You are on page 1of 29

Kriminologi

Crime = kejahatan logos = ilmu Kriminologi adalah ilmu tentang kejahatan. Merupakan ilmu pengetahuan yang sifatnya empiris dan faktual yang yang mengungkapkan kenyataan-kenyataan/faktafakta yang terjadi dalam masyarakat. Kriminologi adalah suatu pengetahuan empiris yang mempelajari dan mendalami secara ilmiah masalah-masalah kejahatan dan orang yang melakukan kejahatan. Ilmu lain yang mempelajari kejahatan mirip dengan kriminologi adalah kriminalistik. Penologi

Perkembangan Kriminologi
Asal usul dan perkembangan kriminologi
Paul W Tappan bahwa crime fundamental subject matter of criminology: 1. The nature, prevelence, and causation of crime (sifat, perkembangan dan sebab akibat kejahatan); 2. The procedure and major problems in the administration of justice (prosedur dan permasalahan pokok dalam peradilan); 3. The methods of correctional treatment (metoda-metoda dalam perlakuan terhadap narapidana). E.H. Sutherland, kriminology: a body of knowladge regarding crime as social phenomenon. (kumpulan pengetahuan yang membahas kejahatan sebagai suatu gejala sosial). Menurut sutherland luas lingkup kriminologi, meliputi hubungan yang erat antara: 1. Processe of making laws, dibahas oleh sosiologi hukum pidana ( sociology of criminal law). 2. Processes of breaking laws , dibahas oleh etiologi kejahatan dan psykologi sosial dan tingkah laku kriminal. 3. Reacting toward the breaking laws, dibahas oleh sosiologi pemidanaan dan pemenjaraan (the sociology of punishment and corection). Hermann menheim dalam bukunya comparative criminologi 1965:

1. Kriminologi dalam arti sempit : mempelajari kejahatan dalam arti yuridis. 2. Kriminologi dalam arti luas : mempelajari kejahatan dan penologi / penghukuman. Stephen schafer dalam bukunya theory of criminology, kriminologi mempelajari: 1. 2. 3. Usaha menjelaskan sebab musabab tingkah laku kriminal Rehabilitasi kriminal Efisiensi sistem pemidanaan

W.A. Bonger kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan mempelajari kejahatan dalam arti seluas-luasnya. 1. Dalam arti luas : mempelajari kejahatan dan pathologi sosial.

2. Dalam arti sempit : mempelajari kejahatan menurut batasan undangundang.

Pengertian dan Ruang lingkup kriminologi


Studies of crime and criminal behavior What is a crime Who is the criminal Why people commit crime What is the reactions to crime Victim

Pentingnya mempelajari kriminologi


1. 2. Ingin mempelajari hukum (pidana) secara utuh dan komprehensif. Kriminologi mempelajari kejahatan lebih kepada fakta-fakta empiris.

Hubungan Kriminologi dan Hukum Pidana


Enschede, membedakan ilmu hukum pidana kepada : 1. Ilmu hukum pidana normatif (normative strafrechtswetenschap) ; mempelajari hukum pidana dan hukum acara pidana

2. Ilmu hukum pidana yang faktual (fietelijks strafrechtswetenschap). Meliputi kriminologi, kriminalistik, psikiatri, psikolog porensik, sosiologi hukum pidana. Menurut Enschede hukum pidana memuat dua hal: 1. Syarat-syarat untuk memungkinkan penjatuhan pidana (tentang perbuatan yang dilarang, orang yang melanggar larangan itu, dan tentang pidana yang diancamkan kepada si pelanggar). 2. Pidana/ sanksi.

Van Bemmelen, hukum pidana terdiri dari :


Dalam arti luas: hukum pidana mencangkup kriminologi dan kriminalistik

Dalam arti sempit : hukum pidana yang hanya mempelajari semua peraturan perundang-undangan yang tertulis sifatnya Hukum pidana mempunyai dua segi: 1. Diharapkan untuk melindungi masyarakat dari orang seorang yang menggunakan pidana sebagai sarana secara tidak benar. Jadi menjamin hak-hak dan kepentingan terhadap kejahatan dan penjahat; 2. Melindungi warga masyarakat dari campur tangan penguasa yang sah.

Fungsi kriminologi terhadap hukum pidana adalah: 1. Meninjau secara kritis hukum pidana yang berlaku beserta penyelenggaraannya. 2. Memberikan rekomendasi guna perbaikan-perbaikan /pembaharuan. (kriminalisasi, dekriminalisasi, depenalisasi). Mengapa demikian, karena: 1. Tidak semua perbuatan yang tercela dalam pandangan masyarakat itu diatur dalam hukum pidana, atau 2. Ada perbuatan-perbuatan yang diatur dalam hukum (pidana) tetapi tidak dianggap tercela oleh masyarakat. Kelemahan-kelemahan hukum pidana

1. Karena perkembangan masyarakat dan perkembangan konsepsi pemikiran masyarakat tentang perbuatan yang dianggap baik dan tidak baik selalu berubah-ubah 2. Bahwa KUHP secara normatif terikat oleh asas legalitas.

Hubungan kriminologi dengan ilmu-ilmu sosial


Aspek bio-psikologi

Psikologi Psikiatri Endokrinologi

Aspek sosial

Sosiologi Antropologi Psi. Sosial Ilmu Politik Ilmu Ekonomi

Aspek normatif

Ilmu Hukum Ilmu Etika Ilmu Agama

Manfaat Kriminologi
Manfaat pribadi

Setiap orang cenderung berbuat jahat Kejahatan mrpk perb. Melawan hk shg neg. Menjatuhkan pidana Penghalusan perbuatan tingkah laku seseorang

Manfaat sosial

Mencegah kerugian sosial yg lebih besar

Manfaat ilmu pengetahuan

Mendorong pengembangan ilmu Kkriminologi

Kejahatan
Pengertian Kejahatan
Metoda pendekatan dalam mengkaji masalah kejahatan (Hermann Mannheim)

Deskriptif : melakukan observasi dan pengumpulan fakta tentang kejahatan dan pelaku kejahatan. 1. 2. 3. 4. Bentuk tingkah laku yg kriminal Bagaimana kejahatan itu dilakukan Frekwensi kejahatan menurut tempat dan waktu yg berbeda Fakta : usia, jenis kelamin, dan ciri-ciri lain dari pelaku

