You are on page 1of 10

Mengintip Mesin Vespa supaya Hemat BBM

Jika dalam hukum ekonomi, dengan modal sekecil-kecilnya untuk mendapatkan untung yang sebesarbesarnya. Maka dalam dunia otomotif ada juga suatu hukum yang artinya sama dengan dalam dunia ekonomi, hukum tersebut adalah, dengan bahan bakar minyak (BBM) yang seminimal mungkin untuk mendapatkan kecepatan/akselerasi yang sebesar-besarnya. Selain dari hukum tersebut ada juga hal yang menarik, dan ini penulis dapatkan di salah satu iklan oli, yaitu bagaimana memasukan gajah dan kuda kedalam satu tempat, yang artinya adalah bagaimana mendapatkan kecepatan dan akselerasi yang besar dalam satu mesin dan irit. Memang, begitulah dunia otomotif senantiasa berkembang dan terus berkembang. Kembali kepada mesin vespa, apakah hal diatas dapat diterapkan? Apakah perkembangan otomotif dapat di aplikasikan kedalam mesin vespa yang didesain pada jaman dahulu kala yang notabene mempunyai karakteristik jauh berbeda dengan mesin baru? Sampai detik ini, penulis belum bisa menjawab. Namun, dikesempatan ini penulis hanya ingin berbagi pengalaman tentang bagaimana membuat mesin vespa menjadi irit, ya paling tidak dapat menembus perbandingan kurang lebih 1 : 60. Bagi penulis, perbandingan ini sudah lumayan irit untuk kategori mesin vespa.

2tak
Mesin vespa termasuk dalam kategori mesin 2tak yang memang boros akan bahan bakar namun mempunyai akselerasi yang lumayan tinggi. Dibandingkan mesin 4tak, kelebihan mesin 2tak adalah lebih bertenaga, lebih kecil dan ringan, dengan kombinasi kedua kelebihan di atas menjadikan rasio berat terhadap tenaga (power to weight ratio) mesin lebih baik. Dari kelebihan diatas, sekarang ini mesinmesin vespa sudah jarang mendapatkan kelebihan-kelebihan yang harusnya dimiliki. Hal ini terjadi karena memang beberapa spare part mempunyai kualitas dibawah standar pabrikan. Namun, dari segi penggunaan bahan bakar, mesin vespa termasuk hemat dalam lingkup mesin 2tak. Mesin vespa mempunyai teknik pengkabutan (pencampuran bahan bakar dan udara) yang dibantu crack as menghasilkan pengkabutan yang sempurna, berbeda dengan mesin lainnya, yang pengkabutan nya dilakukan di karburator. Nah disinilah sebenarnya kunci utama hemat BBM yaitu proses pengkabutan, bila pengkabutan sempurna, maka proses pembakaran pun akan sempurna sehingga menghasilkan tenaga yang cukup untuk mendorong piston menggerakan kopling yang nantinya tenaga ini salurkan ke roda.

Karburator
Karburator memegang peranan penting dalam semua mesin konvensional (tidak menggunakan injection). Proses pencampuran bahan bakar dan udara dilakukan di alat ini. Jumlah bahan bakar dan udara yang masuk harus pas atau sesuai dengan kapasitas silinder untuk nantinya dipampatkan (dikompres) oleh piston. Dalam proses pencampuran ada yang namanya spuyer. Fungsi alat ini adalah untuk menentukan jumlah angin atau bahan bakar yang masuk. Ada 2 spuyer, yaitu spuyer untuk pasokan bahan bakar dan spuyer untuk pasokan angin. Kedua alat ini memang ada ukurannya, namun sekarang ini alat tersebut sudah tidak terstandarisasi lagi, artinya pada mesin A dengan type mesin dan CC mesin sekian alat ini cocok, namun bila karburator ini di aplikasikan pada mesin B dengan type mesin dan CC mesin yang sama belum tentu cocok. Solusinya adalah asalkan mesin dapat hidup dengan normal dan ditambah dengan laju vespa yang sudah cukup baik, itu sudah cukup. Penulis menyarankan untuk trial and error dan mulai lah dari ukuran spuyer yang paling rendah (standar karburatornya), jika dirasakan sulit/kurang enak laju vespa, naikkan ukuran spuyernya sedikit demi sedikit. Beberapa hal yang perlu diketahui adalah : 1. Spuyer bahan bakar (mainjet-no. 10), spuyer ini berfungsi untuk mensuplai bahan bakar. Ukuran yang terlalu kecil, dapat menyebabkan mesin kekurangan bahan bakar dan kelebihan angin, sehingga dapat membuat mesin mbrebet dan kehilangan tenaga, ukuran yang terlalu besar dapat

