You are on page 1of 15

BAB I PENDAHULUAN Ilmu negara adalah ilmu yang menyelidiki atau membicarakan negara ini telah nyata ditunjukkan

sendiri oleh namanya. Tetapi sebetulnya ilmu yang membicarakan negara itu masih ada ilmu-ilmu lainnya yang juga membicarakan negara. Adapun sistematik pembicaraan daripada buku ini adalah sebagai berikut : 1. Obyek ilmu negara. Disini yang dibicarakan adalah luas dari pada pembicaraan ilmu negara, tegasnya apakah yang menjadi obyek pembicaraannya. 2. Asal mula negara. Pembicaraan disini meliputi teori-teori (ajaran-ajaran, fahamfaham) mengenai bagaimanakah timbulnya negara itu, atau bagaimanakan terjadinya negara itu, maksudnya bagaimanakah perpindahan dari keadaan manusia di mana menreka itu hidup secara bebas, belum teratur ke keadaan bernegara, ke keadaan kehidupan manusia yang serba teratur. Dalam hal ini hanya akan kita bicarakan beberapa teori saja yang pokok-pokok. a. 1. 2. 3. 4. 5. b. 1. 2. 3. c. Teori-teori pada zaman Yunani Kuno, yang dikemukakan oleh : Socrates Plato Aristoteles Epicurus Zeno Sedang dari zaman Romawi Kuno, antara lain; Polybius Cicero Seneca Pada zaman pertengahan umurnya agak panjang dari abad ke V sampai

abad XV. Zamannya berbarengan degan timbul dan berkembangnya agama kristen. Ajaran zaman pertengahan ini berkembang dalam dua periode : 1. Zaman abad pertengahan sebelum perang salib abad ke V samapi abad ke VII.

2. Zaman abad pertengahan sesudah perang salib, dari abad ke XII sampai abad ke XV. d. Zaman Renaissanse, ini kira-kira pada abas XVI. Pada zaman ini terjadi perubahan-perubahan besar dalam ilmu pengetahuan terutama dalam ilmu kenegaraan. Perubahan ini terjadi karena pengaruh dari faham-faham yang ada pada zaman Yunani Kuno. e. Kaum monarkomaken (tokoh-tokohnya : Hotman, Brutus, buchaman, Mariana, bellarmin, Saures, Milton dan yang penting Althusius, yang ajarannya akanj kita bicarakan sebagai wakil daripada kaum Monarkomaken). f. g. h. Zaman berkembang Teori Hukum Alam. Ini terjadi pada abad ke XVII dan Zaman berkembangnya teori kekuatan (kekuasaanj). Teori ini berkembang Teori positivisme. Teori ini memrupakan reaksi terhadap teori-teori kelasik abad XVIII. pada permulaanj abad-abad modern. tradisional. 3. Teori-teori tentang hakekat negara. Pembicacaraan mengenai hakekat negara ini nanti tidak akan secara khusus dibicarakan tersendiri, melainkan akan dibicarakan saja sekaligus pada wkatu membicarakan ajaran daripada tiap-tiap sarjana. 4. Teori-teori tentang tujuan negara. Pembicaraan mengenai teori-teori tentang tujuan negara sama dengan nomor 3 diatas. 5. Teori legitimasi kekauasaan.pembicaraan kita di sini meliputi 3 (tiga) masalah pokok, ialah : a. b. c. Sumber kekuasaan Pemegang kekuasaan (kekuasaan tertentungg = kedaulatan) Pengesahan kekuasaan

6. Klasifikasi negara. Yang akan diajaran pada pengajaran ini adalah mengenai klasifikasi negara yang bersifat klasik tradisional dan yang bersifat modern. 7. Susunan negara 8. Negara demokrasi 9. Negara autokrasi modern.

