Professional Documents
Culture Documents
Hormon Tumbuhan
pengatur metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangan. tidak selalu seperti hormon metazoa. Salah satunya karena hormon tumbuhan tidak disintesis di organ tertentu, kemudian di transfer menuju organ target. bisa disintesis di semua sel, dan kerjanya sangat sering ditemukan pada sel dimana ia dibuat.
Hormon pd tumbuhan sering disebut sebagai zat pengatur tumbuh fungsinya tak spesifik proses fisiologi tertentu. Misal auksin untuk penambahan laju pembelahan sel, etilen u/ pematangan buah dll. Namun, beberapa bukti menunjukkan bahwa hormon berperan sebagai sinyal instruktif bagi tumbuhan. Yang lebih menarik lagi, sebagian peran mirip dengan apa yang terjadi pada hormon peptida & protein selama perkembangan hewan.
Hormon pada tumbuhan tidak sekedar berperan sebagai sinyal transduser atau messenger, tapi juga mengatur secara umum. Contohnya adalah pengaturan bagi kemungkinan tahapan perkembangan.
Contoh auksin: IAA (Indole acetic acid), IBA (Indol butiric acid).
Gen Aux/IAA: membentuk protein berumur pendek. 29 macam di Arabidopsis. Pada promoter IAA, ditemukan juga AuxRE sensitif auksin (bisa merespon). ARF: Auxin Response Factor - faktor transkripsi yang mengikat AuxRE memicu ekspresi gen responsif auksin. Mampu membentuk homo & heterodimer.
NB: Perubahan aliran auksin di atur oleh ekspresi gen dan polarisasi PIN transporter. Auksin maksimal di atur serta diberi feedback oleh gen MP/BDL, dan mengatur ekspresi gen PIN.
WUSCHEL (WUS) CLAVATA 1-3 (CLV1-3) KNOTTED1-like Homeobox (KNOX) Fungsi: WUS: pembesaran stem cell (meristem), CLV repress WUS ukuran sel SAM konstan.
Nomor: letak primordia bunga. Tanda * : primordia floral baru. Garis biru: primordia berkaitan. Warna merah: kadar tertinggi auksin.
Auksin di transfer ke bagian pucuk, di primordia (auxin sink). Setelah primordia tumbuh, maka auksin dipompa kembali menuju ke batang, sehingga kemampuan akumulai auksin menurun.
WT: wild type ett: mutan ETTIN (kelompok ARF) pin1: mutan PIN1 (auxin efflux transport)
Hipotesis
Gradien Auksin
Ada 2, yaitu
Skotomorfogenesis
fotomorfogenesis
Skotomorfegenesis
Pertumbuhan embrio pada kondisi masih gelap Embrio teretiolasi, hipokotil yang memanjang, dan
Fotomorfogenesis
Ketika embrio mencapai cahaya, arah pertumbuhannya
pembukaan kotiledon, pengekspresian gen yang terlibat pada perlindungan terhadap kerusakan oksidatif dan penggunaan cahaya sebagai sumber energy.
oleh gynoecium akan mengarahkannya ke proses senesce yang menyebabkan kehancuran gynoecium tsb.
Proses senesce ini akan ter represi, hanya jika terdapat
faktor luar berupa sinyal yang dapat memberikan alternative perkembangan buah.
yang mengawali program pembentukan buah. Program ini melibatkan sequential effects, atau proses beruntun yang melibatkan berbagai macam hormone.
perkembangan buah.
Hal tersebut dibuktikan dengan adanya buah2 yang
partenokarpi.
Pengaruh hormone tertentu seperti gad an auksin dapat
menginduksi perkembanagn buah pada emasculated flower atau setelah aborsi dini suatu biji.
mencegah perkembangan dan differensiasi buah. Peristiwa ini dapat diasosiasikan dengan berkurangnya sintesis GA
IAA) pada ovarium kacang menujukkan ekspresi gen yang terlibat dalam biosintesis GA
RESEPTOR FITOHORMON
Persepsi baru: reseptor hormon tumbuhan Angela K. Spartz and William M. Gray Departemen Biologi Tumbuhan, Universitas MinnesotaTwin Cities, St. Paul, Minnesota 55108, USA
Fitohormon sebagai pusat regulasi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan Hanya sedikit reseptor telah teridentifikasi Mekanisme penghantaran melalui sinyal kimiawi
Gen intrinsik
Julian von Sachs substansi pembentuk organ spesifik endogen mobil sinyal Charles and Francis Darwin fototrofisme. Pergerakanrumput saat terpapar cahaya secara lateral. Sinyal berasal dari apeks tumbuhan menginisiasi pemanjangan sel di bagian bawahnya.
Konsep Fitohormon
Sinyal indole-3-acetic acid (IAA atau auksin) fitohormon pertama yang teridentifikasi Dua komponen : regulator dan reseptor kinase (kelas protein yang digunakan dalam komunikasi sinyal secara kimiawi) Definisi hormon messenger kimiawi yang memungkinkan terjadinya komunikasi sel Reseptor : mekanisme persepsi fitohormon
kontrol perkembangan pembelahan sel, ekspansi, diferensiasi, dan kematian sel. Kerja lokal tetapi pengaruh global Satu sel dapat merespons banyak tipe hormon, tetapi satu tipe hormon hanya bekerja pada sel/ jaringan tertentu. Fitohormon diproduksi pada keseluruhan bagian tumbuhan dan bisa memengaruhi sel/jaringan yang berasal dari sel yang sama Transpor fitohormon melalui pembuluh atau komunikasi antar sel (Vieten et al. 2007).
