You are on page 1of 19

Edited By Erlan A.P Bismillah hirrahmaa nirrahim Asssalmualaikum wr.

wb

FISIKA

Pembahasan Materi : Kelas 1 SMESTER 1 1. Pengukuran 2. Vektor 3. Gerak Lurus 4. Gerak Melingkar 5. Dinamika Partikel 6. Tata Surya Kelas 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kelas 1. 2. 3. 4. 1 SMESTER 2 Suhu dan Kalor Perpindahan Kalor Hakikat dan Warna Cahaya Optika Geometri Gelombang Elektromagnetik Listrik Dinamis 2 SMESTER 1 Gerak Gaya Usaha dan Energi Impuls dan Momentum

Kelas 2 SMESTER 2 1. Dinamika Rotasi dan Keseimbangan Benda Tegar 2. Fluida 3. Teori kinetk gas 4. Termodinamika

BAB 1. Pengukuran

Istilah dalam pengukuran Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka-angka.( Volume, luas, suhu, panjang, dll) Standar adalah acuan untuk membandingkan suatu hasil pengukuran dengan ukuran lainnya.( Panjang dengan meter atau inchi, dll) Satuan adalah segala sesuatu yang menunjukan banyaknya hasil yang diperoleh.(kg, m, Angstrom, dll) Batas Ukur adalah batas nilai maksimum yang dapat diukur oleh alat ukur yang sedang dipergunakan. Ketelitian alat adalah ukuran terkecil yang dapat diukur teliti dengan alat ukur yang sedang dipergunakan. Alat ukur - Pengaris ketelitian : 1mm kesalahan : 0.5mm - Mistar ingsut (jangka sorong) ketelitian : 0.1mm kesalahan : 0.1mm - Mikrometer ketelitian : 0.01mm kesalahan : 0.01mm - Mikrometer dengan skala nonius (Lebih teliti dari mikrometer) - dll Rumus Pengukuran Berulang x= +e e= + = x- x= x +x x= x +x x= 1 nxi2 (xi )2 n n1
Ket: x=hasil pengukuran = nilai sebenarnya dari benda yang diukur e= kesalahan total = kesalahan acak yang menunjukkan perbedaan antara x dan x (rata2 hasil

pengukuran) x= nilai ketidakpastian pengukuran berulang

Peraturan angka Penting

Semua angka selain angka nol adalah angka penting Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol termasuk angka penting Angka nol yang terletak di sebelah kanan angka bukan nol termasuk angka penting Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik yang terletak di sebelah kiri atau kanan desimal bukan angka penting Angka penting terakhir biasanya dituliskan dengan cara memberi garis bawah

BESARAN POKOK dan BESARAN TAMBAHAN DALAM SI dan Dimensi


Besaran Pokok Panjang Massa Waktu Arus Listrik Suhu Intensitas Cahaya Jumlah Zat Sudut Datar Sudut Ruang Satuan meter Kilogra m Second Ampere Kelvin candela Mole radian steredia n Simb ol m kg s A K cd mol Rd Sr Dimen si L M T I J N

AWALAN DALAM SISTEM INTEERNASIONAL


Arti yotta zetta eksa peta tera giga mega kilo hekto deka deci centi mili mikro nano Piko femto atto zepto Awala n Y Z E P T G M K H da D C M N p F A Z Faktor Pengali 1024 1021 1018 1015 1012 109 106 103 102 10 10-1 10-2 10-3 10-6 10-9 10-12 10-15 10-18 10-21

yocto

10-24

Contoh besaran turunan 3

- Gaya satuan asal : kg m s-2 Dimensi : M L T-2

(besaran turunan memiliki dimensi berdasarkan satuan asal) ------------------ii-------------------BAB 2. Vektor Vektor adalah besaran fisika yang memiliki nilai dan arah seperti kecepatan, percepatan, gaya, perpindahan, dan momentum.
Vy Vresultan F1 F2 Resultan

