You are on page 1of 466

Rahmida Setiawati SENI TARI untuk SMK

untuk Sekolah Menengah Kejuruan

Seni Tari

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Rahmida Setiawati

Rahmida Setiawati

SENI TARI
SMK

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Departemen Pendidikan Nasional

Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang

SENI TARI
Untuk SMK
Penulis Editor : Rahmida Setiawati : Melina Suryadewi

SET s

SETIAWATI, Rahmida Seni Tari untuk SMK oleh Rahmida Setiawati---- Jakarta : Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. xiv. 417 hlm Daftar Pustaka : 413-417

Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008

KATA SAMBUTAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah melaksanakan penulisan pembelian hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui website bagi siswa SMK. Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2008. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia. Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional tersebut, dapat diunduh (download), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkannya soft copy ini akan lebih memudahkan bagi masyarakat untuk mengaksesnya sehingga peserta didik dan pendidik di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini. Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Selanjutnya, kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta, Direktur Pembinaan SMK

KATA PENGANTAR Puja-puji syukur kami panjatkan ke Hadurat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat-Nya kepada hambanya, sehingga kami dapat menyajikan buku Seni Tari ini kepada para pembaca. Buku Seni Tari ini disusun terutama untuk menunjang pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2004 Sekolah Menengah Kejuruan Seni Pertunjukan. Buku ini dapat digunakan siswa untuk menggali dan meletakdasarkan pengetahuan tentang tari agar mereka dapat menjadi tenaga yang profesional dan siap pakai pada mampu terjun di kalangan masyarakat. Melalui buku ini siswa dapat mengembangkan pengetahuannya di bidang tari sebagai bekal penunjang kemampuannya, dan untuk menghadapi era teknologi dan informasi yang makin meng global. Penetapan penulisan buku ini adalah sebagai alternatif dalam upaya pengembangan wawasan dan pengetahuan tentang tari khususnya hubungannya dengan pendidikan tari. Materi yang disajikan lebih ditekankan pada teori semi praktis diharapkan agar mudah dipahami. Oleh karena itu, buku ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi pembaca. Penyusunan buku ini pada dasarnya mengacu pada beberapa sumber, data-data dokumen bidang tari, serta pengetahuan yang dimiliki penulis selama menekuni bidang tari. Secara kolaboratif, dasar penetapan penulisan buku mendapat amanah tentang misi bahwa sistem pendidikan Nasional yang dikembangkan di Indonesia masih kurang menaruh perhatian terhadap out, sehingga penafsiran terhadap komponen pendidikan membias untuk ditafsirkan. Dalam rangka pengembangan ke arah tujuan yang diharapkan, maka secara konseptual buku ini disusun berdasarkan konsep penulisan yang dari apa yang harus dikuasi oleh peserta didik, pecinta tari, anak yang belajar tari. Dengan munculnya pertanyaan dasar tersebut maka penulis mengidentifikasi beberapa kemungkinan yang dapat dijadikan bahwa sebagai kajian untuk menulis buku yang dibutuhkan peserta didik, pecinta tari, dan anak yang belajar menari sebagai obyek. Tahap awal yang telah teridentifikasi adalah bahwa yang dibutuhkan oleh obyek adalah pengetahuan tentang wawasan tari, bagaimana cara bergerak efektif dan efesien, cakupan pengetahuan yang bersifat afaektif adalah memahami tentang tari dan selanjutnya bagaimana tahap-tahap mencari dan membuat tarian, mengorganisasikan serta memasarkan produk, hingga pada membuat kemasan tarian yang berkembang di sekitar wilayah dimana anak dapat tumbuh dan berkembang seiring budayanya. iii

Oleh sebab itu, penulis menyajikan isi buku ini dengan mengidentifikasi dari wawasan kebudayaan, Olah Tubuh, Tari-tarian Nusantara, Koreografi dan Komposisi Tari, seni Manajemen dan Organisasi Seni Pertunjukan, serta Kemasan Wisata. Cakupan isi yang dijadikan dasar untuk melengkapi isi buku, lebih diarahkan pada bentuk implementasi data yang dinaturalisasikan, sehingga diharapkan pembaca dapat memahami isi buku dengan makna baca yang mudah dicerap. Harapan penulis, semoga buku ini dapat berguna bagi pembaca khalayak. Untuk penyempurnaan buku ini, masalah keterbacaan isi buku sangat dinantikan. Kritik dan saran pembaca akan kami gunakan untuk perbaikan buku secara sinergis. Penulis menyadari bahwa buku ini masih banyak kekurangan dan kekhilafan baik isi maupun panyajiannya. Segala tegur-sapa serta saran dan kritik dari para ahli yang berwenang dan para pembaca yang bersifat membangun senantiasa diterima dengan lapang dada. Akhirnya tak lupa diucapkan terima kasih kepada Pemimpin PENULISAN BUKU KEJURUAN, juga kepada rekan-rekan dan handai tolan serta semua pihak yang turut serta menangani buku ini. Semoga bermanfaat adanya.

Jakarta,

Juni 2008

Penulis

iv

DAFTAR ISI
JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR BAGAN DAFTAR TABEL PETA KOMPETENSI BAB I WAWASAN SENI A. Kebudayaan dan Permasalahannya ......................................... B. Pengertian Kesenian ...................................................................... C. Proses Kreatif dan Pendidikan Kesenian ......................................... D. Pengertian Tari 1. Gerak ...................................................................... 2. Ruang ...................................................................... 3. Waktu ...................................................................... 4. Tenaga .................................................................................... 5. Ekspresi .................................................................................... II OLAH TUBUH A. Kompetensi Dasar ..................................................................... B. Pendahuluan ................................................................................... C. Teknik Gerak, Pengolahan, Pelenturan Tubuh ......................... D. Penguasaan gerak Olah Tubuh ...................................................... III TARI-TARIAN INDONESIA DAN MANCANEGARA A. Tari-tarian dan Masyarakat ...................................................... B. Tari Berdasarkan Penyajian ...................................................... 1. Tari Daerah .................................................................... 2. Tari Rakyat .................................................................... 3. Tari Balet .................................................................... 4. Tari Modern ................................................................ 5. Tari Musik Opera ..................................................... 6. Tari Rekreasi ...................................................... C. Tari Berdasarkan Fungsi 1. Tari Upacara ..................................................................... 2. Tari Upacara adat ....................................................... 3. Tari Religi ..................................................................... 4. Tari Pergaulan ..................................................................... 5. Tari Teatrikal ..................................................................... D. Apresiasi tari Nusantara ...................................................... E. Nilai Keindahan Tari ...................................................... IV KOREOGRAFI A. Pengetahuan Dasar Komposisi tari ........................................ B. Elemen-elemen Dasar Komposisi tari ........................................ 1. Desain Gerak ..................................................................... 2. Desain Musik ..................................................................... 3. Desain Lantai ..................................................................... 4. Desain Atas ..................................................................... 5. Desain Dramatik..................................................................... 6. disain Dinamik ...................................................................... 7. Komposisi Kelompok ........................................................ 8. Desain Tema ..................................................................... 9. Desain Rias dan Busana ...................................................... 10. Desain Properti................................................................... 11. Desain Tata Lampu dan Sound........................................... 12. Penyusunan acara............................................................... i iii v vii xii xiv xv 1 5 8 21 34 38 40 43 45 46 69 99 149 159 168 178

BAB

BAB

177 178 179 180 183

BAB

222 223 224 225 228 229 232 235 237 240 241 245 253 256

BAB

V A. B. C. D. E. F.

BAB

VI A.

B. C.

MANAJEMEN PRODUKSI TARI Konsep Manajemen dan Organisasi Pertunjukan ............................................ Organisasi Seni Pertunjukan ......................................................................... Orientasi dan karakter Seni Pertunjukan .......................................................... Fungsi Manajemen ...................................................................................... Kaitan Organisasi dan Manajemen Pertunjukan ........................................... Pengorganisasian Kegiatan ........................................................................ 1. Pengorganisasian ....................................................................................... 2. Pengarahan ....................................................................................... 3. Gaya Kepemimpinan ......................................................................... 4. Pengendalian ....................................................................................... a Pimpinan Produksi ......................................................................... b Pimpinan Kerumahtanggaan .......................................................... (1.2) Bagian Karcis ....................................................................................... (2) Pimpinan artistik ....................................................................................... (2.1) Pimpinan panggung (2.2) PERKEMBANGAN PENGETAHUAN-PENGETAHUAN TARI Seni Pertunjukan Kemasan 1. Seni Pertunjukan Kemasan Betawi 2. Seni Pertunjukan Kemasan Jawa Barat 3. Seni Pertunjukan Kemasan Jawa Tengah 4. Seni Pertunjukan Kemasan Jawa Timur 5. Seni Pertunjukan Kemasan Bali 6. Seni Pertunjukan Kemasan Sumatra Barat 7. Seni Pertunjukan Kemasan Sumatra Utara 8. Seni Pertunjukan Kemasan nanru Aceh Darussalam Standar Kepenarian Standar Kompetensi Tari

330 332 334 335 337 340 341 341 341 342

vi

SENI TARI

DAFTAR GAMBAR Gambar. 1.1 Gambar. 1.2 Gambar. 1.3 Gambar. 1.4 Gambar. 1.5 Gambar. 1.6 Gambar. 1.7 Gambar. 1.8 Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar Gambar Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. 1.9 1.10 1.11 1.12 1.13 1.14 1.15 1.16 1.17 1.18 1.19 1.20 1.21 1.22 1.23 1.24 1.25 1.26 1.27 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 Tengkorak (Anggota Gerak Bagian Atas Manusia berfungsi Anggota Gerak Bagian Tengah/Thorak Tubuh Manusia Tari Gambar Anggota Gerak Bagian Bawah/Kaki Manusia Tari Bedoyo 9 (Sembilan) Tari Gejolak Tari Topeng Cirebon (fibrasi badan, tangan, dan goyangan kepala) Tari Bima Suci (gerak patah-patah diselingi hentakan pada kaki Tari Topeng Cirebon (fibrasi badan dan goyang kepala) Tari Oncarowo Gumyak Banyumasan Arak Cerano pada Sekapur Sirih Motif Sembah Tari Sekapur Sirih Penari Jaipongan Mahasiswa Tari sedang Workshop Olah Tubuh Penari Klana Cirebon Rentang Tangan Penari Saman berbanjar Motif Agem Penari Margapati Pemain teater eksplor peran Peraga mengembangkan ruang gerak Penari Bimo Suci Penghayatan gerak penari balet Lompatan penari balet Sinkronisasi gerak penari balet Sinkronisasi gerak penari balet Ekspresi mimik secara Polos karakter humor Penari melepas senyum kepada penonton. Ekspresi penari senyum dikulum Pose penegangan otot perut dan tangan serta kaki Penegangan otot perut dan kaki Pose disain Kerucut Anatomi Tubuh Manusia Pose satu kaki tumpuan dan rentang tangan

iv

SENI TARI

Gambar. Gambar Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar.

Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar.

Berdiri Tegak Koordinasi 2 peraga Koordinasi 3 peraga Sinkronisasi 2 peraga Satu peraga memegang pangkal perut 2.10 Tendangan ke depan bertumpu satu kaki 2.11 Bentuk Apel memiliki ketebalan tubuh(peraga) 2.12 Bentuk Pir lebih langsing(peraga) 2.13 Bentuk tongkat lebih kuruslagi(peraga) 2.14 Posisi tidur terlentang dan penegangan otot kaki, perut, Tangan. 2.15.A Kontraksi kaki menarik pangkal kaki ke depan ke belakang 2.15 B Sikap ketegangan paha pada sikap Jongkok 2.16-2.18 Sikap Nungging dapat dilakukan gerakan melibatkan pinggul dan kepala mengulur ke bawah, lutut tetap lurus. Kedua tangan membuka kedua kaki jinjit. Gerakan dapat dilakukan dengan melakukan tarikan anggota tubuh bagian tungkai dan kepala tegap, agar tidak pusing. Pada gerak dasar berikut Kedua kaki jinjit angkat kedua kaki ke atas berkali kali 2.19 Contoh gerakan sinkronisasi kaki, tangan dan dada ke depan 2.20 Tidur posisi kaki satu dilipat ke dalam 2.21 Kaki kanan di lipat direbahkan ke sisi kiri dari posisi dasar 2.22 Duduk kaki terbuka sumbu tgerak di pantat 2.23 Tidur tertelungkup dengan ke dua tangan menyangga kepala 2.24 Tidur tertelungkup menarik kaki ke dalam punggung kembali lurus lagi 2.25 Posisi tidur sambil mengangkat ke dua kaki hingga membentuk 90 2.26 Pengembangan gerak mengangkat kaki lurus bertumpu pada satu kaki. 2.28 Nungging 2.29 Membokong 2.30 Sinkronisasi pengembangan gerak Nungging ke berbagai bentuk gerak 2.31 Pengolahan gerakan kepala dan seluruh anggota badan

2.6 2.7 2.8 2.9

SENI TARI

Gambar. 2.32 Kordinasi gerakan bagian samping peraga dalam upaya melatih otot Gambar. 2.33 Contoh gerak: Latihan keterpaduan teknik gerak ketika penari naik ke Gambar 2.34 dan 2.35 Improvisasi lompatan di udara dan koordinasi gerak Gambar. 2.36 Tangan menahan tarikan kaki, penegangan pada kaki Gambar. 2.37 Tangan dan kaki saling tarikan, pada saat melompat Gambar. 2.38 Sinkronisasi 2 peraga kerjasama mengisi ruang gerak Gambar. 2.39 Keseimbangan gerak saat menahan penari sedang melayang Gambar. 2.40 Gerak melayang posisi miring pada saat melompat. Gambar. 2.41 Sinkronisasi intensitas gerak melayang di udara dalam teknik lompatan. Gambar. 2.42 Sinkronisasi gerak 2 peraga putri Gambar. 2.43 Kesatuan kesan dengan beragam penghayatan gerak oleh peraga putri. Gambar. 2.44 dan 2.45 Pose membungkuk, bertumpu di satu kaki dengan pengolahan ruang tari oleh anggota gerak tangan.2 peraga putri. Gambar. 2.46A Penegangan pelvis/pinggul. Kontraksi kaki dengan arah berlawanan Gambar. 2.46B Penegangan otot perut dan paha Gambar. 2.47 Penegangan otot perut dan paha saat mendak dan rentang tangan Gambar. 2.48. Penegangan otot perut dan paha melalui tarikan kaki Gambar. 2.50. Sikap jongkok bertumpu pada tumit jinjit, lutut, tangan sbg penyangga Gambar. 2.51 Tidur menarik tangan dan dada, penegangan otot perut dan paha Gambar. 2.52 Mirip gambar 2.51, Tidak menarik kaki penegangan otot perut Gambar. 2.53 Sikap mirip 2.50 Badan condong ke depan, kaki, paha dan perut kencang Gambar. 2.59. Tumpuan satu kaki sebagai penyangga mirip gb. 2.50 kontraksi otot paha Gambar. 2.56 Kaki kangkang badan condong ke depan kontraksi otot perut dan paha

vi

SENI TARI

Gambar. 2.57 Penegangan otot penegangan otot kaki, dam tangan kanan. Gambar. 2.58 Penegangan otot perut, paha. Kontraksi badan dan rentang tangan Gambar. 2.59 Sikap mirip gb. 2.50 Kontraksi otot paha Gambar. 2.61 Sikap bongkok, penegangan otot perut dan paha secara sinergis Gambar. 2.62 Sinkronisasi 2 peraga dengan cakupan tangan, dan angota gerak lain Gambar. 2.62 Sinkronisasi 3 peraga dengan cakupan tangan, dan angota gerak lain Gambar. 2.64 Pembentuk Anggota Gerak Bagian Atas, tengah dan bawah level tinggi Gambar. 2.65 Pembentuk Anggota Gerak Bagian Atas, tengah dan bawah level bawah Gambar. 2.66 Penguatan otot pinggang dan kaki Anggota gerak bagian atas atau kepala Gambar. .2.67 dan 2.68 Pembentuk Anggota Gerak Ats, tengah dan bawah menyeluruh Gambar. 2.69 Sikap jengkeng santai, kontraksi pada kaki Gambar. 2.70 Berdiri santai, kontraksi kaki dan menyangga pada tari Bambu Gila Gambar. 2.71 Berdiri jinjit, putaran, penguatan kontraksi kaki dan penguasaan payung Gambar. 2.72 Kontraksi kaki, tangan dan tendangan serta lipatan kaki sambil bergerak. Gambar. 2.73 Duduk santai, perpindahan formasi, kontraksi pada kaki pada tarian Aceh Gambar. 2.74 Kontraksi pada tangan dan jari pada tari Gambar. 2.75 Melayang, kontraksi kaki, perut, dan kedua tangan pada tari tradisional Gambar. 2.76 Duduk berdiri jongkok, kontraksi kaki dan tangan saat jengkeng Gambar. 3.1 Tari Gejolak Gambar. 3.2 Tari Gumyak Gambar. 3.3 Tari Kresno-Bladewa Gambar. 3.4 Tari Bedhaya 9 (Sembilan) Gambar. 3.5 Tari Klana Cirebon Gambar. 3.6 Tari Legong-Kreasi Gambar. 3.7 Gruda Gambar. 3.8 Gambyong Gambar. 3.9 Bersih Desa Gambar. 3.10 Trandak

vii

SENI TARI

Gambar. Gambar. Gambar. Gambar Gambar. Gambar Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar.

3.11 Topeng 3.12 Merak 3.13A Tari Bailita 3.13B Tari Dayang Modang 3.13A Tari Bailita 3.13.B Tari Dayang Modan 3.16 Ngelajau 3.17 Bechincak-an 3.18 Tari Ngelajau 3.19 Tari Nyak Puan 3.20 Tari Ngelajau 3.21 Tari PaJinang 3.22 Tari Manikam 3.23 Dogdog Lojor 3.24-3.25 Tari Bedhoyo 9 (Sembilan) 3.26 Tari Baladewa-Kresno 3.27 Tari Manukrawa 3.28 Pendet 3.29 Baratayuda 3.30 Tari Cinta Ibunda 3.31 Bratasena 3.32 Tari Nyi Kembang 3.33. Tari Ngelajau 3.34-3.35 Tari Turun Kuaih Ainen 3.36-3.37 Tari Gelang Room 3.38-3.39 Tari Sarampuah 3.40 Tari HoArya 3.41 Tari Janda Nadia 3.42 Gelang Room 3.43 Tari Ranah di nan Jombang 3.44 Tari Janda Nabia 3.45 Tari Ho Arya 3.46 -3..48 Tari Nyak Puan 3.49 Tari Janra UPeuteh 3.50 Tari Dolalak 3.51 Tari Mandau 3.52 Tari PupUtAy 3.53 Tari TabOt (Bengkulu) 3.54 Tari Rejang 3.55 Tari Kecak (Bali) 3.56-3.57 Bersih Desa 3.58 Jepen Rebana 3.59 Sanduri

viii

SENI TARI

Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar.

3.60- 3.61 Tari Warak Dugder 3.62 Tari Kebyar KEbeng) 3.63 Tari Reog Polodero 3.64 Tari DolAlaK 3.65 Tari Nditita 3.66 Tari Balet Ngu Yen She 3.67 Tari Cinta Bunda 3.68 Tari Balet 3.69 Untuk Mama 3.70 TarI Gambyong Kolosal 3.71 Ngremo Mall 3.72 Tari Ngelajau 3.72 Tari Turun Kuaih Ainen 3.73 . Rancak di Nan Jombang 3.74 Tari Payung 3.75 Tari Tabal Gumpita 3.76 Tari Joget Lambak 3.77 Tari Tabot 3.78 Tari Sekapur Sirih 3.79 dan 3.80 Tari Bachincak-an 3.81-3.82 Tari Ngelajau 3.83 Tari Nyi Kembang 3.84. Tari Topeng 3.85 Tari Nyi Kembang 3.86. dan 3.87 Ttari Dogdog Lojor 3.88. Tari Jaipongan 3.89 A.Tari Gagahan 3.89 B Repertoar Golek Ayun-ayun 3.90 Tari Kresno Baladewa 3.91 Tari Warak Dugder 3.92 Tari Bersih Desa 3..93 Tari Gelang Room 3.94 dan 3.95 Tari Badawang Nala 3.96 .dan 3.97 Tari Taume Anuku 3.98 A dan 3.98 B Tari Lupak Gurantang 3.99 dan 3.100 Tentengkoren 3.101 dan 3.102 Tari Randa Nabia 3.103 dan 3.104 Tari PaJinang 3.105 Tari Ponggayo 3. 106 Tari Pabete Pasapu 3.107 Tari Kondo Bulang 3.108 Tari Tano Doang 3.109 Tari Perang

ix

SENI TARI

Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar Gambar. Gambar Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar Gambar. Gambar.

3.110 dan 3.111 Tari Dara Juanti 3.112 Tari Tarik Lalan 3.113 dan 3.114 Tari Baharuan 3.115 -3.116 Tari Giring-giring 3.117 Tari Milau 3.118 Tari Persembahan 3.119 dan 3.120 Tari Bambu Gila 3.121 dan 3.122 Tari Ndaitita 3.123 dan 3.124 Tari Dhalaalail Panggung Jati 3.125 dan 3.126 Tari Tepulut 4.1 Perangkat Gamelan Sunda 4.2 Perangkat Gamelan Jawa 4.3 - 4.4 Alat musik diatonis Gitar, Drum 4.5 Kostum Annien (Riau) 4.6 Kostum Tari Katiak (Riau) 4.7 Kostum tari Nyi Kembang(DKI) 4.8 Kostum Gruda, Fantasi (Bali) 4.9 Trunajaya (Bali), Gb. 4.10 Sangkrae(KalTeng),) 4.13 Dogdoglojor(Jabar) 4.14 Ngelajau(Lampung) 4.15 dan 4.16 Riasan untuk Memberikan ketegasan garis wajah saja 4.17 Karakter Putra Gagah 4.17 Karakter Putri Halus 4.20 Stage Proscenium 4.21 Jumlah saka dan area pentas Pendopo 4.22 Stage Proscenium 4.24 Panggung dan Lapangan Terbuka 4.23 Bentuk Panggung 4.25 Eksplorasi Gerak Mahasiswa Gb. 4.26 Improvisasi Gerak mhs 4.27 Instruktur memberi pengarahan Eksplorasi 4.28 Penari memperagakan tendangan pada level bawah 4.29 Saman (Aceh) 4.30 Jaipongan (Jabar) 4.31 Kembangan 1 Pencak Silat Gb. 4.32 Panggung dan Lapangan Terbuka 4. 33-4.34 Tari Jaipongan (Jabar) 4.35 Pendet (Bali) 4.36 Prajurit (Bali) 4.37 Saman(Aceh)

SENI TARI

Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar Gambar. Gambar. Gambar. Gambar. Gambar.

4.38 Jaipongan (Jabar) 4.39-4.40 Tari Gelang Room 4.41 Tari Dogdoglajor 4.42 Tari Jibeng Rebana 4..43 Tari Ngelajau 4.44 Turun Kauih Aunen 4.46 Tari Randa Nabia 4.45 Tari Gelang Room 5.1 Teater Anruang (Bandung) 5.2 Sa nggar Saraswati (Tari Bali) 5.3 Teater Mat Suya) (STSI BDG) 5.4 Tari Pendet/Bali (Kedutaan Jepang) 5.5 Nakoda Kapal Teater Grazz (STSI Bandung) 5.6 Pimprod memberi arahan 5.7 Pimprod recek kesiapan kerja 5.8 Pimrum tangga Tumpengan 5.9 Rileks habis kerja 5.10 -5.11 Profil Ticket Box Bagian Karcis dan Marketing 5.12 Persiapan kipas pada Gejolak 5.13 Penataan Kipas pada Gejolak 5.14 Disain tata Cahaya Gejolak 5.15 Pengarahkan kepada penari 5.16 Pimpinan Artistik pengarahan sebelum pentas 5.17-5.18 Pimpinan Stage dan kru fasilitasi tempat atihan 5.19 Kru Stage kerja di balik stage 5.20 Hasil Kerja Penata Cahaya 5.21 Penata cahaya memberi efek 5.22 Hasil Kerja Penata Cahaya 5.23 Penata cahaya memberi efek 5.24 Kru Musik fasilitasi pemusik 5.25 Penata Musik memberi 5.26 Kru penata properti menata level/trap di depan anggung 5.27 Koreografi mahasiswa (hasil kerja penata busana dan rias 5.28 Penari berias diri setelah mendapat arahan iata rias 5.29 Kerja penata rias membantu menata rambut 5.30 Tata rias wajah pada tari Bedoyo 5.31 Tata rias pada karakter Gagah Putra 5.32 Ratu Angin

xi

SENI TARI

Gambar. 5.33 Busana saat gladi kotorGambar. 5.34 Busana Gladi bersih Gambar. 5.35 Tata rias sehari-hari untuk peran putra tanpa karakter Gambar. 5.36 Tata rias wajah putri tanpa karakter Gambar. 5.37 Pose penari yang telah di rias menggunakan rebana Gambar. 5.38 Model-model setelah mrnggunakan busana tari Gambra. 6.1 Tari Topeng Blantek Gambar. 6.2 Tari Topeng Cirebon Gambar. 6.3 Tari Jaipongan Gambar. 6.4 Tari Gambyong Gambar. 6.5 Tari Karonsih Gambar. 6.6 A Tari Jaranan Gambar. 6.6 B Tari Ngremo Gambar. 6.7 Tari Margapati Gambar. 6.8 Tari Belibis Gambar. 6.9 Tari Randai Gambar. 6.13 A Tari Gundala-gundala Gambar. 6.13 B Tor-tor Gambar. 6.11-612 Motif gerak Tari Saman Gambar. 6.13 Tari Saudati

xii

SENI TARI

DAFTAR BAGAN
Bagan Bagan Bagan Bagan Bagan Bagan Bagan 1.1 1.2 2.1 2.2 2.3 3.1 3.2 Peta Seni dalam konteks Budaya Peta Konsep Model Profesional Tujuan Kompetensi Belajar Buku Ini Sistem Pernafasan yang baik Sistem Nafas Deskripsi Struktur Ide dalam Koreografi Prototipe 8 Kriteria dalam Memenuhi Kemampuan Menari Joged Mataram Keterampilan Tari: Peta Keterukuran Keterampilan Tari untuk Penari. Elemen-elemen Komposisi Tari Peta Konsep Penuangan Kreatif gerak menurut Laban Peta Konsep Ide Alam Sekitar Ide Ulang Tahun menjadi Topik Keragaman Pengalaman Estetis Anak Skema Imajinasi Gerak Siswa Karakteristik Organisasi Pertunjukan Status Pengelola Hubungan Seniman dan Pemerintah Organisasi Manajemen Organisasi Produksi Seni dan Manajemen Kolaborasi seni pertunjukan dan pariwisata

Bagan 3.3 Bagan 3.4 Bagan 4.1 Bagan 4.2 Bagan Bagan Bagan Bagan Bagan Bagan Bagan Bagan Bagan Bagan 4.3 4.4 4.5 4.5 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 6.1

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN xiii

xiv

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Motif Gerak Tari Tunggal Tabel 1.2 Motif gerak Kelompok Tabel 2.1 Hubungan Teknik Gerak, Kelenturan dan Peniruan Gerak Tabel 2.2 Dosis Pernafasan Tabel 2.3 Motif gerak Individu Tabel 2.4 Gerak tari kelompok Tabel 2.5 Gerakan dan pola lantai Tabel 3.1 Kesenian dan Upacara dalam kehidupan manusia Tabel 4.1 Teknik, kelenturan da imitasi Tabel 6.1 Sumber Buku Stahdar Kompetensi Nasional Tari DIKMENJUR

xiv

SENI TARI

PETA KOMPETENSI Sistem pendidikan yang dianut bangsa Indonesia pada sebelum abad 20an hanya berbasis pada masukan dan proses saja, pada hakikatnya kurang dinamis, efektif dan efesien dan muaranya berhenti di tempat. Dalam upaya percepatan dan pengembangan pendidikan ke depan sangat dibutuhkan adanya penetapan standar kompetensi bagi setiap pengetahuan yang bersifat edukatif maupun populer. Hal ini untuk memberikan stimulus terhadap penetapan. Standar dalam pendidikan terdiri atas standar akademik yang merefleksikan pengetahuan dan ketarampilan esensial disiplin ilmu yang diajarkan di lembaga pendidikan. Di sisi lain, standar kompetensi merupakan bentuk proses atau hasil kegiatan yang didemonstrasikan peserta didik sebagai penerapan, pengetahuan, keterampilan yang telah dipelajari. Dengan demikian secara konseptual peta konsep yang harus diberikan kepada peserta didik berwujud berbagai pengetahuan dan keterampilan yang mengarah pada proses bagaimana peserta didik telah mempelajarinya. Secara konseptual, standar kompetensi menekankan kepada kemampuan melakukan tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan seperangkat kompetensi. Hal ini sebagai tahapan lanjut yang mengedepankan peserta didik tumbuh rasa tanggung jawab, partisipasi, dan implementasinya baik di lembaga pendidikan maupun di masyarakat dan ini menjadi bagian dari tugas kita menyebarkan pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat. Oleh sebab itu agar dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas, di bawah ini dapat digambarkan peta kompetensi yang harus dicapai peserta didik dalam mempelajari tari adalah sebagai berikut:
Melaksanakan dasar musik seni Pertunjukan (SP) Mendiskripsikan berbagai ritme, tempo, dinamika Menirukan berbagai ritme, tempo, dinamika Membaca berbagai ritme, tempo, dinamika

Melaksanakan dasar musik seni Pertunjukan (SP)

Mendiskripsikan SP

Menunjukan artistik

Memperagakan bentuk gerak

Melaksanakan Apresiasi Tari

Mendiskripsikan wawasan tari

Mendiskripsika n jenis, bentuk dan gaya tari

Mempelajari Sejarah tari

Apresiasi tari Nusantara

Melaksanakan praktik tari

Mendiskripsika n teknik tari

Praktik tari Nusantara

xv BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

BAB I WAWASAN SENI


A. Kebudayaan dan Permasalahannya
Budaya berasal dari kata budi dan daya. Budi bermakna akal dan batin yang digunakan untuk menimbang perbuatan baik dan buruk, benar dan salah. Makna perbuatan di dalamnya dilihat dari watak, perangai, tabiat, akhlak perbuatan baik dengan ikhtiar. Di sisi lain, daya mengandung arti tenaga, kekuatan, pengaruh, cara atau jalan akal dalam berikhtiar. Dengan demikian budaya berarti kekuatan yang mendorong seseorang untuk bertabiat baik, benar dengan melalui cara-cara yang dapat menimbang perbuatan yang harus dan tidak boleh dilakukan. Pakar budaya Kuntjoroningrat dalam buku Simbolisme Budaya Jawa yang dikutip Budiono H, menyatakan bahwa kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta (bhuddhayah) adalah bentuk jamak dari buddi yang berarti budi dan akal. Selanjutnya, Koencoroningrat menguraikan dan menjabarkan bahwa kebudayaan terdiri dari tujuh unsur universal dan terdiri dari aspek-aspek sebagai berikut di bawah ini. Tujuh (7) unsur kebudayaan adalah sebagai berikut: 1. Sistem religi dan upacara keagamaan, 2. Sistem dan organisasi kerjasama, 3. Sistem pengetahuan, 4. Bahasa, 5. Kesenian, 6. Sistem mata pencaharian hidup, 7. Sistem teknologi dan peralatan, Para siswa yang kami sayangi, mengacu pada ke tujuh unsur kebudayaan tersebut di atas, salah satu yang akan dibahas dalam buku ini adalah kesenian. Kesenian khususnya menyangkut salah satu aspek seni yakni seni tari. Kesenian dalam bentuk kegiatan merupakan budi daya manusia. Kesenian merupakan perwujudan gagasan-gagasan tradisional yang diperoleh secara historis. Kesenian hubungannya dengan nilai-nilai merupakan bentuk simbolisasi, mencipta karya

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

atau berkarya yang berarti memberi bentuk tujuan/visi manusia secara pribadi. Kebudayaan merupakan warisan fakta-fakta budaya yang memiliki makna apabila dituangkan melalui konsep pikir, perasaan, berkeindahan secara bebas. Dengan demikian, kebudayaan dapat membentuk tingkah laku manusia yang harmonis secara bebas. Kebudayaan pada dasarnya merupakan proses mencapai tingkah laku yang sempurna. Kaitan berkebudayaan dengan kehidupan bermasyarakat atau berkebangsaan sebagai kontaks budaya dalam konteks kebersamaan, manusia berkelompok membentuk warisan tata cara dan pernyataan maksud dalam mencapai tujuan bersama. Secara histories. akumulasi pernyataan kebudayaan dapat dituangkan dalam bentuk hubungan tata cara dan tingkah laku yang disepakati sesuai adat kebiasaan, adat yang diatur dalam agama. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui perilaku suku bangsa dalam berkebudayaan akan selalu berupaya melakukan adaptasi atau penyesuaian dalam perilaku berbudi pekerti santun, terpuji, dan berbudi bahasa serta bertutur yang baik. Manusia berbudaya dapat dipandang lebih tinggi dibanding dengan makhluk lain di dunia. Manusia menghasilkan hasil budaya, konsep cara berpikir, dan kemampuan mengorganisasikan ingatan, dan motif bertindak melalui ungkapan pikiran yang dimiliki. Konteks budaya manusia bermacam bentuknya. Secara teoretis, konteks budaya manusia berbentuk tulisan, perilaku, implementasi motif ungkapan verbal (lisan) . Para siswa yang tercinta, perjalanan hidup manusia di dalam menerapkan pengalaman perilakunya dimodifikasi untuk mencapai tujuan hidupnya. Manusia menomorsatukan peran fungsi kelakuan fungsi rohaniah dalam bentuk kemauan yang ditunjukan. Hal tersebut biasanya bertujuan untuk mengungkapkan kemauan, maksud tujuan agar dapat dibicarakan atau menjadi buah bibir. Dengan demikian, dalam pelaksanaannya perilaku dan penghayatan rohani manusia dapat saling bertolak belakang. Kemampuan manusia untuk menalarkan budaya erat hubungannya dengan kemampuan berpikir, kepekaan perilaku, dan kreativitas dan eksperimen imajinasi dalam mewujudkan hasil budi daya (budaya). Cara-cara tersebut muncul pada saat mencari ide, menjabarkan ide, dan memproses terwujudnya komunitas berkesenian.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

Kemampuan menuangkan ide seperti disebut di atas patut disyukuri. Prosedur mewujudkan kreativitas dan imajinasi hasil budaya sangat penting. Kualitas perwujudannya dapat dilakukan seseorang melalui menempatkan kelebihan berpikir dan berimajinasi. Seseorang dalam melakukan perwujudan keseniannya mutlak syarat yang harus dikembangkan. Hal ini dapat digunakan untuk membedakan manusia dengan mahluk lain. Perwujud melaksanakan kebudayaan manusia dikembangkan sesuai konsep hasil budaya dengan berbagai pilihannya. Hasil budaya tersebut di atas selanjutnya digunakan manusia sebagai alat untuk beradaptasi dengan lingkungan alam, terutama tujuannya untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Dengan demikian kemampuan untuk melahirkan gagasan, arah dan tujuan yang ingin dicapai, hingga perubahan yang diharapkan terutama dalam melahirkan satu konsep yang dibayangkan, dipikirkan, dan dicita-citakan manusia yang bersangkutan selalu berhubungan dengan orientasi budaya dan tingkat adaptasinya di dalam pengembangan yang diharapkan. Ilustrasi tentang kemampuan manusia untuk melahirkan kreativitas dan imajinasi inilah yang selanjutnya digunakan oleh penulis untuk memahami corak-ragam kesenian yang pada tingkat adaptasinya sebagai hasil budaya. Konsekuensi logis yang harus ada adalah menjadi pencerahan hasil budaya manusia untuk difokuskan dalam bentuk kesenian. Kesenian yang telah mapan telah mempola membentuk identitas, dalam perkembangannya disosialisasikan menjadi hasil budaya nenek moyang atau leluhur yang siap diwariskan. Nilai budaya nenek moyang telah mencapai pemahaman yang tinggi. Falsafah yang terkandung bermakna dan memiliki bobot. Hal ini dapat tersirat di dalamnya dengan mengajarkan berbagai makna dalam isi yang berbudi luhur. Makna simbolis budaya nenek moyang yang telah diwariskan secara implicit sebagai pernyataan budaya. Kurun waktu yang berjalan terus hingga akhir zaman, wujud kebudayaan yang salah satu sisi diungkapkan dalam bentuk kesenian sangat bervariasi. Pencapaian tingkat penghayatannya diarahkan untuk mencapai standar hasil kesenian hingga pada tingkat adaptasinya untuk mewujudkan hasil pemikiran manusia secara beragam. Pada masa datang hasil seni diharapkan bisa menjadi panutan, cahaya hidup, dan sumber inspirasi penciptaan. Konsep dasar yang dapat dituangkan melalui seni tersirat sebagai

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

pijakan dari pengembangan budi dan daya manusia dalam memecahkan dilema masalah yang dihadapi manusia. Reputasi kesenian yang tampil tersebut selanjutnya menjadi model bermacam jenis seni yang ada di bumi. Kendala yang dihadapi dalam menyatakan hasil kesenian berhubungan dengan sesuatu yang dibayangkan, dipikirkan, dan dicita-citakan. Produk kesenian yang diwujudkan pada hakikatnya harus dianalisis atau dirinci sehingga pada bentuk yang muncul mampu menjelaskan khasanah refleksi kehidupan manusia agar masuk akal atau logis. Kesenian di Indonesia berwujud hasil budaya manusia Indonesia yang secara integral diakui oleh kalangan pendidikan dan ini digunakan bahan pembelajaran. Para siswa yang kami cintai, kesenian sebagai wujud hasil kreasi manusia patut diakomodasi ke dalam tulisan buku ini. Sebagai hasil kreasi yang diinventarisasi sejak awal sangat positif. Pendokumentasian seni tari kurang ditumbuhkembangkan. Penulis pada kesempatan ini memposisikan penulisan buku sebagai satu personifikasi rasa empati, simpati, dan pengayaan bahan bacaan siswa dan masyarakat tentang Seni Tari. Langkah mengupayakan apresiasi lebih dini terhadap buku Seni Tari sudah layaknya dipikirkan. Hal ini dipentingkan sebagai literatur atau bahan bacaan yang digunakan sebagai pijakan transformasi budaya siswa Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) untuk sekarang dan masa yang akan datang. Hal ini bertujuan agar siswa sebagai generasi penerus tidak menjadi kehilangan warisan budaya. Kesempatan ini secara kebetulan menjadi momen yang tidak disia-siakan untuk memaparkan kompleksitas Seni Tari, hubungannya dengan seni lain, jenis dan wahana seni tari, serta perspektif seni tari untuk masa datang serta bagaimana peran fungsi dan harapan ke depan agar mampu diantisipasi oleh generasi yang akan datang sehingga tidak layu sebelum berkembang. Dengan perkataan lain, dapat dijelaskan bahwa konversi seni dan budaya dalam wadah Seni Tari adalah sebagai salah satu asset budaya yang ada di Indonesia. Cakupan ini ditulis sebagai arah pandang generasi datang untuk pembelajaran. Kronologi yang diharapkan agar generasi penerus tidak akan mengalami degradasi mental untuk belajar keseniannya sendiri kepada bangsa lain. Pada muaranya, hasil kesenian yang direpresentasikan ini tidak putus mata rantainya, hingga kita kehilangan seni dan budaya bangsa sendiri.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

Oleh sebab itu, rangkaian mata rantai penulisan, penelusuran, argumentasi, dan pernyataan yang terkandung dalam buku ini tidak semata-mata untuk dikukuhi sebagai amalan pendapat penulis saja, melainkan sebagai hasil kesenian yang dicacahgabungkan menjadi hasil penulisan informasi banyak pihak, sehingga generasi berikut tidak kehilangan arah untuk melestarikan dan mengembangkan kesenian sendiri agar lebih inovatif, variatif, akomodatif, dan perspektif. Patut disadari bahwa perkembangan zaman dan teknologi yang sangat pesat dapat digunakan untuk mengubah momen ini menjadi penting. Perkembangan ini harus dapat dimanfaatkan untuk konservasi, revitalisasi, dan transformasi kesenian agar tidak punah. Dokumentasi dan pelestarian kesenian harus dilakukan sebagai upaya untuk mencegah agar generasi berikut tidak buta budaya atau kesenian bangsa sendiri. Selanjutnya, pada implementasinya bentuk penyadaran kepada generasi penerus kita agar mau dan sanggup bertanggung jawab dalam pewarisan dan pengembangan ke mana arah dan laju kesenian kita akan dibawa.

B. Pengertian Kesenian
Para siswa yang bahagia, dalam banyak buku antropologi disebutkan bahwa salah satu cabang kebudayaan adalah kesenian. Beberapa sumber menyebutkan bahwa kebudayaan sebagai keseluruhan cara hidup manusia, dalam bentuk warisan sosial yang diperoleh seseorang dan kelompoknya serta merupakan bagian yang dianggap jamak bagi lingkungan dan komunitasnya harus diwariskan. Hal tersebut berhubungan dengan penjabaran konsep dan replika penciptaan manusia. Menurut Kuncoroningrat (1986), kebudayaan dibagi ke dalam tiga sistem, yakni pertama sistem budaya yang lazim disebut adatistiadat. Kedua sistem sosial yang merupakan suatu rangkaian tindakan yang berpola dari manusia. Ketiga, system teknologi sebagai modal peralatan manusia untuk menyambung keterbatasan jasmaniahnya. Bagaimana manusia menghargai ketiga sistem di atas, pada sesungguhnya manusia itu sendiri butuh aktivitas demi menjamin terpenuhinya kebutuhan. Hal penting yang diperlukan untuk menyatakan maksud adalah peran fungsi budaya dalam tatanan kehidupan secara lahiriah dan batiniah.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

Secara eksplisit, fungsi kebudayaan manusia yang difungsikan untuk memahami dan mengintegrasikan lingkungan dan pengalaman adalah hasil kesenian. Kesenian akan menjadi panduan agar dapat dijadikan kerangka dasar di dalam mewujudkan kelakuan biasanya dinyatakan dengan maksud yang disamarkan. Atau dengan istilah lain, seni merupakan pernyataan simbolisme makna dan maksud penciptanya. Menurut pandangan penulis, bahwa berdasarkan konteks kesenian yang memiliki banyak ragam, cabang-cabang seni memiliki banyak jenis, salah satu unsurnya adalah seni tari (kesenian tari). Kesenian tari yang ada ini pada awalnya terjadi disebabkan adanya lapisan-lapisan ekspresi jiwa manusia yang bertumpu kepada sejarah dari zaman ke zaman. Rekapitulasi kesenian tari secara periodic selanjutnya menghasilkan bermacam kreasi terutama berhubungan dengan aspek kesenian tari itu sendiri. Jenis-jenis kesenian tari tertentu mempunyai kelompok pendukung yang memiliki fungsi berbeda. Adanya perubahan fungsi kesenian tari yang ada dapat membentuk perubahan hasil-hasil seninya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya dinamika masyarakat, kreativitas, dan pola tingkah laku manusia yang beradaptasi dalam konsteks kemasyarakatan. Di sinilah kesenian tari menjadi berkembang, bersosialisasi, dan beradaptasi dalam lingkungan sosial-budaya baik secara sendiri maupun melalui pemahaman sosialisasi manusia di kalangan pendukungnya berkembang secara sporadis membentuk modifikasi kesenian tari yang baru dalam bentuk seni tari yang berwawasan teknologi. Seperti di depan telah disinggung, unsur kebudayaan salah satunya adalah kesenian (Kuntjoroningrat: 2002, 12-35). Selanjutnya, macam dan jenis kesenian yang ada terdiri dari banyak jenis. Kesesuaian yang sering diperbincangkan adalah bahwa kesenian dibatasi dengan ruang lingkup yang sudah diprogram oleh pemerintah meliputi aspek-aspek sebagai berikut: Cabang Kesenian (Jenis-jenis Seni) 1. Seni rupa, 2. Seni musik, 3. Seni tari, 4. Seni teater, 5. Seni kerajinan, 6. Seni berwawasan teknologi 7. Seni-seni lainnya.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

Secara konseptual peta seni dalam konsep kebudayaan dapat dilihat pada bagan di bawah ini adalah sebagai berikut:

Kebudayaan

6 aspek lain Kebudayaan

Kesenian

Seni Rupa

Seni Musik

Seni Tari

Seni Teater

Kerajinan Tangan

Seni Berteknologi
Bagan 1.1 Peta Seni dalam konteks Budaya

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

C. Wawasan Seni dan Proses Kreatif, serta Pendidikan Kesenian


Siswa yang budiman, pada kesempatan lanjut dapat dipahami, kesenian sebagai produk merupakan hasil dari segala potensi manusia menyangkut cipta, rasa, dan karsa. Kesenian memiliki unsur keluhuran (nilai etis), unsur keindahan (estetik), dan hasil dari emosi (rasa) serta rasio (akal) manusia (Ki Hajar Dewantoro: 2002, 12-24). Ragam kesenian terjadi karena adanya kontak budaya yang terutama pada lapisan-lapisan komunitas seni dan kesenian itu sendiri, sehingga bersemi dan mengakar pada pendukungnya. Selanjutnya, kontak budaya yang berkembang lebih lanjut tumbuhmenyebar bertumpu pada perjalanan sejarah dari zaman ke zaman. Jenis-jenis kesenian beraneka-ragam. Kesenian jenis tertentu memiliki fungsi-fungsi yang berbeda satu dengan lainnya. Adanya perubahan fungsi ke perubahan bentuk pada hasil-hasil kesenian, menjadikan dinamika masyarakat pendukungnya berubah. Hal tersebut seperti dihalaman sebelumnya telah disebut memperlihatkan bahwa dalam konteks kemasyarakatan, arah dan perkembangan seni semakin variatif. Oleh sebab itu, perubahan dan tumbuh kembangnya yang bervariasi tersebut memberikan corak yang beragam pada jenis kesenian. Dengan demikian apabila ditinjau dari contoh paradigma kesenian tersebut, kesenian menjadi bagian integral yang dapat menempatkan manusia untuk ambil bagian di dalamnya. Hal tersebut berhubungan dengan membentuk, mengatur, dan mengembangkan kesenian itu sendiri agar menjadi bentuk baru atau reservasi bentuk lama menjadi bentuk modifikasi. Pada akhirnya akan mampu berubah wujud menjadi hakiki kesenian yang mengakar. Pernyataan tentang bentuk baru seni, modifikasi, dan perubahan wujud di dalamnya tersirat proses kreatif yang tidak hanya dua pihak yang terlibat, melainkan tiga yaitu kesadaran manusia yang realis, medium ungkap seni, serta kemungkinan tentang ruang penciptaan menempati kedudukan yang mutlak. Dengan demikian dapat dicatat, bahwa proses kreatif merupakan pertemuan dan pertautan ganda antara kesadaran manusia dengan realitas di satu sisi dan pada sisi lain kesadaran dan keterampilan seniman dengan media yang digunakan secara bergiliran dipilih, dibentuk, dan disusun menjadi lambang-lambang seni beserta

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

eksistensinya sehingga terjadi pertautan lambang seni yang memiliki hubungan struktural guna mengungkapkan pengalaman yang dialami seniman, bulat, utuh, dan dibalut ke dalam makna simbolis. Proses kreatif pada implementasinya adalah pembinaan kemampuan pemahaman konseptual untuk terwujudnya berbagai segi seni. Dalam pendidikan, peserta didik diberi pengetahuan dan dilatih bagaimana cara membuat konsep dan gejala yang generalisasinya memuat tentang gejala kesenian. Penuangan konsep dan generalisasi kesenian dilakukan melalui proses kreatif. Usaha penyelamatan, pewarisan, pengembangan dan penciptaan baru seni bertolak dari kesenian tradisional dan nontradisional. Pengembangan seni dan konservasi di bidang penciptaan menekankan proses kreatif. Ada asumsi yang menyatakan bahwa kesenian tidak dapat dipelajari secara ilmiah dan digeneralisasikan. Pandangan ini pada dasarnya hanya salah satu pendapat. Pada sisi yang dilakukan secara ilmiah, konsep-konsep kesenian dan generalisasi tentang seni timbul sebagai bentuk kerancuan yang muncul kurang informatif dan adaptif. Selama gejala dan asumsi tentang bagaimana cara dan penjelasan pola pikir tentang konsep dan generalisasi seni masuk akal, maka tafsiran intelektual kesenian diharapkan dapat diterima, rasional, serta menjadi karya seni yang merupakan pengetahuan yang kurang lengkap, ilmiah secara empiris dapat diterima. Masalah pemanduan bakat, penafsiran pendidikan dan latihan adalah kerangka yang harus dilewati seseorang dalam belajar kesenian melalui proses kreatif. Jika pendidikan yang demikian harus dilengkapi dengan melalui pernyataan makna simbolis yang mampu dijelaskan secara logika, maka seni yang dibentuk melalui penciptaan karya-karya baru menjadi formal dan ilmiah. Dengan demikian proses kreatif yang sejak awal sebagai prosedur pembelajaran, pelatihan, dan pernyataan makna simbolis akan dapat merepresentasikan keilmiahannya mana kala mampu dijabarkan secara logis, obyektif sebagai bagian kenyataan, dan dilakukan secara prosedural yang masuk akal. Kesenian secara prinsip memiliki beberapa cabang seni. Cabang seni yang tumbuh dan mengakar di pendukungnya banyak didominasi oleh cabag seni yang secara eksplisit dapat disebutkan adalah seni rupa, seni musik, seni tari, seni drama (teater), seni kaligrafi, dan seni lain yang pada perkembangannya menjadi bagian dari paradigma kesenian secara empiris.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

10

1. Seni Rupa, Seni rupa merupakan salah satu cabang kesenian. Seni rupa memiliki wujud pasti dan tetap yakni dengan memanfaatkan unsur rupa sebagai salah satu wujud yang diklasifikasikan ke dalam bentuk gambar, lukis, patung, grafis, kerajinan tangan, kriya, dan multimedia. Kompetensi dasar yang harus dicapai bidang seni rupa adalah meliputi kemampuan memahami dan berkarya lukis, kemampuan memahami dan membuat patung, kemampuan memahami dan berkarya grafis, kemampuan memahami dan membuat kerajinan tangan, serta kemampuan memahami dan berkarya atau membuat sarana multimedia. Terminologi ini pada dasarnya telah ditetapkan sebagai kecakapan seseorang yang mampu menguasai bidang kerupawanan. Seni rupa telah mengakar mulai zaman animisme dan dinamisme hingga jaman melenium. Seni Rupa menjadi salah satu bagian cabang seni yang secara performatif mempresentasikan wujud yang kasat mata. Ilusi tentang wujud dapat diserap dan dirasakan ke dalam klasifikasi bentuk seperti telah disebut pada bagian atas. Representasi bentuk seni rupa dipertimbangkan secara sinergis melalui perhelatan media yang digunakan sebagai dasar perwujudan rupa. Secara kontekstual seni rupa merupakan wujud mediasi bentuk kasat mata yang dekat ke arah perlambang gambar, lukis, patung, kerajinan tangan kriya dan multimedia. berhubungan dengan unsur cabang kesenian. 2. Seni Musik, Unsur bunyi adalah elemen utama seni musik. Unsur lain dalam bentuk harmoni, melodi dan notasi musik merupakan wujud sarana yang diajarkan. Media seni musik adalah vokal dan instrumen. Karakter musik instrumen dapat berbentuk alat musik Barat dan alat musik Nusantara/tradisional. Jenis alat musik tradisional antara lain terdiri dari seruling, gambang kromong, gamelan, angklung, rebana, kecapi, dan kolintang serta arumba. Jenis alat musik Barat antara lain terdiri dari piano, gitar, flute, drum, musik elektronik, sintetiserr, seksopon, dan terompet. Kompetensi dasar yang harus dicapai dalam mempelajari seni musik meliputi kemampuan memahami dan berkarya musik, pemahaman pengetahuan musik mencakup harmoni, melodi dan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

11

notasi musik serta kecerdasan musikal yang memungkinkan seseorang dapat beradaptasi dengan perangkat musik secara cepat. Di sisi lain, kemampuan memahami dan membuat notasi, kemampuan mengaransemen, serta praktik dasar maupun mahir dalam banyak alat atau instrumen secara terampil, serta kemampuan memahami dan membuat multimedia. Seni musik yang lebih mempromosikan unsur bunyi sebagai medium dasar musik lebih memiliki proporsi pada bunyi yang teratur, bunyi yang berirama, serta paduan bunyi yang menjurus kepada eksperimental bunyi secara harafiah tanpa ritme, melodi maupun harmoni. Seni musik banyak berkembang pada komunitas masyarakat yang memiliki aliran klasik, ekspresionis, eksperimentalis, dan fluonsis dengan memetakan perkembangan musik melalui bunyi-bunyian yang tidak berirama dan bernada. Seni musik tumbuh-kembang sejak zaman Renaissance hingga abad milenium. Secara progresif aliran musik yang berkembang pada saat ini lebih ke arah musik yang memiliki tonasi, interval, dan harmoni secara varian. Seni musik lebih transparan dalam bentuk hasil karyanya. Bunyi sebagai media ungkap menjadi salah satu alat komunikasi dalam menginternalisasikan makna bunyi ke dalam penerjemahan kuantum dari pikiran aranjer(penata musik) ke penonton. Oleh sebab itu, dibutuhkan pemaknaan artikulasi penataan musik terhadap cara penyampaian makna musik untuk dapat dimengerti oleh penonton. Dengan demikian makna penataan musik semakin mudah dipahami, dimengerti dan menjadi media komunikasi antara penata musik dengan penghayat musiknya. 3. Seni Teater, Kompetensi dasar bidang seni teater mencakup kemampuan memahami dan berkarya teater, kemampuan memahami dan membuat naskah, kemampuan memahami berperan di bidang casting kemampuan memahami dan membuat setting atau tata teknik pentas panggung dan penciptaan suasananya sebagai perangkat tambahan dalam membidangi seni teater. Di sisi lain, kemampuan memahami untuk berperan di luar dirinya adalah penguasaan khusus yang harus dikuasai secara teknis dalam berkarya teater. Kemampuan memahami dan membuat sarana dan prasarana perlengkapan berbasis multimedia adalah

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

12

pendekatan aktual yang harus dikuasai seorang dramawan dalam kaitannya dengan penyajian teater berbasis teknologi. Seni teater juga sebagai bagian integral kesenian memiliki media ungkap suara dalam wujud pemeranan. Cara atau teknik ini lebih mengutamakan terciptanya casting, pembawaan, diksi, intonasi, pengaturan laring dan faring secara konsisten adalah bagian penting dari penjelmaan profesi yang harus dimiliki. 4. Seni Tari, Media ungkap tari adalah gerak. Gerak tari merupakan gerak yang diperhalus dan diberi unsur estetis. Gerak dalam tari berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan maksud-maksud tertentu dari koreografer. Keindahan tari terletak pada bentuk kepuasan, kebahagiaan, baik dari koreografer, peraga dan penikmat atau penonton. Kompetensi dasar dalam mempelajari seni tari mencakup praktik dasar dan mahir dalam penguasaan gerak tari meliputi tari tradisional maupun tari garapan, kemampuan memahami arah dan tujuan koreografer dalam konsep koreografi kelompok. Kemampuan memahami dan berkarya tari (koreografi) adalah keterampilan khusus berhubungan dengan kepekaan koreografi, di sisi lain diharapkan memiliki kepekaan memahami aspek-aspek tari dan aspek keindahan secara teknis. Sebagai penyesuaian abad modern, kemampuan memahami dan membuat perangkat multimedia hubungannya dengan tari adalah bentuk penyesuaian sumber daya manusia dalam adaptasinya dengan teknologi. Perwujudan ekspresi budaya melalui gerak yang dijiwai serta diikat nilai-nilai budaya menjadi patokan dasar atau standar ukur tari untuk dikaji menjadi bentuk tari-tarian daerah di Indonesia. Sebagai salah satu unsur terpenting kesenian di Indonesia dalam wujud performa gerak, dibutuhkan adanya kehidupan sosial dan spiritual masyarakat pendukungnya. Peran dan fungsi tarian yang begitu penting hingga kini pada puncak kesenian daerah menjadi simbol dan puncak tari sebagai budaya di daerah yang bersangkutan. Jenis tari yang telah menjadi puncak budaya daerah sangat erat untuk dijadikan sebagai tarian yang diunggulkan daerah.di mana tarian tersebut berasal. Beraneka ragam tari-tarian yang diwarisi masyarakat daerah di Indonesia baik yang sakral maupun yang sekuler, tradisional

