You are on page 1of 38

II.

Transformasi Linier
Dr. Muhafzan
Dept. of Math. UNAND

November 2011

Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND)

3 SKS

November 2011

1 / 17

Transformasi Linier
Denisi 1
Misalkan V dan W merupakan ruang vektor atas suatu lapangan F. Suatu fungsi : V W dikatakan suatu transformasi linier jika (ru + sv) = r (u) + s (v) untuk semua skalar r, s F dan semua vektor u, v V. Himpunan semua transformasi linier dari V ke W dinotasikan dengan L (V, W ) . Suatu transformasi linier dari V ke V disebut suatu operator linier pada V. Himpunan semua operator linier pada V dinotasikan dengan L (V ) . Suatu operator linier pada ruang vektor riil disebut operator riil dan suatu operator linier pada ruang vektor kompleks disebut operator kompleks.
Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND) 3 SKS November 2011 2 / 17

Suatu transformasi linier dari V ke lapangan F disebut suatu fungsional linier pada V. Himpunan semua fungsional linier pada V dinotasikan dengan V , dan disebut ruang dual dari V.

Denisi 2
Istilah berikut juga sering digunakan:
1 2 3

Homomophisma digunakan untuk transformasi linier Endomorphisma digunakan untuk operator linier Monomorphisma (embedding) digunakan untuk transformasi linier injektif Epimorphisma digunakan untuk transformasi linier surjektif Isomorphisma digunakan untuk transformasi linier bijektif Automorphisma digunakan untuk operator linier bijektif.

4 5 6

Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND)

3 SKS

November 2011

3 / 17

Contoh 3
1

Misalkan A adalah suatu matriks m n pada lapangan F. Maka fungsi A : F n F m yang didenisikan oleh A v = Av merupakan suatu transformasi linier dari F n ke F m .

Operator integral : F [x] F [x] yang didenisikan oleh

(f ) =
0

f (x) dx

merupakan suatu operator linier pada F [x] .

Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND)

3 SKS

November 2011

4 / 17

Denisi 4
Misalkan F adalah suatu lapangan. Suatu aljabar A pada F adalah suatu himpunan tak kosong A bersama dengan tiga operasi, yaitu penjumlahan (dinyatakan dengan +) perkalian (dinyatakan dengan juxtaposition) perkalian skalar (dinotasikan dengan juxtaposition) sedemikian sehingga sifat-sifat berikut berlaku:
1 2 3

A adalah ruang vektor dengan operasi penjumlahan dan perkalian A adalah ring dengan operasi penjumlahan dan perkalian jika r F dan a, b A maka r (ab) = (ra) b = a (rb) .

Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND)

3 SKS

November 2011

5 / 17

Denisi 4
Misalkan F adalah suatu lapangan. Suatu aljabar A pada F adalah suatu himpunan tak kosong A bersama dengan tiga operasi, yaitu penjumlahan (dinyatakan dengan +) perkalian (dinyatakan dengan juxtaposition) perkalian skalar (dinotasikan dengan juxtaposition) sedemikian sehingga sifat-sifat berikut berlaku:
1 2 3

A adalah ruang vektor dengan operasi penjumlahan dan perkalian A adalah ring dengan operasi penjumlahan dan perkalian jika r F dan a, b A maka r (ab) = (ra) b = a (rb) .

Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND)

3 SKS

November 2011

5 / 17

Denisi 4
Misalkan F adalah suatu lapangan. Suatu aljabar A pada F adalah suatu himpunan tak kosong A bersama dengan tiga operasi, yaitu penjumlahan (dinyatakan dengan +) perkalian (dinyatakan dengan juxtaposition) perkalian skalar (dinotasikan dengan juxtaposition) sedemikian sehingga sifat-sifat berikut berlaku:
1 2 3

A adalah ruang vektor dengan operasi penjumlahan dan perkalian A adalah ring dengan operasi penjumlahan dan perkalian jika r F dan a, b A maka r (ab) = (ra) b = a (rb) .

Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND)

3 SKS

November 2011

5 / 17

Teorema 5
1

Himpunan L (V, W ) adalah suatu ruang vektor dengan operasi penjumlahan dan perkalian skalar. Jika L (U, V ) dan L (V, W ) , maka komposisi L (U, W ) . Jika L (V, W ) adalah bijeksi maka 1 L (W, V ) . Ruang vektor L (V ) adalah suatu aljabar, dimana perkalian merupakan komposisi fungsi. Pemetaan identitas i L (V ) adalah identitas perkalian dan pemetaan nol 0 L (V ) merupakan identitas penjumlahan.

3 4

Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND)

3 SKS

November 2011

6 / 17

Teorema 5
1

Himpunan L (V, W ) adalah suatu ruang vektor dengan operasi penjumlahan dan perkalian skalar. Jika L (U, V ) dan L (V, W ) , maka komposisi L (U, W ) . Jika L (V, W ) adalah bijeksi maka 1 L (W, V ) . Ruang vektor L (V ) adalah suatu aljabar, dimana perkalian merupakan komposisi fungsi. Pemetaan identitas i L (V ) adalah identitas perkalian dan pemetaan nol 0 L (V ) merupakan identitas penjumlahan.

3 4

Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND)

3 SKS

November 2011

6 / 17

Teorema 5
1

Himpunan L (V, W ) adalah suatu ruang vektor dengan operasi penjumlahan dan perkalian skalar. Jika L (U, V ) dan L (V, W ) , maka komposisi L (U, W ) . Jika L (V, W ) adalah bijeksi maka 1 L (W, V ) . Ruang vektor L (V ) adalah suatu aljabar, dimana perkalian merupakan komposisi fungsi. Pemetaan identitas i L (V ) adalah identitas perkalian dan pemetaan nol 0 L (V ) merupakan identitas penjumlahan.

3 4

Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND)

3 SKS

November 2011

6 / 17

Teorema 5
1

Himpunan L (V, W ) adalah suatu ruang vektor dengan operasi penjumlahan dan perkalian skalar. Jika L (U, V ) dan L (V, W ) , maka komposisi L (U, W ) . Jika L (V, W ) adalah bijeksi maka 1 L (W, V ) . Ruang vektor L (V ) adalah suatu aljabar, dimana perkalian merupakan komposisi fungsi. Pemetaan identitas i L (V ) adalah identitas perkalian dan pemetaan nol 0 L (V ) merupakan identitas penjumlahan.

3 4

Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND)

3 SKS

November 2011

6 / 17

Bukti. 3). Misalkan L (V, W ) adalah bijeksi, maka pemetaan 1 : W V terdenisi dengan baik (well dened) w1 , w2 W v1 , v2 V w1 = (v1 ) dan w2 = (v2 ) ,

(karena L (V, W ) adalah bijeksi). Akibatnya 1 (rw1 + sw2 ) = 1 (r (v1 ) + s (v2 )) = 1 ( (rv1 + sv2 )) = rv1 + sv2 = r 1 (w1 ) + s 1 (w2 ) , r, s F yang menunjukkan bahwa 1 adalah transformasi linier.

Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND)

3 SKS

November 2011

7 / 17

Kernel dan Image dari Suatu Transformasi Linier


Denisi 6
Misalkan L (V, W ) . Himpunan ker ( ) = {v V | (v) = 0} disebut kernel (inti) dari dan himpunan im ( ) = { (v) |v V } disebut image (peta) dari . Dimensi dari ker ( ) disebut nullity dari dan dinyatakan dengan null ( ) . Dimensi dari im ( ) disebut rank dari dan dinyatakan dengan rk ( ) . Tunjukkan bahwa ker ( ) adalah subruang dari V dan im( ) adalah subruang dari W.
Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND) 3 SKS November 2011 8 / 17

Teorema 7
Misalkan L (V, W ) . Maka
1 2

surjektif jika dan hanya jika im( ) = W injektif jika dan hanya jika ker ( ) = {0} .

