You are on page 1of 11

BERAT JENIS I.

Tujuan Percobaan Menentukan berat jenis larutan dengan piknometer dan areometer Menentukan berat jenis padatan dengan menggunakan piknometer Mengenal factor-faktor yang dapat mempengaruhi berat jenis II. Perincian Kerja Menentukan berat jenis etanol dengan piknometer dan aerometer Menentukan berat jenis padatan (pasir) dengan piknometer III. Alat dan Bahan A. Alat yang digunakan Piknometer Aerometer Gelas kimia Gelas ukur Pipet Pasteur Thermometer 0 100 C B. Bahan yang digunakan Etanol 95% Pasir kwarsa Aquadest IV. Dasar Teori 25 ml 0,7 - 0,9 250 ml 250 ml

Berat jenis (bilangan murni tanpa dimensi) adalah perbandingan berat zat terhadap air volume yang sama ditimbang di udara pada suhu yang sama. Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat dibanding dengan volume zat pada suhu tertentu (Biasanya 25oC). Bentuk persamaannya dalah sebagai berikut:

Berat jenis

atau

Satuan dari berat jenis adalah

, atau

Berat jenis adalah bilangan murni atau tanpa dimensi, yang dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus yang cocok. Berat jenis untuk penggunaan praktis lebih sering didefinisikan sebagai perbandingan massa dari suatu zat terhadap massa sejumlah volume air pada suhu 40C atau temperatur lain yang telah ditentukan. Pengujian berat jenis dilakukan untuk menentukan 3 macam bobot jenis yaitu: 1. Bobot jenis sejati Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk rongga yang terbuka dan tertutup. 2. Bobot jenis nyata Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk pori/lubang terbuka, tetapi termasuk pori yang tertutup. 3. Bobot jenis efektif Massa parikel dibagi volume partikel termausk pori yang tebuka dan tertutup. Berat jenis mempunyai harga konstan pada suatu temperature tertentu dan tidak bergantung pada jumlah bahan cuplikan. Adapun beberapa alat yang dapat digunakan untuk menentukan berat jenis yaitu aerometer, piknometer, dan neraca whetsphaal. Menentukan berat jenis zat Metode Piknometer. Pinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan rungan yang ditempati cairan tersebut. Ketelitian metode piknometer akan bertambah sampai suatu optimum tertentu dengan bertambahnya volume piknometer. Optimun ini terletak sekitar isi ruang 30 ml. Ada dua tipe piknometer, yaitu tipe botol dan tipe pipet . Berat jenis suatu zat dapat dihitung dengan mengukur secara langsung berat zat dalam piknometer (dengan menimbang) dan volume zat (ditentukan dengan piknometer). Berat jenis zat cair dapat ditentukan dengan: Berat jenis zat cair dalam piknometer = (berat piknometer + zat cair) berat piknometer kosong. Volume zat cair = volume piknometer. Volume piknometer ditentukan dengan menggunakan zat cair lain yang telah diketahui berat jenisnya. Volume zat padat yang bentuknya tidak beraturan dapat ditentukan secara langsung dengan menggunakan piknometer. Bila volume dan berat zat padat tersebut diketahui maka dapat diketahui berat jenisnya. Berat jenis zat padat dengan bentuk yang tidak beraturan dapat ditentukan dengan:

Volume zat piknometer = volume piknometer volume zat cair Berat jenis relative (berat jenis spesifik) adalah perbandingan antara berat jenis zat pada suhu tertentu. Berat jenis relative tidak mempunyai satuan. Berat jenis relative akan ssama dengan berat jenis absolute bila sebagai pembandingnya adalah air pada suhu 4 Neraca Mohr Westphal dipakai untuk mengukur bobot jenis zat cair. Terdiri atas dua dengan sepuluh buah lekuk untuk menggantungkan anting, pada ujung lekuk yang ke 10 tergantung sebuah benda celup C terbuat dari gelas (kaca) pejal (tidak berongga), ada yang dalam benda celup dilengkapi dengan sebuah thermometer kecil untuk mengetahui susu cairan yang diukur massa jenisnya, neraca seimbang jika ujum jarum D tepat pada jarum T . Densimeter merupakan alat untuk mengukur massa jenis (densitas) zat cair secara langsung. Angka-angka yang tertera pada tangkai berskala secara langsung menyatakan massa jenis zat cair yang permukaannya tepat pada angka yang tertera. Penentuan berat jenis zat cair dengan areometer Penentuan berat jenis dengan areometer berdasarkan pada prinsip Archimedes. Setiap benda yang dicelupkan ke dalam suatu cairan akan mengalami gaya angkat yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan karena adanya benda tersebut. Areometer berbentuk sebuah silinder yang berlubang. Agar areometer dapat tercelup dengan posisi yang tepat (skala tercelup daam cairan), maka areometer disi dengan butir-butir Pb atau timbal. Skala-skala pada areometer menunjukkan berat jenis cairan. Semakin kecil berat jenis cairan, areometer akan tercelup semakin dalam. Karena itu skala pada areometer menunjukkan angka yang semakin besar dari atas ke bawah. Penggunaan berat jenis Berat jenis dapat digunakan dalan berbagai hal untuk menentukan suatu zat antara lain: Menentukan kemurnian suatu zat Mengenal keadaan suatu zat Menunjukkan kepekaan larutan Selain karena angkanya yang mudah diingat dan mudah dipakai untuk menghitung massa jenis air, dipakai perbandingan utnuk rumus kedua menghitung massa jenis atau dinamakan massa jenis relative. Rumus massa jenis relative = massa bahan / massa air yang volumenya sama. Dalam beberapa kasus massa jenis dinyatakan sebagai specific gravity atau massa jenis

