You are on page 1of 16

BIOLOGI SISTEM KONTROL PADA TUMBUHAN

Oleh : NURINA HAYU ITA RAKHMAWATI ALOYSIUS AUDI ACHMAD ZULFIKAR ARRIFA ARIANI KARTIKA NUR ANISA IRMAYA FATWA 1311100057 1311100058 1311100059 1311100065 1311100066 1311100067 1311100068

Jurusan Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

Sistem Kontrol Pada Tumbuhan Sistem control pada tumbuhan adalah adaptasi yang berevolusi dari waktu ke waktu dalam menanggapi interaksi dengan lingkungan mereka. Sistem control pada tumbuhan itu pada dasarnya di pengaruhi oleh factor luar dan factor dalam. Jika pengaruh luar dan pengaruh dalam baik maka bisa dikatakan control pada tumbuhan juga akan berjalan dengan baik. Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor keturunan (hereditas), enzim dan hormon, Sedangkan faktor eksternal melipui makanan, intensitas cahaya, kecukupan air, suhu dan kelembaban. Faktor internal dan eksternal mengontrol pola pertumbuhan dan perkembangan antara lain melalui pengendalian aktivitas internal. Aktivitas internal tersebut berupa proses fotosintesis, respirasi, sintensis protein, sintesis klorofil, tekanan osmosis dan mitosis. A. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Faktor eksternal 1.Makanan Makanan adalah sumber energy dan sumber materi untuk menyintesis berbagai komponen sel. Nutrient yang dibutuhkan tumbuhan bukan hanya karbon dioksida dan air, tetapi juga unsur-unsur lainnya.Karbon dioksida diabsorpsi oleh daun, sedangkan air dan mineral diserap oleh akar. 2.Air Tanpa air, tumbuhan tidak akan tumbuh. Air termasuk senyawa utama yang sangat dibutuhkan tumbuhan.Air berfungsi antara lain untuk fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzimatik, menjaga kelembapan, dan membantu perkecambahan biji.Tanpa air, reaksi kimia dalam sel tidak dapat berlangsung sehingga mengakibatkan tumbuhan mati. 3.Suhu Pada umumnya, tumbuhan membutuhkan suhu tertentu untuk tumbuh dan berkembang dengan baik, yang disebut suhu optimum.Suhu paling rendah yang masih memungkinkan tumbuhan untuk tumbuh disebut suhu minimum, sedangkan suhu paling tinggi yang masih memungkinkan tumbuhan untuk tumbuh disebut suhu maksimum. 4. Kelembaban Pengaruh kelembapan udara berbeda-beda terhadap berbagai tumbuhan.Tanah dan udara yang lembap berpengaruh baik bagi pertumbuhan.Kondisi lembap menyebabkan banyak air yang diserap tumbuhan dan lebih sedikit yang diuapkan.Kondisi tersebut

mendukung aktivitas pemanjangan sel-sel. Dengan demikian, sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum sehingga tumbuhan bertambah besar. 5. Cahaya Tumbuhan membutuhkan cahaya. Banyaknya cahaya yang dibutuhkan tidak selalu sama pada setiap tumbuhan. Cahaya juga merangsang pembungaan tumbuhan tertentu..Hal tersebut ada hubungannya dengan aktivitas hormone fitokrom dalam tumbuhan. Faktor internal 1. Gen Proses perkecambahan diawali dengan penyerapan air (imbisisi). Masuknya air selain berfungsi melarutkan cadangan makanan yang terdapat di bagian keping lembaga, juga menginduksi aktivitas enzim hidrolitik. Aktivitas enzim hidrolitik dikendalikan oleh gen-gen yang bertanggung jawab untuk hal tersebut. a. Enzim Enzim merupakan suatu makromolekul (protein) yang mempercepat suatu reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup. Enzim bekerja pada suhu, substrat, dan PH tertentu. Tumbuhan melakukan pengaturan kerja enzim sendiri supaya suatu senyawa yang dihasilkan tidak terus menerus dibentuk. Pengaturan tersebut dilakukan oleh pembentukan zat yang bersifat inhibitor. Hal ini merupakan suatu sistem untuk memelihara keseimbangan fisiologis dalam tubuhnya perbedaan jenis gen

