You are on page 1of 6

FOTOKIMIA REDUKSI ION BESI (III)

I. Tujuan
Mempelajari reaksi reduksi ion besi (III) secara Iotokimia dan mempelajari
pemanIaatannya untuk cetak biru
II. Dasar Teori
Fotokimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari interaksi antara atom,
molekul kecil dan cahaya atau radiasi elektromagnetik. Sebagaimana disiplin ilmu
lainnya , Iotokimia menggunakan system satuan SI atau metric. Unit dan konstanta
yang sering dipergunakan antara lain adalah meter, detik, hertz, joule, mol, konstanta
gas R serta konstanta boltzman. Semua unit ini dan konstanta ini juga merupakan
bagian dari bidang kimia.
(Anonim. 2010)
Reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron atau penambahan oksigen.
Sedangkan reduksi adalah reaksi penambahan elektron atau pengurangan oksigen.
Jadi, reaksi redoks adalah (reduksi dan oksidasi) adalah reaksi penerimaan dan
pelepasan elektron atau reaksi terjadinya penembahan dan pengurangan oksigen.
Reduktor adalah zat yang menyebabkan terjadi reaksi reduksi atau zat yang
mengalami oksidasi. Sedangkan oksidator adalah zat yang menyebabkan terjadi
reaksi oksidasi atau yang mengalami reduksi.
(Chang, 1998)
Besi merupakan jenis logam yang kelimpahannya di alam nomor dua setelah
aluminium. Sebagian besar besi berada dalam bentuk hematite Fe2O4, dan siderite
FeCO3. Logam besi mudah larut dalam asam-asam mineral encer. Dengan asam basa
non oksidator akan larut menjadi ion besi (II) sedangkan jika udara atau digunakan
asam-asam oksidator akan dihasilkan besi (III).
(Tim Dosen Kimia Anorganik, 2010 :13).




III. Alat dan Bahan
III.1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah beberapa gelas beker (agak
besar), gelas ukur 50 mL, ruang gelap (almari), keping kaca, pengaduk gelas, pipet
tetes, lampu (sinarnya), pengaduk gelas, dan spidol

III.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan besi (III)
klorida, larutan diamonium hidroIosIat, asam oksalat, larutan kalium
heksasianoIerrat, larutan kalium dikromat, kertas tik, kertas kalkir, dan kertas saring
IV. Cara Kerja
Pertama, dibuat larutan campuran antara 50 mL larutan ion besi (III) klorida
dengan 10 mL larutan diamonium hidroIosIat dalam gelas beker 400 mL. Larutan
campuran tersebut disimpan dalam ruang gelap (alamari). Asam oksalat sebanyak 50
mL ditambahkan ke dalam larutan yang ada dalam almari, kemudian larutan tersebut
diaduk dalam ruangan itu juga. Setelah itu almari ditutup dan hanya dibuka bila perlu
saja. Kertas tik sebanyak tiga (3) lembar diambil dan dicelupkan ke dalam larutan
dalam almari. Diusahakan seluruh kertas tercelup tetapi jangan terlalu basah dan
merusak kertas. Kertas tersebut kemudian dikeluarkan dan diletakkan di antara dua
kertas saring (dijepit kertas saring). Kertas itu dibiarkan berada di antara dua kertas
saring selama 10-15 menit atau sampai kertas tik kering. Jika ingin didapat cetakan
yang lebih tajam, kertas harus dikeringkan. Setelah itu kertas tik ini digunakan
sebagai kertas peka. Dibuat obyek yang akan dicetak pada kertas kalkir yang ditulis
dengan spidol. Obyek kemudian diletakkan di atas kertas peka dan dijepit dengan dua
keping kaca, kemudian dikenai sinar lampu. Dibuat variasi waktu penyinaran sinar
lampu, yaitu 10, 15, dan 20 menit. Kertas peka yang telah disinari diambil, kemudian
dicelupkan ke dalam larutan ion heksasianoIerrat (III) 0,1 M dalam gelas beker 400
mL. Diusahakan agar semua kertas dapat tercelup ke dalam larutan. Kertas itu
dikeluarkan dan dicelupkan ke dalam larutan kalium dikromat encer 0,03 M.
Kemudian kertas dicuci dengan 100 mL HCl 0,1 M, dan dilanjutkan dengan air keran.
Kertas itu dikeringkan, maka akan diperoleh hasil cetakan berwarna biru bertuliskan
sesuai tulisan yang ada pada kertas kalkir. Seluruh hasil dari variasi-variasi
dibandingkan.
V. Hasil dan Pembahasan
V.1. Hasil Percobaan
Variasi Waktu Hasil Cetak Biru
5 menit Kurang jelas
10 menit Agak jelas
15 menit Jelas

V.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kita akan membahas tentang Iotokimia reduksi ion besi
(III) dengan maksud percobaan mempelajari reaksi reduksi ion besi (III) secara
Iotokimia dan mempelajari pemanIaatannya untuk cetak biru.
Langkah pertama yang kita lakukan ialah membuat larutan campuran antara 50 ml
larutan ion besi (III) klorida dengan 10 ml larutan diamonium hidroIosIat dalam gelas
beker 40 ml dan setelah itu disimpan ke dalam ruangan gelap agar cahaya tidak
mengganggu terhadap proses percobaan. Penambahan larutan diammonium
hidroIosIat bertujuan untuk menghambat reaksi redoks antara besi (III) dengan asam
oksalat karena dengan adanya diammonium hidroIosIat akan menyebabkan Fe (III)
tidak dapat direduksi menjadi Fe (II), sedangkan tujuan penyimpanan larutan didalam
lemari (ruang gelap) yaitu untuk memperlambat reaksi redoks karena karena reaksi
redoks yang terjadi sangat cepat.
Pada proses pencampuran kedua larutan tersebut, larutan diammonium hidroIosIat
yang semula bening berubah menjadi warna kuning pucat sesuai dengan persamaan
reaksi berikut :
FeCl
3
( NH
4
)
2
HPO
4
FePO
4
2 (NH
4
)
2
Cl HCl
Setelah itu, ditambahkan 50 ml asam oksalat sebagai pereduksi menghasilkan
warna kuning muda ke dalam larutan besi (III) klorida yang ada di dalam almari dan
kemudian diaduk larutan tersebut tanpa mengeluarkan larutan tersebut dari dalam
almari. Reaksinya :
2 FePO
4
3 H
2
C
2
O
4
2 FeC
2
O
4
2 CO
2
2 H
2
PO
4
Adapun persamaan reksi redoksnya yaitu