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

13

maupun nontradisional. Bentuk tarian dari zaman prasejarah hingga zaman modern, produk dari zaman tertentu membantu sejarah kehidupan tarian untuk dapat tumbuh-kembang hingga akhir zaman. Seni tari memerlukan media gerak. Gerak murni atau wantah tidak memiliki maksud-maksud tertentu. Gerak maknawi memiliki makna maksud-maksud tertentu dan apabila dibangun dengan unsur keindahan, maka gerakan tari semakin halus, estetis, dan geraknya memiliki bangunan ekspresi bentuk yang diungkapkan manusia untuk dinikmati. Seni tari banyak dipengaruhi oleh kepercayaan dinamisme dan animisme. Oleh sebab itu, sejak zaman dulu tarian sudah memiliki peran fungsi yang sentral dalam kehidupan beragama. Peran tari dalam upacara terkait dengan cara dan tujuan yang terkait dalam prosesi suatu upacara keagamanaan atau ritual. Seni tari mewariskan bentuk-bentuk tradisi maupun nontradisi. Sifatfungsi magis-ritual yang dipengaruhi kepercayaan animisme dinamisme mampu menjadi kekuatan sentral dalam setiap upacara keagamaan. Dalam perkembangannya, seni tari tradisional pada akhirnya mewariskan seni pertunjukan baru dan inovatif melalui dramatari prembun, hingga sendratari jenis kesenian yang lahir pada zaman modern. Pada masyarakat modern yang dinamis ini, kehadiran seni tari memerlukan hadirnya penari yang baik, guru-guru tari yang profesional, dan pemikir-pemikir yang mampu merumuskan masa depan tari secara proporsional. Oleh sebab itu, beberapa hal harus diperhatikan menyangkut penguasaan teknik tari agar dapat memenuhi syarat sebagai penari yang profesional. 5. Kerajinan Tangan Cabang kesenian ini pada dasarnya memprioritaskan kepada keterampilan tangan dalam bentuk benda hasil kerajinan. Hal kerajinan tangan mencakup unsur-unsur bordir, renda, seni lipat, seni dekoratif, serta seni yang menekankan keterampilan tangan. Seni dan pengetahuan lain dapat dipahami dan diketahui oleh pembaca dalam upaya pengembangan kepribadian dan keanekaragaman. Dalam suatu kehidupan akan terasa hambar dan gersang apabila kita tidak memiliki kesenian. Kesenian dapat menyempitkan aspek budaya dan memperluas cakrawala serta keanekaragaman pengetahuan seseorang. Secara aktual kesenian

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

14

yang ada berwujud musik, rupa, teater, dan tari secara multilingual, multikultural, dan multidimensional. Pada akhir ulasan ini dapat diakumulasi, mana cabang seni yang paling kalian senangi. Coba berilah contoh salah satu cabang seni yang paling kamu senangi dalam bentuk karya seni yang pernah kalian buat atau kalian kenali. 6. Seni Berwawasan Teknologi Pertumbuhan perkembangan ilmu pengetahuan secara signifikan mampu mengadopsi berbagai penerapan pengetahuan ke dalam munculnya cabang pengetahuan baru. Salah satu reformasi di bidang pengetahuan yang berhubungan dengan seni adalah munculnya cabang seni berhubungan dengan pemanfaatan alat-alat canggih. Cabang pengetahuan seni yang berhubungan dengan pemanfaatan teknologi adalah munculnya cabang seni, seperti seni peran (khususnys sinetron), pendokumentasian (sinema), audiovisual (keproduseran) dan lain-lain. Wahana penjajagan pengetahuan di bidang yang berhubungan dengan pemanfaatan alat-alat canggih tersebut memunculkan garapan pengetahuan di bidang seni peran dan adaptasinya. Munculnya cabang seni berwawasan teknologi menjadi pertanda bahwa wahana pengembangan seni dan pengetahuan kesenian dalam kaitannya dengan wawasan teknologi mampu mengadaptasikan pengetahuan baru sebagai wadah penuangan bakat-bakat seni berhubungan dengan penggunaan alat-alat canggih. Kesenian sebagai sebuah metodologi memperkenalkan seseorang memahami obyek ke dalam permasalahan-permasalahan yang dikaitkan dengan pekerjaan seni dan bersosialisasi. Dengan imajinasi, seseorang yang mempelajari seni dapat berangan-angan terutama dalam menemukan hal baru, menciptakan hal baru, serta memodivikasi berbagai temuan yang sudah ada ke bentuk baru sebagai representasi sesuatu yang telah lama ada. Cabang-cabang kesenian seperti telah disebut di atas merupakan kekuatan dasar yang sangat efektif untuk mendatangkan inspirasi bagi banyak orang. Imajinasi seseorang yang belajar kesenian dapat dikembangkan secara lebih luas dengan meningkatkan dan mengembangkan bahasa gerak, rupa, bunyi, dan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

15

suara untuk tetap tumbuh dan berkembang menurut tingkat dan reputasi bahasa tubuh, bahasa gerak, serta bahasa bunyi dikombinasikan dengan pendekatan psikologis. Kegiatan kesenian yang terbungkus dalam pembuatan seni berupa karya seni berhubungan dengan refleksi ide-ide, dan tindakan-tindakan yang terkait dengan proses berkesinambungan. Kegiatan seni melibatkan beberapa aspek multilingual, multikultural dan multidimensional mampu menjangkau secara luas atas beberapa hal yakni. 1. Menyiapkan pendidikan yang sejajar, 2. Mengembangkan pengetahuan berbagai budaya, 3. Memberikan nilai masyarakat, Mengenalkan budaya dalam dunia pendidikan, serta, 4. Membantu pendidik dan terdidik mengembangkan perspektif multibudaya. Dalam ranah khusus, konsep pengembangan kewirausahaan menjadi konsep dasar pengembangan penulisan buku ini. Sebagai bahan kajian, jawaban yang integral dapat menjembatani lahirnya pengembangan kewirausahaan ke dalam pendidikan model profesional. Model ini digunakan dalam pendidikan untuk mencetak profesionalisme penari yang berkualitas, memiliki kompetensi, memiliki kesanggupan untuk mempertanggungjawabkan profesionalismenya baik di depan umum maupun di lingkup pendidikan formal yang dimiliki. Model profesional sebagai alat pengemban pendidikan di dalamnya memiliki indikator yang dapat menjadi arah pelaku seni yang kompeten terhadap penciptaan seni dan seperangkat keahlian dalam gaya, teknik, dan metodologi yang dapat digunakan sebagai pendekatan keahlian yang diterapkan. Konsep profesional ini dibekali dengan ide yang dibalut kerja kreatif, jadwal terprogram, serta proses penuangan yang dilandasi oleh profesionalisme sehingga pengalaman ke depan menjadi semakin terasah. Penekanan kerja mandiri dan tindak kreatif yang terstruktur menjadi kemampuan profesional menjadi semakin bertumpu pada landasan yang kuat dan memadai. Dengan demikian proses ke depan terjadi simulasi yang mengerucut dan mampu menjadikan seseorang yang mempelajari dengan konsep profesional dapat menciptakan kewirausahaan secara jelas. Di sini dibutuhkan penempaan yang memiliki landasan basis profesional sehingga diharapkan memenuhi kebutuhan seorang

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

16

profesional menjadi tangguh dalam berwirausaha serta potensial dalam menghadapi tantangan di masa depan. Dengan demikian wahana konsep ini selayaknya digunakan untuk menempa bibit-bibit profesional menjurus ke jalur yang sudah diatur atau ketentuan yang tidak dapat ditawar lagi. Beberapa indikator profesional dalam bentuk keterampilan adalah sebagai berikut di bawah ini. a. Menekankan kepada produk/hasil, b. Pengetahuan profesionalisme menjadi model yang dicitacitakan, c. Obyektivitas dan latihan menjadi pengalaman batin yang terasah, d. Gaya penyampaian dan teknik profesional menjadi simbol konsep profesional, e. Prosedur imitatif, latihan, demonstrasi, dan unjuk kreativitas simbol profesionalismenya, f. Kemampuan, kemahiran, dan penampilan diri menjadi watak dan karakteristik konsep profesional mampu berkembang mandiri, dan berkelompok koloni. g. Karakteristik berproses dalam menghasilkan produk berkualitas adalah simbol pematangan diri dan penempaan mentalita pengalaman yang terasah dalam performa profesionalisme yang diidamkan. h. Profesionalisme yang dibina meliputi pelaku profesional, artis dan koreografer.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

17

KONSEP PROFESIONAL SENIMAN

Pelaku Tari, Kritikus Tari, dan Koreografer, serta Artis

Karakteristik berproses dalam menghasilkan produk berkualitas adalah simbol pematangan diri dan penempaan mentalita

Kemampuan, kemahiran, dan penampilan diri menjadi watak dan karakteristik konsep profesional

Gaya penyampaian dan teknik profesional menjadi simbol konsep profesional,

Prosedur imitatif, latihan, demonstrasi, dan unjuk kreativitas simbol profesionalismenya

Pengetahuan profesionalisme menjadi model yang dicita-citakan

Obyektivitas dan latihan menjadi pengalaman batin yang terasah,

Peminat, Pemerhati, dan Pecinta Kesenian


Bagan 1.2 Peta Konsep Model Profesional

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

18

Dalam lingkup pendidikan, dari level sekolah dasar (SD) hingga sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA), secara spesifik peserta didik diarahkan untuk memiliki sejumlah kompetensi pada setiap lingkup seni yang dipelajari. Batas dan standar kompetensi yang ditetapkan berangkat dari cakupan indikator kompetensi yang digunakan sebagai dasar pertimbangan pencapaian uraian bahasan yang disajikan dibutuhkan kriteria tentang kompetensi dasar dan kompetensi yang diharapkan hingga tuntas. Lebih dari itu, cakupan kompetensi dasar dan tercapainya kompetensi belajar kesenian bagi siapapun yang memiliki perhatian dan empati menjadi indikasi pemenuhan standar kompetensi yang ditawarkan oleh masing-masing cabang seni. Pada akhirnya tercapainya standar kompetensi yang dituangkan secara utuh dalam bidang seni yang seharusnya dituntaskan pembaca, peserta didik, dan siapapun yang memiliki empati untuk mempelajari kesenian lebih mendalam dibutuhkan banyak prasyarat yang kurang lebih dapat disimak dan dipelajari sebagai berikut di bawah ini. Uraian tentang unsur-unsur budaya pada khususnya mencakup kesenian cukup luas. Oleh karena itu agar pembahasan dapat terfokus, maka uraian di bawah akan dibatasi dalam bidang seni tari. Dalam buku ini pembahasan seni tari akan terfokus, sehingga seni tari dapat lebih mudah dipahami secara teoretik. Pembahasan mengenai seni tari ditujukan untuk apresiasi saja. Oleh karena itu, bidang seni lain akan dibahas pada bab lain secara terpisah. Para pembaca budiman, pada kesempatan ini dapat disampaikan bahwa buku ini pada dasarnya diperlukan untuk pembaca yang berminat mempelajari tentang tari. Konsep yang dituangkan dalam bagian buku yang akan dipelajari adalah mulai dari bagaimana cara-cara bergerak yang taktis, efektif, dan bersinergi dan motivasi tinggi melalui olah tubuh. Selanjutnya, untuk mempelajari pemetaan pengetahuan lain dalam buku ini berhubungan dengan tari dan latar belakang sosial budayanya. Tari dan sosial budaya yang melatarbelakangi sangat erat hubungannya peran fungsinya di masyarakat. Bukti yang menunjukan hal itu adalah tari berperan fungsi dalam kehidupan manusia. Hal tersebut apabila belum cukup, mengingat untuk mendalami tari secara lebih luas maka masalah tentang adanya berbagai kegiatan yang mampu digunakan sebagai lahan dan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

19

wahana dalam mengorganisasikan dan menata tari masih harus dipelajari. Pengetahuan dimaksud adalah berhubungan dengan manajemen produksi dan koreografi tari. Di samping itu, terkait pula dengan: 1. Kekuatan, kecepatan, dan fokus, 2. Memperkuat bentuk disain gerak dalam komposisi tari, 3. Memperkuat ekspresi gerak tari dan ide pengembangan gerak dan musik, peralatan tari

D. Pengertian Tari
Para siswa yang budiman, perlu kami jelaskan di sini bahwa di bawah ini adalah beberapa pendapat tentang pengertian tari. Pendapat tentang tari tersebut mendefinisikan, bahwa secara simulasi memiliki pengertian beragam. Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolisasinya sebagai ungkapan si pencipta (Haukins: 1990, 2). Masalah ungkapan tari sebagai ekspresi subyektif juga dikemukakan oleh La Meri, di sini ungkapan dimaksud lebih diubah proporsinya menjadi bentuk obyektif. Di sisi lain diungkapkan oleh Soedarsono, tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak ritmis yang indah. Selanjutnya, pola dan struktur dari alur gerakan lebih berirama. Porsi alur gerak anggota tubuh diselaraskan dengan bunyi musik atau gamelan. Di mana bunyi gamelan diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan tari (Soeryodiningrat). Dalam koridor yang tetap berorientasi pada gerak Curt Sach menjelaskan bahwa tari merupakan gerak yang ritmis. Apabila dikaji secara menyeluruh, dapat diosimpulkan bahwa tari adalah gerak ritmis yang indah yang diiringi musik dan membentuk kesatuan maksud yang dapat digunakan untuk menjelaskan makna yang menyusunnya. Elemen dasar tari adalah gerak tubuh manusia. Gerak secara aktual tidak dapat dipisahkan dengan unsur ruang, tenaga, dan waktu. Oleh sebab itu, tari secara umum merupakan bentuk penjabaran dari gerak, ruang, tenaga, dan waktu. Tari secara prinsip banyak diasumsikan oleh banyak kalangan sebagai cabang seni yang memiliki elemen dasar berupa gerak. Tari secara akumulatif adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak ritmis yang indah dari

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

20

tubuh manusia, gerak yang distilisasi atau diperhalus dan dibalut oleh estetika keindahan sehingga menjadi bentuk seni. Tari dapat dinikmati melalui berbagai acara seperti acara televisi, hajad kaul, pernikahan, maupun berbagai kegiatan lain berfungsi sebagai acara pergelaran tari, paket tontonan dan kegaiatan kenegaraan maupun acara-acara berkaitan dengan keagamaan dan upacara adat. Tari merupakan salah satu cabang seni, sebagai media ungkap yang digunakan adalah tubuh. Tari mendapat perhatian besar di masyarakat. Tari ibarat bahasa gerak merupakan alat ekspresi manusia yang digunakan untuk media komunikasi dimana secara universal dapat dinikmati oleh siapa saja, dan pada waktu kapan saja. Sebagai sarana komunikasi, tari memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Berbagai even tari dapat berperanfungsi menurut kepentingannya. Masyarakat membutuhkan tari bukan saja sebagai kepuasan estetis, melainkan dibutuhkan juga sebagai sarana upacara yang berhubungan dengan agama dan adat, maupun keperluan tertentu lainnya. Apabila disimak secara khusus, tari membuat seseorang tergerak untuk mengikuti irama musik dan gerak tari, maupun unjuk kemampuan dan kemauan kepada umum secara jelas. Tari memberikan penghayatan rasa, empati, simpati, dan kepuasan tersendiri terutama bagi orang yang menyukai tari serta bagi pendukungnya. Tari pada kenyataan sesungguhnya merupakan penampilan gerak tubuh, Oleh karena itu, tubuh sebagai alat ungkap untuk komunikasi verbal dan bahasa tubuh sangat penting perannya bagi manusia. Gerakan tubuh dapat dinikmati sebagai bagian dari komunikasi bahasa tubuh. Dengan itu tubuh memiliki peran dan fungsi menjadi bahasa gerak untuk memperoleh makna gerakan. Tari merupakan salah satu cabang seni yang mendapat perhatian besar di masyarakat. Tari ibarat bahasa gerak merupakan alat ekspresi manusia. Sebagai sarana atau media komunikasi yang universal, tari menempatkan diri pada posisi yang dapat dinikmati oleh siapa saja dan pada waktu kapan saja. Tari memiliki peranan sangat penting dalam kehidupan manusia. Berbagai acara yang ada dalam kehidupan manusia, tari digunakan untuk keperluan sesuai kepentingannya. Masyarakat

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

21

membutuhkan tari bukan saja sebagai kepuasan estetis saja, melainkan juga sebagai upacara agama dan adat. Dalam konteksnya, tari terdiri beberapa unsur meliputi gerak, ritme, tenaga, dan musik, serta unsur pendukung lainnya. John Martin dalam The Modern Dance, menyatakan bahwa tari menjadi bentuk pengalaman gerak yang paling awal bagi kehidupan manusia. Manusia lahir ke dunia yang dilakukan gerak berhubungan dengan jantung, tubuh, dan ruang alam dunia. Gerak tari memiliki makna denyutan tubuh yang memungkinkan manusia hidup, di dalamnya terdapat ekspresi. Gerak tari dimaksud sebagai media ungkap tari sebagai bentuk keinginan/hasrat manusia, direfleksi melalui gerak baik secara spontan, maupun dalam bentuk ungkapan komunikasi kata-kata, gerak-gerak maknawi ataupun bahasa tubuh/gesture. Secara khusus, tari sebagai ungkapan gerak maknawi hadir dalam wujud gerak dan elemen pendukungnya yang terdiri dari cabang seni lain. Banyak unsur yang menyatu dan secara langsung dapat ditonton ketika menikmati tarian. Tari dinikmati pada saat tarian di atas pentas. Dengan demikian gambaran tari menurut Soeryobrongto adalah gerak-gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik. Irama musik sebagai iringan tari dapat mengungkapkan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan (Jazuli, 1994:44). Pada dasarnya tari memiliki irama atau ritme. Tari di dalamnya mempelajari gerakan yang bersumber dari kehidupan sehari-hari manusia, baik yang berbentuk gerakan berpindah tempat (locomotive movement) dan gerak di tempat (stationary movement), mewujudkan momentum gerak yang tidak dapat dipisahkan dengan ruang, waktu, dan tenaga. Di sisi lain Hawkins yang menyebutkan, tari adalah ekspresi perasaan manusia yang diubah ke dalam imajinasi dalam bentuk media gerak. Simbolis gerakan tersebut menjadi gambaran atau representasi dari ungkapan si penciptanya (Hawkins, 1990:2). Sussanne K Langer pada sisi lain menyatakan bahwa tari adalah gerak ekspresi manusia yang indah. Gerakan yang ada dapat dinikmati melalui penghayatan rasa dengan penghayatan ritme tertentu. Menelaah kedua pendapat tersebut di atas, maka tari adalah pernyataan gerak ritmis yang indah mengandung ritme. Oleh sebab itu, tari merupakan ungkapan hasrat yang secara periodik

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

22

digerakan sebagai pernyataan komunikasi ide maupun gagasan dari penciptanya. Pada sisi lain Suryodiningrat menyatakan dalam buku Babad Lan Mekaring Djoged Djawi bahwa tari merupakan gerak seluruh anggota tubuh yang selaras dengan irama musik (gamelan) dan diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud tertentu. Sejalan pendapat Suryobrongto, Soedarsono menambahkan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerakgerak ritmis yang indah. Demikian pengertian tari secara menyeluruh dapat didefinisikan sebagai gerak tubuh manusia yang indah diiringi musik ritmis yang memiliki maksud tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tari adalah gerak-gerak dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan musik, diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu dalam tari. Di sisi lain juga dapat diartikan bahwa tari merupakan desakan perasaan manusia di dalam dirinya untuk mencari ungkapan beberapa gerak ritmis.Tari juga bisa dikatakan sebagai ungkapan ekspresi perasaan manusia yang diubah oleh imajinasi dibentuk media gerak sehingga menjadi wujud gerak simbolis sebagai ungkapan koreografer. Sebagai bentuk latihan-latihan, tari digunakan untuk mengembangkan kepekaan gerak, rasa, dan irama seseorang. Oleh sebab itu, tari dapat memperhalus pekerti manusia yang mempelajarinya. Untuk memperoleh pengertian tari lebih mendalam, maka diperlukan informasi tentang unsur tari, aspek tari, dan pendukung tari melalui sumber media dalam bentuk foto-foto, VCD tari, serta media lain yang dapat menambah referensi tentang apa itu tentang tari. 1. Gerak Unsur utama tari adalah gerak. Gerak pada dasarnya merupakan fungsionalisasi dari tubuh manusia (anggota gerak bagian kepala, badan, tangan, dan kaki), ruang secara umum (ruang gerak yang terdiri dari level, jarak, atau cakupan gerak), waktu sebagai jeda (berhubungan dengan durasi gerak, perubahan sikap, posisi, dan kedudukan), tenaga untuk menghayati gerak (kualitas gerak berhubungan dengan kuat, lemah, elastis dan kaku dan personifikasi gerakan). Gerak sebagai unsur penting suatu tarian akan selalu berhubungan dengan ruang, waktu, dan tenaga. Reproduksi gerak

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

23

dimulai dari pengerutan dan peregangan otot, kontraksi otot, dan kapasitas perubahan volume ruang dan perpindahan tempat yang direpresentasikan melalui waktu gerakan dilakukan. Gerakan tubuh manusia dalam wujud gerak sehari-hari, gerak olah raga, gerak bermain, gerak bekerja, gerakan pencaksilat, serta gerak untuk berkesenian. Jenis gerakan seperti tersebut diatas, apabila harus diwujudkan ke dalam bentuk gerak tari pada puncaknya harus distilisasi atau didistorsi. Tari merupakan relaksasi dan penegangan otot yang secara penghayatan menghasilkan ekspresi gerak untuk berkesenian. Gerakan tari berwujud jenis gerak yang telah distilisasi atau didistorsi. Wujud gerakan yang secara impulsif bersifat lembut dan mengalir, tegas terputus-putus, dan tegang-kendur dan gabungan lemas-kencang, lambat-cepat, patah-patah-mengalir dan sebagainya adalah bentuk distorsi dan stilisasi gerak yang menjadi ciri pembeda gerakan sehari-hari dengan gerakan tari. Gerakan tubuh manusia secara umum terbagi menjadi tiga wilayah gerak. Menurut Evelyn Pearch gerakan berpusat pada anggota gerak bagian atas (Caput) anggota gerak bagian tengah (Thorax), dan anggota gerak bagian bawah (Ladix/Pedix). Masingmasing anggota gerak dapat bergerak masing-masing serta pada kapasitas lebih variatif dapat bergerak secara koordinatif. Pembagian wilayah gerak dapat dilihat pada uraian di bawah ini sebagai berikut.

Sumber: Buku Evelyn Pearch Gb. 1.1 Gambar Tengkorak (Anggota Gerak Bagian Atas Manusia berfungsi sebagai pusat kendali dan penyeimbang tubuh.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

24

Anggota gerak bagian tengah (thorax) memiliki cakupan karakteristik gerak kurang fleksibel. Hal ini lebih ditujukan sebagai penopang dan pembentuk sikap anggota gerak bagian atas dan bawah. Kedudukan anggota gerak bagian tengah terkesan statis, namun memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan sikap dan kedudukan anggota gerak lainnya.

Sumber: Buku Evelyn Pearch Gb. 1.2 Gambar: Anggota Gerak Bagian Tengah/Thorak Tubuh Manusia sebagai kerangka yang mewadahi alat dalam manusia sebagai sarana kerja kehidupan kita)

Lebih lanjut Laban membagi ke dalam anggota wilayah gerak dalam hubungannya dengan porsi tubuh, yaitu anggota gerak bagian kepala terpusat pada bagian kepala dengan leher sebagai pengendali(Caput), anggota gerak bagian badan terdiri dari badan hingga pangkal pelvis atau pinggul, tangan(Thorax). Anggota gerak bagian bawah terdiri dari pangkal paha hingga ibu jari kaki (Ladix) yang secara masing-masing jangkauannya berbeda sesuai kebutuhan ruang yang dapat dijangkau oleh anggota gerak tubuh. Faktor space meliputi ruang gerak, misalnya level, jarak/rentangan atau tingkatan gerak. Faktor time lebih diproyeksikan pada waktu, misalnyai durasi gerak dan dan faktor dynamics lebih

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

25

menekankan kualitas atau tekstur gerak, misalnya gerak yang kuat, lemah, elastis, aksentuasi, penekanan (Ann Hutchinson, 1989:2). Anggota gerak bagian bawah (ladix) memiliki suatu karakteristik gerak yang dinamis dan fleksibel. Dinamisasi dan fleksibilitasnya digunakan sebagai alat gerak perpindahan yang lebih banyak, sebagai tumpuhan tubuh, dan juga menjadi alat gerak yang potensial terutama bagi manusia yang normal (tidak cacat). Kapabilitas gerak lebih ditujukan sebagai penopang dan pembentuk sikap anggota gerak bagian atas dan tengah. Kedudukan anggota gerak bagian bawah mampu beradaptasi secara sinergis dengan anggota gerak tubuh lainnya.

Sumber: Buku Evelyn Pearch Gb. 1.3 Gambar Anggota Gerak Bagian Bawah/Kaki Manusia memiliki kemampuan beranjak yang begitu cepat, luas, dan dinamis.

Ayo para siswa, sekarang coba simak dan lakukan beberapa kriteria gerak yang harus coba kalian lakukan. Gerakan terdiri dari patahan bagian tubuh dan koordinasi gerak seluruh tubuh. 1. Gelengkan kepala, dan lanjutkan dengan memutar ke kanan dan arah sebaliknya. 2. Lakukan gerakan tubuh dengan memutar bagian thorak/dada 3. Gekan langkah kaki ke kanan dan ke kiri, maju-mundur dan memutar salkah satu kaki sebagai tumpuhan. 4. lakukan kordinasi gerak antara anggota gerak bagian bawah, tengah dan atas secara sinkronisasi.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

26

Gerakan berciri stakato atau patah-patah dan mbanyu mili, biasanya dilakukan untuk memperjelas jenis dan karakter gerak tari. Ciri dan karakteristik gerak tari yang demikian biasanya dapat diidentifikasi menjadi gerak tari yang telah diproses melalui stilisasi gerak. Di bawah ini dapat disimak beberapa motif gerak pada tari tradisi di indonesia secara umum dapat diikuti adalah sebagai berikut. Gerak tari yang berkonsep gerakan yang mengalir secara kontinyu terdapat pada grak tari Bedoyo Songo (Sembilan). Pada gerak tari yang lebih menekankan pada gerak perubahan secara cepat, stakato, dan veriasi level pada tari Garapan Tari Gejolak (Tradisional Jambi)

Sumber: Koleksi DisbudPar Gb.1.4 Tari Bedoyo 9 (Sembilan) Gerakan tari Klasik (istana) karakter gerakan bersifat mengalir secara kontinyu/mbanyu mili

Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 1.5 Tari Gejolak Gerak tari Pengambangan Tradisi Jambi tegas, patah-patah diselingi hentakan pada kaki dan tangan (koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

27

Pada gerakan tari klasik di bawah ini memiliki ciri gerak lebih atraktif dan penuh fleksibilitas. Karakter gerak yang diperagakan lebih cenderung merupakan gerakan karakter tari putra. Tari Topeng Cirebon sebagai karakter tari klasik putra dari Jawa Barat/Kasepuhan Cirebon (gambar atas), pada gambar bawah dapat dilihat konsep garapan tari klasik gaya tari Surakarta bertajuk Bima Suci.

Sumber: Koleksi Ojang Jurusan Tari UNJ Gb. 1.6 Tari Topeng Cirebon (fibrasi badan, rentang tangan, dan goyangan kepala sangat dominan pada tari topeng Cirebon).

Sumber: koleksi Pribadi Gb. 1.7 Tari Bima Suci (Klasik Gaya Surakarta) gerak patah-patah diselingi hentakan pada kaki dan tangan (Koleksi Rahmida dan Bambang)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

28

Marilah coba kita perhatikan beberapa foto tarian di bawah ini yang memiliki kedekatan dengan sistem gerak anggota gerak tubuh dan karakter gerak dari motif gerak tari yang merupakan rumpun gerak tari campuran gaya tari kerakyatan, klasik dan pengembangan tradisi yang padat dicontohkan melalui figur gambar di bawah ibi adalah sebagai berikut Gaya tari tradisional kasepuhan Cirebon (Topeng Cirebon), gaya tari klasik tradisional Bali (Oncorowo), dan gaya tari kerakyatan dari Banyumasan (Gumyak).

Sumber: koleksi Ojang Jurusan Tari UNJ Gb. 1.8 Tari Topeng Cirebon (fibrasi badan, rentang tangan, dan goyangan kepala sangat dominan pada tari topeng Cirebon).

Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 1.9 Tari Oncarowo

Sumber: koleksi Pribadi Gb. 1.10 Gumyak Banyumasan

Gb 1.8 Nebar Sonder pada Topeng Cirebon dan Gb 1.9 Motif gerak Pendapan pada tari Oncarowo. Gb. 1.10 Motif gerak Rentang Helmet pada Tari Gumyak (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

29

1.1 Gerak Dasar Pengertian gerak dasar adalah gerakan patokan. Ketentuanketentuan gerak ditetapkan guna mengatur dan menumbuhkan keselarasan gerak bagi yang melakukan(penari). Ketentuan gerakan harus dipatuhi, sehingga wujud prinsip-prinsip gerak patokan dapat dijadikan standar. Patokan gerak digunakan sebagai unit kompetensi gerak yang harus dilakukan penari sebagai bentuk unjuk kepenarian. Para siswa apabila dicermati secara teliti, gerak tari masih memiliki bagian yang lebih kecil lagi yang disebut dengan ragam gerak. Ragam gerak sebagai bagian terkecil gerak tari disebut dengan motif (Royce: 1980, 67). Penari yang memperagakan gerak secara totalitas terdiri dari motif gerak-motif gerak. Motif gerak tari terdiri dari motif anggota gerak bagian kepala, tangan, badan, dan kaki. Ragam gerak tersebut terpola dalam konteksnya terbagi menjadi gerak pokok, gerak khusus, gerak peralihan, dan gerak penghubung(Iyus Rusliana: 1989, 20), Motif gerak tari tradisional Betawi, antara lain terdiri dari Selancar, Rapet Nindak, Pakblang, Kewer, Blongtur, dan Gibang. Gerakan peralihan terdiri dari Koma, Cendoliyo, Gonjingan. Contoh lain dari motif gerak pada tari Jambi yaitu Gerak Sembah, Nyetangaen, Ngenak Cincin, Ngenak Gelang, Ngenak Subang, Nyanggul, Nyelak, Tegak berdiri, Ngaco, Nyilau, Begaya, Lenggang, Melenggang Turun Naik, Kedidi Merentang, Nyerah Sekapur Sirih. Pada gerak peralihan didominasi gerak Trisik dan gerak Jalan Melambai.

Sumber: Koleksi Deden Jurusan Tari UNJ Gb. 1.11 Arak Cerano pada Sekapur Sirih Sumber: Koleksi Deden Jurusan Tari UNJ Gb. 1.12 Motif Sembah Tari Sekapur Sirih Gb. 1.11 -- 1.12 Motif gerak Sembah dan pemberian sirih kepada tamu yang digormati padaTari Sekapur Sirih

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

30

Beberapa motif ragam gerak tari secara kapabel dapat dicontohkan menjadi tari model. Secara inaguratif beberapa model tarian yang dicontohkan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.2 Motif Gerakan Tari Tunggal atau Gerakan Individu No 1 Anggot a Gerak Anggota Gerak Bagian Atas Kompetensi Gerak Kepala (Caput) relaksasi dengan leher Uraian Teknik Gerak Gerakan ke samping kanan/kiri. Gerakan ke depan/belakang. Gerakan berpaling ke kanan/kiri, memutar ke kanan/kiri. Gerakan supinasi, dan mengayun, mengangguk, berputar. Badan kontraksi, rileks, penegangan otot pada seluruh anggota tubuh. Gerakan pacak gulu, gebesan, gileg, gelieur, anggukan dan gelengan kepala, tengok kanan/kiri. Meliuk-liuk, mengkerutkerut, pinggul(pelvis) berputar dan berporos pada cranum. Pelvis bergerak sebatas kemampuan sesuai motif ragam tari yg dilakukan. Kontraksi otot di sekitar Thorax secara sendiri atau bersama-sama memberi daya lentur pada penguatan gerakan tubuh. Gerakan badan ke Keterangan Bentuk dan sikap ke dua kaki rapat (level tinggi, sedang, rendah), terbuka dan sikap tertentu seperti Tanjak-Tancep, Rapal, Adeg-adeg, kuda-kuda, Pangkal leher sebagai tumpuhan gerakan, sendi leher berperan sentral.

Pronasi pada ekstensor bertumpu pada otot tengkorak

Anggota Gerak Bagian Tengah

Sikap Badan (Thorax) pronasi pada ruas tulang, supinasi pada pusat tumpuhan gerakan yang ada setiap sendi yang sedang difungsikan.

Gerak Olah Tubuh pada pemanasan gerak.

Gerak scalula pada tari Klono Topeng dan atau pada

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

31

Bentuk dan sikap anggota gerak tangan. Gerakan bervariasi.

samping kanan/kiri, ke depan/belakang. Vibrasi scapula, ogek lambung, Pronasi pada kontraksi tulang scapula dan perut membentuk gerakan khsusus. Gerakan bahu-skapula ke atas/bawah, supinasi ke depan, belakang. Grakan tangan lurus, tekukan pada siku, tekukan pada palmar tangan, serta gerakan jari-jari melakukan gerak pada bentuk dan sikap motif gerak tertentu atau khusus. Gerakan kordinatif pada sendi bertumpu pada sentral gerak bahu, lengan atas, lengan bawah, palmar tangan, dan jari-jari membentuk sikap tertentu. Motif grak tari tertentu yang digerakan secara ideal sesuai tuntutan frase ragam gerak tari.

Topeng Cirebon. Vibrasi perut yang dilakukan oleh Tokoh Jin Besar, Tuyul dan Yul Sinetron Tuyul & mba Yul. Bentuk dan sikap tangan bergerak secara sendiri. Bentuk dan sikap tangan-kordinasi dengan anggota gerak yang lain.

Sikap palmar dari tangan Ngiting, Nyempurit, Ngruji, dan sikap tangan pokok. Bentuk dan Sikap gerakan tangan Elieu pada gerak dasar tari India, Nyeluntir pada tari gendhing Sriwijaya, dan Nguya pada tari dasar Thailand. Gerak dasar tersebut bila dipadu dengan gerak dasar senam dan gerak pemanasan mampu melatih gerak tangan sesuai porsi dan penegangan pada gerak tari

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

32

tertentu atau merupakan penegangan tangan semata. Pelvis sebagai penopang, Cranum sebagai otorizet. Gerakan dan getaran pinggul, sensualitas, kelenturan pada paha, Kolumna vertebralis, berfungsi sebagai penyengga dan tumpuhan gerak bertugas menopang dan mengkontrol gerakan Anggota Support Kaki (Ladix) Gerak Bagian Bawah Goyang pinggul ke kanan/kiri dengan volume dan reaktivitas gerak tertentu. Kecepatan, macam goyangan, dilakukan sesuai keterampilan individu, masingmasing berbeda-beda. Harmoinisasi goyang pinggul, memberi kesan gerak seksi bagai orang lain. Goyang plastik, goyang pantat pada Jaipongan, goyang pinggul oleh penyanyi dangdut.

Kepala menganggukangguk-badan merunduk, kepala menggeleng badan mengikuti sikap gerak kepala. Kepala badan berputar bersama dengan berguling atau variasi gerakan kpala

Gerakan Jalan, Geser, Kengser, jalan kaki pada tarian kuda-kuda, kaki berputar dengan tumpuan satu atau kedua kaki adalah dominasi gerak anggota bawah.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

33

Anggota Gerak Atas dan Bawah

Kontraksi gerakan kepala-badan dari supinasi kerangka axial. Anggota gerak ataspinggul kerangka tulang (appendikuler)

Kepalabadan-tangan dengan melakukan penegangan kaki-kepala proksimalsentripetal 5 Anggota Gerak AtasTengahBawah Sinartrosis, sinkondrosis, sinfibrosis, diarthrosis

badan dan kedua tangan bergoyang dalam posisi membungkuk, semua gerakan dilakukan dalam posisi kedua kaki rapat atau jika mungkin bertumpu satu kaki. Kepala menganggukangguk-badan merunduk, kepala menggeleng badan mengikuti sikap gerak kepala. Kepala badan berputar bersama dengan berguling atau variasi gerakan kpala badan dan kedua tangan bergoyang dalam posisi membungkuk, semua gerakan dilakukan dalam posisi kedua kaki rapat atau jika mungkin bertumpu satu kaki. Kepala mematukmatuk, kaki lenagkah ke depan/belakang, samping kanan/kiri. Tekukan kepala dan kaki lurus pada gerak roll atau guling Sinkronisasi gerak tulang dan jaringan dimana kedua tulang antara tidak terjadi efek gerakan.

Teknik Tumpuhan kaki pada tari balet, Salto, loncat harimau, strugel track di udara, kiprah perang pada taritarian Yogyakarta. Gerakan tersebut dilakukan pada saat olah tubuh. Gerak pada tari Rebana/Rangguk (Jambi) peragaan gerak sering dilakukan. Peragaan gerak motif Rodat, Zamrah, dan tari-tarian berciri kerakyatan mengutamakan gabungan gerak ke dua anggota tubuh ini. Gerak pada tari Belibis (Bali) Tari Merak (Jawa-Sunda) seperti gerakan burung. Gerak rol, loncat harimau, Keept up Jalan lurus, Lampah Ringdom, Putar tangan sikap kaki jalan lurus ke smua penjuru,

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

34

Kordinasi ke2 tulang yang berhubungan oleh adanya jaringan tulang rawan yang beroperasional secara tepat. Kedua tulang yang beroperasional dihubungkan oleh tulang tengkorak. Kedua tulang tidak saling menunjang gerak. Gerakan dilakukan pada sendi peluru, sendi poros pada tulang bahu, tulang panggul, serta pada karpal dan falang. Sinkronisasi karpal dan falang dalam menunjang gerakan secara terpadu.

Putaran Tubuh ke semua arah.

Tegak dan bongkok badan. Pacak Gulu, Gileg, Galier, dan Godeg. Gelang kepala, meng angguk-anggukan kepala, tengok kanan /kiri Putar kaki dasargerak balet. Gerakan merendah atau mendak, Nindak, Tanjekan, Mapal, Ngeseh, dan variasi gerakan kepala, badan, tangan, dan kaki.

Tabel 1.1 Motif Gerak Tari Tunggal

Tugas: 1. Coba lakukan gerakan memutar sendi peluru, sendi poros pada tulang bahu ke segala arah sesuai petunjuk motif individu. Gabungkan salah satu gerakan di atas dengan salah satunya adalah motif gerak supinasi step dan slip. 2. Lakukan gerakan ngeseh, nindak secara individu

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

35

1.3 Motif Gerakan Tari Berpasangan atau Kelompok No 1 Anggota Gerak Anggota Gerak Bagian Atas Kompetensi Gerak Kepala (Caput) Uraian Teknik Gerak Gerakan supinasi ayunan, anggukan, berputar. Gerakan relaksasi dan supinasi anggota tubuh secara periodik dan temporer. Keterangan Bentuk dan sikap duduk (tari Saman) atau kedua kaki (level tinggi, sedang, rendah) pada tari Saudati, tari garapan lain. Bentuk dan sikap ke dua kaki rapat (level tinggi, sedang, rendah), terbuka dan sikap tertentu seperti Tanjak-Tancep, Rapal, Adeg-adeg, kuda-kuda. Gerakan Tari Topeng Cirebon, dan topeng Klono. Bentuk dan sikap ke dua kaki rapat (level tinggi, sedang, rendah), terbuka dan sikap tertentu seperti Tanjak-Tancep, Rapal, Adeg-adeg, kuda-kuda,

Anggota Gerak Bagian Tengah

Badan(Thorak )

Anggota Gerak Bagian Bawah

Kaki(Ladix)

Gerakan supinasi slip, step(langkah ganda), lenso, straidel.(Jung kir balik)

Tabel 1.2 Motif gerak Kelompok

Tugas: 3. Coba lakukan gerakan sesuai petunjuk motif individu yang salah satunya adalah motif gerak supinasi step dan slip. 4. Lakukan gerakan mapal berkelompok.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

36

2.

Ruang Ruang adalah sesuatu yang harus diisi. Ruang dalam tari mencakup aspek gerak yang diungkapkan oleh seorang penari yang membentuk perpindahan gerak tubuh, posisi yang tepat, dan ruang gerak penari itu sendiri. Ruang tari bersentuhan langsung dengan penari. Ruang gerak penari merupakan batas paling jauh yang dapat dijangkau penari. Di sisi lain, ruang menjadi salah satu bentuk dari imajinasi penari dalam mengolah ruang gerak menjadi bagian yang digunakan untuk berpindah tempat, posisi dan kedudukan. Gambar di bawah ini menunjukan posisi penari yang menghadap ke samping ruang gerak pada bagian depan, dan belakang tampak frontal (Tari Jaipongan), Mahasiswa tari sedang olah tubuh ruang tercipta dari jarak mahasiswa, gerakan olah tubuh, dan sikap dan posisi berdiri masing-masing mahasiswa.

)
Sumber: Koleksi Ojang Jurusan Tari ) Gb. 1.13 Penari Jaipongan

Sumber: Koleksi Deden Jurusan Tari UNJ Gb. 1.14 Mahasiswa Tari sedang Workshop Olah Tubuh Gb. 1.13 dan 1.14 menunjukan perbedaan ruang gerak tarian di atas memerlukan ruang gerak luas karena gerakan berpindah tempat, ruang gerak gambar Olah Tubuh bagian bawah cukup luas jangkauan gerak saja.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

37

Sumber: Koleksi Ojang Jurusan Tari UNJ Gb. 1.15 Penari Klana Cirebon Rentang Tangan

Sumber: Koleksi Deden Jurusan Tari UNJ Gb. 1.16 Penari Saman berbanjar Gb. 1.15 Penari Klana Cirebon membutuhkan ruang gerak tangan kiri yang lebar, dan tangan kanan tolak pinggang. Gambar 1.16 Penari Saman bawah membutuhkan ruang gerak untuk adaptasi gerak kepala, ke dua tangan sebatas ruang duduk penari yang saling merapat. (perhatikan gambar: Tari Klana atas, dan Tari Saman Bawah.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

38

Ruang gerak penari tercipta melalui desain. Desain adalah gambaran yang jelas dan masuk akal tentang bentuk/wujud ruang secara utuh. Bentuk ruang gerak penari digambarkan secara bermakna ke dalam atas desain atas dan desain lantai (La Mery: 1979: 12). Ruang gerak tari diberi makna melalui garis lintasan penari dalam ruang yang dilewati penari. Kebutuhan ruang gerak penari berbeda-beda. Jangkauan gerak yang dimiliki oleh setiap gerakan sesungguhnya juga dapat membedakan jangkauan gerak penari secara jelas. Bentuk dan ruang gerak yang dimiliki oleh penari yang membutuhkan jangkauan gerak berhubungan dengan kebutuhan dan kesanggupan penari dalam melakukan gerakan. Dengan demikian penari dalam melakukan gerakan sesuai pengarahan koreografer. Koreografer dalam mendesain ruang gerak penari ditentukan oleh kesesuaian bagaimana penari bergerak dan tercapainya desain yang sesuai dengan kebutuhan gerakan tersebut dilakukan oleh penari. Dengan demikain penari sangat membutuhkan sensitivitas rangsang gerak sebagai bentuk ekspresi keindahan gerak yang dilakukan. Kebutuhan ekspresi gerak oleh penari berhubungan dengan kemampuan penari menginterpretasikan kemauan koreografer dalam melakukan gerakan yang diberikan. Dengan itu terjadi sinkronisasi kemauan koreografer dalam mendesain gerak dengan kepekaan penari dalam menafsirkan gerakan melalui peta ruang. Penari tidak semata-mata memerlukan ruang gerak yang lebar saja. Kebutuhan ruang gerak yang sempit juga menjadi bagian penerjemahan ruang gerak tari oleh penari. Ruang gerak penari menjadi alat yang ampuh dalam menciptakan desaian tentang ruang oleh penari maupun koreografer. Ruang gerak penari yang membutuhkan jangkauan gerak luas untuk dilakukan membutuhkan teknik dan karakterisasi gerak yang dalam oleh penari. Kebutuhan teknik gerak yang harus dilakukan penari adalah bagaimana penari mengawali dan mengakhiri gerakan serta dengan teknik gerak seperti apa penari harus menuntaskan harapan gerak yang harus dilakukan. Penari dalam mengekspresikan jangkauan gerak membutuhkan ekspresi gerak yang sepadan dengan jangkauan gerak yang harus dilakukan. Ekuivalensi gerak dan jangkauan gerak menjadi tuntutan koreografer dalam menciptakan ruang gerak penari serta penghayatan yang diperlukan penari dalam mencapai tujuan gerakan tersebut dilakukan.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

39

Di bawah ini masih terkait motif gerak dan ruang yang diciptakan oleh penari dalam bentuk ruang gerak penari adalah sebagai berikut. Sikap Agem pada tari klasik Bali (Margapati). Eksplorasi suasana kesedihan pada gerak teater (gambar suasana kacau)

Sumber: Koleksi Deden Jurusan Tari UNJ Gb. 1.17 Motif Agem Penari Margapati

Sumber: Koleksi Deden Jurusan Tari UNJ Gb. 1.18 Pemain teater eksplor peran Pada Gb. 1.17 dan Gb. 1.18 menunjukkan perbedaan Ruang gerak kedua gambar Gerak Agem Tari Bali butuh ruang gerak yang luas, pada pemain teater dengan kontraksi anggota gerak bagian tengah/badan dan anggota gerak bagian bawah butuh ruang gerak sempit (Koleksi Deden Jurusan Tari)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

40

3.

Waktu Dalam tarian, dinamika tari terwujud melalui cepat-lambat gerakan dilakukan oleh penari. Unsur dinamika ini apabila dijabarkan membutuhkan waktu gerak. Penari bergerak menggunakan bagian anggota tubuh dengan cara berpindah tempat, berubah posisi, dan merubah kedudukan tubuh membutuhkan waktu. Kebutuhan waktu yang diperlukan untuk perpindahan, perubahan posisi, dan perubahan kedudukan tubuh membutuhkan waktu. Perubahan gerak, perpindahan tempat, dan penempatan kedudukan sikap tubuh ekuivalen dengan kebutuhan waktu yang dapat dijelaskan melalui cepat-lambat, panjang-pendek, dan banyak-sedikit gerakan dilakukan butuh di dalam proses yang terjadi. Dengan demikian waktu menjadi bagian integral dari gerakan yang dilakukan. Tempo gerakan merupakan panjang-pendek, cepat-lama gerakan dilakukan. Waktu dalam tari dimensi dari tempo gerak. Tempo gerak dapat membangun imaji tari secara keseluruhan dalam bentuk garapan tari atau koreografi tari.

Sumber: Deden Jurusan Seni Tari UNJ Gb. 1.19 Peraga mengembangkan ruang gerak Gb. 1.19 Pergaan membawa beban sambil berpindah tempat Instruktur, dan Peraga Tunggal sedang memberikan contoh bergerak di area stage secara integral dapat mengakomodatif kebutuhkan gerak yang banyak motif dan ruang gerak luas , ruang pentas yang luas dan ruang gerak bervariasi, dan waktu yang cukup memakan banyak tenaga dan waktu lama. Perhatikan gambar Instruktur Olah Tubuh yang bergerak di atas Stage (Koleksi Jurusan Tari)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

41

Desain waktu berhubungan dengan kecepatan gerak, situasi, dan kondisi emosional penari. Pemahaman waktu dapat juga terkait dengan masalah teknik pengendalian gerak, intensitas gerak, kualitas gerak, dan proses mengaktualisasikan gerakan ke dalam konsep waktu. Konsep membangun waktu dalam tari dipraktikan melalui imajinasi gerak terutama hubungannya dengan panjang-pendek gerak, kuat-lemah gerak menjadi konsep tentang rangkaian gerak dalam bentuk kalimat gerak. Usaha untuk membangun waktu lebih dapat dijabarkan ke dalam bagaimana gerakan dilakukan sesuai kebutuhan waktu yang ada. Dalam tari, konsep waktu bisa dihadirkan dengan motif gerak duduk-duduk saja, atau dengan berdiri-jongkok, atau gerak lain yang tidak memerlukan perpindahan tempat secara mendasar. Kebutuhan waktu dalam tari adalah sebagai manifestasi kebutuhan gerak hubungannya dengan bagaimana gerakan tersebut ingin dilakukan sesuai kebutuhan ruang, dan kebutuhan pentas tari. Oleh sebab itu, koreografer dalam menyikapi kebutuhan waktu biasanya mengoptimalkan pengembangan kreativitas gerakan ke dalam bentuk pengolahan gerak secara melalui rancangan konsep garapan tarinya. Waktu yang dibutuhkan oleh gerakan menjadi salah satu konsep tarian. Hal ini menjadi salah satu indikator yang sangat dibutuhkan dalam pengembangan suatu koreografi. Dengan demikian, elemen waktu menjadi ukuran frase gerak. denyut nadi gerak, dan pendalaman ruang gerak secara imajinatif. Keadaan diam manusia nadinya tetap bergerak di sini waktu berdenyut yang dibutuhkan adalah seiring dengan kebutuhan waktu bernafas. Atau dengan istilah lain, walaupun diam seorang penari di atas pentas, secara fisik tidak ada aktivitas gerak namun secara performa yang berhubungan dengan waktu terjadi keselarasan antara gerak, waktu berdenyut, waktu menghayatai denyutan nadi hingga harus beranjak ke posisi lain adalah menjadi bagian kebutuhan waktu dalam bernafas. Berdasarkan uraian ini konsep gerak-ruang-waktu seperti telah dicontohkan pada halaman berikut dapat dikatakan bahwa waktu adalah salah satu unsur yang saling terkait dengan lainnya. Ketiga unsur di atas adalah trisula yang sangat memiliki peran sama dan saling mendukung untuk kebutuhan suatu koreografi.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

42

Perhatikan gambar di bawah ini pengolahan waktu hubungannya dengan perpindahan komposisi/pola lantai. Pada saat lalu penari menghadapt depan(frontal), sesaat kemudian sambil mengeluarkan sapu tangan merubah arah hadap ke sisi kanan penari sehingga menghadap kanan sisi panggung (stage).

Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 1.20 Penari Bimo Suci Gambar 1.19 merupakan bentuk pengolahan ruang pentas, ruang gerak di atas stage membutuhkan waktu yang lebih lama perubahan formasi penari dibanding pada gerak di tempat saja. Ruang pentas untuk pindah tempat butuh waktu bisa lama/cepat sesuai kebutuhan. (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari)

4. Tenaga Dalam gerak tari yang diperagakan indikasi yang menunjukkan intensitas gerak menjadi salah satu faktor gerakan tersebut dapat dilakukan dan dihayati. Tenaga terwujud melalui kualitas gerak yang dilakukan. Pencerminan penggunaan dan pemanfaatan tenaga yang disalurkan ke dalam gerakan yang dilakukan penari merupakan bagian dari kualitas tari sesuai penghayatan tenaga. Penghasil gerak dalam hubungannya dengan penggunaan tenaga dalam mengisi gerak tari sehingga menjadi dinamis, berkekuatan, berisi, dan antiklimak merupakan cara membangun tenaga dalam menari. Ekstensi (penegangan) dan relaksasi (pengendoran) gerak secara keseluruhan berhubungan dengan kualitas, intensitas, dan penghayatan gerak tari. Teknik mengakumulasi kualitas dan intensitas gerak tari seyogyanya dikordinasikan melalui perintah kerja otak secara kordinatif. Apabila hal ini dapat terkontrol, maha

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

43

masalah yang lain berhubungan dengan kebutuhan tenaga untuk gerakan tari menjadi semakin terkontrol, terkendali, dan memenuhi harapan. Penyaluran tenaga dan ekspresi memberi kehidupan watak tari semakin nyata. Perhatikan gambar di bawah ini adalah penari putri yang ditopang serta kekuatan dekatan pada penari berpasangan, kekuatan lompatan penari pria pada saat melayang. Gambar tersebut menunjukan intensitas dan tensi gerakan yang terpusat pada inti gerakan).

Sumber: Internet Gb. 1.21 Penghayatan gerak penari balet

Sumber: Koleksi Internet Gb. 1.22 Lompatan penari balet Penguasaan tenaga pada tumpuhan kaki ke dua penari yang berpasangan Gb. 1.21. Lompatan kulminasi penari balet Gb. 122

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

44

Sumber: Internet Gambar 1.23 Sinkronisasi gerak penari balet Gb. 1.23 Gambar disain lanjutan konsistensi garis tangan, tahanan kaki untuk tumpuhan butuh tenaga yang disalurkan dalam menari

Sumber: Koleksi Internet Gambar 1.24 Sinkronisasi gerak penari balet Tugas : 1. Para siswa yang budiman, Coba lakukan gerakan dengan intensitas lompatan seperti pada gb. 1.24 Gambar menunjukan, penegangan otot tangan yang terbuka, kekuatan saling kait ke tiga penari putri di atas menunjukan jalinan kekuatan gerak pada penghayatan penari balet. Tersebut di atas. 2. Lakukan teknik lompatan dengan melayanga setinggi mungkin dengan menempatkan gaya gerak tubuh seringan munkin. Lakukan gerakan tersebut seperti pada gambar 1.22

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

45

5. Ekspresi Perlu para siswa ketahui, dalam kehidupan sehari-hari, manusia mengekspresikan diri bergantung pada situasi psikologis yang bersangkutan dalam menghadapi berbagai masalah. Ekspresi diri manusia secara umum berbeda cara dan ungkapnannya. Ungkapan ekspresi di dalam tari lebih cenderung dimanipulasi atau sering disebut distilisasi. Perbedaan ekspresi diri secara langsung dan ekspresi tari berhubungan terletak pada perubahan psikologis pembawaan suatu karakter. Ungkapan penghayatan ekspresi diri terletak pada perbedaan ekspresi sehari-hari lebih vulgar. Sebagai ilustrasi, marah, sedih, dan senyum dalam kehidupan sehari-hari dapat diekspresikan dengan berbagai cara sesuai kepekaan diri di dalam melakukan luapan kemarahan dan rasa senyum. Dalam tari semua ungkapan yang diperagakan harus distilisasi/didistorsi, sehingga wujud ungkapannya menjadi berbeda dengan keadaan sehari-hari. Di sinilah letak pembeda cara menghayati sebuah ungkapan ekspresi diri dan penghayatan karakter dalam seni maupun dalam kehidupan sehari-hari. Ekspresi dalam tari lebih merupakan daya ungkap melalui tubuh ke dalam aktivitas pengalaman seseorang yang selanjutnya dikomunikasikan kepada penonton/pengamat menjadi bentuk gerakan jiwa, kehendak, emosi atas penghayatan peran yang dilakukan. Dengan demikian daya penggerak diri penari ikut menentukan penghayatan jiwa ke dalam greget (dorongan perasaan, desakan jiwa, ekspresi jiwa dalam bentuk tari yang terkendali). Gambar pada lembaran ini dan berikut adalah ekspresi tari yang berbeda-beda.

Sumber: Koleksi GNP TMII Jakarta Gb. 1.25 Ekspresi mimik secara Polos karakter humor

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

46

Perhatikan ekspresi wajah penari di bawah ini memberikan senyuman kepada penonton. Ekspresi wajah dibutuhkan dalam pertunjukan untuk memberikan penguatan kepada penonton tentang penghayatan penari atau pelakon teater.

Sumber: Koleksi GNP TMII Jakarta Gb 1.26 Penari melepas senyum kepada penonton.

