You are on page 1of 22

DAFTAR PUSTAKA Furniss, B. S., et.al. 1978. Vogels Textbook of Practical Organic Chemistry 4th Edition.

Longman Group Limited: London. (912) Vishnoi, N. K. 1979. Advanced Practical Organic Chemistry 1st Edition. Vikas Publishing House, PVT, Ltd: New Delhi. (310) McMurry, J. 2000. Organic Chemistry 5th Edition. Brooks/Cole Publishing Company Pasific Grove: USA. Sen, D. 2005. Reference Book On Chemical Engineering Volume 1. New Age International (P) Ltd., Publishers: New Delhi. (75-77) Sweetman, Sean C. 2009. Martindale: The Complete Drug Reference 36th Edition. Pharmaceutical Press: London. (15, 2019, 2024, 2244)

BAB I PROSEDUR PERCOBAAN SULPHANILIC ACID PhNH2 + H2SO4 pH3N+C6H4SO3-

Place 20,4g (20 ml, 0,22 mol) of aniline in a 250 ml around bottomed flask and cautiously add 74 g (40 ml) of concentrated sulphuric acid in small portions, swirl the mixture gently during the addition and keep it cool by occasionally immersing the flask in cold water. Support the flask in an oil bath, and heat the mixture at 180o-190oC (fume cupboard) for about 5 hours (1). The sulphonation is complete when a test portion (2 drops) is completely dissolved by 3-4 ml of c. 2 M sodium hydroxide solution without leaving the solution cloudy. Allow thw product to cool to about 50oC and pour it carefully with stirring into 400 g of cold water or of crushed ice. Allow to stand for 10 minutes, and collect the precipitated sulphanilic acid on a Buchner funnel, wash it well with water and drain. Dissolve the crude sulphanilic acid in the minimum volume of boilough a hot-water funnel or thing water (450-500 ml), if the resulting solution is coloured, add about 4 g of decolourising carbon and boil for 10-15 minutes. Filter through a hot-water funnel or through a preheated Buchner funnel. Upon cooling, the sulphanilic acid dehydrate separates in colourless crystals. When the filtrate is quite cool, filter the crystals with suction, wash with about 10 ml of cold water and press thoroughly with a wide glass stopper. Dry between sheets of filter paper or in a desiccators containing anhydrous calcium chloride, in the latter case, the water of crystallization (and hence the crystalline form) is lost. The yield of sulphanilic acid is 20-22 g (52-58%). The substance does not melt sharply and no attempt should be made to determine the melting point, the crystals are efflorescent. Note. (1) If 40 ml of 10 per cent oleum is cautiously added to the aniline sulphate mixture, sulphonation proceeds much more rapidly and the time of heating is reduced from 5 hours to 1 hour.

Furniss, B. S., et al. 1978. Vogels Textbook of Practical Organic Chemistry 4th Edition. Longman Group Limited. London. (912) Sulfanilic acid (4-amino benzena sulfonic acid) is a grey crystalline solid produced from sulfonation of aniline. Sulfanilic acid exists as a zwitterions, and has an unusually high melting point. It is used as a standard in combustion analysis. P_amino benzena sulphonic Acid Sulphanilic Acid C6H7NO3S Mr Density Melting point = 173,19 = 1,485 = 288oC

BAB II DASAR TEORI A. Asam Sulfanilat Asam sulfanilat digunakan secara intensif sebagai zat antara untuk zat warna. Dibuat dengan mencampur anilin dengan asam sulfat pekat dengan perbandingan sama, sehingga terbentuk anilin monosulfat lalu dipanaskan pada suhu 180o-190oC. Produk utamanya adalah isomer pada posisi para (paling stabil).
NH2
NH3 HSO 4
+ -

H2SO4 pekat

180 - 190 C
SO 3H

NH2

anilin monosulfat

Asam sulfanilat tidak larut dalam pelarut-pelarut organic, tapi sedikit larut dalam air. Larut dalam basa, tapi tidak dalam asam. Asam sulfanilat adalah garam dengan jenis khusus yang disebut ion dipolar. Dalam hal ini ion hydrogen menyerang nitrogen karena NH2 merupakan basa lebih kuat daripada SO3-.
NH3
+