Fe
2
e Fe
2
(x2)
C
2
O
4
2-
2 CO
2
2e (x1)
2 Fe
3
2e 2 Fe
2

C
2
O
4
2-
2 CO
2
2e
2 Fe
3
C
2
O
4
2-
2 Fe
2
2 CO
2

Kemudian diambil 3 helai kertas HVS yang telah di buat dan dicelupkan ke dalam
larutan dalam almari. Kertas HVS yang telah tercelup semua kemudian ditempatkan
diantara dua kertas saring agar cepat kering karena kertas saring ini memiliki pori
yang lebih besar sehingga mudah menyerap air karena jika langsung dikeringkan
dengan sinar matahari dikhawatirkan terjadi reduksi secara langsung yang
menyebabkan kertas HVS menjadi biru sebelum objek dipindahkan pada kertas HVS
tersebut. Kemudian dibiarkan kertas itu berada di antara dua kertas saring selama 10-
15 menit sehingga kertas menjadi kering. Langkah ini masih dikerjakan dalam almari
dan setelah kering kertas tersebut digunakan sebagai kertas peka.
Pada tahap selanjutnya yaitu buat kertas objek yang dibuat dari kertas kalkir yang
ditulius dengan spidol. Digunakan spidol dengan tulisan agak tebal agar tidak dapat
ditembus oleh cahaya akibatnya pemindahan objek dengan bantuan cahaya dapat
mudah dilakukan.
Proses pemindahan objek dengan cara meletakkan kertas objek diatas kertas
kalkir yang mengandung Fe
3
kemudian dijepit dengan dua keping kaca dengan
tujuan agar kertas objek dan kertas kalkir dapat menempel dengan kuat dan rapi
sehinnga pemindahan objek yang dihasilkan dapat sesuai dengan yang diinginkan.
Kertas kalkir disinari dengan cahaya selama beberapa variasi menit dengan waktu 5
menit, 10 menit dan 15 menit agar di peroleh perbandingan dari reaksi tersebut.
Fungsinya adalah untuk membentuk cetakan warna biru. Ion heksasianoIerrat (III)
adalah ion kompleks yang memiliki warna (indikator warna biru gelap). Reaksi yang
terjadi dimulai dengan pengoksidasian ion besi (II) menjadi ion besi (III) oleh ion
heksasianoIerrat (III). Reaksinya adalah sebagai berikut:
Fe
2
|Fe(CN)
6
|
3-
Fe
3
|Fe(CN)
6
|
4-

dan ion-ion tersebut bereaksi kembali:
4 Fe
3
3|Fe(CN)
6
|
4-
Fe
4
|Fe(CN)
6
|
3

Dari reaksi di atas didapat produk yang memiliki warna biru tua. Karena obyek
yang tertulis pada kertas kalkir menghalangi cahaya sinar lampu, hasil pada kertas
peka terdapat bagian yang tidak berwarna biru (sesuai obyek yang tertulis pada
kertas kalkir).
Selanjutnya kertas tersebut dikeluarkan dan dicelupkan ke dalam larutan kalium
dikromat encer (0,03M). Fungsinya adalah untuk menghilangkan kotoran dan
membentuk kompleks dengan ion heksasianoIerrat (III). Kemudian kertas tersebut di
cuci dengan 100 ml HCL 0,1 M. Fungsinya adalah untuk mencuci kertas peka. Dan
Iungsi air kran adalah untuk menghilangkan ion-ion dan membentuk kompleks
dengan Fe. Ion-ion yang masih terkandung akan larut dengan air (H
2
O) karena ion
bersiIat polar dan H
2
O bersiIat polar, like dissolve like. Ion Fe juga akan membentuk
komplek dengan H
2
O sebagai ligannya.

VI. Kesimpulan dan Saran
VI.1. Kesimpulan
1. Hasil pada percobaan selama 15 menit lebih jelas dari pada 5 menit atau 10
menit
2. Reduksi ion besi (III) dalam praktikum ini disebabkan atau dipercepat oleh
cahaya
VI.2. Saran
1. Sebaiknya praktikum jangan cepat-cepat, datanya di variasi lagi seperti
waktunya di tambah lama sekitar 20 menit, 25 menit, 30 menit
2. Diharapkan agar praktikan berikutnya harus berhati- hati dalam melakukan
percobaan ini agar semuanya sesuai dengan yang diinginkan



VII. DaItar Pustaka
Anonin. 2O1O. |c|c|inia. n||p.//annisanfusnic.ucrdprcss.ccn. Diaksos pada
langgaI 23 Novonloi 2O11.
Chang, Raymond, 1998, Chemistry, -6
th
ed., McGraw-Hill, Inc., United State.
Tim Dosen Kimia Anorganik. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik.
Makassar : Laboratorium Kimia, FMIPA, UNM.










Yogyakarta, 23 November 2011
Asisten Praktikan


Daniel Agung P IItironi Haritsah






VIII. Lampiran
1. Laporan Sementara
2. Tugas

You might also like