You are on page 1of 14

Re: Trs: [stmp-mks] pengalaman buruk memulai pekerjaan (Alumni GPS)

kalau untuk menyerahkan ijazah kepada perusahaan, biasanya yang memberlakukan adalah perusahaan outsourcing, sehingga si employee tidak bisa mencari perusahaan yang lebih baik, toh kalau memang ingin membuktikan ijazah yang dimiliki employee adalah asli tidak perlu sampai 'ditahan' cukup dilihat saja sebagai bahan verifikasi. Sebaiknya jika memang harus memberikan ijazah, persiapkan diri dengan segala kemungkinan buruk, seperti: 1. ijazah hilang 2. pengembalian ijazah berbelit-belit atau lama 3. ijazah rusak 4. PIC yang memegang ijazah ternyata sudah pindah ketika employee ingin mengambil ijazahnya mungkin masih banyak hal yang lain, namun hal ini bisa diminimalisir dengan membaca kontrak kerja, kalau memang hal-hal yang menyangkut ijazah belum dicantumkan, minta dicantumkan, misalnya pastikan kapan (hari, tgl, bulan dan tahun) ijazah dikembalikan, kepada siapa harus meminta atau ada data recovery plan jika ijazah hilang atau rusak, karena setahu saya jika ijazah hilang, belum tentu perguruan tinggi bisa / mau memberikan salinannya (itupun jika ada). Wed Jan 7, 2009 Memang agak berat jika harus berkaitan dengan kontrak, karena umumnya 3:56 pm employee mengiyakan saja, biasanya karena alasan 'nyari kerja susah'. Tapi menurut saya, jika hal ini tidak dicegah dari awal di kontrak, maka ke depannya bisa berpotensi masalah dan mempengaruhi masa depan kerja kita bahkan bisa-bisa Show Message kita gak bisa melamar di perusahaan lain karena masalah ijazah, Mau ? Info You Have To Say to Employer: Take It Or Leave It Mungkin rekan-rekan bisa sharing ?

Kind regards, Sigit Priyono

"** Sigit. P **" <zege_17plus@...> zege_17plus Offline Send Email

From: sulfiana daud <upi_mcs41106@...> To: persiapan-seleksi@yahoogroups.com Sent: Tuesday, January 6, 2009 9:16:58 PM Subject: Persiapan-Seleksi Trs: [stmp-mks] pengalaman buruk memulai pekerjaan (Alumni GPS)

--- Pada Sel, 6/1/09, sulfiana daud <upi_mcs41106@ yahoo.com> menulis: Dari: sulfiana daud <upi_mcs41106@ yahoo.com> Topik: [stmp-mks] pengalaman buruk memulai pekerjaan (Alumni GPS) Kepada: stmp-mks@yahoogroup s.com Tanggal: Selasa, 6 Januari, 2009, 6:12 AM Ini adalah pengalaman yang saya alami sekitar dua tahun yang lalu.

Teringat kembali di ingatan saya, karena seorang teman saya yang bekerja pada instansi swasta sebelumnya dan akhirnya keterima di salah satu Departemen Pemerintah yang bonafid mengalami hal yang sama dengan saya(Promosi ---->> Dia Lulus Berkat GPS lho). Pertama, saya akan menceritakan perihal teman saya tersebut, Setelah mencoba beberapa kali pelamaran cpns di beberapa instansi pemerintah, bulan Oktober 2008 kemarin akhirnya Dia mengetahui kalau dirinya lulus secara murni di salah satu Departemen Pemerintah yang notabene bonafit dan sudah renumerasi gaji. Sungguh sangat beruntung. Setelah mengetahui kelulusannya, akhirnya Dia pun memutuskan hengkang dari perusahaan swasta tempat bekerja sebelumnya. Saat keluar pun tak ada masalah. Hingga beberapa bulan terakhir, tepatnya 3 bulan setelah proses pengunduran diri tersebut. Pihak perusahaan mengancam akan memperkarakan Dia dengan alasan kehilangan Data - Data penting perusahaan. Sangat mencurigakan, karena klaim inipun diadakan setelah beberapa bulan lamanya teman saya keluar, yang bisa jadi orang - orang atau karyawan - karyawan lain yang melakukan ha tersebut. Cuman hanya karena ingin mencari kambing hitam, Teman saya pun yang dituduh. Terlepas dari siapa yang akan dijadikan Kambing Hitam itu. Mari kita berpikir sejenak, alasan kira - kira apa yang melatar belakangi melakukan hal tersebut. Perusahaan swasta, utamanya yang belum mempunyai manajemen yang baik dan masih pemerintahan terpusat. Biasanya memang sangat menyayangi karyawan yang notabene pintar, patuh, dan rajin. Bisa jadi alasan ini merupakan akal - akalan sang direktur perusahaan tersebut untuk mempertahankan sang karyawan. Atau ingin mencari keuntungan dari diterimanya sang mantan Karyawan di salah satu Departemen pemerintah yang notabene bonafit tersebut. Banyak koq, direktur - direktur perusahaan yang mengandalkan (istilahnya) karyawan andalan nya untuk mengatur segala keperluan Sang Bos. Sang Bos hanya tahunya tanda tangan dan penerimaan uang masuk. Ataupun mungkin juga karena sang mantan karyawan itu nanti jadi pintar setelah kerja di perusahaan Sang Bos tersebut. Sehingga dengan keluarnya karyawan andalannya, maka Sang Bos bisa jadi kewalahan mengatur segala hal yang telah menjadi keahlian Sang Karyawan Andalan. Dan untuk mendelegasikannya pun membutuhkan waktu untuk proses adaptasi calon Karyawan Andalan yang baru. Yang secara tidak langsung bisa mengganggu perekonomian perusahaan. Mungkin cukup cerita tentang teman saya. Saya tidak akan membuat lagi praguga - praduga lainnya. Karena saya akan menceritakan hal yang sama saya alami tepat dua tahun lalu Awal 2007. Juni 2006. Saya diterima bekerja pada parusahaan PT. Adi Jaya Lima Pradana. Sebagai karyawan baru, saya pun bersedia - sedia saja saat dimintai ijazah asli berikut transkrip nilai saya dari Universitas Hasanuddin. Sekadar info, saat itu saya termasuk lulusan terbaik

