Professional Documents
Culture Documents
Elektronika Dasar 2
Modul 1
1
ELEKTRONIKA DASAR 2
4.1 Kegiatan Belajar 1 PENGUAT JFET 4.1.1 Uraian dan Contoh 4.1.1.1 Pengantar Semua transistor yang telah kita bahas di sini adalah dari jenis transistor bipolar. Penguat dengan transistor bipolar pada umumnya mempunyai hambatan masukan yang kecil oleh karena kerja transistor bipolar berdasar pada masukan transistor yaitu basis-emitor yang berperilaku sebagai diode dengan panjar maju. Pada kegiatan belajar ini kita akan membahas penguat yang menggunakan transistor efek medan atau FET (Field Effect Transistor). Di dalam transistor FET arus isyarat di dalam transistor menembus satu jenis bahan semi konduktor saja. Transistor FET mempunyai hambatan masukan amat besar, sehingga dapat digunakan untuk mengolah isyarat dari sumber dengan hambatan masukan yang amat besar, seperti foto, rangkaian RLC paralel pada radio, dan sebagainya. Transistor FET kini juga digunakan di dalam elektronika digital dalam bentuk rangkaian terpadu (IC). Selain itu kini telah dibuat FET untuk daya tinggi. Dalam hal ini sifat FET di mana arus isyarat keluaran dikendalikan oleh tegangan tanpa perlu arus isyarat yang besar, membuat FET amat populer. 4.1.1.2 Transistor JFET Selain transistor bipolar ada lagi satu jenis transistor yang banyak digunakan yaitu yang dikenal sebagai transistor efek medan. Ada dua macam transistor efek medan yaitu JFET (Junction Field Effect Transistor) dan MOSFET (Metal Oxyde Semiconductor Field Effect Transistor).
ELEKTRONIKA DASAR 2
RD
D G
D
P N N S P
G RG
N N
G S
S VGG VDD
(b)
(c)
(c) Daerah pengosongan di dalam JFET oleh adanya tegangan panjar. Pembawa muatan bebas dikeluarkan oleh sumber dan diteruskan oleh penguras (drain) D. saluran dikendalikan dari pintu (gate) G. pengendalian hambatan saluran dilakukan dengan mengatur besar tegangan mundur antara pintu (G) dan sumber (S). Adanya tegangan mundur antara pintu dan sumber serta penguras pada tegangan lebih positif dari sumber akan terjadi daerah pengosongan seperti pada gambar. Walhasil transistor JFET memiliki ciri keluaran seperti pada gambar 23.
ID IDss
VGS = 0 VGS = - 0,5 V VGS = - 0,1 V VGS = - 1,5 V VGS = - 2,0 V VGS = - 2,5 V VP
Gambar 23. Ciri keluaran transistor JFET Pada gambar Vp disebut tegangan penjepitan. Pada keadaan ini saluran tertutup rapat sehingga tak dapat mengalirkan arus penguras, arus ID = 0. Pada VGS = 0 nilai arus dimana VDS = Vp disebut IDSS yaitu arus dari penguras D ke sumber S dengan kaki ketiga yaitu pintu G terhubung singkat dengan sumber. Kedua besaran ini merupakan ciri JFET. 3
ELEKTRONIKA DASAR 2
Perhatikan bahwa arus penguras ID dikendalikan oleh tegangan antara pintu (G) dan sumber (S). pada transistor dikendalikan oleh arus basis IB. Adanya tegangan mundur antara pintu dan sumber membentuk dioda bertegangan mundur pada masukan sehingga JFET mempunyai hambatan masukan yang tinggi. Transistor efek Medan jenis MOSFET menggunakan lapisan isolator berupa oksida silikon pada pintu transistor, yaitu seperti pada gambar 24.
Lapisan oksida silikon
S G
D
S
G D
(a)
Gambar 24a. Susunan MOSFET pertambahan 24b. Lambang MOSFET pertambahan Dengan adanya oksida pada pintu maka hambatan masukan MOSFET amatlah besar. Orang menggunakan transistor JFET dan MOSFET terutama kalau
(b)
menginginkan hambatan masukan yang amat besar. Panjar tegangan pada MOSFET boleh maju (pada MOSFET pertambahan) atau mundur (pada MOSFET perkurangan). Pada hakekatnya MOSFET perkurangan adalah seperti JFET, hanya
mempunyai impedansi masukan yang lebih besar, dan dapat digunakan dengan panjar maju maupun mundur. JFET tidak boleh diberi panjar maju, sebab akan memiliki impedansi masukan yang amat rendah.
ELEKTRONIKA DASAR 2
VDD
RD C2
D
C1
G
ID IG
Vi RG
S
C3 RS
Vo
Gambar 25. Rangkaian penguat JFET Adanya arus ID yang melalui RS membuat sumber S ada pada tegangan AC sebesar VS = ID RS. Sedangkan IG adalah arus mundur untuk sambungan antara pintu dan sumber. Arus IG ini mempunyai nilai amat kecil. Nilai RG dipilih agar tegangan pada pintu G, yaitu IGRG amat kecil, sehingga pintu boleh dikata ada pada tegangan tanah (GV). Dengan demikian maka sumber berada pada tegangan dc lebih tinggi dari pintu, yaitu berada pada tegangan mundur. Penguatan :
Dengan gm adalah transkonduktansi, yang secara kasar dapat ditentukan dari hubungan
ELEKTRONIKA DASAR 2
VDD = 10 V RD C2 C1
G
ID 1M Vo C3 RS
Gambar 26
Vi RG
a. Tentukan arus yang melalui RD b. Tentukan RS c. Tentukan Ri d. Tentukan Ro e. Penguatan. Penyelesaian a. Arus drain
b. VG = 0 maka VS = RS = c. Ri = RG = 1 m d. RO = RD = 2 k e. Penguatan
VGS = 2V
Dengan
ELEKTRONIKA DASAR 2
Pernyataan mana yang benar a. b. c. d. Arus drain pada FET dikendalikan arus pada gate. FET menggunakan semikonduktor jenis n dan jenis p. FET mempunyai hambatan masukan yang kecil. FET mempunyai hambatan keluaran kecil.
Untuk soal nomor 2 : berilah tanda silang pada huruf a. b. c. d. 2) Jika pernyataan benar, alasan benar, dan berhubungan. Jika pernyataan benar, alasan benar, tetapi tidak berhubungan. Jika pernyataan benar /salah, alasan salah/benar. Jika pernyataan salah, alasan salah.
Di dalam suatu penguat, FET mempunyai hambatan masukan kecil Sebab Panjar pada FET memberikan tegangan maju antara gate dan source.
3)
Pada gambar 25 a. Resistor RS digunakan agar titik kerja penguat stabil terhadap perubahan suhu. b. Kalau CS dilepas maka penguatan akan turun. c. Resistor RG adalah untuk memberi tegangan panjar pada gate. d. Resistor RG berpengaruh pada penguatan.
