You are on page 1of 9

BAHAN PEMBERSIH

Bahan pembersih adalah bahan kimia dalam rumah tangga yang bermanfaat sebagai pembersih. Bahan kimia yang termasuk dalam kelompok ini yang dapat membantu proses pencucian yaitu melepaskan kotoran dari tempatnya menempel dan menahan agar kotoran yang telah terlepas tetap tersuspensi. Contoh bahan kimia pembersih adalah sabun dan deterjen.

A. Sabun
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut batangkarena sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah telah meluas, terutama pada sarana-sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Di negara berkembang, deterjen sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci atau membersihkan. Banyak sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80100 C melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis olehbasa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara tradisional, alkali yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, atau dari arang kayu. Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti minyak zaitun. Sabun adalah garam basa yang dapat diperoleh dari berbagai asam lemak. Sabun itu fungsinya untuk membersihkan kotoran pada pakaian dan kulit yang sulit dibersihkan dengan menggunakan air. Reaksi penyabunan disebut dengan yang namanya saponifikasi. Sabun yang terbuat dari natrium hidroksida disebut dengan sabun keras, sedangkan sabun yang terbuat dari kalium hidroksida disebut dengan sabun lunak. Pada pembuatan sabun secara modern, selain

menggunakan salah satu dari basa NaOH atau KOH, ditambahkan pula bahan lain, seperti kayak krim, parfum, vitamin, pewarna, dan antiseptik. Krim itu fungsinya untuk menghaluskan kulit, kalau parfum memberi aroma wangi pada sabun, sedangkan vitamin berfungsi untuk meremajakan kulit, pewarna untuk menambah daya tarik, dan antiseptik beruna untuk membunuh kuman.

Reaksi dalam pembuatan sabun: Gliserin + NaOH (soda api) gliserol + natrium karboksilat (sabun)

B. Detergen

Detergen adalah campuran berbagai

bahan,

yang

digunakan

untuk

membantu

pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air. Pada umumnya, detergen mengandung bahan-bahan berikut:

Surfaktan Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Secara garis besar, terdapat empat kategori surfaktan yaitu: a. Anionik : -Alkyl Benzene Sulfonate (ABS) -Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS) -Alpha Olein Sulfonate (AOS) b. Kationik : Garam Ammonium c. Non ionik : Nonyl phenol polyethoxyle d. Amphoterik : Acyl Ethylenediamines Builder Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air. a. Fosfat : Sodium Tri Poly Phosphate (STPP) b. Asetat : - Nitril Tri Acetate (NTA) - Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA) c. Silikat : Zeolit d. Sitrat : Asam Sitrat Filler Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh Sodium sulfat.

Aditif Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen. Additives ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk. Contoh : Enzim, Boraks, Sodium klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).

Reaksi pembentukan detergen: Lauril alkohol + asam sulfat lauril hidrogen sulfat Lauril hidrogen sulfat + Soda api Detergen

Prinsip kerja sabun dan deterjen:


Air dan lemak/kotoran tidak bercampur. Sabun maupun deterjen memiliki dua bagian, yaitu bagian lipophob dan bagian lipophil. Bagian lipophob atau bagian hidrophil bersifat polar sehingga dapat melarut dalam air yang juga bersifat polar.

Bagian lipophil atau hidrophob bersifat non polar sehingga dapat bercampur dengan lemak-lemak atau kotoran.

Dengan adanya sabun atau deterjen maka air dan lemak/kotoran dapat bercampur, sehingga lemak/kotoran dapat dihilangkan dari tempatnya menempel.

C. Pasta Gigi
Pasta gigi merupakan pembersih yang fungsinya untuk membersihkan gigi dari segala jenis kotoran. Pasta gigi itu dibuat dari kalsium karbonat yang dihaluskan dan dicampurkan dengan gliserin. Sering kali pasta gigi itu ditambahkan zat pewarna, rasa manis, pemberi napas segar, fluoride, dan kalsium.

D. Sampo
Bahan dasar pembuatan deterjen adalah Alkyl Benzene Sulfonat (ABS). Daya cuci deterjen itu tenyata jauh lebih kuat dibandingkan dengan sabun. Bahkan, deterjen itui dapat bekerja pada air sadah. Kelemahan deterjen dibandingkan sabun adalah deterjen sukar sekali diuraikan oleh mkroorganisme sehingga dapat mencemari lingkungan di sekitarnya

