You are on page 1of 12

PENENTUAN KANDUNGAN UNSUR KROM DENGAN METODE ANALISIS PENGAKTIFAN NEUTRON DAN PEMANFAATAN KULIT BATANG JAMBU BIJI

(PSIDIUM GUAJAVA) UNTUK ADSORPSI KROM PADA LIMBAH Haryati* *Program Studi S1 Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru

ABSTRACT One industrial activity besides the textile industry aims to improve welfare, it also produces waste as an environmental pollutant, namely chrome elements, therefore it is necessary to determine levels of chromium in the waste by using Neutron Activation Analysis method. Samples taken in the form of sediment samples and liquid samples. Then irradiated with a neutron source. The results of qualitative analysis shows that the sample contains elements of chromium. Quantitative elements of chromium levels in the sediment samples of 491.67 ppm and the sample of 0.011 ppm fluids. Before the waste discharged into the environment first performed pemisahkan chromium from industrial waste by using the method of using bark biosorpsi guava (Psidium guajava) as adsorbent. Range of contact time which is used as benchmark data retrieval final concentration of chromium metal ions is every 15 minutes. PH variations were chosen based on three main conditions of solution, ie acidic, neutral, and base, where variation is commonly used at pH 2, 7, and 10. However, guava bark can absorb up to 99% more than chromium metal ions at pH 2, The adsorption process is also influenced by the increase in temperature. Keywords: Chromium, APN, irradiation, Biosorpsi and Adsorption

ABSTRAK Kegiatan industri salah satunya industri tekstil disamping bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan, ternyata juga menghasilkan limbah sebagai pencemar lingkungan, yaitu unsur krom, oleh karena itu perlu ditentukan kadar krom dalam dalam limbah dengan menggunakan metode Analisis Pengaktifan Neutron. Sampel yang diambil berupa sample endapan dan sample cair. Kemudian diiradiasi dengan suatu sumber neutron. Hasil analisis kualitatif menunjukkan bahwa sample mengandung unsure krom. Secara kuantitatif kadar unsure krom pada sample endapan sebesar 491,67 ppm dan pada sample cairan sebesar 0,011 ppm. Sebelum limbah dibuang ke lingkungan terlebih dahulu

dilakukan pemisahkan krom dari limbah industri yakni dengan menggunakan metode biosorpsi menggunakan kulit batang jambu biji (Psidium guajava) sebagai adsorben. Rentang waktu kontak yang dijadikan patokan pengambilan data konsentrasi akhir ion logam krom adalah setiap 15 menit sekali. Variasi pH yang dipilih berdasarkan tiga kondisi utama larutan, yakni asam, netral, dan basa, dimana variasi yang biasa digunakan adalah pada pH 2, 7, dan 10. Namun kulit batang jambu biji dapat menyerap hingga lebih dari 99% ion logam krom pada pH 2, Selain itu proses adsorpsi juga dipengaruhi oleh kenaikan temperature. Kata kunci: Kromium, APN, Iradiasi, Biosorpsi dan Adsorpsi

PENDAHULUAN Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh manusia, bahkan semua makhluk hidup, dalam kebutuhan dan kelangsungan hidupnya. Manusia memerlukan air untuk berbagai keperluan dalam kehidupannya. Air yang bersih adalah merupakan syarat penting yang dibutuhkan manusia dan makhluk hidup lainnya agar air tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal untuk keperluan kehidupan. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi kita untuk menjaga kuantitas dan kualitas dari air tersebut . Agar air dapat tetap bermanfaat bagi kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Akan tetapi, oleh berbagai macam kegiatan manusia sehari-hari, kuantitas dan kualitas air mengalami penurunan. Saat ini, permasalahan lingkungan yang perlu diperhatikan adalah permasalahan pencemaran sumber-sumber air, seperti air permukaan dan air tanah oleh berbagai macam aktivitas manusia Salah satu logam berat yang merupakan sumber polusi dan perlu dihilangkan dalam perairan adalah logam kromium (Cr). Kegiatan industri disamping bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan, ternyata juga menghasilkan limbah sebagai pencemar lingkungan. Salah satu industri yang menghasilkan kromium dalam air limbah adalah industri tekstil. merupakan salah satu logam berat. Apabila limbah industri tekstil yang mengandung krom dibuang langsung ke dalam lingkungan tanpa melalui pengolahan lebih dahulu, berakibat menambah jumlah ion logam pada air lingkungan. Air lingkungan yang berlebihan jumlah ion logam pada umumnya tidak dapat dikonsumsi sebagai air minum. Kandungan krom dalam air dapat menimbulkan efek kesehatan bagi manusia. Menurut Surat keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, baku mutu limbah yang boleh dialirkan ke air permukaan untuk Cr(VI) sebesar 0,05-1 mg/L dan untuk Cr (total) sebesar 0,1-2 mg/L (Anderson, 1997). Oleh karena itu kandungan logam berat khususnya Cr dalam limbah industri yang melebihi ambang batas harus diminimalkan sebelum dibuang ke lingkungan. Salah satu cara analisis untuk menentukan kadar kualitatif dan kuantitatif unsur-unsur yang terkandung dalam limbah industri, adalah Analisis Pengaktifan Neutron (APN) yan diterapkan untuk penentuan berbagai jenis unsur. Metode APN merupakan