Fakultas dengan IPK lumayan tinggi. Ijazah kuperolah dengan susah payah di bangku kuliah dulu. Tapi, maklum saat itu saya masih newbie, masih fresh graduate dan masih naif. Pekerjaan merupakan barang mahal bagi saya. Meskipun saat itu gaji yang ditawarkan hampir sama dengan gaji honorer yang kerjanya bisa lebih santai,saya toh tetap menerima pekerjaan itu saking naifnya saya. Setelah 3 bulan lamanya saya bekerja pada perusahaan tersebut. Beberapa hal yang membuat saya tidak betah, termasuk jam lembur yang kompensasinya sangat menggelikan waktu itu. Dibayar dengan upah satu kali makan. Hitung sendiri satu kali makan waktu itu 10Rb, yah satu malam lembur itu cuman dihargai 10Rb. Itupun nanti dianggap lembur bila melebihi jam 8 malam. Padahal jam pulang semestinya kan jam 5. Itu hanya salah satu hal yang membuat saya tidak betah. Masih banyak lagi alasan - alasan saya, berikut mempertimbangkan juga jejang karier saya ke depannya. Tapi rasanya tidak etis menjelek - jelekkan nya terus. Walaupun itu kejadian nyata. Agustus 2007, akhirnya saya memutuskan keluar dengan alasan ingin berkonsentrasi belajar untuk ikut pada test beasiswa APS 2006. Padahal masih banyak alasan - alasan lain saya untuk keluar. Bisa dibayangkan pekerjaan apa saja yang baru saya kerjakan selama 3 bulan bekerja tersebut. Menggambar, menghitung dan lain - lainnya. Tidak menyangkut file - file yang sangat sangat penting amat. Wong, cuman 3 bulan koq. Saat pengunduran diri pun, Saya menanda tangani surat serah terima pekerjaan (yang bodohnya) saya tidak mengkopi surat tersebut sebagai bukti saya di kemudian hari. Beberapa hari menjelang, Saya hanya sibuk mempersiapkan diri saya untuk mengikuti test beasiswa tersebut. Dan perkara ijazah dan transkrip saya belum sempat saya ambil di bagian tata usaha kantor tidak pernah terpikirkan sebelumnya akan rumit seperti ini. Setelah melewati ujian. Saya pun menghubungi bagian tata usaha, yang dari cara bicara nya seolah - olah mempersulit Kami (saat itu saya tidak sendiri, berdua dengan sahabat saya). Lain hari Dia berkata lain, Lain hari lain lagi. Entah dengan orang ini. Baik pada Kami berdua, tapi disisi lain juga takut pada Bos. Proses pengembalian ijazah dan transkrip inipun berjalan sangat lama, panjang dan berbelit - belit. Hingga harus melibatkan pihak birokrasi pemerintah (baca=polisi) yang notabene juga ingin mencari keuntungan dari Kami. Untung saat itu ada koneksi Kakak saya pengacara di Kota saya, sehingga ramailah perkara perebutan ijazah ini. Karena sudah melibatkan polisi dan pengacara. Tapi beruntung, Maret 2007 setelah 7 bulan sejak pemutusan hubungan kerja. Akhirnya saya berhasil mendapatkan ijazah saya dari pihak polisi, setelah berkali - kali mendatangi kantor kepolisian setempat

