You are on page 1of 5

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Sebagai seorang guru yang sehari-hari mengajar di sekolah, tentunya tidak jarang harus menangani anak-anak yang mengalami kesulitan dalam belajar. Anak-anak yan g sepertinya sulit sekali menerima materi pelajaran, baik pelajaran membaca, men ulis, serta berhitung. Hal ini terkadang membuat guru menjadi frustasi memikirka n bagaimana menghadapi anak-anak seperti ini. Demikian juga para orang tua yang memiliki anak-anak yang memiliki kesulitan dalam belajar. Harapan agar anak mere ka menjadi anak yang pandai, mendapatkan nilai yang baik di sekolah menambah kes edihan mereka ketika melihat kenyataan bahwa anak-anak mereka kesulitan dalam be lajar. Akan tetapi yang lebih menyedihkan adalah perlakuan yang diterima anak yang meng alami kesulitan belajar dari orang tua dan guru yang tidak mengetahui masalah ya ng sebenarnya, sehingga mereka memberikan cap kepada anak mereka sebagai anak ya ng bodoh, tolol, ataupun gagal. Akan tetapi yang lebih menyedihkan adalah perlakuan yang diterima anak yang meng alami kesulitan belajar dari orang tua dan guru yang tidak mengetahui masalah ya ng sebenarnya, sehingga mereka memberikan cap kepada anak mereka sebagai anak ya ng bodoh, tolol, ataupun gagal. B.Tujuan Penulisan Ada beberapa tujuan untuk mengatasi kesulitan belajar sebagai berikut : 1.Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang yang dihadapi dalam belajar. 2.Untuk memenuhi kebutuhanya dalam mengatasi kesulitanya. 3. Untuk menambah pengeahuan yang dimiliki. . C.Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat menyimpulkan rumusan masa lahnya sebagai berikut . 1.Kesulitan apa saja yang dihadapi oleh siswa . 2.Apakah penyebab kesulitan siswa . 3.Tindakan apa saja yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menyele saikan permasalahanya dalam belajar .

BAB II PEMBAHASAN MENGATASI KESULITAN BELAJAR A.Pengertian Belajar Belajar adalah bentuk belajar dalam urat saraf, atau membentukRespons atau hubunga n-hubungan, tertentu dalam saraf sebagai hasil respons-respons stmulasi. 1.Ada Beberapa Toko yang Memberikan Tentang Pengertian Belajar Seperti: * Whiterington (1952:h.165), belajar adalah merupakan perubahan kepribadian, yang sebagai pola-pola yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasan, pengetahuan dan keterampilan. * Hilgart (1962:h.252), belajar adalah suatu proses dimana perilaku muncul a

tau berubah karna adanya respons terhadap situasi. * Crow and crow (1958:h.225), belajar adalah diperolenya kebiasaan-kebiasaan , pngetahuan, dan sikap baru. * Di Vesta and Thompson (1970:h.112), belajar adalah peruahan tingka laku ya ng relatif menetap sebagai hasil dan pengalaman. * Gage and Berliner (1970:h.256), belajar adalah suatu proses perubahan ting ka laku yang terjadi karna pengalaman. Dari kesimpulan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar menyangkut aspek perubah an dan pengalaman individu dengan semua aspek kepribadiannya. Perubahan tersebut dapat berkenan dengan penguasaan dan pengetahuan, kecakapan, sikap, nilai, moti fasi, kebiasaan, dan minat apresiasi. Demikian npula dengan pengalaman berkenan dengan segalah bentuk pengalaman atau hal-hal yang perna dialami. Pengalaman kar na membaca, melihat, mendengar, merasakan, melakukan menghayati, membayangkan, m erencanakan, dan melaksanakan. 2.Perumusan Pengertian Belajar Untuk merumuskan definisi belajar yang tepat maka tidak keliru jika kita mengingat taksonomi Bloom bahwa belajar hendaknya mempengaruhi ketiga dimen si atau rana kehidupan manusia yaitu: * Rana Kognitif menyakut pikiran, akal budi, pengetahuan, dan intelktual se seorang. Dari aspek ini mnusia jika belajar dengan sungguh-sungguh maka akan men jadi manusia yang cerdas, pintar, pandai, dan bahkan sangat jenius. * Rana Afektif, afektif sangat berkaitan dengan sikap, emosi, perasaan, dan mentalitas seseorang. Pada aspek ini jika seseorang terlibat belajar maka besar kemungkinan akan menjadi orang-orang yang sangat matang atau dewasa. * Ranah Psikomotoik, menyangkut gerakan refleks tubuh, kemampuan melakukan sesuatu. Aktifitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat men angkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat, terkadang semangatnya tinggi, tetapi juga sulit untuk mengadakan konsentrasi. D emikian kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktifitas belajar. Setiap individu memang ti dak ada yang sama. Perbedaan individu ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tin gkah laku dikalangan anak didik 3.Sumbangan Teori-teori Belajar bagi Pembelajaran a. Teori Empirisisme Tokoh empirisisme yang terkenal adalah Jhon Lock, mengatakan bahwa m anusia seperti tabula rasa yang dilahirkan dalam keadaan kosong. Manusia yang dila hirkan layaknya seperti kertas kosong sehinga dalam pertumbuhan dan perkembangan nya tergantung lingkungannya mau menulis apa pada kertas kosong tersebut. Jhon B. Waston yang mengatakan bahwa kalau bisa mengontrol lingkunga n seseorang dengan tepat, maka kita dapat melihat dan menerima perilaku yang kit a inginkan, misalnya seseorang bayi dididik seperti yang kita inginkan menjadi d okter, perawat, guru, pendeta. b.Teori Psikologi Kognitif Teori ini merumuskan beberapa perilaku belajar peserta didik seperti : 1.Mempelajari bagaimana menyimpan dan memakai informsi 2.Menfokus bagaimana individu mengerti dan menghadirkan dunia luar 3.Cara berpikir dunia mempengaruhi tindakan dan tingka laku. c.Teori Psikology Humanistik 1.Menekankan setiap individu mempunyai potensi untuk mengontrol perilakunya 2.Mempunyai kebebasan untuk mengarahkan masa depanya 3.Individu mempunyai komunitas untuk petumbuan pribadi 4.Mempunyai moral untuk merasa pecaya diri yang berharga.