suatu metode analisis yang memanfaatkan prinsip reaksi pengaktifan inti suatu unsur dengan neutron. Keunggulan metode APN adalah hasil analisis tidak dipengaruhi oleh unsur-unsur dalam senyawa kimia karena menggunakan hasil reaksi inti. Permasalahan mendasar ini adalah bertujuan mendeteksi dan menentukan kadar unsur krom yang terkandung dalam limbah tekstil. Pengelolaan limbah yang mengandung unsur krom Salah satunya dengan memisahkan krom dari limbah industri yakni dengan menggunakan metode biosorpsi. Proses biosorpsi, yaitu proses dimana padatan yang berasal dari bahan alam digunakan untuk mengikat logam berat krom. Bahan alam yang digunakan berasal dari kulit batang tanaman jambu biji (Psidium guajava). Jambu biji mengandung tannin, yang menimbulkan rasa sepat pada buah tetapi juga berfungsi memperlancar sistem pencernaan, sirkulasi darah, dan berguna untuk menyerang virus. Zat tannin ini merupakan zat yang menyebakan jambu biji memiliki kemampuan penyerapan. Diketahui bahwa adanya ikatan karbonil pada zat tannin menjadikannya molekul yang mudah terprotonasi atau bermuatan positif sehingga dapat menarik atau menyerap anion krom yang bermuatan negatif. Cara ini merupakan metode yang sangat menjanjikan untuk mengolah buangan industri, terutama karena harganya yang murah dan memiliki kapasitas penyerapan yang tinggi.Dan dengan memanfaatkan material adsorben yang mudah diperoleh dari tanaman. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diberikan perumusan masalah tentang bagaimana penentuan kadar krom pada limbah tekstil dengan metode analis pengaktifan Neutron (APN) dan pengelolaannya dengan metode biosorpsi memanfaatkan kulit batang tanaman jambu biji (Psidium guajava) sebagai adsorben. Tujuan Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diberikan perumusan masalah tentang bagaimana penentuan kadar krom pada limbah tekstil dengan metode analis pengaktifan Neutron (APN) dan pengelolaannya dengan metode biosorpsi memanfaatkan kulit batang tanaman jambu biji (Psidium guajava) sebagai adsorben.

Metode Penulisan Dalam pembuatan penulisan ini,metode yang digunakan adalah metode kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data-data dari literature-literatur dan

jurnal penelitian yang bersangkutan dengan kandungan krom pada air limbah dan cara pengelolaan air limbah tersebut. Selain itu pengumpulan data juga didapat dari pencarian informasi-informasi dari internet. TINJAUAN PUSTAKA Pencemaran Air Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. - Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. - Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air. (Anonim,2010) Logam Berat Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5 gr/cm3, terletak di sudut kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas yang tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari perioda 4 sampai 7 (De,2009) Dalam kimia, sebuah logam (bahasa Yunani: Metallon) adalah sebuah unsur kimia yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan logam, dan kadangkala dikatakan bahwa ia mirip dengan kation di awan elektron. Logam berat (heavy metal) adalah logam dengan massa jenis lima atau lebih, dengan nomor atom 22 sampai dengan 92. Logam berat dianggap berbahaya bagi kesehatan bila terakumulasi secara berlebihan di dalam tubuh. Beberapa di antaranya bersifat membangkitkan kanker (karsinogen). Demikian pula dengan bahan pangan dengan kandungan logam berat tinggi dianggap tidak layak konsumsi (Anonim2, 2010) Logam berat tidak dapat dihilangkan tetapi hanya dapat didegradasi yang semula berbahaya menjadi tidak berbahaya. Logam berat dapat diubah menjadi tidak berbahaya dengan memodifikasi karakteristik kimia dan fisikanya. Terdapat dua jenis kromium (Cr) di dalam tanah yaitu Cr(III)

