You are on page 1of 7

Good Corporate Gorvernance Pengertian GCG Secara umum istilah good corporate governance merupakan sistem pengendalian dan

pengaturan perusahaan yang dapat dilihat dari mekanisme hubungan antara berbagai pihak yang mengurus perusahaan (hard definition), maupun ditinjau dari "nilai-nilai" yang terkandung dari mekanisme pengelolaan itu sendiri (soft definition). Berikut beberapa definisi good corporate governance: Good corporate governance adalah rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang memengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan, mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat serta tujuan pengelolaan perusahaan. Pihak-pihak utama dalam tata kelola perusahaan adalah pemegang saham, manajemen, dan dewan direksi. Pemangku kepentingan lainnya termasuk karyawan, pemasok, pelanggan, bank dan kreditor lain, regulator, lingkungan, serta masyarakat luas. (Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas) Good corporate governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan pemegang saham, pengurus (pengelolah) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka. Dengan kata lain, good corporate governance merupakan sebuah sistem untuk mengatur dan mengendalikan perusahaan, guna memberi nilai tambah bagi para stakeholder. (Forum for Corporate Governance in Indonesia). Prinsip Good Corporate governance Dikutip dari FCGI (Forum for Corporate Governance in Indonesia), prinsip Good Corporate Governance meliputi: Hak pemegang saham perlu mendapat informasi yang tepat waktu dan benar tentang perusahaan, sehingga dapat berpartisipasi dalam pengambilan

keputusan mengenai perubahan mendasar perusahaan, dan kepada siapa keuntungan perusahaan harus dibagikan. Perlakuan yang sama pemegang saham, khususnya pemegang saham minoritas dan asing, dengan pengungkapan penuh mengenai informasi material dan melarang adanya insider trading. Peran stakeholder harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh hukum dan adanya kerjasama aktif antara perusahaan dan stakeholder dalam menciptakan kekayaan, lapangan kerja dan financial yang baik. Pengungkapan tepat waktu, akurat dan transparansi pada semua hal-hal penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan dan stakeholder. Tanggung jawab dewan dalam manajemen, pengawasan manajemen dan akuntabilitas kepada perusahaan dan pemegang saham. Dikutip dari Asosiasi Auditor Internal (AAI), prinsip Good Corporate Governance, adalah sebagai berikut: Akuntabilitas (accountability). Prinsip ini memuat kewenangan-kewenangan yang harus dimiliki oleh dewan komisaris dan direksi beserta kewajiban-kewajibannya kepada pemegang saham dan stakeholders lainnya. Dewan direksi bertanggung jawab atas keberhasilan pengelolaan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh pemegang saham. Komisaris bertanggung jawab ata keberhasilan pengawasan dan wajib memberikan nasehat kepada direksi atas pengelolaan perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pemegang saham bertanggung jawab atas keberhasilan pembinaan dalam rangka pengelolaan perusahaan. Berikut adalah uraian yang dimaksud dengan akuntabilitas: Pimpinan, manajer dan karyawan perusahaan telah mengetahui visi, misi, tujuan dan target-target operasional di perusahaan.

Pimpinan. Manajer, karyawan perusahaan telah mengetahui dan memahami peran, tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Uraian tugas di setiap unit usaha atau unit organisasi telah ditetapkan dengan benar dan sesuai dengan visi, misi dan tujuan perusahaan. Proses dalam pengambilan keputusaan telah mengacu dan mentaati sistem dan prosedur yang telah dibangun.Proses cek dan balance telah dilakukan secara menyeluruh di setiap unit organisasi. Sistem penilaian kinerja operasional, organisasi dan kinerja perseorangan telah sepakat ditetapkan, diterapkan dan dievaluasi dengan baik.Pertanggungan jawab kinerja pimpinan (BOC, BOD) perusahaan secara rutin seyogyanya dapat dibangun dan dilaporkan. Hasil pekerjaan telah didokumentasikan, dipelihara dan dijaga dengan baik. Pertanggung-jawaban (responsibility). Prinsip ini menuntut perusahaan maupun pimpinan dan manajer perusahaan hendaknya kegiatannya secara bertanggung jawab. Sebagai pengelola perusahaan hendaknya dihindari segala biaya transaksi yang berpotensi merugikan pihak ketiga maupun pihak lain di luar ketentuan yang telah disepakati, seperti tersirat pada undang-undang, regulasi, kontrak maupun pedoman operasional bisnis perusahaan. Uraian yang dimaksud dengan pertanggungjawaban, adalah: Pimpinan, manajer dan karyawan perusahaan telah mengetahui dan memahami seluruh peraturan perusahaan yang berlaku. Pimpinan, Manajer dan karyawan perusahaan telah menerapkan sistem tata nilai dan budaya perusahaan yang dianut perusahaan. Proses dalam pengambilan keputusan di perusahaan senantiasa mengacu dan mentaati sistem dan prosedur yang telah dibangun. Manajer dan karyawan perusahaan telah bekerja sesuai dengan standar operasional, prosedur maupun ketentuan yang berlaku di perusahaan. Unit kerja organisasi perusahaan telah berupaya menghindari pengelolaan perusahaan yang berpotensi merugikan perusahaan dan stakeholder. Proses pendelegasian kewenangan telah dijalankan dengan cukup dan baik demi terselenggaranya pekerjaan. Manajer dan unit organisasi telah melakukan pertanggungan jawab hasil kerja secara teratur.