Sumber: Koleksi GNP TMII Jakarta Gb. 1.27 Ekspresi penari senyum dikulum

Tugas: 1. Lakukan ekspresi murung, menangis, tersenyum dan tertawa terbahak-bahak. 2. Coba lakukan ekspresi senyum di kulum. Marah dengan cara menunjukan kesalahan pada seseorang., atau menyuruh nada memerintah

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

47

BAB II

OLAH TUBUH
A. Kompetensi Dasar Kompetensi buku ini pembaca diharapkan menuntaskan bacaan secara keseluruhan, sehingga pembaca baik pelajar, guru, maupun masyarakat luas mengerti dan memahami tari. Untuk mencapai pemahaman bacaan, selanjutnya dapat diidentifikasi melalui bagan di bawah ini. Adalah sebagai berikut di bawah ini:

Olah Tubuh

Teknik Gerak

Kecepatan dan Kelenturan Gerak

Ketahanan dan Keseimbangan Gerak

Tulang, Sendi Otot, dan Pernafasan

ANATOMI
Bagan 2.1 Tujuan Kompetensi Belajar Buku Ini

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

48

B. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang, Tujuan dan Manfaat Olah Tubuh Perlu siswa ketahui di sini bahwa aktivitas manusia pada dasarnya terbatas pada ruang, waktu dan tenaga. Hal ini terjadi karena sepanjang kehidupannya manusia memiliki kesempatan untuk mendapatkan istirahat, makan-minum, dan memanfaatkan waktu luang dalam aktivitas di luar kebiasaan yang setiap harus dilakukan. Berbagai aktivitas kegiatan manusia dilakukan melalui berbagai macam bentuk, tujuan dan hasil yang ingin dicapai oleh masing-masing manusia yang bersangkutan. Dengan itu manusia membutuhkan penyesuaian terhadap masalah klasik di atas yakni tenaga, ruang, dan waktu. Siswa yang baik, organ tubuh manusia baik yang berbentuk ideal maupun berbagai kekurangan yang ada, sebaiknya dalam melakukan segala aktivitas disesuaikan dengan konstruk tubuh yang dimiliki. Jumlah dan takaran yang dilakukan dapat diinventaris berupa aktivitas yang berhubungan langsung untuk membangun dan membentuk tubuh agar ideal. Oleh sebab itu, skala prioritas yang dibutuhkan adalah perhatian yang serius manakala aktivitas yang dilakukan tersebut tepat sasaran yang diharapkan, serta mengacu kepada jumlah dan takaran yang sebaiknya ditentukan secara benar. Siswa-siswa yang banyak belajar pasti banyak tahu tujuan kita melakukan olah tubuh adalah memperoleh kesegaran dan kebugaran hakiki atas berbagai bentuk dan strategi sasaran latihan yang diterapkan. Bentuk pelatihan yang harus dijalani sesuai jumlah dan takaran yang diberikan. Dengan demikian tujuan utama melakukan olah tubuh adalah membangun tubuh yang sehat, membentuk tubuh yang ideal, menempatkan aktivitas olah tubuh sebagai bentuk keseimbangan aktivitas yang memenuhi kesehatan jasmani dan rokhani secara imbang dan memenuhi standar kualitas kesehatan. Tujuan melakukan pembentukan tubuh melalui perangkat olah tubuh adalah membentuk tubuh agar serasi, ideal, dan sehat lahir dan batin. Olah tubuh ditujukan untuk memberikan bentuk latihan dan kebiasaan yang dilakukan dalam rangka membangun fisik secara sehat. Manusia melakukan aktivitasnya dengan bergerak. Seperti banyak diketahui, bahwa di dalam melakukan olah tubuh, menari, dan senam seseorang tidak dapat mengontrol pernafasan yang dilakukan. Pada akibatnya, pernafasan yang dilakukan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

49

menimbulkan kelelahan, hingga tidak tertutup kemungkinan timbulnya tidak sadarkan diri. Secara garis besar, gerakan yang dilakukan seseorang menggunakan pernafasan baik secara teratur maupun tidak teratur. Unsur utama kesehatan pada dasarnya adalah melakukan bentuk pernafasan yang baik dan benar. Pelatihan menyangkut pernafasan dapat dilakukan dengan melalui cara-cara yang sehat dan teknik melakukan yang benar. Oleh sebab itu, di sini diperlukan adanya cara-cara melakukan pernafasan secara benar dengan melalui sikap dan kebiasaan yang dianjurkan oleh kesehatan. Pernafasan yang baik dan benar dilakukan dengan cara merekonstruksi organ tubuh dan sistem pernafasan yang teratur. Dengan demikian teknis dan alur bernafas yang dilakukan membawa manfaat yang benar-benar diharapkan. Mekanisme pernafasan adalah untuk menerima dan menghirup oksigen pada saat menarik nafas untuk diedarkan ke seluruh tubuh, kemudian mengeluarkan zat asam arang keluar tubuh adalah sistema pernafasan yang setiap saat dan setiap hari selagi manusia masih hidup terus menerus dilakukan. Kebiasaan ini dalam proses yang terus menerus, sehingga darah kita tetap bersih dari berbagai racun tubuh dan sel-sel yang mengganggu dalam tubuh kita. Apabila terjadi kondisi yang kurang menguntungkan, maha proses aliran pernafasan-penghirupan dan pembuangan-pengeluaran oksigen (O2) dan asam arang (CO2) apabila terjadi gangguan dapat diperbaiki serta diberikan energi agar intensitas gerak kita dapat terjamin kekuatannya. Melalui penjelasan di atas dapat diketahui, untuk lebih mengetahui cara-cara yang baik untuk berolah tubuh, menari, dan melakukan senam harus memperhatikan cara-cara pernafasan. Seperti telah disinggung di atas, pernafasan yang teratur berarti pernafasan secara wajar, yang dilakukan tanpa beban dalam kaitan dengan kegiatan keseharian maupun melakukan olah raga berat. Jenis pernafasan ini cenderung kepada aktivitas istirahat, jalan biasa, serta aktivitas sehari-hari. Pernafasan jenis yang tidak teratur dilakukan melalui kegiatan yang tidak biasanya. Aktivitas yang digunakan dalam bentuk kegiatan yang memiliki beban. Contohnya pada setiap habis melakukan olahraga, maraton, sprint, terkejut, srta banyak contoh lagi. Untuk memperhatikan semua aktivitas kegiatan yang dilakukan hubungannya dengan pernafasan adalah olah tubuh, menari dan gerak senam. Di sisi banyak orang kurang

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

50

memperhatikan pentingnya pernafasan dan pengaturan nafas dalam melakukan aktivitas olah tubuh, menari maupun melakukan senam. Kecenderungan menunjukan bahwa faktor gerak lebih dipentingkan hubungannya dengan artistiknya saja, bukan pada kepentingan penggunaan pernafasan kaitannya dengan intensitas gerak, kualitas gerak, dan gerakan terjaga dengan baik. Pernafasan dalam melakukan olah tubuh harus teratur dan diatur secara baik. Tingkat kesulitan gerak olah tubuh hendaknya diikuti dengan pengaturan nafas yang baik, sehingga gerakan dapat dilakukan secara sempurna dan gerakan dapat dihayati dengan baik pula. Oleh sebab itu, di sini perlu kerangka konsep tentang gerakan seperti apa harus menggunakan teknik pernafasan separti apa, begitu sebaliknya, gerakan yang sesuai dengan pola melakukan pernafasan menjadi tujuan untuk dapat melakukan gerakan sesuai tujuan pernafasan. Teknik yang diberikan berdasarkan porsi energi yang akan diperoleh secara baik, sehingga kita tidak masuk perangkap bahwa keterhubungan antara teknik. Gerakan dengan melalui pemanfaatan sistema dan penggunaan sistema pernafasan harus diatur sedemikian rupa, sehingga karena larut malam maka gerakan energis yang telah dikeluarkan disimpan oleh tubuh, akibat seburuk apapun faktor kelelahan harus turun. Selanjutnya, perlu diantisipasi bahwa teknik pernafasan seperti apa yang harus dikembangkan, maka cara melakukan pernafasan menjadi tujuan. Pernafasan adalah cara mengatur nafas selaras dengan cara melakukan gerak secara sesuai. Oleh sebab itu, pernafasan yang baik dalam olah tubuh adalah melakukan pernafasan yang mampu mendatangkan manfaat bagi gerak tubuh, ketahanan tubuh, kelenturan serta keserasian gerakan dapat dihayati. Teknik pernafasan sebenarnya merupakan pertukaran gas O2 dan CO2. Proses ganda yang terjadi di dalam gas didalamnya jaringan pernafasan dalam dan pernafasan luar terkordinasi secara baik. Pengertian tentang pernafasan merupakan proses menghirup udara ke dalam tubuh adalah mengisi O2 (oksigen) ke dalam paru-paru melalui udara, sehingga tubuh terisi persediaan O2 dengan CO2(korban dioksida). Hal ini secara otomatis menjadi suatu proses bersenyawanya O2, C(Carbon) dalam jeringan. Proses ini pada dasarnya dapat diidentifikasi berupa proses metabolisme tentang sifat dan sikap melakukan penarikan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

51

nafas, mengeluarkan, dan melepas, dan membuang CO2 dan H2O yang tidak didukung banyak orang adalah bahwa Aktivitas olah tubuh yang terlatih sejak awal dengan melakukan pernafasan teratur ke dalam sistem pernafasan yang baik dan sehat. Kelenturan tubuh prima berawal dari melatih anggota gerak tubuh bagian atas, tengah, dan bawah baik secara terpisah maupun terkordinasi melalui pengaturan sirkulasi udara dan keteraturan gerak tubuh agar tercapai sinkronisasi gerak anggota tubuh secara tepat dan benar. Selanjutnya, keseimbangan fisik dan mental menjadi target yang pantas dalam membiasakan perilaku hidup dan menjaga serta mengatur kesehatan tubuh menjadi terlatih-trampil dan terbiasa. Apabila hal ini menjadi kenyataan, niscaya bagaimana kita dapat memposisikan diri dengan melalui latihan yang teratur, kebiasaan yang sehat hingga menetapkan porsi latihan yang tepat maka badan kita menjadi sehat benar. Kondisi ini perlu diimbangi dengan pembiasaan makan dan minum yang dianjurkan olah kesehatan agar konstat yang dipenuhi secara tepat dapat mendatangkan manfaat yang positif. Hal ini menjadi dambaan bagi semua orang yang membutuhkan sehat dan kebugaran serta kenikmatan hidup yang mensejahterakan. Adapun proses pernafasan pada dasarnya memiliki tujuan antara lain yaitu. Pembiasaan bernafas teratur dan melalui berbagai aktivitas yang seberat apapun kita dapat melakukan secara energis dan dalam situasi yang tepat benar. Melalui sistema pernafasan yang dianjurkan, kita harus memahami proses terjadinya pernafasan serta pengaruh yang timbul terhadap rangsang otot-otot pada organ pernafasan secara dini, dengan itu pembiasaan melakukan pernafasan yang baik harus diterapkan. Penghirupan oksigen secara teratur dan membuang carbon dioksida atau zat asam arang yang tidak dibutuhkan tubuh kita pada lingkungan yang sehat dan hijau. Membiasaan teksion-dan relaktension terhadap organ tubuh pernafasan sehingga dapat melatih kekuatan dan kebiasaan otot organ pernafasan kita menjadi sempurna. mengkordinasikan para-paru, jantung dan katup anak tekak agar tetap sehat melalui sistema pernafasan yang teratur dan terbiasa pada lingkungan yang bersih dan terjaga, sehingga kita dapat menetralisir racun-racun tubuh dan organ pernafasan menjadi kuat dan tahan imunitas.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

52

Konsentrasi menghela nafas atau menghirup udara sekuat tenaga dan menghembuskan dan membuang zat asam aranag secara baik dibutuhkan kecenderungan menahan nafas secara tepat. Hal ini berhubungan dengan menyimpan sebanyakbanyaknya oksigen (()2) serta secepat mungkin mengeluarkan zat asam arang agar kondisi tersebut tidak membahayakan tubuh kita dari racun-racun tubuh yang bakal terindikasi pada saat menahan nafas secara tidak tepat. Oleh sebab itu, di sini dibutuhkan ketahanan saluran pernafasan yang prima serta terganggunya sistema pernafasan secara tiba-tiba sehingga kita tidak terbatuk-batuk. Konsentrasi akan terganggu apabila sistema pernafasan kita kurang lancar dan mengalami banyak hambatan. Ruang lingkup pernafasan terdiri dari banyak cara di dalam melatih dan mengoptimalkan kerja organ pernafasan secara baik dan benar. Materi latihan terdiri dari melakukan pemusatan pikiran dan fakus menenangkan pikiran saat melakukan latihan pernafasan, Mengatur nafas mulai dari menghela/menghirup nafas-menahan nafashingga menghembuskan/mengeluarkan nafas secara tepat, membusungkan dan mengempiskan dada, membuka dan menutup mulut secara baik dan benar sehingga kondisi tersebut apabila terjaga dapat melakukan pernafasan yang menyehatkan. Pelatihan di atas membutuhkan sistema dan cara kerja organ tubuh kita secara prima dan teratur dengan baik. Oleh sebab itu, cara dan strategi melakukan pernafasan dibutuhkan dalam bentuk latihan pernafasan ini. Secara tertruktur, cara dan strategi pelatihan pernafasan dapat dijelaskan adalah sebagai berikut: Paru-paru sebagai organ tubuh dalam yang berfungsi mengatur sistema pernafasan dan pertukaran zat-zat dalam tubuh harus memiliki porsi kerja yang tepat. Hal ini berhubungan dengan sirkulasi udara dari luar dan dalam tubuh menghasilkan energi yang cukup. Sistema pernafasan memerlukan kerja organ tubuh yang terdiri dari paru-paru, rongga hidung, mulut, anak tekak, pangkal tenggorokan, dan kerongkongan merupakan organ tubuh yang berfungsi pada sistema pernafasan. Secara umum fungsi Pernafasan didukung oleh beberapa saluran yang terdapa di dalam alat pernafasan yang terdiri dari sebagai berikut: Nares Anterior adalah saluran yang ada di dalam lubang hidung di mana saluran ini bermuara di dalam bagian rongga vestibulum hidung.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

53

Rongga hidung adalah saluran yang dilapisi selaput lendir yang kaya akan pembuluh darah yang bersambungan dengan sinus yang memiliki lubang ke rongga hidung. Farinx (tekak) adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak persambungannya sama dengan usopagus berada pada tulang rawan krikoid. Larinx (tengkorak0 adalah saluran yang memisahkan kolumna vertebra yang berjalan dari saluran servikalia dan masuk ke dalamnya masuk hingga trachea. Paru-paru ada dua. Alat ini merupakan alat pernafasan utama. Paru-paru mengisi rongga dada, terletak di sebelah kanan dan kiri dan di tengah terpisah oleh jantung beserta pembuluh darah besar lainnya dan berbentuk kerucut apx (puncak). Di atasnya muncul klavikula yang berada di dasar leher. Sewaktu udara melalui hidung, udara disaring oleh bulu-bulu vestibulum da karena permukaan lendir yang dilalui menjadi hangat maka penguapan air permukaan lendir menjadi lembab. Hidung menghubungkan sinus udara paranasa;is masuk ke rongga hidung. Lubang-lubang nasolakrimal yang menyalurkan ke rongga hidung dan lubang-lubang nalasokrimal menyalurkan ke bagian dalam bawah rongga nasalis hingga hidung. Proses tersebut berulang terus menerus dan berlangsung secara bolak-balik antara udara O2 masuk kemudian zat asam arang CO2 keluar. Mekanisme kimiawi atau fungsi fisiologi pertukaran oksigen(O2) dan carbonhidrat(CO2) ini merupakan proses utama dalam pengendalian dan pengaturan frekuensi, kecepatan, dan gerakan pernafasan. Pernafasan eksternal atau pernafasan melalui paru-paru O2 dihirup melalui hidung dan mulut, kemudian disalurkan ke dalam trachea-pipa bronchial-pipa kapiler pulmunaris. Dalam pengendaliannya sangat mempengarui gerakan-gerakan olah tubuh, menari dan senam. Apabila pada saat melakukan gerakan pernafasan paru-paru tidak boleh menyimpang sehingga tidak timbul efek-efek negatif gerakan tersebut di atas, kegiatan yang kita lakukan harus menggunakan pengendalian keluar-masuk O2 dan co2 berjalan sedikit demi sedikit dan secara perlahan-lahan. Cara melakukan pernafasan adalah menyesuaikan irama gerak dengan teknik menghirup udara pernafasan melalui hidung dan muut. Gerakan yang kita lakukan semuanya harus benar. Contoh gerakan lembut menggunakan pernafasan hidung, gerakan cepat dan tiba-tiba

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

54

menggunakan pernafasan mulut. Gerakan yang dilakukan berhubungan dengan kebutuhan jumlah udara yang dihirup agar kita tidak terhindar dari kelelehan, dan hal ini dilakukan dengan melalui menghirup udara perlahan, menahan, dan mengeluarkan pada porsi kurang lebih 30 detik. Ekivalen gerakan dan banyaknya udara yang dihirup seimbang, maka teknik gerak dan konstruk gerakan menjadi mudah dihayati, dirasakan, dan dituangkan ke dalam gerakan artistik. Banyak oksigen yang dihirup dimanfaatkan untuk mencukupi enersi yang dibutuhkan oleh tenaga gerak dan besar kemungkinan harus berhubungan dengan tenaga yang harus dikeluarkan. Oleh sebab itu, masalah energi yang dibutuhkan dengan banyaknya Oksigen yang dihirup ekivalen dengan jumlah udara yang diproses melalui cukupnya pernafasan yang dilakukan. Dengan demikian gerakan yang dilakukan dapat dihayati tanpa terengah-engah. Hal ini ditandai adanya jumlah udara yang dihirup apabila kuang dari jumlah energi yang dibutuhkan, maka pada saat kita melakukan gerakan merasa terengah-engah atau pada ujungnya dapat menyebabkan kekurangan oksigen sehingga pingsan. Tidak teraturnya pernafasan dengan efisiensi gerak yang dilakukan menyebabkan efek ke dalam tubuh secara tidak proporsional. Pernafasan yang tidak teratur menyebabkan merusak tubuh dan anggota tubuh lainnya karena jumlah O2 yang dihirup dan CO2 yang dikeluarkan dapat mempengaruhi reproduksi O2 dan cO2 secara kurang tepat pada akibatnya tubuh kita keracunan zat. Apabila kebiasaan ini berlangsung terus menerus mengakibatkan tubuh terasa sakit, sesak nafas, hingga mengakibatkan gangguan jantung, lebih fatalnya dapat mendadak susah bernafas atau anfal jantung. Hal ini akan dapat mengakibatkan kematian. Sirkulasi pernafasan diawali dari pertukaran gas dalam darah pada saat pengambilan zat pembakaran (O2) pada saat menarik nafas yang dilanjutkan pengedaran zat tersebut ke seluruh tubuh dalam bentuk gelembung udara selanjutnya, setelah ke luar dari paru-paru karbondioksida (CO2) dihembuskan melalui cara mengeluarkan udara dengan cara menghela nafas panjang dengan melalui sistema pernafasan yang dilakukan sehingga anggota organ tubuh dalam kita langsung meregang. Latihan pernafasan dilakukan dengan cara memperbesar rongga dada dengan melakukan cara kerja otototot organ dalam pada sistema pernafasan dengan membentuk konstruksi sirkulasi udara melalui organ dalam alat pernafasan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

55

dengan cara menghela nafas panjang sehingga cara atau teknik ini dapat menghasilkan pernafasan yang baik dan benar. Pentingnya latihan pernafasan harus bekerja secara sistematis, dengan melalui kerja praktis ke arah kerja paru-paru mengembangkan bagian-bagian otot tertentu dalam menghirup nafas, posisi hidung yang terbuka baik mulai dari katup hingga pada ujung anak tekak sehingga rongga dada terbuka benar, kemudian pada saat rongga dada mngempis kemudian tulang iga bergerak sehingga memposisikan kerongkongan dan rongga perut menutup hingga mendesak udara ke luar dari paru-paru melalui hembusan nafas maka proses ini menjadi akumulasi kerja otot-otot organ dalam pernafasan kita semakin terlatih dan terbiasa. Dengan demikian terjadi kerja organ tubuh dalam pernafasan kita secara teratur dan terbiasa menjadi salah satu indikasi kerja pernafasan kita teratur baik. Dalam latihan olah tubuh tidak hanya otot-otot organ tubuh bagian luar kita saja yang dilatih, melainkan organ tubuh bagian dalam juga harus dibiasakan terlatih sehingga otot-otot dalam dan luar harus diregangkan secara seimbang. Konstabilitas ini harus terjaga. Fungsi poernafasan dan peregangan otot-otot baik organ bagian dalam maupun luar dapat memperbaiki racun dan sel tubuh yang terpakai maupun terbuang semakin menjamin kekuatannya. Hal ini pada akhirnya dapat membantu intensitas energi tubuh untuk dapat melakukan berbagai aktivitas secara maksimal dengan pemanfaatan yang optimal. Tugas: 1. Para siswa, kalian pasti telah memahami teks di atas. Sekarang coba jelaskan pernyataan di bawah ini. a. Zat apa yang dihirup kita pada saat bernafas, sebaliknya zat apa yang kita keluarkan pada saat bernafas. b. Bagaimana cara kerja otot pada saat kontraksi atau melakukan aktivitas gerakan. 2. Alat-alat pernafasan apa saja yang bekerja pada saat manusia bernafas? Sebutkan salah satu yang memiliki karakteristik untuk melakukan pernafasan pada manusia? 3. Adakah hubungan antara pernafasan yang kita lakukan dengan pemanfaatan energi secara nyata dalam kehidupan?. Bagaimana kinerja pernafasan dalam peran aktivitas penggunaan energi tersebut. Jelaskan.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

56

Apakah kalian pernah mendengar slogan yang berbunyi di bawah ini yakni. DALAM JIWA YANG SEHAT TERDAPAT TUBUH YANG KUAT Apabila slogan di atas dipahami secara sungguh-sungguh, maka tubuh kita harus diberi pelatihan gerak yang menunjang aktivitas dan vitalitas tubuh secara prima. Kesiapan kita untuk melakukan berbagai gerakan mulai dari motif gerak yang sederhana hingga pada gerakan yang memiliki tingkat kesulitan gerak akan siap secara fisik. Dengan demikian tubuh mampu melakukan gerak sesulit apapun. Kesiapan tubuh untuk melakukan gerakan mulai dari gerak sederhana hingga gerakan yang berteknik gerak tinggi dapat dilekukan secara baik dan tanpa kesulitan. Oleh sebab itu, persiapan tubuh atas pemanasan, pengembangan gerak hingga pada gerakan tari maupun balet dapat dilakukan secara baik. Secara umum uraian di atas dapat diperjelas mengenai peran dan fungsi otot serta sendi serta beberapa prinsip dasar gerakan yang dapat digunakan sebagai peragaan dalam Olah Tubuh di masa akan datang.

Sumber: Koleksi Internet Gb. 2.1 Pose penegangan otot perut dan tangan serta kaki

Sumber: Internet Gb. 2.2 Penegangan otot perut dan kaki

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

57

Sumber: Internet Gb. 2.3 Pose disain Kerucut Penegangan terletak pada dada, dan paha(penari pi) penegangan pada dua tangan, kaki ada (penari pa) Gb. 2.1 Sikap dan pose gerak tidaka ada kaki terjadi ketegangan gb 2.2 Anggota gerak bagian bawah terjadi pegenagan otot.bagian perut, dada, bagian skapula terjadi penegangan gb. 2.3

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

58

2. Anatomi Permukaan Berdasarkan porsinya, anggota tubuh kita terbagi menjadi tiga bagian yang terdiri dari anggota gerak bagian atas (Caput), anggota gerak bagian tengah (Thorax) dan anggota gerak bagian bawah (Ladix). Gerakan secara umum terbagi dalam tiga wilayah gerak. Pembagian wilayah gerak meliputi 3 katagori gerak menurut Evelyn Pearch adalah sebagi berikut, anggota gerak bagian atas (Caput) anggota gerak bagian tengah (Thorax), dan anggota gerak bagian bawah (Ladix/Pedix). Selanjutnya, ke tiga bagian anggota gerak digunakan sebagai dasar tiap bahasan gerak buku ini. Ciri anggota gerak bagian tersebut menjadi istilah buku ini. Seorang pakar tari Pendidikan dan tari Kreatif yakni Laban menjelaskan anggota gerak bagian kepala (Caput), tubuh atau badan (Thorax) termasuk tangan, kaki (Ladix) masing-masing jangkauannya berbeda kebutuhan ruang yang dimiliki. Faktor space meliputi ruang gerak, misalnya level, jarak/rentangan atau tingkatan gerak. Faktor time lebih diproyeksikan pada waktu, misalnyai durasi gerak dan dan faktor dynamics lebih menekankan kualitas atau tekstur gerak, misalnya gerak yang kuat, lemah, elastis, aksentuasi, penekanan (Ann Hutchinson, 1989:2).
Sumber: Buku Evelyn Pearch Gb. 2.4 Anatomi Tubuh Manusia

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

59

Anggota gerak di atas pada prinsipnya merupakan kesatuan yang terpisah akan tetapi dapat bekerja sama dengan baik. Masing-masing anggota gerak tubuh ini secara mekanistik dapat bergerak secara sendiri-sendiri maupun bergerak secara kordinatif.

Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2.5 Pose satu kaki tumpuan dan rentang tangan Perhatikan Gb 2.5 Tumpuan satu kaki dan rentang tangan terdapat penegangan otot tangan dan paha. Koordinasi Caput/anggota gerak atas menghadap samping kiri. Kepala bisa menghadap depan, dan badan mengikuti arah garis pandangan mata. (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari)

Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2.6 Berdiri Tegak Perhatikan gb 2.6 arah hadap frontal seluruh anggota badan dn kepala ke arah depan. Tangan kaki, tubuh tidak ada ketegangan (tention) otot anggota gerak bagian atas, tangan dan kaki bawah relaks.(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

60

3. Dasar-dasar Peragaan Seseorang yang terbiasa melakukan gerakan, tanpa persiapan apapun. Pada jaman dahulu manusia bergerak untuk naluri makan saja atau menyambung hidup. Akan tetapi sekarang nilai bergerak menjadi berubah bahwa bergerak untuk kebutuhan pemuasan batin, dan bangga untuk diri sendiri. Pada dasarnya banyak persiapan yang harus dilakukan apabila seseorang akan memulai bergerak untuk olah tubuh, menari dan senam agar benar-benar fit. Persiapan menjelang bergerak olah tubuh, menari dan senam dibutuhkan agar kita menghindari dri berbagai kemungkinan yang timbul pada waktu ke depan. Hal ini dipentingkan dalam kaitan dengan pembentukan sikap, tubuh, dan mentalita serta psikis agar benarbenar mampu menjalankan latihan dan kerja berat tubuh dalam kaitan dengan aktivitas yang harus dilakukan tersebut. Seseorang yang akan melakukan oleh tubuh, menari dan senam penting mempersiapkan tubuhnya dengan gerakangerakan pemanasan dan peregangan. Gerakan pemanasan sebagai gerakan awal bertujuan untuk mempersiapkan yang bersangkutan agar pada waktu ke depan telah siap menerima gerakan yang sulit dan memiliki tantangan kesulitan gerak secara periodik. Gerakan pelemasan dimaksud bertujuan untuk mempersiapkan diri melakukan gerakan yang memiliki beban dan gerakan yang banyak tantangan terhadap otot dan organ tubuh secara mekanistik. Gerakan pemanasan adalah gerakan ringan untuk memperkenalkan organ tubuh kita dalam bentuk gerakan kecil, gerakan pengenalan, gerakan untuk merangsang otot agar mengenali kebutuhan gerak. Gerakan pelemasan yang dimaksud adalah pelemasan otot-otot dan sendi-sendi pada tubuh manusia. Sendi dan otot diperkenalkan menerima rangsang gerak yang semula kaku dan terasa kurang memiliki daya gerak, maka latihan pelemasan menjdi salah satu rangsang otot dan sendi untuk dirangsang agar tidak kaku lagi atau lemas. Target gerakan diperkenalkan untuk memberikan rangsang awal bagi otot dan sendi. Tujuan ke depan agar kita tidak mengalami kram. Kepentingan gerakan pelemasan bagi orang yang telah lama melakukan olah tubuh, menari dan senam pada dasarnya telah dipahami. Bagi para pemula gerakan pemanasan sangat perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk pembniasaan agar pemula tidak kaget dalam melakukan aktivitas olah tubuh, menari dan senam pada kadar gerak yang berat dan memiliki tingkat

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

61

kesulitan gerak yang tinggi. Hal ini bertujuan untuk memberikan stimulus terhadap kemampuan gerak pemula dalam hubungannya dengan kebiasaan melakukan gerakan yang memiliki mtingkat kesulitan gerak tinggi, gerakan tiba-tiba, serta gerakan yang bersifat memerlukan kekuatan otot. Di sisi lain, kebutuhan pelemasan otot dan sendi dibutuhkan untuk tujuan memperkenalkan perubahan sturtur otot dan sendi secara cepat. Sebagai contoh, gerakan oleh tubuh, tari, dan senam butuh kekuatan otot dan sendi secara jelas. Penghayatan gerak tari membutuhkan penghayatan yang dalam atas kemampuan rangsang otot dan sendi secara cepat. Penguatan ekspresi gerak, ketahana gerak dalam kaitan dengan penguasaan gerak, hingga bagaimana struktur gerak yang dibutuhkan untuk mengantisipasi kecepatan dan ketahanan gerak agar memiliki kemampuan berubah maka di sini membutuhkan rangsang otot dan latihan sendi secara signifikan. Tubuh manusia yang hidup membutuhkan rangsang gerak berhubungan dengan kekuatan organ tubuh seperti paru-paru, jantung, otot, sendi dan tulang secara maksimal. Korsinasi gerak hubungannya dengan organ tubuh seperti disebut sangat erat dan saling menunjang. Organ tubuh secara langsung berhubungan dengan gerak maka terkait juga dengan otot, sendi, tulang, serta pernafasan yang dalam hal ini paru-paru, serta ketahanan gerak yang dalam hal ini jantung. Untuk mendapatkan keterampilan gerak orang yang melakukan ollah tubuh, menari dan senam salah satunya adalah mempersiapkan kerja organtubuh secara prima dan menempatkan peran fungsi kerja organ tubuh pada upaya untuk melatih dan menciptakan kelenturan dan kekuatan otot, memperkuat persendian, meningkatkan sensitifitas syarat melalaui peregangan otot, mempersiapkan kekuatan persendian dan tulang agar mampu menopang gerak dan rangsang kerja otot secara maksimal, mempersiapkan kerja sinergis pernafasan agar mampu mengembang tugas melakukan, mempertahankan, dan membuat gerakan menjadi berkualitas dan memiliki intensitas yang tinggi terhadap rangsang gerak itu sendiri. Dalam melakukan olah tubuh, menari dan senam yang bersangkutan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Porsi latihan bertahap, dimulai dari gerakan yang ringan ke berat. Sebelum melakukan gerakan harus melakukan gerakan pelemasan Memahami pengetahuan tentang otot dan sendi.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

62

Olah tubuh, menari dan senam dilakukan dari bagian per bagian atau dari konstruk ke konstruk ragam gerak.

Apabila latihan olah tubuh, menari dan senam dilakukan secara terprogram dan rutin, maka yang bersangkutan akan mendapatkan hasil yang maksimal. Hal tersebut jelas bahwa berhubungan dengan koalitas gerak dan ketahana otot dan sndi secara prima. Masalah kesiapan tubuh seorang penari, pesenam dalam kenyataan harus mampu mengatur kegiatan yang baru dilakukan kemudian dilakukan lagi gerakan peregangan. Gerak peregangan diperlukan sebagai normalisasi terhadap verja organ tubuh dan alat pernafasan sehabis melakukan gerakan yang bersifat tiba-tiba, gerakan yang memiliki beban, dan gerakan yang membutuhkan penghayatan khsusu untuk jenis karakter gerak tertentu. Gerakan peregangan dilakukan sebagai bentuk penormalan kembali kebugaran tubuh adalah sebagai tindak lanjut atas ketegangan-ketegangan organ tubuh estela melakukan verja berat dan verja keras. Normalisasi dilakukan dalam Proxy yang tidak perlu intensitas tinggi. Hal ini bertujuan agar ketegangan otot dan sndi jangan meningkat lagi. Peregangan otot tubuh memiliki tempat berpegang pada tulang. Ujung bagian otot seperti tali atau pipih (urat/tendo) biasanya menentukan letak dan daya lekat serabut ototnya. Otot dalam bentuk tendo yang panjang menempatletakan anggota badan mudah digerakan. Pada persendian origo atau serabut yang pipih yang terletak pada tulang berada di bagian prosimal, sehingga tulang prosimal pada persendian menjadi akibat dari kerja otot lain. Dengan demikian terjadi peregangan yang menyebabkan kekuatan dan ketahanan serabut otot dalam kondisi gerakan berat telah dilakukan. Hubungan arah tarikan otot dengan persendian dapat menyebabkan fleksio, adductio atau rottatio pada sebuah persendian ditentukan oleh hubungan antara arah tarikan otot dengan arah gaya gerak yang dalam posisi kontraksi. Contoh adanya arah tarikan berada di bagian anterior dapat terjadi pada extentio di tungkai bawah. Kontraksi otot dengan tarikan yang berada di bagian sendi siku akan terjadi flextio pada lengan bawah. Sebuah otot yang menarik dengan arah tarikan ke arah lateral pada sendi paha akan terjadi gerakan tungkai ke arah sendi paha tergolong pada sendi peluru yang memiliki tiga sumbu gerak. Tarikan otot lateral pada lengan bawah tidak mungkin

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

63

terjadi oleh karena sendi siku agar mempengaruhi gerak engsel .Melalui penjelasan tersebut, bahwa sendi aniaxial hanya akan terjadi gerakan flextio dan extentio saja. Hubungan tarikan otot dengan persendian perlu mendapat perhatian terutama pada jenis persendian yang memiliki tiga sumbu gerak. Kondisi yang sering terjadi bahwa gerakan pada saat itu disebabkan oleh adanya kontraksi kerja flextior, setelah titik pusat gerak sendi bekerja sebagai abductor maka sendi yang memiliki tiga sumbu gerak harus diperhitungkan kemungkinan terjadinya gerakan sampingan yang dapat terjadi apabila diinginkan. Gerakan anggota tubuh yang murni memiliki ketepatan dalam mewujudkan satu kemurnian gerak dari anggota tubuh tertentu. Aktivitas manusia yang segudang jumlahnya membuat yang bersangkutan semakin repot dan faktor kelelahan menderanya. Unsur kesibukan yang ada dan kelelahan diri yang dimiliki akan terasa dinikmati apabila kita melakukan pembiasaan kegiatan yang mampu menjunjang kesehatan dan kebugaran tubuh. Faktor yang dihadapi oleh seseorang yang sibuk dan kelelahan adalah dengan melakukan kebiasaan aktivitas kesehatan dan kebugaran tubuh secara serius dan menerapkan kebiasaan latihan yang dapat memberikan manfaat secara baik dan benar. Oleh sebab itu, di sini dibutuhkan adanya aktivitas berupa kegiatan rutin yang dapat membentuk dan menstabilkan kondisi tubuh tetap prima dan stabil. Sebagai ilustrasi: dapat digambarkan di sini, ketika sekelompok anak-anak sedang melakukan aktivitas permainan secara bersama-sama. Mereka menarik nafas dan menghembuskan nafas sekencang-kencangnya tanpa menghiraukan berbagai akibat yang ditimbulkan. Kebiasaan yang dilakukan tanpa diperhitungkan oleh anak yang bersangkutan. Manfaat yang diperoleh anak tersebut adalah kekuatankekuatan yang dihasilkan ditunjukan untuk berbagai kompetisi yang masing-masing tonjolkan. Anak-anak terbiasan melakukan kompetisi ini dengan cara dan aturan main yang disepakati bersama. Hal ini seperti dapat dilihat pada gambar di bawah yang menunjukan bahwa sekelompok anak melakukan lompatan bersama untuk meraih jangkauan tertinggi dan terjauh pada saat menceburkan diri ke sungai secara spontan. Kemampuan manusia untuk bergerak dan pindah tempat memerlukan gerakan. Gerakan memungkinkan adanya kerjasama antara rangka dan otot. Otot yang menempel pada

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

64

tulang atau rangka satu dengan lainnya menghubungkan tulang dengan kulit. Otot memiliki daya kontraksi. Oleh sesb itu otot disebut alat gerak aktif sedang tulang disebut alat gerak pasif. Tabel Hubungan Teknik Gerak, Kelenturan dan Peniruan Gerak Teknik Gerak TEKNIK GERAK : merupakan cara dan aturan di dalam melakukan gerakan yang dituntut sesuai dengan alur dan proses gerak dengan tidak menyimpang kepada konstruksi struktur anggota tubuh dengan didasarkan kepada kemampuan ketahanan, kecepatan serta keseimbangan gerak itu sendiri SIKAP TUBUH : merupakan konstruksi ideal bentuk/struktur tubuh baik dalam posisi diam maupun bergerak, sikap ini sangat baik dan benar disesuai dengan pada saat mahasiswa melakukan teknik/cara bergerak sesuai dengan diinstruksikan ataupun kebutuhan Kelenturan KELENTURAN : merupakan ekspresi gerak dalam bentuk kemampuan fleksibilitas di dalam mengembangkan dan menirukan gerak dengan ditunjang adanya keterampilan mahasiswa dalam rangka mengelaborasi unsur-unsur ketahanan, kecepatan dan atau keseimbangan INTENSITAS : merupakan kekuatan dari tata dan cara mahasiswa melakukan gerak sesuai proses dan alur secara aje/kontinyu Peniruan Gerak PENIRUAN GERAK : merupakan kemampuan untuk mengadaptasikan teknik, cara dan proses melakuan gerakan sesuai model yang dicontohkan

KETEPATAN : merupakan ukuran atau staandar gerakan yang disesuaikan dengan gerakan dimana mahasiswa diharuskan untuk dapat melakukan penyesuaian gerak dengan cara peniruan gerakan seperti gerakan yang diinstruksikan oleh dosen

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

65

lain yang berhubungan dengan tuntunan yang diharapkan STRUKTUR GERAK : merupakan aturan dan proses dimana dalam aktualisasi disesuaikan dengan kebutuhan gerak dimana salah satu atau bersama dari anggota tubuh tersebut digerakan

KWALITAS GERAK : merupakan standar maksimal kemampuan gerakan yang dituntut untuk melakukan kolaborasi gerak dalam rangka memenuhi ketahanan, kecepatan dan keseimbangan gerakan yang diekspresikan VARIASI GERAK : merupakan bentuk pengembangan gerakan dalam upaya menjajagi seberapa jauh/kreatif kemampuan elaborasi gerak mahasiwa ke dalam bentuk gerak baru

INTERPRETASI GERAK : merupakan medium bagi mahasiwa di dalam menafsirkan gerakan model ke dalam elaborasi gerakan berikut sesuai dengan kemampuan dan teknik mahasiswa yang bersangkutan

Tabel 2.1 Hubungan Teknik Gerak, Kelenturan dan Peniruan Gerak

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

66

Di bawah ini beberapa contoh gerak hubungannya dengan kelenturan, dan peniruan gerak sebagai berikut.

Sumber: Koleksi Pribadi Gb 2.7 Koordinasi 2 peraga

Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 2.8 Koordinasi 3 peraga

Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 2.9 Sinkronisasi 2 peraga Satu peraga memegang pangkal perut Kontraksi tarikan otot kaki dan tumpuan jari menjadi tumpuan Gb. 2.7-2.8. Kontraksi tubuh ketiga penari terlihat pada organ punggung, kaki dan perut, jari kaki dan tangan Gb. 2.9 (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

67

Ilustrasi gambar di atas pada dasarnya sebagai bentuk latihan sederhana dimana sekelompok anak melakukan aktivitas menarik nafas secara sederhana, kemudian melepaskanya dalam bentuk kompetisi lompatan-loncatan dalam meraih jangkauan dan tujuan. Peragaan lain yang dapat dilakukan melalui cara sebagai berikut analisis butir-butir gerakan dengan menempatkan konstruksi latihan ke arah sasaran di bawah ini

Gambar menunjukan kontraksi otot pelvis dan anggota gerak bagian bawah serta pelemasan pada anggota gerak tangan. Gb. 2.10 ini menekankan anggota gerak bagian bawah terjadi kontraksi secara keseluruhan dan otot pelvis, perut dan kaki. Sumber Internet Gb. 2.10 Tendangan ke depan bertumpu satu kaki

Tugas: Siswa-siswa telah pahami uraian di atas, bukan? Lakukan sekarang. 4. Ambil posisi berdiri sempurna, Coba lakukan gerakan rangkaian dengan berpatokan pada gambar 2.5, 2.6, dan berikutnya sesuai keiningnan kalian dengan merangkai 4 motif gerak lagi. 5. coba kalian buat rangkaian gerak dengan prinsip pada tabel rangkaian gerak seperti pada tabel 2.1!!

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

68

B. Bentuk Tubuh terbaik ANDA Secara umum Chrissie GM membagi bentuk tubuh kita menjadi 3 bentuk. Adapun bentuk tubuh dimaksud adalah sebagai berikut. 1. Bentuk Apel, Bentuk tubuh berciri Apel dimiliki oleh seseorang yang menyimpan lemak pada bagian tubuh anggota gerak bagian tengah, mulai dari dada hingga pinggul. Ciri bentuk tubuh seperti ini memiliki kecenderungan tubuh bagian luar dan dalam terkesan bulat. Tipe apel memiliki resiko terserang diabetes, stroke, tekanan darah tinggi, dan penyakit ginjal. Orang-orang yang bertipe bentuk apel perlu latihan gerakan dalam bentuk lari-lari jarak jauh, latihan gerak naik turun tangga secara rutin, dan menahan bentuk latihan olah tubuh dengan konsentrasi pada pengencangan perut, dada, dan paha. Hal ini akan berdampak kepada resiko kesehatan tubuh bagian tengah dan membuat penampilan menjadi berbeda. Anggota gerak bagian atas dan bawah kurang banyak terpengaruh oleh bentuk tubuh semacam ini. Biasanya anggota gerak yang banyak dipengaruhi adalah anggota gerak bagian tengah. Kecenderungan bentuk tubuh seperti ini biasanya memiliki kegiatan yang berhubungan dengan senam-ritmik. Kegiatan jenis ini membantu aktivitas mengekspresikan anggota gerak bagian tengan secara maksimal. Adapun sasaran gerak yang dicapai juga melibatkan anggota gerak bagian bawah semakin lincah, perpindahan posisi dan sikap lebih efektif dikembangkan melalui senam ritmik. Oleh sebab itu senam menjadi pilihan orang yang memiliki bentuk tubuh semacam ini Gb. 2.11.

Gb 2.11 Bentuk Apel memiliki ketebalan tubuh(peraga) (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ) Sumber Koleksi Pribadi

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

69

2.

Bentuk Pir, Orang-orang yang memiliki bentuk tubuh semacam ini biasanya menimbun lemak di bagian pinggul, paha, dan betis. Bentuk tubuh ini lebih memilih kegiatan yang berhubungan dengan tarian, bersepeda, atau senam sebagai pilihan yang mungkin melelahkan. Orang-orang berbentuk tubuh seperti per memiliki pinggul yang lebih lebar dibandingkan dengan lebar bahu. Kecenderungan orang yang memiliki bentuk tubuh per bagian atasnya terlihat langsing dan kurang proporsional, karena idealisme bentuk tubuh dan kondisi badan kurang harmonis. Dengan demikian kurang sesuaian bentuk tubuh bagian atas dan bawah menjadi kendala dalam melakukan aktivitas yang berhubungan dengan kelincahan, dan reflektivitas gerak yang lebih taktis dan terampil. Resiko penyakit yang ada pada orang yang memiliki bentuk tubuh pir lebih sedikit dibandingkan bentuk tubuh apel. Dalam penampilan, bentuk tubuh pir kurang percaya diri. Hal ini terkadang memberi stimulus yang kurang positif bagi orang yang memiliki bentuk tubuh pir. Biasanya sering frustasi, karena orang tipe tubuh pir sangat sulit untuk memperbaiki idealisme bentuk tubuh Gb. 2.11

Sumber Koleksi Pribadi Gb 2.12 Bentuk Pir lebih langsing(peraga) (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

70

3. Bentuk Tongkat Orang-orang yang memiliki bentuk tubuh tipe tongkat memiliki pinggang yang lebih kecil dibandingkan dengan bentuk pinggulnya. Orang yang memiliki tipe tubuh ini dikatakan kurus, langsing, dan ceking. Mereka yang bertipe pinggul kecil seperti ini tidak kelebihan berat badan. Dalam skala ukur yang klasik, pinggang yang lebih besar dibandingkan dengan pinggulnya dapat mempengaruhi cara aktivitas dan pada selanjutnya apabila mengalami perkembangan bentuk badan orang tipe ini akan berbentuk seperti tipe apel. Beban berat yang susah dihilangkan adalah orang tipe bentuk tongkat sangat sulit dan sangat lama mengurangi berat badan secara proporsional. Oleh sebab itu kegiatan menari sangat dianjurkan untuk tipe bentuk tubuh ini, atau menggunakan alat kesehatan yang memiliki resistensi untuk mengurangi berat badan untuk bentuk tubuh yang memiliki kegemukan di daerah pinggul. Aktivitas yang biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki tipe bentuk badan seperti ini adalah menari, jalan cepat, bersepeda, dan aktivitas dengan menggunakan alat pelangsing pinggul.

Sumber Koleksi Pribadi Gb 2.13 Bentuk tongkat lebih kuruslagi(peraga) (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

71

Dalam perkembangan jaman seperti Semarang ini, masalah yang terjadi di masyarakat dalah bahwa kecenderungan banyak wanita berusaha untuk memiliki tubuh yang ideal dan sempurna. Idealisme wanita untuk dapat memiliki bentuk tubuh yang diharapkan dalah bahwa kebutuhan bentuk tubuh yang sempurna menjadi idaman banyak wanita. Di camping idealisme bentuk tubuh wanita menjadi idaman banyak wanita, bentuk pinggul dan paha juga jadi pilihan lain agar tubuh wanita menjadi tidak gamang atau canggung apabila keseluruhan posturnya menjadi idaman banyak kaum lelaki. Kecenderungan pilihan postur yang dapat didentifikasi yakni bahwa masalah bagian tubuh yang lebih tabal biasanya lemak, dan ketebalan lemak yang ada biasanya susah diubah bentuknya. Beberapa orang yang memiliki pinggul dan tulang pinggul yang lebih lebar sehingga tidak ada latihan yang dapat atau mampu mengubah struktur dasar tulang yang dimiliki oleh mereka yang bertulang pinggul tabal. Identifikasi bentuk tubuh ini kaitannya dengan porsi tubuh yang ideal berhubungan juga dengan bentuk pinggul dan paha yang harmonis. Klasifikasi tipe tubuh lainnya yakni somatotif dibedakan berdasarkan kecenderungan yang dimiliki adanya otot dan lemak yang menempel dalam tubuh atau tulang. Beberapa studi yang membedakan bentuk tubuh wanita yang menunjukan bentuk tubuh dan keharmonisannya. Keharmonisan bentuk postur tubuh dimaksud secara umum dapat dibagi menjadi 3 golongan (Chrisie G-Mundy) yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Bentuk ektomorf Mereka yang memiliki bentuk tubuh seperti ektomorf dicirikan adanya bentuk tubuh yang panjang dan tinggi. Orang orang tipe tubuh seperti ini cenderung sulit menambah berat badan. Bentuk tubuh seperti ini biasanya dimiliki oleh orang-orang yang berprofesi foto model, penari, pesenam, dan pejalan kaki atau pelari jarak jauh. Upaya meningkatkan berat badan Sangay sulit dilakukan oleh wanita bertipe ini. Orang-orang yang memiliki tipe bentuk tubuh seperti ini Sangay sedikit. 2. Bentuk Mesomorf Bentuk tubuh seperti mesomorf dicirikan dapat membentuk otot dengan cepat. Kecenderungan orang yang berbentuk tubuh mesomorf pendek dan gemuk.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

72

Orang-orang tipe tubuh mesomorf cenderung kuat dan sulit untuk mengurangi berat baan. Kapabilitas menambah berat badan melalui banyak aktivitas yang dilakukan. Bentuk tubuh mesomorf biasanya menunjukan berat badan yang lebih besar saat berdiri di atas timbangan, hal ini terjadi disebabkan perbandingan jumlah otot lebih banyak dari pada jumlah lemak di dalam tubuh. Minat kegiatan yang dimiliki oleh orang-orang tipe ini berprofesi orang yang senang senam ritmik, wanita yang berprofesi olah ragawati, wanita yang banyak aktivitas duduk terus menerus dalam aktivitas kerjanya. Upaya penambahan berat badan, penyaluran energi, dan pemanfaatan melakukan Olah tubuhnya lebih ditujukan untuk kebugaran, kesehatan, dan memenuhi peluang waktu yang cukup panjang. 3. Endo MOrf ahila bentuk tubuh yang berpresentase lemak sedikit. Hal yang harus diingat bahwa mempertimbangkan bentuk tubuh yang bersumber pada 3 katagori, seperti disebut di atas bentuk tubuh terakhir adalak Endomorf. Bentuk tubuh endomorf dimiliki oleh orang-orang yang cenderung memiliki presentase lemak tubuh yang lebih tinggi dan membutuhkan banyak waktu yang lebih lama untuk mengurangi lemak tubuh. Berat badan yang dimiliki menunjukan lebih besar. Mereka berdiet dan rajin berolah raga. Mereka memiliki otot yang lebih lembut dan daya tahan tubuhnya lebih constan dibandingkan dengan ke dua bentuk tubuh di atas. Tugas: Para siswa bentuk tubuh manusia bermacam-macam. Bagaimana bentuk tubuh kalian sendiri. Coba sekarang lakukan gerakan yang sesuai bentuk tubuh kalian. 1. Ambil posisi berdiri sempurna, Coba lakukan gerakan rangkaian dengan berpatokan pada gambar 2.5, 2.6, dan berikutnya sesuai keiningnan kalian dengan merangkai 4 motif gerak lagi. 2. Coba kalian lakukan gerakan sesuai beberapa motif pose yang ada dalam gambar-gambar motif bentuk tubuh pada uraian buku ini. Gerakan lain dapat kalian lakukan melalui gabungan antara bentuk tubuh dengan prinsip pada tabel rangkaian gerak seperti pada tabel 2.1!!

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

73

C. Teknik Gerak melalui Pengolahan dan Pelenturan Tubuh 1. Kesiapan Tubuh dan Pengolahan Otot Dalam bagian yang mempelajari anatomi, ilmu urai yang mempelajari suatu bangun atau bentuk dengan uraian-uraian ke bagianbagian yang melandasinya. Ilmu urai gerak dapat dibagi ke dalam alat gerak pasif dan alat gerak aktif yakni otot-otot tubuh kita. Kita diharapkan mempelajari sifat-sifat jaringan otot. Jaringan otot memiliki daya elastisiteas (pegas daya kerut, dan daya ulur. Daya pegas atau elastisitas dan daya kerut yang dimiliki satu jaringan otot menyebabkan otot bersifat elastis. Apabila kekuatan daya elasitas terhenti, maka otot yang bersangkutan akan kembali pada keadaan panjang semula. Menurut beberapa penelitian yang pernah dilakukan, otot dapat mengkerut hingga setengah panjang normalnya. Panjang serabut otot yang dapat mengkerut struktur otot akann mempengaruhi tingkat kependekannya. Perbedaan struktur susunan otot yang melekat pada sendi atau tulang membedakan tingkat klasifikasi kemampuan mendatangkan enersi agar mampu bergerak khususnya di dalam rangka. Dengan demikian apabila terjadi peregangan, maka kontraksi otot akan cepat kembali semula. Kemampuan otot untuk mengkerut dan meregang mampu menghadirkan enersi terutama untuk memenuhi kebutuhan gerak, dengan itu kapasitas gerak yang mampu dikembangkan oleh otot dalam menjelajah intensitas gerak yang mampu dilakukan menjadi bentuktersendiri ketahanan, kelenturan , dan intensitas otot dalam menghadirkan sumber gerakan. Dalam upaya menyusun ragam-ragam gerak secara utuh harus dikordinasikan antar anggota gerak dengan anggota gerak lainnya. Elemen gerak yang mampu dengan cara menyusun pola dan kordinasi gerak, maka gerakan yang timbul menjadi gugus gerakan yang terangkai secara alami. Menurut pengolahan elemen-elemen dasar maka pola gerak dapat terangkai melalui kordinasi. Untuk keperluan olah tubuh, tubuh sebagai alat gerak. Gerakan-gerakan tertentu dapat dikembangkan melalui gerakgerak dasar tubuh secara teknis. Kemampuan dan kelenturan yang dapat dilakukan bergantung dari kebiasaan, ketepatan, dan rangsang gerak yang sering digunakan secara intensif. Elemen gerak dipelajari dalam bentuk ragam-ragam gerak pada suatu tarian. Pada pengetahuan olah tubuh, gerak dilakukan berdasarkan rangsang gerak baik yang datang dari otot tak sadar

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

74

yang disebut otot badan. Jaringan otot yang membentuk alat gerak kita bersifat aktif. Otot tersebut merupakan pembawa kontraksi yang sangat besar. Pembawa kemungkina gerak dimaksud disebut miofibril yang terdasap di dalam sel-sel otot yang dibedakan menjadi 3 yakni otot polos merupakan otot pembelah yang bertugas mempertahankan kontraksi. Otot sarang lintang membentuk otot yang cepat kontraksinya. Kerja otot ini bekerja menurut kemauan kita. Otot jantung membentuk jaringan jantung, dan merupakan media diantara otot polos dan otot badan. Untuk mempertegas bahwa elemen gerak yang digunakan untuk pendorong aktifnya otot dalam memberikan aset intensitas gerak, perlu dipelajari elemen gerak yang ada hubungannya dengan elemen gerak pada sikap dasar badan kita kaitannya dengan latihan olah tubuh. Elemen dasar yang perlu diketahui untuk kepentingan olah tubuh sebagai berikut adalah Sikap Jongkok, Nungging, Kangkang, Jinjit, dan duduk serta tiduran (Anonim: 1989, 4-18). Beberapa contoh sikap gerak dasar yang pada selanjutnya digunakan sebagai landasan kordinasi gerak dapat dilihat melalui gambar-gambar dibawh ini adalah sebagai berikut:

Sumber Koleksi Pribadi Perhatikan Gb. 2.14 Posisi tidur terlentang dan penegangan otot kaki, perut, Tangan. (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

75

Sumber Koleksi Pribadi Perhatikan gambar Duduk santai, kontraksi kaki menarik pangkal kaki ke depan ke belakang Lihat gambar 2.15 A (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

Peragaan gerakan yang ditujukan ke anggota gerak bagian bawah perlu dilakukan. Hal ini untuk mencegah agar tidak kram atau kesemutan. Tujuan pemanasan dilakukan untuk anggota gerak bawah untuk meopang kemampuan kaki sebagai penyangga dan melakukan aktivitas berhubungan dengan perpindahan tempat dan teknik jalan, lompat, loncat. Latihan dilakukan dengan menekuk kaki ke atas-ke bawah, meluruskan-menekuk kaki, serta lari di tempat maupun lari pemanasan dengan mengelilingi area latihan. Lihat latihan di bawah ini sebagai contoh yaitu jongkok berdiri.

Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2.15 B Sikap ketegangan paha pada sikap Jongkok Motif jongkok memperhatikan posisi kaki jinjit. Sikap ini diteruskan berdiri kembali kejongkok, diulang berkali-kali Tumpuhan berat badan pada ujung kaki. (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

76

Lakukan beberapa gerakan berasal dari sikap dasar di atas beberapa menit. Latihan gerak bertumpu pada pelemasan badan dengan cara membongkokkan dan tegakkan badan, jinjit dan naik turun, serta memainkan salah satu kaki dengan bertumpu pada kaki penyangga kanan dan kiri secara bergantian. Perhatikan contoh pose yang menunjukan latihan untuk persiapan tubuh dan anggota gerak bagian bawah.

Sumber Koleksi Pribadi Sumber Koleksi Pribadi Sumber Koleksi Pribadi Gambar dalam sikap Nungging dapat dilakukan gerakan melibatkan pinggul dan kepala mengulur ke bawah, lutut tetap lurus. Kedua tangan membuka kedua kaki jinjit. Gerakan dapat dilakukan dengan melakukan tarikan anggota tubuh bagian tungkai dan kepala tegap, agar tidak pusing. Pada gerak dasar berikut Kedua kaki jinjit angkat kedua kaki ke atas berkali kali Gb. 2.16-2.18 Perhatikan gambar sikap di atas tetap santai, Kontraksi pada kaki. (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

77

2. Pemanasan dan Gerak Dasar Seperti telah disinggung pada uraian terdahulu, bahwa pemanasan atau pengenalan gerak dilakukan pada tahap yang paling awal. Gerakan gerakan yang dilakukan merupakan gerakan yang berhubungan dengan pengenalan gerak. Porsi gerakan pemanasan lebih diutamakan untuk pengenalan gerak terhadap rangsang otot yang berada pada daerah setempat dimana gerakan tersebut ditujukan. Gerakan lebih difokuskan pada tujuan gerak untuk merangsang otot yang berhubungan dengan sentral gerakan. Pada gerakan pemanasan lebih khusus untuk merangsang sensori otot yang paling utama pada sentral gerak. Dengan demikian terjadi penciptaan gerak dasar pada anggota gerak bagian dimaksud. Secara pintas beberapa gerakan pemanasan dapat dilakukan mencakup pada bagian anggota gerak tertentu serta untuk tujuan tertentu pada sesnsori gerakan yang ada. Beberapa tip gerakan pemanasan dapat diuraikan adalah sebagai berikut: a. Gerak anggota gerak bagian atas atau kepala (Caput) terdiri dari gerakan mengangguk-anggukan dan menengadahkan kepala, menggeleng-gelengkan kepala, memiringkan kepala ke samping kanan dan kiri, serta memutar kepala ke arah kanan dan kiri melingkar 360 derajad secara teratur. b. Gerakan kepala di atas, dimulasi gerakkannya dapat dilakukan pada saat tubuh sedang duduk, berdiri dengan merapatkan ke dua kaki dengan tangan sikap sempurna dan lepas ke bawah, atau posisi kaki kangkang dengan membuka pada posisi yang ideal sesuai kebutuhan bagi yang melakukan. c. Pada pola latihan pemanasan gerak berikut dapat dilakukan terutama hubungannya dengan gerakan kaki. Kaki dari posisi berdiri sempurna kemudian jongkok, menungging, berdiri. Posisi thorax megikuti gerakan atau mengisi sinkronisasi gerak dalambentuk tangan di pinggang, atau memposisikan berada menjulur ke depan.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

78

Perhatikan contoh pose yang menunjukan latihan untuk persiapan tubuh dan anggota gerak bagian bawah.

