Professional Documents
Culture Documents
Cermin
Dunia
Kedokteran
Majalah triwulan
diterbitkan dengan bantuan
P.T. KALBE FARMA
dipersembahkan secara cumacuma.
Daftar isi
4 EDITORIAL
ARTIKEL
Redaksi
Yang akan diajukan ialah garis besar baik di poliklinik, rnaupun di praktek karena virus dapat diisolasikan, misal-
dan cara praktis mengenai diare akut swasta, lebih-lebih di daerah yang serba nya adenovirus, daripada usap tenggo-
non spesifik (non-disentri, non-kolera) kurang fasilitas. Kalau dulu mengenai rok sewaktu anak menderita diare. De-
pada bayi dan anak. Untuk membahas etiologi diare non—spesifik dibedakan ngan demikian etiologi diare non-spe-
patofisiologi, patogenesis, etiologi diare antara enteral dan parenteral, sekarang sifik menjadi lebih kompleks. Tidak ha-
secara mendalam, waktu beberapa pu- dengan ditemukan berbagai kuman pe- nya untuk daerah, tetapi untuk center
luh menit saja tidak cukup. Yang dike- nyebab langsung dari lambung dan usus kota besar pun, penentuan diagnosis
mukakan ialah pengalaman dan saran bagian atas, atau dengan istilah lain etiologik masih tetap sukar. Secara kul-
pribadi yang mungkin dapat diterapkan "oyergrowth of bacteriae", perbedaan tur feses pun tetap sukar, oleh karena
secara menyeluruh di Indonesia, ter- itu menjadi kabur. Belum lagi persoalan kultur yang hanya sekali negatif belum
utama di daerah-daerah. "secretory immunoglobulins " dalam a- dapat dipercaya; selain itu jawaban da-
lat pencernaan yang juga merupakan tang selalu terlambat, sedangkan pengo-
DEFINISI DAN DIAGNOSIS DIARE
Dengan pemeriksaan sepintas lalu faktor diare. Memang benar, bahwa batan yang tepat harus segera dilaksa-
("clinical view"), baik di poliklinik mau overgrowth itu pada waktu sekarang nakan. Etiologi diare non-spesifik men-
pun di praktek swasta, perlu dibuat ditemukan terutama pada PCM, tetapi jadi lebih kompleks lagi, sejak dike-
definisi dan diagnosis terlebih dulu me- di negara yang sedang berkembang de- tahui beberapa macam malabsorpsi ya-
ngan kurang lebih sepertiga jumlah a- itu 'lactose intolerance' dan ' fat mal-
ngenai apa yang dimaksud dengan diare.
naknya dalam keadaan "undernourish- absorbtion' yang frekwensinya terdapat
Sebenarnya tidak ada definisi yang
ed" dan datang dari daerah yang ti- tinggi di lndonesia. Belum lagi candi-
tepat. Menurut faham saya berak sering
saja belum berarti diare, bila konsistensi dak higienik, overgrowth itu kiranya diasis
belum cair dan warna masih kuning. tidak dapat diabaikan sebagai penyebab Yang lebih penting daripada penen-
Diare sebaiknya didiagnosis bila konsis- diare. Kemudian, perlu dipikirkan pada tuan etiologi ialah pengobatan segera
anak yang sedang menderita misalnya yang ditujukan kepada pencegahan aki-
tensi telah cair dengan atau tanpa lendir
atau darah. Frekwensi menduduki tem- tonsillo-pharingitis atau bronchopneu- bat berbahaya, yaitu dehidrasi dengan
pat ke dua. Berak sering tetapi konsis- monia, atau pun influensa atau infeksi asidosis atau shock, dan bila telah ter-
tensi masih baik, tidak begitu berbaha- lain dengan diare, apakah diarenya ti- jadi yang terakhir ini ialah mengatasi-
ya seperti berak 3 atau 4 x saja, tetapi dak disebabkan oleh overgrowth dengan nya segera. Yang perlu ditekankan ia-
kuman yang sama ?. Akhir-akhir ini lah tidak tepat kiranya untuk meng-
setiap kali cair dan banyak sekali. Lebih
di luar negeri (DAVIDSON, Melbourne hentikan diare yang oleh sementara te-
tepat diagnosis diare, bila warna feses
Royal Children's Hospital) dapat dite- man sejawat masih dilaksanakan dengan
telah berubah menjadi hijau yang ber-
arti empedu dalam usus langsung ikut mukan "virus particles" daripada feses pemberian obstipansia, misalnya papa-
ke luar dengan feses. Diagnosis diare dan dinding usus anak penderita diare verin, kodein dan lain-lain. Dengan a-
tergantung pada dapat dipercayanya an- secara elektron mikroskopik. Virus itu sumsi bahwa ada overgrowth kuman,
amnesis. Bila sewaktu diperiksa, bayi terbukti termasuk dalam golongan reo- justru .kuman itu perlu keluar dengan
atau anak kebetulan berak, dapatlah viridae dan ditemukan juga di lnggeris, berak. Menghentikan diare sekonyong-
secara obyektif dibuat diagnosis dengan Singapore dan negara-negara lain. Di konyong dapat meningkatkan over-
kemungkinan besar. Indonesia, tepatnya di Jakarta, telah growth. Biar diare jalan terus; yang
ditemukan juga duoyirus secara elek- terpenting ialah pencegahan atau peng-
ETIOLOGI tron mikroskopik dcngan bekerja sama atasan dehidrasi dengan asidosis atau
dengan gastroenterological unit di Perth shock. Bagaimana caranya ?. Untuk itu
Kalau diagnosis diare telah dibuat, M - GRACEY et a1., Paediatr. Indones. perlu ditentukan terlebih dulu stadium
seharusnya dipastikan penyebabnya. vol 15, July-August 1975, number 7-8). apa yang kita hadapi.
Hal ini tidak selalu dapat ditegakkan, Dulu virus hanya diperkirakan saja, oleh
tidak jarang dilupakan ialah mencari dan diare teringan. "Tonicity" nya se- rhoea in Apache children. J Ped Vol 83
dikit hipotonik. Oleh karena pada u- October 1973, no.4.
penyakit lain yang "intercurrent" dan
mengobatinya. Misalnya seluruh perha- mumnya diare di Indonesia ialah iso-
tian dokter ditujukan hanya pada di- tonik, kiranya dengan cairan tersebut
arenya, sedangkan kemudian terbukti tidak akan terjadi perubahan tonicity
plasma yang berbahaya. Ramuan elek-
anak menderita juga meningitis yang
terlambat didiagnosis dan diobati. Se- trolit dan glucose itu oleh sebuah apo-
baliknya juga tidak jarang dijumpai bah- tik di Jakarta telah dapat dibuat dan
dinamakan " kristal diare " Orang lain
wa dokter hanya memperhatikan pe-
nyakit permulaan misalnya bronchop- menamakannya GOS (gastroenteritis o-
neumonia atau tetanus, sehingga kemu- ral solution) atau oralit (oral electro-
dian anak meninggal oleh karena diare lytes) atau bubuk garam diare. Dalam
yang terlambat didiagnosis dan diobati. pengepakan kertas plastik yang tebal
Dengan amoebiasis diartikan semua kelainan/perubahan ditemukan dalam najisnya sendiri yang biasanya pada fase
sebagai akibat infeksi dengan E. histolytica. Gejala-gejala kli- akut berkurang jumlahnya.
nik dapat beraneka ragam, baik akut maupun kronik. Pada
2. Disentri amoeba residif : pada pengobatan yang tidak
umumnya merupakan gejala-gejala dari usus, akan tetapi ada
kalanya hati atau lain organ terkena juga. sempurna timbul kemungkinan besar akan residif. Dengan
emetine dapat dibasmi bentuk-bentuk histolitik akan te-
Anatomi patologik tapi bentuk-bentuk minuta tak terganggu dan bentuk-
bentuk inilah dapat menembus dinding lagi setelah be-
Pada disentri amoeba akut dapat ditemukan luka pada
usus kolon terutama pada sigmoid dan rektum. Jumlah lu- berapa waktu.
ka dapat bervariasi. Yang penting ialah bahwa mukosa di- 3. Disentri amoeba yang hebat : Bentuk ini selalu disertai
antara luka-luka tadi tetap normal. Ini merupakan perbedaan colitis bakteriil. Bagian-bagian yang luas dari kolon ter-
dengan disentri basiler. Hanya pada disentri amoeba yang tutup dengan luka-luka, diantaranya mukosa yang nekrotik.
kronik dan sering kambuh, seluruh mukosa dapat meradang Penderita menunjukkan panas yang tinggi, berwajah toksis
oleh infeksi sekunder. Bentuk-bentuk histolitik E. histolytica. dan dehidrasi. Defekasi sering sekali, kadang-kadang dapat
menyebabkan kematian jaringan. Dalam mukosa dan sub- ditemukan bagian-bagian selaput lendir yang nekrotik da-
mukosa dari kolon terjadi sarang-sarang nekrosa. Yang sa- lam najis. Bentuk-bentuk yang hebat ini tak jarang dite-
ngat menyolok ialah tidak terdapat reaksi radang yaitu ti- mukan di Afrika terutama pada wanita hamil dan pada
dak ada limfosit dan lekosit polinukliar. Hanya pada tepi orang yang kekurangan makanan dan juga pada peng-
luka dapat ditemukan daerah kecil dengan tanda-tanda ra- gunaan kortikosteroid.
