You are on page 1of 15

Anak kena epilepsi?

Tak jarang banyak orangtua yang frustasi begitu mengetahui anak mereka mengidap epilepsi atau kita lazim menyebutnya ayan. Bayangan kejang-kejang mendadak yang menakutkan dan masa depan suram langsung berkelebatan. Meski tak ada pengobatan yang benar-benar menyembuhkan epilepsi, dengan bantuan pengobatan yang benar, sekitar 80% anak-anak yang mengidap penyakit ini mampu hidup normal.

"Kita tak punya obat untuk menyembuhkan epilepsi, dan malangnya terapi serangan mendadak praktis tak ada. Cuma ada cara bagaimana mengelola serangan itu," kata William R. Turk, MD, Kepala Divisi Neurology di Nemours Children's' Clinic, Jacksonville, Florida. "Tapi pada anak, tetap ada peluang. Jika orangtua dapat memberikan pengobatan tepat, serangan mendadak mungkin bisa dienyahkan." Pandangan yang selama ini berkembang, epilepsi adalah sebuah penyakit turunan yang menular dan tidak bisa diobati. Ternyata hal ini dibantah oleh dua dokter anak yang merupakan pakar saraf anak FKUI/RSCM Jakarta, yakni Dr. Hardiono S Pusponegoro, Sp A dan Dr. Irawan Mangunatmadja, Sp A. Menurut kedua pakar tersebut, epilepsi bisa disembuhkan dengan total dan hanya 1% dari total penyandang epilepsi di Indonesia yang diturunkan secara genetika atau keturunan. Dan deteksi serta perawatan yang dini bagi penyandang epilepsi, terutama sejak balita sangat efektif menyembuhkannya dari penyakit epilepsi secara total. Dr. Hardiono pernah memiliki pasien yang berobat padanya sejak kecil, dan sampai pasien itu SMA semua berjalan dengan baik karena ia tidak pernah kambuh di muka umum bahkan sangat jarang walaupun tidak di muka umum. Namun sayangnya ketika pasien itu memasuki kelas II SMU, ia harus bunuh diri karena tidak kuat menahan sanksi sosial dari masyarakat yang mengucilkkannya karena menganggap penyakit epilepsi yang diderita pasien tersebut menular dan semacam kutukan. Hal ini tentunya sangat disayangkan oleh kedua dokter dan tidak sepatutnya terjadi. Oleh karena itu Anda harus mengubah cara pandang dan lebih aktif melakukan pendeteksian dini sejak balita agar epilepsi yang diderita balita Anda bisa diatasi dengan baik. Salah satu cara yang paling ampuh adalah dengan memperhatikan gerakan-gerakan yang dilakukan balita Anda sejak lahir. Kalau saja balita Anda sering melakukan gerakan-gerakan yang aneh tanpa sebab dan berulang-ulang maka segera hubungi dokter anak Anda untuk menanyakannya. Kemudian perhatikan juga jika ia mulai sering terkejut (kaget) tanpa sebab yang jelas dan mengulangi sampai beberapa kali. Penyebab epilepsi pada bayi masih sulit untuk dirumuskan para dokter dan lazim disebut idiopatik, namun yang pasti mereka tidak melihat kaitan yang jelas antara orangtua yang epilepsi dengan anakanak mereka yang menyandang epilepsi juga seperti digembar-gemborkan saat ini. Selain itu juga sangat kecil jumlah penyandang epilepsi akibat keturunan. Maka sejak kini, jangan kucilkan siapapun yang menyandang epilepsi karena hal ini tidak ada bedanya dengan penyakit-penyakit yang lainnya.

Apalagi jika ia anak Anda atau orang yang dekat di hati Anda.

"Epilepsi Bisa Disembuhkan"

Sekitar 400.000 anak di AS mengidap epilepsi, dan mereka dapat mengendalikan serangan mendadak itu serta mampu hidup normal. Lalu bagaimana jika anak kena serangan mendadak? Biasanya serangan ini berlangsung amat cepat, dan Anda tak punya cukup banyak waktu untuk berbuat sesuatu. Peristiwa kejang-kejang, dengan mulut mengeluarkan busa, seringkali menjadi momen yang mencekam bahkan menakutkan. Tapi sebagai orangtua, Anda harus sigap jika serangan itu sewaktu-waktu datang.

Bagaimana caranya?
<> Hindarkan anak dari benda-benda berbahaya yang berpotensi melukai dirinya <> Kendorkan pakaian di area leher, termasuk ikat pinggang <> Taruh bantal atau sesuatu yang lembut di bawah kepala <> Baringkan dia menghadap ke satu sisi

Kapan saatnya memanggil ambulans?