Sumber Koleksi Pribadi Perhatikan gambar Gb. 2.19 Salah satu contoh gerakan pada latihan sinkronisasi kedua kaki menekuk tangan menjulur ke depan dada Perhatikan gambar tekukan kaki merendah santai, Kontraksi pada kaki Gb. 2.19 (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

d. Gerak latihan pemanasan berikut dapat dilakukan dengan gerakan pada pola senam lantai. Porsi tubuh dan bagian anggota gerak berada pada posisi di atas lantai secara maksimal. Ketentuan umum yang dapat digarisbawahi adalah bahwa dominasi gerakan berada pada level bawah, lebih dominan di atas lantai, dan perkembangan gerak dan variasinya lebih diutamakan untuk tujuan penguatan otot tertentu pada sasaran gerak dimaksud. Adapun jenis dan macam gerakan dapat diuraikan adalah sebagai berikut:

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

79

Apabila kalian memerlukan alas untuk landasan, siapkanlah peralatan tersebut, kemudian porsi gerak lakukan mulai dari tidur sempurna, angkat salah satu kaki ke atas sehingga membentuk sudut 90 derajad secara bergantian antara kaki kanan dan kiri. Lakukan gerakan tersebut beberapa kali, kemudian ubah variasi gerakan Lipat kedua kaki dan lurudkan kembali. Gerakan tersebut lakukan beberapa kali. Latihan ini untuk tujuan penguatan pelvis atau pinggul kita. Di sisi lain sasaran gerk juga untuk kebutuhan penguatan otot kaki mulai dari anggota gerak bagian bawah(ladix) hingga pangkal pinggul. Gerakan berikut adalah lipat kaki dan gulingkan ke arah sisi lawan dari bagian kaki dilipat, gulingkan ke arah samping kanan dan kiri secara bergantian. Latihan ini ditujukan untuk penguatan otot bagian paha dan pinggul secara sinergis. Lihat gambar di bawah ini menunjukan bentuk latihan yang dilakukan.

Sumber Koleksi Pribadi

Gambar 2.20 Tidur posisi kaki satu dilipat ke dalm Perhatikan gambar Tiduran sambil mengangkat kaki sebelah membentuk kaki bagian bawah sejajar tubuh. Kontraksi kaki dan perut dengan menari dan meletakan kembali kaki posisi tidur lurus. Lihat gambar 2.20 (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

80

Perbedaan gerakan dapat dilakukan untuk mengetahui bagaimana kontraksi otot pinggul dapat dirasakan. Hal ini dengan melakukan gerakan sebagai berikut.

Sumber Koleksi Pribadi

Gb. 2.21 Kaki kanan di lipat direbahkan ke sisi kiri dari posisi dasar Perhatikan gambar Duduk santai, Kontraksi pada kaki Gb. 2.21 (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

e. Gerak latihan pemanasan berikut dapat dilakukan dengan melakukan laihan gerakan dengan posisi awal duduk sempurna, buka kaki lebar sehingga membentuk posisi 90 derajad atau lebih. Anggukan kepala, badan, dan lipat punggung semaksimal dapat dilakukan. Arag gerakan badan adalah membungkukan sesuai lebar kaki. Pembagian porsi arah gerakan menurut kita sesuai dengan pola gerakan yang sarankan untuk beberaka kali gerakan dan diulang secara terstruktur. Sasaran gerak ditujukan untuk penguatan otot pinggang, Pinggul (pelvis), dan otot kaki pada saat meregang dan menegangkan otot bagian Paha (Femur), Betis (Febula). Kecermatan gerakan dan cara merasakan kontraksi otot harus dihayati. Hal ini menjadi dasar bagaimana merasakan gerakan agar dapat dilakukan baik dan benar. Cara tersebut dengan tujuan untuk menghindari terjadinya salah urat dalam melakukan gerak dimaksud. Secara akumulasi kedua gerak paling akhir pada dasarnya merupakan gerak rangkaian. Tujuan simulasi

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

81

gerak untuk mendapatkan potensi sentral gerak pada daerah pinggul secara jelas dan dapat dihayati. Pada sesi berikut adalah latihan yang ditujukan untuk sasaran yang sama namun untuk bentuk yang berbeda adalah membuka kaki kemudian menempelkan kedua tangan ke lantai dan lipat badan kita hingga benarbenar merapat ke lantai. Contoh gerakan dapat dilihat melalui gambar di bawah ini.

Sumber Koleksi Pribadi

Gb. 2.22 Duduk kaki terbuka sumbu tgerak di pantat . Perhatikan gambar: pose menunjukan sesi kedua latihan Gb.2.22 dapat diperagakan melalui format pose dasar di atas. Perhatikan gambar Duduk santai, Kontraksi pada kaki (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

f.

Porsi gerakan pemanasan dapat dilakukan dengan melalui motif gerakan tidur tertelungkup, kemudian lipat kaki atau anggota gerak bagian bawah secara bergantian antara kaki kanan dan kaki kiri. Posisi dasar berikut lakukan gerakan berguling-guling ke arah kanan maupun kiri. Porsi latihan ini adalah untuk penguatan otot paha dan otot tangan. Gerakan ini dibarengi dengan meluruskan tangan ke atas lurus searah dengan badan. Latihan ini merupakan peregangan pada otot-otot paha, tangan, dan perut.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

82

Untuk mendapatkan bentuk penghayatan pada gerakan yang dimaksud maka coba perhatikan gambar di bawah ini. Lakukan petunjukan yang tertera pada petunjuk gambar.

Sumber Koleksi Pribadi

Gb. 2.23 Tidur tertelungkup dengan ke dua tangan menyangga kepala

Sumber Koleksi Pribadi

Gb. 2.24 Tidur tertelungkup menarik kaki ke dalam punggung kembali lurus lagi, Gerakan diulang beberapa kali atau variasi dengan satu kaki secara bergantian dan bervariasi lihat gambar 2.25 (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

83

Di bawah ini beberapa gerak pemanasan mulai dari sikap tidur, duduk, hingga pada gerakan berdiri secara bervariasi. Sebagian contoh lihat gambar di bawah ini, yaitu:

Sumber Koleksi Pribadi Posisi tidur sambil mengangkat ke dua kaki hingga membentuk 90 derajad. Konstruksi sikap dasar dikembangkan melalui gerakan kaki ke berbagai arah. Lakukan latihan beberapa menit. (Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

Sumber Internet Pengembangan gerak mulai dari mengangkat kaki lurus ke atas, bertumpu pada satu kaki.Gerakan dilakukan secara koordinasi dan kerja sama melalui 2 penari dalam bentuk pengolahan ruang Gb. 2.26 da 2.27

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

84

Latihan gerakan yang bersifat penguatan bagian lain dapat dilakukan dalam bentuk penguatan otot anggota gerak bagian bawah dan perut secara sinergis. Pola gerakan bertumpu pada proses berdiri kemudian membongkuk hingga tangan menyentuh lantai. Pola gerakan ini bertumpu kepada gerakan naik turun secara teratur bagian pinggul secara terus menerus. Gerakan dilakukan beberapa kali, kemudian divariasi ke gerakan dengan menggeser tangan sebagai tumpuan melontarkan ke dua kaki ke arah belakang. Kombinasi gerakan lain kaki bertumpu pada ke dua belah kaki, posisi tidak semitris. Gerakan kaki ke depan dan ke belakang secara bergantian. Gerakan diulang dan direvitalisasi menjadi bentuk gerakan baru yang memungkinkan berdiri atau bertumpu pada ke dua tangan(standent). Kaki diangkat ke atas bila bisa dilakukan dalam konstruksi kedua kaki lurus benar. Sebagai ilustrasi, Latihan standent dilakukan dengan bersandar pada tembok atau dinding, sehingga bis tepat rata benar.. Hal ini menjaga agar keseimbangan tubuh saat sandar di dinding tembok sebagai sandaran.

Gb. 2.28
Sumber Koleksi Pribadi Sumber Koleksi Pribadi

Sumber Koleksi Pribadi Gambar 2.28-2.30Sinkronisasi pengembangan sikap dasar Nungging ke berbagai bentuk gerak dengan menggeser salah satu kaki menjadi tumpuhan. Gerakan dilakukan beberapa kali (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

85

Untuk mendapatkan bentuk penghayatan pada gerakan yang dimaksud maka coba perhatikan gambar di bawah ini. Lakukan petunjukan yang tertera pada petunjuk gambar.

Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2.31 menunjukkan Pengolahan gerakan kepala dan seluruh anggota badan agar terjadi akumulasi peregangan di bagian perut, tangan, dan kepala.

Sumber Koleksi Pribadi

Perhatikan contoh latihan Kordinasi gerakan bagian samping peraga dalam upaya melatih otot bagian samping perut, dada, pingganag, dan paha sampng Gb. 2.32. Perhatikan gambar Duduk santai, Kontraksi pada kaki Gb. 2.31 (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

86

3. Gerak dan Keseimbangan Gerak merupakan pengalaman yang paling awal dalam kehidupan manusia. Manusia melakukan gerakan untuk memenuhi sejumlah aktivitas, mobilisasi ruang dan penjelajahan diri dengan memanfaatkan media ungkap gerak. Aktivitas dan mobilisasi gerak di atas dapat dikontrol melalui pengerahan enersi atau kekuatan gerak. Konstruksi pengerahan enersi dapat dilakukan secara berbeda-beda. Masing-masing kekuatan pengerahan enersi mampu menciptakankesan indah dan bernilai artistik. Pengendalian gerak merupakan proses pengendoran dan penegangan kekuatan otot terhadap tendon secara terkendali. Dalam kenyataan sehari-hari, penguasaan kekuatan otot terhadap tendon dilakukan dengan cara-cara yang unik, strategis, efektif dan efesien apabila terkontrol secara baik. Strategi ini disebut teknik gerak yang teratur dan terkontrol secara mekanistik. Teknik gerak tergantung kepada aksi sebab dan akibat yang dilakukan secara sadar dalam bentuk gerakan yang terkendali. Terciptanya gerakan yang memenuhi artistik gerak dan membentuk aktualisasi aspek-aspek imajinasi kepekaan gerak, dan perkembangan psikologis seseorang dapat disebut sebagai gerakan yang seimbang. Kebersamaan antara gerkan yang terkendali dan diimplementasikan secara seimbang dilakukan melalui kendali seluruh bagian anggota gerak manusia mulai dari anggota gerak bagian atas, tengah, dan bawah secara bersama dan kordinatif. Pada bagian-bagian tubuh yang bergerak sendiri-sendiri maupun secara bersama dalam kordinasi yang harmonis sangat dibutuhkan oleh aktivitas Olah Tubuh. Kesemua bagian dari anggota gerak bagian atas, tengah, dan bawah pada prinsipnya dilalui melalui aksi tention dan balance. Pada sisi lain, anggota gerak bagian tubuh yang tidak bergerak berada pada posisi sikap relaks, tidak ada penegangan, dan menjurus kepada status anggota tubuh yang tidak bergerak/statis. Kebutuhan gerak tergantung bagaimana dan untuk apa tujuan gerakan tersebut digerakan. Pengembangan gerakan dapat dikolaborasi secara sendiri-sendiri dalam bentuk gerak mandiri maupun dalam kelompok. Untuk memenuhi variasi gerak, selanjutnya diciptakan bentuk aktualisasi hasil kreatif gerak yang mampu diungkapkan oleh siswa dalam kegiatan Olah Tubuh, menari maupun kegiatan senam.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

87

Semakin banyak pengalaman gerakan yang dapat dilakukan oleh siswa, semakin banyak pula dasar-dasar gerak yang digunakan untuk merekonstruksi pengalaman Olah Tubuh secara maksimal. Siswa diberi banyak pertanyaan tentang jenis gerakan, motif gerakan, dan gerakan yang diciptakan oleh siswa sendiri adalah kompetensi belajar Olah tubuh yang ditargetkan. Dalam hubungan itu perlu ditambahkan, pembentukan pola-pola pengalaman gerak sebagai tujuan belajar siswa dalam Olah tubuh tidak boleh dilupakan bahwa keputusan akhir menyengkut kemampuan siswa mempertimbangkan terpilihnya bentuk gerak yang mendasari konsep penyusunan gerak, mereduksi gerak hingga penciptaan gerak-gerak secara mandiri menjadi gerak kreatif siswa sangat didamkan oleh guru dan pendidik atau instruktur Olah Tubuh siswa.

Sumber Internet

Perhatikan Gb. 2.33 Contoh gerak: Latihan keterpaduan teknik gerak ketika penari naik ke bahu penari putra. Gerakan lebih diproyeksikan pada sinkronosasi.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

88

Untuk memperkaya khasanah gerak siswa, diperlukan adanya pencarian gerak untuk merekonstruksi gerakan dapat dilakukan dengan cara-cara melakukan pelatihan dan penjelajahan gerak. Jelajah gerak dilakukan dengan memanfaatkan pengembangan gerak berdasarkan hasil pelatihan gerak yang sudah ada, mengubah gerak sehari-hari menjadi bentuk gerak baru yang dibungkus ke dalam gerak estetik, respons ritmis, modifikasi gerak secara bertahap, hingga mengungkapkan pengalaman-pengalaman ritmis ke dalam imajinasi tertentu berhubungan dengan kemampuan untuk mengadopsi gerak, memvariasi gerak, hingga kepada kepekaan mencipta gerak.

Gb.2.34

Sumber Internet

Sumber Koleksi Pribadi

Gambar 2.34 dan 2.35 Improvisasi lompatan dan kesan sesaat di udara, Gambar kedua menunjukan:kerja sama 2 penari dengan berbagai aspek, penguasaan gerak, kelenturan gerak, dan kekuatan otot kaki dalam Gb. 2.35 menunjang teknik dan intensitas gerak. (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

89

Kedua gambar di bawah ini menunjukan perbedaan keseimbangan tubuh peraga. Gambar atas menunjukan pola motif gerak yang masih kurang sempurna, namun bentuk dan latihan dapat digunakan sebagai bahan latihan rutin yang mampu menjadi pendalaman keseimbangan tubuh secara perlahan namun pasti.

Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2.36 Tangan menahan tarikan kaki, penegangan pada kaki

Sumber Modern Dance Joan Martin Gb. 2.37 Tangan dan kaki saling tarikan, pada saat melompat Gambar 2.36 dan 2.37 memperlihatkan sebagai Kedua gambar menunjukan keseimbangan gerak pada saat melayang dan pada saat kordinasi antara dua penari putra dan putri. Perhatikan gambar Duduk santai, Kontraksi pada kaki (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

90

Sinkronisasi kedua peraga di bawah ini menunjukan kematangan, totalitas penghayatan gerak, dan teknik gerak secara profesional. Perbedaan penghayatan terdapat pada cara memperagakan gerak sinkronisasi. Gambar atas masih dalam taraf belajar, gambar bawah dilakukan penari profesional secara baik dan sempurna.

Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2.38 sinkronisasi 2 peraga kerjasama mengisi ruang gerak (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

Sumber Modern Dance John Martin Gambar 2.39 adalah gambar menunjukan keseimbangan gerak pada saat menahan tumpuan penari yang sedang melayang di udara.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

91

Teknik gerak keseimbangan yang lebih baik dan cukup memadai untuk ukuran penari profesional tergambar pada cara dan kemampuan mengungkapkan teknik gerak. Sinkronisasi dan keterauran mengatur ritme gerak mampu dilakukan bagi peraga yang memiliki pengalaman dan profesional.

Sumber Modern Dance John Martin Gb. 2.40 Gerak melayang posisi miring pada saat melompat.

Sumber Modern Dance John Martin Gambar 2.41 Gerakan menunjukkan sinkronisasi gerak intensitas melayang di udara dalam teknik lompatan. Gambar Gb. 2.40 dan 2.41 memperlihatkan sebagai berikut: Kedua gambar menunjukan keseimbangan gerak pada saat melayang di udara oleh penari putri tunggal dan kelompok penari putra.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

92

Untuk mendapatkan bentuk penghayatan pada gerakan yang dimaksud maka coba perhatikan gambar di bawah ini. Lakukan petunjukan yang tertera pada petunjuk gambar.

Sumber Koleksi Pribadi Gambar 2.42 menunjukkan sinkronisasi gerak 2 peraga putri.

Sumber Koleksi Pribadi Gambar 2.43 Kesatuan kesan dengan beragam penghayatan gerak oleh peraga putri. Perhatikan gambar Duduk santai, Kontraksi pada kaki (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

93

4. Kedudukan, Sikap dan Posisi Tubuh pada saat Gerak 4.1 Gerak dan Tubuh Gerak terlihat secara jelas apabila sesuatu benda mengalami perpindahan dari satu posisi ke posisi lain, satu tempat ke tempat lain, atau satu sikap ke sikap lain. Pada manusia gerakan dapat terlihat dalam bentuk gerakan tubuh manusia. Dalam gerak terkandung tenaga atau energi yang mencakup ruang dan waktu. Gejala gerak menjadi pertanda kehidupan. Gerakan yang timbul sebagai bentuk tenaga, dan proses gerak berlangsung pada manusia memerlukan ruang, waktu, situasi dan kondisi yang berhubungan tenaga. Besar kecil tenaga yang dibutuhkan dapat mempengaruhi ekspresi yang ditimbulkan. Gerak tubuh yang bersifat komunikatif berhubungan dengan ekspresi penghayatan yang dilakukan. Ekspresi kemarahan membutuhkan penghayatan gerak yang lebih banyak dibanding kesediahan. Begitu pula sebaliknya ekspresi kesediahan yang berlebihan pada saat tertentu dapat menimbulkan penghayatan gerak yang berlebihan, karena berhubungan dengan kurangnya kontrol penghayatan secara teknis. Dengan demikian penghayatan ekspresi dalam tari dibutuhkan penghayatan ekspresi teknis yang mendalam. Gerakan dapat dilakukan di tempat, pada saat lain memerlukan perpindahan tempat. Di sisi lain gerakan yang dilakukan di tempat, biasanya lebih membutuhkan ruang gerak dan volume gerak. Dua unsur ruang gerak dan volume gerak menjadi tumpuan gerakan tersebut dilakukan secara jelas dan masing-masing akan nampak perbedaannya khususnya untuk suatu penghayatan gerak. Dalam tari kedua gerak di tempat dan berpindah tempat apabila dipadukan secara baik dapat memberikan kesan gerak yang dinamis. Kedinamisan gerak lebih berkembang variatif apabila terjadi sinkronisasi gerakan secara variatif dan dinamis melalui penghayatan ekspresi gerak yang teknis tinggi. Kedinamisan dan kevariasian gerak dapat tercapai dengan melalui gerkan peralihan yang sesuai, sehingga gerakan lancar atau tidak terkesan terputus. Kelancaran gerak inilah yang dalam tari disebut sebagai gerakan yang teratur atau seperti aliran air(mbanyu mili). Gerakan yang bersifat air mengalir sebagaian banyak menjadi ciri gerakangerakan untuk tari putri. Sebaliknya, gerakan yang bersifat patah-

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

94

patah dan lebih digerakan secara tegas dan cepat lebih dominan sebagai ciri gerakan tari putra. Gerakan bersifat lembut dan mengalir, serta terputusputus dan tegas merupakan pola gerak yang menjadi ciri pembeda antara gerakan tari putra dan tari putri. Gerakan yang berada diantara gerakan berciri stakato atau patah-patah dan mbanyu mili, disebut gerak tari tengahan, biasanya dilakukan untuk jenis karakter herak tari tengahan atau alusan. Uraian ciri gerak ini sering dilihat pada jenis tari yang berasal dari daerah jawa(tari Surakarta dan tari Yogyakarta). 4.2 Gerak pada Anggota Gerak Bagian Tubuh Gerakan secara umum anggota gerak terbagi dalam tiga wilayah gerak. Hal ini seperti telah dijelaskan terdahulu bahwa pembagian wilayah gerak sesuai tubuh manusia dalam 3 katagori gerak dikembangkan oleh Evelyn Pearch yakni anggota gerak bagian atas (Caput), anggota gerak bagian tengah (Thorax), dan anggota gerak bagian bawah (Ladix/Pedix). Selanjutnya, ke tiga bagian anggota gerak dikembangkan dalam pembahasan buku ini sebagai ciri bagian gerak. Secara umum ke tiga bagian anggota gerak tersebut dikatagori ke dalam anggota gerak yang lazim disebut dan istilah kunci peta konsep anatomi tubuh sesuai menurut uraian buku ini. Pakar tari Pendidikan bernama Rudolf Laban menjelaskan anggota gerak bagian kepala (Caput), tubuh atau badan (Thorax) termasuk tangan, kaki(Ladix) masing-masing jangkauannya berbeda atas kebutuhan ruang. Ruang gerak misalnya level, jarak/rentangan atau tingkatan gerak. Ruang Waktu lebih diproyeksikan pada durasi gerak dan dynamics gerak lebih menekankan kepada kualitas atau tekstur gerak. Misalnya gerak yang kuat, lemah, elastis, aksentuasi, penekanan (Ann Hutchinson, 1989:2). Kegiatan penciptaan gerak pada dasarnya sebagai landasan bagi siswa terhadap penciptaan bentuk gerak. Upaya menciptakan bentuk gerak meruapakan langkah konkret konstruksi penciptaan bentuk gerak. Penciptaan bentuk gerak sebagai bagian dari alih transformasi tentang respons-respons imitatif ke dalam konsep imajinasi. Konsep ini selanjutnya diberi bentuk, konvigurasi, dan kekuatan-kekuatan yang disebut gestalt adalah menjadi simbolisasi aransemen gerak dan identitas sikap, posisi, maupun perubahan tentang aspek gerak. Komunikasi melalui gerak yang dapat diidentifikasi memberikan stimulus sebagai rangsang aktif bagi siswa untuk

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

95

melakukan perubahan sikap, posisi dan kedudukan gerakan di dalam ruang. Oleh sebab itu, masalah gerak dan keseimbangan selayaknya dijadikan momentum dalam mempelajari aturan gerak dalam ruang gerak. Gerakan yang diberikan kepada siswa dimulai dari pemberian instruksi tentang banyak-sedikitnya pengalaman gerak guru dalam menentukan bagian-bagian anggota gerak dalam tubuh secara periodik.

Sumber Koleksi Pribadi

Sumber Koleksi Pribadi

Gambar 2.44 dan 2.45 pose membungkuk dan bertumpu di satu kaki dengan pengolahan ruang tari oleh anggota gerak tangan.2 peraga putri. (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

Sumber Internet Perhatikan gambar di atas tarikan kaki pada pelvis atau pinggul. Kontraksi pada kaki dengan arah berlawanan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

96

Kunci tahap awal dalam belajar tari adalah menggerakan tubuh sebagai bahasa isyarat. Kunci pemahaman tentang gerak tubuh sebagai alat komunikasi tidak lepas untuk mengkomunikasikan maksud dan tujuan koreografer. Secara jelas gerak sebagai media komunikasi dapat dalam bentuk isyarat tubuh. Oleh sebab itu bahasa komunikasi gerak tubuh adalah dialog gerak oleh pengamat (penonton dan kritikus tari). Komunikasi gerak yang disampaikan kepada pengamat memiliki makna dan penghayatan yang berbeda-beda. Untuk pengamat yang telah berpengalaman, makna gerak dan penghayatan tarinya dapat dipahami. Komunikasi makna gerak yang terlihat menjadi bagian sarana yang dievaluasi. Oleh sebab itu, penghayatan gerakan muncul sebagai bentuk ungkapan koreografer melalui penari dapat dengan mudah untuk dikoreksi. Sebaliknya, bagi pengamat yang masih awam, masalah makna gerak dimengerti sebagai atraksi gerak saja. Gerakan yang memiliki penghayatan dalam dari penari dapat memberikan pengaruh emosi bagi pengamat. Gerakan yang statis dan membosankan, menjadi sisi penilaian negatif pengamat. Hal ini bisa merupakan penilaian emosional belaka, bukan berdasarkan sisi kekuranagn dan kelebihan karya tarinya. Dalam tari, di samping sebagai bahasa isyarat tarian harus dapat memberikan makna dari gerakan yang tampil. Hal ini dituntut dalam tari, karena dalam tarian diperlukan adanya keindahan gerak. Keindahan gerakan tidak semata-mata berupa gerakan yang dinamis, menghentak, dan banyak variasi. Gerakan yang indah bisa ditimbulkan melalui teknik kesulitan gerak, keterpaduan gerak bahkan melalui sinkronisasi gerak statis dan gerak dinamis. Paduan gerak yang membangun kesan tari berhubungan dengan bagaimana gerakan dapat ditarikan. Oleh sebab itu, pada gerakan yang bersifat atraktif biasanya digunakan sebagai dinamisasi gerak tari secara ekslusif. Gerakan atraktif atau demontrasi gerak yang bersifat atraktif cenderung sebagai demosntrasi gerak ketika tarian sudah diangap menjemukan. Gerak tubuh merupakan elemen dasar tari. Gerak tari merupakan gerakan sehari-hari yang diperhalus (distrosi/distirilisasi). Gerakan keseharian dapat menjadi gerak tari apabila diperhalus(didistorsi/distirilisasi). Atau dengan perkataan lain dapat dijelaskan bahwa gerakan keseharian yang diberi makna akan berubah menjadi gerakan bermakna atau maknawi.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

97

Contoh gerakan keseharian, gerakan yang diperhalus, dan gerakan yang memiliki makna dapat dilihat pada gambar di bawah ini adalah sebagai berikut: Gabungan anggota gerak bagian atas, tengah, dan bawah diperlihatkan untuk banyak tujuan gerak. Dalam belajar-mengajar tari, unsur permainan dapat digunakan sebagai ide dasar pencarian gerak tari bagi tari anak-anak. Unsur percintaan bagi orang dewasa juga dapat menjadi rangsang atau stimulus ide tariannya, hal ini brerhubungan dengan gerak bercinta yang dipilih harus diperhalus/distirilisasi ke arah arah gerak maknawi. Media gerak tubuh secara hakiki dapat dilakukan dalam bentuk banyak ragam. Variasi gerakan goyang, jongkok menekuk lutut, berbaris berbanjar, mengayun-ayunkan tangan dan kaki, merapatkan sikap tangan ke depan dada kesemua gerakan dilakukan baik masing masing orang maupun bersama juiga merupakan gerakan kombinasi. Gerakan yang dilakukan tersebut dapat dilakukan oleh masing-masing personal atau oleh banyak orang mengisyaratkan gerakan tarian yang jelas. Gerak murni (pure movement atau wantah) adalah gerak untuk mendapatkan bentuk artistik dan tidak memiliki maksud tertentu. Geraan jenis ini biasanya lebih ke arah bentuk gerak keseharian dan spontanitas sifat gerakannya. Di sisi lain, gerak maknawi (gesture) adalah gerak wantah yang mengandung makna tertentu biasanya gerakan telah diperhalus atau distilisasi. Gerakan Lumaksono adalah stilisasi dari gerak jalan dalam tarian Jawa. Gerak Nuding dalam tari Bali adalah stilisasi dari pernyataan marah dengan makna memberikan penekanan menuding atau mengumpat kepada orang yang ditunjuk. Gerakan-gerakan bermakna dihayati sebagai gerakan tari. Gerakan tersebut sebagai akumulasi distorsi atau stirilisasi gerakan-gerakan keseharian. Kekuatan dan ke dalaman gerak yang diekspresikan merupakan gerakan yang diperhalus atau gerakan bermakna, gerakan ini sebagai bentuk gerakan meniru(imitatif). Tubuh dalam membahasakan gerakan harus menjadi landasan dari hasil gerak eksplorasi dan improvisasi gerak. Proses imitasi gerak dapat dilakukan dengan melakukan pendalaman bahasa isyarat maupun memaknai gerak agar lebih dapat dimengerti. Bentuk gerakan simitri pada gerakan manusia merupakan profil gerakan yang terdiri dari gerakan sebelah kanan dan kiri sama bentuk dan sikap. Gerakan ini memiliki ciri kuat kesan gerak kokoh, kuat, dan angkuh temteramental gerakan. memiliki

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

98

kelemahan Walaupun secara kurang sempurna sifat simitri merupakan sifat setangkep. Selanjutnya, pada sisi lain gerakan manusia dapat bersifat tidak simitri. Ketidaksimetrian gerakan pada manusia memiliki kesan gerak tidak kokoh, tidak mantap, dan kesan goyah. Pola gerak dan komposisi simitri mencerminkan dua sisi yang saling berlawanan. Bentuk dan sikap kesemitrian gerak dalam posisi yang saling berhadapan atau sikap gerak lainnya jika memungkinkan. Tidak dapat dipungkiri bahwa tarian dapat hadir didukung elemen estetis dan aspek pendukung tari yang melekat di dalamnya. Oleh sebab itu, penjelasan berikutnya adalah masalah unsur lain yang menjadi pembangun pengertian tari adalah masalah ruang.

Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2 2.46. Penegangan otot perut dan paha

Sumber Koleksi DEPBUDPAR Gb. 2. 47 Penegangan otot perut dan paha saat mendak dan rentang tangan Perhatikan gambar Duduk santai, Kontraksi pada kaki Gb. 2.47

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

99

Pelatihan Kekuatan otot berikut ditujukan pada bagian perut, paha, dan daya tahan nafas. Secara umum penjelasan digambarkan melalui bagan dan gambar di bawah ini.

Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2.48. Penegangan otot perut dan paha melalui tarikan kaki Perhatikan gambar tengkurap santai, Kontraksi pada perut dan kaki (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

Tugas: Siswa-siswa apakah kalian telah bisa mengikuti bermacam gerak seperti terlihat pada pose-pose gambar pada uraian gerak pada Subbab ini. Coba sekarang lakukan gerakan pengembangan gerak berdasarkan motif gerak yang ada pada uraian subbab ini. 3. Ambil posisi sikap sempurna, Coba lakukan rangkaian gerakan dengan berpatokan pada pose-pose gambar subbab ini, dan berikutnya lakukan 4 motif gerakan rangkaian subbab ibi. 4. Coba kalian lakukan gerakan ulangan gerak seperti motif pose gambar yang ada dalam uraian subbab ini. gambargambar motif hanya sebagai ide bentuk saja. Gerakan lain dapat kalian lakukan melalui gabungan antara motif yang terlihat pada pose dengan kreativitas gerak kalian.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI100

4.3 Olah Nafas untuk Gerakan Ditinjau dari proses latihan yang padaGb 2.52 selanjutnya dilakukan, Olah nafas menjadi bagian penting yang harus dilakukan. Hal ini seperti telah disinggung di bagian terdahulu, bahwa olah nafas dibagi ke dalam 3 golongan sebagai berikut: 1. Golongan pemula: Bagi mereka yang baru memulai latihan olah tubuh, olah nafas yang dilakukan harus dijalani secara rutin sejak awal pengarahan tersebut dilakukan. Olah nafas dengan pernafasan paru-paru.Jenis pernafasan dibagi ke dalam 3 bagian olah nafas adalah sebagai berikut: Gerakan menghirup udara/oksigen melalui hidung secara perlahan-lahan sebanyak-banyaknya. Gunakan pernafasan dada dan perut. Waktu yang digunakan untuk menghirup udara kirakira 4 detik, sedangkan pada saat menghembuskan udara yang telah terkumpul di dalam paru-paru jangan terburu-buru dikeluarkan. Tahan nafas hingga 4 detik, kemudian baru keluarkan. Hal tersebut inilah yang disebut dengan pernafasan dengan tiga tahap. Secara umum tahap-tahap pernafasan dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tarik Nafas

Tahan Nafas

Hembuskan

Bagan 2.2 Sistem Pernafasan yang baik

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI101

Untuk keperluan tertentu, olah nafas dapat dilakukan dengan sikap badan duduk tegak tidak bersandar, atau duduk santai dengan punggung bersandar. Dalam keadaan terpaksa, olah pernafasan dapat dilakukan secara berbaring. Latihan olah nafas ini dilakukan selama 5 menit. Setelah olah pernafasan dilakukan pernafasan perut selama 10 menit. Dengan demikian olah pernafasan berlangsung selama 15 menit. Selama latihan posisi dan sikap badan seperti dijelaskan di bagian atas. Sebaiknya latihan ini dapat siswa lakukan selama 15 tiap hari, terutama setelah waktu subuh dan kamu bangun pagi pagi benar. Peningkatan latihan disarankan terus menerus dilakukan, dengan itu maka pernafasan kita semakin teratur, sehingga dalam keadaan terkejut, tergesa-gesa, serta dalam keadaan darurat sekalipun jantung kita terasa nyaman saja atau setidaknya tidak terlalu banyak mengalami depresi. Peringatan, semua dosis latihan yang sebaiknya dilakukan di atas adalah ukuran maksimal. Jika siswa telah sampai pada dosis 12 hitungan, tahan nafas 20 hitungan hingga menghembuskan nafas sampai 25 hitungan maka latihan yang telah kita lakukan adalah selama 20 menit. Oleh sebab itu standar ini sudah dirasakan cukup atau telah memenuhi kuantum standardivikasi pernafasan yang cukup teratur. 2. Pada tingkat menengah, Masa latihan lebih dari 3 bulan. Ada dua macam jenis pernafasan yakni masing-masing jenis berbeda. Pada tingkat ini, mulai diperkenalkan oleh nafas dengan empat tahap. Tahapan pernafasan untuk tingkat menengah dapat dipelajari memakan waktu sekitar 6 bulan. Olah nafas empat tahap hanya boleh dilakukan oleh mereka yang sudah melewati tahap pemula, serta sudah sampai pada tahap pernafasan menengah. Seseorang yang menjalani olah pernafasan tahap ini sedikitnya 3 bulan. Olah nafas empat tahap akibatnya bisa buruk apabila salah dalam latihan.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI102

Prinsip latihan olah nafas empat tahap adalah sebagai berikut: Tarik Tahan Nafas Nafas

Tarik Hembuskan THembuskans Nafas

Nafas

Bagan 2.3 Sistem Nafas

Hirup nafas perlahan-lahan hingga hitungan 6 detik. Hembuskan nafas selama 6 detik juga. Dalam keadaan paru-paru kosong, tahan nafas 6 hitungan. Latihan emapat tahap olah pernafasan secara jelas dapat diuraikan terdiri dari beberapa waktu yang dapat tergambar melalui tabel di bawah ini sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 6 Minggu ke 1 2 3 4 5 6 dst Dosis Latihan 6 6 8 8 10 12 detik detik detik detik detik detik Waktu Latihan 12 menit 12 menit 12 menit 15 menit 15 menit 15 menit

2.2 Tabel Dosis Pernafasan

Pada olah pernafasan menengahpun digunakan pernafasan perut dan dada. Pengembangan waktu latihan dapat dilakukan selama 4-6 menit waktu tambahnya. Dengan demikian terjadi pelatihan ini selama 30 menit.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI103

5. Olah Pernafasan Lanjutan: Olah nafas tingkat lanjutan dapat lebih memperdalan jenis pernafasan empat tahap. Olah nafas tingkat ini lebih memprioritaskan kepada cara menghirup udara secara santai, menahan dengan santai, dan menghembuskan dengan santai pula. Kondisi latihan olah nafas pada tahap ini masalah dosis dan cara latihan bisa dipilih sesuai kebutuhan, kekuatan dn program keterauran yang memmungkinkan pelaku untuk memahami dan mempraktikan olah nafas empat tahap sesuai pengetahuan yang dimiliki. Dengan demikian terjadi akumulasi pengaturan pernafasn yang dapat mewujudkan yang bersangkutan menjadi orang yang mampu mengatur nafas secara teratur, tenang, dan konsisten. D. KETAHANAN TUBUH DAN LATIHAN BENTUK Secara umum pengetahuan tentang tubuh harus kitaketahui benar, hal ini agar kita dapat menerapkan bentuk dan latihan gerak yang tepat bagi tubuh ideal kita. Kesesuaian bentuk tubuh dan latihan gerak yang diterapkan memiliki sinkronisasi yang terarah, pada khususnya apabila latihan diterapkan akan membawa dampak yang positif terhadap latihan dasar yang digunakan. Oleh sebab itu dibutuhkan strategi awal untuk mempelajari bentuk gerak, bentuk tubuh kaitannya dengan porsi latihan yang bakal diberikan. Bentuk tubuh yang berbeda-beda ditentukan oleh gaya hidup, kebiasaan makan, dan cara yang dapat mempengaruhi terjadinya perubahan drastis bentuk tubuh yang dengan kebiasaan dan pelatihan dapat terbentuk dengan sendirinya. Muara bentuk tubuh lebih terkonsentrasi pada bagian tengah, khususnya bagian-bagian tertentu tersebut cukup rentan karena dapat dirancang dan digunakan untuk menopang berat badan sehingga sering kali cenderung berubah bentuk. Kebiasaan yang kurang terlatih dan terkondisi pada bagian-bagian tubuh kita dapat menyebabkan penumpukan lemak, terutama pada bagian pinggul, paha, dan dada. Bagaimanapun, sel-sel lemak tidak akan memiliki masalah apabila kita mampu menyimpan kalori untuk digunakan sebagai dasar gerak untuk melatih ketahanan tubuh. Dengan demikian kita hanya membutuhkan diet secara sehat dengan dikombinasikan dengan olah tubuh melalui proyek latihan gerak yang sesuai dengan bentuk tubuh kita.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI104

1.

Latihan bentuk Anggota Gerak Bagian Bawah

Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2.49 Penegangan otot perut dan paha Perhatikan gambar Duduk kaki lurus ke depan kontraksi pada kaki Gb. 2.49 (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

Dalam penjelasan di bawa ini bagaimana bentuk dan penghayatan gerakan dimaksud maka coba perhatikan gambar di halaman ini sesuai petunjuk gambar yakni.

Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2.50. Sikap jongkok bertumpu pada lutut tangan menyangga di paha kiri, penegangan otot perut dan paha

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI105

2.33
Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2.51 Tidur menarik tangan dan dada, penegangan otot perut dan paha Perhatikan gambar tidur santai kemudian menarik dada dan kaki, kontraksi pada kaki perut Gb. 2.51 (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

Latihan pengolahan kaki pada posisi level bawah atau memanfaatkan kepekaan anggota gerak bagian bawah secara benar. Gb. Tampak menguasai kaki dalam posisi sikap badan tidur tertelungkup.

Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2.52 Mirip gambar 2.51, Tidak menarik kaki penegangan otot perut

Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2.53 Sikap mirip 2.50 anggota badan condong ke depan dengan tarikan kaki melalui penegangan perut dan paha Perhatikan gambar jengkeng condong santai, kontraksi pada kaki Gb. 2.53 (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI106

Petunjuk: Kelenturan tubuh yang prima berasal dari melatih anggota gerak tubuh bagian atas, tengah dan bawah baik secara terpisah maupun kordinasi. Pengaturan gerak dilakukan dengan mempertimbangkan sirkulasi pernafasan atau udara, keteraturan gerak tubuh agar tercapai sinkronisasi gerak anggota tubuh secara seimbang. Pastikan kondisi tubuh dalam keadaan sehat, siap untuk melakukan olah tubuh.

Latihan Otot Bagian Bawah Otot tubuh manusia selalu berhubungan dengan dimana manusia yang sebagian besar otot melekat pada kerangka tubuh manusia. Otot dapat menggerakan bagian-bagian kerangka yang satu dengan lainnya mengalami pergerakan. Pinggul Pada awalnya kaki membuka atau terkangkang, pinggul diputar ke kanan dank e kiri dengan gerak kaki secara bertahap. Paha Pangkal paha, tungkai atas, tungkai bawah, otot kaki, berfungsi untuk mempengaruhi gerakan anggota tubuh bagian bawah yang tergolong ke dalam anggota gerak bagian bawah tubuh. Tulang Kelangkang,alat penghubung gerakan pinggul yang selalu berhubungan dengan tulang. Lutut Alat bagian tubuh yang berfungsi untuk mengontrol gerakan kaki, seperti melompat, meloncat, berlari, menendang, merendah dan jongkok.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI107

Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta

Gb. 2.59. Tumpuan satu kaki sebagai penyangga mirip gb. 2.50 kontraksi otot paha bagian kaki yang ditekuk dan sebagai tumpuan Kualitas kontraksi berbeda antara satu penari dengan lainnya dari 2 peraga di atas Perhatikan gambar Duduk santai, Kontraksi pada kaki Gb. 2.54 (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI108

Latihan: Setelah membaca materi di atas, maka diperlukan tugas sebagai latihan daya ingat kalian: 1. Uraikan fungsi otot yang kamu ketahui dalam kegiatan olah tubuh?. 2. Pembagian tubuh kita terdiri dari 3 anggota gerak. Sebutkan dan jelaskan (dengan gambar) 3. Apa yang kamu ketahui tentang Olah Tubuh, kepentingan olah tubuh dalam kegiatan menari?. 4. Dari Penjelasan dalam bab ini maka tirukan gerakan dengan baik, Coba lakukan setiap motif gerak 3 X Coba lakukan motif gerakan dengan variasi dan level.gerakan. 5. apa yang harus dipersiapkan dalam latihan Olah Tubuh, sebut dan jelaskan (menurut pengalaman kamu) 6. Keterkaitan otot dan tubuh hubungannya dengan gerak, 7. Apa alat dan pakaian yang digunakan?. 8. Kelebihan berolah tubuh dan berolah tari dapat menimbulkan kejenuhan, kenapa demikian, dan bagaimana cara mengatasinya 9. Aspek-aspek manajemen kegiatan tentang olah tubuh diperlukan adanya teknik, kelenturan, peniruan gerak. Bagaimana cara kamu melakukan ketiga aspek tersebut.

Sebagai bahan renunga yang digunakan sebagai bentuk koreksi, di bawah ini diberikan tugas kepada para pembaca. Adapun pembaca dapat memanfaatkan pengalaman gerak pribadi sebagai bagian penghayatan yang diungkapkan. Oleh sebab itu, tugas mandiri yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: Bagaimana menurut pendapat kalian tentang latihan gerak yang paling baik dikerjakan atau menjadi tugas kalian.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI109

Rangkuman: Kerangka dalam Anatomi hubungannya dengan Gerak: Jari tangan (finger) berfungsi untuk mengontrol gerak, penegasan ekspresi wajah agar menjadi hidup, dinamis, dan ekspresif (contoh sikap-sikap tangan pada tari Jawa, getaran tangan pada tari bali) Jari kaki berfungsi untuk menopang gerak kaki, berjalan, e. Latihan bentuk Anggota Gerak Bagian Tengah jinjit untuk keindahan (gerak pada tari Balet, trisik pada tari Jawa, Sunda) Pergelangan kaki (Palmar) sebagai poros mengatur keseimbangan gerak dan tubuh, dan dapat dibantu oleh tulang. Pergelangan tangan (Plantar) untuk mengatur gerakan putaran pada tangan terutama latihan dasar-dasar penggunaan property atau alat-alat Bantu untuk seni pertunjukan. Gerak siku (Elbows) berfungsi mengontrol gerakan tangan, gerakan putaran tangan pada lengan, tekukan dan gerakan yang dapat dikendalikan oleh tulang pada siku. Gerak bahu (shoulden) bagian tubuh yang berfungsi mengatur gerakan putaran pada pundak. Berperan untuk kesejajaran dan keseimbangan.

Rangkuman: Gerak memerlukan tenaga, ruang, dan waktu (wiraga) Besar kecilnya tenaga yang dibutuhkan dapat mempengaruhi ekspresi Gerak tubuh yang bersifat komunikatif berhubungan dengan ekspresi, penghayatan yang dilakukan (wirasa) Gerak memerlukan irama, dan disesuaikan dengan kebutuhan disain/bentuk geark (Wirama). Kelancaran Gerak juga disebut sebagai gerak teratur. Kegiatan gerak olah tubuh pada dasarnya sebagai landasan bsgi siswa sebagai modal penciptaan bentuk gerak. Gerak terdiri dari gerak murni tidak mempunyai arti, Gerak maknawi adalah gerak yang memiliki arti. .

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI110

Dalam penjelasan gambar di bawah ini bagaimana cara menghayati gerakan. Perhatikan gambar di halaman ini cara melakukan dan menghayati sesuai petunjuk gambar, adalah

Sumber Koleksi Pribadi

Sumber Koleksi Pribadi

Gb. 2.56 Kaki kangkang badan condong ke depan kontraksi otot perut dan paha

Gb. 2.57 Penegangan otot penegangan otot kaki, dam tangan kanan.

Peregangan pada otot perut, pinggul, dan tangan serta kepala sebagai efek samping. Gb. Proporsi menunjukan tention pada perut, pinggul, dan kepala. Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta Gb. 2.58 Penegangan otot perut dan paha Perhatikan gambar berdiri santai, kontraksi pada badan rentang tangan (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI111

Dalam penjelasan di bawa ini bagaimana bentuk dan penghayatan gerakan dimaksud maka coba perhatikan gambar di halaman ini sesuai petunjuk gambar yakni.

Sumber Koleksi Pribadi

Gb. 2.59. Sikap mirip gb. 2.50 kontraksi otot paha

Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2.61 Sikap bongkok, penegangan otot perut dan paha secara sinergis Perhatikan Gambardi atas. Gerakan mulai dari berdiri sikap sempurna, badan dibungkuk secara mengalir. Berikut badan dibungkuk-bungkukan hingga Posisi badan dan kaki 90 derajad. Lakukan latihan selama beberapa kali, hal ini untuk menguatkan otot perut, ekspresi rambut, dan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI112

Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta

Gb. 2.62 Gambar sinkronisasi 2 peraga dengan cakupan tangan, dan angota gerak lainnya. Gambar menunjukan sinkronisasi gerakan dua peraga putri melalui paduan gerak berpasangan. Teknik gerak penari putrimau naik ke atas punggung pria coba perhatikan.

Sumber Koleksi Pribadi

Gb. 2.62 Gambar sinkronisasi 3 peraga dengan cakupan tangan, dan angota gerak lainnya. Perhatikan gambar Duduk santai, Kontraksi pada kaki Gb. 2.63 (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI113

Untuk penjelasan penegangan otot pada anggota gerak tertentu, di bawa ini bagaimana teknik dan penghayatan gerak sesuai tujuan. Coba perhatikan gambar di halaman ini adalah petunjuk gambar yakni.

Sumber Koleksi DEPBUDPAR Gb. .2.64. Latihan pembentuk Anggota Gerak Bagian Atas, tengah dan bawah posisi level tinggi

Sumber Koleksi Pribadi Gb. .2.65. Latihan pembentuk Anggota Gerak Bagian Atas, tengah dan bawah posisi level Bawah/duduk Gambar 2.642.65 menunjukan performa Intensitas gerak, penghayatan dan teknik yg ditampilkan oleh penari tunggal, peraga tunggal dengan penghayatan dalam. Fese latihan dan pentas, perhatikan gambar duduk santai, dan berdiri menari kontraksi pada kaki dan paha

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI114

Rangkuman:

Olah Tubuh. Cara melakukan sesuatu organisasi gerakan terhadap segenap gerakan bagian badan manusia dalam rangka mencapai tujuan. Olah tubuh sebagaian besar yang dipelajari dititikberatkan pada pembentukan kelenturan, keseimbangan, kesehatan, dan kebugaran tubuh. Materi mencakup bagian-bagian tubuh secara terkordinasi, gerak tari bentuk, baik tari tradisional, tari Nontradisional atau kreasi baru (kontenporere).

Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta Gb. 2.66 Latiihan penguatan otot pinggang dan kaki Anggota gerak bagian atas atau kepala dalam posisi menunduk dan meliukan badan secara terstruktur ke samping kanan. Perhatikan gambar Duduk santai, Kontraksi pada kaki Gb. 2.66 (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI115

D. KETAHANAN TUBUH DAN LATIHAN BENTUK 2 Gerak pada dasarnya memiliki intensitas yang membentuk kapasitas extention (penegangan) dan relaxtention (pengendoran). Gerakan yang memiliki daya penegangan dan daya pengendoran mampu membentuk ketahanan tubuh secara baik. 1. Potensi Intensitas Gerak Olah tubuh bila dilakukan secara benar dan tepat dapat membantu pembentukan otot tubuh, dan mengencangkan otototot tubuh menjadi kondisi fisik yang prima melalui latihan-latihan kesegaran jasmani. Dalam Singgih D. Gunarsa menyatakan, latihan kesegaran jasmani dalam materi penyegaran tubuh, latihan pernafasan, latihan penyegaran otot dan saraf punggung, pinggang, kaki, pencernaaan makanan serta latiihan memperlancar peredaran darah. Latihan olah tubuh dapat membentuk peningkatan energi fisik dan kejiwaan. Latihan yang akan diuraikan ini adalah latihan penyegaran badan disertai konsentrasi, guna rnelatih mental atau pikiran yang menyatu yang seiring disebut meditasi (lihat bentuk Gb. 2.48-2.49).

Sumber Koleksi Pribadi

Sumber Koleksi Pribadi

Gb. .2.67.dan 2.68 Latihan pembentukan anggota gerak bagian, tengah dan atas secara menyeluruh

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI116

Latihan untuk Meningkatkan Eergi Fisik dan Kejiwaan Kurang lebih 30 untuk dapat menenangkan dan mengosongkan pikiran. Mulailah dengan rileks fisiknya yaitu: jarijari kaki, tumit, betis, lutut, otot, paha, pinggang, jari-jari tangan, pergelangan tangan, lengan otot, bahu, leher, otot-otot muka/wajah, otot sekitar mata, telinga, kepala. Setelah itu tutup mata dengan imajinasi dan konsentrasi. Dalam konsentrasi bayangkan warna merah muda. Sedangkan imajinasi seluruh kepribadian terisi energi, yang dikombinasi dengan tiga elemen yaitu: visualisasi, perasaan, kemauan. 1.1 Contoh Latihan Gerak a. Cara mengontrol energi perasaan dan kemauan : Ciptakan perasaan senggang, hangat, keinginan baik, rasakan dalam dada, visualisasikan bagai sinar muda berpancar ke seluruh tubuh. b. Visualisasikan dalarn pikiran. c. Rasakan kasih sayangdalarn pikiran, lihatlah a\van merah rnuda menyeberangi. d. Buang sernua pikiran itu dan anggap selesai. e. Latihan Untuk Meningkatkan Energi Fisik Untuk mempertinggi energi psikis dilakukan dengan cara latihan bernapas. Sebagai contoh latihan pernafasan ada 3 cara yaitu : Cara Pertama : a. Berdiri di udara terbuka. b. Kaki dibentangkan, tangan diangkat ke samping (horizontal). c. Tarik napas dalam 5 hitungan. d. Langsung keluarkan napas 10 hitungan, irama hitungan sama. e. Ulangi latihan 10 kali. f. Latihan ini dapat dilakukan dengan duduk tegak di kursi dan sambil jalan di udara terbuka, dapat dilakukan dimana saja. Cara Kedua : a. Duduk tegak punggung lurus, kepala tegak, kaki bersila, bagian tumit sentuhkan kedua kaki, tangan ditumpukkan diatas pangkuan atau letakkan di depan dada, posisi berdoa. b. Ambil napas dalam-dalam melalui hidung ritmis 8 hitungan. c. Tahan napas dalam paru-paru 12 hitungan (konstan).

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI117

d. Keluarkan napas melalui hidung 10 hitungan (biasakan). Pada waktu mengeluarkan napas alihkan udara ke persimpangan jalan atau saluran pernapasan kerongkongan (seperti suara kucing). e. Ulangi latihan 5 kali. Cara Ketiga (Khusus Pernapasan) : a. Duduk bersila dengan badan dikendorkan (rileks) punggung tegak, jangan bungkuk, tangan dipangkuan diatas lutut, mata dipejamkan tunduk sedikit, pikiran bersih. b. Tarik napas dalam-dalam secara perlahan pusatkan pikiran dalam penarikan napas seakan-akan otot perut yang tertarik ke atas. c. Tahan napas selama mungkin (10-15 detik) pikiran pusat di rongga dada, seakan-akan menembus paru-paru. d. Lepaskan napas perlahan-lahan hingga posisi perut kembali sama, pusatkan pikiran pada gerakan lepasnya pernapasan. e. Ulangi gerakan pernapasan selama 7-10 kali + 20 menit. f. Latihan ini dianjurkan setiap pagi sebelum melakukan kegiatan. 1. Latihan Melancarkan Peredaran Darah. Latihan melancarkan peredaran darah dapat memberi daya hidup bagi semua organ tubuh, dengan cara. Rebahlah terlungkup dengan perut dan dada datar di lantai. Angkatlah kedua betis ke atas dan tangkaplah dengan kedua tangan. Tariklah kedua kaki rapat ke depan, sehingga paha dan dada agak terangkat di atas, julurkan leher dan kepala tinggi-tinggi ke atas. Diamkan posisi ini sekuat mungkin, makin lama makin baik, sementara pusatkan pikiran kepada peredaran darah dari seluruh tubuh dari ujung kepala ke ujung kaki. Setelah itu turunkan kaki dan tangan kembali pada sikap semula. Istirahat sejenak tanpa bangkit dari posisi terlungkup. Ulangi sikap dan gerakan berturut-turut selama lima belas menit (15). 2. Latihan Penguatan Otot. Latihan ini bertujuan untuk menguatkan otot-otot, dan syaraf anggota tubuh serta melancarkan mekanisme organ tubuh. Urutan gerakannya sebagai berikut.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI118

Rebahlah terlentang dengan santai, lurus datar. Angkat paha ke atas dan tekukan kedua betis, lurus ke depan, jari-jari tangan terbuka di atas kedua lutut. Letakkan.jari-jari terbuka di atas kedua lutut. Angkat leher dan kepala mendongak ke atas. Konsentrasi pikiran arahkan pada getaran otot-otot dan syaraf di seluruh anggota badan. Pertahankan posisi ini 1-2 istirahat diam, ulangi 2 sampai 3 kali.

3. Latihan Untuk Punggung Dan Pencernaan. Latihan ini bertujuan untuk penguatan punggung dan pencernaan serta organ dalam perut. Urutan gerakannya (pencernaan) : Duduklah dengan kaki terjulur ke depan. Bungkukan punggung ke depan berikut leher dan kepala hingga hampir menyentuh lutut kaki. Kedua tangan luruskan ke depan memegang ujung betis. Pusatkan pikiran pada getaran syaraf-syaraf dan sumsum tulang belakang serta otot-otot perut. Pertahankan posisi ini selama satu atau dua menit, istirahat sejenak Ulangi kembali 2-3 kali. 6. Latihan Bagian Punggung Urutan gerak : Rebahlah telentang dengan kepala di atas bantal. Angkat kedua kaki ke atas tinggi-tinggi, boleh ditopang dengan tangan memegang pinggang. Bila kedua pinggang sudah tegak, goyangkan sedikit kaki ke depan atau ke belakang. Pusatkan konsentrasi pada otot-otot pinggang dan punggung dan pertahankan posisi selama satu menit (1), istirahat sebentar. Ulangi 2-3 kali. 7. Latihan Bagian Kaki Latihan ini bertujuan untuk menguatkan kaki yang berfungsi menopang seluruh badan. Rebahlah telentang dengan lurus dan datar, kedua belah tangan rileks di samping kanan dan kiri badan. Menirukan gerak dengan cara menggerakkan kepala ke atas dan bawah, ke samping kiri dan samping kanan,

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI119

serta memutar gerak kepala ke arah kiri sebatas jangkauan gerak atau sebaliknya. Peserta secara individu dapat merumuskan dan menganalisa bagian kepala yang mendapat penekanan gerak yang tepat.

