Professional Documents
Culture Documents
Kegiatan menganalisis butir soal merupakan salah satu kewajiban bagi setiap guru. Dikatakan kewajiban karena setiap guru pada akhirnya harus dapat memberikan informasi kepada lembaganya ataupun kepada siswa itu sendiri tentang bagaimana dan sejauhmana penguasaan dan kemampuan yang telah dicapai siswa terhadap materi dan keterampilanketerampilan mengenai mata pelajaran yang telah diberikan. Sejalan dengan pengertian di atas maka evaluasi berfungsi sebagai alat untuk mengetahui tercapai tidaknya suatu tujuan pembelajaran, umpan balik bagi proses pembelajaran, sebagai dasar untuk menyusun laporan kemajuan belajar siswa, sebagai dasar merumuskan kriteria ketuntasan minimal dan untuk mengetahui sejauh mana kualitas butir soal yang disusun. Alat evaluasi yang berupa tes tertulis harus memiliki karakteristik atau syarat-syarat sebagai alat evaluasi yang baik, diantaranya harus memenuhi syarat validitas, tingkat kesukaran, daya beda dan reliabilitas serta sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan diukur. Adapun fungsi tes (Suharsimi, 1986:138) meliputi tiga hal, yaitu fungsi untuk kelas, fungsi untuk bimbingan dan fungsi untuk administrasi. Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa nilai-nilai yang diperoleh siswa dari hasil ulangan umum masih rendah. Salah satu penyebab rendahnya nilai tersebut kemungkinan adalah kualitas alat evaluasinya. Oleh karena itu menganalisis butir soal harus merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang tidak dapat ditinggalkan. Pada postingan ini akan dibahas mengenai analisis butir soal menggunakan Excel. Dengan melakukan Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Menggunakan Ms. Excel ini, akan diperoleh informasi sebagai berikut :
1. 2. 3. 4. 5. validitas suatu butir soal; tingkat kesukaran suatu butir soal; daya beda suatu butir soal; tingkat kesulitan siswa pada suatu konsep tertentu dan reliabilitas (tingkat keajegan) naskah soal.
Mengapa Excel?.
Kok bukan SPSS, SPS, Microsta, Anabut, Anates atau aplikasi lainnya khan lebih permanen dan bisa dipercaya? Halah kok bahasanya ganik-ganik nrithik seperti mau ujian saja. Metode Analisis Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis ini meliputi : pengumpulan data / lembar jawaban, koreksi, pemarkahan dan mengurutkan data serta menggolongkan data sesuai keperluan
analisis. Jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0, selanjutnya siswa/data diurutkan berdasarkan perolehan skor. Siswa yang memperoleh Skor tertinggi ditempatkan pada urutan paling atas, skor terendah ditempatkan paling bawah. 1. Validitas Butir Soal Soal yang valid harus dapat mengukur apa yang akan diukur. Untuk mengetahui Validitas butir soal digunakan rumus product momment, sebagai berikut:
keterangan: rxy = koefisien korelasi Pearson antara variabel X dan variabel Y N = Jumlah responden X = skor nilai tes tiap-tiap butir Y = skor total Untuk mengerjakan hal ini excel dapat mengerjakan dengan cepat dan mudah. Rumus yang digunakan adalah =PEARSON (data_hasil_ jawaban_siswa_pada_soal_no, data_ jumlah_jawaban). Anda tidak perlu membuat tabel baru yang berisi kolom-kolom yang panjang dan banyak, cukup tabel hasil koreksi yang telah dibuat sebelumnya. Setelah didapat nilai (harga rxy), selanjutnya nilai tersebut kita bandingkan dengan konstanta/tetapan korelasi. Tetapan korelasi tersebut dapat diperoleh dari buku-buku serial statistik, atau dapat membuat sendiri tabel korelasi momen produk dengan excel.(pada postingan sebelum inired) Untuk penelitian sosial atau penelitian pendidikan, taraf signifikan yang digunakan adalah taraf signifikan 5%. Sedangkan pada penelitian ilmiah yang memerlukan validitas tinggi seperti ketepatan obat terhadap suatu penyakit, kandungan unsur-unsur dalam suatu zat menggunakan taraf signifikan 1%. Pada analisis ini menggunakan taraf signifikan 5%, artinya kebenaran atau dalam hal ini validitasnya mencapai 95%. Jika rxy rxy tabel maka soal tersebut tidak Valid dan jika rxy hitung rxy tabel, maka soal tersebut valid. 2. Tingkat Kesukaran Untuk menentukan tingkat kesukaran suatu tes (Suharsimi, 1986:198)dapat digunakan rumus:
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar, JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Untuk mengiterpretasikan tingkat kesukaran butir tes digunakan kriteria sebagai berikut: P antara 0,00 0,30 soal sukar; P antara 0,30 0,70 soal sedang; dan P antara 0,70 1,00 soal mudah. 3. Daya Beda Butir Soal Untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai, siswa dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok atas 33%, kelompok bawah 33% dan sisanya adalah kelompok tengah. Rumus yang digunakan adalah :
keterangan: D = daya pembeda JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar PA = BA / JA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar JB = BB / JB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar kriteria, jika D bernilai: 0,000,20 : soal jelek 0,200,40 : soal sedang/cukup 0,400,70 : soal baik
0,701,00 : soal baik sekali 4. Reliabilitas Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes dapat memberikan hasil yang tetap. Jadi pengertian reliabilitas tes berhubungan dengan masalah ketetapan(keajegan) hasil. Rumus yang digunakan untuk menentukan reliabilitas pada tes obyektif adalah K-R.21
keterangan: r11 = koefisien reliabilitas tes secara keseluruhan n = banyaknya soal butir soal M = Mean atau rerata skor soal yang valid S = Simpangan baku Untuk menginterpretasikan besarnya r11 r11 : 0,81,0 reliabilitas sangat tinggi 0,60,8 reliabilitas tinggi 0,40,6 reliabilitas cukup 0,20,4 reliabilitas rendah 0,00,2 reliabilitas sangat jelek contoh hasil ulangan excel dapat diunduh di sini dan contoh pembuatan tabel produk momen dapat dilihat disini Postingan lain berkaitan dengan excel koreksi pilihan ganda dengan excel mencari hari lahir dan weton dengan excel ulangan harian mengirim jawaban ke hape guru diimpor/diekspor ke file excel persamaan parabola dengan excel
mencetak ukuran kertas folio (33x 21,5 cm) di excel(setting printer) kartu perpustakaan dengan excel
Rate this:
May 21, '08 9:26 AM untuk Analisis soal dilakukan untuk mengetahui berfungsi tidaknya sebuah soal. Analisis pada umumnya Analisis Butir Soal dilakukan melalui dua cara, yaitu analisis kualitatif (qualitative control) dan analisis kuantitatif (quantitative control). Analisis kualitatif sering pula dinamakan sebagai validitas logis (logical validity) yang dilakukan sebelum soal digunakan. Gunanya untuk melihat berfungsi tidaknya sebuah soal. Analisis soal secara kuantitatif sering pula dinamakan sebagai validitas empiris (empirical validity) yang dilakukan untuk melihat lebih berfungsi tidaknya sebuah soal setelah soal itu diujicobakan kepada sampel yang representatif. Salah satu tujuan dilakukannya analisis adalah untuk meningkatkan kualitas soal, yaitu apakah suatu soal (1) dapat diterima karena telah didukung oleh data statistic yang memadai, (2) diperbaiki, karena terbukti terdapat beberapa kelemahan, atau bahkan (3) tidak digunakan sama sekali karena terbukti secara empiris tidak berfungsi sama sekali. Analisis Kualitatif. Yaitu berupa penelaahan yang dimaksudkan untuk menganalisis soal ditinjau dari segi teknis, isi, dan editorial. Analisis secara teknis dimaksudkan sebagai penelaahan soal berdasarkan prinsip-prinsip pengukuran dan format penulisan soal. Analisis secara isi dimaksudkan sebagai penelaahan khusus yang berkaitan dengan kelayakan pengetahuan yang ditanyakan. Analisis secara editorial dimaksudkan sebagai penelaahan yang khususnya berkaitan dengan keseluruhan format dan keajegan editorial dari soal yang satu ke soal yang lainnya. Analisis kualitatif lainnya dapat juga dikategorikan dari segi materi, konstruksi, dan bahasa. Analisis materi dimaksudkan sebagai penelaahan yang berkaitan dengan substansi keilmuan yang ditanyakan dalam soal serta tingkat kemampuan yang sesuai dengan soal. Analisis konstruksi dimaksudkan sebagai penelaahan yang umumnya berkaitan dengan teknik penulisan soal. Analisis bahasa dimaksudkan sebagai penelaahan soal yang berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut EYD.