4)
Untuk rangakaian pada gambar 25 andaikan RD = 4 k , VGS (q) = V. VP = adalah a. 32 kali b. 16 kali c. d. 8 kali 4 kali
1,5
ELEKTRONIKA DASAR 2
5)
6)
Kalau penguat dihubungkandengan sumber yang mempunyai hambatan keluaram 1 M maka tegangan keluaran sumber akan turun sebesar a. 10 % b. 20 % c. 30 % d. 50 %
) 10-3 ) ( 4 k ) = 8
Pada bagian ini anda telah belajar tentang dasar kerja transistor FET. Susunan didalam transistor JEEFT berbeda dengan susunan transistor bipolar. Pada transisitor JEEFT pembawa muatan bergerak melalui yang disebut saluran terdiri dari satu jenis bahan semikonduktor, yaitu jenis n atau jenis p saja. Arus dikendalikan oleh tegangan pada gate yang berada pada tegangan
VP
ELEKTRONIKA DASAR 2
mundur terhadap saluran. Tegangan mundur ini mengatur arus yang mengalir melalui saluran. Karena gate ada pada tegangan mundur maka transistor JEEFT mempunyai hambatan masukan yang amat besar. Selain itu transistor JEEFT amat baik digunakan untuk frekuensi radio. Hal yang perlu difahami sehubungan dengan penguat JEEFT adalah tegangan panjar, penguatan, hambatan masukan dan hambatan keluaran. 4.1.4 Tes Formatif 1 1) Pada transistor JEEFT saluran n maka a. Arah arus listrik mengalir adalah dari drain ke sorce. b. Tegangan dc gate harus lebih positif dari tegangan source. c. Tegangan dc pada gate harus lebih negatif dari tegangan source. d. Pembawa muatan adalah lubang. 2) Ciri transistor JEEFT ditentukan oleh IDSS , yaitu a. Arus dari gate ke source b. Arus drain bila gate terbuka c. Arus drain apabila gate terhubung singkat dengan source d. Arus drain apabila gate dihubungkan singkat dengan source 3) Pada gambar diibawah VP adalah tegangan penyempitan
ID (mA) 4 3 2 1 VGS=0 V VGS= -0,2 V VGS= -0,4 V VGS= -0,6 V
VDS
ELEKTRONIKA DASAR 2
4)
<
hambatan yang dikendalikan oleh tegangan Sebab Pada grafik D terhadap VDS kemiringan grafik adalah sebanding dengan hambatan. 5) Dari pernyataan-pernyataan ini mana yang benar a. b. c. d. 6) MOSFET dapat digunakan untuk panjar maju antara gate dan saluran. Hambatan masukan JFET lebih besar dari MOSFET. Arus masukan MOSFET adalah kira-kira diatas 1 n A . JFET digunakan dengan panjar maju antara gate dan saluran.
VDD = 10 V
4 k C2
C1 m
Vo Vi RG 1 m RS 4 k Cs
2 k R2
mV
10
ELEKTRONIKA DASAR 2
c. d. 7)
Dengan dipasang a. 28 % b. 33 % c. 67 % d. 81 %
8)
9)
10)
adalah a. 11 b. 22 c. 44 d. 96
4.1.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokanlah jawaban anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang ada di bagian akhir modul ini. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar, kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3. Rumus :
11
ELEKTRONIKA DASAR 2
Arti tingkat penguasaan yang anda capai : 90 % - 100 % = baik sekali 80 % - 89 % 70% - 79 % - 69 % = baik = cukup = kurang
Kalau anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih anda dapat meneruskan Kegiatan Belajar berikutnya. Bagus ! Tetapi kalau kurang dari 80% anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang belum anda kuasai.
12
ELEKTRONIKA DASAR 2
4.2 Kegiatan Belajar 2 TANGGAPAN FREKUENSI PENGUAT 4.2.1 Uraian dan Contoh 4.2.1.1 Pengantar Pada kegiatan-kegiatan belajar terdahulu kita tak memperdulikan pengaruh kapasitas kapasitansi di dalam rangkaian, sehingga penguatan yang kita peroleh tak bergantung pada frekuensi. Pada kenyataannya penguatan berubah dengan frekuensi, di bawah dan diatas frekuensi tertentu penguatan berkurang. Dengan demikian maka suatu penguat hanya dapat digunakan untuk daerah frekuensi tertentu. Seringkali kita dihadapkan pada masalah yang berhubungan dengan lebar pita frekuensi ini. Sekedar contoh, untuk penguat audio yaitu yang mengolah bunyi atau suara diinginkan agar dapat bekerja dengan frekuensi antara 20 Hz hingga 20.000 Hz. Kalau penguat kita hanya bekerja antara 200 Hz 10.000 Hz saja, maka bunyi yang dihasilkan akan terdengar tumpul. Untuk dapat memperbaiki penampilan penguat kita harus memahami
komponen-komponen mana yang menyebabkan pembatasan lebar pita frekuensi. Ternya penyebabnya adalah karena komponen-komponen tertentu membuat penguat bekerja sebagai tapis lolos tinggi, dan komponenkomponen lain menyebabkan penguat berprilaku sebagai tapis lolos rendah. Pembhasan tentang tapis RC yang kita lakukan pada modul I : Rangkaian Elektronika, akan kita gunakan disini untuuk membahas tanggapan frekuensi penguat. 4.2.1.2 Tanggapan Frekuensi Oleh adanya kapasitansi-kapasitansi yang ada dalam rangkaian maka
penguatan yaitu
pada daerah frekuensi rendah dan pada daerah frekuensi tinggi, seperti pada gambar 29.
13
ELEKTRONIKA DASAR 2
V (d B)
AV ()
KV
f1
f2
Penurunan penguatan pada frekuensi rendah disebabkan oleh kapasitorkapasitor yang seri dengan isyarat, yaitu yang ditembus arus isyarat. Kapasitor-kapasitor ini akan menyebabkan hilang tegangan isyarat, terutam pada frekuensi rendah, berhubung reaktansi kapasitor mempunyai nilai besar pada daerah frekuensi rendah. Kapasitansi-kapasitansi bersama hambatan masukan dan sumber berlaku sebagai tapis lolos tinggi, yang meredam isyarat dengan frekuensi rendah. Turunnya penguatan pada frekuensi tinggi disebabkan oleh kapasitansiikapasitansi yang terpasang paralel (shunt) dengan jalur arus isyarat, sehingga menyimpangkan arus isyarat, sehingga mengurangi arus isyarat yang diperkuat oleh transistor. Pada frekuensi tinggi reaktansi ini semakin kecil sehingga makin banyak menyimpangkan arus. Oleh sebab itu penguatan pada frekuensi tinggi semakin berkurang. Perhatikan rangkaian penguat transistor bipolar pada gambar 30.
C2 i0 ic Vo RE
it CE
Vi
Rc
Gambar 30
14
ELEKTRONIKA DASAR 2
yang berperan pada daerah frekuensi adalah bersama hambatan masukan rangkaian tapis lolos tinggi dan, kapasitor dan hambatan beban gambar 31.
RS C1
R0
C2
Ri
V
Vi
V0
V0
Gambar 31
dan
adalah
dan
1 2 Gambar 32
Pengaruh kapasitor
dengan
, dan
mendapatkan frekuensi potong bawah yang cukup rendah. Penguatan juga turun pada daerah frekuensi tinggi oleh adanya kapasitansi. Penurunan penguatan pada frekuensi tinggi disebabkan oleh kapasitansikapasitansi yang paralel dengan arus isyarat, yaitu kapasitansi masukan
15
ELEKTRONIKA DASAR 2
penguat kapasitansi beban, dan kapasitansi oleh kapasitor yang sengaja dapasang antara basis dan kolektor. Untuk daerah frekuensi tinggi, kapasitor atau kapasitansi yang terpasang paralel dengan arus isyarat akan memberi pintasan dari masukan ke keluaran, sehingga arus isyarat yang masuk basis menjadi berkurang (lihat gambar 33)
VCC R1 RC i0
C1 RS it R2
C2
RL VQ
VS
RE
Gambar 33
terpintas oleh
dan
yang terpasang antara basis-kolektor dan basis emitor. Selain itu arus keluaran juga sebagian terpintas melalui kapasitansi yang mengalir ke beban Kapasitansi menjadi berkurang. pada sambungan
dipasang antara basis dan kolektor agar penguatan di atas frekuensi tertentu menjadi berkurang. Ini dilakukan untuk menghindari terjadinya osilasi. Untuk membahas perilaku penguat untuk daerah frekuensi tinggi, kita gunakan rangkaian ekuivalen seperti pada gambar 34.
