You are on page 1of 97

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI .. iv DAFTAR TABEL . vi BAB I : PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah .. 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... C. Tujuan dan Manfaat Penelitian . D. Sistematika Penulisan .. BAB II 5 6 6

: LANDASAN TEORI. 8 A. Efektivitas .. 8 B. Metode. ... 10 1. Metode Tanya jawab 12 2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tanya Jawab...... 16

C. Aqidah Akhlak 18 1. 2. 3. 4. Pengertian Aqidah Akhlak.. 18 Tujuan Akhlak .... 22 Perbedaan Akhlak, Moral dan Etika.. 24 Pembagian Akhlak. iv 27

BAB III

: METODOLOGI PENELITIAN 34 A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 34 B. Populasi dan Sampel . 34

C. Teknik Pengumpulan Data 34 D. Teknik Analisis Data... 36 E. Skoring dan Katagori .. 37 BAB IV : HASIL PENELITIAN 38 A. Gambaran Umum MTsN 3 Pondok Pinang ............ 39 B. Deskripsi Data 48 C. Analisis Data .. 62 D. Interpretasi Data . 63 BAB V : PENUTUP 65 A. Kesimpulan . 65 B. Saran-saran . 66 DAFTAR PUSTAKA 67 LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Pendidikan

merupakan

proses

pendewasaan

berpikir.

Statement

itu

merupakan hal yang disepakati oleh setiap kalangan. Tanpa pendidikan akan sulit ditemukan kemajuan dan stagnasi dalam pemikiran merupakan penyebab utama dalam keterlambatan bahkan kemunduran dalam berbagai bidang. Untuk

mendapatkan pendidikan yang sesuai harapan dibutuhkan adanya lembaga atau institusi yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang relatif lengkap saling bersinergi. Sekolah merupakan institusi atau lembaga yang berfungsi sebagai pelaksana dari kegiatan belajar mengajar yang merupakan sistem yang tak terpisahkan dari sebuah pendidikan. Untuk mencapai hasil pendidikan maksimal sesuai target, maka diperlukan berbagai perencanaan pelaksanaan dan evaluasi terhadap kegiatan yang diselenggarakan dalam istitusi atau lembaga pendidikan. Walau demikian merupakan fakta yang tak terbantahkan bahwa kemajuan peradaban dalam perputaran roda jaman menuntut para aktivis dan pelaksana dalam dunia pendidikan untuk terus aktif berkreasi dan berinovasi untuk mencari rumusan-rumusan sistematika dan metodologi pendidikan merupakan upaya untuk menapai hasil yang maksimal.

Dewasa ini pengajaran di Indonesia mengalami banyak perubahan dan pembaharuan dengan menggunakan pendekatan yang berorientasi kepada tujuan pendidikan dan juga berbasis kompetensi yang mana lebih mengedepankan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran dan merupakan kegiatan dari sistem pendidikan sebagaimana diungkapkan Sudirman, Pandangan baru memandang pendidikan sebagai suatu sistem terdiri dari tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kegiatan belajar mengajar, alat bantu atau sumber dan hasil belajar.1 Dalam buku Metodik Khusus Pendidikan Agama, Zuhairini mengemukakan penjelasan bahwa dalam pendidikan terdapat lima faktor pendidikan dimana satu dengan yang lainnya merupakan satu kesatuan. Kelima faktor tersebut adalah : anak didik, pendidik, tujuan pendidikan, alat-alat pendidikan dan lingkungan.2 Metode pengajaran adalah kesatuan langkah kerja yang dikembangkan berdasarkan pertimbangan rasional tertentu, masing-masing jenisnya bercorak khas, dan kesemuanya berguna untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.3 Dalam kegiatan belajar mengajar tidak hanya memperhatikan salah satu komponen saja, melainkan semua komponen harus berfungsi secara serasi, karena masing-masing komponen saling mempengaruhi dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam keseimbangan sebuah system.

1 2

Sudirman, Ilmu Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1992), Cet. Ke-6, h. 45

Zuhairini, dkk. Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha nasional, 1983), Cet. Ke-8, h. 28 A. Samana, Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) dan Pertimbangan Metodologisnya, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1992), Cet. Ke-1, h. 123
3

Usaha dan upaya untuk senantiasa meningkatkan kualitas pendidikan akan senantiasa terus ditempuh oleh para pelaksana dan ahli dikalangan dunia pendidikan guna untuk mengadakan penyesuaian terhadap perubahan zaman dan kemajuan peradaban. Salah satu langkah yang ditempuh dalam dunia pendidikan merupakan sikap penyesuaian dengan kondisi zaman aadalah menyajikan pelajaran dengan cara menarik, namun tetap memperhatikan nilai-nilai etika dan estetika serta tidak mengenyampingkan tujuan-tujuan inti dari satu kegiatan belajar mengajar. Bahkan sebaliknya, mendukung nilai-nilai tujuan tersebut seperti pendapat berikut : .Pelajaran harus di organisasi berbentuk kegiatan-kegiatan yang nampaknya riil, menarik dan berharga bagi murid, yang membangkitkan tujuan yang aktif, dan mengkonfrontasikannya dengan tantangan yang berarti,yang membawa dia kepada pengertian yang lebih dalam serta luas dan memberi sikap yang lebih halus serta keterampilan yang lebih dekat.4 Banyak metode mengajar yang dapat digunakan oleh seorang guru. Dalam pelajaran agama guru hendaknya berusaha agar siswa dapat memahami maksud dan makna agama. Oleh karena itu, guru harus terampil memilih dan menggunakan bermacam-macam metode yang tepat dan bervariasi. Agar proses pembelajaran berhasil, maka guru harus menggunakan metode pengajaran yang tepat dalam rangka pencapaian hasil belajar yang optimal dan

J. Mursell. S. Nasution, Mengajar Dengan Sukses, (Bandung: CV. Jemmars), h. 18

maksimal. Sebab jika guru tidak dapat menggunakan metode mengajar dengan tepat sesuai dengan tujuan, materi dan kemampuan siswa, kemampuan guru maupun keadaan waktu dan peralatan yang tersedia, maka guru tersebut tidak dapat mencapai apa yang diharapkan dalam proses belajar mengajar.5 Guna mencapai hasil maksimal dalam sebuah proses belajar mengajar, maka diterapkan suatu metode yang diharapkan akan lebih menarik sikap intelektual siswa. Metode yang dimaksud adalah metode tanya jawab. Demikian pula, yang penulis lakukan dilokasi penelitian MTsN Pondok Pinang Jakarta Selatan dalam penyajian materi pelajaran Aqidah Akhlak. Namun kiranya, sekali suatu metode kita pilih, itu berarti di samping kita menerima berbagai keunggulan tidak terlepas pula dari kekurangan-kekurangan yang ada, termasuk diantara kekurangan yang terdapat dalam metode tanya jawab adalah terkesampingkannya nilai-nilai efisiensi waktu. Apabila pendidik menggunakan metode yang kurang tepat dalam penyampaian materi pelajaran terutama pelajaran Aqidah Akhlak, menurut hemat penulis akan kurang efektif dalam proses belajar mengajar yang terjadi. Adapun diantara kelebihan seperti penulis temukan dilapangan adalah nilai perhatian mereka terhadap pelajaran Aqidah Aqhlak yang disajikan lebih menimbulkan kesan intelektual siswa (memancing daya ingat dan penguasaan materi) sekaligus menimbulkan sikap pada prilaku siswa (psikomotorik).

Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS), (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), Cet. Ke-1, h. 10

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah Masalah yang hendak diteliti dibatasi kepada : a. Siswa Kelas I MTsN 3 Pondok Pinang Jakarta Selatan tahun pelajaran 2006/2007. b. Metode tanya jawab dalam menyajikan pelajaran Aqidah Akhlak.

2. Perumusan Masalah Agar masalah lebih khusus dan jelas, maka permasalahan di atas sebagai berikut Sejauhmana efektivitas penggunaan metode tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlak di MTsN 3 Pondok Pinang.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah mengetahui sejauh mana efektifitas penggunaan metode tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlaq kelas I MTsN 3 Pondok Pinang Jakarta Selatan. 2. Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan di atas maka manfaaat dari penelitian ini adalah : a. Menambah kekayaan pengetahuan bagi diri penulis sendiri.

b. Menambah kekayaan pustaka bagi para guru dan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Khususnya.

D. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis membagi menjadi lima bab dengan beberapa sub babnya, dengan keterangan singkat seperti dibawah ini : Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, permasalahn yang di dalamnya terdapat pembatasan serta perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian dan sistematika penyusunan. Bab II adalah tinjauan tentang metode Tanya jawab yang meliputi pengertian efektivitas, pengertian metode, pengertian Tanya jawab, kelebihan dan kekurangan metode Tanya jawab, pengertian Aqidah Akhlak, tujuan akhlak, perbedaan akhlak, moral dan etika. Bab III merupakan metodologi penelitian yang meliputi tempat dan waktu penelitian, teknik pengambilan sample, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, scoring dan katagori. Bab IV adalah hasil penelitian yang di dalamnya terdapat gambaran umum MTsN 3 Pondok Pinang yang meliputi keadaan guru, keadaan murid, kurikulum, sarana dan prasarana sekolah, deskripsi data, analisis data dan interpretasi data.

Bab V merupakan kesimpulan secara umum mengenai permasalahan yang dibahas pada bab-bab sebelumnya dan pada bab ini penulis berusaha memberikan saran-saran yang diperoleh dari hasil penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Efektivitas

Terminologi efektivitas yang terdapat dalam ensiklopedia Indonesia berarti menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan. Suatu usaha dapat dikatakan efektif ketika usaha itu mencapai tujuannya.1 Menurut pengertian bahasa, efektifitas berarti dapat membawa hasil, sehingga sesuatu dapat dikatakan efektif bila berhasil dan dapat mencapai tujuan sebagaimana yang telah dirumuskan atau direncanakan sebelum melakukan hal tersebut. Sedangkan dalam kegiatan pembelajaran, pengertian efektifitas adalah dalam waktu yang memadai dapat memungkinkan tercapainya tujuan instruksional sesuai dengan standar yang telah ditentukan dengan jumlah siswa.2 Secara ideal efektivitas dapat dinyatakan dengan aturan-aturan yang agak pasti, misalnya usaha X 60% efektif dalam mencapai tujuan Y.3 Dalam kegiatan pembelajaran misalnya usaha guru menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) Pendidikan Agama Islam (PAI) 60 % efektif dalam mencapai

1 2

Hasan Sadhili, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve), h. 883

G.B. Yuwono, et.al, Pedoman Umum Ejaan yang Telah Disempurnakan, (Surabaya: Indah, 1987), Cet. ke-1, h. 39
3

Hasan Sadhili, Loc. Cit

tujuan pembelajaran. Berikut ini, arti efektivitas (effectiveness) dijelaskan H. Emerson: Effectiveness is a measuring in term of attaining prescribed goals or objectives (Efektivitas ialah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya). Jelasnya bila sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya adalah efektif. Jadi kalau tujuan atau sasaran itu tidak selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, pekerjaan itu tidak efektif.4 Dalam bidang pendidikan efektivitas dapat ditinjau dari 2 segi, yaitu segi efektivitas mengajar guru dan segi efektivititas belajar murid. Efektivitas mengajar guru terutama menyangkut sejauh mana jenis-jenis kegiatan belajar mengajar (KBM) dapat dilaksanakan dengan baik. Efektivitas belajar murid terutama menyangkut sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran yang diinginkan telah dicapai melalui KBM yang ditempuh.5 Kegiatan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan dengan baik bila proses pembelajaran berlangsung secara efektif. LKS sebagai alat dalam strategi pembelajaran mempunyai fungsi dan tujuan yang sesuai dengan tujuan dan tuntutan bagi syarat pengajaran yang efektif, yaitu siswa aktif berbuat dan berpikir dalam belajar, repetisi, menemukan sendiri jawaban dari pertanyaan dan permasalahan, dan melatih keberanian.

Suwarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, (Jakarta: P.T. Idayu Press dan Yayasan Masagung, 1990), cet. ke-10, h. 63 Madyo Susilo dan R.B. Kashadi, Dasar-dasar Pendidikan, (Semarang: Effhar Ofset, 1990), Cet. ke-1, h. 63
5

10

B. Metode Secara kata metodik itu berasal dari kata metode (method), metode berarti suatu cara kerja yang sistematik dan umum, seperti cara kerja ilmu pengetahuan.6 Kata Metode dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Greek (Yunani). Metha yang berarti melalui atau melewati dan Hodos yang berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan atau cara yang harus ditempuh atau dilalui untuk mencapai tujuan tertentu,7 sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia kontemporer, pengertian metode adalah Cara kerja yang sistematis untuk mempermudah sesuatu kegiatan dalam mencapai maksudnya.8 Dalam Metodik khusus Pendidikan Agama Islam pengertian metode adalah Suatu cara kerja yang sistematik dan umum seperti cara kerja ilmu pengetahuan.9

Proyek Pembinaan prasarana dan sarana Perguruan Tinggi IAIN,Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Abdurrahman Getteng, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Ujung Pandang, Indonesia: AlThahiriyah, 1987), h. 1 Peter Salim, et. all., Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English, 1991), h. 1126 Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi/IAIN, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, 1984/1985), Cet. Ke-2, h. 1
9 8 7

11

Pengertian metode yang lebih khusus diartikan sebagai Suatu cara atau siasat menyampaikan bahan pelajaran agar murid memahami, mempergunakan dengan kata lain menguasai bahan pelajaran tersebut.10 Menurut Zuhairini dalam bukunya Metodik khusus pendidikan agama, metode mengajar adalah : 1. Merupakan salah satu komponen daripada proses pendidikan. 2. Merupakan alat untuk mencapai tujuan, yang didukung oleh alat-alat bantu mengajar. 3. Merupakan kebulatan dalam suatu sistem pendidikan.11 Metode mengajar sebagai alat pencapai tujuan, maka diperlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri. Perumusan tujuan tentang sejelas-jelasnya merupakan persyaratan penting sebelum seseorang menentukan dan memilih metode mengajar yang tepat, karena kekaburan di dalam tujuan yang akan dicapai menyebabkan kesulitan di dalam memilih dan menentukan metode yang tepat. Sedangkan menurut Abu Ahmadi dalam bukunya Metodik Khusus Mengajar Agama mengatakan bahwa, Metode adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu, sedang mengajar adalah menyajikan atau menyampaikan bahan pelajaran

10

DEPAG RI, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: DEPAG RI, 1984), Cet.

Ke-2, h. 1 Zuhairini et.all., Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Surabaya: Usaha nasional, 1983), Cet. Ke-8, h. 79
11

12

oleh seseorang kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai dan mengembangkan bahan itu.12 Dari perumusan tentang mengajar jelas bahwa tujuan dari mengajar ialah agar orang yang diberi pelajaran dapat menerima bahan yang disajikan, dapat menguasai bahan-bahan yang telah diterima dan dikuasainya itu. Untuk mewujudkan tujuan pelajaran seperti dikemukakan maka ditempuhlah berbagai macam usaha serta digunakanlah berbagai alat yang salah satunya adalah metode mengajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang terencana dan berfungsi sebagai alat yang digunakan dalam menyajikan bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pengajaran.

1. Metode Tanya Jawab

a. Pengertian Metode Tanya Jawab Dalam Metodik khusus pengajaran agama Islam dikemukakan : Metode tanya jawab adalah salah satu teknik mengajar yang dapat membantu kekurangankekurangan yang terdapat pada metode ceramah. Ini disebabkan karena guru

Abu Ahmadi, Metodik Khusus Mengajar Agama, (Semarang: CV. Toha Putra, 1976), Cet. Ke-1, h. 11

12

13

dapat memperoleh gambaran sejauh mana murid dapat mengerti dan dapat mengungkapkan apa yang telah diceramahkan.13 Melalui ceramah biasanya siswa kurang mencurahkan perhatiannya tetapi mereka berhati-hati terhadap pelajaran yang diajarkan melalui metode tanya jawab, sebab mereka sewaktu-waktu mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya. Dalam sejarah perkembangan Islam pun dikenal metode Tanya jawab, karena metode ini sering dipakai oleh para Nabi dan Rasul Allah dalam mengajarkan ajaran yang dibawa kepada umatnya.14 Firman Allah yang berkaitan dengan metode Tanya jawab adalah :

       
Artinya : "Bertanyalah kalian kepada ahlinya jika kalian tidak mengetahui." (alHijr : 25) Dengan demikian jelaslah bahwa metode Tanya jawab adalah metode yang paling tua di samping metode ceramah dan efektifitasnya lebih besar daripada metode ceramah ataupun metode yang lainnya. Dalam proses belajar-mengajar, bertanya memegang peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun baik, dengan teknik pengajaran yang tepat akan :

13

Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi, op.cit, h. 307

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputat Pers, 2002, Cet I, hal. 141

14

14

1) Meningkatkan minat dan rasa ingin tahu murid terhadap masalah yang dibicarakan. 2) Meningkatkan partisipasi murid dalam kegiatan belajar mengajar. 3) Mengembangkan pola berpikir dan belajar aktif murid. 4) Menentukan perhatian murid terhadap masalah yang akan dibahas. 5) Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik. Sebagai metode mengajar seharusnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru disusun sedemikian rupa sehingga pertanyaan yang satu mempunyai hubungan dengan pertanyaan yang lain. Untuk itu perlulah pertanyaan-pertanyaan disusun sekitar satuan pelajaran. Guru mengharapkan dari murid-murid jawaban yang tepat berdasarkan fakta. Dalam tanya jawab, pertanyaan ada kalanya dari pihak murid (dalam hal ini guru atau murid yang menjawab). Apabila murid-murid tidak menjawabnya barulah guru memberikan jawabannya. Dalam pelajaran agama, metode tanya jawab dapat diterapkan dalam menyajikan bahan pelajaran Aqidah Akhlaq serta pokok-pokok bahasan lainnya yang mengandung nilai tanya jawab. Metode Tanya jawab seringkali dicampuradukkan dengan metode diskusi yang juga berlangsung dalam suasana Tanya jawab dan memang kadangkadang tidak begitu jauh kelihatan perbedaannya. Walaupun demikian ada

15

perbedaan sifat dari kedua metode ini, yaitu pada : bentuk pertanyaan dan pengambilan bagian/peranan.15 Langkah-langkah penggunaan metode Tanya jawab adalah sebagai berikut: 1) Menentukan tujuan yang akan dicapai. 2) Merumuskan pertanyaan yang akan diajukan. 3) Pertanyaan diajukan kepada siswa secara keseluruhan, sebelum menunjuk salah satu siswa untuk menjawab. 4) Membuat ringkasan hasil Tanya jawab, sehingga diperoleh pengetahuan secara sistematis.16 Selain langkah-langkah yang telah disebutkan diatas, dalam buku "Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam" karya Zakiah Daradjat, disebutkan teknik dalam mengajukan pertanyaan, diantaranya adalah sebagai berikut : 1) Mula-mula diajukan kepada semua anak didik baru ditanyakan kepada anak didik tertentu. 2) Berikan waktu untuk berfikir dan menyusun jawaban. 3) Pertanyaan diajukan bergilir, jangan berdasarkan urutan bangku atau urutan daftar yang telah disusun (daftar hadir).17

Muhammad Zein, Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta : AK Group dan Indra Buana,1995, Cet 8, hal. 71
16 17

15

Armai Arief, Op Cit, hal. 144

Zakiah Daradjat, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1995, Cet. I, hal. 309

16

Guru dapat menempuh berbagai teknik yang variatif dalam mengajukan pertanyaan antara lain : a. The Mixed Strategy, yakni mengkombinasikan berbagai tipe dan jenis pertanyaan. b. The Speaks Strategy, yakni mengajukan pertanyaan yang saling bertalian satu sama lain. c. The Plateaus Strategy, yakni mengajukan pertanyaan yang sama jenisnya terhadap sejumlah siswa sebelum beralih kepada jenis pertanyaan yang lain. d. The Inductive Strategy, yakni dengan berbagai pertanyaan siswa didorong untuk dapat menarik generalisasi dari hal-hal khusus kepada hal-hal yang umum, atau dari berbagai fakta menuju hukum-hukum. e. The Deductive Strategy, yakni dari suatu generalisasi yang dijadikan sebagai titik tolak, siswa diharapkan dapat menyatakan pendapatnya tentang berbagai kasus atau data yang ditanyakan.18

2.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Tanya jawab a. Kelebihan Metode Tanya jawab Beberapa keuntungan metode tanya jawab adalah sebagai berikut : 1) Memberi kesempatan kepada murid-murid untuk dapat menerima penjelasan lebih lanjut.

Prof. Dr. Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, Januari 2001), Cet. Ke-3, h. 143

18

17

2) Guru dapat dengan segera mengetahui kemajuan muridnya dari bahan yang telah diberikan. 3) Pertanyaan-pertanyaan yang sulit dan agak baik dari murid dapat mendorong guru untuk memahami lebih mendalam dan mencari sumbersumber lebih lanjut. 4) Teknik yang efektif memiliki nilai positif dalam melatih anak agar berani mengemukakan pendapatnya dengan lisan secara teratur. 5) Mendorong murid lebih aktif dan bersungguh-sungguh, dalam arti murid yang biasanya segan mencurahkan perhatian akan lebih berhati-hati dan aktif mengikuti pelajaran.

b. Kekurangan Metode Tanya Jawab

Beberapa kelemahan metode tanya jawab adalah sebagai berikut : 1) Pemakaian waktu lebih banyak jika dibandingkan dengan metode ceramah. Jalan pelajaran lebih lambat dari metode ceramah, sehingga kadang-kadang menyebabkan bahan pelajaran tak dapat dilaksanakan menurut yang ditetapkan. 2) Adanya kemungkinan terjadi perbedaan pendapat antara guru dan murid. Hal ini terjadi karena pengalaman murid berbeda dengan guru.