dalam bentuk Cr3+ dan Cr(VI) dalam bentuk (CrO4)2- yang mempunyai pH di atas enam dan (Cr2O7)2- dengan Cr(III) [5] (Sandy,2009). Kromium Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cr dan nomor atom 24. Kromium merupakan logam tahan korosi (tahan karat) dan dapat dipoles menjadi mengkilat. Dengan sifat ini, kromium (krom) banyak digunakan sebagai pelapis pada ornamen-ornamen bangunan, komponen kendaraan, seperti knalpot pada sepeda motor, maupun sebagai pelapis perhiasan seperti emas, emas yang dilapisi oleh kromium ini lebih dikenal dengan sebutan emas putih. Perpaduan Kromium dengan besi dan nikel menghasilkan baja tahan karat (Anonim3,2010) Kromium adalah logam non-esensial yang sangat toksik (beracun) bagi mikroorganisme dan tanaman. Karena penggunaannya yang luas dalam industri, kromium (Cr) telah menjadi polutan yang serius dalam setting lingkungan yang beragam. Bentuk heksavalen dari logam ini, Cr(VI), dianggap sebagai spesies yang lebih bersifat toksik dibanding bentuk Cr(III) yang kurang dapat berpindahpindah dan relatif tidak berbahaya. Keberadaan Cr dalam lingkungan akan menyebabkan kemusnahan kecuali untuk varian mikroba dan tanaman yang mampu mentolerir kadar senyawa Cr yang tiggi. Mekanisme resistensi-Cr yang beragam ditunjukkan oleh mikroorganisme, dan kemungkinan oleh tanaman, termasuk biosorpsi, akumulasi berkurang, presipitasi, reduksi Cr(VI) menjadi Cr(III), dan efluks kromat. Beberapa dari sistem ini telah diusulkan sebagai sarana bioteknologi yang potensial untuk mengatasi polusi Cr (Masdin, 2010). Analisis Pengaktifan Neutron Analisis Aktivasi Neutron (AAN) adalah salah satu teknik nuklir yang digunakan untuk mengkuantifikasi unsur-unsur kimia yang terkandung dalam suatu materi. Teknik ini didasarkan pada reaksi penangkapan neutron termal oleh inti atom yang terkandung dalam materi uji. Reaksi inti ini berlangsung di fasiltas iradiasi yang menyediakan sumber neutron. Hasil interaksi tersebut menghasilkan spesi atom baru yang kelebihan satu buah neutron dan dalam keadaan tidak stabil. Untuk mencapai ke keadaan stabil, spesi tidak stabil tersebut melepaskan partikel beta yang umumnya diikuti oleh emisi sinar gamma. Sinar gamma yang diemisikan adalah bersifat khas untuk setiap radionuklida, dan umumnya akan membentuk suatu spektrum yang disebut sebagai spektrum gamma.Dengan menggunakan detektor HPGe resolusi tinggi, spektrum yang terbentuk dapat dipilah dan radionuklida yang terkandung dalam materi dapat diidentifikasi dan selanjutnya dikuantifikasi ( ikhsan Adityo,2009). Prinsip dasar dari metode pengaktifan neutron adalah terjadinya radioaktivitas imbas jika suatu sampel ditembak dengan neutron. Dalam APN sampel yang akan dianalisis diiradiasi dengan suatu sumber neutron. Inti atom unsur-unsur yang terdapat di dalam sampel akan menangkap neutron sehingga berubah sifat menjadi radioaktif. Unsur radioaktif tersebut selanjutnya akan meluruh disertai dengan pemancaran sinar radioaktif. Sinar yang dipancarkan oleh berbagai unsur dalam sampel dapat dianalisis