yang jarak tempuhnya 2 jam dari rumah saya yang saat itu Saya sedang hamil muda. Dibanding usia kerja yang hanya 3 bulan itu, lebih panjang waktu pengembalian ijazah saya. Berbekal alasan sama yang digunakan mantan perusahaan teman saya saat ini yakni kehilangan data - data penting perusahaan. Selang satu tahun kejadian tersebut, saat saya sedang berjalan - jalan di mall berdua dengan sahabat saya (yang juga ijazahnya pernah ditahan) Kami pun bertemu dengan 3 ex. karyawan perusahaan PT. AJLP itu. Ternyata mereka pun sudah keluar dari perusahaan AJLP, tapi malang nasib mereka, karena ijazah mereka masih tertahan disana. Dan itu pun sudah terjadi selama bertahun - tahun lamanya. Mereka salut pada Kami karena waktu itu proses pengembalian barang Kami itu sangat hebat karena melibatkan polisi. Dan kami sudah mendapatkan barang kami kembali seutuhnya. Satu hal penting sebelum memutuskan bekerja, yakni: 1. lihat kriteria calon yang akan menjadi bos kita. Apakah kita layak menjadi anak buah di perusahaan tersebut. Walaupun, jujur saja ketidak berdayaan para pencari kerja saat ini menjadikan para pencari kerja lebih naif dalam memilih pekerjaan. 2. Perlu ketelitian dalam penelaahan kontrak kerja. Sangat bijaksana bila kita meminta draft surat kerjasama sebelum memulai suatu pekerjaan atau penanda tanganan kontrak. Karena itu adalah hak kita. 3. Jangan sekali - sekali memberikan ijazah asli maupun transkrip nya kepada Calon Bos Kita tanpa alasan yang jelas. Kecuali, beberapa instansi pemerintah yang memberlakukan hal tersebut. Sengaja ku cantumkan nama perusahaannya, agar sewaktu - waktu perusahaan tersebut dapat ditindak dan mendapatkan hal yang setimpal dengan kejahatan mereka. Semoga menjadi bahan renungan para pencari kerja ataupun yang ingin meninggalkan pekerjaan lamanya. Salam job seeker. Mohon maaf sebelumnya, tulisan ini tidak dimaksudkan untuk bergagahgagahan. Tapi hanya sekedar sharing saja:D PROGRAM PELATIHAN SINGKAT/SEHARI APTITUDE TEST/GAT/TPA (Jadwal Terbaru klik http://www.gpsjakar ta.com Lembaga Independen, Sejak 2001 s.d saat ini memiliki lebih dari 19 rb alumni) I. PERSIAPAN SELEKSI PEGAWAI BUMN/CPNS/Bank Indonesia (JAKARTA) Diselenggarakan selama sehari dan satu kali pertemuan

Hari : SABTU 10 Januari 2009 (reguler dibuka tiap Sabtu) Waktu : 08.30 s.d 17.00 biaya Rp. 200.000. Tempat: Kampus GPSJAKARTA Point Square (GIANT Hypermart) Lantai M (Lewat Lift Lobby Barat) Lebak Bulus (depan Carrefour Lb.Bulus) tlp 021-98299611, 70742586 hotline 085210623123 Formulir download dari http://www.gpsjakar ta.com/formulire guler.doc Ribuan Alumni kami berhasil masuk PNS dan BUMN serta Bank Indonesia. II. TES PSIKOLOGI INDIVIDUAL: 1. Hasil psikotes yang akan diterima peserta perorangan (bukan peserta lembaga) terutama bagi yang sudah bekerja dan merasa belum optimal hasilnya, maka dengan mengikuti Psikotes dapat diketahui potret psikologis/ personalitinya (kelebihan dan kelemahannya) . Dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan tersebut dapat dipakai untuk mengoreksi diri dan kinerja kita serta dapat dipakai sebagai dasar rekomendasi mutasi pada bidang/jenis pekerjaan yang sesuai. 2. Bagi yang sedang mencari pekerjaan, dengan mengetahui bidang pekerjaan yang sesuai dengan kondisi psikologis dan kemampuan akademisnya (kelebihan dan kekurangannya) maka calon pencari kerja dapat mengurangi kemungkinan gagal dalam TES PSIKOLOGI pada bidang pekerjaan yang dia pilih karena tidak sesuai dengan potensi dan kepribadiannya (salah memilih bidang pekerjaan yang dilamarnya). Faktor Psikologis yang diukur : A.Kemampuan Akademik (kecerdasan, kemampuan bahasa, logika, kemampuan berhitung) B.Kepribadian (ketekunan, sistematika, kemandirian, kepemimpinan, kestabilan emosi, sosialisasi, kreativitas, motivasi, ego) C.Kemampuan Kerja (kecepatan kerja, keajegan, ketelitian, ketahanan). Disamping itu psikolog juga akan memberikan LAPORAN DINAMIKA PSIKOLOGIS untuk masing-masing peserta tentang bidang pekerjaan yang sesuai dan apa yang

