You are on page 1of 20

MAKALAH TINGGINYA KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA BEKASI ,DAMPAK DAN SOLUSINYA Disusun guna memenuhi nilai mata kuliah

Bahasa Indonesia Dosen Pengampu: Dra. Sumarwati, M.Pd

Disusun Oleh: NOVIATI (K5409042)

PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
1

KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah karena berkat rahmat, hidayah serta inayahNya penulis dapat menyusun makalah berjudul Tingginya Kepadatan Penduduk Kota Bekasi Dampak dan Solusinya tepat pada waktunya. Judul ini dipilih disebabkan semakin meningkatnya kepadatan Penduduk Kota Bekasi dari tahun ke tahun yang mengakibatkan dampak negatif dan perlunya campur tangan pemerintah dalam mengatasi masalah tersebut. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini, jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya akan berupaya selalu terbuka dan seobyektif mungkin terhadap kritik dan saran yang membangun guna mempertimbangkan dimasa-masa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Surakarta, Januari 2010 Penyusun

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laju pertambahan penduduk Kota Bekasi, menurut Sensus Penduduk 2000, mencapai 3,49 persen. Pertambahan penduduk Kota Bekasi paling banyak disebabkan oleh arus migrasi. Penyebab tingginya migrasi tidak lain karena berkembangnya Kota Bekasi menjadi pusat ekonomi dan bisnis. Hal ini disebabkan karena letak Kota Bekasi yang berada di jalur ekonomi yang dinamis, yakni antara Jakarta dan Jawa Barat. Kota Bekasi berkembang pesat karena terimbas perkembangan Jakarta yang sudah mencapai titik jenuh. Laju pertambahan penduduk Kota Bekasi yang tinggi dipicu oleh Instruksi. Presiden Nomor 13 Tahun 1976 yang menempatkan Bekasi sebagai kota Satelit Jakarta dan menjadi bagian kawasan pembangunan Jakarta-Bogor-Tangerang-Bekasi, (Jabotabek). Dengan kehadiran pabrik dan kawasan Industri, Kota Bekasi berkembang sebagai kota berpendapatan padat. Dipihak lain, tingginya laju pertambahan penduduk Kota Bekasi menimbulkan beragam persoalan bagi Kota Bekasi. Mulai dari masalah kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, transportasi, pendidikan, kesehatan, serta interaksi, sosial masyarakat. Untuk itu, diperlukan strategi untuk mengatasi maslah tersebut. 1.2 Rumusan Masalah 2. Apa yang menyebabkan kepadatan penduduk di Kota Bekasi tinggi ? 3. Dampak apa sajakah yang ditimbulkan dari tingginya kepadatan penduduk Kota Bekasi ? 4. Bagaimana upaya mengatasi tingginya kepadatan penduduk Kota Bekasi ? 5. Kendala apa sajakah yang terjadi di dalam mengatasi tingginya kepadatan penduduk Kota Bekasi ?

6. Apa sajakah yang telah dilakukan pemerintah pusat untuk memperkecil kendala-kendala di atas ? 1.3 Tujuan Tujuan di susunnya makalah ini adalah :
1. Untuk mendiskripsikan penyebab kepadatan penduduk yang tinggi di Kota

Bekasi.
2. Untuk

mendiskripsikan dampak yang ditimbulkan dari tingginya

kepadatan penduduk di Kota Bekasi. 3. Untuk mendeskripsikan upaya mengatasi tingginya kepadatan penduduk di Kota Bekasi. 4. Untuk mendeskripsikan kendala yang terjadi di dalam mengatasi tingginya kepadatan penduduk Kota Bekasi. 5. Untuk mendeskripsikan kebijakan yang telah di lakukan pemerintah pasal untuk mengatsi masalah tersebut.