<> Jika anak terluka selama mendapat serangan mendadak <> Anak mungkin menelan air/cairan <> Serangan berlangsung lebih lama dari lima menit

Hal yang tak boleh dilakukan selama anak mendapat serangan:


<> Meletakkan benda di mulutnya. Jika anak mungkin menggigit lidahnya selama serangan mendadak, menyisipkan benda di mulutnya kemungkinan tak banyak membantu. Anda malah mungkin tergigit, atau parahnya, tangan Anda malah mematahkan gigi si anak. <> Mencoba membaringkan anak. Orang, bahkan anak-anak, secara ajaib memiliki kekuatan otot yang luar biasa selama mendapat serangan mendadak. Mencoba membaringkan si anak ke lantai bukan hal mudah dan tidak baik juga. <> Berupaya menyadarkan si anak dengan bantuan pernapasan mulut ke mulut selama dia

mendapat serangan mendadak, kecuali serangan itu berakhir. Jika serangan berakhir, segera berikan alat bantu pernapasan dari mulut ke mulut jika si anak tak bernapas. <> Hal yang tak boleh dilupakan adalah: Selalu menuliskan nomer-nomer darurat, seperti rumah sakit atau dokter, di tempat yang mudah dijangkau. Jika si anak mendapat serangan mendadak dan butuh pertolongan segera, Anda tak kalang kabut lagi mencarinya... Penyakit epilepsi ada beberapa jenis. Tidak semua jenis sama obatnya. Maka perlu tahu dulu, pertama apa betul epilepsi. Selain dari riwayat serangan, dipastikan dengan pemeriksaan EEG (elektroencephalography). Dari sana akan muncul jenis epilepsinya.

Epilepsi Bukan Penyakit Menular Secara umum masyarakat di Indonesia salah


mengartikan penyakit epilepsi. Akibatnya, penderita epilepsi sering dikucilkan. Padahal, epilepsi bukan termasuk penyakit menular, bukan penyakit jiwa, bukan penyakit yang diakibatkan "ilmu klenik", dan bukan penyakit yang tidak bisa disembuhkan.

Definisi Epilepsi yang benar adalah lepas muatan listrik yang berlebihan dan mendadak,
sehingga penerimaan serta pengiriman impuls dalam/dari otak ke bagian-bagian lain dalam tubuh terganggu.

Penyebab Epilepsi antara lain: faktor genetik/turunan (meski relatif kecil antara 5-10 persen),
kelainan pada menjelang-sesudah persalinan, cedera kepala, radang selaput otak, tumor otak, kelainan pembuluh darah otak, adanya genangan darah/nanah di otak, atau pernah mengalami operasi otak. Selain itu, setiap penyakit atau kelainan yang mengganggu fungsi otak dapat pula menyebabkan kejang. Bisa akibat trauma lahir, trauma kepala, tumor otak, radang otak, perdarahan di otak, hipoksia (kekurangan oksigen dalam jaringan), gangguan elektrolit, gangguan metabolisme, gangguan peredarah darah, keracunan, alergi dan cacat bawaan.

Jenis Epilepsi meliputi, epilepsi tonik klonik (grandmal), epilepsi absans (petit mal), epilepsi
parsial sederhana, epilepsi parsial komplek, epilepsi atonik, dan epilepsi mioklonik.

Cara Menanggulangi jika kebetulan menemukan penderita epilepsi yang tengah "kumat",
jangan sekali-kali memasukkan/meletakkan sesuatu ke dalam mulut korban, Jangan memaksa membuka gigi, jangan menahan gerakan saat klonik (kejang). Biarkan penderita sadar sendiri, tapi terlebih dahulu lindungi kepalanya dengan bantal. Setelah sadar, miringkan tubuhnya dan bantu memulihkan pernafasan. Lalu jangan diberi minum lebih dahulu, karena amat berbahaya bisa tersedak. Untuk pengobatannya serahkan pada dokter spesialis. Lalu minum obat secara teratur (tidak boleh lupa), kemudian hindari kelelahan, kemalaman, kedinginan, kecemasan, dan kelaparan. "Jika semua itu dilakukan sesuai 'aturan main', dipastikan penderita epilepsi bisa sembuh, hidup dan berkembang seperti anak yang normal,"

Mengobati epilepsi
Sementara itu, ahli bedah saraf dari Universitas Diponegoro Zainal Muttaqin kepada Media mengatakan, tindakan bedah saraf juga dapat dilakukan untuk mengobati penyakit epilepsi. Menurut Zainal, besarnya jumlah penyandang epilepsi di Indonesia belum diimbangi dengan penanganan menyeluruh. Penyandang epilepsi berkisar 1% dari total jumlah penduduk, atau sebanyak 2 juta jiwa. Sebanyak 70% di antaranya dapat disembuhkan dengan menggunakan pengobatan secara teratur. Sementara 30% belum mampu diobati dengan mengonsumsi obat. "Sebenarnya 30% penyandang epilepsi bisa dibantu melalui operasi bedah saraf, dengan tingkat keberhasilan 90%," tuturnya. Masih menurutnya, bila pengidap epilepsi sedang kejang, maka sejumlah sel sarafnya mengalami kerusakan.

Dalam kondisi kejang, kata dia, penyandang epilepsi menahan napas yang menyebabkan otak kekurangan oksigen. Hal itu mengakibatkan 50 sel dari 10 miliar sel saraf mati. Dikhawatirkan, bila kejang berlangsung dalam frekuensi sering, maka jumlah sel yang rusak semakin terakumulasi. Bedah saraf bagi penyakit epilepsi telah dimulai sejak 15 tahun lalu di negara maju. Terutama epilepsi yang diakibatkan gangguan pada otak samping atau lobus temporalis, dikenal dengan epilepsi psikomotorik. Di Jepang saja, setidaknya 150 operasi dilakukan setiap tahunnya. Sementara itu, di Indonesia baru dimulai sekitar 1999.

