You are on page 1of 20

Makalah Pengawasan Mutu dan Undang-Undang Pangan

Kunjungan UKM Coklat

Disusun oleh :

Fina Muftia (240210090134)

Universitas Padjadjaran Fakultas Teknologi Industri Pertanian Jurusan Teknologi Industri Pangan Jatinangor 2011

Kata Pengantar

Bismillahirrohmannirrohim. Assalamualaikum Wr. Wb. Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya saya dapat menyusun dan menyelesaikan Tugas Makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa shalawat serat salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Tugas ini merupakan salah satu syarat tugas wajib (tugas mandiri) dalam mata kuliah Pengawasan Mutu dan Undang-Undang Pangan. Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk perbaikannya di waktu yang akan datang. Akhir kata saya ucapkan terima kasih. Wassalam.

Jatinangor, November 2011

Penyusun

Daftar Isi

KATA PENGANTAR .. DAFTAR ISI .

I.

Coklat

1.1. Sejarah Coklat .. 1.2. Manfaat coklat bagi tubuh ... 1.3. Chocolate Craving II. Pengawasan Mutu dan Standarisasi Mutu Pangan

2.1. Definisi dan tujuan 2.2. HACCP

III. Sertifikasi produk 3.1. 3.2 3.3 Pendahuluan. ..... sertifikasi izin produk. sertifikasi halal.. .

IV.

Kesimpulan ..

DAFTAR PUSTAKA ..

I. Coklat
1.1 Sejarah coklat Para ahli botani menyetujui bahwa pohon coklat atau kakao (Theobroma cacao) sudah tumbuh di daerah Amazon dan lembah Orinoko di Amerika Selatan sejak ribuan tahun yang lalu. Bangsa Maya yang pertama kali mengolah pohon coklat. Kebiasaan ini juga dibawa ketika mereka pindah ke dataran Yukatan. Bangsa Aztek kemudian memperkenalkan coklat yang pahit sebagai minuman. Biji coklat dicampur dengan jagung ataupun anggur yang telah difermentasi lalu disajikan pada cangkir yang terbuat dari emas. Kaisar Aztek yang bernama Montezuma memiliki kebiasaan minum coklat lebih dari 50 cangkir coklat per hari. Penjajah asal Spanyol yang bernama Hernn Corts (1485-1547) saat menjajah wilayah tersebut pada awalnya tertarik pada cangkir emas dibanding isinya yaitu minuman coklat. Namun dia juga mengamati bahwa bagi Bangsa Aztec, kakao atau biji coklat juga digunakan sebagai uang. Karena itu, ia segera mendirikan beberapa perkebunan coklat. Perkebunan yang disebut sebagai "emas berwarna coklat" ini berkembang dan hasilnya digemari, sehingga Spanyol mengendalikan perdagangan coklat pada abad ke-18. Kemudian coklat diperkenalkan ke daratan Eropa dan dijadikan bahan campuran kue. Pada pertengahan abad ke-19, Swiss memulai mengembangkan dan memasarkan coklat sebagai makanan ringan. Sehingga coklat yang tadinya hanya sebagai minuman kemudian berkembang menjadi makanan ringan yang dapat mencair di lidah. Swiss juga menjadi terkenal sebagai negara penghasil coklat terbaik. Kemudian para pengusaha yang cerdas seperti Hershey, Kohler, Lindt, Nestl, Peter, Suchard, dan Tobler nama mereka menjadi merk coklat ternama saat ini membuat kontribusi yang besar untuk industri coklat. Mereka

menemukan mesin pengolahan coklat yang lebih efisien maupun menemukan metode pengolahan coklat yang lebih baik.

1.2. Manfaat Coklat Bagi Tubuh

Dalam perkembangannya coklat tidak hanya menjadi minuman tetapi juga menjadi snack yang disukai anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Selain rasanya enak, coklat ternyata berkhasiat membuat umur seseorang menjadi lebih panjang. Suatu studi epidemiologis telah dilakukan pada mahasiswa Universitas Harvard yang terdaftar antara tahun 1916-1950. Dengan menggunakan food frequency questionnaire berhasil dikumpulkan informasi tentang kebiasaan makan permen atau coklat pada mahasiswa Universitas Harvard.