BAB II PEMBAH ASAN 2.1 Tinjauan Pustaka Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Komponen pertumbuhan penduduk meliputi, kelahiran (faktor penambah), kematian (faktor pengurang), migrasi masuk (faktor penambah) dan migrasi keluat (faktor pengurang). Pertambahan penduduk di kota Bekasi paling banyak disebabkan karena migrasi. Yaitu urbanisasi dan transmigrasi. Rozy tempat lain munir (1981:116) batas menyatakan Urbanisasi ataupun adalah batas adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari satu tempat ke melampaui munir politik/negara menyatakan, administrasi/batas bagian dalam suatu negara. Rozy (1981:119) Urbanisasi bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah kota yang disebabkan oleh proses perpindahan penduduk ke kota dan atau akibat dari perluasan daerah kota. Dalam artikelnya yang berjudul migrasi, Rozy Munir (1981:119) menuliskan pengertian transmigrasi sebagai berikut: Transmigrasi adalah perpindahan dan atau kepindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap ke daerah lain yang ditetapkan di dalam wilayah Republik Indonesia guna kepentingan pembangunan negara atau karena alasan-alasan yang dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang. 2.2 Penyebab Tingginya Kepadatan Penduduk Kota Bekasi Sejak Bekasi dikembangkan menjadi penyangga Jakarta berdasarkan Instruksi Presiden Nomer 13 Tahun 1976, menempatkan Bekasi sebagai kota satelit Jakarta dan menjadi bagian kawasan
5

pengembangan Jakarta-Bogor-Tangerang-Bekasi (Jabotabek). Dengan kehadiran pabrik dan kawasan industri, kota Bekasi berkembang sebagai kota berpenduduk padat. Laju pertumbuhan penduduk kota Bekasi, menurut Sensus Penduduk 2000, mencapai 3,49 persen. Pertambahan penduduk kota Bekasi lebih besar disebabkan oleh migrasi. Yaitu urbanisasi dan transmigrasi, yang paling besar adalah urbanisasi. Urbanisasi adalah suatu proses perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan Dengan demikian urbanisasi adalah suatu proses dengan tanda-tanda sebagai berikut: 1. Terjadinya arus perpindahan penduduk dari desa ke kota. 2. Bertambah besarnya jumlah tenaga kerja non agraris disektor sekunder (industri) dan sektor tersier (jasa) 3. Tumbuhnya pemukiman menjadi kota 4. Meluasnya pengaruh kota di daerah pedesaan mengenai segi ekonomim, sosial, kebudayaan dan psikologis Pada dasarnya ada tiga hal utama yang menyebabkan timbulnya urbanisasi yaitu: a. Adanya pertambahan penduduk dari desa ke kota b. Terjadinya arus perpindahan dari desa ke kota. c. Tertariknya pemukiman pedesaan ke dalam lingkup kota, sebagai akibat perkembangan kota yang sangat pesat di berbagai bidang, terutama yang berkaitan dengan tersedianya kesempatan kerja. Urbanisasi adalah fenomena migrasi yakni perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke perkotaan. Latar belakang terjadinya urbanisasi pada negara industri maju dengan negara yang berkembang mempunyai beberapa perbedaan yang terdiri dari: Negara industri maju Pada negara industri maju, urbanisasi di mulai sejak industrialisasi, jadi industri merupakan titik tolak terjadinya urbanisasi. Penduduk
6

kota meningkat lebih lambat dibandingkan di negara berkembang. Pertumbuhan relatif lebih imbang (perbedaan tidak besar) Negara sedang berkembang Urbanisasi pada negara berkembang dimulai sejak PD II, urbanisasi merupakan titik tolak terjadinya industri. Urbanisasi tidak terbagi rata. TUJUAN URBANISASI Tujuan utamanya untuk tinggal menetap di kota. Mereka memiliki harapan bahwa mutu hidup diperkotaan bakal lebih tinggi ketimbang di tempat asalnya di desa. Fenomena ini sudah menjadi hal rutin di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang dan menjadi masalah pelik. Penyebab pokoknya secara makro nasional adalah terjadinya disparitas atau ketimpangan pembangunan antara perkotaan dan pedesaan. Ada 2 faktor utama terjadinya urbanisasi yaitu faktor penarik dan faktor pendorong. Faktor penarik Ketersediaannya sarana dan prasarana yang lebih lengkap. Peluang melanjutkan pendidikan yang lebih besar. Jenis lapangan kerja lebih banyak dan bervariasi. Faktor pendorong Lapangan kerja terbatas. Kemiskinan. Keterbatasan sarana dan prasarana transportasi, ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Keterbatasan lahan pertaniaan perpenduduk terutama di pulau jawa. Penyebab tingginya migrasi tidak lain adalah berkembangnya kota Bekasi menjadi pusat ekonomi dan pusat bisnis. Hal ini disebabkan letak kota Bekasi yang berada di jalur ekonomi yang dinamis, yaitu antara Jakarta dan Jawa Barat. Kota bekasi berkembang pesat karena berimbas perkembangan Jakarta yang sudah mencapai titik jenuh. Kita tahu sendiri, bahwa Jakarta adalah pusat pemerintah negara Indonesia. Disamping itu, banyaknya para migran yang datang kembali ke Bekasi di musim lebaran bersama sanak keluarga juga ikut berperan
7