18

3) Kadang terjadi penyimpangan masalah dari pokok bahasan. Karena adanya mis interpretasi antara yang mengajukan pertanyaan (guru) dan yang menjawab pertanyaan (murid). 4) Waktu yang tersedia seringkali tidak mencukupi untuk suatu proses Tanya jawab secara relatif utuh dan sempurna sesuai rencana. 5) Kurang dapat secara cepat merangkum bahan-bahan pelajaran. 6) Kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian anak, terutama apabila terdapat jawaban yang kebetulan menarik perhatiannya, padahal bukan sasaran yang dituju. C. Aqidah Akhlak

1. Pengertian Aqidah Akhlak

Pengertian aqidah secara etimologis (lughatan), aqidah berakar dari kata aqada- yaqidu- aqidatan. aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian yang kokoh. setelah terbentuk menjadi aqidah berarti keyakinan. Relevansi antara arti kata aqdan dan aqidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. Sedangkan menurut Abdulah Azzam, aqidah menurut bahasa berasal dari aqoda yang bermakna maqudah yang artinya yang terikat ( ) artinya tambang, sedangkan (   ) artinya melakukan ikatan kontrak jual beli, dan ( ) artinya mempererat ikatan perjanjian.

19

Sedangkan secara terminology, banyak yang memberikan definisi aqidah antara lain : a. Hasan al-Banna

                   

Aqaid adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, yang menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.19 b. Abu Bakar Jabir al-Jazairy

            

         

        
Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (axioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. (kebenaran) itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.20 Perkataan akhlak secara etimologi berasal dari bahasa Arab, yaitu bentuk jamak dari kata khulk atau khuluk. Di dalam kamus al-Munjid, kata khuluk berarti "budi pekerti", perangai, tingkah laku atau tabiat."21 Di dalam
19 20 21

Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, ( Yogyakarta:LPPI, 1995), cet. ke-3, h. 1 Ibid, h. 2 Louis Maruf, Kamus Al-Munjid, (Beirut: Daar al-Masyriq, 1975), h. 194

20

Da'iratul Ma'arif dikatakan sebagaimana yang dikutip oleh Asmaran As sebagai berikut :

        
Artinya: "Akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik."22 Dalam kamus Umum Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa pengertian akhlak adalah "budi pekerti, watak, tabiat."23 Sedangkan Prof. Dr. Ahmad Amin mengemukakan bahwa "Akhlak adalah kebiasaan kehendak"24 berarti kehendak itu bila dibiasakan terhadap suatu perbuatan maka disebut akhlak. Adapun pengertian akhlak dari segi terminology (istilah),

diantaranya sebagaimana yang tertulis dalam Ensiklopedi Pendidikan bahwa "Akhlak adalah budi pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran, etik dan moral) yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap khaliknya dan terhadap sesama manusia."25 Pengertian akhlak menurut Ibnu Miskawaih adalah

         
22

Asmaran AS, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994), cet.

Ke-2, h.1

Wjs. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1986), cet. Ke-11, h. 25
24 25

23

Ahmad Amin, Ilmu Akhlak, tjmh, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), cet. Ke-6, h. 62 Soegarda Poerbakawatja, Eniklopedi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1976), h. 9

21

"Keadaan atau sikap jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa berfikir dan melalui pertimbangan terlebih dahulu."26 Imam Al-Ghazali mengungkapkan pengertian akhlak sebagai berikut:

                                               

"Al-Khulk (jamanya akhlak adalah ibarat (keterangan) tentang keadaan dalam jiwa yang menetap di dalamnya daripadanyalah terbit perbuatanperbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pada pemikiran dan penelitian. Kalau keadaan itu, dimana terbit padanya perbuatan-perbuatan yang baik dan terpuji menurut akal dan syara, keadaan itu dinamai akhlak yang baik. Dan kalau yang terbit itu perbuatan-perbuatan yang jelek, keadaan yang menerbitkannya dinamai akhlak yang buruk."27 Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah menangnya keinginan dari beberapa keinginan manusia dengan langsung dan berturutturut. Jadi, pada hakekatnya khulk atau akhlak adalah suatu kondisi atau sikap yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga

26 27

Ibnu Miskawaih, Tahzib Al-Akhlak, tjmh (Bandung, Mizan, 1994), h. 36

Prof. Dr. Moh. Ardani, Al-Quran dan Sufisme Mangkunegara IV : Studi Serat-Serat Piwulang, (Yogyakarta : Dana Bhakti Primayasa, 1995, cet. Ke-2, h. 271

22

timbullah berbagai macam perbuatan secara spontan dan mudah tanpa dibuatbuat dan tanpa memerlukan pemikiran.

2. Tujuan Akhlak

Tujuan akhlak dalam ajaran Islam yaitu "agar setiap orang berbudi pekerti (berakhlak), bertingkah laku (tabiat), berperangai atau beradat istiadat yang baik, yang sesuai dengan ajaran Islam."28 Barmawie Umary dalam bukunya Materia Akhlak menyebutkan tujuan berakhlak adalah "supaya hubungan kita (umat Islam) dengan Allah dan sesama makhluk selalu terpelihara dengan baik dan harmonis."29 Sementara itu, Zakiah Daradjat menyebutkan bahwa "perbuatan akhlak itu mempunyai tujuan langsung yang dekat yaitu harga diri dan tujuan jauh ialah ridha Allah melalui amal shaleh dan jaminan kebahagiaan dunia dan akherat. Lebih terperinci lagi Asy-Syaibani merumuskan tujuan tertinggi akhlak dalam Islam yaitu : Menciptakan kebahagiaan dua kampung (dunia dan akherat), kesempurnaan jiwa bagi individu dan menciptakan kebahagiaan, kemajuan, kekuatan dan keteguhan bagi masyarakat. Agama Islam atau akhlak Islam

28 29

M. Ali Hasan, Tuntunan Akhlak, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 9 Barmawie Umary, Materia Akhlak, (Solo: CV. Ramadhani, 1993), cet. Ke-11, h. 2

23

tidak terbatas tujuannya untuk akherat yang tergambar dalam mendapatkan keridhaan, keampunan, pahala dan rahmat-Nya dan juga mendapatkan kenikmatan akherat yang telah dijanjikan Allah kepada orang-orang yang bertaqwa yang telah banyak ditunjukkan oleh banyak ayat Al-Quran dan Hadits-hadits Nabi."30 Tujuan akhlak sebagaimana yang telah dikemukakan di atas pada intinya menuju kepada kebahagiaan hidup individu dan masyarakat, baik di dunia maupun di akherat. Pengertian akhlak berbeda dengan etika sebagaimana dikatakan Dr. Ahmad Amin. Menurut dia etika hanya berarti menjelaskan perbuatan mana yang baik dan mana yang buruk., menunjukkan tujuannya dan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat oleh manusia. Dengan demikian etika adalah konsep dasar tentang perbuatan manusia ditimbang menurut baik buruknya. Dan etika dalam Islam lebih dapat dipertanggungjawabkan keluasannya dibanding dengan etika kemanusiaan manapun sebab norma yang dipakai dasar bukanlah hasil karya akal yang bersifat naf yakni lemah dan terbatas kemampuannya, melainkan wahyu dari Tuhan yang menjangkau nilai baik buruk duniawi ukhrawi.

Umar Muhammad Al-Thoumy Al-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 346

30

24

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa akhlak mengandung pengertian yang lebih luas daripada etika, karena akhlak mencakup perbuatan atau keadaan lahir maupun batin.

3. Perbedaan Akhlak, Moral dan Etika

Perkataan akhlak sering pula disamakan dengan kata kesusilaan atau sopan santun bahkan supaya kedengarannya lebih modern dan mendunia, perkataan akhlak atau budi pekerti sering juga disebut dengan kata moral dan etika. Penggantian kata-kata tersebut sah-sah saja mengetahui dan memahami perbedaan arti kata -kata tersebut. Perkataan moral berasal dari bahasa latin moras, jamak dari kata

mos yang berarti adat kebiasaan. Dalam kamus bahasa Indonesia, moral artinya ajaran tentang baik dan buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, budi pekerti, akhlak. Moral adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas suatu sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan, yang layak dikatakan benar, salah, baik atau buruk. Dimasukkannya penilaian benar atau salah ke dalam moral jelas telah menunjukkan salah satu perbedaan moral dengan akhlak, sebab salah benar adalah penilaian yang dipandang dari sudut hukum yang dalam agama Islam tidak dapat dipisahkan dengan akhlak. Soegarda Poerbakawatja dalam

25

Ensiklopedi Pendidikan menyebutkan, sesuai dengan makna aslinya dalam bahasa latin (mos), adat istiadatlah yang menjadi dasar apakah perbuatan seseorang baik atau buruk. Oleh karena itu pula, untuk mengukur tingkah laku manusia baik atau buruk, dapat dilihat apakah perbuatan itu sesuai dengan adat istiadat yang umum diterima kesatuan sosial atau lingkungan tertentu. bila demikian halnya, maka dapat dikatakan baik atau buruk suatu perbuatan secara moral, bersifat lokal. Perkataan etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti kebiasaan, yang dimaksud adalah kebiasaan baik atau buruk. Dalam kepustakaan pada umumnya, kata etika diartikan sebagai ilmu. Etika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia misalnya, adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral atau akhlak. Dalam Ensiklopedi Pendidikan juga diterangkan bahwa etika adalah filsafat tentang nilai, kesusilaan tentang baik dan buruk. Etika sebagai cabang filsafat yang mempelajari tingkah laku manusia untuk menentukan nilai perbuatan baik dan buruk, ukuran yang dipergunakan adalah akal pikiran. Akallah yang menentukan apakan perbuatan manusia itu baik atau buruk. Kalau moral dan etika diperbandingkan, moral lebih bersifat praktis, sedang etika bersifat teoritis. Moral bersifat local, etika bersifat umum (regional). Akhlak Islami yang telah diuraikan sebelumnya, berbeda dengan moral dan etika. Perbedaannya dapat dilihat, terutama dari sumber yang menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Yang baik menurut

26

akhlak adalah segala sesuatu yang berguna, yang sesuai dengan nilai dan norma agama, nilai serta norma yang terdapat dalam masyarakat, bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Yang buruk adalah segala sesuatu yang tidak berguna, tidak sesuai dengan nilai dan norma agama dan masyarakat, merugikan masyarakat dan diri sendiri. Dan yang menentukan baik atau buruk suatu sikap (akhlak) yang melahirkan prilaku atau perbuatan manusia dalam ajaran Islam adalah Al-Quran dan dijelaskan serta dikembangkan oleh Sunnah Rasulullah. Sedangkan yang menentukan baik atau buruk dalam moral dan etika adalah adat istiadat dan fikiran manusia dalam masyarakat suatu tempat di suatu masa. Oleh karena itu, dipandang dari sumbernya, akhlak islami bersifat tetap dan berlaku untuk selama-lamanya, sedang moral dan etika berlaku selama masa tertentu dan pada tempat tertentu pula. Konsekuensinya, akhlak Islam bersifat mutlak, sedang moral dan etika relatif (nisbi). Perbedaan pengertian akhlak, moral dan etika yang telah diuraikan perlu dipahami supaya dapat membedakan sifat dan isi akhlak, moral dan etika, walaupn dalam masyarakat saat ini. Istilah-istilah tersebut disinonimkan dan dipakai silih berganti untuk menunjukkan sesuatu itu baik atau buruk. Dan untuk lebih jelasnya mengenai perbedaan ketiga istilah tersebut, penulis mendeskripsikannya dalamtabel berikut : Tabel 1 Perbedaan akhlak, Moral dan Etika