dengan menggunakan spektrometri gamma karena setiap unsur dalam sampel memancarkan sinar- dengan karakteristik tersendiri (Nina, 2007) Reaktor Nuklir Reaktor nuklir adalah tempat/perangkat dimana reaksi nuklir berantai dibuat, diatur dan dijaga kesinambungannya pada laju yang tetap (berlawanan dengan bom nuklir, dimana reaksi berantai terjadi pada orde pecahan detik, reaksi ini tidak terkontrol).Reaktor nuklir digunakan untuk banyak tujuan. Saat ini, reaktor nuklir paling banyak digunakan untuk membangkitkan listrik. Reaktor penelitian digunakan untuk pembuatan radioisotop (isotop radioaktif) dan untuk penelitian. Awalnya, reaktor nuklir pertama digunakan untuk memproduksi plutonium sebagai bahan senjata nuklir (Anonim, 2010). Reaktor nuklir merupakan alat tempat terjadinya reaksi berantai yang berhubungan dengan fisi nuklir yang terkendali. Reaktor sesuai tujuannya dapat dibedakan menjadi dua yaitu reaktor riset dan reaktor daya. Reaktor riset digunakan untuk berbagai penelitian di bidang aplikasi teknik nuklir, dalam hal ini reaksi nuklir dipakai sebagai sumber neutron, dan pada umumnya daya reaktornya rendah (100 kW- 30 MW). Reaktor daya dengan daya reaktor tinggi umumnya di atas 1000 MW (Nina,2007). Radioaktivitas Radioaktivitas adalah gejala perubahan keadaan inti atom secara spontan disertai radiasi berupa zarah dan atau gelombang elektromagnetik. Perubahan dalam inti atom tentu saja membawa perubahan dari satu unsur menjadi unsur yang lain. Peristiwa perubahan inti menjadi inti atom yang lain ini disebut peluruhan radioaktif. Laju peluruhan inti radioaktif disebut aktivitas (Nina, 2007). Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk memancarkan radiasi dan berubah menjadi inti stabil. Proses perubahan ini disebut peluruhan dan inti atom yang tak-stabil disebut radionuklida. Materi yang mengandung radionuklida disebut zat radioaktif.Peluruhan ialah perubahan inti atom yang tak-stabil menjadi inti atom yang lain, atau berubahnya suatu unsur radioaktif menjadi unsur yang lain (Anonim, 2010). Spektrometri Gamma Spektrometri gamma didefinisikan sebagai suatu metode pengukuran dan identifikasi unsur-unsur radioaktif di dalam suatu sampel dengan jalan mengamati spektrum karakteristik yang ditimbulkan oleh interaksi sinar- yang dipancarkan zat radioaktif tersebut dengan detector (Nina, 2007) Spektrometer Gamma merupakan alat analisis yang digunakan untuk identifikasi radionuklida dengan cara mengamati spektrum karakteristik yang ditimbulkan oleh interaksi radiasi dengan materi detektor. Pada Spektrometer Gamma ini detektor yang digunakan adalah detektor HPGe. Selanjutnya diamati besarnya intensitas radiasi (cacahan radiasi) dan resolusi yang dihasilkan sesuai dengan puncak energi yang telah ditentukan (Noviarty, 2008).

Biosorpsi Biosorpsi adalah suatu proses dimana material padat bahan alam digunakan untuk mengadsorb logam berat yang terlarut dalam larutan. Motode ini sangat menjanjikan dalam mengolah buangan industri yang mengandung logam berbahaya dan memberikan kapasitas penyerapan yang tinggi (Sutrasno,2009). Adsorpsi atau penjerapan adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan maupun gas, terikat kepada suatu padatan atau cairan (zat penjerap, adsorben) dan akhirnya membentuk suatu lapisan tipis atau film (zat terjerap, adsorbat) pada permukaannya. Berbeda dengan absorpsi yang merupakan penyerapan fluida oleh fluida lainnya dengan membentuk suatu larutan (Anonim,2010). Jambu Biji (Psidium Guajava) Jambu biji berasal dari Amerika Tropik, tumbuh pada tanah yang gembur maupun liat, pada tempat terbuka dan mengandung air yang cukup banyak. Pohon ini banyak ditanam sebagai pohon buah-buahan. Namun sering tumbuh liar dan dapat ditemukan pada ketinggian 1-1200 m dpl. Jambu biji berbuah sepanjang tahun (Rara,2009). Kandungan kimia buah, daun dan kulit batang pohon jambu biji mengandung tanin, sedang pada bunganya tidak banyak mengandung tanin. Daun jambu biji juga mengandung zat lain kecuali tanin, seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin. Kandungan buah jambu biji (100 gr) - Kalori 49 kal - Vitamin A 25 SI Vitamin B1 0,02 mg - Vitamin C 87 mg - Kalsium 14 mg - Hidrat Arang 12,2 gram - Fosfor 28 mg - Besi 1,1 mg - Protein 0,9 mg - Lemak 0,3 gram - Air 86 gram (Anonim,2005) Jambu biji mengandung tannin, yang menimbulkan rasa sepat pada buah tetapi juga berfungsi memperlancar sistem pencernaan, sirkulasi darah, dan berguna untuk menyerang virus. Zat tannin ini merupakan zat yang menyebakan jambu biji memiliki kemampuan penyerapan. Diketahui bahwa adanya ikatan karbonil pada zat tannin menjadikannya molekul yang mudah terprotonasi atau bermuatan positif sehingga dapat menarik atau menyerap anion krom yang bermuatan negative (Sutrasno,2009).