5. Perkembangan karier seseorang pelaku (sejak usia berapa melakukan kejahatan dan bagaimana perkembangannya). Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah : 1. Fakta-fakta tidak dapat dikumpulkan secara random, melainkan harus

dilakukan secara selektif yang didasarkan pada hipotesa-hipotesa ilmiah. Agar fakta yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan dan berguna, maka peneliti terlebih dahulu harus dapat menetapkan apa yang menjadi obyek dari pengumpulan data tersebut. 2. Fakta-fakta tanpa suatu penafsiran, evaluasi dan pengertian secara umum, fakta tersebut tidak berarti. Pendekatan sebab akibat /causal Penafsiran terhadap fakta - fakta dapat dipergunakan untuk mengetahui causa, baik dalam kasus-kasus yang bersifat umum maupun individual. Usaha tersebut dinamakan etiologie kriminal (etiology of crime).

Konsepsi causa/sebab akibat berbeda menurut pendekatan hukum dengan pendekatan kriminologi.

Pendekatan hukum berkaitan dengan masalah pertanggungjawaban pidana; sedanagkan kriminologi berkaitan dengan motivasi, pisik, psikis, sosial dan budaya. Untuk menentukan sesuatu yang paling dominan dalam hukum ada standard; sedangkan dalam kriminologi tidak ada, kalaupun ada standar, sifatnya tidak langsung. Pendekatan normatif Untuk menemukan hukum yg berlaku dalam kriminologi, serta usaha percobaan untuk merumuskan suatu causal nexus/korelasi secara statistik antara faktor-faktor tertentu dengan kejahatan. What is a crime ?

Legal definition = tindak pidana : political constructed ( kejahatan & pelanggaran)

Criminological/sociological definition : Sociologically constructed :


Kejahatan menurut persepsi publik Mala inse vs mala prohibita

Labeling ( of the cjs personnel )

That may very from state to state, time to time.

Pendekatan yuridis (Sutherland). Kejahatan merupakan suatu perbuatan yang melanggar UU. Ia berpendapat bahwa jika suatu perbuatan jahat tidak diatur dalam uu tidaklah perbuatan itu termasuk kejahatan, dengan alasan bahwa seolah-olah semua perbuatan yang dilakukan manusia merupakan kejahatan. Pendekatan sosiologis (Thorstensellin). Kejahatan adalah perbuatan yang melanggar norma-norma dalam masyarakat, tanpa mempersoalkan apakah bertentangan dengan uu atau tidak. Pendekatan yuridis sosiologis (Bonger). Kejahatan adalah perbuatan yang sangat a sosial yang memperoleh tantangan dengan sadar dari negara berupa pemberian penderitaan (hukuman penderitaan). Pendekatan Psikologis (Hoefnagels). Melihat kejahatan dilihat dari dua konsepsi:

Stigma Seriousness (emotional concept): Public opini, dalam hal ini ada dua: Keseriusan dari suatu tindak pidana/kejahatan akan meningkat apabila frekwensi kejahatan kurang (incidental criminality).

Keseriusan dari suatu tindak pidana/kejahatan akan berkurang apabila frekwensi kejahatan meningkat (multiple criminality).

Stigmatisasi: suatu proses tentang krisis kepribadian individu. Krisis: suatu ketidaksepakatan antara saya ini dengan pandangan masyarakat terhadap diri saya. Example: Seorang napi yang baru keluar dari lp. Stigma 1: Stigma mulai menekan konsep diri pribadi (self concept) pelaku kejahatan. Stigma 2: Stigma merubah konsep diri pribadi (self concept) pelaku kejahatan. Stigma 3: Stigma menghapus konsep diri pribadi (self concept) pelaku kejahatan. Stigma 4: Stigma memaksa konsep diri pribadi (self concept) pelaku kejahatan

dengan pola kriminal. Stigma 5: Stigma memaksa pola kriminal sebagai konsep diri pelaku kejahatan. Prinsi-prinsip surface reaction: 1. Semakin banyak petugas dan lembaga yang terlibat dalam penanganan suatu kasus, semakin besar kemungkinan terjadi stigmatisasi pada pelaku kejahatan. 2. Semakin sedikit petugas dan lembaga yang terlibat dalam penanganan suatu kasus, semakin kecil kemungkinan terjadi stigmatisasi pada pelaku kejahatan.

Bentuk dan klasifikasi kejahatan


Dalam sistem hak civil law :

Ada perbedaan antara kejahatan dan pelanggaran Kejahatan berat dan kejahatan ringan Dolus dan culpa

Dalam sistem hukum common law tidak dikenal pembedaan kejahatan dan pelanggaran. Konsekwensinya dikenal klasifikasi kejahatan. Secara klasik: 1. 2. 3. Modern : 1. 2. 3. Offences triable only on indictment Offences triable only summarily Offences triable either way Felonies ( kej. Berat ) Misdemeanors ( kejahatan ringan ) Trason ( kejahatan thp negara )

Klasifikasi kejahatan atas dasar motivasi (crime by motivation) 1. 2. 3. Economic crimes Sexual crimes Political crimes

4.

Miscellaneous crimes (kejahatan diluar ketiga klasifikasi di atas)

Klasifikasi atas dasar tujuannya (crimes from statistical) 1. 2. 3. Crimes against the person Crimes against the property Crimes against public decency, public order and public of fear

Bentuk

kejahatan konvensional/tradisional *Kejahatan kelas bawah/ blue collar crime Kejahatan yang seringkali tampak

kejahatan inkonvensional *white collar crime/kerah putih/top hat/new dimention crime sukar dideteksi sec. dini, jrg tersentuh hk jarang ditemukan di kep.