NH2

+
SO 3
-

OHSO 3
-

Dalam larutan basa, ion OH- yang kuat mendorong ion hydrogen supaya lepas dari basa lemah membentuk para amino benzena sulfonat. Beberapa sifat Asam Sulfanilat a. Sifat Fisika : 1. Pada suhu kamar berbentuk kristal padat yang berwarna putih. 2. Merupakan golongan asam yang sangat kuat.

3. Memiliki sifat higroskopis yaitu mudah menyerap air untuk masuk ke dalam molekul-molekulnya. 4. Berat molekul : 173,19 5. Titik cair : 288C 6. Titik didih : 172-187C 7. Mudah larut dalam air panas dan pelarut polar lainnya b. Sifat Kimia : 1. Asam sulfanilat dapat dihidrolisa menghasilkan asam sulfat dan anilin. 2. Dengan basa akan membentuk garam, dan dapat bereaksi dengan asam nitrat menghasilkan p-nitro anilin. 3. Dapat bereaksi dengan amida menghasilkan sulfanilamide. 4. Asam dulfanilat hampir mengalami reaksi ionisasi komplit (sempurna) dalam air. Kegunaan asam sulfanilat : 1. Digunakan sebagai katalis dalam industri. 2. Dapat digunakan sebagai detergent atau sebagai zat pengemulsi. 3. Sebagai zat pendamar ion. 4. Sebagai zat perantara untuk dyes (bahan celup), pestisida (untuk membunuh kuman). 5. Sebagai bahan dasar dalam industri farmasi.

B. Anilin Anilin atau fenilamin adalah cairan berminyak tidak berwarna atau kuning pucat dan bau khas, segera menggelap menjadi coklat jika terpapar udara dan cahaya. Berat per mililiter sekitar 1,02 gram dan titik didih sekitar 183C. Anilin digunakan sebagai pelarut pada berbagai industri (Sweetman, 2009).

Gambar. Rumus kimia anilin (www.wikipedia.org) Anilin memiliki rumus kimia C6H5NH2. Anilin merupakan basa lemah dan bereaksi dengan asam .menghasilkan garam yang mengandung ion anilinium (C6H5NH3+). Selain itu anilin juga mudah bereaksi dengan asil halida, misalnya asetil klorida(CH3COOCl) membentuk suatu amida. Amida ini disebut anilida, seperto asetanilida CH3-CO-NH-C6H5. Reaksi dari amonia dan asil halida / anhidrida asam untuk menyiapkan amida sebagai contoh dari substitusi nukleofilik amina primer dan sekunder bisa juga diperlukan sebagai bahan reaksi dari nukleofilik karena ketidaksetimbangan pasangan elektron pada atom nitrogen dari amina. Gugus amina akan bereaksi dengan halida atau anhidrida asam menyerang atom karboksil karbon. Sifat sifat kimia anilin: 1. Halogenasi senyawa anilin dengan brom dalam larutan sangat encer menghasilkan endapan 2,4,6-tribromoanilin. 2. Pemanasan anilin hipoklorid dengan senyawa anilin sedikit berlebih pada tekanan sampai 6 atm menghasilkan senyawa difenilamin. 3. Hidrogenasi katalitik pada fase cair pada suhu 135C 170C dan tekanan 50 500 atm menghasilkan 80% sikloheksamina (C6H11NH2). Sedangkan hidrogenasi anilin pada fase uap dengan menggunakan katalis nikel menghasilkan 95% sikloheksamina. 4. Nitrasi anilin dengan asam nitrat pada sushu -20C menghasilkan mononitroanilin, dan nitrasi anilin dengan nitrogen oksida cair pada suhu 0C menghasilkan 2,4-dinitrophenol.

Asetanilida banyak digunakan dalam industri kimia, antara lain:


1. 2.