Keterbukaan (transparancy). Dalam prinsip ini, informasi harus diungkapkan secara tepat waktu dan akurat. Informasi yang diungkapkan antara lain keadaan keuangan, kinerja keuangan, kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. Audit yang dilakukan atas informasi dilakukan secara independen. Keterbukaan dilakukan agar pemegang saham dan orang lain mengetahui keadaan perusahaan sehingga nilai pemegang saham dapat ditingkatkan. Uraian yang dimaksud dengan keterbukaan, adalah: Bahwa berbagai pemegang kepentingan (manajemen, karyawan, pelanggan) dapat melihat dan memahami proses dalam pengambilan keputusan manajerial di perusahaan.Pemegang saham berhak memperoleh informasi keuangan perusahaan yang relevan secara berkala dan teratur.Proses pengumpulan dan pelaporan informasi operasional perusahaan telah dilakukan oleh unit organisasi dan karyawan secara terbuka dan obyektif, dengan tetapa menjaga kerahasiaan nasabah/pelanggan. Pimpinan, manajer dan karyawan perusahaan telah melakukan keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan, sistem pengawasan dan standardisasi yang dilakukan.Informasi tentang prosedur dan kebijakan di unit kerja maupun unit organisasi telah dipublikasikan secara tertulis dan dapat diakses oleh semua pihak di dalam dan oleh unit-unit terkait di luar perusahaan.Eksternal auditor, komite audit, internal auditor memiliki akses atas informasi dengan syarat kerahasiaan tetap dijaga.Menyampaikan laporan keuangan audited dan kinerja usaha ke publik secara rutin, maupun laporan corporate governance pada instansi yang berwenang. Kewajaran (fairness). Seluruh pemangku kepentingan harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan perlakuan yang adil dari perusahaan. Pemberlakuan prinsip ini di perusahaan akan melarang praktek-praktek tercela yang dilakukan oleh orang dalam yang merugikan pihak lain. Setiap anggota direksi harus melakukan keterbukaan jika menemukan transaksi-transaksi yang mengandung benturan kepentingan. 2

Uraian yang dimaksud dengan kewajaran, adalah: Pengelola dan karyawan perusahaan akan memperhatikan kepentingan seluruh stakeholder secara wajar menurut ketentuan yang berlaku umum.Perlakuan adil kepada seluruh pihak pemegang kepentingan (nasabah, pelanggan, pemilik) dalam memberikan pelayanan dan informasi.Manajer, pimpinan unit organisasi dan karyawan dapat membedakan kepentingan perusahaan dengan kepentingan organisasi.Perlakuan, pengembangan timwork, hubungan kerja dan pembinaan pada para karyawan akan dilakukan dengan memperhatikan hak dan kewajibannya secara adil dan wajar. Kemandirian (independency). Prinsip ini menuntut para pengelola perusahaan agar dapat bertindak secara mandiri sesuai peran dan fungsi yang dimilikinya tanpa ada tekanan-tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan sistem operasional perusahaan yang berlaku. Tersirat dengan prinsip ini bahwa pengelola perusahaan harus tetap memberikan pengakuan terhadap hak-hak stakeholders yang ditentukan dalam undang-undang maupun peraturan perusahaan. Uraian yang dimaksud dengan kewajaran, adalah: Keputusan pimpinan perusahaan hendaknya lepas dari kepentingan berbagai pihak yang merugikan perusahaan. Proses pengambilan keputusan di perusahaan telah dilakukan secara obyektif untuk kepentingan perusahaan Manfaat Good Corporate Governance Dapat meningkatkan reputasi manajemen. Reputasi merupakan hal yang kritikal bagi kesuksesan perusahaan. Reputasi yang positif perlu dibangun dan dikelola oleh perusahaan secara serius.Mempermudah dalam mengelola profil risiko dan manajemen risiko. Beberapa risiko potensial yang mungkin timbul perlu dilakukan antisipasi serta mitigasi, sehingga dampak negatif yang merugikan perusahaan dapat diminimalisasi.Dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi terutama pada karyawan level bawah. Perusahaan dapat maju dan berkembang pesat, apabila para karyawan memiliki ide-ide kreatif dan inovasi yang tinggi yang dapat diaplikasikan untuk