Dalam pengertian ilmiahnya sampo didefinisikan sebagai yaitu sediaan yang mengandung surfaktan dalam bentuk yang cocok dan berguna untuk menghilangkan kotoran dan lemak yang melekat pada rambut dan kulit kepala agar tidak membahayakan rambut, kulit kepala, dan kesehatan si pemakai. Sampo pada umumnya digunakan dengan mencampurkannya dengan air dengan tujuan untuk melarutkan minyak alami yang dikeluarkan oleh tubuh untuk melindungi rambut dan membersihkan kotoran yang melekat. [2] Namun tidak semua sampo berupa cairan atau digunakan dengan campuran air, ada juga sampo kering berupa serbuk yang tidak menggunakan air.[2] Sampo kering ini selain digunakan oleh manusia, lebih umum digunakan untuk binatang peliharaan seperti kucing yang tidak menyukai bersentuhan dengan air ataupun anjing. [3]. Beberapa industri yang memproduksi sampo atau perawatan rambut umumnya juga mengeluarkan produk kondisioner dengan tujuan untuk mempermudah pengguna sampo menata kembali rambutnya

Bahan Kimia Pada Pembersih


Kandungan Zat-zat bahan pembersih ditunjukan pada table berikut.

No 1

Bahan Pembersih Sabun

Kandungan kimia Natrium palmilat, Natrium palm kernelate, Natrium palm stearat, air, gliserin, Natrium klorida, dan parfum. Alkil benzen Sulfonat, penguat, anti redeposisi, bahan pencemerlang dan pewangi. Air, Natrium lauril eter sulfat, kokomidopropil betain dimetiko, glikol distearat, Natrium klorida, fragrans, dan karbomer. Natrium monoflouroposfat, kalsium gliseroposfat.

Deterjen

Shampo

Pasta gigi

Dampak Buruk Sebagaimana yang telah diterangkan di depan bahwa salah satu bahan baku dalam pembuatan detergen adalah surfaktan. Surfaktan tersusun dari senyawa ABS (Alkyl Benzene Sulfonate) yang sulit terurai secara alami. ABS di lingkungan mempunyai

tingkat biodegradable sangat rendah (tidak dapat didegradasi atau butuh waktu lama) untuk menjadi molekul-molekul kecil oleh organisme hidup dalam kondisi aerobik maupun anaerobik), sehingga detergen ini dikategorikan sebagai non-biodegradable. Dalam pengolahan limbah konvensional, ABS tidak dapat terurai dan sekitar 50% bahan aktif ABS lolos dari pengolahan serta masukke dalam sistem pembuangan. Hal ini dapat menimbulkan masalah keracunan pada biota air dan penurunan kualitas air.

Keberadaan busa-busa detergen di permukaan air, menyebabkan kontak udara dan air terbatas sehingga menurunkan oksigen terlarut. Hal ini akan menyebabkan kekurangan oksigen pada organisme air dan dapat menyebabkan kematian. Fosfat memegang peranan penting dalam produk detergen sebagai softener air. Bahan ini mampu menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion kalsium dan magnesium. Fosfat yang biasanya dijumpai, pada umumnya berbentuk Sodium Tri Poly Fosfat (STPP).

Fosfat tidak memiliki daya racun, bahkan sebaliknya merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan mahluk hidup. Tetapi dalam jumlah yang terlalu banyak, fosfat dapat menyebabkan pengkayaan unsur hara (eutrofikasi) yang berlebihan di air, sehingga air akan kekurangan oksigen. Hal ini disebabkan olehpertumbuhan alga (phytoplankton) yang berlebihan. Biomassa alga (phytoplankton) yang telah mati dan mengendap di dasar perairan merupakan sumber makanan organik untuk berbagai jenis mikroorganisme seperti bakteri. Tersedianya sumber makanan yang banyak dapat meningkatkan laju pertumbuhan

bakteri.Populasi bakteri yang berlebihan akan banyak menggunakan (mengkonsumsi) oksigen yang terdapat di airsehingga dapat membahayakan kehidupan mahluk air di sekitarnya.

Susana dan Ricky (2009) menyatakan bahwa standar nilai ambang batas detergen adalah 1 mg/liter (1 ppm). Standar nilai ambang batas berarti jika polutan detergen berada di lingkungan perairan air tawar konsentrasinya lebih dari 1 mg/liter, maka detergen tersebut sudah bersifat polutan.

Daftar bahan berbahaya dalam pasta gigi: 1. Formaldehid Semua pasta gigi pasti ada bahan ini,formaldehida membunuh semua bakteri kecil yang naik ke gigi setelah makan atau tidur. Jika sejumlah besar formaldehidasengaja tertelan, hasilnya bisa berakibat fatal. Parah hasil konsumsi formaldehida penyakit kuning, kerusakanginjal, kerusakan hati, dan kematian. 2.Deterjen Produsen menggunakan deterjen biasa untuk menimbulkan busa pada saat pasta gigi digunakan di dalam mulut. Berhati-hatilah jika Anda secara tidak sengajamenelan dalam jumlah besar zat ini - menelan deterjen dapat menyebabkanpembakaran saluran pencernaan. 3.Rumput Laut Melar dan berlendir, rumput laut berfungsi untuk melekatkan pasta gigi pada gusi.Tanpa halini, pasta gigi hanya akan hancur berantakan! Kabar baiknya adalah rumput laut tidakberacun. Faktanya, rumput laut memiliki sejumlah manfaat gizi,

4. Minyak Peppermint Nafas segar hanyadapat disimpan segar dengan bantuan minyak peppermint! Sementara menyegarkan saat menyikat gigi menggunakan pasta gigi, minyak peppermint dapat menyebabkan denyut nadi lambat, mulas, dan tremor otot jika dikonsumsi.

