You are on page 1of 18

BAB I PENDAHULUAN I.

1 latar belakang masalah


Komponen eletronika di bagi menjadi 2 yaitu Komponen Aktif. Komponen Pasif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya tidak memerlukan sumber arus atau tegangan tersendiri. Komponen Pasif meliputi : 1. Resistor 2. Kapasitor 3. Dioada 4. Relay 5. Transformator

I.2

Rumusan Masalah 1) Apa yang dimaksud dengan resistor? 2) Apa saja fungsi resistor dalam kehidupan? 3) Apa saja jenis- jenis resistor?

4) Bagaimana cara pembacaan nilai resistor yang menggunakan empat gelang? 5) Bagaimana kemampuan daya resistor ? 6) Bagaimana sifat resistor pada frekuensi tinggi? I.3 Tujuan 1) Mahasiswa dapat memahami tentang komponen pasif terutama resistor 2) Mengetahui bahwa resistor terdiri dari beberapa macam 3) Mengetahui kegunaan resistor 4) Mengetahui cara pembacaan nilai resistor dari warna gelang yang dimilikinya 5) Mahasiswa dapat mengetahui kemampuan daya resistor dan sifatnya pada frekuensi tinggi .

BAB II PEMBAHASAN

II.1. PENGERTIAN RESISTOR 1. Resistor adalah adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi unutk menghambat arus listrik. 2. Resistor adalah suatu komponen elektronika yang fungsinya untuk menghambat arus listrik 3. resistor adalah komponen elektronika berjenis pasif yang mempunyai sifat menghambat arus listrik. Satuan nilai dari resistor adalah ohm, biasa disimbolkan . Bahan pembuat resistor dapat digunakan lilitan kawat tahanan atau dapat pula dengan karbon. Dengan lilitan kawat tahanan, maka kecuali resistansi, juga akan memberikan sedikit induktansi. Pada saat ini resistor yang menggunakan karbon sudah tidak banyak terdapat di pasaran. Agar dapat menggunakan resistor dengan baik kita perlu mengetahui beberapa hal seperti bahan pembuatnya, nilai hambatan, toleransi, lesapan daya, derau dan perilaku pada frekuensi tinggi.

GAMBAR RESISTOR

II.2. FUNGSI RESISTOR 1. Sebagai pembagi arus(parallel) Rumus : V = I . R I = V/R 2.Sebagai penurun tegangan 3. Sebagai pembagi tegangan(seri) 4

Rumus : Va = R2+R3 . VCC/R total (R1+R2+R3) 4. Sebagai penghambat aliran arus listrik,dan lain-lain. II.3 JENIS- JENIS RESISTOR

Resistor Biasa (tetap nilainya), ialah sebuah resistor penghambat gerak arus, yang nilainya tidak dapat berubah, jadi selalu tetap (konstan). Resistor ini biasanya dibuat dari nikelin atau karbon. Jenisnya ada 4, yaitu:

1. Resistor gulungan kawat 2. Resistor lapisan karbon 3. Resistor lapisan oksida logam 4. Resistor komposisi karbon Resistor Tetap (Fixed) Secara fisik bentuk resistor tetap adalah sebagai berikut :

Beberapa hal yang perlu diperhatikan : 1. Makin besar bentuk fisikresistor, makin besar pula daya resistor tersebut.

2. Semakin besar nilai daya resistor makin tinggi suhu yang bisa diterima resistor . tersebut.

3. Resistor bahan gulungan kawat pasti lebih besar bentuk dan nilai daya-nya dibandingkan resistor dari bahan carbon. Simbol dari fixed resistor adalah sebagai berikut :

Resistor Tetap

Standar

AS dan Jepang

Eropa

Resistor Berubah (variable), ialah sebuah resistor yang nilainya dapat berubahubah dengan jalan menggeser atau memutar toggle pada alat tersebut. Sehingga nilai resistor dapat kita tetapkan sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan jenis ini kita bagi menjadi dua, Potensiometer, rheostat dan Trimpot

(Trimmer Potensiometer) yang biasanya menempel pada papan rangkaian (Printed Circuit Board, PCB).