dalam peningkatan kepadatan penduduk kota Bekasi. Mereka datang ke kota Bekasi bertujuan untuk mendapatkan pekerjaan guna meningkatkan taraf perekonomian keluarga. Karena, mereka menganggap di kota Bekasi bisa mendapatan pekerjaan yang layak dengan gaji yang tinggi. Hal itu sangatlah wajar, karena biasanya di daerah tempat asalnya, sangat sedikit sekali lapangan perkerjaan. Tidak semua migran yang datang bertujuan untuk mendapatkan pekerjaan. Sebagian besar dari mereka bahkan bermigrasi ke kota Bekasi, bertujuan untuk mengembangkan bisnis. Seperti yang telah kita ketahui, letak Bekasi sangat stategis, yaitu antara Jakarta dan Jawa Barat. Letak yang demikianlah, yang sangat berpotensi dalam pengembangan bisnis. Bisnisman dapat mengembangkan bisnisnya dengan menginvestasikan modalnya di kota Bekasi. Selain itu, migran yang menempati kota Bekasi bertujuan untuk mendapatkan pendidikan. Karena, di kota ini terdapat banyak sekolah yang berkualitas baik.
2.3 Dampak yang ditimbulkan akibat dari kepadatan penduduk yang

tinggi di wilayah Bekasi. Kepadatan penduduk yang tinggi di wilayah Bekasi menimbulkan banyak dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif Dampak positif yang ditimbulkan akibat dari kondisi diatas adalah:
1. Suasana kota Bekasi menjadi semakin ramai, akibat dari kondisi

tersebut. 2. Tersedianya banyak tenaga kerja, yang dapat mengisi lapangan pekerjaan yang masih terbuka. 3. Bertambahnya pendapatan daerah, akibat dari penarikan pajak, retribusi dan sumber yang lainnya. 4. Meningkatnya pendapatan penduduk Akibat dari kepadatan penduduk yang tinggi di wilayah Bekasi, pendapatan penduduk semakin meningkat. Misalnya, adanya
8

penghasilan dikontrakkan.

tambahan

dari

rumah-rumah

penduduk

yang

5. Tersedianya lapangan pekerjaan yang baru, akibat dari banyaknya para investor yang membuka usaha di wilayah ini. Selain dampak positif di atas, kepadatan penduduk yang tinggi di wilayah Bekasi menimbulkan dampak negatif pula, antara lain: 1. Terbentuknya suburban Akibat dari tingginya kepadatan penduduk di wilayah Bekasi, akan mengakibatkan terbentuknya daerah suburban. Maksudnya adalah akan terbentuk wilayah yang ditempati oleh kaum suburban saja. Hal ini akan berdampak pada semakin menyempitnya wilayah kota. 2. Semakin meningkatnya tuna karya, yaitu orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap. Hal ini diakibatkan karena para migran yang datang tidak memiliki keterampilan yang cukup.
3. Pertambahan penduduk yang pesat menimbulkan banyak masalah

perumahan. Hal ini diakibatkan dengan semakin menyempitnya lahan dan mahalnya sarana dan prasarana untuk mendapatkan tempat tinggal yang memadai. Akibat dari kondisi ini, maka para migran yang tidak mampu membeli sarana dan prasarana yang tersedia, mereka membangun rumah di lahan kumuh atau yang sering kita dengar terbentuknya perumahan kumuh. 4. Berkurangnya Ketersedian Lahan Peningkatan populasi manusia atau meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan tingkat kepadatan semakin tinggi .Pada sisi lain, luas tanah atau tahan tidak betambah. Kepadatan penduduk
5.

dapat

mengakibatkan

tanah

pertanian

semakin

berkurang karena digunakan untuk pemukiman penduduk. Kebutuhan Udara Bersih Semakin Meningkat Dengan tingginya kepadatan penduduk yang tinggi, maka jumlah udara bersih semakin
9

berkurang.