Penyakit epilepsi merupakan manifestasi klinis berupa muatan listrik yang berlebihan di sel-sel neuron otak berupa serangan kejang berulang. Penyebab epilepsi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu epilepsi idiopatik (tidak diketahui penyebabnya) dan epilepsi simtomatik (peyebab diketahui, misalnya tumor otak, pasca trauma otak). Pengaruh faktor genetik atau herediter memang ada tetapi kecil, biasanya termasuk pada yang idiopatik. Jenis serangan kejang pada epilepsi sangat bermacam-macam, secara garis besar dibagi menjadi kejang parsial (lokal) dan kejang umum (general). Untuk menegakkan diagnose epilepsi biasanya dokter akan melakukan wawancara (anamnesis), pemeriksaan fisis maupun pemeriksaan penunjang seperti EEG, CTScan, MRI dll. Pengobatan epilepsi adalah pengobatan jangka panjang. Penderita akan diberikan obat antikonvulsan untuk mengatasi kejang sesuai dengan jenis serangan. Penggunaan obat dalam waktu yang lama biasanya akan menyebabkan masalah dalam kepatuhan minum obat (compliance) seta beberapa efek samping yang mungkin timbul seperti pertumbuhan gusi, mengantuk, hiperaktif, sakit kepala, dll. Penyembuhan akan terjadi pada 30-40% anak dengan epilepsi. Lama pengobatan tergantung jenis epilepsi dan etiologinya. Pada serangan ringan selama 2-3th sudah cukup, sedang yang berat pengobatan bisa lebih dari 5th. Penghentian pengobatan selalu harus dilakukan secara bertahap. Tindakan pembedahan sering dipertimbangkan bila pengobatan tidak memberikan efek sama sekali. Penanganan terhadap anak kejang akan berpengaruh terhadap kecerdasannya. Jika Anda terlambat mengatasi kejang pada anak, ada kemungkinan penyakit epilepsi, atau bahkan keterbalakangan mental. Keterbelakangan mental di kemudian hari. Kondisi yang menyedihkan ini bisa berlangsung seumur hidupnya.

Jangan mudah percaya bahwa minum kopi bisa menghindari dari kejang atau step. Secara medis, menurut salah satu Dokter Anak di Jakarta, sebetulnya kopi tidak bergunauntuk mengatasi kejang. Kopi justrudapat menyebabkan tersumbatnya pernapasan bila diberikan pada saat anak Anda mengalami kejang, yang akhirnya mengantarkan pada kematian.

MENCEGAH KEJANG

Demam tinggi pada anak dapat diatas dengan cara memberi obat demam dengan penurun panas dan kompres dengan lap hangat (lebih kurang panasnya dengan suhu badan si kecil) selama kurang lebih 15 menit, bila mencapai 38.5 derajat celcius atau lebih Jangan melakukan pengkompresan dengan lap yang dingin, karena dapat menyebabkan korslet di otak (akan terjadi benturan kuat karena atara suhu panas

tubuh si kecil dengan lap pres dingin)


Kalau dinyatakan epilepsi, segera minum obat resep dokter secara teratur Sediakan obat anti kejang lewat dubur di rumah jika kejang membuat anak tidak mungkin meminum obat. sedia selalu obat penurun panas di rumah seperti parasetamol.

Lidah Buaya Mengobati Epilepsi


Epilepsi sebenarnya merupakan gangguan pada sistem syaraf otak. Penyebabnya beragam. Salah satunya karena benturan, Terapi awal yang bisa dilakukan di rumah, adalah dengan campuran daun lidah buaya dan es batu. Cari daun lidah buaya secukupnya. Haluskan, kemudian dimasukkan ke dalam panci. Beri es batu, ditambah sedikit garam. Selanjutnya campuran tadi, digunakan untuk mengompres kepala. Lakukan sehari satu kali, selama tujuh hari berturut-turut.

Psikiatri

Mengenal Penyakit Kuno Epilepsi


GERAI - Edisi Februari 2006 (Vol.5 No.7) Pengobatan epilepsi harus dilakukan secara teratur. Penghentian obat secara mendadak dapat mengakibatkan serangan baru yang dapat memiliki dampak yang serius Di dunia ini, kasus epilepsi cukup sering dijumpai. Dalam bukunya Epilepsi, Prof. Dr. dr. S.M. Lumbantobing, seorang pakar saraf negeri ini menyebutkan, prevalensi epilepsi di seluruh dunia mencapai 5-20 orang per 1000 penduduk. Sayangnya belum ada penelitian tentang berapa tepatnya prevalensi epilepsi di Indonesia. Namun diperkirakan berkisar antara 0,5-1,2%. Jadi dengan jumlah penduduk 210 juta jiwa, populasi penderita epilepsi mencapai 2.100.000 orang . Epilepsi dihubungkan dengan kejadian seseorang tidak sadarkan diri, terjatuh, tubuh tegang, lalu disusul dengan gerakan-gerakan kejang tanpa terkendali di seluruh tubuh. Penyakit yang lebih dikenal dengan ayan ini telah dikenal sejak jaman Babilonia kuno tiga ribu tahun lalu dan hingga saat ini penyebab pastinya masih belum diketahui. Para peneliti meyakini, bahwa penderita epilepsi memiliki kadar neurotransmitter tinggi, yang dapat menyebabkan aktivitas neuron yang berlebihan. Apapun yang dapat mengganggu pola aktivitas neuron normal mulai penyakit yang dapat merusak otak hingga perkembangan otak yang abnormal, dapat mengakibatkan kejang. Cedera kepala atau stroke dapat mengakibatkan terjadinya epilepsi. Hal itu terjadi ketika otak berusaha memperbaiki sendiri kerusakan yang terjadi justru meyebabkan koneksi saraf yang abnormal hingga mengganggu aktivitas neuron. Sel membrane yang mengeliling tiap neuron juga berperan dalam epilepsi. Study menunjukkan karena otak terus menerus beradaptasi terhadap rangsangan, perubahan pada aktivitas neuron meski kecil, jika terus berulang, akan memicu epilepsi pada bagian lain dari otak.