Bukti. 1 Pernyatan serupa dengan denisi surjektif. 2 () Misalkan L (V, W ) dan ker ( ) = {0} , maka (u) = (v) (u) (v) = 0 (u v) = 0 u v ker ( ) u v = 0 u = v, yang menunjukkan bahwa injektif. () Misalkan injektif, maka (u) = (v) u = v. Karena L (V, W ) , maka (u) = (v) (u) (v) = 0 (u v) = 0 u v ker ( ) 0 ker ( ) , karena u = v. Sehingga ker ( ) = {0} .
Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND) 3 SKS November 2011 9 / 17

Teorema 7
Misalkan L (V, W ) . Maka
1 2

surjektif jika dan hanya jika im( ) = W injektif jika dan hanya jika ker ( ) = {0} .

Bukti. 1 Pernyatan serupa dengan denisi surjektif. 2 () Misalkan L (V, W ) dan ker ( ) = {0} , maka (u) = (v) (u) (v) = 0 (u v) = 0 u v ker ( ) u v = 0 u = v, yang menunjukkan bahwa injektif. () Misalkan injektif, maka (u) = (v) u = v. Karena L (V, W ) , maka (u) = (v) (u) (v) = 0 (u v) = 0 u v ker ( ) 0 ker ( ) , karena u = v. Sehingga ker ( ) = {0} .
Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND) 3 SKS November 2011 9 / 17

Teorema 7
Misalkan L (V, W ) . Maka
1 2

surjektif jika dan hanya jika im( ) = W injektif jika dan hanya jika ker ( ) = {0} .

Bukti. 1 Pernyatan serupa dengan denisi surjektif. 2 () Misalkan L (V, W ) dan ker ( ) = {0} , maka (u) = (v) (u) (v) = 0 (u v) = 0 u v ker ( ) u v = 0 u = v, yang menunjukkan bahwa injektif. () Misalkan injektif, maka (u) = (v) u = v. Karena L (V, W ) , maka (u) = (v) (u) (v) = 0 (u v) = 0 u v ker ( ) 0 ker ( ) , karena u = v. Sehingga ker ( ) = {0} .
Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND) 3 SKS November 2011 9 / 17

Teorema 7
Misalkan L (V, W ) . Maka
1 2

surjektif jika dan hanya jika im( ) = W injektif jika dan hanya jika ker ( ) = {0} .

Bukti. 1 Pernyatan serupa dengan denisi surjektif. 2 () Misalkan L (V, W ) dan ker ( ) = {0} , maka (u) = (v) (u) (v) = 0 (u v) = 0 u v ker ( ) u v = 0 u = v, yang menunjukkan bahwa injektif. () Misalkan injektif, maka (u) = (v) u = v. Karena L (V, W ) , maka (u) = (v) (u) (v) = 0 (u v) = 0 u v ker ( ) 0 ker ( ) , karena u = v. Sehingga ker ( ) = {0} .
Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND) 3 SKS November 2011 9 / 17

Isomorsma
Denisi 8
Suatu transformasi linier bijektif : V W disebut isomorsma dari V ke W. Bila isomorsma dari V ke W ada, maka V dan W dikatakan isomork, dan ditulis V W.

Contoh 9
Misalkan V adalah suatu ruang vektor atas lapangan F dan dim(V ) = n. Misalkan B = {v1 , v2 , , vn } adalah basis untuk V. Maka pemetaan B : V F n dengan v [v]B , merupakan suatu isomorsma. Sehingga, sebarang ruang vektor berdimensi n isomork dengan F n . Bukti. Harus dibuktikan bahwa:
B (v) = [v]B adalah pemetaan well dened B adalah transformasi linier B adalah bijektif
Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND) 3 SKS November 2011 10 / 17

Isomorsma
Denisi 8
Suatu transformasi linier bijektif : V W disebut isomorsma dari V ke W. Bila isomorsma dari V ke W ada, maka V dan W dikatakan isomork, dan ditulis V W.