meningkatkan kinerja perusahaan.Dapat meningkatkan efisiensi operasional. Perusahaan yang menerapkan GCC akan berfokus pada tujuan utama, sehingga dapat melakukan perbaikan langsung pada berbagai bidang operasional yang berdampak pada penghematan biaya. Selain itu, menurut FCGI (Forum for Corporate Governance in Indonesia), manfaat dari Good Corporate Governance, adalah: Lebih mudah untuk meningkatkan modal,Lebih rendah biaya modal,Peningkatan kinerja bisnis dan kinerja ekonomi yang terus membaik,Bagus berdampak pada harga saham. (Karena keadaan Indonesia saat ini, privatisasi,BUMN dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap anggaran negara) Board Audit Committee Menurut Sarbanes Oxlay Komite audit adalah komite (atau badan setara) yang didirikan oleh dan antara dewan direksi dari suatu emiten untuk tujuan mengawasi proses akuntansi dan pelaporan keuangan dari emiten, dan audit laporan keuangan emiten.Ada beberapa kriteria penting yang ditetapkan tentang syarat untuk keanggotaan komite tersebut. Setiap anggota Komite Audit dilarang menerima imbalan atau kompensasi apapun dari perusahaan untuk peran mereka. Aturan ini secara otomatis mencegah taktik suap yang akan digunakan untuk memaksa anggota komite audit untuk mengubah integritas laporan akuntansi dan pengungkapan keuangan. Para anggota komite juga tidak boleh langsung dipekerjakan oleh perusahaan-sedangkan mereka diizinkan untuk melayani di dewan direktur perusahaan, mereka tidak bisa menjadi eksekutif perusahaan. Hal ini dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih memihak pada siapapun sehingga pemantauan informasi akuntansi dapat dilakukan secara independen. 3

Komite Audit juga ditunjuk untuk melakukan tugas penting dari pemantauan dan menerima pengaduan internal yang dihasilkan dari karyawan mengenai praktek akuntansi atau hal-hal yang tampaknya tidak etis. Tujuan dari peran ini adalah mencegah sebuah "whistleblower" atau apa yang disebut efek apabila ada seseorang yang melaporkan perilaku yang tidak etis yang mencerminkan prilaku buruk pada organisasi sehingga orang tersebut tidak dipecat atau dihukum. Karyawan dapat mengirimkan setiap keluhan kepada komite audit dan dilindungi dari dampak untuk kejujuran mereka. Tanpa perlindungan ini, karyawan sering terintimidasi dan menjadi takut untuk melaporkan karena akan berdampak negatif terhadap karir mereka. Komite audit juga diberi kewenangan untuk menyewa pengacara atau konsultan independen lain untuk melakukan investigasi-dan perusahaan harus membayar. Peraturan dan ketentuan tersebut guna menciptakan lingkungan tanggungjawab bersama atas standart akuntansi yang akurat dan jujur antara perusahaan dengan auditor eksternal. Untuk membuat kerja komite audit menjadi lebih efektif, ada 2 hal yang dapat dilakukan:bertanggung jawab langsung, menyetujui dan membayar auditor eksternal untuk jasa auditor karena dapat mengurangi risiko bahwa akan adanya kompromi audit. Tanggung jawab pelaporan komite audit, meliputi 2 hal: Dewan Direksi Komite audit perlu melakukan pelaporan secara bertahap kepada dewan direksi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan: Kualitas atau integritas laporan keuangan perusahaan Perusahaan memenuhi persyaratan hukum atau peraturan Kinerja dan independensi auditor eksternal perusahaan Pelaksanaan fungsi audit internal