METODE PENELITIAN Metode penelitian untuk menentukan kadar krom dalam limbah Spesifikasi alat yang digunakan : -1. Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Lazy Susan, fluks neutron 11011n cm-2d 1, daya 100 kW dan kapasitas 40 kapsul untuk mengiradiasi neutron. 2. Seperangkat sistem cacah spektrometer- yang berfungsi sebagai alat pencacah terdiri dari detektor HPGe ( CANBERRA) tipe Coaxial seri

GC 1018 untuk mendeteksi sinar-, pre amplifier (CANBERRA) seri 2000 C untuk membentuk pulsa baru, amplifier (ORTEC) seri 572 sebagai penguat, sumber tegangan tinggi (HV) dengan tegangan 3 kV (ORTEC) seri 495, cryostat (CANBERRA) seri 75000, penganalisis salur ganda (MCA) modelAccu Spec/Aor/D dan Accu Spec/B, dan komputer dengan sistem operasi DOS untuk menampilkan spektrum dari unsur radioaktif. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Limbah tekstil, baik dalam sampel endapan maupun cairan. 2. Sumber- yang digunakan sebagai sumber standar adalah Eu-152 untuk kalibrasi energi dan efisiensi. 3. Material standar endapan dengan kandungan Cr 3%. 4. Material standar cairan dengan kandungan Cr 20 ppm, Cd 20 ppm, Co 10 ppm, Zn 20 ppm, As 5 ppm, Sc 5 ppm. Preparasi Sampel Preparasi merupakan suatu proses persiapan sampel sebelum diiradiasi. Sampel endapan yang diambil sebanyak 1 kg itu dibersihkan terlebih dahulu kemudian diberi H2O2 yang berfungsi sebagai asam kuat kemudian diaduk dan dikeringkan dalam furnace yang bersuhu 500C selama 6 jam. Setelah itu, sampel ditumbuk, diayak menggunakan ayakan 100 mesh dan ditimbang sebesar 0,5 gram untuk dimasukkan ke 4 vial. Masing-masing sampel dimasukkan ke dalam plastik klip kecil dan diberi label. Setelah itu, semua sampel dimasukkan ke dalam masing-masing kelongsong kemudian diisolasi dan diberi tanda supaya mudah mengidentifikasi kelongsong satu dengan lainnya. Sampel cairan yang diambil dengan volume 1L disaring dengan kertas kemudian dimasukkan dalam labu ukur. Sebelum dipekatkan sampel diberi HNO3 sebanyak 5 mL sebagai asam kuat. HNO3 tersebut berfungsi untuk merusak ikatan dengan senyawa organik dan untuk melarutkan logam. Kemudian sampel dipanaskan di atas kompor hingga volumenya menjadi 100 mL. Sampel dimasukkan ke 4 vial dengan volume 1mL. Masing-masing sampel dimasukkan ke dalam plastik klip kecil dan diberi label. Setelah itu, sampel dimasukkan ke dalam masing-masing kelongsong kemudian diisolasi dengan rapat. Prosedur Iradiasi Kelongsong yang berisi sampel diiradiasi dalam fasilitas iradiasi Lazy Susan Reaktor Kartini yang beroperasi pada 100 kW selama 6 jam. Setelah Reaktor shut down sampel maupun standar yang dimasukkan ke dalam kelongsong segera dikeluarkan dari teras reaktor dan didinginkan selama beberapa hari tergantung dari unsur yang akan dianalisis atau waktu paruhnya. Dalam hal ini radionuklida misalnya krom waktu paruhnya adalah 27,7 hari. Pada penelitian ini sampel endapan yang dimasukkan ke dalam kelongsong didinginkan selama 10 hari, sedangkan untuk sampel cairan didinginkan