menyebabkan terjadinya perbedaan respon pertumbuhan terhadap kondisi lingkungn yang sama. b. Zat Pengatur Tumbuh (Hormon Tumbuh) Secara umum, hormon mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan cara mempengaruhi pembelahan, pemanjangan, dan diferensiasi sel. Beberapa hormon juga memperantarai respons fisiologis jangka pendek tumbuhan terhadap stimulus lingkungan. Berikut merupakan contoh-contoh hormon yang terdapat pada tumbuhan: HORMON TEMPAT PRODUKSI ATAU LETAK HORMON DALAM TUMBUHAN Auksin (misal: IAA) Embrio biji, meristem tunas apikal dan daun daun muda Merangsang pemanjangan batang Pertumbuhan, diferensiasi, FUNGSI UTAMA

percabangan akar Perkembangan buah Dominansi apikal Fototropisme dan gravitropisme Sitokinin (misal: zeatin) Disintesis dalam akar dan diangkut ke orgam lain Mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar Merangsang pembelahan dan pertumbuhan sel Merangsang perkecambahan Menunda senesens Giberelin (misal: GA3) Meristem tunas apikal dan akar, daun muda, embrio Mempercepat perkecambahan biji dan kuncup tunas Pemanjangan batang dan pertumbuhan daun Merangsang perbungaan dan perkembangan buah Mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar Asam absisat Daun, akar, batang, buah hijau Menghambat pertumbuhan Menutup stomata selama kekurangan air Menghambat pemutusan dormansi Etilen Jaringan buah yang sedang matang, buku matang, daun dan bunga yang menua Mempercepat pematangan buah Menghambat beberapa pengaruh auksin

Mempercepat atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan akar, daun, dan bunga tergantung spesies. Dinding sel Oligosakarin (misal: oligogalakturonida) Memicu respon pertahanan terhadap patogen Mengatur pertumbuhan Diferensiasi sel Perbungaan Brasinostreroid (misal: brassinolida) Biji, buah , tunas, daun, dan tunas bunga Diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal

1.

Auksin atau AIA (Asam Indol Asetat) merupakan senyawa asam asetat dengan gugusan indol dan derivat-derivatnya. Pertama kali auksin ditemukan pada ujung koleoptil kecambah Avena sativa. Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoptil (ujung tumbuhan). Jika terkena sinar matahari, auksin akan berubah menjadi senyawa yang menghambat
Gambar 2.1 auksin

pertumbuhan. Hal inilah yang menyebabkan batang akan membelok ke arah datangnya cahaya, karena bagian yang tidak terkena cahaya pertumbuhannya lebih cepat daripada bagian yang terkena cahaya. Fungsi auksin, yaitu: a. Merangsang perpanjangan sel. b. Merangsang pembentukan bunga dan buah. c. Merangsang pemanjangan titik tumbuh.

d. Mempengaruhi pembengkokan batang. e. Merangsang pembentukan akar lateral. f. Merangsang terjadinya proses diferensiasi. 2. Gibberellin Fungsi gibberellin, yaitu: a. Merangsang pembelahan sel kambium. b. Merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya. c. Merangsang pembentukan buah tanpa biji. d. Merangsang tanaman tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai ukuran raksasa. Pemanjangan Batang. Akar dan daun muda merupakan tempat utama produksi giberelin. Giberelin merangsang pertumbuhan pada daun dan batang, akan tetapi sedikit pengaruhnya pada pertumbuhan akar. Pada batang, giberelin merangsang pemanjangan sel dan pembelahan sel. Pada batang yang sedang tumbuh, giberelin dan auksin harus bekerja sama secara sinergis dengan mekanisme yang masih belum dipahami. Pertumbuhan Buah. Perkembangan buah adalah kasus lain dimana kita dapat mengamati kontrol auksin dan giberelin. Pada beberapa tumbuhan, kedua hormon itu harus ada supaya dapat berbuah. Perkecambahan. Banyak benih memiliki giberelin dalam konsentrasi tinggi, khususnya pada embrio. Setelah air diimbibisi, pembebasan giberelin dari embrio akan memberikan sinyal pada biji untuk mengakhiri mada dormansi dan berkecambah. 3. Sitokinin merupakan kumpulan senyawa yang fungsinya mirip satu sama lain. Fungsi sitokinin yaitu: a. Merangsang proses pembelahan sel. b. Menunda pengguguran daun, bunga, dan buah. c. Mempengaruhi pertumbuhan tunas dan akar. d. Meningkatkan daya resistensi terhadap pengaruh yang merugikan seperti suhu rendah, infeksi virus, pembunuh gulma, dan radiasi.

e. Menghambat (menahan) menguningnya daun dengan jalan membuat kandungan protein dan klorofil yang seimbang dalam daun (senescens). Kontrol dominansi apical Auksin dari tunas terminal menekan tunas aksilar, sehingga cabang lateral terhambat.

