You are on page 1of 20

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Perairan merupakan wilayah yang mengisi kurang lebih 1/3 dari wilayah di permukaan bumi. Lingkungan sejak lama telah menjadi tempat hidup dari beragam makhluk hidup. Bahkan diperkirakan, keragaman makhluk hidup terbesar terdapat di lingkungan perairan, seperti : sungai, danau, rawa, estuaria lautan dan samudra. Limnologi merupakan salah satu ilmu yang tentang danau. Peraiaran tawar yang menggenang atau dunia kecil bagi organismeair. Danau terbentuk bermulai dari gejala gejala alam yang membentuk cekungan dari permukaan bumi yang di isi oleh air. Salah satunya berasal dari letusan gunung berapi yang membuat cekungan. Air merupakan bahagian yang sangat esensial dari protoplasma dan dapat dikatakan bahwa semua jenis kehidupan bersifat akuatik. Air juga merupakan salah satu sumberdaya alam hayati yang sangat berperan dalam kehidupaan yang ada di muka bumi ini. Air dapat dimanfaatkan untuk memanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Bahkan ada makhluk hidup yang hidup di air. Odum (1971) menjelaskan bahwa sungai dapat menerima bahan-bahan asing dari luar yang menyebabkan berubahnya kualitas air, sehingga hidrobiota yang hidup di dalamnya mengalami gangguan. Limnologi meliputi bagian terbesar dari danau hingga yang terkecil dari kolan serta perairan permukaan yang yang bersifat sementara atau danau-danau

yang tetap terdapat dalam jutaan tahun lamanya. Tidak benar menyatakan limnologi adalah sebagai kajian air tawar karena pada daerah-daerah kering. Genangan yang ada sungguh-sungguh beragam dan ini menjadi dunia limologi. 1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan dilaksanakan praktikum ini adalah untuk mengetahui keadaan suatu perairan mengenai kualitas air secara biologi di suatu perairan secara menyeluruh sehingga perairan itu dapat dimanfaatkan sesuai dengan kemapuan yang dimiliki oleh suatu perairan. Sedangkan manfaat dari praktikum ini adalah agar para praktikan dapat mengetahui bagaimana cara untuk mengukur kualitas suatu perairan dengan parameter biologi di suatu perairan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Plankton adalah organisme yang dapat bergerak dengan cilia dan flagel tetapi tidak mempunyai daya menentang arus, sifat plankton yang khas dapat melayang karena aktif mengatur berat badannya agar sama dengan medium hidupnya. Organisme plankton pada umumnya diambil dengan cara pemekatan air contoh. Pemekatan dimaksudkan agar organisme-organisme plankton yang tertangkap benar-benar mewakili komunitas plankton di dalam air. Teknik pemekatan air contoh dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu penyaringan dengan plankton net, pengendapan air contoh dan centrifuge.(Penuntun praktikum ekoper 2007). Odum (1971) menjabarkan bahwa Plankton adalah organisme akuatik yang hidupnya mengapung dan pergerakannya tergantung pada arus, yang mana plankton ini terdiri dari jasad nabati renik (fitoplankton) dan jasad hewani renik (zooplankton). Odum (1971) mengatakan bahwa benthos adalah organisme terikat atau berada di dasar perairan atau hidup di dasar sedimen atau batu-batuan. Sebagian benthos stidak dapat berpindah tempat, mereka hidup menempel atau meliang, namun ada pula yang dapat berpindah tempat dengan sangat lambat dan terbatas. Kehidupan komunitas benthos didaerah pantai daerah pasang surut yang selalu berubah-ubah. Keadaan lingkungan yang seperti ini mengakibatkan organisme yang membutuhkan adaptasi sifatnya relatif dan cenderung untuk dapat tumbuh dengan optimum juga bervariasi.

