You are on page 1of 8

IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR

A. Pengantar
Tugas utama seorang guru adalah membuat perencanaan, melaksanakan dan melakukan penilaian untuk mengetahui ketercapaian proses yang telah dilaksanakan. Dalam proses pelaksanaan rencana yang telah disusun, guru sering mengalami kendala dan permasalahan sehingga kompetensi yang telah ditetapkan di masing masing mata pelajaran tidak mencapai hasil yang maksimal. Faktor yang berasal dari luar diri guru dan memegang pengaruh penting terhadap pencapaian kompetensi adalah siswa. Keberadaan siswa, tingkat kecerdasan, motivasi belajar, dan lainnya berpengaruh terhadap keberhasilan sebuah pembelajaran. Unit ini membahas tentang tentang indentifikasi kesulitan belajar ditinjau dari segi siswa dan cara belajar yang dilakukan. B. Tujuan Setelah mengikuti pelatihan, peserta diharapkan dapat: 1. mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran 2. menemukan kemungkinan penyebab masalah dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. 3. menemukan solusi/ pemecahan masalah dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. C. Materi Diklat 1. Kesulitan belajar siswa 2. Solusi alternatif kesulitan belajar siswa D. Bahan dan alat 1. Lembar kerja (Lampiran 1) 2. Slide/power point.. (Lampiran 2.) 3. Makalah tentang Pembelajaran dan Kesulitan Belajar (Lampiran 3.) E. Skenario Sesi Penyajian materi ini dilakukan di kelas terpisah yang terdiri dari Kelas Awal, kelas Matematika, Kelas Bahasa Indonesia, Kelas Ilmu Pengetahuan Sosial, dan

Kelas Ilmu Pengetahuan Alam. Sedangkan kegiatan yang dilakukan di masingmasing kelas sama seperti kegiatan berikut. Materi Pengantar Waktu 5 Kegiatan Curah pendapat tentang berbagai masalah dalam pembelajaran, dengan pertanyaan pemandu:
1. Apakah hasil belajar siswa Anda telah

Sumber/Alat

mencapai KKM?
2. Mengapa?

Identifikasi kesulitan belajar yang muncul saat pembelajaran, kemungkinan penyebab dan solusinya pada setiap mata pelajaran

75

1. Secara individual peserta menuliskan kasus kesulitan belajar yang muncul pada saat mengajar. 2. Diskusi kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang mendata daftar permasalahan belajar siswa. 3. Kasus ditukar ke kelompok lain, semua kelompok membuat peta konsep tentang faktor penyebab dan solusinya 4. Presentasi hasil diskusi tentang faktor penyebab dan solusi kesulitan belajar yang muncul pada saat pembelajaran dilaksanakan dengan kunjung karya. 5. Semua hasil karya kelompok tentang kesulitan belajar siswa, dipajangkan, seorang anggota kelompok menunggu hasil karya dan menjelaskan kepada peserta tamu kelompok lain yang mendatangi.

Lembar Kerja 1 (Lampiran 1)

Penutup

10

Penguatan fasilitor tentang berbagai kondisi siswa baik emosi, intelektual, maupun sosial dan pengaruhnya terhadap hasil belajar

Slide/Power point (lampiran 2)

Lampiran 1:

Lembar Kerja 1

1. Dalam pembelajaran sehari-hari di kelas Anda tentunya ada beberapa orang siswa yang belum mampu mencapai standart ketuntasan minimal yang diharapkan, secara individual tulislah masalah-masalah yang masih menjadi kesulitan belajar siswa! 2. Berkumpullah dengan teman Anda dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 atau 5 orang, gabungkan temuan kelompok sehingga menjadi daftar kesulitan belajar siswa. Tukarkan daftar kesulitan belajar di kelompok Anda dengan kelompok lainnya. 3. Diskusikan bersama kelompok penyelesaian masalah kesulitan belajar siswa tersebut dalam bentuk peta konsep yang terdiri dari masalah, penyebab, dan solusi penangannya. 4. Pajangkan, salah seorang menunggu stand sambil menjelaskan kepada peserta tamu dari kelompok lain yang mendatangi, anggota lainnya melihat hasil kelompok lain. Penyebab 1 Solusi 1.. Cara melakukan: 1. . 2 Solusi 1.. Cara melakukan: 1. . 2

Masalah 1

Penyebab 2

Lampiran 2:

Tujuan yang diharapkan


IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR
Setelah mengikuti kegiatan, peserta diharapkan dapat: mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran menemukan kemungkinan penyebab masalah dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. menemukan solusi/ pemecahan masalah dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran.
2

Faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar


1. Faktor internal siswa : > Intelegence Qouition ( IQ ) > Emosional Qouition ( EQ ) > Lingkungan sekitar

Langkah mengatasi masalah


1. Mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi siswa. 2. Mencari alternatif penyebabnya 3. Remedial teaching 4. Evaluasi 5. Tindak lanjut

2. Faktor eksternal siswa : > Guru > Strategi pembelajaran > Alat bantu pelajaran

Lampiran 3: PEMBELAJARAN DAN KESULITAN BELAJAR Kesulitan belajar seringkali diartikan sebagai gangguan yang terlihat pada kesulitan dalam menguasai dan kemampuan memahami kompetensi dasar yang diajarkan. Kesulitan belajar dapat berhubungan dengan perkembangan siswa seperti gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial atau berhubungan dengan kemampuan akademik seperti kegagalan dalam penguasaan ketrampilan membaca, menulis, berhitung, dan kompetensi lainnya. Sementara ini yang sering terjadi, tinjauan terhadap kesulitan belajar siswa lebih banyak dibebankan kepada peserta didik. Mereka dianggap kurang serius dalam belajar, kemampuan intelegensinya rendah, bimbingan orang tua kurang dan masih banyak alasan serupa lainnya. Padahal dalam pembelajaran banyak unsur yang terkait dan mempengaruhi kualitas hasil belajar. Dalam konteks korelasi antara input-process-out put bisa kita lihat multi unsur yang memberikan andil hasil belajar. Input berupa raw input (peserta didik), inviromental input (lingkungan), dan instrumental input (kurikulum). Pada proses kita dapat melihat perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, maupun sistem penilaian yang dikembangkan. Input dan proses tersebut akan mewarnai hasil belajar peserta didik berupa out put dan out come. Oleh karena itu, tidaklah adil apabila hasil belajar yang rendah hanya dibebankan kepada peserta didik dikarenakan pembelajaran bersifat kompleks. Adi Gunawan dalam Born to Be a Genius (2003) menyatakan bahwa faktor dominan yang menentukan keberhasilan proses belajar adalah dengan mengenal dan memahami bahwa setiap individu adalah unik dengan gaya belajar yang berbeda satu dengan lainnya. Tidak ada gaya belajar yang lebih unggul dari gaya belajar lainnya. Semua sama uniknya dan semua sama berharganya. Kesulitan yang timbul selama ini lebih disebabkan oleh gaya mengajar yang tidak sesuai dengan gaya belajar. Dan yang lebih parah lagi adalah kalau anak sendiri tidak mengenal gaya belajar mereka. Kenyataan lapangan yang mendukung pendapat di atas adalah guru yang cenderung menggunakan satu cara saja dalam mengajar yaitu gaya visual. Guru mengajar dengan menggunakan media papan tulis dan buku (visual). Murid belajar dengan buku dengan kegiatan mencatat, mengerjakan tugas, dan mengerjakan tes juga secara tertulis (visual). Banyak pakar psikologi yang berpendapat bahwa panca indera merupakan pintu gerbang masuknya ilmu pengetahuan ke otak kita. Setiap peserta didik bersifat unik yang berbeda satu dengan lainnya, ketajaman panca indera mereka juga berbeda. Hal ini membentuk gaya belajar yang berbeda antara peserta didik yang satu dengan lainnya. Ada lima gaya belajar yang berbeda di ataranya visual (penglihatan), auditori (pendengaran), tactile/kinestetik (perabaan/gerakan),

olfactori (penciuman), dan gustatori (pengecapan). Dari kelima gaya belajar itu, ada tiga gaya belajar yang dominan dan paling sering digunakan yaitu gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kualitas belajar peserta didik dipengaruhi oleh unsur internal dan eksternal. Unsur eksternal berupa materi yang dipelajari, cara pembelajaran guru, media yang digunakan, lingkungan belajar, dan lainnya. Sedangkan faktor internal berkaitan dengan kemampuan diri seperti tingkat kecerdasan, bakat dan minat, ketajaman panca indera yang membentuk gaya belajarnya, kemampuan mengolah informasi yang diterima, berimajinasi, dan sebagainya. Secara praktis kita dapat mempelajari kelemahan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan cara melakukan analisis diri terhadap perencanaan, proses, maupun lingkungan belajar. Berikut disajikan contoh tabel analisis diri terhadap proses pembelajaran yang selama ini dilakukan. Hasil Refleksi Diri *) Ya Tidak

