PENYELIDIKAN KAWASAN LINDUNG GEOLOGI DAERAH SANGIRAN DAN SEKITARNYA, JAWA TENGAH Oleh : Indra Badri dan Achmad

Anwar

LATAR BELAKANG Kabupaten Sragen yang terletak di Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah di Indonesia yang diidentifikasi memiliki peninggalan geologi yang sangat

penting dan bernilai tinggi. Beberapa desa pada daerah ini sejak lama diketahui memiliki peninggalan geologi yang unik dan langka antara lain di daerah Sangiran dan sekitarnya. Daerah Sangiran yang terletak lebih kurang 20 km ke utara Kota Surakarta memiliki fenomena geologi yang kompleks yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan makhluk di masa lalu. Proses terbentuknya lingkungan geologi masa lalu dan kehidupan makhluk di dalamnya masih menimbulkan misteri yang belum diketahui sepenuhnya. Fenomena geologi itu membentuk daerah perbukitan, berbagai jenis formasi batuan, struktur geologi dan beragam fosil langka baik yang berukuran mikro maupun berkelas raksasa (giant). Beragam fosil yang dijumpai dari jenis binatang maupun manusia purba (pithecantropus), dan berbagai bahan galian yang terbentuk pada satu lingkungan geologi pada daerah ini, memiliki nilai yang sangat penting khususnya bagi ilmu pengetahuan, geowisata, ekonomi dan lainnya. Pesatnya pembangunan fisik permukiman atau perkotaan di sekitar daerah Sangiran dan meningkatnya kebutuhan lahan serta penghasilan ekonomi yang belum memadai, pada akhirnya akan memicu pemanfaatan lahan dengan kandungan obyek geologi yang menarik. Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif terhadap keberadaan singkapan batuan maupun fosil penting seperti rusak, hilang atau

berkurangnya obyek-obyek geologi yang seharusnya dilindungi. Untuk itu diperlukan upaya perlindungan obyek geologi tersebut dan menggolongkannya dalam suatu Kawasan Cagar Alam Geologi.

Pengembangan wilayah di daerah penyelidikan yang meliputi beberapa wilayah seperti: sebagian Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Boyolali, memerlukan ketersediaan sumber daya air yang cukup, guna memenuhi

kebutuhan masyarakat sehari-hari. Untuk itu perlu upaya pelestarian sumber daya air dengan cara melindungi daerah imbuhannya dan menggolongkannya sebagai Kawasan Imbuh Air Tanah. Daerah Sangiran bagian Selatan yaitu di sekitar Desa Kranggan, umumnya

mempunyai kemiringan lereng yang terjal, dan dibentuk oleh batuan sedimen yang terdiri dari perselingan konglomerat dan batu pasir tufan, bersifat kurang padu dengan vegetasi yang kurang. Kondisi demikian menjadikan daerah ini termasuk dalam zona kerentanan gerakan tanah yang tinggi. Gerakan tanah tingkat tinggi dapat menimbulkan bencana yang disertai korban harta benda dan jiwa manusia. Untuk itu diperlukan upaya pencegahan dan melakukan pengelolaan lingkungan dan memasukkan kondisi geologi tersebut ke dalam Kawasan Rawan Bencana Geologi. LOKASI Secara geografis, penyelidikan terletak antara 0702400 - 0703200 Lintang Selatan dan 11004600 - 11005600 Bujur Timur, meliputi Wilayah Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar dan sebagian Kabupaten Boyolali. GEOLOGI LINGKUNGAN - Morfologi Morfologi daerah penyelidikan dibagi menjadi empat satuan, yakni morfologi dataran kemiringan lereng < 5%, morfologi perbukitan lereng landai (5 -10 %), morfologi perbukitan lereng sedang (lereng 10 - 15 %) dan morfologi perbukitan terjal (lereng > 15 %. Morfologi ini dibentuk oleh berbagai formasi batuan: sedimen, volkanik dan aluvium dengan kisaran umur antara Miosen hingga Resen. - Sumber Daya Air Sumber daya air di daerah penyelidikan diperoleh dari air permukaan (sungai) yang

bersumber dari K. Bengawan Solo dan cabang-cabangnya. Potensinya cukup besar dikarenakan umumnya air sungai yang ada mengalir sepanjang tahun. Selain itu air tanah dijumpai dalam dua jenis, yaitu air tanah bebas (juga mata air) dan air tanah tertekan. Muka air tanah bebas dijumpai pada kedalaman antara 5 - 12 m di bawah permukaan tanah (bmt) setempat dan air tanah tertekan dengan kedalaman muka air tanah antara 60 - 125 meter (bmt). Potensi air tanah di daerah penyelidikan bervariasi dari produktifitas kecil hingga produktif. Daerah imbuhannya berada di daerah perbukitan Sangiran dan sekitarnya dan di bagian barat daerah penyelidikan atau sekitar DAS K. Bengawan Solo. - Bahan Galian Bahan galian meliputi : batu belah (andesit), bentonit, batu gamping, diatomea, lempung bola, sirtu, talk, tanah liat (lempung), tanah urug dan

zeolit. Bahan galian yang berpotensi cukup besar adalah batu belah, batu gamping dan pasir (sirtu). Beberapa di antaranya seperti diatomea, lempung bola berada di kawasan Sangiran yang tidak layak untuk ditambang. - Kegempaan Kegempaan di daerah penyelidikan termasuk tergolong dalam tingkatan sedang yaitu antara < IV - V MMI. Zona gempa dengan skala < IV MMI berada di bagian utara (Kec. Gemolong, Kec. Cijambe, Kec. Kaliplupuh). Sedangkan di bagian selatan mempunyai zona gempa dengan skala IV - V MMI seperti di Kec. Ngemplak, K. Rejo dan Masaran. - Gerakan Tanah Daerah penyelidikan dibagi menjadi empat zona kerentanan gerakantanah, yakni : zona kerentanan gerakan tanah sangat rendah meliputi Wilayah Kecamatan Masaran, Kecamatan Plupuh, Kecamatan Kalijambe dan Kecamatan Ngemplak. Zona kerentanan gerakan tanah rendah meliputi bagian tengan daerah

penyelidikan seperti: Kecamatan Gemolong, Kecamatan Gondangrejo sebelah utara. Zona kerentanan gerakan tanah menengah meliputi daerah Sangiran dan sekitarnya. Sedangkan zona kerentanan gerakan tanah tinggi meliputi daerah

Kranggan dan sekitarnya. Daerah ini tergolong dalam Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi (Rawan Gerakan Tanah Tinggi). KAWASAN LINDUNG GEOLOGI Kawasan lindung geologi pada daerah penyelidikan terdiri dari : a. Kawasan Cagar Alam Geologi meliputi seluruh perbukitan Sangiran yang memanjang ke arah selatan di sekitar Daerah Kranggan. b. Kawasan Perlindungan Airtanah meliputi daerah perbukitan Sangiran,

Kranggan dan daerah barat daerah penyelidikan meliputi daerah aliran sungai K. Bengawan Solo. c. Kawasan Rawan Bencana Geologi meliputi rawan gerakan tanah tinggi terdapat di daerah Perbukitan Kranggan dan sekitarnya selatan Sangiran. atau di sebelah