You are on page 1of 7

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan

k arunia-Nya, sehingga penulisan Makalah tentang Teknik Tes dan Non-Tes untuk Meng etahui Kemampuan Siswa dalam Pendidikan Biologi ini dapat terselesaikan sesuai harapan. Makalah ini disusun untuk mengetahui teknik tes dan non-tes pendidikan biologi, sehingga diketahui kemampuan siswa dalam menerima pelajaran yang disampaikan. Se lain itu, penyusunan Makalah ini juga untuk memenuhi tugas yang sudah diberikan oleh xxxxxxxx, selaku xxxxxx pengasuh mata xxxxxx Evaluasi Pembelajaran. Dalam penyusunan Makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dan saran dari rek an-rekan mahasiswa serta pihak lain yang telah mendukung penyusunan Makalah ini. Bagaimana pun Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sanga t membutuhkan kritik dan sarannya, yang bertujuan untuk perbaikan akan penulis terima dengan tangan terbuka. Harapan penulis, semoga Makalah ini dapat diterima dengan apa adanya. Secara khu sus, semoga Makalah ini dapat menjadi referensi bagi para pembaca dan yang ingin mengetahui teknik tes dan non-tes sehingga dapat mengevaluasi hasil pembelajara n biologi dengan baik untuk kemajuan siswa dimasa yang akan datang.

Pontianak,

Nopember 2011

SULPISIUS PIETER NIM. 420900535

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Masalah 2 C. Tujuan 2 D. Manfaat 2 BAB II PEMBAHASAN A. Teknik Tes 3 1. Pengertian Tes 3 2. Fungsi Tes 3 3. Penggolongan Tes 4 B. Teknik Non-Tes 7 1. Pengamatan (Observation) 7 2. Wawancara (Interview) 8 3. Angket (Questionnaire) 8 4. Pemeriksaan Dokumen (Documentary Analysis) C. Perolehan Hasil Belajar 9 BAB III PENUTUP Kesimpulan 11 DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengetahuan umum tentang tes dan non-tes seringkali kita dengar dan kita lakukan jika kita akan memasuki langkah-langkah baru dalam hidup kita, misalnya dalam p endidikan, mendapat pekerjaan, dan sebagainya. Pengadaan tes dan non-tes yang ak an kita bahas dalam pembahasan ini sangat penting, karena untuk mengetahui sejau h mana kemampuan setiap individu dalam menanggapi tes dan non-tes yang telah dib erikan khususnya dalam pembelajaran biologi. Kemampuan individu yang satu dengan individu yang lainnya tentu sangat berbeda, dan walau pun terlihat sama tetapi tidak persis sama hasil kemampuannya. Hal ini dapat kita lihat dari segi fisik m aupun psikisnya. Senada dengan adanya perbedaan individu itu, maka perlu diciptakan alat untuk me ndiagnosis atau mengukur keadaan individu, dan alat pengukur itulah yang disebut tes. Dengan alat berupa tes tersebut, maka orang akan berhasil mengetahui adany a perbedaan antar individu. Selain tes alat untuk mengetahui perbedaan juga ada teknik lainnya, yaitu teknik non-tes. Untuk mengetahui kemampuan seseorang lebih dalam lagi, diperlukan beberapa jenis tes dan non-tes. Oleh sebab itu, dalam pe mbahasan untuk makalah ini akan menjelaskan penggolangan tes dan beberapa teknik tes untuk mengevaluasi hasil pembelajaran biologi. Istilah evaluasi berasal dar i bahasa inggris, yaitu evaluation. Dalam buku Essentials Of Educational Evalu ation karangan Edwin Wand dan Gerald W,Brown. Dikatakan bahwa evaluation refer t o the act or prosess to determining the value of something. Jadi, menurut Wand d an Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nila i dari sesuatu. Sesuai dengan pendapat di atas, maka menurut Wayan Nurkancana d an P.P.N. Sumartana, (1983,1) evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pen didikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Berbeda dengan pendapat tersebut, Ny. Dr. Roestiyah, N.K. (1989; 85) mengatakan bahwa ealuasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya , yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dari h asil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar. B. Masalah Adapun masalah yang menjadi bahan atau pokok pembahasan adalah : 1. Apa yang dimaksud dengan tes, fungsi dan penggolongan tes? 2. Apa yang dimaksud dengan teknik non-tes? 3. Bagaimana penilaian hasil belajar dalam pendidikan bilologi? Untuk membatasi permasalahan agar tidak menyebar lebih jauh lagi penulis hanya m enitik beratkan permasalahan ini pada pemahaman seberapa penting tehnik teknik t es dan non-tes dalam pendidikan biologi untuk dipelajari dan apa saja aspek-asp ek yang terkandung di dalam teknik tes dan nontes? C. Tujuan Tujuan makalah ini adalah untuk mengkaji Teknik Tes dan Non-Tes untuk Mengetahui Kemampuan Siswa dalam Pendidikan Biologi Secara khususnya tujuan dari makalah i ni adalah untuk mengetahui tentang : 1. Tes, fungsi dan penggolongan tes dalam pendidikan biologi. 2. Teknik non-tes dalam pendidikan biologi. 3. Penilaian hasil belajar siswa dalam pendidikan biologi. D. Manfaat Berdasarkan masalah dan tujuan, maka manfaat yang diharapkan dari makalah ini ad alah : 1. Sebagai referensi bagi lambang STKIP-PGRI Pontianak dan semua pembaca ma kalah ini sehingga menjadi pengetahuan yang penting bagi perkembangan evaluasi p endidikan khususnya pendidikan biologi.