BAB II OBJEK ILMU NEGARA

Ilmu yang membicarakan negara itu tidak saja ilmu negara, melainkan masih bayak ilmu-ilmu lainnya yang juga membicarakan negara. Yang mempunyai hubungan erat dengan ilmu negara adalah : 1. Hukum tatanegara 2. Hukum tatapemerintahan Disatu pihak yaitu hukum tatanegara dan hukum tatapemerintahan memandang obyeknya, yaitu negara, dari sifatnya atau pengertiannya yang konkrit artinya obyeknya itu sudah terikat pada tempat, keadaan dan waktu, jadi telah mempunyai ejektif yang tertentu, misalnya negara Republik Indonesia, Negara Inggris, Negara Jepang dan seterusnya. Negara dalam pengertian abastrak : 1. Asal mula negara 2. Hakekat negara 3. Bentuk-bentuk negara dan pemerintahan Secara garis-garis besar Georg Jellinek membuat sistematik sebagai berikut : Staatswissenschaft dalam pengertian yangb luas membagi dalam dua bagian : 1. Staatswissenschaft (dalam pengetian sempit) 2. Rchtswissenschaft. Kemudian Staatswissenschaft (dalam pengetian sempit) dibagi lagi dalam dua bagaian : a. Aligmeine staatslehre (= ilmu negara umum) b. Besondere staatslehre (= ilmu negara khusus) Kemudian Algemeine staatslehre ini masih dibagi dalam : 1. Algemeine soziale staatslehre. Ini menyelidiki negara sebagai gejala sosial, dan dapat disamakan misalnya dengan perkumpulan-perkeumplulan sosial. 2. Algemeine staatsrechtslehre, ini menyelidiki negara dari segi yuridis.

Sedangkan besondere staatslehre dibagi dalam ; 1. Individuelle staatslehre. Ini penyelidikannya ditujukan kepada suatu negara yang tertentu, yang konkrit, jadi misalnya Negara Indonesia, Negara Inggris, dan sebagainya. 2. Spezielle staatslehre. Ini penyelidikannya ditujukan kepada negara dalam pengertian umum yang umum dan kemudian dari negara dalam pengertian yang umum, dan kemudian dari negara dalam pengertian yang umum yang dipelajari lebih lanjut ialah suatu lembaga kenegaraan yang khusus, spesial, misalnya mempelajari badan perwakilannya. Sedangkan kalau ilmu negara itu sifatnya lebih mendekati ilmu negara yang spezielle dalam sistematik Georg Jellinek. Dalam arti bahwa yang diselidiki, yang dipelajari atau yang dibicarakan adalah neagra dalam pengertian umum. Jadi pertama-tama harus mengetahui terlebih dahulu apa yang dinamakan negara itu, hakekatnya apa, danb bagaimana terjadinya negara itu.

BAB III ASAL MULA NEGARA

Menurut sejarah kenegaraan, terjadi mula-mula pada bangsa Yunani Kuno dalam abad ke V SM yaitu di Athena. Jadi bangsa Yunani Kuno-lah yang pertama-tama memulai mengadakan pemikiran tentang negara dan hukum, dus kebebasan berpikir dan mengeluarkan pendapat secara kritis dan jujur dimulai pada bangsa Yunani Kuno. Kalau demikian apakah kiranya yang menyebabkan adalah keadaan demikian itu ? banyak faktorfaktor yang mempengaruhinya. Yaitu : 1. 2. Adanya sifat agama yang tidak mengenal ajaran Tuhan yang ditetapkan Keadaan geografis negara tersebut yang menjurus kepada pandangan dan sebagai kaidah (kanon) perantauan sehingga bangsa Yunani sempat bertemu dan bertukar pikiran dengan bangsa-bangsa lain. 3. 4. 5. Bentuk negaranya, yaitu Republik-Demokrasi, sehingga rakyat memerintah Kesadaran bangsa Yunani sebagai suatu kesatuan. Semuanya itu (nomor 1 sampai 4) menjadikan orang-orang bangsa Yunani sedikit dengan tanggungjawab sendiri.

sebagai orang-orang akhli pikir dan bernegara. Jadi dengan demikian verpikir secara filosofis dan kritis sudah dimulai pada zaman Yunani Kuno, yaitu Milete salah satu Kota di Yunani. Tetapi pada waktu itu yang berkembang adalah filsafat Barat, dan perhatinnya pada mulanya ditujukan semata-mata kepada kosmos, pada bentuk dan susunan alam semesta. Sedangkan sekarang perhatian itu ditujukan ada masyarakat manusia dan segala sesuatu yang berhubungan dengan itu.