Dengan mengontrol aktivitas fisik yang dilakukan, kebiasaan merokok, dan kebiasaan makan ditemukan bahwa mereka yang suka makan permen/coklat umurnya lebih lama satu tahun dibandingkan bukan pemakan. Diduga antioksidan fenol yang terkandung dalam coklat adalah penyebab mengapa mereka bisa berusia lebih panjang. Fenol ini juga banyak ditemukan pada Anggur merah yang sudah sangat dikenal sebagai minuman yang baik untuk kesehatan jantung. Coklat mempunyai kemampuan untuk menghambat oksidasi kolesterol LDL (kolesterol

jahat) dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, sehingga dapat mencegah risiko penyakit jantung koroner dan kanker. Selama ini ada pandangan bahwa permen coklat menyebabkan caries pada gigi dan mungkin juga bertanggung jawab terhadap munculnya masalah kegemukan. Tak dapat disangkal lagi bahwa kegemukan adalah salah satu faktor risiko berbagai penyakit degeneratif. Tetapi studi di Universitas Harvard ini menunjukkan bahwa jika Anda mengimbangi konsumsi permen coklat dengan aktivitas fisik yang cukup dan makan dengan menu seimbang, maka dampak negatip permen coklat tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Menurut kepercayaan suku Maya, coklat adalah makanan para dewa. Rasa asli biji coklat sebenarnya pahit akibat kandungan alkaloid, tetapi setelah melalui rekayasa proses dapat dihasilkan coklat sebagai makanan yang disukai oleh siapapun. Biji coklat mengandung lemak 31%, karbohidrat 14% dan protein 9%. Protein coklat kaya akan asam amino triptofan, fenilalanin, dan tyrosin. Meski coklat mengandung lemak tinggi namun relatif tidak mudah tengik karena coklat juga mengandung polifenol (6%) yang berfungsi sebagai antioksidan pencegah ketengikan. Di Amerika Serikat konsumsi coklat hanya memberikan kontribusi 1% terhadap intake lemak total sebagaimana dinyatakan oleh National Food Consumption Survey (1987-1998). Jumlah ini relatif sedikit khususnya bila dibandingkan dengan kontribusi daging (30%), serealia (22%), dan susu (20%). Lemak pada coklat, sering disebut cocoa butter, sebagian besar tersusun dari lemak jenuh (60%) khususnya stearat. Tetapi lemak coklat adalah lemak nabati yang sama sekali tidak mengandung kolesterol. Untuk tetap menekan lemak jenuh agar tidak terlalu tinggi, ada baiknya membatasi memakan cokelat hanya satu batang saja per hari dan mebatasi mengkonsumsi suplement atau makanan lainnya yang mengandung catechin seperti Apple dan teh.

Dalam penelitian yang melibatkan subyek manusia, ditemukan bahwa konsumsi lemak coklat menghasilkan kolesterol total dan kolesterol LDL yang lebih rendah dibandingkan konsumsi mentega ataupun lemak sapi. Jadi meski sama-sama mengandung lemak jenuh tetapi ternyata efek kolesterol yang dihasilkan berbeda. Kandungan stearat yang tinggi pada coklat disinyalir menjadi penyebab mengapa lemak coklat tidak sejahat lemak hewan. Telah sejak lama diketahui bahwa stearat adalah asam lemak netral yang tidak akan memicu kolesterol darah. Mengapa? Stearat ternyata dicerna secara lambat oleh tubuh kita dan juga diabsorpsi lebih sedikit. Sepertiga lemak yang terdapat dalam coklat adalah asam oleat yaitu asam lemak tak jenuh. Asam oleat ini juga dominan ditemukan pada minyak zaitun. Studi epidemiologis pada penduduk Mediterania yang banyak mengkonsumsi asam oleat dari minyak Zaitun menyimpulkan efek positip oleat bagi kesehatan jantung. Sering timbul pertanyaan seberapa banyak kita boleh mengkonsusmi coklat? Tidak ada Anjuran gizi yang pasti untuk ini, namun demikian makan coklat 2-3 kali seminggu atau minum susu coklat tiap hari kiranya masih dapat diterima. Prinsip gizi sebenarnya mudah yaitu makanlah segala jenis makanan secara moderat. Masalah gizi umumnya timbul bila kita makan terlalu banyak atau terlalu sedikit. Makan coklat tidak akan menimbulkan kecanduan, tetapi bagi sebagian orang rasa coklat yang enak mungkin menyebabkan kerinduan untuk mengkonsumsinya kembali. Ini yang disebut chocolate craving. Dampak coklat terhadap perilaku dan suasana hati (mood) terkait erat dengan chocolate craving. Rindu coklat bisa karena aromanya, teksturnya, manis-pahitnya dsb. Hal ini juga sering dikaitkan dengan kandungan phenylethylamine yang adalah suatu substansi mirip amphetanine yang dapat meningkatkan serapan triptofan ke dalam otak yang kemudian pada gilirannya menghasilkan dopamine. Dampak dopamine

