You are on page 1of 9

Muhammad Ibnu Soim

BAB I PEMBAHASAN KESEIMBANGAN PASAR DALAM EKONOMI MAKRO

A. KESEIMBANGAN PASAR EKONOMI MIKRO INDIVIDU Dalam bentuk yang paling sederhana keseimbangan pasar digambarkan dengan kurva demand dari satu individu yang berpotongan dengan kurva supply dari individu lain. Bentuk kurva demand yang negative (dari kiri atas ke kanan bawah) dan bentuk kurva supply yang positif (dari kanan atas ke kiri bawah). S p p D Q q B. KESEIMBANGAN PASAR EKONOMI MAKRO INDUSTRI Dalam ekonomi mikropun telah dijelaskan bagaiman menjumlahkan kurvakurva demand individu secara horizontal menjadi permintaan industri. Begitu pula dengan penjumlahan kurva-kurva supply secara horizontal yang membentuk kurva penawaran industri. Adanya permintaan sebagai pembeli besar dan sebagai penjual besar tidak mengubah pembentukan kurva demand dan supply. Sebagai pembeli bear kurva

Muhammad Ibnu Soim

demand pemerintah berada jauh ke kanan yaitu Dg dengan kuantitas Qd (g), dan sebagai penjual besar kurva supply pemerintah berada jauh ke kanan, yaitu Sg dengan kuantitas Qs (g). C. KESEIMBANGAN PASAR EKONOMI MAKRO AGREGAT Bila seluruh individu dijumlahkan secara horizontal, menjadi individu sehingga didapat jumlah kuantitas barang A yang ditawarkan dalam suatu
Q perekonomian ( d ), maka didapatkan kurva demand agregat industri A dan

Kurva supply agregat industri A. Selanjutnya, bila kuantitas barang dan jasa masing-masing industri di konversikan dalam satuan yang sama, katakana saja output nasional Y, maka didapatkan Aggregate Demand (AD) dan Aggregate Supply (AS) nasional. Secara garis sumbu vertical menggambarkan harga-harga umum P, sedangkan sumbu horizontal menggambarkan output nasional Y.

D. KESEIMBANGAN PASAR EKONOMI MAKRO ADANYA UANG DALAM PEREKONOMIAN Masuknya keseimbangan uang umum dalam perekonomian kompleks, mengakibatkan meskipun pembentukan akhirnya

bertambah

pada

keseimbangan umum tetap terjadi pada saat AD=AS. Dalam pembentukan Aggregate Demand, ada dua keseimbangan pasar yang menentukan yaitu: 1. Keseimbangan pasar uang 2. Keseimbangan pasar barang dan jasa

Muhammad Ibnu Soim

1. Keseimbangan Pasar Uang: Kurva LM a. Kurva yang Menunjukan L=M: Keseimbangan pasar uang digambarkan oleh kurva LM. Sesuai namanya, kurva LM Menunjukan L = M, dimana: L = adalah jumlah likuiditas (uang) dalam perekonomian yang diedarkan oleh bank sentral. M = adalah jumlah uang (money) yang ingin di pegang masyarakat Dalam notasi lain dituliskan Ms= Md, dimana: Ms, adalah money supply penawaran uang oleh bank sentral Md, adalah money demand/permintaan uang oleh masyarakat.

b. Kurva yang Menunjukan Hubungan Uang dan Pendapatan Semakin kaya orang, maka semakin besar pula keinginannya memegang uang untuk melakukan transaksi. Sebaliknya, semakin miskin orang, semakin kecil jumlah uang yang ingin di pegangnya. Hubungan yang positif ini dikenal sebagai teori Cambridge akan permintaan uang.