Faktor turunan, diduga merupakan faktor penting terjadinya epilepsi. Beberapa tipe epilepsi memperlihatkan adanya ketidaknormalan pada gen tertentu. Jenis-jenis tertentu epilepsi cenderung diturunkan pada orang dalam satu keluarga yang diperkirakan melibatkan lebih dari 500 gen terhadap kelainan ini. Namun abnormalitas gen ini hanya berperan sebagian, misalnya kerentanan seseorang untuk mengalami serangan kejang yang dipicu oleh faktor lingkungan. Pada beberapa kasus, pada keluarga yang tidak memiliki riwayat epilepsi, ada kemungkinan gen yang terkait epilepsi berkembang secara abnormal atau terjadi mutasi. Beberapa faktor lain yang diduga juga turut berperan adalah masalah perkembangan dan metablisme seperti cerebral palsi dan autis. Hal lain adalah perawatan saat janin dalam kandungan dan asupan gizi. Risiko akibat kejang yang dialami penderita epilepsi membatasi kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Misalnya saat menyetir kendaraan. Saat kejang penderita dapat kehilangan kesadaran yang akan membahayakan jika melakuakan aktivitas tertentu. Dampak lain epilepsi adalah terhadap psikologis penderitanya. Jika serangan terjadi di muka umum, penderita mungkin akan menglami rasa malu atau redah diri yang juga berefek pada pada teman dan keluarganya. Penderita epilepsi berat yang tidak menjalani terapi, umumnya juga memiliki harapan hidup lebih pendek dan risiko cacat kognitif yang lebih tinggi, terutama jika kejang telah dialami sejak masa anak-anak. Saat ini, terapi epilepsi adalah menggunakan obat-obat antikonvulsan yang dikonsumsi sebagai terapi tunggal ataupun kombinasi. Pemilihan obat-obatan tersebut tergantung type epilepsi yang diderita. Obat-obat itu antara lain divalproex sodium, fenobarbital, karbamazeptin, diazepam, klonazepam, dan primidon. Golongan lain adalah lamotrigin, vigabatrin, gabapentin, dan okskarbasepin. Divalproex sodium yang dipasarkan dengan nama Depakote adalah salah satu antiepileptik yang diindikasikan untuk pengobatan seizure parsial dan seizure absense. Pengobatan epilepsi harus dilakukan secara teratur. Penghentian obat secara mendadak dapat mengakibatkan serangan baru yang dapat memiliki dampak yang serius seperti serangan epilepsi beruntun (status epileptikus). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa serangan yang tidak terkontrol akan memicu perubahan pada neuron, hingga ketika serangan terjadi lagi akan akan sulit diterapi. Penghentian obat tergantung dari usia penderita dan tipe epilepsi yang diderita. Agen xamthone plus jakarta pusat Pengobatan kolesterol tinggi

Pengobatan epilepsi/ayan
Pengobatan epilepsi/ayan dengan gamat gold yang terbuat dari bahan alami dan aman untuk dikonsumsi bagi kesehatan anda. gamat gold sendiri terbuat dari ekstrak tripang emas pilihan sehingga terjamin kualitasnya. Untuk pemesanan gamat gold klik Cara pemesanan gamat gold Sekilas tentang epilepsi

Ayan atau epilepsi adalah penyakit saraf menahun yang menimbulkan serangan mendadak berulang-ulang tak beralasan. Kata epilepsi berasal dari bahasa Yunani (Epilepsia) yang berarti serangan. Ada 2 Jenis Epilepsi : Epilepsi umum Berupa hilangnya kesadaran, kejang seluruh tubuh hingga mengeluarkan air liur berbusa dan napas mengorok, serta terjadi kontraksi otot yang mengakibatkan pasien mendadak jatuh atau melemparkan benda yang tengah dipegangnya. Epilepsi parsial Ditunjukkan oleh rasa kesemutan atau rasa kenal pada satu tempat yang berlangsung beberapa menit atau jam. Bisa juga, rasa seperti bermimpi, daya ingat terganggu, halusinasi, atau kosong pikiran. Seringkali diikuti mengulang-ulang ucapan, melamun, dan berlari-lari tanpa tujuan. Sebagian besar penderita epilepsi terjadi karena faktor keturunan. Anak yang lahir dari keluarga penderita epilepsi, cenderung menderita epilepsi juga. Selain itu, epilepsi juga bisa disebabkan oleh berbagai macam penyakit yang mengganggu fungsi otak. Untuk pemesanan gamat gold klik Cara pemesanan gamat gold Solusi pengobatan epilepsi dengan gamat gold Epilepsi bisa terjadi karena kelainan bentukan otak (kongenital), infeksi penyakit yang menyebabkan radang otak, adanya tumor di otak, step berulang, gangguan metabolisme, serta ada yang tidak diketahui penyebabnya, kata dr.Saekhu.Lantas kenali gejala penyakit epilepsi,dan segera obati dengan obat alami epilepsi aman tanpa efek samping Jelly Gamat Gold-G . Mengapa gamat gold bisa menyembuhkan penyakit epilepsi?