Rumus vektor secara umum

Vx

V = lVl =

Vx2+Vy2

R= F12+F2 2+F1.F2.cos a Untuk mencari Resultan Tg = Vy/Vx U V= (a1a2, b1b2) untuk penjumlahan dan pengurangan vektor secara Analitis Vx = V cos Vy = V sin U.V = (a1 a2) + (b1 b2) + (c1 c2) bila sampai k ( untuk perkalian titik antara 2 vektor ) i.i=1 ; j.j =1 ; k.k=1 i.j=0 ; j.k=0 ; k.i =0 ( untuk perkalian titik antara 2 vektor ) U . V = lUl lVl cos a (untuk perkalian titik antara 2 vektor ) U x V = ( b1c2-c1b2)i + (a2c1-a1c2)j + (a1b2 b1a2)k) bila sampai k (untuk perkalian silang antara 2 vektor) dapat dilihat di buku fisika kelas x smester 1 hal 80 i xj=k ; j x i = -k ; ixi =0 kxi=j ; i x k = -j ; jxj =0 jxk=i ; k x j = -i ; kxk=0 (untuk perkalian silang antara 2 vektor) l U x V l = lUl lVl sin a (untuk perkalian silang antara 2 vektor ) dapat dilihat pada hal 82 buku fisika kelas x smester 1 tapi harap ditelaah pada contoh soal karena terdapat kesalahan. --------------------ii---------------------

BAB 3. Gerak Lurus

Bergerak adalah berpindahnya kedudukan relatif sebuah benda terhadap benda lain yang dianggap sebagai acuan. Gerak lurus adalah gerak suatu benda yang menghasilkan lintasan berbenyuk garis lurus. Lintasan adalah titik-titik yang dilewati oleh suatu benda yang menghasilkan lintasan berbentuk garis lurus. Jarak adalah panjang lintasan sebenarnya yang ditempuh suatu benda selama bergerak tanpa menyebutkan arah. Perpindahan adalah perubahan kedudukan suatu benda selama bergerak relatif terhadap kedudukan asalnya. Terdapat 2 buah gerak lurus yaitu gerak lurus beraturan dimana tidak ada percepatan dan gerak lurus berubah beraturan. RUMUS DASAR: St = So + vt vt = vo at St = So + vot a t vt2 = vo2 2 a s2 Ket :
S = jarak yang ditempuh (m ) v = kecepatan (m/s) a = percepatan (m/s2 )

GLB GLBB GLBB GLBB

Cat 1. Untuk GLBB terdapat gerak jatuh bebas dan benda dilempar keatas
dimana (a = g) dengan g adalah percepatan gravitas. Dan perhitungan s biasanya digunakan untuk mengitung ketinggian benda dijatuhkan. g bernilai positif bila benda jatuh ke bawah dan bernilai negatif bila dilempar ke atas. 2. Untuk menghitung jarak yang ditempuh pada GLB dapat digunakan metode menghitung luas daerah grafik seperti pada contoh hal 124 buku fisika kelas 1 smester 1.

_ _ v = jarak tempuh/waktu tempuh ; v= s/t v _ _ Kecepatan rata-rata v = perubahan kedudukan/waktu tempuh ; v = s/t Laju rata-rata v t
Grafik v t
Pada GLBB

s t
Grafik s - t
Pada GLBB

--------------------------ii-------------------------BAB 4. Gerak Melingkar Langsung memasuki rumus dasar: 5

v 1 putaran = 360o 1o = /180o atau 1 rad = 180o/ = s/r v = 2 atau = 2/T atau = d/dt r =/t v =r = d/dt = /t as= v2 /r percepatan yang mengarah pada pusat lingkaran at= r aT = As2+At2 Fs= m .as = m v2 /r = m 2 r 1 = 2 untuk roda gila (2 buah roda degan 1 poros)

roda kecil = roda 1

O v1 = v2

roda besar = roda 2

untuk roda yang dihubungkan dengan sabuk/tali roda kecil = roda 1 roda besar = roda 2

v1 = v2 dan 1 =

Untuk roda sepeda roda kecil sekali = roda 1 roda kecil = roda 2 roda besar = roda 3

Ket :
= seberapa jauh benda berpindah dalam satuan radian s = panjang busur lingkaran (m) = kecepatan sudut (rad/s) = kecepatan sudut rata-rata (rad/s) v = kecepatan linier (m/s) = percepatan sudut (rad/s2 ) = percepatan sudut rata-rata (rad/s2 ) as = percepatan sentripetal (m/s2 ) at = percepatan tangensial (m/s2 ) aT = percepatan total (m/s2 ) Fs= Gaya sentripetal ( Newton )

Untuk gerak melingkar dapat digunakan rumus dasar gerak dengan catatan kecepatan dan percepatan diganti dengan kecepatan dan percepatan sudut.