Sitokinin dari akar akan memicu tunas aksilar sehingga cabang lateral berkembang. Untuk akar auksin memacu perkembangan akar. Sitokinin meghambat pertumbuhan akar. 4. Asam Absisat merupakan hormon tumbuh yang hampir selalu menghambat pertumbuhan, baik dalam bentuk menurunkan kecepatan maupun menghentikan pembelahan dan pemanjangan sel bersama-sama. Fungsi asam absisat, yaitu: a. Menghambat perkecambahan biji. b. Mempengaruhi pembungaan tanaman. c. Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian. d. Mempengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi. 5. Gas etilen Etilen berbeda dengan hormon tumbuhan lainnya sebab etilen berwujud gas. Etilen berdifusi ke dalam tumbuhan melalui ruangan udara di antara sel-sel. Etilen yang terlarut dapat masuk dari satu sel ke sel lain melalui simplas. Pada beberapa kasus, etilen bertindak dalam penghambatan yang dulu dianggap disebabkan oleh auksin, sekarang diyakini disebabkan oleh auksin, sekarang diyakini disebabkan oleh sintesis etilen yang diinduksi oleh konsentrasi auksin yang tinggi. Selain perannya sebagai inhibitor pertumbuhan, etilen juga dikaitkan dengan berbagai proses penuaan pada tumbuhan. Senesens pada Tumbuhan. Senesens atau penuaan adalah perkembangan dari perubahan yang tidak dapat berbalik arah yang akhirnya menuju kematian. Etilen kemunginan memiliki fungsi penting dalam semua kasus senesens ini, akan tetapu pada proses penuaan yang telah banyak dipelajari, yang dipengaruhi hormon adalah pematangan buah dan pengguguran daun. Pematangan Buah. Beberapa perubahan struktur dan metabolisme menyertai pematangan ovarium menjadi buah. Di antara perubahan ini, termasuk juga perombakan dinding sel yang melunakkan buah dan penurunan kandungan klorofil yang menyebabkan buah kehilangan warna kehijauan. Etilen memicu dan mempercepat perubahan tersebut. Suatu reaksi yang berhubungan terjadi selama pematangan, karena etilen memicu senesens, dan sel yang menua kemudian membebaskan lebih banyak etilen. Karena etilen adalah gas, maka sinyal untuk pematangan menyebar dari buah satu ke buah yang lain.

Absisi daun. Kehilangan daun setiap musim gugur merupakan suatu adaptasi pohon untuk menjada agar dirinya tidak mengalami kekeringan selama musim dingin karena akar tidak dapat menyerap air dari tanah yang membeku. 6. Kalin merupakan hormon yang mempengaruhi pembentukan organ. Berdasarkan organ yang dipengaruhinya, kalin dibedakan atas: a. Rhizokalin, mempengaruhi pembentukan akar. b. Kaulokalin, mempengaruhi pembentukan batang. c. Filokalin, mempengaruhi pembentukan daun. d. Antokalin, mempengaruhi pembentukan bunga. 7. Asam Traumalin Bila tumbuhan terluka, luka tersebut dapat diperbaiki kembali. Kemampuan itu disebut restitusi atau regenerasi. Peristiwa ini dapat terjadi karena adanya asam traumalin (asam traumalat). Jalur Transduksi Sinyal menghubungkan respin seluler dengan sinyal hormonal tumbuhan serta stimulus tumbuhan Tranduksi sinyal adalah proses perubahan bentuk sinyal yang berurutan, dari sinyal ekstraseluler sampai respon dalam komunikasi antar sel. Tahap secara umum transduksi sinyal oleh antar sel melalui tahap sebagai berikut:

1. Sintesis 2. Pelepasan molekul signaling (ligand) oleh sel signaling 3. Transport signaling ke sel target

4. Terjadi ikatan antara signaling tadi dengan reseptor membentuk kompleks ligand-reseptor. 5. Reseptor yg teraktivasi akan menyebabkan 1 / lebih transduksi sinyal intraselular 6. Perubahan spesifik pada fungsi, metabolisme dan perkembangan sel 7. Removal of the signal B. GERAK PADA TUMBUHAN SEBAGAI MODEL UNTUK KAJIAN SISTEM KONTROL Tumbuhan peka terhadap rangsang sentuhan / mekanik, cahaya, air, suhu, gravitasi, dan zat kimia. Gerak tumbuhan yang merupakan reaksi terhadap faktor lingkungan / faktor luar disebut gerak etionom. Sedang gerak tumbuhan yang tidak dipengaruhi faktor dari luar disebut gerak endonom / autosom / spontan.