A. Zaman Yunani Kuno 1. Socrates. Meninggal pada tahun 399 SM Menurut Socrates negara bukanlah semata-mata merupakan suatu keharusan yang bersifat objektif, yang asal mulanya berpangkal pada pekerti manusia. Sedang tugas negara adalah menciptakan hukum, yang harus dilakukan oleh para pemimpin, atau pada penguasa yang dipilih secara saksama oleh rakyat. Bentuk negara negara Yunani Kuno adalah sautu polis. Polis berasal dari sautu benteng dibawah bukit yang sangat kuat dimana didalamnya masyarakat hiudp dengan aman dan tentram, siring perkembangannya benteng ini semakin meluas dan terciptalah polis dan menjdai bentuk negara Yunai. Dengan demikian maka dapatlah kita mengerti mengapa pada zaman Yunani Kuno dapat dilaksankan pemerintahan secara demokrasi. 1. 2. 3. Negara Yunani pada waktu itu masih kecil, masih merupakan apa Persoalan didalam negara dahulu itu tidaklah seruwet dan berbelitSetiap warganegara (kecuali masih bayi, sakit ingatan dan budakyang disebut polis atau city state, negara kota. belit seperti sekarang ini, lagi pula jumlah warga negaranya masih sedikit. budak belian) adalah negara minded, dan selalu memikirkan tentang penguasa negara, cara memerintah dan sebagainya. 2. Plato Plato adalah murid terbesar dari Socrates. Ia hidup pada tahun 429 sampai dengan 347 SM. Pada tahun 389 ia membuka sekolah filsafat di Athena diberi nama Academia. Plato adalah pencipta daripada ajaran alam alam-cita (ideenleer), dan oleh karena itu kemudian filsafatnya disebut idealisme. Menurut ajaran Plato, maka hakekat kebenaran itu terdapat didalam idea manusia. Plato juga mengadakan penggolongan orang-orang yang ada didalam negara itu atas tiga golongan. Ini berhubungan dengan pendapatnya mengenai asal mula negara, yaitu bahwa negara terjadi karena adanya kebutuhan dan keinginan

manusia yang beraneka macam yang tidak mungkin dipenuhi tanpa orang itu mengadakan kerjasama. Dari sini lalu ditarik persamaannya antara sifat-sifat manusia yang menghasilkan tiga macam sifat yaitu; 1. 2. 3. Sifat kepandaian (pikiran) Sifat keberanian Sifat akan adanya kebutuhan yang beraneka macam.

Tiga sifat inilah yang menghadilkan atau mengakibatkan timbulnya tiga golongan orang-orang didalam khayalan Plato, yaitu : 1. Golongan penguasa,. Ini adalah golongan yang memerintah, yang mana golongan ini hendaknya dari orang-orang yang pandai, ahli-ahli pikir dan ahli-ahli filsafat. 2. 3. Golongan tentara, ini adalah golongan yang menjaga keselamatan negara. golongan pengusha, atyau pekerja, ini adalah golongan yang bertugas memenuhi kebutuhan-kebutuhan benda atau material daripada orangorang yang hidup di dalam negara. 3. Aristotels Aristoteles adalah murid terbesar daripada Plato. Ia hidup tahuan 384-322 SM. Ia adalah putera dari nicomachus, seroang tabib pribasi pada istana raja Macedonia. Pada waktu ia berusia 17 tahun, ia pergi ke Athena dan menjadi murid Plato. Dalam bukunya Politica, Aristoteles mengatakan bahwa negara itu merupakan suatu persekutuan yang mempunyai tujuan tertentu. Cara berpikirnya yang bersifat analysis dalam bukunya dilanjutkan dalam bukunya politica untuk dapat menerangkan asal mula dan perkembagan negara. Kriteria dalam menguraikan bentuk-bentuk neagra ada dua hal, yaitu ; 1. 2. Jumlah orang yang memegang pemerintahan. Sifat atau tujuan pemerintahan.