perlu ditingkatkan/ dikembangkan. Laporan Hasil Psikotes akan dikirimkan ke alamat peserta (bagi pendaftar dengan formulir perorangan) dan akan dikirimkan ke alamat perusahaan/lembaga (bagi pendaftar dengan Formulir Lembaga) 7 hari setelah tanggal pelaksanaan tes. Pelaksanaan : Kamis 8 Januari 2009(Reguler tiap Kamis) Waktu : Pk. 08.30 s.d 12.30 Wib Biaya : Rp. 240.000,- analisis level Staff dan Rp 325.000 analisis Level Managerial (transfer ke rekening atau langsung ke GPSJAKARTA). Persyaratan : Untuk mencari kerja min lulus SLTA dan untuk Tes Bakat bimbingan konseling/ Penjurusan & Memilih Fakultas PT min SMU kls 1. Tempat tes : POINS SQUARE EDUCATION CENTRE Lantai Mezzanine (M) Lebak Bulus (depan CARREFOUR Terminal Lebak Bulus) Jaksel Formulir : Klik http://www.gpsjakar ta.com/formulirp erorangan. doc Peralatan yang harus disiapkan peserta adalah : Pensil 2B, Karet Penghapus, Rautan, Kartu Identitas yang masih berlaku KTP/SIM (bagi yang keperluan mencari kerja) terlambat tidak diperkenankan mengikuti tes psikologi meskipun telah terdaftar dan biaya tidak dapat diminta kembali) III. PROGRAM PELATIHAN JARAK JAUH (TPA ONLINE)CPNS/ BUMN Sedangkan bagi yang jauh dari Jakarta silahkan daftar untuk kegiatan pelatihan TPA/TBS Jarak Jauh/ Online modul dan Pembahasan dikirim pakai POS/TIKI (mhn segera daftar krn kami butuh waktu buat pengiriman). Prosedurnya : 1. Download formulir http://www.gpsjakar ta.com/formuliro nline.doc dan penjelasan lengkap Program Aptitude test/TPA Online klik di http://www.gpsjakar ta.com/prod05. htm 2. Kemudian anda tranfer biayanya ke rekening yang tertera dalam formulir (boleh dari bank manapun atau pakai ATM ). 3. Bukti transfer ditempel di bagian paling bawah formulir yang telah diisi dengan lengkap dan jelas termasuk kode pos dan nomor telpon dan email kirim melalui Fax atau email 4.Sehabis kirim fax atau email mohon konfirmasi ke 021-98299611, 98290979 apakah hasilnya cukup jelas atau perlu diulang. Banyak kejadian dimana

hasil fax tidak jelas dan tidak terbaca sama sekali sehingga pengelola TPA/TBS Online tidak bisa mengirimkan Modul Pelatihan dan nunggu sampai calon peserta komplain (nomortelpon dan email pun tidak terbaca pula). 5.Setelah kami cek biaya telah masuk ke rekening kami maka Modul dikirim beserta pembahasannya dengan KILAT KHUSUS PT. Pos Indonesia (sesuai janji pihak Pos Indonesia 2 hari sampai) atau melalui TIKI bagi yang ada di kota besar dan terlayani TIKI. 6.Semua pembahasan sudah terkirim beserta modul pelatihan dan disertai fotocopy materi dasar, CDR Materi Tambahan. 7. Peserta diminta mengerjakan soal-soal yang dikirim dan baru melihat pembahasannya. Apabila masih dianggap kurang cukup maka ditanyakan lewat email sebagai media komunikasi peserta TPA Online dengan masa aktif 20 hari sejak diterimanya modul kiriman (tujuan pembatasan waktu agar peserta giat belajar dan berlatih). 8. Materi pelatihan TPA/TBS Online ini dibuat secara General dan tidak ada kaitannya dengan seleksi pegawai instansi tertentu, meskipun demikian banyak peserta TPA/TBS online yang meraih manfaat misalnya semua materi TPA/TBS Online keluar dalam Seleksi CPTU Bank Indonesia, PERTAMINA, BUMN lainnya, TOTAL E&amp;P INDONESIE, dan CPNS 2004 s.d 2008 yang baru lalu ============ ========= ========

