You are on page 1of 11

BORANG

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

No. Dokumen Berlaku sejak Revisi Halaman

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008 00 0 dari 11

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PENGARUH FAKTOR-FAKTOR LUAR TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

Disusun Oleh: Nama NIM Gol/ Kelompok Asisten : Agus Yulianto : 08/267382/BI/8141 :C/3 : Ardhiani K.H

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2010


0

BORANG
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

No. Dokumen Berlaku sejak Revisi Halaman

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008 00 1 dari 11

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikrobia dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik itu faktor fisik, kimia, maupun biologi. Dalam mengatur dan mengendalikan mikrobia maka harus mengetahui faktor yang mempengaruhinya. Hal ini terutama faktor dari luar, atau faktor lingkungan. Faktor ini mempengaruhi mikrobia, baik fisiologi maupun morfologi. Maka dalam praktikum ini dilakukan percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan mikrobia, dalam hal ini adalah bakteri. Faktor luar yang dipelajari dalam percobaan ini adalah suhu, pengaruh disinfektan, pengaruh logam berat, sinar ultraviolet. Suhu dipelajari karena bakteri mampu hidup pada kondisi suhu tertentu, ada tiga jenis suhu yang mampu digunakan bakteri untuk hidup. Psikrofilik, mampu hidup pada suhu berkisar antara 0-37 C, dengan temperatur optimum 15 C. Bakteri mesofilik berkisar pada suhu 15 45 55C, dengan suhu optimum 25 37 C. Yang ketiga adalah bakteri thermofilik yang mampu hidup pada suhu berkisar antara 55 80 C, dengan suhu optimum 60 C. ( Soetarto, 2010 ) Mempelajari pengaruh desinfektan terhadap pertumbuhan bakteri karena hampir semua senyawa kimia mampu merusak pertumbuhan bakteri. Sehingga dapat mengontrol pertombuhan bakteri. Logam berat dalam hal ini mampu merusak pertumbuhan bakteri karena bersifat toksis terhadap mikrobia. Logam berat mempunyai daya bunuh pada kadar yang sangat rendah yang disebut oligodinamik. Uji pengaruh faktor luar yang terakhir adalah uji sinar ultraviolet. Sinar ini mempunyai sifat germisida terhadap bakteri. Selain itu, sinar ultraviolet mampu menyebabkan perubahan genetik atau mutasi gen. Pada praktikum ini contoh bakteri yang digunakan adalah Bacillus substilis dan Escherichia coli. Ini karena bakteri tersebut mudah

diperoleh dan banyak digunakan dalam kehidupan sehari- hari. B. Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh faktor-faktor luar meliputi temperatur, disinfektan, logam berat, dan sinar UV terhadap pertumbuhan bakteri.

BORANG
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

No. Dokumen Berlaku sejak Revisi Halaman

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008 00 2 dari 11

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

II. METODE A. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini meliputi biakan murni Bacillus substilis dan Escherichia coli berumur 24 jam dalam medium nutrien cair; Medium nutrien agar tegak; Larutan alkohol 70%, larutan HgCl2, dan larutan yodium 10 % dan phenol 8,1 %; Asam nitrat 10 %; Kertas filter yang terbentuk bulat dengan diameter 1 cm dalam cawan petri yang telah disterilkan. Alat-alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini meliputi cawan petri, dan ose; Logam Cu berbentuk bulat (uang perunggu); pinset; aluminium foil dan lampu ultra violet.

B. Cara Kerja Pengaruh temperature terhadap pertumbuhan bakteri Label ditempelkan pada bagian luar masing-masing cawan petri yang akan digunakan untuk menanam bakteri, dan diberi keterangan singkat tentang temperature, jenis bakteri yang digunakan dan tanggal penanaman. Media agar yang telah dicairkan dituangkan dan didinginkan sampai temperature 50o ke dalam cawan petri yang telah disiapkan secara aseptis, dan diratakan. Dibiarkan beberapa saat sampai agar memadat. Medium yang telah memadat dalam cawan Petri diinokulasi masing masing dengan 1 ose biakan murni Bacillus substilis atau Escherichia coli secara goresan. Masingmasing bakteri dan perlakuan dikerjakan dengan dua ulangan. (Perlakuannya: 0oC, suhu kamasr, dan 55oC selama 24-48 jam). Masing-masing dua cawan Petri tersebut diinkubasi pada masing-masing perlakuan temperatur: 0oC, suhu kamar 37oC, dan 55oC selama 24-48 jam. Setelah 48 jam diamati pertumbuhannya. Untuk perlakuan 0oC (lemari es) dan 55oC kemudian diinkubasikan pada temperatur kamar selama 24 jam. Selanjutnya amati pertumbuhannya. Bila ada pertumbuhan berarti temperature 0 oC dan 55 oC tersebut menghambat, bila tidak ada pertumbuhan artinya temperatur tersebut mematikan.