Keterangan

nyata di masy. Yg mjd oby pek. Penegak hk paling tinggi dlm ctt stat (crime rate)

*mereka yg berstatus kls bawah Pelakunya Jenis Modus operandi Motivasi Korban individu

*mereka yg berstatus kls atas individu/ klp tertentu

kejahatan yg yg diatur dlm kuhp dilakukan sec. sederhana/konvensional *lebih sederhana *individu/ kelompok tertentu

diatur di luar kuhp dilak. Tanpa kekerasan menggunakan cara modr *ekonomi, kekuasaan, politik *lebih besar, klp/masy umum/negara

White collar crime Hisorical background


Edward A. Roos, ST. Tingkah laku semacam wcc Edwin H Sutherland, mengungkapkan secara tegas dimuka umum istilah wcc

Perbedaan pendapat roos dengan sutherland: Roos: menceritakan ttg tindakantindakan ilegal yg dilakukan oleh kaum bisnis dan tdk menyebutkan secara tegas wcc. Sutherland: ingin merubah teori klasik dan tdk bermaksud mempengaruhi badan legislatif dan kaum politisi. Sutherland menganggap bhw teori ttg tl. Kriminal dihubungkan dgn Kemiskinan ternyata tdk valid, dgn alasan : 1. Generalisasi yg dilandaskan atas sampel tertentu tanpa memperhatikan wcc;

2. Generalisasi yg menyatakan bhw kej. Hub erat dgn kemiskinan, tdk berlaku thp wcc; 3. T. Konvensional ttg. Tl kriminal tdk menjelaskan ttg diri mrk yg temsk gol. Miskin. Pengaruh i. Pencuri profesional White collar crime terhadap keduanya sutherland berpendapat : Bagi keduanya kegiatan ilegal merupakan bagian yg tdk terpisahkan dari pekerjaan sehari-hari. Bagi keduanya tdk terdapat adanya kehilangan harga diri krn kegiatan yg ilegal tsb. Bagi keduanya dipersyaratkan adanya latihan/mengikuti instruksi/ketrampilan tertentu 4. Perbedaan keduanya terletak pada self conseption of the violators pengaruh ii. Sutherland mempergunakan istilah wcc u/ mendukung sepenuhnya tori Diferential assosiation (da), yaitu teori ttg tingkah laku manusia yg Mencoba menjelaskan bukan hanya tingkah laku wcc, tp seluruh tingkah Laku kriminal. Tipe perbuatan yang dapat digolongkan kedalam wcc: Dalam bidang bisnis. Catatan keuangan yg tidak benar Manipulai dalam bursa saham Suap dalam dunia bisnis Suap thp pejabat, baik langsung /tdk langsung Soal periklanan dan masalah penjualan Penipuan pajak, dana- dana sosial Dalam bidang kedokteran. Jual beli obat terlarang dan narkotik ilegal Abortus Pelayanan terhadap dunia kriminal Laporan dan kesaksian palsu Ahli palsu secara umum kejahatan wcc dapat dikelompokan kedalam Kejahatan-kejahatan yg dilakukan oleh kalangan profesional dalam melakukan profesinya; Kejahatankejajahatan yg dilakukan oleh pemerintah atau aparatnya dan tindakan abuse of fower yg termasuk pelanggaran thp hak-hak warga negara; Kejahatan korporasi. kejahatan korporasi ad. Tindakan-tindakan korporasi yg dapat dikenakan sanksi , baik pidana, perdata maupun administrasi, yg berupa ilegal abuse of economic power. seara konseptual kejahatan yg menyangkut korporasi dapat berupa: Kejahatan korporasi dalam usahanya mencapai tujuan korporasi untuk memperoleh keuntungan; Korporasi yg bertujuan semata-mata untuk melakukan kejahatan; Kejahatan terhadap korporasi. Data kejahatan yang dilaporkan/dideteksi masyarakat Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap kejahatan korporasi Aspek perundang-undangan Filosofi tujuan pengaturan ( terhadap korporasi untuk perbaikan/ganti rugi, kejahatan konvensional untuk penghukuman) Kurangnya pengetahuan aparat Status sosial pelaku Kejahatan yang menjadi perhatian publik/press belum berimbang

Hal- hal yg mendorong berkembangnya korporasi : Meningkatnya kebutuhan akan modal dalam jumlah yg besar; Perubahan dalam pola kepemilikan (dari kebendaan ke hak); Terjadinya pemindahan dari pribadi ke kolektif; Kegiatan ekonomi konsentrasi ke pasar internasional; Semakin meluas dan berkuasanya kekuasaan koporasi dalam kehidupan ekonomi sosial; Kurang responsif dari para pembuat kebijakan dalam mengantisipasi akibat hukum yg timbul dari adanya perubahan dalam masyarakat; Korporasi dirasakan sebagai tempat jutaan orang menggantungkan hidupnya, bahkan menjadi sumber pendapatan negara. Kesusilaan

Manuia sebagai perorangan Titik berat pd sikap batin Penilaian dr dalam ke luar Tdk puas hanya dgn tingkah laku lahiriah Bersifat mengikat krn sesuai dg kehendak (rasa susila) kita

Hukum

Manusia sbg mahluk sosial Titik berat pd perbuatan individu Penilaian dr luar ke dalam Puas dgn tl lahiriah Bersifat mengikat krn ada paksaan dr luar (tdk sesuai dgn kehendak kita)

Skema i Menjelaskan bhw semua pelanggaran thp hk pidana adalah pelanggaran thp norma kesusilaan. Mereka yg berpandangan dmk aalah yg memandang kejahatan adalah dosa dan kekuasan penguasa adalah yg diberikan kepada mereka. Skema ii Menjelaskan bhw tdk seluruh pelanggaran hk pidana adalah pelanggaran thp norma kesusilaan, sebagian kecil dari perbuatan pelanggaran hk pidana bukan mrpk pelanggaran thp norma kesusilaan. Skema iii Menjelaskan bhw hanya pelanggaran hk. Pidana yg bersifat serius yg diangap merupakan pelanggaran thp norma kesusilaan. Skema iv Menjelaskan bhw pelanggaran thp hk pidana bukan merupakan atau sama sekali tidak ada hubungannya dgn pelanggaran thp norma kesusilaan. Mereka yg tergolong pada kelompok iv ini adalah mereka yg memandang: 1. Hk. Pidaan hanya sbg alat teknis agar masy. Dapat berfungsi. 2. Tiap individu atau klp harus atau diperbolehkan memiliki norma-norma dan nilainilai sendiri terlepas dari hk. Pidana Mereka yg tergolong pada kelaompok iv ini adalah mereka yg memandang: 1. Hk. Pidana hanya sbg alat teknis agar masy. Dapat berfungsi.

