You are on page 1of 5

UNIVERSITAS INDONESIA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PROGRAM SARJANA DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI
SEMESTER GENAP 2004/2005

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

MATA KULIAH : EVALUASI PROYEK


BOBOT SKS : 3 (TIGA) SKS
STATUS MK : WAJIB DEPARTEMEN
PENGAJAR : Tim Dosen

GAMBARAN UMUM:
Investasi proyek selalu membutuhkan sumberdaya yang semakin hari semakin langka. Hal
ini mendasari pentingnya evaluasi terhadap proyek yang akan dijalankan sehingga dapat
menghasilkan manfaat yang optimal bagi perusahaan, pelanggan, masyarakat, bangsa
dan negara. Dalam mata kuliah ini, akan dipelajari mengenai studi-studi yang dilakukan
untuk mengevaluasi kelayakan sebuah proyek untuk dijalankan, dari berbagai aspek yang
perlu untuk memperoleh hasil yang optimal bagi proyek.

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:


1. mahasiswa tahu dan paham fungsi dan konsep dasar dalam studi kelayakan.
2. mahasiswa tahu dan paham aspek-aspek studi kelayakan.
3. mahasiswa mampu mempraktekkan perancangan studi kelayakan.

Sesi Materi Pokok Bahasan


I INTRODUKSI KULIAH DAN Pengertian Proyek; Pengertian Evaluasi Proyek;
PENGERTIAN EVALUASI PROYEK Aspek-aspek Evaluasi Proyek
II DESAIN STUDI KELAYAKAN Identifikasi kesempatan berusaha; Desain studi
DAN MEMPEROLEH kelayakan; Alat dan kerangka analisa; Data dan
GAGASAN sumber data; Kriteria penilaian
III ASPEK PEMASARAN: Segmentasi – targeting – positioning; Metode-
PASAR DAN PELANGGAN metode mengukur dan meramalkan permintaan
IV ASPEK PEMASARAN: Analisa persaingan
LINGKUNGAN INDUSTRIAL Analisa Faktor Lingungan Industri perusahaan
V ASPEK PRODUKSI Kapasitas produksi ekonomis; Pemilihan
teknologi & management assistance; Pemilihan
peralatan produksi; Pengadaan bahan baku;
Pemilihan lokasi proyek; Pemilihan letak proyek
VI ASPEK MANAJEMEN Manajemen strategik; Struktur organisasi; Jenis
pekerjaan; Persyaratan jabatan; Mencari the right
person for the right job; Kebijakan SDM & PSDM
VII UJIAN TENGAH SEMESTER
VIII ASPEK LEGAL & Aspek legalitas: Perizinan; Aspek hubungan
INSTITUSIONAL dengan organisasi swasta: UU Anti Monopoli;
Sesi Materi Pokok Bahasan
Aspek hubungan dengan masyarakat sekitar: UU
Perlindungan Konsumen, HaKI
IX MANFAAT EKONOMIS DAN Aspek social dan ekonomis proyek; Aspek
SOSIAL PROYEK lingkungan: Analisa Amdal
X PENGANGGARAN Penganggaran investasi; Permodalan proyek;
INVESTASI Evaluasi Profitabililitas
XI TIME VALUE OF MONEY Time value of money; Discounted Cash Flow
XII ANALISA RISIKO PROYEK Analisa Risiko Proyek; Analisa sensitivitas
proyek, Break Even Point; Urutan Prioritas
XIII STUDI KASUS Latihan Studi Kasus Lengkap Evaluasi Proyek
XIV UJIAN AKHIR SEMESTER

REFERENSI:
Fatah,Nur,(1994),Evaluasi Proyek: Aspek Finansial pada Proyek Mikro, CV.Asona,Jakarta.
Husnan, Suad dan Suwarsono, (1994), Studi Kelayakan Proyek, UPP AMP YKPN,
Yogyakarta.
Sutojo, Siswanto, (2000), Studi Kelayakan Proyek, PT. Damar Mulia Pustaka, Jakarta.
Umar, Husein, (2001), Studi Kelayakan Bisnis: Manajemen, Metode dan Kasus, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Rule of the Class:


1. Mahasiswa diharuskan hadir tepat waktu. Terlambat lebih dari 15 menit tidak diizinkan
untuk masuk ke dalam kelas.
2. Mahasiswa harus berada di dalam kelas paling tidak dalam 15 menit setelah kuliah
dimulai dan 15 menit sebelum kuliah berakhir. Dalam waktu tersebut, mahasiswa tidak
diizinkan keluar-masuk kelas.
3. Peserta kuliah dilarang keras merokok, membuat keributan, makan dan melakukan
aktivitas lain yang dapat mengganggu lancarnya kegiatan perkuliahan.
4. Atas pelanggaran atas aturan main ini akan dikenakan sanksi berdasarkan
kebijaksanaan dosen yang bersangkutan.

