You are on page 1of 10

TRANSPERSONAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Aliran Psikologi Dosen Pengampu : Drs. Zaenal Abidin, M.Si

KELOMPOK 8
ADZMI KHOIRUNNISA DIKA RESTY TRI A INDRARINI WAHYUNINGTYAS MEIRNA FATKHAWATI OKKY MEGA DHATU SITI ALFI KARIMAH SUBEKTI DWI LESTARI SUMAYYAH (15010111130048) (15010111130094) (15010111130046) (15010111140136) (15010111140148) (15010111140126) (15010111120016) (15010111130098)

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

2011

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Transpersonal. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah dan Aliran Psikologi. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Semarang, 18 September 2011

Penyusun

ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI... BAB I. PENDAHULUAN. ii iii 1
1 1
B. Rumusan Masalah 2 C. Tujuan..

A. Latar Belakang Masalah.

3
3 3

BAB II. PEMBAHASAN..

4 A. Pengertian Psikologi Transpersonal.

7 B. Sejarah Psikologi Transpersonal..


7 C. Cabang Psikologi Transpersonal.

BAB III. PENUTUP..

9 A. Kesimpulan.
B. Saran.

DAFTAR PUSTAKA...

iii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian psikologi transpersonal ? 2. Bagaimana sejarah psikologi transpersonal ? 3. Apa saja cabang psikologi transpersonal ? C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui pengertian psikologi transpersonal 2. Untuk mengetahui sejarah psikologi transpersonal 3. Untuk mengetahui cabang psikologi transpersonal

iv

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi Transpersonal Secara etimologi, transpersonal sendiri berasal dari kata trans dan personal. Trans artinya di atas (beyond, over) dan personal adalah diri. Sehingga dapatlah dikatakan bahwa transpersonal membahas atau mengkaji pengalaman di luar atau batas diri, seperti halnya pengalaman-pengalaman spiritual. B. Sejarah Psikologi Transpersonal
Psikologi Transpersonal dikembangkan pertama kali oleh para ahli yang sebelumnya mengkaji secara mendalam bidang humanistik seperti Abraham Maslow, C.G. Jung, Victor Frankl, Antony Sutich, Charles Tart dan lainnya. Dengan melihat dari para tokoh awalnya maka dapat diketahui bahwa psikologi transpersonal merupakan turunan langsung dari psikologi humanistik. Yang membedakan antara psikologi humanistik dan psikologi transpersonal adalah didalam psikologi transpersonal lebih menggali kemampuan manusia dalam dunia spiritual, pengalaman puncak, dan mistisme yang dialami manusia. Beberapa kalangan berpendapat bahwa bidang spiritualitas dan kebatinan hanya didominasi oleh para ahli-ahli agama dan juga praktisi mistisme, namun ternyata dalam perkembangannya, kesadaran akan hal ini dapat diaplikasikan dan dibahas dalam ilmu pasti.

Abraham

Maslow

membagi

aliran

psikologi

yang

juga

menggambarkan babakan sejarah kehadirannya ke dalam empat aliran besar.


v

Pertama aliran psikoanalisis, kedua behavioral, ketiga humanistik, dan keempat psikologi transpersonal. Kendati sains empiris menjadi basis bagi psikologi modern, tapi pada kenyataannya perkembangan psikologi tidak dikendalikan oleh kaidah-kaidah saintifik. Perkembangan psikologi lebih lanjut, terutama pada paruh abad ke-20, kembali diwarnai oleh pemikiran filosofis yakni eksistensialisme dan fenomenologi. Bahkan beberapa tahun setelahnya, psikologi mulai mendapatkan pengaruh dari kebangkitan spiritualisme gaya baru. Inilah awal mula hadirnya psikologi aliran keempat: psikologi transpersonal. Pengalaman spritual yang dalam psikonalisa dianggap sebagai pengalaman masa kecil yang traumatis, terutama pengaruh ibu yang menderita kecemasan. Orang dikatakan gila karena represi pengalaman traumatis tersebut dalam alam tak sadarnya. Sehingga beberapa pelopor gerakan New Age, menolak pendekatan psikonalisa dan pendekatan lain yang memandang rendah dan negatif pengalaman-pengalaman spiritual, sebagai akibat perubahan kondisi kesadaran (Altered States of Consciousness). Mereka mendesak diakuinya angkatan keempat dalam bidang psikologi, yakni transpersonal.
Psikologi transpersonal mengkombinasikan ketiga mazhab psikologi yang telah ada sebelumnya dengan cara mendialogkan semua teori dengan keadaan manusia sebagai makhluk spiritual. Meski selalu mendapat tentangan keras dari mereka yang beraliran positivis dan juga materialis dilain sisi psikologi transpersonal mendapatkan tempat yang baik dalam bidang akademik dengan dimulainya berbagai macam penelitian yang bertujuan mengkaji dimensi spiritual manusia, dengan ini maka era milennium ini yang disebut-sebut sebagai era aquarian benar-benar telah terwujud. (Amarildo)