16
ELEKTRONIKA DASAR 2
RS
rb
Cbc
Rot
Cbc Rb VS Vi Vi Rit RV
Ccc
Rc V0
RL
BEBAN
adalah suatu hambatan ekuivalen untuk daerah basis, dengan nilai kira-kira 300 , adalah hambatan masukan pada transistor; .
adalah kapasitansi yang terjadi olehadanya sambungan pn adalah kapasitansi sambungan pn antara basis kolektor, atau
antara basis dan emitor dan oleh adanya muatan-muatan listrik pada basis. mungkin juga oleh kapasitor yang sengaja dipasang antara basis dan
menggunakan
rangkaian
frekuensi
kita
dapat
sederhanakan
RS
Rot
Vi VS
Ci
Voh
C0
Gambar 35
Nilai
17
ELEKTRONIKA DASAR 2
Tampak bahwa
dan
serta
dan
rendah, yaitu meredam isyarat dengan frekuensi tinggi. Oleh adanya kedua tapis ini maka tanggapan frekuensi penguat pada daerah frekuensi tinggi menjadi seperti pada gambar 36.
GV KV
0,70 KV
f1 f2 Gambar 36
Frekuensi potong Dan frekuensi potong mungkin lebih besar atau lebih kecil dari Perhatikan bahwa pada hubungan untuk yaitu
Kapasitansi
Dengan adanya efek Mieller ini kapasitansi yang terpasang antara basiskolektor akan sangat berpengaruh pada tanggapan frekuensi atas. Contoh Andaikankita mempunyai rangkaian seperti pada gambar 9.
V cc RB c RS 10 mF Vi
10 mF 200 K RC
1K
C2 = 10 mF
1K
Vo
RE
100
C = 100 mF
Gambar 37
, dan
18
ELEKTRONIKA DASAR 2
(abaikan pengaruh
kapasitansi-kapasitansi oleh sambungan pn di dalam transistor ) Penyelesaian a. Kapasitansi berhadapan dengan membentuk tapis lolos atas dengan frekuensi potong
Kapasitansi
berhadapan dengan
kapasitansi
beserta
b.
Membentuk tapis lolos rendah, sehingga terjadi frekuensi potong atas pada nilaai frekuensi
19
ELEKTRONIKA DASAR 2
4.2.1.3 Latihan 2 Gunakan gambar 38 dan gambar 39 beserta keterangan yang tertera untuk mengerjakan latihan berikut.
Vcc = 24 v R3 800 K C3 C1 Rs 100 pc Rs SR C2
2K
10 F R2 Vi
80 K RE 1K CE
Vo 100 F
RL 5K
Vs
Gambar 38 1) Arus dc yang mengalir pada a. 1 mA b. 2 mA c. 3 mA d. 4 mA 2) Frekuensi potong bawah oleh a. 10 Hz b. 100 Hz c. 15 Hz d. 1,5Hz 3) Penguatan pada daerah frekuensi tengah adalah a. 50 b. 100 c. 200 d. 400 4) Nilai efektif kapasitansi masukan adalah a. 20 nF b. 30 nF c. 40 nF d. 50 nF adalah adalah
20
ELEKTRONIKA DASAR 2
5) Ffrekuensi potong atas adalah (nilai terdekat) a. 4 KHz b. 40 KHz c. 80 KHz d. 160 KHz Kunci Jawaban Latihan 4 1) b 2) c 3) d 4) c 5) a 4.2.1.3 Rangkuman Pada kegiatan belajar ini anda telah belajar tentang apa yang menyebabkan penguatan turunpada daerah frekuensi rendah dan pada daerah frekueni tinggi. Penurunan penguatan pda frekuensi rendah disebabkan oleh kapasitansi-kapasitansi seri, yaitu yang ditembus arus isayarat seperti kapasitansi pengandeng, dengan kapasitansi pintas kapasitor. Kapasitansikapasintansi berlaku sebagai tapis lolos atas. Penurunan penguatan pada frekuensi tinggi disebsbksn oleh kapasitansi-
kapasitansi shunt, yaitu meneyimpangkan arus isyarat, seperti kapasitansi sambungan Pn di dalam transistor, dan kapasitor yang terhubung antara basis dan kolektor, antara basis dan emitor, dan sebagainya. Khusus untuk kapasistansi antara basis kolektor, bila dipandang dari masukan mempunyai nilai efektif dikalikan dengan penguatan, sehingga amat berpengaruh. Ini dikenal sebagai efek Miller. Kapasitansi-kapasitansi ini membuat penguat berperilakuan sebagai suatu tapis lolos rendah.
21
ELEKTRONIKA DASAR 2
20 Volt RB C1
10K
VS
C3
10K
Rc
Diketahui
dC
5K
Rs
Vo Vi
R2 2K
5K 5K
10 m
Abaikan
1) Arus kolektor mempunyai nilai a. 2 mA b. 1 mA c. 4 mA d. 0,5 mA 2) Hambatan keluaran penguat adalah a. 10 k b. 2 k c. 1,5 k d. 5 k 3) Hambatan masukan penguat adalah a. 2,5 k b. 5 k c. 500 k d. 10 k 4) Frekuensi potong bawah oleh a. 1 Hz b. 1,3 Hz c. 100 Hz d. 15 Hz adalah (nilai terdekat)
22
ELEKTRONIKA DASAR 2
5) Frekuensi potong bawah oleh a. 10 Hz b. 1,3 Hz c. 100 Hz d. 13 Hz 6) Penguatan pada daerah frekuensi tengah a. 50 b. 100 c. 200 d. 400 7) Nilai efektif a. 0,5 nF b. 1 nF c. 2 nF d. 4 nF 8) Frekuensi potong atas adalah (nilai terdekat) a. 10 KHz b. 25 KHz c. 150 KHz d. 250 KHz 4.2.1.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokanlah jawaban anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 4 yang ada si bagian akhir modul ini. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar, kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaaan anda terhadap materi Kegiatan Belajar 4. Rumus : dilahat dari masukan adalah
Arti tingkat penguasaan yang anda capai : 90% - 100% = baik sekali 80% - 89% = baik 70% - 79% = cukup - 69% = kurang
23
ELEKTRONIKA DASAR 2
Kalau anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih anda dapat meneruskan modul berikutnya. Bagus ! Tetapi kalau kurang dari 80% Anda harus mengulangi kegiatan belajar 4, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
24
ELEKTRONIKA DASAR 2
5. Kunci jawaban Tes Formatif 5.1 Kunci Jawaban Tes Formatif 1 1) a Keterangan
2) d Keterangan
3)
b Keterangan :
4) c Keterangan :
5) d 6) d Keterangan
7) a Keterangan + = +
25
ELEKTRONIKA DASAR 2
8)
Daya disipasi P = I V = 156 m W. 9) a. Keterangan = 1) b Keterangan Panjar kelas A (q) = 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) b c b b a a c maks = 100 x 20 =2 5.2 Kunci Jawaban Tes Formatif 2
Keterangan :
Keterangan : = =
26
ELEKTRONIKA DASAR 2
7)
c Keterangan = = a Keterangan : =e Keterangan : = gm e Keterangan : = = 11 mV (gmRD) = ( ) (8) (4mV) = ( 2 x 10-3 -1) (4K) = 8 = = (1K) (1 A) = 1 V = ,b= = = 67%
5.4 Kunci Jawaban Tes Formatif 4 1) b Keterangan : = 2) a Keterangan : Ro = RC = 10 K 3) a Keterangan : Rit = = (200) (25) = 5 K = = 1 mA
27
ELEKTRONIKA DASAR 2
RS = 10 K C1 = 10 F 1 = f1`=
= =
= = 1 Hz
5)
d Keterangan : 1 (C2) = = =
= = 13 Hz
==
6)
d Keterangan : AV = = 400
7)
8)
Fc (atas) =10 kHz 6. Referensi Alley, Charles & Atwood, K.W Electronic Engineering, John Wiley, 1973. Sutrisno, Elektronuka, Teori dasar dan penerapannya. Penerbit ITB, 1986. (akan terbit). Schilling & Belove, Electronic Circruits, Discrete and Integrated, Mc Graw-Hill, 1981.