Setiap

makluk

hidup

membutuhkan oksigen untuk pernapasan. Padahal demikian pula manusia sebagai makluk hidup jugs membutuhkan oksigen untuk kehidupanya. Manusia memperoleh oksigen yang dibutuhkan melalui udara bersih. Udara bersih berati udara yang tidak tercemar, sehingga kualitas udara terjaga dengan baik. Dengan udara yang bersih akan diperoleh pernapasan yang sehat.
6.

Kerusakan lingkugan. Setiap tahun, hutan dibuka untuk kepentingan hidup manusia seperti untuk dijadikan lahan pertanian atau pemukiman. Para ahli lingkungan memperkirakan lebih dari 70% hutan didunia yang alami telah ditebang atau rusak parah. Meningkatnya jumlah penduduk akan diiringi pula dengan meningkatnya penggunaan sumber alam hayati. Adanya pembukaan hutan secara liar untuk dijadikan tanah pertaniaan atau untuk mencari hasil hutan sebagai mata pencaharian penduduk akan merusak ekosistem hutan.

7. Kebutuhan Air Bersih Air merupakan kebutuhan mutlak makhluk hidup. Akan tetapi, air yang dibutuhkan manusia sebagai makhluk hidup adalah air bersih. Air bersih digunakan untuk kebutuhan penduduk atau rumah tangga sehari-hari. Air bersih merupakan air yang memenuhi syarat kualitas yang meliputi syarat fisika, kimia dan biologi. Syarat kimia yaitu air yang tidak mengandung zat-zat kimia yang membahayakan kesehatan manusia. Syarat fisika yaitu air tetap jernih (tidak brubah wama), tidak ada rasa dan tidak berbau. Syarat biologi yaitu air tidak mengandung mikrooganisme atau kuman-kuman penyakit. Dengan kondisi yang ada, maka persediaan air bersih akan semakin berkurang. Karena persediaan air yang ada terkontaminasi oleh senyawasenyawa berbahaya akibat ulah manusia. 8. Kekurangan Makanan Manusia sebagai mahkluk hidup membutuhan makanan. Dengan
10

bertambahnya jumlah populasi manusia atau penduduk, maka jumlah kebutuhan makanan yang diperlukan juga semakin banyak. Bila hal ini tidak diimbangi dengan peningkatan produksi pangan, maka dapat ter adi kekurangan makanan. Akan tetapi, biasanya laju pertambahan penduduk lebih cepat daripada kenaikan produksi pangan makanan. Ketidakseimbangan antara bertambahnya penduduk dengan bertambahnya produksi pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia. Akibatnya, penduduk dapat kekurangan gizi atau pangan. Kekurangan gizi menyebabkan daya tahan tubuh seseorang terhadap suatu penyakit rendah, sehingga mudah terjangkit penyakit. 9. Semakin meningkatnya angka kriminalitas Persoalan juga tampak pada maraknya kasus kriminalitas di wilayah kota Bekasi. Sosiolog dari univesitas Islam 45 Bekasi, Andi Sopandi mengatakan, kota Bekasi mendapat sorotan kurang menguntungkan akibat tinginya kasus kejahatan yang terjadi di wilayah ini. terutama kasus narkotika. Kata Andi. hampir 90 persen penghuni LP Bekasi akibat kasus narkotika. Ujarnya. 10. Semakin meningkatnya kemiskinan Kepadatan penduduk yang tinggi di wilayah Bekasi, mengakibatkan semakin meningkatnya angka kemiskinan. Hal ini terjadi akibat dari ketidaksamaan antara kemajuan kota Bekasi diberbagai sector dengan penghasilan yang relatif kecil
2.4 Upaya yang dilakukan untuk mengatasi tingginya kepadatan

penduduk kota Bekasi Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah kota Bekasi utuk mengatasi masalah kepadatan penduduk yang tinggi di wilayah Bekasi adalah : Pemberian subsidi disektor pendidikan dan pelayanan kesehatan. Uapaya tersebut merupakan implementasi visi kota Bekasi terbaru
11