dang. Amoeba mempunyai daya tembus yang kuat dan dapat
menembus mukosa dan lapisan muskularis akan tetapi lapis- 4: Amoebiasis usus yang kronik : Bentuk ini timbul bila
an otot sendiri tak pernah nekrosis secara luas. tak terdapat najis yang berbentuk disentri. Keluhan-ke-
Serosa pun dapat tertembus dan biasanya menimbulkan per- luhan berupa mules-mules, sakit perut, diare, lendir pada
lengketan-perlengketan akibat peritonitis lokal. Perforasi usus najis, rasa bengkak pada perut, kembung, bunyi-bunyi
dapat timbul walaupun jarang sekali. Perdarahan usus yang pada usus dan nafsu makan yang kurang. Lain keluhan
hebat juga merupakan perkecualian. Luka pada usus tidak da- seperti sakit kepala, rasa cape juga dapat timbul. Geja-
lam (dangkal) dengan dasar nekrotik dan pinggiran yang la-gejala klinik mirip dengan lain-lain penyakit seperti
tergaung serta dikelilingi oleh zona hiperemik. Luka-luka yang Ulcus duodeni, cholecystitis dll. Diagnosa hanya dapat
besar dapat sampai pada submukosa. Komplikasi : abses dibuat - bila dapat ditemukan amoeba-amoeba bentuk his-
perianal dan fistula ani. tolitik dalam najis. Bila pemeriksaan ternyata negatif maka
perlu diulangi hingga beberapa kali. Beberapa orang ber-
Bentuk-bentuk klinik pendapat bahwa bentuk-bentuk histolitik lebih sering di-
I. Disentri amoeba akut : Amoebiasis usus adalah suatu temukan setelah pemberian obat-obat pencahar (cuci pe-
penyakit kronik dengan eksaserbasi yang akut. Jadi disen- rut). Bentuk-bentuk minuta tak dapat dibedakan dengan
tri amoeba akut biasanya berlandaskan sesuatu infeksi jelas dari E. coli ; jadi perlu ditemukan kista. Bila dite-
yang telah lama ada. Rasa mules yang hebat, disertai mukan kista-kista, ini berarti bahwa penderita telah ter-
najis yang berlendir dan berdarah sampai 4-6 kali seha- jangkit dengan E. histolitica, akan tetapi tidak berarti
ri. Najis dapat berbentuk lembek/atau hancur kadang-
kadang masih berbentuk juga. Keadaan umum tak banyak Prof. Dr. P.J. Zuidema, adalah seorang bekas gurubesar FKUI/
terganggu; suhu badan mungkin subfebril. Pada suhu ba- RSTM dalam ilmu penyakit dalam dan juga pernah memirnpin rumah
dan yang tinggi perlu dipikirkan amoebiasis hati. Diagnosa sakit Bethesda, Yogyakarta. Selain Indonesia, benua Afrika juga pernah
ditegakkan dengan ditemukannya bentuk-bentuk histolitik dirantauinya. Kini beliau masih aktip berkecimpung dalam penyakit-
penyakit tropik pada Koninklyk Instituut voor de Tropen di Amster-
dalam lendir berdarah pada najis. Dapat ditemukan juga
dam, Holland Dibawah ini adalah ringkasan kuliah beliau dihadapan
sedikit lekosit polinukliar. Sering terdapat juga eosinofil para mahasiswa dan dokter sewaktu berada di Indonesia selaku tamu
dan kristal-kristal Charcot—Leyden. Rektoskopi dapat juga pembicara dalam rangka Kongres Persatuan Ahli Penyakit Dalam ke
dilakukan. Bentuk-bentuk minuta dan kista lebih banyak 11 tahun lalu.
KANKER
Sebaliknya di negara maju karena makanan dibuat dari
bahan yang sudah diolah sedemikian karena itu bersifat
low-fiber-content dan low-residue diet. Akibat makanan ini
maka usus lebih cepat kosong dan memungkinkan mukosa
SALURAN
usus saling menempel dan menghasilkan zat-zat yang bersifat
karsinogen. Juga makanan yang diawetkan dengan zat-zat
kimia, makanan high-fat-protein disebut-sebut sebagai faktor
penting. Selain itu komposisi bakteri sesuai dengan makanan
CERNA
menghasilkan variasi geografi kanker saluran cerna.
Kanker dapat timbul pada semua bagian dari saluran
cerna, namun yang paling sering adalah rektum, sigmoid,
kolon dan lambung.
Karena sempitnya ruangan tulisan ini kita batasi pada
keganasan-keganasan di lambung, usus halus, usus besar,
rektum dan anus.
KANKER LAMBUNG
INDIKASI :
1. Sesak napas karena
penyumbat
an saluran pernapasan oleh
sputum.
2. Batuk — batuk karena hiper
sekresi sputum.
3. Gangguan sputum lainnya yang
tidak purulen (contoh : pada
perokok).
4. Untuk gangguan sputum yang
purulen,MUCOSOLVAN dapat
dikombinasikan dengan anti
biotik / kemoterapeutik.
Perkembangan bidang gastfoenterologi memang terasa se- Alat endoskop yang digunakan untuk memeriksa rektum dan
kali pesatnya baik dalam diagnostik maupun terapeutiknya. sigmoid pertama kali dikembangkan oleh TUTTLE pada
Salah satu alat diagnosa yang banyak membantu perkembang- tahun 1902, Dan peritoneoskopi pertama kali dikembangkan
an gastroenterologi ialah endoskopi. Yang meliputi endoskopi oleh OTT pada tahun 1901, dan disebutnya celioskopi,
di bidang gastroenterologi ialah : esofagoskopi, gastroskopi, Ia mempergunakan spekulum vagina ke dalam rongga perut
duodenoskopi, panendoskopi, kolonoskopi, rektosigmoidos- melalui insisi. Cara memeriksa isi rongga perut ini diikuti
kopi, laparoskopi atau peritoneoskopi dan choledoskopi. oleh KELLING pada tahun yang sama dengan menggunakan
cystoskop.
SEJARAHNYA
Periode II , yaitu periode " semiflexible tube endoscope " ,
Untuk mengenal dan mengetahui kegunaan endoskopi di antara tahun , 1932 - 1958, Oleh karena .alat-alat endoskop
bidang gastroenterologi, baiklah terlebih dulu mengenal se- sebelum tahun 1932 masih kaku dan masih banyak kesukaran
jarahnya. Sejarah dari gastrointestinal endoskopi dibagi atas dan bahayanya, maka RUDOLF SCHINDLER & WOLF
3 periode, yaitu : membuat semiflexible gastroscope yang pertama kali pada
— Periode I, yaitu periode endoskop kaku atau " straight tahun 1932. Oleh karena itu RUDOLE SCHINDLER diakui
rigid tubes " , antara tahun 1795 - 1932. oleh , kalangan gastroenterolog di dunia sebagai seorang pionir
- Periode II, yaitu periode setengah lentur atau " semi- dalam flexible endoskopi, Alat tersebut mempunyai lensa
"
flexible tube endoseopy , antara tahun 1932 - 1958. ganda dengan jarak sangat pendek. Kemudian alat tersebut
- Periode III, yaitu periode fiberoptic endoscopy, yang mengalami berbagai macam modifikasi, di antaranya HEN-
diawali pada tahun 1958. Dan sejak tahun ini pula per- NING pada tahun 1939 membuat modifikasi lensanya, dan
kembangan baik endoskopi maupun gastroenterologi terasa bagian yang kaku dibuat lebih kecil, sehingga memudahkan
sekali sangat pesatnya. pemeriksaan. Pada tahun 1941 EDER PALMER membuat
Periode I, yaitu periode endoskop yang masih kaku, gastroskop dengan diameter 9 mm, diameter ini lebih kecil
diawali oleh sarjana BOZZINI dalam tahun 1795. Pada waktu dari pada yang dibuat oleh SCHINDLER . Pada tahun 1948
ini untuk memeriksa rektum dan uterus. Sarjana tersebut oleh BENEDICT dibuat gastroskop yang dilengkapi dengan
membuat suatu alat dari logam dengan diberi penyinaran alat biopsi.
lilin. Pada tahun 1868 KUSSMAUL pertama kali membuat Yang melakukan pemotretan pertama kali ialah HENNING
gastroskop dari logam. Karena alat tersebut masih kaku dan dengan memakai Schindler gastroskop, film yang dipakai
yang dilengkapi dengan lampu dan kaca yang memantulkan hitam putih Kemudian tahun 1948 dilakukan pemotretan
cahaya, maka disebut straight rigid gastroskop . Kemudian dengan film berwarna oleh HENNING, KEILHACK, SEGAL,
gastroskop tersebut diperbaiki/disempurnakan oleh MIKU- dan WATKINS. Tahun 1950 oleh UJI dibuat gastrokamera
LICZ pada tahun 1881, dengan membuat lekukan di ujungnya dengan mempergunakan mikrofilm yang dapat dimasukkan
sebesar 30 derajat, sehingga dapat digunakan untuk me- ke dalam gastroskop.