28
ELEKTRONIKA DASAR 2
Elektronika Dasar 2
Modul 2
29
ELEKTRONIKA DASAR 2
PENGUAT OP-AMP 1. Pengantar Pada modul terdahulu kita telah membahas rangkaian penguat yang menggunakan transistor dalam bentuk komponen tunggal. Rangkaian seperti ini dikatakan bersifat diskrit. Pada masa kini telah banyak dibuat penguat dalam bentuk rangkaian terpadu (integratedd circuit, IC). Penguat dalam bentuk IC ini mengandung banyak transistor. Kita tak perlu memikirkan masalah tegangan dan arus panjar, cukup memberi tegangan catu +VCC dan - VCC dan beberapa komponen pasif, maka kita mempunyai suatu penguat. Dalam hal ini kita dapat memandang IC sebagai suatu komponen aktif. Pada umumnya kita tak perlu mengetahui rangkaian di dalam IC, kecuali kalau kita ingin membuat IC sendiri. Suatu jenis IC yang kini banyak sekali digunakan untuk membuat penguat adalah yang dikenal sebagai penguat operasional atau op-amp (operasional amplifier). Dengan memasang beberapa komponen pasif seperti resistor dan kapasitor, kita dapat membuat agar op-amp bekerja sebagai penguat, penyangga, pengintegral, tapis, pengatur tegangan, pembanding, dan sebagainya. Pada umumnya op-amp hanya dapat digunakan unutk menyampaikan menyampaikan transistor daya. 2. Tujuan Instruksional Umum Setelah selesai mengerjakan seluruh kegiatan belajar untuk modul ini diharapkan Anda telah memiliki kemampuan-kemampuan berikut : a. Menyatakan berbagai sifat op-amp b. Menganalisis cara kerja berbagai rangkaian yang mneggunakan opamp. Dengan tercapainya tujuan di atas Anda akan mampu merancang berbagai peralatan sederhana dann menganalisis kerja berbagai rangkaian yang menggunakan op-amp. yang daya kecil besar yaitu lebih dari 300 m watt. Untuk dengan op-amp dapat dikombinasikan
30
ELEKTRONIKA DASAR 2
3.
Tujuan Instruksional Khusus Secara lebih terinci, setelah mengerjakan modul ini Anda akan memiliki kemampuan-kemampuan berikut : a. Merancang peenguat membalik dan tak meembalik, serta menganalisis berbagai sifat rangkaian seperti hambatan masukan hambatan keluaran, penguatan, dan tanggapan frekuensi. b. Merancang rangkaian pengintegral dan pendiferensial dengan menggunakan op-amp serta menganalisis ciri-cirinya. c. Meracang rangkaian komparator dengan menggunakan op-amp serta menganalisis ciri-cirinya.
31
ELEKTRONIKA DASAR 2
4.
Kegiatan Belajar 4.1 Kegiatan Belajar 1 PENGUAT MENGGUNAKANN OP-AMP 4.1.1 Uraian dan Contoh Pada kegiatan belajar ini kita akan belajar menggunakan op-amp untuk menguatkan isyarat, sehingga bentuk isyarat pada keluaran masih seperti pada masukan, namun nilai tegangan isyaratnya dapat berlipat ganda. Pada kegiatan belajar yang lain kita akan belajar menggunakan op-amp untuk membuat integrator diferensiator serta untuk membuat tapis. Pada kegiatan belajar yang terakhir kita akan belajar menggunakan op-amp sebagai pembanding, serta sistem pembangkit isyarat. Kembali kepada kegiatan belajar ini, kita akan belajr menganalisis rangkaian penguat yang menggunakan op-amp. Analisis ini mencakup penentuan tanggapan frekuensi, hambatan masukan dan hambatan keluaran. Kita jugaakan belajar perihal pengubah arus ke tegangan, penguat penjumlah dan sebagainya. 4.1.1.2 Sifat-sifat op-amp sebelum kita rangkaian penguat berdasarkan op-amp, kita perlu belajar tentang beberapa sifat dasar op-amp. Apa sebenarnya opamp itu? Op-amp adalah suatu penguat dengan dua buah masukan membentuk diferensial dan keluaran tunggal. Lambang op-amp adalah seperti pada gambar 1. Gambar 1. Lambang OP-AMP
Op-amp biasanya digunakan sebagai penguat dengan memasang rangkaian resistor dan kapasitor dari keluaran ke masukan membalik. Rangkaian seperti ini disebut rangkaian unpan balik (feed back). Rangkaian op-amp dengan umpan balik dikatakan ada dalam keadaan lingkar tertutup (closed loop). Tanpa rangkaian umpan balik suatu op-
32
ELEKTRONIKA DASAR 2
amp dikatakan ada dalam keadaan lingkar terbuka. Dalam keadaan lingkar terbuka (open-loop) op-amp memiliki penguatan yang amat besar, yaitu hingga lebih dari 100dB atau diatas 100000 x. Dalam keadaan lingkar terbuka tegangan isyarat sebesar 1 mV saja antara kedua masukan akan menyebabkan isyarat keluaran tergantung pada nilai .
Untuk membuat penguat dengan op-amp harus dipasang rangkaian umpan balik ke masukan membalik. Umpan balik semacam ini mengembalikan sebagian dari isyarat keluaran ke masukan sehingga memperlemah masukan. Umpan balik semacam ini disebut umpan balik negatif. Umpan balik ke masukan tak membalik pada umumnya tak
menghasilkan penguatan yang terkendali. Umpan balik seperti ini digunakan pada pembandding, yang menghasilkan isyarat keluaran persegi jika ada isyarat masukan walaupun amat kecil. Suatu rangkaian umpan balik yang biasa digunakan adalah seperti pada gambar 2. Gambar 2. Umpan Balik agar OP-AMP bekerja sebagai penguat membalik.
R2
i1
R1
AC
Op-amp dengan rangkaian umpan balik dikatakan ada dalam keadaan lingkar tertutup (lt). Hubungan anatara tegangan isyarat keluaran V 0 dan tegangan isyarat masukan Vi diberikan oleh penguatan lingkar tertutup AV, lt yaitu Hubungan antara V0 dan Vab diberikan oleh penguatan lingkar terbuka AV,lb, yaitu atau
i2
V1 V0
33
ELEKTRONIKA DASAR 2
Seperti dikatakan di depan, penguat lingkar terbuka pada op-amp mempunyai nilai amat besar, yaitu hingga lebih dari 100.000. Sebagai penguat, dalam keadaan lingkar tertutup tegangan isyarat keluaran V0 tak akan lebih dari Vcc. Oleh sebab itu atau .