27

No Segi-Segi Perbedaan 1 Sumber

Akhlak Moral Etika Ajaran Islam : Adat istiadat / Akal pikiran Al-Quran Sunah & Kebudayaan

Isi

Segala yang

sesuatu Ajaran

Ilmu

tentang

dinilai tentang baik, nilai baik atau buruk, benar buruk

baik/buruk sesuai

dengan atau salah

nilai dan norma agama masyarakat 3 4 Sifat Pelaksanaan Mutlak Universal Relatif-praktis Relatif-teoritis Lokal Regional/umum dan

4. Pembagian Akhlak Di dalam ajaran Islam, akhlak meliputi semua aktivitas dalam segala bidang kehidupan. Namun demikian, Mohammad Daud Ali dalam bukunya Pendidikan Agama Islam mengungkapkan bahwa secara garis besarnya akhlak dibagi dua, yaitu pertama, akhlak terhadap Allah atau Khalik dan kedua, akhlak terhadap makhluk.39. Berikut ini penjelasan mengenai kedua bagian akhlak tersebut : a. Akhlak terhadap Allah SWT

28

Akhlak seorang manusia kepada khalik merupakan pancaran jiwa umat yang taat dan patuh, taqwa dan pasrah dengan kesadaran yang utuh, bahwa segala sesuatu yang dimiliki dan diterimanya semata-mata karena pemberian dan penghargaan dari Allah SWT. Allah SWT menegaskan dalam al-Quran surat an-Nahl yang artinya : Dan apa saja yang ada (dimiliki) pada dirimu berupa nikmat, kesemuanya itu merupakan pemberian dari Allah. Akhlak setiap individu muslim terhadap Khalik berlandaskan kesadaran, bahwa Allah yang menciptakaan dirinya dan apa saja yang merupakan kelngkapan hidupnya, Allah berkuasa pula untuk mencabut segala yang telah diberikan. Seorang muslim pun harus sadar bahwa Allah mengetahui bukan hanya yang nyata, tetapi juga yang tersembunyi dalam lubuk hati. Allah menegaskan dalam surat Al-Baqarah : 77 yang artinya: Allah mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Berikut ini merupakan beberapa contoh akhlak seorang muslim kepada Allah, sebagaimana dikutip dari buku Akhlak Islam karya K.H. Abdullah Salim, antara lain: 1. Mengabdi hanya kepada Allah Yaitu bertakwa hanya kepada-Nya dan tidak mepersekutukan-Nya dengan apapun. Karena Allah menciptakan manusia agar mereka menyembah-Nya, sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya:

29

     
Artinya: Dan Aku (Allah) tidak ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (Adz-Dzariyat: 56) Dalam tafsir Al-Quran yang diterbitkan oleh Depag. RI dijelaskan bahwa ayat tersebut menguatkan perintah untuk mengingat Allah dan menghimbau kepada manusia supaya melakukan ibadah kepada Allah. Ibadah adalah bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, dengan jalan mentaati segala perintah-Nyadan menjauhi segala larangan-Nya. Bentuk ibadah pada umumnya yaitu sebagaimana yang tersusun dalam Rukun Islam (syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji) yang disebut ibadah mahdhah. Dan ibadah inipun cakupannya sangat luas, selain yang berhubungan dengan Allah SWT juga berhubungan dengan sesama makhluk (muamalah) yang disebut ibadah ghairu mahdhah. 2. Bersyukur hanya kepada Allah Bersyukur atas semua nikmat yang diberikan Allah SWT, baik nikmat yang berupa kesehatan jasmani dan rohani, maupun nikmat yang berbentuk sumber kehidupan yang diciptakan-Nya untuk diolah dan dimanfaatkan umat manusia. 3. Ikhlas menerima keputusan Allah SWt

30

Setelah manusia beusaha dan bertawakal, maka ridha dan ikhlas kepada keputusan Allah merupakan berikutnya terhadap Allah rangkaian akhlak

4. Takut tehadap Siksa Allah SWT Takut terhadap siksa Allah SWT, yaitu takut melanggar semua perintah-Nya. Apabila melanggar perintah Allah berupa larangan, maka Allah menyediakan baginya berupa penderitaan di akhirat kelak. 5. Berdoa mohon pertolongan kepada Allah SWT Merupakan akhlak manusia yang terpuji dihadapan Allah SWT, yaitu jika manusia selalu berdoa kepada-Nya sedangkan dirinya sangat memerlukan pertolongan-Nya. Oleh karena itulah, Allah SWT mengajarkan manusia agar selalu merendah diri di hadapan-Nya dengan berdoa. Demikianlah beberapa contoh akhlak Islami terhadap Allah diantara sekian banyak akhlak manusia yang harus dan wajib diaplikasikan sebagi makhluk-Nya yang berakal. b. Akhlak terhadap Makhluk Akhlak terhadap makhluk ini dibagi dua lagi, yaitu akhlak terhadap manusia dan akhlak terhadap bukan manusia (lingkungan hidup). 1) Akhlak terhadap manusia, dapat dirinci menjadi :

31

a) Akhlak terhadap Rasulullah, antara lain : ikhlas beriman kepada rasulullah, mengucapkan shalawat dan salam atasnya, menghidupkan Sunnah Rasulullah dan sebagainya b) Akhlak terhadap Orang Tua, antara lain : berbicara dengan kata-kata yang baik dan lemah lembut, melindungi dan mendoakan keduanya dan membantu keduanya c) Akhlak terhadap diri sendiri, antara lain : menhindarkan diri dari minuman keras dan narkotika, memelihara kesucian jiwa dengan bertaubat bila melakukan kesalahan, sealu mengingat dan

mendekatkan diri kepada Allah, instrospeksi diri dan taat beribadah, menjadi pemaaf dan memohon maaf bila salah, bersikap sederhana dan jujur dan sifat-sifat terpuji lainnya serta menghindarkan perbuatan tercela seperti bersikap somobong, egois, boros dan sebagainya. d) Akhlak terhadap Keluarga dan Karib Kerabat, antara lain : saling menjaga cinta dan kasih sayang, memelihara hubungan silaturahim, memberi nasehat dan kritik, memberi perhatian dan membantu keperluan sahabat, mendamaikan bila berselisih dan mendoakan dengan kebaikan. e) Akhlak terhadap tetangga, antara lain : saling mengunjungi, saling membantu dan memberi serta saling menghormati. f) Akhlak terhadap sesama Muslim, antara lain : menghubungkan tali persaudaraan, berlomba mencapai kebaikan, bersikap adil, tidak boleh

32

menuduh kafir, saling memberi salam, menjenguk yang sakit, tidak saling mencela dan menghina dan lain sebagainya. g) Akhlak terhadap masyarakat, antara lain : memuliakan tamu, menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat, memberi makan fakir miskin, dan sebagainya. 2) Akhlak terhadap Bukan Manusia (Lingkungan Hidup), antara lain sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup, menjaga dan memelihara alam, flora dan fauna serta sayang kepada sesama makhluk.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian Penelitian yang berjudul Efektifitas Penggunaan Metode Tanya Jawab pada pengajaran Aqidah Akhlaq di MTsN 3 Pondok Pinang Jakarta Selatan ini dilaksanakan dalam waktu satu bulan yaitu dengan pengaturan waktu sebagai berikut : 10 sampai dengan tanggal 13 Mei 2006 digunakan untuk pengumpulan data mengenai sekolah, pada tanggal 29 sampai dengan 31 Mei 2006 digunakan untuk menyebarkan angket, sedangkan selebihnya untuk pengumpulan data-data dari angket yang telah disebarkan.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah MTsn 3 Pondok Pinang yang berlokasi di Jl Ciputat Raya, Kel. Pondok Pinang, Kec. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

33

34

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas I D MTsN 3 Pondok Pinang yang berjumlah 35 orang siswa.

2. Sampel Sampel dari penelitian ini dilakukan dengan mengambil keseluruhan dari jumlah populasi (total sampling) yang berjumlah 35 orang.

C. Teknik Pengumpulan Data Di dalam mengumpulkan data data yang dibutuhkan dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa cara antara lain: 1. Observasi Yaitu mengadakan pengamatan secara sistematis terhadap kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di sekolah untuk mengetahui efektif atau tidaknya metode tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlaq. Selain itu penulis juga mengajar langsung di kelas I pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTsN 3 Pomdok Pinang. 2. Angket Yaitu dilakukan dengan cara mengajukan daftar pertanyaan kepada responden, untuk memperoleh data yang sebenarnya, angket ini diberikan

35

kepada siswa. Untuk jumlah angket ini terdiri dari 20 pertanyaan. Teknik ini penulis gunakan untuk mendapatkan data yang komprehensif mengenai efektifitas penggunaan metode tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlaq. 3. Wawancara Untuk melengkapi data. Penelitian ini akan dilengkapi dengan wawancara dari key informan. Dalam hal ini wawancara secara langsung dengan guru bidang studi Aqidah Akhlaq dengan tujuan memperoleh data yang akurat tentang metode tanya jawab. Tabel 2 Dimensi dan indikator efektifitas pemggunaan metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlak

Dimensi Melalui Perbuatan

Indikator Melatih anak untuk selalu ingat kepada Allah (beribadah pada-Nya) Membantu anaknya dalam menyelesaikan tugastugas di rumah Menciptakan situasi yang baik bagi belajar anaknya

Item

3 4,5 6,7,8,9

Melalui Perkataan

Orang tua memberikan arahan Orang tua memberikan nasehat

36

Orang tua memberikan pujian Orang tua memberikan teguran Melalui keteladana n akhlak Tekun beribadah pada Allah Menjaga kelestarian lingkungan Menjaga Amanat Bersikap rendah hati

10,11 12,13,14 15,16 17 18,19 20

terpuji

D. Teknik Analisis Data

Setelah datadata diperoleh dari responden, maka untuk mendapatkan jawaban dari penelitian ini penulis mengadakan pengolahan terhadap datadata tersebut dengan cara: 1. Editing Memeriksa daftar pertanyaan yang telah kembali dari responden, untuk meneliti kesalahan kesalahan atau kekurangan yang terdapat pada jawaban itu, dan untuk memisahkan data data yang terpakai atau tidak. 2. Tabulasi Data-data dan jawaban yang disajikan dalam bentuk table dan dinyatakan dalam bentuk frekuensi dan presentase. Setelah data disajikan dalam bentuk table, maka penulis melengkapinya dengan presentase, dengan menggunakan rumus presentase.

37

P = F x 100 N P : Tingkat presentase F : Frekuensi dari hasil jawaban N : Jumlah responden1 Tabulasi data berupa data yang telah disusun dan dihitung, disajikan dalam bentuk tabel. Pembuatan tabel tersebut dilakukan dengan cara tabulasi langsung, yaitu dengan memasukkan data quistioner kedalam kerangka tabel yang telah disiapkan. Kemudian dihitung lalu ditambahkan ke dalam tabel.