Md (tr) = kY Money demand merupakan porsi tertentu dari kekayaan. Bila Y besar maka Md (tr) besar, bila Y kecil maka Md (tr) kecil. Y Md (tr) /p

Porsi itu sendiri di simbolkan dengan k yang relative dari waktu kewaktu. Perubhan teknologi dapat mengubah k, misalnya dengan adanya

Muhammad Ibnu Soim

ATM. Maka jumlah uang yang di pegang dalam saku berkurang di bandingkan bila tidak ada ATM, karena bila memerlukan uang ia dapat menarik dari ATM. Bila kemudian kartu debit telah diterima luas, maka jumlah uang yang dipegang dalam saku semakin berkurang karena transaksi dapat dilakukan tanpa fisik uang. Hubungan antara uang dan kekayaan ini digambarkan dengan grafik berikut. Kemiringan slope kurva ditentukan oleh besaran k.

d M tr P

Grafik. Kurva fungsi permintaan uang untuk transaksi. c. Kurva yang Menunjukan Hubungan Uang dan Tingkat Bunga Semakin tinggi bunga, semakin orang tertarik menyimpan uangnya dalam deposito di bank konvensional. Dalam konteks lain, semakin tinggi bunga obligasi semakin orang tertarik membeli obligasi, konvensional. Bila orang meningkatkan simpanan uangnya dalam bentuk deposito di bank konvensional atau membeli obligasi konvensional maka semakin sedikit uang yang tersedia baginya untuk melakukan spekulasi berjual-beli saham di pasar saham.

Muhammad Ibnu Soim

2. Keseimbangan Pasar Barang Kurva IS a. Kurva yang menunjukan I = S Keseimbangan pasar barang digambarkan oleh kurva IS. Sesuai dengan namanya. Kurva IS menunjukan I = S, di mana: I adalah Investasi S adalah Saving (tabungan)

b. Kurva yang menunjukan Hubungan Investasi dengan Tingkat Bunga Hubungan antara investasi (I) dengan tingkat bunga (i), dilator belakangi oleh praktik yang lazim dilakukan yaitu meminjam kredit dari bank konvensional untuk melakukan investasi. Semakin tinggi bunga semakin sedikit jumlah kredit yang mau dipinjam oleh masyarakat dari bank konvensionalk, berarti semakin sedikit investasi yang terjadi.

c. Kurva yang menunjukan hubungan antara tabungan dengan pendapatan Hubungan antara tabungan (S) dengan pendapatan (Y) dilatarbelakangi oleh kecenderungan orang untuk menggunakan sebagian pendapatannya untuk ditabung dan sebagian lain untuk keperluan konsumsi. Semakin kaya orang, semakin banyak tabungannya. Semakin miskin orang semakin kecil tabungannya. MPC dan MPS sendiri relative stabil dari waktu ke waktu karena merupakan kebiasaan orang atau pola perilaku orang dalam menggunakan pendapatannya.

Muhammad Ibnu Soim

3. Hubungan Kurva IS-LM dengan Kurva AS-AD Kurva IS-LM menggambarkan keseimbangan pasar barang dan keseimbangan pasar uang. Dengan sumbu horizontal Y (pendapatan nasional) dan sumbu vertical (tingakat bunga). Sedangkan kurva AS-AD menggambarkan keseimbangan pasar agregat dalam perekonomian, dengan sumbu horizontal Y (pendapatan nasional) dan sumbu vertical P (harga-harga umum).

E. KESEIMBANGAN PASAR EKONOMI MAKRO: MASUKNYA PERAN PEMERINTAH Ingat pemerintah sebagai penabugn besar? Dengan wewenangnya pemerintah dapat menarik pajak dan menjadikanya sebagai tabungan pemerintah. Ingat pula peran pemerintah sebagai pembeli besar? Dengan tabunganya yang besar pemerintah mempunyai kemempuan yang besar sebagai pembeli. Katakanlah pemerintah menaikan tabungannya (Sg), dan pada saat yang sama, menaikan belanjanya yang masuk ke dalam perekonomian.