TUGAS AKHIR
Untuk meningkatkan pemahaman dan sebagai sarana praktek, mahasiswa diwajibkan
membuat tugas akhir membuat suatu studi kelayakan sebuah proyek riil. Tugas ini adalah
tugas kelompok yang terdiri dari 4 orang dan dikumpulkan dalam waktu 1 (satu) minggu
setelah ujian akhir.

SISTEM PENILAIAN:
Penilaian didasarkan atas beberapa komponen sebagai berikut:
1. Absensi : 10 %
2. Tes kecil dan tugas : 35 %
3. UTS : 25 %
4. UAS : 30 %
Total : 100 %
SAP 1 EVALUASI PROYEK:
INTRODUKSI PERKULIAHAN
DAN KONSEP DASAR EVALUASI PROYEK
-Guido Benny-

A. PROYEK
1. Pengertian Proyek
Proyek (Investasi Proyek) adalah suatu kegiatan yang menanamkan sebagian atau seluruh
faktor produksi yang langka, pada proyek tertentu, pada lokasi tertentu, dalam jangka
waktu menengah atau panjang, dengan tujuan memperoleh manfaat di masa mendatang.

2. Penggolongan Proyek
a. Berdasarkan kepemilikannya, dibedakan:
• Proyek swasta, dilakukan oleh perorangan atau organisasi badan usaha yang
umumnya merupakan pasar kompetitif dimana banyak pembeli dan penjual.
• Proyek publik, dilakukan oleh pemerintah pusat/daerah untuk memenuhi
kebutuhan umum. Umumnya proyek publik berskala besar dan penting bagi
masyarakat, negara maupun pemerintah.
• Proyek campuran, yaitu proyek publik yang dengan alasan besarnya dan alasan
efisiensi dilakukan bersama antara pemerintah dan swasta.

b. Berdasarkan fungsinya, dibedakan:


• Proyek infrastruktur ekonomi: proyek yang biaya dan manfaatnya dapat dengan
mudah dihitung dalam denominasi mata uang.
• Proyek infrastruktur sosial: proyek yang biaya dan manfaatnya sulit dihitung
dalam denominasi mata uang, karena mengandung aspek sosial.

c. Berdasarkan sifat menghasilkan produk, dibedakan:


• Proyek produksi: proyek yang langsung menghasilkan produk.
• Proyek infrastruktur: proyek yang tidak secara langsung menghasilkan produk.

d. Berdasarkan hubungan satu proyek dengan yang lain, dibedakan:


• Proyek independent: proyek yang tidak terkait dengan proyek lainnya.
• Proyek kontingen: proyek dimana apabila satu proyek dilaksanakan maka proyek
yang lain harus dilaksanakan juga.
• Proyek mutually exclusive: proyek yang satu diterima, maka proyek lainnya harus
ditolak.
e. Berdasarkan keberadaannya, dibedakan:
• Proyek baru: proyek yang belum dilakukan atau dimiliki perusahaan sebelum
ditentukannya keputusan investasi proyek.
• Proyek penggantian: proyek yang ditujukan menggantikan proyek lama yang
dinilai kurang efisien.
• Proyek perluasan (ekspansi): menambah proyek yang ada sehingga memperoleh
kapasitas usaha yang lebih besar.
3. Tahapan-Tahapan Proyek
a. Tahap Pra Konstruksi atau Tahap Studi Kelayakan, dimulai dari pemunculan
gagasan akan proyek sampai selesainya evaluasi proyek atau studi kelayakan proyek.
b. Tahap Konstruksi, yakni tahap setelah suatu proyek dinyatakan sebagai ’dapat
dilaksanakan’ (go project), maka proyek mulai dibangun (dikonstruksi) Tahapan ini
mencakup juga pelaksanaan pilot project sebagai pengujian dan operasi awal.
c. Tahap Operasional, dimulai setelah pilot project dinyatakan berhasil, lalu proyek
dioperasikan sesuai dengan rencana.

