You are on page 1of 52

LAUTEM DISTRICT PRO FILE

ADMINISTRASI UMUM TIMOR LOROSAE-LAUTEM

P RO F IL D I S TR I K L AU T E M
BULAN MARET 2002

PRAKATA

Laporan ini memberikan pandangan Distrik Lautem melalui mata orang yang menulis masing-masing bagian. Sayangnya, tidak semua pihak dari distrik diwakili, tetapi semoga pada tahun-tahun mendatang, lebih banyak masyarakat akan tercakup. Laporan ini adalah dokumen hidup dan akan ditambah dan diubah pada masa depan agar sesuai dengan kebutuhan dan cita-cita administrasi di Lautem.

Dokumen ini disusun dan diedit oleh Richard Simpson dan Wei Sun (semua foto oleh R. Simpson kecuali jika disebut lain) Tanggal 13 April 2002

LAUTEM DISTRICT PROFILE

LAUTEM DISTRICT PRO FILE

Geografi dan Geologi ......................................................................2 Iklim ...................................... Error!

Bookmark not defined. Bookmark not defined.

Latar Belakang Sejarah dan PolitikError! Pengaturan Administrasi .......... Error!

Bookmark not defined.

Pertanian ........................................................................................9 Kesehatan .....................................................................................17 Pendidikan ....................................................................................18 Tanah dan Harta Benda .................................................................19 Prasarana ......................................................................................20 Kantor Pembangunan Distrik/Kantor Perencanaan dan Koordinasi ..22 Kantor Pendidikan Sipil .................................................................23 Kantor Hubungan dan Pelatihan .....................................................25 Kantor Informasi Umum ...............................................................26 Radio Communidade Lospalos (Radio Masyarakat Lospalos) ............28 NGO dan Kelompok Manusiawi ....................................................28 Keamanan ....................................................................................30 Gender .........................................................................................31

Sub-distrik Lospalos ...........................................................................32


Sub-distrik Luro ............................................................................35 Sub-distrik Iliomar .........................................................................37 Sub-distrik Moro/Lautem ..............................................................40 Sub-distrik Tutuala ........................................................................41

URUAIAN UMUM
GEOGRAFI DAN GEOLOGI

Lautem terletak di bagian paling timur Pulau Timor. Distrik ini terletak sekitar 215 kilo lewat jalan ke arah Timur dari Dili. Distrik ini berbatas di bagian utara dan timur dengan Laut Wetar; di bagian selatan dengan Laut Timor; di bagian barat-daya dengan distrik Viqueque; dan di bagian barat-laut dengan distrik Baucau. Sebagai salah satu dari tiga belas (13) distrik Timor Lorosae yang sebentar lagi akan merdeka, distrik ini terdiri dari 1,702.33 kilo persegi atau hampir 1/8 dari daerah tanah di tanah air. Distrik ini juga mempunyai salah satu dari hanya dua pulau di tanah air. Pulau indah Jaco, yang terdiri dari daerah 8 kilo persegi terletak di ujung Timur, sub-distrik Tutuala. Kota Lospalos adalah pusat administrasi dan ekonomi dan terletak di pusat distrik, yang mudah dicapai. Massa tanah Timor adalah fragmen benua. Sebagian besar dari dasar pulau Timor terdiri dari batu gamping dan endapan sedimenter lainnya. Hal ini membedakan pulau Timor dari tetangganya ke utara dan barat di rangkaian pulau Sunda, yang dibentuk oleh letusan gunung api1. Topografi Timor Lorosae mempunyai rangkaian gunung Ramelau sebagai ciri utama, sebuah tulang punggung pusat besar yang mencapai tingginya 3000 meter, yang dibagikan oleh lembah yang dalam yang mudah dikenai banjir yang datang sekonyol-konyol. Ke arah utara, gunung hampir mencapai pantai tanpa daratan yang luas. Malahan, ke arah selatan, gunung turun jauh dari laut, dan ada daratan pesisir, yang lebih baik untuk pertanian. Distrik Lautem mempunyai ciri-ciri geologi dan geografi yang sama dengan ciri-ciri yang ada di sebagian besar Timor Lorosae. Bagian pusat distrik terdiri dari gunung dan bukit dari barat-daya ke timur-laut, dari pantai selatan ke pantai utara. Puncak yang paling tinggi distrik adalah Gunung Legumaw di sub-distrik Luro, dengan tingginya 1297 meter. Gunung dan bukit dikelilingi di pantai selatan oleh rawa, petak dan daratan yang berbukit-bukit; di bagian utara oleh petak-petak dan tanah daratan yang melandai dan berbukit-bukit; di bagian timur distrik ada dataran tinggi Fuiloro yang tanahnya menurun ke arah selatan, dari 700 meter sampai 500 meter. Lerengan dataran tinggi menurun sampai Danau Ira Lalaro, dengan luasnya sekitar 2200 hektar. Pada umumnya, 20-30% tanah di distrik Lautem adalah tanah pertanian, 35% tanah tinggi dan 35% pergunungan. Sebagian besar distrik mempunyai tanah lembah dan tanah subur yang ideal untuk penanaman. Pertanian tradisional dilakukan di distrik ini.

1 Laporan mengenai Kondisi Sosial dan Ekonomi di Timor Lorosae yang dipersiapkan di bawah Program Penyelesaian Percekcokan Internasional (Universitas Columbia, New York, AS dan FAFO Lembaga Ilmu Sosial yang Terapan, Oslo, Norway).

IKLIM

Selama bulan Mei sampai bulan Juli pada rata-rata ada hujan dua kali seminggu, dan selama bulan November sampai bulan Januari pada rata-rata ada hujan deras selama dua jam setiap hari. Selama bulan Agustus sampai bulan Oktober cuaca adalah panas dan kering dan tidak ada curah hujan. Suhu pada rata-rata adalah 23.6 selsius 31.8 selsius, dengan suhu yang paling tinggi 38 selsius. Sungai Ribeiraraumoco, Ralailaba dan Danau Ira Lalaro adalah sumber air utama selama musim kemarau. Sistem pertanian-lingkungan hidup di distrik Lautem dibagi dalam tiga daerah iklim: Utara- terdiri dari sub-distrik Lautem/Moro dan Tutuala, dengan curah hujan tahunan dari 500mm sampai 1000mm. Musim kemarau berlangsung sekitar 8 bulan. Selatan- terdiri dari sub-distrik Lospalos, Tutuala (Suco dari Mehara) dan Iliomar. Curah hujan tahunan adalah dari 1000mm sampai 1500mm per tahun, dan musim kemarau berlangsung selama 5 atau 6 bulan. Pusat- terdiri dari sub-distrik Luro dengan curah hujan tahunan dari 1500mm sampai 2000mm per tahun dan musim kemarau yang berlangsung selama 5 atau 6 bulan. Distrik ini dianggap sebagai daerah dengan paling banyak curah hujan di seluruh Timor Lorosae. Hujan deras sering mengakibatkan banjir yang datang sekonyong-konyong yang mempengaruhi rumah tangga dan prasarana yang penting sekali seperti jalan. Banjir yang paling terakhir terjadi pada bulan Juni 2001, dan masih diingat karena kerusakan besar yang disebabkannya pada rumah di Lospalos dan Daudere dan jalan penting yang menghubungkan Lospalos dengan Baucau, Iliomar dan Luro.
LATAR BELAKANG SEJARAH DAN POLITIK

Pengaruh Tradisional Distrik Lautem hampir seluruhnya dikelilingi dengan laut, termasuk Laut Ibu yang adalah laut utara Tasi -Feto dan laut selatan Tasi - Mane. Dua laut ini saling meliputi di Pulau Jaco, dan ini adalah salah satu alasan mengapa pulau ini dianggap sebagai pulau suci. Distrik Lautem mempunyai tiga suku utama dan masing-masing suku mempunyai bahasa sendiri, suku Fataluku (Sub-distrik Lospalos, Tutuala, dan Lautem) suku Makassai, (Luro, Lautem, dan Iliomar), dan suku Makalero (Iliomar). Juga ada kelompok daerah Saane di daerah Luro atas dengan bahasa yang dekat dengan bahasa Makalero. Asli tepat suku Fataluku dan suku Makassai dipikirkan campuran orang Melanesia dan orang Papua. Suku Fataluku dan suku Makassai adalah pejuang bangga dan petani, dan bukan penangkap ikan. Tarian budaya mereka masih memain kembali perbuatan berani pejuang. Suku ini adalah penganut animisme, dan kepercayaan animisme mereka masih adalah sebagian besar dari kehidupan sehari-hari penduduk distrik Lautem. Menawarkan darah binatang sebagai korban masih adalah kejadian biasa di desa-desa. Juga adalah hal biasa menemukan lulik (sebuah ukiran yang mewakili orang yang menangkal roh jahat) di beberapa desa. Di jalan ke Com dari Lospalos ada pemakaman lama tradisional yang dipikirkan berumur tiga ratus tahun. Pemakaman ini dibangun untuk orang Timor Lorosae yang dibunuh oleh orang Portugal.

Ukiran lulik di desa Luro (bulan Oktober 2001)

Di Tutuala ada goa dengan gambaran di batu yang menggambarkan pemandangan pemburuan kuno, lambang kuno seperti kura-kura dan perahu. Jenis perahu yang digambarkan menunjukkan latar belakang Austro-Easternesia (Asia Tenggara), yang adalah kelompok etnis lain daripada kelompok Melanesia atau Papua, yang bahasanya dipikirkan adalah dasar untuk bahasa daerah. Kita hanya dapat menduga apakah orang ini datang dengan perahu, atau apakah mereka hanya menggambar perahu yang lewat. Juga ada gambaran kuda. Masyarakat setempat percaya bahwa semua binatang berasal dari Timor, tetapi ahli perbakala menyatakan bahwa sebagian besar binatang seperti kuda dan babi dibawa ke sini oleh orang yang mula-mula datang. Goa utama adalah Lene Hara, tanggal tepat goa pada tahun 1967 tidak pernah diperhitungkan, tetapi diperkirakan bahwa goa ini mungkin lama sekali. Menurut orang setempat, goa ini berumur empat ribu tahun atau lebih. Data yang paling terakhir menunjukkan bahwa goa ini mungkin berumur enam ribu tahun. Tetapi gambaran goa diperkirakan berumur dua ribu tahun. Pengaruh Eropa Jangka Awal Bukti pertama orang Portugal di Lautem adalah sebuah kubu pertahanan kecil yang terletak sedikit di luar Lore 1 di sub-distrik Los Palos. Kubu pertahanan ini masih mempunyai lambang Portugis, dan diperkirakan dibangun pada abad 1600 atau abad 1700. Tujuan kubu pertahanan ini tidak jelas tetapi dapat diduga bahwa kubu ini menandai awal perdagangan di daerah ini. Orang Portugis mau mendapatkan kayu cendana putih dan pada abad 1700 ada banyak perdagangan antara Macao, Flores, Timor, yang memungkinkan orang Portugal untuk mempertahankan posisi mereka melawan orang Belanda di bagian ini daerah Hindia.

Di sub-distrik Lautem ada rumah Portugis dari abad 1700 atau abad 1800 (satu ahli sejarah memperkirakan abad 1800 dan satu memperkirakan abad 1700) yang sangat rumit yang dikelilingi oleh kebun dan air mancur yang dibuat manusia. Di tempat ini juga ada gedung yang kelihatan seperti gereja, tempat tinggal pembantu dan asrama. Tempat ini terletak secara indah di bukit yang melihat ke Laut Ibu dan mempunyai dinding di mana kita masih dapat membayangkan letaknya meriam pada waktu dulu. Semua jendela di rumah mempunyai bentuk lengkungan supaya pengunjung dapat berdiri di bagian akhir rumah dan melalui setiap jendela secara berurutan melihat laut. Pada abad 1800, perdagangan telah menurun dan tidak ada tanda yang dapat dilihat orang Portugal di Lautem sampai abad 1900 waktu Pulau Timor dibagikan secara resmi antara orang Belanda dan orang Portugis. Beberapa sub-distrik mempunyai gedung pemerintah Portugal yang kelihatan dibangun antara tahun 1900-1945. Pada awal abad 1900 ada pembagian Lautem antara beberapa Liurai yang berkuasa. Fatuluku mempunyai sistem kelas yang masih berada sekarang ini. Kelas tinggi adalah Raju or Raja, kelas menengah adalah Paca, dan kelas bawah adalah Akanu. Raja atau kelas tinggi adalah satusatunya kelas yang dapat memiliki tanah. Ada satu Liurai yang paling berkuasa dan dianggap sebagai pemimpin. Dia terletak di Moro dan beberapa orang percaya bahwa turunannya memiliki sebagian besar tanah di sini. Orang Portugis mendorong sistem feodal/kelas ini untuk memadangkan pelawanan dari suku setempat dan mengendali penduduk. Bukan kebetulan bahwa orang Portugal yang pertama datang tinggal di daerah Lautem / Moro. Beberapa pemimpin Timor Lorosae dikirim ke tempat seperti Mozambique pada waktu ini. Kekuasaan Portugis diganggu waktu orang Jepang menyerbu distrik Lautem pada tahun 1942. Di jalan dari Lautem ke Com dapat dilihat beberapa tembol pertahanan yang digunakan oleh orang Australia untuk menjaga penyerbuan. Perumahan Portugal lama di Lautem juga membawa beberapa sisa orang Jepang. Orang Jepang juga membangun penjara yang terletak di Trisula, yang nanti digunakan oleh orang Portugal. Banyak orang Timor Lorosae melawan penyerbuan Jepang dan meninggal. Tahun-tahun terakhir kekuasaan Eropa 1945-1975 Setelah Perang Dunia Kedua, orang Portugal mengembangkan sistem pemerintah yang lebih lengkap yang dapat dilihat dari keberadaan beberapa gedung umum di seluruh distrik. Lospalos dibangun sebagai ibu kota utama distrik pada tahun 1948. Kota ini diberikan nama LosPala, tetapi nama ini menjadi Lospalos atas alasan yang tidak diketahui. Pada tahun 1974 partai politik utama adalah UDT, FRETILIN, dan Apodete. Pemimpin UDT adalah Virissmo Dias Quintas, Liurai Lospalos dan Luis Monteiro. Pemimpin Apodete adalah Tome Christovao dan Claudio Vieria. Claudio Vieria adalah pegawai negri Portugal dari Lospalos yang ditugaskan di Suai tetapi meneruskan hubungan dengan Lospalos. Claudio Vieria menjadi Bupati pertama Lautem. Sebagian besar orang di sini pergi ke gunung setelah penyerbuan orang Indonesia, dan tidak diketahui apa yang terjadi pada Tome. Dia menghilang dan dipikirkan meninggal. Pemimpin FRETILIN, Alfonso Savio dan Benedito Savio kedua-duanya dibunuh oleh TNI. Pada tahun 1977 pihak Indonesia menawarkan rekonsiliasi pada anggota-anggota FRETILIN, tetapi ini adalah penipuan agar anggota akan kembali, dan setelah kembali mereka dibunuh. Susah mengetahui

partai apa yang lebih disukai, tetapi beberapa orang percaya bahwa sebagian besar orang mendukung UDT sampai setelah penyerbuan orang Indonesia waktu sebagian besar orang mengganti pendukungannya mendukung FRETILIN. Pendudukan Indonesia Orang Indonesia tiba di Timor Lorosae pada tanggal 7 Desember 1975, tetapi tidak mendirikan kehadiran tetap di distrik Lautem sampai tahun 1976. Kumpulan pertama militer Indonesia terjun dengan parasut ke Rasa, lalu menuju ke kota Lospalos. Berdasarkan ingatan orang, banyak orang disiksa maupun dibunuh selama waktu ini. Penduduk Lautem tidak yakin berapa banyak orang yang meninggal. Akan tetapi, dipercaya bahwa setiap keluarga hilang antara 2-4 anggota. Selama waktu ini, orang Indonesia melakukan kejahatan yang menghebohkan pada orang di distrik. Perkosaan, pembunuhan dan penyiksaan adalah hal biasa. Batalyon pertama orang Timor Lorosae, batalyon 745, dibentuk pada tahun 1976. Anggota asli batalyon 745 direkrut dari bagian lain Timor Lorosae karena kurang cenderung memihak penduduk setempat. Banyak orang dari distrik Lautem pergi ke Monte Bian di Baucau untuk melarikan diri dari penganiayaan oleh baik orang Indonesia maupun batalyon 745. Kondisi di gunung sangat susah, ada kekurangan makanan dan air dan banyak orang mati kelaparan. Orang Indonesia kadang membom daerah ini dari tahun 1977 sampai 1978, dengan pemboman yang paling sering terjadi pada bulan November 1978. Orang Indonesia membom sumber air, yang mempersusahkan keadaan hidup penduduk. Penduduk Lautem yang ada di gunung menyatakan bahwa sekitar 6-7 orang meninggal pada setiap penyerangan bom. Pada akhir tahun 1978, Xanana Gusmao menyuruh semua orang berangkat dari daerah itu, karena dia takut bahwa pada akhirnya semua orang akan meninggal. Bupati-bupati pada waktu ini sebagai berikut: Claudio Vieira 1976-1984 Lt. Colonel Henricos Hardjatno (Javanese) 1984- 1988 Jose Valente 1988-1995 Edmundo da Silva 1995- 1999 Perlawanan FALINTIL Pada awalnya, jumlah tertinggi orang FALINTIL ada di bagian tengah Timor Lorosae. Nanti mereka memindah gerakannya ke distrik Lautem. Xanana Gusmao menghabiskan banyak tahun di daerah ini menghindari ditangkap oleh orang Indonesia. Pada tahun-tahun awal FALINTIL ternyata melakukan kegiatan serangan, dan menyerang TNI secara terbuka. Tetapi sebenarnya, mereka biasanya melakukan kegiatan pembelaan. Sampai waktu Jajak Pendapat pada tahun 1999 pun, orang Indonesia masih membangun jalan dan jaringan komunikasi di distrik Lautem agar mereka dapat masuk lebih dekat pada daerah FALINTIL. Sebagian besar distrik Lautem dibakar sebagai tindakan balas dendam atas suara jajak pendapat yang menolak otonomi. Banyak rumah tradisional yang adalah ciri utama daerah ini hilang, serta banyak gedung yang mewakili prasarana Indonesia. CNRT Selama Jajak Pendapat, Victor da Costa menjadi pemimpin CNRT. Sebelum ini Virissmo Dias Quintas, Raja Lospalos adalah pemimpin tidak resmi. Banyak siswa kumpul di rumahnya untuk