5. Paraffin Parafin menciptakan pasta halus yang merembes ke sikat gigi saat pasta gigi di gunakan Seperti yang mungkin Anda bayangkan, parafin tidak dimaksudkan untukdimakan. Jika Anda kebetulan menelan bahan ini, Anda mungkin berakhir dengan rasa sakit perut, mual, muntah, dan sembelit berat.

6. Gliserin Glikol Pernah mendengar tentang bahan ini sebelumnya? Yakin tentang itu? Gliseringlikol ditambahkan untuk pasta gigi untuk mencegah paste menjadi terlalu kering -ini juga ditemukan dalam antibeku. Gliserin Meskipun tidak beracun, aditif ini dapat menyebabkan mual jika tertelan. 7.Kapur Berkat fakta bahwa kapur terbuat dari exoskeletons, cukup sulit untuk menghapus semua yang menempel pada gunk dari putih mutiara Anda. Kapur debu dapat menyebabkan masalah paru-paru jika dihirup melalui pasta gigi, dan menelan sedikit kapur dapat menyebabkan perdarahan. 8.Titanium Dioxide Ini adalah satu lagi bahan pasta gigi umum, meskipun itu biasanya ditemukan dicat putih. Biladitambahkan ke pasta gigi, titanium dioksida memiliki efek aman padagigi anda seperti halnyapada dinding itu membuat mereka bagus dan putih(selama beberapa jam, setidaknya!).Titanium dioksida menelan tidak akanmenyakiti Anda, tapi tidak dianjurkan juga. 9. Sakarin Sakarin manis, tetapi tidak terlalu manis - hanya cara yang kebanyakan orangseperti pasta gigi mereka! Sakarin telah menjadi topik hangat setiap perdebatansejak Theodore Roosevelt di Gedung Putih. USDA mencoba untuk melarangsubstansi pada tahun 1972, meskipundianggap aman untuk menelan hari ini.

10. Menthol Salah satu bahan terakhir untuk menambahkan catatan mint ke napas Anda.Tanpa mentol,pasta gigi mungkin rasa seperti, yah,, kapur gliserin, parafindioksida, deterjen, titanium, danrumput laut! Pergi ke depan dan menelan mentoljika Anda suka, tetapi menyeruput tehmengandung mentol adalah ide yang jauh lebih baik daripada Anda mengunyah pada tabungpasta gigi.

Shampo, yang mengandung methylisothiazolinone (MIT), dapat menyebabkan kematian pada sel otak. Demikian yang terlihat pada penelitian yang dilakukan pada tikus. Bahan kimiawi methylisothiazolinone (MIT) ini, sebenarnya termasuk dalam golongan biosida, yaitu untuk mencegah dan membunuh kuman. Biasanya sering digunakan dalam produk rumah tangga dan industri untuk sistim pendinginan air agar kuman tidak berkembang biak. Sejauh ini, belum ada penelitian tentang efek MIT pada perkembangan saraf. Yang dikhawatirkan, jika ibu yang sedang hamil mengalami paparan terhadap MIT ini, yang mungkin dapat menyebabkan janinnya mengalami perkembangan otak yang tidak normal. Selain itu, mereka yang bekerja secara langsung dengan menggunakan

methylisothiazolinone (MIT), berisiko paling besar. Paparan langsung dengan MIT dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan iritasi pada kulit, karena MIT dapat merusak sel kulit juga.Pada percobaan dengan sel otak tikus, ditemukan bahwa paparan langsung terhadap MIT dengan konsentrasi seperti yang ditemukan pada body lotion, sudah dapat menyebabkan kematian dari sel saraf. Kita perlu hati-hati dalam memilih bahan pembersih, bahan tersebut jangan sampai menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap lingkungan. Beberapa jenis detergen sukar diuraikan oleh pengurai. Jika detergen ini bercampur dengan air tanah yang dijadikan sumber air minum manusia atau binatang ternak maka air tanah tersebut akan membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, kita sebaiknya memilih detergen yang limbahnya dapat diuraikan oleh mikrorganisme (biodegradable). Pengaruh buruk yang dapat ditimbulkan oleh pemakaian detergen yang tidak selektif atau tidak hati-hati adalah: a. rusaknya keindahan lingkungan perairan; b. terancamnya kehidupan hewan-hewan yang hidup di air; dan c. merugikan kesehatan manusia.

You might also like