Benthos berdasarkan ukurannya dapat dikelompokkan ke dalam tiga ukuran : mikrofauna benthic berukuran kurang dari 0,1 mm, meisofauna benthic 0,1 1,0 mm, sedangkan makrofauna benthic besar dari 1,0 mm. Secara ekologis terdapat dua kelompok organisme benthos yang hidup di dasar perairan, yaitu efipauna dan infauna. Efipauna merupakan hewan dasar yang hidup pada lapisan atas sediment dan infauna merupakan hewan dasar yang hidup meliang pada substrat. Organisme benthos dimanfaatkan sebagai indikator adalah pergerakannya relative lambat serta habitatnya dipengaruhi oleh zat-zat yang masuk dan mengendap di dasar perairan. Cook menyatakan ada beberapa alasan mengapa kelompok benthos ini cocok untuk dipergunakan sebagai indikator biologi, yaitu : 1) benthos mempunyai kepekaan yang berbeda-beda terhadap berbagai bahan pencemar serta memberikan reaksi yang cepat, 2) benthos tidak mempunyai kemampuan bermigrasi jika kondisi perairan tidak sesuai lagi dan 3) benthos dapat dengan mudah di tangkap dan di pisahkan. Organisme yang selama daur hidupnya tetap hidup sebagai plankton disebut holoplankton sedangkan yang hidup sebagai plankton hanya sebagian daur hidupnya disebut meroplankton. Zooplankton yang termasuk holoplankton antara lain copepoda, chaetognatha, rotatoria dan pteropoda, sedangkan yang termasuk dalam meroplankton antara lain larva ikan, larva cacing, larva udang, serta larva kepiting.

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat. Praktikum mengenai Plankton dan Benthos dilaksanakan pada hari Jumat pukul 13.30 s.d 15.30 bertepatan dengan tanggal 23 Oktober 2009.

Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Limnologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau jalan Bina Widya Km.12,5 Panam, Pekanbaru. 3.2. Bahan dan Alat Adapun alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi yang berjudul plankton adalah Plankton net, pipet tetes, mikroskop. Dan alat yang digunakan dalam praktikum benthos yaitu Petersen dredge, mikroskop stereo, pinset,sendok plastik, petridisk dan saringan. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum plankton adalah Lugol, Alkohol, dan tape label. Dan bahan yang digunakan dalam praktikum benthos yaitu formalin, kantong plastik dan label.

3.3. Metode Praktikum Adapun metode yang digunakan dalma praktikum ini adalah metode pengematan langsung dimana yang harus dilakukan pertama sekali mengambil sampel ke lokasi yang telah ditentukan kemudian dilakukan pengamatan di laboratorium. 3.4. Prosedur Kerja Adapun prosedur pelaksanaan praktikum limnologi ini adalah menentukan lokasi yang akan di ukur analisis parameter biologi, tepatnya kolam Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan. Kemudian masukkan petersen dredge ke dalam dasar kolam lalu angkat dan letakkan dalam saringan untuk membersihkan lumpur. Untuk pengamatan bentos : timbalah air sebanyak 5 liter dengan 5 kali penyaringan kedalam planktonet. Hasil keduanya dibawa ke laboratorium untuk diamati lebih lanjut.

1V. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil. Dari praktikum Plankton dan Benthos yang telah dilaksanakan maka didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 1. Jenis Plankton spesies Lapangan pandang ke 1 2 3 4 Jumlah total Jumlah rata-rata sel dari sel perlapangan lapangan pandang pandang 8 2

2 Pseudokitraeatun nogiectian 5

Hamispnaerella aperculate pascher

16

Chloridellidiopsi s separabilis pascher

16

Leuvenia noctans gardner

23

28

Jumlah Plankton ( N ) = n x A/B x C/D x 1/E Keterangan : N = Jumlah total plankton (sel /L) n = jumlah rata-rata sel plankton pada setiap lapangan pandang A = luas gelas penutup (mm2)

B =luas satu lapangan pandang ( lapangan micrometer okuler) C = Volume air tersaring (ml)

r2 mm2, r adalah jari-jari

pandang lensa objektif yang telah ditera oleh

D = Volume air 1 tetes dibawah gelas penutup, tergantung ukuran gelas penutup yang dipakai E = Volume air yang disaring (L) Diket : n1 = 2 n2 = 4 n3 = 4 n4 = 7 A = 22 22 mm = 484 mm2 r = 1,77 mm dimana B/L = C = 2 ml D = 0,04 ml E = 35 ml = 3,14 (1,77) = 9,84