. Trimpot 2. Potensio

: Yaitu variabel resistor yang nilai hambatannya dapat diubah dengan mengunakan obeng. : Yaitu variabel resistor yang nilai hambatannya dapat diubah langsung mengunakan tangan (tanpa alat bantu) dengan cara memutar poros engkol atau mengeser kenop untuk potensio geser.

Contoh bentuk fisik dari variable resistor jenis Trimpot :

Contoh bentuk fisik dari variable resistor jenis Potensio :

Resistor yang nilainya bergantung pada suhu atau cahaya(resistor non linier):

1. Resistor NTC dan PTS, NTC (Negative Temperature Coefficient), ialah Resistor yang nilainya akan bertambah kecil bila terkena suhu panas. NTC resistansinya kecil bila panas dan makin dingin makin besar. Sedangkan PTS (Positife Temperature Coefficient), ialah Resistor yang nilainya akan bertambah besar bila temperaturnya menjadi dingin.

2. LDR (Light Dependent Resistor), ialah jenis Resistor yang berubah hambatannya karena pengaruh cahaya. Bila cahaya gelap nilai tahanannya semakin besar, sedangkan cahayanya terang nilainya menjadi semakin kecil Bentuk resistor non linier misalnya PTC, LDR dan NTC

PTC

Positive

Temperatur

Coefisien

adalah jenis resistor non linier yang nilai hambatannya terpengaruh oleh perubahan suhu. Makin tinggi suhu yang mempengaruhi makin besar nilai hambatannya.

NTC

Negative

Temperatur

Coefisien

adalah jenis resistor non linier yang nilai hambatannya terpengaruh oleh perubahan suhu. Makin tinggi suhu yang mempengaruhi makin kecil nilai hambatannya.

LDR

Light

Dependent

resistor

adalah jenis resistor non linier yang nilai hambatannya terpengaruh oleh perubahan intensitas cahaya yang mengenainya. Makin besar intensitas cahaya yang mengenainya makin kecil nilai hambatannya.

Simbol dari variable resistor adalah sebagai berikut :

Resistor Variabel

Standar

AS dan Jepang

Eropa

Simbol dari resistor non linier adalah sebagai berikut :

Resistor Non Linier

Jenis

LDR

NTC

PTC

II.4 CARA PEMBACAAN NILAI RESISTOR a) Dengan kode warna Untuk mengetahui nilai hambatan suatu resistor dapat dilihat atau dibaca dari warna yang tertera pada bagian luar badan resistor tersebut yang berupa gelang warna.

Pembacaan gelang warna ini tidak sembarangan. Untuk lebih mudah membacanya, kita memerlukan tabel kode warna resistor seperti gambar dibawah ini.

Keterangan untuk 4 band, gelang pertama dan kedua menyatakan angka dari resistor tersebut, gelang ketiga menyatakan factor pengali (banyaknya nol), dan gelang ke empat menyatakan toleransi. Jadi jika anda mempunyai resistor dengan warna gelang pertama merah, warna gelang kedua hitam, warna gelang ketiga kuning, dan warna gelang kempat

10

perak, maka nilai resistor tersebut adalah 200.000 ohm atau 200 Kohm dengan toleransi sebesar 10%. Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut. Waktu penulis masuk pendaftaran kuliah elektro,ada satu test yang harus dipenuhi yaitu diharuskan tidak buta warna.nilai warna gelang resistansi dibaca dari warna gelang yang paling depan ke arah gelang toleransi berwarna coklat, merah, emas atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini berada pada badan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol, sedangkan warna gelang yang pertama agak sedikit ke dalam. Dengan demikian pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resistor tersebut. Kalau anda telah bisa menentukan mana gelang yang pertama selanjutnya

adalah membaca nilai resistansinya. Jumlah gelang yang melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan besar toleransinya. Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki 3 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil) memiliki 4 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Gelang pertama dan seterusnya berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan gelang terakhir adalah faktor pengalinya. Misalnya resistor dengan gelang kuning, violet, merah dan emas. Gelang berwarna emas adalah gelang toleransi. Dengan demikian urutan warna gelang resitor ini adalah, 1. gelang pertama berwarna kuning, 2. gelang kedua berwana violet dan 3. gelang ke tiga berwarna merah.

