You are on page 1of 8

Pengertian Studi Kasus Kamus Psikologi (Kartono dan Gulo, 2000) menyebutkan 2 (dua) pengertian tentang Studi kasus

(Case Study) pertama Studi kasus merupakan suatu penelitian (penyelidikan) intensif, mencakup semua informasi relevan terhadap seorang atau beberapa orang biasanya berkenaan dengan satu gejala psikologis tunggal. Kedua studi kasus merupakan informasi-informasi historis atau biografis tentang seorang individu, seringkali mencakup pengalamannya dalam terapi. Terdapat istilah yang berkaitan dengan case study yaitu case history atau disebut riwayat kasus, sejarah kasus. Case history merupakan data yang terimpun yang merekonstruksikan masa lampau seorang individu, dengan tujuan agar orang dapat memahami kesulitan-kesulitannya yang sekarang . serta menolongnya dalam usaha penyesuaian diri (adjustment) (Kartini dan Gulo, 2000). Berikut ini definisi studi kasus dari beberapa pakar dalam Psikologi dan Bimbingan Konseling, yaitu ; Studi kasus adalah suatu teknik mempelajari seorang individu secara mendalam untuk membantu memperoleh penyesuaian diri yang lebih baik. (I.Djumhur, 1985). Studi kasus adalah suatu metode untuk mempelajari keadaan dan perkembangan seorang murid secara mendalam dengan tujuan membantu murid untuk mencapai penyesuaian yang lebih baik (WS. Winkel, 1995). Studi kasus adalah metode pengumpulan data yang bersifat integrative dan komprehensif. Integrative artinya menggunakan berbagai teknik pendekatan dan bersifat komprehensif yaitu data yang dikumpulkan meliputi seluruh aspek pribadi individu secara lengkap (Dewa Ketut Sukardi, 1983). Studi kasus merupakan teknik yang paling tepat digunakan dalam pelayanan bimbingan dan konseling karena sifatnya yang komprehensif dan menyeluruh. Studi kasus menggunakan hasil dari bermacam-macam teknik dan

alat untuk mengenal siswa sebaik mungkin, merakit dan mengkoordinasikan data yang bermanfaat yang dikumpulkan melalui berbagai alat. Data itu meliputi studi yang hati-hati dan interpretasi data yang berhubungan dan bertalian dengan perkembangan dan problema serta rekomendasi yang tepat Untuk mengetahui kondisi dan keadaan siswa banyak metode dan pendekatan yang dapat digunakan, salah satu metode yang dapat digunakan yaitu studi kasus (Case Study). Dalam perkembangannya, oleh karena kompleksitas permasalahan yang dihadapi siswa dan semakin majunya pengembangan teknikteknik pendukung seperti hanya teknik pengumpulan data, teknik identifikasi masalah, analisis, interpretasi, dan treatment metode studi kasus terus diperbarui. H.METODEPENGUMPULANDATA Dalam rangka memperoleh data yang akurat tentang diri siswa,penulis dalam penyusunan studi kasus dan layanan bimbingan siswa ini mene rapkanbeberapa metode pengum pulan data sebagai berikut: v Metode Interviuw / wawancara: Metode ini digunakan untuk menge tahui hal-hal yang belum Teru ngkap dalam angket atau untuk menge cek prosentase keakuratan data angket. metode ini di lakukan terhadap siswa kasus, teman sekelas,dan guru wali kelas mengenai hal yang relevan dengan masalah yang dihadapi siswa kasus. v Metode Angket: Metode ini berupa angket isi anyang memuat sejumlah pertanyaan guna memperoleh informasi seputar diri siswa,keluarga dan lingkungannya yangdiberikan kepada siswa kasus, orang tua siswa dan guru walikelas untuk di isi datayang sebenar-benarnya. v Studi Dekumentasi:

Dalam hal ini penulis mempelajari, menganalisa serta menafsirkan data seputar siswa yang terdapat pada dokumen-dokumen di SDN Kauman II Bojonegoro atau pada guru kelas yang bersangkutan. v Problem Ceeklist: Merrupakan suatu daftar kemu ngkinan masalah yang pernah atau sedang dialami siswa kasus. v Observasi: Penulis mengamati langsung tingkah laku siswa kasus,baik didalammaupun diluar kelas,serta dilingkungan sekolah. I. Prosedur Pengumpulan Data Ranvcangan yang digunakan guru dalam membantu siswa kasus diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Analisis. Analisis adalah merupakan langkah untuk mengumpulkan informasi trenteng diri anak beserta latar belakangnya.Hal itu bertujuan untuk memperoleh pemehaman tentang diri anak dalam berhubungan dengan syarat-syarat yang diperlukan untuk memperoleh penyesuaian diri baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.Untuk mendapatkan data yang sebanyak-banyaknya dan dapat dipertanggungjawabkan,maka guru mnenggunakan bermacam-macam metodeantaralain;Angket,observasi,wawancara,dan lainnya. 2. Sintesis. Sintesis adalah usaha untuk merangkum,menggolongkan dan menghubungkan data yang dipe roleh dalam tahap analisis.Dengan demikian dapat menunjukkan kese luruhan gambaran tentang diri anak, rumusan ini bersifat ringkas dan padat. 3. Diangnosis. Diagnosis merupakan tahap menginterpretasikan data dari suatu masalah yang