Gerak Tropisme Gerak Tropisme adalah gerak tumbuh bagian tubuh tumbuhan. Gerak tumbuh ini dapat mendekati/menjauhi sumber rangsang. Jika gerakannya mendekati sumber rangsang disebut tropisme positif, dan sebaliknya. Gerak tropisme dibagi menjadi 7, yaitu : a. Fototropisme Fototropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan mendekati / menjauhi cahaya matahari. Fototropisme positif (mendekati arah sinar) diperlihatkan oleh pertumbuhan tunas-tunas daun/batang, sedangkan fototropisme negatif (menjauhi arah sinar) diperlihatkan oleh gerak tumbuh akar.

b.Geotropisme Geotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan mendekati/menjauhi arah gaya gravotasi bumi. Geotropisme yang mendekati gaya gravitasi bumi (+), contohnya gerak tumbuh akar. Geotropisme yang menjauhi gaya gravitasi bumi (-), contohnya gerak tumbuh batang.

c. Tigmotropisme / Haptotropisme Tigmotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena ada rangsang berupa sentuhan / singgungan. Contoh Tigmotropisme : gerak sulur yang melilit pada tumbuhan anggota familia cucurbitaceae, anggur, dan beberapa leguminosae. d. Kemotropisme Kemotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena rangsang yang berupa zat / bahan kimia. Contoh-contoh Kemotropisme : Gerak tumbuh akar menuju ke daerah-daerah yang banyak mengandung unsur-unsur hara.

Gerak berbeloknya ujung akar menjauhi besi yang berkarat didalam tanah. e. Hidrotropisme Hidrotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena ada rangsang berupa air. Contoh : gerak tumbuh akar yang menuju ke daerah yang lebih banyak mengandung air. f. Reotropisme Reotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena rangsang berupa arus air contohnya : gerak tumbuhan air yang tumbuh searah dengan arus air pada sungai-sungai yang berarus deras. g. Termotropisme Termotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena rangsng berupa panas. Bagian tubuh tumbuhan dapat bergerak mendekati/menjauhi panas. Pergerakan turgor Adalah respons tumbuhan yang relative cepat dan dapat berbalik arah. Ketika sel membutuhkan air, meningkatkan turgor dan akibatnya juga tekanan yang diberikan pada dinding-dindingnya: sel meningkat dalam ukuran karena elastisitas tertentu dari dindingdindingnya.. Jika tekanan mereka meningkat secara bersamaan dan dengan cara yang sama, maka ketegangan yang cukup besar dalam hasil jaringan yang dapat mengakibatkan deformasi jaringan itu. Seperti deformasi dapat menjadi penyebab pergeseran spasial seluruh bagian tanaman. Kadang-kadang sel-sel berpartisipasi dalam gerakan yang dikelilingi oleh dinding sel yang berbeda ukuran, sehingga tekanan menyebar ke arah tertentu. Para penjaga gerakan sel di dalam epidermis adalah contoh utama. Gerakan turgor yang reversibel hanya jika tekanan osmotik dalam sel dapat menurun kembali setelah beberapa waktu. Perubahan tersebut dapat diamati di beberapa sendi tangkai daun yang menyebabkan sirkadian mengangkat dan menurunkan daun.

C. Kontrol respon harian dan musiman a. Jam biologis mengatur irama sirkadian pada tumbuhan dan eukariota lain Suatu siklus fisiologis dengan frekuensi sekitar 24 jam disebut irama sirkadian.. Apakah irama ini benar-benar diatur oleh semua jam internal atau mereka hanya respon harian terhadap siklus lingkungan seperti rotasi bumi. Irama sirkadian bertahan, bahkan ketika organism itu dilindungi dari petunjuk lingkungan penyebabnya seperti ada tanaman buncis. Hasil penelitian sejauh ini mengungkapkan bahwa osilator untuk irama sirkadian adalah endogenus atau internal. Jam ini diatur pada periode 24 jam yang tepat melalui sinyal harian dari lingkungan.

