You are on page 1of 24

1

KETENTUAN UMUM TENTANG HAJI DAN UMRAH PENGERTIAN HAJI DAN UMRAH
1. IBADAH HAJI ialah berkunjung ke Baitullah (Kabah) untuk melakukan beberapa amalan antara lain : WUKUF, TAWAF dan AMALAN Lainnya pada masa tertentu, demi memenuhi panggilan ALLAH SWT dan mengharapkan rido Nya. 2. UMRAH ialah berkunjung ke Baitullah, melakukan Tawaf, Sai dan bercukur demi mengharap rido ALLAH swt. 3. ISTITAAH artinya Mampu Yang dimaksudkan dengan Istitaah disini ialah mampu melaksanakan ibadah haji / umrah ditinjau dari segi : a. Jasmani : Sehat dan kuat , agar tidak sulit melakukan ibadah haji / umrah. b. Rohani : 1) Mengetahui manasik haji / umrah 2) Berakal sehat dan memiliki kesiapan mental untuk melakukan ibadah haji/umrah dengan perjalanan yang jauh. c. Ekonomi : 1) Mampu membayar ongkos naik Haji ( ONH ) 2) ONH bukan dari hasil penjualan dari satu satunya sumber kehidupan yang apabila dijual menyebabkan kemadaratan bagi diri dan keluarganya. 3) Memiliki biaya hidup bagi keluarga yang ditinggakan. d. Keamanan : 1) Aman dalam perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji / umrah 2) Aman bagi keluarga dan harta benda serta tugas dan tanggung jawab yang ditinggalkan. 4. RUKUN HAJI ialah rangkaian amalan yang harus dilakukan dalam ibadah haji yang tidak dapat diganti dengan yang lain walaupun dengan DAM ( denda ) jika ditinggalkan maka tidak sah hajinya.

BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMB

5. WAJIB HAJI ialah rangkaian amalan yang harus dikerjakan dalam ibadah haji, bila tidak dikerjakan didenda dengan membayar DAM ( denda ). 6. MIQAT ZAMANI ialah batas waktu musim haji. Menurut Jumhur Ulama mulai tanggal 1 Syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Zulhijah. 7. MIQAT MAKANI ialah batas tempat untuk mulai ihram haji / umrah. Adapun macam macam Miqat Makani adalah sebagai berikut : a. Bagi yang datang ke Mekkah melalui Madinah, maka Miqat Makaninya suatu tempat yang dinamakan ZULHULAIFAH / BIR ALI. b. Bagi yang datang ke Mekkah dari arah Syam, Mesir dan Magribi, maka Miqat Makaninya suatu tempat yang dinamakan JUHFAH c. Bagi yang datang ke Mekkah dari arah Tihamatil Yaman , maka Miqat Makaninya suatu bukit yang dinamakan YALAMLAM d. Bagi yang datang ke Mekkah dari arah Najidil Yaman dan Hijjaz, maka Miqat Makaninya suatu bukit yang dinamakan Qorn. e. Bagi yang datang ke Mekkah dari arah Masyrik ( arah timur )termasuk dari irak, maka Miqat Makaninya suatu tempat yang dinamakan Zatu Irqin. f. Bagi yang datangnya ke Mekkah tidak tepat melalui arah yang disebut pada huruf a, b, c, d dan e diatas, akan tetapi mendekati salah satunya, maka Makaninya mengikuti Miqat yang berdekatan. Bagi calon haji Indonesia Miqat Makaninya ialah Bandar Udara King Abdul Aziz Jeddah , berdasarkan : 1) Keputusan Fatwa MUI tahun 1980 dan dikukuhkan kembali tahun 1981 2) Fatwa Ibnu Hajar Al Haitami ; 141 3) Mazhab Hanafi dan Maliki : Jemaah haji yang melewati dua miqat dapat memulai ihramnya dari miqat ke dua. 640- 4) Masalah Miqat termasuk Ijtihadi sebagaimana Umar bin Khattab menetapkan Zatu irqin sebagai Miqat bagi jemaah haji dari arah Iraq 137 Berdasarkan Muhazah Dan ternyata sesuai dengan hadist Nabi

BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMB

5) Nuruddin Etar meletakkan Jeddah dalam garis Miqat yang sudah ditegaskan para fuqoha. 358 6) Fatwa Mahkamah Syariah negara Qatar


7) Imam Ishak dalam kitab Muhazzab dan syarahnya oleh Imam Nawawy menjelaskan bolehnya mengambil Miqat dari mana saja asal mencukupi 2 marhalah dari Mekkah ( Syarh Muhazzab Juz VII halaman 240 ) 8) Kemaslahatan Jamaah untuk menghindari Masyaqqah ( kesulitan ) 8. IHRAM ialah niat mulai mengerjakan haji / umrah. 9. TAWAF Ialah mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali ( Kabah selalu berada disebelah kiri ) dimulai dan di akhiri pada garis lurus arah sejajar dari Kabah. 10. SAI ialah berjalan dari bukit Safa ke bukit Marwah, kemudian sebaliknya sebanyak 7 kali yang dimulai dari bukit Safa dan berakhir dibukit Marwah. Perjalanan dari bukit Safa ke bukit Marwah atau sebaliknya masing masing dihitung 1 kali. 11. WUKUF ialah keberadaan diri walaupun sejenak di Padang Arafah dalam waktu antara tergelincir matahari tanggal 9 Zulhijjah ( hari Arafah ) sampai terbit fajar hari Nahar tanggal 10 Zulhijjah. 12. MABIT di MUZDALIFAH ialah bermalam / berhenti walaupun sejenak di Muzdalifah sampai lewat tengah malam pada tanggal 10 Zulhijjah 13. LONTAR JUMROH ialah melontar marma ( dasar bawah tugu ) di Mina dengan batu kerikil dengan cara tertentu. 14. TAHALLUL ialah keadaan seseorang telah dihalalkan ( dibolehkan ) melakukan perbuatan yang dilarang selama dalam keadaan ihram. TAHALLUL ada 2 macam a. Tahallul Awal ialah keadaan seseorang yang telah melakukan dua diantara tiga perbuatan : Melontar Jumroh Aqabah, bercukur dan Tawaf Ifadah dan Sai misalnya : Melontar Jumrah Aqabah dan

BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMB

bercukur atau melontar Jumroh Aqabah dan Tawaf Ifadah serta Sai atau Tawaf Ifadah dan Sai dan bercukur. Sesudah Tahallul Awal seseorang boleh berganti pakaian, pakaian biasa dan memakai wangi wangian, tetapi masih dilarang bersetubuh dengan istri / suami. b. Tahallul Sani ialah keadaan seseorang yang telah melakukan ketiga perbuatan : Melontar Jumrah Aqabah, bercukur, dan Tawaf Ifadah serta Sai. Bagi yang sudah melakukan Sai setelah Tawaf Qudum tidak perlu melakukan Sai setelah Tawaf Ifadah. Sesudah Tahallul Sani seseorang boleh bersetubuh dengan istri / suami sekalipun belum nafar. 15. DAM menurut bahasa artinya darah, sedang menurut istilah adalah mengalirkan darah (menyembelih ternak yaitu kambing, unta atau sapi ditanah haram dalam rangka memenuhi ketentuan manasik haji). Dam terdiri dari 2 (dua) macam yaitu : a. DAM LINNUSUK (karena memang aturannya demikian) dikenakan bagi orang yang mengerjakan haji Tamattu atau Qiran. b. DAM ISAAH ( karena melanggar aturan / melakukan kesalahan) seperti : 1. Melanggar aturan ihram haji atau umrah. 2. Meninggalkan salah satu wajib haji atau umrah yang terdiri dari : a. Tidak niat ihram dari Miqat b Tidak Mabit di Muzdalifah c. Tidak Mabit di Mina d. Tidak Melontar Jumroh e. Tidak Tawaf Wada 16. NAFAR menurut bahasa artinya rombongan sedangkan menurut istilah adalah keberangkatan jamaah haji meninggalkan Mina pada hari hari tasyrik. Nafar terbagi kepada dua bahagian: 1) NAFAR AWAL adalah keberangkatan jamaah haji meninggalkan Mina lebih awal yaitu tanggal 12 Zulhijjah setelah melontar untuk hari tanggal 12 Zulhijjah 2) NAFAR TSANI ( NAFAR AKHIR ) adalah keberangkatan jamaah haji meninggalkan Mina pada tanggal 13 Zulhijjah. 17. Hari TARWIYAH yaitu hari tanggal 8 Zulhijjah, dinamakan hari tarwiyah (perbekalan) karena jemaah haji pada jaman Rasulullah, pada hari itu mulai mengisi perbekalan airnya di Mina untuk perjalanan ke Arafah.

BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMB

18. Hari ARAFAH yaitu hari tanggal 9 Zulhijjah, dinamakan hari Arafah karena semua jamaah haji harus berada dipadang Arafah untuk wuquf. 19. LAILATU JAMIN yaitu malam tanggal 10 Zulhijjah, dinamakan demikian karena pada malam itu kewajiban Wuquf dan kewajiban Mabit di Muzdalifah berlaku. 20. Hari NAHR yaitu hari tanggl 10 Zulhijjah dinamakan hari Nahr ( darah )karena dihari itu dilaksanakannya penyembelihan Qurban dan Hadyu lainnya. 21. Hari Tasyrik yaitu hari tanggal 11, 12, 13 Zulhijjah. Pada hari itu jemaah haji berada di Mina untuk melontar jamrah dan mabit. 22. SALAT QASAR DAN JAMA 1) Salat Qasar artinya pendek yaitu memendekkan salat yang 4 rakaat menjadi 2 rakaat ( zuhur, ashar dan isya) ketentuan ini hanya diperbolehkan untuk keadaan tertentu saja. 2) Salat Jama. Jama artinya mengumpulkan 2 salat wajib yang dikerjakan dalam satu waktu yang sama, Salat yang dapat di jama adalah Magrib dengan Isya; Zuhur dengan Asar. Salat jama terbagi menjadi 2 macam : Jama Taqdim dan jama Takhir. 3) Salat Jama Qasar adalah dua salat fardu dikerjakan bersamaan dengan memendekkan jumlah rakaat.

B. MANASIK HAJI DAN UMRAH I. IBADAH UMRAH a. Hukum Ibadah Umrah


Ibadah Umrah ialah ibadah yang dilakukan dengan berihram dari miqat kemudian Tawaf, Sai dan diakhiri dengan Tahallul yaitu bercukur / menggunting rambut serta dilaksanakan dengan tertib. Ibadah umrah bagi yang menunaikannya dapat digolongkan sebagai ibadah wajib atau sunat. 1) Umrah Wajib a) Umrah yang baru pertama kali dilaksanakan disebut juga Umratul Islam.

BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMB

2)

b) Umrah yang dilaksanakan karena bernazar. Umrah Sunat ialah yang dilaksanakan untuk yang kedua kali dan seterusnya dan bukan karena nazar.

b. Waktu Mengerjakan Umrah

Umrah dapat dilaksanakan kapan saja, kecuali pada waktu-waktu yang dimakruhkan ( hari Arafah, Nahar, dan tasyriq)

c. Syarat, Rukun dan Wajib Umrah.


1) Syarat Umrah adalah : - Islam - Baligh ( Dewasa ) - Aqil ( berakal sehat) - Merdeka (bukan Budak) - Istitaah ( mampu ) Bila tidak terpenuhi syarat ini, maka gugurlah kewajiban umrah seseorang 2) Rukun Umrah adalah : Ihram Tawaf Umrah Sai Cukur - Tertib. Rukun umrah tidak dapat ditinggalkan , bila rukun umrah tidak dipenuhi, maka umrahnya tidak sah.

3) Wajib Umrah adalah : Niat ihram dari miqat . Wajib umrah ini adalah ketentuan yang bilamana dilanggar, maka ibadah umrahnya tetap sah tetapi harus bayar dam.

a.

II. IBADAH HAJI Hukum Ibadah Haji

Ibadah Haji diwajibkan Allah kepada kaum Muslimin yang telah mencukupi syarat syaratnya. Menunaikan ibadah haji diwajibkan hanya sekali seumur hidup. Selanjutnya yang kedua kali dan seterusnya hukumnya sunat. Barang siapa yang bernazar haji, wajib melaksanakannya. 1) Syarat Haji Adalah : Islam Baligh ( dewasa )

b.

Syarat, Rukun dan Wajib Haji.

BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMB

- Aqil (berakal sehat) - Merdeka Istitaah (mampu) 2) Rukun Haji adalah : - Ihram - Wukuf di Arafah - Tawaf Ifadah - Sai - Cukur - Tertib. Rukun haji tidak dapat ditinggalkan. Apabila tidak dipenuhi, maka hajinya tidak sah. 3) Wajib Haji adalah : -Niat Ihram dari Miqat Mabit di Muzdalifah - Mabit di Mina- Melontar jumrah Ula, Wusta, dan Aqabah - Tawaf Wada Wajib haji ini adalah ketentuan yang apabila dilanggar maka hajinya tetap sah, tetapi wajib membayar dam.

c. Waktu Ihram Haji

Menurut jumhur ulama adalah ketentuan waktu memulai berihram haji yaitu dari tanggal 1 Syawal sampai terbit fajar tgl 10 Zulhijjah. Barang siapa yang tidak ihram haji pada saat saat tersebut, maka tidak mendapatkan haji dan apabila ia ihram setelah tgl 10 Zulhijjah maka ihramnya adalah ihram umrah walaupun dia berniat haji.

d. Niat dari Miqat

Tempat niat ihram haji / umrah di miqat yang telah ditentukan. Boleh Juga dilakukan sebelum sampai di miqat. Apabila melewati miqat yang telah ditentukan dan tidak niat ihram maka dia wajib membayar dam yaitu memotong seekor kambing atau mengambil cara lain sebagai berikut: 1) Kembali lagi ke miqat yang dilewati tadi sebelum melakukan salah satu kegiatan ibadah haji / umrah. 2) Mengambil miqat haji terdekat dengan tanah haram Calon haji yang akan memulai ihram dengan miqat Bir Ali dibolehkan berniat ihram dari kota Madinah. Demikian keterangan dalam kitab Syarah Al Muhazzab halaman 200 202.

e. Pakaian Ihram

1) Bagi Pria, memakai dua helai kain yang tidak berjahit sebagaimana pakaian biasa, satu diselendangkan dan satu lagi disarungkan. Disunatkan yang berwarna putih. Tidak boleh memakai baju, celana, atau pakaian biasa. 2) Bagi wanita, memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan.

f. Larangan selama ihram

BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMB

1) Bagi pria dilarang: a) Memakai pakaian biasa. b) Memakai sepatu yang menutupi mata kaki c) Menutup kepala yang melekat seperti topi, kalau tidak melekat boleh seperti payung. 2) Bagi Wanita dilarang : a) Berkaus tangan b) Menutup Muka ( memakai cadar) 3) Bagi pria dan wanita dilarang: a) Memakai wangi wangian kecuali yang sudah dipakai sebelum ihram b) Memotong kuku dan mencukur atau mencabut rambut badan c) Memburu atau menganiaya / membunuh binatang dengan cara apapun ( kecuali binatang yang membahayakan boleh dibunuh) d) Kawin , mengawinkan atau meminang wanita untuk dinikahi. e) Bercumbu atau bersetubuh f) Mancaci, bertengkar atau mengucapkan kata kata kotor. g) Memotong pepohonan di tanah haram.

g. Wukuf di Arafah

Termasuk salah satu rukun haji yang paling utama. Haji tidak sah tanpa wukuf di Arafah. Calon haji yang tidak melaksanakan wukuf di Arafah berarti tidak mengerjakan haji. Nabi bersabda :() Artinya : Haji itu hadir di Arafah Barang siapa yang datang pada malam tanggal 10 Zulhijjah sebelum terbit fajar, sesungguhnya ia masih mendapatkan haji( Diriwayatkan oleh lima orang ahli hadist). Wukuf dilakukan setelah salat jama taqdim zuhur dan asar. Wukuf dapat dilaksanakan dengan berjamaah atau sendiri-sendiri , dengan memperbanyak zikir, istigfar dan doa. Sesuai dengan sunnah Rasul, wukuf dilaksanakan dengan berjamaah setelah diberikan khutbah. Waktu wukuf, jemaah haji tidak disyaratkan suci dari hadas. Karena itu wanita yang sedang haid atau nifas boleh melakukan wukuf sedangkan bagi jamaah sakit, berdasarkan fatwa M U I adalah sah. Pelaksanaan wukuf jamaah sakit dilakukan dengan pelayanan khusus sesuai dengan kondisi kesehatannya

BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMB

h. Mabit di Muzdalifah

Mabit ialah berhenti walaupun sejenak dalam kendaraan atau turun dari kendaraan. Pada saat mabit hendaknya bertalbiyah, berzikir atau membaca Al Quran selanjutnya mencari kerikil sebanyak 7 atau 49 atau 70 butir. Kerikil dapat diambil dari mana saja, namun disunatkan dari Muzdalifah. Jemaah haji yang tidak melakukan mabit di Muzdalifah diwajibkan membayar dam dengan urutan sebagai berikut: Menyembelih seekor kambing atau kalau tidak mampu berpuasa 10 hari yaitu 3 hari semasa haji diTanah Suci dan 7 hari dilakukan di Tanah Air. ( AlQuran S 2 : 196 ). Apabila tidak mampu melaksanakan puasa 3 hari semasa haji maka harus melaksanakan puasa 10 hari di Tanah Air ( Yang 3 hari ) dengan niat Qada. Berdasarkan fatwa M U I mabit maupun dari hadist Nabi Muhammad SAW. Dasar penentuan batas luas wilayah tempat mabit di Mina merupakan masalah ijtihad dan bukan merupakan masalah Tauqifi ( Ketentuan yang sudah baku). Karena hal tersebut merupakan masalah ijtihad, maka termasuk masalah khilafiyah, karena ternyata pendapat para ahli ilmu berbeda- beda menurut ijtihadnya masing masing. Apabila termasuk masalah khilafiyah,maka ULIL AMRI perlu keikutsertaannya dalam menentukan sikap demi kesatuan umat. Dalil Al Quran Surat An Nisa ayat 59 :


Wahai orang- orang yang beriman, patuhlah kamu sekalian kepada Allah dan patuhilah kamu sekalian kepada Rasul dan Ulil Amri dari kamu sekalian. Dalil Hadist :

( )
Dari Abi Hurairah r.a: Rasullullah Saw bersabda : Barang siapa yang taat padaku maka dia telah mentaati Allah. Dan barang siapa yang durhaka kepadaku maka dia telah mendurhakai ALLah. Barang siapa yang taat kepada Pemerintah ( Ulil Amri ), maka dia telah taat kepadaku, dan barangsiapa yang durhaka kepada ulil Amri , maka dia telah durhaka kepada ku. Dalil Usul Fiqih :

BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMB

10


Menghindari bencana lebih diutamakan dari pada mendatangkan kemaslahatan. Dalam hal ini menghindari perpecahan dan sengketa umat lebih diutamakan dari pada mendahulukan kepentingan / pendapat perorangan. Hukum yang telah diputuskan oleh qodhi menghilangkan khilaf

Dalam hal ini ketetapan Qadhi sebagai aparat Ulil Amri harus dipatuhi. Mengingat jumlah jamaah haji yang melakukan mabit di Mina dari tahun-ketahun selalu bertambah banyak maka wilayah untuk mabit di Mina akan mengembang sesuai dengan kebutuhan jamaah yang akan melaksanakan mabit . Hal ini sesuai dengan kaidah usul fikih : Apabila suatu masalah menyempit maka dapat diperluas. Kemungkinan pengembangan wilayah seperti ini sama halnya dengan pengembangan Masjid Nabawi dan masjidil Haram. Sejak tahun 1984 pemerintah Arab telah menetapkan HARATUL LISAN sebagai tempat jemaah haji asal Indonesia dan negara-negara Asean lainnya sebagai tempat mabit. Lembaga yang berwenang mengeluarkan fatwa di Arab Saudi: Hal ini sesuai dengan penjelasan dalam tafsir Muhammad Abduh ayat 59 Surat Annisa sbt :


Ijtihad Ulil Amri merupakan dasar ketiga dari dasar syariat Islam. Apabila mereka telah menyepakati suatu pendapat, maka setiap orang dan para pakar hukumnya wajib melaksanakannya. ( Muhammad Abduh, Al Mannar, jilid 5 Darul Maarif, cetakan ke 3 hal 211) Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia telah mengeluarkan Statement (pernyataan resmi)bahwa pemerintah Arab Saudi bertanggung jawab atas keputusan mengenai batas mabit di Mina.Ulama Indonesia yang ada di Arab Saudi telah mengadakan kajian bersama tentang masalah mabit diHaratul lisan pada tahun 1987 di Mekkah yang dipimpin oleh Syekh Yasin Padang (Alm) dan membenarkannya kebijakan tersebut.

BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMB

11

Pendapat Imam Abu Hanifah dan pendapat lain dari Imam Syafi mabit di Mina hukumnya sunah. Apabila sama sekali tidak mabit pada harihari tasyrik disunatkan membayar dam menyembelih seekor kambing dan apabila hanya sebagian saja maka disunatkan membayar fidyah. Waktu dan tempat mabit Yaitu pada malam tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijjah. Tempat mabit bagi jamaah haji Indonesia adalah di Haratul Lisan. Mabit di Muzdalifah hukumnya Wajib, kecuali bagi jemaah uzur serta petugas tertentu. Mereka ini gugur kewajiban mabitnya sehingga tidak wajib membayar dam.

i. Mabit di Mina
a. b.

1. Hukum mabit di Mina ada dua pendapat yaitu : Pendapat Imam Malik, Imam Ibnu Hambal dan Imam Syafii, mabit di Mina pada hari-hari tasyriq hukumnya wajib, kecuali yang udzur syari. Apabila sama sekali tidak mabit pada hari hari tasyriq ( 11, 12 dan 13 Zulhijjah) wajib membayar Dam seekor kambing. Apabila meninggalkan mabit satu malam maka wajib membayar fidyah 1 mud ( liter beras atau semacamnya), dan apabila meninggalkan mabit 2 malam ( bagi yang nafar sani ) maka fidyahnya 2 mud.

j. Melontar Jamrah

1. Hukum melontar Jamrah Adalah salah satu wajib haji. Jemaah yang tidak melontar Jamrah selama tiga hari wajib membayar dam dan apabila meninggalkan sebagian lontaran, maka harus bayar fidyah 1 mud untuk setiap kali lontaran. Pembayaran dam dengan tertib sebagai berikut : a. Menyembelih seekor kambing b. Kalau tidak mampu menyembelih kambing boleh berpuasa 10 hari, yaitu 3 hari dimasa haji di tanah suci dan 7 hari bila sudah sampai di tanah air. c. Jika tidak sanggup menyembelih kambing dan puasa, memberi makan kepada beberapa orang miskin seharga seekor kambing. 2. Waktu melontar Jamrah a) Pada tanggal 10 Zulhijjah yang dilontar Jamrah Aqobah saja, waktunya melontar mulai setelah lewat tengah malam sampai subuh tanggal 11 Zulhijjah

BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMB

12

c.

d.

Pada hari hari tasyriq ( tgl 11, 12 dan 13 zulhijjah) yang dilontar adalah ketiga tiganya yaitu Jamrah Ula , wusta dan Aqobah waktunya melontar mulai masuk waktu zuhur sampai subuh. Untuk menghindari panas terik matahari, pelontaran hendaknya dilaksanakan pada sore atau malam hari. 3. Cara Melontar Jamrah a. Bagi jamaah haji yang melakukan nafar awal persiapan kerikil sebanyak 49 butir : 7 butir untuk melontar Jamrah Aqobah di hari Nahar, 21 butir untuk melontar tiga jamrah ( Ula, Wusta dan Aqobah ) masing masing 7 butir pada tanggal 11 Zulhijjah, 21 butir untuk melontar tiga jamrah pada tanggal 12 Zulhijjah . Bagi Jamaah haji yang melakukan nafar sani melontar seperti tersebut diatas, dan 21 butir lagi untuk tanggal 13 Zulhijjah. b. Melontar Jamrah yang dilakukan secara jama. Menurut fatwa MUI melontar jamrah sekaligus pada hari-hari tasyriq untuk nafar awal atau nafar sani dibolehkan. Hal tersebut didasarkan pada keterangan Imam Nawawi dalam syarah Al Muhazzab Juz VII hal 240. Hal tersebut dijelaskan juga dalam kitab Al Mahalli Juz II halaman 123 dan kitab Khasyiah Ibnu Hajar ala Syarhil Idah fi Manasikil Haji halaman 407. Adapun cara melontar sebagai berikut : Jika seseorang tidak melontar pada hari ke1,dapat dilakukan pada hari ke2 atauke3. Caranya, dimulai dari jamrah Ula, Wusta dan Aqobah secara sempurna sebagai lontaran untuk hari pertama. Kemudian mulai lagi dari Jamrah Ula, wusta hingga Aqabah untuk lontaran hari ke 2 demikian pula jika lontaran dijamak sampai hari yang ke 3. Jika pada hari Nahar belum sempat melontar Jamrah Aqobah, maka melontarnya didahulukan sebelum melontar jamrah yang lain. Tertunda melontar jamrah Aqobah. Waktu melontar Jamrah Aqobah tanggal 10 Zulhijjah boleh diakhirkan sampai malam hari atau keesokan harinya ( tanggal 11 Zulhijjah ), Batas akhir melontar Jamrah Aqobah pada hari tasyriq terakhir, dengan cara harus disempurnakan lontarannya, satu persatu secara beruntun ( diterangkan oleh Imam Nawawi dalam kitab Al Idah hal 407). Mewakilkan melontar Jamrah bagi yang berhalangan boleh mewakilkan kewajiban melontar Jamrah kepada orang lain. Caranya dilakukan dengan mendahulukan melontar jamrah Ula untuk dirinya, kemudian melontar untuk yang diwakili. Demikian seterusnya untuk melontar Jamrah wusta dan Aqobah.