adalah muncul perasaan senang dan perbaikan suasana hati. Phenylethylamine juga dianggap mempunyai khasiat aphrodisiac yang memunculkan perasaan seperti orang sedang jatuh cinta (hati berbunga). Konon Raja Montezuma di jaman dahulu selalu mabuk minuman coklat sebelum menggilir harem-haremnya yang berbeda setiap malam. Katekin adalah antioksidan kuat yang terkandung dalam coklat. Salah satu fungsi antioksidan adalah mencegah penuaan dini yang bisa terjadi karena polusi ataupun radiasi. Katekin juga dijumpai pada teh meski jumlahnya tidak setinggi pada coklat. Orang tua jaman dahulu sering mempraktekkan cuci muka dengan air teh karena dapat membuat kulit muka bercahaya dan awet muda. Seandainya mereka tahu bahwa coklat mengandung katekin lebih tinggi daripada teh, mungkin mereka akan menganjurkan mandi lulur dengan coklat. Coklat juga mengandung theobromine dan kafein. Kedua substansi ini telah dikenal memberikan efek terjaga bagi yang mengkonsumsinya. Oleh karena itu ketika kita terkantuk-kantuk di bandara atau menunggu antrian panjang, makan coklat cukup manjur untuk membuat kita bergairah kembali. Produk coklat cukup beraneka ragam. Misalnya, ada coklat susu yang merupakan adonan coklat manis, cocoa butter, gula dan susu. Selain itu ada pula coklat pahit yang merupakan coklat alami dan mengandung 43% padatan coklat. Coklat jenis ini bisa ditemukan pada beberapa produk coklat batangan. Kandungan gizi coklat bisa dilihat pada tabel.

Zat Gizi Coklat Susu Coklat Pahit Energi (Kal) 381 504 Protein (g) 9 5,5 Lemak (g) 35,9 52,9 Kalsium (mg) 200 98

Fosfor (mg) 200 446 Vit A (SI) 30 60

Belum ada bukti bahwa coklat menimbulkan jerawat. Coklat juga tidak bisa dikatakan sebagai penyebab utama munculnya plaque gigi karena plaque gigi juga bisa timbul pada orang yang mengkonsumsi makanan biasa sehari-hari. Hanya saja coklat perlu diwaspadai, khususnya bagi orang-orang yang rentan menderita batu ginjal. Konsumsi 100 g coklat akan meningkatkan ekskresi oksalat dan kalsium tiga kali lipat. Oleh karena itu kiat sehat yang bisa dianjurkan adalah minumlah banyak air sehabis makan coklat.

1.3. Chocolate craving Usaha coklat ini berawal dari usaha musiman saat lebaran yang terus melonjak, maka terdapatlah ide yang diperkasai oleh ibu Eka untuk tetap melanjutkan dan menjadikan usaha ini sebagai usaha yang tidak hanya pada saat lebaran tepatnya di mulai pada tahun 2010. Usaha ini menggunakan bahan dasar coklat dengan tambahan yang berupa isi seperti pisang sale yang merupakan Icon dari produk tersebut. Selain itu ada juga isi kacang tanah, dan rasa unik lainnya. Pada dasarnya produk ini masih mencari resep dan rasa yang enak. Masih dalam uji kelayakan pasar. Oleh karena itu produk tersebut masih belum mendapat izin produksi, tepatnya masih dalam proses. Chocolate Craving yang merupakan nama dari produk tersebut, merupakan usaha baru yang diproduksi di Desa Mekar Jaya, Sumedang. Dengan menggunakan tenaga kerja ibu-ibu sekitar, hal ini dimaksudkan untuk mengisi waktu luang ibu-ibu daripada diisi dengan menggosip.