selama 12 hari untuk menurunkan aktivitas unsur- unsur yang mempunyai waktu paruh sedikit sehingga aktivitas unsur krom kelihatan (Nina,dkk,2007). Metode penelitian untuk mengadsorbsi unsur krom dari larutan Pada penelitian ini, proses adsorbsi ion logam krom akan dilakukan melalui proses biosorpsi, yaitu proses dimana padatan yang berasal dari bahan alam digunakan untuk mengikat logam berat krom. Bahan alam yang akan digunakan dalam penelitian ini berasal dari kulit batang tanaman jambu biji (Psidium guajava). Eksperimen yang dilakukan dibagi menjadi empat bagian besar, yaitu preparasi biosorben, uji kinetika adsorpsi, uji pengaruh temperatur, dan uji adsorpsi isotermis logam krom oleh biosorben dari larutan krom. Preparasi biosorben yang berasal dari kulit batang jambu biji dimulai dengan menghaluskan kulit batang jambu tersebut menggunakan blender. Biomaterial ini kemudian dicuci, dikeringkan oleh matahari selama 5 hari. Setelah kering, material akan dimasukan kedalam kotak kedap udara yang tertutup rapat. Semua material ini akan digunakan langsung untuk proses biosorpsi tanpa adanya perlakuan awal. Uji kinetika adsorpsi ion logam krom oleh biosorben dilakukan di dalam beaker glass pada temperatur ruang (25C) menggunakan pengaduk pada 70 rpm. Eksperimen ini akan dilakukan pada pH 2, 7 dan 10 dan konsentrasi awal ion krom 10 mg/liter sebanyak 100 ml dan dosis biosorbennya 2 gram/liter. Sampel dari dalam beaker glass diambil pada interval waktu yang berbeda kemudian disaring dimana filtratnya akan diukur absorbansinya dengan spektrofotometer untuk mengetahui konsentrasi ion krom yang masih tertinggal di dalam larutan tersebut. Uji pengaruh temperatur dilakukan di dalam beaker glass pada variasi temperatur 25, 30, 35, 40, 45 dan 50C menggunakan pengaduk pada 70 rpm. Eksperimen ini hanya dilakukan pada pH 2 dengan konsentrasi awal ion logam krom 10 mg/liter sebanyak 100 ml dan dosis biosorbennya 2 gram/liter. Setelah sampel dicampur selama 75 menit, sampel disaring menggunakan kertas saring, dan filtratnya dianalisa untuk diukur konsentrasi ion krom yang tersisa dalam larutan. Uji adsorpsi isotermis dilakukan di dalam beaker glass pada temperatur ruang (25C) menggunakan pengaduk pada 70 rpm. Eksperimen hanya akan dilakukan pada pH optimum dengan variasi konsentrasi awal ion logam krom (10; 20; 40; 60; 100 mg/liter) sebanyak 100 ml dan dosis biosorbennya 2 gram/liter. Setelah sampel dicampur selama waktu kontak optimal, sampel disaring menggunakan kertas saring, dan filtratnya dianalisa untuk diukur konsentrasi ion krom yang tersisa dalam larutan (Sutrasno,dkk,2009).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Limbah merupakan hasil buangan yang berasal dari kegiatan industri, rumah tangga maupun dari rumah sakit dapat berupa padat, cair maupun gas yang akan mengganggu lingkungan jika tidak dilakukan pengelolaan terlebih dahulu. Endapan dan bahan terlarut yang berasal dari adanya bahan buangan industri itu berbentuk padat. Bahan buangan industri yang berbentuk padat kalau tidak larut sempurna akan mengendap di dasar sungai. Endapan sebelum sampai ke dasar sungai akan melayang di dalam air, sehingga menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam lapisan air dan mengakibatkan proses fotosintesis mikroorganisme terganggu. Industi tekstil merupakan salah satu industri yang pada limbahnya mengandung unsur krom, sehingga perlu dilakukan pengelolaan terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Salah satu cara analisis untuk menentukan kadar kualitatif dan kuantitatif unsur-unsur yang terkandung dalam limbah industri, adalah Analisis Pengaktifan Neutron (APN) yang diterapkan untuk penentuan berbagai jenis unsur. Metode Analisis Pengaktifan Neutron (APN) merupakan suatu metode analisis yang memanfaatkan prinsip reaksi pengaktifan inti suatu unsur dengan neutron dan dapat diaplikasikan untuk menganalisis unsur dalam berbagai bentuk fisis (padatan, cair dan gas), disamping itu juga untuk mengetahui seberapa besar kandungan unsur dalam sampel. Atom-atom dalam sampel akan menjadi radioaktif jika ditembak dengan neutron cepat. Atom yang berada dalam keadaan tidak stabil (unsur radioaktif) akan meluruh untuk mencapai kestabilan. Peluruhan tersebut memancarkan sinar- dengan karakteristik yang khas yang dapat dideteksi oleh spektrometer gamma. Dari hasil APN untuk limbah tekstil dari salah satu perusahaan yang berada di Ungaran terdapat salah satu unsur logam berat yaitu krom. Ini diketahui dari sinar- yang dipancarkan pada nomor salur 720 dan energinya 320 keV dengan melakukan analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui unsur yang terkandung dalam sampel.. Analisis kuantitatif bertujuan untuk menentukan kadar suatu unsur di dalam sampel lalu dibandingkan dengan titik baku mutu limbah. Hasil analisis kuantitatif untuk kadar Cr pada sampel endapan sebesar (491,6740,96) ppm sedangkan untuk sampel cairan sebesar (0,011 0,004) ppm.Perbedaan ini karena pada sampel endapan kadar krom standarnya 30000 ppm sedangkan pada sampel cairan kadar krom standarnya hanya 20 ppm. Perbedaan ini juga disebabkan oleh waktu tunda yang berbeda antara sampel endapan dan sampel cair. Untuk sampel endapan waktu tundanya 10 hari, sedangkan sampel cairan waktu tundanya 12 hari. Waktu tunda yang semakin lama menyebabkan aktivitas unsur yang memiliki waktu paro pendek semakin rendah sehingga tidak terdeteksi. Sebelum limbah dibuang ke lingkungan terlebih dahulu dilakukan pemisahkan krom dari limbah industri yakni dengan menggunakan metode biosorpsi menggunakan kulit batang jambu biji (Psidium guajava) sebagai adsorben. Biosorpsi merupakan suatu proses dimana material padat bahan alam digunakan untuk mengadsorb logam berat yang terlarut dalam larutan. Jambu biji mengandung tannin, yang menimbulkan rasa sepat pada buah tetapi juga berfungsi memperlancar sistem pencernaan, sirkulasi darah, dan berguna untuk menyerang virus. Zat tannin ini merupakan zat yang menyebakan