N1 = 2 x 484 mm2/1,77mm2 x 2 mL/0,04 x 1/35 mL = 765,632 sel/L N2 = 4 x 484 mm2/1,77mm2 x 2 mL/0,04 x 1/35 mL = 1531,26 sel/L N3 = 4 x 484 mm2/1,77mm2 x 2 mL/0,04 x 1/35 mL = 1531,26 sel/L N4 = 7 x 484 mm2/1,77mm2 x 2 mL/0,04 x 1/35 mL = 26797,12 sel

Tabel 2. Jenis Benthos No Gambar Tubifex 1. Nama spesies

Lymnaea auricularia 2.

Lymnaedae stagnalis 3

Kelimpahan Benthos N = A/a x n Keterangan : A = Luas petridisk a = luas kotak yang diamati n = Jumlah masing masing jenis benthos Diket : D = 10 cm, r = 5 cm = 3,145 N1 = 2 N2 = 1 N3 = 1 A = 1 1 cm2 A= = 3,14 (5)2 =78,5 cm2

10

Kelimpahan Benthos: (N1) = A/a n =


78 ,5 x2 1

=157sel Kelimpahan Benthos: (N2) = A/a n =


78 ,5 x1 1

=78,5sel Kelimpahan Benthos: (N3) = A/a n =


78 ,5 x1 1

=78,5sel 4.2. Pembahasan Perairan umum (open water/ inland water) adalah bagian permukaan bumi yang digenangi air secara permanen atau berkala baik air tawar, air payau, maupun laut mulai dari garis pasang surut terendah ke arah daratan dan badan air terbentuk secara alami atau buatan. Yang termasuk kedalam perairan umum adalah sungai (sungai mati/ oxbow lake, lebak lebung/ flood palin, saluran irigasi, kanal, estuaria), waduk, danau, rawa dan genangan air lain. Jadi kelihatan berdasarkan jenis lingkungannya perairan umum adalah perairan tawar. Wardoyo (1981) mengatakan kisaran oksigen yang dapat mendukung kehidupan organisme perairan secara normal tidak boleh kurang dari 2 ppm sedangkan kandungan karbondioksida bebas pada perairan tidak lebih dari 25 ppm. Zooplankton mempunyai peranan yang nyata dalam rantai makanan dilingkungan akuatik. Zooplankton bertindak sebagai tingkat perantara antara

11

produsen primer yaitu zooplankton tergantung dari habitat yang ada. Perbedaan ini banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti kekeruhan, arus, sifat fisik dan kimia perairan. Populasi zooplankton ini akan mengalami fluktuasi konsentrasi yang berhubungan dengan waktu, tempat dan kedalaman perairan (Arinardi, 1976). Organisme benthos ini meliputi jenis-jenis dari kelompok protozoa, sponge, coelenterate, rotifera, nematode, bryozoa, decapoda, ostracoda, cladocera, cpopoda, pelecypoda, gastropoda, insekta, dan lintah. Keberadaan hewan ini dipengaruhi oleh kondisi fisik (substrat, kekeruhan, arus, kedalaman, dan suhu), disamping juga dipengaruhi oleh factor kimia (pH, O2, dan bahan-bahan toksik) dan factor biologi (predator dan kompetitor). Bentos adalah organisme perairan yang hidupnya berasosiasi dengan dasar perairan. Dia dapat hidup pada dan didalam dasar perairan. Gerakannya sangat terbatas pada perairan sehingga dia sangat baik dijadikan indikator biologi untuk menerangkan atau menunjukkan kondisi perairan apakah perairan itu tercemar atau tidak. Hehanusa (2001) Bentos adalah organisme yang hidup di permukaan atau di dalam sedimen dasar di suatu badan air Hewan-hewan benthos dalam memanfaatkan detritus dengan cara suspension feeder yakni dengan cara menyaring partikel-partikel yang masih melayang-layang di air yang ada di sekitarnya dan dengan deposit feeders yakni mengumpulkan detritus yang telah menetap di dasar. V. KESIMPULAN DAN SARAN