2. Bagi guru mata pelajaran biologi, sebagai salah satu alternatif dalam me nggunakan teknik evaluasi sehingga hasil belajar siswa dapat diketahui. 3. Bagi penulis, yaitu dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan tentang teknik evaluasi dalam pendidikan biologi jikalau nantinya sudah menjadi guru dap at mempersiapkan diri jika diminta untuk menjadi guru mata pelajaran biologi. BAB II PEMBAHASAN A. Teknik Tes 1. Pengertian Tes Menurut Prof. Drs. Anas Sudijono (1995:65) dalam bukunya yang berjudul Pengantar Evaluasi Pendidikan mengatakan bahwa tes merupakan suatu kenyataan bahwa manusi a dalam hidupnya berbeda berbeda antara individu yang satu dengan individu lainn ya. Tidak ada dua individu yang persis sama, baik dari segi fisik maupun psikisn ya. Sebelum adanya Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam bahasa Indonesia tes dit ulis test yang merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditent ukan. Untuk mengerjakan tes ini tergantung dari petunjuk yang diberikan misalnya melingkari salah satu huruf di depan pilihan jawaban, menerangkan, mencoret jaw aban yang salah, melakukan tugas atau suruhan, menjawab secara lisan, dan sebaga inya. Kita juga sering mendengar kata testing yang merupakan saat pada waktu tes itu dilaksanakan. Untuk penyebutan nama responden yang sedang mengerjakan tes a dalah testee, sedangkan orang yang yang diserahi untuk melaksanakan pengambilan tes terhadap para responden adalah tester. Tugas tester antara lain adalah sebag ai berikut. a. Mempersiapkan ruangan dan perlengkapan yang diperlukan. b. Membagikan lembaran tes dan alat-alat lain untuk mengerjakan. c. Menerangkan cara mengerjakan tes. d. Mengawasi responden mengerjakan tes. e. Memberikan tanda-tanda waktu. f. Mengumpulkan pekerjaan responden. g. Mengisi berita acara atau laporan yang diperlukan (jika ada). 2. Fungsi Tes Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu : a. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes ber fungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peser ta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tert entu. b. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan, telah data dicapai. 3. Penggolongan Tes Sebagai alat pengukur, tes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau golongan, tergantung dari segi mana atau dengan alasan apa penggolongan tes itu dilakukan . Ditinjau dari segi fungsi yang dimiliki oleh tes sebagai alat pengukur perkemb angan belajar peserta didik, tes dapat dibedakan menjadi enam golongan, yaitu : a. Tes Seleksi Tes seleksi sering dikenal dengan istilah Ujian Saringan atau Ujian Masuk. Tes ini d ilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, dimana hasil tes digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes. Materi tes pada tes seleksi ini merupan materi prasya rat untuk untuk mengikuti program pendidikan yang akan diikutinya. Sebagai tindak lanjut dari hasil tes seleksi, maka para calon yang dipandang mem enuhi batas persyaratan minimal yang telah ditentukan dinyatakan sebagai peserta tes yang lulus dan dapat diterima sebagai siswa baru, sedangkan mereka yang dip andang kurang memenuhi syarat yang telah ditentukan, dinyatakan tidak lulus dan

