You are on page 1of 2

analisis perilaku konsumen terhadap produk sabun mandi cair

Sabun mandi merupakan produk yang telah menjadi kebutuhan primer dalam kehidupan masyarakat sehari - hari. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, maka pasar untuk produk ini juga akan terus bertambah. Dalam industri sabun mandi dikenal ada dua bentuk yaitu sabun mandi padat dan sabun mandi cair. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh PT. Corinthian Infopharma Corpora pada tahun 2003, menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan permintaan akan produk sabun mandi cair dalam periode 1996 hingga 2002 yaitu sebesar 16,6 persen, sedangkan untuk produk sabun mandi padat yaitu sebesar 4,58 persen. Demikian juga dengan produksi sabun mandi cair yang terus meningkat mencapai 16,09 persen per tahun dan 8,34 persen per tahun untuk produksi sabun mandi padat. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada kecenderungan konsumen lebih memilih sabun mandi cair dibanding sabun mandi padat. Dengan jumlah penduduk Indonesia sekitar 210 juta jiwa dan pertumbuhan penduduk yang mencapai 1,35 persen per tahun, maka diprediksi dalam lima tahun mendatang penggunaan produk sabun mandi akan terus meningkat yakni sebesar lima persen per tahun. Dengan kondisi saat ini di mana produk sabun mandi cair yang beredar di pasaran sangat beragam, menyebabkan konsumen harus memilih produk seperti apa yang memang disukainya. Oleh karena itu, dengan mengetahui perilaku dari konsumen mengenai produk sabun mandi cair, maka perusahaan dapat meningkatkan pangsa pasarnya melalui retensi dan akusisi. Didasari oleh hal tersebut penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perilaku konsumen terhadap atribut produk sabun mandi cair, bagaimana segmentasi konsumen produk sabun mandi, baik sabun mandi cair maupun sabun mandi padat, bagaimana positioning produk sabun mandi cair berdasarkan persepsi konsumen dan bagaimana sensitifitas konsumen terhadap harga produk sabun mandi cair. Dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh informasi strategis mengenai usaha - usaha pemasaran melalui perilaku konsumen terhadap produk sabun mandi cair. Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor melalui studi kasus. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Februari hingga Maret 2005. Penelitan ini menggunakan pendekatan riset deskriptif. Data dan informasi dikumpulkan melalui metode survei dengan menggunakan kuesioner. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Pada penelitian ini, sampel diambil dari penghuni perumahan di kota Bogor sebanyak 120 orang yang dipilih secara acak. Teknik analisis yang digunakan adalah (1) Analisis deskriptif, untuk mengetahui secara umum pola - pola dari jawaban yang diberikan responden dengan cara mentabulasikan data yang diperoleh dan dilakukan perhitungan persentasenya. (2) Analisis CHAID (Chi-square Automatic Interaction Detection), untuk menelusuri kegiatan keterkaitan struktural antara peubah respon dengan peubah - peubah penjelas yang berjenis kategorik. (3) Analisis Thurstone, untuk mempelajari hubungan kuantitatif antara stimulus dan responden. (4) Analisis Sensitifitas Harga (PSM), untuk mencari kisaran harga yang paling tepat bagi produk. Hasil analisis CHAID menunjukkan bahwa responden terbagi dalam tiga kategori yaitu non - user tidak berminat adalah responden yang tidak berminat untuk menggunakan produk sabun mandi cair, non - user berminat adalah responden yang berminat menggunakan produk sabun mandi cair dan user adalah responden pengguna produk sabun mandi cair. Responden non-user tidak berminat adalah kelompok orang yang beranggapan bahwa produk sabun mandi cair bukan merupakan produk satu - satunya yang dapat menjaga kesehatan kulit, menggunakan produk sabun mandi cair bukan merupakan suatu kepraktisan, tidak selalu mendapatkan apa yang diinginkan serta memiliki perilaku yang tidak bertanggungjawab atas apa yang dikerjakannya. Responden non-user berminat adalah sekelompok orang yang beranggapan bahwa sabun mandi cair dapat menjaga kesehatan kulit, bersikap netral terhadap aktivitas yang memiliki tantangan, ingin selalu jadi perhatian orang lain, bertanggungjawab atas apa yang dikerjakannya dan meyakini bahwa sabun mandi cair merupakan suatu kepraktisan. Responden user adalah kelompok orang yang setuju bahwa sabun mandi cair dapat menjaga kesehatan kulit, menyukai aktivitas yang menantang, persaingan yang tinggi membuatnya terpacu dan menggunakan produk sabun mandi cair karena menginginkan suatu kepraktisan. Alasan responden non - user tidak berminat untuk tidak menggunakan produk sabun mandi cair adalah karena kebiasaan menggunakan sabun mandi padat. Berikutnya alasan responden non user berminat belum menggunakan produk sabun mandi cair adalah karena harga produk sabun mandi cair masih terlalu tinggi. Tujuan responden user menggunakan produk sabun mandi cair adalah karena kemudahan penggunaannya, lebih higienis dan aroma produk yang tahan lama. Atribut produk sabun mandi cair yang menjadi preferesi konsumen non - user berminat adalah manfaat yang ditawarkan oleh produk sabun mandi cair, harga produk yang terjangkau dan kecocokan terhadap kulit. Kemudian atribut produk sabun mandi cair yang menjadi preferesi konsumen user adalah aroma atau keharuman dari