Analisis Kuantitatif. Digunakan untuk mengetahui sejauh mana soal dapat membedakan antara peserta tes yang kemampuannya tinggi dalam hal yang didefinisikan oleh kriteria dengan peserta tes yang kemampuannya rendah (melalui analisis statistik). Analisis soal secara kuantitatif menekankan pada analisis karakteristik internal tes melalui data yang diperoleh secara empiris. Karakteristik internal secara kuantitatif dimaksudkan meliputi parameter soal tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas. Khusus soal-soal pilihan ganda, dua tambahan parameter yaitu dilihat dari peluang untuk menebak atau menjawab soal dengan benar dan berfungsi tidaknya pilihan jawaban, yaitu penyebaran semua alternatif jawaban dari subyek-subyek yang dites. Tingkat Kesukaran. Ada beberapa alasan untuk menyatakan tingkat kesukaran soal. Bisa saja tingkat kesukaran soal ditentukan oleh kedalaman soal, kompleksitas, atau hal-hal lain yang berkaitan dengan kemampuan yang diukur oleh soal. Namun demikian, ketika kita mengkaji lebih mendalam terhadap tingkat kesukaran soal, akan sulit menentukan mengapa sebuah soal lebih sukar dibandingkan dengan soal yang lain. Secara umum, menurut teori klasik, tingkat kesukaran dapat dinyatakan melalui beberapa cara diantaranya (1) proporsi menjawab benar, (2) skala kesukaran linear, (3) indeks Davis, dan (4) skala bivariat. Proporsi jawaban benar (p), yaitu jumlah peserta tes yang menjawab benar pada butir soal yang dianalisis dibandingkan dengan jumlah peserta tes seluruhnya merupakan tingkat kesukaran yang paling umum digunakan. Intinya, bermutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil belajar pertama-tama dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesukaran yang dimiliki oleh masing-masing butir item tersebut. Butirbutir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup. Angka yang dapat memberikan petunjuk mengenai tingkat kesulitan item itu dikenal dengan istilah difficulty index (angka indeks kesukaran item), yang dalam dunia evaluasi hasil belajar umumnya dilambangkan dengan huruf P, yaitu singkatan dari kata proportion (proporsi = proporsa). Kategori Tingkat Kesukaran Nilai p P < 0.3 0.3 p 0.7 P > 0.7 Tindak Lanjut Hasil Analisis Sukar Sedang Mudah Kategori
Interpretasi Item 1. 2.
Tindak Lanjut butir item dibuang atau didrop dan tidak dikeluarkan lagi dalam tes-tes hasil belajar yang akan datang diteliti ulang, dilacak, dan ditelusuri sehingga dapat diketahui faktor yang menyebabkan butir item yang bersangkutan sulit dijawab oleh testee, apakah kalimat soalnya kurang jelas, apakah petunjuk cara mengerjakan soalnya sulit dipahami, ataukah dalam soal tersebut terdapat istilah-istilah yang tidak jelas, dsb. Setelah dilakukan perbaikan, butir-butir item tersebut dikeluarkan lagi dalam tes hasil belajar yang akan datang. 3. butir-butir yang terlalu sulit dapat digunakan kembali dalam tes (terutama tes seleksi) yang sifatnya sangat ketat. Butir item ini dapat dikeluarkan lagi dalam tes-tes hasil belajar pada waktu-waktu yang akan datang 1. 2. butir item dibuang atau didrop dan tidak dikeluarkan lagi dalam tes-tes hasil belajar yang akan datang diteliti ulang, dilacak, dan ditelusuri sehingga dapat diketahui faktor yang menyebabkan butir item yang bersangkutan sulit dijawab oleh testee, apakah kalimat soalnya kurang jelas, apakah petunjuk cara
Sukar
Sedang
Mudah
mengerjakan solnya sulit dipahami, ataukah dalam soal tersebut terdapat istilah-istilah yang tidak jelas, dsb. Setelah dilakukan perbaikan, butir-butir item tersebut dikeluarkan lagi dalam tes hasil belajar yang akan datang. 3. butir-butir yang terlalu sulit dapat digunakan kembali dalam tes (terutama tes seleksi) yang sifatnya longgar.