Berhati-hatilah terhadap Perusahaan yang menahan Ijazah Anda sebagai Jaminan

2 Votes

Kenapa saya membuat pernyataan di atas? atau diantara kalian telah mendengar kurang lebihnya seperti judul yang saya buat? Terus terang hal itu menunjukkan kalau itu adalah hasil pengalaman pribadi saya sendiri, sebelumnya saya tidak menyadari kalau sebenarnya hal itu sangat merugikan bagi saya selaku karyawan. Sebelum terlambat menyadari atau menyesal. Saya berpendapat, pikirlah secara cermat sebelum bergabung dengan perusahaan yang memberlakukan aturan : karyawan harus menyimpan ijazahnya di perusahaan, apalagi perusahaan swasta. Alangkah baiknya dipikirkan terlebih dahulu dengan baik-baik dan banyak mencari informasi mengenai hal ini. Saya tahu, mencari pekerjaan itu sulit dan karena alasan itulah akan menjadikan beban untuk kamu kelak. Dan seharusnya saya dan kalian tidak perlu takut karena tidak akan mendapatkan pekerjaan, yakinlah selama kita memiliki ilmu, keahlian dan tetap berdoa, kita pasti akan mendapatkannya. Sebelumnya saya ingin berbagi pengalaman dengan kalian sebelum membahas isi pokok dari artikel ini : Awalnya, itulah salah satunya yang terjadi terhadap saya. Karena suatu hal, saya harus mengambil pekerjaan ini padahal Perusahaan memberlakukan aturan yaitu menahan Ijazah asli sebagai Jaminan, sebut saja perusahaan itu adalah A, salah satu perusahaan konsultan dan kontraktor Interior dan Arsitektur yang berlokasi di Jakarta. Pikiran saat itu, hal tersebut adalah wajar karena minimnya informasi yang saya dapat. Namun seiringnya waktu berjalan, setelah beberapa lama bekerja hingga akhirnya saya merasakan tidak nyaman bekerja di dalam perusahaan ini, manajemen perusahaan tidaklah bagus dan membuat saya ingin mengundurkan diri. Dan saya pun mengajukan surat permohonan berhenti bekerja. Sebelum meninggalkan pekerjaan, kita diharuskan untuk proses serah terima terlebih dahulu. Menurut peraturan manajemen perusahaan, waktu untuk proses serah terima adalah 2 bulan (kalau tidak salah) tetapi lambat laun yang saya tangkap, pihak perusahaan sepertinya tidak mau saya keluar begitu saja, oleh karena itu dibuatlah prosedur yang di buat rumit atau sedikit mengada-ngada (entah memang rumit atau sengaja di buat rumit?? hanya Tuhan Yang Maha Tahu) sehingga kalau saya lanjutkan proses serah

terimanya akan memakan waktu 3 bulan.

Saya bingung karena pada saat itu saya di terima bekerja di Perusahaan B , Salah satu perusahaan konsultan yang berlokasi di Tangerang dan saya yakin perusahaan ini lebih baik dari perusahaan A. Di satu sisi saya telah meminta kebijaksanaan dari perusahaan B untuk memperpanjang waktu untuk memulai pekerjaan baru tetapi Pimpinan tidak dapat menjanjikan jikalau terlalu lama posisi saya akan digantikan orang lain, karena mereka sangat membutuhkan karyawan baru. Setelah saya memikirkan begitu lama dan juga meminta pendapat dari beberapa orang yang saya percayai, akhirnya saya langsung meninggalkan perusahaan lama dan menerima perusahaan baru. Dan tidak lupa, saya berdoa kepada Allah SWT untuk dimudahkan segala urusan, meminta petunjuk terhadap masalah yang dihadapi, meminta keberanian untuk tidak takut dalam mengambil keputusan. Ya Rabb.. Saya sangat bersyukur ternyata di perusahaan baru saya merasa sangat nyaman. Ternyata di perusahaan baru tempat saya bekerja merupakan salah satu cabang Perusahaan Internasional (Konsultan & Kontraktor Interior Arsitektur yang berpusat di Kuwait. Hasil kerja/design saya di terima dan di pakai untuk proyek-proyek yang sedang dikerjakan di negara-negara United Emirate Arab : Dubai, Kuwait, Libanon dan lain-lain . Manajemennya pun bagi saya tidak ada masalah. Tahukah kalian? Alasan yang saya ajukan terhadap perusahaan A untuk mengundurkan diri ? salah satunya karena saya ingin bekerja di Singapura, dan mereka sepertinya tertawa mendengar hal tersebut dan yang tidak masuk akal adalah saya harus melampirkan pasport yang saya miliki dengan surat pengunduran diri. Mereka tidak percaya saya mempunyai pasport dan tidak mungkin saya bisa bekerja di Singapura. Walaupun saya tidak langsung di terima bekerja di Singapura tetapi saya bisa buktikan!! Kini saya bekerja di Singapura dan saya juga ingin buktikan tanpa ijazah aslipun saya dapat bekerja di perusahaan besar. Saat ini Ijazah saya dalam proses diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris. Mudah-mudahan Allah SWT mempermudahkan segala urusan, sehingga salah satunya saya dapat melanjutkan sekolah S-2 melalui program beasiswa S-2 di Luar