Sebagai bahan baku pembuatan obat obatan Sebagai zat awal pembuatan penisilin
4

3. 4.

Bahan pembantu dalam industri cat dan karet Bahan intermediet pada sulfon dan asetilklorida

C. Asam Sulfat pekat (H2SO4) Asam sulfat banyak digunakan dalam industri. Cairan kental, amat korosif. Bereaksi dengan jaringan tubuh. Berbahaya bila kontak dengan kulit dan mata. Bereaksi hebat dengan air dan mengeluarkan panas (eksotermis). Bereaksi pula dengan logam, kayu, pakaian dan zat organik. Uapnya amat iritatif terhadap saluran pernapasan. Asam sulfat yang mendekati 100% dapat dibuat, ia akan melepaskan SO3 pada titik didihnya dan menghasilkan asam 98,3%. Asam sulfat 98% lebih stabil untuk disimpan, dan merupakan bentuk asam sulfat yang paling umum. Asam sulfat 98% umumnya disebut sebagai asam sulfat pekat.

D. Natrium Hidroksida (NaOH) Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia. Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut

dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.

E. Karbon Aktif (Norit) Karbon aktif mempunyai struktur karbon turbostratis dan berpori-pori besar dengan diameter pori berkisar antara 1 - 0,8 nm (kurang dari 2 nanometer) dan spesifik volume sekitar 0,25 - 0,4 cm3/gm. Ketebalan karbon aktif hanya beberapa lapis sedangkan lebarnya kurang dari 1000 lapis. Luas permukaannya 1000 m2/gm sesuai tinggi porositasnya, yang memberinya kapasitas adsorpsi yang sempurna. Semua jenis karbon aktif mempunyai sejumlah kecil oksigen dan H2 terikat dalam bentuk gugus karbonil, karboksil, fenol dan sebagainya yang berasal dari bahan baku. Karbon aktif juga mengandung 20% garam mineral. Bahan baku biasa mempunyai ukuran pori 0,8-1 nm; karbon aktif dari batu arang mempunyai ukuran pori 0,5-0,7 nm dan karbon aktif untuk pengayak molekuler yang dibuat dari antrasit mempunyai ukuran pori 0,2-0,3 nm. Kapasitas adsorpsi karbon aktif ditentukan dari mikroskop. Terpisah dari penyebaran pori berukuran besar dan luas permukaan, reaktivitas kimia dari luas permukaan juga penting. Pada banyak penerapan, karbon aktif tidak butuh mereaktifkan karbon aktif yang sudah jenuh tetapi penting untuk membersihkan material teradsorbsi sehingga karbon kembali ke bentuk asalnya. Adsorbsi larutan tidak membutuhkan banyak formasi multilapis dan bergantung pada aktivitas kimia di permukaan. Adsorbsi untuk pemurnian fase gas membutuhkan formasi multilapis dan kondensasi kapiler dari karbon aktif. Regenerasi karbon aktif yang sudah jeuuh dilakukan dengan melewatkan uap sangat panas atau gas inert melalui karbon aktif awal, yang akan mengeluarkan gas teradsorbsi dari ruang intergranuler. Karbon aktif jenuh dari pemurnian gas dipanaskan hingga mengeluarkan uap merah untuk regenerasi dengan

mendekomposisi gas-gas teradsorbsi dan kemudian mendesorbsi massa-massanya (Sen, 2005). Kegunaan karbon aktif (Sen, 2005): 1. Untuk proses permurnian cairan dan gas karbon aktif digunakan dalam bentuk granuler dan kepingan.