Satu sifat lagi dari op-amp adalah bahwa antara kedua masukan ada hambatan masukan yang amat besar. Kedua hal di atas
menyatakan ada hambatan masukan terhubung singkat maya karena kedua masukan dipaksa dalam keadaan bertegangan sama, namun hambatan amat besar. Akibat lain dari hubung singkat maya antara kedua masukan op-amp adalah bahwa arus isyarat yang masuk ke dalam masukan op-amp amatlah kecil, sehingga dapat diabikan. Dengan adanya umpan balik pada op-amp, maka hambatan masukan antara kedua masukan menjadi makin besar lagi, yaitu :
Sebaliknya hambatan keluaran op-amp adalah kecil, terutama dalam keadaan lingkar tertutup, yaitu
4.1.1.3 Penguat menggunakan op-amp Satu bentuk umpan balik yang menghasilkan rangkaian penguat pambalik adalah seperti pada gambar 2. Agar lebih jelas kita lukiskan lagi pada gambar 3. Gambar 3. Penguat membalik
Rl
i1 Rs
R1
i2 Rl R2
i2
V0
V1
Vs
Vs
34
ELEKTRONIKA DASAR 2
Perhatikan bahwa isyarat masuk melalui masukan membalik (-), yang berarti bahwa tegangan isyarat keluaran akan berlawanan tanda (terbalik) terhadap tegangan isyarat masukan. Karena juga. Dikatakan bahwa titik a ada dalam keadaan tanah maya. Hal ini mengakibatkan arus isyarat telah dikatakan di depan sehingga oleh karena seperti , sedang Vb=0 (tanah), maka tegangan di a yaitu
Untuk penguat membalik oleh karena Arus yang diambil dari sumber isyarat adalah penguat tampak sebagai hambatan sebesar membalik mempunyai hambatan masukan: berarti seluruh
, (biasa)
Rangkaian umpan balik lain pada op-amp membentuk penguat tak mambaalik, seperti pada gambar 4. Gambar 4. Rangkaian penguat tak berbalik
35
ELEKTRONIKA DASAR 2
+ -
c R2
$$
Vi
R1
i
V R
1 1
Oleh karena titik a dan titik b terhubung singkat maya,maka arus dan ( ) jika = (
, sehingga
lingkar tertutup
+
Vi
Vo
Penguat tak berbalik mempuyai hambaan masukan amat tinggi ,yaitu ( Dengan ) adalah
hambatan masukan modus bersama. Untuk op-amp bipolar masukan FET dapat mencapai .. sedangkakan untuk op-amp dengan . Untuk op=amp bipolar dan untuk FET
36
ELEKTRONIKA DASAR 2
adalah hambatan keluaran untuk terbuka,dan mempunyai nilai ..untuk penguat dengan op-amp, dan maka ..
Dan jelaslah bahwa penguat tak membalik amat cocok ntuk membuat penyangga. Rangkaian umpan balik lain lagi yang sering digunakan adalah seperti pada gambar 6. Gambar 6. Penguat jumlah
R
1
i
i
1
R
V
V
3
R
10 k
i
3
Vo
Oleh karena teganagan dititik a sama dengan titik b, sedangkan titik b ada pada tanah,maka a dinyatakan membentuk tanah maya.oleh sebab itu pada pada pada mengalir arus mengalir arus mengalir arus maka Jika = , maka dan rangkaian
seperti ini sering digunakan untuk menjumlahkan isyarat dari berbagai macam sumber. 4.1.1.4 tanggapan frekuensi Untuk penguat dengan op-amp tanggapan frekuensi dapat ditentukan sebagai beriku, dari lembar data op-amp kita dapat peroleh informasi tentang tanggapan amplitudo untuk lingkar terbuka seperti pada gambar 7.
37
ELEKTRONIKA DASAR 2
Misalkan
penguatan
lingkaran
tertutup
hingga memotong bagian bode untuk akan menghasilkan frekuensi potong atas, yaitu Penguat dengan tanggapan ligkar terbuka . seperti
diatas
dikatakan
menggunakan komposisi frekuensi dalam. Keberatan op-amp jenis in adalah pada penguatan tinggi frekuensi potong atas mempunyai nilai yang rendah. menggunakan komposisi frekuensi luar, yaitu harus dipasang kapasitor diluar agar pengguat tak berosilasi. Tanggapan amplitudo pengua dengan kompesisi frekensi luar adalah seperti pada gambar 8. gambar 8.
Ck
+
-V
38
ELEKTRONIKA DASAR 2
Mengikut lengkung a,d,e,f,g.dengan kapasitor kompensasi Mengikut lengkung a,d,e,f,g,c. Dengan kapasitor kompensasi Mengikut lengkung a,d,e,c Andaikan penguat ligkar tertutup dinyatakan dengan
. .
, maka frekuensi
potong atas penguatan akan bergantung pada kapasitor kompensasi yang digunakan. Untuk potong lengkung frekuensi potong adalah , .memberikan frekuensi akan memotong dan seterusnya. Untuk garis mendatar
mengakibatkan osilasi. Jika ingin agar penguat dapat berkerja untuk frekuensi lebih tinggi maka penguatan harus dinaikan sehingga garis mendatar memotong pada beda kemiringan sebesar -6 dB/aktaf.
100 k
1k
Vi
741
+
Vo
(a)
Diketahui a. Tentukan penguatan b. Tentukan hambatan masuk dan keluaran c. Misalkan penguatan dihubungkan dengan suatu sumber isyarat dengan hambatan luar 2K,maka tegangan kelurab isyarat akan berkurang oleh
39
ELEKTRONIKA DASAR 2
karena terbebani penguat. Hitung berapa % turunnya tegangan sumber isyarat. d. Tentukan frekuensi potong atas dan frekuensi potong bawah Penyelesaian : a. Pengutan lingkar tertutup Db, maka b. Hambatan masukan Hambatan keluaran (pada frekuensi<10 Hz) ( ) dinyatakan dalam
2k 1k
penguat
Turun oleh pembebanan sebesar d. Buat garis mendatar pada 40dB hingga terbuka
tanggapan
40
ELEKTRONIKA DASAR 2
2) gambar 12
R
1
i
i
1
R
V
V
3
R
10 k
i
3
Vo
Di inginkan agar
Berarti Atau
b. Arus pada
41
ELEKTRONIKA DASAR 2
4.1.2 Latihan 1 A. untuk soal-soal nomer 1 hingga nomer 5 gunakan ganakan Gb. 13
R2
Av dB 100 010
R1
Vi Vo
log f
010 0 01 Diingnkan penguatan 20 dB dan hambatan masuk 10 k, diketahui hambatan 010 010 010 010 0 masuk lingkaran terbuka adalah 1M 1
(a) 1) Penguatan a. 20 kali b. 10 kali c. 100 kali d. 5 kali 2) Nilai R1 adalah.. a. 1 c. 10 d. 9 M k k b. 100 k adalah..
42
ELEKTRONIKA DASAR 2
5) Apabila penguat dihubungkan dengan sumber isyarat yang mempunyai hambatan keluaran 20 mV, maka tegangan isyarat keluaran V0 adalah. a. 100 mV b. 200 mV c. 300 mV d. 400 mV B. untuk soal nomor 6 sampai nomor 7 gunakan Gb 14.