Daya Pembeda. Salah satu tujuan analisis kuantitatif soal adalah untuk menentukan dapat tidaknya suatu soal membedakan kelompok dalam aspek yang diukur sesuai dengan perbedaan yang ada
dalam kelompok itu. Indeks yang digunakan dalam membedakan antara peserta tes yang berkemampuan rendah adalah indeks daya pembeda (item discrimination). Indeks daya pembeda soal-soal yang ditetapkan dari selisih proporsi yang menjawab dari masing-masing kelompok. Indeks ini menunjukkan kesesuaian antara fungsi soal dengan fungsi tes secara keseluruhan. Dengan demikian validitas soal ini sama dengan daya pembeda soal yaitu daya dalam membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda berkisar antara -1 sampai dengan +1. Tanda negatif menunjukkan bahwa peserta tes yang kemampuannya rendah dapat menjawab benar sedangkan peserta tes yang kemampuannya tinggi menjawab salah. Dengan demikian soal indeks daya pembedanya negatif menunjukkan terbaliknya kualitas peserta. Indeks diskriminasi item umumnya diberi lambang dengan huruf D (singkatan dari discriminatory power). Indeks Dsikriminasi
Item (D)
Klasifikasi
< 0,20
Poor
lemah
sekali
(jelek),
dianggap tidak memiliki daya pembeda Butir item yang bersangkutan telah
0,20 0,40
Satisfactory
memiliki daya pembeda yang cukup (sedang) Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik sekali Butir item yang bersangkutan daya pembedanya negative sekali (jelek sekali)
Good Excellent -
Fungsi Distraktor. Pada saat membicarakan tes objektif bentuk multiple choice item tersebut untuk setiap butir item yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar telah dilengkapi dengan beberapa kemungkinan jawab, atau yang sering dikenal dengan istilah option atau alternatif.
Option atau alternatif itu jumlahnya berkisar antara 3 sampai dengan 5 buah, dan dari kemungkinankemungkinan jawaban yang terpasang pada setiap butir item itu, salah satu diantaranya adalah merupakan jawaban betul (kunci jawaban), sedangkan sisanya adalah merupakan jawaban salah. Jawaban-jawaban salah itulah yang biasa dikenal dengan istilah distractor (pengecoh). Menganalisis fungsi distraktor sering dikenal dengan istilah lain, yaitu : menganalisis pola penyebaran jawaban item. Adapun yang dimaksud dengan pola penyebaran jawaban item adalah suatu pola yang dapat menggambarkan bagaimana testee menentukan pilihan jawabnya terhadap kemungkinankemungkinan jawab yang telah dipasangkan pada setiap butir item. Suatu kemungkinan dapat terjadi, yaitu bahwa dari keseluruhan alternatif yang dipasang pada butir item tertentu, sama sekali tidak dipilih oleh testee. Dengan kata lain, testee menyatakan blangko. Pernyataan blangko ini sering dikenal dengan istilah omiet dan biasa diberi lambang dengan huruf O. Distraktor dinyatakan telah dapat menjalankan fungsinya dengan baik apabila distraktor tersebut sekurang-kurangnya sudah dipilih oleh 5 % dari seluruh peserta tes. Sebagai tindak lanjut atas hasil penganalisaan terhadap fungsi distraktor tersebut maka distraktor yang sudah dapat menjalankan fungsinya dengan baik dapat dipakai lagi pada tes-tes yang akan datang, sedangkan distraktor yang belum dapat berfungsi dengan baik sebaiknya diperbaiki atau diganti dengan distraktor yang lain. Reliabilitas. Keajegan dan ketidakajegan skor tes merupakan fokus dari pengkajian tentang reliabilitas. Berikut adalah faktor yang mempengaruhi perolehan skor peserta didik (Thorndike) yang berakibat pada ketidakajegan terhadap skor. Faktor yang Mempengaruhi Reliabilitas Skor Karakteristik umum yang permanen peserta tes 1 a. c. a. 2 kemampuan yang dimiliki peserta didik dalam menghadapi tes kemampuan umum untuk memahami petunjuk tes kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan atribut yang diukur dalam sebuah tes b. pengetahuan dan kemampuan khusus yang berkaitan dengan soal c. keajegan respon peserta didik terhadap pilihan jawaban (misalnya mereka cenderung memberi jawaban A dari 4 alternatif yang disediakan b. kemampuan umum dan teknik yang digunakan ketika mengambil tes Karakteristik khusus yang permanent peserta tes
atau cenderung memilih B dari soal benar salah yang disajikan) Khusus yang berkaitan dengan soal a. pengetahuan khusus yang berkaitan dengan fakta atau konsep khusus b. pengetahuan dan kemampuan khusus yang berkaitan dengan soal Karakteristik umum yang temporer seperti : a. c. e. f. g. kesehatan motivasi kemampuan umum dan teknik yang digunakan ketika mengambil tes pemahaman mekanisme tes faktor panas, cahaya, ventilasi, dan lain sebagainya b. kelelahan 3 d. gangguan emosi