11

4. Gelang ke empat tentu saja yang berwarna emas dan ini adalah gelang toleransi. Dari tabel-1 diketahui jika gelang toleransi berwarna emas, berarti resitor ini memiliki toleransi 5%. Nilai resistansisnya dihitung sesuai dengan urutan warnanya. Pertama yang dilakukan adalah menentukan nilai satuan dari resistor ini. Karena resitor ini resistor 5% (yang biasanya memiliki tiga gelang selain gelang toleransi), maka nilai satuannya ditentukan oleh gelang pertama dan gelang kedua. Masih dari tabel-1 diketahui gelang kuning nilainya = 4 dan gelang violet nilainya = 7. Jadi gelang pertama dan kedua atau kuning dan violet berurutan, nilai satuannya adalah 47. Gelang ketiga adalah faktor pengali, dan jika warna gelangnya merah berarti faktor pengalinya adalah 100. Sehingga dengan ini diketahui nilai resistansi resistor tersebut adalah nilai satuan x faktor pengali atau 47 x 100 = 4.7K Ohm dan toleransinya adalah 5%. Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih resitor pada suatu rancangan selain besar resistansi adalah besar watt-nya. Karena resistor bekerja dengan dialiri arus listrik, maka akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar W=I2R watt. Penggunaan kode warna ini sangat menguntungkan terutama untuk komponen yang kecil-kecil karena dengan gelang-gelang warna, angka menjadi mudah terlihat dan tidak mudah terhapus b) Dengan kode huruf Untuk menuliskan angka yang besar-besar misalnya jutaan, puluhan juta dan juga menuliskan angka yang sangat kecil misalnya seperseribu, sepersepuluh juta dan sebagainya akan makan tempat. Terutama penulisan di atas komponen yang kecilkecil

12

besaran-besaran tersebut sangat sulit untuk dibaca. Untuk mempersingkat, maka orang mengunakan istilah-istilah yang ringkas dan sekalian kodekodenya yang berupa huruf. GIGA MEGA KILO MILLI MIKRO NANO PIKO (G) (M) (K) (m) () (n) (p) = 1.000.000.000 = 1.000.000 = 1.000 = 0,001 = 0,000 001 = 0,000 000 001 = 0,000 000 000 001

Dengan kode-kode huruf itu kita dapat menuliskan angka-angka panjang menjadi ringkas dan praktis untuk dituliskan di atas komponen terutama yang kecilkecil, misalnya 1.000.000.000 Cycle cukup ditulis 1Mc, 0,000 000 000 001 Farrad cukup ditlis dengan 1pF dan sebagainya. Untuk angka-angka pecahan dalam teknik radio biasa digunakan pecahan desimal, ialah dengan tanda baca koma, misalnya satu setengah dituliskan sebagai 1,5 dan sebagainya. Dalam teknik radio tanda baca koma tersebut diganti dengan huruf singkatan besarannya, misalnya 1,5 kilo ditulis 1K5, 5,6 kilo dituliskan 5K6 dan sebagainya. Cara tersebut menguntungkan terutama untuk penulisan pada komponen yang demensinya kecil sehingga tanda baca koma sukar dilihat dan juga dapat dengan mudah terhapus. c) Kode angka

13

Disamping kode huruf, untuk mempersingkat penulisan, dalam teknik radio dikenal juga kodekode angka. Kode angka ini digunakan untuk menggantikan sejumlah angka nol, misalnya untuk menyingkat angka 1.200.000 dituliskan sebagai 125. Angka yang terakhir, ialah angka lima menggantikan sejumlah angka nol yang ada di belakang angka 12. Cara penulisan semacam ini akan dipergunakan pada kode warna. Yang diuraikan di atas adalah penggunaan kode angka 3 digit. Kode angka dapat juga dituliskan dengan 4 digit, misalnya menuliskan angka 124.000 dapat ditulis dengan 4 digit, menjadi 1243. Sistem 4 digit ini banyak digunakan pada resistor dengan toleransi 1%. Penulisan tidak dilakukan dengan angka tetapi dengan kodekode warna. Angka dapat duwujudkan dalam bentuk kode warna, kode ini dapat berbentuk gelang warna ataupun berupa bundaran yang berjajar. Adapun kode warna itu adalah sebagai berikut ini. 0 = 1 = 2 = 3 = 4 = 5 = 6 = 7 = 8 = 9 = Hitam Cokelat Merah Orange Kuning Hijau Biru Ungu Abu-abu Putih