200 k
vi
10 k
vo
10 k
(a)
10 M A 10 M
(b)
43
ELEKTRONIKA DASAR 2
Diketahui hambatan keluaran lingkaran terbuka R0,1b = 100, penguatan AV,1b = 105 6) Penuatan a. 1 adalah .
b. 10 c. 20 d. 30 7) Kalou masukan penguatan dihubungkan pada titik A untuk Gb.14b, maka tegangan keluaran menjadi a. 10 V b. 30 V c. 40 V d. 60 V 4.1.3 Rangkuman Pada kegiatan belajar ini Anda telah belajar tentang erbagai sifat dasar op-amp dari penerapannya untuk membahas rangkaian penguat. Sifat dasar yang amat penting adalah 1) Kedua masukan op-amp ada dalam keadaan hubungan singkat virtual 2) Arus masuk ke dalam op-amp dapat diabaikan Sifat dasar pertama disebabkan oleh penguatan lingkaran terbuka yang amat esar sedang sifat dasar kedua disebabkan oleh hambatan dalam besaran diserta hubungan singkat maya Dua bentuk dasar penguat adalah penguat membalik dan penguat tak membalik. Satu hal khusus dari kuat tak membalik adalah rangkaian penguat tegangan yang dapat digunakan seagai penyangga berpenguat satu. Anda juga telah belajar tentang tegangan amplitude untuk penguat menggunakan op-amp. Sehubungan dengan ini perlu diperhatikan apakah op-amp menggunakan kompensasi frekuensi dalam atau luar. Op-amp dengan frekuensi dalam tak akan menimbulkan osilasi, namun lebar pita pada penguatan tinggi amatlah sempit.
44
ELEKTRONIKA DASAR 2
Op-amp dengan kompetensi frekuensi luar dapat mempunyai pita lolos yang lebar pada penguatan tinggi namun harus berhati-hati.
4.1.4 Tes Foratif 1 1) Op-amp biasa mempunyai sifat-sfat sebagai berikut: a. Impedansi masukan kecil b. Impedansi keluaran kecil c. Keluaran mudah terbebani d. Keluaran mudah terbebani e. Hanya dapat digunakan untuk isyarat ac
Berikan tanda silang pada huruf: a. Jika pernyataan benar, alas an enar, dan berhubungan b. Jika pernyataan benar, alas an benar, tetapi tidak berhubungan c. Jika pernyataan benar/salah, alas an salah/benar d. Jika pernyataan salah, alas an salah 2) Pada umumnya tegangan isyarat antara masukan op-amp sama besar Sebab Op-amp mempunyai penguatan terbuka yang amat besar. Untuk soal soal nomor 3 hingga nomor 7 gunakan Gambar 15. Gambar 15
R2 R1
R5 R3 V
V3
R5 Vo 30 mV
45
ELEKTRONIKA DASAR 2
3) Nilai R2 adalah a. b. c. 10 K 20 K 40 K
6) Hambatan keluaran dilihat dari Vo adalah a. 500 b. 100 c. 0,10 d. 0,01 Untuk nomor 7 hingga nomor 8 gunakan Gb. 16
10 m
R2 100 K
R3 10 k
(a)
46
ELEKTRONIKA DASAR 2
(b) 01 0
0
(b)
log
010
4.1.5 umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaan anda dengan kunci jawaban tes formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini, dan hitunglah jawaban anda yang betul. Kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda dalam belajar 1 ini. Rumus :
47
ELEKTRONIKA DASAR 2
Jika anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, Anda dapat meneruskan pada kegiatan belajar 2. Bagus! Tetapi jika tingkat pengasaan Anda kurang dari 80%, Anda harus mengulangi kegiatan belajar 1 ini, terutama bagia yang belu anda kuasai.
48
ELEKTRONIKA DASAR 2
4.2 Kegiatan Belajar 2 OP-AMP UNTUK INTEGRATOR, DIFERENSIATOR DAN TAPIS 4.2.1 Uraian dan Contoh Pada kegiatan belajar 1 kita telah mepelajari beberapa sifat dasar op-amp dan beberapa penerapannya pada beberapa jenis penguat. Pada bagian ini kita akan mempelajari satu segi lagi, yaitu penggunaan op-amp untuk integrator, diterensiator dan tapis Kita telah berjumpa dengan rangkaian-rangkaian ini dealam modul 1, di mana kita gunakan komponen-komponen pasif, yaitu R dan C. pada kegiatan belajar ini kita akan gunakan op-amp untuk melakukan hal yang serupa Dengan menggunakan op-amp kita akan peroleh penampilan yang lebih baik yaitu daerah frekuensi kerja yang besar, serta hambatan keluaran yang aat rendah, yang tak dipengaruhi oleh frekuensi kerja yang besar, serta hambatan keluaran yang amat rendah, yang tak dipengaruhi oleh frekuensi. Hal ini akan memberikan alih tegangan yang baik, yaitu yang tak tergantung pada frekuensi dan bagi tegangan yang terkecil. Selain itu rangkaian integrator pasif biasanya disertai dengan pelemahan pada keluarannya, sehingga harus digunakan penguat lagi. Dengan op-amp penguatan sudah tersedia, ditambah keuntungan oleh karena komponenkomponen RC yang digunakan ada di dalam lingkaran umpan balik 4.2.1.2 Rangkaian Integrator Aktif Rangkaian integrator aktif adalah seperti bagian pada Gb.1
V
i
V
0
49
ELEKTRONIKA DASAR 2
Kita lihat bahwa kapasitor C diisi dengan arus pada tanah maya yaitu Va = 0
Arus ini tak berubah dengan tambahan tegangan pada kapasitor oleh karena tegangan titik a akan tetap, dibuat bertahan pada tanah maya.dengan demikian perubahan tegangan pada kapasitor C dalam waktu dt adalah
Sehingga Dan . .
Jelaslah bahwa isyarat keluaran adalah sebanding dengan integral isyarat masukan. Sifat integral ini juga berlaku isyarat sinusoida. Adanya keterbatasan tanggapan amplitude penguat lingkar terbuka op-amp mengakibatkan keterbatasan kemampuan integral ini terhadap frekuensi. Kalau Vi (t) berupa isyarat sinusoida, kita dapat hitung penguatan lingkar tertentu yaitu:
Kalau ini kita lukiskan pada tanggapan amplitude penguat kita akan peroleh grafik seperti pada gambar 2.
AV(AB)
dB
AV , ct
RC
0 f1
1 RC
log
50
ELEKTRONIKA DASAR 2
Kita lihat bahwatanggapan frekuensi integrator hanya berlaku untuk frekuensi di atas f1 sebab di bawah frekuensi f1 tanggapan amplitudonya adalah mendatar, yaitu tak seperti tanggapan frekuensi untuk integrator. Dengan menambahi suatu resistor parallel dengan C, kita akan mempunyai tanggapan amplitude suatu tapis lolos rendah berpenguatan, seperti gambar 3.
R2
C R1 20 kg
(a)
AV ( AB)
A
v
(b ( N )
R2
R1
(b)
1 2RC
F (log )
Tampak bahwa rangkaian ini akan isyarat dengan frekuensi di bawah dan meredam isyarat dengan frekuensi di atas rangkaian sebesar . ini bekerja sebagai tapis lolos renddah dengan demikian dengan penguatan
4.2.1.3 Rangkaian diferensiator dan tapis lolos tinggi Rangkaian diferensiator aktif adalah seperti pada gambar 4.
51
ELEKTRONIKA DASAR 2
C V1
V0
Tanggapan masukan Vi mula-mula mempunyai nilai 0 V dan tumbuh. Misalkan dalam waktu dt telah berubah sebesar dVi , maka muatan listrik pada kapasitor akan berubah sebesar
Arus Sehingga Kita lihat bahwa bentuk isyarat keluaran adalah sebanding dengan diferensial isyarat masukan terhadap waktu. Untuk isyarat sinusoida maka yang berhubungan dengan waktu hubungan di atas hanya
amplitude lingkaran terbuka op-amp maka kita akan peroleh grafik seperti gambar 5
52
ELEKTRONIKA DASAR 2
dV, R
Av, ib()
dB
Kemiringan + bdB atau oktaf
Av it Rc ,
0
f 1 2 Rc
fo
f (log)
Tampak bahwa sifat diferensiator hanya berlaku untuk frekueni dibawah f 2. Tanggapan amplitude seperti Gb. 5 dapat menyebabkan terjadinya osilasi sebab garis AV,it () memotong grafik AV,ib () dengan beda kemiringan 12 dB/oktaf. Agar tak menyebabkan terjadinya osilasi gravik AV,it () haruslah memotong grafik AV,ib () dengan beda kemiringan tak lebih dari 6 dB/oktaf Ini dapat dilakukan dengan memasang hambatan seri dengan C, seperti pada Gambar 6. Gambar 6
53
ELEKTRONIKA DASAR 2
R2
R1 C
Vi
+
Vo
Av, dB
Av, ib()
Av, it ()
20 log R2 R10
f1
1 f3 2 Rc
f (log)
1 2Rc
Selain tu dengan rangkaian ini juga kita peroleh sifat tapis lolos tinggi berpenguatan. Yaitu frekuensi diatas f2, namun kurang dari f3, isyarat keluaran diperkuat kali, dan di bawah f2 penguatan berkurang, dan di
bawah f1 isyarat diredam. Ini tak lain adalah sifat suatu tapis lolos tinggi.