2. Tiap individu atau klp harus atau diperbolehkan memiliki norma-norma dan nilainilai sendiri terlepas dari hk. Pidana. Kelompok iv. Ini dibedakan dalam tingkatan sbb:

Mereka berpendapat bahwa norma-norma yg dianut tidak boleh bertentangan dgn hk.pidana. Mereka yg berpendapat bhw norma-norma yg dianut boleh bertentangan dgn hk. Pidana. Mereka yg lebih suka memiliki norma-norma yg bertentangan dengan/melanggar hk. Pidana.

Pendapat/kritik Heofnagle ttg. Hubungan norma kesusilaan dengan hk. Pidana Keberatan pertama ditujukan kpd pandangan yg mengidentifikasi sebagian atau seluruh norma kesusilaan adalah bagian dari hk. Pidana. Jika pandangan tsb dianut oleh mereka/penguasa yg menjalankan tugas adm peradilan pidana, dikhawatirkan bhw norma-norma klp dari mana penguasa berasal akan mempengaruhi bentuk penentuan nasib klp lain. Terutama dlm hk. Pidana yg bersifat memaksa. Keberatan kedua ditujukan kpd pandangan yg memisahkan sama sekali norma kesusilaan dan hk. Pidana. Pandangan tsb justru menentang konsepsi ttg masyarakat dimana norma-norma kesusilaan yg positive (positive morality) diapandang sbg sesuatu yg bersifat alami oleh kelompok dalam masy. Hoefnagle berpendapat bhw penilaian seseorang tmsk didalamnya penilaian atas nilai-nilai yg pada gilirannya akan memberikan dasar-dasar kesusilaan thp semua faktor-faktor yg mempengaruhi kehidupan seseorang (faktor sosial/physyk). pandangan g hendak memisahkan norma-norma kesusilaan dari hk.pidana adalah bersifat amoral (mereka yg memisahkan norma mereka dgn positive morality yg berkembang dalam masy. Dgn tujuan membawa hubungan antara individu kearah hukum terlepas dari norma kelompoknya.

Who is criminal . ?

People committing violation of law People committing violation of social norms People processed in the cjs People punised by the court People in the prison

Klasifikasi penjahat berdasarkan penelitian lombroso Born criminal yaitu pelaku kejahatan berdasarkan doktrin atavisme; Insane criminal yaitu orang-orang yg tergolong kedalam kelompok ideot, embisil atau paranoid; Occasional criminal atau criminaloid yaitu pelaku ejahatan berdasaran pengalaman yg terus menerus hingga mempengaruhi pribadinya; Criminals of passion yaitu pelaku kejahatan yg melakukan tindakannya karena marah, cinta atau karena kehormatan. Sutherland Mengelompokan pelaku kejahatan kedalam tiga kelompok:

Kelompok 1, lebih berorientasi kepada uu. Penjahat adalah setiap orang yang melanggar uu. kelompoh 2, memandang penjahat adalah orang yang lemah, lemah sosial, ekonomi, politik sebagai lawan dari orang-orang yang kuat dan punya kekuasaan dan tidak pernah tersentuh dan dicap sebagai penjahat. Kelompok 3, memandang penjahat adalah orang yg memiliki tingkah laku yang dinyatakan oeh uu sebagai kejahatan, dan seorang disebut penjahat jika ia secara nyata diakui bahwa ia telah melakukan tingkah laku dalam lingkup perbuatan kejahatan tertentu.

Hoefnagles Bertitik tolak dari teori surface reaction, maka membedakan anggota masyarakat sbb:

Pada saat ini bukan penjahat ( the non offenders of the moment) Dulu pernah jadi penjahat sekarang tidak lagi ( the not longger offenders/ex offenders) Orang yang belum kelihatan potensi sebagai penjahat ( the not yet offenders) Warga masyarakat yang taat pada hukum (the norm abeding citizen )

Romli Atmasasmita

Akan menjadi penjahat ( the non offenders of the moment ) Bekas penjahat ( the not longer offenders ) Aktif sebagai penjahat ( the not yet offenders ) Warga yang taat pada hukum ( the norm ebiding citizen )

Ruth s cavan Dilihat dari aspek perbuatan, penjahat dapat dikelompokan kedalam 9 jenis tipe :

The casual offenders The occasional criminal The episodic criminal The write collar criminal The habitual criminal The profesional criminal Organized crime The mentaly abnormal criminal The nonmalicious criminal

Sejarah perembangan teori-teori kriminologi


Dua bentuk pendekatan yg menjadi landasan lahirnya teori-teori kriminologi :

Spiritualisme

Memfokuskan perhatiannya pada perbedaan antara kebaikan yg datang dari tuhan/dewa dan keburukan yg datang dari setan. Landasan yg paling rational bhw pada periode sebelumnya kejahatan dianggap sbg permasalahan antara korban dan kel. Korban dgn pelaku dan keluarganya. Selanjutnya terjadi upaya pembalasan, dengan konsep perangtanding. Dan ada suatu kepercayaan kebenaran aan selalu menang dan kejahatan akan mengalami kebinasaan. Model pembuktian kesalahan pd masy. Primitif, al: menceburkan ssorg kedalam sungai dengan cara mengikatannya dalam batu besar. Kalau tdk bersalah tuhan akan menolong, kalau bersalah tuhan akan memberi penderitaan. Kelemahan aliran ini penjelasan tida dapat dibuktikan secara ilmiah. Perembangan naturalisme yg muncul dari perkembangan ilmu alam stlh abad pertengahan menyebaban manusia mencari model penjelasan yg lebih rational dan mampu membuktikan secara ilmiah.