meriksa isi lambung lebih sempurna dan disebut rigid elbowed Periode III , yaitu periode fiberoptic endoskop, yang di-
gastroscope mulai sejak tahun 1958. Periode ini dipelopori oleh HIR
Perkembangan tidak hanya mengenai bentuk endoskop saja, SCHOWITZ dengan mendemonstrasikan untuk pertama kali-
tapi juga penyinarannya. Bila 'tadinya hanya memakai pe- nya gastroduodenal fiberskop buatan ACMI. Berkas-berkas
nyinaran dengan lilin maka sejak tahun 1906 dipakai pe- cahaya yang terdapat di dalam alat-alat tersebut dipantulkan
nyinaran listrik. Dan ini dipelopori oleh ROSENHEIM yang oleh fiberglass dengan diameter 0,0006 inch atau +/- 14 u.
pertama kali mempergunakan lampu listrik untuk iluminasi Di dalam satu bundel dengan diameter ± 0,25 inch terdapat
di gastroskop. 150.000 fiberglass. Dengan ditemukannya gastroduodenal
Alat endoskop lainnya, misalnya esofagoskop dipelopori oleh fiberskop HIRSCHOWITZ ini, mulai terlihat kemajuan di
BEVAN pada tahun 1868, yang digunakan pertama kali bidang endoskopi, karena pemakaiannya tebih mudah dan
untuk mengambil benda-benda asing dan untuk melihat lebih aman. Kemudian Olympus Co. dari Jepang membuat
kelainan di esofagus. gastrokamera yang dikombinir dalam fiberskop, yang disebut
Kepercayaan bahwa gas dalam perut dapat menyebabkan berbagai penyakit atau berbagai gejala
tersebar luas di seluruh dunia. Di dalam masyarakat Indonesia, baik dalam golongan berpendidikan
rendah maupun tinggi, dikenal istilah " masuk angin", yang meskipun kurang " il miah" , bila ditelusur
kembali berpangkal pada kenyataan bahwa berbagai penyakit dapat menyebabkan pengumpulan gas di
dalam perut (flatus), lebih-lebih pada anak-anak.
Sebenarnya sejarah telah menunjukkan bahwa persoalan ini telah dikenal sejak berabad-abad yang
lalu. Hippocrates, dalam bukunya The Flatuosities, menulis beraneka ragam manifestasi penyakit
akibat gas yang terkumpul dalam perut secara berlebihan. Pada tahun-tahun sekitar 40 AD, masyarakat
Romawi kuno mengalami masa-masa di mana membuang "angin" di tempat-tempat umum dinyata -
kan terlarang oleh undang-undang ! Untunglah bahwa Kaisar Claudius kemudian merubah undang-
undang tersebut, suatu hal yang menurut para ahli sejarah mungkin disebabkan karena kaisar itu
sendiri sering buang angin. Di dalam masyarakat Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku ini
masalah gas tersebut juga menduduki tempat yang penting dalam adat istiadat. Konon kabarnya ada
adat di daerah tertentu yang menyatakan bahwa bila seorang calon menantu membuang angin sehingga
terdengar oleh calon mertua, maka sang mertua akan segera memutuskan hubungan dengan menan-
tunya.
Dari segi kedokteran, walaupun masalah gas ini telah diperbincangkan sejak jaman Hippocrates,
pengetahuan tentang hal ini masih termasuk " primitip " . Penyelidikan-penyelidikan yang telah dilakukan
sampai saat ini relatip masih sedikit sekali, hal mana tercermin dari kesulitan penulis artikel ini dalam
mencari bahan-bahannya dari Cummulated Index Medicus, yang memuat penyelidikan kedokteran
dari hampir seluruh dunia.
METODA PENYELIDIKAN
Salah satu pertanyaan penting yang masih sulit dijawab ialah apakah seorang pasien yang mengeluh
perut kembung benar-benar kelebihan gas dalam perutnya ? Dengan memasang semacam " tube " pada
rektum, didapatkan bahwa dalam keadaan normal setiap orang membuang ± 400 - 1200 cc gas setiap
hari. Tetapi dalam klinik yang penting bukanlah masalah apakah seseorang membuang sedikit atau
banyak gas, melainkan rasa nyeri dan perut kembung yang diakibatkan tekanan gas yang berlebihan,
yang tidak dibuang melalui anus. Jadi penyelidikan yang terpenting ialah berapa volume gas di dalam
usus yang menyebabkan perut kembung.
Ada 3 macam cara penyelidikan volume gas dalam usus. Cara pertama ialah dengan menempatkan
orang yang diperiksa dalam suatu plethysmograph berbentuk kotak yang menutup perutnya. Dengan
mengukur perubahan-perubahan volume, volume gas dalam perut dapat diperhitungkan. Cara kedua
serupa dengan yang pertama, tetapi orang yang diperiksa dimasukkan dalam air sampai setinggi dada.
Cara ketiga, yang kurang menyenangkan bagi subyek penyelidikan, ialah dengan memasukkan gas
argon ke dalam usus sehingga dengan demikian gas-gas yang berada di dalam usus terdorong keluar
melalui anus dan dapat dianalisa. Ternyata dalam usus orang normal, rata-rata terdapat 100 ml gas.
Persoalannya sekarang : sampai volume berapa seseorang akan mulai mengeluh perut kembung ?
Penyelidikan dengan sinar X mengungkapkan bahwa volume gas dalam perut kadang-kadang tidak
menunjukkan hubungan yang konsisten dengan keluhan; dapat terjadi bahwa gas hanya sedikit atau
bahkan tak terlihat dalam foto rontgen tetapi ada keluhan, sebaliknya kadang-kadang banyak gas
terkumpul dalam usus tetapi tidak ada keluhan. Demikianlah maka timbul suatu hipotesa bahwa
keluhan perut kembung bukan secara primer disebabkan oleh kelebihan gas di dalam perut, melainkan
karena kelainan (disorder) pergerakan/motilitas usus yang tidak memungkinkan pembuangan kelebih-
an gas melalui anus.
PETUNJUK-PETUNJUK
BAGI PENGIRIM KARANGAN q istilah asing sedapat mungkin dihindari
Majalah CERMIN DUNIA KEDOKTERAN dapat me- q Redaksi berhak untuk mempersingkat, memperbaiki
muat kiriman karangan-karangan yang berupa : susunan naskah atau bahasanya, bila dianggap perlu.
a. pembahasan satu topik yang aktuil (tak lebih dari 2500 q Daftar kepustakaan harus disusun dengan urutan seba-
kata) gai berikut :
b. pengalaman dalam praktek yang sangat mengesankan NAMA PENULIS (dengan huruf besar) : Judul karangan,
atau yang dapat dipergunakan sebagai pelajaran bagi Nama majalah, volume : nomor halaman, tahun pener-
dokter lain (tak lebih dari 500 kata) bitan.
c. humor ilmu kedokteran (tak lebih dari 200 kata) q Bila karangan dimuat dalam CDK maka bagi pengirim
d. abstrak-abstrak (tak lebih dari 200 kata) disediakan honorarium sebesar :
q Karangan-karangan tersebut harus belum pernah dimuat untuk (a) Rp 10.000,
didalam majalah lain. (b) Rp 3.000,
q Karangan ditulis dalam bahasa lndonesia secara ringkas (c) dan (d) . Rp 1.000,
dan diketik diatas kertas putih dengan memberi cukup
ruang pinggir serta dua spasi diantara garis-garis. Redaksi Cermin Dunia Kedokteran
BARU !
NEUROLOGI PRAKTIS
oleh : Soemarmo Markam
Lektor dalam Ilmu Penyakit Saraf - FKUI & Akademi Perawat RSCM- Jakaria.
Tebal : I20 halaman. Ukuran : 14,5 x 20 cm. Rp 1000,-
Buku ini berguna bagi para dokter maupun mahasiswa sebagai pegangan praktis dalam menghadapi kasus-kasus neurologik. Sebagai
pengajar pada Akademi Perawat, dalam buku ini beliau menekankan juga segi-segi perawatan/management penderita penyakit saraf,
sehingga disediakan bab-bab khusus yang antara lain membahas masalah perawatan penderita yang harus berbaring lama, dekubitus,
fisioterapi, kompres, gangguan miksi & defekasi, gizi, infus, shock peredaran darah, koma dan sebagainya.
KALMAN — Jl. Cikini Raya 63 -- Jakarta Pusat. Pesanan luar kota + ongkos kirim 5%, minimum Rp. 250,--
1. Faktor keturunan
2. Alergi terhadap susu Gejala/Tanda-tanda Berat Ringan
3. Penyakit autoimun
4. Faktor psikologik Menceret/24 jam 6 x atau lebih 3 x atau kurang
5. Faktor infeksi bakteri atau virus. darah pada tinja nyata hanya sedikit
6. Alergi terhadap faktor yang tidak diketahui. Suhu badan lebih 37,8°C normal
Anemia jelas sedikit
Elektrolit terganggu normal
Masing-masing teori ini mempunyai data-data, misalnya Laju endap darah > 30 mm/1 jam ( 30 mm/1 jam
proctocolitis ini didapati pada 8 orang dari 3 generasi
keturunan sehingga menganggap bahwa faktor bakat untuk Proctocolitis yang sedang berada diantara Proctocolitis ringan
mendapat penyakit ini didapati pada keturunan ini. Bila dan berat.
yang disebabkan proctocolitis ini. Pemeriksaan radiologik Masih jarang didapati laporan-laporan tentang " incidence
dengan Barium enema memegang peranan juga dalam me- rate " dari proctocolitis di Indonesia. Pada sub-bagian gas-.
negakkan diagnosa penyakit ini disamping untuk mengetahui troenterologi/Bagian Penyakit Dalam Fak. Kedokteran U.S.U.
luasnya penyakit ini sampai kedaerah caecum. Tetapi dalam di Medan selama tiga tahun (permulaan 1973 - permulaan
keadaan proctocolitis yang berat dan akut pemeriksaan radio- 1976) kami telah menyelidiki 180 penderita tersangka men-
logik ini harus ditunda, mengingat bahaya perforasi pada derita proctocolitis dan pada semua penderita ini kami laku-
waktu pemeriksaan ini. Diagnostik yang biasa dipakai adalah kan pemeriksaan rektosigmoidoskopi.
riwayat penyakit yang khas, tidak ditemuinya microorganisme, Dari 180 penderita ini kami lakukan 120 kali biopsi
dan pemeriksaan rektosigmoidoskopi serta biopsi yang positif. rektum dan dari hasilnya kami memperoleh jawaban bahwa
30 penderita menderita proctocolitis. Kriteria kami dalam
KOMPLIKASI menegakkan diagnosa proctocolitis ini ialah :
Komplikasi dari proctocolitis dibagi atas 2 bagian : 1. Gejala yang khas.