Mekanisme Kerja Hormon (konsep) Fitohormon dlm konsentrasi rendah saja dapat memengaruhi
Disintesis dari L-triptofan (wild type) dan glukosinolat (mutan) Berperan dalam diferensiasi vaskular Masa induktif oleh gen 4 s.d 30 menit Terdapat >29 gen pengkode AUX/IAA pada genom Arabidopsis Bekerja karena adanya gen pengkode dan protein pembawa AUX/IAA (dalam waktu singkat)
Hormon IAA
1.
2.
3.
4.
Konsentrasi auksin di bawah ambang batas gen responsif auksin ditekan oleh protein Aux /IAA (protein tsb telah mengalami heterodimerisasi dengan faktor transkripsi ARF). Setelah ada stimulus auksin, subunit protein TIR1 F-box (dari subunit SCFTIR1 ubiquitin-ligase) akan mengikat auksin. Hal tsb memungkinkan perekrutan protein Aux/IAA thd ubiquitinasi kompleks SCF. Degradasi Aux/IAA dilakukan oleh proteosom 26S shg faktor transkripsi ARF terbebaskan.
Protein AUX/IAA tidak dapat berikatan langsung dengan DNA pengikatan oleh ARF (Auxin Response factor) ARF wilayah promotor gen auksin -responsif dapat mengaktifkan atau menekan kerja protein lain Protein AUX/IAA diketahui dapat menekan aktifitas ARF regulator positif dan negatif
1.
2.
TIR1 F-Box Protein : modul substrat pengenalan subunit protein Skp1Cullin1F-box (SCF) ubiquitin-ligase (Petroski and Deshaies 2005) Protein SCF-TIR1 : Kompleks ikatan TIR1 dan protein SCF (Scaffolding), berfungsi utk meningkatkan afinitas protein AUX/IAA Menjadi jalur pengenalan ubiquitin-26S proteosom represor dari degradasi
Asam Jasmonat
1.
2.
Protein JAZ memiliki regulasi negatif thd jasmonat menekan aktivitas transkripsional MYC2. Setelah pengikatan jasmonat, SCFCOI1 ubiquitin-ligase mengikat protein JAZ proteolisis terfasilitasi oleh ubiquiti MYC2 terbebaskan.
Asam Jasmonat
Protein JAZ tidak dapat berikatan langsung dgn DNA regulator negatif thd aktivitas faktor transkripsi pengikatan oleh MYC2 MYC2 : faktor transkripsi yang meregulasi ekspresi gen penginsuksi jasmonat dan menekan ekspresi gen pengkode protein mutan jai3-1 (Chini et al. 2007). COI1 F-box protein : reseptor asam jasmonat meningkatkan stabilitas pengikatan substrat protein-ligan hormonal
Hormon GA
1. Protein DELLA menekan GA regulasi negatif PIF3, PIF4, dan gen induksi GA lain. 2. Protein DELLA membantu ekspresi gen penekan GA (mengkode enzim biosintetis GA dan komponen jalur respons, termasuk reseptor GID1. 3. Setelah pengikatan GA reseptor GID1 berinteraksi dgn DELLA. Kompleks tsb dikenali oleh SCFGID2 ubiquitin-ligase. Hal tsb merupakan target degradasi terfsilitasi ubiquitin. 4. Warna panah merah efek respektif reseptor hormon Aux/IAA, JAZ, dan DELLA
Hormon GA
Fitohormon diterpenoid-tetrasiklik : regulasi pemanjangan batang, germinasi biji, dan menginduksi pembungaan (Fleet and Sun 2005). GID2 dan SLY1 F-box protein : menyusun kompleks ubiquitin-ligase bukan reseptor GA SLY1 F-box dan SCF/GID3 menambah stabilitas pengikatan protein DELLA, berfungsi untuk menekan aktifitas respons GA regulator transkripsional negatif
Hormon GA
Protein DELLA : berinteraksi dengan PIF3 dan PIF4 mengikat DNA membentuk helixloop helix Fungsi kompleks DELLA sbg faktor transkripsi yang meregulasi ekspansi sel sebagai respons cahaya dan GA. Region pengikatan DELLA: promotor pencegah aktivasi faktor transkripsi GA represor
FCA (FLOWERING TIME CONTROL PROTEIN A) : reseptor ABA berperan dalam transisi masa vegetatifgeneratif. G-protein-coupled receptor (GPCR) : persepsi situs pengikatan lokalisasi plasma membran. GCR1 dan RGS1 mengkode kandidat GPCR dan secara genetis memengaruhi respons ABA GPCR : reseptor ABA pada membran plasma, terdiri dari GCR1, GCR2, dan RGS1. Aktivitasnya belum diketahui.
(Pandey & Assmann 2004; Chen et al. 2006; Pandey et al. 2006).
GPCR-related protein (GCR2) mengikat ABA. G-protein dan second messanger : (PLD) phospholipase D; (PP2C) protein phosphatase 2C; (MAPK) mitogen-activated kinase; (SnRK) SNF1-related kinase; (PA) phosphatidic acid; (ROS) reactive oxygen species; (NO) nitric oxide.
Kesimpulan
Peranan fitohormon dalam pertumbuhan dan perkembangan pertumbuhan difasilitasi oleh reseptor hormon konsep dan sarana