Naturalisme

Aliran klasik
Titik berat konsep aliran klasik :

Manusia sebagai mahluk yang berkehendak bebas (free will) Manusia sebagai mahluk yang rational Hedonisme, dalam berprilaku dipandu oleh dua hal penderitaan dan kesenangan. Menjunjung tinggi hak asasi individu dan perlindungan hukum terhadap individu/ kesamaan di depan hk. Menetapkan aturan-aturan beban pembuktian dan masalah kesaksian dalam hukum pidana/asas legalitas. Dalam pemidanaan menganut determinate santencing (penjatuhan hukuman yg sudah ditentukan )

Pelopor aliran klasik antara lain Cesare becaria dan jeremy bentham. Aliran klasik sesungguhnya tidak membicarakan tentang tingkah laku manusia, tetapi bagaimana hukum secara khusus melindungi hak individu dan masyarakat dengan tujuan dapat mencegah adanya tingkah laku kejahatan. Dalam hal pemidanaan mempunyai dua justifikasi (j. Bentham):

Special deternce / pencegahan khsus General deternce/ pencegahan umum

Pokok-pokok aliran klasik:

Keberadaan masyarakat di dunia memiliki kehendak bebas/free will, dan masyarakat memiliki pilihan berdasarkan rationalitasnya. Masyarakat memiliki hak asasi, diantaranya hak hidup, hak kemerdekaan, dan hak atas kekayaan. Pemerintah dibentuk oleh masyarakat untuk melindungi hak-hak tersebut, dan eksistensinya dilandasi oleh oleh perjanjian sosial antara yang memerintah dengan yang diperintah. Anggota masyarakat akan dengan suka rela menyerahkan hak asasinya kepada negara, jika dipandang perlu dengan tujuan untuk keuntungan semua anggota masyarakat. Untuk memelihara hak tersebut, pembentuk uu diwajibkan melahirkan uu yang menetapkan bagaimana menetapkan prosedur pelanggaran hukum dipidana dan menetapkan pula tingkah laku apa yg dianggapa merupakan pelanggaran. Jehatan merupakan pelanggaran terhadap perjanjian sosial, oki kejahatan adalah pelanggaran moral ( a moral offence againts society)

Hukuman dibenarkan hanya jika ditujukan untuk memelihara, mengamankan perjanjian sosial tersebut. Oki tujuan hukuman sesungguhnya adalah mencegah pelangaran hukum masa yg akan datang. Aliran klasik berpendapat bahwa seemua orang memiliki hak yang sama. Oki harus diperlakukan sama di muka hukum.

Aliran neo klasik


Pada dasarnya bertolak pada pemikiran mazhab klasi, namun alairan neo klasik menghendaki adanya pembaruan pemikiran. Hal tersebut karena pada kenyataannya pemikiran mazhab klasik menimbulkan ketidak adilan. Pemberlakuan code penal terhadap pelaku kejahatan tidak memperhatikan aspek mental dan kesalahan. Walaupun tidak didasaran pada pemikiran ilmiah, namun aspek kondisi pelaku dan lingkunganya mulai diperhatikan.

Aliran positifis
Pokok-pokok aliran positif Kehidupan manusia berkembang dari hubungan sebab akibat. Kejadian dalam dunia menunjukan keteraturan dan dapat dijelaskan melalui suatu observasi yg sistematis. Masalah sosial seperti kejahatan dapat diatasi melalui studi sistematis tentang tingkah laku manusia. Hanya melalui aplikasi science manusia menjadi sempurna atau sekurang-kurangnya keadaannya menjadi lebih baik. Tingkah laku kriminal adalah hasil dari ketidak sempurnaan yg mungkin ada di dalam diri seseorang atau muncul dari faktor sosial di luar individu. Kondisi yg abnormal dapat duketemukan melalui perbandingan terhadap mereka yg normal. Sekali abnormality dikermukakan adalah kewajiban kriminologi untuk membantu memperbaikinya. Treatment sangat disukai individu, sehingga ia dapat kembali menjadi normal dan juga bagi masyarakat dapat terlindungi. Tujuan penjatuhan pidana terhadap penjahat bukan penghukuman tetapi melaksanakan suatu perlakuan atau pembinaan. Filosofi aliran positive adalah pentingnya percobaan, dan pengalaman yang sistematis menunjukan bahwa manusia itu bertanggung jawab terhadap nasibnya sendiri. Aliran positive beranggapan manusia dan pemikirannya berkembang secara perlahan-lahan (t. Evolusi). Prilakunya dipengaruhi oleh determinisme biologi dan determinisme cultural( pengaruh sosail, budaya dan lingkungan dimana seseorang hidup). Tokoh : cesare lombroso, enrico ferri, rafael garopalo, dll.

Aliran positive memberikan pengaruh terhadap perkembangan kriminologi. Pengaruh biologi dapat dilihat teori yang dikemukakan lombroso dengan biologi criminalnya. Pengaruh cultural antara lain teori yg dikemukakan lacasagne, g.tarde dengan teori peniruannya, suthetland dengan llearning theoarinya, sellin dengan culture conflict, merton dengan teori anomie, dan chohen dengan teori delinquent sub culture. Lombroso pelopor lahirnya mazhab positivis T. Born criminal lahir dari ide yg diilhami oleh t. Darwin tentang evolusi manusia. Ia membantah sifat free will yg dimiliki manusia. T. Atavisme sebagai pembuktian adanya sifat hewani pd diri manusia yg diturunkan nenek moyang. Gen tsb dapat muncul sewaktu-waktu dgn munculnya sifat jahat pd manusia modern. Manusia jahat dapat ditandai dari sifat-sifat fisiknya. (hasil rekam medis terhadap 3000 tentara. ( dahi dan rahang yg menonjol, hidung bengkong, mata cekung, dll.) Atas dasar penelitian tsb, ia mengelompokan penjahat kedalam 4 golongan. Kritik terhadap lombroso Kritik terhadap teori lombroso muncul bersamaan dengan pesatnya perkembangan ilmu-ilmu alam di eropa hususnya di prancis. Lacassagne, kejahatan merupakan suatu jenis penyakit yg disebaban oleh uman, namun berembangnya kuman tetap digantungkan pd kondisi manusiaya. Manuvrie, ia setuju terhadap generalisasi yg dilakukan lombroso bhw kejahatan ada pengaruh dari gen nenek moyang. Namun anggapan kebiadaban nenek moyang hanya diukur oleh keadaan kebudayaan searang. Dengan demikian kejahatan dan penjahat akan ditentukan oleh kebudayaan yg menjadi tolak ukurnya. Kejahatan lebih banyak disebabkan oleh milieu. Tarde. Menurut antopolog, prilaku jahat seseorang sesungguhnya timbul dari hukum imitasi atau peniru perilaku orang lain. Ketiga teori tersebut menolak t. Born criminal. Enrico ferri sebagai murid lombroso menengahinya dgn merangkum semua teori di atas. T. Lain yg menitik beratan pd kondisi individu penjahat T. Psikis, dimana kejahatan dihubungkan dengan kondisi kejiwaan seseorang. Berdasaran hasil ts iq, penjahat adalah orang yg memiliki keterbelakangan mental/bodoh dengan memiliki iq dibawah 100. Namun dalam perkembangannya t. Ini tidak memiliki kebenaran.

