Professional Documents
Culture Documents
Jakarta, Selasa
Labalaba mungkin telah menggunakan Kirim Teman | Print Artikel
jaringnya untuk menangkap mangsa sejak
zaman dinosaurus. Ini terbukti dari temuan
jaring labalaba purba yang terjerat dalam
amber sejak 121 hingga 115 juta tahun lalu.
Amber terbentuk dari resin yang dihasilkan batang
tanaman dan mengeras selama jutaan
tahun. Material tersebut sangat berguna bagi para
ilmuwan sebab dapat menjaga tubuh hewan yang ist
terperangkap di dalamnya agar tetap utuh. Labalaba dan sarangnya
terperangkap dalam resin yang
Dua ekor labalaba juga ditemukan terjerat dalam
mengeras sejak jutaan tahun lalu.
amber yang ditemukan di Alava, Spanyol bagian
utara. Spesifikasi kedua spesimen yang
Berita Terkait:
diperkirakan hidup di masa Cretaceous Awal
dideskripsikan dalam jurnal Biology Letters.
• Mengapa Labalaba Tidak
David Penney dari Universitas Manchester, Inggris
Memuntir Saat Menggantung?
dan Vicente Ortuno dari Universitas Alcala,
Spanyol memasukkan kedua labalaba sebagai • Fosil LabaLaba Berumur 20
spesies baru Mesozygiella duniopi. Juta Tahun
Evolusi jaring • Serangga Purba Juga Berganti
Kulit
Jaring labalaba biasanya terdiri atas dua jenis
benang. Yang mengelilingi titik pusat biasanya
lemah namun lengket. Sedangkan, benang radial
yang tegak lurus dengannya kuat dan kaku.
Dengan dua jenis benang, labalaba telah membuat
jaring yang kuat dan fleksibel saat menangkap
serangga terbang yang menabaraknya. Calon
mangsanya akan kesulitan melepaskan diri dari
jeratan benang yang lengket.
Desain jaring sebagai jerat mangsanya merupakan
hasil evolusi yang terbukti efektif digunakan
berbagai jenis labalaba untuk memperoleh Object 1
mangsa. Sekitar 2.847 spesies labalaba yang
hidup sekarang memanfaatkan strategi tersebut.
Namun, beberapa spesies memodifikasi bentuk jaringnya dari bentuk dasarnya. Salah satunya memiliki
struktur menyerupai tangga. Bentuk jaring seperti ini terutama dipakai untuk menjerat ngengat yang
memiliki sisik yang mudah lepas di seluruh bagian tubuhnya.
"Saat seekor ngengat terbang ke jaring yang normal, hanya sisiknya yang menempel dan ngengat itu
sendiri dapat melepaskan diri. Namun, dengan struktur tangga, seluruh tubuh ngengat ngengat akan
masuk ke perangkap sehingga tetap terjebak," kata Penney.
Dalam laporannya, Penny dan Ortuno menulis bahwa labalaba mungkin berkembang menjadi banyak
spesies sejak zaman Cretaceous. Meledaknya populasi tanaman berbunga mengawali perkembangan
serangga. hal tersebut juga memacu perkembangan labalaba yang memangsa serangga.
Fosil labalaba yang hidup lebih tua juga ditemukan jauh dari masa dinosaurus, yaitu dari zaman
Denovian sekitar 350 juta hingga 420 juta tahun lalu. Beberapa fosil yang ditemukan dari masa ini telah
memiliki sejenis spinneret, organ di bagian perut labalaba yang digunakan untuk memilin benang.
Namun, masih belum dipastikan apa gunanya bagi labalaba saat itu. Selain untuk membuat sarang,
sebagian labalaba modern juga menggunakannya untuk membuat benang yang melindungi kantung
telurnya.
Sumber: bbc.co.uk
Penulis: Wah
18 OKTOB 2008
Laba-laba
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Labalaba
Labalaba penenun di tengah jaringnya
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Arachnida
Ordo: Araneae
Clerck, 1757
Diversitas
111 suku, 40,000 spesies
Subordo
Mesothelae
Mygalomorphae
Araneomorphae
Lihat pula Tabel Suku
Labalaba, atau disebut juga labahlabah, adalah sejenis hewan berbukubuku (artropoda) dengan
dua segmen tubuh, empat pasang kaki, tak bersayap dan tak memiliki mulut pengunyah. Semua jenis
labalaba digolongkan ke dalam ordo Araneae; dan bersama dengan kalajengking, kutu, caplak dan
kerabatnya semuanya berkaki delapan dimasukkan ke dalam kelas Arachnida. Bidang studi
mengenai labalaba disebut arachnologi.
Labalaba merupakan hewan pemangsa (karnivora), bahkan kadangkadang kanibal. Mangsa utamanya
adalah serangga. Hampir semua jenis labalaba, dengan perkecualian sekitar 150 spesies dari suku
Uloboridae dan Holarchaeidae, dan subordo Mesothelae, mampu menginjeksikan bisa melalui sepasang
taringnya kepada musuh atau mangsanya. Meski demikian, dari puluhan ribu spesies yang ada, hanya
sekitar 200 spesies yang gigitannya dapat membahayakan manusia.
Tidak semua labalaba membuat jaring untuk menangkap mangsa, akan tetapi semuanya mampu
menghasilkan benang sutera yakni helaian serat protein yang tipis namun kuat dari kelenjar (disebut
spinneret) yang terletak di bagian belakang tubuhnya. Serat sutera ini amat berguna untuk membantu
pergerakan labalaba, berayun dari satu tempat ke tempat lain, menjerat mangsa, membuat kantung
telur, melindungi lubang sarang, dan lainlain.
Daftar isi
[sembunyikan] [sembunyikan]
• 1 Morfologi
• 2 Indera
• 3 Pemangsaan
• 4 Keragaman Jenis
• 5 Film
• 6 Galeri
//<![CDATA[
if (window.showTocToggle) { var tocShowText =
"tampilkan"; var tocHideText = "sembunyikan";
showTocToggle(); }
//]]>[sunting] Morfologi
Anatomi labalaba:
(1) empat pasang kaki
(2) cephalothorax
(3) opisthosoma
Tak seperti serangga yang memiliki tiga bagian tubuh, labalaba hanya memiliki dua. Segmen bagian
depan disebut cephalothorax atau prosoma, yang sebetulnya merupakan gabungan dari kepala dan dada
(thorax). Sedangkan segmen bagian belakang disebut abdomen (perut) atau opisthosoma. Antara
cephalothorax dan abdomen terdapat penghubung tipis yang dinamai pedicle atau pedicellus.
Pada cephalothorax melekat empat pasang kaki, dan satu sampai empat pasang mata. Selain sepasang
rahang bertaring besar (disebut chelicera), terdapat pula sepasang atau beberapa alat bantu mulut
serupa tangan yang disebut pedipalpus. Pada beberapa jenis labalaba, pedipalpus pada hewan jantan
dewasa membesar dan berubah fungsi sebagai alat bantu dalam perkawinan.
Labalaba tidak memiliki mulut atau gigi untuk mengunyah. Sebagai gantinya, mulut labalaba berupa
alat pengisap untuk menyedot cairan tubuh mangsanya.
[sunting] Indera
Mata pada labalaba umumnya merupakan mata tunggal (mata berlensa tunggal), dan bukan mata
majemuk seperti pada serangga. Kebanyakan labalaba memiliki penglihatan yang tidak begitu baik,
tidak dapat membedakan warna, atau hanya sensitif pada gelap dan terang. Labalaba penghuni gua
bahkan ada yang buta. Perkecualiannya terdapat pada beberapa jenis labalaba pemburu yang
mempunyai penglihatan tajam dan bagus, termasuk dalam mengenali warna.
Untuk menandai kehadiran mangsanya pada umumnya labalaba mengandalkan getaran, baik pada
jaringjaring suteranya maupun pada tanah, air, atau tempat yang dihinggapinya. Ada pula labalaba
yang mampu merasai perbedaan tekanan udara. Indera peraba labalaba terletak pada rambutrambut di
kakinya.
[sunting] Pemangsaan
Kebanyakan labalaba memang merupakan predator (pemangsa) penyergap, yang menunggu mangsa
lewat di dekatnya sambil bersembunyi di balik daun, lapisan daun bunga, celah bebatuan, atau lubang
di tanah yang ditutupi kamuflase. Beberapa jenis memiliki pola warna yang menyamarkan tubuhnya di
atas tanah, batu atau pepagan pohon, sehingga tak perlu bersembunyi.
Labalaba penenun (misalnya anggota suku Araneidae) membuat jaringjaring sutera berbentuk kurang
lebih bulat di udara, di antara dedaunan dan rantingranting, di muka rekahan batu, di sudutsudut
bangunan, di antara kawat telepon, dan lainlain. Jaring ini bersifat lekat, untuk menangkap serangga
terbang yang menjadi mangsanya. Begitu serangga terperangkap jaring, labalaba segera mendekat dan
menusukkan taringnya kepada mangsa untuk melumpuhkan dan sekaligus mengirimkan enzim
pencerna ke dalam tubuh mangsanya.
Sedikit berbeda, labalaba pemburu (seperti anggota suku Lycosidae) biasanya lebih aktif. Labalaba
jenis ini biasa menjelajahi pepohonan, selasela rumput, atau permukaan dinding berbatu untuk
mencari mangsanya. Labalaba ini dapat mengejar dan melompat untuk menerkam mangsanya.
Bisa yang disuntikkan labalaba melalui taringnya biasanya sekaligus mencerna dan menghancurkan
bagian dalam tubuh mangsa. Kemudian perlahanlahan cairan tubuh beserta hancuran organ dalam itu
dihisap oleh si pemangsa. Berjamjam labalaba menyedot cairan itu hingga bangkai mangsanya
mengering. Labalaba yang memiliki rahang (chelicera) kuat, bisa lebih cepat menghabiskan
makanannya dengan cara merusak dan meremuk tubuh mangsa dengan rahang dan taringnya itu.
Tinggal sisanya berupa bolabola kecil yang merupakan remukan tubuh mangsa yang telah mengisut.
Beberapa labalaba penenun memiliki kemampuan membungkus tubuh mangsanya dengan lilitan
benangbenang sutera. Kemampuan ini sangat berguna terutama jika si mangsa memiliki alat pembela
diri yang berbahaya, seperti lebah yang mempunyai sengat; atau jika labalaba ingin menyimpan
mangsanya beberapa waktu sambil menanti saat yang lebih disukai untuk menikmatinya belakangan.
[sunting] Keragaman Jenis
Hingga sekarang, sekitar 40.000 spesies labalaba telah dipertelakan, dan digolonggolongkan ke dalam
111 suku. Akan tetapi mengingat bahwa hewan ini begitu beragam, banyak di antaranya yang bertubuh
amat kecil, seringkali tersembunyi di alam, dan bahkan banyak spesimen di museum yang belum
terdeskripsi dengan baik, diyakini bahwa kemungkinan ragam jenis labalaba seluruhnya dapat
mencapai 200.000 spesies.
Ordo labalaba ini selanjutnya terbagi atas tiga golongan besar pada aras subordo, yakni:
• Mesothelae, yang merupakan labalaba primitif tak berbisa, dengan ruasruas tubuh yang
nampak jelas; memperlihatkan hubungan kekerabatan yang lebih dekat dengan leluhurnya yakni
artropoda beruasruas.
• Mygalomorphae atau Orthognatha, yalah kelompok labalaba yang membuat liang
persembunyian, dan juga yang membuat lubang jebakan di tanah. Banyak jenisnya yang
bertubuh besar, seperti tarantula dan juga lancah maung.
• Araneomorphae adalah kelompok labalaba ‘modern’. Kebanyakan labalaba yang kita temui
termasuk ke dalam subordo ini, mengingat bahwa anggotanya terdiri dari 95 suku dan
mencakup kurang lebih 94% dari jumlah spesies labalaba. Taring dari kelompok ini mengarah
agak miring ke depan (dan bukan tegak seperti pada kelompok tarantula) dan digerakkan
berlawanan arah seperti capit dalam menggigit mangsanya.