BAB 5.Dinamika Partikel

-----------------------ii-------------------------

Gaya adalah suatu tarikan atau dorongan. Hukum I Newton ( F = 0 )

Jenis gaya : 1. Gaya grvitasi (Fg) atau Gaya Berat (W) Gaya yang dimiliki oleh suatu partikel akibat adanya pengaruh gaya tarik bumi. Arahnya selalu menuju pusat bumi 2. Gaya normal (N) Gaya penyangga yang diberikan oleh suatu benda ketika benda tersebut kontak dengan benda lainnya. 3. Gaya gesek (f) Gaya yang diberikan oleh suatu permukaan yang sedang dilintasi oleh suatu benda. Memiliki arah berlawanan dengan arah gerak benda 4. Gaya tahan udara (FU) Gaya gesek khusus yang bekerja pada saat benda bergerak di udara. Arahnya berlawanan dengan arah gerak benda. 5. Gaya tegang tali (T) Gaya yang dipindahkan melalui tali, benang, dan semacamnya pada saat ditarik dengan kencang oleh gaya yang bekerja di kedua ujungnya 6. Gaya pegas (FP) Gaya yang diberikan oleh pegas pada saat ditekan atau ditarik oleh benda yang dikaitkan pada pegas tersebut. 7. Gaya Netto Vektor resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda yang menyebabkan benda ini mengalami percepatan.
N f Ft

Hukum Newton II (F =m a ) Fnetto = m . a Penerapan dapat dilihat di buku fisika kelas x


smester 1 hal. 178

Fg f

=m.g = .N

Hukum Newton III (Faksi = -Freaksi) Gaya normal untuk benda diam terdapat 3 macam 1. Benda diam tanpa ada gaya tambahan maka (N = mg = W)
2. Benda diam dengan ada gaya tambahan yang searah gaya berat maka (N = mg + F) 3. Benda diam yang ditarik dengan gaya F maka (N = mg Fsin a). Diambil sinus karena sudutnya (a) diantara sumbu x dan arah gaya dan dimbil cos bila sudutnya (a) diantara sumbu y dan arah gaya. Dapat dilihat pada buku fisika kelas x smester 1 hal. 186

Rumus yang berhubungan dengan gaya gesek: fs = s N ; apabila benda ingin bergerak maka (fk > fs) fk =k N - Gerak pada tikungan datar

Fs= as /r

Untuk penerapan gerak pada tikungan datar, maka Fs = f persamaan

sehingga didapat

v= -Gerak pada tikungan miring sumbu - y

mgr

N= mg/cos Ny = Nx v=

N g r tgn Sumbu - x N= mv2 / R sin

(Dapat dilihat padabuku fisika kelas x smester hal 192) (arah gerak ke depan) mobil (bukan ke kanan)

-Ayunan konis T sin = mv2 / r T cos = mg v= r g tgn


sumbu x dan y

keseimbangan dalam arah horizontal keseimbangan dalam arah vertikal = g l sin tgn gabungan arah

T cos T T sin Fsp l

Ket : T=tegangan tali (Newton) v= kecepatan ayunan (m/s) l = panjang tali (m) r = jari-jari (m) m= massa (kg) - Gerak pada lingkaran vertikal 4 T1 = mg
w

Fs

Fs

+ + mv2

w=T mv2 T T

/ / /

R R R w


Fs

T2= mg cos Fs T = 3 T4= mv2 / R mg cos


Fs

mv T

T5= 2

mv2

mg
1

w w

(Dapat dilihat pada buku fisika hal 200 kelas x smester 1)