T. Yg menyatakan bahwa penjahat memiliki bakat yg diwariskan oleh orang tuanya. Namun pada kenyataannya seorang anak yg memiliki karekter orang tuanya bukan hanya dimiliki oleh anak kandung, melainkan dimiliki pula oleh anak hasil adopsi atau anak angkat. T. Psikopat. T. Ini mencoba nencari sebab-sebab kejahatan bukan dari intellegentia, melainkan dari kondisi jiwa yg abnormal. Seorang penjahat terkadang tidak memiliki kesadaran atas kejahatan yg telah diperbuatnya sbg akibat gangguan jiwa. T. Kejahatan sebagai gangguan kepribadian. Prilaku yg dikategorikan sebagai crime without victim. Sebab kejahatan sebagai pengaruh sosial budaya dapat digolongkan kedalam 4 kelompok besar

Kelompok teori yg menghubungkan kejahatan dengan kondisi ekonomi; Kelompok ygt melihat kejahatan sebagai perilaku yg dipelajari secara normal; Kelompok teori yg melihat konflik kelompok sebagai sebab musebab kejahatan; Kelompok teori yg disebut teori kritis atau modern.

Perbedaan aliran klasik dengan positive


Klasik Titik berat : hukum pidana Individu : human being yg memiliki freewill, karena ia mahluk yg rational, punya akal, dan bebas memilih. Jika ia meemilih kejahatan, maka ia sudah dipikirkan dan dipertimbangkan akibat perbuatannya. Faktor individu sangat dominan. Positive Titik berat : human behaviour Individu : pemikirannya sebab akibat. Individu tidak bebas melainkan tetap dipengaruhi oleh faktor ekternal dan selalu melihat individu sebagai hasil sebab akibat.

Aliran kritis/ mazhab kritikal


Sebagai pengaruh dari pendekatan terhadap kejahatan yg didasarkan pada paradigma interaksionis serta teori labeling, maka muncul aliran kritis. Dalam mengkaji masalah phenomena kejahatan aliran ini lebih menitik beratkan kepada proses-proses sosial yg mendasari dan mempengaruhi lingkungan dimana manusia hidup. Penomena kejahatan adalah sebagai kontruksi sosial. Aliran kriminologi kritis bukan hanya mempelajari orang-orang yg didefinisikan sebagai

penjahat, akan tetapi mempelajari juga perilaku dari agen-agen kontrol sosial ( para penegak hukum). Kejahatan dan ciri-ciri pelaku terutama ditentukan oleh bagaimana undang-undang disusun dan dijalankan. Penanggulangan kejahatan bukan melalui penegakan hukum sebagaimana aliran klasik, juga bukan mencari causa melalui penelitian ilmiah sebagaimana aliran positive. Melainkan dapat dilakukan melalui masyarakat yg lebih demokratis (mengurangi proses konflik yg tdk wajar dan mengurangi proses diskriminalisasi) dengan pendekatan yg lebih manusiawi. Pada pelanggar pemula mengurangi labeling yg dapat menimbulkan krisis jati diri.

Alasan munculnya aliran kritis


1. Perkembangan masyarakat yg sangat pesat telah menghasilkan peregeseran-pergeseran dan perubahan-perubahan kepentingan, nilai-nilai serta struktur yg banyak berpengaruh kepada sosok kejahatan. 2. Sifat dari hukum itu sendiri yg terbukatermasuk penegakannya yg merupakan kongkritisasi dari negara hukum. Untuk itu perlu dikaji seberapa jauh asasasas hukum sep. Persamaan didepan hukum, perlindungan tersangka,korban serta masyarakat dapat dinikmati oleh pencari keadilan. 3. Dengan melakukan kajian terhadap bekerjanya hukum akan diketahui hambatan-hambatan dan permasalahan-permasalahan yg muncul. 4. Dengan melakukan kajian terhadap proses pembuatan uu, akan memberikan pemahaman sec. Komprehensif, shg dapat diketahui tujuan serta kepantingan dibalik uu. 5. Hal-hal tsb tidak ditemukan didalam kedua teori sebelumnya.

Tipologi ajaran-ajaran sebab-sebab kejahatan menurut sutherland

1. Klasik 1775 Hedonisme Metode: KURSI SANDAR LENGAN (ARM- CHAIR) 2. Kartografik 1830 ECOLOGY, CULTUR, KOMPOSISI PENDUDUK. Metode: PETA-PETA STATISTIK 3. SOSIALIS 1850 DETERMINISME EKONOMI Metode: STATISTIK 4. TYPOLOGY 1. LOMBROSO (1875), TYPE MORFOLOGIS, BORN CRIMINAL. Metode: KLINIS, STATISTIK 2. MENTAL TES (1905), KELEMAHAN PIKIRAN. Metode: KLINIS, TES, STATISTIK. 3. PSYCIATRIS (1905). PSYKOPATHY Metode: KLINIS, STATISTIK. 5. SOSIOLOGIS (1915). PROSES-PROSES KLP DAN SOSIAL (GROUP AND SICIAL PROCESS) Metode: KLINIS, STATISTIK. Perkembangan studi kejahaan 1. Sebelum lombroso sebelum munculnya ilmu kriminologi, yg diwakili oleh para ahli pikir/filsuf ( plato, aristoteles, thomas van aquino, montesque, beccaria dll). 2. Masa lombroso masa lahirnya ilmu kriminologi, yg dipelopori lombroso (mazhab italy) 3. Pasca lombroso sesudah lombroso. Pengembangan teori-teori kriminologi yg dirintis lombroso dkk

Teori kriminologi klasik

Mazhab italy / antropologi/biologi

Penjahat sejak lahir sudah mempunyai tipe tersendiri (born criminal type) Memiliki ciri-ciri fisik tertentu ( tengkorak asimetris, rahang bawah panjang, hidung pesek, rambut janggut jarang, tahan sakit) Tanda-tanda bukan penyebab, melainkan pengenal kepribadian yg cenderung dalam hal criminal behaviour yg dibawa sejak lahir atau atavisme. Karena kepribadian tyersebut maka mereka tidak dapat terhindar untuk melakukan kejahatan kec. Lingkungan dan kesempatan tidak memungkinkan.