dihadapi.Rumusan diagnosis dilakukan melalui proses pengambilan atau penarikan kesim pulan yang logis. 4. Prognosis. Prognosis adalah langkah yang ditempuh untuk menetapkan jenis atau tehnik bantuan yang diberikan kepada anak didik serta memprediksi kemungkinan yang akan timbul oleh anak sehubungan dengan masalah yang sedang dialami. 5. Treatment. Tahap ini merupakan tahap pengembangan strategi pemecahan maslah dalam konseling.Guru membantu anak menemukan sumber-sumber pada diri anak.Sumber-sumber lembaga dan masyarakat guna membantu anak mencapai penyesuaian yang optimal.Melalui tahap ini guru memberikan alternatif pemecahan masalah dengan tetap mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari setiap alternatif yang mungkin dapat dilakukan. 6. Follo Up. Follow up mengacu pada segala kegiatan membantu siswa setelah mereka memperoleh layanan konseling, tetapi kemudian menemui masalah baru atau munculnya kembali masalah yang lampau. 7. Alasan Pemilihan Klien. Praktekan berusaha mengamati siswa mana yang memerlukan bimbingan selama proses belajar mengajar di kelas pada waktu praktek mengajar di SDN Kauman II Bojonegoro. Berdasarkan data yang di peroleh, maka praktekan dapat mengungkapkan dasar yang di gunakan dalam memilih klien sebagai berikut: Hasil ulangan blok ( harian ) klien pada mata pelajaran inti: Bahasa Indonesia, Matematika, IPS, IPA, PKN masih sangat memperhatikan.

.Bahan ini cocok untuk Sekolah Menengah. Nama : Slameto Saya Dosen di UKSW salatiga Tanggal: 8 Mei 2002 Judul Artikel: Memahami dan Menolong Siswa Yang Kurang PD Topik: Studi Kasus Untuk Bimbingan Konseling. Artikel: DESKRIPSI KASUS

Lia (bukan nama sebenarnya) adalah siswa kelas I SMU Favorit Salatiga yang baru naik kelas II. Ia berasal dari keluarga petani yang terbilang cukup secara sosial ekonomi di desanya, desa lia terletak + 17 km dari kota Salatiga, awalnya orang tua lia keberatan bila anaknya setamat dari sltp melanjutkan sekolah menengah atas di salatiga, orang tua lia menginginkan lia tiidak perlu melanjutkan namun atas bujukan wali kelas lia saat pengambilan sttb ayah lia mengijinkan walu dengan berat hati. Yang menjadi pertimbangan wali kelasnya membujuk orang tua lia agar lia melanjutkan sekolahnya yaktu karna lia terbilang cerdas di antara teman-teman yang lain sehingga lia dapat di terima di smu favorit tersebut Lia bangga sebagai anak desa dia bisaditerima di smu favorit tersebut di akan tetapi lia mulai minder dengan teman-temanya yg berasal dari keluarga kaya yang pola pergaulannya berbeda dengan latar belakang lia. Lia menganggap temantemannya ebagai orang yang egois, kurang bersahabat, pilihpilih teman dan sombong. Maklin lama perasaan di tolak, terisolir dan kesepian semakin mencekam, dia merasa tidak nyaman dengan semua itu, lia beranggapan bahwa dia tidak pantas berada di sekolah ini. Lia ingin sekali keluar dari sekolah ini, namun dia malu pada orang tuanya dan teman sekampungnya, akan tetapi di sisi lain lia merasa tidak nyaman dikarnakan tidak ada teman yang peduli terhadapnya dasar saya anak desa anak miskin hujatnya dalam hati. Lia benar-benar menjadi anak yang minder, pealu, ragu dan ragu bergaul dengan teman-teman di sekitarnya, hal ini mempengaruhi nilai lia, makin lama nilainya makin jatuh sehinngga beban pikirannya semakin berat dan dia pun takut tidak naik kelas.