Jawabannya kita simak kisah nyata berikut ini:

Nama: Sarmaramahida Manurung Umur: 25 Tahun Alamat: Tebing Tinggi keluhan: Epilepsi, TBC Jenis Prodak : Jelly Gamat Gold-G Sea Cucumber Saya mempunyai penyakit ayan (Epilepsi). Sebelum saya mengkonsumsi Gold-G, epilepsi saya sering kambuh, 1 hari bisa sampai 4 kali. Memang saya tidak menyadarinya ketika kambuh, tetapi saya diberitahu oleh keponakan saya kalau penyakit saya ini Saya dan keluarga sudah coba berobat ke dokter saraf dan ke dokter lainnya, tetapi belum ada hasilnya. Saya sangtat kecewa sekali, padahal saya sangat bersemangat untuk sembuh. Beberapa hari kemudian seseorang datang pada saya, yaitu petugas Puskesmas dan saya diberi Gold-G lalu saya minum 2 kali sehari. Tepatnya bulan Januari, saya mulai munum Gold-G sampai bulan Juni tahun 2005, penyakit epilepsi saya tidak pernah kambuh lagi dan penyakit TBC saya sudah sembuh berkat Gold-G. Bagaimana teripang membantu proses penyembuhan itu? Di Universitas Kebangsaan Malaysia, Prof. Ridzwan Hashim menemukan bukti sahih, teripang Holothuria atra, H. scabra, dan Bohadshia argus berefek antibakteri. Bakteri Streptococcus faecalis penyebab pembengkakan lapisan dalam jantung, S. varidasns perusak katup jantung, S. pneumoniae penyebab radang paru-paru dan sinusitis akut, Staphyloccus aureus penyebab meningitis, dan Proteus mirabilis penginfeksi luka, ampuh dibasmi teripang. Hal itu sejalan dengan penelitian Nagarajappa dari Gene Lab, National Institute of Oceanography, Paula, Goa, India. Hasil pengujiannya terhadap larutan teripang menghambat pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumonia. Zat yang berpengaruh: tripsin dari hidrolisat gamat. Sedangkan Subhuti Dharmananda dari Institut Pengobatan Tradisional, Portland, Amerika serikat, mengungkap zat teripang paling berpengaruh dalam penyembuhan penyakit paruparu adalah asam lemak metiltetradekanoik penghambat kinerja enzim lipoksigenase. Enzim berupa 5-LOX inhibitor telah diaplikasikan berbagai penyembuhan penyakit pernapasan. Kemampuan regenerasi sel teripang cepat, makanya bisa mengobati berbagai penyakit, kata dr. Pieter Pattinama, mantan direktur RS PGI Cikini, Jakarta. Kemampuan regenerasi itu

lantaran gamat memiliki kandungan gizi lengkap, antara lain 9 jenis karbohidrat, 59 jenis asam lemak, 19 jenis asam amino, 25 komponen vitamin, 10 jenis mineral, dan 5 jenis sterol. semuanya bersatu padu membentuk kekebalan tubuh dan memperbaiki sel-sel rusak. Bagi anda yang ingin memesan gamat gold, klik link gambar dibawah ini:

PESAN SEKARANG JUGA, BARANG SAMPAI DULUAN BARU TRANSFER PEMBAYARAN Anda juga bisa melihat postingan kami yang lainnya : Pengobatan asam urat, obat herbal asam urat, obat herbal maag kronis, obat jantung koroner, obat herbal thalasemia, obat herbal kanker payudara, obat herbal penyakit diare, obat herbal penyakit keputihan, obat herbal penyakit thalasemia. Jika anda sedang mencari produk propolis, klik Propolis brazil Posting By : Agen xamthone plus jayapura, Agen xamthone plus mataram, Agen jelly gamat jayapura & Agen jelly gamat mataram

Obat Epilepsi
12:41 polobye No comments Kegagalan pengobatan epilepsi, Berbagai faktor dapat mempengaruhi keberhasilan pengobatan epilepsi, sebelum memutuskan suatu kasus termasuk epilepsi yang tidak dapat atau sukar diobati, perlu dilakukan penelitian terlebih dahulu. Berikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan pengobatan epilepsi kurang berhasil:

Faktor penderita, salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pengobatan epilepsi adalah ketaatan dan kepatuhan penderita. berbagai alasan yang menyebabkan mengapa penderita tidak teratur minum obat diantaranya adalah bosan, merasa sudah baik atau bebas dari serangan, takut bila terlalu lama minum obat akan menyebabkan gangguan lain, kurangnya informasi Gangguan struktural otak, Kelainan struktur otak dapat menyebabkan epilepsi menjadi susah disembuhkan.

oma epilepsi yang termasuk kategori susah disembuhkan adalah early myoclonic encephalopathy, early infantile epileptic encephalopathy, west's syndrome, lennox-gastaut syndrome, progresisive metabolic, epilepsia partialis continua. Pengobatan yang tidak efektif, hal ini dapat terjadi karena dosis yang tidak tepat atau cara pemberiannya salah, adanya interaksi atau intoleransi obat.