- Gerak 2 benda yang dihubungkan dengan tali m2 a1 = a2 sehingga a = F/m m1

- Gerak benda pada lantai licin ditarik dengan gaya membentuk sudut N Fy F Dalam sumbu x Fx 1. F cos = m ax Dalam sumbu y 2. N = mg F sin w - Gerak benda yang ditarik katrol N T= m1 a T T= m2 g m2 a a = (m2 g) / m1 + m2 w1 T - Gerak benda pada bidang miring N Gaya dalam arah y w2 N = mg cos Gaya dalam arah x W cos W sin ax = g sin W - Gerak dua benda bertumpuk Balok A N1-L = (m1 + m2) g f1-L = 1-L + N1-L N 1-2 ; N2 f1 = 1-L(m1 + m2)g T Balok B 1. N2-1 = m2 . g F W2 f2-1 2. f2-1 = 2-1 N2-1 = 2-1 . m2 g 3. f2 = 2-1 . m2 g f1-L Total gaya (F) w1-2 F = f1 + f2 ---------------------------------ii-----------------------------BAB.6 SISTEM TATA SURYA Untuk bab ini dapat dibaca sendiri karena hanya berupa hafalan. ---------------------------------ii-----------------------------AKHIR PEMBAHASAN SMESTER 1

Bab 1. Suhu dan Kalor a. Skala Celcius /100 = (X X0)/(X100 X) b. Untuk Skala Reamur - Farenhit merupakan perhitungan SD c. Hubungan antar skala Celcius dan Farenhit akan menunjukan skala yang sama pada suhu -40 d. Termometer Non-Gelas /100 = (P P0)/(P100 P) e. Termometer Hambatan /100 = (R R0)/(R100 R) f. Perhitungan Kalor Q = m.c. t = C . t g. Asas Black Qlepas = Qterima m1.c. (T1 x) = m2.c. (x T2) Asas ini terbagi atas beberapa bagian 1. Untuk cairan dengan wadahnya m1.c1. (T1 x) = mw.cw. (x Tw) 2. Untuk benda padat dicelupkan dengan kalor tak diserap wadah mb.cb. (Tb x) = ma.ca. (x Ta) 3. Untuk benda padat dicelupkan dengan kalor diserap wadah mb.cb. (Tb x) = mw.cw. (x Tw) + ma.ca. (x Ta)
(persamaan ini dapat di perbaharui sesuai dengan kebutuhan)

h. Kalor Lebur dan Kalor Beku Q = m.L i. Kalor Uap Q = m.U j. Pemuaian 1. Muai panjang l = lo .. t = koefisien muai panjang 2. Muai Luas A = Ao.. t = 2 ; = koefisien muai luas 3. Muai Volume V = Vo.. t = 3 ; = koefisien muai volume 4. Pemuaian Gas Vt = Vo . (273 + T)/273 V1/T1 = V2/T2

10

Jenis Zat Aluminium Emas Baja Gelas Perunggu Perak Pirek Kuarsa Tembaga Tembok Timah Air Bensin Etil Alkohol Metil Air Raksa Gliserin Terpentin Aseton

Koefisien muai panjang 25 x 10-6 14 x 10-6 12 x 10-6 9 x 10-6 19 x 10-6 18 x 10-6 3 x 10-6 0,4 x 10-6 17 x 10-6 12 x 10-6 29 x 10-6 210 x 10-6 950 x 10-6 1100 x 10-6 1200 x 10-6 180 x 10-6 500 x 10-6 1150 x 10-6 1500 x 10-6

(beberapa daftar koefisien zat) ------------------ii--------------------

Bab 2. Perpindahan Kalor a. Perpindahan kalor dengan konduksi 1. Untuk bentuk batang : Q/t = k. A. t/L 2. Untuk bentuk silinder:Q/t = k. A. t/r b. Perpindahan kalor dengan konveksi Q/t = h . A . t c. Perpindahan kalor secara radiasi 1. Untuk benda hitam sempurna Q/t = .A .T4 = konst. Stefan-Boltzman =5,67 x 10 8 W/m2K4 2. Untuk proses radiasi berlangsung pada 2 permukaan Q/t = .A .(T14 T24) 3. Untuk benda kelabu/selain hitam Q/t = .A ..(T14 T24) = Emivisitas benda (Untuk hitam = 1)
------------------ii--------------------