(a) komplikasi lokal 2. Gambaran yang khas dari rektosigmoidoskopi.
(b) Komplikasi sistemik 3. Hasil yang positip dari biopsi rektum.
Yang ditakuti adalah komplikasi lokal seperti perforasi, per-
darahan yang hebat dan dilatasi akut dari colon. Komplikasi Ringkasan
sistemik dapat berupa pyoderma ganggrenosum, conjunctivitis, Telah diuraikan tentang pengertian dari proctoeolitis, gejala-gejala dan
iridocyclitis, arthritis dan ankylosing spondylitis. Degenerasi tanda-tanda dari penyakit, diagnostik dan pengobatan dari proe-
Malignan lebih sering didapati pada penderita-penderita proc- tocolitis.
tocolitis dibandingkan dengan orang-orang tanpa proctocolitis, Dari pemeriksaan 180 kali rektosigmoidoskopi kami mengambil 120
kali biopsi dari rektum dan dari sini kami memperoleh 30 kasus
dan diperkirakan bahwa degenerasi malignan ini paling sering
penderita proctocolitis (hasil biopsi yang positip).
pada penderita proctocolitis yang telah menderita 10 tahun
atau lebih dan juga pada penderita yang telah menderita Ternyata di Sumatra Utara insidens dari proetoeolitis ini agak tinggi
dan masih memerlukan penyelidikan yang lebih lanjut.
penyakit ini sejak masa kanak-kanak atau masa muda.
PENGOBATAN KEPUSTAKAAN
Secara ringkas dapat diterangkan disini pengobatan dari
proctocolitis. Harus. diciptakan hubungan yang baik antara 1. BONNEVIE OP and P, ANTHONIESEN : An epidemiological study
of ulcerative colitis in Copenhagen Country. Scandinar J Gastrocnt
penderita, dokter, pengobatan dan ahli bedah. Penderita.
3 : 432 - 438, 1968.
proctocolitis yang berat sebaiknya dirawat di rumah sakit 2. MARPAUNG B, LUKMAN HAKIM ZEIN, SUGITO HUSODO-
untuk mendapat istirahat jasmani dan rohani, dan pengaturan WIJOYO : Proctocolitis di rumah sakit umum pusat Propinsi
diet. Harus dicatat kejadian-kejadian sehari-hari pada penderita Sumatra Utara Medan. KOPAPDI III Bandung 1975.
dan bila perlu dilakukan koreksi terhadap keadaan anemia, Chines 3. CHUTTANI KK et al : Non spesific ulecrative colitis in
gangguan elektrolit dan kemungkinan-kemungkinan terjadinya and Indians in Singapore. Med J Austr 2 : 361 - 365, 1971.
4. JONES FA, GUMMER JWP, and LENNARD-JONES JE : Clinical
komplikasi. Gastroenterology. Blackwell, Oxford, 1968.
Diet terdiri dari makanan berkalori ± 3000 kal dan paling 5. MIRANDA M et al : Uleerative colitis in Costa Rica. Gastroentero-
sedikit mengandung 100-120 gr protein sehari. Diet harus logy 56 : 310 - 315, 1969.
terdiri dari makanan lunak dan rendah—sisa, serta tidak me- 6. RANDHAWA et al : Ulcerative colitis in West Pakistan. Brit J Clin
Pract 16 : I35, 1962.
ngandung susu. Obat-obat yang dapat dipakai ialah obat
7. SPIRO H M : Ulcerative colitis in Clinical Gastroenterology. Collin
anti-diarrhoea dan anti-cholinergik. Tranquilizer dapat diberi- Mac Millan Ltd 1970, 575.
kan juga. Untuk penderita yang berat dapat dimulai dengan 8. THOMSON TJ : Ulcerative colitis, in Gastroenterology : An
pemberian corticosteroid; dapat diberi 40 - 60 mg/hari integrated Course. Churchill-Living Stone. Chapter x : 198.
Aspek Epidemiologi
Hepatoma
Hepatoma atau karsinoma hati primer merupakan jenis kanker yang banyak terdapat di Indonesia. Berman
pada tahun 1951 melaporkan bahwa insidens hepatoma di Sumatra dan Jawa merupakan insidens yang
tertinggi di dunia, yaitu 1,31% dari jumlah autopsi. Ini menarik perhatian untuk menyelidiki secara lebih
mendalam tentang hepatoma.
Dalam mempelajari faktor-faktor etiologik suatu penyakit dapat diambil beberapa jalan. Percobaan-
percobaan pada binatang mempunyai suatu kekurangan yaitu bahwa hasil yang didapat pada binatang tidak
selalu sesuai dengan hasil pada manusia. Cara kedua ialah mencoba menginduksi suatu penyakit pada manusia.
Untuk kanker hati, percobaan untuk menimbulkannya pada manusia secara moril tak dapat dipertang-
gung-jawabkan, karena ini masih merupakan penyakit yang tak dapat disembuhkan. Jadi rupanya cara ketiga
yaitu cara epidemiologiklah yang dapat kita perdalam.
I NSIDENS & DISTRIBUSI GEOGRAFIK orang Tionghoa (6). Tahun 1968 KUSUMAWIDJAJA mela-
Karsinoma hati primer sering ditemukan di daerah-daerah porkan insidens sebesar 3,91% (7) ; Hepatoma yang dalam
laporan BONNE menduduki tempat teratas pada penyelidikan
Asia dan Afrika, sebaliknya jarang dijumpai di Amerika
Serikat, Eropa, Uni Soviet dan Australia. Pada kepustakaan ini hanya menduduki tempat ke 8. Sebab-sebabnya masih
yang lama disebutkan bahwa karsinoma hati primer terdapat belum diketahui dan sedang dalam penyelidikan.
pada 1 dalam 400 pemeriksaan autopsi (0,25%) dengan jarak Hepatoma jauh lebih sering didapatkan pada laki-laki dari
('range') antara 0,02 sampai 1,05% (1). Angka 1,05% tersebut pada wanita. SCHIFF (1) memberikan perbandingan 6:1,
tetapi angka ini tidak berlaku untuk daerah Amerika dan
(1 : 100) menunjukkan frekwensi yang lebih besar di bebe-
Eropa. HIGGINSON (8) mendapatkan bahwa tidak ada per-
rapa daerah di Asia dan Afrika (0,74 sampai 1,05%). Dikata-
bedaan yang bermakna dari insidens berdasarkan kelamin
kan bahwa insidens lebih besar pada ras kulit berwarna
bagi kedua daerah tersebut (Tabel II dan III). Perbedaan ber,
dibanding dengan ras kulit putih. Tetapi ternyata ini hanya
dasarkan kelamin dan ras terlihat jelas pada daerah-daerah
berlaku untuk ras tersebut yang tinggal di daerah asalnya,
seperti terbukti bahwa insidens bagi orang-orang Negro di Afrika dan Asia. Penyelidikan SHARPER (9) di Uganda mem-
beri data bahwa penduduk laki-laki Rwanda tiga kali lebih
Amerika adalah jauh lebih kecil dari pada insidens bagi
sering menderita hepatoma dari pada penduduk laki-laki suku
orang-orang Negro di daerah asalnya, Afrika. Variasi berdasar-
Baganda, sedang untuk penduduk wanita tidak ada perbedaan
kan ras ini akan dibicarakan lebih lanjut (di bagian belakang).
antara suku Rwanda dan Baganda.