relative.

Massa

jenis

relatif

adalah

nilai

perbandingan

massa

jenis.

Kegunaannya untuk mengetahui massa jenis zat. Massa jenis relatif tidak mempunyai satuan. Massa jenis merupakan besaran turunan dari massa dan volume dalam praktiknya pengukuran volume biasanya kurang teliti dibandingkan dengan pengukuran massa. Oleh karenanya, untuk lebih teliti dalam menentukan massa jenis dapat dilakukan dengan mengukur massanya saja dengan massa jenis air. Karena massa jenis air merupakan bilangan yang mudah diingat, yaitu 1 g/cm3 atau 1.000 kg/m3, dengan demikian untuk mengetahui massa jenis relatif suatu zat selalu akan menggunakan perbandingan massa jenis zat dengan bilangan 1 g/cm3 atau 1.000 kg/m3.

Ingat bahwa sehingga

Massa jenis relatif = massa jenis bahan/massa jenis air massa jenis bahan = massa jenis relatif x massa jenis air

Umumnya digunakan untuk menyatakan massa jenis beberapa zat seperti air dan udara. Zat cair memiliki sifat-sifat yang unik berbeda dengan jenis zat yang lain. Dibawah ini merupakan penjelasan dasar mengenai Hukum Archimedes. Bunyi Hukum Archimedes Benda yang dicelupkan atau dimasukan sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu cairan akan mendapatkan gaya keatas sebesar zat cair yang yang didesak oleh benda yang dicelupkan atau dimasukan tadi. Air termasuk salah satu zat cair, beberapa benda padat jika dimasukan ke dalam air akan mengalami peristiwa yang berbeda-beda, diantaranya: a. Tenggelam. Benda dikatakan tenggelam jika benda tersebut turun sampai ke dasar air karena berat jenis benda lebih besar dari berat jenis air. Seperti batu, besi dan tanah. b. Terapung Benda dikatakan terapung jika benda itu berada diatas permukaan air karena berat jenis lebih kecil daripada berat jenis air. Seperti gabus, kayu, kapal laut. c. Melayang Benda dikatakan melayang jika benda itu berada diantara permukaan dan dasar air karena berat jenis benda sama dengan berat jenis air. Seperti kapal selam, penyelam dan telur ayam yang melayang dalam air garam.

V. Hasil dan Pembahasan 1. Penentuan berat jenis zat cair (etanol) dengan aerometer Prosedur kerja: Masukkan ke dalam gelas ukur 250 ml suatu zat cair yang akan ditentukan pada suhu 32 dan tambahkan aquadest Masukkan secara hati-hati aerometer ke dalam gelas ukur Baca skala pada aerometer Catat berat jenis zat cair tersebut Data hasil percobaan: Berat jenis etanol pada suhu 32 Berat jenis etanol 10 ml + aquadest = 0,80 Konsentrasi (%) etanol 10 ml: 10 ml % etanol = % etanol = 9,6% Berat jenis etanol 13 ml + aquadest = 0,83 Konsentrasi (%) etanol 13 ml: 13 ml % etanol = % etanol = 12,48% Berat jenis etanol 16 ml + aquadest = 0,86 Konsentrasi (%) etanol 16 ml: 16 ml % etanol = % etanol = 15,36% Berat jenis etanol 19 ml + aquadest = 0,89 Konsentrasi (%) etanol 19 ml: 19 ml % etanol = % etanol = 18,24%