Konsepsi tersebut ditentang oleh charles goring, dengan mengadakan penelitian membandingkan orang yg dianggap penjahat dan bukan penjahat. Dan hasilnya tidak ada perbedaan yg mencolok.

Aliran sosiologi.

aliran ini telah dimlai dengan catografic shhool. Aliran ini memberikan interprestasi kepada kejahatan sebagai a function of environtment. lacasagne, yang mengembangkan teori lingkungan sebagai penyebab orang melakukan ejahatan. Ia terinspirasi leh pemikiran ilmu kedokteran dari louis paster, dimana orang jahat diibaratkan sebagai tubuh yg lemah dan berada di tempat yg penuh dengan bibit penyakit sehingga menyebabkan tubuh menjadi sakit. tarde, seorang ahli psikologi mengembangkan suatu teori yg memberi tekanan kepada imitasi didlam sebab musebab kejahatan. Kejahatan bukan gejala antropologi melainkan dikuasai oleh peniruan. Aliran bio sosiologi enrico ferri, mencoba mengembangkan kelemahan teori lombroso dengan menggabungkan aliran bakat dan lingkungan. Menurutnya kejahatan merupakan resultante dari sifat jahat yg dimiliki seseorang dengan kondisi lingkungan. Namun demikian fakor yg menentukan adalah bakat jahat. w.a. bonger, kejahatan itu disebabkan karena sifat jahat ditambah dengan lingkungan. Namun demikian, ada dua lingkungan yg mempengaruhi. Lingkungan semenjak kecil hingga dewasa dan lingkungan pada saat akan melakukan ejahatan.

Periode pasca lombroso

Pada masa ini merupakan masa perkembangan teori kriminologi. Hal ini muncul sebagai akibat kelemahan teori lombroso dengan dasar teori bakatnya. Namun demikian teori teori yg muncul merupakan pengembangan lebih lanjut dari teori dasar pada masa lombroso. Kretsmer (jrm) dlam teorinya menghubungkan antara pelaku kejahatan dengan ciri pisik dan perangai. Begitu juga sheldon, bahwa tingkah laku manusia ada hubungannya dengan bentuk badannya.

orang gemuk pendek/endomorph adalah tipe manusia suka bersosial dan punya falsapah hidup yg mudah. orang kurus dan lemah lembut/ ektomorph, bersifat sensitif, mudah marah dan tidak begitu sosial. orang yg tegap dan badan kuat/mesomorph, mudah resah, besar tenaga dan tidak sensitif. Tipe ini yg punya potensi untuk jadi penjahat.

Beberapa teori yg berkembang antara lain: 1. T. Ekologis, yg menghubungkan antara kejahatan dengan kepadatan dan mobilitas penduduk. 2. T. Culture conflict (thorten sellin), yg menghubungkan antara kejahatan dengan sistem nilai dalam suatu darah. 3. T. Faktor economic ( crime and economic condition ) 4. T. Defrential assosiation 5. T. Anomie 6. T. Subculture

Differential association
1. Kejahatan itu dipelajari bukan diwariskan 2. Kejahatan itu dipelajari dalam lingkungan pergaulan yg intim 3. Kejahatan itu dipelajari melalui suatu proses komunikasi 4. Yang dipelajari adalah motivasi, juga tekanik melakujkan kajahatan. Orang lebih suka melakukan kejahatan/ melanggara uu, karena : 1. Frekwency : seringnya individu bergaul dengan kelompok tertentu 2. Duration : lama inya individu tersebut dalam kelompok 3. Priority : masa lampau seseorang

4. Intensity : bagaiaman sikap orang terhadap norma yang dianut kelompoknya. Kelemahan teori ini adalah : 1. Seolah-olah orang yg bergaul dengn org jahat penjahat 2. Seolah-olah manusia tdk punya kepribadian Titik berat t. Da : bahwa kejahatan berakar dari masyarakat dan merupakan pencerminan dari organisasi masyarakat itu sendiri. Tingkah laku kriminal itu dipelajari, tidak diwariskan. Tingkah laku kriminal dipelajari dalam hubungan dengan interaksi orang lain dalam st. Proses komunikasi. Bagian terpenting dri mempelajari tl kriminal, timbul dalam st. Hubungan / klp yg intim Didalam mempelajari tl. Kriminal seseorang akan mempelajari teknik melakukan kejahatan dan motivasi/dorongan-dorongan. Dorongan-dorongan itu dipelajari dari penafsiaran org itu terhadap ket. Uu; apakah menyukai melanggara uu atau tdk menyukai melanggar uu. Seseorang menjadi jahat krn org itu lebih suka melanggar uu drpd mentaati uu. Pergaulan yg berbeda-beda tergantung dari frekwensi lamanya wkt yg dipergunakan untuk bergaul satu sama lain, masa lampai dan intensitas. Proses mempelajari tl kriminal juga pola tl non kriminal meliputi semua mekanisme yg terjadi pada proses-proses mempelajari hal-hal tsb. Teori sosiologi yg menerangkan kejahatan dan sebab-sebab kejahatan
t. t. t. t. Condax norm ( conflict norma ) Defferentsial accosiation Culture tranmission Anomie

File:Teori umum ilmu sosial terhadapperilaku jahat.png Pendekatan ilmu sosial terhadap kejahatan 1. Teori tentang motivasi mempersoalkan tentang : 1) mengapa orang melakulan kejahatan 2) mengapa ada orang yg tidak melakukan kejahatan pertanyaan pertama dijelaskan dengan strain theory, teori ini menjelaskan bahwa dalam masyarakat terdiri dari berbagai kebutuhan, namun dalam kenyataanya beberapa anggota masyarakat tidak berhasil mencapai cita-cita sesuai dengan keinginannya. titik berat teori ini bhw kejahatan dipandang sbg st. Adaptasi. Shg tidak dipandang sbg sst yg baik atau buruk melainkan sbg sst yg normal. pelopor teori ini didasarkan pad konsep teori anomie. Tokohnya durkheim dan robert merton.