Diagnosa salah, bila memungkinkan sebaiknya dilakukan motoring video-EEG untuk memastikan diagnosa Dibawah ini adalah beberapa obat yang digunakan sebagai obat anti epilepsi (OAE) : Phenobarbital (PB/PHB)

Indikasi : Kejang neonatus, kejang demam, kejang parsial, kejang umum, status epileptikus Inefektif : abcense/lena, infantile spasme Dosis awal : <1 tahun : 3-5 mg/kg BB ; >1 tahun : 2-4 mg/kg BB Interval Dosis : 4x-2x Dosis Maintenance : sama Steady State : 14-21 hari Waktu untuk mencapai efek maks : 5-15 jam Waktu paruh : Anak: 37-73 jam; Neonatus:45-173 jam Kadar terapeutika : 15-40 mikrogram/ml Efek samping : sedatif, hiperaktivitas, menjadi bodoh, gangguan penampilan, rash, sindrom steven-johnson Monitoring Rutin : Tidak perlu

Phenyntoin (PHT)

Indikasi : Kejang parsial, kejang umum tonik klonik, status epileptikus Inefektif : absence, kejang demam, infantile spasme Dosis awal : 5-6mg/kg BB Dosis maintenance : 4-8 mg/kg BB/hr Dosis interval : 2x Steady state : 7-10 hari Waktu untuk mencapai efek maks : 4-8 Jam Kadar terapeutika : 10-20 mikrogram/ml Efek Samping : sedatif, ataksia, kabur atau diplopia, mual muntah, hiperplasia ginggiva, hirsuitisme, kulit kasar, rush, sindroma stevenjohnson Monitoring rutin : DL 1-2x/tahun

Valporate (VPA)

Indikasi :absence, semua kejang umum, infantile spasme, kejang demam Inefektif : tidak ada, hanya kurang efektif untuk kejang parsial sederhana dan komplek Dosis Awal : 15-20mg/kg dalam 2 sampai 4 dosis yang terpisah Dosis maintenance : 15-20 mg/kg BB/hr Waktu mencapai efek maks : 1-4 jam Waktu paruh : 4-150 jam Kadar terapeutika : 50 - 150 mikrogram/ml Efek samping : tremor, mual, rambut rontok, berat badan naik Monitoring : DL sebelum, 2 minggu, setiap 1 bulan sekali, kemudian setiap 4-6 bulan

Untuk informasi lebih lengkap silahkan lihat-lihat link lain di blog ini, semoga sedikit postingan ini dapat memberikan manfaat.

Pengobatan Epilepsi Dengan Bedah Lebih Menjamin Kesembuhan


Adelia Ratnadita - detikHealth <p>Your browser does not support iframes.</p>

(Foto: thinkstock) Jakarta, Penanganan pasien epilepsi (kejang-kejang atau ayan) kebanyakan hanya dilakukan dengan terapi obat. Sedangkan pembedahan masih dianggap terlalu ekstrem untuk dilakukan. Tapi pengobatan melalui operasi ternyata lebih menjamin kesembuhan dalam jangka panjang. Seperti sebuah studi baru menemukan hampir setengah dari orang-orang yang telah menjalani operasi atau pembedahan untuk epilepsi, tetap bebas dari kejang hingga 10 tahun kemudian. Saat ini kebanyakan penanganan pasien epilepsi adalah dengan terapi obat. Namun jika obat tersebut tidak dapat mengendalikan kejang epilepsi selama bertahun-tahun. Baru kemudian setelah pasien disarankan untuk menjalani operasi. Peneliti mengatakan bahwa beberapa pasien epilepsi fokal harus memenuhi syarat untuk menjalani prosedur operasi dengan lebih cepat. Epilepsi fokal merupakan bentuk paling umum dari gangguan kejang. "Penanganan pasien epilepsi dengan neurosurgical atau bedah saraf, digunakan untuk pengobatan epilepsi fokal yang tidak dapat merespons obat. Neurosurgical dapat memungkinkan berhentinya episode kejang pada pasien epilepsi," kata pemimpin penelitian Dr. John Duncan, yang juga seorang profesor neurologi dari National Hospital for Neurology and Neurosurgery serta Imperial College London, Inggris seperti dikutip dari MSN Health, Jumat (14/10/2011).