Y=C+S Y = (Cg+Ch) + (Sg + Sh), dimana Y adalah pendapatan nasional. Cg adalah konsumsi pemerintah Ch adalah konsumsi rumah tangga Sg adalah tabungan pemerintah Sh adalh tabungan rumah tangga

Muhammad Ibnu Soim

Kenaikan ini digambarkan dengan bergesernya kurva S dikuadran 3 ke arah kiri bawah. Dengan mempertahankan asumsi S = 1 maka kurva IS kuadran 4 bergeser ke kanan atas. Kurva 1 pada kuadran 1 tidak berubah karena masuknya belanja pemerintah ke perekonomian tidak melalui mekanisme 1 yang lazim. Ingat bahwa AD adalah penjumlahan horizontal kurva-kurva demand, termasuk demand pemerintah. Kenaikan belanja pemerintah berarti kenaikan demand pemerintah, yang berarti pula kenaikan AD. Dampak kenaikan AD terhadap pendapatan nasional dan harga (p,y)tentu ditentukan pada perpotongan kurva AD dengan kurva AS. Bila kurva AS ber slope positif seperti lazimnya kurva S dalam ekonomi mikro, maka secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut. Titik keseimbangan berubah dari titik 1 (p1, y1) ke titik 2 (p2, y2). Sg kurva IS bergeser ke kanan atas p ,y . kurva AD bergeser ke kanan atas,

kurva AS ber slope positif

P P2 P1

AS

Y1

Y2

Muhammad Ibnu Soim

F. KESEIMBANGAN PASAR EKONOMI MAKRO PADA MACAMMACAM AGGREGAT SUPPLY 1. Kurva AS berslope positif tanpa ringditas dan regiditas gaji Sampai saat ini kita belum banyak membicarakan kurva AS. Cara paling sederhana adalah dengan mengasumsikan kurva AS mempunyai slope positif seperti lazimnya kurva S dalam ilmu ekonomi makro.

2. Kurva AS ber-Slope horizontal rigiditas harga Alternative lain dari asumsi Keynes adalah dengan mengasumsikan rigiditas terjadi pada harga, bukan pada gaji. Secara lengkap, asumsi alternative ini adalah sebagai berikut:

1. Harga-harga tidak fleksibel 2. Pasar tenaga kerja kompetitif, dan gaji-gaji fleksibel. Dengan kata lain tidak ada rigiditas gaji (kekakuan gaji).

Asumsi sticky princes ini secara grafis digambarkan dengan kurva AS yang horizontal. Rigiditas harga dengan mudah tergambar yaitu dengan tingkat harga yang tetap pada P.

3. Kurva AS ber-Slope vertical rigiditas output Alternative lain adalah dengan mengasumsikan rigiditas pada output, bukan pada gaji atau pada harga. Kurva AS mempunyai slope yang vertical pada saat

Muhammad Ibnu Soim

seluruh kapasitas produksi perekonomian telah terpakai. Asumsi yang digunakan dalam kurva AS yang berslope vertical adalah: 1. Perekonomian berada pada keadaan kapasitas penuh. Dengan kata lain, ada rigiditas output. 2. Harga-harga fleksibel, dapat turun naik. Dengan kata lain, tidak ada rigiditas harga (kekuatan harga).

4. Keseimbangan AS-AD Dampak dari kenaikan AD berbeda-beda pada jenis AS yang berbeda. Dengan AS yang mempunyai slope horizontal, maka pergeseran AD hanya bedampak pada Y. Bila AD naik maka pendapatan nasional naik , sebaliknya bila AD turun, maka pendapatan turun. Harga tetap P. Dengan AS yang mempunyai slope positif maka pergeseran AD berdampak pada P dan Y. Bila AD naik maka harga naik dan pendapatan nasional naik. Sebaliknya, bila AD turun maka harga turun dan pendapatan turun. Dengan AS yang mempunyai slope vertical maka AD hanya berdampak pada P. bila AD Naik, maka harga naik sebaliknya, bila AD turun, maka harga turun. Pendapatan nasional tetap Y.

You might also like