[sunting] Film
Spiderman yang dibintangi Tobey Maguire, Kirsten Dunst
[sunting] Galeri
Mesothelae.jpg
Liphistius sp.; subordo
Mesothelae
Tarantula, Brachypelma Labalaba punggung Labalaba penenun
smithi; subordo duri Gasteracantha; Araneus diadematus;
Mygalomorphae subordo Araneomorphae subordo Araneomorphae
Labalaba pelompat
Labalaba berbisa black Myrmarachne yang
Labalaba serigala Labalaba Oxyopes
widow, Latrodectus menyerupai semut; Lycosidae; subordo betina; subordo
mactans; subordo subordo Araneomorphae Araneomorphae
Araneomorphae Araneomorphae
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Labalaba"
Kategori: Labalaba | Artikel kelasB bertopik biologi
Tampilan
• Halaman
• Pembicaraan
• Sunting
• ↑
• ↑
• Versi terdahulu
Peralatan pribadi
• Masuk log / buat akun
Tulisan ini dapat Anda peroleh di www.harunyahya.com/indo
Buka mata, perluas cakrawala!
| Home | Buku | Artikel | Film | Penulis | Tentang Situs Ini | Download | Gambar Latar |
:: BUKU ::
KEAJAIBAN LABALABA
Object 2
DAFTAR BAB ==> Prakata Pendahuluan Cara Labalaba berburu Karakteristikkarakteristik Laba
laba Pelompat Keajaiban Sutra Jaring Labalaba, Suatu Keajaiban Perencanaan Keajaiban Penciptaan
Kesimpulan
KEAJAIBAN SUTERA
Setiap orang mengetahui bahwa untuk membuat jaring, labalaba
menggunakan benang sutera yang dihasilkan tubuhnya sendiri.
Namun tahaptahap pembuatan benang dan keistimewaan
keistimewaannya tidak begitu dikenal. Benang yang diproduksi laba
laba, dengan diameter kurang dari satu perseribu milimeter, lima kali
lebih kuat dibanding tali baja yang berdimensi sama. Lebih dari itu,
benang ini dapat molor hingga empat kali panjang normalnya. Yang
“Sesungguhnya Tuhanmu menakjubkan lagi, sutera ini sangat ringan. Sebagai gambaran,
hanyalah Allah, yang tidak ada benang sutera yang direntangkan mengelilingi bumi hanya memiliki
Tuhan selain Dia. berat 320 gram saja.20
PengetahuanNya meliputi Akan bermanfaat jika kita melihat lebih jauh pada detil teknis di atas.
segala sesuatu.” Fakta bahwa sutera lima kali lebih kuat dibanding baja, tidak dapat
(QS. Thaahaa, 20: 98) ! kita terangkan begitu saja. Karena baja, yang dikenal sebagai salah
satu material terkuat di dunia, merupakan logam campuran yang
diproduksi di pabrik besar dengan serangkaian prosesproses. Meskipun lima kali lebih kuat dibanding
baja, sutera labalaba tidak dibuat dalam pabrikpabrik besar, melainkan dibuat oleh seekor arachnida.
Dapat kita lihat bahwa semua labalaba dapat membuatnya. Baja merupakan material berat, dan
karenanya sulit digunakan. Baja dibuat dalam tungku besar pada temperatur tinggi, dan dipakai setelah
melalui proses pendinginan dalam cetakancetakan. Berbeda dengan itu, benang labalaba sangat
ringan,dan dibuat dalam tubuh tubuh labalaba yang kecil, bukannya dalam tungkutungku dan cetakan
cetakan raksasa.
Aspek ajaib lainnya adalah elastisitasnya yang sangat tinggi. Sulit
sekali bisa menemukan material yang kuat sekaligus elastis. Sebagai
contoh, kabel baja merupakan salah satu bahan terkuat di dunia.
Namun karena tidak elastik seperti karet, baja kehilangan bentuknya
secara perlahan. Dan meskipun kabelkabel karet tidak mengalami
kehilangan bentuk, bahan ini tidak cukup kuat untuk mengangkat
bebanbeban berat. Sebaliknya, sutera labalaba lima kali lebih kuat
dibanding kawat baja dengan ketebalan yang sama, dan 30 persen
lebih elastik dibanding karet yang tebalnya sama.21 Dalam istilah
teknis, dari segi kekuatan tarik dan elastisitasnya, tidak ada material
lain yang menyerupai benang labalaba.
Hasil riset terhadap labalaba beberapa dekade yang lalu telah
menimbulkan beberapa pertanyaan. Sebagai contoh, sementara
manusia membuat kabelkabel baja dan karet berdasarkan “Labalaba serigala”
pengetahuan yang dikumpulkannya beratusratus tahun yang lalu, mempersiapkan kepompong
pengetahuan apa yang digunakan labalaba untuk membuat benang yang tanpa tara untuk telurnya.
yang demikian unggul? Mengapa manusia tidak dapat memahami Bagian luar kepompong yang
formulanya dan menggunakannya dalam praktek? Apa yang keras melidungi telur dari
membuat sutera labalaba demikian unggul? Jawabannya bahaya luar. Bagian dalam
tersembunyi dalam kunstruksi sutera. Riset yang dilakukan oleh yang dibantali oleh sutera,
perusahaanperusahaan pengolah bahan kimia internasional baru bisa memberikan kenyamanan
menentukan sebagian bahan dari benang labalaba ini. maksimal. Labalaba ini
memasukkan telur melalui
Pembuatan Sutera sebuah lubang di atas kantung.
Sutera yang dibuat labalaba jauh lebih kuat dibanding serat alami (atas) Kemudian ia menutup
atau serat sintetik manapun yang kita kenal. Menyadari hal ini, para lubang dan telur mendapatkan
ilmuwan mulai bereksperimen untuk memahami bagaimana laba perlidungan perisai yang
laba membuatnya. Mereka yang pertama kali melakukannya berpikir sempurna. Satu spesies di
bahwa hal tersebut semudah mengambil sutera dari ulat sutera. Oklahoma membuat sebuah
Namun ternyata pikiran mereka keliru. sarang yang berbantalan untuk
dirinya sendiri. Ia mencari
Setelah melakukan riset, ahli zoologi evolusioner dari Aarhus
selembar daun dan
University Denmark, Fritz Vollrath menyatakan bahwa tidak
membawanya dengan
mungkin untuk memperolehnya secara langsung dari labalaba.
mulutnya. Ia melipat daun ke
Menghadapi kenyataan ini, para ilmuwan mendapat gagasan
atas dan mengaitkan ujung
alternatif berupa "produksi sutera labalaba buatan". Namun sebelum
ujungnya dengan sutera
itu, para peneliti harus mengetahui cara labalaba membuat
khusus. (Samping) Untuk
suteranya. Dan ini membutuhkan waktu beberapa tahun. Dalam
menjamin kenyaman sarang, ia
karyanya beberapa waktu kemudian, Vollrath menemukan beberapa
melapisi diding dalam dengan
bagian dari cara pembuatan tersebut. Cara yang digunakan labalaba
sutera.
sungguh serupa dengan proses yang digunakan untuk membuat serat
serat industri seperti nilon: labalaba mengeraskan suteranya dengan mengasamkannya. Vollrath
memusatkan penelitiannya pada labalaba taman yang dikenal sebagai Araneus diadematus, dan
memeriksa saluran yang dilalui sutera sebelum keluar dari tubuhnya. Sebelum memasuki saluran ini,
sutera terdiri dari proteinprotein sutera. Di dalam saluran ini, selsel khusus mengeluarkan air dari
proteinprotein sutera tersebut. Atomatom hidrogen yang diambil dari air tersebut dipompakan ke
bagian lain dari saluran dan menghasilkan bak asam. Ketika proteinprotein sutera bersentuhan dengan
asam tersebut, proteinprotein ini melipat dan saling membentuk jembatanjembatan yang mengeraskan
suteranya.22 Tentu saja pembentukan sutera ini tidak sesederhana itu. Agar sutera terbentuk, diperlukan
bahanbahan lain dengan segudang sifat yang beragam.
Cukup dengan mengamati kelenjar
sutera kita akan menyadari bahwa
labalaba tidak dapat muncul secara
kebetulan. Gambar ini menunjukkan
kelenjarkelenjar pada bagian kanan
tubuh labalaba Madagaskar (Nephila
madagascarensis). Terdapat juga
kelenjar pada bagian kiri tubuh.
Kelenjar sutera 1 dan 2 menghasilkan
sutera kering untuk berpegangan bagi
labalaba saat berjalan di jaringnya, atau ketika memanjat naik dan turun.
Sutera lengket dihasilkan di kelenjar lain (3). Sutera dasar ini dilapisi
dengan kelenjar adhesif (lengket) (4 dan 5). Kelenjar ke6 memproduksi zat
rekat yang dibutuhkan untuk menempelkan sutera di permukaan lain.
Kelenjar ke7 memproduksi bahan dasar untuk sebuah sutera tipis yang
khusus untuk membungkus mangsa setelah tertangkap. Kelenjar ke8
menghasilkan sutera untuk kepompong. Nomor 9, 10, dan 11 menunjukkan
ceratcerat pemintal (nosel sutera). Labalaba membuat suteranya dengan
menggunakan sistem yang tak ada bandingannya ini. Jelaslah sistem ini,
dengan berbagai struktur dan fungsinya yang berbedabeda, tidak dapat
muncul melalui peristiwa kebetulan. Labalaba diciptakan lengkap dengan
sistem ini oleh Allah yang Mahakuasa.
Bahan mentah sutera labalaba adalah "keratin", suatu protein yang tampil sebagai untaian helikal
terjalin dari rantairantai asam amino. Bahan ini juga ditemukan pada rambut, tanduk dan bulu
binatang. Labalaba memperoleh semua bahan mentah suteranya dari sintesis asamasam amino dari
hasil pencernaan mangsanya. Labalaba juga makan dan mencerna jaringnya sendiri sebagai bahan
untuk membuat jaring berikutnya.
Benang di Bawah Mikroskop
Gambar kiri menunjukkan benang
penangkap dari seekor labalaba ecribellate,
seperti A. diadematus, yang diperbesar 100
kali. Lapisan encer yang memberikan benang
sifat lengketnya tampak di sini sebagai tetes
tetes kecil. Pada gambar kedua, dengan
perbesaran 300 kali, tampak benangbenang
tergulung seperti bola kabel. Tegangan per
mukaan di dalam masingmasing tetesan ini
menyatukan seratserat inti, menciptakan
suatu sistem mesin pengerek, yang terlihat
dalam kondisi mengerut. Di bawah tekanan,
Sebagaimana akan terlihat dari gambar sistem mengendur dan benang dapat
perbesaran 200 kali di kanan, benang yang meregang hingga panjang sekali.
kering ini (dari labalaba cribellate) ter
bentuk dengan berkumpulnya ratusan benang
kering mikro. Sutera ini sudah lengket tanpa
dilapisi dengan cairan apa pun. Sifat
lengketnya terjadi berkat penyisiran yang
dilakukan labalaba saat memintal suteranya.
Penyisiran ini, yang dilakukan dengan sebuah
sisir halus yang terdapat pada garis di kaki be
lakangnya, memperbesar benang.
Pengembangan ini hanya dapat terlihat di
bawah perbesaran 1000 kali dan efek
elektrostatis yang diciptakan memberi benang
sifat perangkapnya. Mustahil sifatsifat tak
bercela ini muncul sebagai hasil dari
peristiwa kebetulan, sebagaimana diklaim
oleh para evolusionis. Allah menciptakan
labalaba, lengkap dengan sistem yang
menakjubkan ini.
Letak kelenjar sutera labalaba ditemukan di daerah sekitar dasar perut labalaba. Masingmasing
kelenjar menghasilkan elemen yang berbeda. Beragam jenis benang sutera dihasilkan dari beragam
kombinasi elemenelemen dari kelenjarkelenjar ini. Ada keserasian yang sangat tinggi di antara
kelenjarkelenjar tersebut. Selama proses produksi sutera, digunakan pompapompa dan sistem tekanan
khusus yang canggih di dalam tubuh labalaba. Sutera mentah yang diproduksi dikeluarkan dalam
bentuk seratserat melalui ceratcerat pemintal (nosel) yang berfungsi seperti keran. Labalaba dapat
mengatur tekanan semprotan dari ceratcerat ini sesuai dengan keinginannya. Ini merupakan ciri yang
sangat penting karena dengan cara inilah pembentukan molekulmolekul yang membentuk keratin
mentah diubah. Dengan mekanisme kendali pada katupkatup tersebut; diameter, daya tahan, dan
elastisitas benang dapat diubah saat pembuatan. Maka benang dapat dibentuk dengan karakteristik yang
dikehendaki tanpa harus mengubah komposisi kimianya. Jika dikehendaki perubahan yang lebih besar
pada benang, kelenjar lain harus bekerja. Benangbenang sutera halus yang dihasilkan, dengan berbagai
keistimewaannya, dibentuk sesuai keinginan dengan menggunakan kakikaki belakang secara piawai.