E. Skoring dan Katagori

Untuk memperoleh skor dan katagori tentang efektifitas penggunaan metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlak, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Skoring 1) 2) 3) 4) Jawaban dengan symbol A diberi bobot 4 Jawaban dengan symbol B diberi bobot 3 Jawaban dengan symbol C diberi bobot 2 Jawaban dengan symbol D diberi bobot 1

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

1997), h.40

38

2. Katagori Agar skor itu mudah diinterpretasikan digunakan skala numeric linier. Rentang skala tersebut dapat dicari dengan menggunakan rumus : RS : m-n b Dimana : m : Angka tertinggi dalam pengukuran n : Angka terendah dalam pengukuran b : Banyaknya katagori yang dibentuk. ada empat katagori yang akan dibentuk.

Dengan rumus diatas, rentang skala dapat dihitung sebagai berikut: RS : 80-20 = 60 = 15 4 4 Dengan hasil perhitungan diatas, dapat ditetapkan katagori tentang efektifitas penggunaan metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlak sebagaimana table di bawah ini : Tabel 3 Rentang Skala Penilaian Rentang skala 66-80 51-65 36-50 20-35 Ketegori Sangat efektif Cukup efektif Kurang efektif Tidak efektif

BAB IV HASIL PENELITIAN

A.

Gambaran Umum MTsN 3 Pondok Pinang

MTsN 3 Pondok Pinang merupakan perubahan dari PGAN Pondok Pinang Jakarta berdasarkan SK. Menteri Agama RI. No. 16 dan SK Menteri Agama RI. No. 48 tahun 1978. PGAN 6 tahun menjadi 2 tingkat sebagai berikut : a. b. Tingkat Tsanawiyah 3 Tahun PGAN 3 Tahun Induk MTsN 3 adalah PGAN 6 tahun yang dikepalai oleh Drs. H. Ihsan Ismail, beliau tetap melanjutkan kepemimpinannya di PGAN 28 Jakarta. Adapun yang memimpin MTsN. 3 dari sejak berdirinya hingga sekarang sebagai berikut : a. Tahun 1979-1986 b. Tahun 1986-1993 c. Tahun 1993-1998 d. Tahun 1999-2002 e. Tahun 2002-2003 f. Tahun 2003-sekarang : Drs. E. Komaruddin (alm) : Drs. H. Lukman Hakim : H. Nur Ali, BA : Drs. Fakih Syukri : Drs. H.A. Saefudin : Drs. H.M. Rachmat Syah

39

40

1. Tujuan Berdirinya

Untuk membantu pemerintah khususnya dalam bidang pendidikan, umumnya dengan terbentuknya MTsN. ini akan dapat melahirkan generasi umat/bangsa yang berkualitas dan menjadi kebanggaan masyarakat.

2. Visi dan Misi Visi Terwujudnya MTsN yang dapat melahirkan generasi umat/ bangsa yang berkualitas dan menjadi kebanggaan masyarakat. Misi a. Menanamkan keimanan yang melahirkan sikap, perilaku dan akhlak mulia b. Menanamkan kesadaran beribadah dalam seluruh aspek kehidupan. c. Mengembangkan potensi intelektualitas, kreatifitas, emosi dan

spiritualitas dalam menghadapi dinamika kehidupan kini dan masa depan. d. Mengembangkan dasar dasar ilmu dan tehnologi (since) sebagai bekal pengabdian masyarakat.

41

e. Mengembangkan nilai kebersamaan, kerukunan, dan persatuan sebagai pilar kemanusiaan.

3. Sarana dan Prasarana Mengenai sarana dan prasarana serta kelengkapan yang ada, antara lain meliputi : ruang belajar, perlengkapan olahraga dan sebagainya yang terdapat di MTsN 3 Pondok Pinang. Semuanya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4 Tipe Bangunan dan Ruangan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Ruang Belajar Perpustakaan Laboratorium Bahasa Laboratorium IPA Laboratorium Komputer Lapangan Upacara Lapangan Olahraga Musholla Komputer VCD CD Pembelajaran OHP Laptop Bangunan Jumlah 16 1 1 1 1 1 1 2 26 1 132 2 1

42

14 15 16 17 18

Ruang Osis Ruang TU WC Guru WC Siswa Ruang BP/BK Tabel 5 Perlengkapan Olah Raga

1 1 2 6 1

No 1 2 3 4 5

Furniture Sekolah Lapangan Bulu Tangkis Bola Volley Bola Basket Sepak Bola Perlengkapan Bulu Tangkis

Jumlah 1 1 1 2 2

Bila dilihat dari tabel-tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa MTsN 3 Pondok Pinang ini sudah memenuhi persyaratan sebagai suatu lembaga pendidikan dan itu bisa dilihat dari sarana dan prasarana yang ada telah mencukupi guna menunjang proses pembelajaran.

4. Keadaan Guru

Mengingat keberadaannya sangat penting dalam kelancaran proses belajar mengajar, maka peran guru sangat menentukan untuk itu dibutuhkan

43

guru yang professional yang bekerja sesuai bidangnya masing-masing, begitu pula karyawan, keberadaannya sangat dibutuhkan untuk membantu tugas-tugas lainnya dan dibawah ini daftar keadaan guru dan karyawan dengan jabatan bidang studi dan latar belakang pendidikan.

Tabel 6 Daftar Keadan Guru dan Karyawan MTsN 3 Pondok Pinang Tahun Pelajaran 2004-2005 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Nama Guru/Karyawan Drs. HM. Rachmat Syah Maikon, S.Ag Drs. Badrun Fuady Dra. Jayuni Fatma Ratni, S.Pd Hj. Chodijah, BA Fauziah Hanum, BA Herawaty Nur, S.Ag Nilam Kurniati A, BA Dra. Sri Muryaini Hj. Mahwijah Jasmaniar, BA Dra. Ely Rozana Dra. Neneng LM Drs. Sohib Jabatan Kep Sekolah Bid. Kesiswaan Bid. Kurikulum Bid. Human Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Bidang Studi B. Arab PPKn Fisika B. Indonesia Biologi, Aqidah Biologi Akidah aqhlak Ekop, Geo IPS Sejarah B. Indonesia Fiqih, KTK Matematika B. Indonesia B. Arab Fiqih Tamatan IAIN STAIS IAIN IAIN UTB IKIP IAIN UMJ IAIN IKIP D3 IAIN IKIP IAIN IAIN

44

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41

Drs. HA. Muchtar R, M.Ed Dra. Elvy Surya Buana Yasri, S.Pd Dra. Rahmi Indriani Dra. Nida Paradisa Sri Isnaeni, S.Ag Dra. Fahrurozi, M.Pd Dra. Rusniati Dra. Heppy Afiah Mardiyanti, S.Pd Dra. Zahrotutalif Drs. Budiyono Aminidin Zuhri, S.Pd Komarudin, S.Pd.I Wardah Hayati, BA Dra. Ernawati Sartono Drs. Ali Jufri Drs. M. Jawahir Bambang Sutejo, A.Md Iwan Setiawan, S.Com Ety Ummi Fatiyah, S.Ag Desi Rahmawati, S.Pd Andi Rosa, S.Ag Saepul Amin, S.Pd Yayah Sulasiyah, S.Ag

Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru

B. Inggris Biologi Matematika Fisika B.Inggris, PLKJ SKI, Ekop Geo, Sejarah B. Inggris B. Indonesia Fisika Matematika Matematika Geo, PLKJ Qurhad, SKI B. Indonesia Matematika Penjaskes PLKJ, PKN

GMU IAIN PKIP IAIN IAIN IAIN UHAMKA IAIN IAIN UNJ IAIN IAIN UNJ PTIQ IKIP IKIP IKIP IKIP

B. Arab Kaligrafi IAIN Komputer Komputer Qurhad B. Inggris B. Arab Penjaskes KTK, SKI D3 STMIK IAIN IAIN IAIN IKIP UMJ

45

5. Keadaan siswa MTs N 3 Pondok Pinang

Jumlah siswa MTsN 3 Pondok Pinang untuk tahun ajaran 2004-2005 berjumlah 664 dengan dengan perincian adalah, kelas I berjumlah 219 orang, kelas II 219 orang, dan kelas III berjumlah 226 orang, untuk lebih jelasnya terdapat dalam tabel berikut : Tabel 7 Daftar Keadaan Siswa MTsN 3 Pondok Pinang No 1 2 3 Kelas I Kelas II Kelas III Jumlah Keadaan Murid Jumlah 219 219 226 664

6. Struktur Organisasi Sekolah

Dalam melaksanakan tugas agar dapat berjalan lancar, maka harus dibentuk sebuah struktur organisasi. Melalui struktur organisasi dapat diketahui masing-masing tugas dan tiap orang, yang harus ia laksanakan sesuai dengan jabatan yang dipegang masing-masing.

46

STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH MTsN 3 PONDOK PINANG Kepala Sekolah Drs. H.M. Rachmat Syah

Wakep Bid Kuriukulum Drs. Badrun Fuady

Wakep Bid Kesiswaan Maikon, S.Ag

Wakep Bidang BP Fatma Ratni, S.Pd

Wali Kelas

Guru-Guru

Siswa - Siswi

47

Berikut ini tentang latar belakang pendidikan guru di MTsN 3 Pondok Pinang sebagai responden. Tabel 8 Latar Belakang Tingkat Pendidikan Guru Guru No 1 2 3 4 5 6 Tingkat Pendidikan D3 SM SL STMIK S1 S2 Jumlah F 3 5 12 1 17 3 41 % 7,5 12,5 30 2,5 40 7,5 100 %

Tabel ini menunjukan bahwa sebagian besar guru di MTsN 3 Pondok Pinang mencapai tingkat pendidikan Strata 1 (S1) sedangkan yang tingkat pendidikannya Diploma hanya sebagian kecil saja. Dengan demikian tingkat pendidikan guru di MTsN 3 Pondok Pinang sudah sangat baik dan hanya sedikit sekali yang tidak mencapai strata 1 (S1).

48

B. Deskripsi Data

Untuk lebih mengetahui efektivitas penggunaan metode tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlaq di MTsN 3 Pondok Pinang, seperti yang telah dikemukakan dalam Bab III digunakan teknik angket untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, angket ini dibuat dengan beberapa pertanyaan yang seluruhnya mempunyai empat alternatif jawaban (a, b, c, dan d) sedangkan pemberian bobot pada jawaban tersebut adalah 4, 3, 2, dan 1. Dari penelitian yang dilakukan penulis melalui penyebaran angket yang dibagikan kepada responden, maka diperoleh hasil sebagaimana yang penulis jabarkan dalam bentuk tabel-tabel frekuensi dan prosentase. Untuk lebih jelasnya jawaban-jawaban dari responden dapat dilihat dari tabel-tabel berikut ini : Tabel 9 Apakah guru anda mengajarkan cara-cara beribadah pada Allah (seperti shalat)

No 1 2 3 4

Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali 21 0 14 0

F 60 0 40 0

49

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru selalu mengajarkan cara-cara beribadah pada Allah. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 60 %, responden yang menjawab tidak pernah tidak ada, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 40 %, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada. Tabel 10 Apakah Orang tua membantu anda dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar di rumah No 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali F 29 0 6 0 % 82,85 0 17,14 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa orang tua selalu membantu siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar di rumah. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 82,85 %, responden yang menjawab tidak pernah tidak ada, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 17,14 %, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada.