d.Teori Psychology Gestalt * manusia adalah organisme yang aktif berusaha mencapai tujuan yang dipenga ruhi oleh didalam dan diluar individu. * Belajar terjadi pada seseorang jika dia mendapat pengetahuan yang baru ins igat itu diperoleh ketika ia melihat hubungan tertentu antara beberapa unsur dala m situasi itu, sehinga huungan itu menjadi jelas baginya. B. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Anak yang memiliki keterlambatan kemampuan membaca, mengalami kesulitan dalam me ngartikan atau mengenali struktur kata-kata (misalnya huruf atau suara yang seha rusnya tidak diucapkan, sisipan, penggantian atau kebalikan) atau memahaminya (m isalnya, memahami fakta-fakta dasar, gagasan, utama, urutan peristiwa, atau topi k sebuah bacaan). Mereka juga mengalami kesulitan lain seperti cepat melupakan a pa yang telah dibacanya. Sebagian ahli berargumen bahwa kesulitan mengenali bunt i-bunyi bahasa (fonem) merupakan dasar bagi keterlambatan kemampuan membaca, dim ana kemampuan ini penting sekali bagi pemahaman hubungan antara bunyi bahasa dan tulisan yang mewakilinya. Istilah lain yang sering dipergunakan untuk menyebutk an keterlambatan membaca adalah disleksia. Istilah ini sebenarnya merupakan nama bagi salh satu jenis keterlambatan membaca saja. Semasa awal kanak-kanak, seora ng anak yang menderita disleksia mengalami kesulitan dalam mempelajari bahasa li san. Selanjutnya ketika tiba masanya untuk sekolah,anak ini mengalami kesulitan dalam mengenali dan mengeja kata-kata, sehingga pada akhirnya mereka mengalami m asalah dalam memahami maknanya. C. Perlunya Diagnosa Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Sebelum menetapkan bagaiman memecahkan kesulitan belajar siswa, guru harus memperhatiakan untuk terlebih dahulu melakukan identifikasi (upaya mengen ali gejala dengan cermat) terhadap fenomena yang menunjukan kemungkinan adanya k esulitn belajar yang melanda siswa tersebut. Upaya ini disebut diagnosisyang be rtujuan menetapkan jenis penyakit yakni kesulitan belajar. Ada beberapa langka diagnnosis yang harus diperhatikan oleh guru, antara lain : 1. Melakukan obserfasi klas utuk melihat perilaku menyimpang siswa ketika men gikuti pelajaran. 2. Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga mengalam i kesulitan belajar. 3. Mewawancarai orangtua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar. 4. Membeikan tes diagnosik bidang kecakapan tertentu untuk mengtahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa. 5. Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khuusnya kepada siswa yang didug a mengalami keulitan belajar. D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan t erjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingka laku atau kecakapan. Per ubahan itu dapat tercapai atau dengan kata lain, berhasil baik atau tidaknya bel ajar itu tergantung pada bermacam-macam faktor seperti: 1. Faktor yang pada organisme itu sendiri yang disebut dengan faktor individu al. 2. Faktor yang ada diluar individu yang di sebut faktor sosial. Dalam hal ini yang termasuk kedalam faktor individual antara lain: * Kematangan/pertumbuhan. Kematangan/pertumbuhan karna adanya pertubuhan men tal baru dikatakan berhasil jika tarap pertumbuhan pribadi telah memungkinkanya serta potensi-potensi jasmani dan rohaninya tela matang. * Kecerdasan. Di samping kematangan, dapat tidakny seseorang mempelajari ses uatu dengan berhasil baik ditentukan/dipengaruhi pula oleh taraf kecerdasanya. D emikian pula halnya dalam mepelajari mata pelajarn dan kecakapan-kecakan lainya.