Setiap
laba
laba
menghasilkan sutera dengan
bermacammacam sifat untuk
fungsifungsi yang sesuai. Laba
laba yang dikenal sebagai A.
diadematus dapat membuat sutera
dengan beragam komposisi asam amino. Labalaba menggunakan kelenjar perut dan
katup untuk menghasilkan tujuh macam sutera. Benangbenang ini, yang lebih kuat
dari baja dan lebih lentur dari karet dan merupakan salah satu material paling
sempurna di muka bumi, dihasilkan di dalam tubuh labalaba. Inilah seni cipta Allah,
Dia yang menciptakan segala sesuatu dan Maha Mengawasi semua makhluk.
1.KELENJAR FLAGELLIFORM, 2. KELENJAR PENGUMPUL , 3. KELENJAR
SILINDRIS, 4. KELENJAR AMPULLATE KECIL, 5. SETERA LUARAN YANG
KUAT UNTUK KANTUNG TELUR, 6. KELENJAR PIRIFORM, 7. KELENJAR
AMPULLATE BESAR, 8. KELENJAR ACINIFORM, 9. sPIRAL PEMBANTU ,
10.TALIGANTUNG 11. SUTERA STRUKTURAL, 12. SEMEN UNTUK SAMBUNGAN
DAN TEMPELAN, 13. SUTERA DALAM YANG LEMBUT UNTUK KANTUNG
TELUR, 14 PELAPIS ENCER , 15. SERATSERAT INTI DARI SPIRAL PENANGKAP
Perbandingan campuran antara elemenelemen yang dihasilkan keenam kelenjar sangat penting.
Sebagai contoh, jika benang lengket yang dibuat, dan jumlah bahan perekatnya tidak memadai, maka
kemampuan untuk menangkap mangsa akan hilang. Jika bahan perekatnya terlalu banyak, dayaguna
jaring akan berkurang. Untuk mencapai tujuan yang dikendaki, produkproduk kelenjar lain harus
digunakan dengan kadar yang benar.
Hasil dari prosesproses ini adalah sutera labalaba dengan beragam sifat, yang
semuanya berbeda satu sama lain, dan mampu melayani berbagai fungsi. Sutera
labalaba begitu kuat sehingga ahli zoologi, Vollrath, mengungkapkannya dengan
katakata berikut: "Sutera labalaba lebih kuat dan lebih elastis dibanding Kevlar,
sementara Kevlar adalah serat terkuat buatan manusia."23
Ini hanya sebagian dari sifat khas sutera labalaba. Tidak seperti Kevlar, bahan
plastik kuat untuk pembuatan jaket anti peluru, sutera labalaba dapat didaur
ulang dan digunakan berkalikali.
Hal yang paling penting di sini adalah bahwa produk yang paling sempurna di Penduduk
dunia ini, yang lebih kuat dari baja dan lebih elastik dibanding karet, di buat di setempat
dalam tubuh labalaba. Pabrik tekstil terbesar dengan teknologi termaju, juga memanfaatkan
laboratorium kimia terlengkap dan termoderen sekalipun belum sanggup benang dari laba
membuat bahan yang menyerupai sutera labalaba. Lalu bagaimana seekor laba laba jaring bola
laba mampu merencanakan bahan kimia yang begitu unggul? Setelah emas untuk
merencanakannya, bagaimana ia mengetahui sumber bahan mentah yang memancing,
diperlukan untuk membuatnya? Bagaimana pula ia menentukan kadar keenam karena jaringnya
bahan dasarnya? Peralatan apa yang dipakainya untuk menentukan perbandingan sangat kuat.
bahan dasar tersebut? Warna keemasan
Tidak diragukan bahwa semua itu jaring
mustahil terjadi secara kebetulan, memperdayai
sebagaimana dinyatakan kaum lebah dan
evolusionis. Labalaba tak akan serangga dan
mampu menciptakan sistem baru menarik mereka
dalam tubuhnya sendiri. Mustahil ia ke dalamnya.
dapat mengetahui sekonyongkonyong
apa saja yang diperlukan lalu kemudian menempatkannya di
Tetesantetesan halus pada permukaan dalam tubuhnya. Gagasan seperti itu jauh dari kenyataan
benang terlihat di sini. ilmiah dan logika.
Jelas sistem yang mampu menghasilkan sutera dengan beragam keistimewaan itu tidak mungkin terjadi
dengan sendirinya. Pernyataan seperti itu hanyalah omongkosong belaka.
Tuhan, Pencipta langit dan bumi, lah yang menciptakan labalaba dengan semua sistemnya yang halus
dan rumit ini, Dia lah yang menciptakan segalanya tanpa cacat sedikit
pun, dan Dia Maha Mengetahui atas segala mahlukNya.
…Tiada sekutu bagiNya di Kerajaan ini. Dia lah yang menciptakan
segala sesuatu dan menentukannya dengan ukuran yang tepat. (Surat Al
Furqan:2)
Benang Yang Paling Cocok Bagi Peruntukannya
Tidak dikenal luas bahwa labalaba menggunakan lebih dari satu jenis
benang saat membuat jaringnya. Sebenarnya, labalaba membuat beragam benang dalam tubuhnya
untuk tujuan yang berbedabeda. Jelas karakteristik ini sangat penting jika kita melihat kehidupan laba
laba. Penting karena benangbenang untuk berjalan, untuk menangkap mangsa, dan untuk membungkus
mangsa harus berbeda satu dengan lainnya. Sebagai contoh, jika benang yang digunakan untuk berjalan
sama lengketnya dengan benang untuk menangkap mangsa, maka labalaba akan terjerat padanya dan
berakibat kematian.
Mari kita lihat sebuah contoh. Semua labalaba membuat dan menggunakan beragam sutera. Namun
nampaknya, labalaba Araneid merupakan pembuat jaring bola paling banyak ragam suteranya.
Sedikitnya, labalaba ini membuat tujuh macam sutera. Yang pertama adalah sutera yang membentuk
kerangka dan jarijari bola serta taligantung (dragline) untuk dia turun ke bagian bawah; yang kedua
adalah sutera lengket yang digunakan untuk membentuk spiral penangkap. Sebagai tambahan, labalaba
ini membuat perekat untuk melapisi sutera spiral tersebut; seratserat tambahan yang memperkuat
kerangka dan taligantung; sutera kokon; sutera untuk membungkus mangsa; dan sutera untuk
melekatkan kerangka dan taligantung ke struktur pondasi.24
Semua sutera ini, dengan beragam kekuatan dan elastisitas, juga memiliki ketebalan dan daya lengket
yang berbedabeda. Taligantung yang menjadi bagian terpenting dari kehidupan labalaba, misalnya,
tidak memiliki dayarekat meskipun kuat dan elastik. Tali ini dapat menahan beban hingga dua atau tiga
kali berat tubuh labalabanya. Berkat tali sutera inilah labalaba yang sedang membawa mangsa dapat
bergerak aman ke atas dan ke bawah.
Sebagaimana telah kita lihat, agar dapat bertahan hidup, labalaba harus mampu membuat beragam
jenis sutera dan tahu di mana harus menggunakan masingmasing jenis sutera tersebut. Hilang satu
jenis saja berarti kematian baginya.
Mustahil seekor labalaba dapat bertahan hidup tanpa memiliki semuanya itu secara bersamaan.
Bayangkanlah seekor labalaba yang mampu membuat jaring yang sempurna namun tak memiliki daya
rekat. Jaringnya tidak akan berguna sama sekali. Menunggu beriburibu tahun untuk terjadinya proses
evolusi juga bukan suatu pilihan baginya, karena tanpa pengetahuan ini labalaba akan mati dalam
beberapa hari saja. Atau bayangkan lagi seekor labalaba yang mampu membuat beragam sutera tetapi
tak mampu membuat jaring dari sutera tersebut. Tentu saja sutera buatannya tak berguna sama sekali,
dan lagilagi ia akan mati. Bahkan jika ia mampu membuat semua jenis sutera kecuali sutera kokon
untuk melindungi telurtelurnya, maka labalaba tersebut akan punah. Maka, labalaba tak pernah
memiliki waktu untuk mendapatkan semua karakteristik yang kini dimilikinya satu demi satu secara
bertahap sebagaimana pernyataan kaum evolusionis.
Tidak satu keistimewaan pun dapat terjadi secara bertahap seperti dinyatakan kaum evolusionis. Sejak
labalaba pertama yang lahir ke bumi, semua labalaba harus berwujud lengkap. Semua fakta ini
merupakan bukti bahwa labalaba muncul ke dunia langsung dalam bentuknya yang sempurna. Dengan
kata lain, labalaba diciptakan oleh Tuhan. Dengan keajaiban penciptaan labalaba ini, Tuhan hendak
menunjukkan kepada kita kekuasaan dan ilmuNya yang tiada batas.
Elastisitas Benang Sutera
Bergantung pada tujuan pemakaiannya, benang labalaba memiliki sifatsifat yang berbeda. Sebagai
contoh, benangbenang lengket berbeda dari benang untuk taligantung yang dibuat dalam kelenjar
yang berbeda pula. Benangnya lebih tipis dan lebih elastik. Dalam kondisi tertentu, benang jenis ini
dapat molor hingga 500600 persen.
Labalaba memiliki sistem pompadankatup yang memungkinkannya mampu membuat benang sutera.
Saluransaluran kelenjar mengentalkan zat yang dipancarkannya menjadi bentuk yang sangat pekat
suatu kristal cair yang molekulmolekulnya tersusun dalam garisgaris sejajar. Gayagaya geser kuat
yang ditimbulkan cerat ekstrusi pada benang yang keluar, menyebabkan rantairantai membentuk
struktur tersier stabil yang disebut sebagai lapisan/lembaran berlipitbeta (betapleated sheet).
Kristalkristal protein ini selanjutnya dimasukkan kedalam matriks semacam karet, yang tersusun dari
rantairantai asam amino, yang tidak terhubung ke lapisanlapisan berlipitbeta. Namun, talitali helikal
ini terikat dalam keadaan yang berentropi tinggi. Kondisi acak inilah tepatnya yang menyebabkan
elastisitas luar biasa, seperti karet, pada sutera. Meregangkan benang sutera menyebabkan lepasnya tali
tali protein dari keadaan tidakteraturnya, sedangkan mengulurnya memungkinkan talitali ini
berhubungan kembali membentuk ketidakteraturan.25
Elastisitas benangbenang lengket memungkinkan terhentinya gerakan serangga yang menubruknya
secara perlahanlahan. Dengan demikian, bahaya putusnya jaring berkurang. Zat perekat yang
digunakan diproduksi dalam grup kelenjarkelenjar lain yang masingmasing memiliki fungsi yang
berbeda. Bahan ini sedemikian rekatnya sehingga serangga yang terjerat jaring mustahil dapat lolos.
Benang Labalaba Lebih Kuat Daripada Baja
Sutera labalaba merupakan skleroprotein yang dipancarkan dari cerat pemintal dalam bentuk cairan.
Skleroprotein adalah sejenis protein yang mengeras dan membentuk struktur elastik yang kokoh jika
berhubungan dengan udara. Berkat protein inilah sutera labalaba sangat kuat. Sutera ini demikian kuat
dan alotnya sehingga jaringnya dalam skala besar dapat menangkap pesawat udara.26
Elastisitas sutera diimbangi oleh kekuatannya. Karena merupakan bahan komposit, seperti seratserat
gelas dalam resin, sutera memiliki kekuatan tinggi. Kristal dan matriksnya tidak mudah hancur. Benang
yang teregang biasanya melesak karena retakan pada permukaannya membelahnya secara memasung.
Gayagaya yang bekerja di sepanjang serat terpusat pada retakan dan mengakibatkan sobekan kedalam
yang semakin cepat. Namun, retakan semacam ini hanya dapat terus bergerak jika tidak menemui
rintangan. Kristalkristal dalam matriks karet dari sutera labalaba merupakan rintanganrintangan yang
membelokkan dan melemahkan gaya sobekan ini.27
Pada benda yang tegang, kerusakan sedikit pun pada permukaannya bisa membahayakan. Namun pada
benang labalaba, risiko ini terhindari dengan adanya tindakan pencegahan. Ketika labalaba taman
membuat suteranya, pada saat yang sama ia melapisinya dengan bahan cair sedemikian rupa sehingga
setiap kemungkinan retakan pada permukaan sutera bisa dihindari. Cara yang dilakukan labalaba
berjutajuta tahun lamanya ini, kini digunakan pada kabelkabel industri kekuatan tinggi untuk beban
berat.
Sejauh ini, uraian di atas merupakan uraian teknis dari keajaiban konstruksi sutera labalaba. Kini kita
harus berhenti dan berpikir. Kebenaran apa yang mendasari penjelasan teknis ini? Jelas sekali bahwa
labalaba tidak mengetahui tentang proteinprotein dan keadaan kristal dari atom. Ia juga tidak
mengetahui ilmu kimia, fisika, ataupun ilmu rekayasa. Ia adalah mahluk tanpa kemampuan berpikir.