karenanya tidak dapat diterima sebagai siswa baru. b. Tes Awal Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes jenis ini dilaksanakan deng an tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta didik. Jadi tes awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Karen a itu maka butir-butir soalnya dibuat yang mudah-mudah. Setelah tes awal itu berakhir, maka sebagai tindak lanjutnya adalah: (a) Jika da lam tes awal itu semua materi yang ditanyakan dalam tes sudah dikuasai dengan ba ik oleh peserta didik, maka materi yang telah ditanyakan dalam tes awal itu tida k akan diajarkan lagi, (b) Jika materi yang dapat dipahami oleh peserta didik ba ru sebagian saja, maka yang diajaraka adalah materi pelajaran yang belum cukup d ipahami oleh para peserta didik tersebut. c. Tes Akhir Tes akhir sering sekali dikenal dengan istilah post-test. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong pen ting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para peserta didik. Isi atau materi tes akhir adalah bahan-bahanpelajaran yang tergolong penting, ya ng telah diajarkan kepada para peserta didik, dan biasanya naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal. Dengan cara demikian maka akan dapat diketah ui apakah hasil tes akhir lebih baik sama, ataukah lebih jelek daripada hasil te s awal. Jika hasil tes akhir itu lebih baik daripada tes awal, maka dapat diarti kan bahwa program pengajaran telah berjalan dan berhasil dengan sebaik-baiknya. d. Tes Diagnostik Tes diagnostik (diagnostic test) adalah yang dilaksanakan untuk menentukan secar a tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu. Dengan diketahuinya jenis-jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didikitu maka lebih lanjut akan dapat dicarikan upaya berupa pengobatan yang tepat. Sesuai dengan nama tes itu sendiri (diagnose = pemeriksaan), maka jika hasil peme riksaan itu menunjukan bahwa tingkat penguasaan peserta didik yang sedang diperiks a itu termasuk rendah, harus diberi bimbingan secara khusus agar mereka dapat mem perbaiki tingkat penguasaannya terhadap mata pelajaran tertentu. e. Tes Formatif Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sej auh manakah peserta didik telah terbentuk (sesuai dengan tujuan pengajaran yang te lah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Perlu diketahui bahwa istilah formatif aitu berasal dari kata form yang be rarti bentuk. Tes formatif ini biasanya dilaksanakan di tengah-tengah perjalanan program penga jaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau subpokok bahasa n berakhir atau dapat diselesaikan. Di sekolah-sekolah tes formatif ini biasa di kenal dengan istilah Ulangan Harian. f. Tes Sumatif Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Di sekolah, tes ini dikenal dengan istila h Ulangan Umum atau EBTA (Evaluasi Belajar Tahap Akhir), dimana hasilnya digunakan u ntuk mengisi nilai rapor atau mengisi ijazah (STTB). Tes sumatif ini pada umumny a disusun atas dasar materi tes sumatif itu jauh lebih banyak ketimbang materi t es formatif. Tes sumatif dilaksanakan secara tertulis, agar semua semua siswa memperoleh soal yang sama. Butir-butir soal yang dikemukakan dalam tes sumatif ini pada umumnya juga lebih sulit atau lebih berat daripada butir-butir soal tes formatif. Penggolongan tes berdasarkan aspek psikis atau kejiwaan dibedakan menjadi lima b agian, yaitu : a. Tes Intelegensi (intellegency test,) yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang. b. Tes kemampuan (aptitude test), yaitu tes untuk mengukur kemampuan potens