50

Tabel 11 Apakah guru berusaha agar anda merasa nyaman belajar di dalam kelas No 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali F 6 4 24 1 % 17,14 11,42 68,57 2,85

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar guru berusaha agar siswa merasa nyaman belajar di dalam kelas. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 17,14%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 11,42%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 68,57%, responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 2,85%. Tabel 12 Apakah guru anda selalu mengarahkan anda, membimbing anda terlebih dahulu ketika anda melakukan diskusi atau Tanya jawab setelah menyampaikan mata pelajaran Aqidah Akhlak No 1 Alternatif Jawaban Selalu F 22 % 62,85

51

2 3 4

Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali

1 12 0

2,85 34,28 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru Aqidah akhlak selalu membimbing siswa untuk diskusi atau Tanya jawab dalam proses belajar mengajar. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 62,85%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 2,85%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 34,28%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada.

Tabel 13 Apakah guru anda menganjurkan untuk membaca sumber-sumber atau bukubuku lain sebelum KBM terjadi

No 1 2 3 4

Alternatif JawabanSelalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali

F 16 3 12 4

% 45,71 8,57 34,28 11,42

52

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru selalu menganjurkan siswa untuk membaca sumber-sumber atau buku-buku lain. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 45,71%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 8,57%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 34,28%, responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 11,42%. Tabel 14 Apakah guru mengajarkan anda agar patuh terhadap orang tua

No 1 2 3 4

Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali

F 13 2 16 4

% 37,14 5,71 45,71 11,42

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar guru membimbing dan mengajarkan agar siswa patuh terhadap orang tua. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 37,14%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 5,71%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 45,71%, responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 11,42%. Tabel 15 Jika bertemu dengan orang yang lebih tua, apakah anda memberi salam terhadap mereka

53

No 1 2 3 4

Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali

F 16 3 16 0

% 45,71 8,57 45,71 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa memberi salam terhadap orang yang lebih tua. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 45,71%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 8,57%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 45,71%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada. Tabel 16 Apakah guru mengajarkan anda untuk menyayangi orang yang lebih muda No 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali F 23 6 6 0 % 65,71 17,14 17,14 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa selalu menyayangi orang yang lebih muda. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 65,71%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 17,14%,

54

responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 17,14%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada. Tabel 17 Apakah guru mengajarkan anda untuk saling mendoakan terhadap sesama muslim No 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali F 19 0 16 0 % 54,28 0 45,71 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru selalu mengajarkan siswa untuk saling mendoakan terhadap sesama muslim. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 54,28%, responden yang menjawab tidak pernah tidak ada, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 45,71%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada. Tabel 18 Apabila anda menolong orang yang mengalami kesulitan, apakah guru atau orang tua memberi pujian pada anda No 1 Alternatif Jawaban Selalu F 5 % 14,28

55

2 3 4

Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali

0 27 3

0 77,14 8,57

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terkadang siswa diberi pujian jika menolong orang yang sedang mengalami kesulitan. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 14,28%, responden yang menjawab tidak pernah tidak ada, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 77,14%, responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 8,57%. Tabel 19 Jika anda mendapat nilai 10 pelajaran Aqidah Akhlak, apakah guru memberi pujian pada anda No 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali F 15 0 20 0 % 42,85 0 57,14 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terkadang siswa diberi pujian jika mendapat nilai yang baik pada pelajaran Aqidah akhlak. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 42,85%, responden yang

56

menjawab tidak pernah tidak ada, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 57,14%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada. Tabel 20 Apakah guru menegur anda atau teman anda jika anda atau teman tidak memperhatikan materi yang sedang disampaikan No 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali F 15 2 16 2 % 42,85 5,71 45,71 5,71

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar guru menegur siswa yang tidak memperhatikan pelajaran. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 42,85%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 5,71%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 45,71%, responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 5,71%. Tabel 21 Jika anda bolos sekolah, apakah guru menegur anda

No

Alternatif Jawaban

57

1 2 3 4

Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali

11 0 24 0

31,42 0 68,57 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terkadang guru menegur jika ada siswa bolos sekolah tanpa ada keterangan yang jelas. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 31,42%, responden yang menjawab tidak pernah tidak ada, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 68,57%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada. Tabel 22 Apakah guru berusaha menegur anda jika tidak tepat waktu masuk ke dalam kelas No 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali F 20 4 11 0 % 57,14 11,42 31,42 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru selalu menegur siswa yang tidak tepat waktu masuk ke dalam kelas. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang

58

menjawab selalu sebanyak 57,14%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 11,42%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 31,42%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada. Tabel 23 Apakah anda melaksanakan shalat wajib lima kali dalam sehari semalam No 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali F 14 4 16 1 % 40 11,42 45,71 2,85

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa melaksanakan shalat wajib 5 kali dalam sehari semalam. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 40%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 11,42%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 45,71%, responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 2,85%. Tabel 24 Apakah anda rutin menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan No 1 Alternatif Jawaban Selalu F 4 % 11,42

59

Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali

0 31 0

0 88,57 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terkadang siswa menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 11,42%, responden yang menjawab tidak pernah tidak ada, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 88,57%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada. Tabel 25 Apakah anda pernah merusak tanaman yang ada di lingkungan anda No 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali F 0 0 11 24 % 0 0 31,42 68,57

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa tidak pernah merusak tanaman yang ada di lingkungan sekitar. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu tidak ada, responden yang menjawab tidak pernah tidak ada,

60

responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 31,42%, responden yang menjawab tidak sama sekali 68,57%.

Tabel 26 Apakah anda merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari apa yang telah anda pelajari dalam pelajaran Aqidah Akhlak No 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali F 17 16 2 0 % 48,57 45,71 5,71 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa selalu merealisasikan apa yang telah dipelajari dalam pelajaran Aqidah Akhlak. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 48,57%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 45,71%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 5,71%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada.

61

Tabel 27 Dalam menyampaikan materi Aqidah Akhlak, apaka guru anda selalu menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan

No 1 2 3 4

Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali

F 4 1 30 0

% 11,42 2,85 85,71 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terkadang guru menggunakan metode pengajaran yang tepat dalam menyampaikan pelajaran. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 11,42%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 2,85%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 85,71%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada. Tabel 28 Jika ada teman anda yang tidak paham terhadap materi yang dibahas, apakah anda berusaha membantu mengatasi kesulitannya No 1 2 Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah F 1 7 % 2,85 20

62

3 4

Kadang-kadang Tidak sama sekali

20 7

57,14 20

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa mmembantu temannya jika ada yang tidak paham terhadap materi pelajaran. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 2,85%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 20%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 57,14%, responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 20%.

C. Analisis Data

Dari seluruh pernyataan yang mengungkapkan tentang efektivitas penggunaan metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah akhlak bahwa guru cukup efektif dalam menggunakan metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlak. Kemudian skor yang telah diolah dimasukkan ke dalam tabel skala efektivitas penggunaan metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlak adalah sebagai berikut : Skor Nilai 68 80 51 - 65 36 50 20 35 F 0 23 12 0 % 0 % 65,71 % 34,28 % 0 Kategori Sangat efektif Cukup efektif Kurang efektif Tidak Efektif

63

35

100 %

Berdasarkan jawaban responden, terdapat beragam jawaban mengenai efektivitas penggunaan metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlak di MTsN 3 Pondok Pinang. Diantaranya ada yang menjawab sangat efektif, cukup efektif, kurang efektif dan ada yang menjawab tidak efektif.

D. Interpretasi Data

Dari analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa hampir secara keseluruhan efektivitas penggunaan metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlak adalah termasuk dalam kategori cukup efektif. Hal tersebut terlihat kategori cukup efektif pada presentase tertinggi yaitu 65,71 % dari 23 responden dari total 35 responden dan 34,28 pada kategori kurang efektif dari 12 responden dari total 35 responden dan tidak ada presentase yang menunjukan pada kategori sangat efektif dan tidak efektif. Sehingga rata-rata skor yang di dapat adalah total skor nilai dibagi jumlah responden: Mx = x n Mx = 1861 35 Mx = 53,17

64

Keterangan : Mx x N = Rata-rata nilai angket = jumlah total dari nilai angket = jumlah siswa

Jadi bila dilihat pada rata-rata skor nilai di dapatkan pula skala variable pada kategori cukup efektif karena rata-rata guru cukup efektif dalam menggunakan metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlak pada skor nilai 53,17. Sehingga rata-rata skor yang di dapat adalah total nilai yang dibagi jumlah responden = Mx = x n Mx = 1861 35 Mx = 53,17 Jadi bila dilihat rata-rata skor nilai, maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas penggunaan metode tanya jawab pada pengajaran Aqidah akhlak di MTsN 3 Pondok Pinang adalah cukup efektif.

BAB IV HASIL PENELITIAN

A.

Gambaran Umum MTsN 3 Pondok Pinang

MTsN 3 Pondok Pinang merupakan perubahan dari PGAN Pondok Pinang Jakarta berdasarkan SK. Menteri Agama RI. No. 16 dan SK Menteri Agama RI. No. 48 tahun 1978. PGAN 6 tahun menjadi 2 tingkat sebagai berikut : a. b. Tingkat Tsanawiyah 3 Tahun PGAN 3 Tahun Induk MTsN 3 adalah PGAN 6 tahun yang dikepalai oleh Drs. H. Ihsan Ismail, beliau tetap melanjutkan kepemimpinannya di PGAN 28 Jakarta. Adapun yang memimpin MTsN. 3 dari sejak berdirinya hingga sekarang sebagai berikut : a. Tahun 1979-1986 b. Tahun 1986-1993 c. Tahun 1993-1998 d. Tahun 1999-2002 e. Tahun 2002-2003 f. Tahun 2003-sekarang : Drs. E. Komaruddin (alm) : Drs. H. Lukman Hakim : H. Nur Ali, BA : Drs. Fakih Syukri : Drs. H.A. Saefudin : Drs. H.M. Rachmat Syah

39

40

1. Tujuan Berdirinya

Untuk membantu pemerintah khususnya dalam bidang pendidikan, umumnya dengan terbentuknya MTsN. ini akan dapat melahirkan generasi umat/bangsa yang berkualitas dan menjadi kebanggaan masyarakat.

2. Visi dan Misi Visi Terwujudnya MTsN yang dapat melahirkan generasi umat/ bangsa yang berkualitas dan menjadi kebanggaan masyarakat. Misi a. Menanamkan keimanan yang melahirkan sikap, perilaku dan akhlak mulia b. Menanamkan kesadaran beribadah dalam seluruh aspek kehidupan. c. Mengembangkan potensi intelektualitas, kreatifitas, emosi dan

spiritualitas dalam menghadapi dinamika kehidupan kini dan masa depan. d. Mengembangkan dasar dasar ilmu dan tehnologi (since) sebagai bekal pengabdian masyarakat.

41

e. Mengembangkan nilai kebersamaan, kerukunan, dan persatuan sebagai pilar kemanusiaan.