membicarakan masalah politik. Pada tanggal 27 Agustus, 1999, dia dibunuh secara kejam; hal ini terjadi pada hari terakhir masa kampanye. Setelah peristiwa pada bulan September 1999, pada waktu UNAMET kembali, FALINTIL ditemukan sedang memerintah distrik, dengan Renin Selak sebagai Sekretaris FALINTIL untuk Lautem. Sebagian besar orang tidak kembali dari hutan pada minggu-minggu awal bulan Oktober 1999. FALINTIL pada minggu kedua Oktober menyuruh orang kembali ke desa mereka dan memulai mendirikan sebuah struktur pemerintah sementara bekerja sama dengan wakil NRT Victor da Costa dan UNAMET/UNTAET. Akan tetapi, Renin Selak menggantikan Victor pada bulan Oktober 1999 sebagai Sekretaris CNRT, dan FALINTIL mendapatkan kekuasaan atas distrik Lautem. Pada bulan Januari 2000, CNRT memperbaharui pengurusannya agar bersifat sipil. Pemilihan diadakan untuk Sekretaris dan Wakil-Sekretaris Distrik, dengan Albina Da Silva dan Joao Rui Amaral dipilih untuk masing-masing jabatan. Struktur CNRT didirikan pada tingkat sub-distrik, desa dan sub-desa. Juga, kepemimpinan OMT dan OJT ditentukan pada berbagai tingkat. Pada waktu Albino Da Silva diangkat di Dewan Nasional pada bulan Januari 2001, Joao Rui Amaral menjadi Sekretaris CNRT. Dia tetap di jabatan ini sampai bulan Juni 2001 waktu CNRT dinyatakan bubar agar pemilihan Majelis Konstituante dapat berjalan. Administrasi Transisi UN Pada bulan October-November 1999, staf internasional UNAMET mulai kembali ke distrik setelah prajurit INTERFET mengamankan sebagian besar daerah. Bagian kecil administrasi sipil didirikan sesuai Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1292 yang mendirikan Administrasi Transisi Perserikatan Bangsa-bangsa di Timor Lorosae (UNTAET). Setelah ini, berbagai jabatan diisi, mis. Administrator Distrik, Wakil Administrator Distrik, kepala sektor di bidang Pendidikan, Keuangan, Pertanian, Tanah dan Harta Benda, Kesehatan, Urusan Sipil/Politik, dll. Administrasi sipil lengkap, dengan sebagian besar stafnya staf internasional, didukung oleh staf nasional diselesaikan, dengan DFO sub-distrik tiba dan ditugaskan mulai pada pertengahan tahun 2000. Penyediaan beberapa pelayanan pemerintah mulai berfungsi secara biasa pada waktu ini. Pasukan Pemeliharaan Perdamaian, yang menggantikan INTERFET, tiba pada bulan November 1999. Batalyon Republik Korea (ROKBATT) ditugaskan di distrik Lautem. Jumlah total 4 rombongan ROKBATT bekerja di Lautem, sebelum tugasnya dipindahkan ke distrik Oecusse. Polisi Sipil Internasional juga tiba dari banyak negara yang berbeda untuk mendirikan struktur polisi sipil. Pada awalnya, CIVPOL ditugaskan di markas besar distrik, tetapi sedikit demi sedikit dipindahkan ke kantor polisi sub-distrik. Pada awal tahun 2001, proses Timorisasi sektor dan departemen mulai. Kelapa sektor dan staf orang Timor Lorosae direkrut untuk bekerja sama secara dekat dengan staf internasional yang berangsurangsur mengambil peran sebagai penasehat teman seimbangan. Sekarang staf di sebagian besar sektor adalah pegawai negri Timor Lorosae (mis. pendidikan, kesehatan, prasarana, pertanian, keuangan, tanah dan harta benda, dll.) dan kehadiran internasional akan sangat dikurangi pada akhir mandat UNTAET pada bulan Mei 2002.

Pada bulan Juni 2001, segi yang paling penting dari proses Timorisasi kepegawaian negri terjadi dengan pengangkatan DA, DDA dan koordinator sub-distrik Timor. Bapak Olavio Da Costa sekarang berjabatan sebagai DA dan Ibu Arlinda Mendes sebagai DDA. Pemilihan Majelis Konstituante Pemilihan Majelis Konstituante berjalan secara lancar di distrik, dengan sekitar 93% jumlah total pemilih yang terdaftar memberikan suara. Partai FRETILIN adalah partai yang terkemuka pada pemberian suara dan mendapatkan mayoritas suara. PD dan PSD juga berhasil, dengan masingmasing mendapatkan jumlah suara paling tinggi kedua dan ketiga di distrik. Untuk kursi distrik, Armindo Da Conceicao Silva dari partai FRETILIN menang dalam pemilihan dengan beda suara yang besar dibanding enam partai dan empat calon independen lain.

S T R U K T U R DA N P E M E R I N T A H A N
PEMERINTAHAN UMUM
PEMERINTAHAN UMUM Pusat administrasi di Lautem terletak di kota utama Lospalos di sub-distrik Lospalos. Semua sektor administrasi mempunyai kantor di sini, serta markas besar Polisi dan Militer. Setiap sub-distrik mempunyai seorang koordinator yang mewakili administrasi pada tingkat sub-distrik. Lautem dibagikan dalam lima sub-distrik: 1. Tutuala 2. Lautem 3. Iliomar 4. Lospalos 5. Luro 289.07km2 380.17 km2 292.30 km2 592.50 km2 148.28 km2

Setiap sub-distrik dibagikan dalam desa, yang disebutkan suco, yang dikelolai oleh pemimpin yang terpilih (Chefe de Suco atau Kepala Desa). Setiap Suco terdiri dari sub-desa, yang disebutkan Aldeia atau Kampung, yang juga dikelolai oleh pemimpin terpilih (Chefe de Aldeia atau Kepala Kampung). Sub-distrik akan dipelajari secara lebih terperinci dalam bagian lanjut dokumen ini.

Kantor Pusat ETPA, Lospalos, Lautem (bulan April 2002)

ETPA ADMINISTRATION STRUCTURE Olavio da Costa Montereiro Almeida District Administrator Departments Arlinda Mendes Deputy District Administrator Sabino Dias Quintas Civil Reistery Ilario Rui Manuel Finance Romualdo Bosco Health Infrastructure Administrative Support Staff District Development Officer

Valerio Ximenes Agriculture Horacio da Costa Education Abilio da Costa Dias Land and Property Jose Vilanova Pires Water and Sanitation

Planning and Coordination Officer

Security

Liaison and Training Officer

Sub District Coordinators

Mario Fernandes Cabral Iliomar Sub District Sergio Jose Cristavao Muro Sub District Lino Ferreira Lospalos SubDistrict

Zeferino dos Santos Luro Sub District Feliciano Gonzaga Tutuala Sub District

PERTANIAN

Potensi Pertanian di distrik Lautem Kemilikan dan Pembagian Tanah Sebagian besar kemilikan tanah bersifat tradisional (milik pribadi atau milik bersama) atau milik pemerintah. Selama pendudukan Indonesia, orang berpindah dari tempat lain di Timor Lorosae ke Lautem. Hal ini mengakibatkan perselisihan mengenai tanah yang belum diselesaikan. Sebagian besar tanah milik tradisional digunakan untuk pertanian nafkah hidup. Tanah milik pemerintah biasanya digunakan untuk kebun seperti kelapa dan kayu jati.

Tanah Tanah distrik Lautem terdiri dari sedimen, CaC03 dan lempung. Tanah dijeniskan sebagai berikut:: Litho sol 8% dengan lapisan 45 cm dalamnya. Tanah alluvial terdiri dari pasir 30%, debu 35 %, 35 % rego sol ringan dan lembut dan tanah hutan coklat. Badan / Panitia CARE International dan CEP (Community Empowerment Program) adalah dua NGO yang bekerja di bidang pertanian di distrik Lautem. Proyek utama mereka termasuk persiapan semaian dan inisiatif usaha pertanian. Friends of Lospalos, (Kawan Lospalos) sebuah kelompok dari Australia juga bekerja untuk membantu departemen pertanian dengan bantuan teknis dan inisiatif usaha (melihat di bawah). Berbagai panitia juga berjalan di seluruh distrik termasuk Dewan Penasehat Distrik, Panitia Pertanian Distrik dan berbagai dewan sub-distrik dan desa. Panitia Pertanian Distrik, yang diketuai oleh Petugas Urusan Pertanian Distrik (DAAO) berapat satu kali sebulan untuk menasehati distrik mengenai masalah-masalah pertanian.

Satu pasak kemudi yang diberikan kepada subdistrik Lautem (bulan Maret 2002)

Penghasilan Hasil Bumi Sistem pertanian utama di distrik adalah pertanian nafkah hidup memakai alat kebun/tangan kecil, serta praktek pertanian budaya seperti potong-dan-bakar di bagian kecil tanah. Ukuran tanah pertanian pada rata-rata sekitar 1-2 hektar per keluarga. Pertanian tergantung pada baik pengairan maupun curah hujan. Kegiatan pertanian utama adalah penanaman hasil bumi makanan. Hasil bumi makanan pokok adalah jagung, diikuti dengan padi. Jagung Jagung adalah hasil bumi utama yang ditumbuh di distrik. Di daerah tinggi jagung ditumbuh dengan menggunakan metode potong-dan-bakar, di daerah rendah (daerah datar) jagung ditumbuh dengan menggunakan traktor dan alat tangan seperti perejang/linggis kecil untuk

10

bercocok tanam. Hasil pertama jagung ditumbuh dengan curah hujan pertama bulan November/Desember setiap tahun. Hasil kedua ditumbuh pada bulan Mei dan tidak menggunakan sebanyak perburuhan hasil pertama. Padi Padi adalah hasil bumi makanan yang paling penting kedua di daerah ini. Penghasilan padi pada rata-rata adalah 2-3 ton per hektar. Bagian tanah yang digunakan untuk sawah ditunjukkan di bawah.

Letakan Rencana Pengairan Lospalos Iliomar Luro Moro Tutuala Jumlah Total

Jumlah Total Desa 2 5 4 6 1 18

Daerah Potensi (Hektar) 472 1502 806 2538 900 6218

Daerah yang Jadi Digunakan (Hektar) 250 731 328 1819 250 3378

Daerah yang Telah Dibuka (Hektar) 222 771 478 719 650 2840

Sumber: Petugas Pengairan - 2002. Daerah total sawah diperluaskan secara terus-menerus karena masyarakat dapat saja menggunakan tanah pertanian yang belum ditanam di seluruh distrik. Di daerah yang lebih tinggi, sawah disiram dengan hujan saja, daerah rendah dapat menggunakan teknik pengairan selama musim hujan (hanya beberapa hektar dapat disiram selama seluruh tahun). Jenis padi yang berbeda seperti Membrano, IR-8, IR-38, dan Dodokan ditumbuh, tetapi IR-64 adalah jenis yang paling disukai orang. Metode penanaman adalah memindah semaian dari kebun bibi, dengan beberapa daerah yang lebih tinggi menggunakan penaburan. Ada dua musim penanaman setelah musim hujan panjang. Penanaman pertama mulai pada bulan Desember sampai bulan Februari, pemungutan panen 3-4 bulan setelah penanaman tergantung jenis padi, dan panen kedua ditanam antara bulan Juni dan bulan Agustus. Nitrogen, kalium dan kalsium pernah digunakan pada sekitar 15% tanah pertanian. Gula Selama pendudukan Indonesia sekitar 100 hektar tebu ditanam di distrik oleh Pemerintah Indonesia. Kebun ini berhasil tetapi belum ada penanaman lanjut tebu. Akar dan Akar Umbi Singkong, ubi kayu, ubi rambat coklat, talas dan ubi rambat ditumbuh untuk pemakaian dalam rumah tangga di semua sub-distrik. Orang menanam hasil bumi ini pada tingkat kecil di kebun pribadi dan penghasilan kelebihan dijual di pasar. Akar dan akar umbi ditanam pada awal musim hujan pertama dan dicampur dengan hasil utama. Musim penanaman kedua ada pada bulan April/Mei.

11

Hortikultur (Buah-buahan, Sayur-sayuran dan Bunga) Tidak ada kebun buah atau penghasilan buah komersial di distrik, dan pohon buah biasanya dilihat di sekitar rumah-rumah. Buah ini termasuk mangga, jeruk, jeruk nipis, jeruk kepruk, pomelo, alpokat, semangka, nanas, srikaya (annona squmosa), nangka, buah keluwih, papaya, pisang dan jambu. Semua buah-buahan ini pernah dilihat di pasar, tetapi sampai sekarang belum ada penilaian tepat mengenai jumlah nyata yang dihasilkan. Mutu buah di pasar sangat tinggi dan jelas ada potensi penjualan yang sangat tinggi jika dapat dikembangkan. Sayur-sayuran Sama halnya dengan buah-buahan, sayur-sayuran ditanam untuk pemakaian dalam rumah tangga, dan penghasilan kelebihan dijual di pasar setempat. Bayam, kentang, tomat, rades, selada, terung, kol, bawang, kacang panjang, bawang putih, kundur, cabai besar semuanya ditanam di daerah setempat, tetapi tidak diketahui berapa banyak hasil bumi dibawa dari distrik lain untuk dijual di pasar. Kentang diangkat dari Baucau dan Aileu/Maubisse untuk dijual di Lautem, karena distrik tidak menghasilkan cukup untuk memenuhi kebutuhan. Hasil bumi setempat dijual di pasar Lospalos. (bulan Desember 2001)

Bunga Tidak ada penanaman komersial bunga di distrik Lautem, karena potensi penjualan nasional masih rendah. Tetapi ada kebutuhan dan orang menanam beberapa bunga di kebun mereka untuk digunakan waktu pemakaman, pernikahan dan pesta agama lainnya. Oleh karena mutu tingginya, mungkin ada potensi penjualan bunga pada masa depan.

12

Kebun/Hasil Bumi untuk Perdagangan/Perhutanan Distrik Lautem adalah salah satu daerah yang dihutan secara paling belantara di Timor Lorosae, dan banyak daerah hutan ini telah didaftarkan sebagai Daerah Perlindungan Alam. Hutan Tutuala dan Pulau Jaco kedua-duanya didaftarkan sebagai Daerah Perlindungan Alam serta hutan Veru, Mehara dan Paicau. Daerah hutan penting lain termasuk hutan Muapitine, Lore, Coleu dan Oalahu di sub-distrik Lospalos, hutan Naunili dan Irabere di sub-distrik Iliomar dan Nari, hutan Caikeri, Seler dan Laleno di sub distrik Lautem. Hutan juga adalah sumber daya yang digunakan oleh sebagian besar penduduk dan kesinambungan sumber daya alam hutan hanya sekarang mulai dipelajari. Sumber daya yang diambil dari hutan termasuk: kayu, rotan, kayu untuk api, binatang liar, yaitu rusa, musang, kuskus, ular (kobra), babi liar, ayam, mallard (sejenis bebek liar), sapi Bali liar, kerbau, monyet, buaya, tawon (madu). Di bawah ada tabel jenis-jenis kayu di distrik.

Nomor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.

Jenis Tanaman Pohon Kelapa Pohon Kemiri Pohon Pinang Pohon Kopi Pohon Cengkeh Pohon Jambu Mete Pohon Coklat Tanaman Vanili Kapuk Lontar Elaes guinnensis Jacq Gnetum gnemon ( Melinjo) Nicotiana Tabacum (Tembakau) Sugar Cane (Tebu) Canarium amboinense (Kenari) Santalum Album Lin (Cendana) Phiterocarphus indica ( Mataria) Eusodoroxylum Zwageri (Fara) Streculaseae foetida .L Tamarincus Indica (Asam) Antocephallus Cadamba (Sawele) Copreshus Latifoli (Seria) Vitex Pubecens (Pahar) CasuarinaEquisetifolia (Cemara) Havea Brasiliencis Calamus (rotan) Ricinus Comunis (Jarak) Bambusa sp (Bambu) Tectona glandis (Jati) Mahoni swetenia Macropila (Mahoni)

Daerah Kebun (Hektar) 3,983.15 441.72 579.00 23.00 0.10 0.10 0.10 159.00 100.00 2.00 5.00 10.00 -

13

31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43.