BORANG
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

No. Dokumen Berlaku sejak Revisi Halaman

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008 00 3 dari 11

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

Pengaruh daya disinfeksi zat-zat kimia terhadap pertumbuhan bakteri Biakan murni Bacillus substilis dan Escherichia coli diinokulasikan secara spread plate pada media agar dalam cawan petri secara aseptik. Setelah padat dan dingin, diletakkan secara aseptik 4 kertas filter yang masing-masing telah dicelup ke dalam larutan alkohol 70 %, HgCl2 0,1 %, yodium 10%, dan phenol 8,1%. Setelah 24 jam diamati bentuk penghambatan bahan kimia yang ada pada kertas filter terhadap pertumbuhan bakteri berdasarkan zone jernih yang terbentuk disekitar kertas filter tersebut. Diukur luas zone penghambat dan digambar bentuk penghambatnya pada kertas gambar yang tersedia.

Pengaruh logam berat terhadap pertumbuhan bakteri Uang perunggu (logam Cu) dan uang logam alumunium (Al) direndam dengan asam nitrat 10% selama 10 menit untuk menghilangkan oksida-oksida yang menempel pada logam. Kemudian dicuci dengan air steril untuk dihilangkan asam nitrat yang masih tertempel. Disiapkan media agar pada cawan petri. Didinginkan sampai memadat, selanjutnya diinokulasikan dengan masing masing biakan bakteri. Diletakkan logam Cu dan logam Al tepat ditengah pada permukaan media nutrien agar tersebut, semua petri diinkubasikan pada temperatur kamar selama 24-48 jam. Digambar hasil yang didapat dan diberi keterangan mana zone penghambat serta zone pertumbuhan.

Pengaruh sinar ultra violet terhadap pertumbuhan bakteri Disiapkan media agar pada cawan petri. Diinokulasikan masing masing biakan bakteri secara spread plate. Disiapkan aluminium foil masing-masing untuk medium yang diinokulasikan Escherichia coli dan yang diinokulasikan dengan Bacillus substilis. Diletakkan alumunium foil diatas permukaan media nutrien agar yang telah diinokulasikan secara aseptis. Tiap cawan petri dibuka kemudian disinari dengan lampu ultra violet secara langsung selama 30-60 menit. Sesudah itu kertas aluminium foil diambil secara aseptis. Diinkubasikan semua cawan petri tersebut pada temperatur 37C selama 48 jam. Diamati dan dibuat catatan pengaruh sinar lampu ultraviolet terhadap masing-masing perlakuan.

BORANG
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

No. Dokumen Berlaku sejak Revisi Halaman

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008 00 4 dari 11

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

III. HASIL dan PEMBAHASAN Hasil Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 2. Pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan setelah 48-72 jam inkubasi. No Perlakuan B. subtillis 1. a. Temperatur 0C ++ Pertumbuhan E. coli ++ - = tidak tumbuh Keterangan

+ = tumbuh

++ = tumbuh sedang
EC BS

+++= sangat lebat

b. Temperatur kamar

+++

++

c. Temperatur 37C

++

d. Temperatur 550C

BORANG
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

No. Dokumen Berlaku sejak Revisi Halaman

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008 00 5 dari 11

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

BS

EC

2.

Desinfektan a. HgCl2 +++


a

+ =zona hambat

++ =zona hambat sedang b c a +++ b

+++ =zona hambat

b.Merkurokrom 3%

paling besar

c. Alkohol 70 %

++

++

BORANG
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

No. Dokumen Berlaku sejak Revisi Halaman

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008 00 6 dari 11

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

3.