Kriteria Untuk tugas di atas peserta ditekankan untuk rnenirukan gerakan setepat dan sebaik mungkin serta mengetahui letak penekanan gerak dan bagaimana gerak kepala untuk digerakkan. Sikap bagian anggota gerak tubuh bagian tengah. Dengan memberikan sejumlah gerakan anggota gerak tengah, peserta dapat meniru dan menganalisa titik sentral gerak yang mendapat penekanan gerak. Peserta dapat mengkoordininasi kekuatan dalam mempergunakan otot daya tahan tubuh dan mengetahui kornponen-kornponen yang ada dalarn tubuh manusia. Deskripsi Tugas 1. Menirukan gerakan yang diberikan guru. 2. Menganalisa sentral gerak yang menjadi kekuatan gerak sekaligus mengetahui hubungan koordinasi gerak secara tepat, benar. 3. Menirukan dan merangkai gerak yang telah diberikan serta memberi variasi dan tekanan secara tepat. Kriteria Untuk tugas diatas pengajar/guru harus memberi instruksi sumber gerak yang jelas, agar tidak rnenimbulkan efek sampingan terhadap gerak yang dilakukan, mengetahui letakIetak gerakan yang benar. 1.2 Sikap bagian anggota gerak tubuh bagian bawah. - Setelah diberikan contoh gerak yang berdasarkan anggota tubuh bagian atas, tengah, peserta dapat merumuskan bentuk dan kecepatan gerak secara praktis dari gerakan kaki dalam melangkah, meloncat, menjinjit dan dapat menggabungkan antara gerakan bagian atas, bawah secara baik dan benar. - Peserta dapat mengetahui kemampuan dalam mengendalikan keseimbangan tubuh, memahami kemampuan menggunakan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI120

kekuatan dan kelenturan otot dan daya tahan tubuh sewaktu bergerak - Peserta dapat memahami kesan garis (desain atas) yang terbentuk dari perpindahan satu anggota tubuh ke bentuk yang lain (isolation) berdasarkan ruang, waktu dan tenaga Deskripsi Tugas 1. Peserta berjalan, melangkah, meloncat, menjinjit dan menggerakkan kaki dengan cara tumpuan sebelah kaki sebagai penyangga atau kedua kaki dalam keadaan melompat, jalan, putar jinjit tidur, rebah dilakukan gerakan semaksimal mungkin. 2. Peserta mengadakan dan menganalisa komponen-komponen tubuh yang berkaitan dengan kekuatan dan kelenturan otot sewaktu menerima beban gerakan. 3. Peserta dapat menganalisa serta menguraikan mempertahankan keseimbangan kekuatan tubuh Peserta dapat memilih pola-pola gerakan dalam membentuk kesan garis, perpindahan gerak, dapat mengontrol dalam penguasaan ruang, waktu tenaga dilakukan dengan statis dan dinamis. Kriteria 1. Untuk tugas diatas, peserta harus banyak berlatih secara rutin dan serius untuk mencapai tujuan, mendapatkan teknik-teknik gerak yang mudah dan benar. 2. Peserta mengetahui kekuatan otot serta kelenturan dalam menerima beban sewaktu bergerak, dapat mengetahui polapola yang ada, memahami garis, bentuk-bentuk gerak dalam ruang, waktu, tenaga. 1.3. Teknik Gerak Pendingin (Cooling Down) Peserta mampu melakukan gerak perenggangan serta pendinginan setelah otot-otot berkontraksi. Deskripsi Tugas - Peserta dapat melakukan gerakan-gerakan benturan ringan dan melakukan peregangan at at secara statis, sehingga tubuh dapat menjadi segar kembali dan normal. - Peserta menguraikan gerakan-gerakan ringan sehingga denyutan nadi menjadi turon.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI121

Kriteria - Peserta harus dapat mengoreksi gerakan secara terampil dan memperoleh pengalaman-pengalaman bergerak. Peserta ditekankan harus memahami teknik benturan ringan dan berat secara statis dan dinamis. 1.4 Sentuhan Emosional (Keseimbangan, Kekuatan, Kelenturan) 1. Secara langsung. Dengan adanya guru memberikan sejumlah instruksi sentuhan emosional, langsung melalui gerak dengan berpasangan, atau kelompok (lebih dari 2 orang) peserta dapat memberikan respon balik terhadap gerakan aksi yang memberi rangsangan sentuhan gerak, baik dilakukan dengan keseimbangan kekuatan maupun kelenturan dalam bergerak. 1. Deskripsi Tugas. Peserta secara kelenturan, kekuatan, maupun keseimbangan (fleksible) gerak pribadi, kemudian dapat merespon gerak aksi yang datang dari luar sebagai rangsang gerak secara langsung. Peserta dapat mengetahui secara tepat dan benar, bagian dari anggota tubuh yang tersentuh gerak aksi secara emosional yang teratur, untuk selanjutnya digerakkan paling awal sampai akhir, melalui respon gerak di dalam ruang, waktu, tenaga. Peserta dapat menguraikan gerak dan menganalisa gerak secara mempertahankan keseimbangan tubuh. Kriteria Responsi gerak dilakukan peserta jika bagian anggota gerak tubuh yang tersentuh/terangsang aksi gerak dari luar harus digerakkan lebih dahulu. Peserta ditekankan dapat mengetahui dan memahami gerakan pengendalian keseimbangan, kelenturan, kekuatan gerak tubuh dalam menerima beban sewaktu bergerak. Secara Tidak Langsung Jika diberikan instruksi tentang tanggapan (respon) secara tidak langsung, peserta dapat memberikan umpan balik arti tanggapan yang datang dari orang lain, untuk mengikuti reaksi tanggapan gerak secara baik dan benar. Deskripsi Tugas 1. Peserta dapat memaharni tanggapan gerak secara cepat untuk merespon gerak. 2. Latihan gerak dan merespon gerak.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI122

Kriteria Untuk tugas ini, peserta harus teliti dan mengetahui gerak yang diperoleh dan memberi tanggapan dari awal sampai selesai. 1.5 Rangsang Musik (Music Stimulus) atau iringan. Peserta diperdengarkan musik tertentu atau musik ilustrasi, peserta dapat bergerak menurut ekspresi dalam merespon bunyi dan bergerak praktis dan taktis. Dan peserta dapat melihat secara cermat dinamika gerak sesuai dengan iringan yang didengar. Deskripsi tugas - Peserta dapat bergerak berirama dengan musik yang didengar dan dipilih. - Peserta dapat bergerak melawan irama dan suasana musik yang didengar. Kriteria Untuk tugas ini, peserta hendaknya teliti dan mempunyai pengalaman yang banyak mendengar musikJiringan yang sudah ada, sehingga peserta akan mempunyai pengalaman gerak dengan merespon musik baik secara improvisasi maupun imitasi. 1.3. Paket Garapan Gerak. Dengan banyaknya pengalaman melakukan gerak yang telah dilatih, dan dibuat pada materi yang diajarkan, maka peserta dapat mengkoordinasi, menyusun gerak ke dalam paket garapan geakan yang naratif secara efektif baik individu maupun kelompok. Deskripsi Tugas. Peserta dapat mencari gerakan yang sesuai dengan gerak yang diharapkan agar dapat dievaluasi menjadi paket gerak yang dilakukan secara individu dan kelompok. Peserta mencari dan mengolah gerak, desain gerak, dinamika dan musik iringan maupun musik ilustrasi yang dapat mendukung paket garapan. Kriteria Peserta dapat merangkai pola gerak yang telah ada dan dibuat sendiri. Merespon kejelian di dalam mengungkapkan gerak serta dapat merangkai pola-pola gerak yang telah dipelajari menjadi paket.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI123

2. Latihan Pola Irama dan Irama gerak Dalam mementukan porsi latihan yang sebaiknya kalian lakukan, maka melalui informasi buku ini dapat disampaikan bahwa bebera kiat dapat kalian pelajari. Kiat dimaksud sesungguhnya bukan hargamati, namun karena diperhatiakan beberapa hal pada lembar berikut. Motif Gerakan Individu No Anggota Kompetensi Gerak Gerak 1 Anggota Kepala (Caput) Gerak relaksasi Bagian dengan leher Atas Uraian Teknik Gerak Gerakan ke samping kanan/kiri. Gerakan ke depan/belakang. Gerakan berpaling ke kanan/kiri, memutar ke kanan/kiri. Gerakan supinasi, dan mengayun, mengangguk, berputar. Badang kontraksi, rileks, penegangan otot pada seluruh anggota tubuh. Gerakan pacak gulu, gebesan, gileg, gelieur, anggukan dan gelengan kepala, tengok kanan/kiri. Meliuk-liuk, mengkerut-kerut, pinggul(pelvis) berputar dan berporos pada cranum. Pelvis bergerak sebatas kemampuan sesuai motif ragam Keterangan Bentuk dan sikap ke dua kaki rapat (level tinggi, sedang, rendah), terbuka dan sikap tertentu seperti TanjakTancep, Rapal, Adeg-adeg, kuda-kuda,

Pronasi pada ekstensor bertumpu pada otot tengkorak

Pangkal leher sebagai tumpuhan gerakan, sendi leher berperan sentral.

Anggota Gerak Bagian Tengah

Sikap Badan (Thorax) pronasi pada ruas tulang, supinasi pada pusat tumpuhan gerakan yang ada setiap

Gerak Olah Tubuh pada pemanasan gerak.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI124

sendi yang sedang difungsikan.

Bentuk dan sikap anggota gerak tangan. Gerakan bervariasi.

tari yg dilakukan. Kontraksi otot di sekitar Thorax secara sendiri atau bersama-sama memberi daya lentur pada penguatan gerakan tubuh. Gerakan badan ke samping kanan/kiri, ke depan/belakang. Vibrasi skapula, ogak lambung, Pronasi pada kontraksi tulang skapula dan perut membentuk gerakan khsusus. Gerakan bahuskapula ke atas/bawah, supinasi ke depan, belakang. Grakan tangan lurus, tekukan pada siku, tekukan pada palmar tangan, serta gerakan jari-jari melakukan gerak pada bentuk dan sikap motif gerak tertentu atau khusus. Gerakan kordinatif pada sendi bertumpu pada sentral gerak bahu, lengan atas, lengan bawah, palmar tangan,

Gerak spalula pada tari Klono Topeng dan atau pada Topeng Cirebon. Vibrasi perut yang dilakukan oleh Tokoh Jin Besar Tuyul dan Yul.

Bentuk dan sikap tangan bergerak secara sendiri. Bentuk dan sikap tangan-kordinasi dengan anggota gerak yang lain.

Sikap palmar dari tangan Ngiting, Nyempurit, Ngruji, dan sikap tangan pokok. Bentuk dan Sikap gerakan tangan Elieu pada gerak dasar tari India, Nyeluntir pada tari gendhing

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI125

dan jari-jari membentuk sikap tertentu. Motif grak tari tertentu yang digerakan secara ideal sesuai tuntutan frase ragam gerak tari.

Anggota Gerak Bagian Bawah

Pelvis sebagai penopang, Cranum sebagai otorizet. Gerakan dan getaran pinggul, sensualitas, kelenturan pada paha, Kolumna vertebralis, berfungsi sebagai penyengga dan tumpuhan gerak bertugas menopang dan mengkontrol gerakan Support Kaki (Ladix)

Goyang pinggul ke kanan/kiri dengan volume dan reaktivitas gerak tertentu. Kecepatan, macam goyangan, dilakukan sesuai keterampilan individu, masingmasing berbedabeda.

Sriwijaya, dan Nguya pada tari dasar Thailand. Gerak dasar tersebut bila dipadu dengan gerak dasar senam dan gerak pemanasan mampu melatih gerak tangan sesuai porsi dan penegangan pada gerak tari tertentu atau merupakan penegangan tangan semata. Harmoinisasi goyang pinggul, memberi kesan gerak seksi bagai orang lain. Goyang plastik, goyang pantat pada Jaipongan, goyang pinggul oleh penyanyi dangdut.

Kepala menganggukangguk-badan merunduk, kepala

Gerakan Jalan, Geser, Kengser, jalan kaki pada tarian kuda-kuda,

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI126

Anggota Gerak Atas dan Bawah

Kontraksi gerakan kepala-badan dari supinasi kerangka axial. Anggota gerak atas-pinggul kerangka tulang (appendikuler)

Kepala-badantangan dengan melakukan penegangan kaki-kepala proksimalsentripetal

menggeleng badan mengikuti sikap gerak kepala. Kepala badan berputar bersama dengan berguling atau variasi gerakan kpala badan dan kedua tangan bergoyang dalam posisi membungkuk, semua gerakan dilakukan dalam posisi kedua kaki rapat atau jika mungkin bertumpu satu kaki. Kepala menganggukangguk-badan merunduk, kepala menggeleng badan mengikuti sikap gerak kepala. Kepala badan berputar bersama dengan berguling atau variasi gerakan kpala badan dan kedua tangan bergoyang dalam posisi membungkuk, semua gerakan dilakukan dalam posisi kedua kaki rapat atau jika mungkin bertumpu satu kaki. Kepala mematuk-

kaki berputar dengan tumpuan satu atau kedua kaki adalah dominasi gerak anggota bawah. Teknik Tumpuhan kaki pada tari balet, Salto, loncat harimau, strugel track di udara, kiprah perang pada tari-tarian Yogyakarta.

Gerakan tersebut dilakukan pada saat olah tubuh. Gerak pada tari Rebana/Rangguk (Jambi) peragaan gerak sering dilakukan. Peragaan gerak motif Rodat, Zamrah, dan taritarian berciri kerakyatan mengutamakan gabungan gerak anggota tubuh Gerak pada tari Belibis (Bali) Tari Merak (JawaSunda) seperti gerakan burung. Gerak rol, loncat

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI127

matuk, kaki lenagkah ke depan/belakang, samping kanan/kiri. Tekukan kepala dan kaki lurus pada gerak roll atau guling Sinkronisasi gerak tulang dan jaringan dimana kedua tulang antara tidak terjadi efek gerakan. Kordinasi ke2 tulang yang berhubungan oleh adanya jaringan tulang rawan yang beroperasional secara tepat. Kedua tulang yang beroperasional dihubungkan oleh tulang tengkorak. Kedua tulang tidak saling menunjang gerak. Gerakan dilakukan pada sendi peluru, sendi poros pada tulang bahu, tulang panggul, serta pada karpal dan falang. Sinkronisasi

harimau, Keept up

Anggota Gerak AtasTengahBawah

Sinartrosis, sinkondrosis, sinfibrosis, diarthrosis

Jalan lurus, Lampah Ringdom, Putar tangan sikap kaki jalan lurus ke smua penjuru, Putaran Tubuh ke semua arah.

Tegak dan bongkok badan. Pacak Gulu, Gileg, Galier, dan Godeg. Gelang kepalaanggukanggukan kepala, tengok kanan /kiri Putar kaki dasargerak balet. Gerakan merendah atau mendak, Nindak,

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI128

karpal dan falang dalam menunjang gerakan secara terpadu.

Tanjekan, Mapal, Ngeseh, dan variasi gerakan kepala, badan, tangan, dan kaki.

Tabel 2.3 Motif gerak Individu

Motif Gerakan Berpasangan atau Kelompok No Anggota Kompetensi Gerak Gerak 1 Anggota Kepala (Caput) Gerak Bagian Atas Uraian Teknik Gerak Gerakan supinasi ayunan, anggukan, berputar. Gerakan relaksasi dan supinasi anggota tubuh secara periodik dan temporer. Keterangan Bentuk dan sikap duduk (tari Saman) atau kedua kaki (level tinggi, sedang, rendah) pada tari Saudati, tari garapan lain. Bentuk dan sikap ke dua kaki rapat (level tinggi, sedang, rendah), terbuka dan sikap tertentu seperti Tanjak-Tancep, Rapal, Adeg-adeg, kuda-kuda. Gerakan Tari Topeng Cirebon, dan topeng Klono. Bentuk dan sikap ke dua kaki rapat (level tinggi, sedang, rendah), terbuka dan sikap tertentu seperti Tanjak-Tancep, Rapal, Adeg-adeg, kuda-kuda,

Anggota Gerak Bagian Tengah

Badan(Thorak)

Anggota Gerak Bagian Bawah

Kaki(Ladix)

Gerakan supinasi slip, step, lenso, straidel.

Tabel 2.4 Gerak tari kelompok

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI129

E. PENGUASAAN GERAK OLAH TUBUH 1. Latihan Pemanasan Program latihan penting bagi siswa dan guru. Latihanlatihan menjadikan rangkaian program latihan yang cocok dapat disesuaikan dengan kebiasaan kita masing-masing atau jadwal pelajaran yang berlaku dalam Olah Tubuh. Program latihan hendaknya dirancang agar dapat membangun kekuatan tubuh, mengembangkan kelenturan fisik, serta latihan olah tubuh dapat merubah bentuk badan, membakar lemak, mengencangkan otot, dn berpenampilan indah dan menarik. Tujuan pernafasan untuk meningkatkan kecepatan nadi, memanaskan dan mengencangkan otot di setiap bagian tubuh , sehingga bermanfaat bagi tubuh untuk melakukan gerakan selanjutnya. Musik digunakan sebaiknya yang dapat memberikan stumulus untuk bergerak agar lebih semangat dn agreasif. gai

Gerakan pemanasan dapat dilakukan 10 menit, Gerakan bagian kepala dan gerakan bagian leher, Gerakan bahu, lengan bersama dengan bagian samping, Otot dada, bahu, dan panggul, Otot pinggul, Otot tungkai dan pinggang, Sehabis latihan istirahat 2 menit kemudian lakukan gerakan inti

Keuntungan pemanasan Otot dapat berkontraksi secara cepat, dan mampu merespons gerak secara reflektif. Menghindari cedera, Menambah kepekaan syarat, Mengoptimalkan kordinasi gerakan secara baik, Pembuluh darah lebar, sehingga aliran darah lancer.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI130

2. Latihan Inti 1. Latihan Inti (Latihan Kelenturan) Untuk menyusun ragam-ragam gerak secara utuh, dirangkai, elemen-elemen gerak yang satu dengan yang lain. Selama latihan harus dengan percobaan dan memadukan dengan gerak yang telah dipelajari. Ada lima elemen posisi dasar gerak untuk kepentingan Olah Tubuh adalah 1. Sikap Jongkok Caranya duduk jongkok dengan mendekatkan lutut ke dada. Telapak kaki jinjit dengan tangan memegang lutut atau direntangkan ke depan. Tumpuhan berat badan pada ujung telapak kaki (lakukan beberapa menit).

(Latihan Kelenturan) 2. Sikap Nungging Caranya dalam sikap nungging gerakan melibatkan pinggul dan kepala lurus ke bawa, lutut tetap lurus kaki tetap menapak ke lantai kedua tangan menyentuh lantai.(lakukan gerakan beberapa menit).

Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta

Perhatikan Gambar. 2.69 Sikap jengkeng santai, kontraksi pada kaki

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI131

1. Lanjutan 3. Sikap Jinjit Caranya posisi berdiri dengan ujung kaki Gambar semaksimal mungkin. Kekuatan badan dalam posisi jinjit, tangan tarik julurkan dengan pandangan lurus ke depan. Badan ditopang oleh kedua ujung jari kaki dan konsentrasi penuh. Tarikan kencang pada betis, otot tungkai, dan telapak kaki sehingga tumpuhan menjadi kokh dan kuat (lakukan beberapa menit).

2. Latihan Inti (Latihan Kekuatan) 4. Sikap Kangkang Caranya badan dan kepala tegak kedua kaki direntangkan ke samping. Pandangan lurus ke depan dengan konsentrasi penuh. Rasakan tarikan otot meregang, manfaatkan otot menjadi kuat daya tahan mekin kuat.

Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta Perhatikan gambar 2.70 berdiri santai, kontraksi pada kaki dan menyangga bambu pada tari Bambu Gila

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI132

3. Pemanasan Berdiri sambil mengangkat tumit digerakan secara bergantian hitungan 1-8 Posisi dan gerakan kaki sama, sambil mengayunkan tangan, Posisi dan gerakan sama, akan tetapi memutarkan pergelangan kaki 2. Melompat dari kiri ke kanan dan sebaliknya. Tangan di depan memegang mulut. 3. Otot dapat berkontraksi secara cepat, dan mampu merespons gerak secara reflektif. 4. Berdiri dengan tumpuhan ujung jari, perut diperkecil ke dalam ke dua tangan ke atas setinggi jangkauan. 5. Berjalan di tempat, 6. Lari-lari di tempat, 7. Latihan gerakan kepala, tarik leher ke kanan dan ke kiri. Tundukan kepala ke depan dan ke belakang tahan hingga 3 menit. 8. Gerakan mengangkat bahu (posisi berdiri dengan kaki terbuka, 9. Gerakan bagian lengan (lengan diangkat setinggi bahu), 10. Latihan pinggang, putar pinggang sesuai arah jarum jam, gerakan putaran sebaliknya. 11. Ayunan ke dua tangan ke samping, tarik ke belakang diikuti badan (putar), lalu kedua tangan tarik ke atas. Bungkukan badan dan ikuti gerakan tangan ke bawah menyentuh lantai. Posisi kembali semula. 12. tarik bagian pinggang kiri ikuti gerakan tangan kiri ke atas samping, tangan kanan ke bawah. Kembali ke posisi semul dan gerakan ulang sebaliknya. 13. Lakukan tekukan ke depan agar pinggang mendapat posisi gerak seimbang. Posisi pinggul dan kepala mengikuti badan ke bawah tekuk dengan ke dua tangan bersentuhan dengan melipat tangan di depan dada. 14. Gerakan bagian lutut angkat kaki kanan dan kaki kiri tahan (lakukan bergantian) 15. Lutut kanan tekuk hingga menempel lantai, lutut kiri dan telapak kaki menapak atau menempel lantai lakukan 8 kali. Secara bergantian. 16. Kedua lutut lurus, keseimbangan gerak dipertahankan tarik badan dan tangan ke depan kaki lurus posisinya, tahan pinggul sehingga nampak elastis. Perhatikan gambar-gambar di kaki/betis sehingga dasar 17. Meregang otot lutut, pegang bawah ini adalah sikap badan gerak membungkuk rasakan tarikan tumit. Tarik tangan kiri ke betis/paha kanan tangan kanan lurus ke atas lakukan sebaliknya. 18. Pegang kedua pergelangan kaki/betis lakukan tarikan badan ke bawah tarik nafas teratur. Gerakan ulang, selanjutnya kembali posisi semula.
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI133

4. Latihan Inti (Penguasaan Keterampilan Gerak) Penguasaan keterampilan dapat menambah kemantapan Olah Tubuh. Gerak dasar tari tradisi dan gerak olah tubuh yang dijadikan sebagai inti latihan misalnya: Melakukan gerakan kaki, Ayunan tangan, Lompatan, Putar-jonkok, Gerak-gerak tari tradisional dan Nontradisional, Motif-motif gerak keterampilan menggunakan alat, Penghayatan total Olah Tubuh dengan diiringi irama musik sederhana, variasi untuk membantu penghayatan, dinamika gerak, keindahan gerak, penghayatan dengan memakai property.

Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta

Perhatikan gambar 2.71 berdiri jinjit, putaran, dan penguatan pada kontraksi pada kaki dengan penguasaan payung tari Ngebayak

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI134

Gerakan berikut adalah, tangan bertumpu di lantai, badan membungkuk, dorong kaki kanan dan kaki kiri secara bergantian. Lakukan beberapa kali gerakan ini. Latihan otot dengan dorongan kaki ke belakang, tangan ke atas berlawanan dengan kaki . Laian, beberapa kali gerakan, ulang!. Lakukan gerakan kaki maju ke depan, dengan pinggul lakukan kengser, lenggang, dan lain lagi. Gerakan pinggng otot kaki regang, pantat, pinggul, ke belakang. Atau kamu dapat melakukan gerakan tradisional. Goyang Plastik, goyang pantat). Gerakan tangan dn pergelangan buka tutup. Posisi kaki terbuka dan merendah. Gerakan posisi duduk/tiduran angkat kaki membentuk huruh V dan lakukan senam jenis gerakan kaki terbuka. Posisi tidur tertelungkup menutup dan membuka pangkal lutut. Gerakan kaki angkat-jatuhkan kembali dengan membentuk sudut 90 derajat. Gerakan Sit UP. Gerakan kaki semacam Balet. Gerakan otot paha. Duduk lakukan berapa macam posisi duduk, sila, dan simpuh badan ditopang ke dua kaki. Telapak kaki rapatkan Duduk Kedua kedua kaki diluruskan Gerakan mengencangkan paha

Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta Perhatikan gambar 2.72 berdiri santai, kontraksi pada kaki dan tangan yang melakukan tendangan, lipatan kaki serta menyangga bambu sambil bergerak.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI135

1. Sikap badan berdiri atau duduk letakan kedua tangan di atas paha arah telapak ke atas, 2. Tarik nafas perut, tahan 4 detik. Posisi sama tarik kedua telapak tangan sambil mengepal letakan ke depan dada. Lalu menurunkan kepala sedikit mata dipejamkan. 3. Hirup nafas dalam-dalam lakukan selama 12 detik bayangkan keberanian, dan rasa kepercayaan diri. 4. Berdiri dengan satu kaki berada di depan jaraknya dua kaki 60 cm kuda-kud depan, kaki belakang berjingkat tangan di pinggang. Tarik nafas tahan lalu keluarkan sambil berteriak sekeras-kerasnya ......................aaaaach.

Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta Perhatikan gambar Gb. 2.73 Duduk santai, perpindahan formasi, kontraksi pada kaki pada tarian Aceh di atas

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI136

1. Untuk kekuatan tangan sikap berdiri kuda-kuda (jarak kaki 60 cm) tubuh tegak ke depan. 2. Sikap tangan seperti orang sedang sembah. Tetapi kedua telapak tangan jangan sampai merapat kira-kira 2 cm, jarak pandang lurus ke depan. 3. Hirup nafas perlahan melalui hidung, tahan, lalu sambil tarik tangan kanan gunakan nafas perut, sambil gunakan kekuatan alam (bentuk posisi tangan seperti memanah) kaki sedikit teknik, sikap dipertahankan., lalu hembuskan nafas perlahan-lahan dalam waktu 8 detik. 4. Gerak Ulap-ulap (melihat) sikap berdiri kaki sedikit terbuka, arah lutut kaki ke depan ke dua tangan lurus. Lakukan gerakan tarik kedua tangan ke dalam dekat dada, tahan nafas. Hembuskan perlahan-lahan 8 detik tahan di tenggorokan, hembuskan nafas. 5. Pernafasan perut Posisi bisa berdiri bisa duduk. Tarik nafas dengan pernafasan perut dalam waktu 10-12 detik. Sambil membayangkan kekuatan alam hirup udara tarik kedua siku sampai ke belakang, perlahan-lahan kepala menengadah, dada tarik ke depan kedua bahu tarik ke belakang. Tahan 10-12 menit. Hembuskan nafas sambil bayangkan semua sikap ragu-ragu, bimbang. Posisi masih berdiri dengan kedua tangan merentang ke samping. Ujung ke dua tangan diputar perlahan-lahan buat lingkaran kecil makin lama makin melebar. Seluruh otot tanganotot bahu, punggung di regangkan.

Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta Perhatikan gambar 2.74 berdiri santai, kontraksi pada tangan dan jari pada tari

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI137

1. Kordinasi gerak olah tubuh/tari traisional dan tari Nontradisional dengan menggunakan property sebagai gerak Inti. (Hal 24 dan 75). 2. Apabila ingin memunculkan gerakan-gerakan ekspresif dan kreatif dalam latihan, maka sumber-sumber gerak tari dapat diperoleh dalam aktivitas kehidupan seharihari. Gerak tradisional dan gerak Balet dan lainnya sebagai variasi. 3. Kordinasi alat dengan gerak juga berkaitan dengan penguasaan teknik. 4. Batasan gerak untuk latihan melihat kebutuhandan kondisi latihan. 5. Besar-kecil jangkauan gerak yang dilatih ada hubungannya dengan perasan kita. 6. Perubahan gerak lembut ke keras atau kuat erat kaitannya dengan perasaan. Untuk itu siswa harus melakukan olah tubuh sesuai kebutuhan latihan dan penguasaan teknik dasar gerak, disiplin latihan dan cara merancang pola-pola gerak ruang dan waktu irama, dan alat disesuaikan dengan keinginan kita.

Sumber GNP TMII Jakarta

Perhatikan gambar 2.75 berjalan sambil melayang santai, kontraksi pada kaki, daerah perut, dan kedua tangan pada tari tradisional

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI138

3. Pendinginan 3.1 Latihan pendinginan adalah untuk mengembangkan kondisi fisik dan otot kepada kondisi semula. Kegunaan pendinginan adalah : Mengendorkan otot, Menurunkan suhu tubuh, Mengurangi ketegangan, Proses relaksasi dan denyut jantung nadi kembali normal., Latihan penutup. Gerakan latihan yang dapat dilakukan adalah gerakan yang bersifat ringan, dan lambat.

Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta

Perhatikan gambar 2.76 duduk santai, berdiri jongkok, kontraksi kaki dan tangan yang merentang pada saat jengkeng putri pada tari Nyi Kembang

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI139

Latihan Pendinginan Posisi tidur relaks, gerak kedua kaki secara perlahan tarik atau rapatkan dan letakan kedua tangan di atas posisi perut Turunkan relaks, Posisi berdiri dengan merentangkan kedua tangan sejajar lalu tangan ayunkan, Duduk pegang kedua lutut sambil menarik nafas pelan-pelan badan ditidurkan atau terentang jari-jari tangan dan kaki kendorkan. Berdiri perlahan-lahan, Ayunkan tangan, busungkan dada, tarik salah satu tangan ke atas pandangan seolah-olah berada diawang-awang, Perhatikan beberapa hal dalam pendinginan. Kembalikan tubuh ke posisi awal, sehingga kondisi dapat segar kembali. Pendinginan lakukan 3-5 menit. Tidak ada istirahat pada sat pendinginan. Gerakan pelan agak lembut, relaks, Musik iringan yang lembut dapat digunakan untuk membawa kita pada hal yang lebih relaks dan tidak ada beban. Latihan pendinginan tahan nafas kemudian hembuskan, Rasakan semua oto dan aliran darah kita relaks, Lakukan gerak sesuai dengan teknik gerak, wiraga, wirama, wirasa, Pilih musik etnik yang kamu suka, Latihan dilakukan secara individu, berpasangan, kelompok dan pola lantai secara bervariasi

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI140

Gerakan Olah Tubuh dan Latihan No 1 Uraian Gerak Badan berdiri tegak, sikap pandangan mata lurus ke depan, tangan bertolak pinggang. Lakukan gerak gelengan kepala tunggal dan ganda ke kanan dan ke kiri secara bergantian. Badan berdiri tegak, sikap pandangan mata lurus ke depan, tangan bertolak pinggang. Lakukan gerak anggukan kepala secara tunggal dan ganda ke atas dan ke bawah secara bergantian. Badan berdiri tegak, sikap pandangan mata lurus ke depan, tangan bertolak pinggang. Lakukan gerak menengok/ menolehkan kepala tunggal dan ganda ke kanan dan ke kiri secara bergantian. Badan berdiri tegak, sikap pandangan mata lurus ke depan, tangan bertolak pinggang. Lakukan gerak jalan dengan langkah kaki secara Pola Lantai Di lakukan di tempat Pola Hitungan Dua kali 1-8

Idem

Dua kali 1-8

idem

Dua kali 1-8

kali Pola lintasan Empat dapat garis hitungan 1-8 lurus, lingkaran, atau dalam formasi sesuai kebutuhan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI141

sedikit terbuka pada anggota gerak lutut dan paha. Gerak ini dapat dilakukan bergantian kaki kanan da kiri. Badan berdiri tegak, sikap pandangan mata lurus ke depan, tangan bertolak pinggang. Lakukan gerak kepala memutar ke arah kanan membentuk 360 derajad. Gerakan kepala dapat dilakukan ke arah kiri atau arah sebaliknya. Badan berdiri tegak, sikap pandangan mata lurus ke depan, tangan bertolak pinggang. Lakukan gerak menganagkat bahu dan menurunkan bah Gerak ini dilakukan bergantian. Badan berdiri tegak, sikap pandangan mata lurus ke depan, tangan bertolak pinggang. Lakukan gerak memutar sendi bahu ke depan dan ke belakang dengan gerak cepat atau lambat. Gerak ini dapat dilakukan bergantian arah atau sebaliknya.

Gerakan di tempat

Idem

Idem

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI142

Badan berdiri tegak, sikap pandangan mata lurus ke depan, tangan melebar ke samping kanan/kiri. Lakukan gerak memutar tangan ke arah depan dan belakang secara bergantian. Gerakan memutar tangan dapat dilakukan secara cepat / lambat secara bergantian. Badan berdiri tegak, sikap pandangan mata lurus ke depan, tangan bertolak pinggang. Lakukan gerak jalan dengan langkah kaki secara sedikit terbuka pada anggota gerak lutut dan paha. Gerak ini dapat dilakukan bergantian kaki kanan da kiri. Badan berdiri tegak, sikap pandangan mata lurus ke depan, tangan angkat ke atas dan lakukan gerakan jari meregam secara bertahap. Gerakan menjulurkan tangan ke atas baik tangan kanan dan kiri secara bergantian. Posisi kaki jinjit seolah-olah meraih benda yang berada paling jauh.

Idem

Idem

Delapan kali hitungan 1-8

10

Idem

Dua kali 1-8

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI143

11

12

13

14

Posisi badan tetap berdiri tegak, sikap pandangan mata lurus ke atas mengikuti alur gerak tangan, tangan kiri lurus ke atas sambil meregam jari jemari seolah-olah meraih sesuatu yang ada di atas. Gerakan ini dapat dilakukan dengan kedua kaki jinjit. Pindahkan posisi badan tetap berdiri tegak, sikap pandangan mata lurus ke atas mengikuti alur gerak tangan, tangan kanan lurus ke atas sambil meregam jari jemari seolah-olah meraih sesuatu yang ada di atas. Gerakan ini dapat dilakukan dengan kedua kaki jinjit. Atur posisi badan tetap berdiri tegak, buka tangan ke arah samping hingga membentuk huruf V, sikap pandangan mata lurus ke depan putarkan badan ke kanan-ke kiri, ayunkan ke dua tangan ke sisi kanan- ke kiri. Gerakan ini dilakukan secara bergantian. Atur posisi badan tetap berdiri tegak, kemudian buka kaki hingga posisi merentang rendah,

Berdiri di tempat di selingi dengan berjalan setapat demi setapak

Dua kali 1-8

idem

Dua kali 1-8

idem

Dua kali 1-8

idem

Dua kali 1-8

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI144

15

16

17

tangan ke arah samping hingga membentuk garis lurus. pandangan mata lurus ke depan atur posisi sikap badan merendah-naik secara periodik. Gerakan ini dilakukan naik turun secara bergantian. Tangan sebelah ditekuk ke arah dada, tangan sebelah lainnya lurus horisontal sejajar dengan bahu, atur kaki kaki kiri sebelah ditekuk ke luar, dan sebelah lainnya diluruskan. Posisi badan tempat merendah ke arah samping. Posisi badan rendah ke samping. Dengan itu saling berhadapan.. Atur posisi badan tetap berdiri tegak, buka tangan ke arah samping hingga membentuk huruf V, sikap pandangan mata lurus ke depan putarkan badan ke kanan-ke kiri, ayunkan ke dua tangan ke sisi kanan- ke kiri. Gerakan ini dilakukan secara bergantian. Posisi badan terbuka merendah, tangan membuka arah samping lurus hingga membentuk huruf I,

Berjalan memutar atau di tempat

Tiga kali 1-8

idem

Tiga kali 1-8

Idem 24

Tiga kali 1-8

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI145

18

20

21

22

jari-jari lurus pandangan mata lurus ke depan putar badan ke kanan-kiri putarkan badan ke kanan-ke kiri, ayunkan ke dua tangan ke sisi kanan-ke kiri. Gerakan ini dilakukan bergantian. Tangan sebelah ditekuk ke arah dada, sebelah tangan lainnya luus. Atur posisi badan merendah ke samping kanan, dengan saling membelakangi. Kedua tangan lurus ke depan, kaki sebelah kaki kanan ditekuk dan kaki kiri lurus kesamping. Posisi badan merendah ke depan. Badan berdiri tegak, pandangan lurus ke depan, tangan di samping paha Ke dua kaki lurus ke depan, kaki sebelah ditekuk dan sebelah lainnya diluruskan, pandangan mengarah kaki yang lurus setapak ke depan. Pandangan ke arah depan, badan merendah arah pandangan menatap depan ias berulang tahun. Posisi badan sedikit membungkuk, tangan lurus sejajar dengan bahu membentuk garislurus horisontal.

Posisi tergantung kebutuhan atau sesuai kehendak

Dua kali 1-8

Idem

Dua kali 1-8

Idem Dua kali 1-8

Idem

Dua kali 1-8

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI146

23

Kaki kanan mundur selangkah, kaki kiri kunci di tempat pandangan ke depan posisi badan medium menghadap depan. Posisi badan rendah dengan tangan lurus ke bawah vertikal sambil menahan, dun gerakan kaki sebelah kanan ditekuk sebelah kiri lurus. Posisi badan rendah dengan tangan sejajar dengan bahu horisontal, kakai kanan ditekuk 90 derajad dan kaki kiri lurus. Arah hadap ke depan. Posisi badan rendah kemudian berguling ke arah kanan, putaran ke kanan maksimal hingga ke posisi tertelungkup, untuk kembali posisi semula posisi badan merendah. Posisi badan tidur lurus, badan berguling sehingga terlentang, kemudian merunduk jongkok hingga menuju posisi berdiri sempurna, selanjutnya melompat setingguitingginya. Berteriak ach melepaskan pergerakan tubuh secara sempurna.

Idem

Dua kali 1-8

24

idem

Dua kali 1-8

25

idem

Dua kali 1-8

26

idem

Empat kali hitungan 1-8

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI147

27

28

29

Berdiri tegak tangan kanan membentuk sudut 45 derajad, tangan kiri di samping paha kaki kanan dan kaki kiri melangkah ke depan, arah hadap muka searah dengan tangan. Atur sikap posisi badan membungkuk, tangan kanan siku-siku 45 derajad tangan kanan lurus horisontal ke depan, kaki kiri melangkah ke belakang arah hadap ke bawah. Posisi berdiri satu kaki, kaki kanan ditekuk dipegangi tangan kiri, tangan kanan lurus dialgonal, badan dan mrmbongkok sambil mengganti posisi sikap sempuna. Posisi badan menunduk, berdiri dengan tumpuan kaki kiri, kaki kanan dikebelakangkan lurus di sehingga. Posisi badan membongkok, kedua tangan ditelepaskan hingga tergantung relaks, kemudian lipatkan ke dua tangan ke atas selanjutnya

idem

Dua kali 1-8

Idem

Dua kali 1-8

idem

Dua kali 1-8

30

idem

Dua kali 1-8

31

Dua kali 1-8

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI148

32

kedua tangan dilipatkan hingga lurus vertikal, tepat berada di belakang punggung dan arah hadap ke bawah. Posisi gerakan diulang secara berturut-turut Posisi badan membungkuk perlahan-lahan menuju siikap sempurna, ke dua kaki melebar, dan tangan membentu huruf V ke atads sesuai harapan penata gerak, Posisi berdiri satu kaki, badan condong ke depan dan kaki kanan tekuk pegangi dengan tangan tangan kanan, luruskan kaki kanan kemudian ke belakang sehingga posisi seperti terbang. sambil menahan posisi dan gerakan kaki sebelah kanan lurus badan semakin condong ke depan, sehingga badan lurus dengan kaki kanan.. Posisi badan rendah dengan tangan lurus ke bawah vertikal sambil menahan, dun gerakan kaki sebelah kanan ditekuk sebelah kiri lurus.

idem Dua kali 1-8

34

idem

Dua kali 1-8

35

idem

Dua kali 1-8

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI149

36

37

38

Posisi badan rendah dengan tangan lurus ke bawah vertikal sambil menahan, dun gerakan kaki sebelah kanan ditekuk sebelah kiri lurus. Dalam melakukan gegakan ini penguatan otot perut, ketegangan pada bagian kaki juga harus dirasakan. Hal ini untuk menentukan keberhasilan tujuan gerakan yang menekankkan penguatan otot perut, kaki, dan pinggul. Pola gerakan berikut adalah pada tahap awal lari biasa dan membuat lingkaran, pada saat yang tepat gunakan kecepatan lari dengan lompatan kaki setinggi mungkin dengan jangkauan gerak yang jauh. Posisi dan sikap badan tegak, kekuatan gerak pada bagian pelvis atau pinggul. Kaki diupayakan lurus ke depan dan ke belakang bila beluk mampu minimal sikap kaki harus tetap lurus. Pola gerakan berikut adalah melompat dengan posisi dan sikap tubuh tegap. Lompatan dilakukan dengan teknik

idem

Dua kali 1-8

Membuat lingkaran atau garis lurus ke depan pada ruang yang luas.

Hitungan dan posisi tergantung kebutuhan atau sesuai tempat latihan

Membuat lingkaran atau garis lurus ke depan pada ruang yang luas.

Hitungan dan posisi tergantung kebutuhan atau sesuai tempat

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI150

39

melipatkan kaki sedalam mungkin ke arah dada, kaki lainnya melipat ke arah pinggang. Pada saat diudara gunakan keseimbangan gerak dengan menjaga posisi tubuh seperti terbang, sehingga tidak banyak beban yang diambil, atau daya meringankan tubuh harus dilakukan sehingga pada saat melayang tidak terdapat kontraksi pada bagian tubuh manapun. Kondisi ini apabila tercipta maka potensi gerak dan teknik melayang diudara menjadi bentuk gerak yang indah, tanpa ada ikatan yang saling tarik menarik kontraksi pada seluruh anggota gerak yang digunakan pada saat bergerak. Gerakan repertoar yang agak sulit apabila dapat dilakukan menjadi bagus. Cara dan teknik yang sudah dilihat adalah pada gambar 2.40. Uraian geraknya adalah lari perlahan, kemudian mempercepat lari untuk mendapatkan waktu untuk mengembangkan kaki ke arah sisi kanan atau kiri. Pada saat

latihan

Membuat lingkaran atau garis lurus ke depan pada ruang yang luas.

Hitungan dan posisi tergantung kebutuhan atau sesuai tempat latihan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI151

40

melompat usahakan kaki, badan dan seluruh tubuh dalam posisi miring ke samping tetap tegap dan apabila mungkin maksimal hingga posisi kemiringan 45-60 derajad ke arah samping. Setelah pada posisi kemiringan yang maksimal dapat dilakukan, rapatkan kaki pada sisi tujuan gerak untuk mengepaknya sehingga tujuan maksimum kemiringan tubuh diimbangi dengan posisi sikap kaki yang mencapai maksimal ke arah samping. Sinkronisasi gerak ini harus dilakukan secara berpasangan. Rapatkan tubuh dengan posisi saling bertemu badan. Kedua peraga saling mengkait tangan untuk saling jaga keseimbangan. Salah satu peraga kemudian membentuk posisi kangkang dan mengangkat tubuh peraga lain untuk berada di atas punggung peraga yang mengambil posisi sikap kuda-kuda kangkang. Jaga kedua belah pihak dalam kondisi

Membuat lingkaran atau garis lurus ke depan pada ruang yang luas.

Hitungan dan posisi tergantung kebutuhan atau sesuai tempat latihan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI152

seimbang. Gerakan berikut dapat dilakukan oleh peraga yang berada di atas punggung peraga yang berada di bawah. Lakukan dengan membentuk disain kaki terbuka ke samping, lurus ke atas, memutar kaki ke sisi kemana tujuan dapat dilakukan. Kesimbangan gerakan kedua peraga harus kerja sama sedemikian baik, sehingga terjaga teknik dan cara melakukan gerakan secara sempurna serta sikap kuda-kuda yang tidak mudah goyah.
Gambar Tabel 2.5 Gerakan dan pola lantai

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI153

BAB III TARI-TARIAN INDONESIA DAN MANCANEGARA


A. Tari-Tarian dan Masyarakat Indonesia Para siswa yang kami cintai, pada pembahasan bab ini kalian akan dikenalkan banyak seni tari tradisi di Indonesia. Indonesia adalah negara yang kaya atas keragaman budaya dan suku bangsa. Setiap suku bangsa dan budaya memiliki ciri dan kekhasan yang berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Perpaduan budaya antar suku bangsa dapat mempengaruhi perubahan. Hal ini disebut akulturasi. Perbedaan pengaruh budaya dari satu suku bangsa dan suku bangsa lain terjadi karena adanya kontak budaya dan hal ini sulit dihindari. Pengaruh tersebut sa;ah satunya terjadi pada budaya seni tari. Pada tari klasik Jawa Yogyakarta dan Surakarta dikenal istilah Hasto Sawando, yang tertuang pada sikap tubuh, tangan dan kaki yang antara lain adalah ngithing, nyempurit, ngepel, ngruji. Konsep tentang sikap tari tersebut di Jawa dipahami sebagai bentuk sikap anggota gerak yang kerap disebut motif tangan, kaki, dan badan. Pada tari-tarian manca daerah, tarian merupakan bentuk seni pertujukan, akan tetapi pada sisi tertentu tarian merupakan bentuk ritual upacara dan perayaan hari besar di daerah tertentu pula. Kondisi ini menggambarkan bahwa perbedaan tujuan dan bentuk penyajiaannya pada ujungnya mempengaruhi format pertunjukan dan peran fungsi tari di masyarakat. Pada tarian daerah yang ada di daerah tertentu musik iringan tarinya digunakan adalah seperangkat gamelan slendro dan pelog yang disebut satu pangkon. Di daerah lain banyak menggunakan alat musik yang terdiri dari kendang, kenthong, keprak, gitar, terbang/rebana, akordion, dan masih banyak lagi. Lagu-lagu yang digunakan ada yang memiliki jenis lagu Islami dalam bentuk salawatan. Tetapi pada sisi lain, lagu yang ada terdiri dari lagu-lagu jenis keroncong, dan masih banyak lagi yang antara lain adalah lagu-lagu dolanan dan lagu-lagu daerah tertentu yang ada di sekitar tarian tersebut.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI154

Sarana magis juga ada pada tari daerah tertentu. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa pertunjukan magis menjadi model terutama untuk tari daerah tertentu atau pertunjukan tarian tertentu sering dikaitkan dengan kondisi klimaks tari yang memperagakan penari dalam keadaan trance atau tidak sadar diri. Menurut Soedarsono, trance adalah keadaan dimana penari mamainkan peranan penting dalam komunitas dengan kekuatankekuatan di luar batas kemampuan manusia umumnya. Cara ini sering disebut kerasukan makhluk halus atau kekuatan supranatural. Untuk melestarikan tari-tarian daerah adalah dengan cara merevitalisasi kembali tarian atau mengadopsi tarian ke dalam bentuk pertunjukan lain, yakni dengan melalui pembelajaran di sekolah-sekolah melalui bentuk intrakurikuler maupun ekstrakurikuler seperti di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SLTP), atau Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA). Tari-tarian tertentu pada puncaknya akan menjadi maskot budaya daerah. Hal tersebut banyak dimiliki oleh masyarakat tertentu, akan tetapi dalam kenyataan tarian tertentu mampu bertahan lestari bahkan menjadi simbul budaya bangsa Indonesia karena intensitas dan daya magis tarian tersebut pada saat pertunjukan. Tari-tarian yang mengalami puncak budaya daerah pada saat tertentu mampu menjadi maskot bangsa. Banyak tarian yang mampu menjadi maskot bangsa adalah banyak tarian yang berasal dari Bali, Saman dan Saudati (Aceh), Topeng (Jabar), Srimpi dan Bedoyo, Prawiroguno, Prawirowatang (Jawa Tengah dan Yogyakarta), serta masih banyak tari-tarian lain yang menduduki puncak sama di daerah menjadi maskot daerah tertentu seperti Alang Babega (Smbar), Gending Sriwijaya (Sumsel), Cangget (Lampung), Tabot (Bengkulu), Dolalak (Purworejo), Tari Geliat Bedug (Banten), Jothil (Gunung Kidul), Gandrung (Banyuwangi/Jawa Timur), Rangde (Bali), Ndi (Irian Jaya), Kebudayaan masyarakat Jawa pada umumnya sangat dekat dengan kebudayaan atau masyarakat keraton . Kondisi ini patut disyukuri, bukan sebaliknya, tari-tarian di Indonesia pada umumnya adalah memiliki dua karakter yakni terdiri dari tari tradisional dan tari nontradisional. Tari-tarian di Jawa Tengah patut disyukuri karena terpelihara dengan baik. Hal ini dibuktikan oleh Bratawijaya bahwa budaya masyarakat Jawa tidak dapat dipisahkan dari

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI155

budaya keraton Yogyakarta Hadiningrat dan Pakualaman Surakarta (Thomas Wiyasa B: 1997, 77). Sejak dahulu, masyarakat Jawa sudah mengenal adanya Tuhan. Hidup di dunia ada yang mengatur selain manusia. Budi Herusatoto menyatakan bahwa roh ada, roh yang paling kuat dari manusia. Herusatoto, Mitos dan magis yang ada sejak zaman prasejarah diyakini oleh manusia selalu mengganggu dan membuat situasi menjadi kurang berjalan sesuai harapan. Orang-orang Jawa masih ada yang menganut paham animisme dan dinamisme begitu kuat dan kental. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa mereka sulit dipengaruhi telah hadirnya agama yang tumbuh dan berkembang di sampingnya. Agamaagama yang telah ada di sekitar mereka adalah agama Islam, Hindu, Budha, Kristen, Katholik, dan agama yang dianut suku Khonghucu. Pada masa tahun 1970-an, pengaruh animisme dan dinamisme masih terasa, pengaruh Budha dann Hindu hingga masa kini juga kuat mazhabnya. Hal ini juga berpengaruh kepada sikap dan perilaku orang Jawa pada umumnya bahwa tindakan religius orang Jawa masih memuja dewa-dewa, salah satunya adalah dewa Padi. Pembuatan sajen atas keselamatan nenek moyang terkait pada acara-acara tertentu berhubungan dengan kesenian rakyat sintren, tayub, gugur gunung, ebegan, jothil, dan masih banyak lagi jenis kesenian rakyat. Kesenian rakyat yang berkembang di masyarakat Jawa terdiri dari kesenian jaran kepang atau kuda lumping, tayub, sintren, dolalak, gugur gunung, ebegan, jothil, dan lain-lain. Kesenian rakyat ini dalam pementasannya ada yang berakhir dengan trance atau mendem. Pada acara tertentu kesenian rakyat jenis ini dipentaskan secara periodik dan terprogram melalui berbagai acara yang tepat pada saat dipentaskan. 1. Kesenian Rakyat dan Upacara Adat Tari Tradisional dalam upacara adat saling berkaitan, baik sebagai pelengkap maupun sebagai perantara mencapai tujuan. Sebagai contoh, tarian untuk keselamatan dan perlindungan biasanya masyarakat mengadakan pertunjukan kesenian. Kesenian tertentu sangat dekat dengan konteks budaya dan tujuan dilakukannya upacara keselamatan dan perlindungan. Tari-tarian tertentu tersebut sering digunakan untuk upacara perkawinan, khitanan, dan bersih desa dan banyak acara lainnya. Secara hirarki pelaksanaan dan tata cara pertunjukan, tari-tarian tertentu pada pementasannya diatur dalam bentuk

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI156

upacara. Tata cara pementasan dapat dirinci dan diatur sedemikian rupa sehingga dalam pelaksanaannya mampu berjalan lancar, tertib, dan selesai tepat waktu. Namun dalam kegiatan lain, pementasan tari-tarian tertentu dipentaskan banyak mengalami hambatan. Secara ilustratif kegiatan pelaksanaan pementasana acara kesenian dan tradisi upacara tertentu kurang berjalan seperti harapan. Misalnya pada saat upacara perkawinan secara umum dapat berlangsung kurang lebih seperti di bawah ini. Upacara diawali dengan acara pengenalan lebih dekat keluarga mempelai pria ke mempelai wanita. Acara bertujuan agar keluarga pria mengenal calon menantu. Selanjutnya, acara lamaran bertujuan meminta secara resmi calon penganten wanita untuk dijadikan istri. Acara berikutnya adalah memberikan peningset atau ikatan dalam bentuk seperangkat pakaian lengkap, kepada calon pengantin wanita sesuai tanggal dan hari yang ditetapkan. Sehari menjelang pernikahan dilakukan siraman baik pihak mempelai wanita maupun mempelai pria dilakukan mandi secara simbolis yang menunjuka bahwa ke dua mempelai berangkat dalam badan yang bersih. Pada acara ini juga dikenal sebagai widodareni (Jawa) yakni acara dimana berbagai kerabat mempelai pria dan mempelai wanita saling bersilahturahmi. Kemudian dilanjutkan upacara panggih pada pagi harinya dengan melakukan sederetan upaca prosesi sampai akad nikah hingga keduanya ke pelaminan. Untuk keperluan upacara bersih desa dapat dilakukan dengan beberapa tahapan yang kurang lebih dapat disebutkan adalah sebagai berikut. Upacara tradisi bersih desa dilaksanakan dalam setahun sekali yakni pada saat penduduk setelah menuai panen raya secara serentak. Tujuan pelaksanaan upacara adalah untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan bahwa masyarakat diberi limpahan keberhasilan panen, cukup untuk digunakan beberapa bulan ke depan dari hasil bumi yang diperoleh pada panen raya ini. Hal ini menunjukan bahwa Dewi Sri atau Dewi Padi mengabulkan permintaan masyarakat. Tata cara dan bentuk model pertunjukannya secara umum dapat diuraikan di bawah ini. Adapun prosesi kegiatan upacara yang telah lama dan dilestarikan dengan beberapa tahapan adalah sebagai berikut: 1. Menyimpan padi di lumbung secara rapi, 2. Membersihkan jalan, kebun, halaman masjid dan bergotongroyong,

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI157

3. Mengadakan masak bersama dan kunjung-mengunjungi antar tetangga, 4. Mengadakan hiburan salah satunya pertunjukan kesenian/tari-tarian. Adapun beberapa catatan kesenian/tari yang digunakan untuk upacara seperti di depan telah disebut adalah
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Kesenian/tarian Dolalak Barong Rangde Sekapur Sirih Pangayo Pakarena Bisu Bedhoyo 5 dan 9 Srimpi 9 Bedhoyo Anglir Jothil Ndi Tabot Piring Galombang Tor-tor Cewan Mainang P Kampai Karambik Saman/Saudati Bantal Tapok Gendhing Sriwijaya Paget Penganting Sinjang Pasembahan Japin Cangget Selampit Delapan Topeng Jaipongan Ogoh-ogoh Bondoyudo Ngemo dan Jejejr Belian Topeng Ngarojeng Lense Dabang Kataga Kecak Asal Daerah Purworejo/Jateng Bali Bali Jambi Sulawesi Selatan idem idem Surakarta Surakarta Yogyakarta Idem Irian Jaya/Papua Bengkulu Minang/Sumbar idem Sumatra Utara idem idem idem Aceh/NAD idem Sumatra Selatan idem idem Riau idem Lampung Jambi Jawa Barat idem Bali idem Jawa timur KalTim Jakarta/DKI idem Sulawesi Tenggara Sulawesi Tengah NTT Bali Jenis Upacara Bersih Desa Keagamaan Tolak Bala Penyambutan tamu Kematian Penyambutan tamu Pelantikan Kepala Suku Pelantikan Raja Turunnya Raja Naik tahta Raja Panen Pelantikan Kepala Suku Pelantikan Ketua Suku Panen Penyambutan tamu Idem Idem Pergaulan Remaja Melaut Penyambutan tamu Pernikahan, bayi lahir Penyambutan tamu Pernikahan Pergaulan Remaja Penyambutan tamu Tamu kenegaraan Idem Pergaulan Remaja Klasik/Kenegaraan Pergaulan sosial/masal Ngaben/lematian Kepahlawanan Pergaulan Sosial penyembuhan Idem Panen Upacara laut Upacara Asah Gigi Upacara sambut Tamu Keagamaan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI158

Pelaksanaan upacara di atas, pada dasarnya untuk setiap daerah dan tata cara tradisinya yang dikembangkan memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda pula. Hal ini bergantung kepada karakteristik masyarakat masing-masing daerah yang meyakini dan mempercayai bahwa pelaksanaan bentuk upacara tradusi dimaksud memiliki kekuatan harapan agar di kemudian hari semakin meningkat keberhasilannya dan mendatangkan berkah yang positif bagi kelancaran dan kelangsungan kegiatan seperti yang diharapkan. 2. Kesenian Rakyat dan Acara Lain: Kesenian atau tari-tarian di banyak daerah banyak digunakan untuk beberapa keperluan menyangkut pertemuan antar kerabat, klangenan, dan kepentingan lainnya. Kesenian atau tari-tarian tertentu yang telah mencapai puncak budaya daerah mampu menyedot perhatian masyarakat. Kesenian atau tari-tarian yang telah dikenal masyarakat sering digunakan untuk pelengkap acara adat, suguhan bagi tamu yang dihormati, dan ajang-ajang festival tertentu yang cukup diandalkan oleh daerah tertentu. Beberapa festival dan ajang parade tari daerah yang sering dilaksanakan oleh lembaga tertentu dan mengacu kepada konsep visitasi atau sekedar parade menjadi kegiatan yang dirancang secara terpadu. Kegiatan tahunan yang melibatkan acara tujuh belas agustusan (17 Agustus) memilih beberapa peserta yang dianggap layak dan memadai untuk dijadikan kegiatan monumental sehingga dapat memacu lahirnya kesenian baru dan tari-tarian yang digarap secara apik akan dapat memberdayakan peran fungsi kesenian atau tari-tarian semakin komplit dan luas cakupannya. Selain berbagai acara yang telah disebut di atas, kegiatan yang berhubungan dengan menyambut tamu kenegaraan dan pementasan di istana negara sering dijadikan anjang pemilihan kesenian atau tari-tarian untuk memenuhi kebutuhan acara dimaksud. Pementasan pada acara pawai artis, pawai obor, dan kegiatan lainnya berupa paket wisata dan liburan, paket acara tertentu untuk kesenian tertentu dilaksanakan sebagai berikut di bawah ini:

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI159

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Kesenian/tarian Serampang Duabelas Baluse Dampeng Ranu Labuan Payung Kain/Tenun Joged(t) Catuk Bidadari Karan Burung putih Sinjang Badana Babarau (cemeti) Kembang Paray Candra dewi Ronggeng Cokek Karonsih Menak Langendryan Athandak Emprak-emprak Padoa Dadara Kartili Kandasara Kalegos Pajaga Capin Perang Giring-giring Lenso

Asal Daerah Sumut idem NAD idem Sumbar idem Riau idem Bengkulu idem Sumsel idem Lampung idem Jabar idem DKI DKI Jateng Yogyakarta idem Madura/Jatim Jatim NTT NTB NTB Sulteng Sultra Sulsel KalBAr KalTim Kalteng Maluku

Jenis Upacara Pergaulan Remaja Pesta Rakyat Pesta Rakyat Upacara Melaut Pergaulan Remaja Pergaulan remaja Pergaulan Remaja Labuhan Remaja putri pesolek Hiburan Pelestarian Pergaulan Selamat datang Pinangan Remaja putri akilbalik Remaja putri pesolek Serial rakyat Pergaulan Topeng Penyambutan pengantin Sosial Rakyat Turunnya raja Upacara ka Ngamen/Tledek Pergaulan Pergaulan remaja Hiburan Rakyat Pengusir Makhluk halus Pingitan/wanita akil balik Upacara tertentu Pergaulan Pengusir bencana WanitaPubertas Pergaulan mudamudi