II. Pengawasan Mutu dan Standarisasi Mutu Pangan


2.1. Definisi dan tujuan Pengawasan mutu merupakan program atau kegiatan yang tidak dapat terpisahkan dengan dunia industri, yaitu dunia usaha yang meliputi proses produksi, pengolahan dan pemasaran produk. Industri mempunyai hubungan yang erat sekali dengan pengawasan mutu karena hanya produk hasil industri yang bermutu yang dapat memenuhi kebutuhan pasar, yaitu masyarakat konsumen. Seperti halnya proses produksi, pengawasan mutu sangat berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Makin modern tingkat industri, makin kompleks ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan untuk menangani mutunya. Demikian pula, semakin maju tingkat kesejahteraan masyarakat, makin besar dan makin kompleks kebutuhan masyarakat terhadap beraneka ragam jenis produk pangan. Oleh karena itu, sistem pengawasan mutu pangan yang kuat dan dinamis diperlukan untuk membina produksi dan perdagangan produk pangan. Pengawasan mutu mencakup pengertian yang luas, meliputi aspek kebijaksanaan, standardisasi, pengendalian, jaminan mutu, pembinaan mutu dan perundang-undangan (Soekarto, 1990). Hubeis (1997) menyatakan bahwa pengendalian mutu pangan ditujukan untuk mengurangi kerusakan atau cacat pada hasil produksi berdasarkan penyebab kerusakan tersebut. Hal ini dilakukan melalui perbaikan proses produksi (menyusun batas dan derajat toleransi) yang dimulai dari tahap pengembangan, perencanaan, produksi, pemasaran dan pelayanan hasil produksi dan jasa pada tingkat biaya yang efektif dan optimum untuk memuaskan konsumen (persyaratan mutu) dengan menerapkan

standardisasi perusahaan /industri yang baku. Tiga kegiatan yang dilakukan dalam pengendalian mutu yaitu, penetapan standar (pengkelasan), penilaian kesesuaian dengan standar (inspeksi dan pengendalian), serta melakukan tindak koreksi (prosedur uji).

Masalah jaminan mutu merupakan kunci penting dalam keberhasilan usaha. Menurut Hubeis (1997), jaminan mutu merupakan sikap pencegahan terhadap terjadinya kesalahan dengan bertindak tepat sedini mungkin oleh setiap orang yang berada di dalam maupun di luar bidang produksi. Jaminan mutu didasarkan pada aspek tangibles (hal-hal yang dapat dirasakan dan diukur), reliability (keandalan), responsiveness (tanggap), assurancy (rasa aman dan percaya diri) dan empathy (keramahtamahan). Dalam konteks pangan, jaminan mutu merupakan suatu program menyeluruh yang meliputi semua aspek mengenai produk dan kondisi penanganan, pengolahan, pengemasan, distribusi dan penyimpanan produk untuk menghasilkan produk dengan mutu terbaik dan menjamin produksi makanan secara aman dengan produksi yang baik, sehingga jaminan mutu secara keseluruhan mencakup perencanaan sampai diperoleh produk akhir. Soekarto (1990) menyatakan bahwa pengawasan mutu pangan juga mencakup penilaian pangan, yaitu kegiatan yang dilakukan berdasarkan kemampuan alat indera. Cara ini disebut penilaian inderawi atau organoleptik. Di samping menggunakan analisis mutu berdasarkan prinsip-prinsip ilmu yang makin canggih, pengawasan mutu dalam industri pangan modern tetap mempertahankan penilaian secara inderawi/organoleptik. Nilai-nilai kemanusiaan yaitu selera, sosial budaya dan kepercayaan, serta aspek perlindungan kesehatan konsumen baik kesehatan fisik yang berhubungan dengan penyakit maupun kesehatan rohani yang berkaitan dengan agama dan kepercayaan juga harus dipertimbangkan.