2. Untuk pengayak molekuler, karbon aktif dalam ukuran tepat terbuat dari antrasit. 3. Untuk pemurnian air dan dekolorisasi, digunakan karbon aktif dasar. 4. Untuk pemrosesan makanan, digunakan kepingan karbon aktif. 5. Pembuatan katalis. 6. Karbon aktif untuk pembakaran suhu tinggi, dan beresistensi tinggi pada abrasi cocok digunakan pada industri untuk membersihkan sulfur dan nitrogen oksida dari corong asap pembangkit tenaga listrik, pemisahan campuran gas dan pemulihan larutan. 7. Pemurnian emas. 8. Karbon aktif digunakan pada pembuatan sukrosa, glukosa, maltose, laktosa, minuman ringan, minyak yang dapat dikonsumsi, paraffin, pembuatan plastik, gliserol, gelatin, pektin, kafein, quinine, vitamin C, asam laktat dan sebagainya. Juga digunakan dalam pembuatan jus buah, wine dan alkohol. 9. Serbuk karbon aktif juga digunakan pada reaksi fase cair. Butiran karbon aktif juga digunakan pada reaksi gas. 10. Untuk penghilangan bau.

BAB III TUJUAN 1. Memahami reaksi subtitusi elektrofilik (elektrofil SO3 sebagai model) 2. Memahami sulfonasi yang benar 3. Terampil dalam menggunakan karbon aktif dalam proses rekristalisasi

BAB IV ALAT DAN BAHAN A. Bahan : 1. Anilin 2. Asam sulfat pekat 3. NaOH 2 N 4. Norit 5. Es batu 6. Aquadem x 20 ml = 10 ml x 40 ml = 20 ml 4 ml 4g secukupnya secukupnya

B. Alat : 1. Labu alas bulat 250ml 2. Thermometer 300oC 3. Gelas piala 4. Gelas arloji 5. Pendingin udara 6. Gelas ukur 7. Corong Buchner & labu hisap 8. Pengaduk gelas

BAB V MEKANISME REAKSI


NH2
+

+
Anilin

H2SO4 pekat

NH3
O3 S
-

Asam Sulfanilat

Mekanisme reaksi:
NH2
HN

O SO 3H

+
Anilin

H2SO4 pekat Anilin sulfat

-H2O

HN SO 3H

Phenyl sulfanic acid

Migration

NH3
O3 S
-

NH2
HO3 S

Migration

NH2
SO 3H

10

BAB VI CARA KERJA 1. Dimasukkan 20 ml anilin kedalam labu alas bulat 250 ml. Ditambahkan 40 ml asam sulfat pekat, sedikit demi sedikit, selama penambahan asam sulfat labu dikocok pelan-pelan dan didinginkan labu tersebut dengan air kran. 2. Labu dipanaskan dengan penangas udara pada temperature 170o-180oC selama 5 jam, sampai sulfonasi sempurna yaitu bila 2 tetes hasil tersebut larut sempurna dalam 4 ml larutan NaOH 2N tanpa menunjukkan kekeruhan. 3. Bila sulfonasi sudah sempurna pemanasan dihentikan. Diamkan hasil mendingin sampai suhu 50oC, lalu dituangkan hati-hati melalui kaca pengaduk kedalam 400 ml air es. Diamkan 10 menit. 4. Dikumpulkan hasil asam sulfanilat yang mengendap dengan menggunakan corong Buchner. Dicuci hasil dengan sedikit air, lalu keringkan. 5. Rekristalisasi : Dilarutkan kepingan-kepingan hasil dengan air mendidih,

seminimal mungkin (400-600 ml). Bila hasil larutannya berwarna, ditambahkan 4 g norit, lalu didihkan lagi selama 10-15 menit. Disaring dengan corong panas, filtrat yang diperoleh dibiarkan mendingin, maka pada pendinginan akan terbentuk Kristal tidak berwarna, yaitu asam sulfanilat dihidrat. Setelah dingin, Kristal disaring dengan corong Buchner, dicuci dengan air dingin 10 ml. Dikeringkan Kristal yang diperoleh dalam eksikator.