Ageve sisalana (Sisal) Samanean Saman (Trembesi) Slisera Oliosa (Kaicava) Albizia Falcataria (Madre Cacau) Calophilum inophilum (Camplong) Casia seamea (Johar) Leucaena Glauca (Lamtorogum) Acacia Arabica (Lakati) Acacia Cateju (Rusanuku) Acacia biduren (Kapulai) Acacia fistula(Laiketewele) Alestonia skulares (Vaiahara)

Ada paling banyak kebun pohon kelapa dan kemiri di distrik Lautem. Sayangnya, karena pohon ini terlalu banyak ditanam, banyak kebun yang ditinggalkan dapat dilihat di seluruh distrik. Harapan komersial untuk kebun ini tidak pernah dicapai dan hanya sedikit saja orang yang menggunakan kelapa untuk membuat minyak buat pemakaian dalam rumah tangga. Apakah kebun ini dapat digunakan untuk proyek komersial lain belum diteliti. Sebagai disebut di atas, distrik Lautem adalah salah satu distrik pertama untuk mempunyai daerah yang digolongkan sebagai Daerah Perlindungan Alam, dan Departemen Pertanian sedang memulai kegiatan yang menyangkut masalah perhutanan dalam masyarakat. Departemen Pertanian ingin memberdayakan masyarakat supaya dapat menggunakan sumber daya alam sebagai sumber nafkah hidup lain. Departemen telah memulai pelatihan mengenai bagaimana menggunakan Kebun Pribadi untuk menanam pohon buah dan hasil bumi perdagangan. Juga bekerja dengan pemerintah ada Kawan Lospalos, sebuah kelompok dari Mornington Peninsula di Victoria, Australia. Kawan Lospalos sedang menyediakan bantuan pada Departemen Pertanian agar menciptakan kebun bibi untuk menumbuh kayu untuk api, kayu pembangunan dan pohon buah. Pohon ini akan dipindahkan ke kebun sebagai makanan alternatif dan sumber yang dapat digunakan untuk prasarana. Bantuan ini masih pada tahap awal menentukan tanah yang dapat dipakai dan mempersiapkan tempat. Pengairan Ada banyak sistem pengairan di distrik. Hampir semuanya rusak atau tidak dapat dipakai dan yang lain membutuhkan perbaikan agar dapat digunakan secara efektif. Untuk tahun keuangan 2001/2002, Departemen Pertanian menulis usulan pada Bank Dunia untuk mendapatkan pendanaan bagi beberapa proyek pengairan. Proyek ini termasuk: pengairan Papapa (402 hektar), pengairan Daudere (17 hektar), pengairan Ililai (500 Hektar), pengairan Afunbere (75 Hektar), pengairan Iradarate (60 Hektar), jalan masuk Mahina I (2 Kilo), jalan masuk Lospalos (1.5 Kilo). Semua usulan ini diterima, dan hampir semuanya diselesaikan pada bulan Januari 2002, hanya beberapa usulan seperti pengairan Ililai Baisikar, pengairan Kurukasa dan pengairan Afabubu yang sedang berjalan. Unit Ternak Padang rumput dapat menjadi bagian yang penting untuk pengembangan kembali pertanian di distrik Lautem yang mempunyai lebih dari 20,000 hektar tanah penggembalaan. Distrik ini mempunyai potensi untuk kegiatan peternakan komersial. Jumlah ternak di distrik sangat turun karena krisis tahun 1999 dan kematian akibat penyakit seperti Haemorrhagic Septicemia,

14

Penyakit Kolera Babi dan Penyakit New Castle. Pada tahun 2001, agar dapat mengurangi kematian ternak ini, Departemen Pertanian melaksanakan kampanye vaksinasi agar menghapuskan Haemorrhagic Septicemia dan mencacar sebanyak 10,105 kerbau dan 5,777 sapi Bali. Sebuah kampanye vaksinasi terhadap Penyakit Kolera Babi juga dilaksanakan pada bulan Agustus 2001, dan 17,194 babi dicacar. Vaksinasi terhadap Penyakit New Castle sedang berlangsung. Jangka kedua vaksinasi untuk sapi Bali dan kerbau berjalan sejak tanggal 29 November 2001 dan akan berlangsung sampai tanggal 15 Februari 2002. 17,105 sapi Bali dan kerbau (6,364 sapi Bali dan 10,741 kerbau) telah dicacar. Unit Perikanan Daerah perikanan utama di distrik Lautem adalah Moro (Laivai, Com), Tutuala, Lore dan Iliomar. Sekarang ada kekurangan kegiatan di sub-sektor ini karena penangkap ikan kehilangan alat mereka atau tidak mempunyai sama sekali. Timor Aid telah membagikan alat perikanan yang diberikan oleh Ausaid, tetapi banyak alat tersebut sangat lama, dan hanya beberapa orang yang menerima barang dan demikian dapat untung. Usaha perikanan di Lautem dapat sangat berhasil karena daerah pantai dari Laivai ke Iradarate (178,92 kilo) dapat menyediakan banyak ikan pada distrik Lautem. Sebuah tim dari Dili sedang menilai kebutuhan dan keperluan masyarakat penangkap ikan. Beberapa alat diberikan oleh Republik Rakyat Cina pada bulan September 2001 dan dibagikan pada penangkap ikan di sub-distrik Moro dan sub-distrik Tutuala. Keberhasilan pemberian ini belum diteliti. Satu inisiatif pertanian lain yang dapat berhasil secara komersial di distrik adalah kolam ikan air tawar. Ini juga dapat menambah pada sumber daya makanan masyarakat. Sebuah kolam ikan air tawar dapat ditemukan di Caivaca, Parlamento. Kolam ikan dapat dibangun di beberapa tempat seperti Kakaira, Pitileti, Iparira, Serenira, Nasa, Ira-ara, Papapa, Muapusu, Rasa ,Serelau, Chami, dan Cotamutu karena semua tempat ini adalah sumber air alami. Lingkungan Hidup Tidak ada informasi tersedia mengenai program perlindungan lingkungan hidup pada waktu dulu, tetapi ada banyak masalah yang menyangkut hal-hal linkungan hidup di distrik. Misalnya, keanekaragaman hayati di laut, selama pendudukan Indonesia, penangkap ikan menggunakan bom di laut untuk membunuh ikan. Hal ini menghancurkan banyak gosong karang, yang adalah daerah perikanan dan kebun bibi yang sangat penting sekali, menyediakan perlindungan pada garis pantai bahkan pasir untuk pantai. Keanekaragaman hayati di tanah. Penanaman yang berpindah-pindah, dengan pembakaran tanah hutan dan hutan untuk merangsang pertumbuhan padang rumput baru pada musim kemarau adalah masalah berat yang membutuhkan perhatian dan kesadaran secara mendesak karena dilakukan secara luas di beberapa daerah. Sampah dan limbah dari rumah tangga adalah masalah utama lain yang dilihat di daerah ini. Sampah ditinggalkan mengalir di belakang rumah, ke sungai dan mencemarkan sumber air. Bahan pengatapan asbes yang digunakan pada waktu pendudukan Indonesia dapat dilihat di seluruh distrik. Satu contoh ada di desa Muapitine (Program Transmigrasi).

15

Pemburuan Selama pendudukan Indonesia tidak ada peraturan mengenai pemburuan, dan jumlah binatang liar sangat menurun, yaitu rusa, ayam liar, babi/babi hutan, kobra/ular besar, musang, kuskus, kucing, monyet, bebek liar, bustard (sejenis kalkun) dll. Burung Cacuak /Folokua, yang adalah burung nasional Timor Lorosae telah terancam, jumlahnya sangat kurang dengan pemakaian senapan angin yang meningkat. Kura-kura Laut juga menjadi jenis binatang yang terancam karena daging dan rumahnya sangat disukai. Agar mencoba memberantas ancaman pada jenis binatang yang terancam ini, UNTAET mempunyai peraturan tertulis 2001/19, yang melarang pembunuhan atau penangkapan binatang tertentu, menghancurkan karang, dll. Sayangnya, peraturan ini tidak dilaksanakan secara cukup kuat, dan banyak binatang masih dibunuh. Pembatas Sumber Daya Ada banyak masalah dihadapi Departemen Pertanian. Kekurangan mesin dan persediaan pertanian, pasar dan transportasi yang kurang bagus, biji bermutu rendah, kekurangan jenis biji yang diperbaiki, alat-alat penangkapan ikan yang lama dan sedikit, pelayanan penyeluhan yang kurang, sumber daya manusia terbatas dan kekurangan modal. Apa yang telah dilakukan I. 3500 petani didaftarkan di distrik sebagai anggota Pusat Pelayanan Pertanian Percobaan (PASC) yang didanai oleh Bank Dunia, tetapi sampai sekarang belum jadi. II. Vaksinasi babi (Penyakit Kolera Babi) dan ayam (Penyakit New Castle). III. Perekrutan Pegawai Negri Timor telah dilakukan dengan satu petugas untuk setiap bidang yang berikut; Urusan Pertanian, Pengairan, Perhutanan, Peternakan, Penghasilan Hasil Bumi dan juga Perikanan. IV. Pertanian telah menerima 40 ton pupuk (Urea), yang dibagikan pada setiap sub-distrik dengan jumlah yang sama sekitar 8 ton. Sekitar 400 petani mendapatkan keuntungan dari pembagian kimia pertanian ini. V. Bidang pertanian mempunyai dua traktor ukuran sedang lama (yang dimilik pengusaha Indonesia), dua traktor besar baru yang diberikan oleh orang Cina dan dua belas traktor tangan yang juga diberikan orang Cina. VI. Pembagian ayam pada masyarakat desa di sub-distrik Lospalos melalui gereja dan urusan pertanian. VII. Unit pengairan telah melaksanakan enam proyek masyarakat yang menyangkut pengairan dan akses jalan. Kesimpulan dan Usulan Keadaan pada umumnya di distrik ini adalah lumayan baik, dan kemajuan sangat mungkin karena iklim, tanah dan tumbuh-tumbuhan semuanya bagus untuk kegiatan pertanian. Kegiatan yang telah dilakukan seperti mengganti ternak yang hilang dan penyediaan contoh alat-alat kebun adalah perbaikan besar pada keadaan yang selain kegiatan ini mungkin bisa menjadi malapetaka, dan penyediaan biji yang diperbaiki pada masyarakat.
WAKTU KITA PINDAH DARI TAHAP PERINGANAN, TINDAKAN TERTENTU PERLU DILAKUKAN UNTUK MEMPERBAIKI POTENSI PERTANIAN DISTRIK LAUTEM

1. Meningkatkan penghasilan makanan untuk kesinambungan dan keamanan makanan. Waktu keamanan makanan telah dicapai, petani dapat menggunakan sebagian tanah dan waktu mereka untuk kegiatan pertanian lain. Sejumlah pupuk Urea telah diberikan dan selanjutnya kita perlu: a) Memperbaiki rencana pengairan yang rusak

16

b) Memperkenalkan dan mendorong sistem pertanian yang modern dan lebih baik untuk memakai tanah yang tersedia sebaik mungkin serta mengurangi waktu dan perburuhan manusia. c) Memperkenalkan dan mendorong pertanian tingkat-besar adalah satu segi yang akan mendorong petani menggunakan metode pertanian yang lebih baik, menggunakan sumber daya dengan efektif dan mengakibatkan pembentukan koperasi untuk merundingkan harga pasar yang bagus, membantu petani menjual hasil mereka dan menyediakan mereka dengan pelayanan yang sangat dibutuhkan. d) Memperkenalkan metode penyimpanan air seperti bendungan lembah. Misalnya, distrik ini menerima banyak curah hujan, yang jika disimpan secara efektif dapat digunakan sebagai sumber air untuk pengairan dan pemakaian lain selama musim kemarau, mengurangi ketergantungan pada sungai yang tidak dapat diandalkan yang kadang merubah jalannya. 2. Perkenalan hasil perdagangan dan perbaikan kebun. Hasil perdagangan seperti kopi, coklat, jambu mete, buah pinang, dll. harus ditumbuh kembali di tempat di mana hasil itu ditumbuh pada waktu dulu, dan diperkenalkan di daerah lain. Perbaikan kebun kelapa dan kopi yang berada harus dipertimbangkan. Perbanyakan dan perkenalan kopi klon yang menghasilkan banyak dan menjadi masak lebih awal dapat menjadi alternatif yang bagus. Tindakan ini akan meningkatkan pendapatan keluarga dan menyumbang pada bendahara nasional. 3. Usaha perikanan. Perkembangan usaha perikanan dengan penyediaan dukungan teknis dan alat-alat perikanan akan lebih mendorong perdagangan, tingkat gizi dan pendapatan orang dan negara. 4. Pasar. Hampir sama sekali tidak ada pasar untuk hasil seperti kelapa, kopra, buah pinang, buah kemiri dan cabeh besar yang dulu dijual di pasar Dili. Hal ini membutuhkan perhatian secara mendesak karena semua hasil ini tersedia. Perusahaan asing swasta dapat didorong masuk dan membeli hasil ini. Pasar setempat pun kecil sekali, atau tidak ada sama sekali karena kekurangan uang penduduk untuk membeli barang. 5. Perkembangan usaha kopra. Hal ini akan membantu dengan menyediakan pendapatan pada petani, karena hasil ini tersedia. Hanya pasar saja yang tidak tersedia. Bantuan teknis, mis. melalui pusat pelayanan pertanian percobaan dan pusat sumber daya keahlian teknis akan membantu merubah keadaan ini menjadi lebih baik.

KESEHATAN

Sebelum krisis pada bulan September 1999, distrik Lautem mempunyai jumlah total tiga fasilitas perawatan kesehatan: tiga Puskesmas dengan tempat tidur pasien-inap (Lospalos 50 tempat tidur, Lautem dan Iliomar), tiga Puskesmas dengan fasilitas rawat-jalan (Luro, Parlamento dan Tutaula) dan dua puluh tujuh klinik kesehatan. Semua fasilitas ini dihancurkan pada krisis, dan dua perawat meninggal dunia di sub-distrik Lautem. Selama tahap darurat setelah 1999 dan di bawah administrasi UNTAET, pelayanan kesehatan diberikan oleh Mdicos do Mundo-Portugal (MDMP) dan ROKBatt. Pasukan Pemeliharaan Kedamaian. Suster Canossian, AFMET dan Gereja Emmanual juga menjalankan klinik yang masih

17

berjalan sekarang ini. Mandat MDMP adalah untuk memperbaiki sistem kesehatan di distrik, melatih petugas kesehatan dan mengajukan Rencana Kesehatan Distrik (dengan WHO dan UNICEF) yang akan berjalan di bawah Departemen Pelayanan Kesehatan Timor. Rencana Kesehatan Distrik ini berjalan sekarang. MDMP berangkat dari distrik pada akhir tahun 2001 dan Departemen Pelayanan Kesehatan sekarang mengelolainya dengan bantuan dari klinik yang disebut di atas. Rencana Kesehatan Distrik akan ditinjau, tetapi pada waktu ini, strukturnya sebagai berikut: Pekerjaan Puskesmas Pusat Kesehatan tanpa tempat tidur Lospalos * pasien-inap Lautem Mehara Iliomar Luro 14 4 2 4 3 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 9 35 6 4 6 5 Pos Kesehatan Lore 1 1 2 Tutuala 1 1 2 Baduro 1 1

Perawat Bidan Penolong Perawat Juru Teknik Laboratori Farmasi Lain Jumlah Total

* Puskesmas dengan fasilitas pasien-inap. Setiap Puskesmas juga mempunyai klinik keliling yang jalan ke tempat yang paling susah dimasuk. Pembangunan kembali pusat kesehatan utama di sub-distrik telah mulai di Lautem, Luro dan Iliomar. Tahap yang berikut terjadi di sub-distrik Tutuala di mana pusat kesehatan terletak di Mehara. Gedung administrasi telah diselesaikan dan sekarang digunakan. Sektor kesehatan mempunyai dua kendaraan administrasi, satu ambulans dan sepuluh sepeda motor. Sayangnya, sepeda motor tidak digunakan sebaik mungkin karena kekurangan program pelatihan pengemuda. Masalah jalan masuk adalah masalah utama di distrik; jalan yang kurang berarti susah masuk jalan terpencil, dan selama musim hujan sub-distrik seperti Luro, Lautem dan Iliomar susah dicapai, demikian daerah ini yang menjadi prioritas.

PENDIDIKAN

Pembangunan di dalam sektor pendidikan selama jangka darurat dan tahap pertama dan kedua administrasi transisi telah mencapai hasil tinggi. Pada saat ini, ada jumlah total 56 SD, 7 SMP, 1 SMA dan 1 sekolah kejuruan pertanian di Distrik Lautem. Sekolah ini melayani 11,445 siswa SD, 2535 siswa SMP dan 1143 siswa SMA. Sampai sekarang ada 340 guru dan 7 petugas administrasi yang dipekerjakan di departemen pendidikan ETPA.