Contoh 9
Misalkan V adalah suatu ruang vektor atas lapangan F dan dim(V ) = n. Misalkan B = {v1 , v2 , , vn } adalah basis untuk V. Maka pemetaan B : V F n dengan v [v]B , merupakan suatu isomorsma. Sehingga, sebarang ruang vektor berdimensi n isomork dengan F n . Bukti. Harus dibuktikan bahwa:
B (v) = [v]B adalah pemetaan well dened B adalah transformasi linier B adalah bijektif
Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND) 3 SKS November 2011 10 / 17

Isomorsma
Denisi 8
Suatu transformasi linier bijektif : V W disebut isomorsma dari V ke W. Bila isomorsma dari V ke W ada, maka V dan W dikatakan isomork, dan ditulis V W.

Contoh 9
Misalkan V adalah suatu ruang vektor atas lapangan F dan dim(V ) = n. Misalkan B = {v1 , v2 , , vn } adalah basis untuk V. Maka pemetaan B : V F n dengan v [v]B , merupakan suatu isomorsma. Sehingga, sebarang ruang vektor berdimensi n isomork dengan F n . Bukti. Harus dibuktikan bahwa:
B (v) = [v]B adalah pemetaan well dened B adalah transformasi linier B adalah bijektif
Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND) 3 SKS November 2011 10 / 17

Isomorsma
Denisi 8
Suatu transformasi linier bijektif : V W disebut isomorsma dari V ke W. Bila isomorsma dari V ke W ada, maka V dan W dikatakan isomork, dan ditulis V W.

Contoh 9
Misalkan V adalah suatu ruang vektor atas lapangan F dan dim(V ) = n. Misalkan B = {v1 , v2 , , vn } adalah basis untuk V. Maka pemetaan B : V F n dengan v [v]B , merupakan suatu isomorsma. Sehingga, sebarang ruang vektor berdimensi n isomork dengan F n . Bukti. Harus dibuktikan bahwa:
B (v) = [v]B adalah pemetaan well dened B adalah transformasi linier B adalah bijektif
Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND) 3 SKS November 2011 10 / 17

Akan dibuktikan bahwa B (v) = [v]B adalah pemetaan well dened.


n

Karena setiap v V dapat ditulis secara tunggal sebagai v = i vi , i=1 1 2 maka v dipetakan secara tunggal kepada . F n , yaitu . . n
n

B (v) = B
i=1

i vi

1 2 . . . n

= [v]B F n

yang menunjukkan bahwa B adalah well dened.

Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND)

3 SKS

November 2011

11 / 17

Akan dibuktikan bahwa B (v) = [v]B adalah pemetaan well dened.


n

Karena setiap v V dapat ditulis secara tunggal sebagai v = i vi , i=1 1 2 maka v dipetakan secara tunggal kepada . F n , yaitu . . n
n

B (v) = B
i=1

i vi

1 2 . . . n

= [v]B F n

yang menunjukkan bahwa B adalah well dened.

Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND)

3 SKS

November 2011

11 / 17

Akan dibuktikan bahwa B adalah transformasi linier.


Misalkan v, w V dan r, s F, maka
n n

B (rv + sw)

= B

r
i=1 n

i vi + s
i=1

i vi r1 + s 1 r2 + s 2 . . . rn + s n

= B
i=1

(ri + s i ) vi

= r

1 2 . . . n

+ s

1 2 . . . n

= r [v]B + s [w]B , yang menunjukkan bahwa B adalah suatu transformasi linier.


Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND) 3 SKS November 2011 12 / 17

Akan dibuktikan bahwa B adalah transformasi linier.