Publik Adanya aturan dari SEC (Securities and Exchange Commission), bahawa perusahaan perlu mengungkapkan informasi tertentu kepada publik. Pengungkapan tersebut meliputi informasi tentang komite audit, indepensi anggotanya, keahlian di bidang keuangan mengenai laporan keuangan dengan manajemen dan eksternal auditor, temasuk di dalam pelaporan adalah jasa auditor eksternal. Peran, Sifat, Tujuan dan Tugas Komite Audit menurut keputusan Mentri BUMN Tujuan Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris atau dewan Pengawas dalam memastikan efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan internal. Peran Komite Audit: BUMN maupun Emiten atau Perusahaan Publik wajib membentuk Komite Audit yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu Komisaris dan Dewan Pengawas. Komite Audit dipimpin oleh seorang ketua yang bertanggungjawab kepada Komisaris dan Dewan Pengawas. Komite Audit terdiri dari sekurang-kurangnya satu orang Komisaris Independen dan sekurang-kurangnya dua orang lainnya berasal dari luar perusahaan. Tugas Komite Audit: Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Intern maupun Auditor Ekstern sehingga dapat dicegah pelaksanaan dan pelaporan yang tidak memenuhi standar. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian manajemen perusahaan serta pelaksanaannya. 4

Memastikan bahwa telah terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap informasi yang dikeluarkan BUMN, termasuk brosur, laporan keuangan berkala, proyeksi/forecast dan lain-lain informasi keuangan yang disampaikan kepada pemegang saham. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Komisaris/Dewan Pengawas.Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Komisaris/Dewan Pengawas sepanjang masih dalam lingkup tugas dan kewajiban Komisaris/Dewan Pengawas berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris.Pada saat ini, peran internal auditor dituntut untuk semakin teliti dan cermat. Seorang internal auditor tidak hanya memeriksa keuangan, namun perlu memiliki wawasan yang luas mengenai manajemen resiko, internal control dan memiliki independensi. Oleh karena itu, setiap anggota dalam komite audit perlu memiliki komitmen yang tinggi, pengalaman yang luas dan syarat yang cukup untuk dapat melakukan tugas mereka. Auditor internal juga dapat membantu komite audit mengevaluasi berbagai kebijakan dan praktik. Beberapa tanggung jawab komite audit dapat dirinci sebagai berikut: Memastikan bahwa laporan keuangan dapat dipahami, transparan, dan dapat diandalkan. Memastikan proses manajemen risiko bersifat komprehensif dan terus berlangsung, bukan parsial dan periodik. Membantu mencapai komitmen organisasi secara luas untuk memperkuat dan menghasilkan pengendalian internal yang efektif, dan dimulai top manajemen.Meninjau kebijakan organisasi berkaitan dengan kepatuhan hukum dan peraturan, etika, konflik kepentingan, dan penyelidikan kesalahan dan penipuan.Meninjau saat ini dan yang tertunda terkait tata- litigasi perusahaan atau peraturan terkait proses hukum organisasi dengan satu pihak.Terus berkomunikasi dengan manajemen senior tentang status, kemajuan, dan perkembangan baru, serta bagian yang bermasalah.