yaitu Kota Bekasi Cerdas, Sehat dan Insan. Upaya ini dilakukan disaat pemerintahan Mochtar-Rahmat Pada awal pemerintahannya, Mochtar menggratiskan biaya pendidikan di sekolah dasar. Mulai 2009, kebijakan pembebasan biaya pendidikan diberlakukan di sekolah menengah pertama. Tahun depan, kebijakan serupa diterapkan di sekolah menengah atas. Begitu pula dalam urusan pelayanan kesehatan, sejak April 2008 Pemerintah Kota Bekasi menghapus pelayanan kesehatan dasar di semua puskesmas. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APED) Kota Bekasi 2009, PemkotBekasi mendistribusikan 36,87 persen dari anggaran belanja untuk sektor pendidikan, lebih dari 4,3 persen untuk kesehatan. Kebijakan penganggaran yang berorientasi pada sektor pendidikan dan kesehatan itu, menurut Tjandra, tidak mengganggu rencana Pemkot untuk terus membangun dan menyiapkan utilitas kota yang memadai. "Dengan demikian, Kota Bekasi mampu berkembang sebagai mitra sejajar dengan Jakarta, bukan sekadar kota penyangga Ibu Kota (negara)," kata Tjandra. Selain dua hal diatas, upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah kependudukan yang terjadi di kota Bekasi adalah
1. Dibangunnya rumah-rumah susun

Dengan dibangunnya rumah susun diharapakan tata kota Bekasi menjadi lebih baik dan rapi, sehingga sudah tidak terlihat lagi perumahan kumuh.
2. Dibukanya lahan hijau sebagai taman kota Bekasi

Pembukaan lahan hijau ini, bertujuan untuk mengurangi tingginya tingkat polusi udara dan memperbanyak persediaan udara bersih. 2.5 Kendala yang dihadapi dalam mengatasi tingginya kepadatan penduduk kota Bekasi.

12

a. Strategi yang dilakukan oleh pemerintah hasilnya kurang maksimal karena kurang adanya pengawasan dari tingkat pusat, sehingga tingkat dibawahnya kurang bekerja maksimal. b. Adanya penyalahgunaan penggunaan dana yang dilakukan pihakpihak terkait. c. Strategi yang dilakukan hanya berorientasi pada sektor pendidikan dan kesehatan saja, sehingga sektor lain terabaikan. Apabila masalah pendidikan dan kesehatan selesai, akan muncul masalah baru disektor lain. d. Strategi yang telah dilakukan kurang dinikmati oleh sasaran, malah yang seharusnya tidak menikmatinya, ikut menikmatinya (sasaran kurang tepat) e. Anggaran yang diberikan kurang mencukupi, sehingga hasil dari kebijaksanaan ini kurang maksimal.
f. Pemerintah masih memprioritaskan keluarga sendiri, sehingga

pihak g. Pada

yang sektor

seharusnya kesehatan,

ikut

merasakan gratis

dampak hanya

tidak berlaku

menikmatinya. pelayanan dipuskesmas saja, padahal penduduk lebih banyak memerlukan pelayanan rumah sakit. h. Mahalnya harga rumah susun, sehingga lapisan bawah tidak dapat menjangkaunya. i. Lahan hijau yang dijadikan sebagai taman kota untuk menambah persediaan udara bersih tidak memberi hasil maksimal. Karena, lahan hijaunya sangat sempit dan tanaman-tanaman yang ada masih sedikit. j. Semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang mengakibatkan jumlah udara bersih semakin berkurang. k. Limbah pabrik dibuang seenaknya, tidak dinetralisir terlebih dahulu, akibatnya sumber air bersih semakin berkurang.