6. Timbang hasil.

11

BAB VII SKEMA KERJA Skema kerja pembuatan Asam sulfanilat ( prosedur ):

Memasukkan anilin 10,2 g atau 10 ml kedalam labu alas bulat 250 ml

Tambahkan 20 ml H2SO4 pekat kedalam labu, kocok pelan dan dinginkan labu dengan air kran

Panaskan labu dalam penangas udara dengan suhu 170o-180oC selama 2 jam sampai sulfonasi sempurna (tes: 2 tetes larutan dalam 2 ml NaOH 2N dikaca arloji tidak keruh)

Masukkan larutan dalam labu kedalam 200 g air es dan aduk selama 10 menit

Saring larutan menggunakan corong Buchner, cuci dengan air dan keringkan

Panaskan air 200-250 ml, masukkan Kristal ke dalam beker gelas tambahkan air panas dan campur hingga homogen, bila berwarna tambahkan norit

Didihkan beker diatas api Bunsen selam 10-15 menit, segera saring selagi panas dicorong panas yang telah dipanaskan sebelumnya.

Saring hasil di corong Buchner, cuci dengan air sebanyak 5 ml

Keringkan Kristal dalam eksikator Hasil teoritis 10-11 g


12

BAB VIII GAMBAR PEMASANGAN ALAT

40 ml H2SO4 pekat

Tambahkan s.d.s dialirkan air kran 20 ml Anilin Pendingin udara

dengan

Termometer raksa

tes: 2 tetes larutan dalam 4 ml NaOH 2N (tidak keruh)

Panaskan dalam tangas udara 170-180C selama 2 - 2,5 jam

200g air es keringkan aduk 10 menit

saring dengan corong buchner + cuci dengan air

13

Rekristalisasi:

bila berwarna Hasil saring tambahkan norit

air panas 200-250ml

keringkan kristal dalam eksikator yang mengandung CaCl2 anhidrat saring dengan corong buchner

Jumlah dalam gram : Hasil teoritis : 5,44 gram Hasil praktis : gram :-

Rendemen/persentase hasil

14

BAB X PEMBAHASAN DAN DISKUSI Proses pembuatan asam sulfanilat membutuhkan bahan utama anilin dan asam sulfat pekat. Bahan-bahan tambahan lainnya yang dibutuhkan antara lain air es, batu didih, dan norit. Batu didih berfungsi untuk mengatur suhu didih supaya terjadi sirkulasi udara yang teratur sehingga tidak terjadi bumping. Yang dimasukkan ke dalam labu alas bulat terlebih dahulu adalah anilin lalu asam sulfat pekat sedikit demi sedikit dengan dinding labu dialirkan air kran, agar tidak terjadi bumping pada saat reaksi. Setelah dikocok pelan, masukkan batu didih sebelum dipanaskan. Apabila semua bahan telah dimasukkan, maka campuran tesebut siap untuk dipanaskan. Pemanasan dilakukan selama 2,5 jam pada suhu 170-180C. Proses pemanasan dilakukan menggunakan pendingin udara agar larutan yang menguap terkondensasi kembali. Selama proses pemanasan dan pendinginan, statif digoyang-goyang agar campuran yang ada di dalam labu tercampur homogen. Setelah selesai dipanaskan, campuran dites dengan mengambil 2 tetes campuran ditambahkan 4ml NaOH 2N jika larutan tidak keruh maka telah terjadi sulfonasi sempurna. Kemudian tuang campuran ke dalam air es dengan tujuan agar mempercepat terbentuknya kristal. Perendaman larutan dalam ice bath dilakukan sampai terbentuk kristal abu-abu. Namun pada langkah ini, kelompok kami tidak mendapatkan kristal. Hal ini dimungkinkan karena pada saat pencampuran anilin dengan asam sulfat pekat tidak dialirkan air kran sehingga terjadi bumping dan terjadi kerusakan hasil reaksi. Selain itu, kegagalan dapat terjadi dikarenakan volume air es terlalu banyak mengakibatkan kristal yang harusnya terbentuk menjadi larut. Seharusnya setelah tahap ini, percobaan dilakukan dengan dilakukan penyaringan dengan corong buchner dan dicuci dengan air dingin. Selanjutnya dilakukan proses rekristalisasi dengan melarutkan kristal ke dalam air panas 200mL. Bila larutan yang dihasilkan berwarna dapat diindikasikan masih terdapat