Berdasarkan dua kriteria diatas, maka menurut Aristoteles bentuk-bentuk negara adalah sebagai berikut : 1. Negara di mana pemerintahnnya hanya dipegang oleh satu orang saja, jadi kekuasaan itu hanya terpusat pada satu tangan, ini dibedakan berdasarkan sifatnya. 2. negara di mana pemerintahnya itu dipegang oleh beberapa orang, jadi segolongan kecil saja. 3. negara dimana pemerintahnnya itu dipegang oleh rakyat, ini yang dimaksud bahwa yang memegang pemerintahan itu pada prinsipnya adalah rakyat sendiri, setidaknya oleh segolongan besar daripada rakyat. 4. Epicurus Berlainan dengan keadaan pada waktu hidupnya Aristoteles, yaitu ketika sedang jaya-jayanya kerajaan dunis dari raja Alexander yang Agung, maka Epicurus hidup (tahun 324-271 SM). Ketika kerajaan dunis dari raja Alexander yang Agung terjatuh, setelah Alexander yang Agung wafat pada tahun 323 SM. Sebagai akibatnya negara Yunani terpecah belah. Keadaan ini nanti akan berlangusng terus sampai negara Yunani itu menjadi bagian dari kerajaan Romawi. Jadi Epicurus adalah pencipta dari[ada ajara individualisme, yang menganggap bawa elemen atau abgian yang terpenting bukanlah negara atau masyarakat, seperti dalam Universalisme nya Aristotels, tetapi elemen atau abgian yang terpenting adalah individu itu sendiri sebagai anggapan masyarakat. Negara menurut Epicurus adalah merupakan hasil daropada perbuatan manusia, yang diciptakan untuk menyelenggaran kepentingan anggota-anggotanya. Sedangkan tujuan negara adalah menyelenggarakan ketertiban dan keamanan, dan utuk terselenggaranya ini orang harus menundukkan diri kepada pemerintah yang bagaimanapun bentuk dan sifatnya.

5.

Zeno Madzhab filsafat yang kedua dari zaman Yunani sebelumnya negara itu

ditaklukkan oleh Romawi adalah Madzhab filsafat kaum Stoa atau Stoicin. Tokohnya adalah Zeno. Dinamakan Stoa karena Zeno selalu memberikan pelajaran di lorong-lorong yang banyak tonggak temboknya atau Stoa. Kaum Stoa dengan ajarannya yang bersifat Universalistis, sebenarnya ingin mengajarkan bahwa orang itu harus menyesuaikan diri denmgan susunan dunia internasional dan dengan demikian praktis mematikan alam pikiran demokrasi. B. Zaman Romawi Kuno Adapun perbedaaan antara bangsa Romawi dan bangsa Yunani kuno adalah sebagai berikut : 1. Pada zaman Romawi ilmu pengetahuan tidak dapat berkembang dengan pesat. Hal ini disebabkan karena bangsa Romawi adalah bangsa yang lebih mentik beratkan soal-soal prakti dari pada berpiki secara teoritis sedangkan bangsa Yunani lebih merupakan orang-orang yang suka berpikir, juga berpikir tentang negara hukum. 2. Kerajaan Romawi dimulai dari keadaan yang terpecah belah, tetapi yang kemudian muncul setelah melalui peperangan, keadaan di Romawi mengalami perubahan-perubahan. Sedangkan zaman Yunani negara dimulai dengan kesatuan nasional yang kompak, tetapi akhirnya jatuh karena neagra terpecah belah, yang tidak dapat dikuasasi lagi untuk dipersatukan kembali. 1. Polybius