b)

k. Tawaf

BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMB

13

Ada 4 macam yaitu : Tawaf Ifadah, Tawaf qudum, tawaf wada dan tawaf sunat. 1) Tawaf Ifadah Adalah salah satu rukun dari beberapa rukun haji. Tawaf ini juga disebut Tawaf ziarah atau Tawaf rukun. Apabila orang yang berhaji belum melaksanakan tawaf Ifadah, maka hajinya belum selesai. Jamaah haji yang sakit, Tawaf Ifadahnya dengan pelayanan khusus dan sah tawafnya. Adapun mengenai waktu pelaksanaan tawaf Ifadah adalah sebagai berikut: a) Menurut Imam Syafii dan Imam Ahmad Ibnu Hambal waktu untuk melaksanakan tawaf ifadah dapat dimulai sesudah lewat tengah malam dari malam nahar (tanggal 10 Zulhijjah) dan tak ada batas akhirnya, namun demikian kalau ada kesempatan agar segera melakukan. Sebelum melakukan Tawaf Ifadah belumlah halal bersetubuh antara suami dan istri. b) Menurut fatwa M U I melakukan tawaf ifadah boleh dilakukan sebelum melontar Jamrah Aqobah. Tawaf Qudum Merupakan penghormatan kepada Baitullah. Tawaf Qudum tidak termasuk rukun atau wajib Haji. Waktu melakukan tawaf Qudum pada hari pertama kedatangan di Makkah. Hukum melakukan tawaf Qudum adalah sunat bagi calon haji yang melakukan Haji Ifrad atau Qiran. Dan bagi jamaah haji Tamattu tidak disunat kan tawaf qudum karena tawaf qudumnya sudah termasuk didalam tawaf umrah. 3) Tawaf Wada Tawaf wada merupakan penghormatan akhir kepada Baitullah. Waktu melaksanakan tawaf wada, ialah setelah ada ketentuan dari petugas untuk meninggalkan Mekkah. Hukum tawaf Wada adalah wajib. Bagi Jamaah yang tidak mengerjakan tawaf wada diwajibkan membayar dam (menyembelih kambing). Bagi wanita yang sedang haid / nifas tidak diwajibkan tawaf wada. Penghormatannya kepada Baitullah cukup dengan memandangnya dari pintu masjid. Dalam hadist dijelaskan bahwa orang yang hendak berangkat keluar dari Makkah, belum boleh meninggalkan Makkah sebelum melakukan tawaf wada lebih dahulu. Tawaf wada tidak perlu berlari lari cukup dengan berjalan kaki biasa. 4) Tawaf Sunat Adalah tawaf yang dapat dikerjakan pada setiap kesempatan dan setiap tawaf tidak harus diikuti dengan Sai.

BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMB

14

l. Sai Menurut Jumhur Fuqaha (mayoritas ahli hukum Islam), sai antara bukit Safa dan bukit Marwah termasuk salah satu dari beberapa rukun haji / umrah. Sedang menurut Ulama Hanafiah termasuk wajib haji. Jadi tidak ada sai sunat. Waktu mengerjakan sai setelah melaksanakan tawaf ifadah / umrah. Menurut kebanyakan ulama tidak disyaratkan suci pada waktu mengerjakan sai.

m.

Mencukur / menggunting rambut paling sedikit 3 helai adalah salah satu amalan ibadah dalam Manasik Haji dan Umrah. Beberapa pendapat Ulama tentang hukum mencukur / menggunting rambut adalah : 1) Jumhur Ulama ( mayoritas Ulama ) menyatakan bahwa amalan tersebut wajib haji sehingga apabila ditinggalkan wajib membayar DAM 2) Ulama Syafiiyali menyatakan bahwa amalan tersebut termasuk rukun haji, sehingga apabila ditinggalkan hajinya, tidak sah. Pelaksanaan mencukur / menggunting rambut, adalah sebagai berikut : 1) Dalam Ibadah Haji, menurut : a. Mazhab Syafii dilaksanakan pada hari nahar sesudah melontar jamrah Aqobah. Dan bagi yang mendahulukan tawaf Ifadah dari pada melontar Jamrah Aqobah maka boleh setelah tawaf Ifadah atau sesudah Sai. b. Mazhab Hambali pelaksanaannya boleh diundur sampai pada hari hari tasyriq. 2) Dalam Umrah, mencukur / menggunting rambut dilaksanakan pada waktu selesai Sai

Mencukur / Menggunting Rambut

n. Dam / fidyah

Ketentuan dam / fidyah bagi yang melanggar larangan ihram adalah : 1) Apabila melanggar larangan ihram berupa mencukur rambut, memotong kuku atau memakai pakaian yang tertangkup bagi laki-laki dan menutup muka atau memakai sarung tangan bagi wanita dan wangi-wangian bagi laki-laki/wanita wajib membayar dam / fidyah dengan jalan memilih diantara menyembelih seekor kambing , bersedekah kepada orang miskin dan setiap

BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMB

15

orang setengah sha( = 2 mud 1 kg beras/ makanan yang mengenyangkan) atau berpuasa 3 hari. 2) Apabila melanggar larangan ihram berupa membunuh hewan kecuali yang membahayakan, maka wajib membayar dam/fidyah atau bersedekah dengan makanan seharga hewan tersebut, Apabila tidak mampu boleh diganti dengan puasa . Bilangan puasanya disesuaikan menurut banyaknya makanan yang mesti disediakan, yaitu satu hari puasa sama dengan satu mud makanan ( kg ). 3) Apabila suami istri melanggar larangan ihram dengan bersetubuh sebelum tahallul awal maka batal hajinya dan wajib membayar kifarat menyembelih seekor unta atau sapi. 4) Apabila suami istri melanggar larangan ihram dengan bersetubuh setelah tahallul awal, maka tidak batal hajinya tetapi wajib membayar dam yaitu menyembelih seekor unta atau sapi. 5) Apabila mengadakan akad nikah diwaktu ihram, maka pernikahannya itu batal, tetapi yang bersangkutan tidak membayar dam. o. Badal Haji Menghajikan orang lain hukumnya boleh dengan ketentuan bahwa orang yang menjadi wakil harus sudah melakukan haji wajib bagi dirinya. Dan yang diwakili ( dihajikan itu) telah mampu untuk pergi haji tetapi dia tidak dapat melaksanakan sendiri karena sakit yang tidak dapat diharapkan kesembuhannya / uzur yang menghilangkan istitaahnya (kemampuannya) atau karena meninggal dunia setelah ia berniat haji. Orang laki laki boleh mengerjakan untuk laki-laki dan perempuan, demikian pula sebaliknya. Diutamakan orang yang mengerjakan itu adalah keluarganya.

C. HAJI WANITA
1. Kewajiban Haji

BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMB

16

Kewajiban haji tidak hanya, bagi kaum pria tetapi juga bagi wanita, sebagaimana perintah Allah yang terkandung dalam surat Ali Imram ayat 97. Dalam hadist Ahmad bin Hanbal dan Ibnu Majah dari Aisyah menyatakan bahwa ibadah haji dan umrah adalah jihad bagi wanita. Karena itu ibadah haji wajib bagi wanita Islam yang merdeka ( bukan Budak ), berakal sehat, dewasa, mampu dan memenuhi syarat syarat tertentu seperti harus ada mahram yaitu suami atau laki laki yang dilarang menikah dengannya. Pendapat lain membolehkan wanita pergi haji sendiri atau dengan wanita yang dipercaya jika perjalanannya aman dari segala macam gangguan. 2 Ketentuan yang berbeda Ketentuan dalam ibadah haji bagi pria dan wanita sama saja, kecuali beberapa hal dibawah ini : a. Bagi wanita harus terbuka muka dan telapak tangannya. b. Tidak mengeraskan suaranya ketika berdoa dan mengucapkan talbiyah. c. Tidak lari lari kecil pada waktu tawaf dan sai. d. Tidak disunatkan mengecup hajar aswad tetapi cukup dengan isyarat e. Tidak mencukur rambutnya ketika tahallul tetapi cukup memotong ujung rambunya saja minimal 3 helai.

Semua rukun Haji boleh dilakukan oleh wanita dalam keadaan hadas ( Haid atau Nifas) kecuali Tawaf, karena tawaf disyaratkan harus suci. Apabila terjadi Haid setelah selesai tawaf padahal belum sai , maka sainya boleh diteruskan.

Rukun Haji Bagi Wanita Haid atau Nifas

: ( )
Artinya: Diriwayatkan dari Aisyah dan Ummi salamah RA bahwa keduanya berkata: Apabila seorang wanita tawaf di Baitullah lalu salat dua rakaat ( salat sunat tawaf kemudian dia haid , maka dia boleh meneruskan sai antara safa dan marwah. ( H R Asram ). 4 Ihram Bagi Wanita Haid atau Nifas

BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMB

17

Bagi wanita yang melaksanakan haji tamattu pada waktu ihram umrah terhalang oleh haid atau nifas (baik sebelum niat atau sesudah niat Umrah) maka setelah sampai di Makkah harus menunda pelaksanaan umrahnya sampai suci. Pelaksanaan Umrah bagi Wanita haid atau nifas adalah : a) Apabila telah suci sebelum berangkat ke Arafah dan cukup waktu untuk menyelesaikan umrahnya maka ia harus menyelesaikan umrahnya tersebut ( tawaf, sai dan memotong rambut 3 helai ) b) Apabila sampai dengan kesempatan terakhir menjelang keberangkatan ke Arafah dia masih haid atau nifas, maka dia harus mengerjakan Haji Qiran, yaitu berniat ihram haji dan ihram umrah bersamaan. Selanjutnya dalam keadaan haid atau nifas itu berangkat ke Arafah untuk mengerjakan wukuf . Sewaktu wukuf boleh membaca doa doa wukuf dan seterusnya boleh melakukan wajib haji seperti mabit di Muzdalifah, mabit di Mina, melontar Jamrah dan memotong rambut. 5 Tawaf Ifadah bagi wanita haid atau nifas Merupakan salah satu rukun haji, oleh sebab itu tidak boleh ditinggalkan atau diwakilkan. Mengingat hal tersebut mengandung resiko yang berat, ada jalan keluar yang dapat dilakukan: a. Jika waktu keberangkatan ke Jeddah atau Madinah masih cukup lama, hendak nya ia menanti datangnya suci. Setelah suci segeralah mandi dan tawaf ifadah. b. Waktu Haid atau Nifas ada batas maksimal dan minimalnya. Untuk haid minimal sehari semalam maksimalnya 15 hari. Untuk Nifas minimal sebentar / sesaat, sedang lamanya bisa 1 minggu, 2 minggu, 40 hari dan maksimal 60 hari. Dengan mengambil batas minimal, maka pada saat terasa darah haid atau nifas berhenti, hendaklah ia cepat cepat mandi hadas besar dan melakukan tawaf ifadah . Jika selama melakukan tawaf ifadah hingga selesai darah haid atau nifas tidak keluar maka sah tawaf ifadahnya walaupun sesudah tawaf selesai darah keluar lagi. c. Dalam melaksanakan tawaf ifadah bagi wanita haid atau nifas, agama Islam (syara) membenarkan akan penggunaan obat untuk menghentikan darah haid atau nifas. Sebagaimana hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Said bin Mansur yang artinya: Dari Ibnu Amar , Rasulullah ditanya tentang wanita yang minum obat untuk menghentikan / menunda haidnya supaya dapat bernafar ( tawaf Ifadah).Hal ini tidak dipandang sebagai suatu yang tercela.

BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMB

18

d. Menurut Imam Ibnu Qoyyim dari mazhab Hambali yang ditulis dalam kitabnya Alamul Muwaqqiin juz 3 hal 31 dijelaskan bahwa bagi wanita haid atau nifas, sah tawaf Ifadahnya jika ia terpaksa karena takut ditinggal pergi oleh rombongannya untuk kembali ketanah air e. Menurut mazhab Hanafi, dibolehkan tawaf dalam keadaan haid tetapi harus bayar dam unta atau sapi atau 7 ekor kambing. Apabila sebelum membayar dam darah haidnya berhenti , maka bersegeralah menunaikan kembali tawaf ifadahnya dan tidak membayar dam. 6. Tawaf Wada bagi Wanita Haid atau Nifas Menurut Imam Nawawi, dalam kitab Al Idah fi Manasik Al Hajji Hal 445 446 dikatakan bahwa kewajiban tawaf wada gugur bagi wanita haid atau nifas hanya sunat berdoa didepan pintu luar Masjidil Haram.

D PELAKSANAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH


Cara melaksanakan ibadah haji dapat dilakukan dengan salah satu dari tiga cara ialah: Tamattu, Ifrad atau Qiran. Tamattu ialah mengerjakan umrah lebih dahulu baru mengerjakan haji. Cara ini wajib membayar dam nusuk ( ibadah ). 1) Bersuci ( Mandi dan Berwudhu) 2) Berpakaian Ihram 3) Salat Sunat Ihram 2 Rakaat 4) Niat dari Miqat dengan membaca Aku penuhi panggilan Mu ya Allah untuk ber umrah. atau Aku niat Umrah dengan berihram karena Allah Taala.

1)

PELAKSANAAN HAJI TAMATTU PELAKSANAAN UMRAH

a)


5) Talbiyah, Salawat dan doa a) Talbiyah dibaca setelah niat umrah sampai hendak memulai tawaf

; ;

BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMB

19

Artinya ; Aku datang memenuhi panggilan Mu ya ALLAH aku datang memenuhi panggilanMu, aku datang memenuhi panggilan Mu, tidak ada sekutu bagi Mu, aku datang memenuhi panggilan Mu, Sesungguhnya segala puji, nikmat dan segenap kekuasaan adalah milik Mu, Tidak ada sekutu bagi Mu. b) Salawat

Artinya : Ya Allah limpahkan rahmat kepada nabi Muhammad dan keluarganya. c) Doa sesudah salawat


Artinya : Ya Allah sesungguhnya kami memohon keridhaan Mu dan surga Mu kami berlindung kepada Mu dari kemurkaan Mu dan siksa neraka . Wahai Tuhan kami berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan diakhirat dan hindarkanlah kami dari siksa neraka. 6) Masuk Makkah dan Berdoa 7) Masuk Masjidil Haram 8) Melihat kabah dan Ber doa 9) Melintasi maqam Ibrahim, ketika melintasi maqam Ibrahim waktu hendak mulai tawaf disunatkan berdoa. 10) Tawaf. a) Tempat mulai tawaf adalah searah Hajar Aswad. Bila tidak mungkin mencium Hajar Aswad cukup dengan mengangkat tangan kearah Hajar Aswad dan mengecupnya. Pada saat mulai tawaf putaran pertama mengangkat tangan kearah hajar aswad dan disunatkan menghadap Kabah dengan sepenuh badan, bila tidak mungkin cukup dengan menghadapkan sedikit badan ke Kabah. Pada tawaf putaran ke 2 dan seterusnya cukup dengan menolehkan kepala kearah hajar aswad dengan mengangkat tangan dan mengecupnya sambil mengucapkan : Artinya:Dengan Nama ALLAH, ALLAH Maha Besar. b) Pelaksanaan tawaf sebanyak 7 kali putaran mengelilingi Kabah dengan membaca doa. c) Setiap sampai di Rukun Yamani usahakan mengusapnya atau mengangkat tangan ( tanpa mengecup) dan mengucapkan : Artinya:Dengan Nama ALLAH, ALLAH Maha Besar.

BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMB

20

d) Sesudah Tawaf bila keadaan memungkinkan hendaknya : 1) Munajat di Multazam yaitu suatu tempat diantara Hajar Aswad dan pintu Kabah. 2) Salat sunat tawaf dimaqam Ibrahim 2 rakaat, pada rakaat ke 1 setelah S Alfatihah membaca S Al Kafirun dan pada rakaat ke 2 setelah S Alfatihah membaca S Al Ikhlas dan selesai salat berdoa. 3) Salat Sunat di Hijir Ismail adalah salat sunat mutlak yang dapat dilaksanakan kapan saja bila keadaan memungkinkan . Salat sunat di Hijir Ismail tidak ada kaitan nya dengan tawaf. Pada rakaat ke 1 setelah S Alfatihah membaca S Al Kafirun dan pada rakaat ke 2 setelah S Alfatihah membaca S Al Ikhlas dan selesai salat berdoa. 4) Minum Air Zam zam , kemudian berdoa. 11) a) b) c) d) e) SaI Dimulai dari bukit Safa dan diakhiri dibukit Marwah sebanyak 7 kali. Berdoa ketika hendak mendaki bukit Safa sebelum mulai Sai Berdoa ketika berada diatas bukit Safa menghadap Kiblat Memulai perjalanan sai dengan membaca doa. Setelah melintasi antara dua pilar hijau (Lampu hijau) bagi pria disunatkan berlari lari kecil dan bagi wanita cukup berjalan biasa sambil berdoa. f) Setiap mendaki bukit Safa dan Bukit Marwah dari ketujuh perjalanan sai tersebut hendaklah membaca doa. Bercukur / memotong rambut Dengan selesainya bercukur/memotong rambut ,maka selesailah pelaksanaan Umrah.

12)

b)

PELAKSANAAN HAJI

1) Bersuci ( Mandi dan Berwudhu) 2) Berpakaian Ihram 3) Salat Sunat Ihram 2 Rakaat 4) Niat Haji dengan mengucapkan : Artinya : Aku penuhi panggilan-Mu Ya Allah untuk berhaji Atau Artinya : Aku niat haji dengan berihram karena Allah Taala. 5) Berangkat menuju Arafah dan ber doa.

BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMB

21

6) Membaca Talbiyah, salawat dan berdoa ( lafaznya sama pada waktu umrah ) 7) Di Arafah (pada tanggal 8 zulhijjah) ; a) Waktu masuk Arafah hendaknya berdoa b) Menunggu waktu wukuf sebaiknya diisi dengan berzikir, tasbih, istigfar dan istirahat secukupnya. c) Memperbanyak bacaan talbiyah dan berdoa. 8) Wukuf Tanggal 9 Zulhijjah a) Menunggu saat wukuf perbanyak zikir, istigfar dan membaca Al Quran b) Salat zuhur dan asar jama taqdim qashar dilanjutkan dengan melaksanakan wukuf. c) Pada waktu wukuf memperbanyak berdoa, zikir, talbiyah , istighfar dan lain lain. 9) Berangkat menuju Muzdalifah sehabis salat magrib dan isya a) Sesudah salat magrib dan Isya jama taqdim meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah, dan akhir waktunya sebelum fajar. b) Waktu berangkat dari Arafah hendaknya membaca talbiyah dan doa 10) Di Muzdalifah (pada malam tanggal 10 Zulhijjah) a) Waktu sampai di Muzdalifah ber talbiyah, berdzikir, berdoa dan lain-lain. b) Mabit, yaitu berhenti / menginap di Muzdalifah sampai sesudah lewat tengah malam. Apabila datang sebelum tengah malam harus menunggu waktu sampai lewat tengah malam. c) Mencari / mengambil krikil. 11) Di Mina a) Sampai di Mina hendaklah berdoa b) Pada tanggal 10 Zulhijjah melontar jamrah Aqobah saja lalu bercukur, ini dinamakan tahallul awal maka seluruh larangan haji telah gugur kecuali bersetubuh. c) Selama di Mina kewajiban jamaah adalah melontar jamrah dan bermalam ( mabit ) d) Setiap Melontar satu jamrah 7 kali lontaran, masing- masing lontaran dengan satu kerikil dan berdoa. e) Berdoa setelah melontar ketiga jamrah

BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMB

22

f) Pada tanggal 11 dan 12 Zulhijjah melontar jamrah Ula, Wusta dan Aqabah secara berurutan, kemudian kembali ke Mekkah. Itulah yang dinamakan Nafar Awal. g) Bagi jamaah haji yang masih berada di Mina pada tanggal 13 Zulhijjah diharuskan melontar ketiga Jamrah lagi, lalu kembali ke Mekkah (dinamakan Nafar Sani ) h) Bagi jamaah haji yang belum membayar dam hendaklah segera melaksanakannya. 12) Kembali Ke Mekkah a) Tawaf Ifadah b) Tawaf Wada atau tawaf pamitan, dilakukan sesudah selesai melakukan ibadah haji bagi yang akan meninggalkan kota Mekkah untuk kembali keJeddah atau melanjutkan perjalanan ke Madinah. Kalau semua persiapan sudah selesai maka atas petunjuk TPHI jamaah pergi menuju Masjidil Haram melakukan tawaf wada kemudian munajat di Multazam dengan membaca doa. Setelah tawaf Wada seseorang masih dibolehkan masuk kembali kepondokan selagi masih ada keperluan seperti mengambil barang dan lain sebagainya. 2. PELAKSANAAN HAJI IFRAD A. Ifrad ialah mengerjakan haji saja, cara ini tidak wajib membayar Dam, pelaksanaannya : 1) Bersuci ( mandi dan berwudlu ) 2) Berpakaian Ihram 3) Salat sunat ihram dua rakaat 4) Niat haji dengan mengucapkan : Artinya : Aku sambut panggilan Mu ya ALLAH untuk berhaji. Atau


Artinya : Aku berniat haji dengan berihram karena ALLAH Taala.

B. Tiba di Makkah 1) Bagi Jamaah yang bukan penduduk (mukimin) Makkah yang menunaikan haji Ifrad pada waktu kedatangannya di Makkah disunatkan mengerjakan tawaf qudum. 2) Tawaf Qudum ini bukan tawaf umrah dan bukan tawaf haji dan hukumnya sunat, boleh dengan sai atau tidak dengan sai. Kalau dikerjakan dengan sai maka sai nya sudah termasuk sai haji dan pada waktu tawaf ifadah tidak perlu lagi melakukan sai.

BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMB

23

3) Setelah melaksanakan tawaf qudum tidak diakhiri dengan bercukur / menggunting rambut sampai selesai seluruh kegiatan haji, karena waktu mulai ihram, jamaah berniat ibadah haji. 4) Melaksanakan haji ifrad tidak membayar dam. 5) Urutan kegiatan dan bacaan doa pada pelaksanaan haji ifrad sejak dari wukuf sampai tawaf ifadah sama dengan pada pelaksanaan haji tamattu 6) Setelah selesai mengerjakan ibadah haji, bagi yang belum ke Madinah diberangkatkan ke Madinah. 7) Sebelum berangkat ke Madinah supaya melaksanakan tawaf wada.

3. PELAKSANAAN HAJI QIRAN A. QIRAN ialah mengerjakan haji dan umrah didalam satu niat dan satu pekerjaan sekaligus. Cara ini wajib bayar dam nusuk ( Ibadah ) pelaksanaannya : 1) Bersuci ( mandi dan berwudlu ) 2) Berpakaian Ihram 3) Salat sunat ihram dua rakaat 4) Niat haji dan umrah dengan mengucapkan : Aku sambut panggilan Mu Ya Allah untuk berhaji dan berumrah Atau Artinya : Aku berniat haji dan Umrah dengan berihram karena ALLAH Taala. B. Tiba di Makkah 1) Bagi Jamaah yang bukan mukimin ( Penduduk ) Makkah yang menunaikan haji Qiran pada waktu kedatangannya di Makkah disunatkan mengerjakan tawaf qudum. 2) Tawaf Qudum ini bukan tawaf umrah dan bukan tawaf haji dan hukumnya sunat, boleh dengan sai atau tidak dengan sai. Kalau dikerjakan dengan sai maka sai nya sudah termasuk sai haji dan pada waktu tawaf ifadah tidak perlu lagi melakukan sai. 3) Selesai mengerjakan tawaf qudum tidak bertahallul sampai selesai seluruh kegiatan ibadah haji. 4) Pada waktu melaksanakan tawaf ifadah harus dengan sai , bagi yang belum sai pada waktu tawaf qudum

BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMB

24

BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMBINGAN MANASIK HAJI DAN UMROH BIMB

You might also like