Bab 3. Hakekat dan Warna Cahaya a. Pemantulandan dan pembiasan Sin d = n Sin b n = c/v ; c = kec. Cahaya ; n = indeks bias ; v=kec.cahaya dalam bahan transparan. b. Teori Kuantum Max Planck E=nhf E = Energi pengetar ; h = konst. Planck = 6,626 x -34 10 J.s 11

------------------ii--------------------

Bab 4. Optika Geometri Mata Normal Miopi ( Rabun Jauh )

Sn = 25 cm S = ~ P = -100/PR P = 100/F S = -PR S =~ Ditolong lensa cekung (-) P = 4 100/PP P = 100/F S = -PP S = Sn = 25 cm Ditolong lensa cembung Ditolong lensa ganda Mata tak berbentuk bola Ditolong lensa silindris M= PP/F + 1 M= PP/F S = -PR M= PP/F + PP/x M= -S/S = -(-PP)/S = PP/S

Hypermetropi (Rabun Dekat)

Presbiopi Astigmatisma Lup Akomodasi Maksimum Tidak Berakomdasi Akomodasi pada jarak X Secara Umum (Mata Normal Sn = 25 cm)

Mikroskop ( FoB < SoB < 2 FoB ) ( FoB < FoK ) Terletak di ruang dua Panjang Mikroskop(d) d = SoB + Sok Max ( S = -PP ) d = SoB + Fok ( SoK = ~ ) FoK ) Perbesaran (M) Ak. Max M= Ak. Min SoB/Sob x

Ak. Ak. Min ( SoK =

M= MoB x Mok M= SoB/Sob x ( PP/Fok + 1 ) PP/Fok

SoB = (SoB x Fob) / (Sob FoB) 12

Teropong/Teleskop ( FoB > FoK ) Teropong Bintang d = FoB + SoK d = FoB + FoK M= FoB/SoK M= FoB/FoK Teropong Bumi (SoK = -Sn)

Ak. Max Ak. Min Ak. Max Ak. Min Ak. Max

d = Fob + 4Fp + SoK

d = Fob + 4Fp + FoK Ak. Min M= FoB/SoK Ak. Max M= FoB/FoK Ak. Min Teropong Panggung d = FoB FoK Ak. Min d = FoB + SoK Ak. Max Sok = (SoK x FoK) / (SoK FoK) M= I FoB/FoK I Ak. Min M= I FoB/SoK I Ak. Max Jumlah bayangan pada cermin datar n = 360/ - 1 Cermin Cekung (R & F = +) dan Cermin Cembung (R & F = - ) R = 2F 1/F = 1/S + 1/S M = S/S atau M = h/h Hukum Snellius n sin i = nr sin r
------------------ii--------------------

Bab 5. Gelombang Elektromagnetik a. Cepat Rambat Gelombang Elektromgnetik V = 1/ o.o o = 8,85 x 10-12 C2/Nm2 ; o= 12,56 x 107 Wb/Am ; N/A2 ; Ns2/C2 c=f. b. Urutan frekuensi spektrum gelombang dari tinggi ke rendah Sinar gamma, sinar-X, sinar ultraviolet, sinar tampak, sinar inframerah, gelombang mikro ( s = c.t/2 ), dan gelombang radio (s = jarak sasaran dengan radar ) c. Energi Gelombang Elektromagnetik Gelobang Elektromagetik mengandung medan magnet dan medan listrik. 1. Dalam medan Listrik ; u = o. E2 2. Dalam medan magnet ; u = .B2/ o 3. Total energinya ; u = o. E2 + .B2/ o = B2/o = E.B o/o 13