Polybius itu sebetulnya adalah ahli sejarah yang berkembangsaan Yunani. Karena menurut Polybius bentuk negara atau pemerintahan yang satu sebenarnya adalah

merupakan akibat daripada bentuk negara yang lain, yang telah langsung mendahuluinya. Menurut Polybius, dimana-mana bentuk monarki adalah mearupakan bentuk yang tertua, yang didirikan atas kekuasaan dari rakyat yang maerupakan kesatuan dengan kecendrungan yang berdasarkan alam. 2. Cicero Cicero adalah seorang ahli pikir terbesar tentang negara dan hukum dari bangsa Romawi. Ia hidup pada tahun 106-43 SM. Negara menurut Cicero adanya itu adalah merupakan suatu keharusan dan yang harus didasarkan atas ratio manusia. Ajaran cicero sebetulnya meniru dan disesuaikan dengan ajaran kaum Stoa. Mengenai pendapat tentang hukuym, Cicero menga takan bahwa hukum yang baik adalah hukum yang didasarkanb atas ratio yang murni tadi, dan oleh karena itu hukum positif harus berdasarkan atas dalil-dalil atau azas-azas hukum alam kodrat, (= ratio yang murni), jika tidak demikian maka hukum positif tersebut tidak mempunyai kekuatan mengikat. 3. Seneca Seneca yang pernah menjadi guru kaisar Nero, ia meninggal pada tahun 65 sesudah Masehi. Pada waktu hidupnya Romawi telah mengalami kegobrokan. Setelah jatuhnya Romawi, maka sejarah pemikiran tentang negara dan hukum memasuki abad pertengah. Pemikiran tetang negara dan hukum pada zaman abad pertengah ii tidak secara langusng dikuasai oleh masalah-masalah keduniawian, tertama yang berhubungan dengan kepentingan-kepentingan materiel, dan bukan lagi dari sudut filsafat, melainkan ditinjau dari segi ke-Tuhanan dari segi agama. C. Zaman Abad Pertengahan 1. Augustinus Augustinus hidup pada tahun 354-430. ia adalah seorang Kristyen. Di dalam bukunya pengakuan ia telah menulis riwayat hidup sendiri. Pada waktu

hidupnya ia mengalami kebobbrokan masyarakat yang disebabkan banyaknya pertentangan-pertentangan yang timbul, terutama pertentangan antara orang-orang yang menganut Kristen dengan orang-orang yang tak beragama. Peristiwa tersebut diatas menjadi alasan kuat bagi Augustunis untuk menulis bukunya di berinama De Civita te Dei, tentang Negara Tuhan. Isi pokok dari pada bukuinya tersebut ditujukan untuk mengadakan pembelaan terhadap agama Kristen, serta berisi suatu polemik antara penganut-penganut agama kristen dengan orang-orang tak beragama. Dalam buku tersebut Augustinus menyebutkan adanya dua macam negara, yaitu : 1. 2. 2. Civitas Dei, atau Negara Tuhan Civitas Terrena, atau Diaboli, atau negara Iblis, atau Negara Duniawi. Thomas aquinas Thomas Aquinas hidup pada tahun 1225 1274. alam pikirannya tentang negara hukum dapatdikemukakan dalam bukunya De Regimine Principum atau tentang pemerintahan raja-raja, dan dalam bukunya yang lain yang diberi nama Summa Theologica, atau Pelajaran tentang ke Tuhanan. Tentang bentuk daripada pemerintahan ajaran Thomas Aquinas pun banyak terpengaruh oleh ajaran Aristoteles. Menurut pendapatnya ada tiga kemungkinan bentuk dari[ada pemerintahan suatu negara, yang masing-masing itu kemudian dibedakan lebih lanjut menurut sifat pemerintahan ialah. 1. 2. 3. demokrasi. Pemerintahan oleh satu orang. Ini yang baik disebut monarki, yang Pemerintahan oleh beberapa orang. Ini yang baik disebut Pemerintahan oleh seluruh rakyat. Ini yang baik disebut polkiteia, jelek disebut tyranni. aristokrasi yang jelek disebut oligarki. ini kalau menurut aristotels disebut republik konstitusionil, yang jelek disebut

3.