Karena keistimewaankeistimewaan yang dimilikinya, mustahil semua ini sebagai akibat kejadian
kebetulan. Namun jika demikian, lalu siapa yang membuat rencanarencana dan perhitungan
perhitungan di atas? Karena setelah kita pelajari dari jaring dan suteranya, dan dari cara berburu serta
cara hidupnya, jelas sekali bahwa operasi teknis tanpa cacat ini tidak mungkin terjadi dengan
sendirinya.
Setiap labalaba yang kita lihat di sudutsudut taman atau di selasela tanaman di taman, dengan
kemampuan kimia, fisika dan arsitekturalnya, lagilagi merupakan bukti yang jelas dari karyacipta
Tuhan. Pada mahluk hidup ini, Tuhan hendak menunjukkan kepada kita kebijakanNya yang tak
berbatas, Kekuasaan ciptaanNya yang tiada tanding. Tuhan menyatakan kebenaran ini di dalam Al
Qur'an:
Semua yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dia lah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. KepunyaanNya lah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan. Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu. (Surat AlHadid:12)
Teknik Pembuatan Jaring Yang Mengagumkan Dari Labalaba Taman
Labalaba taman menggunakan tiang penopang untuk memperkokoh sarang mereka. Pada jaringnya,
labalaba menstabilkan spiral terluarnya dengan 4 hingga 6 titik pegangan dan menggantungnya secara
vertikal untuk menangkap serangga yang sedang terbang. Selain itu, labalaba ini melekatkan pemberat
pada bagian bawah benang spiral terluar, dari benang pendek lainnya sedemikian rupa sehingga
membuatnya tegang. Pemberat ini, yang membuat jaring menjadi kuat dan berayun di udara, bisa
berupa batu kecil, sepotong kayu, atau cangkang siput. Para ilmuwan telah mengamati bahwa jika
mereka mengangkat dengan hatihati pemberat yang tergantung pada jaring tanpa melepaskannya dan
tanpa menghentikan ayunannya, labalaba yang sedang menunggu di sarangnya segera muncul dan
memeriksanya. Kemudian labalaba tersebut memperpendek benangnya agar pemberat tersebut berayun
bebas kembali. Hasil pengamatan ini menunjukkan bahwa semua itu dilakukan labalaba untuk
memperkokoh jaringnya.28
Perangkap Paling Kejam Di Dunia
Mangsa yang tertangkap dalam sebuah jaring labalaba tidak bisa berkutik sama sekali. Perangkap ini
dipersiapkan sedemikian piawainya sehingga setiap gerakan korban untuk lolos mengakibatkan
hilangnya elastisitas benang dan semakin mempererat jeratan pada mangsa. Sejalan dengan waktu, dan
setelah korban kehabisan tenaganya, jaring menjadi semakin kuat dan semakin tegang dari sebelumnya.
Labalaba yang mengawasi perjuangan siasia ini, dari salah satu sudut jaring, dengan mudah dapat
membunuh mangsanya yang telah lunglai.
Ketika serangga yang terperangkap berusaha lolos, seseorang bisa saja menduga bahwa jaringnya akan
rusak dan korban akan lolos dari perangkap. Namun yang terjadi malah sebaliknya. Jaring tersebut
menjadi semakin kuat dan sama sekali membuat serangga mati kutu. Bagaimana jaring labalaba bisa
menjadi lebih kuat ketika korban berusaha untuk lolos?
Jawabannya muncul saat kita memeriksa struktur jaringannya. Benangbenang penangkap berubah
bentuk karena kelembaban udara. Perubahan ini terjadi sebagai berikut. Benang spiral labalaba taman
terbentuk dari menyatunya dua serat berlapiscairan. Cairan lengket ini dibuat dalam kelenjar yang
berbeda dari kelenjar penghasil serat. Benang sutera yang keluar dari kelenjar serat secara sinambung
dilapisi bahan lengket ini. Sumber bahan perekat ini adalah glikoprotein yang dikandungnya. Lebih
jauh lagi, 80 persen bahan ini adalah bahan ekonomis, yakni air.29
Ketika bertemu dengan air di udara, cairan lengket ini terurai menjadi butiranbutiran kecil yang
melekat ke benang. Pengerutan dan peregangan benang lengket secara cepat dan berulang akan
membengkokkan dan meluruskan seratserat inti dalam butiranbutiran ini. Karenanya, keseluruhan
sistem seratinti dan pelapis selalu dalam keadaan tertarik, dan membuat benang lengket ini tetap
tegang. Energi dari hentakan angin atau dari gerakan serangga tidak hanya diserap sutera saja,
melainkan oleh keseluruhan sistem tersebut.
Seratserat inti memberikan andil juga dalam keseluruhan proses di atas. Seperti halnya karet yang
diperkuat, seratserat ini terplastisasi dan mendapat manfaat langsung dari elastisitas entropik yang
bergantung pada temperatur. Karena energi kinetik dari mangsa sebagian besar berubah menjadi panas,
benangbenang menjadi hangat. Pemanasan ini meningkatkan entropi, dan karenanya seratserat inti
menjadi semakin kuat. Energi yang diserap dari mangsa benarbenar memperkuat benang penangkap,
dan hal ini terjadi karena kepandaian labalaba dalam menggunakan pelapisan encer.30 Dari segi ini,
jaring labalaba merupakan perangkap paling kejam yang ada di alam.
Anda mungkin bertanya, apakah keistimewaankeistimewaan ini terdapat pula pada benangbenang
sutera lain. Apa yang terjadi jika memang demikian halnya? Misalnya, apa yang terjadi jika benang
penahanbeban memiliki kapasitas regang yang sama? Tentunya akan sangat sukar bagi labalaba untuk
membawa dirinya dan mangsanya. Berbeda dari benangbenang penangkap, sutera penahanbeban yang
membentuk kerangka jaring labalaba dilapisi zat kimia lain yang melindunginya dari air, karena
benang ini tidak harus seelastis benang lengket.
Seperti telah kita lihat, labalaba membuat zat pelapis yang berbeda untuk fungsi dan konstruksi sutera
yang berbeda. Lalu, bagaimana labalaba dapat mengetahui ragam efek fisika dan efek kimia dari zat
pelapis ini? Berpegang teguh dengan pendapat bahwa labalaba telah terlatih, atau belajar dari
pengalaman, atau terjadi karena kebetulan sungguh jauh dari akal sehat.
Sedikit pemikiran saja sudah cukup untuk mendapatkan jawaban yang benar. Agar labalaba bisa
merencanakan semua ini, maka ia harus mempelajari semua strukturstruktur molekul, serta mekanisme
kimia yang menyebabkan pemadatan benda cair seperti yang telah kami uraikan di atas. Setelah
mempelajari semua itu, ia harus mengambil keputusan untuk memproduksinya. Setelah keputusan itu
diambil, ia harus melakukan perubahan pada tubuhnya dan menyusun sistemsistem untuk membuat
semua produk tersebut.
Tentu saja yang demikian itu hanya skenario khayal belaka. Seperti telah kita lihat, perencanaan tubuh
labalaba yang demikian sempurna dan perilakunya yang memiliki tujuan, tidak dapat dijelaskan
dengan peristiwa apapun di alam, atau dengan kekuatan apapun. Dan semua orang yang berakal sehat
dapat melihat bahwa labalaba tak akan mampu melakukan sendiri semua itu bagi dirinya. Karenanya,
mustahil menjelaskan perilaku labalaba dan struktur fisiknya, dengan istilah perubahanperubahan
yang bertahap sejalan dengan waktu, atau dengan proses evolusioner lainnya.
Semua mahluk hidup di alam memiliki karakteristik yang serupa, atau bahkan lebih rumit, dibanding
labalaba. Mempelajari salah satunya saja akan cukup untuk meyakinkan adanya rencana nyata dalam
mahlukmahluk ini. Sangat jelas ada suatu kekuatan yang menguasai mereka. Rencana fisiknya, juga
perilakunya membuktikan bahwa mahlukmahluk hidup ini dibuat oleh Sang Pencipta, yakni Tuhan.
Kecerdasan saja tidak akan memadai untuk bisa melihat hal ini. Tuhan, Penguasa seluruh dunia telah
menyatakan fakta ini kepada manusia dalam ayatNya, '(Dia lah) Penguasa Timur dan Barat dan segala
yang ada di antaranya. Jika saja kamu menggunakan akalmu.' (Surat AsySyuara:28)
Sutera Labalaba Dan Industri Pertahanan/Senjata
Kekuatan dan elastisitas bahan merupakan hal yang sangat penting dalam sektor industri. Kekuatan
memperluas bidang penerapan, sedangkan elastisitas meningkatkan kemudahan penerapannya. Dari
segi kekuatan dan elastisitasnya, benang labalaba merupakan bahan paling sempurna di dunia. Karena
alasan inilah para peneliti sangat menggiatkan kajian mereka terhadap sutera labalaba pada kuartal
terakhir abad 20. Sebagai hasilnya, mereka telah mampu membuat bahan kimia yang serupa dengan
sutera namun dengan mutu yang jauh lebih rendah. Pendek kata, meskipun menggunakan seluruh
sumberdaya dan penelitian mendalam, serta teknologi moderen belum mampu menghasilkan suatu
benang yang setara dengan benang yang dibuat labalaba.
Benang labalaba merupakan suatu protein yang terdiri dari asamasam amino: glisin, alanin, serin, dan
tirosin. Perusahaan Du Pont telah memproduksi beragam serat sintetik dengan menggali formula kimia
sutera, dan dengan menentukan tataletak molekulmolekul penyusunnya. Setiap molekul raksasa
dalam polimer sintetik ini terbuat dari ribuan rantai molekular atomatom karbon, oksigen, nitrogen,
dan hidrogen. Produk buatan yang dikenal dengan nama Kevlar ini merupakan serat organik yang
terbaik. Dengan kekuatan dan elastisitasnya, seratserat sintetik Kevlar memiliki karakteristik fisik yang
mendekati sutera labalaba.
Kevlar digunakan pada sabuk pengaman mobil dan dalam berbagai bagian dari pakaian pelindung.
Bahan penting ini juga banyak digunakan dalam industri pesawat terbang dan kapal laut sebagai bahan
luar, dalam produksi seratoptik dan kabelkabel elektromekanik, dalam industri tali dan kabel, dan
dalam berbagai peralatan olahraga.
Serat Kevlar terbuat dari "poliparafenilena tereftalamida". Serat yang terdiri dari rantairantai
molekular panjang ini tahan tekuk dan cocok untuk benang berkat konstruksinya. Karena ringan dan
tahan lama, bahan ini kini banyak digunakan di berbagai bidang industri.
Salah satu bidang yang terpenting yang memanfaatkan Kevlar di abad ini adalah industri
pertahanan/senjata. Rompi anti peluru yang biasanya terbuat dari baja, kini dibuat dari kain tenun serat
Kevlar, yang penampilannya tidak berbeda dari kain biasa. Berkat sifat redamkejutnyanya, Kevlar
mengurangi gaya tumbukan peluru. Ini merupakan temuan teknologi paling penting dan paling
berguna. Meskipun demikian, kekuatan redamkejut serat Kevlar hanya lah sepertiga dari kekuatan
redamkejut sutera labalaba.
Jadi, fakta ini menyimpulkan bahwa pusatpusat riset ilmiah dengan teknologi terbarunya hanya mampu
menghasilkan tiruan yang mutunya lebih rendah dibanding sutera buatan labalaba. Perbedaan ini
merupakan bukti bahwa Tuhan lah yang menciptakan mahlukmahluk hidup dengan kekuasaanNya
yang tiada tanding.
Pemanfaatan Sutera Labalaba Dalam Kehidupan Manusia
Selama riset kimiawi terhadap sutera labalaba, benangbenang sutera diambil dari labalaba dengan
mesinmesin khusus. Dengan cara ini bisa diperoleh 320 meter sutera per hari dari satu ekor labalaba
(sekitar 3 miligram) tanpa melukainya.
Ilmu kedokteran merupakan bidang lain yang menggunakan benang labalaba melalui cara di atas.