Adapun data berikutnya dapat dilihat pada table di bawah ini. Table Berat Jenis Etanol dengan Berbagai Konsentrasi No. 1. 2. 3. 4. Konsentrasi (%) 9,6% 12,48% 15,36% 18,24% Berat Jenis ( 0,80 gr 0,83 gr 0,86 gr 0,89 gr )

Grafik Hubungan Antara Konsentrasi dan Berat Jenis

Pembahasan Dari data pada tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi etanol dalam aquadest, maka semakin tinggi pula densitas atau berat jenis etanol tersebut. Hal ini karena semakin besar volume etanol yang digunakan maka semakin besar pula konsentrasi etanol yang kemudian akan mempengaruhi berat jenisnya. Dalam percobaan kali ini, etanol diukur menggunakan areometer dengan berbagai tingkat volume, yaitu 10 ml, 13 ml, 16 ml, dan 19 ml. Semakin besar volume etanol yg digunakan, maka konsentrasinya pun akan semakin besar. Karena dalam hal ini, volume berbanding lurus dengan konsentrasi. Semakin besar konsentrasi suatu zat, maka semakin besar pula berat jenis zat tersebut.

Berat jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat dibanding dengan volume zat pada suhu tertentu (biasanya pada suhu 25C). Berat jenis didefenisikan sebagai perbandingan kerapatan suatu zat terhadap kerapatan air. Harga kedua zat itu ditentukan pada temperatur yang sama. Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat dengan massa jenis air murni. Air murni bermassa jenis 1 g/cm atau 1000 kg/m. Berat jenis merupakan bilangan murni tanpa dimensi (Berat jenis tidak memiliki satuan), dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus yang cocok. Terdapat dua alat yang digunakan dalam percobaan kali ini yaitu areometer dan piknometer. Piknometer digunakan untuk mencari berat jenis zat cair maupun padat sedangkan areometer digunakan untuk menentukan berat jenis zat cair saja. Piknometer biasanya terbuat dari kaca untuk erlenmeyer kecil dengan kapasitas antara 10ml-50ml. Areometer berbentuk sebuah silinder yang berlubang dan untuk dapat tercelup dengan posisi yang tepat, maka areometer ini diisi oleh butiran-butiran timbal. Bila alat ini dicelupkan dalam cairan yang akan diuji, maka angka menunjukkan berat jenis zat tersebut. Semakin kecil berat jenis cairan, areometer akan tercelup semakin dalam. Oleh karena itu skala pada areometer menunjukkan angka yang semakin besar dari atas ke bawah. Untuk melakukan percobaan penetapan berat jenis dengan piknometer, piknometer dibersihkan dengan menggunakan aquadest, kemudian dibilas dengan alkohol untuk mempercepat pengeringan piknometer kosong tadi. Pembilasan dilakukan untuk menghilangkan sisa dari permbersihan, karena biasanya pencucian meninggalkan tetesan pada dinding alat yang dibersihkan, sehinggga dapat mempengaruhi hasil penimbangan piknometer kosong, yang akhirnya juga mempengaruhi nilai berat jenis sampel. Pemakaian alkohol sebagai pembilas memiliki sifat-sifat yang baik seperti mudah mengalir, mudah menguap dan bersifat antiseptikum. Jadi sisa-sisa yang tidak diinginkan dapat hilang dengan baik, baik yang ada di luar, maupun yang ada di dalam piknometer itu sendiri. Setelah dibersihkan, piknometer ditimbang pada timbangan analitik dalam keadaan kosong. Setelah ditimbang kosong, piknometer lalu diisikan dengan sampel mulai dengan aquadest, sebagai pembanding nantinya dengan sampel yang lain (dalam hal ini adalah pasir kwarsa). Pengisiannya harus melalui bagian dinding dalam dari piknometer untuk menghindari terjadinya gelembung udara. Akhirnya piknometer yang berisi sampel ditimbang. Dari percobaan ini diketahui bahwa berat jenis dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi berat jenis suatu zat adalah :