Memastikan internal auditor dapat berkominikasi dengan komite audit dan mendorong komunikasi diluar yang dijadwalkan pada pertemuan komite.Menelaah rencana audit internal, laporan, dan temuan signifikan.Membuat hubungan laporan langsung dengan eksternal auditor. Salah satu tugas dari komite audit, adalah pengawasan internal control. Pengawasan ini berorientasi pada mutu kinerja perusahaan. Berikut adalah 10-point Pengawasan yang perlu dilakukan oleh komite audit untuk memastikan supaya auditor internal dapat memberikan pengawasan yang memadai : 1.Komite Audit perlu terbuka dan transparan dalam hubungan dengan kepala audit eksekutif (CAE).2.komite audit perlu mereview dan menyetujui pedoman audit internal setiap tahunnya.3.Sebagai hasil dari diskusi dengan CAE, komite audit perlu mempunyai pemahaman yang jelas tentang kekuatan dan kelemahan organisasi, internal kontrol dan sistem manajemen risiko.4.kegiatan audit internal memerlukan cukup sumber daya dengan kompeten, objektifitas profesional audit internal untuk melaksanakan rencana internal audit, yang telah ditinjau dan disetujui oleh komite audit.5.kegiatan audit internal dilakukan secara independent yang sesuai pelaporan dalam hubungan untuk eksekutif manajemen dan komite audit.6.komite audit membahas dengan CAE semua isu yang berkaitan dengan independensi dan objektivitas internal audit.7.Kegiatan audit internal merupakan qualityoriented, dalam mutu Dan Program Peningkatan Jaminan.8.Komite Audit secara berkala berkomunikasi dengan kepala audit eksekutif tentang kinerja dan perbaikan CAE dan kegiatan audit internal.9.Laporan audit internal ditindaklanjuti, dan rekomendasi audit dan / atau perbaikan lainnya secara memuaskan dilaksanakan oleh manajemen.10.Komite Audit bertemu secara berkala dengan CAE tanpa kehadiran manajemen. Komponen penting dalam pengawasan yang perlu dilakukan oleh Komite audit adalah komunikasi dengan internal auditor. Hal ini dikarenakan, auditor internal berhadapan langsung dengan budaya organisasi, operasional perusahaan dan internal control, sehingga penting bagi komite audit untuk terus berkomunikasi dengan internal auditor guna mengetahui proses, 5

internal control termasuk didalamnya solusi dan keputusan yang terbaik apabila terjadi sebuah masalah. Definisi lain dari komite audit adalah suatu komite yang beranggotakan satu atau lebih anggota Dewan Komisaris dan dapat meminta kalangan luar dengan berbagai keahlian, pengalaman, dan kualitas lain yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Komite Audit. Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris/Dewan Pengawas, yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu Komisaris dalam melaksanakan tugasnya. Komite Audit bersifat mandiri/ independen, baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun dalam pelaporan, dan bertanggungjawab langsung kepada Komisaris. Peran komite Audit dalam Good Corporate Governance. Sesuai dengan cakupan tugas dan tanggung jawabnya, komite audit dipimpin oleh komisaris independen yang merangkap sebagai ketua komite audit. Di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, anggota komite ini dapat berasal dari pihak yang berada di luar struktur perusahaan (misalnya profesional dan akademisi yang memiliki latar belakang audit) yang mempunyai kualifikasi serta bebas dari hubungan konflik dengan berbagai organ perusahaan lainnya (independen). Peran komite audit adalah: Komite audit berperan penting dalam proses pelaporan keuangan, sebagai sebuah financial monitor dengan overseeing and monitoring management dan juga keterlibatannya dengan eksternal auditor dalam proses pelaporan keuangan. Komite audit akan berhubungan dengan pengendalian keuangan perusahaan, termasuk melakukan telaah (review) terhadap kehandalan pengendalian internal yang dimiliki perusahaan serta kepatuhan (compliance) terhadap berbagai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Komite audit juga berfungsi untuk melakukan seleksi penunjukkan kantor akuntan publik dan melakukan evaluasi atas kinerja kantor akuntan publik yang ada. Cakupan tugas komite audit dengan melakukan hubungan tidak saja dengan internal auditor perusahaan tetapi juga dengan auditor eksternal dalam upaya menghasilkan laporan keuangan perusahaan yang dapat

mencermin tingkat good governance ,menilai efektifitas kinerja fungsi internal audit dan eksternal audit. Uraian di atas mengindikasikan bahwa tingkatan mekanisme governance (strategic level) dan pengendalian internal (operational level) adalah berbeda. Namun demikian fungsi keduanya dapat diselaraskan di dalam rangka mempromosikan (enhancing) praktik governance agar menjadi lebih baik melalui upaya kompatibilitas fungsi keduanya. Diharapkan melalui proses ini keduanya akan bersinergi di dalam efektifitas pencapaian tujuan organisasi. Menurut LeRoy E. Bookal, CIA,The IIA's new chairman of the board, sangat penting bagi internal auditor terlibat dalam Good Corporate Governance. Oleh karena itu, IIA (The Institute of Internal Auditors) ada 4 strategi yang dapat membawa ke arah pembentukan sebuah profesi internal audit lebih jelas, didasarkan pada teknologi dan responsif terhadap organisasi yang terus berubah di mana internal audiot dapat menerapkan keterampilan profesional mereka. Profesionalisme dan kompetensi Audit internal harus memainkan peran yang penting dalam Good Corperate Governance, manajemen risiko, dan proses pengendalian internal. Di bawah arahan strategis pertama, The Institute akan meningkatkan profesionalisme dan kompetensi dengan mendorong semua auditor internal untuk: Memahami dan merespon perubahan kebutuhan profesi, Praktek sesuai dengan Standar Praktik Profesional Audit Internal dan mematuhi Kode Etik dengan menerapkan Kerangka Kerja Praktek Profesional, Menunjukkan kualitas dalam departemen audit internal dengan melakukan review mutu secara berkala, Mendemonstrasikan kualitas pribadi dan profesionalisme dengan mencapai sertifikasi melalui The IIA ujian Certified Internal Auditor, Menangani kebutuhan industri dan kelompok melalui layanan khusus, atau melalui aliansi dan kemitraan dengan kelompok lain. Teknologi Untuk membantu auditor memahami teknologi dan cara kerjanya, auditor 6