Negeri. (Aamiin..) Dan saya tidak akan memohon maaf hanya untuk meminta Ijazah asli yang ditahan oleh mereka, bagi mereka saya adalah karyawan yang bermasalah karena tidak menyelesaikan proses serah terima sampai dengan selesai. Tadinya saya ingin mengangkat kasus ini ke pengadilan, saya telah ditawarkan oleh teman seorang pengacara untuk membantu saya. , saya merasa sebagai seorang karyawan yang telah dirugikan oleh Manajemen Perusahaan yang menahan Ijazah asli sebagai Jaminan. Karena menurut teman saya, perusahaan sama sekali tidak berhak dan perbuatan itu bisa menjadi pelanggaran yang serius bagi perusahaan yang bersangkutan. Tetapi saya berusaha untuk berlapang dada dan menyerahkan semua hal ini kepada Allah SWT sebagai penolongku. Demikian kisah pengalaman pribadiku, saya tidak mau kalian bernasib sama dengan saya. Saya yakin setiap kejadian pasti ada hikmahnya

Nah, saatnya saya ingin membahas lebih lanjut. Kenapa sih harus dipikirkan secara cermat apabila ada perusahaan yang mau menahan Ijazah kita sebagai jaminan?? Setelah mencari data dari berbagai sumber, saya hanya dapat memberikan sedikit informasi sebagai bahan pertimbangan untuk kalian. Pada Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan memang tidak ada aturan yang menyarankan perusahaan menahan ijazah karyawannya, yang ada hanyalah kontrak kerja boleh dibuat berdasarkan kesepakatan antara perusahaan dengan karyawan. Umumnya, perusahaan yang manajemennya profesional tidak menahan ijazah karena mereka sudah punya sistem kebrja yang seimbang antara perusahaan dan karyawan. Normalnya perusahaan hanya minta karyawan menunjukkan ijazah asli untuk dicocokkan dengan fotocopy yang diberikan karyawan kepada perusahaan. Kemudian ijazah itu segera dikembalikan ke karyawan. Pencocokan itu hanya butuh waktu paling lama 10 menit bersamaan dengan dokumen-dokumen lain. Biasanya perusahaan yang menahan ijazah juga memberlakukan aturan yang rasanya diada-adakan sekali, misal terlambat 15 menit potong gaji Rp

10.000 dan tidak masuk tanpa kabar potong gaji Rp 30.000, semua diberlakukan tanggung renteng. Kenapa menurut saya diada-adakan? Karena kalau karyawan telat atau tidak masuk pasti ia akan memberitahukan kepada manajer atau atasannya minimal melalui sms. Kalaupun tidak ada pemberitahuan selama beberapa hari, beri saja Surat Peringatan. Bila dilihat lebih seksama, perusahaan yang menahan ijazah hampir dapat dipastikan karena turn over mereka tinggi. Perusahaan kerap kerepotan dengan seringnya karyawan tidak betah kerja lalu keluar. Untuk merekrut karyawan baru tentu merepotkan sekali karena makan waktu, tenaga, dan biaya. Maka, untuk mencegah turn over tinggi diberlakukanlah kontrak kerja dengan penahanan ijazah agar setidaknya karyawan dapat bertahan beberapa lama. Kalau turn over tinggi, yang bermasalah, kemungkinan besar, adalah manajemen perusahaan yang berantakan atau kurang rapi sehingga karyawan tidak nyaman bekerja, tidak dihargai, gaji minim, dan lalu keluar mencari pekerjaan di tempat lain. Dan beberapa perusahaan yang menahan ijazah tidak akan memberlakukan status karyawan tetap. Kalaupun status itu diberikan, pasti melalui proses yang berbelit dan rumit. Perusahaan yang enggan memberikan status karyawan tetap, dalam arti hampir semua karyawannya berstatus kontrak, itu tandanya perusahaan mau seenaknya sendiri. karena hak karyawan tetap lebih besar daripada karyawan kontrak, yang bahkan bisa dibilang tidak punya hak selain gaji. Karyawan tetap dilindungi UU Tenaga Kerja dan kesejahteraan karyawan diperhatikan.

Lebih jauh lagi, UU Ketenagakerjaan tidak memuat aturan tentang kewajiban karyawan menyimpan ijazah pada perusahaan. Dan, patut diperhatikan, beberapa dari perusahaan yang menahan ijazah karyawan tidak mengindahkan aturan ketenagakerjaan, itu sebabnya mereka memberlakukan kontrak kerja yang kejam betul bagi karyawannya. Penahanan ijasah tersebut merupakan penahanan atas benda jaminan karena dalam kasus ini, Ijasah digunakan sebagai jaminan kontrak kerja antara perusahaan dan pekerja. Dengan kata lain, benda jaminan dalam perkembangannya telah mengalami penafsiran ekstensif. Pada dasarnya benda jaminan adalah sesuatu yang memiliki sifat kebendaan, dapat dialihkan dan memiliki nilai ekonomis. Tetapi dalam ijasah tidak tampak adanya kenyataan bahwa ijasah dapat dialihkan maupun memiliki nilai jual. Nilai ekonomis yang terkandung dalam ijasah adalah kosong. Nilai yang