Karakteristik khusus yang temporer seperti : Khusus yang berkaitan dengan tes secara keseluruhan a. 4 c. pemahaman terhadap petunjuk tes pengalaman/latihan menghadapi tes terlebih lagi dalam tes psikomotor b. trik atau teknik-teknik mengatasi tes d. kebiasaan menghadapi sebuah tes Khusus yang berkaitan dengan soal a. fluktuasi ingatan yang dimiliki peserta didik b. hal-hal yang berkaitan dengan perhatian dan keakuratan Faktor penyelenggaraan 5 a. c. 6 a. waktu, bebas dari gangguan, dan petunjuk yang jelas penskoran keberuntungan karena faktor menebak b. pengawasan Faktor yang tidak pernah diperhitungkan b. mengingat soal yang telah dilihatnya http://lussysf.multiply.com/journal/item/114
Posted on January 24, 2010 by teorionline Dalam penelitian, data mempunyai kedudukan yang paling tinggi, karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Benar tidaknya data, sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedang benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Pengujian instumen biasanya terdiri dari uji validitas dan reliabilitas. A. Definisi Validitas dan Reliabilitas Validitas adalah tingkat keandalah dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Intrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono, 2004:137). Dengan demikian, instrumen yang valid merupakan instrumen yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak di ukur. Penggaris dinyatakan valid jika digunakan untuk mengukur panjang, namun tidak valid jika digunakan untuk mengukur berat. Artinya, penggaris memang tepat digunakan untuk mengukur panjang, namun menjadi tidak valid jika penggaris digunakan untuk mengukur berat. Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pernyataan-pernyataan pada kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Teknik untuk mengukur validitas kuesioner adalah sebagai berikut dengan menghitung korelasi antar data pada masing-masing pernyataan dengan skor total, memakai rumus korelasi product moment, sebagai berikut :
Item Instrumen dianggap Valid jika lebih besar dari 0,3 atau bisa juga dengan membandingkannya dengan r tabel. Jika r hitung > r tabel maka valid. Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensi. Banyak rumus yang dapat digunakan untuk mengukur reliabilitas diantaranya adalah rumus Spearman Brown
R b adalah nilai koefisien korelasi Nilai koefisien reliabilitas yang baik adalah diatas 0,7 (cukup baik), di atas 0,8 (baik). Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan, karena jika instrument yang digunakan sudah tidak valid dan reliable maka dipastikan hasil penelitiannya pun tidak akan valid dan reliable. Sugiyono (2007: 137) menjelaskan perbedaan antara penelitian yang valid dan reliable dengan instrument yang valid dan reliable sebagai berikut : Penelitian yang valid artinya bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Artinya, jika objek berwarna merah, sedangkan data yang terkumpul berwarna putih maka hasil penelitian tidak valid. Sedangkan penelitian yang reliable bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Kalau dalam objek kemarin berwarna merah, maka sekarang dan besok tetap berwarna merah. dirangkum dari : Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung,Alfabeta. http://teorionline.wordpress.com/2010/01/24/uji-validitas-dan-reliabilitas/
Zodiak Ramalan Bintang Ramalan Jodoh Ramalan Cinta Zodiak Hari Ini
Puisi Patah Hati Puisi Jatuh Cinta Puisi Persahabatan Puisi Rindu Puisi Romantis Puisi Sakit Hati Puisi Putus Cinta Puisi Sedih Puisi Perpisahan Puisi Sahabat Cerpen Persahabatan Cerpen Remaja Cerpen Cinta Cerita Lucu Banget Cerita Lucu Abis Kata Kata Mutiara Kata Kata Cinta Kata Kata Bijak
fashion, dealer properti. Saran: Taurus yang suka bekerja keras tidak boleh keras kepala dalam pekerjaan agar mendapatkan dukungan dari orang-orang yang penting di tahun 2011.
Karir: Bidang pekerjaan Leo yang berjaya di tahun 2011: diplomat, politisi, investor, pegawai negeri. Saran: orang Leo yang dinamis dan berkharisma disarankan untuk memutuskan dan mengambil tindakan sebagai manajer dalam pekerjaan.
Asmara: Mengawali tahun 2011 ini, para Pisces masih juga dibuat bingung dan bimbang. Beberapa masalah dalam asmara menimbulkan keraguan yang cukup besar. Kesehatan: Problem jantung cenderung membayangi Pisces di tahun ini. Terutama jika Anda tidak bisa menghindari makanan yang tinggi kolesterol. Problem luka bakar ada kemungkinan terjadi di pertengahan atau akhir tahun, sebaiknya berhati-hati saja saat dekat elemen api. Karir: Bidang pekerjaan Pisces yang berjaya di tahun 2011: pelukis, anggota Angkatan Laut, farmasi, perawat dan pekerja sosial. Saran: Warga Pisces yang sensitif dan kreatif harus aktif melihat update dan perkembangan terbaru di bidang pekerjaannya selama 2011.