2.2. HACCP
Jaminan Keamanan Pangan dengan sistem HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point). Sektor pertanian merupakan sektor penting yang masih harus dikembangkan serta membutuhkan penanganan serius guna menunjang laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untuk dapat bersaing di pasar yang bebas dan kompetitif saat ini, komoditas pertanian yang dipasarkan harus benar-benar dapat menarik minat pembeli. Hal ini perlu ditanamkan terhadap pelaku agribisnis bahwa di dalam produk yang akan dipasarkan haruslah terdapat unsur jaminan kepastian mutu. Jaminan mutu dan keamanan pangan terus berkembang sesuai dengan persyaratan konsumen, Keamanan pangan merupakan persyaratan utama dan terpenting dari seluruh parameter mutu pangan yang ada. Betapapun tinggi nilai gizi suatu bahan pangan atau makanan, penampilannya baik , juga lezat rasanya, tetapi bila tidak aman, maka makanan tersebut tidak ada nilainya lagi. Hal ini membawa dampak perubahan mulai dari bisnis pangan tanpa adanya pengawasan, pengawasan produk akhir, hingga pengawasan proses produksi bagi jaminan mutu secara total. Pada tahun-tahun terakhir, konsumen menyadari bahwa mutu pangan khususnya keamanan pangan tidak dapat hanya dijamin dengan hasil uji produk akhir dari laboratorium. Mereka berkeyakinan bahwa produk yang aman didapat dari bahan baku yang ditangani dengan baik, diolah dan didistribusikan dengan baik akan menghasilkan produk akhir yang baik. Suatu langkah yang tepat untuk mengantisipasi hal tersebut, serta adanya tuntutan dalam pasar bebas, telah dikembangkan suatu sistem jaminan mutu oleh Komite Standar Internasional/ Codex Allimentarius Commission yang telah diakui secara internasional yaitu Sistem Jaminan Mutu berdasarkan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point). Secara umum konsep HACCP ini merupakan suatu sistem jaminan mutu yang menekankan pada pengawasan yang menjamin mutu sejak bahan baku hingga produk akhir.

HACCP adalah suatu sistem jaminan mutu yang berdasarkan kepada kesadaran bahwa hazard (bahaya) dapat timbul pada berbagai titik atau tahap produksi tertentu, tetapi dapat dilakukan pengendaliannya untuk mengontrol bahaya bahaya tersebut. Kunci utama HACCP adalah antisipasi dan identifikasi titik pengawasan yang mengutamakan kepada tindakan pencegahan, daripada mengandalkan kepada pengujian produk akhir Sistem HACCP bukan merupakan sistem jaminan keamanan pangan yang tanpa resiko, tetapi dirancang untuk meminimalkan resiko bahaya keamanan pangan. Sistem HACCP juga dianggap sebagai alat manajemen yang digunakan untuk memproteksi rantai pasokan pangan dan proses produksi terhadap kontaminasi bahaya-bahaya mikrobiologis, kimia dan fisik. HACCP dapat diterapkan dalam rantai produksi pangan mulai dari produsen utama bahan baku pangan (pertanian), penanganan, pengolahan, distribusi, pemasaran hingga sampai kepada pengguna akhir. Ada tiga pendekatan penting dalam pengawasan mutu pangan: 1. FoodSafety/KeamananPangan. Aspek-aspek dalam proses produksi yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit atau bahkan kematian. Masalah ini umumnya dihubungkan

dengan masalah biologi, kimia dan fisika. 2. Wholesomeness/Kebersihan. Merupakan karakteristik-karakteristik produk atau proses dalam kaitannya dengan kontaminasi produk atau fasilitas sanitasi dan hygiene. 3. Economic Fraud /Pemalsuan.

Adalah tindakan-tindakan yang illegal atau penyelewengan yang dapat merugikan pembeli. Tindakan ini mencakup diantaranya pemalsuan species (bahan baku), penggunaan bahan tambahan yang berlebihan, berat tidak sesuai dengan label, overglazing dan jumlah komponen yang kurang seperti yang tertera dalam kemasan.

III. Sertifikasi produk


3.1. Pendahuluan Berdasarkan ketentuan UU Nomor 7 Tahun 1996 dikenal istilah sertifikasi mutu pangan. Jadi, setiap produk pangan olahan yang diproduksi atau dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia sebelum diedarkan diwajibkan memiliki surat persetujuan izin edar. Kewajiban tersebut merupakan bagian dari sistem pengawasan terhadap keamanan, mutu, dan gizi pangan. Tentunya terdapat beberapa pengecualian terhadap ketentuan tersebut, misalnya untuk produk pangan yang memiliki daya tahan kurang dari tujuh hari. Sampai saat ini, sertifikasi halal merupakan kewenangan Majelis Ulama Indoensia (MUI) dan masih bersifat sukarela, tidak merupakan suatu kewajiban. Namun demikian, Badan POM mendorong setiap produsen pangan untuk melakukan sertifikasi halal sebagai bagian dari upaya perlindungan konsumen, disamping meningkatkan daya saing produk yang bersangkutan. Sebenarnya BPOM memberikan jenis sertifikasi pada produk-produk makanan. Seperti penjelasan di atas, Badan POM menerbitkan surat persetujuan izin edar pangan berdasarkan penilaian atas keamanan, mutu, dan gizi pangan. Bagi industri pangan, Badan POM menerbitkan Sertifikat Higienis dan Sanitasi yang merupakan bagian dari cara produksi pangan yang baik. Badan POM tidak menerbitkan sertifikat halal. Namun, pencantuman label atau tulisan halal pada kemasan produk pangan harus dilakukan berdasarkan persetujuan Badan POM setelah mendapat sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sedangkan, untuk mendapatkan surat persetujuan izin edar dari Badan POM, produk pangan wajib memenuhi kriteria :