Dengan kata lain, labalaba telah dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Para ahli Farmakologi di
Wyoming University, Amerika Serikat, menggunakan benang labalaba Nephila sebagai benang jahit
untuk operasi yang sangat sensitif, seperti operasioperasi pada tendo
20 Bilim ve Teknik Görsel Bilim ve Teknik Ansiklopedisi (Science and Technology Gorsel Science
and Technology Encyclopedia), p. 1087
21 Technology Review, Synthetic Spider Silk, October 1994, p. 16
22 Discover, How Spiders Make Their Silk, October 1998, p. 34
23 Discover, How Spiders Make Their Silk, October 1998, p. 34
24 Endeavour, The Structure and Properties of Spider Silk, January1986, no 10, p. 37
25 Scientific American, Spider Webs and Silks, March 1992, p. 70
26 Science News, Computer Reveals Clues to Spiderwebs, 21 January 1995
27 Scientific American, Spider Webs and Silks, March 1992, p. 70
28 Bilim ve Teknik Dergisi (Journal of Science and Technology), No 342, May 1996, p.100
29 Science et Vie, L'économie de la toile d'araignée, January 1999, No.976, p.30
30 Scientific American, Spider Webs and Silks, March 1992, p. 74
<< kembali lanjut >>
Versi online dari bukubuku Harun Yahya yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sedang
dalam persiapan.
Untuk sementara Anda dapat mengunjungi halaman Download untuk mendownload versi teks atau pdf
yang tersedia dari bukubuku tersebut
© Harun Yahya Internasional 2004.
Hak Cipta Terpelihara. Semua materi dapat disalin, dicetak dan disebarkan dengan mencantumkan
sumber situs web ini
info@harunyahya.com
http://www.harunyahya.com/indo/buku/labalaba05.htm 19 OKT
Tuesday, July 15, 2008
Heboh Laba Laba Bermuka Manusia !
Labalaba bermuka manusia Nephila pilipes tergolong Tetragnathidae, nama ini diperoleh karena di
dada depannya terdapat gambar yang mirip dengan muka manusia. Labalaba ini tersebar di berbagai
daerah datar di seluruh Taiwan hingga kawasan pegunungan. Suka menyimpul jaring di antara dahan
dahan pohon dan menangkap serangga, jaring yang disimpulnya bisa mencapai beberapa meter
lebarnya. Begitu mendapatkan serangga, dengan cepat sang labalaba akan memuntahkan jaringnya
menangkap mangsanya kemudian menyantapnya.
Ada ahli terkait yang berpendapat, “Labalaba bermuka manusia” mungkin adalah suatu gejala “bule”
labalaba, agak jarang ditemui. Selain itu ada juga ahli yang berpendapat, munculnya “labalaba
bermuka manusia” ada tiga kemungkinan: pertama, suatu mutasi dari labalaba biasa ; kedua, mungkin
mengalami luka dari luar ; ketiga, tidak tertutup kemungkinan adalah subspesies labalaba.
Pada Mei 2006, pekerja di Wang Ling, Xia barat, menemukan
seekor “labalaba wanita cantik”, wujud labalaba itu unik,
besarnya seperti sebutir kacang.
Bagian kepalanya hitam pekat, berbentuk beludru, mirip dengan bulu burung, pada bagian moncongnya
terdapat dua helai sungut, persis seperti sebuah tang. Bagian perutnya berwarna hitam. Di kiri kanan
pada keempat buah kakinya ratarata berwarna abuabu muda, penuh dengan bintik putih kecil secara
merata. Bagian punggung berwarna kuning jingga, dihiasi dengan 4 bintik hitam, membentuk persegi
empat, indah sekali. Di bagian ekornya terdapat segaris hitam berbentuk busur yang ditempeli bintik
putih, membedakan dengan jelas bagian punggung dan perut, begitu unik, persis seperti seorang gadis
cantik yang mengenakan sepotong gaun yang indah.
17 Mei 2006, di rumah Nyonya Xia di asrama kantor material sekitar Kantor Polisi Hefei nan 7,
ditemukan 3 ekor labalaba yang ganjil. Ketiga labalaba itu bukan saja memiliki sebuah “topeng
wajah”, bahkan melukiskan abjad Inggris secara jelas. Persis seperti muka robot yang memakai topeng,
4 pasang cakar yang panjangpanjang. Di bagian ekor cakarnya tampak terlihat abjad “W M N Z” dan
abjad Inggris lainnya. Namun ada yang mengatakan bahwa abjad Inggris itu adalah murni kebetulan.
Mungkin karena labalaba itu berulang kali memuntahkan jaringnya di sana sehingga pada abjad itu
tampak tidak sama dengan jaring labalaba. Padahal tidak ada bedanya, semua itu adalah jaring laba
laba.
22 April 2006, di kawasan Qingfang, Kota Wujiaqu, Xinjiang, penduduk setempat menangkap 4 ekor
“labalaba bermuka manusia”. Segera setelah itu, secara berturutturut warga setempat menemukan lagi
“labalaba bermuka manusia” di Urumqi, Xinjiang. Labalaba aneh bewarna hijau yang beralis dan
berhidung sebesar kacang ini menarik perhatian publik.
21 September 2005, seekor “labalaba bermuka manusia”yang mirip wajah pemain opera Beijing, tanpa
sengaja ditemukan di hutan oleh seorang warga Kota Rizhao, Provinsi Shandong.
Warga tersebut menuturkan, ketika ia sedang berjalanjalan di sekitar rumahnya, tanpa sengaja ia
menemukan labalaba yang “unik” di hutan kecil ini. Labalaba berbentuk elips sepanjang kurang lebih
5 cm ini, garisgaris di antara kuning dan hitam di punggungnya persis seperti tawon besar. Setelah
diamati bagian perutnya tak disangka ternyata berbentuk seperti “muka manusia”, garisgaris moncong,
mata, hidung dan bagian mukanya begitu mencolok mata, tampak begitu hidup, seperti seraut wajah
tokoh pemain opera Beijing yang sangat indah.
14 Juni 2005, di toko Mr.Wang, kota Taiyuan, Provinsi Shanxi, seekor “labalaba bermuka manusia”
menarik cukup banyak pengunjung datang menyaksikannya. Di atas punggung labalaba terdapat
“mata” dan “hidung”. Persis seperti sebuah patung seorang biksu, sehingga membuat orang yang
melihatnya merasa heran.
Pada 26 Juli 2003, nyonya pemilik toko busana Dandinghe di Hequn Road No.60, Guiyang City,
dikejutkan oleh seekor labalaba di atas gorden pintu ketika ia membuka pintu tokonya pagi ketika itu.
Labalaba ini berwarna hijau muda, dua kaki di sisi kirinya cacat. Anehnya di atas punggung perutnya
yang berbentuk hati, terdapat beberapa pola hiasan merah muda, mirip sekali dengan seraut wajah
wanita.
20 Agustus 2002, nyonya Wu dari Desa Yongkang, Sichuan, menuturkan, ketika ia dan suaminya
memetik bunga di tamannya, mereka melihat 2 ekor labalaba “bermuka manusia” dalam bunga yang
mereka petik. Warna putih, bertempurung, di atas tempurung sang labalaba terdapat gambar muka
manusia lengkap dengan pancaindera seperti mata, moncong dan alis.
Sumber : Dajiyuan
http://blogartikelmenarik.blogspot.com/2008/07/hebohlabalababermukamanusia.html 19 OKT
Pengertian Infeksi itu adalah kolonisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang,
dan bersifat membahayakan inang.
Spesies asing atau yang disebuat patogen bisa ngeganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada
luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian.
Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum, patogen dikategorikan sebagai
organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri, parasit, fungi,
virus, prion, dan viroid.
Jadi penyakit infeksi ya bisa macem2.. Mulai dari luka luar sampai luka dalem yang udah terkolonisasi
oleh macem organisme mikroskopik diatas itu..
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080116204814AAUzrXo 19 OKT
Cedera Kepala
Cedera kepala adalah keadaan dimana struktur lapisan otak dari lapisan kulit kepala tulang tengkorak,
durameter, pembuluh darah serta otaknya mengalami cidera baik yang trauma tertutup maupun trauma
tembus (Satya Negara, 1998 : 59). Komutio cerebri adalah syndrome yang melibatkan bentuk ringan
dari cidera otak yang menyebar. Terjadi disfungsi neurologis sementara dan bersifat dapat pulih dengan
atau tanpa kehilangan kesadaran. Jika ada penurunan kesadaran mungkin pasien mengalami
disorientasi dan bingung hanya dalam waktu singkat (Hudak dan Gallo, 1996 : 227). Menurut Mansjoer
(2000 : 74) cedera kepala ringan adalah trauma kepala dengan skala Glasgow coma scale 15 (sadar
penuh) tidak ada kehilangan kesadaran, mengeluh pusing dan nyeri kepala dapat terjadi abrasi, lacerasi,
haematoma kepala dan tidak ada kriteria cidera sedang dan berat.
Komotio cerebral adalah hilangnya fungsi neurologis sementara tanpa kerusakan struktur, komotio
umumnya meliputi sebuah periode tidak sadarkan diri dalam waktu yang berakhir selama beberapa
detik sampai beberapa menit, getaran otak sedikit – sedikit saja hanya akan menimbulkan pusing atau
berkunang – kunang dapat juga kehilangan kesadaran komplit,apabila jaringan otak atau lobus frontal
terkena pasien dapat menunjukkan perilaku irasional yang aneh,dimana keterlibatan lobus temporal
dapat menimbulkan amnesia atau disorentasi (Brunner dan Suddarth, 2001 : 224).
Etiologi
Menurut Hudak dan Gallo (1996 : 108) mendiskripsikan bahwa Penyebab cedera kepala adalah karena
adanya trauma rudapaksa yang dibedakan menjadi 2 faktor yaitu:
1.Trauma primer
Terjadi karena benturan langsung atau tidak langsung (akselerasi dan deselerasi)
2.Trauma sekunder
Terjadi akibat dari trauma saraf (melalui akson) yang meluas, hipertensi intrakranial, hipoksia,
hiperkapnea, atau hipotensi sistemik.
Patofisiologi
Patofisiologi menurut Markum (1999 : 24). trauma pada kepala menyebabkan tengkorak beserta isinya
bergetar, kerusakan yang terjadi tergantung pada besarnya getaran makin besar getaran makin besar
kerusakan yang timbul, getaran dari benturan akan diteruskan menuju Galia aponeurotika sehingga
banyak energi yang diserap oleh perlindungan otak, hal itu menyebabkan pembuluh darah robek
sehingga akan menyebabkan haematoma epidural, subdural, maupun intracranial, perdarahan tersebut
juga akan mempengaruhi pada sirkulasi darah ke otak menurun sehingga suplay oksigen berkurang dan
terjadi hipoksia jaringan akan menyebabkan odema cerebral.
Akibat dari haematoma diatas akan menyebabkan distorsi pada otak, karena isi otak terdorong ke arah
yang berlawanan yang berakibat pada kenaikan T.I.K (Tekanan Intra Kranial) merangsang kelenjar
pituitari dan steroid adrenal sehingga sekresi asam lambung meningkat akibatnya timbul rasa mual dan
muntah dan anaroksia sehingga masukan nutrisi kurang (Satya negara 1998 : 122).
Penilaian GCS (Glasgow Coma Scale).
Menurut Hudak and Gallow 1996:226 ) Penilaian kesadaran GCS ( glassgow coma scale )
1.Eye opening
Score : 4 : Dapat membuka mata sendiri secara spontan
3 : Membuka mata hanya bila diajak bicara
2 : Membuka mata bila dirangsang nyeri
1 : Tidak membuka mata dengan rangsangan apapun.
2.Motor respon
Score : 6 : Dapat melakukan gerakan sesuai perintah
5 : Adanya getaran untuk menyingkirkan rangsangan
4 : Flexi yang cepat saja dibarengi abduksi bahu
3 : Flexi yang ringan dan adduksi bahu seperti pada dekortikasi
2 : Ekstensi lengan disertai adduksi endorotasi bahu,pronasi lengan
1 : Bawah seperti pada decerebresi rigidity.
3.Verbal respon
Score : 5 : Sadar Orentasi waktu tempat dan orang tetap utuh
4 : Dapat diajak bicara tapi kacau jawabannya
3 : Tidak dapat diajak bicara mengeluarkan kata – kata yang tidak mengandung arti (masih berteriak).
2 : Mengeluarkan kata – kata mengerang / merintih
1 : Tidak bersuara sama sekali
Cidera kepala ringan sesuai dengan penilaian GCS (Glassgow Coma Scale) : 13 – 15, cidera kepala
ringan kehilangan kesadaran kurang dari 30 menit, tidak terdapat fraktur tengkorak dan haematoma.
Pengkajian Fokus
Berdasarkan Doenges (2000) pengkajian fokus meliputi :
1.Aktifitas atau istirahat
Gejala : Merasa lemah, lelah, lesu, hilang keseimbangan
Tanda : Perubahan kesadaran, latergi, ataksia atau cara berjalan tidak tegap, cidera orthopedi,
kehilangan tonus otot.