membuat mesin mengalami kebanjiran, yaitu mesin sulit dihidupkan karena terlalu banyak bahan bakar. 2. Spuyer angin (Idling jet no. 11), spuyer ini berfungsi untuk memberikan sedikit tekanan udara pada bahan bakar yang keluar dari mainjet. Ukuran yang terlalu kecil dapat menyebabkan bahan bakar tidak dapat keluar dengan lancar. Ukuran yang terlalu besar, dapat membuat bahan bakar yang masuk terlalu banyak. Karburator.
Sumber : http://www.dellortodirect.com/images/SI24.gif

Untuk ukuran yang pastinya, dapat dilakukan sendiri dengan metode coba-coba dan gunakan perasaan untuk mendengarkan suara mesin.

Ruang Pengkabutan (Isapan)


Setelah bahan bakar dan udara tercampur, lalau dihisap piston melalui ruang pengkabutan. Bagian ini ada di bawah karburator. Dari karburator, bahan bakar dan udara masuk melalui lubang hisapan dan dilakukan proses pengkabutan diruang pengkabutan yang diteruskan ke ruang bakar, pada sisi lain, bandul crack as menutup lubang hisapan agar bahan bakar yang sudah dikabutkan habis terkirim ke ruang bakar. Bagian ini adalah bagian yang paling menentukan untuk penghematan BBM. Dibagian ini selain terjadi proses pengkabutan, juga ada proses lain yaitu, penghisapan bahan bakar, dan menutup lubang hisapan. Penutupan lubang hisapan dilakukan oleh bandul crack as. Apabila terjadi kerenggangan pada bagian ini, terutama pada bagian yang ditandai garis merah (gambar ruang pengkabutan), maka dipastikan akan tersembur keluar bahan bakar melalui lubang hisapan. Tersemburnya sebagian bahan bakar, akan menyebabkan kuantitas bahan bakar yang dibakar berkurang yang menyebabkan tenaga pun berkurang.

Lubang Hisapan
http://www.scooterhelp.com/tuning/p.intake3.jpg

Ruang Pengkabutan
http://www.scooterhelp.com/tuning/p.intake2.jpg

Bila terjadi kerenggangan di bagian yang ditandai garis merah, maka solusinya adalah, menambah daging (bahasa tukang bubut) pada bagian tersebut. Proses ini harus benar-benar presisi, artinya tidak kurang dan tidak lebih serta harus rapat.

Pada bagian ini juga terdapat seal crack as yang berfungsi untuk mencegah oli mesin masuk keruang pengkabutan serta mencegah hasil pengkabutan keluar dari ruang pengkabutan. Kerusakan seal dapat menyebabkan : 1. Habisnya oli mesin 2. Busi menjadi hitam legam, karena oli mesin ikut terbakar 3. Mesin tidak dapat langsam 4. Boros bahan bakar

Oil Seal
Sumber : http://beedspeed.com/images/oilseal-kit-super.jpg

Tanda-tanda kerusakan seal crack as biasanya sudah dapat dideteksi, yaitu : 1. Asap knalpot yang begitu tebal dan pekat, walaupun kita menambahkan oli sampingnya tidak terlalu banyak. 2. Kopling cepat habis (sebenarnya bukan kopling, tapi stut gobangan yang habis )sehingga kita sering menarik kabel kopling. Bila hal ini terjadi kita wajib mengecek seal ini. 3. Mesin tidak dapat langsam dengan berbagai setelan ukuran spuyer, padahal sebelumnya dapat langsam.

Ruang bakar
Setelah mengalami pengkabutan di ruang pengkabutan, maka bahan bakar masuk ke ruang bakar, lalu dipampatkan dan dibakar oleh busi yang memercikan api. 1. Proses pemampatan (compress) Pada proses ini, beberapa bagian yang perlu diperhatikan agar proses pemampatan sempurna dan tidak bocor. Bagian-bagian tersebut yaitu : a. Piston Kerusakan pada piston, dapat menyebabkan suara kasar (oblak). Gambar disamping adalah bagaimana piston yang baik, yaitu rapat. Ada cara lain untuk mengecek kondisi piston, yaitu, tutup bagian bawah cylinder dengan tangan (harus rapat), lalu masukin piston, lihat, apakah piston langsung jatuh, atau tertahan. Yang paling baik adalah piston tidak langsung jatuh, namun tertahan.
Kondisi Piston masih bagus
Sumber : http://www.scooterhelp.com/tips/engine/_piston/p.piston.install03.jpg