Sebanyak 82 persen dari orang-orang yang telah menjalani neurosurgical telah merasakan manfaat yang besar, yaitu tidak pernah mengalami kejang lagi. Berdasarkan hasil studi tersebut maka penanganan pasien epilepsi dengan prosedur pembedahan harus dipertimbangkan jika 2-3 obat telah gagal untuk mengontrol kejang. "Beberapa orang dengan epilepsi berpikir bahwa mengonsumsi obat ketika hamil akan meningkatkan risiko cacat lahir pada bayi. Mengingat keparahan efek samping dari beberapa obat epilepsi. Maka itu pasien tertentu akan lebih baik jika menjadikan prosedur bedah sebagai alternatif pengobatan," kata para peneliti. Hasil studi tersebut diterbitkan dalam The Lancet edisi 15 Oktober 2011. Tim peneliti melihat hasil jangka panjang dari 615 orang dewasa yang menjalani prosedur pembedahan untuk epilepsi di National Hospital pada tahun 1990-2008. Dengan rata-rata pasien yang diamati telah menderita kejang selama 20 tahun sebelum operasi. "Lima tahun pasca-operasi, 52 persen dari pasien tersebut tetap bebas kejang. Dan setelah 10 tahun, 47 persen dari pasien tersebut tetap bebas dari kejang. Namun selama jangka panjang, 11 persen dari pasien tersebut mengalami kejang parsial sederhana. Kejang parsial sederhana tidak melibatkan hilangnya kesadaran tetapi tampaknya dapat mempengaruhi peluang pemulihan," kata para peneliti. Prosedur pembedahan untuk epilepsi adalah memotong sebagian kecil dari otak dimana biasanya kejang bermula. Daerah otak yang paling sering dipotong ketika menjalani pembedahan untuk epilepsi adalah area lobus temporal. Prosedur tersebut dikenal sebagai anterior temporal resection. Tetapi tergantung pada lokasi dari fokus kejang yang telah ditentukan oleh dokter melalui tes MRI dan lainnya, bedah epilepsi dapat dilakukan pada area lain dari otak. "Operasi lobus temporal biasanya tidak mengganggu kemampuan mental atau memori pasien. Bedah luar lobus temporal disebut extratemporal cortical resection," ujar Dr Duncan. Para peneliti menemukan bahwa pasien yang menjalani extratemporal cortical resection sebanyak 2 kali, lebih mungkin untuk mengalami kejang lagi. Selain itu, pasien yang mengalami kejang parsial sederhana selama 2 tahun setelah operasi akan 2,5 kali lebih mungkin mengalami kejang yang mempengaruhi kesadarannya. Pasien yang telah lama bebas dari kejang, semakin kecil kemungkinan untuk mengalami kekambuhan. "Studi ini telah mebuktikan bahwa, bedah epilepsi telah sangat efektif pada hampir 50 persen pasien epilepsi tanpa memburuknya kondisi setelah operasi. Penelitian tersebut sangat penting karena mengamati keamanan dan efektivitas terapi bedah untuk epilepsi dalam lingkungan dunia klinis," kata peneliti.==============

Epilepsi dapat sembuh total


Sumber: http://www.tempo.co.id/medika/arsip/072001/keg-2.htm Dengan Pengobatan Rutin, Epilepsi pada Anak Dapat sembuh Total Penyandang epilepsi akan mengalami kejang secara spontan tanpa sebab sebagai gejalanya. Selain itu, ada pula yang disertai sebab ringan seperti kurang tidur, capek, melihat sesuatu yang berkedip-kedip, dan lain-lain. Pada anak, jenis bangkitan kejang sangat bermacammacam, dapat berbentuk kejang kaku dan kejang kelojotan yang disertai mulut berbusa atau tidak. Bentuk yang lain berupa serangan bengong, kaget-kaget, jatuh-jatuh, atau mengecapngecap. Keprihatinan yang mendalam akan dirasakan semua orang jika melihat bayi berusia tiga bulan yang kejang-kejang karena epilepsi. Namun, sangat disayangkan masyarakat sudah terlanjur mempunyai persepsi buruk tentang penyakit ini. Persepsi buruk yang dimaksud di antaranya menyatakan bahwa epilepsi merupakan penyakit keturunan, menular, dan tidak dapat disembuhkan. Padahal, dengan pengobatan yang rutin, anak penyandang epilepsi dapat sembuh secara total. Demikian kesimpulan yang didapat dari kegiatan Press Up-date dengan tema Epilepsi pada Anak yang diselenggarakan oleh Janssen Pharmaceutica pada 6 Juni 2001. Pada acara yang diikuti wartawan media cetak dan elektronik tersebut, hadir sebagai pembicara Dr. Hardiono D. Pusponegoro, Sp.A(K) dan Dr. Irawan Mangunatmadja, SpA. Penyebab epilepsi pada anak, menurut Hardiono, sebagian besar tidak diketahui. Namun demikian, faktor lain yang menyebabkan timbulnya penyakit ini yaitu adanya kerusakan kecil atau besar pada otak. Kerusakan ini dapat disebabkan perdarahan, tumor, infeksi otak, kelainan bawaan, dan lainlain. Dari seluruh kasus epilepsi, 60% di antaranya tidak diketahui penyebabnya, sedangkan pada anak yang berumur 10 tahun sebanyak 80% tidak diketahui penyebabnya. Berdasarkan fakta tersebut, berarti sebanyak 360 ribu kasus epilepsi tidak diketahui penyebabnya jika dihitung berdasarkan prevalensi epilepsi di Indonesia yang berjumlah 600 ribu penderita. Di RSCM sendiri, menurut dokter spesialis anak yang juga berpraktek di Klinik Anakku, ini terdapat 175200 kasus baru per tahun. Dengan berkembangnya teknologi kedokteran diharapkan epilepsi yang tidak diketahui penyebabnya semakin berkurang. Sindrom epilepsi yang terjadi pada anak banyak jenisnya, di antaranya Ohtahara, Spasme Infantil, Lennox-Gastaut, dan lain-lain. Sindrom Ohtahara terjadi pada bayi berusia 03 bulan dengan gejala munculnya gerakan aneh yang berulang-ulang. Gejala ini memang sangat tidak khas karena bayi baru lahir sulit dikenali gerakannya. Namun, dengan observasi yang teliti dapat ditentukan gerakan tersebut kelainan atau bukan. Jika masih tidak dapat ditentukan, EEG dapat dilakukan untuk memastikannya. Selain sindrom Ohtahara, pada bayi terutama yang berusia 312 bulan, dapat terjadi Spasme Infantil atau dikenal juga dengan Sindrom West. Sindroma ini ditandai dengan kejang yang dialami bayi menjelang tidur, munculnya berulang-ulang, dan berbunyi. Bayi yang mengalami spasme ini hasil EEG-nya sangat buruk. Selain itu, kejang-kejang yang sering dialaminya dapat