54
ELEKTRONIKA DASAR 2
R C
Vi
10 f
Vo
Av 100 dB
50
0
10
102 10 3 10 4 10 5 10 6 Fo (log)
Agar penguat ini dapat digunakan sebagai tapis lolos rendah dengan frekuensi potong pada frekuensi 10 Hz, harus dipasang resistor pararel dengan kapasitor C. tentukan nilai hambatan resistor ini. a. Misalkan Untuk | | integrator. Penyelesaian : | | tentukan nilai Vo (t) pada saat t = 0,2 S b. Untuk isyarat dengan frekuensi mana rangkaian ini dapat bekerja secara
a.
55
ELEKTRONIKA DASAR 2
b.
Av 100 dB
Gambar 8
10
10
-10
10
10 2
10 3
10 4
10 5 10 6 Fo (log)
Perpotongan antara tanggapan frekuensi lingkar tertutup dengan sumber frekuensi terjadi pada frekuensi atau
Dari gambar 9 rangkain akan bekerja sebagai integrator untuk frekuensi di atas 10-2Hz.
AV 100
30
20 dB
102
10 1
1K
100K
H2
F(log)
Agar bekerja sebagai tapis lolos rendah maka harus dipasang resistor R 2 paralel dengan kapasitor, agar untuk frekuensi rendah terjadi penguatan sebesar 20 dB (lihat gambar) Yaitu Atau R2=10 R1= 10 x1 K=
56
ELEKTRONIKA DASAR 2
R2 10 K C 10h Vi Vo
( a)
R1 1K
AV dB
50
20
dB
20
Rangkaian ini dapat digunakan sebagai pendiferensial maupun tapis lolos tinggi. a. Tentukan pengutan pada frekuensi tinggi b. Untuk daerah mana rangkaian dapat bekerja sebagai pendeferensial? c. Ubah nilai C agar frekuensi bekerja sebagai tapis untuk frekuensi di atas 100 Hz. Penyelesaian a. Pada daerah frekuensi tinggi yaitu dimana frekuensi oleh kapasitor C dapat diabaikan penguatan adalah sebesar b. Nilai
57
ELEKTRONIKA DASAR 2
c. Agar bekerja sebagai tapis lolos tinggi dengan frekuensi potong 100 Hz buat agar tanggapan frekuensi lingkar tertutup memotong sumbu frekuensi pada nilai kira-kira 15 Hz. Atau Sedang = Atau 4.2.2 latihan 2 Untuk soal-soal nomor 1 hingga nomor 4 gunakan gambar 11
C
1 f
sehingga
100
Vi Vo
1) Pada frekuensi mana amplitude tegangan isyarat keluaran sama dengan tegangan isyarat masukan. a. 10 kHz b. 1,5 kHz c. 1 kHz d. 0,15 kHz 2) Rangkaian di atas berlaku sebagai a. Komparator b. Penguat c. Pendiferensial d. Pengintegral 3) Sebagai tapis penguat di atas bekerja sebagai a. Tapis lolos tinggi b. Tapis lolos pita c. Tapis lolos rendah d. Tapis sekat pita
58
ELEKTRONIKA DASAR 2
4) Kalau dipasang hambatan 1 k parallel dengan kapasitor C, maka pada frekuensi rendah terjadi penguat a. 20 dB b. 30 dB c. 40 dB d. 50 dB Untuk soal-soal nomor 5 hingga 8 gunakan Gambar 12. Gambar 12
R 10 mF 1 K C +
Vi Vo
5) Rangkaian di atas pada frekuensi rendah bersifat sebagai a. Komparator b. Pengintegral c. Pendiferensial d. Penguat Berilah tanda silang pada huruf : a. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan berhubungan. b. Jika pernyataan benar, alasan benar, tapi tidak berhubungan. c. Jika pernyataan benar/salah, alasan salah/benar. d. Jika pernyataan salah, alasan salah 6) Pada frekuensi tinggi penguat ini mungkin mengalami osilasi Sebab Untuk penguat di atas tenggapan amplitude lingkar terbuka berpotongan dengan garis tanggapan amplitude lingkar tertutup dengan beda kemiringan lebih dari 6 dB/oktaf. 7) Jika parallel dengan kapasitor C dipasang resistor dengan hambatan 1 k, maka pada frekuensi tinggi terjadi penguatan a. 0 dB b. 20 dB
59
ELEKTRONIKA DASAR 2
4.2.3 Rangkuman Pada kegiatan belajar ini anda telah belajar tentang penggunaan op-amp untuk membuat pengintegralan dan pendiferensial. Rangkaian pengintegral juga digunakan sebagai tapis lolos rendah, oleh karena op-amp mempunyai lebar pita frekuensi Untuk terbatas, maka ini untuk perlu isyarat periodic rangkaian tanggapan pengintegral dan pendiferensial hanya dapat bekerja untuk daerah frekuensi tertentu. menentukan anda menggunakan frekuensi lingkar terbuka. Untuk rangkaian pendiferensial kita harus lebih hati-hati oleh karena dapat timbul osilasi. Dengan menggunakan resistor seri dengan kapasitor masukan agar tanggapan amplitude lingkar tertutup berhambatan dengan tanggapan amplitude lingkar terbuka dengan beda kemiringan tak lebih dari 6 dB/oktaf.
60
ELEKTRONIKA DASAR 2
4.2.4 Tes Formatif 2 Untuk soal-soal nomor 1 hinggga nomor 4 gunakan gambar 13. Gambar 13
R2
100 K
R1 10 K
C:10 mF
+ Vo
Vi
1) Pada daerah frekuensi tinggi penguatan a. 10 dB b. 20 dB c. 40 dB d. 60 dB 2) Tegangan isyarat Vo = V1 untuk frekuensi a. 150 kHz b. 15 kHz c. 1,5 kHz d. 150 Hz
adalah
3) Sebagai tapis lolos rendah frekuensi penjuru rangkaian di atas adalah a. 150 Hz b. 1,5 Hz c. 1 kHz d. 10 kHz 4) Kalau R2 dilepas, maka : a. Rangkaian akan bekerja sebagai penguat b. Rangkaian menjadi pendiferensial c. Daerang kerja rangkaian tambah besar d. Makin tinggi frekuensi makin kecil penguatan
61
ELEKTRONIKA DASAR 2
R2 -
R1 Vi
1 mF
+ Vo
5) Pada daerah frekuensi tinggi maka penguatan adalah a. 60 dB b. 40 dB c. 20 dB d. 10 dB 6) Pada frekuensi mana rangkaian ini bekerja sebagai pendiferensial a. 10 kHz b. 5 kHz c. 1 kHz d. 0,1 kHz Berilah tanda silang pada huruf : a. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan berhubungan. b. Jika pernyataan benar, alasan benar, tapi tidak berhubungan. c. Jika pernyataan benar/salah, alasan salah/benar. d. Jika pernyataan salah, alasan salah 7) Kalau R1 diganti dengan hubungan singkat dapat timbul osilasi Sebab Apabila tanggapan lingkar tertutup berpotongan dengan tanggapan lingkar terbuka dengan beda kemiringan lebih dari 6 dB/oktaf dapat timbul osilasi 8) Sebagai tapis maka frekuensi penjuru adalah a. 1,5 kHz b. 15 kHz c. 150 Hz d. 150 kHz
62
ELEKTRONIKA DASAR 2
4.2.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 2, yang terdapat di bagian belakang akhir modul ini. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan anda terhadap materi kegiatan belajar 2. Rumus :
Tingkat penguasaan
x 100%
Artinya tingkat penguasaan yang anda capai : 90% - 100% = baik sekali 80% - 89% 70% - 79% - 69% = baik = sedang = kurang
Kalau tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, anda dapat meneruskan dengan kegiatan belajar 3, Bagus! Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih dibawah 80%, naka anda harus mengulangi kegiatan belajar 2, terutama bagian yang belum anda kuasai.