2.Sirkulasi
Gejala : Perubahan tekanan darah atau normal perubahan frekwensi jantung
3.Integritas ego
Gejala : Perubahan tingkah laku atau kepribadian
Tanda : Cemas, mudah tersinggung, delirium, agitasi, bingung, depresi.
4.Eleminasi
Gejala : Inkotenensia kandung kemih / usus mengalami gangguan fungsi.
5.Makanan atau cairan
Tanda : Muntah (mungkin proyektif ) gangguan menelan.
Gejala : Mual / muntah dan mengalami perubahan selera.
6.Neuro sensori
Gejala : Kehilangan kesadaran, amnesia, vertigo, syncope, tinitus, kehilangan pendengaran, perubahan
penglihatan, gangguan pengecapan .
Tanda : Perubahan kesadaran sampai koma, perubahan status mental, perubahan pupil, kehilangan
pengindraan, kejang, kehilangan sensasi sebagian tubuh.
7.Nyeri atau kenyamanan
Gejala : Sakit kepala dengan intensitas dan lokasi yang berbeda.
Tanda : Wajah menyeringi, respon menarik pada rangsang, nyeri yang hebat, gelisah.
8.Pernapasan
Tanda : Perubahan pola napas, nafas bunyi ronchi
9.Keamanan
Gejala : Trauma baru karena kecelakaan
Tanda : Fraktur atau dislokasi, gangguan penglihatan, gangguan kognitif, gangguan rentang gerak,
gangguan dalam regulasi suhu tubuh.
10.Interaksi sosial
Tanda : Afasia motoris atau sensoris, bicaraa tanpa arti disartria anomia.
Manifestasi Klinis
1.Pada contosio segera terjadi kehilangan peredaran pada haematoma mungkin, hilang segera, atau
bertahap. Dengan membesarnya haematoma atau membesarnya haematoma atau odema interstisium.
2.Pola pernapasan dapat segera progresif menjadi abnormal
3.Respon pupil mengkin lenyap, atau secara progresif mungkin memburuk.
4.Nyeri kepala dapat segera muncul atau seiring dengan peningkatan buruk.
5.Dapat timbul muntah – muntah akibat penekanan intracranial.
6.Perubahan perilaku dan perubahan fisik pada berbicara dan gerakan.
7.Motorik dapat timbul segera atau secara lambat.
Pemeriksaan Penunjang
Menurut FK UI ( 1999 : 27 )
1.CT scan (Computer Tomography scan)
Mengidentifikasi adanya hemoragic, ukuran ventrikuler, infark pada jaringan mati.
2.Foto tengkorak atau cranium
Untuk mengetahui adanya fraktur pada tengkorak
3.MRI (Magnetic Resonan Imaging)
Gunanya untuk sebagai pengindraan yang mempergunakan gelombang electromagnetic.
4.Laboratorium
Kimia darah : mengetahui ketidakseimbangan elektrolit
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan Linda Juall Carpenito (2000)
1.Kerusakan mobilitas fisik
Difinisi : Keadaan dimana individu mengalami atau beresiko keterbatasan gerak fisik, tetapi bukan
imobilisasi
Batasan karakteristik
Mayor : Penurunan kemampuan untuk bergerak dengan sengaja dalam lingkungan (misal: mobilitas
ditempat tidur, berpindah, ambulansi) keterbatasan ruang gerak
Minor : Pembatasan gerak yang dipaksakan enggan untuk bergerak
2.Risiko tinggi terhadap infeksi
Difinisi : Keadaan dimana individu beresiko terserang oleh agen patogenik atau oportunistic (virus,
jamur, bakteri, protozoa atau parasit lain) dari sumber – sumber eksternal seperti sumber endogen atau
eksogen.
Batasan karakteristik.
Mayor : Tempat masuknya organisme
Minor : Trauma (Kecelakaan, Kesengajaan)
3.Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Definisi : Perubahan nutrisi terjadi dimana individu yang tidak puasa mengalami atau yang berisiko
mengalami penurunan berat badan yang berhubungan dengan masukan yang ade kuat atau metabolisme
nutrien yang tidak adekuat untuk kebutuhan metabolic.
Batasan karakteristik
Mayor : Individu yang tidak puas melaporkan atau mengalami masukan makanan tidak adekuat kurang
dari yang dianjurkan dengan atau tanpa penurunan berat badan atau kebutuhan.
Minor : Berat badan 10% sampai 20% atau lebih dibawah berat badan ideal untuk tinggi dan kerangka
tubuh, lingkar kulit, ringkar lengan tengah dan ringkar otot pertengahan lebih kurang dari 60% standar
pengukuran kelemahan otot dan nyeri tekan, penurunan albumin serum.
4.Perubahan perfusi jaringan cerebral
Definisi : Keadaan dimana individu mengalami atau berisiko suatu penurunan dalam nutrisi dan
pernafasan pada tingkat selular disebabkan suatu penurunan dalam suplai darah kapiler.
Batasan Karakteristik
Mayor : Perubahan warna kulit (pucat, sianosis) Perubahan susunan kulit
Minor : Odema, Perubahan dalam fungsi motorik dan sensorik
5.Perubahan proses pikir
Definisi : Keadaan dimana individu mengalami suatu gangguan dalam suatu aktivitas, metal seperti
berfikir sadar, orientasi, realitas, pemecahan masalah, penilaian dan pemahaman yang berhubungan
dengan koping.
Batasan Karakteristik
Mayor : Tidak akuratnya interprestasi tentang stimulus, internal dan eksternal
Minor : Kurang kognitif kecurigaan, delusi, halusinasi, fobia, pengelihatan, kebingunan
6.Resiko cidera
Definisi : Keadaan dimana seorang individu beresiko terhadap cedera jaringan yang tidak disengaja
(misal : Luka, luka bakar, fraktur)
Batasan karakteristik
Mayor : Vertigo, sincope
Minor : Gaya berjalan yang tidak mantap, amputasi, cedera serebro vaskuler
7.Intoleransi aktivitas
Definisi : Penurunan dalam kapasitas fisiologis seorang untuk melakukan aktifitas sampai tingkat yang
diinginkan atau yang dibutuhkan
Batasan karakteristik
Mayor : Kelemahan, pusing, dispnea, keletihan akibat aktifitas, frekwensi pernafasan lebih dari 24,
frekwensi nadi lebih dari 95
Minor : Pucat atau sianosis, confuse, vertigo
8.Perubahan kenyamanan
Definisi : Keadaan dimana individu mengalami atau berisiko mengalami sensasi yang tidak
menyenangkan dalam berespon terhadap suatu rangsangan yang berbahaya
Batasan karakteristik
Mayor : Individu memperlihatkan atau melaporkan ketidaknyamanan
Minor : Respon otonom pada nyeri akut, peningkatan tekanan darah
H.Konsep Tumbuh Kembang
Tumbuh kembang pada usia lima tahun yang di diskripsikan oleh Cecily dan Linda. A Sowden (1996 :
549).
1.Karakteristik fisik
Berat badan anak prasekolah bertambah 2 kg pertahun, tinggi badan penambahan 5 – 7 cm per tahun.
2.Perkembangan motoris kasar
Melompat melewati tali, berlari tanpa kesulitan, bermain lompat tali dengan cukup baik, main tangkap.
3.Perkembangan motoris halus
Sedikitnya dapat mengenali, dapat membedakan obyek berdasarkan beratnya, memerankan orang tua
dan orang dewasa lainnya.
4.Perkembangan bahasa
Mempunyai perbendaharaan kata sebanyak 2100 kata, memakai lima kata, memakai kata depan dengan
kata penghubung, memakai kalimat lengkap, membuat kesalahan suara, dapat menyebut hari – hari
dalam seminggu.
5.Perkembangan psikoseksual (tahap falik)
Fokus tubuh, peningkatan kesadarannya akan organ seks dan minatnya dalam seksualitas. Sedikit
banyaknya kecemburuan dan perilaku bervariasi sesuai pengalaman anak di masa lalu dan lingkungan
keluarga.
6.Perkembangan psikososial
Anak memperagakan peran seks yang sesuai mempelajari benar atau salah, menunjukkan
eksperimentasi dengan ketrampilan baru dalam permainan, peningkatan aktifitas bermain.
7.Perilaku sosial
Memandang orang tua sebagai figur yang penting, bersifat posesif ingin maunya sendiri, mampu
bekerjasama dengan teman sebaya dan orang dewasa, meniru orang tua dan model peran orang dewasa
lainnya.
I.Fokus Intervensi
Berdasarkan Doenges (2000) fokus intervensi meliputi :
1.Perubahan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan penghentian darah oleh sel (haemoragi ,
haematoma ) odema cerebral, penurunan sistematik atau hipoxia.
Tujuan :
a.Pertahankan tingkat kesadaran
b.Mendemonstrasikan tanda vital stabil dan tidak ada tanda – tanda peningkatan TIK (Tekanan Intra
Kranial).
Intervensi :
a.Kaji status neurologis penyebab penurunan perfusi jaringan monitor GCS (Glassgow Coma Scale).
Rasionalisasi : Dengan GCS (Glassgow Coma Scale) dapat mengetahui peningkatan atau penurunan
keadaan klien untuk dijadikan standar dan kerusakan Neuro cerebral.
b.Monitor tekanan darah
Rasionalisasi : Kehilangan auto regulasi dapat mengikuti kerusakan vaskuarisasi cerebral lokal atau
menyebar atau menyeluruh peningkatan tekanan darah sistemik yang diikuti oleh penurunan tekanan
darah diastol (nadi yang membesar merupakan tanda peningkatabn T.I.K (Tekanan Intra Kraneal).
c.Kaji keadaan pupil
Rasionalisasi : Kondisi penglihatan dapat mencerminkan keadaan untuk menentukan keadaan
kerusakan pada otak secara mikroskopis.
d.Identifikasi refleks batuk menelan dan eating
Rasionalisasi : Ada tidaknya reflek neurologis dapat digunakan untuk menentukan trauma kepala berat
ringan atau sedang.
e.Pertahankan kepala leher pada posisi netral
Rasionalisasi : Akan memperlancar aliran darah menuju ke otak.
f.Palpasi adanya distensi kandung kemih konstipasi observasi adanya tanda kejang.
2.Nyeri berhubungan dengan iritasi atau tekanan syaraf fasospasme : peningkatan T.I.K (Tekanan Intra
Kranial)
Tujuan :
a.Melaporkan nyeri berkurang atau terkontrol
b.Menunjukkan atau menggunakan perilaku untuk mengurangi pertumbuhan.
Intervensi :
a.Kaji tingkat nyeri, catat intensitas karakteristik nyeri
Rasionalisasi : Merupakan pengalaman subyektif dan harus dijelaskan oleh pasien atau identifikasi
karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan dengan merupakan suatu hal yang amat penting untuk
memilih intensitas yang cocok untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan.
b.Monitor tanda – tanda vital
Rasionalisasi : Untuk mengetahui adanya komplikasi lebih lanjut sehingga dapat ditentukan tindakan
selanjutnya.
c.Ajarkan teknis distraksi dan relaksasi
Rasionalisasi : Merupakan ketegangan otot yang dapat merangsang timbulnya sakit kepala.
d.Berikan kompres hangat pada daerah leher dan kepala
Rasionalisasi : Meningkatkan relaksasi otot dan meningkatkan relaksasi dalam mengurangi ketegangan
e.Ciptakan lingkungan yang tenang
Rasionalisasi : Menurunkan stimulus yang berlebihan yang dapat menurunkan sakit kepala.
3.Pola nafas tak efektif berhubungan dengan kerusakan neuromoskuler kerusakan persepsi dan kognisi
obstruksi tracheo bronchiale.
Tujuan :
a.Mempertahankan pola nafas normal atau efektif dan bebas sianosis
b.Menunjukkan analisa gas darah normal.
Intervensi :
a.Monitor frekwensi irama dan kedalaman pola nafas
Rasionalisasi : Perubahan respirasi dapat merupakan indikasi terjadinya komplikasi pernafasan.
b.Mengatur posisi tidur sesuai aturannya posisi miring sesuai indikasi
Rasionalisasi : Meningkatkan ekspansi paru menentukan resiko obstruksi jalan nafas.
c.Isap lendir bila perlu catat karakteristik dan warna secret
Rasionalisasi : Suction dapat mengeluarkan secret apabila pasien dalam keadaan koma untuk
membersihkan jalan nafas.
d.Auskultasi jalan napas
Rasionalisasi : Sebagai identifikasi odema paru sehingga antelektasis obstruksi jalan napas, resiko
kekurangan oksigen cerebral dan infeksi paru umum trauma kepala.
e.Berikan oksigen 1 – 2 liter/menit bila perlu
Rasionalisasi : Untuk mencegah dan menemukan atelektasis
4.Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan kemampuan untuk mencerna nutrien, kelemahan otot mengunyah, menelan, status
hipermetabolic.