Jika suatu organisme dipertahankan pada lingkungan yang konstan, maka sirkadiannya menyimpang dari periode 24 jam sehingga bisa lebih atau berkurang. b. Fotoperiodisme menyelaraskan banyak respon tumbuhan terhadap perubahan musim Salah satu petunjuk paling awal tumbuhan mendeteksi perkembangan musim berawal dari varietas muatan pada tanaman tembakau. Varietas ini tumbuh luar biasa, namun gagal berbunga selama musim panas. Setelah mencoba menginduksi suhu, kelembaban dan nutrisi. Varitas ini akhirnya berbunga dalam rumah kaca bulan desember. Penelitinya mempelajari bahwa pemendekan siang da malam hari lah yang meragsang varietas ini berbunga. Varietas ini dianamkan Maryland Mammoth. D. Fitokrom Adalah reseptor cahaya, suatu pigmen yang digunakan oleh tumbuhan untuk mencerap (mendeteksi) cahaya. Sebagai sensor, ia terangsang oleh cahaya merah dan infra merah. Tumbuhan menggunakan fitokrom untuk mengatur beberapa aspek fisiologi adaptasi terhadap lingkungan, seperti fotoperiodisme (pengaturan saat berbunga pada tumbuhan),

perkecambahan, pemanjangan dan pertumbuhan kecambah (khususnya pada dikotil), morfologi daun, pemanjangan ruas batang, serta pembuatan (sintesis) klorofil. Secara struktur kimia, bagian sensor fitokrom adalah suatu kromofor dari kelompok bilin (jadi disebut fitokromobilin), yang masih sekeluarga dengan klorofil atau hemoglobin. Kromofor ini dilindungi atau diikat oleh apoprotein, yang juga berpengaruh terhadap kinerja bagian sensor.Kromofor dan apoprotein inilah yang bersama-sama disebut sebagai fitokrom.

Fitokrom juga berarti hormodiner yang berarti bahwa masing-masing molekul terdiri atas dua protein identik yang menyatu membentuk satu molekul fungsional. Masing- masing protein ini memiliki dua domain satu berfungsi sebagai fotoreseptor terikat secara kovalen dengan satu pigmen non protein, kromofor. Domain lain menyatukan protein tersebut pada pasangan identiknya pada dimer tersebut, dan domain ini juga memiliki aktivitas protein kinanse ( protein regulator yang mengangktifkan atau menghambat protein lain dengan cara memfosforilasi protein tersebut. Struktur molekul fitokrom menunjukkan bahwa domain fotoreseptornya berinteraksi dengan domain kinasenya untuk menghubungkan penerapan cahaya pada respons selular yang dipicu oleh kinanse tersebut.

E. Respons Tumbuhan terhadap Cekaman Lingkungan Fluktuasi lingkungan setiap hari menantang kehidupan tumbuhan. Kadang-kadang , faktor dalam lingkungan berubah cukup drastis sehingga membuat tumbuhan menjadi

tercekam. Kita akan mendefinisikan cekaman sebagai kondisi lingkungan yang dapat memberi pengaruh buruk pada pertumbuhan reproduksi dan kelangsungan hidup tumbuhan. Tumbuhan menghadapi cekaman lingkungan dengan suatu kombinasi respon perkembangan dan fisiologis. F. Pertahanan terhadap Pantogen Tumbuhan sama seperti halnya hewan yang bisa terkena virus maupun infeksi dari bakteri yang akan merusak potensi jaringan ata bahkan membunuh tumbuhan. a. Resistensi terhadap patogen Patogen dikatakan menjadi virulen apabila suatu tumbuhan memiliki hanya sedikit perlawanan spesifik terhadapnya. Patogen virulen merupakan pengecualian karena jika tidak demikian inang dan pathogen akan segera mati bersama. Suatu jenis kompromi telah berkembang bersama antara tumbuhan dengan sebagian besar patogennya. Jalannya resistensi: 1. Resistensi terjadi ketika tumbuhan memiliki suatu alel r dominan tertentu. Yang berhubungan dnegan alel dominan AVr spesifik pada pathogen. Gen R kemudian mengkode reseptor spesifik. Gen Avr menghasilkan senyawa yang berfungsi pada patogen yang juga bertindak sebagai ligan yang berikatan secara spesifik dengan reseptor sel inang tumbuhanPenyakit akan timbul jika tidak terdapat pengenalan gen. 2. Patogen tersebut tidak memiliki alel Avr dominan yang sesuai dengan alel R pada tumbuhan. 3. Tumbuhan tidak memiliki alel R dominan pathogen. 4. Baik pathogen dan tumbuhan tidak memiliki alel yang saling mengenal. b. Respon Hipersentif mambatasi suatu infeksi Jalannya respon pertahanan melawan pathogen avirulen 1. Resistensi spesifik didasakan pada pengikatan ligan pathogen ke reseptor sel spesifik pada jaringan tumbuhan yang terinfeksi yang sesuai dengan alel Avr pada