terkandung dalam ijasah aalah nilai fungsi yang terdapat dalam benda tersebut. Karena dalam dunia kerja, ijasah digunakan sebagai syarat terlampir. Dan akhir-akhir ini ijasah digunakan sebagai jaminan kontrak kerja. Merujuk pada pasal 1320 KUHPer yang memuat tentang syarat sah suatu perjanjian, maka penggunaan ijasah sebagai jaminan kerja dapat dinyatakan dapat diterima dan sah. Karena hal ini telah disepakati oleh kedua belah pihak, yaitu pihak perusahaan dan pekerja. Dan kedua belah pihak telah memberikan persetujuannya sehingga terjadi keterikatan secara hukum (pasal 1313). Dan belum ada peraturan pemerintah yang dengan tegas menyatakan bahwa penggunaan ijasah sebagai jaminan adalah tidak sah, maka status ijasah sebagai jaminan kontrak adalah sah menurut hukum. Ijasah dalam kasus ini merupakan jaminan kebendaan karena bersifat materiil. Definisi jaminan kebendaan adalah jaminan yang berupa hak mutlak atas suatu benda yang berhubungan langsung dengan benda tertentu, dapat dipertahankan terhadap siapapun, dapat dialihkan dan selalu mengikuti bendanya, dalam arti bahwa yang mengikuti bendanya itu tidak hanya haknya tetapi juga kewenangan menjual bendanya dan eksekusi eksekusi. Ijasah merupakan benda bertubuh (pasal 503) karena sifatnya dan merupakan benda tidak bergerak yang dapat dipindah tangankan (pasal 509) menurut peruntukannya. Hak-hak jaminan diatur dalam buku II KUHPer dan hak-hak yang diatur dalam buku III KUHPer adalah hak-hak kekayaan, hak yang bernilai ekonomis dan dapat diperjualbelikan. Tetapi dalam hal ijasah dan surat pensiun sangat pribadi dan bagi orang lain tidaklah memiliki nilai ekonomis. J. Satrio menyatakan bahwa ijasah tidak dapat digolongkan sebagai jaminan kebendaan tetapi sebagai jaminan yang lain. Sebagai benda jaminan, ijasah memiliki kekuatan, yaitu pada naskah asli ijasah yang merupakan akta otentik. Tidak ada unsur piutang di dalamnya, karena tidak ada transaksi piutang apapun antara perusahaan dan pekerja atau karyawan. Dalam jaminan piutang dalam keuangan, piagam tidak dapat digunakan sebagai jaminan karena ijasah bukan merupakan surat berharga meskipun berharga atau penting bagi pemiliknya. Definisi dari surat berharga adalah surat atau akta yang memiliki nilai ekonomis. Dan dalam ijasah tidak terdapat nilai ekonomis yang membuat ijasah dapat digunakan sebagai jaminan finansial. Sehingga ijasah

tidak dapat dijadikan jaminan keuangan atau jaminan permodalan secara perdata dan ekonomi secara umum. Fungsi ijasah sebagai jaminan yang ditahan oleh perusahaan adalah dapat dibenarkan secara hukum, yang dalam hal ini difungsikan sebagai penekan kepada karyawan, yang disini sebagai pemilik ijasah, guna memenuhi semua tuntutan yang ada dalam perjanjian. Maka ijasah dapat dijadikan sebagai benda jaminan tetapi hanya jaminan pada pekerjaan dan tidak pada jaminan piutang. Semoga bermanfaat Mudah-mudahan dengan apa yang saya jabarkan hal tersebut di atas, kalian tidak terjebak seperti halnya yang terjadi pada saya. Semangat!! dan Selamat bekerja!! Jalani hidup ini apa adanya dengan penuh ketulusan dan keriangan! Bekerjalah dengan giat dan ikhlas, Insya Allah dimudahkan segala uruskan kita. Aamin Ya Allahumma Aamiin..

