdapat alasan untuk mencurigai penyebab-penyebab tertentu diatas. Seseorang dengan neuropati dapat dikirim kepada neurologis. Dengan mempertimbangkan hasil dari pemeriksaan fisik dan pengamatan oleh dokter yang mengkonsulkan, neurologis dapat mempersempit kemungkinan diagnosis. Uji-uji tambahan, seperti pemeriksan konduksi saraf dan elektromiografi untuk menguji reaksi otot, dapat mengkonfirmasi bahwa telah terjadi kerusakan saraf dan mungkin bisa mengakibatkan kerusakan. Contohnya, beberapa neuropati mempunyai gambaran pada mielin. Kerusakan semacam ini ditunjukkan oleh penjalaran saraf yang melambat. Jika axon yang menderita kerusakan, konduksi otot bisa melambat, namun akan juga mengalami penurunan kekuatan. Elektromiografi memberikan informasi tambahan dengan mengukur konduksi saraf dan respon otot, sehingga dapat ditentukan apakah gejala tersebut disebabkan oleh neuropati atau gangguan otot. Pada sekitar 10 % kasus neuropati perifer biopsi saraf dapat membantu. Dengan uji ini sebagian kecil jaringan saraf diambil dan diperiksa dibawah mikroskop. Prosedur ini biasanya lebih berguna untuk mengkonfirmasi perkiraan diagnosis daripada sebagai prosedur diagnostik itu sendiri. Pengobatan Neuropati Perifer Pengobatan Potensial Obat-obat baru seperti Pregabalin yang digunakan untuk pengobatan nyeri pada neuropati perifer menunjukkan hasil yang menjanjikan, namun tidak memberikan banyak harapan bagi mereka lebih memilih untuk disembuhkan daripada hanya merasa lebih baik. Ultracet (acetaminophen) dan Milnacitran menunjukkan hasil yang menjanjikan untuk menghilangkan peradangan dan bengkak. Obat-obat diatas mungkin menjanjikan karena obat-obat tersebut meniru reaksi dari enzim sistemik seperti meprinol. Obat-obat tersebut tidak memicu proses kesembuhan tetapi hanya menutupi gejala yang ada. Penggunaan obat secara lama dapat menyebabkan hasil yang berbeda dan dapat memperburuk keadaan. Mengobati Penyebab Mengobati penyebab yang mendasari neuropati dapat mencegah kerusakan lebih jauh dan dapat membantu penyembuhan lebih baik. Pada kasus infeksi bakteri contohnya pada lepra atau penyakit Limme, dapat diberikan antibiotik untuk menghancurkan bakteri penyebab infeksi. Infeksi virus lebih sulit diobati, karena antibiotik tidak efektif membunuh virus. Neuropati yang berkaitan dengan obat-obatan, bahan kimia dan racun diobati dengan menghentikan pajanan terhadap agen yang merusak. Bahan kimia seperti EDTA digunakan untuk membantu tubuh mengkonsentrasikan dan membuang beberapa racun. Neuropati diabetika dapat diobati dengan memperbaiki kadar gula darah, namun gagal ginjal kronik

