Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
► Sistem bilangan didefinisikan sebagai
sekumpulan nilai yang digunakan untuk
melambangkan besaran.
► Jumlah mahasiswa yang hadir dalam
kuliah,jumlah matakuliah yang diambil
oleh mahasiswa, nilai yang didapat
mahasiswa untuk suatu ujian matakuliah,
semuanya menggunakan lambang
bilangan.
Pendahuluan
► Sejak lama manusia menggunakan tanda
atau simbol untuk menggambarkan
bilangan.
► Bentuk awal penggunaan simbol adalah
dengan garis lurus. Jumlah garis
menunjukkan besarnya bilangan.
► Ada yang menggambarkan kelompok 6
garis vertikal dengan 1 garis horisontal
melintang pada kelompok garis vertikal
tersebut untuk menunjukkan jumlah hari
dalam 1 minggu.
Pendahuluan
► Sangat sulit untuk menggambarkan
bilangan sangat besar ataupun sangat
kecil menggunakan pendekatan grafis.
► Pada sekitar tahun 3400 SM di Mesir dan
3000 SM di Mesopotamia mereka
membuat simbol untuk menggambarkan
bilangan dalam kesatuan 10.
Pendahuluan
► Iniadalah langkah besar karena dapat
mereduksi jumlah simbol yang diperlukan.
Misalnya dua belas dapat digambarkan
dengan satu puluhan dan dua satuan,
sehingga hanya memerlukan 3 simbol.
Bandingkan dengan 12 simbol
sebelumnya.
Pendahuluan
► Orang Romawi menggunakan 7 buah
simbol yang dapat digunakan untuk
menggambarkan bilangan 1 sampai
dengan 1.000.000.
►I = 1 V=5
► X = 10 L = 50
► C = 100 D = 500
► M = 1000
► Tambahan tanda garis di atas simbol tadi
diartikan sebagai perkalian 1000.
Pendahuluan
► Sistem bilangan yang paling banyak
digunakan saat ini adalah sistem Arab.
► Sistem ini pertama kali dibuat oleh orang
Hindus dan digunakan pada awal abad ke-
3 sebelum Masehi.
► Pengenalan simbol 0, yang digunakan
untuk menunjukkan nilai posisi angka
menjadi sangat bermanfaat.
► Sekarang kita menjadi terbiasa dengan
puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya.
Pendahuluan
► Dalam sistem bilangan, banyak terjadi
perulangan berkali-kali penggunaan suatu
simbol.
► Pada sistem desimal, hanya digunakan
simbol sebanyak 10 macam. Simbol ini
akan diulang-ulang untuk menyatakan
bilangan yang besar.
Pendahuluan
► Perhatikan bagaimana bilangan 0 sampai
dengan 9 diulang, dan setiap perulangan, nilai
kolom sebelah kirinya bertambah satu (dari 0
menjadi 1,kemudian 2).
► Setiap terjadi kenaikan nilai, sampai nilai
tertinggi tercapai (yaitu 9), nilai dikolom sebelah
kirinya bertambah 1, jadi setelah 9 adalah 10.
Demikian seterusnya berulang-ulang.0 - 9, 10 -
19, 20 - 29, 30 - 39 dst
► Angka selalu ditulis dengan nilai tertinggi pada
bagian paling kiri dari bilangan.
Nilai Basis
► Nilai basis untuk sistem bilangan adalah cacah
himpunan nilai berbeda sebelum terjadi
perulangan.
► Misalnya, sistem desimal adalah berbasis
sepuluh,dengan nilai 0 sampai dengan 9.
► Nilai basis yang lain misalnya: biner,
oktal,duodesimal, heksadesimal, vigesimal,
seksagesimal.
► Sistem desimal adalah sistem yang paling
dikenal, karena ini adalah sistem yang
digunakan dalam perhitungan sehari-hari.
Sistem Bilangan Desimal
► Sistem desimal terdiri atas 10 angka atau
simbol, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9.
► Dengan menggunakan simbol ini kita
dapat menyatakan besaran.
► Sistem desimal sering dinamakan juga
sistem basis-10, karena mempunyai 10
angka.
Gambar 1.1 Perulangan
Vertikal dan Horisontal
Sistem Bilangan Biner
► Dalam sistem biner, hanya ada 2 simbol
atau angka yaitu 0 dan 1. Sistem basis-2
ini dapat dipergunakan untuk menyatakan
besaran yang direpresentasikan dalam
desimal maupun sistem bilangan lain.
Contoh:
Sistem Bilangan Oktal
► Sistem oktal adalah sistem basis-8 dengan
simbol sebanyak 8 macam yaitu:
0,1,2,3,4,5,6, dan 7. Contoh:
Sistem Bilangan Hexadesimal
► Sistem heksadesimal adalah sistem basis-16 dengan
simbol sebanyak 16 macam yaitu:
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E dan F. Contoh:
Contoh lagi :
Faktor Bobot
► Bilangan biner mempunyai faktor bobot
sebesar dua. Oleh karena itu bilangan
101102 dapat diuraikan menurut bobotnya
menjadi:
Koversi Bilangan Desimal menjadi Biner
► Pengubahan bilangan desimal menjadi bilangan biner
dapat dilakukan dengan membagi dua bilangan desimal
tersebut secara berulang sampai habis sambil mencatat
sisa hasil bagi (modulo).
► Sebagai contoh bilangan desimal 19 dapat diubah
menjadi bilangan biner dengan cara yang terlihat pada
Gambar 1.2.
► Untuk menguji hasil konversi tersebut dapat dilakukan
dengan cara sebelumnya. Lihat Gambar 1.3.
Koversi Bilangan Desimal menjadi Biner
Gambar 1.5
Pengujian
bilangan oktal
501 menjadi
bilangan desimal
Koversi Bilangan Desimal menjadi Heksadesimal
► Cara pengubahan bilangan desimal
menjadi bilangan oktal dapat diterapkan
juga untuk mengubah bilangan desimal
menjadi heksadesimal, dengan cara
mengganti bilangan pembagi dengan
enam belas.
► Sebagai contoh bilangan desimal 321
dapat diubah menjadi bilangan
heksadesimal dengan cara yang terlihat
pada Gambar 1.6.
Koversi Bilangan Desimal menjadi Heksadesimal
Hasil konversi inipun dapat diuji kebenarannya dengan cara yang sama
seperti sebelumnya. Lihat Gambar 1.7.