Misalkan v, w V dan r, s F, maka
n n

B (rv + sw)

= B

r
i=1 n

i vi + s
i=1

i vi r1 + s 1 r2 + s 2 . . . rn + s n

= B
i=1

(ri + s i ) vi

= r

1 2 . . . n

+ s

1 2 . . . n

= r [v]B + s [w]B , yang menunjukkan bahwa B adalah suatu transformasi linier.


Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND) 3 SKS November 2011 12 / 17

Akan dibuktikan bahwa B adalah bijektif.


Akan ditunjukkan bahwa B adalah injektif, yaitu dengan menunjukkan bahwa ker (B ) = {0} . B (v) = B (w) B (v w) = 0
n n

B
i=1 n

i vi
i=1

i vi

=0 (1)

B
n i=1

(i i ) vi

=0

i=1 n

(i i ) vi ker (B )

Akan ditunjukkan
i=1

(i i ) vi = 0

Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND)

3 SKS

November 2011

13 / 17

Akan dibuktikan bahwa B adalah bijektif.


Akan ditunjukkan bahwa B adalah injektif, yaitu dengan menunjukkan bahwa ker (B ) = {0} . B (v) = B (w) B (v w) = 0
n n

B
i=1 n

i vi
i=1

i vi

=0 (1)

B
n i=1

(i i ) vi

=0

i=1 n

(i i ) vi ker (B )

Akan ditunjukkan
i=1

(i i ) vi = 0

Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND)

3 SKS

November 2011

13 / 17

Dari (1),
n

B
i=1

(i i ) vi

=0

1 1 2 2 . . .

0 0 . . .

0 n n i i = 0, i = 1, 2, . . . , n (i i ) vi = 0, i = 1, 2, . . . , n
n

i=1

(i i ) vi = 0

vw =0 v=w Jadi B (v) = B (w) v = w yang menunjukkan bahwa B adalah injektif

Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND)

3 SKS

November 2011

14 / 17

Akan dibuktikan bahwa B adalah surjektif.


Misalkan =
n

...

F n . Pilih x V sedemikian
n

sehingga x =
i=1

i vi , maka B (x) = B
i=1

i vi

= , yang

menunjukkan bahwa B adalah surjektif.

Karena B adalah injektif dan surjektif, maka B adalah bijektif.

Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND)

3 SKS

November 2011

15 / 17

Akan dibuktikan bahwa B adalah surjektif.


Misalkan =
n

...

F n . Pilih x V sedemikian
n

sehingga x =
i=1

i vi , maka B (x) = B
i=1

i vi

= , yang

menunjukkan bahwa B adalah surjektif.

Karena B adalah injektif dan surjektif, maka B adalah bijektif.

Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND)

3 SKS

November 2011

15 / 17

Akan dibuktikan bahwa B adalah surjektif.


Misalkan =
n

...

F n . Pilih x V sedemikian
n

sehingga x =
i=1

i vi , maka B (x) = B
i=1

i vi

= , yang

menunjukkan bahwa B adalah surjektif.

Karena B adalah injektif dan surjektif, maka B adalah bijektif.

Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND)

3 SKS

November 2011

15 / 17

Bila dua ruang vektor adalah isomork maka secara linier keduanya berprilaku sama.

Teorema 10 (buktikan!)
Misalkan L (V, W ) adalah suatu isomorsma, S V dan (S) = { (s) |s S} . Maka:
1 2 3

S span (membangun) V jika dan hanya jika (S) membangun W S bebas linier di V jika dan hanya jika (S) bebas linier di W S adalah basis untuk V jika dan hanya jika (S) adalah basis untuk W.

Suatu isomorsma dapat dikarakteristikkan sebagai suatu transformasi linier : V W yang memetakan suatu basis untuk V kepada suatu basis untuk W.
Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND) 3 SKS November 2011 16 / 17

Bila dua ruang vektor adalah isomork maka secara linier keduanya berprilaku sama.