mungkin memerlukan dialisis atau bahkan transplantasi ginjal untuk mencegah atau mengurangi kerusakan saraf. Pada beberapa kasus seperti trauma kompresi atau tumor, mungkin diperlukan pembedahan untuk menghilangkan tekanan pada saraf. Pada situasi krisis seperti pada onset Guillain Barre sindrom, dapat dilakukan pertukaran plasma, imunoglobulin intravena dan pemberian steroid. Intubasi dan ventilasi mungkin dilakukan untuk membantu sistem pernafasan. Pengobatan mungkin lebih difokuskan pada manajemen gejala daripada penyebab yang mendasarinya, setidaknya sampai diagnosis defenitif sampai dibuat. Perawatan Suportif dan Terapi Jangka panjang Beberapa neuropati perifer tidak bisa disembuhkan atau membutuhkan waktu untuk penyembuhan. Pada kasus-kasus tersebut, monitoring jangka panjang dan perawatan suportif dilakukan. Pemeriksaan-pemeriksaan dapat diulang untuk mengetahui perkembangan neuropatinya. Jika ada keterlibatan saraf otonom monitoring secara berkala dari sistem kardiovaskular perlu dilakukan. Karena nyeri dikaitkan dengan banyak neuropati perencanaan pentalaksanaan nyeri mungkin perlu untuk dilakukan terutama jika nyeri menjadi kronik. Sebagaimana dengan penyakit kronik lainnya, paling baik tidak memakai narkotik. Obat-obat yang mungkin digunakan pada nyeri neuropati termasuk diantaranya amitritiline, karbamazepin dan krim capsaisin. Latihan yang diawasi oleh ahli terapi fisik dan dokter dapat menolong mempertahankan atau meningkatkan fungsi. Pada kasus dengan saraf motoris yang terkena bisa digunakan alat-alat untuk membantu pasien untuk bergerak. Prognosis Hasil akhir dari neuropati perifer sangat tergantung pada penyebabnya. Neuropati perifer sangat bervariasi mulai dari gangguan yang reversibel sampai komplikasi yang dapat berakibat fatal. Pada kasus yang paling baik, saraf yang rusak akan ber-regenerasi. Sel saraf tidak bisa digantikan jika mati namun mempunyai kemampuan untuk pulih dari kerusakan. Kemampuan pemulihan bergantung pada kerusakan dan umur seseorang dan keadaan kesehatan orang tersebut. Pemulihan bisa berlangsung dalam beberapa minggu sampai beberapa tahun karena pertumbuhan sel saraf sangat lambat. Pemulihan sepenuhnya mungkin tidak bisa terjadi dan mungkin juga tidak bisa ditentukan prognosis hasil akhirnya. Jika neuropati disebabkan oleh keadaan degeneratif seperti penyakit Charcot-Marie-Tooth, kondisi seseorang akan bertambah buruk. Mungkin terdapat periode dimana penyakit tersebut mencapai kondisi statis namun belum ada pengobatan yang telah ditemukan untuk penyakitpenyakit degeneratif ini. Sehingga gejala-gejala akan terus berlangsung dan mempunyai kemungkinan untuk memburuk. Beberapa neuropati perifer dapat berakibat fatal. Keadaan yang fatal ini telah dikaitkan dengan kasus difteri, keracunan botulisme dan lain-lain. Beberapa penyakit dengan neuropati juga bisa berakibat fatal namun penyebab kematian tidak selalu berkaitan dengan neuropati, seperti halnya pada kanker. Pencegahan

Neuropati perifer dapat dicegah hanya pada bentuk-bentuk dimana penyakit yang mendasarinya dapat dicegah. Hal-hal yang dapat dilakukan seseorang untuk pencegahan diantaranya adalah vaksinasi terhadap penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan neuropati seperti polio dan difteri. Pengobatan pada cedera fisik sesegera mungkin dapat menolong mencegah kerusakan saraf yang permanen atau memburuk. Kehati-hatian dalam menggunakan obat-obatan dan bahan-bahan kimia tertentu, sangat disarankan untuk mencegah terpajan terhadap bahan-bahan neurotoksik. Pengendalian penyakit-penyakit kronis seperti diabetes dapat juga mengurangi kemungkinan terjadinya neuropati. Meskipun bukan merupakan tindakan pencegahan, skrining genetik dapat digunkan sebagai deteksi dini. Skrining genetik dapat digunakan pada beberapa kondisi yang diwariskan namun tidak secara keseluruhan. Pada beberapa kasus, adanya gen tertentu tidak selalu berarti bahwa orang tersebut pasti akan terkena penyakit tersebut, karena masih dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor-faktor lain yang terlibat.

You might also like