Angka insidens yang tinggi sekali dilaporkan oleh BERMAN
Hepatoma jarang sekali ditemukan pada anak-anak dan
(2) yang mengumpulkan data-data karangan SNIJDERS &
bayi. Golongan umur di mana didapatkan frekwensi ter-
STRAUB (1923), KOUWENAAR (1932) dan BONNE (1935)
tinggi berbeda-beda pada tiap-tiap daerah. Bila insidens ber-
pada penyelidikan-penyelidikan di Sumatra dan Jawa. Karsi-
dasarkan golongan umur dibandingkan pada beberapa daerah,
noma hati didapatkan pada 1,31% dari 8235 autopsi pada
terdapat perbedaan yang besar sekali pada golongan umur
penyelidikan tersebut. Sampai saat ini, inilah insidens ter-
tertentu. Insidens relatip tertinggi yang pernah dilaporkan
tinggi yang pernah dilaporkan. Variasi insidens hepatoma
ialah pada penduduk laki-laki Bantu, Mozambique, di mana
berdasarkan distribusi geografik dapat dilihat pada Table I,
untuk golongan umur 25 - 34 tahun angkanya 500 kali dari
II dan III. ELKINGTON dkk. (3), dan PEQUIGNOT (4)
pada angka tersebut di Amerika Serikat (156 : 0,3). Meskipun
mengatakan bahwa insidens hepatoma pada beberapa puluh
demikian, untuk golongan umur 65 - 74 tahun angka tersebut
tahun terakhir ini telah meningkat dengan nyata. Penyelidikan
PATTON & HORN berdasarkan autopsi di berbagai rumah TABEL I*
sakit di Amerika menyokong hal ini. Sebagai contoh, tahun
1916 sampai 1955 insidens hepatoma di rumah sakit Henry Jumlah % kanker pada %
Ford adalah 0,34% ; angka tersebut menjadi 2 kali lipat autopsi hepatoma seluruh organ hepatoma
dalam jangka waktu tahun 1956 sampai 1963 (5),
Eropa 0,14 24.537 1,2
Dibandingkan dengan seluruh kanker organ tubuh lain, 248.053
Amerika Serikat 108.632 0,27 5.602 2,5
SCHIFF mengumpulkan data-data bahwa hepatoma merupa-
Afrika Selatan 8.068 1,1 2.796 50,9
kan 1,5% dari seluruh kanker (1). Angka inipun menunjukkan
Cina 23.764 0,90 456 33,0
variasi geografik yang besar sekali, dari 1,2% di Eropa sampai Filipina 13.876 0,44 275 22,2
50,9% di Afrika Selatan (Tabel I). Untuk Indonesia, BONNE lndia 14.768 0,32 222 17,5
mendapatkan angka 16,5%, suatu angka yang tertinggi diban- Jepang 15.565 0,97 4.146 7,5
dingkan kanker pada alat-alat lain. Penyelidikan yang lebih Jawa 8.253 1,31 262 41,6
baru oleh RUKMONO dkk. tahun 1960 memberikan angka
1,6% untuk orang-orang Indonesia dan 2,4% untuk orang- * menurut Berman, 1951.
NBOK
tersebut infeksi virus hepatitis merupakan "promoting agent"
atau merupakan "initiating agent" masih belum diketahui.
KSEARVLlCM
AUSTRALIA ANTIGEN : DASAR GENETIK
DARI HEPATOMA
HEAD OFFICE :
Jl. Jend. A Yani (Pulo Mas) . Ph. 40549 Jkt. Australia Antigen pertama kali ditemukan oleh BLUM-
BERG dkk. pada tahun 1965 (21), dan kemudian diajukan
BOOKSHOPS : beberapa nama lain untuknya yaitu Hepatitis-Associated An-
Jl. Cikini Raya 63, Jakarta tigen (HAA), serum hepatitis antigen, dan hepatitis antigen.
Hubungan antara HAA dengan hepatitis kronik ditemukan
TERLENGKAP DALAM BIDANG KEDOKTERAN & pada penyelidikan pasien-pasien dengan sindroma Down pada
FARMASI tahun 1966 (22). Pada penyelidikan itu ternyata bahwa se-
orang penderita yang pada test permulaan tidak mempunyai
TERMURAH DALAM HARGA................................. HAA pada test berikutnya menunjukkan hasil positif, Ini
merupakan bukti pertama bahwa HAA bisa didapat. Penderita
tersebut kemudian menunjukkan gejala-gejala hepatitis-anic-
Atlas of Surgical Techniques teric pada penyelidikan biopsi hati dan test-test biokimia.
by Thorek P. 196 pp. 80 ilust. 655 figs. Rp. 13.500, Kemudian dilakukan penyelidikan pada penderita-penderita
hepatitis akut yang telah sembuh, penderita hepatitis kronik
Bedside DiagnOstic Examination dan penderita hepatitis akut yang diikuti hepatitis kronik.
by DeGowin & DeGowin. 1976. 952 pp. Rp. 5.950, Bila didapatkan HAA, HAA akan didapatkan dalam waktu
yang sebentar saja pada hepatitis akut, sedang pada hepatitis
A COlor Atlas of General PatholOgy kronik HAA akan didapatkan secara persisten, terus menerus,
by Gresham G.A. I976. 365 pp. Full of ilustr. SUTNICK(23) melaporkan bahwa dari 762 penderita hepatitis
kronik, 25 atau 30% mempunyai HAA. Hal ini menyokong
Rp. 9. 000, —
pendapat bahwa adanya suatu agen infeksius secara terus
Manual of POstOperative & Preoperative Care menerus merupakan faktor penting pada perkembangan pe-
pyakit itu. Meskipun terdapat bukti-bukti yang banyak sekali
Amer. Coll. of Surgeons. 3I contributors. 2 ed. 644 pp. tentang hubungan hepatitis virus dengan HAA, masih belum
Rp. 6. 600, — dapat dibuktikan apakah HAA itu virus ataukah hanya pro-
duk dari sel hati yang rusak, hanya diketahui bahwa HAA
Human PhysiOlOgy ini dapat ditularkan meskipun tanpa kontak parenteral. Ka-
by Shepard R.S. 2nd printing. 664 pp. 585 illustr. rena eratnya hubungan HAA dengan hepatitis virus, dipikir-
Rp. I2.000,- kan hubungannya dengan hepatoma. Untuk ini SMITH (24)
mengambil serum dari 65 penderita hepatoma di Hong Kong,
Techniques in Clinical Physiology Afrika Timur dan Amerika Serikat, dan dilakukan test ter-
A survey of measurement in anaesthesiology hadap HAA. Ternyata frekwensinya tidak berbeda dengan
Rp. 8.000,— frekwensi yang didapatkan pada penduduk setempat. Tetapi
by Bellville J.W. 532 pp.
belakangan ini ternyata di berbagai laboratorium didapatkan
Differential Diagnosis in Pediatrics frekwensi yang tinggi pada penderita-penderita hepatoma ;
A card-sort system of symptom analysis ( punched- di Taiwan, TONG (25) melaporkan bahwa 80% dari pende -
rita hepatoma yang diselidikinya mempunyai HAA, Variasi
card method ). geografik dari hubungan HAA dengan hepatoma dapat dilihat
by Athreya & Athreya. 270 punched cards + book. di tabel IV.
Rp. 28.800, TABEL IV
KEPUSTAKAAN
1. SCHIFF L : Disease of the Liver. Philadelphia, Lippincott Co, 13. HIGGINSON J Primary carcinoma of the liver in Africa.
1956 Brit J Cancer 10 : 609 - 622, 1956
2. BERMAN C : Primary Carcinoma of the Liver. London, Lewis 14. SAMUEL SE et al : Carcinogenicity of the herbicide maleic
& Co, 1951 hydrazide. Nature : 215 : 1388, 1967
3. ELKINGTON SG et al : Hepatoma in cirrhosis. Brit Med J ii : 15. HOU PC : dikutip dari Higginson (8).
1501, 1963 16. SHAIN et al : Caneer and opistorchosis of the liver. Ter arkh
4. PEQUIGNOT H et al : Primary carcinoma of the liver in 43 : 59, 1971 in Excerpta Med 21 : abstr 864, 1972
cirrhosis. Presse Med, 75 : 2595, 1967 in Excerpta Med Cancer 17. CAMPBELL TC and SALAMAT T : dikutip dari KPPIK FKUI
16 : abstr 5646, 1968 ke VII : 557, 1972.
5. PATTON RB and HORN RC : Primary liver carcinoma, autopsy 18. SHANK R and WGAN GN : dikutip dari KPPIK FKUI
stuiy of 60 cases. Cancer 17 : 757, 1964 ke VII : 557, 1972
6. RUKMONO : dikutip dari (7). 19. HADDOW A: dikutip dari Higginson (8).
7. KUSUMAWIDJAJA H : Penyelidikan Frekwensi Tumor Ganas 20. CLEMMESEN J and NIELSON A : dikutip dari Higginson (8).
Yang Diterima oleh Lembaga Patologi Jakarta Selama Tahun 21. BLUMBERG BS et al : A"new" antigen in leukemia sera.
1960 s/d 1968, KPPIK FKUI VII : 520, 1972 JAMA 191 : 541 - 546, 1965
8. HIGGINSON J : The geographical pathology of primary liver 22. SUTNICK Al et al : Anicteric hepatitis associated with Aus-
cancer. Cancer Res 23 : 1624 - 1633, 1963 tralia antigen : occurrence in patients with down's syndrome.