jambu biji memiliki kemampuan penyerapan. Diketahui bahwa adanya ikatan karbonil pada zat tannin menjadikannya molekul yang mudah terprotonasi atau bermuatan positif sehingga dapat menarik atau menyerap anion krom yang bermuatan negatif. Dalam mengobati diare, jambu biji menyerap bakteri patogen penyebab diare pada usus dengan mekanisme adsorpsi seperti layaknya obat diare lainnya yang terbuat dari karbon aktif. Pada penelitian ini dilakukan adsorpsi secara batch pada beaker glass yang diaduk dengan menggunakan pengaduk magnet. Data yang diambil pada penelitian ini adalah konsentrasi akhir ion logam krom pada rentang waktu kontak tertentu. Rentang waktu kontak yang dijadikan patokan pengambilan data konsentrasi akhir ion logam krom adalah setiap 15 menit sekali. Variasi pH yang dipilih berdasarkan tiga kondisi utama larutan, yakni asam, netral, dan basa, dimana variasi yang biasa digunakan adalah pada pH 2, 7, dan 10. Proses adsorpsi yang berlangsung pada pH 2 selama 15 menit pertama terjadi pengurangan ion logam krom secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa kulit batang jambu biji mempunyai kecepatan penyerapan yang baik. Untuk rentang waktu kontak 15 menit hingga 45 menit masih terjadi penurunan konsentrasi ion logam krom yang signifikan, namun dari rentang waktu 45 menit hingga 90 menit. pengurangan ion logam krom dapat dinyatakan sudah tidak signifikan lagi. Menurunnya penyerapan logam krom pada rentang waktu 45 menit hingga 90 menit dikarenakan proses adsorpsi mencapai titik kesetimbangan pada rentang waktu kontak antara 75 menit dan 90 menit. Titik kesetimbangan tercapai bilamana pengurangan konsentrasi ion logam krom mencapai titik maksimalnya sehingga penambahan waktu kontak tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengurangan konsentrasi ion logam krom. Hal ini menyatakan bahwa kemampuan penyerapan kulit batang jambu biji sudah sangat maksimal. Konstanta kesetimbangan untuk ion logam krom berkurang seiring dengan kenaikan temperatur dan proses adsorpsi juga berkurang seiring dengan kenaikan temperatur. Hal ini disebabkan oleh sifat adsorpsi eksotermis dari ion logam krom ke kulit batang jambu biji dan melemahnya dorongan penyerapan antara bagian aktif biosorben dengan ion logam krom serta antara molekul yang berdekatan dari bagian yang diserap. Proses adsorpsi yang berlangsung pada pH 10 dan pada pH 7 tidak menunjukkan adanya perubahan konsentrasi ion logam krom. Hal ini dikarenakan ketidakmampuan kulit batang jambu biji untuk menyerap ion logam krom pada pH netral dan basa diakibatkan oleh tidak adanya gaya elektrostatis tarik-menarik antara biosorben dan adsorbat. Gaya elektrostatis tarik-menarik antara bagian positif dari permukaan biosorben dan anion HCrO4- yang merupakan jenis paling dominan pada pH rendah sehingga adsorpsi ion logam krom hanya terjadi pada kondisi asam. Untuk mengetahui kemampuan sebenarnya dari kulit batang jambu biji sebagai sebuah adorben maka pada penelitian ini kemampuannya dapat dibandingkan dengan Powder Activated Carbon (PAC) atau yang dikenal dengan karbon aktif. Parameter yang dibandingkan pada penelitian ini adalah waktu kesetimbangan masing-masing adsorben pada tiap kondisi pH. Dari perbandingan waktu kesetimbangan dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan kulit batang jambu biji sebagai adsorben masih di bawah karbon aktif. Namun demikian kulit

