You are on page 1of 4

HUDUD (Hadd, tadzir, Qishash)

Nama kelompok 14: Heni Wahyuni Siti Fatkhiyah Siti Rohanah Hasan Asteria

A. Penngertian Hudud : Kata hudud adalah bentuk jamak bahasa arab hadd yang berarti pencegahan, penekanan, atau larangan. Oleh karenanya ia merupakan suatu peraturan yang membatasi undang-undang Allah berkenaan dengan hal-hal halal dan haram. Hudud Allah di bagi dalam dua kategori. pertama undang udang yang menjelaskan kepada manusia berhubungan dengan makanan, minuman, perkawinan, perceraian, dan lain-lain. Yang di perbolehkan dan yang di larang. Kedua Hukuman-hukuman yang ditetapkan atau di putuskan agar di kenakan kepada seseorang yang melakukan hal yang dilarang. Dalam hukum islam,Kata hudud dibatasi untuk hukuman karena tindak pidana yang di sebutkan oleh Al-quran atau sunah nabi SAW. Sedangkan hukuman lain ditetapkan dengan pertimbangan hakim atau yang disebut dengan tadzir.

Macam-macam hadd ( sanksi ) : 1. Hadd Sariqah (pencurian)

Dalam penentuan hadd bagi tindak pidana pencurian Allah SWT berfirman ; laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya ( sebagai ) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah maha perkasa lagi maha bijaksana. ( Qs.Al-maaidah : 38 ) 2. Hadd khamer (minuman keras)

Had minum khamer adalah dicambuk sebanyak 40 kali, sepertiyang dicontohkan Nabi SAW dan AbuBakar r.a (HR. Al- Bukhari dan Muslim) 3. Hadd Zina

Allah SWT berfirman, perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina,maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanyamencegah kamu untuk (menjalankan)agama Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.(Qs An-Nur:2) Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum dilaksanakan hukum hadd rajam bagi pelaku zina: 4. Si pelanggar sehat akalnya Dia seorang muslim Sudah (pernah) menikah Sudah mencapai usia puber Seorang yang merdeka dan tidak budak

Hadd Qadzaf (Menuduh berzina)

Allah SWT berfirman, Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selamalamanya.dan mereka itulah orang-orang yang fasik. Kecuali orang-orang yang bertobat sesudah iti dan memperbaiki (dirinya), maka sesungguhnay Allah Maha Pengampun lagiMaha Penyayang.. (Qs. An-Nuur:4-5) 5. Hadd hirabah (perampokan)

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dalam Nailul Maram, sebagai berikut: pertama: Apabila dia membunuh dan sekaligus mengambil harta korban,maka hukumannya adalah dibunuh dan disalib. Kedua, apabila dia membunuh tetapi tidak mengambil harta korban, maka hukumannya adalahdibunuh, tidak disertai ddengan disalib. Ketiga, apabila dia hanya mengambil hartanyasaja dan tidak membunuh, maka hukumannya adalah dipotong tangan dankaki secara silang. Keempat, apabila dia hanya menakut-nakuti, membuat keonaran, maka hukumannya diasingkan ke luar wilayah. 6.. Hadd Al-Baghyu (Pemberontakan)

Allah SWT berfirman,Dan jika dua golongan orang mukmin berperang, maka damaikanlah diantara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan tersebut berbuat aniaya terhadap golongan yang lain, perangilah mereka yag berbuat aniaya tersebut.(Qs. Al-hujarat:9-10) 7. Hadd Riddah (keluar dari agama islam)

Barang siapa yang murtad diantara kamu dariagamanya, maka dia mati dalam kekafiran, mereka itulah yang sia-sia amalannyadi dunia dan diakhirat dan mereka itulah penghuni neraka yang kekal di dalamnya.(Qs. Al-baqarah:217)

B. Tadzir Tadzir secara harfiah berarti membinasakan pelaku criminal karena tindak pidana yang memalukan. Dalam tadzir, hukumanitu tidak diterapkandengan ketentuan hokum, dan hakim diperkenankan mempertimbangkan baik bentuk ataupun hukuman yang akan dikenakan. Bentuk hhukuman dengan kebijaksanaan ini diberikan dengan pertimbangan khusus tentang berbagai factor yang mempengaruhi perubahansosial dalam peradaban manusia dan bervariasi berdasarkan metode yang digunakan pengadilan ataupun jenis tindak pidana yang dapat ditunjukkan dalam undang-undang.pelanggaran yag dapat dihukum dengan metode ini adalahyang mengganggu kehidupan, harta serta kedamaian dan ketentraman masyarakat. Struktur umum hukum pidana kaum muslimin masa kini (al-siyasah al sharaiyah) didasarkan pada prinsip-prinsip tadzir.. Dengan kata lain bentuk tadzirat yang dikenakan oleh hakim itu senidri, baik untuk pelanggaran yang hukumannya tidak ditentukan, ataupun bagi prasangka yang dilakukan terhadap tetangga. Hukumanitu bisa berupa cambukan, kurungan penjara, denda, peringatan, dan lainlain.ringkasnya tadzir dapat didefinisikan sebagai hukuman disipliner karena tindak kejahatan, namun tak ada ketetapan had ataupun kaffarah didalamnya.

C. Pengecualian dalam tanggung jawab hukum Suatu ketika Ali bin Abi Thallib berkata kepada Umar bin Khattab ; Tahukah engkau bahwa tidak dicatat perbuatan baik atau buruk, dan tidak pula dituntut pertanggungjawabannya, karena hal-hal berikut: 1) Orang gila sampai ia sadar 2) Anak-anak sampai usia puber

3) Orang yang tidur sampai ia bangun, (riwayat Al-Bukhari)

D. Qishash Kata qishash berasal dari kata Arab Qashsha berarti memotong atau mengikuti jejak buruanny. Dengan arti ini maka qashsha bermakna hukum balas dengan hukuman yag setimpal bagi pembunuhan yang dilakukan. Hukuman pada si pembunuh sama dengan tindakan yang dilakukan itu, yaitu nyawanya sendiri harus direnggut persis seperti dia mencabut nyawa korbannya. Kendatipun demikian, tidak harus berarti bahwa dia juga harus dibunuh dengan senjata yang sama. Perintah dalam Qishash dalam al-Quran didasarkan pada prinsip keadilan yang ketat dan persamaan nilai kehidupan madanusia. Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan ata kamu qishash dalam kasus pembunuhan:orang yang merdeka dengan orang yang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barang siapa yang mendapat keringanan (pemaafan) dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) memberikannya dengan jalan yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar diyat kepada yang diberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dan arhmat dari Tuhanmmu. Namun barang siapa yang melampaui batas sesudah itu maka baginya adalah siksaan yang sangat pedih (al-Baqarah: 178).

E.

Hikmah mempelajari jinayah dan Hudud

Ada beberapa hikmah yang dapat kita petik dalam mata pelajaran ini, hikmah-hikmah tersebut adalah : 1. Dengan mempelajari jinayah dan hudud, maka kita akan mengetahui macam-macam tindakan kriminal dan hukumnya. 2. Dapat mempertebal rasa persaudaraan, karena perbuatan yang dapat merugikan orang lain sangat di benci oleh Allah SWT. 3. 4. Dapat mengingatkankita akan adab dalam bergaul di masyarakat.

Dapat mempertebal rasa keimanan kepada Allah SWT

You might also like