ial dalam bidang tertentu, dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan dasar atau k emampuan khusus yang dimiliki testee. c. Tes Sikap (attitude test, yaitu salah satu jenis tes yang dipergunakan u ntuk mengungkap predisposisi atau kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu respon tertentu terhadap duniasekitarnya, baik berupab individu-individu maupun objek-objek tertentu. d. Tes Kepribadian (personality test), yaitu tes untuk mengukur karakterist ik pribadi seseorang, seperti gaya bicara, cara berpakaian, nada suara, hobi ata u kesenangan dan lain-lain e. Tes Hasil Belajar, yaitu tes yang biasa digunakan untuk mengungkap tingk at pencapaian atau prestasi belajar. B. Teknik Non-Tes Pada pembahasan diatas dikemukakan bahwa kegiatan mengukur atau melakukan pengukura n adalah merupakan kegiatan yang paling umum dilakukan dan merupakan tindakan yan g mengawali kegiatan evaluasi dalam penilaian hasil belajar. Kegiatan mengukur itu pada umumnya tertuang dalam bentuk tes dengan berbagai variasinya. Dalam pratek , teknik tes inilah yang lebih sering digunakan dalam rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik. Pernyataan di atas tidaklah harus diartikan bahwa teknik tes adalah satu-satunya teknik untuk melakukan evaluasi hasil belajar, sebab masih ada teknik lainnya y ang dapat dipergunakan, yaitu teknik non-tes. Dengan teknik non-tes ini penilaia n untuk peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik melainkan dilak ukan dengan melakukan pengamatan secara sistematis, wawancara, menyebarkan angke t, dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen. Berikut penjelasan lebih lengkap nya. 1. Pengamatan (Observastion) Secara umum pengertian obsevasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (= data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistemat is terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku indi vidu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situas i yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Obsevasi dapat mengukur atau meni lai hasil dan proses belajar; misalnya tingkah laku peserta didik pada waktu gur u pendidikan biologi menyampaikan pelajaran di kelas. Observasi dapat dilakukan baik secara partisipatif maupun non-partisipatif. Obse rvasi dapat pula berbentuk observasi eksperimental yaitu observasi yang dilakuka n dalam situasi yang wajar. Pada observasi berpartisipasi, obsever (dalam hal in i pendidik yang sedang melakukan kegiatan penilaian, seperti: guru, dosen, dan s ebagainya) melibatkan diri di tengah-tengah kegiatan observe (dalam hal ini pese rta didik yang sedang diamati tingkah lakunya, seperti murid, siswa, mahasiswa, dan sebagainya) sedangkan pada observasi 2. Wawancara (Interview) Teknik wawancara digunakan untuk mengungkap data penyebab kesulitan dan hambatan dalam pembelajaran menulis teks berita. Wawancaradilakukan pada 6 orang siswa y aitu 2 orang siswa yang mendapatkan nilai tesyang tinggi, 2 orang siswa yang men dapatkan nilai tes yang sedang, dan 2orang siswa yang mendapatkan nilai tes yang rendah. Hal ini berdasarkan nilaites pada tiap siklus dan berdasarkan observasi yang dilakukan guru selamaproses pembelajaran.Wawancara dilaksanakan peneliti s etelah pembelajaran menulis teksberita dengan pembelajaran kontekstual komponen pedoman selesaidilaksanakan. Adapun cara yang ditempuh peneliti dalam pelaksanaa nwawancara yaitu : a. Mempersiapkan lembar wawancara yang berisi daftarpertanyaan yang akan di ajukan pada siswa, b. Menentukan siswa yang nilaitesnya kurang, cukup, dan baik, untuk kemudia n diajak wawancara, c. Merekam dan mencatat hasil wawancara dengan menulis tanggapan terhadapti ap butir pertanyaan 3. Angket (Questionnaire) Kuesioner (questioner) juga biasa disebut angket. Pada dasarnya kuesioner adalah

sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responde n). Dengan kuesioner ini dapat diketahui keadaan atau data diri, pengalaman, pen getahuan, sikap atau pendapat dan hal lainnya dari diri seseorang. Suharsimi Ari kunto menyatakan bahwa macam kuesioner dapat ditinjau dari beberapa segi. a. Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka ada kuesioner langsung kare na dikirimkan dan diisi langsung oleh orang yang akan dimintai jawaban tentang d irinya dan kuesioner tidak langsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi o leh bukan orang yang dimintai keterangannya. Sebagai contoh kuesioner diberikan kepada orang tua peserta didik untuk memperoleh data mengenai latar belakang pes erta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses b elajar mereka. (Sudijono, 2011: 84). b. Ditinjau dari segi cara menjawab, maka ada kuesioner tertutup yang merup akan kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih. Contoh: dengan me mberikan tanda cek ( ) dan kuesioner terbuka merupakan kuesioner yang disusun se demikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan pendapatnya. Kuesioner te rbuka disusun apabila jawaban pengisi belum terperinci dengan jelas sehingga jaw abannya akan bermacam-macam. Contoh: kuesioner terbuka digunakan untuk meminta p endapat atau keterangan tentang alamat pengisi. c. Daftar cocok (check list) adalah deretan pernyataan (yang biasanya singk at-singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cek ( ). Di tempat yang sudah disediakan. 4. Pemeriksaan Dokumen (Documentary Analysis) Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar peserta didik tanpa menguji (teknik non tes) juga dapat dilengkapi atau diperkaya dengan mela kukan pemeriksaan dokumen-dokumen, misalnya dokumen yang memuat informasi mengen ai daftar pribadi (personality infentory); seperti kapan peserta didik dilahirka n, agama yang dianut dan lain-lain, dan juga mengenai riwayat hidup (auto biogra fi) seperti: apakah ia pernah tinggal kelas, apakah ia pernah meraih atau mendap atkan penghargaan dan masih banyak lagi yang lainya. Informasi-informasi tersebu t dapat diperoleh melalui sebuah dokumen berbentuk formulir atau blanko isian ya ng harus diisi pada saat peserta didik untuk pertama kali diterima sebagai siswa di sekolah yang bersangkutan. Berbagai informasi, baik mengenai peserta didik o rang tua dan lingkunganya pada saat tertentu akan sangat dibutuhkan sebagai baha n pelengkap bagi pendidik dalam melakukan evaluasi hasil belajar terhadap pesert a didiknya. Melalui analisis dokumen data pribadi dapat memberikan sumber ketera ngan untuk mengadakan penilaian tentang data pribadi siswa, memberikan bimbingan belajar secara optimal dan mengarahkan pilihan karir jabatan dimasa mendatang. C. Perolehan Hasil Belajar dalam Pendidikan Biologi Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalama n belajarnya, yang secara garis besarnya terbagi atas tiga bagian yaitu hasil be lajar kognitif, afektif, dan psikomotorik. Namun pada penelitian ini, peneliti h anya meninjau pada hasil belajar kognitif saja. Hasil belajar kognitif yang dima ksud adalah kemampuan kognitif yang diperoleh siswa setelah diberi evaluasi hasi l belajar biologi sebagai tingkat penguasaan bahan pelajaran setelah mendapat pe ngalaman belajar dalam kurun waktu tertentu. Kemampuan kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari pengetahuan atau ingatan, pemahaman , aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

BAB III PENUTUP Kesimpulan : Dari pembahasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa tes merupakan suatu kenyataa n bahwa manusia dalam hidupnya berbeda antara individu yang satu dengan individu lainnya. Tidak ada dua individu yang persis sama, baik dari segi fisik maupun p sikisnya. Maka perlunya tes untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan individu da lam menerima ujian dan hasil belajarnya selama ini. Tes juga digunakan untuk mas uk ke lembaga-lembaga terkait, misalnya pendidikan, perkantoran, dan sebagainya. Selain tes ada cara lain untuk mengetahui kemampuan individu, yaitu teknik nontes. Dengan teknik non-tes ini penilaian untuk peserta didik dilakukan dengan ta npa menguji peserta didik melainkan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara s istematis, wawancara, menyebarkan angket, dan memeriksa atau meneliti dokumen-do kumen sehingga dapat tercapainya hasil belajar yang baik. Hasil belajar adalah k emampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya, yang sec ara garis besarnya terbagi atas tiga bagian yaitu hasil belajar kognitif, afekti f, dan psikomotorik.

DAFTAR PUSTAKA Admin (2011). Evaluasi Pendidikan (alat sekolah). http://blog.umy.ac.id/yaharisa doank/. Diakses tanggal 26 Nopember 2011 Admin (2011). Makalah Teknik Evaluasi Data Nontes. http://mihwanuddin.wordpress. com/2011/09/13/. Diakses tanggal 26 Nopember 2011 Admin (2011). Proposal Skripsi Biologi Peningkatan Hasil Belajar Biologi Melalui Metod KaryaWisata. http://www.masbied.com/2011/02/14/. Diakses tanggal 24 Nopem ber 2011. Admin (2011). Teknik Nontes. http://www.scribd.com/doc/29013517/32/. Diakses ta nggal 24 Nopember 2011 Arikunto, suharsimi. (2005). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Ask ara Sudijono, anas. (1995). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. RajaGrafind o Persada Sherlly. (2011). Evaluasi Hasil Pembelajaran Biologi. http://sherllymetpen.multi ply.com/journal. Diakses tanggal 22 Nopember 2011.

You might also like