C. Cabang Psikologi Transpersonal

vi

Mazhab transpersonal terbagi dalam empat cabang yaitu :

1. Kelompok Mistis magis Kelompok pertama adalah kelompok mistis-magis. Menurut kelompok ini kesadaran transpersonal bersesuaian dengan kesadaran para dukun dan shaman masa lalu. Pandangan ini dianut oleh para aktivis New Age, dan salah satunya gerakan teosofi yang dipimpin oleh Helena Blavatsky. Seringkali romantisme dari kelompok ini menyulitkannya untuk berinteraksi dengan arus utama psikologi. 2. Kelompok psiko-fisiologis Kedua adalah kelompok tingkat kesadaran alternatif yang biasanya menolak konsep-konsep perkembangan, tahap-tahap dan praktik peningkatan kesadaran. Mereka lebih suka meneliti keadaan kesadaran sementara secara psiko-fisiologis dengan memelajari keadaan-keadaan fisik seseorang yang berada dalam keadaan transpersonal. Kelompok ini bersama kelompok ekoprimitivisme menganjurkan penggunaan media (seperti zat-zat kimia atau psikotropika) untuk pencapaian keasadaran transpersonal. Tokoh yang cukup penting dalam kelompok ini adalah Stanislav Grof yang menggunakan LSD untuk psikoterapinya. Setelah penggunaan LSD dilarang pemerintah, Grof kemudian menggunakan teknik pernapasan (pranayama) dari tradisi Timur, yang disebutnya sebagai Holotrophic Breathwork. 3. Kelompok transpersonalis postmodern Kelompok ketiga, kelompok transpersonalis posmodern. Mereka menganggap keasadaran transpersonal, sebenarnya merupakan keadaan yang biasa. Kita, manusia modern, menganggapnya seolah luar biasa, karena kita membuang kondisi kesadaran seperti ini. Kelompok ini menerima kisah-kisah para dukun shamanisme dan mistikus dalam semangat relativisme pluralistik. Mereka justru mengecam filsafat

vii

perennial yang mengungkapkan pengalaman mistik sebagai totaliter dan fasistik karena mengagungkan hierarki. 4. Kelompok integral. Kelompok psikologi transpersonal yang keempat adalah kelompok integral. Kelompok ini menerima hampir semua fenomena kesadaran yang diteliti oleh ketiga kelompok tadi. Yang berbeda, kelompok ini juga menerima konsep-konsep psikologi transpersonal dari aliran pramodern dan posmodern. Salah seorang tokohnya adalah Ken Wilber, yang nanti akan dibahas pada bab khusus. Kelompok pertama, kedua dan ketiga merupakan kelompok yang beradabahkan bersebarangandengan agama formal. Helena Blavastky, yang berada pada kelompok yang pertama, misalnya, mengharuskan para anggotanya untuk tidak memiliki kecenderungan kepada agama tertentu.

viii

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN Kata transpersonal berasal dari kata trans yang berarti melampaui dan persona berarti topeng. Secara etimologis, transpersonal berarti melampaui gambaran manusia yang kelihatan. Dengan kata lain, transpersonal berarti melampaui macam-macam topeng yang digunakan manusia. Sehingga psikologi transpersonal bisa diartikan sebagai ilmu yang menghubungkan psikologi dengan spiritualitas. Psikologi transpersonal merupakan salah satu bidang psikologi yang mengintegrasikan konsep, teori dan metode psikologi dengan kekayaan-kekayaan spiritual dari bermacam-macam budaya dan agama. Konsep inti dari psikologi transpersonal adalah nondualitas (nonduality), suatu pengetahuan bahwa tiap-tiap bagian (misal: tiap-tiap manusia) adalah bagian dari keseluruhan alam semesta. Penyatuan kosmis dimana segala-galanya dipandang sebagai satu kesatuan. B. SARAN Pendekatan transpersonal mencakup semua aspek manusia dan melihat pikiran, tubuh, dan semangat sebagai bagian dari keseluruhan yang terpadu. Daripada

ix

berfokus pada mengurangi gejala, tujuan terapi transpersonal adalah untuk melepaskan diri dari identifikasi dengan peran dan perilaku dan menyadari identitas yang sebenarnya seseorang. Ada kurang fokus pada pemecahan masalah dan lebih pada pengembangan dan pembukaan sumber daya batin dan pengalaman dari beingness otentik yang unik. Pendekatan transpersonal memungkinkan sebuah visi yang lebih inklusif kemungkinan di mana seseorang bisa melepaskan masa lalu dan hidup lebih lengkap di masa sekarang. Dalam cahaya kebijaksanaan abadi dari ajaran spiritual, menegaskan kemungkinan hidup dalam harmoni dengan orang lain dan lingkungan, kurang didorong oleh ketakutan dan keserakahan, dan termotivasi oleh kasih sayang dan rasa tujuan. (Vaughan, 1993, hal 161)

You might also like