12

5.1. Kesimpulan Terdapat dimana-mana dalam biota sebagai tumbuhan metabolisme biokimia dan mempunyai sifat kimia serta fisika yang unik seperti halnya dengan plankton dan benthos. Parameter fisika dan kimia yang ada disuatu perairan mempunyai hubungan secara langsung terhadap kondisi fisik perairan tersebut. Dengan mengetahui berbagai parameter kualitas air kita dapat menentukan produktivitas perairan dan tingkat kesuburan. Analisis parameter biologi merupakan suatu hal perlu diperhatikan seksama dalam perairan. Analisis dipengaruhi juga dengan berbagai faktor

kepadatan plankton dan bentos diperairan.

5.2. Saran Diharapkan kepada semua praktikan dapat melakukan praktikum sebaik mungkin dan diperlukan kekompakkan anggota kelompok ketika turun ke lapangan. Selain itu diharapkan juga kerjasama yang baik, baik antar anggota kelompok maupun antar kelompok yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

13

Dahril, T. 1998. Reformasi di Bidang Perikanan Menuju Perikanan Indonesia Yang Tangguh Abad ke-21, hal 25-34. Dalam Feliatra (editor) Strategi Pembangunan Perikanan dan Kelautan Nasional Dalam Meningkatkan Devisa Negara. Universitas Riau Press. Pekanbaru. Hehanussa, P.E. 2001. Kamus Limnologi (Perairan Darat). IHP-UNESCO Panitia Nasional Program Hidrologi Lembaga Penelitian Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta. Odum,E.P. 1971. Fundamental Ecology W. B. Saunders Company. Philadelphia. Sihotang, Clemens. 2007. Limnologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 82 hal. Adriman, 2006. Penuntun pratikum ekologi perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru Wardoyo, S. T. Kriteria kualitas air. Institut Pertanian Bogor. Bogor. (40 hal) tidak diterbitkan.

Ass : Romi Putra


LAPORAN PRAKTIKUM LIMNOLOGI

14

PLANKTON DAN BENTHOS

OLEH CHANDRIKA EKA LARASATI 0804113841

ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2009
KATA PENGANTAR

15

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktikum Limnologi ini dengan judul Plankton dan Benthos sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikum selanjutnya Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen, asisten yang telah berperan dalam membantu penulisan laporan praktikum Limnologi ini, dan tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang membantu penulis dalam pembuatan laporan praktikum ini. Penulis menyadari dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan baik itu dalam segi isi maupun penulisannya, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Pekanbaru, 23 Oktober 2009

Chandrika Eka Larasati

16

DAFTAR ISI

Isi

Halaman i ii iii iv 1 1 2 3 5 5 5 5 5 7 7 10 12 12 12

KATA PENGANTAR .............................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................. DAFTAR TABEL .................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1.1. Latar Belakang............................................................................ 1.2. Tujuan dan Manfaat.................................................................... BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. BAB III. METODA PRAKTIKUM ....................................................... 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. Waktu dan Tempat..................................................................... Bahan dan Alat........................................................................... Metode Praktikum...................................................................... Prosedur Praktikum....................................................................

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................. 4.1. Hasil............................................................................................ 4.2. Pembahasan................................................................................. BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 5.1. Kesimpulan................................................................................. 5.2. Saran............................................................................................ DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

17

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman 7 9

1. Jenis Plankton ........................................................................................ 2. Jenis Benthos ........................................................................................ .

18

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman 15

1. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ...........................................

19

Lampiran 1. Alat-alat yang digunakan selama praktikum

Plaktonnet

Ember

Petersen bradge

Kantong plastik

Laporan sementara
LABORATORIUM BIOLOGI PERIKANAN
KELOMPOK IV 1. ABDUL HAMID 2. WILLY AZHARI 3. PUTI MULIANA 4. M. SYAHRI 5. MUSLIHATI 6. TANTIO RINARDI

Alat Tulis

LABORATORIUM BIOLOGI PERIKANAN

Penuntun Praktikum

20

Mikroskop

Cawan Petridis dan cover glass

You might also like