mengakibatkan retardasi mental. Sindrom Lennox-Gastaut juga dapat dialami oleh bayi, terutama yang berusia di atas 1 tahun. Sindrom ini meliputi semua jenis bangkitan kejang seperti Atonik (jatuh-jatuh), Tonik (kejang umum), Tonik-Klonik (kejang disertai jatuh), Mioklonik, dan Absence (serangan bengong). Prognosis sindrom ini sangat buruk dan hampir 100% penderita mengalami retardasi mental. Hal yang terpenting menurut dokter yang juga pengurus Yayasan Autisme Indonesia, ini adalah bahwa epilepsi dapat disembuhkan dengan pengobatan yang kontinyu. Untuk pasien yang akan menjalani pengobatan, harus dipastikan dahulu bahwa ia benar-benar menyandang epilepsi. Dengan diagnosis yang benar, misalnya dengan pemeriksaan EEG, dapat dipastikan bahwa seseorang menyandang epilepsi. Penyandang epilepsi yang tengah menjalani pengobatan sedapat mungkin hanya menggunakan satu jenis obat. Obat yang dipakai pun harus diminum dengan teratur, sebab jika pemakaian obat dihentikan dengan tiba-tiba maka akan menimbulkan serangan yang hebat. Pengobatan yang tengah dijalani harus diberikan secara rutin selama 23 tahun dan pada beberapa kasus diberikan seumur hidup. Penyandang epilepsi yang telah menjalani pengobatan 6080%, bebas serangan selama 3 tahun tanpa kekambuhan walaupun pengobatan dihentikan. Sebagian kecil penyandang bebas serangan, tetapi harus tetap minum obat. Hanya 2 5% penyandang epilepsi yang serangannya sulit diatasi walaupun dengan beberapa obat (intraktabel epilepsi). Pernyataan di atas merupakan harapan yang menggembirakan bagi keluarga yang salah satu anggotanya menyandang epilepsi. Selain itu, Irawan menyebutkan bahwa alternatif terakhir untuk mengobati epilepsi adalah dengan mengoperasi bagian sel saraf yang sering menimbulkan kejang. Hanya saja, setelah operasi ada bagian tubuh yang tidak dapat berfungsi karena sarafnya telah terpotong. Di Semarang telah berhasil dilakukan sepuluh operasi otak untuk pengobatan epilepsi. (Hidayati W.B.)

EPILEPSI (KEJANG KEJANG) Sembuh total dengan Pijat Refleksi


Dibuktikan oleh zidan anak Sd kls 2 umur sekitar 7 th bertempat tinggal di Pangsud Gresik.Sejak umur 3 th, zidan sudan terkena sakit epilepsy atau yg di sebut kejang2,pengobatan ke dokter sudah di lakukan oleh ke2 orangtuanya selama sekitar 3tahun.segala macam anjuran dan pengobatan sudah di lakukan.namun juga tak kunjung sembuh dan tidak ada hasilnya sama sekali. Sebagai orang tua,ibu zidan sangat sedih dan kasihan dengan sakit yg di alami anaknya yg masih kecil,usaha terus dilakukan dan akhirnya ibu zidan mendapatkan rekomendasi dari adiknya untuk pergi pijat ke Rumah Sehat refleksi Mustik Effendi,dan tanpa di sangka setelah pijat zidan pelan2 mengalami kemajuan,jarang kambuh dan akhirnya sembuh total,dan orangtua sangat senang sekali dengan kesembuhan anaknya zidan.Alhamdullilah dengan

berdoa dan rajin pijat seminggu 1 kali selama 1 bulan saja zidan pun sembuh total.

Anda, ibu bapak adik kakak,atau saudara memiliki masalah dengan kesehatan atau sakit tak kunjung juga sembuh,Tidak ada salahnya anda Mencoba datang ke Rumah Sehat Mustik Efendi Insyaallah kami bisa menyembuhkan segala macam keluhan sakit anda.Buktikan sendiri!!dan jangan lupa di iringi dengan ikhtiar dan berdoa karena segala penyakit pasti disediakan obatnya oleh ALLAH .

You might also like