Teorema 10 (buktikan!)
Misalkan L (V, W ) adalah suatu isomorsma, S V dan (S) = { (s) |s S} . Maka:
1 2 3

S span (membangun) V jika dan hanya jika (S) membangun W S bebas linier di V jika dan hanya jika (S) bebas linier di W S adalah basis untuk V jika dan hanya jika (S) adalah basis untuk W.

Suatu isomorsma dapat dikarakteristikkan sebagai suatu transformasi linier : V W yang memetakan suatu basis untuk V kepada suatu basis untuk W.
Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND) 3 SKS November 2011 16 / 17

Bila dua ruang vektor adalah isomork maka secara linier keduanya berprilaku sama.

Teorema 10 (buktikan!)
Misalkan L (V, W ) adalah suatu isomorsma, S V dan (S) = { (s) |s S} . Maka:
1 2 3

S span (membangun) V jika dan hanya jika (S) membangun W S bebas linier di V jika dan hanya jika (S) bebas linier di W S adalah basis untuk V jika dan hanya jika (S) adalah basis untuk W.

Suatu isomorsma dapat dikarakteristikkan sebagai suatu transformasi linier : V W yang memetakan suatu basis untuk V kepada suatu basis untuk W.
Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND) 3 SKS November 2011 16 / 17

Bila dua ruang vektor adalah isomork maka secara linier keduanya berprilaku sama.

Teorema 10 (buktikan!)
Misalkan L (V, W ) adalah suatu isomorsma, S V dan (S) = { (s) |s S} . Maka:
1 2 3

S span (membangun) V jika dan hanya jika (S) membangun W S bebas linier di V jika dan hanya jika (S) bebas linier di W S adalah basis untuk V jika dan hanya jika (S) adalah basis untuk W.

Suatu isomorsma dapat dikarakteristikkan sebagai suatu transformasi linier : V W yang memetakan suatu basis untuk V kepada suatu basis untuk W.
Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND) 3 SKS November 2011 16 / 17

Bila dua ruang vektor adalah isomork maka secara linier keduanya berprilaku sama.

Teorema 10 (buktikan!)
Misalkan L (V, W ) adalah suatu isomorsma, S V dan (S) = { (s) |s S} . Maka:
1 2 3

S span (membangun) V jika dan hanya jika (S) membangun W S bebas linier di V jika dan hanya jika (S) bebas linier di W S adalah basis untuk V jika dan hanya jika (S) adalah basis untuk W.

Suatu isomorsma dapat dikarakteristikkan sebagai suatu transformasi linier : V W yang memetakan suatu basis untuk V kepada suatu basis untuk W.
Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND) 3 SKS November 2011 16 / 17

Bila dua ruang vektor adalah isomork maka secara linier keduanya berprilaku sama.

Teorema 10 (buktikan!)
Misalkan L (V, W ) adalah suatu isomorsma, S V dan (S) = { (s) |s S} . Maka:
1 2 3

S span (membangun) V jika dan hanya jika (S) membangun W S bebas linier di V jika dan hanya jika (S) bebas linier di W S adalah basis untuk V jika dan hanya jika (S) adalah basis untuk W.

Suatu isomorsma dapat dikarakteristikkan sebagai suatu transformasi linier : V W yang memetakan suatu basis untuk V kepada suatu basis untuk W.
Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND) 3 SKS November 2011 16 / 17

Teorema 11 (buktikan!)
Misalkan L (V, W ) . Jika B adalah suatu basis untuk V dan (B) = { (b) |b B} adalah suatu basis untuk W, maka adalah suatu isomorsma dari V ke W.

Teorema 12
Misalkan V dan W adalah ruang vektor pada lapangan F. Maka V W jika dan hanya jika dim (V ) = dim (W ) .

Dr. Muhafzan (Dept. of Math. UNAND)

3 SKS

November 2011

17 / 17

You might also like