4. Jarak yang ditempuh dalam satuan waktu ; x= c. t 5. Energi yang melewati penampang dalam volume ; U = u. A = o. E2 ( A.c. t) 6. Intensitasnya ; S = o.c.E2 = E.B/ o 7. Rata-Rata Intensitasnya; S = o.c.Em2 S = .c.Bm2/o = BmEm/2 o ; karena Bm = Em /c Bab 6. Listrik Dinamis a. Arus Listrik Q= I/tatau Q=n.e b. Hambatan Listrik (R) R = P x l/A Rt = Ro ( 1 + .t) Pt = Po ( 1 + .t) c. Hukum Ohm V=I.R d. Susunan Seri Rs = R1 + R2 + R3 I1 : I2 : I3 = I V1 : V2 : V3 = IR1 : IR2 : IR3 = R1 : R2 : R3 Contoh: V1 = R1/(R1 + R2 + R3) x V total e. Susunan Paralel 1/Rp = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 V1 = V2 = V3 = V total I1 : I2 : I3= 1/R1 : 1/R2 : 1/R3 f. Energi dan Daya W = P.t = I2.R.t = V.I.t = V2/R.t Ps = ( Vs/Vt )2 .Pt g. Hukum Kirchoff I I masuk = I keluar h. Hukum Kirchoff II E = I.R i. Jembatan Wheatstone R1 x R4 = R2 x R3 Bila perkalian tak berfungsi, maka Rx = R1.R3/( R1 + R2 + R3) Ry = R1.R5/( R1 + R2 + R3) Rz = R3.R5/( R1 + R2 + R3) 14

---------------------------------ii-----------------------------AKHIR PEMBAHASAN SMESTER 2 Bab 1. Kinematika Gerak Partikel 1. Basic Understanding a. Vektor Posisi r = Xi + Yj + Zk b. Besar Vektor Posisi IrI = x2 + y2 + z2 c. Perpindahan r = r2 r1 r = xi + yj d. Kec.Rata2 v = r/t e. Kec.sesaat v = dr/dt f. Perc. Rata-rata a = v/t g. Perc.sesaat a = dv/dt h. Posisi jika v berubah r = ro + ot v.dt i. Kec. jika a berubah v = vo + ot a.dt 2. Gerak Parabola (Gabungan antara GLBB dan GLB) a. Jarak hrizontal maksimum Xmax = vo2 sin 2/g b. Jarak vertical maksimum Ymax = vo2 sin 2/2g c. Kec.awal dalam sumbu x dan y vox = vo cos voy = vo sin vo = vox2 + voy2 d. Kec.dalam sumbu x dan y vx = vox vy = voy g.t 3. Gerak Harmonik Sederhana a. Pers. Simpangan (y), Kecepatan (v), dan Percepatan (a) y = A sin (t + o) v = A cos (t + o) a = - A sin (t + o) b. Gaya Pegas F = k.l m.g = k.l c. Periode dan Frekuensi T = 2m/k dan f = 1/T 15

d. Susunan Pegas seri dan parallel Seri : 1/ks = 1/k1 + 1/k2 + 1/kn Parallel: kp = k1 + k2 + kn e. Periode dan frekuensi bandul T = 2 l /g dan f = 1/T f. Energi Potensial Pegas dan Bandul Pegas : Ep = k. l Ek = m. v2 Em = Ep + Ek Bandul : Ep = k.A2.sin2 Ek = k.A2.cos2 Em = Etotal = Ep + Ek = k.A2 ; dimana :m. =k g. Tegangan/Stress (), Regangan/Strain (), dan Modulus Young (E) = F/A ; = l/ lo ;E = / h. Sudut Fase, Fase, dan Beda Fase = t + o = t/T + o/2 = t/T + o = t/T Bab 2. a. Gaya Gravitasi F = G.m1.m2/r2 ; G= 6,67.10-11 b. Kuat medan gravitasi g = G.m/r2 ; g1/g2 = (r2/r1)2 c. Kec. Satelit mengorbit suatu planet v = G.M/r d. Kec.sebuah roket lepas landas v = 2G.M/r = 2.g.r f. Periode Satelit mengelilingi planet T2 = 42 r3/G.M g. Perbandingan berat antara 2 planet dan satu planet W1/W2 = (m1/m2).(R2/R1)2 = g1/g2 ; 2 planet W1/W2 =(R2/R1)2 = g1/g2 ; 1 planet h. Gaya merupakan vector i. Energi Potensial Ep = -G.m1.m2/r j. Potensial Gravitasi V = Ep/m Va = V1 + V2 + . ; Jika tak terletak dalam 1 garis k. Menentukan perc.gravitasi suatu titik dari ketinggian tertentu g = G.m/(R+h)2 ; R = Jari2 bumi ; h = ketinggian dari g = g12 + g22 + 2g1.g2 . cos l. Hukum Kepler T2/R3 = constant Bab 3. Impuls dan Momentum 16