Aspek Pengelolaan Kelas

Indikator Pengelolaan siswa bervariasi, seperti klasikal, kelompok, berpasangan, individu, dsb) dan sesuai materi pelajaran. Pengelolaan kegiatan belajar siswa bervariasi, seperti wawancara, pengamatan, penelitian, bermain peran, dalam kelas, luar kelas, dan sesuai materi pelajaran. Guru menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi dan sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran, situasi kondisi, dan siswa. Guru menggunakan alat peraga dalam pembelajaran dan alatnya cukup jelas untuk dilihat oleh seluruh siswa. Pada saat berdiskusi, siswa saling mendengarkan ketika ada yang berbicara/berpendapat. Bantuan atau intervensi guru kepada siswa selalu bersifat memancing siswa untuk berfikir, misal dengan mengajukan pertanyaan (dalam batas kemampuannya) Berbagai hasil karya siswa yang bervariasi dipajang di kelas. Perilaku siswa yang tidak disiplin/sesuai dengan kesepakatan kelas diberi konsekuensi logis Semua/hampir semua (di atas 90%) siswa

Aspek

Indikator menunjukkan disiplin dan prilaku positif sesuai kesepakatan kelas

Hasil Refleksi Diri *) Ya Tidak

Komunikasi dan Interaksi

Guru mendorong siswa untuk bertanya, berpendapat, dan/atau mempertanyakan gagasan guru/siswa lain. Banyak hasil karya para siswa dipajangkan dan ditata dengan rapi. Hasil karya siswa yang berupa tulisan merupakan kata-kata siswa sendiri dan sudah berkembang. Ada interaksi guru-siswa, siswa-siswa.(multiarah). Siswa mengungkapkan gagasan dengan kata-kata sendiri, runtut, dan mengembangkannya. Siswa tidak takut bertanya, menjawab, atau menyatakan pendapat dengan tertib. Setiap proses pembelajaran bebas dari ancaman dan intimidasi

Umpan Balik dan Penilaian

Guru selalu memberikan umpan balik yang menantang (sesuai kebutuhan siswa) Guru memberikan umpan balik lisan dan tulisan secara individual. Guru menggunakan berbagai jenis penilaian (proses dan hasil) dan memanfaatkan hasilnya untuk kegiatan tindak lanjut. Setiap proses pembelajaran disertai dengan penghargaan dan pengakuan baik secara verbal maupun non-verbal

Kualitas Pertanyaan dan Cara Guru Bertanya Refleksi Keterlibatan Siswa

Pertanyaan yang diajukan guru (selalu) memancing siswa untuk membangun gagasannya sendiri. Guru mengajukan pertanyaan, menyediakan waktu tunggu, dan menunjuk siapa yang harus menjawab tanpa pilih kasih. Guru selalu meminta siswa untuk melakukan refleksi setelah mempelajari suatu konsep/keterampilan Sebagian besar siswa (75 % atau lebih) aktif bekerja Siswa asyik berbuat/bekerja dengan penuh konsentrasi.

Aspek Pemandirian siswa

Indikator Ada program pengembangan kegiatan belajar mandiri siswa yang terencana dan dilaksanakan dengan baik. Siswa melakukan kegiatan membaca atau menulis atas keinginan sendiri. Siswa dapat menyelesaikan masalahnya sendiri dengan membaca, bertanya, mencoba/mengamati.

Hasil Refleksi Diri *) Ya Tidak

Sumber Belajar/Alat Bantu

Guru menggunakan berbagai sumber belajar (termasuk lingkungan sekitar) dan terbaik dari yang ada serta penggunaannya sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan. Guru membuat sendiri dan menggunakan alat bantu belajar sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan. Guru menggunakan alat bantu murah atau mudah diperoleh di sekitar. Tersedia sudut baca/perpustakaan dan dimanfaatkan oleh guru dan seluruh siswa. Lembar kerja mendorong siswa untuk menemukan konsep/ gagasan/cara/rumus dan menerapkannya dalam konteks lain.

Pembelajaran bebas dari perlakuan kekerasan (emosional, fisik, dan pelecehan seksual dan penelantaran)

Setiap proses pembelajaran bebas dari perlakuan kekerasan (emosional, fisik, dan pelecehan seksual dan penelantaran) Semua/hampir semua siswa mengalami peningkatan kompetensi personal/sosial sesuai potensinya seperti bisa bekerjasama, bertoleransi, menyelesaikan konflik dengan sehat, bertanggungjawab, kepemimpinan, dsb dalam kegiatan di dalam/luar kelas Semua siswa mengalami peningkatan kepercayaan diri seperti terlihat dalam keberanian mengajukan pertanyaan, menjawab dan tampil ke depan, dll

Identifikasi layanan khusus serta individual

Selalu melakukan identifikasi kebutuhan khusus serta merancang dan melaksanakan PPI (program pembelajaran individual)sebagai respon adanya kebutuhan khusus

You might also like