9. SHARPER AG : Cirrhosis and primary liver-cell carcinoma in JAMA 205 : 670 - 674, 1968
Uganda. Trop Geogr Med 22 : 1610, 1970 23. SUTNICK I et al : Australia antigen : a genetic basis for
10. SHANMUGARATNAM K : Primary carcinomas of the liver chronic liver diseases and hepatoma ? Ann Intern Med 74 :
and biliary tract. Brit J Cancer 10 : 232, 1956 442 - 443, 1971
11. HIGGINSON J and CETTLE AG : Cancer incidence in the 24. SMITH JB et al : Viral hepatitis, postnecrotic cirrhosis and
Bantu and "Cape-Colored" races of South Africa. J Natl Cancer hepatocellular carcinoma (letter). Lancet 2 : 953, 1969
Inst 24 : 589 - 671, 1960 25. TONG MJ et al : Ann Intern Med 75 : 687, 1971
12. FIERS L : Hepatoma in the autopsy material of the institute 26. KRUGMAN S et al : JAMA 212 : 1019, 1970
of pathology in Zurich. Acta hepato splenol 16 : 383, 1969 in 27. BLUMBERG : Lancet 2 : 173, 1967
Excerpta Med Cancer 19 : abstr 892, 1971 28. SHERLOCK : Lancet 1 : 723, 1972
Telah lama diketahui bahwa hepar Kerusakan hepar dapat terjadi kare- hepatotoxik pada hewan, belum tentu
merupakan alat tubuh utama yang me- na : (1) Penghambatan proses regenerasi, hepatotoxik untuk manusia ; dan adanya
lakukan biotransformasi obat yang ma- (2) Percepatan proses destruksi, sehingga gangguan fungsi belum tentu disertai
suk ke dalam tubuh kita. Pada umumnya kedua proses itu tidak seimbang lagi. oleh adanya kelainan morfologik (histo-
dalam proses biotransformasi, peristiwa Proses regenerasi dan proses destruksi logik) ; demikian pula sebaliknya, ada-
yang terjadi adalah sebagai berikut : dipengaruhi oleh banyak faktor antara nya kelainan morfologik tidak selalu di-
(I) Obat nonpoler diubah jadi poler agar lain : * vaskularisasi setempat sertai kelainan fungsionil. Ini disebabkan
lebih mudah diexkresi. (2) Aktivitas bio- * metabolisme setempat karena sisa jaringan hepar yang sehat
* persarafan setempat
logik obat dikurangi, tetapi ada keke- dapat meningkatkan kecepatan kerjanya
* hormon
cualian untuk beberapa jenis obat, bio- * elektrolit untuk mengimbangi kemunduran kerja
transformasi justru mengakibatkan pe- * protein jaringan hepar yang rusak.
ningkatan aktivitas obat. Berikut ini adalah daftar obat yang
Selain dari tugas biotransformasi obat, Beberapa macam obat telah dibuk- telah dilaporkan bersifat hepatotoxik pa-
hepar masih memikul tugas lain yang tikan bersifat hepatotoxik pada manu- da manusia :
sangat penting dan cukup berat, yaitu sia ; kesimpulan ini ditarik setelah obat-
metabolisme zat-zat makanan, sintesa obat tersebut terbukti dapat menimbul-
KEPUSTAKAAN
protein, sintesa fibrinogen, sintesa empe- kan gangguan fungsi atau juga morfo- nd
1. AMA Drug Evaluation, 2 Ed. 1973.
du dsb. Sehubungan dengan tugasnya logi hepar. Mekanisme kerja hepatotoxik 2. J.R. GILLETTE et al : Biochemical Me-
yang berat itu, maka dapat dipahami obat-obat tersebut belum jelas benar. chanism of drug Toxicity. Annual Rev
bila hepar harus memiliki daya regenerasi Perlu diingatkan disini bahwa obat yang Pharmacol 14 : 27I, 1974.
yang besar agar dapat segera mengatasi
kerusakan-kerusakan sel karena kontak- OBAT HEPATOTOXIK
nya dengan berbagai macam zat kimia
(makanan, mineral, obat dsb.) Kerusakan 1. Obat antidiabetik oral : 6. Antibiotika dan Kemoterapeutika :
hepar morfologik ataupun fungsionil se- - Acetohexamide — Nitrofurantoin dan garamnya
lalu dicoba diatasi oleh proses regene- - Chlorpropamide — Sulfonamida
- Tolbutamide — Amphotericin B (intravena)
ratif. Bila kecepatan proses regeneratif
— Capreomycin + antituberkulosis lain
melampaui atau sama cepat dengan pro- 2 Obat antidepressi :
— Erythromycin estolate
ses degeneratif, maka adanya kerusakan Amitriptyline HCI
— Ethionamide
— l mipramine HCI
hepar tersebut sulit dibuktikan. Keadaan — Lincomycin HCI
— Desipramine HCI
seperti ini dapat mengaburkan interpre- — Troleandomycin
— Nortriptyline HCI
tasi dan menjurus pada kesimpulan yang — Senyawa trisiklik 7. Obat antihiperlipidemia :
salah yaitu sama sekali tidak ada des- — Niacin
3. Obat antipsikotik dan obat penenang : — Aluminium Nicotinate
truksi hepar. Bila kecepatan destruksi
melampaui keeepatan regenerasi maka — Carbamazepine 8. Lain - Lain :
— Chlorpromazine dan garamnya Carbamazepine
adanya kerusakan sel akan lebih mudah — Fluphenazine (garam) Kontraseptif oral
dibuktikan. Tetapi perlu dinyatakan di — Haloperidol Antimon Kalium Tartrate
sini bahwa sekalipun ada kerusakan he- — Phenothiazines — Azathioprine
par, belum tentu nilai test fungsi hepar — Promethazine HCI — Carbarsone
abnormal, karena ini tergantung pada Trimeprazine tartrate — Chlormezanone
Chlordiazepoxide dan garamnya — Chloroform
luas, macam kerusakan hepar, kepekaan Chlormeranone — Chlorzoxazone
metode test serta ada tidaknya usaha — Cyclophosphamide
kompensasi oleh sel hepar yang masih . 4. Obat anabolik : — lndomethacin
sehat. Jadi dalam penelitian obat hepa- — Anabolik steroids — l odine
totoxik, perlu diketahui atau dicari pe- — Androgens — Mercaptopurine
Oxyphenisatin acetate
ngaruh obat itu terhadap proses des- 5.- Obat antikonvulsan (anti kejang) — Phenacemide
truksi dan regenerasi yang normal da- — Hydantoin — Phenindione
hulu. — Phenytoin (= Diphenylhydantoin) — Phenylbutazone
BIOAVAILABILITY OBAT
PADA PEMAKAIAN PER ORAL
drs. Nurul Hadi Mufti
tidak banyak berpengaruh itu, telah menyebabkan kenaikan Sifat kimia-fisik bahan baku merupakan pertimbangan
kadar obat dalam darah hingga melampaui dosis toksik. dalam membuat preparat untuk dapat memberikan efek
Sejak itu peranan ' bioavailability' mulai lebih diperhatikan. terapeutik optimal. Faktor ini memegang peranan penting
Dari kasus di atas dan banyak kasus lain, telah terbukti dalam kelarutan obat. Beberapa faktor kimia-fisik yang
bahWa sediaan farmasi yang memiliki bentuk dan mengandung berperanan ialah :
bahan aktip yang sama (generie equivalent) tidak selalu
1. 'Crystal solvate ' : seperti kita ketahui suatu kristal
memberi efek terapeutik yang sama, bila formula/pabrik
dapat mengikat molekul air atau molekul lain dalam pem-
yang membuatnya berbeda (3,4). Kini, yang menjadi masalah
bentukan kristalnya (crystal solvate). Ada tidaknya ' crystal
ialah apakah dengan demikian setiap formula harus diuji
solvate ' dalam kristal dapat mempengaruhi absorpsi usus.
dengan percobaan klinik (clinical trial) ? Sebaiknya demikian,
tert-butyl acetate ester dari prednisolon dan cortisol lebih
akan tetapi jelas bahwa suatu pereobaan klinik memakan
waktu yang lama dan beaya yang besar, jadi perlu dicari mudah diabsorpsi dalam bentuk monoethanol solvate di-
cara-eara lain. Cara yang paling tepat untuk meyakinkan bandingkan bentuk ester anhidratnya.
efek terapeutik yang baik adalah dengan percobaan 'bio- 2. Bentuk garam : banyak zat kimia menunjukkan ke-
availability' obat pada manusia atau binatang dengan menb larutan yang lebih besar bila berbentuk garam dibandingkan
ukur kadar obat dalam urin dan darah (I). dengan hentuk asam/basanya. Tolbutamide dalam bentuk
Istilah ' bioavailibility ' ( =biological availability/physiologi - garam lebih cepat diabsorpsi dan lebih cepat menurunkan
eal availability) didefmisikan sebagai : kecepatan dan jumlah/ kadar gula darah daripada .bentuk asamnya. Demikian juga
kadar obat yang dapat di absorpsi ke dalam sirkulasi sistemik halnya dengan barbiturat, garamnya lebih cepat diabsorpsi.