* Latihan dan Ulangan. Karna terlatih, karna seringkali mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai dan makin mendalam. Dan seseorang dapat timbul minatnya kepadasesuatu itu, karna ma kin besar mintnya makin besar pula perhatianya sehinga memperbesar hasratnya unt uk mempelajarinya. * Motivasi. Motif merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan s esuatu. Motif inrtinsik dapat mendorong seseorang sehingga akhirnya orang itu me njadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Karna tidak mungkin sese orang mau berusaha mepelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya, jika ia tidak menge tahui betapa penting dan faedanya hasil yang akan di capai dari hasil belajarnya itu baga dirinya. * Sifat-sifat Pribadi Seseorang. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseo rang itu sedikit banyaknya turut pula mempengaruhi sampai dimanakah hasil belaja rnya dapat dicapai, termasuk ke dalam sifat-sifat kepribadian ini adalah faktor fisik kesehatan dan kondisi badan. * Keadaan Keluarga. Adanya beberapa perbedaan keluarga seperti, yang kaya da n yang miskin, yang selalu diliputi oleh suasana tenteram dan damai,dan yang mem punyai cita-cita yang tingi bagi anak-anaknya. * Guru dan Cara Mengajar. Faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang sangat penting, bagaimana sikapdan kepribadian guru, tinggi rendahnya penge tahuan yang dimiliki oleh guru, dan bagaimana caraguru itu mngajarkan pengetahua n kepada anak-anak didiknya, trit menentukan bagaimana hasil belajar yang dicapa i anak. * Alat-alat Pelajaran. Sekolah yang cukupmemiliki alat-alat dan perlengkapan yang di perlukan untuk belajar di taba dengan cara belajar yang baik dari gurugurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu, akan memparmudah dan me mpercepat belajar anak-anak. * Motivasi Sosial. Anak dapat menyadari apa gunanya belajardan apa tujuan ya ng hendak dicapidengan pelajaran itu, jika di beri perangsang,diberi motivasi ya ng baik dan sesuai. * Lingkungan dan Kesempatan. Banyak pula anak-anak yang tidak dapat belajar dengan baik dan tidak dapat mempertinggi hasil belajarnya,akibat tidak adanya ke sempatan yang di sebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap hari, pengaru lingkunga n yang buruk dan negatif serta faktor-faktor lain terjadi di luar kemampuanya.

BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Setelah menguraikan beberapa penting pengajaran mengatasi kesulitan belajar, maka penulis menyimpulkan bahwa kesulitn belajar adalah ditinjau dari s udut pandang analisis sistem sehinga adanya kesulitan belajar adany faktor-fakto r yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Siswa dikatakan berhasil jika bisa atau mampu menghadapi faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. B.Saran Dari uraian di atas penulis menyarankan agar setelah membaca/mempelajari mengen ai hal belajar dapat kiranya meneliti kekurangan-kekurangan dan hambatan apa yan g merintangi belajar dan bagaimana cara belajar yang baikbagi semua orang. Dan m ampu memahami mengenai apa yang telah di bahas diatas.

KEPUSTAKAAN Darkir. 1978. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta. Dimyanti. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Johnson. 1966. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Gramedia. Koesmartono dan Rawuh. 1972. Matematika Pendahuluan. Bandung : ITB. Rey. 1984. Prinsip dan Teknik Belajar. Jakarta : Polya. Rika Joni, T. 1984. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta : UGM.

You might also like