Keamanan meliputi batas cemaran fisik contohnya dalam suatu produk makanan tidak boleh terdapat kawat steples atau batu kecil yang masuk tidak dengan sengaja ke dalam produk tersebut. Atau bahan kimia,

misalnya tercemar bahan-bahan pestisida, dan mikroba, misalnya tercemar dengan bakteri.

Mutu (jaminan), yang dinilai dari bahan yang digunakan apakah memenuhi standar mutu dalam kodeks (kumpulan tulisan tentang standar mutu) makanan atau memenuhi syarat jaminan mutu makanan Indonesia. Yaitu, bahwa makanan tersebut dijamin kehalalannya sehingga masyarakat tidak lagi mendapatkan keterangan yang sumir seputar mutu atau jaminan dari makanan yang diproduksi. Selain dari bahan makanan, mutu juga dapat ditelisik dari cara/proses produksi pangan yang dilakukan.

Gizi sesuai dengan yang dipersyaratkan maksudnya sebagaimana yang dipersyaratkan dalam Angka Kecukupan Gizi pada setiap produk-produk makanan.

Persyaratan pelabelan yang memuat informasi yang benar dan tidak menyesatkan, misalnya pada salah satu produk minuman tidak etis bila menggunakan pelabelan sesat contoh tanpa bahan pengawet. Tidak masalah kalau hal tersebut benar. Yang ditakutkan bila terjadi pembodohan pada masyarakat yang mengkonsumsinya.

3.2. Sertifikasi Izin Produk Sertifikat PIRT (Produk Industri Rumah Tangga) Penilaian apa yang harus dipenuhi UKM untuk mendapatkan surat persetujuan izin edar dari BPOM? Seperti telah dikemukakan bahwa pendaftaran izin edar untuk UKM atau industri rumah tangga pangan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pendaftaran dilakukan dengan cara mengikuti penyuluhan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Berdasarkan penyuluhan tersebut SP (Sertifikat Penyuluhan) yang dapat dicantumkan pada label produknya. Saat ini, SP (Sertifikat Penyuluhan) diganti dengan Sertifikat Produksi Industri Rumah Tangga (PIRT). SP dirasa kurang spesifik sebab nomor yang tercantum pada SP dapat digunakan untuk berbagai macam produk yang berasal dari satu industri rumah tangga. Sedangkan pada Sertifikat PIRT, masing-masing produk memiliki satu nomor khusus untuk memudahkan kontrol atas produk yang telah berada dipasaran bila sewaktu-waktu terjadi kejadian darurat seperti penarikan produk yang terkontaminasi bakteri. Adapun tata cara yang dilakukan untuk mendapatkan Sertifikat PIRT adalah :

Mendaftarkan produk usaha ke Depkes Kabupaten/Kota Menunjukkan fotocopy surat domisili dan tempat usaha Menyerahkan fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Menunjukkan bukti produk usaha Membayar biaya adminstrasi

Badan POM memiliki unit pelaksana teknis di daerah, yaitu Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (Balai Besar POM) atau Balai Pengawas Obat dan Makanan (Balai POM) di 26 provinsi. Namun, untuk permohonan persetujuan

pendaftaran produk pangan permohonan diajukan kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan kemudian Direktorat Penilaian Keamanan Produk Pangan (Direktorat PKP) di Jakarta. Info Lebih Lanjut Dapat Menghubungi : Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat 10560 Indonesia Telepon/fax : (021) 4209221, 4263333 Email : ulpk@pom.go.id