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI160

34 35 36 37 38 39 40

Yospan Topeng Panji Mbis Kebyar duduk Dana Angguk Baris

Papua KalSel Papua Bali Sumsel Jambi Bali

Upacara Sedekah Bumi Pengembaraan Persembahan Pertumbuhan remaja putri Pergaulan Pergaulan Kepahlawanan

Tabel 3.1 Kesenian dan Upacara dalam kehidupan manusia

3. Kedudukan Kesenian atau Tari-tarian dalam Pertunjukan Pada abad milenium ini, banyak koreografer-koreografer yang mampu menembus jajaran penata tari kelas dunia dan lingkup nasional. Aktivitas yang dikembangkan adalah menggarap koreografi atau kesenian daerah yang digarap kembali (restorasi). Mereka adalah orang-orang terpilih dan kreatif serta memiliki ciri khas yang berbeda-beda dalam membuat koreografi. Perbedaan koreografi zaman dahulu dengan sekarang terletak pada peran fungsi yang dijadikan tujuan garap. Secara kolektif, koreografi yang memenuhi standar kebutuhan dan kepentingan bersama untuk masyarakat pada umumnya dikonsentrasikan pada kesenian yang dikenal oleh kalangan luas. Kesenian pada zaman sekarang telah dibantu melalui editing peralatan audio-visual sehingga karya yang ada dapat didokumentasikan. Pada saat ini berkembang tren bahwa tari rakyat maupun tari klasik telah dikoreografi dengan tatanan konsep garap yang modern, sehingga dalam penyajian mampu membentuk koreografi yang sangat berbeda dengan kesenian atau tari-tarian yang sebenarnya alami dan sederhana. Seniman-seniman tari zaman sekarang dalam membuat koreografi mengemas ke dalam bentuk yang menarik dan enak ditonton. Pada satu sisi, ciri dan karakteristik tari mengalami perubahan. Di sisi lain, terjadi modernisasi koreografi secara fundamental sehingga koreografi menjadi semakin hilang keasliannya. Kesenian yang telah ada di kalangan masyarakat tertentu yang telah membumi peran fungsi di masyarakat selalu menghadirkan bentuk pertunjukan yang erat dengan masyarakat

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI161

pendukungnya. Hal ini menjadi melekat manakala kesenian tersebut menjadi salah satu cermin budaya yang ada dan masih kuat mengakar pada masyarakat tertentu. Tarian atau kesenian jenis ini cenderung menjadi maskot daerah yang dapat membumi sepanjang masa, hal ini berhubungan dengan kepunahan masyarakatnya. Kesenian yang memiliki peran fungsi seperti ini biasanya menjadi kesenian yang dapat berkomunikasi dengan masyarakat dan sekaligus menjadi seni tontonan masyarakat. 4. Hubungan Tari dengan Seni Lain Dalam menelaah hubungan tari dengan seni lainnya adalah faktor variasi dari nilai perkembangan kehidupan manusia. Tari diselenggarakan warga masyarakat dalam menjalankan ritual keagamaan maupun kegiatan lain berhubungan dengan norma kehidupan manusianya. Norma hidup terwujud dalam tata cara yang berbedabeda. Oleh karena itu, istilah tari hendak dipakai untuk mengamati hubungan budaya maka tari digolong-golongkan ke dalam tatanan hidup manusia. Menurut Budiono (a987), norma hidup manusia dikaitkan dengan tatanan seni rupa, seni sastra, seni suara, seni tari, seni musik, seni drama. Secara berturut, di bawah ini akan dijelaskan hubungan tari dengan seni lain meliputi wawasan berikut. Hubungan seni tari dengan seni Rupa memiliki ikatan yang erat menyangkut materi bentuk yang ada. Secara jelas keduanya memiliki sumbangan visualisasi terutama dari segi tata rias. Wujud ekspresi mimik penari dan daya tambahnya dirubah dengan bentuk karakter riasan wajah. Efek cahaya membantu memperkuat intensitas penyinaran terhadap bentuk tata rias yang dibentuk dari visualisasi dari seni rupa. Pemakaian rias yang nenadai dab kontekstual, berdampak kepada efek penghayatan yang dilakukan penari terhadap penonton. Keterampilan merias wajah, kemampuan membuat gambar, dan pengolahan warna menjadi indikator yang sulit dipisahkan dari seni rupa sebagai bekat keterampilan materi bentuk seni. Oleh sebab itu, penaridiharapkan harus mampu membuat riasa wajah dan keterpaduannya menjadi keterampilan yang diharapkan dala tari. Keteraikatan tari dengan tata busana juga menjadi penguat hubungan seni rupa dengan seni tari. Nilai simbolis tata busana menjadi salah satu kontribusi keserasianpenataan warna

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI162

dalam kostum seni tari. Semakin tari memperoleh penghargaan dari kostum yang digunakan. Ketepatan memakai kostum dan konsep penyesuaiannya dengan rias wajah maupun karakter tari yang diperagakan menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Manfaat memadukan warna, keterampilan membuat disain, dan kebiasaan memakai kostum secara mandiri menambah kepercayaan penari dalam melakukan peran tarian bagi sebuah pementasan. Seni tari hubungannnya dengan dekorasi mampu diwujudkan secara performansif melalui tata teknik pentas. Masalah tata teknik pentas berhubungan dengan setting atau pembentukan imaji panggung melalui dekorasi. Pemandangan, keberadaan benda-benda di atas panggung menjadi penunjang suatu pertunjukan tari., latar belakang atau bechdrop, dan wujud dekorasi yang ada di sekitar pementasan tari adalah bentuk kontribusi dekorasi untuk lebih membentuk imaji semakin berkesan, meunjang garapan, dan diharapkn bersama pada saat pementasan mulai, berlangsung, dan berakhirnya pementasan. Masalah asesoris busana menjadi beberapa pilihan apabila koreografer akan menyusun paduan warna, bentuk, dan komposisi ornamen asesoris. Dengan demikian perlu diselaraskan antara karakter, kostum, warna dan bentuk tata rias. Tata rias menjadi daya tarik dalam mewujudkan ekspresi dan dapat menguatkan visualisasi ekspresi. Keterkaita tari dengan Seni Musik pada pembahasan ini akan direduksi ke dalam peran musik dalam tari. Hal ini terutama hubungannya dengan fungsi musik dalam tari. Musik dapat mengilhami terciptanya tarian, di sisi lain musik juga menjadi komponen iringan maupun pengisi suasana tari. Peran fungsi musik secara umum menjadi penguat gerakan tari diperagakan oleh penari. Musik sebagai bagian pertunjukan, musik memiliki kontribusi sebagai iringan tari hal ini dapat dinikmati pada saat gerak tari dilakukan penari sambil menghayati musik iringannya. Penari yang berpengalaman, musik dijadikan tumpuan untuk menghayati ekspresi mimik dan menuangkan gerakan secara maksimal. Dengan demikian musik menjadi salah satu aspek penuntun irama gerak, iringan gerak, dan memperkuat trempo dan kedalaman penghayatan tari secara maksimal. Hubungan tari dengan drama lebih cenderung dibutuhkannya efek estetis dalam bentuk wicara, penonjolan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI163

peran, pemilihan adegan yang disket ke dalam repertoar tari, atau bagian-bagian adegan tari yang diharapkan. Pada bentuk pengolahan struktur dramatik, peran seni drama sangat menonjol. Hal ini akan berhubungan dengan bagaimana cara mengatur awal pementasan, pada saat berlangsungnya adegan-adegan serta teknik mencapai klimaks garapan tari akan menambah hidup-matinya koreografi tari disajikan. Hubungan tari dengan seni sastra adalah lebih terkait dengan pengeditan unsur ceritera, cuplikan inti ceritera, komunikasi garapan tari apabila menggunakan bahasa verbal. Hal ini lebih nampak pada bagaimana seorang seniman tari mengambil inti ceritera untuk ditarikan. Apabila dimungkinkan maka pada garapan tari dengan menggunakan visualisasi ceritera, bentuk sastra, hingga kepada epos yang dapat dituangkan ke dalam garapan tari semakin menarik untuk dikaji. Garapan tari yang representatif akan menggunakan konsep penuangan unsur sastra semakin dominan. Hal ini dimulai dari konsep membuat naskah tari dalam bentuk proposal, dancescrip, dan pengantar catatan tentang garapan tari secara akademik. Sastra tampak dalam wujud kata-kata, dialog, serta nyanyian yang digunakan untuk iringan tari. Formulasi keterkaitan sastra dalam bentuk koreografi tari biasanya terfokus pada penulisan catatan tari dalam bentuk lembar persetujuan koreografi untuk dipentaskan setelah melalui proses bimbingan bagi siswa dan mahasiswa yang belajar di perguruan seni tari. Maket catatan tari yang tertuang dalam bentuk sastra catatan tari biasanya dalam melakukan konsultasi sangat inten dan teratur. Personifikasi penuangan sastra ke dalam pendukung garapan tari saling mengisi. Oleh sebab itu, dibutuhkan sistem penulisan yang dapat memberikan pengertian dan pencerahan bagi orang yang awam atas reposisi garapan tarinya. Sastra juga dapat digunakan sebagai pijakan dalam tari. Hal ini lebih dikomunikasikan menjadi ide pijakan tari, ide penggarapan tari, ide yang dapat menjadikan maksimalisasi penggunaan sastra secara baik dan benar. Garapan tari dalam bentuk pengantarnya dengan sinopsis. Sinopsis sebagai pengantar bisa berupa ringkasan ceritera, jalan ceritera atau ungkapan isi garapan tari dalam bentuk prosa atau puisi.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI164

B. Tari-tarian berdasarkan Penyajiannya


Secara umum tarian berdasarkan penyajiannya dapat diklasifikasi menjadi bagan di bawah ini adalah sebagai berikut: Tari Primitif Tari Rakyat Tari Tari Tradisional Tari Klasik Tari Kreasi Baru

1. Tari Primitif
Tari Primitif dikoreografi berorientasi pada segi artistik. Tarian ini berarti digarap lebih menekankan pada segi estetika seni. Tarian jenis ini secara umum berkembang di masyarakat yang menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Tari Primitif biasanya merupakan wujud kehendak, berupa pernyataan maksud dilaksanakan dan permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Dengan demikian tarian ini lebih dengan pernyataan maksud masyarakat dalam melaksanakan keinginan bersama. . Ciri-ciri tari Primitif pada dasarnya dalam bentuk koreografi sederhana, bertujuan untuk kehendak tertentu, sehingga ungkapan ekspresi yang dilakukan berhubungan dengan permintaan yang diinginkan. Ciri-ciri tersebut seperti: Gerak dan iringan sangat sederhana, berupa hentakan kaki, tepukan tangan atau simbol suara atau gerak-gerak saja yang dilakukan. Gerakan dilakukan untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya : menirukan gerak binatang, karena akan berburu, proses inisiasi (pemotongan gigi), pesta kelahiran, perkawinan, keberuntungan panen, dan sebagainya. Instrumen sangat sederhana, terdiri dari tifa, kendang atau instrumen yang hanya dipukul-pukul secara tetap, bahkan tanpa memperhatian dinamika, Tata rias masih sederhana, bahkan biasa berakulturasi dengan alam sekitar,

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI165

Tari ini bersifat sakral, tarian ini untuk keperluan upacara keagamaan/kepercayaan Tarian primitif tumbuh dan berkembang pada masyarakat sejak zaman prasejarah yang memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme, keunikan tari primitif walaupun gerak, musik, dan ornamen maupun tata pemanggungan sederhana namun masih tetap menarik. Budaya ini luntur akibat hilang kebersamaan dengan pola pikir masyarakat primitif Tarian primitif dasar geraknya adalah maksud atau kehendak hati, dan pernyataan kolektif Tarian primitif berkembang pada masyarakat yang menganut pola tradisi primitif atau purba dimana berhubungan dengan pemujaan nenek moyang dan penyembahan leluhur. Gambar-gambar di bawah ini adalah beberapa contoh Tari Primitif yag masih berkembang hingga kini.

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.1 Tari Bailita

Sumber Koleksi DepBudPar Gb 3.2 Tari Dayang Modan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI166

2. Tari Tradisional
Tari Tradisional adalah tari yang secara koreografis telah mengalami proses garap yang sudah baku. Tarian tradisional telah mengalami proses kulturasi atau pewarisan budaya yang cukup lama. Jenis tarian ini bertumpu pada pola-pola tradisi atau kebiasaan yang sudah ada dari nenek moyang, garapan tari bersifat pewarisan kultur budaya yang disampaikan secara turuntemurun. Contoh tarian di bawah ini yang masih kental dengan kultur tradisi seperti Tari Gruda (Bali), Tari Gambyong (Jateng0, Tari Baladewa Kresna (Surakarta), Bedoyo (Yogya-Surakarta).

Sumber Koleksi Pribadi Gb.3.3 Tari Gruda

Sumber Koleksi Pribadi Gb. 3.4 Tari Gambyong

(Gb. 3.3 dan 3.4 Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.5 Kresno-Bladewa

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.6 Bedhaya 9 (Sembilan)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI167

Tari ada yang digarap berdasarkan konsep tradisional. Beberapa contoh tari di bawah ini adalah konsep garapan tari yang berpijak pada tari tradisional adalah tari Gejolaj (Garapan Tradisi Jambi), Gumyak (garapan tradisi BanyumasJateng), tari Bersih Desa (Garapan Tradisi Jawa Timur), tari Trandak dari (Nusa Tenggara Timur).

Sumber Koleksi Pribadi Gb 3.7 Gejolak

Sumber Koleksi Pribadi Gb. 3.8 Gumyak

Sumber Koleksi DepBudPar

Sumber Koleksi Anj. TMII Jkt

Gb. 3.9 Bersih Desa

Gb. 3.10 Trandak

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI168

Tari di bawah ini juga masih terkait dengan tarian tradisional. Konsep yang dikembangkan berpijak pada tradisi Betawi dan Jawa Barat.

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.11 Topeng

Sumber Koleksi TMII Jakarta Gb. 3.12 Merak

Pada kesempatan ini coba kita ingat, sebutkan taritari daerah yang berasal dari kota kelahiran kita lainnya. Tari Tradisional yang dimaksud merupakan tari yang sudah dikenal secara umum, menjadi warisan budaya secara turuntemurun. Tari daerah setempat di lingkungan kita. Pada sisi lain tari tradisional secara jelas dikelompokkan lagi ke dalam tiga jenis tarian yang meliputi tari primitif, tari rakyat, dan tari klasik. Pembahasan yang berhubungan dengan jenisjenis tari tersebut di atas agar lebih fokus dapat diuraikan melalui uraian berikut. 2.1 Tari Rakyat

Tarian ini berorientasi pada koreografi yang berkembang di masyarakat. Tarian Pergaulan dapat dilihat di lingkungan masyarakat pendukung yang bersangkutan. Tari pergaulan ini lahir dan berkembang di lingkungan masyarakat luas. Konsep koreografi sederhana, berpola pada tradisi yang sudah lama diakui sebagai bagian kehidupan masyarakat sekitar, menjadi milik masyarakat sebagai warisan budaya yang sudah ada. Contohnya : Tari Ketuk Tilu (dari Jawa Barat), Tari Tayuban (dari Jawa Tengah), Tari Lengger (dari Banyumas), Tari Gandrung (dari Banyuwangi).

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI169

Di bawah ini ada beberapa koreografi yang dikomposisi berdasarkan pola pengembangan tradisional yang disesuaikan dengan tuntutan jaman. Kebutuhan pengembangan tari tidak serta merta meninggalkan nilai-nilai tradisi yang ada dan berkembang sebelumnya. Beberapa tarian tersebut antara lain lihat pada halaman ini adalah sebagai berikut di bawah ini.

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.13 Dolalak

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.14 Dolalak

Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta Gb. 3.15 Ngelajau

Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta Gb. 3.16 Bechincak-an

Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta Gb. 3.17 Tari Ngelajau

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.18 Tari Nyak Puan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI170

Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta Gb. 3.19 Tari Ngelajau

Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta GB. 3.20 Tari PaJinang

Sumber Koleksi DepBudPar

Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta

Gb. 3.21 Tari Manikam

Gb. 3.22 Dogdog Lojor

2.2

Tari Klasik/Istana

Tari ini lahir dan berkembang di lingkungan istana atau kalangan priyayi . Tari ini telah mengalami proses kristalisasi melalui tata garap secara artistik yang tinggi. Garapan tarian telah menempuh perjalanan sejarah yang cukup lama. Konsep penataan telah terbentuk setelah mengalami perubahan yang matang. Contoh jenis tarian ini antara lain Tari Bedhoyo (dari Surakarta/Jawa Tengah, Yogyakarta), Tari Legong (Bali), Tari Klana Cirebon (Jawa Barat).

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI171

Beberapa jenis tari yang disebut pada uraian terdahulu tentang tari Klasik dapat dilihat pada gambar di bawah ini adalah sebagai berikut. Tari Bedoyo (Yogyakarta dan surakarta), Tari Legong Kraton (Bali), dan tari Klana Cirebon dari Kasepuhan.

Sumber Koleksi DepBudPar

Sumber Koleksi DepBudPar

Gb. 3.23-3.24 Tari Bedhoyo 9 (Sembilan)

Sumber Koleksi Jurusan Tari UNJ

Sumber Koleksi Ojang

Gb. 3.25 Tari Legong

Gb. 3.26 Tari Klana Cirebon

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI172

Langen Mandra Wanara adalah tarian yang dilakukan dengan konsep menari secara jongkok. Penari ke luar dan masuk dari wings/sisi kanan dan kiri panggung. Gaya tari yang dipertunjukan termasuk gaya tari klasik Yogyakarta. Sebagaian banyak konsep pemanggungan dilaksanakan/dipentaskan dalam bentuk pendopo. Mahasiswa dan Dosen Isi Yogyakarta pernah menampilkan pemanggungan di pentas Proscenium, konsep tersebut banyak mengalami kendala. Di sisi lain ada bentuk-bentuk tarian klasik dalam bentuk garapan dapat dikatagori dengan garapan tari dengan berdialog. Pada jenis tarian ini cenderung memanfaatkan unsure dialog prosa memberi corak dan bentuk yang sekaligus menjadi lebel jenis tarian ini. Secara lengkap jenis tarian ini disebut Wayang Orang (Wayang Wong). Contoh bentuk Wayang Orang. Wayang Wong adalah drama tari dengan dialog prosa, yang mengambil ceritera dari Ramayana dan Mahabarata.

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.27 Baratayuda

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI173

3. Tari nontradisional/Kreasi Baru Tari Nontradisional adalah tarian yang tidak berpijak pada pola tradisi dan aturan yang sudah baku.Tarian ini merupakan bentuk ekspresi diri yang memiliki aturan yang lebiht bebas, namun secara konseptual tetap mempunyai aturan. Contohnya tari-tari karya Bagong Kusudiardjo (Tari Yapong, Tari Wira Pertiwi, dan sebagainya), Tari Cantik (karya Wiwik Widyastuti), Tari Gitek Balen (karya Abdul Rochim), Tari Nandak Ganjen (karya Entong Sukirman) dan dibawah ini contoh lain yakni.

Sumber Koleksi Internet Gb 3.28.Tari Cinta Ibunda

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.29 Bratasena

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3.30 Tari Nyi Kembang

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3.31 Tari Ngelajau

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI174

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt

Gb. 3.32-3.33 Tari Turun Kuaih Ainen

Sumber Koleksi DepBudPar

Sumber Koleksi DepBudPar

Gb.3.34-3.35 Tari Gelang Roon

Sumber Koleksi DepBudPar

Sumber Koleksi DepBudPar

Gb. 3.36-3.37 Tari Sarampuah

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI175

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.38 Tari HoArya

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.39 Tari Janda Nadia

Tari Nontradisional yang telah dikoreografi dengan latar budaya Tradisional Indonesia banyak ragam dan variasinya. Penggunaan teknik tarinya tidak berpijak pada pola tradisi dan aturan yang teratur dan rumit. Beberapa contoh tari yang telah menggunakan teknik gerak nontradisional adalah.i

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.40 Gelang Room

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.41 Tari Ranah di nan Jombang

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.42 Tari Janda Nabia

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.43 Tari Ho Arya

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI176

Tugas: Kalian telah membaca dan mungkin memahami sedikit-sedikit tentang uraian di atas, benar?! Sebagai bentuk latihan di sini akan diberikan beberapa latihan. 1. Sekarang ini berapa banyak propinsi yang ada di Indonesia?. 2. Coba sebutkan beberapa contoh (5) tarian yang ada di propinsi dimana kalian tinggal?1. 3. Berdasarkan koreografi tarian di bagi ke dalam berapa jenis? 4. Jelaskan perbedaan jenis tari Tradisional Rakyat dan tari Tradisional Primitif? 5. Dapatkan kalian melakukan tari tradisional Rakyat yang berasal dari di daerah dimana kalian tinggal (Minimal 2 tarian). Ulasan Koreografis: Perbedaan penyajian tari ke tiga komposisi di atas adalah bahwa Tari Rei lebih berorientasi kepada garapan teatrikal, pertempuran kompeni dan Pangeran Jayakarta. Visi teater dominan walaupun kadar garapan tari cukup memadai. Konsep garapan Mbya lebih berorientasi gaya tari klasik Surakarta, walaupun eksplorasi gerak individu koreografer mampu menunjukkan jati diri koreografer secara benar. Konsep gaya tari Sumrah lebih ke garapan tari kerakyatan Jawatimuran. Unsur ciri Jawatimuran kental dengan bumbu gaya gerak tari kerakyatan versi Banyuwangian.

Coba sebutkan tari nontradisional/Kreasi Baru yang kita kenal lainnya. Coba berikan beberapa contoh tari yang pernah Anda lihat, mari kita diskusikan bersama dengan teman di sekitar, beri komentar dan penjelasan tarian beberapa koreografer tari kreasi dari daerah sekitar kita, kita bahas bersama.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI177

Berdasarkan Peran Fungsi Tari Pada dasarnya seni memiliki peran fungsi yang banyak di masyarakat, salah satunya termasuk tari. Pada masyarakat tertentu, tari berperan sebagai sarana untuk pernyataan kehendak. Kebanyakan fungsi ini ada pada jenis tari Primitif. Tari yang berperan untuk kepentingan upacara lebih didominasi taritarian jenis Tradisional yang luhur dan berkembang pada masyarakat tertentu saja Apabila ada tarian upacara yang berkembang di masyarakat memiliki peran fungsi lain adalah sebagai wujud ungkapan syukur atau pernyataan terima kasih saja, biasanya didominasi oleh tari-tarian yang berkembang untuk upacara adat.

1. Tari Upacara
Tari upacara adalah tarian yang digunakan untuk keperluan upacara. Pada daerah tertentu di Indonesia, tarian jenis ini berhubungan erat dengan masyarakat yang masih memfungsikan tarian untuk keperluan upacara. Ciri utama Tari Upacara antara lain hidup dan berkembang dalam tradisi yang kuat, memelihara/berlatar belakang agama Hindu, sarana memuja dewa (keagamaan), serta kegiatan/prosesi tradisi yang menjadi simbol masyarakat maka tarian jenis ini berkembang subur dan diwariskan. Contoh tari-tarian upacara yang intens dipelihara dan dilestarikan dengan memegang tradisi kuat upacaranya antara lain Tari Ndi (dari Irian Jaya), Abhisekharama (tari penobatan/ulang tahun penobatan raja ditampilkan Tari Bedhoyo Ketawang, Bedhoyo 5 dan Bedhoyo 9 (Surakarta) dan Tari Bedhoyo Semang (Yogyakarta).

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. Tari 3.44 Nyak Puan

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.45 Tari Nyak Puan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI178

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.46 Tari Nyak Puan

2. Tari Upacara Adat


Tari yang digunakan untuk penyambutan biasanya berhubungan dengan keperluan adat. Tarian jenis ini biasanya untuk penyambutan tamu agung atau tamu terhormat. Beberapa contoh tari untuk upacara adat sebagai berikut di bawah ini.

Sumber Koleksi DepBudPar

Sumber Koleksi DepBudPar

Gb. 3.47 Tari Janra UPeuteh Gb. 3.48 Tari Dolalak Penyambutan tamu Agung atau Tamu Terhormat.

Sumber Koleksi Anj TMII Jkt Gb. 3.49 Tari Mandau

Sumber Koleksi Anj TMII Jkt Gb. 3.50 Tari PupUtAy

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI179

3. Tari Religi/Agama
Tarian religi atau agama biasanya pada saat dipertunjukkan banyak terkait dengan acara-acara prosesi upacara tertentu. Bentuk-bentuk upacara yang digelar meliputi arak pengentin, kelahiran, penyambutan tamu agung, injak telur, Kematian, potong rambut, dan beberapa acara prosesi lain yang selalu dipelihara oleh masyarakat di lingkungan dimana tarian tersebut difungsikan. Dengan demikian pada pertunjukannya selalu dikaitkan dan disatukan ke dalam ritual atau prosesi upacara yang dilaksanakan. Kesatuan tari dengan prosesi upacara sangat dekat dengan mode pertunjukannya. Oleh sebab itu, tarian tertentu dan prosesinya selalu dipergelarkan secara menyatu dalam satu pertunjukan. Di bawah ini ada beberapa tari yang terkait dengan prosesi tertentu adalah sebagai berikut.

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.51 Tari TabOt (Bengkulu)

Sumber Koleksi I Made Bandem G b. 3.52 Tari Rejang

Sumber I Made Bandem Gb. 3.53 Tari Kecak (Bali) Tarian ini merupakan tari upacara. Upacara digelar untuk minta sesuatu akan lebih baik dipentaskan di pura. Tujuan untuk menghadirkan roh nenek moyang. Biasanya dominan terkait dengan acara permohonan sesuatu atas pageblug/marabahaya yang mengancam warga desa.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI180

Tarian upacara adat atau agama ini pada saat tertentu juga dapat dipresentasikan dalam acara-acara lain yang berhubungan dengan berbagai peristiwa yang sesuai untuk pertunjukan tarian tersebut. Oleh sebab itu, tarian ini eksis dari zaman dulu hingga sekarang. Pertunjukan tari-tarian pergaulan cukup diandalkan pada daerah masing-masing untuk digunakan sebagai promosi daerah. Berbagai kegiatan(even) dan keperluan adat tarian ini hadir sebagai suguhan pertunjukan yang menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Secara khusus pertunjukan tarian di bawah ini konsep koreografinya untuk keperluan upacara maupun pertunjukan pada kegiatan atau acara-acara yang penting.

4. Tari Pergaulan
Tarian ini berciri pergaulan muda dan mudi. Tarian ini biasanya dilakukan saat bulan purnama. Tarian pergaulan muda mudi ini merupakan tari sosial yang memiliki latar belakang cerita. Tarian ini sebagai wujud suka cita warga desa saat menyambut panen, bersih desa. Penyajian merupakan pertemuan antara kaum muda/laki-laki dan mudi/putri. Ciri-ciri yang nampak pada tari-tarian jenis ini adalah : 1. Gerak tari ini dilakukan berpasangan, mengikuti selera kaum muda dan mudi, dan masyarakat secara umum. 2. Tarian ini dilaksanakan pada saat bulan pernama didominasi kalangan remaja putra dan putri atau dewasa tua. Pesta dilakukan di arena yang luas atau tanah lapang. Pelaksanaan pertunjukan untuk keperluan upacara merupakan puncak dari kegiatan panen besar pada waktu siang harinya. 3. Tarian ini sebagai sarana pergaulan laki-laki/perempuan, dewasa tua sebagai kegiatan hajad banyak warga desa.

Sumber Jurusan tari Gb. 3.54 Tari Ngremo

Sumber GNP TMII Gb. 3.55 Tari Sisingaan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI181

Beberapa contoh tari sosial di bawah ini berkembang baik di Indonesia adalah yakni Tari Lenso, Tari Serampang Dua Belas, Tari Joget, Tari Gandrung, Tari Tayub dll.

Sumber Koleksi DepBudPar

Sumber Koleksi DepBudPar

Gb. 3.56-3.57 Bersih Desa

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3.58 .Jepen Rebana

Sumber Koleksi Pribadi Gb. 3..59 Sanduri

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt

Sumber Koleksi GNP TMII JKt

Gb. 3.60- 3.61 Tari Warak Dugder

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI182

5. Tari Teatrikal
Ciri tarian jenis ini adalah bahwa tarian ini merupakan bentuk pertunjukan yang dikemas secara lengkap antara unsur seni rupa, musik teater, dan tari. Pertunjukan digarap komunikasi dengan penonton, sehingga kesan teatrikal nampak. Salah satu contoh adalah Kesenian Betawi. Pada jaman dahulu hidup dan berkembang kesenian ini. Kesenian ini memiliki mode penyajian secara teatrikal. Konsumsi pertunjukan lebih diarahkan untuk ceritera rakyat. Unsur ceritera dapat digunakan sebagai media untuk improvisasi di atas panggung. Masalah lain yang dapat difungsikan adalah unsur dialog atau komunikasi dengan penonton. Oleh sebab itu pertunjukan ini sangat digemari di kalangan masyarakat luas terutama masyarakat luas. Selain kesenian Betawi, yang memiliki potensi pengembangan budaya asli dari daerah setempat. Contoh-contoh kesenian tersebut antara ini lain sebab: dalah tari Topeng Betawi, Tari Topeng Gong, Tari Rengganis (Betawi/Jakarta), Jenis Ebeg, Tari Buncis (Banyumas), Reog Ponorogo dengan Dadap-PentulKuda Kepang (Ponorogo/Jatim). Ludrug.

Sumber Koleksi Anj. TIMTI Gb. 3.62 Tari Kebyar KEbeng)

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.63 Tari Reog Polodero

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI183

Gb. 62

C. PERKEMBANGAN TARI
1. 2. 3. 4. 5. TARI DAERAH TARI RAKYAT TARI BALET TARI MODERN TARI MUSIK PANGGUNG/OPERA 6. TARI REKREASI

1.Tari Daerah (Adat)


Kesenian (Tari) dan upacara adat sepertinya saling berkaitan, baik sebagai pelengkap maupun perantara untuk mencapai tujuan. Memohon keselamatan, perlindungan, biasanya mengadakan pertunjukan kesenian. Kesenian(Tari) Dolalak (Purworejo) dan Barong (Bali) sangat dekat dengan masyarakatnya. Tarian ini sering dijadikan pelengkap adat yakni untuk perkawinan dan upacara agama. 1. Tarian ini tumbuh dan berkembang pada sekelompok suku baik yang berada di pedalaman/di lingkungan masyarakat ramai. 2. Konsep koreografinya memegang ketat pada tradisi-tradisi masyarakat atau adat secara ketat, sehingga sangat menjujung tradisi nenek moyang yang mewariskannya. 3. Akulturasi dengan Alam lingkungan menjadi sarana mediasi. Tarian ini dikoreografi berhubungan dengan masalahmasalah religi dan kebiasaan-kebiasaan sosial yang dianut dan diyakini, sehingga implementasi upacaranya dilaksanakan sesuai tradisi yang turun temurun. 4. Tarian ini lebih menekankan pada ritual-ritual atau upacara, sehingga memiliki perberbedaan dengan tarian rakyat, karena tarian rakyat.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI184

2. Tari Rakyat

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.64 Tari DolAlaK

1. Tari Rakyat tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat. Bentuk tarinya merupakan ekspresi masyarakat pendukungnya. 2. Ciri gerak tari sederhana dengan diulang-ulang. asesoris, dan musik iringannya sangat sederhana. Kostum tari sangat mencolok warnanya, merupakan perpaduan warna warni dan biasanya memiliki banyak ragam bentuk yang terlihat mencolok. 3. Ungkapan ekspresinya merupakan pernyataan kehendak.

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3.65 Tari Nditita

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI185

3. Tari Balet
Ciri-ciri tari ini adalah 1. Balet merupakan suatu tarian yang mempunyai disiplin tinggi dan aturan-aturan ketat serta didasari tradisitradisi tua 2. Tari-tari yang ada pada saat itu berorientasi pada pertunjukan-pertunjukan klasik, pendekatan koreografis bertema kontemporer. 3. Tari balet termasuk ke dalam tarian klasik, oleh karena itu tarian ini memiliki aturan teknik gerak yang baku, dengan standar tari yang tinggi. Tari Balet di Indonesia menjadi konsumsi kaum elit pecinta dan yang mempunyai bakat tari saja, karena dikelola secara profesional dengan berbagai fasilitas dan penunjang dana yang cukup memadai.

Sumber Internet Gb. 3.66 Tari Balet Ngu Yen She

Pada Grup tari balet kelompok tertentu banyak mendapat dukungan dana dan fasilitas untuk pembinaan dan pengembangan kelompok balet. Hal ini diprakarsai oleh pengelola sanggar yang telah berpengalaman di berbagai kegiatan peristiwa dikelola dengan melakukan berbagai pendekatan ke pihak pemerintah maupun swasta melalui prosedur yang baik.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI186

4. Modern Dance
1. Modern dance mempunyai bentuk mengekspresikan artistic yang bersifat individual 2. Awal tari modern , karena adanya penolakan terhadap bentuk yang formal seperti pada tari balet 3. Lebih menekankan pada ekspresi artistik dari pertunjukkannya atau penampilan individual dengan teknik dan gaya tari dari koreografer yang sifatnya kontemporer. 4. Selain itu menghindari pada penekanan teknik.

Sumber Koleksi GKJ Jkt Gb. 3.67 Tari Cinta Bunda

Sumber Koleksi Kusnadi Gb. 3.68 Tari Balet

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI187

5. Tari Musik Panggung/Opera


1. Tarian ini merupakan perpaduan antara gerak tari, dramatikal, dan musik iringan. Koreografi tarian ini lebih bersifat kolaborasi, dengan demikian ketiga unsur seni yang mendukung tidak menjadikan dominan pada salah satunya. 2. Tarian ini biasanya dipergelarkan di suatu tempat yang banyak ditengerai banyak pengunjung yang datang ke situ. Tempat tersebut disebut dengan tempat berkumpulnya massa (Broad Way) 3. Kolaborasi gerak pada tarian ini mengandung unsur-unsur Balet, Jazz dan beberapa tarian etnik untuk tari-tarian yang berasal dari Eropa, tarian yang ada di Indonesia biasanya berupa tarian yang dipergelarkan pada saat untuk mengamen. 4. Mode penyajian tarian ini berbentuk yang hangat dan baru(spektakuler), terkadang penyesuaian dari tarian yang dipergelarkan secara besar-besaran atau pada tarian jenis ini sebagai promosi. 5. Contoh di Indonesia tari-tarian karya Guruh Sukarno Putra

Sumber Koleksi GKJ

Gb. 3.69 Untuk Mama

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI188

6. Recreational Dance(Tari Rekreasi)


1. Tarian ini merupakan pertunjukan individual dari tari rakyat tradisi negara-negara Eropa maupun Indonesia. 2. Yang menari biasanya merupakan pewaris etnik 3. Bentuknya mempunyai kesamaan dengan tari tradisional Indonesia. 4. Tarian ini biasanya merupakan satu bagian yang universal sifatnya (bisa dilakukan oleh siapa saja) 5. Di mancanegara tarian ini dipentaskan oleh ribuan orang yang disebut dengan ROUND 6. Saat ini menjadi tarian yang kompleks karena adanya perubahan-perubahan koreografis. 7. Tarian ini tumbuh dan berkembang di masyarakat urban atau pendatang.

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.70 TarI Gambyong Kolosal

Sumber Koleksi Kusnadi Gb. 3.71 Ngremo Mall

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI189

Tugas : Marilah kita bersama mendiskusikan tentang tari-tarian yang berkembang dewasa ini. Marilah kita amati melalui video tari-tarian Nusantara maupun tari yang berkembang di daerah sekitar. Berdasarkan konsep garapan dan peran tari di masyarakat termasuk ke dalam kelompok jenis tarian mana pada CD yang diputar kita putar. Lihat dan amati, selanjutnya ceriterakan tentang tarian yang telah kita apresiasi. Diskusikan dengan kelompok dan presentasikan kemudian. RANGKUMAN Pada hakikatnya, tarian dapat dilihat dari berbagai sudut pandang terutama menyngkut kepada gerak, ruang, dan waktu. Gerak sebagai ekspresi atau sebagai ungkapan perasaan koreografer, penari, maupun seniman selaras dengan irama atau musik. Gerak sehari-hari dapat dijadikan gerak tari apabila diperhalus atau diperindah. Gerak tari harus diberi aspek estetis (keindahan). Oleh sebab itu, tari merupakan ekspresi gerak yang indah dengan diiringin musik atau ritme. Jenis tari dilihat dari pola garapan dibagi 2 yaitu Tari Tradisional dan Tari Nontradisional/tari kreasi. Tari Tradisional dibagi tiga yakni Tari Primitif, Tari Rakyat, dan Tari Klasik/Istana. Selanjutnya, Tari berdasarkan orientasi Peran/fungsi dibagi menjadi 3 yaitu Tari Uapacara (tari Adat dan Tari Religi /Agama), Tari Sosial/Pergaulan, dan Tari Teatrikal/Pertunjukan. Perkembangan tari secara umum dapat diamati berdasarkan bentuknya dapat disebut sebagai berikut: Tari Daerah, Tari Rakyat, Tari Balet, Tari Modern Dance, Tari Musik Panggung atau Opera, Tari Pendidikan. Pada masing-masing bentuk tari di atas, dalam perkembangannya didukung oleh masyarakat pendukungnya. Rentan atau kelemahan tari Klasik yang berkembang saat ini lebih cenderung semakin sedikit diapresiasi oleh banyak orang. Prosentasi tarian ini ditonton tidak sembarang waktu, melainkan banyak orang menonton koreografi tari yang memiliki pola garapan bebas.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI190

Tugas: 1. Coba kalian buat suatu skema dari pembahasan bab ini ke dalam maket kerja kalian. 2. Apakah ada diantara beberapa tarian di daerah kalian yang telah kalian pahami benar-benar, termasuk rumpun jenis tarian yang mana buatlah klasifikasi tari yang ada di sekitar propinsi kalian. 3. Apakah kalian dapat melakukan tarian yang kalian kenali dari sekian banyak yang berkembang di daerah kalian.

D. APRESIASI TARI NUSANTARA


Dalam sejarah perjalanan hidup manusia yang banyak memiliki aktivitas, kesenian menjadi sarana yang dapat digunakan untuk memberi pencerahan keseimbangan jiwa agar memiliki pengembangan kemampuan jiwa ke arah seimbang dan selaras. Yang bersangkutan dituntut untuk mampu menoreh dan memiliki keseimbangan jiwa melalui cara dan apresiasi kehidupan dalam berbagai bentuk. Salah satu pencerahannya adalah melalui apresiasi kesenian. Konsep apresiasi pada dasarnya mengamati seni melalui berbagai media, baik elektronik maupun non-elektronik. Pengalaman menunjukan bahwa apresiasi terhadap seni kurang diminati oleh banyak kalangan. Hal ini dapat terjadi mengingat manusia banyak dituntut untuk berlomba-lomba memenuhi kebutuhan hidup sebanyak dan seluas mungkin. Dengan demikian baru dapat merasakan seni ketika kondisi tubuh menjadi kenyang dan terpenuhi kebutuhan fisiknya. Tetapi para siswa dan guru, kita harus ingat dan memahami,bahwa kebutuhan jiwa dapat terpenuhi tidak melalui makan atau minum saja, melainkan kita harus melakukan pemenuhan kesegaran jiwa dengan cara memberikan santapan jiwa. Santapan jiwa dapat dipenuhi dengan pencerahan berbagai rangsang atau stimulus berhubungan dengan keindahan, khayalan, cita-cita maupun pencerahan lain yang dapat digunakan oleh jiwa sebagai sarana berpikir santai, penuh vitalitas, hingga mampu membentuk kepribadian jiwa secara utuh.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI191

Masyarakat pada umumnya dapat melakukan apresiasi secara ortodoks yakni dengan melihat pertunjukan tari secara santai dan menurut cara yang dapat dilakukannya. Kemampuan seseorang untuk melakukan apresiasi tari dilakukan dengan cara yang lebih kompleks dapat menjadikan yang bersangkutan memahami pemaknaannya. Secara umum tahap-tahap apresiasi terhadap tari dapat dijelaskan adalah sebagai berikut di bawah ini.

1) Persepsi, 2) Pengetahuan, 3) Pengertian, 4) Analisa, 5) Penilaian, 6) Apresiasi, 7) Produksi (Jecquline Smith: sumber)

Teknik dalam melakukan apresiasi agar mendapatkan sesuatu yang diharapkan harus melalui suatu pendekatan. Adapun pendekatan yang praktis dapat digunakan dalam mengapresiasi tari meliputi beberapa konteks yakni: 1) Pendekatan aplikatif yang bersangkutan secara langsung masuk ke dalam lingkup di mana kesenian tersebut tumbuh dan berkembang, 2) Pendekatan kesejarahan cara ini secara ortodok membaca dan mempelajari literatur tertulis, jika memungkinkan masih bisa dilakukan dengan melakukan wawancara dengan orang yang terlibat dalam sejarah dimana tarian tersebut tumbuh dan berkembang 3) Pendekatan problematik pendekatan ini secara umum merupakan cara yang fenomental. Cara dan perilaku dalam mendekati obyek harus dengan melalui pemecahan masalah secara elaborasi (menarik hubungan satu obyek dengan pelaku

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI192

atau dengan masyarakat dimana tari tersebut tumbuh dan berkembang). Tidak dapat dipungkiri bahwa tarian hadir berwujud gerakan. Apresiasi gerak tari didukung faktor pendukung tari dan aspek-aspek estetik bentuk tari. Gerak tari yang dapat dilihat dan dicerna merupakan gerakan yang didistorsi/stilisasi. Hal ini berhubungan dengan bentuk koreografi yang dipelajari pada pembahasan pengetahuan tari. Pendukung tari meliputi kostum, musik iringan, tata teknik pentas, serta faktor estetik yang menurut Elizabeth R Hayes disebut sebagai kesatuan tari yang hadir dalam pertunjukan. Upaya yang dapat dilakukan dalam menghayati koreografi tari atau tarian sesungguhnya kesan yang menarik bahkan menakjubkan apabila hadir berperan fungsi bagi sebuah penghayatan apresiasi. Dorongan untuk melihat koreografi tari akan meningkat apabila wujud eswtetik bentuk tari secara harmoni dan konstruktif mampu dicerap oleh pemirsa atau penonton. Dalam persoalan ini langkah untuk menjelaskan tujuh aspek pencerapan apresiasi yang secara teoretis dijadikan sebagai pendekatan. Pendekatan tujuh aspek teoretis digunakan untuk kegiatan apresiasi tari. Pengamatan tari-tari Nusantara secara koreografis mendasarkan pada jenis tari, peran-fungsi tari, dan perkembangan Tari Tradisional, Tari Nontradisional, Tari Upacara, Tari Pergaulan dan Tari Teatrikal. Apresiasi dimulai tumbuh kembang dimana asal muasal tari-tari tersebut ada. Adapun dapat dijelaskan seperti uraian di bawah ini. Aceh dan Sumatra Utara, Kental imbas pengaruh Melayu. Ciri dan bentuk tari lebih dekat ke rumpun tari Melayu. Sumatra Utara (Sumut) tari Tor-tor gerak merapatkan dan mengembangkan ke dua telapak tangan sambil bergerak di tempat dan geser kaki, Tari Cawan dengan membawa cewan di atas kepala. Tari Serampang Dua belas dengan gerak berpasangan muda mudi yang sedang berdendang. Tari Manduda, Tari Kain, Tari Andung-andung, Tari Angguk, Tari Tari Mainang Pulau Kampai, Tari Baluse, Tari Tononiha, tari Terang Bulan, Tari Pisu Suri, Tari Baina, Tari Tari Barampek, Tari Basiram Tari Bulang Jagar, Tari Buyut Managan Sihala, Tari Cikecur, Tari Kapri, Tari Karambik dll.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI193

Daerah Istimewa Aceh atau Nanru Aceh Darusalam (NAD).Tari Saman dengan gerakan rampak dan berselang-seling, Tari Saudati ciri tari dengan menepuk anggota tubuh penari masing-masing adalah penampakan ciri ke dua tari-tarian tersebut., Tari Anyung, Tari Ranu Labuhan. Tari Asuk,Tari Bak Saman, Tari Bantal Tepok tari ini langsung menggunakan bantal sebagai komando ritmik dan dinamika gerak melalui menepok bantal. Tari Bines, Bungong Sie Yung-yung, Tari Cincang Nangka, Tari Cuwek, Tari Landak Sampot, Tari Dampeng, Tari Kederen, Tari Labehati, Tari Lanieu, Tari Apeut, Contoh Tari adalah Tari Ngelajau.

Sumber Koleksi DepBudPar

Sumber Koleksi DepBudPa

Gb. 3.72 Tari Ngelajau

Gb. 3.73 Tari Turun Kuaih Ainen

Liak-liuk gerakan lenggok, gerakan patah-patah diikuti ayunan kaki, alunan gerak dengan alur-rentang sempit, serta gerak enersi penuh dan sinergis menjadi salah satu pembeda ciri motif gerak dan bentuk gerak tari 5 wilayah propinsi yakni

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI194

Sumatra Barat, Riau, Sumatra Selatan, Jambi, Bengkulu. Motif gerak pembeda tersebut secara spesifik menjadi rumpun kalimat gerak tari-kalimat gerak tari yang hampir sama dari ke 5 wilayah rumpun tari seperti disebut di atas. Dalam penyajian tari dari ke 5 wilayah propinsi tersebut secara jelas menjadi pembanding koreografi tari secara umum. Oleh sebab itu, Bentuk tari ke lima wilayah propinsi tersebut menarik diungkapkan. Sumatra Barat dengan pola kombinasi gerakan silat dan gerakan patah-patah serta ayunan kaki dan tangan menjadi ciri gerak dalam banyak tarian yang dikembangkan pada koreografinya. Riau dengan gerakan khas Zapin yang mengandalkan gerakan berpindah tempat melalui lompatan kaki dengan tangan sedikit pasif adalah motif gerak yang dominan pada ciri geraknya. Jambi dengan lebih banyak mengandalkan dominasi motif-motif gerakan alunan, gerakan tangan serta lompat kecil-kecil atau pendek-pendek banyak dikembangkan pada gerakan tari putri di sisi lain. Sumatra Selatan dan Bengkulu dengan alunan gerak secara lembut dan mengalun banyak dikembangkan pada motif gerak pada Tari Putri kesemuanya menjadi indikasi motif dan kalimat gerak tari yang nampak mudah dibedakan. Secara umum representasi motif dan kalimat gerak pada beberapa tari-tarian di kelima wilayah tersebut secara jelas terlihat saat diapresiasi. Beberapa tarian mengandung motif dan kalimat gerak tari yang representatif disamakan. Motif dan kalimat gerak tari yang ada dan berkembang di Indonesia kaya atas estetika etnik yang masing-masing menjadi ciri gerak tarinya. Coba simak secara teliti beberapa contoh repertoar tari di bawah in,i di mana perbedaan dan kesamaan motif dan kalimat gerak tarian tersebut. Jelaskan hubungan tari-tarian tersebut dengan tradisonal etnik asal tari. Lakukan perbandingan secara empiris tari yang telah ditonton. Catat dan uraikan perbedaan dan persamaan tarian yang baru kalian apresiasi tersebut. Secara umum ulasan menyangkut keseluruhan perbedaan dan kesamaan tari yang ada lebih detail dan khusus diberi simpulansimpulan yang pantas dijadikan dasar tentang apresiasi yang kalian lakukan.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI195

Sumatera Barat Tari Piring, tari Payung, tari Rambai, tari Lilin, Tari Ampun Mende, Tari Kain, Tari Karambik, contoh tarian yang ada di bawah ini adalah tari Rancak di nan Jombang (garapan)

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3.74 .Rancak di Nan Jombang.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI196

Riau: tari Japin, tari Persembahan tari Joget, tari Joget Lambak, Tari Zapin, Tari Ambong, Tari Catuk, contoh tarian di bawah ini adalah tari Tabal Gumpita, Tari Lambak, ( Riau )

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.75 Tari Tabal Gumpita

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.76 Tari Joget Lambak

Bengkulu: tari Massal Andun, tari Massal Kijjai, tari Gandai, tari Sekapur Sirih, tari Bidadari, tari Tabot (untuk penyambutan tgl 1 10 bulan Muharam)., tari Kain, tari Karan merupakan tari hiburan bengkulu selatan ditarikan remaja putri. Tari Keris, tari Kikuk, Contoh di bawah ini adalah tari tabot (Bengkulu)

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.77 Tari Tabot

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI197

Jambi, Tari Sekapur Sirih (tari untuk penyambutan tamu Agung dan pejabat daerah yang hadir ke Jambi).Tari Joget Batanghari adalah tarian berpasangan, biasanya dilakukan sebagai ungkapan kebahagian bersama, maka tari ini berbentuk tari sosial.Tari Dana Sarah adalah tari menangkap ikan tari Angguk, tari Depan Tulang Belut, tari Kipas Perentah, tari Sauh, , tari Gunjing, tari Mandi Taman, Tari Kain, tari Kelit Lang, tari Kepak Balam dll.

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.78. Tari Sekapur Sirih

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI198

Sumatera Selatan, Tari Tepak/tari Tanggai dan tari Gending Sriwijaya (tari penyambutan), tari Paget Pengantin dan tari Ngibing (tari pengantin), tari Tabur, tari Burung Putih, tari Melimbang, tari Temu, tari Dana dan tari Sinjang (tari rakyat/pergaulan).Tari Andun, Tari Bebe, tari Badaek, Tari Badalung, Tari Bayang Sangik, Tari Bedug dll

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt

Gambar di atas adalah 3.79.dan 3..80 Tari Bachincak-an

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI199

Lampung memiliki budaya batas. Posisi geografis sangat menguntungkan. Hal ini ditengarai adanya transformasi tari dari Jawa ke Lampung. Ini menjadi pijakan gaya tari tidak dapat dihindari. Tari-tarian yang berkembang di sini antara lain tari Cangget tari putri dengan repertoar mendemonstrasikan gerakan jari dengan property Cangget. Ayunan Tangan, Gerakan geser kaki digunakan sebagai pola komposisi tari Tari Badana tarian pria sebagai ungkapan selamat datang. Tari Babarau (Cemeti) digunakan sebagai tari adat untuk melakukan pinangan kepada mempelai putri dengan properti cemeti. Gerak dinamis antara gerak patah-patah pada kaki dan tangan serta gerak pencak. tari Batin, tari Melinting, tari Lepas. Tari Arus, Tari Bebe.

Sumber Koleksi DepBudP Gb. 3.81 Tari Ngelajau

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.82 Tari Ngelajau

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI200

Jakarta, Tari Cokek adalah tarian tradisi Betawi yang terdiri dari Topeng depan, topeng Cantik, serta Topeng Angga. Tarian ini merupakan bentuk penggambaran karakter topeng. Tari Blenggo, Tari Ronggeng, Tari Topeng Gong, Tari Ngarojeng, Tari Gong, Tari Tayub(Nayub).

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3.83 Tari Nyi Kembang

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.84. Tari Topeng

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3.85 Tari Nyi Kembang

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI201

a Barat: Tari Kalana Topeng (Cirebon) adalah tari klasik dari kasunanan cirebon. Komposisi tari pada tahun 1912 oleh Cik Anggar Resmi. Tari Merak, Tari Topeng, Tari Capang, Tari Dewi, Tari Doger, , Tari Kandagan, Tari Kembang Puray, Tari Keris, Tari Ketuk Tilu, Tari Longser, Tari Candra dewi, Tari Keurseus.

Sumber Koleksi DepBudPar

Sumber Koleksi DepBudPar

Gb. 3.86 .dan 3.87 Ttari Dogdog Lojor

Sumber Koleksi Ojang Jurusan Tari UNJ

Gb. 3.88 Tari Jaipongan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI202

YOGYAKARTA, tari Bedhoyo, tari Srimpi, tari Golek Lima, adalah tari tradisional Kalsik yang digunakan untuk upacara tertentu. Pertunjukan tidak sembarang orang dapat melihat. Tarian ini biasanya terkait dengan upacara ngasung atau jengkar Sinuwun Dalem (Raja turun keprabon bertemu rakyat di peringgitan). Tari Menak(Klasik) gaya gerak dengan laku dodok/jongkok. Pergelaran di Pendopo. Konsep dan mode garapan Langendriyan dan berperan dengan melalui tembang. dll.

Sumber Koleksi Kusnadi Gb. 3.89 A.Tari Gagahan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI203

Jawa Tengah, Tari Srimpi 5, Tari Srimpi 9, tari Bondan, tari Golek, Tari Karonsih, Tari Lawung,Tari Retnosari,Tari Panji, Tari Saptoretno, Tari Surenglaga, Tari Bondoyudo, Tari Anoman Kataksini, Tari Bondoboyo, Tari Kridohumangsah, tari Rantoyo, Tari Menak Koncar, Tari Menak Jinggo Dayun.

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.90 Tari Kresno Baladewa

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3.91Tari Warak Dugder

Jawa Timur, Tari NgRemo, tari Topeng (Madura), tari Bapong, tari Jejer. Tari Atandak, Tari Embat-embat, Tari Emprak(tari putra/putri berpakaian wanita, pertunjukan secara berkeliling, berperan seperti tledek atau Ledek.

Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.92 Tari Bersih Desa

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3..93 Tari Gelang Room

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI204

Bali, Tari Pendet, tari Kecak, tari Legong, Tari Barong, Tari Kecak, Tari Rangde, Tari Amiles Siku, Tari Ampok-ampok, Tari Andir Legong Keraton, Tari Arja, Tari Badong, Tari Bajra, Tari Barong, Tari Basur, Tari Cak, Tari Cawan, Tari Dag, Tari Janger, Tari Ende, Tari Kebyar, contoh di bawah ini adalah tari Badawang Nata (Garapan Bali)

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3.94 dan 3.95

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Tari Badawang Nala

Nusa Tenggara Timur, tari Lenda Nusa Malole, tari Likurai, tari Padoa, tari Carana, tari Soka Papak, Tari Ana Keka, Tari Bial Tojong, Tari Bidu, tari Danding, Tari Deda Lolon, Tari Dio doe, Tari Elilola, Tari Kabana, Tari Kadhi Sago Alu, Tari Kataga tari tradisional putra yang terdiri dari gerakan hentakan kaki & tangan. Tari Kei dll

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3.96 .dan 3.97

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Tari Taume Anuku

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI205

Sumber Koleksi Anj. TMII Jkt Gb. 3.98 A dan 3.98 B Tari Lupak Gurantang

Sulawesi Utara, Tari Lenso tari berpasangan muda-mudi, ditarikan pada saat pesta dan bulan purnama. Tari Kabela aalah tari penghormatan tamu agung daerah, dilakukan kelompok gadis. Tari Maengket, tari Turutenden, tari Kebesaran. Tari Kaka Lumpang tari hiburan rakyat di SulUt. Tari Kartili tarian hiburan rakyat SulUt. Tari

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt

Sumber GNP TMII Jkt

Gb. 3.99 dan 3.100 Tentengkoren

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI206

Sulawesi Tengah, Tari Dabang adalah tari upacara mengasah gigi, kitanan, serta penobatan putri masa akil balig. Tari Kandasara adalah tari ritual penghalau setan. tari Ana Tete, Tari Banggai, tari Ando

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt

Gb. 3.101 Tari Randa Nabia

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI207

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt

Gb. 3.101 Tari Randa Nabia

Sulawesi Barat, Tarian dari Sulawesi Barat memiliki banyak kesamaan dengan tari daerah Sulawesi lainnya. Secara umum beberapa tarian yang ada antara lain adalah tarian Pajinang seperti gambar di bawah ini.

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt

Gb. 3.103 dan 3.104 Tari PaJinang

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI208

Sulawesi Tenggara, Tari Lense (menceritakan kehidupan laut), tari Linda, tari Lumunse, tari Mombesara, tari Dinggu, Tari Dero, Tari Kalegoa tari pingitan gadis Sul Teng, gadis akil balig harus menarikan tari ini. Tari Salonde, Tari Kancara, Tari Katumbu, Tari Lumanse, tari Mangaro, Tari Modero, Tari Moana, Tari Modelusi, Tari Moese,Tari Moleba, Tari Morasa, Tari Morengku, Tari Motaro dll.
Pada tarian panggayo ini penari bergerak lemah gumulai. Pergerakan tari lebih banyak memainkan kain sarung sebagai properti tari. Pada saat tertentu kain sarung juga dimanfaatkan sebagai sarana untuk keperluan garapan dengan memberikan kesan latar penutup, kain sarung menjadi sarana untuk melakuka visualisasi peroperti tari lainnya.