Daya Oligodinamik a.Tembaga (Cu) +++ +++ + = zona hambat kecil

++ =zona hambat sedang

+++=zona b.Alumunium (Al) + + hambat paling besar

+++ 4. Sinar UV

Tumbuh pada daerah yang

tertutup oleh alumunium foil.

BORANG
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

No. Dokumen Berlaku sejak Revisi Halaman

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008 00 7 dari 11

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

Pembahasan Suhu untuk pertumbuhan mikrobia dibedakan menjadi suhu maksimum, minimum, dan optimum. Temperartur maksimum merupakan suhu tertinggi di mana mikrobia dapat hidup dan menjalankan proses kehidupannya. Temperature minimum merupakan suhu terendah di mana fungsi-fungsi masih dapat berjalan. Sedangkan temperatur optimum merupakan suhu di mana sel bekerja secara maksimal. Berdasarkan kisaran suhu optimum pertumbuhannya, bakteri dapat dibedakan menjadi 4 kelompok, yaitu psikrofil, mesofil, thermofil, dan hyperthermofil. Bakteri psikrofil tumbuh optimum pada temperatur 250C-300C dan dapat tumbuh dengan lambat pada temperature 00C. Bakteri mesofil tumbuh optimum pada suhu 200C450C. Bakteri thermofil tumbuh optimal pada temperatur 450C-700C, sedangkan bakteri hyperthermofil mampu tumbuh pada temperatur lebih dari 700C (Perry et al, 2002). Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan mikrobia menunjukkan pengaruh suhu terhadap enzim yang dimiliki sel bakteri atau mikrobia. Bila suhu rendah atau dibawah optimum, aktifitas enzim juga rendah, dengan demikian pertumbuhan mikrobia menjadi lambat dan metabolisme di dalam sel terhenti. Selain itu, sel bakteri dapat kehilangan air yang sangat penting untuk pertumbuhan pada suhu yang sangat rendah. Bila suhu dinaikkan sampai di atas suhu optimum, aktifitas metabolisme naik dengan cepat, tetapi pada waktu yang sama kecepatan pemecahan enzim dan protein meningkat sehingga dapat terjadi denaturasi yang dapat menyebabkan sel rusak dan mati. Pada percobaan ini suhu digunakan adalah 0, suhu kamar, 37 dan 55 C. Bacillus substilis dan Escherichia coli mampu hidup pada semua suhu, kecuali Escherichia coli yang pada suhu 55 C tidak mampu tumbuh. Faktor lain adalah disinfektan. Disinfektan yang diujikan antara lain HgCl2, iod 10%, dan alkohol 70%. HgCL2 dalam air akan terionisasi menjadi Hg2+ dan 2Cl-. Hg2+ bersifat korosif dan akan berikatan dengan enzim sulfihidril. Enzim sulfhidril berperan dalam proses metabolisme mikrobia. Pengikatan gugus sulfhidril oleh Hg2+ akan menyebabkan enzim yang mengandung gugus sulfhidril inaktif dan proses metabolisme menjadi terganggu yang dapat menyebabkan kematian mikrobia. Dari hasil pengukuran, diperoleh luas zona hambat pada uji HgCl2 lebih besar pada B.

BORANG
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

No. Dokumen Berlaku sejak Revisi Halaman

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008 00 8 dari 11

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

Subtillis.. Hal ini menunjukkan bahwa Bacillus subtilis lebih tidak resisten pertumbuhannya dibandingkan dengan Escherichia coliterhadap HgCl2. HgCl2 + sulfhidril Hg sulfhidril + 2Cl. Kemudian Cl akan mengklorisasi protein sel yang menyebabkan rusaknya protein.