14

II. 5. KEMAMPUAN DAYA RESISTOR Resistor dibuat dengan ukuran badan yang mencerminkan kemampuan bertahan terhadap daya lesap yang diterima jika dialiri arus listrik. Suatu resistor dengan hambatan R yang dilalui arus I akan menerima daya lesap sebesar P = I2R. daya ini akan menaikkan suhu resistor, dan jika melebihi kemampuan daya ( power rating ) yang ditentukan dapat menyebabkan kerusakan yang permanent, berupa perubahan nilai hambatan ataupun membuat resistor menjadi hangus. Parameter resistor adalah besarnya daya maksimum yang diperkenankan melewatinya. Mengenai daya maksimum ini tidak diberikan tanda oleh pabriknya akan tetapi hanya dilihat dari demensinya saja. Resistor ada yang mempunyai kemampuan 1/8 Watt, 14 Watt, 12 Watt, 1 Watt, 2 Watt, 5 Watt dan sebagainya. II. 6. SIFAT RESISTOR PADA FREKUENSI TINGGI Suatu resistor akan mengandung kapasitansi dan induktansi parasitic sehingga pada daerah frekuensi tinggi tidak lagi bersifat resitif murni, melainkan mengandung reaktansi.

Ls adalah induktansi seri setara dan Cp adalah kapasitansi parallel setara. Oleh adanya Ls dan Cp impedensi resistor akan berubah denga frekuensi seperti ditunjukkan

15

pada gambar 2.38. Di bawah frekuensi f1 resistor bersifat resitif murni, antara f1 dan f2 bersifat kapasitif dan di atas f2 bersifat induktif. Kapasitansi parasitic Cp dan induktansi Lp bergantung pada bahan pembuat resistor dan juga kepada hambatannya. Sebagai akibat adanya reaktansi kapasitif, resistor mempunyai daerah operasi. Resistor komposisi karbon dapat digunakan hingga frekuensi 10 MHz sedang resistor film karbon dan yang lain dapat digunakan hingga frekuensi 50 MHz. di atas frekuensi ini nilai hambatannya akan berubah dengan frekuensi. Resistor lilitan kawat hanya dapat digunakan untuk frekuensi rendah oleh karena itu terbuat dari lilitan kawat sehingga mempunyai indktansi yang relative besar.

BAB III PEMBAHASAN

16

1. KESIMPULAM Resistor merupakan kopmponen pasif yang dibuat untuk mendapatkan hambatan.untuk dapat menggunakan resistor dengan baik kita harus mengetahui tentang bahan pembuatnya, nilai hambatan, toleransi, lesapan daya,derau dan perilakunya pada frekuensi tinngi. Untuk mengetahui nilai resistor dapat menggunakan tiga cara yaitu: Dengan kode warna Dengan kode angka Dengan kode huruf 2. SARAN a. Semoga dengan dibuatnya karya ilmiah tentang resistor

pembaca dapat mengetahui lebih dalam tentang resistor. b. Kepada Bapak Mitra Fachrial selaku dosen pembimbing harap

memberikan pengetahuan yang lebih tentang resistor kepada mahasiswanya.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://m-edukasi.net/online/2007/resistor/jenisresistor.htm

17

2. http://balipaper.wordpress.com/2010/06/13/jenis-dan-fungsi-resistor/ 3. http://www.infoservicetv.com/cara-membaca-nilai-resistor.html 4. Sutrisno.1986. Elektronika Teori dan Penerapannya.Bandung. ITB

18

You might also like