18

Walaupun hasil di sektor ini memberikan harapan (SD sekarang berada di hampir semua desa), masih ada masalah yang perlu ditangani, seperti: Kondisi jelek fasilitas kesehatan dan kekurangan peralatan, perabotan dan sumber daya lain Hanya ada satu SMA di distrik, terletak di kota Lospalos, yang berarti susah untuk orang di sub-distrik hadir. Sekolah ini hanya dapat menerima 180 siswa di 6 kelas, sedangkan sekitar 612 siswa yang membutuhkan pendidikan SMA setiap tahun. Hal ini perlu diselesaikan pada tahun keuangan 2002-2003 Kekurangan guru yang berkwalifikasi, yang mempengaruhi mutu proses belajar dan mengajar. Agar dapat menyediakan pendidikan bermutu tinggi untuk siswa di Lautem, yang sesuai standar nasional, rencana di bawah diusulkan. Mendorong dan meningkat pelajaran keagamaan, kegiatan untuk mengembangkan ketrampilan otak dan mendorong patriotisme. Menurut kondisi dan kebutuhan, memperbaiki gedung sekolah; merekrut lebih banyak guru profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan menyediakan lebih banyak kesempatan pendidikan SMA termasuk lebih banyak fasilitas di sub-distrik; memperbaiki sifat guru untuk mengembangkan proses belajar dan mengajar. Menurut hasil loka karya konsultasi, kebutuhan pembangunan di sektor pendidikan ditentukan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. Memperbaiki gedung sekolah Membangun sekolah baru Lebih banyak guru dan fasilitas sekolah tambahan Membangun atau memperbaiki jumlah total 3 SMA di Lospalos dan Moro/ Lautem Memperbaiki sifat guru melalui berbagai program pelatihan

TANAH DAN HARTA BENDA

Dari masa administrasi transisi, banyak usaha telah dilakukan untuk meningkatkan standar hidup dan kesejahteraan masyarakat. Sebagai akibat, lebih banyak gedung yang diperbaiki, baik swasta maupun umum tersedia untuk disewa. Sebagian besar gedung umum Indonesia dan Portugis sekarang adalah kepemilikan umum dan akan digunakan untuk tujuan pemerintahan umum. Walaupun kegiatan pembangunan telah mencapai hasil yang bagus, masih ada masalah yang perlu dipecah: Banyak masyarakat terpencil dan dalam keadaan sosial dan ekonomi yang jelek.

19

Banyak pengungsi yang kembali dari Indonesia harus menggunakan gedung/kepemilikan umum untuk tinggal dan bekerja. Hal ini menciptakan masalah yang besar untuk proses pembangunan. Kekurangan kesadaran/pemahaman masyarakat mengenai pemakaian tahan dan harta benda umum. Pemerintah perlu memperhatikan orang miskin dan menyediakan perumahan untuk mereka. Lebih banyak staf dibutuhkan di Kantor Tanah dan Harta Benda agar dapat mencapai seluruh distrik. Mendirikan poligon, poligon ini sangat penting untuk mengukur tanah. ???? Tolong jelaskan Perbaikan Kantor Tanah dan Harta Benda Memperbaiki pengelolaan di departemen tanah dan harta benda akan membantu dalam mendorong pemakaian tanah yang layak dan adil, dan meningkatkan kepercayaan masyarakat pada pemerintah. Tanah dan Harta Benda akan mencoba mencapai tujuan ini dengan mengikuti tindakan sebagai berikut: melalui pelatihan, loka karya dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan tanah dan harta benda; memperbaiki mantan kantor Tanah dan Harta Benda; meningkat jumlah dan mutu staf; mendirikan poligon.

PRASARANA

Jalan Banyak usaha yang telah dilakukan untuk memperbaiki jalan yang menghubung daerah-daerah di distrik Lautem. Akan tetapi kemajuan pelan sekali dan banyak masyarakat masih terpencil karena kondisi jalan. Semua sub-distrik dapat dicapai dengan kendaraan selama sebagian besar tahun, tetapi banyak bagian jalan hanya kadang-kadang dapat dilewati sebab jembatan yang rusak, tanah longsor dan bagian lumpur, yang sangat susah dilewati pada musim hujan. Jalan di distrik Lautem dibagi dalam tiga golongan: aspal, krikil dan tanah. Kondisi jalan dibagikan dalam golongan baik, lumayan, rusak dan hancur. Keadaan jalan dari tahun 1998 2000 sebagai berikut: Penggolongan jalan: Aspal Kerikil Tanah Kondisi jalan: Baik Lumayan Rusak 145.65 Kilo 96.60 Kilo 207.00 Kilo 261.50 Kilo 51.75 Kilo 68.00 Kilo

20

Hancur Kelas jalan: Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IIIA

68.00 Kilo 112.00 Kilo 63.65 Kilo 156.60 Kilo 117.00 Kilo

Pemerintah Transisi Timor Lorosae (ETTA) mulai memperbaiki jalan dari Lospalos ke Iliomar, dan Lospalos ke sub-distrik Luro pada tahun 2001. Pekerjaan ini dilanjutkan di bawah Pemerintahan Umum Timor Lorosae (ETPA), tetapi jalan yang digolongkan sebagai jalan distrik dilalaikan. Muka jalan sedang menjadi rusak, dan tindakan besar perlu diambil sebelum kondisinya menjadi terlalu jelek. Jalan ini dari Lospalos ke desa Tutuala, Lore I, Muapitine dan Home sangat penting untuk pembangunan sosial dan ekonomi setempat.

Air dan Kebersihan Walaupun sebagian besar sub-distrik mempunyai lebih dari satu sumber air, banyak sumber air ini tidak menyediakan manfaat besar untuk masyarakat. Sistem air yang berada sangat butuh diperbaiki. Banyak daerah lain tidak mempunyai sistem air sama sekali dan keluarga harus mendapatkan air dari sumur yang dangkal, mata air atau sungai yang sering jauh dari rumah mereka. Air yang diambil dengan cara ini sering bukan air bersih, dan ada jumlah tinggi E-coli di air ini. Masalah ini merupakan salah satu masalah yang paling besar di distrik. Organisasi kemanusiaan seperti UNICEF, CARE, CEP dan CONCERN telah melaksanakan beberapa program sumber air dan kebersihan, tetapi proyek ini belum selesai dan hanya dilaksanakan di daerah yang terbatas. Sebagai akibat, penyakit, seperti menceret adalah hal biasa di distrik ini. Daerah yang mempunyai penyediaan air di sub-distrik Lospalos telah meningkat mencapai 40% dari daerah yang menerima penyediaan air pada jangka waktu pra-jajak pendapat. Kantor Air dan Kebersihan di distrik menggunakan pipa yang dibangun pada jangka Pendudukan Indonesia untuk sistem air yang sekarang menyediakan air pada Lospalos. Sistem penyediaan air menggunakan dua metode: pipa pompa dan pipa gaya berat. Pipa pompa untuk saat ini bagus, tetapi tidak dapat mencapai rumah di tanah tinggi karena generator sangat lama dan kemampuannya rendah. Pipa gaya berat melayani hanya beberapa orang saja karena pipanya rusak dan ada yang hilang. Pipa ini membutuhkan dinding perlindungan, karena pada waktu musim hujan, sumber air mudah dicemar oleh banjir dan sampah. Ada mata air di distrik Lautem yang menyediakan sumber air pada beberapa desa dan sebelumnya daerah ini melayani sebagian besar masyarakat. Sayangnya karena kekurangan pemeliharaan (atau kekurangan ketrampilan di bidang ini), banyak masyarakat sekarang tidak dapat menggunakan fasilitas ini. Di sub-distrik seperti Iliomar dan Tutuala, sistem air tidak berjalan, sepertinya di Luro yang tidak pernah mempunyai sistem penyediaan air. Kasus Tutuala adalah sangat mendesak karena pompa yang tidak berjalan lagi adalah satu-satunya sumber air untuk seluruh desa. Listrik Pada tahun 1997 Pemerintah Indonesia berusaha untuk memperluaskan jaringan listrik agar mencapai masyarakat Com, Maine II, Daudere, Mehara, Muapitine, tetapi tidak berjalan sampai krisis 1999, yang setelahnya semua dukungan dan peralatan untuk sektor listrik dihancurkan.

21

Selama jangka waktu darurat dan perbaikan, PLTD Lospalos (panjangnya PLTD adalah apa?) mempunyai enam mesin tetapi hanya dua yang dapat berjalan: 1 unit mesin berban gigi dan 1 unit mesin BA6M. Mesin ini menyediakan 4.5 jam listrik per hari. 2 mesin ini tidak mempunyai kemampuan untuk menyediakan listrik bagi seluruh masyarakat. Ada keprihatinan bahwa mesin ini akan pada suatu hari rusak, jika sambungan liar terus meningkat pada tingkat yang sekarang ini. Tidak ada rencana dalam struktur pemerintah untuk menggantikan dua generator lama ini. Pemerintah Transisi pertama menyediakan mesin pada sub-distrik seperti Lautem dan Tutuala, tetapi mesin ini hanya dapat menyediakan listrik pada kota di mana administrasi subdistrik terletak. Di sub-distrik Luro dan Iliomar donor mandiri sedang menjalankan tahap kedua, tetapi ada masalah dengan ini karena donor tidak berbicara dengan masyarakat. Seluruh masyarakat distrik Lautem, khususnya masyarakat yang tinggal di sub-distrik dan desa ingin disediakan listrik. Akan tetapi, karena kemampuan mesin, persediaan bahan bakar yang terbatas, dan juga karena belum ada rencana untuk mendirikan pusat listrik di sub-distrik, keinginan masyarakat tidak akan dipenuhi. Oleh karena masalah yang disebut di atas tidak dapat dipecah, kita meminta pemerintah pusat, atau donor yang berminat, mempertimbangkan kemungkinan mendirikan pusat hidro-listrik di daerah Danau Ira Lalaro. Dipikirkan bahwa danau ini mempunyai potensi listrik hidrolik yang dapat digunakan agar menciptakan listrik yang cukup bagi seluruh Pulau Timor.
KANTOR PEMBANGUNAN DISTRIK/KANTOR PERENCANAAN DAN KOORDINASI

Mulai dari bulan September 2001, seorang petugas pembangunan distrik (DDO) direkrut untuk bekerja sama dengan teman seimbangan DDO. Dua DDO ini bersama bertanggung jawab atas perencanaan pembangunan distrik, dan mengkoordinasikan semua kegiatan pembangunan yang berkait antara donor dan badan setempat. Sayangnya, DDO pertama memundur diri setelah duduk di jabatan ini selama tiga bulan, dan meninggalkan jabatan ini kosong sampai akhir bulan Maret 2002. Pada waktu yang sama, petugas pembangunan internasional dimintai berangkat dari bulan November 2001. Jelas, fungsi kantor pembangunan sangat dihalangi. Usaha membuat rencana pembangunan distrik pun berhenti. Pada akhir bulan Januari 2002, sebuah petugas perencanaan dan koordinasi internasional (PCO) direkrut. Segera setelah itu, seorang pegawai negri diangkat sebagai DDO sementara pada waktu yang sama. Selama tiga bulan terakhir, kegiatan DDO sementara dan PCO berpusat pada mengembangkan rencana pembangun distrik dan melaksanakan beberapa proyek pembangunan. Dengan dukungan dari DA, dan bantuan dari semua kepala sektor ETPA dan staf internasional lain, kantor ini bekerja dengan efisien dan efektif. Kantor ini dengan berhasil melaksanakan 6 loka karya konsultasi pada baik tingkat sub-distrik maupun tingkat distrik, dan mengembangkan rencana pembangunan distrik dalam jangka waktu yang sangat pendek. Rencana pembangunan distrik diselesaikan pada akhir bulan April. DDO direkrut secara resmi pada akhir bulan Maret 2002, dan pengelolaan dan koordinasi proyek mulai lagi pada waktu yang sama. Proyek Pantai Walu masuk agenda, dan program AusAid ETCAS juga sedang dipertimbangkan.

22

Tim Rencana Pembangunan Distrik, Lospalos (bulan April 2001)

KANTOR PENCATATAN SIPIL

Kantor Pencatatan Sipil di distrik Lautem didirikan pada bulan November 2000. Dari pendiriannya sampai tanggal 16 Maret 2001, kegiatan pencatatan sipil pada umumnya berpusat pada menentukan dan memperbaiki pusat pencatatan dalam distrik. Pencatatan awal mulai pada tanggal 16 Maret 2001 dan diselesaikan pada tanggal 23 Juni 2001. Selama pencatatan awal, Kantor Pencatatan Sipil terdiri dari 10 petugas pencatatan internasional, 12 petugas pencatatan nasional, 10 penerjemah dan 5 sopir. Tim pencatatan di Lautem adalah tim yang paling efisien di Timor Lorosae untuk mulai proses pencatatan, dan mendaftarkan jumlah paling banyak pelamar per hari. Pendaftaran penduduk Timor Lorosae di distrik Lautem selesai jauh sebelum batas waktu, yaitu 23 Juni 2001, dan banyak petugas pencatatan internasional dipindah ke distrik lain yang membutuhkan bantuan. Di distrik Lautem, selama pencatatan awal, 51,621 pelamar (89.5%) didaftarkan dari perkiraan jumlah penduduk 57,622 orang. Juga dapat disebutkan bahwa perkiraan jumlah ini diperkirakan terlalu tinggi karena alasan yang ternyata. Tabel yang berikut menunjukkan jumlah total penduduk yang didaftarkan dari distrik Lautem selama pencatatan awal dan setelah pencatatan awal (sampai sekarang).

23

PENDUDUK ORANG SEBELUM SUB DISTRIK PENCATATAN DEWASA

ANAKANAK

DITAMBAH JUMLAH TOTAL YANG DIDAFTARKAN DI DATADIDAFTARKAN DI DATABASE ORANG BASE DIDAFTARKAN SAMPAI SETELAH (ANGKA DEMI DEWASA SETELAH ANAKTANGGAL PUSAT DI DATA- ANAK DI PENCATATAN BULAN JUNI 23 2001 PENCATATAN) BASE DATABASE AWAL JUNI

ILIOMAR LAUTEM/ MORO LOSPALOS LURO TUTUALA JUMLAH TOTAL

6702 15,030 25,777 6375 3335 57219

3519 6,956 12,481 3231 1884 28071

2766 6,030 10,704 2749 1301 23550

6285 12,986 23,185 5980 3185 51621

6169 12,031 22,637 5622 2702 49161

3392 6,283 11,741 2954 1531

2833 5,828 10,820 2690 1204 922

56 80 -76 22 33 115

Kegiatan pencatatan awal dilaksanakan untuk mencapai dua tujuan utama: 1. Membuat dasar untuk pencatatan sipil pada masa depan. 2. Menciptakan daftar pemilih yang dibenarkan untuk pemilihan mendatang. Kedua tujuan ini dicapai dengan sangat berhasil. Pencatatan sipil adalah proses yang terus-menerus, dan tidak hanya berhubungan dengan mendapatkan daftar pemilih, tetapi juga berhubungan dengan semua kelahiran, kematian, pernikahan, perceraian, perubahan tempat tinggal, dll. yang terjadi dalam masyarakat beradab. Setiap hari petugas pencatatan sipil melayani pelamar untuk pendaftaran baru (orang yang tidak ikut pencatatan waktu pencatatan awal, mis. orang yang baru mencapai usia dewasa 16 tahun, pengungsi, dll.), pendaftaran kembali (mis. orang yang mempunyai data yang tidak benar di bukti pendaftarannya), mengeluarkan konfirmasi pendaftaran (mis. untuk orang yang hilang bukti pendaftarannya atau kartu pendaftaran) dan penyelesaian pelamaran untuk kelahiran, pernikahan dan akte keterangan kematian. Distrik kita mempunyai satu Kantor Pencatatan Sipil tetap, di pusat distrik, Lospalos, dan di setiap sub-distrik lain, tim pencatatan mendirikan pusat pencatatan keliling satu kali setiap dua minggu. Tim pencatatan kita terdiri dari dua pegawai negri nasional (petugas pencatatan), satu pengawas pencatatan distrik internasional dan satu penerjemah. Orang berantri di luar Kantor Pencatatan Sipil sebelum pemilihan presiden. (bulan April 2002)