Jika perusahaan menahan ijasah tenaga kerja Print <#> User Rating: / 0 PoorBest Sunday, 10 July 2011 06:13 Pernah bekerja di perusahaan yang mewajibkan karyawan menyimpan ijazah pada perusahaan? Syukurlah kalau akhirnya Anda keluar dari perusahaan itu dan ijazah Anda berhasil didapat kembali.Ijazah ditahan perusahaan Bagi yang ijazahnya sedang ditahan perusahaan sementara Anda masih kerja disana, tidak apa, Anda tinggal menyelesaikan kontrak dan bekerjalah dengan hati senang, hehehe! Pada Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan memang tidak ada aturan yang menyarankan perusahaan menahan ijazah karyawannya, yang ada hanyalah kontrak kerja boleh dibuat berdasarkan kesepakatan antara perusahaan dengan karyawan. Tapi rasanya mana ada kesepakatan yang dibuat atas dasar win-win solution antara perusahaan dengan karyawan. Lebih banyak karyawan tak punya pilihan selain menandatangani kontrak tersebut. Cari kerja hari gini susah, begitu katanya. Perusahaan memungkinkan menahan ijazah karyawannya untuk posisi debt collector yang memang pekerjaannya riskan karena berurusan dengan uang tagihan. Untuk karyawan pada posisi management trainee juga biasanya diberlakukan aturan menyimpan ijazah pada perusahaan selama

yang bersangkutan terikat kontrak menjadi management trainee. Hal ini dimaksudkan mencegah kerugian perusahaan yang telah keluar biaya untuk melatih karyawan. Tapi tak semua perusahaan menahan ijazah management trainee meskipun masih dalam ikatan dinas/kerja. Saya berpendapat, pikirlah dengan cermat sebelum bergabung dengan perusahaan yang memberlakukan aturan karyawan harus menyimpan ijazahnya di perusahaan, apalagi bila itu perusahaan kecil. Sepengetahuan saya, perusahaan yang manajemennya profesional tidak menahan ijazah karena mereka sudah punya system kerja yang seimbang antara perusahaan dan karyawan. Normalnya perusahaan hanya minta karyawan menunjukkan ijazah asli untuk dicocokkan dengan fotocopy yang diberikan karyawan kepada perusahaan. Kemudian ijazah itu segera dikembalikan ke karyawan. Pencocokan itu hanya butuh waktu paling lama 10 menit (bersama dokumen-dokumen lain). Bila dilihat lebih seksama, perusahaan yang menahan ijazah hampir dapat dipastikan karena turn over mereka tinggi. Perusahaan kerap kerepotan dengan seringnya karyawan tidak betah kerja lalu keluar. Untuk merekrut karyawan baru tentu merepotkan sekali karena makan waktu, tenaga, dan biaya. Maka, untuk mencegah turn over tinggi diberlakukanlah kontrak kerja dengan penahanan ijazah agar setidaknya karyawan dapat bertahan beberapa lama. Kalau turn over tinggi, yang bermasalah, kemungkinan besar, adalah manajemen perusahaan yang berantakan atau kurang rapi sehingga karyawan tidak nyaman bekerja, tidak dihargai, gaji minim, dan lalu keluar mencari pekerjaan di tempat lain. Biasanya perusahaan yang menahan ijazah juga memberlakukan aturan yang rasanya diada-adakan sekali, misal terlambat 15 menit potong gaji Rp 10.000 dan tidak masuk tanpa kabar potong gaji Rp 30.000, semua diberlakukan tanggung renteng. Kenapa menurut saya diada-adakan? Karena kalau karyawan telat atau tidak masuk pasti ia akan memberitahukan kepada manajer atau atasannya minimal melalui sms. Kalaupun tidak ada pemberitahuan selama beberapa hari, beri saja Surat Peringatan. Dan, perusahaan yang menahan ijazah tidak akan memberlakukan status karyawan tetap. Kalaupun status itu diberikan, pasti melalui proses yang berbelit dan rumit. Perusahaan yang enggan memberikan status karyawan tetap, dalam arti hamper semua karyawannya berstatus kontrak, itu tandanya perusahaan mau seenaknya sendiri. Lho kok? Iya, karena hak karyawan tetap lebih besar daripada karyawan kontrak, yang bahkan bisa dibilang tidak punya hak selain gaji. Karyawan tetap dilindungi UU Tenaga Kerja dan kesejahteraan karyawan diperhatikan. Sedangkan pada karyawan kontrak (yang ijazahnya ditahan) yang melindungi mereka selain diri sendiri adalah Tuhan YME. Lebih jauh lagi, UU Ketenagakerjaan tidak memuat aturan tentang kewajiban karyawan menyimpan ijazah pada perusahaan. Dan, patut diperhatikan, beberapa dari perusahaan yang menahan ijazah karyawan tidak mengindahkan aturan ketenagakerjaan, itu sebabnya mereka memberlakukan kontrak kerja yang kejam betul bagi karyawannya. Lagipula, Anda menghabiskan bertahun-tahun di bangku kuliah/sekolah, dengan biaya mahal, tenaga dan pikiran yang terkuras untuk kemudian ditukar dengan ilmu yang ditandai dengan ijazah, masa perusahaan dengan seenaknya menahan ijazah kita, hanya karena mereka buruk sangka pada itikad kita bekerja disitu?! SELAMAT BEKERJA! Last Updated ( Sunday, 10 July 2011 06:22 )

You might also like