3. Sarana dan Prasarana Mengenai sarana dan prasarana serta kelengkapan yang ada, antara lain meliputi : ruang belajar, perlengkapan olahraga dan sebagainya yang terdapat di MTsN 3 Pondok Pinang. Semuanya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4 Tipe Bangunan dan Ruangan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Ruang Belajar Perpustakaan Laboratorium Bahasa Laboratorium IPA Laboratorium Komputer Lapangan Upacara Lapangan Olahraga Musholla Komputer VCD CD Pembelajaran OHP Laptop Bangunan Jumlah 16 1 1 1 1 1 1 2 26 1 132 2 1

42

14 15 16 17 18

Ruang Osis Ruang TU WC Guru WC Siswa Ruang BP/BK Tabel 5 Perlengkapan Olah Raga

1 1 2 6 1

No 1 2 3 4 5

Furniture Sekolah Lapangan Bulu Tangkis Bola Volley Bola Basket Sepak Bola Perlengkapan Bulu Tangkis

Jumlah 1 1 1 2 2

Bila dilihat dari tabel-tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa MTsN 3 Pondok Pinang ini sudah memenuhi persyaratan sebagai suatu lembaga pendidikan dan itu bisa dilihat dari sarana dan prasarana yang ada telah mencukupi guna menunjang proses pembelajaran.

4. Keadaan Guru

Mengingat keberadaannya sangat penting dalam kelancaran proses belajar mengajar, maka peran guru sangat menentukan untuk itu dibutuhkan

43

guru yang professional yang bekerja sesuai bidangnya masing-masing, begitu pula karyawan, keberadaannya sangat dibutuhkan untuk membantu tugas-tugas lainnya dan dibawah ini daftar keadaan guru dan karyawan dengan jabatan bidang studi dan latar belakang pendidikan.

Tabel 6 Daftar Keadan Guru dan Karyawan MTsN 3 Pondok Pinang Tahun Pelajaran 2004-2005 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Nama Guru/Karyawan Drs. HM. Rachmat Syah Maikon, S.Ag Drs. Badrun Fuady Dra. Jayuni Fatma Ratni, S.Pd Hj. Chodijah, BA Fauziah Hanum, BA Herawaty Nur, S.Ag Nilam Kurniati A, BA Dra. Sri Muryaini Hj. Mahwijah Jasmaniar, BA Dra. Ely Rozana Dra. Neneng LM Drs. Sohib Jabatan Kep Sekolah Bid. Kesiswaan Bid. Kurikulum Bid. Human Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Bidang Studi B. Arab PPKn Fisika B. Indonesia Biologi, Aqidah Biologi Akidah aqhlak Ekop, Geo IPS Sejarah B. Indonesia Fiqih, KTK Matematika B. Indonesia B. Arab Fiqih Tamatan IAIN STAIS IAIN IAIN UTB IKIP IAIN UMJ IAIN IKIP D3 IAIN IKIP IAIN IAIN

44

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41

Drs. HA. Muchtar R, M.Ed Dra. Elvy Surya Buana Yasri, S.Pd Dra. Rahmi Indriani Dra. Nida Paradisa Sri Isnaeni, S.Ag Dra. Fahrurozi, M.Pd Dra. Rusniati Dra. Heppy Afiah Mardiyanti, S.Pd Dra. Zahrotutalif Drs. Budiyono Aminidin Zuhri, S.Pd Komarudin, S.Pd.I Wardah Hayati, BA Dra. Ernawati Sartono Drs. Ali Jufri Drs. M. Jawahir Bambang Sutejo, A.Md Iwan Setiawan, S.Com Ety Ummi Fatiyah, S.Ag Desi Rahmawati, S.Pd Andi Rosa, S.Ag Saepul Amin, S.Pd Yayah Sulasiyah, S.Ag

Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru

B. Inggris Biologi Matematika Fisika B.Inggris, PLKJ SKI, Ekop Geo, Sejarah B. Inggris B. Indonesia Fisika Matematika Matematika Geo, PLKJ Qurhad, SKI B. Indonesia Matematika Penjaskes PLKJ, PKN

GMU IAIN PKIP IAIN IAIN IAIN UHAMKA IAIN IAIN UNJ IAIN IAIN UNJ PTIQ IKIP IKIP IKIP IKIP

B. Arab Kaligrafi IAIN Komputer Komputer Qurhad B. Inggris B. Arab Penjaskes KTK, SKI D3 STMIK IAIN IAIN IAIN IKIP UMJ

45

5. Keadaan siswa MTs N 3 Pondok Pinang

Jumlah siswa MTsN 3 Pondok Pinang untuk tahun ajaran 2004-2005 berjumlah 664 dengan dengan perincian adalah, kelas I berjumlah 219 orang, kelas II 219 orang, dan kelas III berjumlah 226 orang, untuk lebih jelasnya terdapat dalam tabel berikut : Tabel 7 Daftar Keadaan Siswa MTsN 3 Pondok Pinang No 1 2 3 Kelas I Kelas II Kelas III Jumlah Keadaan Murid Jumlah 219 219 226 664

6. Struktur Organisasi Sekolah

Dalam melaksanakan tugas agar dapat berjalan lancar, maka harus dibentuk sebuah struktur organisasi. Melalui struktur organisasi dapat diketahui masing-masing tugas dan tiap orang, yang harus ia laksanakan sesuai dengan jabatan yang dipegang masing-masing.

46

STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH MTsN 3 PONDOK PINANG Kepala Sekolah Drs. H.M. Rachmat Syah

Wakep Bid Kuriukulum Drs. Badrun Fuady

Wakep Bid Kesiswaan Maikon, S.Ag

Wakep Bidang BP Fatma Ratni, S.Pd

Wali Kelas

Guru-Guru

Siswa - Siswi

47

Berikut ini tentang latar belakang pendidikan guru di MTsN 3 Pondok Pinang sebagai responden. Tabel 8 Latar Belakang Tingkat Pendidikan Guru Guru No 1 2 3 4 5 6 Tingkat Pendidikan D3 SM SL STMIK S1 S2 Jumlah F 3 5 12 1 17 3 41 % 7,5 12,5 30 2,5 40 7,5 100 %

Tabel ini menunjukan bahwa sebagian besar guru di MTsN 3 Pondok Pinang mencapai tingkat pendidikan Strata 1 (S1) sedangkan yang tingkat pendidikannya Diploma hanya sebagian kecil saja. Dengan demikian tingkat pendidikan guru di MTsN 3 Pondok Pinang sudah sangat baik dan hanya sedikit sekali yang tidak mencapai strata 1 (S1).

48

B. Deskripsi Data

Untuk lebih mengetahui efektivitas penggunaan metode tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlaq di MTsN 3 Pondok Pinang, seperti yang telah dikemukakan dalam Bab III digunakan teknik angket untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, angket ini dibuat dengan beberapa pertanyaan yang seluruhnya mempunyai empat alternatif jawaban (a, b, c, dan d) sedangkan pemberian bobot pada jawaban tersebut adalah 4, 3, 2, dan 1. Dari penelitian yang dilakukan penulis melalui penyebaran angket yang dibagikan kepada responden, maka diperoleh hasil sebagaimana yang penulis jabarkan dalam bentuk tabel-tabel frekuensi dan prosentase. Untuk lebih jelasnya jawaban-jawaban dari responden dapat dilihat dari tabel-tabel berikut ini : Tabel 9 Apakah guru anda mengajarkan cara-cara beribadah pada Allah (seperti shalat)

No 1 2 3 4

Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali 21 0 14 0

F 60 0 40 0

49

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru selalu mengajarkan cara-cara beribadah pada Allah. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 60 %, responden yang menjawab tidak pernah tidak ada, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 40 %, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada. Tabel 10 Apakah Orang tua membantu anda dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar di rumah No 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali F 29 0 6 0 % 82,85 0 17,14 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa orang tua selalu membantu siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar di rumah. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 82,85 %, responden yang menjawab tidak pernah tidak ada, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 17,14 %, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada.

50

Tabel 11 Apakah guru berusaha agar anda merasa nyaman belajar di dalam kelas No 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali F 6 4 24 1 % 17,14 11,42 68,57 2,85

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar guru berusaha agar siswa merasa nyaman belajar di dalam kelas. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 17,14%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 11,42%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 68,57%, responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 2,85%. Tabel 12 Apakah guru anda selalu mengarahkan anda, membimbing anda terlebih dahulu ketika anda melakukan diskusi atau Tanya jawab setelah menyampaikan mata pelajaran Aqidah Akhlak No 1 Alternatif Jawaban Selalu F 22 % 62,85

51

2 3 4

Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali

1 12 0

2,85 34,28 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru Aqidah akhlak selalu membimbing siswa untuk diskusi atau Tanya jawab dalam proses belajar mengajar. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 62,85%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 2,85%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 34,28%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada.

Tabel 13 Apakah guru anda menganjurkan untuk membaca sumber-sumber atau bukubuku lain sebelum KBM terjadi

No 1 2 3 4

Alternatif JawabanSelalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali

F 16 3 12 4

% 45,71 8,57 34,28 11,42

52

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru selalu menganjurkan siswa untuk membaca sumber-sumber atau buku-buku lain. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 45,71%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 8,57%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 34,28%, responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 11,42%. Tabel 14 Apakah guru mengajarkan anda agar patuh terhadap orang tua

No 1 2 3 4

Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali

F 13 2 16 4

% 37,14 5,71 45,71 11,42

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar guru membimbing dan mengajarkan agar siswa patuh terhadap orang tua. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 37,14%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 5,71%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 45,71%, responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 11,42%. Tabel 15 Jika bertemu dengan orang yang lebih tua, apakah anda memberi salam terhadap mereka

53

No 1 2 3 4

Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali

F 16 3 16 0

% 45,71 8,57 45,71 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa memberi salam terhadap orang yang lebih tua. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 45,71%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 8,57%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 45,71%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada. Tabel 16 Apakah guru mengajarkan anda untuk menyayangi orang yang lebih muda No 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali F 23 6 6 0 % 65,71 17,14 17,14 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa selalu menyayangi orang yang lebih muda. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 65,71%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 17,14%,

54

responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 17,14%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada. Tabel 17 Apakah guru mengajarkan anda untuk saling mendoakan terhadap sesama muslim No 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali F 19 0 16 0 % 54,28 0 45,71 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru selalu mengajarkan siswa untuk saling mendoakan terhadap sesama muslim. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 54,28%, responden yang menjawab tidak pernah tidak ada, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 45,71%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada. Tabel 18 Apabila anda menolong orang yang mengalami kesulitan, apakah guru atau orang tua memberi pujian pada anda No 1 Alternatif Jawaban Selalu F 5 % 14,28

55

2 3 4

Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali

0 27 3

0 77,14 8,57

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terkadang siswa diberi pujian jika menolong orang yang sedang mengalami kesulitan. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 14,28%, responden yang menjawab tidak pernah tidak ada, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 77,14%, responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 8,57%. Tabel 19 Jika anda mendapat nilai 10 pelajaran Aqidah Akhlak, apakah guru memberi pujian pada anda No 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali F 15 0 20 0 % 42,85 0 57,14 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terkadang siswa diberi pujian jika mendapat nilai yang baik pada pelajaran Aqidah akhlak. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 42,85%, responden yang