24

KANTOR PENGHUBUNGAN DAN PELATIHAN

Kantor Penghubung dan Pelatihan (LTO) adalah hasil dari bayangan dan penantian untuk administrasi distrik setelah kemerdekaan Timor Lorosae. Dengan staf internasional berangkat dari negara sedikit demi sedikit di bawah Administrasi Transisi PBB untuk Timor Lorosae (UNTAET), yang diberikan peran penasehat dan pendukung untuk menjalankan jabatan-jabatan tertentu, staf nasional sekarang diberdayakan untuk membangun dan mengurus administrasi mereka secara mandiri. Sayangnya, selama dua tahun terakhir ini, banyak ketrampilan dan keilmuan di bidang administrasi tidak disampaikan secara benar dari staf internasional pada staf nasional. Tanggung jawab menyediakan pelatihan pengembangan kemampuan, seperti ketrampilan komputer, ketrampilan bahasa, dll. paling banyak ditanggung oleh Unit Bahasa dan Pelatihan (LTU). Dengan sumber daya yang terbatas, LTU hanya dapat menyediakan pelatihan secara berkala pada staf-staf di distrik. Dibanding dengan staf nasional di Dili, staf distrik hampir selalu dilalaikan dalam pelatihan pengembangan kemampuan. Demikian, LTO bertanggung jawab atas meningkatkan kemampuan staf nasional Administrasi Distrik yang bekerja di bawah Administrasi Umum Timor Lorosae (ETPA) agar dapat bertanggung jawab sepenuhnya untuk jabatan mereka. LTO akan bertindak sebagai tambahan dan menambah pada pelatihan yang disediakan oleh Akademi Pegawai Negri (CSA) dan Unit Bahasa dan Pelatihan (LTU), dengan memusatkan perhatian pada kebutuhan tertentu distrik melalui program pelatihan yang disesuaikan untuk setiap orang. Petugas Penghubung dan Pelatihan untuk distrik Lautem adalah petugas pertama yang direkrut sejak bulan Oktober 2001. Program LTO dilancarkan secara resmi 4 bulan kemudian setelah LTO di 12 distrik lain direkrut. Oleh karena kekurangan sumber daya manusia dalam markas besar Administrasi Pemerintah Umum dan Pembangunan (ALGD) di Dili (yang LTO berada di bawahnya), LTO di Lautem dimintai membantu dengan pengembangan programnya sendiri. Selama jangka waktu 4 bulan itu, banyak pembicaraan perencanaan, koordinasi dan pengembangan dilakukan pada tingkat pusat untuk menciptakan sebuah program pelatihan berdasarkan ketrampilan yang dipandang sebagai ketrampilan yang pokok dan berguna untuk meningkatkan kemampuan staf nasional pada tingkat distrik. Selesai pada akhir bulan Februari 2002, sebuah analisis kebutuhan pelatihan dilaksanakan oleh LTO mengenai staf nasional ETPA agar dapat menilai berbagai tingkat ketrampilan admistratif antara anggota-anggota staf. Analisis kebutuhan ini akan memungkinkan LTO untuk melakukan pelatihan yang disesuaikan setiap kelompok tersendiri berdasarkan tingkat kebutuhan yang berbeda sesuai setiap distrik. Bagi distrik Lautem, 6 ketrampilan yang berbeda ditentukan yang dianggap perlu untuk staf nasional. Ketrampilan tersebut termasuk ketrampilan administrasi, ketrampilan pengaturan, ketrampilan komputer, ketrampilan komunikasi, ketrampilan pengelolaan projek dan cara kerja yang baik (tambahan). Setiap ketrampilan tersebut berkembang dalam berbagai kegiatan yang dasar tetapi praktis, seperti menulis surat, mengarsipkan dokumen, menjawab telpon dan menulis pesan, komunikasi lisan dasar bahasa Inggeris, menulis usulan proyek, mengadakan rapat, dll. Sebuah program pelatihan berdasarkan ketrampilan telah direncanakan dan disasar untuk diselesaikan dalam jangka waktu 3-4 bulan. Sebagai menyangkut apakah sasaran dapat dicapai, hal ini akan tergantung hanya pada kemampuan belajar anggota-anggota staf. Oleh karena program pelatihan ini disesuaikan dengan beberapa kelompok di mana distrik yang berbeda mempunyai program yang berbeda dan tidak ada struktur spesifik. LTO Lautem ingin menyusun program yang didasarkan waktu, dengan

25

memberikan lebih banyak waktu dan perhatian pada setiap bagian pelatihan agar memastikan bahwa anggota-anggota staf sepenuhnya memahami dan menangkap keilmuan dan ketrampilan yang dilatih. Karena kekurangan sumber daya dan waktu, program LTO direncanakan agar memberikan prioritas pada staf Urusan Distrik seperti Administrator Distrik (DA), Wakil Administrator Distrik (DDA), Petugas Personalia Distrik, Petugas Administrasi Distrik, Koordinator Sub-distrik, petugas Pelayanan Administrasi Pusat, staf dukungan distrik, Petugas Pembangunan Distrik dan orang lain yang masuk dalam golongan tersebut. Bagi staf lain, LTO akan mengambil keputusan mengenai pelatihan untuk mereka, sesuai faktor-faktor seperti waktu dan sumber daya. Untuk distrik Lautem, 13 anggota staf Urusan Distrik, terdiri dari 1 Petugas Personalia Distrik, 1 Petugas Administrasi Distrik, 1 petugas dukungan distrik, 5 Koodinator Sub-distrik dan 5 Petugas Pelayanan Administrasi Pusat diberikan prioritas untuk ikut kursus pelatihan dengan LTO. Tidak diwajibkan DA dan DDA ikut kursus pelatihan sebab kewajiban dan tanggung jawab tambahan mereka di distrik. 13 anggota staf ini diharapkan sering ikut kursus pelatihan. DA dan DDA, jika mengucapkan minatan mereka terhadap kursus pelatihan tertentu didorong ikut pelatihan dengan LTO, dapat juga diajar sendirian saja. Juga dalam keadaan yang luar biasa, DA dan kepala sektor lain didorong mengusulkan pelatihan lain yang disesuaikan kelompok tertentu yang mereka menganggap penting dan perlu untuk anggota staf lain agar dapat mengembangkan ketrampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas mereka. Memahami pentingnya ketrampilan komputer dalam dunia ini di mana keilmuan dalam komputer adalah sangat penting, LTO Lautem menawarkan kursus pelatihan komputer pada staf nasional ETPA dan UNTAET lain, tergantung ketersediaan sumber daya dan juga minatan pada belajar. Sampai sekarang, pelatihan komputer ternyata menjadi pelatihan yang paling disukai dan berhasil, dengan jumlah total 28 anggota staf ikut kursus pelatihan yang diadakan dalam 4 kelompok. Bagian kursus termasuk ketrampilan dasar program Microsoft Office dan internet, yang berlangsung selama sedikit lebih dari satu bulan. Pada akhir setiap kursus pelatihan, staf diharapkan ikut ujian guna menilai pemahaman mereka atas kursus yang dilaksanakan. Sebuah penilaian juga akan dilaksanakan oleh staf agar dapat menilai keefektifan kursus pelatihan yang dilaksanakan oleh LTO. Sementara, LTO juga bertanggung jawab atas mengembangkan modul pelatihan, berdasarkan kursus pelatihan yang telah dilaksanakan. Modul pelatihan ini akan mempermudahkan proses belajar untuk staf, dan juga dapat dilihat kembali pada masa depan. Yang terakhir (tetapi bukan berarti kurang penting), LTO ditugaskan dengan membantu penerjemah untuk memperbaiki ketrampilan penerjemahan mereka. Sebagai kesimpulan, LTO memain peran kunci dalam menyediakan pelatihan pengembangan kemampuan agar dapat mempersiapkan dan meningkatkan kemampuan staf nasional dalam pekerjaan administrasi sehari-hari mereka. Pelatihan ini seharusnya menjadi proses yang terus-menerus dan, jika mungkin, berkembang menjadi pelatihan sambil kerja agar anggota staf dapat benar-benar melatih ketrampilan yang sedang dikembangkan mereka.

KANTOR INFORMASI UMUM

26

Kantor Informasi Umum (PIO) didirikan di bawah salah satu mandat awal Administrasi Transisi Perserikatan Bangsa-bangsa (UNTAET) pada tahun 2000. Sekarang, kantor ini, yang masih adalah departemen UNTAET, mempunyai tiga anggota staf yang membentuk Unit Informasi Umum: pelapor distrik Radio UNTAET, yang didukung secara keuangan oleh USAid, seorang Petugas Informasi Umum internasional dan satu rekan seimbangan nasional. Fungsi utama daripada Kantor Informasi Umum adalah untuk menyebarkan informasi pada masyarakat distrik dan melapor berita distrik pada markas besar PIO di Dili untuk diterbitkan dalam surat kabar nasional atau disiar di Radio UNTAET.

Pelapor distrik Radio UNTAET Trotta Havana sedang mewawancarai seorang ETPO di Pasar Odufuro mengenai keadaan keamanan di sub-distrik Luro. (bulan September 2001)

Kantor ini memain peran yang sangat penting dalam pembangunan kembali Timor Lorosae dan harus dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam struktur Administrasi Umum Timor Leste setelah pemutusan mandat UNTAET. Kebutuhan untuk Unit Informasi dipertunjukkan dengan jelas dalam kemajuan kesadaran politik di tanah air, misalnya selama Pemilihan Majelis Konstituante dan Pemilihan Presiden yang mendatang. PIO menggunakan berbagai macam jalur dan cara untuk menyebarkan informasi pada Masyarakat Lautem. Kita mencoba memastikan bahwa informasi dapat diterima dengan gampang oleh masyarakat yang paling terpencil pun. PIO mendirikan papan pengumuman di semua sub-distrik yang sering digunakan untuk memasang informasi. Kantor ini membagikan majalah, uraian kabar terakhir, kabar nasional dan kabar distrik di seluruh distrik Lautem. Kita membantu dengan pengurusan berbagai peristiwa yang penting, mengumpulkan pendapat masyarakat dan menghubungkan media setempat yang ada. PIO membantu dengan dukungan teknis dan moral dalam pendirian Radio Comunidade Lospalos (RCL). Melihat di bawah. Tim Informasi Umum menciptakan program sendirinya untuk memberitahukan distrik melalui kertas uraian berita bulanan mengenai apa yang terjadi dalam Pemerintah Distrik. PIO juga meneliti sepuluh hal yang paling baik dalam distrik, yang dipilih oleh rakyat dan akan dimasukkan dalam sebuah penerbitan. Selain dari program distrik, Kantor Informasi Umum juga menyebarkan berita distrik di seluruh Timor Leste melalui surat kabar nasional dan Radio UNTAET. Kantor Informasi Umum sangat berusaha untuk mendorong masyarakat ikut serta dalam Perayaan Hari Kemerdekaan yang mendatang. Berkait dengan hal ini, kantor ini telah mengirim beberapa ide cerita distrik untuk diterbitkan dalam buku Viva East Timor yang akan ditunjukkan pada bulan Mei.

27

Agar dapat meneruskan pekerjaan jenis ini, penting agar Pemerintah Timor Leste mendirikan kantor Informasi Umum di dalam Administrasi Umum agar pemerintah dapat mempunyai sebuah sistem yang cepat dan efisien penyampaian berita pada masyarakat di seluruh Timor Leste.
RADIO COMMUNIDADE LOSPALOS (RADIO MASYARAKAT LOSPALOS)

Radio Communidade Lospalos (RCL) telah menyiar pada masyarakat di dalam dan di sekitar Lospalos di Distrik Lautem sejak bulan Mei 2000. Setasiun ini adalah setasiun radio masyarkat yang mandiri dan tidak mendapatkan manfaat untuk dirinya sendiri berdasarkan filasafat memberikan suara pada rakyat dan mendorong pengikutsertaan masyarakat dalam alat komunikasi dan media. Setasiun ini menyediakan masyarakat setempat dengan delapan (8) jam siaran per hari dari hari Senin sampai hari Sabtu. Informasi yang disiar pada masyarakat termasuk dua (2) siaran berita harian (dengan berita setempat, nasional dan internasional); pengumuman dan persembahan setempat; program khusus mengenai masalah kesehatan dan pertanian dan bagian suara popular yang sering disiar di mana kita mendengarkan pendapat rakyat biasa. Sebagai tambahan, setasiun ini menyiar sebuah program belajar Bahasa Inggeris; program-program agama; dan berbagai musik setempat dan internasional. Setasiun sekarang menyiar dalam Tetun, Bahasa Indonesia, dan bahasa setempat Fataluku. Setasiun ini didirikan dengan dukungan dari UNESCO yang terus mengawasi proyek tetapi tidak menyediakan dukungan keuangan secara terus-menerus. Semua pekerjaan staf dan pengelolaan dari RCL adalah pekerjaan sukarela karena setasiun tidak dapat pendanaan tetap dari donor setempat atau internasional. Setasiun bertujuan dapat mendukung dirinya sendiri secara keuangan melalui dukungan setempat dan internasional. Informasi lanjut mengenai Radio Comunidade Lospalos dapat dilihat di www.smallvoices.org/rcl

Staf sukarela di RCL (bulan April 2002)

NGO DAN KELOMPOK PENGASIH SESAMA MANUSIA

Setelah krisis tahun 1999, distrik Lautem, sama halnya dengan banyak daerah di Timor Leste, mengalami gelombang besar organisasi pengasih sesama manusia dan bantuan. Banyak organisasi ini

28

membuat sumbangan besar pada membangun kembali distrik; warisan mereka juga mendorong kelompok setempat membentuk organisasi yang bekerja untuk membantu distrik. Ada sembilan NGO nasional yang didaftarkan di district sedang bekerja pada berbagai macam proyek. Masih ada kehadiran internasional dengan kelompok seperti CONCERN dan CARE bekerja di distrik.

ORGANISASI NASIONAL Esperanca Halibur Matenek Timor Oan ba Proresso (HMTOP) Hamoris Timor Oan (HTO) Keluarga Kopling Beato Lospalos Lorosae Star Forum (LSCF) Communication

JENIS PEKERJAAN

Naroman Lorosae (NALO) Naroman Ba Feto (NARBATO) Projecto Itxa Tutunu (PIT) Timor Lorosae Moris (TILMO) Yayasan Sosial Naroman Internasional Organisasi Internasional untuk Proyek masyarakat Migrasi (IOM) CARE International (CARE) Air dan kebersihan Concern Worldwide (CONCERN) Penimbulan pendapatan, air dan kebersihan Intercooperacao E Dorongan kelompok masyarakat, pembangunan Desenvolvimento setempat AFMET Pelayanan medis dan pendidikan *Informasi disediakan oleh NGO Forum Timor Lorosae.

Pendidikan, pengembangan kemampuan Pertanian, kesehatan (medis dan kebersihan) pendidikan dan kerajinan (mengikat tais) Air dan kebersihan, pertanian, bantuan teknis, kerajinan kecil dan pembangunan kembali Pengumpulan kembali keluarga, dorongan agama dan bathin Sumber daya manusia dan pembangunan, penelitian dan pengembangan di bidang sains dan teknologi, pelajaran mengenai masalahmasalah sosial, ekonomi dan budaya negara Timor Leste Gender Pendidikan sipil, inisiatif usaha kecil Program sokongan pembangunan masyarakat Pembangunan kembali, pendidikan dan pertanian Kelompok gereja Protestan

Selama tahap Darurat, setelah krisis tahun 1999, dan juga selama administrasi transisi, NGO-NGO Panitia Penyelamat Internasional (IRC) dan Mdicos do Mundo- Portugal (MDMP) juga hadir di distrik. IRC (serta CONCERN) membagikan kotak perlengkapan perumahan pada orang yang dipengaruhi krisis tahun 1999 dan MDMP membangun kembali dan mendukung sistem kesehatan sampai Pelayanan Kesehatan Distrik mampu menanggung pekerjaan ini. Organisasi-organisasi tersebut dapat dihubungi melalui Petugas Penghubung Distrik untuk NGO Forum, Jorge Batista dengan email pada jorgebatistamendesribeiro@hotmail.com

29

KEAMANAN

Pelayanan Polisi Distrik Lautem Distrik Lautem terdiri dari markas besar pusat di Lospalos dan lima kantor polisi sub-distrik yang berjalan, yang satunya berjalan selama 24 jam sehari, dan empat yang lain bekerja pada siang hari. Pelayanan Polisi sedang mengurus penginapan untuk Petugas Polisi Timor Leste (ETPO) di subdistrik tanpa pelayanan 24 jam, dan kalau telah mendapatkan penginapan tersebut, kantor ini akan berjalan secara penuh. Dengan pelaksanaan Struktur Organisasi yang Diperbaiki (ROS) sebagai dikeluarkan dalam mandat dari Markas Besar Polisi PBB di Dili, Polisi PBB (UNPOL, dulu CivPol) di distrik Lautem harus membuat sumber daya manusia lebih efisien. Banyak jabatan, khususnya jabatan administrasi, diputus atau diserahkan pada Pelayanan Polisi Timor Leste (TLPS) dan lebih banyak staf UNPOL ditugaskan pada Kantor Polisi sub-distrik. Setelah melaksanakan mandat ROS, staf Polisi PBB dikurangi menjadi tiga puluh sembilan orang dan jumlah ini akan dikurangi sampai tiga puluh lima sebelum tanggal 4 Juni 2002. Akan tetapi, jumlah total ETPO ditingkatkan sampai delapan puluh enam. ETPO melaksanakan berbagai macam tugas polisi, sebagian besar di sub-distrik. Distrik mempunyai jumlah total empat belas kendaraan yang diberikan, tetapi, pada rata-rata hanya sembilan atau sepuluh kendaraan ini berjalan pada suatu saat. Satu kendaraan ada di perbengkelan UNTAET di Dili, dan tiga kendaraan lain tidak dapat digunakan untuk berjalan jarak jauh atau di jalan yang jelek. UNPOL di distrik Lautem menghabiskan banyak waktu dan sumber daya mereka untuk program pelatihan TLPS. Pada bulan April 2003 UNPOL akan menyerahkan tanggung jawab polisi atas distrik pada TLPS. Pada saat ini petugas TLPS sedang dipilih oleh Pengelola Proyek TLPS untuk bekerja dengan UNPOL agar melatih teman kerja mereka. Seorang UNPOL Australia mengajar ETPO dalam ketrampilan komputer. (bulan April 2002)