a. Identifikasi kasus lia merupan siswa kelas I smu favorit di salatiga, dia anak dari seorang petani yang berkecukupan, desanya berada 17 km dari perkotaan salatiga ketika di selkolah sltp lia termasuk anak yang cerdas awalnya dia merasa bangga bisa di terima di smu favorit akan tetapi hal itu tak bertahan lama, karna dia tidak merasa nyaman dengan teman-temannya yang kebanyakan dari kota yang sangat berbeda dalam pergaulannya, liapun mulai merasa minder, terisolir dan tidak di terima oleh teman-temanya ada keinginan lia tuk berhenti akantetapi lia malu dengan orang tuanya dan teman-teman sekampungnya, disisilain lia merasa tidak ada teman yang mempedulikannya. Hal ini mempengaruhi nilanya yang semakin menurun sehinnga lia pun khawatir tidak naik kelas b. diagnosi kurang pd terhadap teman-teman sekolahnya minder terhadap teman-temannya yang kebanyakan dari keluarga kaya dan berasal dari desa, yang cara bergaulnya sangat berbeda dengan dirinya, sehingga dia lebih memilih tuk menarik diri dari lingkungannya merasa tidak diterima oleh teman-temannya, tidak ada yang mempedulikannya dan ia menganggap teman-temannya pilih kasih, egois kurang bersahabat, pilihpilih teman c. prognosis dan menganggap mereka yang berasal dari kota tidak bersahabat dengan dirinya. Apa bila lia selalu berfikiran seperti itu tentang teman-temannya maka dia akan semakin tertekan, terus menyalahkan dirinya sendiri, semakin terisolir dan kesepian Yang ada dalam fikirannya bisa jadi keegoisan bagi diri sendiri yakni merasa tidak perlu berteman, bahkan dia akan memutuskan untuk berhenti walau tanpa sepengetahuan orang tua dan dia akan selalu menyalahkan dirinya sendiri Oleh sebab itu lia di harapkan belajar bagai mana memahami linkungan barunya dan orang-orang yang ada di lingkungan itu

Tahap konseling

manusia di bentuk dan di kondisikan oleh pengondisian sosial budaya, tingkah laku dipandang sebagai hasil belajar dan pengondisian. Dalam pandangan behavior kepribadian manusia itu pada hakikatnya adalah prilaku, prilaku berdasarkan hasil segenap pengalamannya berupa interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya. Prilaku yang tampak lebih utama di banding dengan perasaan atau sikap individu tersebut. Manusia merupakan mahluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol oleh faktor-faktor dari luar. Manusia memulai kehidupannya dengan memberikan reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini menghasilkan pola-pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian. Tingkah laku seseorang ditentukan oleh banyak dan macamnya penguatan yang diterima dalam situasi hidupnya. Manusia bermasalah itu mempunyai kecenderungan merespon tingkah laku negatif dari lingkungannya. Tingkah laku maladaptif terjadi juga karena kesalapahaman dalam menanggapi lingkungan dengan tepat. Seluruh tingkah laku manusia didapat dengan cara belajar dan juga tingkah laku tersebut dapat diubah dengan menggunakan prinsip-prinsip belajar Jadi bila lia tidak menerima teman-temannya yang berasal dari kota dan sedangkan lia yang berasal dari pedalaman lia tidak dapat berinteraksi degan mereka lia secara tidak langsung akan terisolir dengan sendirinya, sedangkan lia menganggap lain, lia menggap bahwa teman-temanyalah yang egois, pilih2 teman dan sebagainya yang kebanyakan dari kota Lia juga belum menemukan teman yang berasal dari desanya sehingga tak ada teman tuk berbagi dengannya, hal ini yang membuat lia terus menghakimi dirinya dan teman di sekitarnya walaupun awalnya lia merupakan anak yang berprestasi kini konsntrasinya terpecahkan karna ketidaknyamanan dirinya, dan menimbulkan kekhawatiran tidak dapat naik kelas karna nilainua yang menurun oleh sebab itu lia diharapkan agar bisa mengerti tentang cara pergaulan dengan teman sesamanya yang berasal dari kota sehingga dia bisa berfikir positif tentang teman sesamanya, dan di harapkan lia tidak menutup diri dengan cara mencoba begabung dengan temannya dan mulai mencari sahabat yang bisa di ajak tuk bertukar fikiran

sedang kan untuk sikap menyalahkan dirisendirinya lia perlu Memodifikasi tingkah laku melalui pemberian penguatan. Agar klien terdorong untuk merubah tingkah lakunya penguatan tersebut hendaknya mempunyai daya yang cukup kuat dan dilaksanakan secara sistematis dan nyata-nyata ditampilkan melalui tingkah laku klien.Memberikan penguatan terhadap suatu respon yang akan mengakibatkan terhambatnya kemunculan tingkah laku yang tidak diinginkan.

You might also like