56

menjawab tidak pernah tidak ada, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 57,14%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada. Tabel 20 Apakah guru menegur anda atau teman anda jika anda atau teman tidak memperhatikan materi yang sedang disampaikan No 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali F 15 2 16 2 % 42,85 5,71 45,71 5,71

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar guru menegur siswa yang tidak memperhatikan pelajaran. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 42,85%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 5,71%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 45,71%, responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 5,71%. Tabel 21 Jika anda bolos sekolah, apakah guru menegur anda

No

Alternatif Jawaban

57

1 2 3 4

Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali

11 0 24 0

31,42 0 68,57 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terkadang guru menegur jika ada siswa bolos sekolah tanpa ada keterangan yang jelas. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 31,42%, responden yang menjawab tidak pernah tidak ada, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 68,57%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada. Tabel 22 Apakah guru berusaha menegur anda jika tidak tepat waktu masuk ke dalam kelas No 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali F 20 4 11 0 % 57,14 11,42 31,42 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru selalu menegur siswa yang tidak tepat waktu masuk ke dalam kelas. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang

58

menjawab selalu sebanyak 57,14%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 11,42%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 31,42%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada. Tabel 23 Apakah anda melaksanakan shalat wajib lima kali dalam sehari semalam No 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali F 14 4 16 1 % 40 11,42 45,71 2,85

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa melaksanakan shalat wajib 5 kali dalam sehari semalam. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 40%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 11,42%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 45,71%, responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 2,85%. Tabel 24 Apakah anda rutin menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan No 1 Alternatif Jawaban Selalu F 4 % 11,42

59

Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali

0 31 0

0 88,57 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terkadang siswa menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 11,42%, responden yang menjawab tidak pernah tidak ada, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 88,57%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada. Tabel 25 Apakah anda pernah merusak tanaman yang ada di lingkungan anda No 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali F 0 0 11 24 % 0 0 31,42 68,57

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa tidak pernah merusak tanaman yang ada di lingkungan sekitar. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu tidak ada, responden yang menjawab tidak pernah tidak ada,

60

responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 31,42%, responden yang menjawab tidak sama sekali 68,57%.

Tabel 26 Apakah anda merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari apa yang telah anda pelajari dalam pelajaran Aqidah Akhlak No 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali F 17 16 2 0 % 48,57 45,71 5,71 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa selalu merealisasikan apa yang telah dipelajari dalam pelajaran Aqidah Akhlak. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 48,57%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 45,71%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 5,71%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada.

61

Tabel 27 Dalam menyampaikan materi Aqidah Akhlak, apaka guru anda selalu menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan

No 1 2 3 4

Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Tidak sama sekali

F 4 1 30 0

% 11,42 2,85 85,71 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terkadang guru menggunakan metode pengajaran yang tepat dalam menyampaikan pelajaran. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 11,42%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 2,85%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 85,71%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada. Tabel 28 Jika ada teman anda yang tidak paham terhadap materi yang dibahas, apakah anda berusaha membantu mengatasi kesulitannya No 1 2 Alternatif Jawaban Selalu Tidak pernah F 1 7 % 2,85 20

62

3 4

Kadang-kadang Tidak sama sekali

20 7

57,14 20

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa mmembantu temannya jika ada yang tidak paham terhadap materi pelajaran. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 2,85%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 20%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 57,14%, responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 20%.

C. Analisis Data

Dari seluruh pernyataan yang mengungkapkan tentang efektivitas penggunaan metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah akhlak bahwa guru cukup efektif dalam menggunakan metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlak. Kemudian skor yang telah diolah dimasukkan ke dalam tabel skala efektivitas penggunaan metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlak adalah sebagai berikut : Skor Nilai 68 80 51 - 65 36 50 20 35 F 0 23 12 0 % 0 % 65,71 % 34,28 % 0 Kategori Sangat efektif Cukup efektif Kurang efektif Tidak Efektif

63

35

100 %

Berdasarkan jawaban responden, terdapat beragam jawaban mengenai efektivitas penggunaan metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlak di MTsN 3 Pondok Pinang. Diantaranya ada yang menjawab sangat efektif, cukup efektif, kurang efektif dan ada yang menjawab tidak efektif.

D. Interpretasi Data

Dari analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa hampir secara keseluruhan efektivitas penggunaan metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlak adalah termasuk dalam kategori cukup efektif. Hal tersebut terlihat kategori cukup efektif pada presentase tertinggi yaitu 65,71 % dari 23 responden dari total 35 responden dan 34,28 pada kategori kurang efektif dari 12 responden dari total 35 responden dan tidak ada presentase yang menunjukan pada kategori sangat efektif dan tidak efektif. Sehingga rata-rata skor yang di dapat adalah total skor nilai dibagi jumlah responden: Mx = x n Mx = 1861 35 Mx = 53,17

64

Keterangan : Mx x N = Rata-rata nilai angket = jumlah total dari nilai angket = jumlah siswa

Jadi bila dilihat pada rata-rata skor nilai di dapatkan pula skala variable pada kategori cukup efektif karena rata-rata guru cukup efektif dalam menggunakan metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlak pada skor nilai 53,17. Sehingga rata-rata skor yang di dapat adalah total nilai yang dibagi jumlah responden = Mx = x n Mx = 1861 35 Mx = 53,17 Jadi bila dilihat rata-rata skor nilai, maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas penggunaan metode tanya jawab pada pengajaran Aqidah akhlak di MTsN 3 Pondok Pinang adalah cukup efektif.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu secara menyeluruh mengenai efektivitas penggunaan metode Tanya jawab pada pengajaran aqidah akhlak yang ditetapkan di MTsN 3 Pondok Pinang Jakarta Selatan, kiranya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Metode Tanya jawab yang dilaksanakan di MTsN 3 Pondok Pinang merupakan kegiatan yang dapat digunakan sebagai variasi dalam menjelaskan pelajaran aqidah akhlak. Jadi, apabila siswa tidak paham terhadap materi yang dijelaskan oleh guru maka murid berhak untuk bertanya mengenai materi yang bersangkutan. 2. Metode tanya jawab yang dilaksanakan di MTsN 3 Pondok Pinang dapat memberikan siswa ke arah berpikir secara aktif dan siswa juga terlatih berani mengemukakan pertanyaan atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh guru. 3. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di lapangan, dapat di ambil kesimpulan bahwa metode Tanya jawab cukup efektif untuk digunakan pada pelajaran aqidah akhlaq. Hal tersebut dapat dilihat kategori cukup efektif pada presentase tertinggi yaitu 77,14% dari 27 responden dari total 35 responden dan 14,28%dari 5 

66

responden pada kategori sangat efektif dan 8,571% pada kategori kurang efektif. Sehingga skor yang didapat adalah total skor nilai dibagi jumlah responden hasilnya adalah 53,17 dan ada pada kategori cukup efektif.

B. Saran-Saran

Setelah mengetahui hasil dari penelitian yang telah penulis lakukan, maka penulis akan memberikan saran yang kemungkinan dapat berguna bagi semua pihak, yaitu : 1. Bagi para siswa MTsN 3 Pondok Pinang agar melatih diri untuk berpikir kreatif, berani bertanya dan mengemukakan pendapatnya di hadapan umum. 2. Bagi para guru MTsN 3 Pondok Pinang agar dapat mengukur dan memperkirakan bahwa tugas yang diberikan kepada murid harus sesuai dengan kesanggupan dan kecerdasan mereka, dan harus menggunakan metode mengajar yang layak dan sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan agar pelajaran yang diberikan dapat diserap oleh para siswa secara maksimal. 3. Dengan metode Tanya jawab, tidak hanya memberi nilai plus pada murid melainkan juga menambah wawasan dan perhatian bagi para guru untuk mencari sumber-sumber lebih lanjut.

67

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, Metodik Khusus Mengajar Agama, Semarang: CV. Toha Putra, 1976, Cet. Ke-1 Amin, Ahmad, Ilmu Akhlak, tjmh. Jakarta : Bulan Bintang, 1991, Cet Ke-1 Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputat Pers, 2002, Cet Ke-1 Ardani, Moh. Dr. Prof., Al-Quran dan Sufisme Mangkunegara IV : Studi Serat-Serat Piwulang, Yogyakarta : Dana Bakti Primayasa, 1995, Cet Ke-2 Asmaran, AS, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1994, Cet. Ke-2 Daradjat, Zakiah, dkk. Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1995, Cet. Ke-1 DEPAG RI. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Jakarta : DEPAG RI, 1984, Cet. Ke-2 G.B. Yuwono, et.all, Pedoman Umum Ejaan Yang Telah Disempurnakan, Surabaya : Indah, 1997, Cet. Ke-1 Getteng, Abdurrahman, Metodik Khusu Pendidikan Agama, Ujung Pandang, Indonesia : Al-Thahiriyah, 1987 Handayaningrat, Suwarno, Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen, Jakarta : PT. Idayu Press dan Yayasan Masagung. 1990, Cet. Ke-10 Ilyas, Yunahar, Kuliah Aqidah Islam, Yogyakarta : LIPPI. 1995, Cet. Ke-3 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tim Penyusun P3P Dikbud, Jakarta, 1988 M. Ali Hasan, Tuntutan Akhlak, Jakarta : Bulan Bintang, 1979 Mansyur, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Ditjen Bimbaga Islam, 1995

68

Maluf, Louis, Kamus Al-Munjid, Beirut : Daar al-Masyriq, 1975 Miskawaih, Ibnu, Tahzib Al-Akhlak, tjmh. Bandung : Mizan, 1994 Muhammad Al-Thouny Al-Syaibany, Umar, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1979, Mulyadi, Ajang, Ekonomi Perusahaan, Bandung : Armico, t.th Nasution, S, Mursell. J, Mengajar Dengan Sukses, Bandung : CV. Jemmars, t.th Poerbakawadja, Soegarda, Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta : Gunung Agung, 1976 Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1986, Cet. Ke- 11 Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi/IAIN, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Direktorat Jenderal Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, 1984/1985, Cet. Ke-2 Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi IAIN, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta : t.th Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Kalam Mulia, Januari, 2001, Cet. Ke-3 Samana, A, Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) dan Pertimbangan Metodologisnya, Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 1992, Cet. Ke-1 Sadhili, Hasan, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeve, t.th Salim, Peter, et. all., Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English, 1991 Salim, Peter, et.all., Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta : Modern English, 1991 Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada, 1997

69

Sudirman, Ilmu Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1992, Cet. Ke6 Susilo, Madyo dan Kashadi R.B., Dasar-Dasar Pendidikan, Semarang : Effhar Ofset, 1990, Cet. Ke-1 Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS), Jakarta : Bumi Aksara, 1991, Cet. Ke-1 Umary, Barmawie, Materi Akhlak, Solo : CV. Ramadhani, 1993, Cet. Ke-11 Zuhairini et.all., Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Surabaya : Usaha Nasional, 1983, Cet. Ke-8 Zuhairini, dkk. Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya : Usaha nasional, 1983, Cet. Ke-8

You might also like