Distrik telah dan masih menerima Pengungsi dalam Negri (IDP) dari Timor Barat, Indonesia, hampir setiap minggu dan adalah pekerjaan UNPOL dan TLPS untuk memastikan bahwa orang ini kembali

30

dengan aman. Unit Intelijen, yang berkaitan paling banyak dengan Pengungsi Dalam Negri bekerja dekat secara terus-menerus dengan tokoh masyarakat dan wewenang sipil. Unit Intelijen dan Petugas Penghubung Pemilihan bekerja secara dekat dengan Komisi Pemilihan Independen (IEC) Pasukan Pemeliharaan Kedamaian (PKF) dan Petugas Keamanan Wilayah (RSO) agar mempersiapkan rencana operasi untuk Pemilihan Presiden dan perayaan Hari Kemerdekaan yang mendatang ini. Polisi memantau secara dekat kegiatan pemilihan yang terjadi secara terusmenerus. Dari tanggal 1 Januari 2001 sampai sekarang ini jumlah total 50 kasus telah dilaporkan. Ini merupakan sekitar 16 sampai 17 persen dari jumlah total di distrik lain. Sebagian besar kasus ini adalah pelanggaran ringan dan banyak telah menghadapi pengadilan. CivPol juga akan mempunyai seorang Petugas Penghubung bekerja dengan Batalyon FDTL. KEHADIRAN MILITER DAN PASUKAN PEMELIHARAAN KEDAMAIAN (PKF) Batalyon Korea (PKF-ROKBATT) dipindahkan tugas ke Oeccussi pada akhir tahun 2001 setelah bekerja di distrik Lautem sejak tahun 1999 dan Batalyon Thai Sektor Timur (THAI-BATT) yang mempunyai pangkalan di Baucau sekarang menanggung distrik. Sebuah unit terdiri dari 12 anggota staf militer Thai Batt serta 7 anggota tim Insinyur Awal Thai-Batt terletak secara tetap di pangkalan Fora de Defesa de Timor Lorosae dekat kota Lospalos. Distrik Lautem telah menjadi distrik pertama untuk mempunyai batalyon Fora de Defesa de Timor Lorosae (FDTL) di tempat lama pangkalan PKF-ROKBATT di luar kota Lospalos. Batalyon terdiri dari 490 staf militer. Batalyon ini sedang dilatih di pangkalan dan ada empat pelatih militer PKF Australia ditugaskan bersama mereka secara tetap untuk membantu dalam pelatihan ini. FDTL bukan sebagian dari misi pemeliharaan kedamaian. Sekarang ada empat Pengamat Militer PBB (UNMO) ditugaskan secara tetap di distrik yang mempunyai mandat untuk mengamat, mengawasi dan melapor hal-hal yang terjadi di seluruh distrik. Juga ada satu UNMO yang adalah petugas penghubung dengan ETPL.

GENDER

Wanita di distrik Lautem menghadapi berbagai macam masalah seperti kemiskinan, diskriminasi, kesehatan yang jelek dan dipinggirkan secara politik. CivPol/TLPO di distrik Lautem sering menerima laporan mengenai kekerasan dalam rumah tangga dan penyerangan seksual terhadap wanita. Persentase kejadian kekerasan terhadap wanita yang paling besar yang dicatat oleh NGO dan diajukan pada pengadilan adalah kekerasan dalam rumah tangga. Harapan kehidupan pada rata-rata untuk wanita Timor Leste adalah 48.4 tahun, salah satu tingkat harapan hidup yang paling rendah di negara atau wilayah dunia yang kurang berpenduduk. Negara ini juga mempunyai tingkat kematian bayi yang paling tinggi di dunia, yaitu 235 dari setiap 1000 bayi baru lahir. Harus selalu dipahami bahwa masalah kesehatan wanita berkaitan dengan keadaan sosioekonominya. Sebagian besar pekerjaan pemeliharaan anak dan pekerjaan dalam rumah tanggah ditanggung oleh wanita, dan wanita juga bertanggung jawab atas jumlah besar perburuhan tambahan yang tidak digaji seperti: mengambil air, mengambil dan membawa kayu, mencuci pakaian dan

31

pekerjaan pertanian. Sebagian besar wanita di distrik Lautem tidak sempat ikut serta dalam pekerjaan yang digaji di luar rumah. Karena ada masalah-masalah tertentu yang dihadapi wanita, seperti kekerasan dalam rumah tangga, penyerangan seksual, diskriminasi dan kekurangan sempat mendapatkan perawatan kesehatan yang baik, struktur pemerintah harus mencerminkan perbedaan ini. Sebuah kantor khusus untuk wanita akan membantu dengan proses mengembangkan pemberdayaan wanita melalui: koordinasi dan membuat strategi antar-badan; kerja sama dengan kantor pemerintah; melobi donor untuk pendanaan; dan bekerja sama dengan organisasi wanita dan NGO internasional dan setempat. Ongkos kantor tidak mahal, khususnya jika dibanding dengan keuntungannya. Program gender telah didirikan secara mantap di distrik Lautem. Gender mempunyai dua pendekatan. Satu adalah penggabungan dengan kegiatan ETPA, dan yang kedua adalah bekerja sama secara langsung dengan wanita untuk mendorong pemberdayaan mereka. Pada saat ini, wanita Lautem kurang dipekerjakan tetapi angka kita sesuai dengan distrik pedesaan lain. Dari jumlah total 443 pekerja tetap ETPA, hanya terdapat 61 wanita, yang merupakan 14% persen pekerja. Persentase Laki-laki dan Perempuan yang Dipekerjakan ETPA Guru Guru sekolah menengah Petugas kesehatan Pemerintahan umum Semua pegawai negri LAKI-LAKI 87% 85% 67% 88% 86% PEREMPUAN 13% 15% 33% 12% 14%

S U B - D I S T R I K D I L AU T E M
SUB-DISTRIK LOSPALOS
Terletak secara strategis di pusat distrik Lautem, Lospalos adalah ibu kota distrik. Markas besar

daerah untuk bagian dan sektor UNTAET/ETPA berada di sub-distrik. Sub-distrik ini juga adalah pusat kegiatan ekonomi dan sosio-politik.
Geografi Lospalos mempunyai luasnya tanah 592.50 kilo per segi secara total, yang berarti sub-distrik ini adalah sub-distrik yang paling besar di distrik Lautem. Tutuala mempunyai batasan dengan Lospalos di daerah Timur dan Moro/Lautem di utara. Distrik ini mempunyai batas di barat dengan Luro, di daerah barat-daya oleh Iliomar dan di daerah Tenggara oleh Laut Timor. Ciri topografis utama distrik ini adalah Dataran Fuiloro, yang tingginya dari 700 sampai 500 meter di atas tingkat laut. Penduduk dan Struktur Politik / Administrasi

32

Menurut perkiraan awal yang dilakukan pada bulan September 2000, sub-distrik ini mempunyai penduduk 25, 777 di 5,795 rumah tangga. Angka ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah penduduk Lautem tinggal di Lospalos.
Lino Pereira adalah coordinator sub-distrik dan markas besar sub-distrik sekarang terletak di halaman markas besar daerah Lautem. Sub-distrik ini terdiri dari 10 desa dan 54 sub-desa, setiapnya mempunyai pemimpin desa dan sub-desa.

DESA
Fuiloro Bauro Raca Home Muapitine Souro Leuro Cacaven Lore I Lore II Jumlah Total

Chefe du Suco (Kepala Desa) Victor Dias Quintas Marcelino da Conceicao Armindo Benezato Antonio Monteiro Jose Garcia Roberto Diaz Vieira Raul Pereira Domingos Savio Nicolau Dias Domingos D.C.A.

Penduduk 12,367 2,393 1,162 1,622 1,432 2539 408 1,108 2,099 647 25,777

Jumlah Keluarga 2309 909 291 380 343 553 146 206 495 163 5,795

Pertanian, Perhutanan dan Perikanan

Dataran Fuiloro menawarkan potensi besar untuk mengembangkan pertanian. Daratan dan bukit yang melereng sedikit sesuai untuk pertanian (nasi, jagung, hasil bumi lain) dan ternak (sapi, kerbau). Akan tetapi, karena kekurangan fasilitas pengairan dan alat-alat pertanian, penanaman biasanya dilakukan secara tradisional dan disiram hujan.
Hutan di Lore I relatif utuh, walaupun juga terjadi penerbangan hutan. Kayu jati, kayu cendana, pohon palem dan bambu adalah sumber daya hutan utama. Perikanan juga mempunyai potensi, khususnya di Lore 1. Akan tetapi, teknologi untuk memanfaatkan sumber daya yang berlebih-lebih ini masih tidak cukup. Perikanan air tawar juga mempunyai potensi, khususnya di Malahara/Muapitine, yang mempunyai batas dengan Danau Iralalaro. Pendidikan

Banyak sekolah yang dihancur pada tahun 1999 menerima bantuan pemasangan atap dan bahan-bahan dari UNICEF. Sekarang ada 24 SD dengan 4410 siswa, satu SMP dengan 1612 siswa dan satu SMA dengan 1000 siswa. Satu sekolah yang dijalankan gereja juga beroperasi Sekolah Don Bosco untuk Pertanian dan Pembangunan.

33

Kesehatan

Pusat Kesehatan Masyarakat Utama terletak di Lospalos serta gedung administrasi utama dan apotik pusat. NGO kesehatan utama, Mdicos do Mundo-Portugal mengakhiri mandatnya pada tahun 2001, dan sekarang Departemen Pelayanan Kesehatan menyediakan seorang dokter untuk klinik (tetapi tidak ada dokter pada waktu ini). Juga AFMET, NGO Jepang menjalankan sebuah klinik di luar Lospalos dan NGO gereja Protestan, Yayasan Sosial Naroman mempunyai klinik di Lospalos yang didukung oleh dua perawat orang Jerman.

Anak-anak Lospalos sedang pergi ke sekolah. (bulan November 2001)

Prasarana

Listrik
Pusat kota dan sebagian besar desa (kecuali Leuro, Cacaven, Home, Lore I dan II) disediakan dengan listrik oleh Pusat Listrik Lospalos dari jam 1900 sampai jam 2300 setiap hari. Pusat listrik mempunyai dua generator yang melebihi tingkat sumber daya mereka (melihat bagian listrik di atas) dan sering kali listrik mati.

Jalan
Dari pusat kota, semua desa dihubungkan dengan jalan. Jalan dari Lospalos ke Rasa sedang dalam kondisi baik kecuali sebagian yang dekat pada desa Rasa di mana ada benjol karena hujan dan lalu lintas yang sering lewat. Jalan dari Lospalos ke Bauro, dan Lospalos ke Muapitine sedang dalam kondisi lumayan baik. Jalan ke Cacavam, walaupun dapat dilewati, sangat membutuhkan perbaikan di beberapa bagian, khususnya antara desa Leuro dan Cacavem. Jalan Lore dapat dilewati sampai daerah hutan. Akan tetapi, lobang dan parit membuat susah jalan dengan kendaraan. Sebab banjir pada bulan Juni 2001, jembatan di jalan raya yang masuk kota Lospalos sama sekali dihancurkan. Jembatan ini belum diperbaiki, dan karena pembatasan keuangan tidak akan diperbaiki pada masa depan yang dekat.

34

Air
Kota disediakan dengan air melalui baik arus gaya berat dan pompa. Akan tetapi tidak semua rumah tangga yang mendapatkan air ini. sebuah sistem air yang dibangun oleh pihak Indonesia masih tidak dapat dipakai karena kekurangan mesin dan pipa yang rusak. Masingmasing desa mempunyai mata air untuk mengambil air. Akan tetapi, pembangunan sistem air dari sumber air ke rumah tangga masih tidak cukup karena kekurangan pipa yang cocok, pompa dan bahan-bahan lain (mis. Lore).

LURO

Sebagai disebut di atas, Luro mempunyai puncak paling tinggi di distrik. Luro juga adalah salah satu sub-distrik yang paling terperinci dan susah masuk, dan ada kekurangan prasarana yang sangat dibutuhkan untuk membantu sub-distrik ini berkembang. Geografi Luro dibagi dalam dua daerah, Luro Atas dan Luro Bawah. Pembagian ini adalah pembagian politis dan geografi. Suco Afabubu, Wairoke dan Lakawa ada di dalam atau di sekitar Luro Bawah atau Oduforo.2 Suco lain, Luro, Baricafa dan Cotomuto dianggap sebagai Luro Atas. Luro terdiri dari sebuah lembah dikelilingi dengan bukit dan gunung kecil, puncak paling tinggi adalah Gunung Legumaw di desa Luro. Pada tingginya 1 297 meter, gunung ini adalah puncak yang paling tinggi di distrik Lautem. Desa dan sub-desa berada di seluruh sub-distrik, dan banyak susah dimasuk sebab daerah yang tidak datar di mana desa ini terletak. Luro Atas (di mana letaknya kantor ETPA dan TLPS) sekitar 65 kilo dan antara 1 sampai 2 jam dari Lospalos. Penduduk dan Struktur Politik / Administrasi Penduduk sub-distrik Luro sekitar 6509 orang. Penduduk dibagi dalam enam suco, dan dua puluh sub-desa.

DESA
Afabubu Baricafa Cotamuto Lakawa
2

Sub-desa Daelari, Jafaleo Afaea, Saralari, Utuwasu Buanomar,Etanisi, Oroma Borugai,Boruwali,

Chefe du Suco (Kepala Desa) Augustino F. Ramos B. Gaspar Xavier Leopoldo da Conceio Loureno da Costa

Penduduk3 969 1,091 1,623 422

Odufuro adalah pusat administrasi Luro selama pendudukan Indonesia, banyak sub-desa yang dipaksa pindah ke sana sekarang telah kembali ke tempat asalnya. Angka-angka ini dari Komisi Pemilihan Independen.

35

DESA

Sub-desa

Chefe du Suco (Kepala Desa)

Penduduk3

Luro Wairoke

Oneraba Abere,Aelaino, Alahira, Ameriko Dos Santos Amahira, Watalari Afanami, Lutu, Luturo, Augustino F. Soba Noronha

1, 820 584

Sebagai menyangkut bahasa, rakyat memakai dua bahasa utama: Makassai di Luro Bawah (Afabubu, Wairoke dan Lakawa) dan Saane di Luro Atas (Luro, Baricafa dan Cotomuto). Bahasa Indonesia juga dipakai oleh sebagian besar penduduk, serta Bahasa Portugis oleh generasi tua. Karena baik Makassai maupun Saane adalah bahasa yang dipakai di daerah kecil saja, banyak dari masyarakat juga berbicara Tetun dan Fataluku (bahasa daerah Lospalos). ETPA dan TLPS sama-sama mempunyai kantor di Luro Atas. ETPA diwakili oleh koordinator subdistrik, Zeferino dos Santos. Ada sepuluh petugas TLPS ditugaskan di Luro Atas dan enam petugas CivPol.4 Unit ThaiBATT yang terletak di Lospalos sering mengunjungi sub-distrik untuk cek keamanan, sama halnya dengan Petugas UNMO. Pertanian Luro mempunyai sekitar 1 005 hektar tanah pertanian dan hasil bumi utama adalah jagung dan nasi. Jika tanah belum dibuka untuk pertanian, penduduk tergantung pada akar (yang berbeda dari singkong), yang tumbuh secara liar. Banyak orang juga tergantung pada kebun kecil. Sama halnya dengan semua sub-distrik, ternak terdiri dari kerbau, sapi, domba, kambing, babi dan ayam, dan di Luro Atas ada banyak bebek. Selama banjir yang datang sekonyol-konyol pada tengah bulan Juni tahun 2001, banyak tanah pertanian dibanjir atau kena tanah longsor dan banyak hasil bumi dihancur. Sayangnya sebuah penilaian tepat pada daerah yang terpengaruh belum dilaksanakan oleh Departemen Pertanian. Penilaian ini adalah kriteria untuk NGO seperti CONCERN mengambil tindakan peringanan seperti membagikan biji untuk penanaman kembali. Pendidikan Sub-distrik Luro mempunyai sembilan sekolah yang berjalan dan sekitar 54 pekerja pendidikan. Banyak dari sekolah ini tidak mempunyai fasilitas dasar seperti meja dan kursi. CONCERN sedang menjalankan program air dan kebersihan untuk sekolah, dan Rotary Australia memberikan beberapa alat-alat olah raga pada tahun ini. IOM juga menerima sebuah proyek kerja sama untuk membangun kembali sekolah di Wairoke, yang dihancurkan pada cuaca yang susah bulan Juni 2001 Kesehatan Ada satu fasilitas kesehatan yang berjalan di sub-distrik. Pusat Kesehatan ada di Luro Atas dan klinik keliling berjalan di Barikafa, Odufuro dan Wairoke dari sini. Pelayanan Kesehatan Distrik (DHS) bertanggung jawab atas semua fasilitas yang dibangun kembali oleh Mdicos do Mundo-Portugal, dan Rencana Kesehatan Distrik (DHP) serta perekrutan petugas kesehatan yang telah dilaksanakan.
4

Ada dua petugas CivPol Australia, dua dari Sri Lanka dan dua dari Malaysia yang akan ditugaskan di Luro sampai pemilihan presiden.