13

l. Banyak pedagang yang mendirikan tempat dagangnya di wilayah ilegal. 2.6 Kebijakan yang telah dilakukan pemerintah pusat untuk mengatasi tingginya kepadatan penduduk kota Bekasi Kebijaksanaan urbanisasi di Indonesia Ada dua kelompok besar kebijaksanaan pengarahan urbanisasi di Indonesia yang saat ini sedang dikembangkan. Pertama, mengembangkan daerah-daerah pedesaan agar memiliki ciriciri sebagai daerah perkotaan. Upaya tersebut sekarang ini dikenal dengan istilah "urbanisasi pedesaan ". Kedua, mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru, atau dikenal dengan istilah "daerah penyangga pusat pertumbuhan". Kelompok kebijaksanaan pertama merupakan upaya untuk "mempercepat" tingkat urbanisasi tanpa menunggu pertumbuhan ekonomi, yaitu dengan mclakukan beberapa terobosan yang bersifat "non-ekonomi". Bahkan perubahan tingkat urbanisasi tersebut diharapkan memacu tingkat pertumbuhan ekonomi. Untuk itu perlu didorong pertumbuhan daerah pedesaan agar memiliki ciri-ciri perkotaan, namun tetap "dikenal" pada nuansa pedesaan. Dengan demikian, penduduk daerah tersebut dapat dikategorikan sebagai "orang kota" walaupun sebenarnya mereka masih tinggal di suatu daerah yang memiliki nuansa pedesaan. Beberapa cara yang sedang dikembangkan untuk mempercepat tingkat urbanisasi tersebut antara lain dengan "memodernisasi" daerah pedesaan, sehingga memiliki sifat-sifat daerah perkotaan. Pengertian "modemisasi" daerah pedesaan tidak semata-mata dalam arti fisik, seperti misalnya membangun fasilitas perkotaan, namun membangun penduduk pedesaan sehingga memiliki ciri-ciri modern penduduk perkotaan. Dalam hubungan inilah lahir konsep "urbanisasi pedesaan". Konsep "urbanisasi pedesaan" mengacu pada kondisi di mana suatu
14

daerah secara fisik masih memiliki ciri-ciri pedesaan yang "kental", namun karena "ciri penduduk" yang hidup didalamnya sudah menampakkan sikap maju dan mandiri, seperti antara lain mata pencaharian lebih besar di nonpertanian, sudah mengenai dan memanfaatkan lembaga keuangan, memiliki aspirasi yang tinggi terhadap, dunia pendidikan, dan sebagainya, sehingga, daerah tersebut dapat dikategorikan sebagai daerah perkotaan. Dengan demikian, apa yang hares dikembangkan adalah membangun penduduk pedesaan agar memiliki ciri-eiri penduduk perkotaan dalam arti positif tanpa harus merubah suasana fisik pedesaan secara berlebihan. Namun, daerah pedesaan tersebut sudah dapat dikategorikan sebagai daerah perkotaan. Sudah barang tentu bersamaan dengan pembangunan penduduk pedesaan tersebut diperlukan sistem perekonomian yang cocok dengan potensi daerah pedesaan itu sendiri. Jika konsep urbanisasi pedesaan seperti di atas dapat dikembangkan dan disepakati, maka tingkat urbanisasi di Indonesia dapat dipercepat perkembangannya tanpa merusak suasana tradisional, yang ada di daerah pedesaan dan tanpa menunggu pertumbuhan ekonomi yang sedemikian tinggi. Bahkan sebaliknya, dengan munculnya "para penduduk" di daerah "pedesaan" yang "bersuasana perkotaan" tersebut, mereka dapat menjadi motor pertumbuhan keserasian, alam. Kelompok kebijaksanaan kedua merupakan upaya untuk mengembangkan kota-kota kecil dan sedang yang selama ini telah ada untuk mengimbangi pertumbuhan kota-kota besar dan metropolitan. Pada (a) kelompok ini, kebijaksanaan pengembangan perkotaan diklasifikasikan ke dalam tiga bagian, yaitu: Kebijaksanaan ekonomi makro yang ditujukan terutama untuk
15