internal perlu untuk mendapatkan bimbingan, pelatihan, dan penelitian penting untuk membangun dan memelihara kompetensi teknologi, alat dan teknik untuk kreatif memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efektivitas dan produktivitas, dan profesional produk, layanan, dan dukungan tersedia kapan saja, di mana saja. Selain itu, meningkatkan teknologi sendiri dengan e-commerce, pelatihan Web, dan layanan lain anggota berbasis Web. Global Voice Mencari dan membangun aliansi dengan organisasi lain untuk memajukan dan mengintegrasikan profesi di seluruh dunia. Selain itu, dapat meningkatkan visibilitas profesi dan mempengaruhi stakeholder, tokoh publik dan sektor swasta, regulator, dan auditor internal terhadap isu-isu yang mempengaruhi Good Corporate Governance, risiko, dan kontrol. Proses/ Ganti Manajemen Kesiapan sangat penting, karena itu, baik Lembaga dan praktisi audit internal di seluruh dunia harus siap untuk mengatasi perubahan yang menyebabkan masalah dan tantangan baru secara hampir setiap hari. Tujuannya adalah untuk memiliki infrastruktur yang memungkinkan organisasi untuk menangkap peluang dengan cepat dan menciptakan nilai tambah bagi para anggotanya.Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehingga dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif sehingga menambah nilai pada Good Corporate Governance: Hubungan Kerja Good Corperate Governance yang efektif didasarkan pada hubungan kerja yang kuat antara empat kelompok: manajemen, dewan direksi, auditor eksternal, dan auditor internal. Harus ada tingkat kenyamanan yang memungkinkan salah satu dari empat pihak untuk mengangkat telepon kapan saja dan meminta nasihat, baik sebagai kelompok atau sesi pribadi. Kepemimpinan yang kuat.

Dibutuhkan waktu untuk membangun hubungan kerja yang efektif. Oleh karena itu, perlu adanya kekuatan, pengalaman, dan pertimbangan untuk menyelesaikan isu-isu yang terjadi dalam perusahaan. Independensi Auditor internal harus melaporkan langsung kepada komite audit dan dalam banyak kasus, secara administratif kepada chief executive officer. Pelaporan hubungan ini tidak hanya akan meningkatkan independensi, tetapi juga akan mendorong komunikasi terbuka yang diperlukan untuk pengelolaan yang efektif. Kesadaran dan pemecahan masalah. Dewan direksi dan manajemen perlu mengandalkan internal auditor untuk terlibat dalam proses pengelolaan organisasi, tidak cukup hanya untuk memastikan bahwa kegiatan pada rencana audit dilakukan setiap tahun. Berkontribusi untuk proses tata kelola memerlukan keterlibatan aktif dalam perencanaan dan pertemuan terkait dengan isu-isu yang terjadi dalam organisasi. Auditor Internal harus mempertahankan independensi, tetapi juga harus dapat menunjukkan apa yang salah, dan perlu menjadi bagian dari solusi. Untuk melakukan ini, auditor internal harus memahami bisnis dan tantangannya. Profesionalisme. Jika kita ingin meyakinkan manajemen, dewan direksi, dan bahkan masyarakat umum maka audit internal dilakukan secara profesional. Perlu adanya kepatuhan terhadap prinsip-prinsip etika dan standar. Setiap profesi didasarkan pada seperangkat pengetahuan, dan masing-masing memiliki mekanisme formal terhadap kontrol kualitas, begitu juga dengan auditor internal.

You might also like