36

Prihatin utama untuk pihak umum adalah ketidakkonsekwenan klinik keliling dan pengurangan pelayanan kesehatan5. Diusulkan bahwa Pelayanan Kesehatan Distrik menerbitkan sebuah buku kecil yang menjelaskan Rencana Kesehatan Distrik kepada masyarakat atau mengadakan rapat untuk menjelaskan perubahan dan alasan atas perubahan. Masalah kesehatan utama di sub-distrik adalah malaria, tebese dan kekurangan gizi. Prasarana

Listrik
Luro tidak mempunyai pelayanan listrik yang berjalan, selain dari generator yang menyediakan listrik pada fasilitas PKF dan UNTAET. Luro Bawah sedang membangun pusat listrik tetapi sayangnya, diragukan apakah pusat ini dapat menyediakan listrik pada seluruh sub-distrik.

Jalan
Sistem jalan di Luro, yang sudah sangat rusak, dihancurkan oleh banjir pada tengah bulan Juni. Ada dua jalan masuk Luro, satu yang lewat Maina II dan yang lain, yang adalah jalan raya, lewat Daudere. Jalan Maina II menyeberangi tiga sungai dan tidak dapat dilewati sekarang ini, sebab pohon yang jatuh di sub-distrik Moro. Jalan raya melalui Daudere menyeberangi dua sungai, dan karena jalan ini lebih penting, masalah dijelaskan di bawah. Sering kali pada musim hujan, jalan ini melalui Sungai Raumoco (dekat Daudere) tidak dapat dilewati, dan membuat susah masuk Luro. Jalan ini mudah kena tanah longsor dan menjadi rusak di beberapa tempat. Selama banjir, jembatan di pinggir desa Luro dihancur, sebuah jalan lain dibangun tetapi saya percaya bahwa jalan ini tidak dapat dilewati pada musim hujan. Jalan kecil yang ke luar pada jalan raya mengalami kesulitan yang sama dengan jalan raya, dan banyak desa dan sub-desa hanya dapat dicapai dengan berjalan kaki. Sebuah penilaian sistem jalan Luro telah dilaksanakan oleh prasarana Dili tetapi perbaikan tidak dimasukkan dalam anggaran sampai tahun 2002/2003.

Air
Sebagian besar penduduk tergantung pada air dari mata air dan sumur atau sistem pipa lama yang bocor dan mendukung sistem pipa yang jauh lebih besar daripada kemampuannya. Desa Luro mengalami kekurangan air dan membutuhkan program air dan kebersihan. Program Pemberdayaan Masyarakat (CEP) mendapatkan keuangan untuk program seperti itu, dan harap sebentar lagi dimulai. CONCERN juga memulai program air dan kebersihan untuk banyak sekolah di sub-distrik dan CARE INTERNATIONAL sedang mendirikan program-program di beberapa sub-desa.

ILIOMAR

Sub-distrik Iliomar telah diputus dari bagian lain distrik oleh tanah longsor di daerah Caidabu selama lebih dari 4 bulan sebab hujan deras yang mempengaruhi banyak bagian distrik Lautem selama bulan Maret sampai bulan Juli, lalu pada bulan-bulan itu tidak ada banyak kegiatan dilakukan di sub-distrik. Selama kunjungan Wakil SRSG, Bapak J.C. Cady dan wakil lain dari Dili, atas permintaan DA,
5

Masalah ini tidak hanya dipusatkan di sub-distrik Luro.

37

penerbangan helikopter diurus setiap hari Kamis, dan penerbangan ini masih dilakukan sekarang. DFO tidak mulai secara efektif sampai nanti pada tahun itu, dan pengikutsertaan penuh DFO tidak berjalan karena gedung kantor belum tersedia. Akan tetapi, kunjungan DFO sangat sering, yaitu hampir setiap hari dari markas besar di Lospalos. Di bawah ada informasi dasar mengenai sub-distrik Iliomar yang akan sering diperbaharui; Penduduk dan Struktur Politik / Administrasi DESA Iliomar I Iliomar II Ailibere Fuat Cainliu Tirilolo Jumlah Total Chefe du Suco (Kepala Desa) Luis Da Costa Filipe Pinto Americo JeroniM O. Fernando Jeronio Julio Soares Adao Fernandes Penduduk 1470 1349 785 559 1322 1524 7009 Jumlah Keluarga 320 287 180 116 266 312 1481

Koordinator sub-distrik Mario Fernandes Carbrel mewakili ETPA di sub-district. Keadaan politik di sub-distrik agak tenang dengan beberapa kunjungan dari kepemimpinan Timor Nasional khususnya dari komanden Fretilin. Sistem politik yang berjalan adalah CNRT, OJT, dan OMT. Di bawah ada daftar pemimpin setempat untuk berbagai desa; Pertanian Bagian pertanian selama bagian terakhir tahun ini terlibat dalam perbaikan terusan pengairan di subdistrik, dan vaksinasi kerbau dan sapi selama bulan Oktober. Selama bulan Desember sektor ini membagikan 160 kantong pupuk, sayangnya tidak semua penerima telah mengambil porsi mereka dan 24 kantong telah dihancur oleh cuaca. 36 kantong yang masih perlu diambil. Pendidikan SD; semua desa mempunyai satu SD kecuali Ailebere karena dekat pada Iliomar I, maka ada 6 SD di sub-distrik Iliomar: SD Tirilolo dengan 6 ruang kelas. SD Caialio dengan 6 ruang kelas. SD Iliomar I dengan 6 ruang kelas. SD Iliomar II dengan 6 ruang kelas. SD Fuat dengan 4 ruang kelas. SD Caidabu dengan 6 ruang kelas.

Di bawah sektor pendidikan, perbaikan sekolah berhasil dengan 2 SD, Iliomar Cainliu dan I diperbaiki oleh UNCIEF dan SMP diperbaiki oleh USAID (hanya pemasangan atap). Sekolah lain dalam keadaan lumayan baik. Masyarakat Caidabu meminta bahwa SD mereka diperbaiki / dibangun. Pada saat ini anak-anak di sana menggunakan gedung masyarakat dan gereja sebagai ruang kelas, dan pembicaraan telah dimulai dengan sektor pendidikan untuk memasukkan SD ini dalam program

38

pembangunan kembali. Hanya ada satu masalah, yaitu bahwa masayarakat membutuhkan sekolah baru dan sektor pendidikan tidak mempunyai sumber daya yang dibutuhkan untuk proyek ini, tetapi pemecahan untuk menyediakan perumahan sementara sedang diperunding. Sekarang, Iliomar mempunyai 38 guru di daftar gaji ETTA, dan kegiatan pembagian buku sekolah dilakukan oleh sektor di seluruh sub-distrik Iliomar. Kesehatan Sekarang ada pusat kesehatan yang sedang dibangun di Iliomar I. Te adalah pusat kesehatan yang berjalan yang juga menyediakan klinik keliling. Prasarana Prasarana di sub-distrik sangat jelek dan tidak ada kegiatan yang dilakukan di bidang ini.

Jalan.
Jalan pada awalnya diperbaiki secara sebagian oleh masyarakat setempat dengan bantuan dari CARE, di bawah perjanjian makanan untuk perburuhan, yang memungkinkan kendaraan masuk daerah ini. Sekarang perbaikan dilakukan dengan bantuan dari ROKBATT PKF, sejak awal bulan Desember 2000, diharapkan pekerjaan ini akan diselesaikan pada bulan Februari 2001. Kegiatan ini memperluaskan jalan untuk mengurangi kemungkinan terjadi tanah longsor lagi dalam hujan deras. Jalan yang menghubungkan Iliomar I ke Iliomar II, daerah Iradarate, tetap rusak dan tidak dapat dilewati. Masyarakat setempat telah melakukan perbaikan kecil tetapi tidak dapat dilewati dengan mobil. Akan tetapi, PKF telah membicarakan kemungkinan perbaikan mulai setelah perbaikan Caidabu. Perbaikan jalan di jalan ke Tilirolo dilaksanakan dengan bantuan dari CARE, masih di bawah janji makanan untuk perburuhan, dan sekarang hanya satu desa yang belum diperbaiki. Selain dari itu, keadaan jalan di sub-distrik masih mudah rusak jika terjadi hujan deras.

Air.
Perbaikan pada sistem air di Iliomar dihalangi, tetapi ada perbaikan kecil yang dilakukan dengan air mengalih ke markas besar Iliomar I dan 2 desa lain menerima air sedikit, yaitu Raut dan Ailebere. Lebih banyak pekerjaan dibutuhkan untuk membangun kembali sepenuhnya pengairan di sub-distrik seperti jangka sebelum penghancuran setelah jajak pendapat tahun 1999. Sekarang diadakan kerja sama antara departemen air, bagian proyek dan PKF secara terus-menerus untuk mendapatkan pemecahan atas masalah ini.

Listrik.
Iliomar tidak mempunyai fasilitas ini sejak penghancuran pada bulan Oktober 1999, waktu pusat listrik dihancur sama sekali, tetapi beberapa informasi disediakan oleh departemen prasarana markas besar Lospalos dan sekretaris CNRT di Iliomar, bahwa survei telah dilakukan oleh tim dari Dili dan ada rencana sedang diurus oleh JICA untuk mengembalikan listrik pada tahun 2001. Sub-distrik Iliomar pada tahun 2001 akan memusatkan perhatian pada memelihara jalan yang jelek dan memperbaiki jalan yang rusak, yaitu jalan Iradarate Iliomar I, jalan yang keluar pada jalan Viqueque Tirilolo, dll.

39

MORO/LAUTEM

Karena Moro terletak di daerah pantai distrik Lautem, dan mempunyai batasan dengan Baucau ke arah barat, prasarana dan penduduknya sangat dipengaruhi kekerasan bulan September 1999. Semua lembaga dihancur, khususnya di desa Lautem di mana tidak ada satu pun gedung yang masih berdiri. Penduduk dan Struktur Politik/Administrasi Menurut catatan penduduk yang dikumpulkan pada bulan November 1999 dan diperbaharui pada bulan Agustus 2000, pembagian sebagai berikut:
DESA CHEFE DE SUCO (KEPALA DESA) PENDUDUK JUMLAH KELUARGA

Baduro Com Daudere Eukisi Ililai Maina I Maina II Pairara Parlemento Serelau
JUMLAH TOTAL

Fernando Da Costa Cabral Edmundo Da Cruz Duarte Da Costa Ribeiro Macario Dos Santos Ferreira Jaime Da Costa Ameriko Fernandes Faustino Fernandes Crispin Maria Barros Jose Dos Santos Silva Alarico Da Costa

1056 2258 1673 1090 878 1217 1810 1585 2292 894 14 753

261 491 450 228 295 452 521 346 477 230 3751

Bahasa: Fataluku adalah bahasa utama yang dipakai di sub-distrik. Anak-anak diajar dalam Bahasa Indonesia dan Tetun di sekolah. Makasae dipakai di bagian barat sub-distrik. Pertanian Pendidikan Tidak ada gedung sekolah yang masih utuh setelah kekerasan; semuanya dibongkar atau dihancur. Beberapa sekolah dibuka kembali pada akhir tahun yang lalu sebab usaha UNICEF. Sampai sekarang 16 SD berjalan dengan jumlah total 2559 siswa. SMP dengan 110 siswa telah dibuka kembali.

40

Kesehatan Di seluruh distrik Lautem, pelayanan kesehatan disediakan oleh MDM, yang melakukan pekerjaan dari klinik tetap dan klinik keliling. Parlemento dan Com mempunyai klinik tetap, sedangkan pelayanan di desa lain disediakan oleh klinik keliling. Penyakit utama yang dilaporkan di daerah ini adalah malaria.

Prasarana

Listrik
Sumber utama listrik adalah sebuah generator yang terletak di Parlamento, yang menyediakan listrik pada desa terpencil di daerah langsung di sekitarnya. Generator ini berjalan dari jam 6 sore sampai jam 11 malam. Desa lain akan dihubungkan pada sumber utama dari Lospalos, tetapi karena pembongkaran kabel masih belum diperbaiki.

Jalan
Karena sebagian besar Moro terletak di jalan raya yang menuju Baucau, kondisi dianggap sangat bagus sebelum hujan pada bulan April-Mei 2000. Sekarang semua desa dapat dimasuk lewat jalan.

Air
Di banyak tempat, air tanah alam dari sumur adalah sumber utama air. Kesempatan menanam makanan yang cukup untuk nafkah hidup sangat terbatas, dengan orang tergantung pada hasil bumi dan kelompok kecil binatang.

TUTUALA

Tutuala terletak di ujung paling timor Pulau Timor dan adalah salah satu sub-distrik di distrik Lautem, sekitar satu jam naik mobil dari kota Lospalos. Daerah yang berpenduduk sedang ini sangat beruntung karena sebagian besar gedungnya tidak dihancurkan pada kerusakan bulan September 1999. Kerusakan pada daerah ini ada di Mehara dan paling mempengaruhi gedung pemerintah. Tutuala terdiri dari dua sub-desa, Mehara dan Tutuala. Di bawah Mehara ada desa lebih kecil (suco) Loikero, Porlamano dan Poros. Di bawah Tutuala ada suco Chailoro, Ioro, Petileti dan Vero. Penduduk dan Struktur Politik / Administrasi Menurut informasi yang disediakan oleh CNRT dan PKF penduduknya sebagai berikut:

DESA Mehara Tutuala

Chefe de Suco (Kepala Desa) Jose Filipe Armando Dos Santos

Penduduk 1919 1574

Jumlah Keluarga 331 478

41

Jumlah Total

3493

809

Pengaruh penjajahan oleh Portugal dan Indonesia mempunyai dampak yang bertahan pada bahasa yang dibicarakan di Tutuala dan Timor Leste sebagai keseluruhan. Bahasa Portugis dibicarakan oleh banyak orang generasi tua di daerah, sedangkan generasi mudah, yaitu yang lahir setelah 1974 memakai Bahasa Indonesia. Anak sekolah diajar dalam Bahasa Indonesia sedangkan Fataluku adalah bahasa daerah yang dibicarakan oleh paling banyak orang. Bahasa Inggeris masih sangat baru untuk penduduk setempat, dan hanya sedikit saja yang bisa berbicara Bahasa Inggeris. Kepemimpinan Setempat Gereja, CNRT, OMT, OJT dan kepemimpinan tradisional mempunyai kepemimpinan / wewenang di Tutuala, sama halnya dengan daerah-daerah lain di Timor Leste. Koordinator Sub-distrik, Feliciano Gonzaga, mewakili ETPA di Tutauala. Gereja, yang pada dasarnya adalah gereja Katolik, mempunyai suara besar dan kedudukan yang tinggi dalam masyarakat. Mereka mempunyai kekuasaan untuk mempengaruhi program apa saja yang dilaksanakan karena pengikutnya banyak sekali. Waktu program dilaksanakan, gereja menjadi jalur utama untuk pembagian informasi pada masyarakat. Ada setidaknya satu gereja Katolik dan satu gereja Protestan di Mehara Poros dan Tutuala. Pertanian Penghasilan pertanian turun pada bulan Juli setelah hujan deras; sub-distrik ini, yang tergantung pada nasi dan jagung mengalami banyak hektar tanah yang ditutupi dengan air, berarti ada kekurangan makanan yang dihasilkan. Untuk masalah ini, CARE memain peran yang penting dalam menambah pada jumlah makanan. Banyak makanan ini dimakan oleh masyarakat setempat, dan yang lain digunakan sebagai biji. Pada akhir tahun, masyarakat mempunyai tugas menanam biji dalam tanah, dan dari biji ini kita harap akan mendapatkan hasil besar. Satu ton biji jagung diberikan oleh FAO pada masyarakat Tutuala, pembagian jagung yang dibeli di daerah setempat ini dipusatkan pada pengungsi yang kembali dan orang yang tidak mampu membeli biji untuk ditanam. Setiap keluarga menerima sebanyak 5 kilo. Selama bulan November, sektor pertanian mengantar 160 kantong pupuk urea pada sub-distrik ini untuk pembagian di seluruh distrik pupuk yang diberikan oleh Bank Dunia. Daftar anggota untuk membentuk keanggotaan pusat Pelayanan Pertanian Percobaan dari Tutuala disusun dan diserahkan pada sektor pertanian. Sebanyak 300 anggota dari Tutuala akan merupakan sebagian dari 3000 anggota dalam distrik. Pendidikan Semua dari empat sekolah di sub-distrik sedang berjalan, lebih awal tahun ini, SDN Poros dibangun kembali sebagai sebagian dari program perbaikan SD UNICEF yang terus-menerus. Sebagai menyangkut keadaan sekolah di sub-distrik sebagian besarnya mengalami kekurangan baik guru maupun alat-alat belajar, sampai sekarang beberapa buku dibagikan pada sekolah dalam pembagian buku yang terus-menerus.