Pertanyaan kedua dijelaskan oleh social control theory mnrt teori ini kita memilih mentaati norma karena kita suka oleh keterikatan dalam masyarakat ( social bonds). Ada 4 unsur dalam sosial bond ( hirschi ) : Attachment Comitment Involvement Belief dikotomi klasifikasi teori, misalnya : Konsensus vs konflik Klasikal vs positivistik Struktural vs prosesual Sosiologis vs biologis
makro vs mikro

Klasifikasi teori kriminologi Klasik Legal status (keadaan legal) Government structure (struktur pemerintahan) The right of human (hak asasi manusia) Struktur The way society orginezed and its effect on behavior (pengaruh aneka ragam lemb. Kemasy. Thp hub. Masy). Konsensus Agresment among people (kesepakatan antara angg. Masyarakat) Shared common values (gagian dari nilai-nilai kebiasaan) Positif Pathology of criminal (sebab-sebab kejahatan) Treatment (pembinaan) Correction of criminal with in individual (perbaikan thp pelaku kejahatan) Proses How people become criminal ( mengapa orang menjadi penjahat) Konflik Litle agrement (tidak ada kesepakatan) People hold conflicting values (pengaruh konflik nilai thp masyarakat) Theory of criminology Macro theories Explain social structure and its effects ( struktur sosial dan dampaknya) Micro theories Explain how people become criminal ( bagaimana orang bisa jadi penjahat) Brigding theories How social structure comes about and how people become criminal ( bagaimana struktur sosial dan bagaimana orang menjadi penjahat) Bagaimana di indonesia ?
kriminologi sedikit sekali manjadi bahasan yang serius dalam wacana akademik, padahal cukup ngetop dalam pembicaraan warung kopi

Pengembangan teoritis sangat miskin, terutama oleh komunitas hukum ( conflicting paradigm between law and criminology) Penelitian juga sama miskinnya Padahal sangat diperlukan untuk menunjang pengembangan hukum pidana dan spp ! Kecenderungan pendekatan dalam kriminologi di indonesia

konservatif untuk kasus kejahatan kekerasan

Eknomi, untuk kasus klejahatan ekonomi Radical conflict untuk kasus kejahatan politik Ekologis untuk kejahatan kolektif, juvenile delinquency Secara umum pendekatan sosial terhadp masalah kejahatan Reaksi masyarakay terhadap kejahatan Reaksi masyarakat : Sikap spontan dan emosional yg diberikan anggota masyarakat thp masalah kejahatan yg timbul di masyarakat. Reaksi masyarakat karena ada sst yang mengancam terhadap kehidupannya. Bentuknya : menghindar , usaha untuk memberantas, pembalasan. Macam-macam reaksi masyarakat : Resmi (tanggapan yg didasarkan atas hukum yg berlaku, berupa spp) Tidak resmi (tanggapan masyarakat diluar pengaruh aturan resmi) Kedua reakksi tersebut perlu mendapat perhatian secara khusus Dua aspek reaksi masyarakat Aspek positif. Reaksi masyarakat melalui pendekatan-pendekatan kemasyarakatan sesuai dgn latar belakang terjadinya kejahatan. Didasarkan atas kerjasama dgn aparat keamanan / penegak hukum. Tujuan penghukuman adalah pembinaan dan penyadaran atas si pelaku. Mempertimbangkan dan memperhatikan sebab-sebab dilakukannya kejahatan. 2. Aspek negatif Reaksi masyarakat serta merta atasa dasar luapan emosi. Didasarkan atas ketentuan lokal yg berlaku pad masyarakat Lebih bersifat pembalasan,penderitaan, paksaan, dendam. Sedikit mempertimbangkan dan memperhitungkan latar belakang dilakukannya kejahatan. Landasan reaksi masyarakat 1. Landasan presfektif hukum/yuridis special prefention dan general prefention Landasan prsfektif sosiologis. hukuman diberikan kepada si pelaku atas dasar ketentuan mores kelompok. ( durkheim: penghukuman bukan untuk membunuh masa depan, ttp berusaha untuk menghidupkan kembali semangat jiwa agar kembali

menjadi warga masyarakat yg wajar. Landasan presfektif psikologis. ( obyektyif, subyektif dan sosiologis) Kerugian akibat kejahatan File:Kerugian akibat kejahatan.png Konsepsi kriminologi penanggulangan kejahatan Punitif/penghukuman/punishment Perlakuan /treatment 2 justifikasi punishment: Akibat yg diberikan atas kewenangan kelompok terhadap tindakan anggota kelompok. Hukuman merupakan suatu bentuk penderitaan yg mendapat pengakuan ssi nilai yg dimiliki Penolakan terhadap metode hukuman: Merupakan bentuk isolasi terhadap individu yg dianggap sbg musuh masyarakat. Pengalaman penderitaan yg membuat orang enggan kembali ke masy. Hukuman dapat menghapus atitude/sikap seseorang Sering memberikan kepada pelaku keadaan semena-mena Pada umumnya tidak memebrikan dorongan yg konstruktif Clemmer:semakin lama seseorang berada dalam penjara, semakin berkuranglah ketaatan seseorang terhadap pola-pola tingkah laku yg baik; dan semakin kuatnya ketaatan orang ybs terhadap apa yg disebut inmate code yg berlaku dlam penjara tsb. Dua sistem crime prevention: Cara moralistik Abolionistik ( memberantas penyebabnya) Sutherland and cressey: Metode untuk menangulangi pengulangan/ prevention Metode untuk mencegah the first crime/reformation Perlindungan terhadap kejahatan sbg suatu jaminan kepastian keamanan apabila : Ada usaha untuk mengubah penjahat dengan cara-cara yg berguna Mengasingkan mereka yg tidak dapat diubah/diperbaiki Mengasingkan mereka dari perkembangan dunia kejahatan Menghilangkan lingkungan sosial yg mendorong kejahatan Prevention of delinquency and crime(ruth s cavan) Memperhatikan jenis-jenis pelaku atas kejahatan yg dilakukannya; Melibatkan para ahli bidang pendidikan dan psykiatris Tidak mengabaikan gejala-gejala yg nyata dan tindakan nyata dari kejahatan

You might also like