Pada percobaan dengan disinfektan Iod (10%), didapat zona hambat pada kedua bakteri tersebut. Hal ini dikarenakan bahwa Iod pada air akan terionisaasi menjadi I . I akan berikatan dengan ikatan rangkap dari lipid bilayer membran sel. Ini menyebabkan membran sel tidak elastis/ viskositasnya berkurang yang dapat berakibat pada pecahnya sel. Alkohol mendehidrasi protein penyusun membran sel. Ini akan menyebabkan membran sel viskositasnya berkurang dan sel pecah. Selain itu, Alkohol dapat mendenaturasi protein. Kemunculannya lebih efektif pada saat adanya air. Hal inilah yang menjelaskan kenapa alkohol absolut kurang bersifat bacterosida (germisida) daripada campuran alkohol dan air (Salle , 1961). Dari hasil pengukuran, diperoleh luas zona hambat alkohol terhadap beberapa titik pada Bacillus subtilis yaitu sebesar 0 cm2. Hal ini dimungkinkan karena alkohol pada kertas saring telah menguap sebelum ditempelkan pada media kultur. Disinfektan bersifat bakteriosida, yaitu bersifat mematikan sel bakteri atau bisa disebut germisida. Faktor luar lainnya yang berpengaruh pada pertumbuhan bakteri yaitu logam berat. Logam berat memiliki sifat toksik bagi mikrobia karena dapat bereaksi dengan bagian penting sel. Daya oligodinamik merupakan daya bunuh logam-logam berat pada kadar yang sangat rendah, logam berat tersebut antara lain Hg, Cu, Ar, Zn (Talaro, 1999). Pada kadar yang sangat kecil logam berat dapat membunuh bakteri karena akan bereaksi dengan bagian penting dalam sel. Pada percobaan ini digunakan ion logam Cu2+ dari uang logam. Cu2+ bersifat korosif dan akan berikatan dengan enzim sulfihidril. Enzim sulfhidril berperan dalam proses metabolisme mikrobia. Pengikatan gugus sulfhidril oleh Cu2+ akan menyebabkan enzim yang mengandung gugus sulfhidril inaktif dan proses metabolisme menjadi terganggu yang dapat menyebabkan kematian mikrobia. Pada praktikum ini dilakukan pengujian pengaruh uang logam terhadap pertumbuhan Bacillus subtilis dan Escherichia coli. Pengujian dilakukan

BORANG
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

No. Dokumen Berlaku sejak Revisi Halaman

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008 00 9 dari 11

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

dengan mengukur diameter koloni yang terhambat

pertumbuhannya dan diameter

kertas saring untuk memperoleh luas zona hambat uang logam terhadap kedua bakteri. Dari hasil pengukuran, pada Bacillus subtilis dan Escherichia coli terbentuk zona hambat. Hal ini dimungkinkan tidak adanya ion Cu2+ yang terbentuk. Faktor luar yang terakhir adalah UV. UV bersifat germisida terhadap bakteri yang dpat mengionisasi berbagai senyawa yang berakibat pada mutasi gen, dapat merusak zat yang dihasilkan mikrobia dan media kulturnya. Hasil yang didapat pada daerah yang disinari UV masih terdapat koloni bakteri. Ini dapat disebabkan panjang gelombang yang dipergunakan tidak optimal sehingga tidak semua bakteri mati. Panjang gelombang UV yang optimal sebagai germisida adalah 2560x.

IV. KESIMPULAN Faktor-faktor yang dapat menghambat aktivitas dan pertumbuhan mikrobia antara lain suhu, desinfektan, logam berat dan sinar ultraviolet. Bacillus subtilis dan Escherichia coli merupakan bakteri mesofilik. Pertumbuhannya dapat terhambat oleh faktor temperatur, disinfektan, logam Cu dan sinar UV. Desinfektan yang paling bersifat toksis terhadap pertumbuhan bakteri adalah HgCl2. Bacillus subtilis lebih sensitif terhadap terhadap daya toksis dari desinfektan. Tetapi untuk alkohol, Escherichia coli lebih sensitive.

IV. DAFTAR PUSTAKA

Perry, J.J., J.T. Staley, & S. Lory. 2002. Microbial Life. Sinauor associates publisher. Sunderland. Hal.132-134, 142-143. Soetarto, E.S., T.T. Suharni, S.Y. Nastiti, dan L. Sembiring. 2010. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Fakultas Biologi UGM. Yogyakarta, hal. 55. Salle, a.j. 1961. Fundamental Principles of Backteriology. 5th ed. McGraw Hill Book Company. New York, p. 232-235. Talaro K.P. and A. Talaro, 1999. Foundation in Microbiology Third Edition. McGraw Hill Company

BORANG
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

No. Dokumen Berlaku sejak Revisi Halaman

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008 00 10 dari 11

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

10

You might also like