b. Ring Piston Sudah ausnya ring piston menyebabkan kompresi berkurang, sehingga dapat meninggalkan jelaga hitam dalam ruang bakar. Gambar disamping adalah kondisi ring piston masih baik. Perhatikan bahwa kedua ujung ring piston masih bertemu bila dimasukan ke dalam cylinder. Kerusakan ring piston juga bisa menyebabkan bunyi seperti suara gesekan yang sangat nyaring.
Kondisi Ring Piston masih bagus
Sumber : http://www.scooterhelp.com/tips/engine/_piston/p.piston.install02.jpg

c. Sambungan antara Head Cylinder dengan Cylinder Kebocoran pada bagian ini juga bisa menimbulkan suara seperti ring piston lemah. Selain itu juga kebocoran dibagian ini menyebabkan tenaga ngempos, alias hilang. Penulis menyarankan agar dalam proses pemasangan menggunakan packing milik yamaha RK-King dan dilem dengan menggunakan lem packing. Selain itu juga, baut harus benar-benar kuat. Baik itu yang tersambung ke body mesin maupun ke head cylinder.
Sambungan Head Cylinder dan Cylinder
Sumber : http://www.scooterhelp.com/

2. Proses pembakaran Proses ini bisa dibilang proses yang sangat rumit untuk dijabarkan. Namun, penulis akan berusaha untuk menjelaskan. Untuk itu kita mulai dari busi dahulu. a. Busi Busi (dari bahasa Belanda bougie) adalah suatu alat yang dipasang pada mesin untuk membakar bensin yang telah dikompres oleh piston. Percikan busi berupa percikan elektrik. Pada bagian tengah busi terdapat elektroda yang dihubungkan dengan kabel ke koil pengapian (ignition coil) di luar busi, dan dengan ground pada bagian bawah busi, membentuk suatu celah percikan di dalam silinder.

Busi tersambung ke tegangan yang besarnya ribuan Volt yang dihasilkan oleh koil pengapian (ignition coil). Tegangan listrik dari koil pengapian menghasilkan beda tegangan antara elektroda di bagian tengah busi dengan yang di bagian samping. Arus tidak dapat mengalir karena bensin dan udara yang ada di celah merupakan isolator, namun semakin besar beda tegangan, struktur gas di antara kedua elektroda tersebut berubah. Pada saat tegangan m Busi e : http://k4liber.files.wordpress.com/2008/10/busi.jpg?w=236&h=203 Sumber l melebihi kekuatan dielektrik daripada gas yang ada, gas-gas tersebut mengalami proses ionisasi dan yang tadinya bersifat insulator, berubah menjadi konduktor. Setelah ini terjadi, arus elektron dapat mengalir, dan dengan mengalirnya elektron, suhu di celah percikan busi naik drastis, sampai 60.000 K. Suhu yang sangat tinggi ini membuat gas yang terionisasi untuk memuai dengan cepat, seperti ledakan kecil. Inilah percikan busi, yang pada prinsipnya mirip dengan halilintar atau petir mini Proses pembakaran baik atau tidak dapat kita lihat dari kondisi busi berikut :

No. 1 3, ini terjadi karena : oli naik ke busi, bisa jadi terlalu banyak oli dan kemungkinan seal crack as nya rusak, hal ini dapat di dilihat di ujung knalpot keluar asap putih dan dinding knalpot akan menjadi basah karena oli yg keluar. Bisa juga terjadi masalah dengan sistem pengapian. No. 4 5, terjadi kerena terlalu sedikit angin sehingga proses pembakaran kurang sempurna. No. 6 8, terjadi karena terlalu sedikit dan telalu banyak bahan bakar yg masuk. Biasanya gejala detonasi/Ngelitik terjadi

No. 25 29, terjadi karena : pemasukan udara/angin terlalu besar, setelan pengapian/platina terlalu cepat(maju), mesin telalu Overheating (kurang oli samping) (sumber : http://gsx250.wordpress.com/2008/08/20/know-your-engine-with-spark-plugs-busi/).