a. Momentum P = m.v Px = mv cos Py = mv sin b. Impuls F . t = mv2 mv1 I = p I = t1t2 F dt Impuls juga dapat dicari dengan menhitung luas grafik F dan T c. Restitusi e = -(V2 V1)/(V2 V1) e = h2/h1 = h3/h = h4/h3 - lenting sempurna, e = 1 ; lenting sebagian, 0<e<1 ; tidak lenting sama sekali e = 0 - Jika lenting sempurna dan massa sama maka V1 = V2 dan V2 = V1 d. Hukum kekekalan momentum P awal = P akhir m1.v1 + m2v2 = m1.v1 + m2v2 e. Hukum kekekalan kinetic m1.v12+ m2v22 = m1.v12 + m2v22 f. Kecepatan peluru pada ayunan balistik vp = (mp + mb).(2gh) / mp Bab 4. Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar a. Momen Gaya () = F.l ; = F sin . l ;=I. b. Momen Inersia ( I ) I = m.r2 c. Momentum Sudut. L = I. = I.v.r d. Hukum Kekekalan Momentum Sudut L1 = L2 e. Kesetimbangan Syaratnya ; F = 0 ; Fx = 0 ; Fy = 0 dan = 0 F1/sin 1 = F2/sin 2 = F3/sin 3 Bab 5. Fluida a. Fluida Statik P = F/A ; P = Tekanan Ph = .g.h ; Ph = Tekanan Hidrostatik PA= Po + Ph ; PA= Tekanan di dasar F = P.A = .g.h.A ; F = Gaya Hidrostatik

17

Hukum Hidrostatik menyatakan bahwa Sembarang titik yang terletak pada satu bidang datar dengan zat cair sejenis besarnya sama. x.hx = .h ; x = massa jenis zat yang dicari.

b. Hukum Pascal Tekanan yang diberikan pada benda diam adalah tetap F1/A1 = F2/A2 Tekanan Permukaan () ; = F/L Tekanan Permukaan dalam air sabun () ; = F/2L Kapilaritas (y) ; y = 2 cos / .g.r ; r = jari2 pipa sempit Air < Raksa Dimana : Raksa > 90 dan Air < 90 Viskositas(Kekentalan) Fs = 6...r.v ; Fs = .Volumebola.g v = (b f). Vbenda fluida . g/6...r c. Hukum Archimedes Setiap Benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan berkurang beratnya sebesar berat zat cair yang dipindahkan Benda Terapung ( b<f) b.Vb = f.Vbf dan Wb = FA ; dimana: FA = f.g.Vbf = Wu-Wf (FA = Gaya Archimedes) Benda Melayang (b = f) dan (Wb = FA) dan (Vb = Vbf) Benda Tenggelam ( b>f) b.FA = Wu.f d. Fluida Alir Debit ( Q ) Q = V/t atau Q = A.v Q1=Q2 Pers.Bernouli P1 + .v12 + .g.h1 = P2 + .v22 + .g.h2 = Constant Venturimeter(alat ukur kecepatan zat alir) dengan Manometer v1 = A2 2gh( )/(A12 A22) v2 = A1 2gh( )/(A12 A22) Catatan : - v1 < v2 dan > - = massa jenis zat yang diukur Venturimeter(alat ukur kecepatan zat alir) tanpa Manometer v1 = A2 2gh/(A12 A22) v2 = A1 2gh/(A12 A22) Tabung Pitot

18

v =

2gh/ hatas H halas

Aplikasi Bernoli v = 2ghatas x =2 hatas.halas t = 2 halas/g

Ketinggian ( h) baik alas maupun atas diukur dari lubang kebocoran

Gaya Angkat Pesawat F1 F2 = (P1 P2).A P1 P2 = (v22 v12)

19

You might also like