3.3. Sertifikasi Izin Halal Sertifikat halal dilakukan oleh MUI berdasarkan hasil audit Tim Gabungan, yang terdiri dari unsur MUI, Departemen Agama dan Badan POM. Permohonan untuk sertifikasi halal dapat diajukan kepada Badan POM, Direktorat Inspeksi, dan Sertifikasi Produk Pangan. Data yang masuk ke Badan POM diteruskan kepada MUI, untuk selanjutnya berdasarkan data tersebut Tim Gabungan melakukan audit di sarana produksi pangan dari pemohon. Besaran biaya sertifikasi halal belum ditetapkan secara jelas dalam peraturan perundang-undangan. Biaya sertifikasi halal ditanggung oleh produsen pangan yang bersangkutan, yang besarannya sesuai dengan biaya pelaksanaan tugas Tim Auditor Gabungan. Sedangkan biaya untuk surat persetujuan izin edar produk pangan, besarannya telah ditetapkan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2001 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Badan Pengawas Obat dan Makanan, yaitu antara Rp 50 ribu sampai Rp 2,5 juta. Biaya evaluasi dan pendaftaran untuk item tepung, kelapa, buah, sayur, gula, minyak, lemak, dan hasil olahannya, madu, kopi, teh, rempah-

rempah, bumbu, saos, kecap, kacang-kacangan, biji-bijian, bahan tambahan pangan sebesar Rp 50 ribu. Biaya evaluasi dan pendaftaran untuk item suplemen makanan serta produk pangan khusus dan olahan tertentu besarnya Rp 2,5 juta. Persetujuan izin edar yang dikeluarkan Badan POM diwajibkan kepada industri-industri pangan yang mempunyai kategori yang besar. Sedangkan untuk pengusaha-pengusaha kecil dan menengah yang mempunyai kategori yang usahanya masuk pada kategori industri rumah tangga, pendaftaran izin edarnya dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Badan POM secara berkala melakukan pengujian laboratorium dalam rangka pengawasan keamanan, mutu, dan gizi pangan terhadap makanan yang beredar di masyarakat, yaitu dengan cara melakukan sampling baik secara random maupun seri. Sampel diuji di laboratorium Balai Besar/ Balai POM tersebar di 26 provinsi di Indonesia atau laboratorium Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN) di pusat. Perlu diketahui, PPOMN juga dapat melakukan pengujian sampel yang mengandung unsur babi pada produk pangan dengan menguji DNA (Deoxirebo Nucleic Acid) dengan cara PCR (Polymerase Chain Reaction).

V.

Kesimpulan
Setiap produk pangan olahan yang diproduksi atau dimasukkan ke dalam

wilayah Indonesia sebelum diedarkan diwajibkan memiliki surat persetujuan izin edar. Kewajiban tersebut merupakan bagian dari sistem pengawasan terhadap keamanan, mutu, dan gizi pangan. Sertifikat PIRT adalah salah satu jenis izin edar untuk UKM atau industri rumah tangga pangan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sertifikat halal dilakukan oleh MUI berdasarkan hasil audit Tim Gabungan, yang terdiri dari unsur MUI, Departemen Agama dan Badan POM. Permohonan untuk sertifikasi halal dapat diajukan kepada Badan POM, Direktorat Inspeksi, dan Sertifikasi Produk Pangan. Data yang masuk ke Badan POM diteruskan kepada MUI, untuk selanjutnya berdasarkan data tersebut Tim Gabungan melakukan audit di sarana produksi pangan dari pemohon.

Daftar Pustaka

http://aqela.blogsome.com/2008/11/07/sistem-standarisasi-mutu-danpengendalian-proses-pangan/ (diakses tanggal 19 November 2011) http://infobu.blogspot.com/2008/05/cara-memperoleh-sertifikasi-halal-dan.html (diakses tanggal 19 November 2011) http://infobu.blogspot.com/2008/05/cara-memperoleh-sertifikasi-halal-dan.html (diakses tanggal 19 November 2011) http://jsc.jogjaprov.go.id/legalitas-benih/sertifikasi (diakses tanggal 19 November 2011) http://coklat-chocolate.blogspot.com/2008/03/coklat-bermanfaat-buatkesehatan.html (diakses tanggal 19 November 2011) http://www2.bbpplembang.info/index.php?option=com_content&view=article&id=553&Itemid=30 4(diakses tanggal 19 November 2011) http://pengujiankadarpengendalian.blogspot.com/2010/08/manajemen-mutupengawasan-dan-keamanan.html (diakses tanggal 19 November 2011)

You might also like