Untuk mengecek kondisi busi, biasanya hanya dengan menempelkan body busi ke body mesin, kemudian lakukan kick starter, bila terjadi percikan api yang berwarna biru, dipastikan kondisi busi bagus. Namun bila percikan api merah dan terpecah, ada baiknya businya diganti. b. Coil Kumparan pengapian, atau lebih dikenal sebagai ignition coil adalah sistem kumparan yang berfungsi untuk mengubah tegangan primer dari spul pengapian (tegangan primer) menjadi tegangan sekunder kira-kira sebesar 15000 30000 volt yang cukup kuat untuk membantu pengapian motor. Tegangan tersebut disalurkan ke busi untuk memercikan api di ruang bakar. Bila kondisi busi bagus (baru) namun percikan api yang keluar kecil, kemungkinan alat ini yang rusak.

Coil/Koil

Sumber : http://scootershop.com/catalog/images/vespa_external_coil_VNXVLX_132299_25USD.jpg

c. Spul Pengapian Dengan memanfaatkan Hukum Faraday yaitu perubahan medan magnet pada kumparan (spul pengapian) yang akan menghasilkan aliran listrik pada kumparan tersebut. Aliran listrik ini kemudian dikirimkan ke coil untuk dinaikkan tegangannya. Besar kecil percikan api yang keluar dari spul ini tergantung juga dengan magnet. Bila percikan api yang keluar dari kabel spul kecil, kemungkinan magnetnya sudah lemah. Perlu dicatat, bahwa untuk menghasilkan kondisi kelistrikan Spul Pengapian atas kiri, spul listrik (lampu) yang baik, ada baiknya kekuatan magnet Sumber : http://www.scootmaine.com/wp-content/uploads/2010/03/Vespa10.jpg harus baik dan spul pun begitu. Lemahnya medan magnet akan membuat pembakaran kurang sempurna. d. Kondensor Medan magnet yang terjadi pada koil juga menghasilkan tegangan pada kumparan (spul pengapian) itu sendiri. tegangan ini terjadi ketika posisi Platina terbuka, apabila tegangan ini tidak di netralisasikan atau digrounded maka akan terjadi lompatan bungan api pada platina. Apabila ini terjadi maka dalam hitungan menit maka platina kita akan hangus dan habis terbakar, makanya kalau kondensornya rusak, mbrebet dech. selain itu k Kondensor Sumber e : http://photos-d.ak.fbcdn.net/hphotos-aksnc3/hs223.snc3/21041_281878858210_617458210_3268996_7545669_n.jpg t jika platina posisi terbuka kondensor menampung sementara tegangan tersebut, kemudian ketika platina menutup lagi tegangan tersebut akan dinetralisir atau di grounded lagi. e. Platina Platina adalah suatu alat yang digunakan pada mesin untuk pengapian, maksudnya untuk mengatur waktu pengapian. Platina menggunakan cara konvesional untuk mematikan dan menyalakan busi, yaitu masih mengandalkan pegas yang menempel pada rotor . Jadi pada saat piston pada posisi dibawah (titik mati bawah) busi tidak mengeluarkan api karena posisi platina tersambung, nah pada saat piston diatas (titik mati atas), busi akan memercikan bunga api karena posisi platina terbuka.

Jarak kerenggangan platina juga berbeda pada setiap mesin, ada yang rapat, ada pula yang renggang. Namun biasanya jaraknya adalah antara 2mm 5 mm. Jarak yang terlalu rapat atau terlalu renggang dapat menyebabkan kurangnya tenaga, pembakaran yang tidak sempurna dan terkadang terjadi ledakan. Kerenggangan dan stabilitas gerakan platina dipengaruhi oleh rotor dan bantalan kanvas yang ada di platina. Bila rotor atau bantalan kanvas sudah aus juga, maka berpengaruh pada kerenggangan platina yang dapat menyebabkan pembakaran yang kurang sempurna. f. Rotor Rotor vespa berfungsi untuk membuat platina tersambung dan terbuka. Jika rotor kurang baik, maka stabilitas proses sambung dan buka pada platina menjadi kurang sehingga mengakibatkan proses pembakaran yang kurang baik. Selain itu, jarak kerenggangan pada platina juga tergantung pada rotor.
Rotor
Sumber :http://i44.tinypic.com/25fmx6g.jpg

Kesimpulan :
Hemat BBM tergantung pada : 1. Proses Pengkabutan 2. Proses Pemampatan 3. Proses Pembakaran Jika ketiga hal diatas sudah baik, maka penulis jamin, vespa anda akan irit. Namun ada satu hal lagi yang membuat vespa anda hemat BBM, yaitu perilaku pengendara sendiri. Apakah sering memainkan gas, atau memacu vespa diatas standar rata-rata kecepatan (60km/jam). Edited by. Ariyanto Dari berbagai sumber.

You might also like