2. Tahapan identifikasi ini emicu jalur transduksi sinyal yang menghasilan respon hipersentif 3. Pada hipersentif sel tumbuhan akan menghasilkan molekul antimikroba yang menutup daerah terinfeksi dengan cara memodifikasi dindingnya. 4. Sel-sel yang terinfeksi membebaskan suatu sinyal kimia kemungkinan asam salisilat meyebarnya ke seluruh bagian tumbuhan yang lain. 5. Pada sel-sel daun organ lain yang jauh dari tempat infeksi akan memulai jalur transduksi sinyalnya. 6. Mengaktifkan resistensi perolehan sistemik yang meliputi prodeksi molekul antimikroba yang membantu sel-sel melawan pathogen selama beberapa hari.

DAFTAR PUSTAKA Anonim.2003. Stimulus Perception, Intracellular and Intracellular Stimulus Forwading, and Stimulus Conversion Campbell. Reece. Mitchell. 2003. Biologi jilid II, Edisi Kelima. Terjemahan Wasmen Manalu. Erlangga. Jakarta. Dahlia. 2001. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. UM Press: Malang. Hilman. 1997. Pertumbuhan Tanaman Tinggi. Cakrawala: Yogyakarta. http://biologi.blogsome.com/2011/07/30/faktor-internal-pertumbuhan-tanaman/, juli 2011, mustahib http://books.google.co.id/books?id=2bPXe2S4gxoC&pg=PA12&lpg=PA12&dq=faktor+inter nal+yang+mempengaruhi+tumbuhan+adalah+enzim&source=bl&ots=gejLmD2_E7& sig=XiM6qJczP_NEFzikXWJ2gYum8rc&hl=id&ei=6unDTru9O8jSrQf5osXsCw&sa =X&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CDEQ6AEwAw#v=onepage&q= %22faktor%20internal%22&f=true http://books.google.co.id/books?id=Yho6ZawoLAC&pg=PA179&dq=faktor+internal+yang+mempengaruhi+tumbuhan+ad alah+enzim&hl=id&ei=yOnDTvWRGIm8rAfCxKzfCw&sa=X&oi=book_result&ct=r esult&resnum=2&ved=0CDQQ6AEwAQ#v=onepage&q=%22faktor%20internal%22 &f=true HTTP://ARIESCLUB17.BLOGSPOT.COM/2009/06/MACAM-MACAM-GERAK-PADATUMBUHAN.HTML http://ach-e11.blogspot.com/2011/05/hormon-pertumbuhan-tanaman.html http://www.biologie.uni-hamburg.de/b-online/e32/32.htm http://www.sparknotes.com/biology/plants/essentialprocesses/terms.html-Plants: Essential http://id.wikipedia.org/wiki/Nasti http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Transduksi_sinyal_selular&oldid=4646622 http://www.silvikultur.com/hormon_tumbuhan.html http://www.smccd.net/accounts/kapp/215/notes/215ch39.rtf http://books.google.co.id/books?id=MmtYqOgh3FYC&pg=RA1PA40&dq=campbell+edisi+2&hl=id&ei=4E3ITv_LDs7MrQediMW3Dg&sa=X&oi= book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CC4Q6AEwAA#v=snippet&q=fitokrom&f =false http://www.biologie.uni-hamburg.de/b-online/e32/32a.htm diakses 17 Nopember 2011

Johnson,D., David L., Rayle, Hale L. Wedberg. 1984. Biology An Introduction. Benjamin/cummings publishing company,Inc. Karmana,oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi. Bandung: grafindo Meyer,Bernard S., Donald B., Anderson, Richard H. Bohning. 1960. Introduction to Plant Physiology. Canada: Nostrand Company. Pratiwi,D.A.,dkk.. 2006. Biologi untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga. Rost. Barbour. Stocking.Murphy. 2006. Plant Biology, second edition. Thomson Brooks/Cole. Canada. Setjo,Sustetyoadi.2004. Anatomi Tumbuhan. UM Press: Malang. Taiz, L. & E. Zeiger. 2002. Plant Physiology, Third Edition. Sinauer Associates, Inc. Massachusetts

You might also like