(1,2,3,4). Masalah ini mencakup bidang-bidang fisiologi, kimia- Untuk obat-obat sulfonamide, novobioin dan penicillin V
fisik, dan tehnologi farmasi yang merupakan bahan per- juga dipakai bentuk garam untuk mengatasi hambatan ke-
cepatan kelarutan (dissolution rate) dan absorpsi pada pe- obat diberikan per oral sebagai kapsul, tablet atau dragee.
makaian basanya. Beberapa tahap proses yang mempengaruhi kecepatan absorpsi
3. Ukuran partikel (=particle size) : kini baru disadari obat dari sediaan tablet/kapsul/dragee dapat digambarkan
bahwa ukuran partikel ada pengaruhnya terhadap farmako- sbb, : sediaan mengalami proses pemecahan (disintegrasi)
dinamika. Absorpsi dari beberapa macam obat, seperti sul- menjadi granul-granul; ini diikuti dengan pelepasan zat aktip
fadiazine, griseovulvin, dicoumarol, phenytoin, chlorampheni- dari granul (disaggregasi) dan larut ke dalam cairan usus
col, tolbutamide, medroxyprogesteron asetat dan spironolac- (dissolusi), untuk kemudian di absorpsi (Gambar 2).
tone, semuanya dipengaruhi oleh besarnya ukuran partikel. Bila terjadi hambatan pada salah satu tahap dalam proses
Makin kecil ukuran partikel, makin besar luas permuka - tersebut, akan terjadi hambatan absorpsi obat.
an totalnya sehingga kelarutan makin besar dan makin cepat. Untuk preparat cair dan suspensi, kekentalan (=viscosity)
Akan tetapi ukuran partikel yang halus tidak selalu yang tinggi dapat menghambat daya difusi molekul obat
menguntungkan. Kadang-kadang dengan sengaja dipakai ukur dari permukaan partikelnya. Ini dapat memperlambat proses
an partikel yang besar untuk mendapatkan efek terapeutik absorpsi.
yang maksimal dan lama. Sebagai contoh, penicillin dan Bahan penambah, yang digunakan sebagai zat pengisi, zat
erythromycin tidak stabil di dalam cairan lambung, oleh pengikat, pembantu disintegrasi, pelincir dan pewarna, dapat
sebab itu kelarutan yang cepat di dalam lambung akan mempengaruhi kecepatan dissolusi obat dan dengan demikian
mempercepat degradasi ke dalam bentuk yang non-aktip (3). mempengaruhi ' bioavailability ' nya. Pada permulaan pem -
Pemberian buffer dalam formulasi sedikit banyak dapat bahasan artikel ini telah disinggung efek penggantian kalsium
membantu menahan degradasi obat akibat pengaruh pH sulfat dengan laktosa sebagai bahan penambah pada kapsul
lambung (7). phenytoin, dengan akibat dissolusi yang lebih cepat dan
4. Bentuk kristal : Kristal chloramphenicol palmitat sukar efek toksik bagi penderita yang memakannya.
diabsorpsi, tetapi bentuk amorfnya (non-polimorf A dan B)
III. FAKTOR FISIOLOGI
lebih mudah diserap (3,4).
Pada saat obat mulai diserap secara optimal dari dalam
II. PENGARUH FAKTOR FORMULASI usus, efek terapeutik obat mulai timbul. Proses penyerapan
Efektivitas dari bentuk obat jadi yang sama tidak hanya ini selain tergantung dari kecepatan dissolusi obat, juga
dipengaruhi oleh sifat kimia-fisik bahan baku, tetapi juga tergantung dari kecepatan obat bergerak meninggalkan lam-
oleh formula dan proses pembuatannya (1,2,3) Pengaruh bung ke dalam usus, di mana sebagian besar penyerapan
formulasi terhadap 'bioavailability ' obat jelas tampak jika obat terjadi. Jadi faktor-faktor fisiologik seperti ' gastric
Gambar 2 Proses yang mempengaruhi absorpsi obat berbentuk tablet pada pemakaian per oral
(dikutip dari Aust J Pharm 55 (Feb) : 45 - 49, 1974).
Dewasa ini seorang penderita D.M. (diabetes mellitus) ia merasa lemah, dingin dan telah jatuh pingsan 2 kali.
dapat menilai efektivitas cara pengobatan dan diit yang Kejadian-kejadian di atas membuat ia curiga akan mutu kertas
dianutnya dengan mempergunakan kertas-kertas percobaan percobaan untuk pemeriksaan gula dalam urin
(test papers) untuk menilai jumlah gula dalam urin. Akan Dari kisah di atas sudah dapat diambil kesimpulan bahwa
dikisahkan di sini suatu peristiwa yang mungkin sekali akan pingsannya disebabkan oleh hipoglikemi. Apakah kertas per-
dijumpai oleh teman-teman sejawat di lain tempat. cobaan yang salah ?
Pada suatu hari datanglah seorang anak muda ke la- Hasil kertas percobaan yang positip lemah berarti bahwa
boratorium biokimia FKUI dengan permintaan agar diperiksa dalam urin terdapat sedikit gula sebagai akibat hiperglikemi
kwalitas (mutu) kertas percobaan untuk gula dalam urin yang ringan.
buatan sebuah perusahaan luar negeri. Diceritakan oleh anak Hasil kertas percobaan yang negatip berarti bahwa dalam
muda tsb. bahwa ia penderita D.M. dan oleh dokter telah urin tak terdapat gula lagi, akan tetapi dalam hal ini kadar
diberi pengobatan suntikan insulin disertai diit tertentu. gula darah dapat bersifat normal (normoglikemi) atau hi-
Dipesan oleh dokternya untuk mengontrol urin setiap poglikemi
hari dan menyesuaikan jumlah makanan/minuman demikian Pada kasus anak muda di atas, hal yang terakhir yang
rupa hingga pemeriksaan urin dengan kertas percobaan mem- terjadi. Pemeriksaan laboratorium mutu kertas percobaannya
beri hasil negatip ! Petunjuk-petunjuk dokter telah diikuti memberi hasil yang cukup baik. Jadi bila teman sejawat
dengan seksama, akan tetapi timbul peristiwa sbb. : bila hendak memberi petunjuk kepada penderita D.M. dalam
pemeriksaan urin memberi hasil positip lemah dengan dosis usahanya memonitor cara pengobatannya, janganlah lupa
insulin yang ditetapkan disertai sejumlah calorie-intake ter- mengatakan bahwa sebaiknya urin memberi hasil positip lemah.
tentu, maka ia merasa sehat-sehat saja. Akan tetapi bila
dengan dosis insulin yang sama disertai dengan calorie-intake
yang dikurangi, sedangkan urin memberi hasil negatip, maka OLH
Di Bali masih cukup luas anggapan, bahwa salah satu penyebab sakit
adalah : bikinan orang lain (blackmagic). Salah satu anggapan mereka da-
lam hal ini, adalah dengan cara : orang yang benci kepada seseorang me-
naruh suatu benda di tempat-tempat yang sering dilalui/dipakai oleh la-
wannya, agar dengan demikian lawannya jatuh sakit. Umumnya benda ini
berupa bubuk yang dibungkus dengan kain kasa putih dan diikat dengan
benang.
Nah, suatu hari saya memberikan obat kepada seorang pasien yang
menderita tuberculosis paru-paru. Selain obat suntik, kami berikan juga
resep : R/ Isoplex tablet no 100, dengan cara pemakaian yang telah saya
jelaskan. Pada hari ke duapuluh, pasien datang dengan rasa ketakutan yang
sangat, diantar oleh beberapa anggota keluarganya. Dikatakan bahwa di da-
SETALI TIGA UANG lam botol obatnya telah ada yang menaruh " sesuatu " , sehingga kemarin
tanpa minta ijin dulu dari saya, dia telah datang kepada seorang dukun
Sore itu pasien yang berobat ke tempat praktek dengan maksud supaya dukun menolak khasiat buruk "sesuatu" tadi,
saya tidak begitu banyak. Seorang anak muda dengan harapan obat-obat yang telah saya berikan dapat berfungsi sebaik-
dengan membimbing orang tua masuk kamar baiknya. Saya agak heran akan hal ini, dan "sesuatu" tadi saya min-
praktek. ta, yang segera dikeluarkannya dari gulungan ikat pinggangnya, lengkap
— Selamat sore pak dokter - begitu pem- dengan bunga-bunga pemberian dukun kemarin. Setelah saya teliti, ternyata
"
buka kata dari pemuda tadi. Ini orang sesuatu " tadi adalah................................bubuk higroskopik yang dibungkus
tua saya, dia agak tuli; bila pak dokter dengan kain kasa, dan pinggirnya dijahit. Akhirnya dengan susah payah
bertanya agak keras saja. saya dapat meyakinkan bahwa benda tadi memang telah ada sebelumnya,
+ Nama ayahnya siapa dik ? tanyaku sambil diisi oleh pabrik obat agar obatnya tidak rusak. Akhirnya si pasien dan
mengisi kartu yang kami sediakan untuk keluarganya tertawa terpingkal-pingkal, demlkian juga saya dan suami saya.
setiap pasien baru. Selanjutnya saya selalu menjelaskan perihal bungkusan di dalam botol ini
— Tanén pak - jawabnya, padahal aku tahu kepada pasien-pasien saya yang lain
Tanén adalah nama suatu desa di sebelah
timur kotaku.
dr. Ny. S. Wiadnyana
+ Rumahnya dimana ?
— Anu pak dokter, sakitnya sudah tiga hari Denpasar
ini - Bali
Sambil menahan geli kuambil stetoskop untuk
Jawaban-jawaban Ruang Penyegar dan Penambah llmu Kedokteran
mulai memeriksa. Dalam hati aku bertanya,
kalau begitu ya setali tiga uang antara ayah dan
anaknya. 1. A,C,D. 4. B 7. D
2. B 5. E 8. B
dr. Harl
3. B 6. B 9. B
Puskesmas Ngumut
Tulungagung — Jatim.
1. Seorang buruh kasar dengan hematemesis yang hebat A. enteritis regional (penyakit Crohn).
masuk rumah sakit di mana ia akhirnya meninggal dunia. B. kolitis ulcerosa.
Oleh istrinya diceritakan bahwa sebelum perdarahan sua- C kolitis amoebika.
minya menderita sakit pinggang yang hebat setelah meng- D. giardiasis.
angkat barang yang berat. Manakah yang kiranya betul ? E. tropical sprue.