ekonomi

dengan dan

tetap

mempertahankan antara

aspek tuntutan

keseimbangan,

keselarasan

pertumbuhan ekonomi dan keseimbangan ekosistem serta lingkungan

menciptakan lingkungan atau iklim yang merangsang bagi pengembangan kegiatan ekonomi perkotaan. Hal ini antara lain meliputi penyempurnaan peraturan dan prosedur investasi, penetapan suku bungs pinjaman dan pengaturan perpajakan bagi peningkatan pendapatan kota; (b) Penyebaran secara spesial pola pengembangan kota yang mendukung pola kebijaksanaan pembangunan nasional menuju pertumbuhan ekonomi yang seimbang, serasi dan berkelanjutan, yang secara operasional dituangkan dalam kebijaksanaan tata ruang kota/ perkotaan, dan (c) Penanganan masalah kinerja masing-masing kota. Dengan demikian, kebijaksanaan pengembangan perkotaan di Indonesia dewasa ini dilandasi pada konsepsi yang meliputi: (i) pengaturan mengenai sistem kota-kota; (ii) terpadu; (iii) berwawasan lingkungan, dan (iv) peningkatan peran masyarakat dan swasta. Dengan makin terpadunya sistem-sistem perkotaan yang ada di Indonesia, akan terbentuk suatu hierarki kota besar, menengah, dan kecil yang baik sehingga tidak tedadi "dominasi" salah satu kota terhadap kota-kota lainnya. Urbanisasi merupakan proses yang wajar dan tidak perlu dicegah pertumbuhannya. Karena, proses urbanisasi tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Namun demikian, proses urbanisasi tersebut perlu diarahkan agar tidak terjadi tingkat primacy yang berlebihan. Pada saat ini pemerintah telah mengembangkan dua kelompok kebijaksanaan untuk mengarahkan proses urbanisasi, yaitu mengembangkan spa yang dikenal dengan istilah "urbanisasi pedesaan" dan juga mengembangkan "pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru".

16

BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1) Penyebab kepadatan penduduk yang tinggi di Kota Bekasi, yaitu: a) Migrasi, terutama transmigrasi dan urbanisasi. b) Para migran tidak memiliki ketrampilan yang cukup. c) Adanya anggapan bahwa di Kota Bekasi banyak terdapat lapangan bekerja. d) Letaknya strategis. e) Sebagai kota penyangga ibu kota. 2) Dampak yang ditimbulkan dari masalah tersebut, antara lain: a) Dampak positif: 1. Suasana kota Bekasi menjadi ramai 2. Tersedia banyak tenaga kerja 3. Bertambahnya pendapatan daerah 4. Meningkatnya pendapatan penduduk setempat 5. Tersedianya lapangan pekerjaan baru b) Dampak negatif: 1. Terbentuknya suburban 2. Semakin meningkatnya tuna karya 3. Timbulnya masalah perumahan 4. Berkurangnya ketersediaan lahan 5. Kebutuhan udara bersih semakin meningkat 6. Kerusakan lingkungan 7. Kebutuhan air bersih meningkat
17

8. Kekurangan makanan 9. Semakin meningkatnya angka kriminalitas 10. Semakin meningkatnya angka kemiskinan 3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu: a) Pemberian subsidi di sektor pendidikan dan pelayanan kesehatan b) Dibangunnya rumah susun c) Dibukanya lahan hijau 4) Kendala yang terjadi di dalam mengatasi tingginya kepadatan penduduk di kota Bekasi: a) Strategi yang dilakukan pemerintah kurang maksimal. b) Adanya penyalahgunaan penggunaan dana. c) Strategi yang dilakukan hanya berorientasi pada sektor pendidikan dan kesehatan saja. d) Upaya yang telah dilakukan kurang tepat sasaran. e) Anggaran yang diberikan kurang mencukupi 5) Kebijakan yang telah dilakukan pemerintah pusat untuk mengatasi tingginya kepadatan penduduk kota Bekasi: a) Urbanisasi pedesaan b) Mengembangkan pusat-pusat ekonomi baru c) Penyebaran secara spesial pola pengembangan kota yang mendukung pola kebijaksanaan nasional d) Penanganan masalah kinerja masing-masing kota 2. Saran Kepada para migran, disarankan untuk: a) Memiliki cukup ketrampilan agar tidak menjadi beban pemerintah Kepada para investor, disarankan untuk:
18

a) Mendirikan usaha yang dapat memberikan sumbangsih kepada masyarakat sekitar b) Menaati peraturan yang ada Kepada pemerintah kota Bekasi hendaknya: a) Cepat tanggap untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak menimbulkan dampak yang lebih banyak. b) Kebijaksanaan yang dilakukan harus menyeluruh di semua sektor. Kepada pemerintah pusat disarankan untuk: a) Memberikan dana yang cukup untuk menanggulangi tingginya kepadatan penduduk kota Bekasi b) Pengambilan kebijaksanaan harus memberikan dampak positif

19

DAFTAR ISI Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Pendahuluan

20

You might also like