63
ELEKTRONIKA DASAR 2
4.3
4.3.1 Uraian dan Contoh Penguatan lingkar terbuka pada op-amp mempunyai nilai yang amat besar, yaitu hingga 100.000 x atau lebih. Ini berarti bahwa bila pada kedua masukan op-amp ada beda tegangan beberapa mV saja keluaran akan mempunyai tegangan +Vcc atau Vcc. Sifat ini digunakan untuk membandingkan isyarat terhadap suatu nilai tegangan dc. Oleh karena penguatan lingkar terbuka amatlah besar, perubahan kecil pada masukan oleh adanya daerah akan berpengaruh pada keluaran. Oleh sebab itu pada op-amp seringkali diberi umpan balik positif, agar hubungan antara keluaran dan masukan mempunyai dua ambang serta mempunyai sifat hysteresis. Rangkaian semacam ini disebut picu Schamitt. Selain sebagai pembanding, picu Schamitt dapat digunakan untuk membuat pembangkit isyarat. 4.2.1.2 Rangkaian Pembanding Perhatikan rangkaian seperti pada gambar 1 Gambar 1
+Vcc
a
+Vcc R1 Vi
b
+ Vo -Vcc
R2
(a)
64
ELEKTRONIKA DASAR 2
Vt
Vb
0 t
Vo
t -Vcc
(b) Kita lihat bahwa op-amp ada dalam keadaan lingkar terbuka. Apabila Va = V> Vb = V+ maka keluaran akan negative. Dengan demikian tegangan pada masukan tak membalik akan merupakan suatu ambang, apabila V1 melebihi ambang Vi , maka Vo akan mempunyai nilai Vcc , dan apabila kurang dari Vb maka Vo akan mempunyai nilai +Vcc . Oleh sebab itu rangkaian ini disebut pembanding. Perhatikan bahwa sifat op-amp yang digunakan disini adalah bahwa penguat lingkar terbuka amatlah besar, sehingga sebaiknya digunakan op-omp dengan kompensasi frekuensi luar tanpa kapasitor kompensasi. Hubungan antara isyarat keluaran dan isyarat masukan pada rangkaian diatas adalah seperti pada Gb. 2.
65
ELEKTRONIKA DASAR 2
1 MV Vo
+ Vcc
- Vcc
Tampak bahwa disekitar tegangan ambang Vb ada suatu jendela nilai tegangan masukan sebarang (mV). Ini berarti kalau ada derau menumpang diatas tegangan V1 maka pada keluaran akan terjadi pula tegangan VCC yang dapat mengganggu kerja rangkaian berikutnya. Agar ini tak terjadi kita perlu membuat agar jendela disekitar ambang mempunyai nilai besar dan dapat diatur. Untuk ini digunakan rangkaian dibawah.
+ Vcc
Vref - Vcc
66
ELEKTRONIKA DASAR 2
4.3.1.3 Osilator picu Schmitt Rangkaian picu Schmitt seperti diatas dapat digunakan untuk membuat osilator, yaitu rangkaian yang menghasilkan isyarat tegangan persegi. Rangkaian yang digunakan adalah seperti pada Gambar 4.
Vo
R1 R 2
0
Vcc Vi
(c)
R R
1
V
Ambang atas
2
R R
1
0
1
t
Ambang bawah
Vcc
2
Vo
Pada saat mulai diberi daya kapasitor masih kosong, sehingga V B= + VCC . kapasitor akan diisi muatan dengan tetapan waktu RC. Setelah tegangan pada kapasitor mancapai ambang atas, yaitu , maka keluaran Vo akan
67
ELEKTRONIKA DASAR 2
segera menjadi VCC. Kapasitor akan membuang muatan ke keluaran dengan tetapan waktu RC lagi. Ini berlaku selama | | masih segera setelah V1 melampaui tegangan ambang VO akan berubah lagi menjadi + VCC, dan seterusnya. Demikian seterusnya, sehingga terjadi isyarat keluaran berupa tegangan segitiga. Pada kapasitor akan terjadi isyarat-isyarat berupa segitiga. Frekuensi isyarat keluaran adalah 4.3.1.3 Contoh penerapan Perhatikan rangkaian berikut Gambar 5 .
a. Lukis hysteresis yang terjadi pada hubungan antara V0 dan Vi b. Andaikan ada isyarat masukan berbentuk sinusoida dengan amplitude 9 V. Lukiskan bentuk isyarat keluarannya. Penyelesain a. Bentuk histeresis antara V0-Vi Gambar 6
68
ELEKTRONIKA DASAR 2
+ Vcc
0 3V 5V 7V
- Vcc
b. Gambar 7
9V 7V 5V 3V 0
Vo
+12 V
0
-12 V
69
ELEKTRONIKA DASAR 2
a. Tentukan V0 maks dan V0 min. b. Tentukan nilai Vi yang membuat V0 = V maks c. Tentukan nilai Vi yang membuat V0 = V min d. Lukis bentuk isyarat keluaran kalau ada isyarat periodic dengan amplitude lebih dari 5 V a. mkas = + 5 V ( b. ) maks = + 5 V apabila Va > Vb > 0 0 apabila >0 Atau Atau maks >maks = -5 V
c.
atau Va < a
Atau
d. Gamabar 9
70
ELEKTRONIKA DASAR 2
Vi
+5V
0
-5V
Vo
+5V
0
-5V
4.3.2 Latihan 3 Untuk soal-soal nomor 1 hingga nomor 3 gunakan gambar 10 Gambar 10
71
ELEKTRONIKA DASAR 2
3) Kalau diinginkan agar terjadi hysteresis seperti pada Gb. 11, maka A harus dilepas dari tanah dan diberi tegangan sebesar Gambar 11 a. 10 V b. 9 V V a adalah Gambar 12 c. 6 V d. 5 V
72
ELEKTRONIKA DASAR 2
V0
mempunyai bentuk dan nilai tegangan puncak ke puncak sebagai a. Sinusoida Vpp = 24 V b. Persegi Vpp = 24 v c. Sinusoida Vpp = 16 V d. Persegi Vpp = 16 V
berikut :
5. Referensi Alley, Charles L & Atwood, K.W, Electronic Engineering, John Wiley, 1973. Sutrisno, Elektronika, Teori Dasar dan Penerapannya. Penerbit ITB, 1986. (akan terbit). Schilling & Belove, Electronic Circuits, Discrete and Integrated, Mc GrawHill, 1981.
73