A. orang sakit tsb. meminum aspirin untuk sakit pinggang- 5. Pemeriksaan paling berguna dalam diagnosa pankreatitis
nya dan ini menyebabkan ulkus peptikum akut. akuta ialah :
B. sebuah arteria dalam gaster telah pecah waktu meng- A. hipokalsemia.
angkat barang. B. pemeriksaan abdomen dengan sinar X.
C ulkus peptikum akut jarang berakibat kematian. C fosfatase alkali serum.
D. aspirin akan menghambat proses penyembuhan ulkus D. kadar gula darah.
peptikum kronik. C kadar amilase serum.
E. tak mungkin seorang buruh kasar menderita ulkus 6. Seorang pecandu alkohol masuk rumah sakit dengan sakit
peptikum kronik. perut yang hebat, shock dan muntah-muntah. Appendix
2. Pada laktase defisiensi biasanya ditemukan semua di bawah telah dikeluarkan dua tahun yang lalu. Pada pemeriksaan
ini, kecuali abdomen ditemukan sakit dan tegang dinding perut yang
A. suatu kenaikan kadar glukosa darah kurang dari 20 mg/ ringan. Diagnosa yang paling mungkin ialah :
100 ml setelah pemberian 100 gram laktosa. A. ulkus peptikum yang berperforasi.
B. steatorrhoea. B. pankreatitis akuta.
C gambar histologi yang normal dari mukosa usus C. kolik kantung empedu.
D. banyak terdapat pada penduduk Asia. D. exaserbasi akut dari ulkus peptikum.
E. Absorpsi galaktosa yang normal 7. Tentang pemberian kortikosteroid dalam pengobatan pen-
3. Seorang laki-laki mengeluh tentang defaekasi yang disertai derita-penderita dengan hepatitis virus yang akut.
sedikit darah segar dan konstipasi ringan. Kadang-kadang A. memang harus diberikan kepada penderita seperti itu.
juga ada perasaan tak enak di rektum. Pemeriksaan B. telah terbukti lebih effektip dari lain-lain obat dalam
rontgenologik dengan barium tidak menunjukkan kelainan. memperpanjang kehidupan.
Sigmoidoskopi beberapa kali menunjukkan mukosa yang C menghasilkan survival rate yang meningkat.
rapuh dengan erosi-erosi, disertai titik-titik perdarahan D. perlu penelitian yang lebih lengkap sebelum nilai tera-
kurang lebih 8 cm diatas garis anorektal. Mukosa diatas peutik dapat diterima
tempat tersebut terlihat normal. Diagnosa yang paling E. merupakan kontra-indikasi.
dekat ialah :
A. karsinoma rektum. 8. Gejala-gejala klinik payah-hati (hepatic-cellular ' failure)
B. proktitis ulcerosa idiopatika termasuk semua dibawah ini, kecuali :
G proktitis alergikans. A. gynaekomastia.
D. tuberkulosis usus. B. hirsutism.
E. giardiasis. C atrofi testis.
4. Seorang laki-laki dari Eropa Barat berumur 42 tahun D. spider angiomata (spider naevi).
telah sakit selama 2 minggu dengan sakit melilit di perut. E. erythema telapak tangan.
Suhu badan 38,9° C dan diarroea sebanyak 6x waktu 9. Pemeriksaan paling berguna untuk mendiagnosa abses hati
siang hari dan 2 kali semalam. Berat badan menurun oleh amuba ialah :
sampai 5 kilogram. 15 tahun yang lalu telah dioperasi A. kadar fosfatase alkali dalam serum.
untuk fistula ani dengan penyembuhan sempurna. Ia telah B. test serologik, seperti compliment fixation.
berada di Singapura sehari sebelum mendapat diarroea. G scanning hati.
Oleh karena pada sigmoidoskopi tak terlihat kelainan- D. angiogram.
kelainan maka ini menyingkirkan diagnosa: E. respons terhadap pengobatan.
Menarik sekali untuk mengetahui apakah penambahan berat badan ibu disertai
dengan penambahan berat atau besar janin.
Oleh dr. SOFOEWAN dkk. dari Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedok-
OBSTETRI-
teran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, ditemukan bahwa penambahan berat
badan ibu pada trimester ketiga tidak selalu disertai dengan penambahan bcrat atau
besar janin.
Pada 2 ibu dengan kenaikan berat badan lebih dari 500 gr per minggu, berat
lahir janinnya kurang dari 2500 gr, meskipun kehamilannya aterm.
OLH
Kongres Obstetri dan Ginekologi. Medan 7 - 11 Juni 1976.
Xerophthalmia pada tingkat permulaan atau pada tingkat yang ringan kadang-
kadang sulit dikenal oleh mereka yang kurang ahli dalam bidang ini. Diagnosis
kasus-kasus tersebut dapat dipermudah oleh peWarnaan vital pada mata dengan zat
Warna Rose Bengal (1%) atau Lissamine Green (1%).
1 tetes zat Warna tersebut diteteskan pada mata dan ditunggu beberapa saat.
Dalam beberapa menit xerosis conjuctiva, yang pada anak-anak merupakan tanda
spesifik dari defisiensi vitamin A, akan tampak jelas. Pada xerosis dalam tingkat
OPHTHALMO - awal atau yang ringan, pada sisi kornea (1 sisi saja, atau kedua sisi) tampak segi tiga
berwarna kemerahan (pink) atau hijau tua. Pada xerosis yang moderat, dacrah yang
LOGI
berwarna lebih luas dan Warnanya juga lebih jelas. Pada kasus-kasus yang berat, tampak
jalur lebar yang berwarna disekeliling limbus kornea.
Hasil pewarnaan dengan Rose Bengal terlihat dengan jelas oleh mata biasa, sedang
dengan Lissamine Green warna tersebut bahkan dapat terlihat dalam jarak beberapa
meter. Warna tersebut hilang dalam 10 sampai 30 menit.
Bercak Bitot pada conjunctiva bulbar tidak menyerap warna, tetapi sekitarnya
menunjukkan daerah yang berwarna.
Sterilitas cairan zat warna tersebut harus benar-benar dijaga karena ia merupakan
medium yang baik buat pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa.
E.N.
SAUTER J J M, Tropical Doctor 6 : 91, 1976.
Dewasa ini obat suntik kontrasepsi yang beredar dan cukup digemari ialah
Depo-Provera ® (depo medroxy progesterone acetate = DMPA) dengan dosis 150 mg
setiap 90 hari.
Oleh dr. S. KOETSAWANG dari Family Planning Research Unit, Dept. of
K.B. Obstetrics and Gynaecology, Faculty of Medicine, Mahidol University, Siriraj Hospital,
Bangkok, telah ditemukan suatu obat suntik kontrasepsi baru dengan susunan
25 mg DMPA dan 5 mg oestradiol cypionate dalam 0,5 ml larutan air yang diberikan
tiap bulan. Cara ini ternyata lebih disukai oleh wanita-wanita tertentu diatas pemakai-
an pil kontrasepsi tiap hari.
OLH
Kongres Obstetri dan Ginekologi. Medan 7 - 11 Juni, 1976.
OBSTETRI ditelan dapat mencapai ) 220 - 750 ml setiap hari, atau sekitar 25 - 80% dari jumlah
seluruh cairan amnion(. Jadi secara teoritis ada kemungkinan untuk memberi makan
pada fetus lewat cairan amnion.
HELLER K.L. et a1 telah mencoba memberikan campuran asam-asam amino ke
dalam amnion dan ternyata asam-asam amino tadi dalam waktu yang relatip singkat
telah hilang dari cairan amnion. Seballknya bila asam-asam amino tadi disuntikkan
ke dalam amnion di mana fetusnya telah mati, setelah mencapai konsentrasi tertentu,
konsentrasi asam-asam amino tadi terus menetap pada nilai tertentu. Jadi jelas bahwa
hilangnya asam-asam amino tadi berhubungan dengan aktivitas fetus yang masih
hidup. Dari 5 kasus insuffisiensi plasenta yang diselldiki dengan cara ini, excresi
estriol si ibu yang niula-mula rendah, meningkat kembali setelah pemberian asam
amino intra-amnion. Pada beberapa kasus, asam amino tadidiberikan sampai 12 kali.
E.N.
HELLER K.L. et al : lnternational Symposium , Parenteral nutrition.
Melbourne, 1974, pp 89 - 100.
Pada terapi dengan sinar X,efek-efek dampingan yang timbul sering mengganggu
penderita.
Oleh dokter-dokter dari London's Royal Marsden Hospital telah diberikan aspirin
dalam bentuk tersangga (=buffered) pada wanita-wanita yang mengalami efek dam-
pingan, seperti rasa mual, diarrhoea, sakit perut dan rasa perut kembung, akibat terapi
RADIOLOGI sinar untuk kanker rahim.
Ternyata pemberian aspirin ini memberi hasil yang sangat memuaskan. Telah dike-
tahui bahwa terapi dengan sinar X dapat menyebabkan pembentukan prostaglandin
yang berlebih-lebihan dan ini dapat berwujud gejala-gejala gastrointestinal. Diperkira-
kan bahwa aspirin berkhasiat mengurangi sintesa prostaglandin didalam tubuh.
OLH
IMS PHARMACEUTICAL MARKET LETTER 2 (46) : Nov.24,1975.