Marsilius

Marsilius masa hidupnya pada tahun 1270-1340. Ia adalah seorang tokoh terbeasar dari aliaran filsafat nominalist, bersama-sama rekan-rekannya William Occam yang hidup pada tahun 1280-1317. dengan demikian sikap mereka adalah bahwa hal-hal yang bersifat khusus itu adalah yang dinilai tinggi, sedagkan hal-hal yang bersifat umum itu hanya merupakan abstrasi daripada pikiran saja. Marcilius adalah ahli pikir tentang negara dan hukum Franciscan, ia sekitar tahuan 1324 menerbitkan bukunya yang sangat terkenal, yang dinamakan Defesor Pacis (= pemebela perdamaian). Mengenai ajarannya tentang kenegaraan, Marcilius sangat dipengaruhi oleh ajaran Aristoteles. Neagra adalah suatu badan dan organisme yang mempunyai dasar-dasar hidup dan mempunyai tujuan tertinggi, yaitu menyelenggarakan dan mempertahankan perdamaian. Dengan demikian marsilius bersama-sama dengan dante adalah yang pertama memberikan tujuan tersendiri pada negara. D. Zaman Renaissance 1. Niccolo Marchiavelli Niccolo Marchiavelli dilahirkan di Florence. Ia hidup pada tahun 1469-1527. ajarannya tentang negara dan hukum ditulis dalam bukunya yang sangat terkenal yang diberinama II Principe artinya Sang Raja atau buku Pelajaran untuk Raja. Tujuan negara menurut Marchiavelli adalah sangat berbeda dengan ajaran-ajaran yang telah terdahulu, yaitu untuk mencapai kesempurnaan seperti yang diajarkan oleh sarjana-sarjana zaman abad pertengahan. Sesuai dengan sifat realitisnya Niccolo Marchiavelli mengatakan bahwa negara itu ada untuk kepentingan negara itu sendiri, dan seharusnya negara mengajarkan tujuan dan akepentingannnya sendiri dengan cara yang dianggap paling tepat. 2. Thomas Mous

Thomas Mous dilahirkan di London. Ia hidup pada tahun 1478-1535. ayahnya seorang hakim. Ia juga seorang pengacara raja Henry VIII dan di hukum mati pada

tahun 1535 oleh sang Raja karena ia tidak mau menyetujui perceraian raja dengan permaisuri. Thomas Morus membuat sebuah buku Utopia Roman Kerajaan, walaupun buku tersebut berisikan tentang roman, akan tetapi didalamnya banyak mengajarkan tentang kehidupan pemerintahan diamana didalam suatu pemerintahan negara banyak orang yang berkedok lain demi pendekatan pada sang Raja. Namun pengajarannya tentang kenegaraan sangatb menarik sama halnya dengan Plato dan Aristoteles. 3. Jean Bodin

Jean Bodin adalah seorang ahli pemikir besar tenbtang negara dan hukum dari negara perancis, yang banyak juga dipengaruihi oleh keadaan pada zaman Renaissancce. Ia hidup pada tahun 1540-1596. Ia adalah seoranga realistis seperti hanya dengan niccolo Marchiavelli. Ia hidup dalam suasama sistem pemerintahan absolutisme dibawah kekuasaan henri IV. Perlu diingat bahwa sesungguhnya tentang pengertian kedaulatan itu dalam sejarah pemikiran tentang negara dan hukum belum pernah mendapatkan kesatuan pendapat. Dalam arti bahwa masing-masing sarjana memberikan perumusan pengertian kedaulatan menurut pendapatnya sendiri-sendiri. Menurut jean bodin kedaulatan itu adalah : kekuasaan tertinggi untuk membuat hukum di dalam suatu negara, yang sifatnya : 1. Tunggal. Ini berarti bahwa hanya negaralah yang memiliki, jadi di dalam negara itu tidak ada kekuasaan lainnya lagi yang berhak menentukan atau membuat undang-undang, atau hukum. 2. Asli. Ini berarti bahwa kekuasaan itu tidak berasal dari kekuasaan lain. 3. Abdi. Ini berarti adanya abdi. 4. Tidak dibagi-bagi. Ini berartibahwa kedaulatan itu tidak dapat diserahkan kepada orang atau badan lain, baik sebagian maupun seluruhya. bahwa yang mempunyai kekuasaan tertinggi atau kedaulatan itu adalah negara, yang menurut pendapat Jean Bodin negara itu

RESUME ILMU NEGARA

OLEH ARIF BUDIMAN B1A106016

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BENGKULU

2011

You might also like