42

SDN Pitileti khususnya sedang dalam keadaan jelek; sekolah ini dilaporkan pada petugas yang bersangkutan dan dia memberitahukan saya bahwa sekolah ini telah terdaftar untuk perbaikan di bawah program UNICEF. Jumlah guru dikurangi sebab pembatasan keuangan; kepala guru mengeluh kesulitan mengajar, karena ratio guru-siswa tidak memungkinkan proses mengajar bagi baik guru maupun siswa. Selama bulan November, SDN Pitileti diberikan sekolah sekutu di Australia, dengan tujuan mendapatkan bantuan untuk siswanya. Proses ini, yang diantarkan oleh kantor UNHCR di Baucau mengakibatkan pengantaran buku tulis, alat-alat lukisan dan kertas. Kesehatan Tutuala mempunyai tiga fasilitas perawatan kesehatan utama yang diperbaiki dan dijalankan oleh MDM, sebuah NGO Portugal. Klinik menyediakan perawatan kesehatan utama dan pelayanan laboratorium. Semua dari tiga klinik, secara seluruh mempunyai: 2 bidan 5 perawat 6 penolong perawat 3 petugas apotik 1 juru teknis laboratorium Sebagian besar petugas ini adalah pekerja selama jaman Indonesia, pada saat ini mereka adalah pekerja UNTAET. Selain dari memperbaiki fasilitas medis, MDM menyediakan obat-obat dan pelayanan ambulans. Selama bulan November dan Desember 2000 Hari Pengebalan Nasional pertama untuk Polio Mellitus dilaksanakan di Tutuala dan Timor secara keseluruhan. Program dua-tahap ini melakukan pengebalan lebih dari 98% penduduk sasaran, yang berumur di antara 0 sampai 5 tahun. Pada akhir tahap kedua, masyarakat mengucapkan keinginan untuk penerusan program ini yang adalah tanda bahwa mereka sangat memahami bahayanya polio, maka kebutuhan untuk pengebalan. Pengebalan terhadap penyakit lain terus setiap minggu di semua dari tiga unit kesehatan di subdistrik. Sektor kesehatan telah mengumumkan bahwa sebuah unit kesehatan akan dibangun di Mehara di mana letaknya gedung lama. Pelaksanaan program ini akan membutuhkan penutupan unit kesehatan di Mehara dan pengurangan unit kesehatan di Tutuala dan Poros. Saya harap bahwa program ini akan dilaksanakan pada awal tahun depan. MDM terus menjalankan klinik keliling secara mingguan setiap hari Rabu. Hal yang penting bagi masyarakat sekarang adalah utamanya pengenalan program keluarga berencana. Walaupun di masyarakat ternyata bahwa tidak ada program yang menangani waktu antara kelahiran setiap anak dan jumlah yang dibutuhkan, saya sendiri berbicara dengan koordinator kesehatan subdistrik yang memberitahukan saya bahwa sekarang hanya metode KB alami yang diterima oleh masyarakat yang dikuasai gereja Katolik ini. Dia mengulangi bahwa susah memperkenalkan metode lain yang lebih dapat diandalkan.

43

Sebagai sebagian dari program masyarakat sektor, sektor kesehatan seharusnya turun ke sub-distrik untuk melatih penolong kesehatan masyarakat dalam pembagian informasi, khususnya dalam perawatan kesehatan utama, bahayanya dari merokok, kebersihan rumah dasar dan metode KB yang sangat dilawan oleh gereja Katolik. Prasarana

Air
Prestasi dasar di bidang air di sub-distrik selama tahun ini adalah penyediaan sistem air untuk desa Tutuala. Misi Katolik Fuiloro memberikan sistem air lengkap untuk desa Tutuala, termasuk menyediakan generator, membangun sebuah kolam air dan menyediakan semua pipa yang dibutuhkan. Pada akhir tahun, desa ini menerima air, walaupun sebagai disoroti sebelumnya kita menghadapi kekurangan solar karena sistem memakan hampir 400 liter solar per bulan. Sektor prasarana selalu membantu kita dengan masalah ini. Dua kemungkinan untuk membantu dengan meringani masalah pengeluaran uang untuk solar telah ditentukan. Kemungkinan pertama, yang ditangani oleh ETTA dan CEP adalah mendapatkan pompa air yang ditenagakan listrik di Pitileti. Kemungkinan ini dapat berjalan dengan baik karena kita mempunyai listrik di sub-distrik antara jam 1800 sampai jam 0000 setiap hari, dan pada waktu ini, air dapat dipompa ke tengki kolam air dan dapat disediakan pada hari berikutnya. ETTA dan CEP telah melaksanakan penilaian bersama untuk bahan-bahan yang dibutuhkan agar menyelesaikan tugas ini. Perkiraan jarak 1.7 kilo ke pompa air masih belum dimasukkan oleh petugas sektor listrik.

Listrik
Mehara masih menerima listrik dari Lospalos walaupun jam dikurangi dari 18 sampai 5 karena kekurangan penyediaan solar pada distrik. Daerah ini masih mengalami gangguan listrik, yang selalu diperbaiki oleh sektor yang bersangkutan. Dari dua generator yang dipasang untuk desa Tutuala hanya satu yang berjalan melayani bagian yang kecil sekali dari empat sub-desa yang menyusun desa, maka banyak listrik yang dikeluarkan dibuang saja. Beberapa kali, masyarakat meminta kepada UNTAET untuk membantu dengan menyediakan listrik pada bagian lain desa.

Jalan
Jalan di Tutuala dianggap yang paling baik kedua di distrik. Semua jalan dapat digunakan kecuali bagian 8 kilo ke pantai Valu. Pada bulan Juli sebagian jalan langsung setelah Poros diputus karena hujan, yang membanjir danau Iralalaro. Dengan bantuan dari masyarakat dan PKF, sebuah jalan lain dibangun, yang berarti bahwa bagian lain sub-distrik dapat dimasuk lagi, yang sudah tidak dapat dimasuk selama lebih dari satu bulan. Pada bulan Oktober 2000 air telah dibawa ke luar, berarti bahwa jalan ini dapat digunakan lagi. a. Pengungsi yang kembali

44

Tutuala tidak mengalami pemindahan besar penduduk selama penghancuran bulan September 1999. Menurut informasi yang disediakan oleh kantor CNRT, sebanyak 80 orang berangkat dari Tutuala, sebagian besar menuju Kupang. Selama bulan November sebanyak 16 orang kembali ke sub-distrik dari Kupang. Kelompok ini, yang masuk lewat Com, terdiri dari dua keluarga dan satu siswa. Mereka ikut serta dalam mantan kelompok Koramil. Mereka diterima dengan senang hati ke dalam sub-distrik oleh masyarakat. Sekitar 70 orang masih berada di Kupang. b. Pengasih Sesama Manusia Sebagai persiapan untuk malaria yang merajalela selama musim hujan, IRC datang untuk menyelematkan masyarakat dengan menyebarkan kain kelambu. Untuk Tutuala sendiri lebih dari 800 kain kelambu diantarkan pada, dan dibagikan antara masyarakat oleh pemimpin setempat. c. Proyek-proyek Projek US$5600 yang didanai QIP untuk Tutuala sedang berjalan. 24 kilo jalan telah dibersihkan oleh masyarakat di Tutuala. Bagian lain proyek termasuk perbaikan lapangan bola voli di setiap desa. Tiga usulan akan diajukan pada kantor proyek untuk mendapatkan pendanaan; usulan ini termasuk tempat pekerjaan kayu, perikanan dan perbaikan gedung masyarakat. Untuk tahun mendatang, adalah perlu memulai proyek yang menimbulkan pendapatan. Dana untuk memperbaiki Pousada telah diperoleh dan pekerjaan dijadwalkan mulai pada awal tahun depan. Untuk proyek ini, OCHA telah menawarkan US$588 dan QIP memberikan US$4606. Dana yang diperoleh akan digunakan untuk memperbaiki wisma tamu dan dapur. Kantor perhutanan di Dili juga mengambil tindakan yang kuat yang menyangkut perbaikan struktur itu. Pada tanggal 16 Januari 2001 mereka turun ke sub-distrik untuk berapat dengan masyarakat mengenai hal-hal yang menyangkut mengembangkan sebuah rencana usaha untuk pengelolaan sumber daya alam dalam sub-district. Kantor ETTA di Tutuala juga mempunyai rencana untuk pengelolaan sumber daya alam dalam Tutuala. Pada awal tahun depan akan terbentuk panitia untuk mengelola sumber daya alam. Kegiatan awal menuju sasaran terjadi pada bulan Desember. Kegiatan PKF Kegiatan PKF pada tahun ini dipusatkan pada pemeliharaan perdamaian dan pekerjaan jalan. Selama bulan Juli, PKF, bersama masyarakat, membangun jalan di Mehara, sebuah desa yang tidak dapat dimasuk selama lebih dari satu bulan. Jembatan ke pantai Valu, dirusak oleh hujan pada bulan Mei, sedang diperbaiki oleh PKF. Mereka menyumbang semua bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan. Pekerjaan ini diharapkan selesai pada tengah bulan Januari. Batalyon ketiga telah mencapai kemajuan. Kegiatan CEP

45

CEP adalah salah satu program yang ditentukan untuk meringankan kemiskinan dan mendorong pengikutsertaan masyarakat dalam penentuan masalah dan peringanan. Program ini didirikan di distrik pada awal tahun ini dengan tujuan mengenal masyarakat Timor dengan pengelolaan masalah sendiri mereka. Hal ini mencakup pembentukan panitia pada tingkat desa. Panitia ini ditugaskan dengan penentuan masalah, penetapan prioritas dan pemecahan masalah. Tahap pertama program terdiri dari pembelian dan pembagian banyak alat rumah tangga dan babi pada masyarakat. Pada akhir tahun, Tutuala lebih maju daripada sub-distrik yang lain, dengan menyelesaikan tahap kedua program. Untuk tahap kedua, sub-distrik akan menerima sebanyak US$50,000. Uang ini akan digunakan untuk membeli: 1. Mesin penggilingan jagung. 2. Perabotan untuk gedung masyarakat. 3. Mesin penggilingan padi. 4. Mesin jahit. 5. Pembagian makanan. Keamanan/CivPol Kantor CivPol Tutuala berjalan dari hari Senin 13 November 2000. Kantor ini mempunyai staf yang lengkap dengan 7 Civpol internasional ditolong oleh 3 TLPS kadet dan juru bahasa yang menjaga ketertiban masyarakat di Tutuala dan Bauro (Lospalos). Mobil patroli tambahan dan Kelompok Penolong Polisi (PAG) akan dibutuhkan untuk meningkat kegiatan polisi. Pelayanan komunikasi radio dan telepon semuanya telah dipasang. Ada listrik penuh waktu pada kantor yang disediakan oleh generator dan listrik kota. Air belum dipasang pada kantor walaupun pihak yang berwewenang telah ditelpon secara berulang-ulang. Civpol dan PKF melaksanakan patroli sehari-hari dan keadaan keamanan tetap tenang. Informasi Umum Semua iklan dari kantor CISPE di Dili yang diterima telah dibagikan pada orang yang paling berketrampilan. Sebagai telah disoroti, kadang iklan ini datang sangat terlambat, yang menghalangi pengikutsertaan masyarakat. Jawaban pada iklan ini masih sangat rendah. Dari beberapa orang yang menjawab iklan, hanya sedikit saja dari sub-distrik yang diundang ikut wawancara. Agar meningkatkan jawaban masyarakat pada iklan kita membutuhkan iklan ini dikirim lebih awal. Sampai sekarang ada satu papan pengumuman terletak di Mehara dan semua iklan yang diterima dipasang di papan. Ada kebutuhan untuk satu lagi papan pengumuman terletak di Tutuala agar informasi disebarkan secara lebih lancar. d. Kantor ETTA Kantor ETTA sub-distrik yang adalah sebagian dari kantor Civpol dibuka pada bulan Oktober. Saya menunggu menerima komputer untuk kantor ETTA karena Civpol hanya mempunyai satu komputer dan hampir selalu digunakan. Sampai sekarang belum ada juru bahasa yang bekerja untuk ETTA, dan ini berarti bahwa pekerjaan saya agak susah karena saya harus mencari orang yang bisa berbicara Bahasa Inggeris sedikit atau

46

menunggu sampai salah satu juru bahasa Civpol mempunyai waktu kosong. Ada banyak batas waktu yang harus dipatuhi, maka mengerjakan beberapa program secara cepat adalah penting. e. Program Politik Program politik di sub-distrik adalah sumber dukungan untuk CNRT. sekretaris sub-distrik ikut serta dalam konferensi sepuluh hari di Dili. Selama bulan Agustus,

Pada awal bulan ini, sub-distrik ikut serta dalam pengajuan calon untuk mengganti Bapak Albino sebagai ketua CNRT distrik. Bapak Amaral dicalonkan dan nanti dipilih pada jabatan ini. Waktu kita menanti-nanti pemilihan tahun depan ini, pemasukan dari pemimpin politik akan sangat penting karena mereka mempunyai kekuasaan besar sebagai menyangkut menggerakkan masyarakat. f. Pencatatan Sipil / Program Pemilihan

Petugas Hubung Pencatatan Sipil untuk Lautem, Ibu Marion Sierkieky bersama Bapak Singh mengunjungi sub-distrik Tutuala pada bulan Oktober untuk memeriksa struktur yang akan digunakan untuk pencatatan sipil. Tiga pusat ditentukan, yaitu di Poros, Mehara dan Tutuala. Semua struktur sedang dalam keadaan bagus. Koordinator Pencatatan Sipil Distrik telah mengunjungi pusat agar dia lebih mengenal struktur. Saya menanti-nanti bekerja sama dengan mereka waktu kegiatan mereka mulai. g. Perumahan: Hanya sedikit saja tanah milik yang dihancur pada penghancuran bulan September, dari yang dihancur sebagian besarnya adalah gedung umum di Mehara. Gedung ini akan membutuhkan sumber daya dan waktu untuk diperbaiki dan dipergunakan. Rencana telah dilakukan untuk memperbaiki gedung ini agar Civpol dapat bekerja di dalamnya. Sebagian besar gedung pribadi dibangun dengan dinding bambu dan atap besi. Walaupun rumah ini dapat ditempati, penduduknya sangat mudah digigit nyamuk. Beberapa gedung baru sedang dibangun di daerah dengan banyak bantuan dari UNHCR/IOM. h. Pasar Ada dua pasar mingguan yang berjalan di Tutuala, pada hari Selasa dan hari Sabtu. Pasar di Mehara adalah tetap, dan hanya membutuhkan beberapa perbaikan pada lantainya. Penilaian untuk perbaikan struktur ini telah dipertunjukkan pada Bank Dunia untuk mendapatkan pendanaan. Desa Tutuala tidak mempunyai pasar tetap. Pembelian terjadi di lapangan, dan pasar pasti tidak dapat berlangsung jika hujan. Di pasar ini hanya beberapa hasil bumi pertanian yang ditumbuh secara setempat tersedia. Masyarakat telah lama meminta kepada UNTAET untuk membantu dengan penyediaan fasilitas transportasi guna membantu mereka mengangkat hasil bumi mereka ke Lospalos. Pada saat ini, masyarakat tergantung pada transportasi pribadi untuk berjalan ke Lospalos pada hari pasar, yaitu hari Sabtu. i. Pariwisata

47

Tutuala mempunyai potensi besar untuk pengembangan usaha pariwisata. Daerah ini mempunyai tiga pantai, yaitu pantai Valu (yang menghadap ke pulau Jaco), pantai Loikero dan pantai Jonal. Dari tiga pantai ini hanya pantai Valu yang dapat dicapai dengan mobil. Selain pantai ada pemandangan yang indah sekali dan goa dengan gambaran pra-sejarah, yang dikatakan menggambarkan asal Timor Leste. Untuk melengkapi ciri di atas ada wisma tamu (yang masih belum diperbaiki) dalam sub-distrik yang dapat menjadi penginapan pengunjung pada tempat wisata di atas. Agar meningkatkan manfaat tempat wisata ini pada masyarakat, ETTA, melalui administrasi distrik dan kantor perhutanan Dili, berencana bersama dengan masyarakat akan mengembangkan rencana usaha yang dapat membantu dengan menimbulkan pendapatan bagi masyarakat. Di antara proyek yang sedang dipertimbangkan ada pengelolaan pantai dan goa, di mana pengunjung harus membayar untuk masuk tempat wisata ini. Melalui proyek ini, anggota dari masyarakat akan menjadi pemandu bagi pengunjung pada tempat wisata ini. Sebagai menyangkut wisma tamu, rencana telah disusun untuk wisma tamu itu diperbaiki dan dikelolai oleh kelompok wanita setempat. Banyak orang mengunjungi tempat wisata ini, maka sudah terlewat waktunya masyarakat mendapatkan manfaat dari tempat wisata yang dimiliki mereka.

48

You might also like