produk sabun mandi cair, manfaat produk dan kecocokan terhadap kulit. Persepsi konsumen non - user berminat mengenai positioning produk sabun mandi cair adalah Biore dipersepsikan sebagai produk yang dapat memberikan kesegaran. Kemudian Lux dipersepsikan sebagai produk yang dapat merawat kelembutan kulit. Selanjutnya, Lifebuoy dipersepsikan sebagai produk yang dapat menjaga kesehatan kulit. Untuk konsumen user, Biore dipersepsikan sebagai produk yang identik dengan kemudahan untuk mendapatkannya. Memiliki varian produk yang banyak dipersepsikan untuk merek Lux. Sedangkan untuk merek Lifebuoy diposisikan sebagai produk sabun mandi cair yang dapat menjaga kesehatan kulit. Hasil analisis sensitivitas harga menunjukkan bahwa kisaran harga yang dapat diterima konsumen (range of acceptable prices) untuk sabun mandi cair kemasan 100 ml berdasarkan kualitas yang ada saat ini yakni adalah berkisar antara Rp 4.250 sampai dengan Rp 5.700. Kisaran harga yang dapat diterima konsumen (range of acceptable prices) untuk sabun mandi cair kemasan 250 ml berdasarkan kualitas yang ada saat ini yakni adalah berkisar antara Rp 7.500 sampai dengan Rp 8.800. Kisaran harga yang dapat diterima konsumen (range of acceptable prices) untuk sabun mandi cair kemasan 300 ml berdasarkan kualitas yang ada saat ini yakni adalah berkisar antara Rp 9.500 sampai dengan Rp 11.000. Implikasi manajerial bagi perusahaan dalam pemasaran produk sabun mandi cair yang dapat diterapkan oleh manajemen perusahaan adalah: (1) Untuk konsumen non-user tidak berminat, perusahaan dapat melakukan pendekatan melalui model rangsangan dari luar seperti pemberian contoh sampel produk secara gratis, pemanfaatan jasa sales promotion girl (SPG) dalam menawarkan produk langsung pada konsumen ini dan pemberian banded produk sabun mandi cair pada produk yang sering dibeli oleh segmen ini terutama untuk produk toiletries seperti deodorant dan cologne. (2) Untuk konsumen non - user berminat, mengupayakan penyesuaian harga dengan kualitas yang sesuai dengan produk yang dipasarkan. Perusahaan dapat menetapkan strategi harga dengan baik seperti produk sabun mandi cair dikemas dalam kemasan sachet dengan harga terjangkau, pembuatan kemasan botol dengan isi yang lebih sedikit, kerjasama dengan pedagang terutama pedagang ritel dalam pemberian diskon untuk produk sabun mandi cair melalui paket superhemat. (3) Sedangkan untuk konsumen user, perusahaan perlu menciptakan variasi produk yang lebih memudahkan konsumen dalam penggunaannya seperti bentuk kemasan yang ramping sehingga mudah untuk dipegang, tutup kemasan yang fleksibel sehingga mudah untuk menutup dan membukanya. Untuk pengembangan produk berdasarkan atribut aroma, perusahaan dapat menciptakan produk dengan berbagai jenis aroma bunga seperti aroma bunga rose, mawar atau melati. Aroma lain yang juga dapat dikembangkan adalah aroma buah (seperti jeruk dan apel) dan aroma rempah - rempah. Harga untuk kemasan 100 ml, idealnya adalah Rp 5.250. Harga untuk kemasan 250 ml, idealnya adalah Rp 8.250. Sedangkan harga ideal untuk kemasan 300 ml adalah Rp 10.000.

You might also like