15

kotoran dalam larutan tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan penambahan norit sebanyak 1-2 % pada suhu 50C. Bila larutan yang dihasilkan berwarna dapat diindikasikan masih terdapat kotoran dalam larutan tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan penambahan norit sebanyak 1-2 % pada suhu 50C. Suhu tersebut merupakan suhu optimal di mana zat warna bisa ditarik. Norit sebagai adsorben mampu mengadsorpsi zat warna terlarut dan juga resin atau suspensi halus yang tidak larut atau sukar disaring dengan filtrasi biasa. Penambahan norit tidak boleh berlebih karena akan menarik asam sulfanilatnya juga. Selain itu norit juga tidak boleh kontak langsung dengan udara bebas dalam jangka waktu yang lama karena sifatnya yang dapat mengadsorbsi udara sehingga menjadi karbon inaktif dan tidak bisa digunakan. Langkah selanjutnya setelah dipanaskan kembali selama 10 menit dan ditambahkan norit, larutan kemudian disaring panas dengan menggunakan corong panas. Corong harus benar-benar panas agar kristal tidak terbentuk sebelum masuk di penampung, sehingga menghambat penyaringan. Lalu disaring dengan corong Buchner, kristal dikeringkan dalam eksikator yang mengandung CaCl2 anhidrat.

16

Jawaban Pertanyaan 1. Mengapa penambahan asam sulfat pekat harus dilakukan sedikit demi sedikit sambil dikocok pelan ? Penambahan asam sulfat (H2SO4) pekat harus sedikit demi sedikit, karena H2SO4 bersifat eksoterm (melepas panas). Jika langsung dituang akan terjadi percikan-percikan. 2. Apa yang terjadi bila temperature reaksi berlangsung dibawah 150oC atau diatas 200oC ?
NH2

+ H2SO4

180-190C
HO3S

NH2

Jika suhu < 150oC : akan terbentuk orto. Jika suhu >200oC : akan terjadi trisubstitusi, karena NH2 orto para kuat. 3. Apa kegunaan larutan NaOH 2N ? bagaimana reaksinya ? Larutan NaOH berguna untuk menguji atau mengetest apakah sudah terbentuk asam sulfanilat. Jika penambahan NaOH tidak ada kekeruhan, maka sudah terbentuk asam sulfanilat (karena asam sulfanilat larut dalam NaOH).
NH2 NH2

+ NaOH
HO3S NaO3S

+ H2O larut

4. Apa akibat kelebihan penambahan pelarut untuk rekristalisasi ? Bila kelebihan pelarut dalam proses rekristalisasi maka akan sulit untuk membuat bahan atau larutan tersebut mengkristal.

17

5. Mengapa asam sulfanilat tidak ditetapkan titik lelehnya ? Asam sulfanilat tidak ditetapkan titik lelehnya sebab asam sulfanilat memiliki titik leleh dengan range yang luas (tidak memiliki titik leleh yang pasti).

18

BAB XI KESIMPULAN Dari proses praktikum dan hasil praktikum yang didapat, maka dapat disimpulkan: 1. Asam sulfanilat terbentuk melalui proses sulfonasi. 2. Asam sulfanilat dapat dibuat dari reaksi antara anilin dengan oleum (asam sulfat pekat) pada suhu reaksi antara 180C dan 195C dengan produk utamanya yaitu asam sulfanilat, sedangkan produk sampingnya yaitu air. 3. Hasil teoritis: 10-11 g. Hasil praktis: Rendemen hasil: Dapat disimpulkan pada percobaan ini, kami mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal: a. Pada proses pencampuran H2SO4 pekat dengan anilin mengalami lonjakan suhu yang mengakibatkan keruskan zat hasil. b. Volume air es terlalu banyak mengakibatkan kristal yang terbentuk menjadi larut.

19

TANDA TANGAN PRAKTIKAN KELOMPOK B6

Surabaya, 10 Oktober 2011

Ivan Sutanto (1100921)

Yulia Kahimpong

(1100964)

20

You might also like