batang jambu biji dapat menyerap hingga lebih dari 99% ion logam krom pada pH 2.

KESIMPULAN Penentukan kandungan krom pada limbah industri terbukti dapat dilakukan dengan metode Analisis Pengaktifan Neutron (APN) dengan menganalisis sampel yang diiradiasi dengan suatu sumber neutron. Analisis dilakukan berdasarkan penentuan energi sinar- (analisis kualitatif) dan penentuan intensitas sinar- (analisis kuantitatif). Penyisihan ion logam krom dari air limbah dapat dilakukan melalui proses biosorpsi menggunakan kulitbatang jambu biji (psidium guajava) sebagai biosorben. Kulit batang jambu biji dapat menyerap hingga lebih dari99% ion logam krom pada pH 2. Kulit batang jambu biji tidak dapat menyerap ion logam krom pada pH 7 dan 10. Kemampuan adsorpsi ion logam krom oleh kulit batang jambu biji akan menurun seiring dengan peningkatan temperatur operasi. DAFTAR PUSTAKA Anonim1. Pencemaran air http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_air Diakses tanggal 12 Maret 2010 Anonim2. Reaktor Nuklir http://id.wikipedia.org/wiki/Reaktor_nuklir Diakses tanggal 12 Maret 2010 Anonim3. Radioaktivitas http://www.warintek.ristek.go.id/nuklir/radioaktivitas.pdf Diakses tanggal 12 Maret 2010 Anonim4. Kromium http://id.wikipedia.org/wiki/Kromium Diakses tanggal 12 Maret 2010 Noviarty. Analisa Radioaktivitas Limbah cair menggunakan Spektrometer Gamma http://www.batan.go.id/ptbn/php/pdf-publikasi/PranataALL/Pranata2008/1-Noviarty.pdf Diakses tanggal 12 Maret 2010 Rara. Tanaman Obat Indonesia http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=134IA Diakses tanggal 12 Maret 2010 Sutrasno. Jambu Biji http://aagos.ristek.go.id/pangan_kesehatan/tanaman_obat/lipi_pdii/jambubij i.htm Diakses tanggal 12 Maret 2010

You might also like