Sumber Koleksi Pribadi Gb. 3.105 Tari Ponggayo

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI209

Sulawesi Selatan, Tari Pajaga ini adalah tari kelompok property tari menggunakan mandau, dilakukan oleh penari Putri dan. Tarian ini sakral dan untuk upacara tertentu saja. Tari Pakarena(Klasik) adalah tarian lembut gerakan mengalun berkembang di Makasar. Tari Bissu tarian kaum Banci mandau property tarinya. Tari Kajangki adalah tari upacara Perang. Tari Lule, tari Padudupa, tari Pagalung, tari Mananeng, tari Pasuloni, tari Moseng, tari Pettenung, tari Bisaro. Tari Alu-alu, Tari Alusu, Tari Cip Cip Po, Tari Daok Bulang, Tari datu Museng, tari Denggo, Tari Dumono, Tari Losa-losa, Tari Mak Bandong, Tari Mak Jekne-jekne, Tari Mak Randing, Tari Maklatu Kopi, Tari Makrencong-rencong, Tari Maluyya, Tari Malemmo, Tari Manganeng, Tari Mangayo, Tari Mangandak, Tari Mappacci, contoh tari-tarian di bawah ini adalah Tari Pabate Pasapu, Tari Kondo Bulang, Tari Tano Doang).

Sumber Koleksi Pribadi Gb. 3. 106 Tari Pabete Pasapu

Sumber Koleksi Pribadi Gb. 3.107 Tari Kondo Bulang

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3.108 Tari Tano Doang

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI210

Kalimantan Timur, Tari Belian adalah tari untuk menyembuhkan orang sakit. ditarikan pada masa paceklik, oleh 4 wanita, 1 orang lelaki(pawang). Gerak kaki tangan bebas kadang berputar seperti gangsing.Tari Anggo, Tari Gantar, tari Perang, tari Hudok, Tari Belahong, Tari Belaong, Tari Bekuku, Tari Bejo Ujo, Tari Burung Enggang, Tari Datun dll.

Sumber Koleksi DepBudPar

Gb. 3.109 Tari Perang

KaBarat: tari Capin Tari Jongjana, tari Amboga, tari Totokng, tarsaku Ayu, tari Tandasambas, tari Sirang, tari TemboPada beberapa tarian dari Kalimantan Barat memiliki latar belakang budaya yang dekat dengan pesisir. Ciri tariannya lebih dipengaruhi alam sekitarnya. Beberapa jenis tari yang ada antara lain adalah:

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3110 dan 3.111 Tari Dara Juanti

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI211

Pada tarian di Kalimantan Selatan banyak yang memiliki motif dan bentuk penyajian yang hampir sama pada ke empat wilayah daerah tersebut. Kalimantan Selatan memiliki tari-tarian yaitu tari Tirik Lalan, tari Japin Sigan, tari Topeng Panji, tari Gandut, tari Mantang, Baksa (Ajaran, Tameng,Tumbak), tari Balian Bukit, Tari Bogam.

Sumber Koleksi Anj TMII Jkt

Gb. 3.112 Tari Tarik Lalan

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt

Gb. 3.113 dan 3.114 Tari Baharuan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI212

Kimantan Tengah: tari Giring-giring, tari Mandau Talawang dan Kapuas, tari Manjuluk Sipa, tari Kinyah Bawi, tari Boleong Dadah, Tari Tambung, tari Kinyah Pampulu, Tari Banggai, Tari Badeder, Tari Bahala, Tari Balian Bawo, Tari Bukung, Tari Kangkurung, Tari Kanjan, Tari Karaenta, Tari Kinyah Danum.

Sumber Koleksi Jursuan Tari UNJ Gb. 31.115 Tari Giring-giring

Sumber Koleksi Anj. TMII Gb. 3.116 Tari Giring-giring

Maluku, Tari Caka Lele, tari Lenso, tari Mutiara, Tari Dendang Dilale, Tari Denge-denge, Tari Dodobol, Tari Maru Putih, Tari Mabileose, Tari Due

Sumber Koleksi TMII Jkt Gb. 3.117 Tari Milau

Sumber Koleksi TMII Jkt Gb. 3.118 Tari Persembahan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI213

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt

Gb. 3.119 dan 3.120 Tari Bambu Gila

Irian Jaya, Tari Yospan, tari Wor, tari Dombe., Tari Aluyen, Tari Aniri, Tari Aya Nende, Tari Det Pok Mbui, Tari Dow mamun, Tari Etol, Tari Kampu, Tari Meitoro Meisawe,TariMbis Pok Mbui, Tari Meto, Tari Ndi, Tari Mooni.

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt

Gb. 3.121 dan 3.122 Tari Ndaitita

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI214

Pada Buku ini diselipkan beberapa tari daerah propinsi yang baru di Indonesia. Tari Daerah dimaksud adalah tari daerah Banten dengan tari Dhalaalail Panggungjati dan Bangka Belitung (Babel) Tari Tepulut.

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt

Gb. 3.123 dan 3.124 Tari Dhalaalail Panggung Jati

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt

Sumber Koleksi GNP TMII Jkt

Gb. 3.125 dan 3.126 Tari Tepulut

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI215

Setelah kalian mengenal tari-tari tradisi Indonesia, pelajari dengan seksama jenis-jenis tari tari yang memiliki peran fungsi di masyarakat sesuai pola garapan, penyajian dan perkembangan yang dimilikinya. . Sbagai contoh di sini dapat disebut tari Gending Sriwijaya merupakan tari upacara, untuk penghormatan tamu agung, upacara pengantin. Tarian ini mempunyai pola lantai yang sangat sederhana, penyajiannya cukup unik, di mana pengantin wanita ikut menari bersama penari lainnya. Coba kalian sebutkan lagi tari-tari lainnya yang ada di Indonesia seperti contoh di atas dilengkapi dengan asal daerahnya. Cermati bentukbentuk tari tersebut secara spesifik, baik melalui gambar maupun pengamatan langsung. Analisalah tari-tari yang kalian amati, kemudian uraikan berdasar pendapat kalian. Coba kalian jelaskan tentang irama, bentuk gerak, iringan tarinya, serta bandingkan dengan satu atau beberapa tarian lain yang kalian pahami. Contoh kegiatan apresiasi terhadap tari Gending Sriwijaya, sekarang Anda apresiasi bentuk tari lainnya, misalnya tari karya Bagong Kusudiarjo (Jawa Tengah), tari karya Tjetje Soemantri (Jawa Barat), tari karya Gusmiati Suid (Padang), tari karya Retno Maruti (klasik Jawa Tengah) bahkan mungkin tari-tarian Guruh Soekarno Putra yang spektakuler, tari karya Sardono (kontemporer) atau tari-tari yang sering digunakan penari latar. Cobalah kalian temukan dan kenali tentang identifikasi tari-tari yang kalian lihat melalui video yang kalian tonton pada waktu guru kalian memberi tugas. Bagaimana peran fungsi tari yang kalian amati, pola garapan, penyajian, gerak, rias-busana, dsb.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI216

Kemudian kalian dapat memetik nilai-nilai serta makna dari tari Gending Sriwijaya berdasarkan sinopsis tarian tersebut dan beri komentar terhadap gerak-gerak yang diamati. Rasakan dengan menghayati bagian per bagian dari gerak tarinya, dan terakhir kalian dapat menemukan tari yang serupa atau sejenis dari daerah lain.

Amati salah satu bentuk Tari Tradisional, Tari Nontradisional, Tari Upacara, Tari Pergaulan/Sosial, Tari Teatrikal secara seksama. Pahami isinya dan klasifikasikan tari kalian amati tersebut ke dalam fungsinya. Cobalah kalian menspesifikasikan ke dalam aspek mode penyajian dan bentuk tarinya, sehingga tarian tersebut dapat kalian simpulkan termasuk ke dalam jenis, peran dan bagaimana kedudukan perkembangannya pada waktu sekarang, nilai atau pesan apa yang ingin disampaikan melalui repertoar tari tersebut. Sudah pada tingkat manakah kegiatan pencermatan dalam wujud apresiasi ini?. Latihan 1. Melalui tayangan tari-tarian yang telah kita amati, coba jelaskan latar belakang, fungsi-peran tari dalam kehidupan masyarakatnya. Sebutkan ciri gerak spesifik yang menunjukkan tari tersebut sebagai Tari Upacara (Adat) 2. Buat Analisis apresiasi jenis tari Tradisional Indonesia. Bagaimana kegiatan apresiasi terhadap suatu Koreografi tari Tradisional. Adapaun teknik penyampaiannya sebagai berikut: 1) Judul Tari, 2) Nama dan asal koreografer, 3) Sinopsis atau uraian singkat tentang proses koreografi, nama dan jumlah penari 4) Jenis tari, fungsi-peran atau tujuan tari, 5) Waktu dan tempat pertunjukan, 6) Keunikan gerak ditinjau (aspek tari), 7) Ide pijakan gerak, 8) Ekspresi gerak atau ekspresi penari, 9) Musik iringan tari, 10) Tata rias dan busana, 11) Properti, 12) Setting atau stage, 13) Pola lantai, 14) Tata cahaya atau lighting. Kegiatan apresiasi ini diakhiri dengan melakukan penilaian terhadap tari yang diamati, baik dengan ukuran kualitatif maupun kuantitatif sesuai dengan kesepakatan diantara kelompok. Perlu diingat kajian budaya yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dapat memberikan kontribusi dalam mengulas tanggapan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI217

terhadap tari yang diamati, karena pada dasarnya bahwa budaya masyarakat setempat akan mempengaruhi tehadap bentuk tari yang dihasilkan, sehingga masing-masing tari akan memiliki keunikan berdasarkan ciri atau karakteristik masyarakatnya.

Rangkuman
Apresiasi adalah kegiatan pengamatan atau menonton suatu bentuk karya tari, tetapi lebih pada mencermati dan menganalisis isi (makna) yang terkandung dalam koreografi tari tersebut. Kegiatan apresiasi diakhiri dengan memberikan penilaian/penghargaan sehingga diharapkan mampu mengkualifikasi koreografi tari tersebut. Kegiatan apresiasi harus disesuaikan dengan karakteristik yang menonton (siswa, guru, mahasiswa) karena tingkat apresiasi ditentukan kebiasaan masyarakat penonton. Masyarakat Bali memiliki tingkat apresiasi yang tinggi, karena tarian menjadi ekspresian spriritual masyarakat Bali. Tujuh tahap kegiatan apresiasi dapat dijadikan sebagai media teknik memberikan ulasan siswa, guru, mahasiswa.Tahapan tersebut dapat digunakan sebagai pijakan mencermati isi, menganalisis, menghargai dan memproduksi koreografi berdasarkan hasil pengamatan. Unsur kreatif dan inovatif dapat digunakan sebagai pengembangan berkarya (kolaborasi) pertunjukan tari yang

spektakuler (hasil perpaduan tari tradisi, kreasi dan moderen).

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI218

PETA KONSEP ESTETIKA TARI

Estetika Tari

Keunikan Ide-ide

Teknik Tari

Estetika Kreatif Tari-tari Pendidikan Pengamatan

Proses Kreatif Berdasarkan Hasil Apresiasi Komposisi Tari

Bagan 3. 1 Deskripsi Struktur Ide dalam Koreografi

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI219

E. NILAI-NILAI KEINDAHAN TARI


Keindahan tidak nampak sebagai makna nilai. Keindahan sesuatu bukan merupakan kualitas obyek. Nilai keindahan suatu benda belum menjadi jaminan indah bagi semua yang menghargainya. Keindahan bentuk seni dapat dikenali melalui kenyataan pengaruh-pengaruh karya yang telah memberikan batas-batas kemampuan kita di dalam menghayatinya. Keindahan benda seni yang kita tangkap melalui panca indra, merupakan keindaha yang semu sifatnya. Pada hakikatnya, keindahan berpedoman kepada pengertian yang mempersyaratkan adanya kepentingan selera, pemahaman, kepekaan, membedakan dan mengapresiasi makna sebuah bentuk karya seni (Jazuli: 2003, 113). Penghayatan terhadap berbagai kebutuhan tentang selera, yang mampu menimbulkan makna terhadap penghayatan simbol-simbol sebagai media dalam karya seni baik berhubungan dengan gerak(tari), nada(musik), garis dan warna (rupa), serta wahana komunikasi adalah kemampuan bagaimana cara kita untuk mengapresiasi dan menghayatinya. Dalam seni tari, proyeksi munculnya keindahan tari adalah bagaimana kesan makna yang dapat diartikulasikan kita menjadi bentuk kepuasan suatu pengalaman estetik yang pada saat itu hadir sebagai bentuk gerak yang sangat indah, adalah kesankesan yang dapat dimaknai sebagai pemenuhan kebutuhan estetis kita. Arti kenikmatan dan perwujudan sesuatu kesatuan tentang gerak beserta pendukungnya yang berfungsi secara inderawi bekerja merespons bentuk-bentuk seni menjadi bermakna bagi kehidupan kita. Dalam memahami nilai-nilai keindahan karya seni tari tidak boleh terikat dengan masyarakatnya atau kita masuk ke dalam situasi dan keadaan lingkungan dari mana tari tersebut berasal. Oleh karena itu, keindahan tari ditetapkan berdasarkan kesepakatan lingkungan, alasan dimana wiraga, wirasa, dan wirama tari dan gerak hadir secara bersama. Kenyataan inilah dimana situasi keindahan makna sebuah nilai keindahan dapat terproyeksi secara benar, tanpa intrik, dan pengaruh yang bakal menciptakan situasi dimana rasa keberpihakan menjadi dewa dalam menentukan keindahan sebuah karya seni. Namun demikian, hal yang terjadi dalam menilai suatu keindahan tari di Jawa telah mematok melalui sejumlah kriteria mencakup beberapa unsur penting seperti dapat dilihat dalam bagan konsep di bawah ini sebagai berikut:

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI220

Pacak:
Kriteria yang ditetapkan dan ditaati dalam melakukan gerak. Penari mampu mencapai ekspresi gerak dengan ketentuan karakter peran.

Pancat:
Kesinambungan motif gerak satu dengan lainnya. Dalam tari perubahan gerak harus selaras dan serasi.

Luwes:
Sifat selaras dan harmonis penari dalam menghayati gerak. Penari harus mampu mengendalikan gerak, bukan sifat aslinya atau lebih untuk karakter peran.

Wilet:
Kreativitas penari dalam bergerak. Gaya gerak pribadi dalam teknik gerak jadi ketentuan. Penari harus mampu menggerakan tari lebih menarik.

Lulut:
Kriteria menghayati gerak secara mengalir (mbanyu mili) Artinya rangkaian gerak runut, dihafal, berkesinambungan. Penari mampu menghayati gerak.

Irama:
Kriteria mengatur kecepatan, tempo, tekanan gerak dipahami dan dihayati berkaitan dengan irama tari dan musik. ketentuan gerakan tari.

Ulat:
Kriteria ekspresi mimik guna mencapai dramatik, peran, dan ungkapan gerak (marah, sedih, tenang, lucu, dan sebagainya).

Gendhing:
Kriteria pemahaman musik, gendhing, dan instrumen menjadi penguasaan penari. Musik iringan harus direfleksikan secara baik melalui penampilan dan suasana. taati dalam melakukan gerak. Penari mampu mencapai ekspresi gerak dengan ketentuan karakter peran

Bagan 3.2 Prototipe 8 Kriteria dalam Memenuhi Kemampuan Menari

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI221

Joged Mataram
Nilai normatif tari baru saja bergulir. Tari Jawa Yogyakarta, Tari Surakarta, dan Tari Bali merupakan awal terwujudnya Standarisasi Tari. Pendidikan Menengah Kejuruan (Dikmenjur) secara Nasional sebagai lembaga pemula yang menetapkan tari memiliki standar di Indonesia. Walaupun terkesan terlambat, Dikmenjur secara periodik menetapkan standar tari bagi Tari-tarian Sunda, Sulawesi, Tari Jawa Timur, dan Tari Sumatra Barat. Secara performatif ketentuan standar penilaian untuk kepenarian yang telah disepakati dan didukung oleh masyarakat di mana komponen Daerah ikut bertanggung jawab atas penetapan serupa. Pemberlakukan ketentuan nilai normatif tari tersebut diakui banyak kalangan. Pada Joged Mataram, masalah Sawiji, Greget, Sengguh, Ora Mingkuh juga menjadi wujud performansi dari kriteria dasar ketentuan normatif tarinya. Secara umum masalah yang sama dimiliki pada beberapa daerah lain di Indonesia. Secara lengkap informasi tersebut dapat dilihat pada buku standarisasi tari-tarian sebagai berikut yakni. Sulawesi, Bali, Sumatra Barat yang diacu da dijadikan landasan kepenarian dakui dan dijadikan acuan secara konsisten.

SEWIDJI:
Konsentrasi diarahkan pada satu tujuan. Kesadaran konsentrasi dalam menari merupakan kesanggupan gerakan yang diperagakan. Makna kesanggupan melakukan sesuatu yang sedang dilakukan dalam bentuk atiket dan impresif.

GREGET:
Daya kekuatan emosi. Ungkapan ekspresi peran untuk mewujudkan dinamika, kontrol gerak, pengendalian diri sexcara maksimal. Kedalaman penghayatan gerak, peran dan pengendalian diri yang paling penting dalam melakukan gerak tari.

ORA MINGKUH:
Ketebalan prinsip percaya diri. Biasanya berhubungan dengan penjiwaan karakter tokoh, jenis gerak yang dilakukan, serta makna yang harus diungkapkan secara memenuhi syarat Bagan 3.3 Joged Mataram

SENGGUH:
Kepercayaan pribadi yang dapat digunakn untuk memaknai gerak, kedalaman isi karakter, serta kepercayaa yang dapat digunakan untuk membantu aktivitas yang dilakukan. Karajkter tokoh harus menjadi simbol peraga dalam membawakan peran. Peran terkait dengan penghayatan

tokoh
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI222

Dalam tari tradisional, ikatan wiraga, wirama, dan wirasa (3 W) dalam perkembangannya dipakai sebagai cara mengevaluasi kualitas penari dalam menari. Pengkatagorian yang lazim digunakan berhubungan dengan irama, dramatik, dan suasana tari. Konsep ketiga W ini pada pelaksanaan di suatu momen sangat berperan fungsi dalam cara menilai bentuk fisik, kemampuan menguasai irama atau iringan tari, serta penghayatan prima terhadap karakter, penghayatan gerak serta olah rasa. Secara singkat keterkaitan ketiga W adalah sebagai berikut:

WIRAGA:
Keterampilan penari diukur melalui indeks yang menentukan kualitas tarinya. Kualitas menyangkut kepada bentuk sikap dan geraknya secara berkesinambungan dan memenuhi standar kualitas penghayatan gerak.

WIRASA
Tari melalui simbol gerak direpresentasikan membawa misi. Misi inilah yang digunakan oleh wirasa untuk disampaikan kepada audien. Oleh sebab itu wujud penghayatan atas wirasa lebih ditekankan pada penghayatan karakter peran, gerak yang dilakukan, dan ekspresi yang ditampilkan menjadi bagian dari wirasa tari.

WIRAMA :
Kemampuan penguasaan irama, baik hubungan dengan gerak dan musiknya. Kepekaan tari menentukan kualitas penghayatan atas gerak dan musiknya.

Bagan 3.4 Bagan Keterampilan Tari: Peta Keterukuran Keterampilan Tari untuk Penari.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

222

BAB IV KOREOGRAFI
Pengetahuan Komposisi dan Mencipta Tari A. Pengetahuan Dasar Komposisi Tari
Dalam membicarakan komposisi tari atau penciptaan karya (koreografi), hal utama yang harus diketahui adalah pengetahuan dasar komposisi tari. Pengetahuan tentang komposisi tari pada dasarnya merupakan alat untuk membahastuntas berbagai hal yang dibutuhkan menyangkut komposisi tari (koreografi). Pengetahuan komposisi tari secara hakiki menjadi bahan yang diacu secara dasar dalam hubungan dengan koreografi. Landasan ini digunakan karena berbagai pengetahuan berkenaan koreografi ada di situ. Dengan demikian secara tidak langsung pengetahuan dasar komposisi menjadi wahana untuk mengantar seseorang membuat komposisi tari atau koreografi. Pengetahuan komposisi tari menjadi sumber yang dapat digunakan untuk produksi tari. Sarana ini sebagai wahana di dalamnya terdiri dari berbagai elemen umum yang secara khusus mampu membedah tata cara dan teknik perencanaan bagi seseorang dalam mengkomposisi tari atau koreografi. 1. Apa komponen komposisi tari? Berdasarkan beberapa sumber penulis yang ada kaitannya dengan pengetahuan komposisi tari seperti La Mery, Jecquiline Smith, Rudolf Laban, Elizabeth R Hayes dan masih banyak lagi, mereka ikut bertanggung jawab dalam kaitan dengan teori-teori yang dapat digunakan sebagai referensi komposisi tari. Pengetahuan untuk membuat komposisi tari atau koreografi sebenarnya dapat dipahami secara umum saja. Akan tetapi bagi pemula yang baru dan harus bekerja secara ilmiah, referensi ini selayaknya jangan ditinggalkan. Beberapa sumber buku tentang pengetahuan komposisi tari, menyebutkan bahwa tahap-tahap membuat komposisi tari secara lahiriah menjadi suatu fase atau proses kreativitas yang mendalam terjadi pada seseorang. Acuan yang ada selanjutnya digunakan untuk proses kreatif yang pada akhirnya dapat lahir

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

223

dan dijadikan suatu patokan di mana pijakan tersebut selanjutnya dapat digambarkan mengacu pada pola-pola sebagai berikut 1 Mengkhayalkan Dapatkan akses khayalan, masukkan ke kapasitas ingatan, tuangkan ingatan kembali menjadi khayalankhayalan yang dapat menciptakan khayalan baru. Bebaskan proses berpikir yang tidak-tidak, sehingga khayalan-khayalan yang muncul dapat berkembang, dan dengan senantiasa berganti-ganti dengan sangat cepat (seperti kaleidoskop). Gunakan khayalan dan daya imajinasi sebagai alat penemuan. Merasakan Belajar melihat, menyerap, dan merasakan secara mendalam apa yang dapat digunakan sebagai jaminan munculnya khayalan berupa ide Menjadi sadar akan sensasi dalam diri berkaitan dengan kesan-kesan penginderaan. Menghayati Menghayati perasaan yang berkaitan dengan temuantemuan dalam kehidupan menjadi sadar akan sensasisensasi dalam tubuh. Mengejawantahkan Temukan kualitas-kualitas estetis yang secara integral berkaitan dengan bayangan-bayangan dan curahan pikiran yang berkembang. Biarkan curahan pikiran yang muncul dalam bentuk pemahaman dan khayalan-khayalan yang mampu diejawantahkan atau dituangkan menjadi ide-ide gerak yang dapat melawati pengalaman awal. Memberi Bentuk Biarkan ide terbentuk secara alamiah Gabungkan unsur-unsur estetis sedemikian rupa sehingga bentuk akhir dari tarian melahirkan ilusi yang diinginkan dan secara metafora menampilkan angan-angan dalam batin.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

224

B. ELEMEN-ELEMEN DASAR KOMPOSISI TARI Seperti telah disinggung pada pengantar pengetahuan komposisi tari tentang membuat komposisi tari atau koreografi bahwa referensi yang banyak terkait dengan koreografi adalah buku karangan Elizabeth R Hayes dan Jequeline M Smith, La Merry, Laban, maka di bawah ini secara berturut dapat dijelaskan peta konstruksi pengetahuan koreografi secara jelas dapat diuraikan adalah sebagai berikut. 1. Disain Gerak Manusia beraktivitas sehari-hari memerlukan gerakan tubuhnya, dalam memanfaatkan gerakan yang tanpa disadari gerak mendukung aktivitasnya secara maksimal. Dalam kaitan dengan tari, gerak merupakan unsur yang penting, dimiliki seorang penari sebagai sumber untuk aktivitas menari. Gerakan menari merupakan gerak yng digunakan untuk mengungkapkan perasaan, dengan harapan untuk mendapatkan tanggapan orang lain. Gerakan tari berbeda dengan gerakan bekerja atau gerakan olah raga, karena gerak tari sebagai ungkapan ekspresi sedangkan gerakan olah raga untuk prestasi. Masalah gerak pada dasarnya merupakan unsur utama dalam tari. Bentuk, format, dan sikap maupun posisi gerak menentukan bagaimana suatu gerakan harus diperagakan. Format gerak berhubungan perubahan sikap, posisi, dan kedudukan dari suatu benda. Disain gerak secara nyata merupakan unsur 3 dimensi yang memiliki panjang, lebar dan volume. Kedudukan gerak didesain menjadi bentuk benda selama menempati posisi, kedudukan, dan momen berpindah dari satu posisi ke posisi lain. Gerak dalam tari secara kedalaman memiliki merupakan media ungkap dari pernyataan dan ekspresi. Dalam tarian gerak merupakan unsur baku. Gerak terdiri dari tenaga, ruang dan waktu dan berhubungan erat dengan wirasa, wirama, dan wiraga. Tenaga dalam gerak tari berhubungan dengan energi yang dikeluarkan untuk bergerak sesuai kebutuhan intensitas, kualitas, dan tekanan. Intensitas banyak sedikitnya berhubungan dengan tenaga untuk pergerakan, tekanan atau aksen berhubungan dengan penggunaan energi secara merata atau tidak melalui penyaluran kekuatan bergerak dari seorang penari. Kualitas gerak juga menjadi prioritas gerakan dipelajari. Tenaga yang disalurkan menghasilkan bentuk, gerakan mengayun, mengalir, bergetar, menahan dan sebagainya sangat

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

225

bergantung pada bagaimana teknik seorang penari melakukan kualitas gerakan secara sempurna. Para siswa coba lakukan dalam hal ini bagaiama kalian mampu merasakana gerakan yang dapat dilakukan secara berbeda dalam kaitannya dengan jenis gerakan tegang, kendur, mengalir, dan patah-patah. Coba jelaskan perbedaan yang dapat kalian rasakan melalui pengalaman bergerak secara terus menerus khususnya pada saat kalian belajar menari. Gerakan tari dapat dibentuk melalui disain yang dibuat. Bentuk dan kapasitas serta kebutuhan tenaga yang disalurkan menjadi makna gerakan tari yang pada nantinya diungkapkan. Standar gerak tari dibutuhkan untuk ungkapan ekspresi, kekuatan dan jangkauan gerak, serta kedalaman makna gerak yang dapat dirasakan secara terstruktur oleh peraga tari dalam menarikan suatu tarian. Oleh sebab itu, bentuk, konstruksi, dan kedalaman isi suatu tarian sangat menentukan bagaimana tari dapat menimbulkan kesan emosi bagi pengamat atau yang menontonnya. Para siswa sekalian, coba rasakan bagaimana kalian mampu mengolah gerakan-gerakan yang memiliki sifat gerak mengalir, mengayun, patah-patah, tegang-kendur serta berbagai jenis gerakan yang dapat didesain secara mudah oleh kalian sendiri. 2. Disain Musik Musik pada dasarnya bunyi-bunyian yang ditimbulkan oleh sumber bunyi. Jenis musik yang teratur disebut ritme, sedangkan yang tidak teratur dapat disebut dengan bunyi saja. Bunyi yang teratur sesungguhnya merupakan disain musik. Masalah tempo atau ritme, dinamik dan sinkop yang terdapat dalam bunyi suatu musik dapat membentuk irama dan dinamik yang mampu menggugah rasa kita untuk mengekspresikan gerak. Bentuk wujud dan variasi bunyi yang ditimbulkan melalui alat musik dapat digunakan untuk memberi ruh musik yang digunakan untuk mengiringi koreografi. Motif, bentuk, jenis, dan dinamiknya dapat bermacam-macam bentuk. Teknik dan cara memainkan alat musiknya juga berbeda satu jenis alat dengan alat lainnya. Desain musik agar dapat menghidupkan koreografi perlu digunakan kemampuan musical yang berhubungan dengan bekal kemampuan dan kecakapan dalam mengukur kekuatan serta bagaimana teknik menghasilkan dinamika secara variatif.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

226

Musik orkestra berperan dalam memberikan bermacam warna bunyi dan variasi alat yang digunakan. Secara kuantitatif peralatan musik yang banyak mampu menghadirkan kesan dinamis, hegenitas, serta banyak penafsiran yang digunakn untuk mencapai klimaks garapan. Di sisi lain, secara kualitas instrument alat musik yang banyak tidak signifikans untuk menghadirkan klimaks yang berkesan dan memiliki kekuatan garapan. Paduan keduanya secara sinergis dapat menghidupkan koreografi semakin kaya penuangan ekspresi musikal. Cara garap desain musik dapat dikembangkan dengan melalui penggunaan alat musik tradisonal dalam bentuk gamelan, musik diatonis dalam wujud alat-alat musik barat. Melalui penggunaan jenis alat musik yang berbeda watak dan jenis memiliki karakter yang dapat digunakan untuk memberi corak irama, tekanan, ritmik, dan alunan suara secara tepat dan benar. Tantangan mendasar yang paling mencolok apabila koreografer yang tidak memilikibekal ilmu musik dan musical yang tinggi akan tabu an tidak mengerti kepekaan musikal yang harus dituangkan dalam musik iringannya. Apabila hal ini terjadi akan membawa dampak yang kurang positif dalamm koreografinya. Koreografer yang memiliki kecakapan ganda akan menjadi asset pengetahuan yang tidak henti-henti dalam penggarapan koreografinya, hal ini membutuhkan kemampuan dan keterampilan keduanya di bidang seni. Masalah desain musik yang paling pokok adalah memiliki konsep bagaimana cara mewujudkan bentuk awal, perkembangan, klimaks, penahanan akhir dan penurunan secara koreografis. Penggunaan alat musik yang dibutuhkan dapat memberikan keserasian musik iringan dan bentuk koreografi yang dikembangkan secara maksimal. Cara dan teknik ini sangat dibutuhkan dalam penataan koreografi yang lebih mendasar. Kemampuan seseorang dalam menghidupkan musik memiliki karakter bunyi serta kekuatan untuk membangkitkan impresi rasa bagi pendengarnya dibutuhkan penghayatan rasa bunyi secara khusus. Kepekaan rasa musical inilah yang dapat digunakan oleh seseorang dalam menghidupkan dinamika secara harsontal dimana dalam pengolahan rasa musik lebih ditentukan pada bagaimana cara seseorang tersebut dalam mengusun, merangka, dan menata melodi, dinamika, dan sinkop-sinkop bunyi secara variatif, mendalam, dan dengan menggunakan teknik sentuhan musical yang professional.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

227

Kemampuan dan kekuatan menjalin rasa musical menjadi bentuk musik yang memiliki kapasitas dan intensitas rasa musical ditentukan pada hasil elaborasi dalam mendesain musik secara cermat. Kecermatan yang dimaksud inilah merupakan sentral kepekaan musik dari seorang yang mampu menggarap musik secara hidup dan penuh sentuhan. Di bawah ini adalah jenis alat musik Gamelan Jawa yang berlaras Pelog dan Slendro (Pelog dan Salendro/Sunda). Alat musik lain dalam bentuk alat musik diatonis seperti contoh gitar, piano, drum, organ, dan lain-lain.

Sumber: Jurusan Tari UNJ Gb. 4.1 Perangkat Gamelan Sunda

Sumber: Jurusan Tari UNJ Gb. 4.2 Perangkat Gamelan Jawa

Sumber: Jurusan Tari UNJ Gambar 4.3 - 4.4 alat musik diatonis Gitar dan Dram

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

228

3. Desain Lantai Garis-garis yang dilalui oleh penari disebut desain lantai. Gambar desain lantai ini dalam pengertian lain adalah garis yang dibentuk oleh formasi penari kelompok. Secara umum desain ini terbagi ke dalam dua bagian yakni desain garis lurus dan disain garis lengkung. Aspek desain lantai dapat tergambar secara ilustratif melalui lintasan gerak penari. Penari membuat konsep ruang pentas yang secara geografis berhubungan dengan garis, ruang gerak, dan posisi penari pada saat diam. Garis menyudut atau diagonal, lengkung, zigzag, lurus, bahkan berbentuk lingkaran dapat terlihat penonton melalui gerakan melintas penari saat bergerak. Gerakan dengan berpindah tempat dilakukan secara jelas hubungannya dengan gerak tangan, kaki, tubuh, kepala. Pola garis lurus dapat dibuat ke depan, ke belakang, dan ke samping atau serong. Formasi garis lurus juga dapat dalam bentuk segitiga, segi empat, huruf T, huruf V, dan bentuk lain seperti desain zigzag atau kebalikannya. Di sisi lain, garis lengkung dapat berwujud ular, spiral, lingkaran, angka delapan dan sebagainya. Garis lurus yang dilukis di lantai memberikan kesan sederhana tetapi kuat, sedangkan pada desain garis lengkung memiliki kesan lembut dan lemah. Pola garis yang dan tergambar di lantai untuk bentuk garis dijumpai pada tari-tarian Klasik Jawa, tari Hula-hula dari Hawai, dan banyak tari-tarian rakyat yang masih belum banyak digarap. Desain garis lengkung banyak terdapat pada jenis tari komunal kerakyatan yang berciri kegembiraan. Pada jenis taritarian dari Muangthai dan Jepang juga Tari Tradisi Klasiknya banyak menggunakan desain garis lengkung. Gerakan jalan, lari cepat, geser ke kanan-kiri, secara dinamis dapat dilakukan dengan variasi gerak dan pola gerakan berulang atau berganti-ganti (kanan-kiri). Beberapa variasi gerakan yang nyata dan pola gambar yang dilukiskan pada lantai dibayangkan secara imajinatif dalam angan-angan. Sifat disain di bawah ini lebih menunjukan pada sifat-sifat yang mirip antara satu sisi dengan sisi lainnya. Siswa dapat melihat bagaimana bentuk dan model sifat desain yang berhubungan dengan sifat yang simetri dan tidak simetri.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

229

4. Desain Atas Disain atas dilukiskan melalui gerakan mengayun-ayun atau melambaikan tangan di atas garis bahu. Ruang desain atas dapat diciptakan lagi melalui gerakan yang sesaat melayang di udara dengan dasar kaki sebagai tumpuhan berada di atas permukaan lantai atau landasan tumpu. Gerakan yang memiliki kesan disain atas dilakukan penari dengan cara meloncat, melompat, melayang sesaat di udara. Batas-batas gerak yang memberi nkesan desain atas secara geometris berhubungan dengan tiga dimensi, tidak bertumpu pada lantai dasar atau tempat bertumpu, serta dimungkinkan bertumpu di landasan tetapi kesan gerakan yang dilakukan lebih ada dalam posisi di atas lantai. Dengan demikian aspek gerakannya memiliki tiga dimensi. Desain tiga dimensi berhubungan dengan volume gerak, jangkauan besar/kecil dan atau sempit-luasnya gerakan, panjang lebar dan tinggi membentuk volume/isi. Batas-batas ruang desain atas tari yang dibutuhkan adalah volume besar-kecilnya gerakan. Jangkauan terluas atau terpanjang yang mampu dilakukan oleh masing-masing penari. Karakter gerak yang biasa dilakukan untuk penghayatan menunjukan desain atas adalah pernyataan ungkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa dengan menengadahkan kepala, merentangkan ke dua tangan ke atas, serta melakukan selebrasi yang berhubungan dengan kontaks bicara dari hati dengan Tuhan melalui penghayatan pandangan mata ke atas, kepala ditengadahkan, serta gerakan lai yang berhubungan dengan pernyatakan simbol gerakan yang berhubungan dengan desain atas. Pelaksanaan gerakan dilukiskan untuk mendapatkan kesan gerakan dilakukan di atas garis bahu. Pemahaman gerak seperti telah disebut adalah dengan mewujudkan teknik gerakan menengadahkan kepala dan gerakan ke dua tangan ke atas. Desain atas secara obyektif masih diperdebatkan. Konsep disain ini secara mendalam masih dipertanyakan. Kesan gerakan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi desain atas mencakup beberapa kesan, secara rinci dapat disebut yakni. a. Desain Datar, merupakan desain yang secara horisontal dilihat dari depan penonton. Badan dan postur penari tanpa perspektif. Anggota gerak tubuh mengarah ke samping dan kesan yang ada memiliki makna konstruktif,

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

230

b.

c.

d.

e.

f. g.

h.

i.

tenang, kejujuran, dan umpan balik yang terkesan dangkal. Desain Dalam, desan ini dari arah depan penonton memiliki kesan dalam. Anggota tubuh dan postur yang ada mengarah ke belakang,. Ke depan, dan serong. Desain ini memiliki makna yang dalam terlihat oleh penonton. Desan Vertikal, penggunaan desain ini menempatkan posisi anggota tubuh dan postur menjulur ke atas. Tungkai dan lengan lengan mengarah ke atas atau ke bawah. Kesan yang ada nampak egosentris, pasrah, menyerah, dan lebih dalam lagi kurang berdaya. Desain Horison, penggunaan desain ini menempatkan posisi anggota tubuh dan postur mengarah ke garis horison. Sebagian anggota gerak tubuh, kepala, dan kaki berada satu lajur lurus horisontal. Porsi tubuh mengarah sejajar garis tanah, kesan yang ada nampak tercurah. Desain kontras dalam implementasinya menggunakan garis-garis bersilang. Anggota gerak badan dan garisgaris yang akan bertemu apabila dilanjutkan memberikan kesan pertemuan garis yang ada di angan-angan. Desain ini memiliki kesan kuat, penuh energi, kebingungan karena kesan garisnya nampak terputus, dan tidak menuju ujung garis. Desain Murni, disain ini ditimbulkan oleh postur tubuh penari. Desain ini tidak menggunakan desain kontras. Desain memiliki kesan tenang, lembut, dan bersahaja. Desain Statis, desain ini menggunakan pose-pose tubuh sebagai unsur yang dominan pokok. Kunci tubuh menjadi pertimbangan desain ini tetap kokoh karena anggota tubuh yang lain bisa melakukan gerakan. Penggunaan lengan penari secara horisontal dan terus menerus, kaki bergerak ke kanan dan ke kiri. Kesan desain ini nampak teratur. Desain lurus, desain ini menggunakan garis-garis lurus pada anggota tubuh seperti torso, tungkai, lengan dan badan menjadi kunci yang dapat memberikan kesan. Kesan yang dimiliki adalah sederhana, kokoh. Desain ini apabila digunakan terus menerus akan membosankan. Desain Lengkung, desain ini dibentuk melalui kontur badan dan anggota tubuh lain dari penari. Dsain ini menarik. Kesan yang nampak halus, lembut, akan tetapi

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

231

j.

k.

l.

m.

n.

o.

p.

apabila kurang hati-hati menggunakannya dapat menimbulkan kesan lemah. Desain bersudut, desain ini banyak menggunakan tekukan-tekukan tajam pada sendi sendi siku, lutut, pangkal lengan, pangkal paha. Desain ini menimbulkan kekuatan mendalam. Apabila kurang hati-hati, kekuatan gerak tidak diimbangi penghayatannya dapat menimbulkan kesan gerakan tidak menarik dan membosankan. Desain Spiral, desain ini menggunakan desain lengkung berupa lingkaran lebih dari satu yang searah dengan badan dan anggota badan. Kesan disain ini menarik perhatian penonton karena penggunaan lingkaranlingkaran itu. Desain Medium, desain berada pada desain atas dan bawah. Desain ini dipusatkan pada anggota bawah hingga ke bagian pinggang penari. Desain ini memiliki kesan penuh emosi. Desain Tinggi, desain ini dibatasi oleh kemungkinan gerak dari anggota badan penari hingga ke bagian atas. Bagian yang memiliki kesan intelektual spiritual yang kuat disebabkan oleh dukungan bentuk pemujaan atas bentuk lengen dan arah kepala yang mengarah ke atas. Desain Rendah, desain yang dipusatkan pada daerah dada hingga pinggang penari. Desain ini memiliki kesan penuh daya hidup, pada sisi lain memberi corak kekuatan gerak yang terfokus pada anggota gerak badan. Desain Terlukis, desain gerak yang dihasilkan melalui impul salah satu atau beberapa anggota gerak badan hubungannya dengan penggunaan properti yang digerakan untuk menghasilkan kesan tertentu. Pemaknaan gerak hubungannya dengan penggunaan properti agar dapat menyempaikan makna yang disiratkan. Contoh angin ribut dengan menggerakan properti sampur atau kain lainnya dengan gerakan tidak teratur, lingkaran-lingkaran puting beliung, dan ombak laut dengan membuat kesan gerak naik turun. Desain Lanjutan, desain ini berupa lanjutan desain gerak yang tertunda. Kelanjutan gerak yang dicatat dan kesan pikiran menjadi modus dalam melukiskan kesan gerak dilanjutkan. Kesan desain ini juga dapat dilukiskan melalui pandangan lanjutan, kesan gerak dengan bantuan properti secara lanjutan menjadi salah satu indikasi kesan ini

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

232

diwujudkan. Kesan adanya garis lanjutan ditimbulkan oleh anggota tubuh lain dari penari terutama mata, rambut, tangan dan kaki dalam wujud gerakan lanjutan yang tidak tampak secara nyata. Contoh memarahi orang, maka gerakan tangan memberi aba melakukan ancaman beberapa kali ke arah korban. Kesan ini memberikan indikasi bahwa orang tersebut sedang dimarahi. Contoh lain, seorang memiliki badan yang bagus, maka penggunaan bahasa isyarat tubuh dapat digunakan sebagai mediasi menyatakan maksud pernyataan. q. Desain Tertunda, kesan ini ditimbulkan dengan memanfaatkan piranti anggota tubuh penari untuk melakukan gerakan secara bertahap. r. Desain Simetris, desain simetris adalah desain yang dibuat dengan menempatkan garis-garis anggota tubuh yang kanan dan kiri berlawanan arah tetapi sama. Lengan kanan lurus ke samping kanan, lengan kiri lurus ke samping kiri. Tangan kanan tolak pinggang, maka tangan kiri juga tolak pinggang. Desain ini memiliki kesan kokoh, tenang, tetapi apabila terlalu banyak digunakan menyebabkan kejenuhan. s. Desain Asimetris, desain asimetris dibuat dengan menempatkan garis-garis anggota tubuh kanan dan kiri tidak sama. Posisi tangan kanan lurus ke samping kanan, tangan kiri bertolak pinggang. Desain ini menarik dan dinamis. Kesan kurang kokoh. Desain asimetris sangat diminati oleh penonton, sehingga kesan yang ada harus jelas perbedaannya. Tarian yang memiliki desain asimetris sangat menguntungkan dan sangat menarik bagi penonton. 5. Dramatik Dramatik pada sesungguhnya menjadi unsur yang menghidupkan suatu tari. Unsur dramatik biasanya menjadi bagian kesan suatu komposisi tari atau koreografi secara keseluruhan. Dramatik menjadi watak garapan koreografi. Dramatik berhubungan dengan klimaks atau ending. Koreografi yang kesan puncak atau klimaksnya tidak berkesan terasa hambar untuk dihayati. Apabila koreografi digarap secara professional, kesan puncak mampu memberi akses pengalaman estetik yang berhubungan dengan koreografi. Seseorang yang

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

233

berpengalaman dalam membuat dramatik, biasanya sering diingat olah banyak orang. Garapan tentang koreografi unsur dramatik sangat diperhatikan. Hal ini dipertimbangkan sebagai roh yang bakal digunakan untuk singgah di benak pemirsa atau penonton atau pengamat. Dramatik terdiri dua tahap. Tahap satu dramatik dapat digarap dalam bentuk Kerucut Tunggal (garapan koreografi dibuat dengan mamatok ide garapan bahwa puncak atau klimaks digarap satu kali saja. Artinya dapat dikatakan bahwa puncak garapan komposisi atau koreografi terjadi sekali selanjutnya penurunan. Di sisi lain, Kerucut Ganda adalah garapan koreografi yang dibuat dengan mamatok ide garapan menggunakan puncak atau klimaks dua kali. Artinya puncak garapan komposisi atau koreografi terjadi dua kali pada puncak pertama digunakan sebagai stimulus untuk mengembangkan koreografi untuk mengakhiri dengan puncak sesungguhnya. Selanjutnya, setelah klimaks ke dua dilakukan penurunan secara cepat, pada saat ini penurunan secara cepat dan kesan penutup garapan yang biasanya digunakan lebih tinggi dari kliamks pertama atau puncak pertama. Klimaks kedua berbeda atau lebih tinggi dari klimaks pertama. Ada dua macam jenis dramatic yakni berbentuk kerucut tunggal dan kerucut ganda. Desain kerucut tunggal dipakai untuk drama dan teori Bliss Perry. Teori ini mempresentasikan bahwa drama yang sukses harus digarap dengan desain kerucut tunggal. Secara umum dapat dijelaskan bahwa desain ini diilustrasikan seseorang yang mendaki gunung. Yang bersangkutan memulai dari ngarai menuju puncak memerlukan kekuatan menanjak. Perjalanan naik agak lambat, makin ke atas harus makin banyak energi yang dikeluarkan. Oleh sebab itu, pada saat yang kritis energi penuh harus dikeluarkan, maka dengan demikian puncak pemanfaatan energi yang diperoleh jangan digunakan. Energi yang diterima digunakan untuk mencapai takaran klimaks dari perjalanan Setelah puncak atau klimaks tercapai, proses turun dengan energi yang telah mengendur atau semakin banyak energi yang diperas, sehingga dalam kurun waktu yang menjadi titik beku energi, maka gerakan pengenduran menjadi titik beku energi maka gerakan pengenduran diperlukan untuk mencapai titik dasar lagi. Dengan demikian sampai terjadi titik dasar pendakian hingga perjalanan menuruni gunung yang sudah berakhir menjadi teknik yang perlu diperhatikan.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

234

Dalam suatu garapan drama, klimaks harus tercapai setelah membuat penanjakkan yang cukup lama dan penuh energi, sehingga apabila klimaks telah tercapai harus segera menyelesaikan akhir garapandan sesaat kemudian segera melakukan penurunan. Titik puncak penggarapan klimaks harus dibarengi dengan kesan. Jangan sampai kesan klimaks dilewatkan. Lengkapnya garapan, harus ada kesan yang dijadikan momen bagi penonton. Secara teknis bentuk dramatik kerucut tunggal dapat digambarkan sebagai berikut di bawah ini Klimaks Perkembangan Permulaan Penyelesaian akhir

Disain Kerucut Tunggal, terjadi hanya satu klimaks saja.

Klimaks Klimaks Kecil

Permulaan Penyelesaian Akhir

Disain Kerucut Tunggal, terjadi hanya dua kali atau lebih dua kali klimaks.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

235

6. Dinamika Untuk mencapai puncak garapan, dibutuhkan dinamika. Dinamika pada dasarnya merupakan pengetahuan tentang efekefek kekuatan dalam menghasilkan gerakan. Pengetahuan tentang dinamika pada dasarnya berhubungan dengan penggunaan tenaga dalam melakukan gerakan yang di dalamnya terdapat intensitas, tekanan atau aksen, kualitas gerak. Penggunaan besar kecilnya tenaga apabila dikombinasikan dengan pengaturan ruang, gerak dan waktu membuahkan berbagai macam kontras antara keras-lembut, cepat-kuat-bertenaga, cepat-lembut-tenaga dan sebagainya. Masalah dinamika yang menjadi perhatian adalah apa dan bagaimana penggunaan dinamika dikembangkan. Wujud dinamika dalam gerak lebih banyak terdapat pada anggota gerak bagian atas dan bawah. Dalam tari-tarian wilayah timur, dinamika gerak mudah dicapai dengan baik dari pada taritarian wilayah barat yang lebih banyak menggunakan anggota gerak menggunakan tungkai. Peneliti tentang dinamika menyatakan bahwa ekspresi fisik manusia lebih banyak menonjolkan gerak spiritual dan intelektual pada bagian badan, kemungkinan tersebut digunakan sebagai penyelaras dinamika gerak dan komposisi. Badan bagian atas sangat jelas ditempatkan sebagai ekspresi gerak. Puncak pemanfaatan gerak untuk mencapai puncak ekspresi dilakukan dengan lengan tangan, kepala, torso bagian atas. Hal ini banyak dikembangkan pada tari-tarian dari belahan timur Indonesia. Di sisi lain, ada beberapa contoh taritarian yang menggunakan dinamika sebagai pencapai puncak atau klimaks garapan melalui kaki secara maksimal. Salah satu ciri yang ada dan terjadi dalam tari-tarian Indonesia adalah taritarian dari Irian Jaya atau Papua. Di Spanyol, gaya tari yang menuangkan tercapainya klimaks dengan kaki sebagai unsur utama. Kaki sebagai pengembang pertama dalam pengembangan dinamika tari-tarian Spanyol. Dinamika dapat diwujudkan bermacam-macam teknik. Pergantian level dari tinggi ke rendah atau sebaliknya, pergantian tempo dari cepat ke lambat atau sebaliknya, serta pergantian tekanan gerak lambat ke cepat atau sebaliknya dan lain-lain masih banyak yang dapat dikembangkan. Pergantian atau perubahan gerakan dari badan atau anggota gerak lain tertentu dari lemah ke kuat dapat menghasilka dinamika. Gerakan patah-patah juga memungkinkan terjadinya

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

236

dinamika secara mekanik. Perubahan pose gerak satu ke pose gerak lain apabila dilakukan secara tepat dan penghayatan yang tinggi menciptakan dinamika yang ekspresif. Gerakan ini dilakukan oleh penari yang memiliki inner tari yang cukup memadai. Dinamika yang tajam dan tinggi dapat merangsang kesan emosi. Dinamika lembut, sedang, tenang, dapat melahirkan gerakan lembut perlahan dan kurang greget. Daya dan kekuatan gerak membuat orang penari mampu melakukan gerakangerakan tari penuh energi di atas pentas. Aturan-aturan yang berlaku pada gaya tari dapat dibantu dengan memberikan watak tari ke dalam dinamika greget. Greget merupakan dorongan perasaan yang kuat, desakan batin atau ekspresi dari dinamika batin melalui pengendalian yang sempurna tanpa menuju kekerasan. Dinamika dapat diwujudkan dengan berbagai cara, misalnya lewat pengaturan level, pergantian tempo, dan tekanan dari lemah ke kuat, keras ke lembut, dan sebagainya. Dinamika komposisi tari menjadi roh dalam komposisi tari. Garapan koreografi berhubungan dengan suasana yang diinginkan. Melalui teknik dinamika yang diterapkan dapat digunakan untuk mengkatorl dan meningkatkan kualitas garapan koreografi agar semakin tajam dan tinggi sehingga memiliki akurasi yang tinggi. Kualitas garapan koreografi salah satunya dapat ditentukan oleh dinamika apabila garapan biasa-biasa saja. Hal ini telah dilakukan dan dikembangkan. Masalah gerak, masalah musik, masalah teknis lainnya dapat dikembangkan melalui teknik dinamika. Kebutuhan tentang dinamika di sisi lain dapat digunakan untuk memperpanjang dan memperpendek tarian yang dipertontonkan. Teknik dinamika secara jelas dapat diuraikan pada uraian sebagi berikut. Contoh pengelolaan teknik dinamika adalah: Makin lama makin keras/kuat disebut Cressendo. Makin lama makin lembut atau pelan disebut Decressendo. Diperkeras/diperkuat/keras disebut Accelerando. Diperlembut/diperlembut/pelan disebut Ritardando Makin lama mengalun disebut Pianisimo. Makin lama keras disebut Forte. Teknik dinamika yang dicapai dengan melakukkan gerakan patah-patah disebut Stakato. Teknik dinamika yang dicapai dengan melakukkan gerakan mengalun disebut Legato.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

237

Teknik dinamika yang dicapai dengan melakukkann gerakan tertentu dalam koreografi satu dengan yang lain dalam bentuk dinamika maka perpaduannya akan dapat menimbulkan daya tarik, tidak membosankan, dan penuh variasi maka akan dapat menyihir atau lebih tepatnya memukau bagi penonton. 7. Komposisi Kelompok Pada tari garapan solo atau tunggal dan duet atau berpasangan komposisi kelompok yang digunakan sederhana dibandingkan dengan komposisi garapan tiga orang atau lebih. Desain tari kelompok akan lebih variatif dikembangkan untuk taritarian yang memiliki jumlah penari lebih dari tiga. Variasi jumlah penari dalam kaitannya dengan penggunaan desain tari kelompok sangat signifikans diterapkan untuk komposisi tari lebih dari tiga orang. Variasi desain tari kelompok akan lebih berkembang apabila dibandingkan dengan tari-tarian yang memiliki jumlah penari lebih dari tiga orang. Efektivitas penerapan dan pengolahan aspek disain kelompok dapat mewujudkan kesan mendalam, tergarap secara baik, menarik, dan penuh sensifisitas yang tinggi dan mendasar. Apabila terjadi sebaliknya, kesan garapan akan menjadi membosankan bahkan lebih buruk dari pada format garapan tunggal. Dengan demikian, pada garapan tari kelompok dibutuhkan penghayatan mendesain tari kelompok agar semakin cermat, teliti, dan memperhitungkan kemungkinan yang dapat membosankan dan menjemukan secara dini. Oleh sebab itu, perlu menjadi catatan bahwa koreografi akan dinamis sensitive dan menarik mampu menghadirkan garapan yang sinergis. Dinamika untuk komposisi penari kelompok lebih dari lima orang dapat divariasikan melalui elemen keindahan kelompok. Kelima unsurnya mencakup pada aspek union atau serempak adalah semua penari melakukan gerakan secara serempak, bergerak dengan motif dan bentuk gerak yang sama, arah hadap dan arah pelaksanaan gerakan secara bersama-sama. Aspek balance atau berimbang dapat dikombinasikan dengan memberi formasi posisi pada saat melakukan gerakan secara berimbang antara bagian kanan dan kiri, atas dan bawah, depan dan belakang. Keseimbangan posisi maupun gerakan berhubungan langsung dengan akumulasi penilaian akhir dari sikap gerakan, formasi, kedudukan dan posisi masing-masing penari antara belah satu dengan belahan yang lain secara seimbang.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

238

Aspek broken atau terpecah biasanya diciptakan melalui kesan gerakan dari posisi satu kelompok yang menyatu, kemudian pada saat berikut formasi berubah membentuk situasi pergerakan penari bergerak ke berbagai tujuan. Dalam waktu singkat penari melakukan gerakan yang masing-masing berbeda arah hadap, arah tujuan, serta pencapaian tujuan dalam memenuhi jangkauan gerak, posisi suatu kedudukan, dan formasi yang harus dicapai dan dipenuhi oleh masing-masing penari secara berbeda. Sehingga, pergerakan penari memamg benarbenar bebas untuk bergerak, mencapai formasi dengan gerakan yang bebas. Aspek alternate atau selang-seling diilustrasikan dalam bentuk gerakan yang dilakukan oleh penari secara bergantian, berurutan, dan atau penentuan gerak antara kelompok penari yang dalam posisi genap dan ganjil secara berbeda. Formasi gerakan selang seling atau alternate diwujudkan melalui gerakan yang saling menyusul, antara urutan satu penari dengan penari lainnya. Ilustrasi gerakan yang berturutan dikembangkan dengan wujud gerakan penari yang saling menyusul dari urutan penari hingga mencapai keseluruhan penari yang berbanjar atau bersap melakukan gerakan yang sama tetapi secara urut. Teknik gerakan cannon atau secara bergantian dicapai dengan melakukan gerakan penari dengan motif sama tetapi dalam melaksanakan gerakan secara berbeda antara penari yang dalam posisi ganjil dan genap saling bergantian. Motif perubahan gerakan lebih menekankan kepada kesan gerakan dimana penari bergerak secara saling menyusul antara penari yang berada diurutan genap dan ganjil secara serempak, dengan motif gerak yang sama, serta dengan perbedaan saat yang ditentukan secara sama juga. Secara khusus dapat dikoreksi bahwa teknik dalam mengembangkan desain kelompok seperti diuraikan di atas pada dasarnya bukan sebagai jaminan yang baik dan sempurna apabila memanfaatkan teknik dinamika di atas suatu koreografi menjadi sempurna. Variasi dalam menjabarkan teknik dinamika ke dalam tari kelompok diharapkan mampu menjadi daya tarik yang mempesona dalam suatu koreografi, bukan sebaliknya bahwa kesan yang muncul komposisi kelompok menjadi kurang indah, kurang pengolahan teknik desain, atau bahkan seperti sudah disebut bahwa koreografi semakin kacau balau, hilang karakter koreografinya hingga sampai komposisi kelompoknya amburadul atau tidak sesuai harapan koreografer. .