Tujuan :
a.Mendemonstrasikan atau kemajuan peningkatan berat badan sesuai tujuan.
b.Tidak mengalami tanda – tanda malnutrisi dengan nilai laboratorium normal.
Intervensi :
a.Kaji kemampuan mengunyah dan menelan
Rasionalisasi : Karena berhubungan dengan kemungkinan aspirasi sebagai pertimbangan dalam
memberi makanan.
b.Auskultasi bising usus
Rasionalisasi : Fungsi gastro intestinal berhubungan erat dengan klien cidera kepala sehingga bising
usus dapat mendeteksi respon kearah komplikasi atau tidak.
c.Timbang berat badan sesuai dengan ndikasi
Rasionalisasi : Sebagai evaluasi adekuat dalam mendeteksi adanya terapi dalam pemenuhan nutrisi.
d.Berikan makanan dalam jumlah kecil dan sering
Rasionalisasi : Mencegah reflek muntah atau regulasi
e.Kaji muntah atau feces atau cairan lambung
Rasionalisasi : Reaksi akut, sub akut perdarahan mungkin dapat terjadi sehingga dapat menentukan
intervensi.
5.Risiko terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan kulit rusak, prosedur invasif.
Tujuan :
a.Mempertahankan homeostasis, bebas tanda – tanda infeksi
b.Mencapai penyembuhan tepat waktu bila ada luka.
Intervensi :
a.Berikan perawatan septik dan anti septik
Rasionalisasi : Menghindari infeksi nosokomial.
b.Observasi daerah yang mengalami kerusakan atau luka.
Rasionalisasi : Deteksi dini perkembangan infeksi melaksanakan tindakan yang segera dan mencegah
terhadap komplikasi selanjutnya.
c.Pantau suhu tubuh secara teratur.
Rasionalisasi : Peningkatan suhu tubuh dapat mencurigai adanya sepsis pertahankan integritas kulit
d.Kaji warna kejernihan urine
Rasionalisasi : Sebagai indikator dari perkembangan infeksi pada saluran kemih
e.Batasi pengunjung
Rasionalisasi : Menurunkan pemanjaan terhadap kuman penyebab infeksi.
6.Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler penurunan kekuatan dan
ketahanan kehilangan kontrol atau koordinasi otot kerusakan kognitif
Tujuan :
a.Klien dapat mendemonstrasikan teknik atau perubahan gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan
perawatan diri
b.Klien dapat melakukan perawatan diri dalam tingkat kemampuan sendiri.
Klien dapat mengidentifikasi sumber pribadi atau komonitas memberikan bantuan sesuai kebutuhan
Intervensi :
a.Kaji tingkat kemampuan pasien
Rasionalisasi : Membantu dan mengaktifikasi atau merencanakan pemenuhan kebutuhan secara
individu.
b.Menghindari sesuatu yang klien dapat lakukan sendiri tapi bantuan yang diberikan sesuai kebutuhan.
Rasionalisasi : Memberikan manfaat dan mencegah frustasi adalah penting bagi klien untuk melakukan
sebanyak mungkin untuk diri sendiri, untuk mempertahandan diri sendiri dan peningkatan pemulihan.
c.Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sehari – hari.
d.Libatkan keluarga dalam perawatan dan pemenuhan sehari – hari
e.Berikan umpan balik positif untuk usahan yang diberikan
Rasionalisasi : Meningkatkan perasaan harga diri peningkatan kemandirian dan mendorong pasien
untuk berusaha secara kontinyu.
SATUAN PEMBELAJARAN
Pokok Pembahasan : Cara perawatan luka dirumah
Sub Pokok Bahasa : Pengertian infeksi
Penyebab, tanda dan gejala
Sasaran : Keluarga anak M
Waktu : Jam 10.45 WIB
Tempat : Di Ruang Dahlia Kamar 3 RSUD Temanggung
Tujuan Instruktusional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan keluarga mampu untuk merawat luka dan
membantu dalam proses penyembuhan luka.
Tujuan Instruktusional Khusus
Selama dilakukan pendidikan kesehatan selama 10 menit diharapkan keluarga mampu mengetahui :
1.Pengertian infeksi
2.Tanda dan gejala infeksi
3.Cara perawatan luka dalam proses penyembuhan luka di rumah
Metode :
Ceramah
Alat Peraga :
Leaflet
Materi :
Terlampir
Sumber Pustaka :
Sylvia A Prince : 1623
Schwartz : 47 edisi 6
1.Pengertian
Infeksi adalah invasi atau masuknya mikro organisme patogen kedalam tubuh dan jaringan yang terjadi
pada penjamu terhadap organisme dan toksinnya.
2.Tanda dan Gejala
Tanda – tanda infeksi meliputi :
1.Kalor : Merasa panas pada daerah yang terkena infeksi
2.Dolor : Merasa sakit pada daerah luka yang terinfeksi
3.Ruber : Rasa adanya kemerah – merahan pada kulit daerah luka yang terinfeksi
4.Tumor : Terjadinya bengkak pada area luka
5.Fungsio laesa : Gangguang fungsi gerak pada daerah yang terinfeksi
3.Cara perawatan luka dalam proses penyembuhan luka di rumah.
1.Mandi 2x sehari
Daerah yang terbalut jangan sampai terkena air atau basah ( meningkatkan kelembaban pada kulit yang
terbungkus )
2.Makanan yang cukup mengandung protein atau tinggi kalori tinggi protein
3.Control balutan di petugas kesehatan atau instansi Rumah Sakit
4.Minum obat sesuai anjuran dokter.
http://medlinux.blogspot.com/2007/11/cederakepala.html 19 OKT
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang toksisitas racun labalaba Nephila sp.
Terhadap larva A�des aegypti (L.) Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL).
Penelitian dilakukan pada tiap keempat instar larva A�des aegypti. Percobaan tiap larva instar
dilaksanakan dengan enam macam perlakuan konsentrasi racun labalaba Nephila sp., yaitu 1%, 10%,
25%, 50%, 75% dan 100%, dengan empat kali pengulangan untuk setiap percobaannya. Adapun faktor
fisik yang diukur adalah suhu air, suhu udara dan kelembaban; sedangkan faktor kimia yang diukur
adalah tingkat keasaman (pH) dari setiap perlakuan konsentrasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa racun labalaba Nephila sp. Bersifat toksik terhadap larva A�des
aegypti. Konsentrasi letal untuk instar satu adalah 13.12%, untuk instar dua adalah 28.16%, untuk instar
tiga adalah 41.46% dan untuk instar empat adalah 63.09%.
http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd0306106094247/ 19 OKT
PENDAHULUAN
Toxoplasmosis adalah Penyakit hewan dan manusia yang akut atau kronis, tersebar luas, disebabkan
oleh Toxoplasma Gondii dan ditularkan oleh ookista pada kotoran kucing. Sebagian besar infeksi pada
manusia bersifat asimtomatik. Bila gejala muncul, akan berkisar dari penyakit ringan dan sembuh
sendiri yang menyerupai mononukleosis hingga penyakit fulminan dan diseminata yang dapat
membahayakan otak, mata, otot, hati dan paru. Manifestasi berat terutama terlihat pada penderita yang
imunitasnya terganggu dan pada janin yang terinfeksi melalui transplasenta sebagai akibat dari infeksi
maternal. Korioretinitas bisa berkaitan dengan semua bentuk, tetapi biasanya merupakan sekuele akhir
penyakit kongenital.(kamus saku kedokteran Dorland EGC)
Toxoplasmosis merupakan penyakit zoonis yaitu penyakit hewan yang ditularkan kepada manusia.
Penyakit ini disebabkam oleh Toxoplasma Gondii, yaitu parasit yang banyak terinfeksi pada manusia
dan hewan. Penularan kepada manusia dari hewan seperti kucing, anjing atau hewan ternak lain.
Saat ini setelah siklus hidup toxoplasma ditemukan, maka diharapkan mudah melakukan
pencegahan.Toxoplasmosis lebih mudah ditemukan karena adanya antibodi IgM dan IgG dalam darah
penderita. Diharapkan dengan cara diagnosis maka pengobatan penyakit ini menjadi lebih mudah dan
lebih sempurna, sehingga pengobatan yang diberikan dapat sembuh sempurna bagi penderita. Dengan
jalan tersebut diharapkan insidensi keguguran, cacat konginetal, dan lahir mati dapat dicegah sedini
mungkin. Pada akhirnya kejadian kecacatan pada anak dapat dihindari dan menciptakan sumber daya
manusia yang lebih berkualitas.
ETIOLOGI
Sebenarnya toxoplasma termasuk dalam kelompok parasit bersel tunggal (protozoa) dengan nama
lengkap Toxoplasma gondii. Sejauh ini siklus perkembangbiakan toxoplasma hanya meneliti dalam
usus kucing dan sebangsanya (harimau, singa, kucing hutan dan hewan lain yang termasuk keluarga
kucing felidae.) Seekor kucing yang terserang toxoplasmosis akan mengeluarkan telur (ookista)
toxoplasma pada waktu tertular untuk pertama kalinya. Inipun hanya berlangsung beberapa hari saja.
Ookista ini keluar dari tubuh kucing yang sakit bersama kotorannya (feces). Jadi hanya kucing sakit
akibat terserang toxoplasmosis saja yang kotorannya mengandung berjuta-juta telor toxoplasma.
Ookista yang ada dalam kotoran kucing yang mengering akan terbang tertiup angin dan kemudian
menempel pada rumput, daun, buah, batu, kayu, tanah dan tempat2 lain. Bisa juga pada saat turun
hujan, kotoran kucing dengan ookista ini akan ikut aliran air dan menyebar ke segala penjuru. Ookista
ini mampu bertahan hidup hingga 18 bulan dalam tanah. Kemudian hewan ternak seperti sapi,
kambbing, domba, kerbau, juga burung dan tikus memakan rumput, daun, buah, air, atau apa saja yang
tercemar oleh telur toxoplasma.
Manusia juga dapat tertular toxoplasma. Karena dalam tubuh hewan selain kucing, ookista akan
berubah bentuk menjadi kista yang mampu berkembang di dalam jaringan tubuh. Penularan pada
manusia bisa terjadi melalui 3 cara yaitu :
1. melalui plasenta dari ibu hamil pada janin yang dikandungnya
2. tertular secara langsung akibat ookista yang termakan secara tak sengaja, misalnya lewat air
yang tercemar, tangan atau alat makan yang tercemar oleh ookista toxoplasma.
3. tertular secara tak langsung yaitu karena memakan daging hewan (sapi, kambing, ayam, burung,
kelinci dll) yang terinfeksi, karena daging yang mengandung toxoplasma dalam bentuk kista
tidak dimasak dengan sempurna.
Apabila seorang yang hamil telah terinfeksi penyakit ini,maka kemungkinan untuk tertular kepada janin
sekitar 4050%. Atau juga dapat menyebabkan keguguran. Kalaupun melahirkan, bayi yang dilahirkan
dapat mengalami masalah kesehatan berupa cacat kengiental saperti pembesaran hati dan limpa,
kekuningan pada kulit dan mata, infeksi berat pada mata dan lain sebagainya.
MANIFESTASI KLINIS
Toxoplasma Gondii yang tertelan melalui makanan akan menembus epitel usus dan difagositosis oleh
makrofag atau masuk ke dalam limfosit yang mengakibatkan terjadinya penyebaran limfogen.
Toxoplasmosis Gondii akan menyerang seluruh sel berinti, membelah diri dan menimbulkan lisis, sel
tersebut destruksi akan berhenti bila tubuh telah membentuk antibodi. Pada alat tubuh seperti susunan
syaraf dan mata, zat ini tidak dapat masuk karena ada sawar (barier) sehingga destruksi akan terus
berjalan.
Umumnya infeksi toxoplasmosis gondii ditandai dengan gejala seperti infeksi lainnya yaitu demam,
malaise, nyeri sendi, pembengkakan kelenjer getah bening (toxoplasmosis limfonodosa scuta). Infeksi
yang ,mengenai susunan syaraf pusat menyebabkan encephalitis (toxoplasma ceebralis akuta). Parasit
yang masuk dalam otot jantung menyebabkan peradangan.Lesi pada mata akan mengenai khorion dan
retina menimbulkan irridosklitis dan khoriditis (toxoplasmosis ophital mica akuta). Bayi dengan
toxoplasmosis congenital akan lahir dengan kecacatan organ dalam.