1. Temperatur, dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat menguap sehingga dapat mempengaruhi bobot jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung bobot jenisnya. Oleh karena itu, digunakan suhu dimana biasanya senyawa stabil, yaitu pada suhu 25oC (suhu kamar). 2. Massa zat, jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan bobot jenisnya juga menjadi lebih besar. 3. Volume zat, jika volume zat besar maka bobot jenisnya akan berpengaruh tergantung pula dari massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, bobot molekulnya serta kekentalan dari suatu zat dapat mempengaruhi bobot jenisnya. 4. Kekentalan/viskositas sutau zat dapat juga mempengaruhi berat jenisnya. Hal ini dapat dilihat dari rumus : V = kxdxt Dari rumus tersebut, viskositas berbanding lurus dengan berat jenis (d). Jadi semakin besar viksositas suatu zat maka semakin besar pula berat jenisnya. 2. Penentuan berat jenis padatan (pasir kwarsa) dengan piknometer Prosedur kerja: Penentuan volume piknometer Timbang piknometer kosong, bersih dan kering a gram Isi piknometer dengan aquadest pada suhu 32 C yang telah diketahui berat jenisnya Timbang piknometer yang berisi aquadest pada suhu 32 C b gram Hitung berat air aquadest pada suhu 32 C (b a) gram Hitung volume air aquadest Volume air = volume piknometer Ulangi percobaan Timbang piknometer kosong, bersih, dan kering yang telah ditentukan volumenya e gram Isi piknometer dengan zat padat sampai separuh dari piknometer terisi zat padat Timbang piknometer yang berisi zat padat f gram ml

Penentuan berat jenis padatan (pasir kwarsa) dengan piknometer

Tambahkan ke dalam piknometer berisi zat padat suatu zat cair pada suhu 32 C yang telah diketahui berat jenisnya. Timbang piknometer berisi zat padat dan zat cair tepat pada suhu 32 C g gram Hitung volume zat padat Berat zat cair = (g f) gram Volume zat cair =
( )

Volume zat padat = volume piknometer volume zat cair = Hitung berat zat padat Berat zat padat = (f e) gram Hitung berat jenis zat padat Berat jenis zat padat =

Ulangi percobaan

Data hasil percobaan: Kalibrasi piknometer pada suhu 32 literatur) = 0,99502 Berat piknometer kosong = 33,536 gr Berat piknometer + air = 58,557 gr Berat air = 58,557 gr 33,536 gr = 25,021 gr Volume air = volume piknometer = = = 25,146 (berdasarkan tabel berat jenis absolut air dalam

a. Pasir kwarsa 1 Berat piknometer kosong = 33,544 gr Berat piknometer + pasir kwarsa = 33,945 gr

Berat pasir kwarsa = 33,945 gr 33,544 gr = 0,401 gr Berat piknometer + pasir kwarsa + air = 58,799 gr Berat air = 58,799 gr 33,945 gr = 24,854 gr Volume air = = 24,978 gr

b. Pasir kwarsa 2 Berat piknometer kosong = 33,569 gr Berat piknometer + pasir kwarsa = 33,994 gr Berat pasir kwarsa = 33,994 gr 33,569 gr = 0,425 gr Berat piknometer + pasir kwarsa + air = 58,862 gr Berat air = 58,862 gr 33,994 gr = 24,868 gr Volume air = = 24,992 gr

c. Pasir kwarsa 3 Berat piknometer kosong = 33,524 gr Berat piknometer + pasir kwarsa = 34,238 gr Berat pasir kwarsa = 34,238 gr 33,524 gr = 0,714 gr Berat piknometer + pasir kwarsa + air = 58,997 gr Berat air = 58,997 gr 34,238 gr = 24,759 gr Volume air = = 24,883 gr

d. Pasir kwarsa 4 Berat piknometer kosong = 33,509 gr Berat piknometer + pasir kwarsa = 33,836 gr Berat pasir kwarsa = 33,836 gr 33,509 gr = 0,327 gr Berat piknometer + pasir kwarsa + air = 58,492 gr Berat air = 58,492 gr 33,836 gr = 24,656 gr Volume air = = 24,779 gr

VI. Kesimpulan A. Kesimpulan Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa: 1. Semakin besar konsentrasi suatu zat, maka makin besar pula berat jenis zat tersebut. 2. Berat jenis dipengaruhi oleh suhu dan komposisinya.

3. Piknometer dapat digunakan untuk zat berbentuk cair maupun padat, sedangkan aerometer hanya dapat digunakan untuk zat yang berbentuk cair saja. B. Saran Sebaiknya, pengukuran berat jenis setiap sampel dilakukan dengan temperature yang berbeda untuk dapat membuktikan bahwa berat jenis mempunyai harga konstan pada suatu temperature tertentu. Selain itu, sampel yang digunakan harusnya lebih bervariasi sehingga data yang diperoleh lebih rinci lagi.

You might also like