4. Ciri-ciri khusus suatu investasi proyek:


Membangun proyek baru atau memperluas perusahaan yang telah berjalan, mempunyai
ciri-ciri khusus, yang sifatnya lebih substansial dibandingkan dengan keputusan
perusahaan untuk investasi dana yang lain (misalnya menambah jumlah kredit penjualan
pada pelanggan tertentu):
• Investasi tersebut menyerap dan mengikat dana dalam jumlah besar, jangka waktu
cukup lama (lebih dari satu tahun), sehingga perlu perencanaan atau evaluasi kelayakan
atas rencana investasi.
• Berkaitan dengan alasan pertama, tingkat risiko yang harus ditanggung perusahaan
lebih tinggi bila dibanding dengan investasi lainnya (mis: investasi pada current asset).
• Manfaat yang akan diperoleh perusahaan (misalnya, laba) baru dapat diperoleh
sepenuhnya setelah beberapa waktu tertentu (misalnya, setelah 1 tahun) setelah
investasi dilakukan, sehingga perlu metode khusus untuk hitung nilai nyata manfaat
tersebut (misalnya, metode discounted cash flow).
• Keputusan investasi proyek yang keliru, tidak dapat direvisi begitu saja, seperti halnya
keputusan investasi pada current asset, tanpa harus menderita kerugian yang cukup
besar. Misalnya, proyek pembangunan pabrik yang berskala besar dapat menimbulkan
risiko kerugian cukup besar bila ternyata utilisasinya tidak memadai.
5. Investor dan Sasarannya
Investor suatu proyek bisa saja swasta, koperasi, BUMN, yayasan, maupun pemerintah.
Adapun sasaran yang ingin mereka peroleh bermacam-macam jenisnya:
• Sasaran finansial: memperoleh pendapatan, laba, likuiditas keuangan.
• Sasaran makro-ekonomi: meningkatkan perdagangan ekspor, menciptakan lapangan
kerja baru, penghematan pengeluaran devisa.
• Sasaran politis, sosial, budaya, dsb.

Walaupun ada proyek-proyek tertentu yang bersifat nirlaba, motif laba menjadi sasaran
berbagai badan usaha. Alasannya antara lain karena laba dapat digunakan untuk:
• melunasi pinjaman yang dipergunakan untuk membiayai pembangunan dan
pengoperasian proyek
• memperluas proyek (ekspansi) dikemudian hari.
• mengganti fasilitas produksi proyek yang sudah tidak produktif.
• membagi dividen bagi investor proyek.
• meningkatkan kesejahteraan para karyawan.
• meningkatkan mutu produk dan layanan bagi konsumen.
• Melakukan kegiatan yang berorientasi social responsibility bagi masyarakat di sekitar
proyek.
6. Hambatan terhadap Keberhasilan Proyek
Tidak semua proyek dapat berjalan lancar dan menghasilkan manfaat yang dikehendaki
oleh investor. Kegagalan proyek dapat merugikan:
• Pemilik proyek atau investor yang kehilangan modal maupun reputasi bisnis.
• Pihak penyedia pembiayaan (bank kreditur, perusahaan leasing, lembaga kredit ekspor
barang modal, dan lembaga donor yang mungkin ikut membiayai proyek) karena
ketidakmampuan investor debitur membayar kembali pinjaman yang telah diberikan.
• Pemerintah karena tidak dapat menerima pembayaran pajak penghasilan maupun
pajak-pajak lainnya yang terkait dengan proyek.
• Karyawan yang kehilangan pekerjaan mereka.

Faktor-faktor yang menghambat keberhasilan proyek dalam tahap konstruksi:


• Tidak matangnya Rencana Pembangunan Proyek, karena evaluasi yang tidak benar,
kesalahan pemilihan peralatan dan bahan, atau mismanajemen pembangunan proyek.
• Timbulnya krisis ekonomi/moneter nasional, regional maupun internasional.
• Timbulnya krisis politik ataupun sosial yang membawa dampak merugikan.
• Terjadi bencana alam di lokasi proyek atau daerah sekitarnya.
• Jumlah dana yang disediakan untuk membangun proyek tidak memadai.

Faktor-faktor yang menghambat keberhasilan proyek dalam tahap operasional:


• Kesulitan memasarkan hasil produksi secara menguntungkan
• Kesulitan pengadaan bahan baku dan bahan pembantu dalam jumlah, harga, mutu, dan
jadual pengadaan yang diperlukan.
• Kesulitan pengadaan tenaga ahli dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
mengoperasikan proyek.
• Kapasitas produksi yang digunakan lebih besar daripada yang dibutuhkan, sehingga
terjadi excess capacity yang menjadi pemborosan operasional.
• Secara finansial tidak menguntungkan atau tidak likuid.

Risiko akibat faktor-faktor penghambat keberhasilan proyek dapat diminimalkan dengan


antisipasi yang baik dalam perencanaan melalui Evaluasi Proyek.

You might also like