PEMERIKSAAN
.Penyakit ini bisa menular ke manusia akibat termakannya spora Toxoplasma gondii. Misalnya makan
daging mentah yang mengandung telur (ookista) toksoplasma atau sayuran yang terkontaminasi telur
ini. Parasit ini sendiri bisa berbiak di semua mamalia, seperti ternak atau hewan peliharaan (anjing,
kucing dan burung). Sayangnya infeksi toksoplasma ini di sebagian besar kasus tidak menunjukkan
gejala yang jelas. Oleh karenanya pemeriksaan laboratorium semacam TORCH sangat dianjurkan
sebelum memulai kehamilan, atau minimal di saat awal kehamilan. Bila ditemukan hasil positif, harus
dilakukan terapi sampai sembuh terlebih dahulu sebelum melanjutkan kehamilan.
Indikasi infeksi pada janin bisa diketahui dari pemeriksaan USG, yaitu terdapat cairan berlebihan pada
perut (asites), perkapuran pada otak atau pelebaran saluran cairan otak (ventrikel). Sebaliknya bisa saja
sampai lahir tidak menampakkan gejala apapun, namun kemudian terjadi retinitis (radang retina mata),
penambahan cairan otak (hidrosefalus), atau perkapuran pada otak dan hati.
Pemeriksaan awal bisa dilakukan dengan pengambilan jaringan (biopsi) dan pemeriksaan serum
(serologis). Umumnya cara kedua yang sering dilakukan. Pada pemeriksaan serologi akan dilakukan
pemeriksaan untuk mengetahui
adanya reaksi imun dalam darah, dengan cara mendeteksi adanya IgG (imunoglobulin G), IgM, IgA,
IgE. Pemeriksaan IgM untuk ini mengetahui infeksi baru. Setelah IgM meningkat, maka seseorang
akan memberikan reaksi imun berupa peningkatan IgG yang kemudian menetap. IgA merupakan reaksi
yang lebih spesifik untuk mengetahui adanya serangan infeksi baru, terlebih setelah kini diketahui lgM
dapat menetap bertahun-tahun, meskipun hanya sebagian kecil kasus.
PENGOBATAN
Saat ini pengobattan yang terbaik adalah kombinasi pyrimethamine dengan trisulfapyrimidine. Dosis
yang dianjurkan untuk pyrimethamine ialah 25-50 mg sehari selama sebulan dan trisulfapyrimidine
dengan dosis 2000-6000 mg sehari selama sebulan. Namun memiliki efek samping leukopenia dan
trombositopenia.
Spiramycin merupakan obat pilihan yang kurang memiliki efek samping meskipun kurang efektif.
Dosis spiramiycin yang dianjurkan adalah 2-4 gram sehari yang dibagi dalam 2 atau 4 kali pemberian.
Pada ibu hamil trimester pertama dengan Spiramycin 2-3 gram sehari selama seminggu atau 3 minggu
kemudian disusul 2 minggu tanpa obat. Demikian berselang seling sampai sembuh.
PENCEGAHAN
Beberapa cara pencegahan terhadap toxoplasmosis secara umum dan selama kehamilan :
• Sebaiknya bila anda merencanakan kehamilan maka konsultasikan ke dokter untuk melakukan
pemeriksaan test Toxoplasmosis sebelum kehamilan anda, tujuanya bila memang anda positif
terinfeksi, maka dapat dilakukan pengobatan yang optimal sebelum memasuki kehamilan anda.
• Hindari makan makanan yang dimasak mentah atau setengah matang.
• Bersihkan dan cucilah dengan baik buahbuahan atau sayuran sebelum dimakan.
• Bersihkan tangan, alatalat dapur ( seperti; papan atau alas untuk memotong) yang dipakai
untuk mengelola daging mentah, hal ini untuk mencegah kontaminasi dengan makanan lainnya.
• Bila anda membersihkan sampah atau tempat sampah, jangan lupa menggunakan sarung tangan,
dan cucilah tangan atau sebaiknya serahkan tugas ini kepada anggota keluarga lainnya, bila anda
sedang hamil.
• Pakailah sarung tangan bila anda ingin mengerjakan pekerjaan kebun atau perkarangan anda,
untuk menghindari kontak langsung dari kotoran hewan yang terinfeksi.
• Untuk anda yang memelihara kucing :
o Bersihkanlah kotoran kucing anda setiap hari dengan menggunakan sarung tangan dan
cucilah tangan anda setiap selesai membersihkan.
o Cucilah tangan setiap selesai bermain dengan kucing anda
o Buanglah kotoran kucing dalam plastik ke tempat sampah, jangan menanam atau
meletakanya di dekat kebun atau taman anda.
o Jangan memberi makan daging mentah untuk kucing anda.
o Periksakanlah ke dokter hewan bila anda melihat bahwa kucing anda terdapat tanda
tanda sakit.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://cvi.asm.org/cgi/content/full/14/3/239 ,published ahead of print on 3 January 2007
2. http://ijmm.org/article.asp?isnn=0255-
0857;year=2003;volume=21;issue=2;spage=76;aulast=Singh.
3. Llewellyn, Derek ; Jones. “Dasar-dasar Obstetri & Ginekologi”. Hipokrates. Jakarta. Hal 130.
2002.
aRTIKEL.DOC 19 OKT
Manfaat Jaring LabaLaba
Written by Muhammad Yusuf, S.Pd
Senin, 29 Januari 2007
Jaring labalaba dapat dipakai untuk menyambung otot (tendon) atau memulihkan ligamen
yang rusak. Selain sangat kuat, serat alami ini tidak menyebabkan infeksi.
Penggunaan serat untuk aplikasi medis sebenarnya telah diceritakan sejak sekitar 2.000 tahun lalu. Di
antaranya untuk melawan infeksi, mencegah pendarahan, dan menutup luka.
Meski demikian, para ilmuwan belum menemukan bukti bahwa jaring labalaba dapat membunuh
kuman. Sejauh ini, hasil percobaan pada hewan menunjukkan buktibukti awal bahwa jaring labalaba
tidak menghasilkan respon kekebalan terlalu besar sehingga dapat diterima tubuh.
Para peneliti di Universitas Tufts, Massachusetts telah membuktikan bahwa jaring labalaba dapat
dirangkai untuk memulihkan jaringan penyambung tulang (ligamen) yang rusak. Percobaan ini berhasil
pada ligamen jenis ACL (anterior cruciate ligament) yang biasanya rusak pada penderita cedera lutut.
"Kami juga melihat potensi jaring labalaba untuk tendon buatan," kata Randolph Lewis dari
Universitas Wyoming, AS. Para ilmuwan telah memanfaatkannya untuk membuat benang operasi
untuk menutup luka bekas operasi, mata, atau, menyambung jaringan syaraf.
Namun, Lewis dan para peneliti lainnya belum dapat menghasilkan jaringan yang siap pakai. Untuk
menghasilkan material seperti jaring labalaba dalam jumlah besar, Lewis memanfaatkan alfalfa,
tumbuhan semak yang biasa dipakai sebagai pakan kuda di Amerika. Sedang peneliti lainnya coba
membuat protein jaring labalaba dalam susu kambing.
Mereka dapat menghasilkan jaring di luar tubuh labalaba dengan cara menyisipkan gen yang dimiliki
labalaba ke sel yang menjadi targetnya. Penelitian terakhir yang sedang dilakukan Lewis dilaporkan
dalam jurnal Chemical Reviews.
http://www.sman2mks.com/index.php?option=com_content&task=view&id=175&Itemid=78 19
OKT
Laba-Laba Penyembuh Luka
Posted by D_Utami
Sarang labalaba di rumah tentu mengganggu. Tak sedap dipandang, juga memberi kesan rumah tak
terurus alias si penghuni malas membersihkan rumahnya. Tapi sarang labalaba ini bisa juga
bermanfaat. Selain diketahui memiliki serat yang sangat kuat, sarang atau jaring labalaba bisa
berfungsi sebagai penyembuh luka.
Laba –laba merupakan jenis hewan Arthropoda dengan dua segmen tubuh, empat pasang kaki, tak
bersayap dan tak memiliki mulut pengunyah. Dari tubuhnya labalaba dapat menghasilkan protein yang
digunakan untuk membuat perangkap yang dapat memerangkap serangga sebagai makanannya.
Labalaba merupakan hewan pemangsa (karnivora), bahkan kadangkadang kanibal. Mangsa utamanya
adalah serangga. Hampir semua jenis labalaba, dengan perkecualian sekitar 150 spesies dari suku
Uloboridae dan Holarchaeidae, dan subordo Mesothelae, mampu menginjeksikan bisa melalui
sepasang taringnya kepada musuh atau mangsanya. Meski demikian, dari puluhan ribu spesies yang
ada, hanya sekitar 200 spesies yang gigitannya dapat membahayakan manusia.
Tidak semua labalaba membuat jaring untuk menangkap mangsa, akan tetapi semuanya mampu
menghasilkan benang sutera –yakni helaian serat protein yang tipis namun kuat– dari kelenjar
(disebut spinneret) yang terletak di bagian belakang tubuhnya. Serat sutera ini amat berguna untuk
membantu pergerakan labalaba, berayun dari satu tempat ke tempat lain, menjerat mangsa, membuat
kantung telur, melindungi lubang sarang, dan lainlain.
Jaring labalaba dikenal sebagai serat alami terkuat yang pernah ada dan memiliki potensi yang belum
diketahui dalam dunia kesehatan sebagai tendon buatan atau untuk memperbaiki ligament. Jaring laba
laba terbuat dari molekul protein kompleks yang dikeluarkan oleh labalaba melalui bagian belakang
tubuhnya. Jaring labalaba sangatlah kuat, kekuatan regangnya dapat dibandingkan dengan besi kualitas
tinggi hingga 1.3 GPa. Namun kerapatan jaring labalaba lebih kecil dibanding besi dengan rasio antara
kekuatan regang dan kerapatannya sekitar 5 kali lebih baik dibandingkan dengan besi.
Menurut seorang ahli biologi molekuler Randolph Lewis dari Universitas Wyoming jaring labalaba
memiliki nilai potensial dalam dunia medik dalam melawan infeksi, menyembuhkan luka dan
pembendungan darah.
Dari penelitian sebelumnya belum diketahui apakah labalaba dapat membunuh kuman, namun
penelitian pada binatang menunjukkan bahwa jaring labalaba tidak memicu sistem pertahanan tubuh
yang dapat menimbulkan penolakan pada organ yang ditanamkan.Peneliti di Universitas Tufts
menemukan bahwa jaring labalaba dapat digunakan sebagai penggantung untuk menumbuhkan
kembali ligament yang rusak.
Para ilmuwan juga mengembangkan jaring labalaba untuk membuat jahitan yang bagus pada
pembedahan sehingga tidak meninggalkan bekas jahitan.
Sumber : wikipedia, engineering center UI
http://www.iatt.web.id/sains-dan-teknologi/laba-laba-penyembuh-luka/2007/02 19 OKT
6.Quran 29:41
Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba
yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba kalau
mereka mengetahui.
Mereka (kafir) mengetahui bahwa sarang (rumah) laba-laba terbuat dari bahan yang sangat kuat, 5 kali
lebih kuat dari baja, dan lebih elastis dari Kevlar (bahan anti peluru). Tapi kenapa Allah tidak tahu dan
mengatakan bahwa sarang laba-laba paling lemah? Apakah karena kelihatannya lemah, tapi sebenarnya
kuat (tetapi Allah atau Muhammad tidak mengetahui) sehingga mengatakan sarang laba-laba paling
lemah?
Haa..haa saya ini hampir tertawa terpingkal-pingkal membaca analisis No Mind ini. Rupanya cara
berpikir No Mind ini sama dengan cara berpikir laba-laba. Sebab menurut laba-laba sarangnya itu
SANGAT KUAT, sama seperti kiasan ayat di atas. SARANG LABA-LABA KUAT...ANDA PERNAH
NGGAK MEMEGANG SARANG LABA-LABA DIMANA LETAK KEKUATANNYA (YANG
RASIONAL SAJA BUNG!!!) KALAU UNTUK NANGKAP NYAMUK ATAU LALAT EMANG
KUAT....TAPI KALAU NANGKAP NO MIND ...MANA TAHAN...EHH MAKSUD SAYA KLAU
DITEROBOS BELALANG AZH...HANCUR TUCH SARANG LABA-LABA...LALU KUAT
DIMANANYA kecuali sarangnya SPIDER MAN ....Nach itu baru kuat sebab orang dapat berayun-
ayun
http://nomind.3.forumer.com/a/adakah-kebenaran-ilmiah-dalam-wahyu-allah_post111.html 19 OKT