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

239

Kredibilitas seorang koreografer dapat mencerminkan kemampuan meramu dan mengkomposisi koreografi semakin menarik, mempesona, dan mewujudkan impian keindahan garapannya. Cara dan teknik dinamika yang disajikan membutuhkan pengalaman yang matang dan dalam atas karismatik koreografi yang digarap secara brilian. Secara actual desain kelompok terpecah masing-masing penari memiliki kebebasan mengeksplor panggung secara bebas. Gerakan yang dilakukan untuk penari dengan bermacam gerak, sejumlah penari tersebut harus melakukan gerakan masingmasing dengan bergerak ke berbagai arah. Penjabaran terpecah dijelaskan dengan bentuk gerakan dimulai dari komposisi berbaris, membuat lingkaran untuk penari yang ada dinomor urut ganjil atau genap secara serempak bergerak sama ke segala arah. Teknik ini juga bisa dikembangkan untuk desain alternate, cannon. Variasi pengembangan desain di atas teknik desain dikembangkan untuk penataan koreografi kelompok yang memiliki pengolahan desain tari kelompok secara mendasar, mulai dari komposisi yang paling sederhana yakni garis lurus adalah bentuk penjelmaan desain tari kelompok secara lebih proporsional, kredibel, dan dapat menciptakan koreografi menjadi lebih operasional dan menunjukkan kemampuan dan keterampilan secara kualitatif. Desain kelompok untuk garapan tari tunggal pengembangan bentuk kombinasi dapat diterapkan secara sederhana. Teknik desain yang dikembangkan dalam koreografi tunggal harus mampu memberikan kesan tarian semakin berkualitas. Kesungguhan untuk melakukan penerapan teknik dinamika ke dalam formasi tarian harus lebih bila dibandingkan dengan desain kelompok untuk tari kelompok. Professional dan kemampuan yang mendalam di dalam mewujudkan kemampuan mewujudkan penerapan desain kelompok secara baik dan sempurna diburtuhkan kunci sukses suatu koreografi tari tunggal yang lebih sulit dan mendasar dari pada untuk tari kelompok. Performa garapan koreografi untuk memanfaatkan desain kelompok menjadi semakin hidup, dinamis, dan memiliki watak garapan membutuhkan kemampuan dan ketajaman teknik mengolah desain kelompok secara elaboratif dan variatif harus dapat menciptakan kesan desain tari kelompok semakin berkualitas dan professional. Jam terbang pengalaman membuat koreografi menjadi semakin elaboratif dan kreatif, sehingga enak dan indah ditonton sebagai sajian yang membangkitkan apresiasi.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

240

8. Tema Tema dikembangkan mulai dari konsep yang dibimbing secara awal dan mendasar oleh pengajar, instruktur atau tenaga ahli koreografi. Tema diwujudkan dalam bentuk sejumlah pertanyaan meliputi: Apakah itema dapat ditarikan? Apakah ide gerak dari tema tersebut dapat ditarikan? Apakah hubungan konsep dan ide tema dapat dieksplorasikan? Apakah pengembangan tema dapat diwujudkan ke dalam urutan gerak? Masih banyak pertanyaan yang diajukan agar tema dapat diwujudkan ke dalam bentuk tari Tema dipilih untuk direfleksikan menuju pertanyaan tentang tema dapat ditarikan. Tema dikembangkan menjadi sumber inspirasi tentang bagaimana memadukan tema ke dalam bentuk gerakan yang akan dipilih dengan itu maka pilihan tema terjawab. Tema dikembangkan menjadi sejumlah refleksi tentang apakah tema cocok dengan bentuk gerak yang dipilih. Apakah pemilihan tema dapat diidentifikasi ke dalam sub-sub tematik yang dapat mencerminkan terwujudnya kumpulan motif gerak, rangkaian kalimat gerak, dan konstruksi koreografi. Tema dipilih didukung oleh kecakapan eksplorasi gerak yang sesuai dan sepadan dengan tema yang dipilih. Kesesuaian tema dengan pilihan hasil eksplorasi gerak menjadi kunci pilihan tema ditetapkan. Dengan perkataan lain, hasil eksplorasi gerak didasarkan tema pilihan. Dengan demikian, pilihan tema juga menjadi dasar pijakan eksplorasi gerak, improvisasi gerak dan penataan gerak. Perwujudan tema menurut La Mery membagi tes uji tema sebagai berikut: Keyakinan koreografer atas nilai tema, Dapatkan tema ditarikan, Efek sesaat tema kepada koreografer dan penari, Perlengkapan teknik tari koreografer dan penari, Fasilitasi yang diperlukan pertunjukan (musik, tempat, busana tari) Tema yang bernilai adalah tema yang orisinil. Orisinilitas tema ditarikan sebagai sumber dalam pemilihan tema dari bentuk

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

241

koreografi sebelumnya. Apabila tema menjadi bukan orisinil, uji kemudian harus dilakukan dengan tema yang ditarikan. Tema orisinil ditarikan lebih baik. Banyak ceritera menarik yang tidak dapat dikomunikasikan. Pilihan tema yang demikian harus dihindari. Apabila anda memiliki kemampuan kea rah itu, pilihlah tema yang memiliki dasar orisinil untuk dikoreografikan. Tema dapat diungkapkan dalam bentuk dramatari. Dramatari yang dikemukakan dalam wujud pemaknaan kata-kata, ungkapan tari yang memiliki makna simbolis, dan kapasitas pemilihan gerak yang memiliki dampak sinergis terhadap struktur nasihat yang diungkapkan melalui penjelasan gerak, pemaknaan gerak yang tepat dan memenuhi harapan penonton. 9. Rias dan Busana Rias busana pada prinsipnya merupakan pendukung dalam tari. Unsur ini pada garapan tertentu sangat vital dibutuhkan terutama untuk memperdalam atau menunjukan adanya karakter atau penokohan, yang ada dalam garapan koreografi. Sehingga, melalui rias dan busana dapat mewujudkan visi karakter atau tokoh yang diharapkan. Pada konteks tertentu rias dan busana juga dibutuhkan untuk tujuan penonjolan terhadap penampilan suatu bentuk seni pertunjukan dalam rangka digunakan sebagai bagian upacara keagamaan, upacara adat, dan bentuk tarian untuk upacara tertentu. Pada sisi lain rias dan busana menjadi kebutuhan yang sekender mana kala dalam garapan lebih dibutuhkan pada konsep pertunjukan secara naturalistik. Rias dan busana digunakan sebatas kebutuhan garis wajah saja dan pembalut tubuh penari. Saat tertentu busana terlihat sederhana untuk jenis tari nontradisi.

Sumber: Anjungan TMII Jakarta Gb. 4.5 Kostum Annien (Riau)

Sumber: GMP TMII Jakarta Gb. 4.6 Kostum Tari Katiak (Riau)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

242

Sumber: GMP TMII Jakarta Gb. 4.7 Kostum tari Nyi Kembang(DKI)

Sumber: Jurusan Tari UNJ Gb. 4.8 Kostum Gruda, Fantasi (Bali)

Gambar 4.5-4.8 Searah Jarum jam kostum Kostum Tari Anniem (Riau), Katiak (Sumbar) Nyi Kembang(Betawi), Gruda (Bali).

Perhatikan gambar di bawah ini menunjukkan identifikasi wujud dan perkembangan pemakaian busana tari daerah. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.

Sumber: Jurusan Tari UNJ Gb. 4.9 Trunajaya (Bali), Gb.

Sumber: Jurusan Tari UNJ 4.10 Sangkrae(KalTeng),)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

243

Gb. 12

Sumber: Jurusan Tari UNJ Gb. 4.11 Batagak (Sumbar)

Sumber: Jurusan Tari UNJ Gb. 4.12 Pendet (Bali)

Sumber: Jurusan Tari UNJ Gb. 4.13 Dogdoglojor(Jabar)

Sumber: Jurusan Tari UNJ Gb 4.14 Ngelajau(Lampung)

Gambar di atas menunjukan Rias Garis Wajah ( tidak menunjukkan karakter) tatarias Batagak(Sumbar) dan Ngelajau(Lampung), Pendet dan Lojor (Karakteri).

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

244

Sumber: Grafis Haviz Muharyadi SPd.

Sumber: Grafis Haviz Muharyadi SPd.

Gb. 4.15 dan 4.16 Riasan untuk Memberikan ketegasan garis wajah saja

Gambar di bawah ini menunjukan tipe riasan untuk karakter. Beberapa contohnya adalah sebagai berikut.

Sumber: Grafis Haviz Muharyadi SPd. Gb. 4.17 Karakter Putra Gagah

Sumber: Grafis Haviz Muharyadi SPd. Gb. 4.17 Karakter Putri Halus

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

245

10. Properti Properti adalah semua peralatan yang digunakan untuk pementasan tari. Properti tari tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan koreografi. Properti tari merupakan properti yang dibutuhkan dalam koreografi tari. Pada kenyataannya terdiri dari dance property/properti tari dan stage property/perlengkapan panggung. Dance property terdiri dari peralatan tari yang dipegang penari secara langsung. Stage property adalah semua peralatan yang berada di atas panggung dan menjadi sarana yang langsung maupun tidak langsung melengkapi konsep suatu koreografi di mana dalam penerapannya diletakkan di area pentas atau di panggung untuk mendukung koreografi. Stage panggung yang terkait dengan peralatan baik langsung maupun tidak langsung dimanfaatkan pada saat pementasan terdiri dari trap (level foundation) yang berfungsi membuat kesan penari lebih di atas, di bawah standar panggung. Peralatan panggung lain yang secara khusus menjadi pilihan setting atau perlengkapan panggung menjadi dukungan dalam pementasan koreografi. Bentuk dan format trap bermacam-macam. Ada yang berbentuk segi empat panjang, bujur sangkar, segi enam, segi delapan, tinggi 20 cm, 40 cm, dan 60 cm serta masih banyak bentuk lainnya. Jenis stage property di desain untuk memberikan dampak positif pementasan koreografi menjadi lebih indah, berkualitas, dan memiliki kesan yang menarik bagi penonton, di samping tujuan penggunaan lebih ke arah penggunaan teknis dalam koreografi. Properti tari pada dasarnya dapat digunakan untuk membenkan keindahan bentuk koreografi secara baik. Hal ini apabila terjadi, kesan koreografi akan lebih mendalam. Penggunaan properti yang ditawarkan dapat digunakan untuk mengembangkan formulasi keindahan koreografi. Di sisi lain apabila penguasaan penari terhadap property kurang sempurna, ini menjadi kebalikan bahkan kesan ini menjadi kunci kindahan koreografi menjadi tidak tercapai. Penguasaan properti tari oleh penari mutlak merupakan persyaratan yang harus dimiliki. Kunci ini menjadi indikasi kebutuhan properti dalam suatu koreografi, dibutuhkan Apabila tuntutan koreografi menjadi utama dalam penggunaan property maka penari harus dibekali keterampilan yang lebih di dalam memperagakan keterampilan penguasaan property.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

246

Properti yang efektif digunakan sebagai alat bantu dalam koreografi harus konstruktif, memenuhi standar properti, apabila mungkin kualitas property menjadi tuntutan mutlak dalam pemenuhan kebutuhan property dalam koreografi. Penggunaan property tari harus mempertimbangkan jenis, fungsi, dan asas pakai properti secara baik dan benar. Proporsi penggunaan property tari secara mendasar menentukan penguasaan keterampllan penguasaan penari secara pokok. Kualitas penguasaan penari atas properti tari yang digunakan menjadi salah satu teknik tari yang dibutuhkan dalam format koreografi yang berkualitas. Properti tari banyak ragam bentuk dan jenisnya Cakupan yang sering digunakan antara lain meliputi selendang (sampur), kipas, rebana, payung, tongkat, keris, cundrik, pedang, mandau, tombak, kendang, piring, panah dan masih banyak lagi. Pada sisi lain, dalam dunia pendidikan penggunaan model dan jenis properti tari meliputi : Sarung, piring, payung, bola, selendang, kipas, dimungkinkan replika properti tari yang ada dapat digunakan sebagai property yang asli digunakan. Hal ini dibutuhkan unsur kreativitas dalam menjabarkan makna penggunaan properti imitasi menjadi pilihan properti asli tidak dipilih. Penguasaan properti tari dapat memunculkan bentuk penguasaan dan pengembangan propert. Pengembangan penguasaan properti dengan ide yang dilaksanakan perlu elaborasi. Dengan demikian untuk pengembangan secara umum terhadap penguasaan properti dibutuhkan luang waktu untuk eksplorasi ide dan penuangan gagasan gerak dalam memainkan atau menguasai properti. Oleh sebab itu penguasaan properti identik dengan bagaimana cara teknik menguasai atau teknik menggerakan properti. Perlu diperhatikan bagi koreografer untuk berhati-hati memilih dan menetapkan properti tari untuk mengusung koreografinya. Penggunaan properti tari dipilih tentu saja sudah dipertimbangkan masak-masak bagaimana pengolahan properti tari digunakan. Pilihan atau penggunaan properti tari jangan sampai mengganggu makna gerak yang akan disampaikan koreografer dalam menyampaikan misi tarinya. Penempatan properti tari dan stage property secara bersama menjadi bagian utuh dalam merefleksikan kesatuan koreografi agar menjadi semakin menarik, padat, dan memenuhi kualitas penggunaannya.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

247

Pertimbangan penggunaan properti tari dan setting panggung harus benar-benar fungsional. Kebutuhan keduanya jangan mengganggu koreografi dipentaskan. Fungsi properti tari dan setting panggung menjadi tujuan penyajian koreografi secara proporsional. Gambar di bawah ini yang menunjukan fungsi peran properti tari dan setting panggung dalam koreografi.

Sumber BSN TMII

Sumber BSN TMII

Gb. 4.18 dan 4.19 Toya dan Selendang berfungsi sebagai properti tari

Sumber BSN TMII

Sumber BSN TMII

Gb. 4.20 dan 4.21 Sesaji dan payung berfungsi sebagai piranti panggung.

Sumber BSN TMII

Sumber BSN TMII

Gb. 4.22 Tari Manyong

Gb. 4.23 Tari Manyong

Gambar 4.22 dan 4.23 di atas menunjukan Sisingaan dan Ranting berfungsi ganda sebagai properti tari dan piranti panggung.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

248

11 Tata Pentas Seperti telah disinggung dalam setting panggung, tata teknik pentas bahwa untuk memenuhi kualitas koreografi sebagai ilmu akan menempatkan panggung menjadi wahana pementasan koreografi. Pada penerapannya, tata teknik pentas sebagai sarana penempatan properti panggung secara umum. Dalam pengembangan, properti panggung dirancang untuk mendukung ilmu tata teknik pentas. Teknik pentas adalah mengadaptasikan penempatan properti panggung secara profesional. Pada koreografi yang menjabarkan pengembangan ide, penempatan tata teknik pentas dirancang untuk kebutuhan pentas secara matang, profesional, spektakuler, memenuhi harapan koreografer dan penonton. Untuk menempatkan wahana replika, properti panggung menjadi alternatifnya. Oleh sebab itu, replika yang akan ditempatkan di atas pentas, menjadi sarana yang disarankan untuk mencapai kualitas pementasan secara maksimal. Bingkai-bingkai bermacam disain properti panggung secara kualitas diharapkan dapat mendukung pementasan. Peralatan dalam bentuk lain, replika panggung yang dibutuhkan, dan banyak lagi tentang properti panggung yang oleh koreografer dipikirkan untuk menopang keberhasilan koreografi menjadi pilihan tata teknik pentas yang diharapkan. Dalam suatu pertunjukan memerlukan sarana dan fasilitas tempat untuk penyelenggaraannya. Di beberapa tempat di Indonesia telah mengenal bentuk-bentuk tempat pertunjukan atau tempat pentas dengan banyak bentuk. Tempat dimaksud meliputi lapangan sebagai arena terbuka, pendopo, pemanggungan (staging), halaman pura, serta bangsal sebagai tempat pergelarannya. Pemanggungan tersebut di atas merupakan istilah yang berasal dari Barat, selanjutnya, istilah tersebut diadopsi dan dijabarkan kembali menjadi bahasa yang telah umum di percakapan sehari-hari kita, sehingga banyak orang telah mengenal dan memahami sebagai pengetahuan yang biasa. Di bawah ini ada beberapa bentuk pemanggungan yang telah dikenal kita. Secara detail dapat dijelaskan sebagai berikut. Pemanggungan bentuk Pendopo adalah tempat pementasan yang pada awalnya digunakan untuk pementasan tari klasik di daerah Yogyakarta dan Surakarta. Konsep pendopo pada awalnya lahir untuk kalangan orang terpandang, karena pendopo dimiliki oleh orang setingkat Wedono atau Penewu ke

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

249

atas. Tempat ini memiliki ruangan yang ditopang banyak penyangga berupa kayu, tiang, dan besi beton. Kapasitas bentuk dan kualitas pendopo berhubungan dengan strata atau kedudukan orang yang memiliki atau mengelola pendopo. Di bawah ini contoh pendopo yakni.

Sumber: Grafis Haviz Muharyadi SPd. Gb.4.24 Panggung Pendopo

Model pemanggungan bentuk lain adalah Proscenium Stage. Bentuk pemanggungan ini sudah cukup tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Kapasitas dan personifikasinya sudah banyak yang memenuhi standar (representasional). Stage Proscenium secara umum tergantung kepada bagaimana ruang pementasan tersebut akan dibentuk. Dalam kenyataannya telah banyak yang disesuaikan sesuai standar internasional. Contoh di Jakarta adalah Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Teater Tanah Air Indonesia (TMII) dengan fasilitas space staging ( panggung di udara atau para penari dalam berperan menggunakan link kawat yang diatur sedemikian sehingga penari atau peraga seperti terbang). Penonton dalam menikmatipertunjukan dari depan saja (frontal). Arah dan sudut pandang ditujukan terfokus pada arena pentas. Konsep kanan dan kiri terdapat layar atau sekat pembatas yang disebut side wing. Di depan panggung terdapat area sedikit yang disebut sebagai apron. Biasanya sisi kanan dan kiri atau sekitar apron terdapat ruang yang digunakan untuk menata instrumen musik.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

250

Di bawah ini digambarkan contoh Stage Proscenium sebagai berikut.

Sumber: Grafis Haviz Muharyadi SPd. Gb. 4.25 Stage Proscenium

Sumber: Grafis Haviz Muharyadi SPd. Gb.4.26 Jumlah saka dan area pentas Pendopo

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

251

Konsep pemanggungan secara umum dapat dijelaskan berdasarkan bentuk dan kapasitas penonton yang dapat memanfaatkan situasi dan kondisinya secara interprestasi untuk memenuhi kebutuhan pada saat menonton pertunjukan adalah sebagai berikut.

Sumber: Grafis Haviz Muharyadi SPd. Gb.4.27 Panggung Melingkar Pada bentuk tapal kuda, penonton menyaksikan pertunjukan dari arah depan melingkar separoh bola. Atau dengan perkataan lain, penonton melihat pertunjukan dari arah depan separoh bola.

Bentuk pemanggung yang dirancang secara sederhana dan bentuk ini sudah klasik adalah bentuk lapangan terbuka. Secara bebas bentuk lapangan terbuka dapat dijelaskan bahwa penonton dapat melihat dari segala penjuru. Penonton memanfaatkan celah yang dapat digunakan untuk melihat atau menyaksikan pertunjukan melalui sudut pandang yang luas, terbuka, dan lebih bebas atau santai dalam menikmati sajian.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

252

Adapun bentuk panggung terbuka dapat dilihat pada gambar di bawah ini sebagai berikut.

. Sumber: Grafis Haviz Muharyadi SPd Gb. 4.28 Panggung dan Lapangan Terbuka

Sumber: Grafis Haviz Muharyadi SPd. Gb.4.29 Bentuk Panggung Konsep secara sinergis, kebersamaan panggung, tangga berundak, tratag atau tenda

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

253

1.2. Tata Lampu dan Sound Pada seni tradisional, kelengkapan produksi yang paling tidak diperhatikan adalah masalah penataan lampu dan sound. Pertunjukan dilakukan di bawah terik matahan atau di bawah terang bulan pumama, dengan lampu minyak atau petromak saja sudah dapat digunakan untuk memenuhi penyajian pementasan tersebut. Perkembangan teknologi dan pengetahuan yang terjadi, menempatkan pemikiran tentang tata lampu dan sound berkualitas diwujudkan. Kualitas gedung pertunjukan yang representati. Harus memenuhi perlengkapan ideal dan sempurna bagi pementasan. Kebutuhan atas pengadaan tata lampu dan tata suara menjadi pilihan terbaik kualitas pertunjukan. Kebutuhan pemanggungan yang berkualitas di berbagai daerah dan berbagai tempat pertunjukan di Indonesia belum merata. Hal ini menjadi masalah yang beragam. Penataan tata lampu dan tata sound yang seharusnya membantu pementasan jangan hanya salah penempatan atau pemilihan standar kualitas pemanfaatan menjadi boomerang pementasan menjadi tidak berkualitas. Kelengkapan produksi tata lampu menjadi pilihan dalam pementasan menempati peran tersendiri dalam pertunjukan Tanpa cahaya yang alami, baik buatan manusia maupun ciptaan Tuhan tontonan menjadi gelap Peranan tata lampu sebagai penerangan, di sisi lain juga harus mampu menciptakan inner garapan menjadi seolah penonton berada dalam ilusi koreografi yang dapat memberikan imeji keindahan sesuai dengan pesan yang diharapkan koreografer. Fungsi tata lampu antara lain sebagai penerang, penciptaan suasana, penguatan adegan, kualitas pencahayaan, serta efek khusus pementasan Tata lampu sebagai penerangan jelas tidak diragukan lagi Asal ada penerangan pasti lampu semakin terang. Bentuk dan wujud tata lampu bermacam-macam perlengkapan lampu diantaranya ada lampu khusus yang disebut Spot Light jumlah disesuaikan dengan kapasitas gedung. Strip Light (lampu garis) biasanya digunakan untuk menerangi dua hingga jalur area pentas saja yang masing-masing berjarak sekitar 2-4 meter dari deret lampu strip yang ada.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

254

Lampu backdrop juga diperlukan agar pada posisi pang belakang dan lampu yang dipakai murni menjadi bagian yang digunakan untuk menerangi latar belakang panggung secara umum. Formulasi warna lampu biasanya digunakan colour bright yang terdiri dari warna-warna biru, merah, kuning, dan general. Perlu diingat, koreografer yang jeli memenfaatkan momen penataan tata lampu akan menyesuaikan penggunaan tata lampu dan tata warna lampu lebih mendalam. Penentuan warna lampu dan pemilihan kostum tari dipertimbangkan melalui dasar kesesuaian yang ideal. Penciptaan suasana garapan dapat diciptakan melalui penggunaan media penataan tata lampu secara professional. Sebagai ilustrasi dapat diberikan di sini, sebuah koreografi yang pada saat itu membutuhkan suasana perasaan hati sedang sedih, musik iringan sendu, lirih, dan menyayat, apabila diberi penerangan tata lampu yang benderang maka koreografi menjadi tidak sesuai. Teknik penataan lampu yang dikembangkan adalah melalui penyinaran dengan kualitas warna biru, lampu yang temaram, dan warna-warna teduh akan mampu menciptakan suasana yang cocok dalam memenuhi kontribusi suasana koreografi yang diharapkan. Begitu pula sebaiiknya, dalam situasi perang, tata lampu disesuaikan dengan pencahayaan bahwa warna lampu merah, semakin pekat merah dapat mendukung suasana apalagi didukung kualitas gerak, penghayatan, dan kedalaman isi gerak serta penciptaan colour yang sempurna semakin diharapkan memenuhi kualitas pertunjukan. Penguatan adegan dilakukan dengan penataan lampu yang dapat diciptakan melalui daerah-daerah terang dan gelap secara dramatis. Di sisi lain penguatan ekspresi tari dapat digunakan untuk membantu penghayatan agar tercapai tujuan adegan. Penggunaan overhead spotlight atau follow spot light untuk lampu tunggal pada peran khusus atau ditokohkan berada dalam jarak tembaknya. Efek bayangan agar tidak terlihat pada penari yang ditokohkan ke penari lain menjadi pilihan tercapainya adegan yang diharapkan. Pemisahan tokoh dengan kelompok penari lain menjadi prioritas untuk memberikan batas pencahayaan yang jelas sesuai tempat, pemeranan, dan tentunya kualitas pencahayaan yang diharapkan secara menyeluruh pada saat adegan tersebut menjadi momen yang dipilih. Kualitas pencahayaan sangat penting. Hal ini tidak semata-mata adegan menjadi gelap, tetapi kualitas pandang

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

255

penonton menjadi lebih terbantu melalui pencahayaan yang memenuhi standar kualitas yang diharapkan. Masalah intensitas penyinaran tata lampu, warna pilihan untuk lampu khusus maupun lampu general, distribusi tata lampu di sekitar panggung dan di area panggung, serta efek khusus yang diharapkan menjadi pilihan tercapainya koreografi mantap dipertunjukkan. Efek pencahayaan dapat merugikan, adegan kuang sempurna, kurang memenuhi harapan, dan kurang mencapai tujuan koreografis. Oleh karena itu, masalah intensitas penyinaran harus sesuai catatan tari, warna pilihan harus sesuai adegan yang dibutuhkan pada saat adegan, distribusi penyinaran dan pemilihan warna yang dibutuhkan harus menjadi pengendali tercapainya adegan yang dibutuhkan, serta efek sinar menjadi salah satu kunci pemilihan tata lampu semakin sempurna dan memenuhi standar kualitas koreografi yang baik dan memenuhi syarat pementasan. Pencahayaan dapat mewujudkan adegan dan penyinaran, koreografi semakin hidup, dramatis, dan memenuhi kualitas koreografi yang diharapkan. Standar ini semakin diharapkan apabila penari dapat lebih jelas melihat hubungannya dengan kualitas gerak yang diperagakan, ekspresi yang dilakukan, dan efek koreografi yang diharapkan. Efek khusus pementasan dapat menjadi kurang baik apabila penyinaran kurang memadai, penempatan lampu khusus yang kurang tepat ditembakkan kepada tokoh khusus, serta pemanfaatan efek lampu yang kurang tepat dibutuhkan untuk suatu adegan. Hal ini menjadi jelas pada saat koreografi tampil sejak awal hingga akhir dilangsungkan. Efek khusus yang dipilih biasanya menyangkut kepada bagaimana tata lampu memenuhi kualitas pemeranan, penciptaan suasana, dan pemilihan yang lebih penting untuk terciptanya ending atau klimaks garapan tersebut. Penataan suara diperlukan dalam tata teknik pentas. Hal ini bertujuan agar dapat mendukung pementasan untuk memenuhi konsep garapan. Penuangan koreografi yang dipentaskan secara professional butuh tata suara yang memadai. Hal ini menjadi pendukung dalam pementasan. Kualitas tata suara harus memenuhi harapan koreografer. Oleh sebab itu, penempatan setting tata suara yang berkualitas menjadi salah satu indikasi standar pementasan.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

256

12. Penyusunan Acara Pertimbangan adanya susunan acara dalam suatu pertunjukan dipehukan, ini bertujuan agar pertunjukan tidak monoton dan membosankan bagi penonton. Pertunjukan yang menampilkan koreografer-koreografer tari dipilih berdasarkan kualitas mulai dari yang memiliki bobot sedang hingga klimaks yang memenuhi persyaratan dalam suatu pertunjukan. Pemilihan tata susun urutan koreografi dipertimbangkan berhubungan dengan pilihan koreografer, pilihan cerita, pilihan asal tarian, hingga pada kualitas koreografi yang disusun berdasarkan pada urutan penampilan dari yang memiliki kualitas paling sederhana hingga pada penampilan yang berbobot. Pilihan terhadap personal koreografer memang menjadi pilihan kendala, tetapi dalam suatu pementasan yang berkualitas pertimbangan atas penaikan kualitas koreografi menjadi pertimbangan akhir untuk menunjukan serentetan penyajian pada pergelaran tersebut semakin menarik, memenuhi syarat, pada kualitas pertunjukan yang diharapkan mencapai sasaran. Nomor penampilan dijadikan pilihan dalam tata susun acara atau pergelaran dilengkapi dengan buku program yang disusun sebagai panduan pementasan yang akan dipergelarkan kepada penonton atau kepada penghayat yang akan menikmati pertunjukan. Panduan acara dibutuhkan sebagai informasi yang akurat tentang pertunjukan tersebut dapat diikuti secara teliti oleh penonton. Hal ini juga bertujuan agar penonton memperoleh informasi awal tentang isi pertunjukan, susunan koreografer, serta siapa saja yang terlibat dalam pertunjukan tersebut. Dengan demikian informasi tersebut menjadi panduan sekaligus informasi yang akan dihayati selama mengikuti pementasan paada saat pertunjukan tersebut digelar. Susunan acara ibarat kemudi pada saat penonton akan mengikuti wisata pertunjukan. Di sisi lain, susunan acara juga merupakan desain dramatik yang harusnya diikuti mulai dari awal, perkembangan, klimaks dan penurunan secara koreografis atau sesuai prosedur menikmati penyajian seni

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

257

C. KOREOGRAFI BASIS KOMPETENSI


Secara konseptual koreografi adalah gambar gerak yang menunjukkan bahwa aspek tari dibangun berdasarkan struktur peta elemen komposisi tari. Bagan tentang dasar komposisi tari dan elemen komposisi tari di bawah ini. Untuk memperjelas pembahasan tentang aspek-aspek koreografi tari, secara umum dapat dilihat pada bagan komposisi (pada pembahasan tersendiri), dan selanjutnya uraian difokuskan mulai dari pertanyaan awal apa yang dimaksud dengan koreografi. Apa yang dimaksud KOMPOSISI TARI atau KOREOGRAFI Koreografi adalah pengetahuan penyusunan tari atau teknik untuk mengkomposisikan bagian-bagian gerak dan desain komposisi yang saling berhubungan menjadi bentuk kesatuan yang utuh. Seorang koreografer dalam mencipta sebuah tarian mempunyai satu motivasi yang cukup kuat dan penting, mempunyai tujuan. Kegiatan atau proses mencipta satu imajinasi kreatif guna mempersatukan bentuk. Pengalaman belajar koreografi siswa atau penata tari dapat didorong untuk berpikir tentang karya kreatif. Teknik dan strategi membuat koreografi adalah dengan mencoba membuat pola gagasan dengan konsep permulaan tengah, akhir. Proses melakukan eksperimen atau proses mencoba di dalamnya tentunya juga memberikan perhatian terhadap elemen komposisi, konsep-konsep dan prinsip komposisi sampai pada keindahan koreografi. Dengan cara demikian di atas, siswa atau penata tari memerlukan berbagai hubungan teknik gerak menjadi bentuk, memahami komposisi secara lengkap (secara teori telah diuraikan dalam materi komposisi). Kesatuan bentuk yang selanjutnya diproses melalui tahap-tahap koreografi menjadi jawaban atas berbagai motivasi yang cukup kuat dan penting untuk mewujudkan suatu koreografi yang akan dipertanggungjawabkan ke depan publik. Bagaimana cara anak mengembangkan pengetahuan tentang komposisi tari sebenarnya kurang begitu paham atas banyak teori yang harus diberikan. Bagi kalangan anak-anak pengetahuan secara praktis dan pragmatis adalah tujuan yang akan diraih. Oleh sebab itu, dalam rangka mengoptimalkan pengetahuan menata tari bagi anak-anak lebih ditekankan pada sistem bimbingan yang menerapkan cara belajar terbimbing.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

258

Konsep ini biasanya dapat membantu anak untuk berusaha menemukan dan mengenali gerakan yang dimiliki, dicari, dan dikembangkan secara tepat dan efesien. Cara-cara belajar yang terbimbing sangat membantu anak untuk mendekatkan pada bagaimana cara anak bergerak, menggerakan, dan mengembangkan secara tepat dan benar. Oleh sebab itu dibutuhkan konsep belajar terbimbing yang dapat mengantarkan anak menjadi aktif secara mandiri. Bagaimana anak harus bergerak, adalah menjadi indikasi pertama yang harus ditanamkan pada anak secara awal. Hal ini berhubungan dengan upaya meminimalisir anak pemalu menjadi lebih berani dan tidak canggung untuk bergerak. Langkah kedua setelah mau bergerak anak harus dipancing agar mau dan tidak segan mengungkapkan kemauannya untuk mengembangkan gerakan.

1.

Proses kreatif garapan melalui kerja studio


Koreografi tidak dapat dipisahkan dengan kreativitas. Manusia mempunyai kapasitas yang unik untuk berpikir dan bertindak kreatif. Dengan demikian, yang dapat menjadikan seseorang dapat berlaku kreatif, tentunya memiliki ciri-ciri tertentu, kecakapan menguasai sesuatu dan sensitifitas estetis, imajinasi, dan kekuatan kreatif.

1.1 Eksplorasi Eksplorasi termasuk berpikir, berimajinasi, merasakan, dan merespon. dalam bentuk penjelajahan atau penjajakan. Eksplorasi dapat dilakukan tergantung pada objek yang digunakan sebagai pijakan. Tampak nyata atau yang belum kelihatan nyata atau angan-angan juga bisa digunakan sebagai sumber garapan. Wujud tampak dapat berupa gerak, irama, tema, hubungan sosial. Di sisi lain, wujud yang tidak kelihatan nyata misalnya isi gunung, isi laut, atau berbagai hal yang ditabukan oleh banyak kalangan. Eksplorasi dalam pengertiannya adalah sebagai proses pencarian gerak menuju pada pembentukan tari. Internalisasi isi penjajagan adalah menentukan gerak, mengembangkan gerak secara teratur. Masalah pengembangan ide, konsep dan strategi diwujudkan melalui penyatuan atau tahap merangkum keseluruhan elemen komposisi, elemen keindahan dan pengetahuan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

259

komposisi tari yang terkait secara utuh berdasarkan pertimbangan pengalaman yang telah dan akan dilakukan.

Sumber: Jurusan Tari UNJ

Sumber: Jurusan Tari UNJ

Gb.4.30 Eksplorasi Gerak Mahasiswa Gb. 4.31 Improvisasi Gerak mhs Perhatikan gambar, kelompok mahasiswa yang sedang konsentrasi , mencari gerak untuk menemukenali diri. Hal ini diharapkan mahasiswa mampu dan memperoleh pematangan ide secara mandiri.

Sumber: Jurusan Tari UNJ Gb. 4.32 Instruktur memberi pengarahan Eksplorasi Perhatikan gambar di atas instruktur olah tubuh sedang melakukan pencarian gerak secara perorangan, di sini dituntut pematangan ide.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

260

Sumber GNP TMII Jkt Gb. 4.33 Tari Rancak di nan Jombang Penari memperagakan tendangan pada level bawah

1.2

Improvisasi lmprovisasi ditandai dengan spontanitas dan terkendali untuk melakukan gerak mengusi ruang waktu, tenaga, level, mengolah tempo dan ritme. Proses visualisasinya bertumpu pada mencoba kemungkinan gerak atas dasar rangsang gerak, raba, rasa, ide berhubungan dengan rangsang musik melalui melodi, dinamika, irama, tempo, kepekaan bunyi, peran dan alat bantu. Improvisasi memberikan kesempatan yang lebih besar pada imajinasi, seleksi dan mencipta daripada eksplorasi. Tindakan dapat lebih dalam dan menghasilkan respons yang unik.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

261

Sumber: Jurusan Tari UNJ Gb.4.34 Saman (Aceh)

Sumber: Ojang Jurusan Tari UNJ Gb. 4.35 Jaipongan (Jabar)

Sumber: Jurusan Tari UNJ

Sumber: Jurusan Tari UNJ

Gb.4.36 Kembangan 1 Pencak Silat Gb. 4.37 Panggung dan Lapangan Terbuka

Gambar Gb. 4.36- Gb. 4.37 dua penari putri di halaman ini sedang eksplorasi nyanyian dan gerak. Gambar dua kelompok silat sedang mencari kembangan silat berdasar situasi sekitar.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

262

1.3 Forming (membentuk, mengkomposisi) Forming adalah pembentukan atau penyusunan ke dalam komposisi atau penciptaan tari menjadi bentuk koreografi. lni merupakan hasil dari eksplorasi dan improvisasi. Kebutuhan membuat komposisi tumbuh dari hasrat manusia untuk memberi bentuk terhadap sesuatu yang ditemukan. Produk yang mendatangkan bentuk kesatuan yang baru disebut tari. Unsur-unsur yang terkait dalam membuat komposisi tari telah ada pada materi komposisi atau dapat dilihat pada bagian karya keseluruhan dan dasar-dasar keindahan bentuk.

Sumber: Ojang Jurusan Tari UNJ

Sumber: Ojang Jurusan Tari UNJ

Gb. 4. 38-4.39 Tari Jaipongan (Jabar)

Sumber: Jurusan Tari UNJ 4.40 Pendet (Bali)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

263

Sumber: Jurusan Tari UNJ Gb. 4.41 Prajurit (Bali)

Sumber: Jurusan Tari UNJ Gb. 4.42 Saman(Aceh)

Sumber: Ojang Jurusan Tari UNJ

Gb. 4.43 Jaipongan (Jabar) Gambar ketiga koreografi adalah pengolahan properti (gb. 4.41) , gerakan (gb.4.42) dan ruang pentas (4.43).

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

264

2 Pengolahan Kreatif Gerak dengan Keindahan Gerak


Pada dasarnya orang memiliki potensi kreatif, walaupun kadarnya berbeda-beda, akan tetapi perIu dipupuk, dibina dikembangkan melalui pendidikan dan latihan. Kreativitas memungkinkan manusia untuk meningkatkan kuaIitas dirinya, melahirkan penemuanpenemuan baru, ide-ide baru, gagasan yang dapat memberikan interpretasi pada pencipta dan pengembangan berkarya. Kreativitas adalah kemampuan membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada (S.L Utami Munandar). Setiap pengembangan dalam proses kreativitas memberikan tantangan dan percaya untuk diadakan percobaan dengan cara meningkatkan kemampuan keterampilan, aktivitas, dapat mengungkapkan ciri gerak pribadi.

Sumber: GNP TMII Jkt

Sumber: GNP TMII Jkt

Gb. 4.44-4.45 Tari Gelang Room

Perhatikan Gambar di atas proses melepaskan kain pada kostum tari sebagai bentuk kreativitas garapan ke dalam penguasaan gerak, ruang dan koreografi

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

265

Keindahan gerak berhubungan dengan pengolahan elemen tubuh agar dapat mengi ruang, gerak, dan waktu. Cara dan teknik yang harus dilakukan adalah dengan mengoptimalkan kemampuan elaborasi gerak ke dalam unsur ruang, gerak dan waktu. Bagaimana teknik yang harus dilakukan oleh penari untuk dapat menerjemahkan maksud dan harapan penata tari, dibutuhkan adanya kemampuan untuk memenuhi aspirasi penata tari. Cakupan teknik gerak, kemampuan personal, dan kecerdasan penari dalam melaksanakan tujuan gerak sangat bergantung kepada bagaimana kedua belah pihak mendiskusikan dalam pelaksanaan pergelaran. Pengolahan kreatif gerak untuk dapat memenuhi kebutuhan ruang, gerak dan waktu dalam pelaksanaannya memiliki kesejajaran dengan pengalaman penari dalam membaca dan menerjemahkan kemauan penata tari. Dalam hal ini dibutuhkan adanya kemampuan seorang penari dalam menjawab tantangan yang diberikan penata tari. Oleh sebab itu, di sini perlu adanya latihan inten dan komunikasi yang sejalan antara penata tari dan penari.

Sumber: GNP TMII Jkt Gb. 4.46 Tari Dogdoglajor

Sumber: GNP TMII Jkt Gb. 4.47 Tari Jibeng Rebana

Perhatikan proses penggunaan kendang dan rebana sebagai properti tari (kreativitas koreografi mengolah desain lanjutan)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

266

3. Pengolahan Kreatif Gerak dan Keindahan Bentuk Tari


Potensi kreatif yang dimiliki orang kadarnya berbeda-beda. Proses melahirkan bentuk dan motif kreatif sangat unik antara seorang dengan lainnya. Kreativitas perlu dipupuk, dibina dikembangkan ke dalam bentuk pendidikan dan latihan yang terarah.Pada akhirnya bentuk kreatif dapat terwujud dalam bentuk, kadar, dan tafsiran motif yang berbeda satu sama lainnya. Penemuan-penemuan ide-ide baru dalmproses kraetif tari seperti contoh di bawah ini.

Sumber: GNP TMII Jkt Gb. 4..48 Tari Ngelajau

Sumber: GNP TMII Jkt Gb. 4.49 Turun Kauih Aunen Perhatikan gambar di atas 4.48-Gb. 4.49 dituangkan ke dalam kreativitas pengolahan gerak split, dan properti tari dalam bentuk gerakan.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

267

Perhatikan gambar di bawah ini adalah pengolahan kreativi9tas gerak, properti, dan pengolahan ruang, gerak dan waktu. .

Sumber: GNP TMII Jkt Gb. 4.50 Tari Randa Nabia

Sumber: GNP TMII Jkt Gb. 4.51 Tari Gelang Room Perhatikan gambar di atas 4.50-Gb. 4.51 dituangkan ke dalam kreativitas pengolahan properti payung dengan ruang gerak sempit, dan split dengan melakukan gaya gerak ke depan seirama alur gerak kaki dan tubuh untuk menghindari adanya kefatalan gerak.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

268

Setiap orang memiliki kemampuan rasa dan pengolahan pikiran secara sinergis. Kemampuan dan kepakaan tersebut pada setiap orang berbeda. Seseorang yang memiliki kepekaan rasa yang tinggi terhadap tarian, dan sekaligus sebagai pemeran tari maka yang bersangkutan akan mampu menerjemahkan keindahan gerak melalui kreativitasnya. Kemampuan yang lebih tersebut biasanya dimiliki pada seorang penari yang juga kompeten terhadap penataan tari. Kedua bekal itu apabila dilatih terus menerus maka yang bersangkutan akan dapat menafsirkan bagaimana cara dan teknik pengolahan gerak ke dalam ruang, gerak dan waktu. Banyak orang yang memiliki kemampuan satu jenis saja, biasanya yang bersangkutan hanya mampu bergerak atau mengevaluasi saja. Apabila salah satu kemampuan tidak dimiliki oleh banyak orang tersebut pada akibatnya mereka kurang dapat membaca situasi dan mengevaluasi tari secara menyeluruh. Oleh sebab itu, pada mereka harus diberi jalan dengan melalui diskusi secara bersama dalam rangka pengembangan gerak dan kreativitas secara maksimal. Kecenderungan yang dimiliki oleh seseorang yang mampu bergerak saja, yang bersangkutan memiliki kemampuan teknik gerak secara primaq, terampil, dan taktis. Di sisi lain pada seseorang yang mampu dan memiliki kemampuan pengolahan gerak terkadang lupa akan bagaimana teknik gerak yang taktis harus dilakukan dan dikembangkan secara terstruktur. Dengan demikian di sini diperlukan adanya banyak orang yang mampu dan memiliki kepekaan rasa pengeolahan gerak secara baik. Oleh sebab itu, tahapan menuju ke arah kemampuan yang dapat dikuasai keduanya dibutuhkan pengalaman berkesenian tari khususnya secara benar-benar. Pada akhirnya kerja tekun dan konsisten akan dapat memperoleh harpan seperti yang dicitakan. 4. Konsep Keterampilan Seni Tari Banyak teori yang menunjukkan berbagai cara yang dapat ditempuh untuk keterampilan seni tari. Siswa dalam melakukan kegiatan seni tari, mempunyai kekuatan komunikatif, dan mempunyai esensi dalam kehidupan manusia.. Dengan demikian manusia mempunyai kapasitas pembawaaan untuk menghayati dan mengerti gerak yang dilakukan dan membutuhkan perombakan (distorsi) dan penghalusan (stilisasi), gerak diperoleh

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

269

dari gerak bekerja atau kegiatan sehari-hari dengan cara bermain. Secara mendasar Laban mengemukakan pandangan gerak dapat dilihat dari empat. Untuk jelasnya, aspek bentuk yaitu 1. 2. 3. 4. Bentuk badan (Body) Bentuk usaha (Effort) Bentu aksi (Shape) Bentuk ruang (Space)

1. Bentuk badan (body) Menggambarkan kegiatan yang dilakukan bagian atas dari badan (torso) dan anggota -anggota badan aksi tubuh : tekukan, rentangan. loncat, berpindah, belok, gerak isyarat, diam, imbang, ujud badan, simetris, asimetris dll. 2. Bentuk usaha (Effort) Mengungkapkan mutu gerak dengan tipe atau jenis tenaga yang digunakan dalam gerak : cepat ringan, ayunan bebas, mengambang tertahan, tekanan, pelan; menjalur, terputus dll. 3. Bentuk aksi (Shape) Yang menekankan pada aksi, mengungkapkan gerakan yang terkait dengan komponen-komponen dalam badan, organ dalam tubuh, bagian otot-otot dalam menunjang atau mempengaruhi aktifitas eksternal, setengah lari, berjalan, beralih, berlutut, bergerak, merentang dll. 4. Bentuk ruang (Shape) Bagian dari sistem yang menggambarkan tempat, jumlah dan simetris, ruang eksternal yang digunakan selama gerakan ini berlangsung. Level rendah, sedang, tinggi, wujud ruang sudut, lurus, arah kiri, kanan, diagonal, silang, rata. Unsur penjabaran secara umum yang penting dalam penciptaan koreografi selalu terkait beberapa hal yang berhubungan aspek dasar-dasar keindahan, elemen komposisi, elemen tari, dan dasar-dasr kelompok koreografi secara matrikal dapat dilihat keterhubungannya adalah sebagai berikut:

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

270

Performansi penghayatan tari yang dilakukan oleh seseorang bergantung dari kesungguhan yang bersangkutan dalam menekuninya. Tari sebagai momentum pertunjukan, lebih menempatkan kecirian individual, kesan yang ditangkap pandangan penonton, dan pengolahan teknik dan kolaborasi gerakan ke dalam momen sesaat. Kesan yang ada pada kenyataannya cepat hilang dari ingatan, cepat terlupakan, dan berlangsung secara terus menerus seiring dengan proses penciptaan. Di sini dibutuhkan adanya daya serat yang tinggi bagi seseorang yang menekuni tari. Cara dan kualitas yang dapat dicerp bias dalam bentuk mencatat berbagai kronologis perubahan gerak dan kebutuhan kreativitas yang dituangkan. Oleh sebeb itu, cara yang paling tepat dalam melakukan pengolahan gerak dan pengembangannya melalui kreativitas harus dideskripsikan atau setidaknya dicatat sesuai dengan kode, cara, dan teknik mengingat secara cepat. Pengolahan dan pengembangan gerakan ke dalam sebuah tarian berhubungan dengan beberapa ilmu yang dapat mendukung secara konstruktif terhadap penyusunan pengolahan gerak hubungannya dengan kreativitas. Beberapa pakar tari telah mengidentifikasi bahwa tari sebagai gerak yang memiliki momen perlu diingat, dicacat, dan didokumentasi. Rangkaian gerak yang tercipta pada sesungguhnya melalui proses yang panjang dan konstruktif. Secara umum cara dan rekonstruksi tari ditopang dengan pengetahuan secara kolaborasi adalah sebagai berikut di bawah ini.

Pencarian Gerak Eksplorasi

Improvisasi Gerakan dicabakan

Forming Rekonstruksi

Agar pembaca dapat memperoleh gambaran tentang rekonstruksi tari berdasarkan kecenderungan penerapan beberapa aspek berhubungan dengan unsure berikut yang dijelaskan di halaman selanjutnya yakni Elemen Komposisi Tari.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

271

Elemen-elemen Kompoaiai Tari

Dasar-dasar Keindahan Bentuk

Unity (Kesatuan) Variaty(Variasi) Contras (Kontras) Transition(Transisi) Sequence(Keterkaitan) Balance (Keseimbangan) Klimax(Klimak)

Elemen-elemen Komposisi Tari

Elemen-elemen Dasar Tari

Elemen Kompo sisi Kelompok

Deain Dinamika Gerak

Elemen dalam Komposi

1. Gerak Tari 2. Desain Lantai 3. Desain Atas 4. Dramatik 5. Dinamika 6. Komp. Kelp 7. Disain Musik 8. Tema 9. Rias Busana 10. Property 11. Tata Pentas 12. Tata Lampu 13.Penyusunan Acara

1. Gerak 2. Tubuh 3. Ruang 4. Waktu 5. Tenaga

1. Union (Serempak) 2. Balance( Seimbang) 3. Broken(Terpeca h) 4. Alternate(Selan g-seling) 5. Canon(Berganti an)

Mempercepat Memperlambat Memperkuat Memperlembut Mengalir Tekanan Patah-patah Mengalun

Ruang Waktu Dramatik

Bagan 4.1 Elemen-elemen Komposisi Tari

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

272

D. ESTETIKA DALAM KOMPOSISI TARI Estetika tradisional pada dasarnya merupakan unsur keindahan. Keindahan untuk dipahami oleh pelaku yang aktif berkesenian, termasuk seniman dan para akademisi harus memiliki konsep dasar keindahan dalam suatu penciptaan. Tahap keindahan dimulai dari Ide dasar yang muncul tibatiba. Bentuk awal adalah kemauan untuk mempeta unsur-unsur seni ke dalam suatu penciptaan. Selanjutnya, proses kreatif menjabarkan berbagai tanggapan yang dilakukan dalam proses berkesenian secara runut ke dalam kerja studio. Di sisi lain, bagi kalangan tertentu estetika tradisional adalah sebagai sesuatu yang sulit dimengerti. Pokok masalah tentang keindahan yang dipahami terkadang kurang dapat dicerna secara jelas, matang dan mendalam. Di sini menu tentang keindahan diharapkan mampu digunakan untuk pemenuhan kepuasan batin semata. Bentuk estetika seni tradisional Indonesia dibutuhkan dan ukuran acuannya tersendiri. Estetika seni Indonesia diyakini banyak variasinya. Hal ini tercermin banyak etnik yang menghuni warisan estetika seni Indonesia. Estetika etnik Indonesia memiliki folkways masingmasing. Pada sesungguhnya, asumsi ini tidak benar semuanya. Setidaknya, hal ini seperti dikatakan Sumarsan melalui jelajah kritis bahwa konsep Adiluhung Jawa terhadap pencarian estetika Indonesia dalam telaah Ledek Banyumasan, ledek Blora, dan Kaleran masih jauh dari kesamaan yang ditawarkan. Salah satu pertimbangan dalam menggali estetika Indonesia diharapkan dapat hidup dalam kebudayaan yang tumbuh dan berkembang dari zaman dahulu hingga Indonesia sekarang. Usaha mencoba untuk membedah estetika Indonesia secara dini bagi pemula dalam hal ini siswa, guru, dan mahasiswa harus dengan kriteria yang dipertimbangkan kesamaannya. Asumsi yang ada disepakati bahwa sasaran baca buku ini bukan bagi kritikus seni, penulis budaya, praktisi seni dan segolongannya, akan tetapi bagi kalangan siswa itu sendiri. Apresiasi karya seni tari dapat ditelaah melalui pengamatan berdasarkan estetika tradisional. Estetika tradisional cukup mampu digunakan untuk menelaah kasus-kasus tari yang sedang berkembang dewasa ini. Secara umum dapat dijelaskan, estetika tradisional yang berkembang sekarang bertumpu pada logika bentuk dan isi, keduanya menjadi fondasi bagaimana seni ditelaah secara detail. Masalah inner kehendak sangat resistensi

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

273

ke dalam karya tari dalam banyak bentuk masih kurang diperhitungkan. Perlu dicermati, pelaku aktif (seniman, kritikus seni) sewaktu melakukan apresiasi berusaha memahami beberapa pikiran berhubungan dengan: (1) bentuk atau wujud beserta isi seni yang disampaikan, (2) pelaku seni (siapa obyek dan konsumsi publiknya), (3) ide konsep dalam melahirkan karya atau kontekstual, (4) gaya dan aliran yang digunakan sebagai pijakan dalam menuangkan ide. Aspek yang dicermati dalam karya tari adalah bentuk dan isi agar dapat diserap oleh panca indera (elemen komposisi dan pendukungnya). Selanjutnya, pemahaman tentang keindahan karya seni memiliki nilai yang disebut dengan Indah. Keindahan dalam seni adalah merupakan satu nilai. Nilai merupakan unsur yang dapat memuaskan keinginan manusia. Benda seni dapat digunakan untuk memuaskan keinginan manusia, termasuk adalah karya tari. Indah adalah suatu nilai. Nilai tari dipakai untuk memberikan arti suatu tarian(elemen komposisi dan elemen pendukungun tari). Nilai tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu nilai intrinsik dan ekstrinsik. Nilai ekstrinsik nilai benda tersebut. Jenis nilai benda merupakan kesatuan dari hubungan bentuk dan isinya. Pemahaman tentang indah awalnya mencakup nilai seni, alam, moral dan intelektual. Perkembangannya, keindahan adalah nilai estetis murni. Atik Sopandi berusaha mengungkap, penemuan beberapa kecenderungan bahwa pengamatan nilai indah adalah kesatuan hubungan bentuk dan isi yang ada pada kesadaran kita. Teori keindahan dikembangkan lagi menjdai 5 jenis katagori adalah : Teori subyektif yaitu ciri menciptakan keindahan suatu benda sesungguhnya tidak ada, yang ada hanyalah tanggapan perasaan dalam diri seseorang yang mengamati. Teori Obyektif menciptakan sesuatu keindahan, sifat yang ada pada benda yang bersangkutan. Teori Campuran adalah gabungan antara subyektifisme dan obyektifisme. Teori Perimbangan keindahan adalah benda tercipta dari ukuran, jumlah dan susunan yang memepunyai perimbangan tertentu.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

274

Teori Proporsi keindahan tercipta dari tidak adanya keteraturan, yang tersusun dari daya hidup, penggambaran, kelimpahan dan pengungkapan perasaan.

RANGKUMAN Keindahan adalah nilai, nilai diperlukan untuk dapat memahami karya seni tari Keindahan adalah nilai estetis Nilai merupakan kemampuan sesuatu yang dapat memuaskan keinginan manusia dalam karya seni Nilai digolongkan menjadi nilai intrinsik dan nilai ekstrinsik

E. KREATIVITAS TARI Melalui proses mengalami kita memperoleh pemahaman. Pendekatan ini mempunyai peran yang penting untuk menentukan berhasil atau tidaknya siswa membuat komposisi tari atau koreografi sebagai hasil belajar yang diinginkan. Dari uraian ini, maka untuk mencapai tujuan belajar hendaknya guru menggunakan pendekatan dalam hubungan timbal balik antara siswa dan guru. 1. Seniman (Kepribadian) Tujuan utama bagi seorang seniman adalah berkarya seni dengan keahlian tinggi dan memiliki keperibadian sehingga hasil yang diciptakan dapat ditampilkan pada penonton atau masyarakat umum. Begitu juga pendukung seninya diciptakan untuk secara penuh menjadi seorang seniman yang tampil sebagai ahli atau artis professional. Tidak seorang seniman pun sanggup membiarkan temperamen hadir antara dirinya dengan kenyataan-kenyataan ilmu yang merupakan penemuan-penemuan di dalam hasil karya, karena ilmu pengetahuan yang dimiliki seorang seniman bukan mencetak seni, akan tetapi membantu menuju seni yang sebenarnya. Ketika sedang membuat suatu pengalaman berkarya seni, untuk mengetahui kondisi-kondisi di atas, maka akan mengetahui apa yang diciptakan dan mana yang akan digarap, dengan melalui pengalaman, keterampilan sebenar-sebenarnya, dengan memperkuat pemahaman individu yang berkaitan dengan kemampuan keterampilan berkarya seni.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

275

Karena seni menjadi bagian kehidupan individual teknik dan keterampilan haruslah dialami dalam suatu cara yang mengakui koneksi-koneksi serta disiplin-disiplin. Ini akan terkandung dalam pengalaman-pengalaman yang terdapat dalam dunia inteletual, emosi-emosi dan jiwa, dan tidak dalam hubungan keterampilan seta bentuk yang berubah-ubah tanpa kontrol. Selanjutnya seniman yang kreatif memiliki ciri-ciri kepribadian atau karakteristik yang sama meskipun latar belakang pekerjaan mereka berbeda-beda dalam berkarya seni, namun mereka bebas berpikir dan bertindak, tidak m udah dipengaruhi oleh desakan-desakan sosial bila mereka yakin telah benar, menyukai hal-hal rumit dan baru, menghargai dan mempunyai rasa humor dan sangat menekankan pada nilai estetis. Untuk itu, maka kemampuan untuk memperoleh kualitas pada karya seni yang merupakan ekspresi bentuk, gaya yang dapat mendukung kenikmatan, emosi, penghargaan dalam kepribadian individual, suatu hasil dari pengalaman didalam keterampilan untuk mengkreasi, menampilkan dan memandang suatu seni (rupa, musik dan tari) sebagai imbalan dari kepuasan yang diharapkan dari penonton. Dari beberapa kenyataan uraian di atas, seorang seniman dapat memperoleh : Pengenalan Pengalaman Keterampilan Pandangan social (dari masyarakat). Dari uraian tadi, maka Anda akan kenal secara mendalam apa dan bagaimana karya seni dibuat seorang seniman, bagaimana latar belakang keunikan dan liku-liku seniman. Karena itu Anda juga mengetahui, apakah seniman dalam berkarya seni memiliki pendekatan sejarah, sejauh mana pengalaman individu, bagaimana hubungan seni dengan keindahan, bagaimana aliran seninya, bagaimana keterampilan dan kreatifitas seniman itu berkarya dll. Agar Anda dapat memperoleh gambaran, tentunya Anda sebagai guru memberikan pengarahan terlebih dahulu kepada siswa ditempat-tempat yang akan dikunjungi, atau pameran, pergelaran mana yang dikunjungi, atau kunjungan ke sanggar-sanggar, studio seni, menonton televisi, video, museum dll dengan tujuan setelah itu anda memperoleh laporan dari siswa dan dalam bentuk laporan tertulis, lisan maupun kliping, bahkan siswa Andapun dapat mendemonstrasikan hal-hal yang didapat dengan cara kegiatan-kegiatan seni masing-masing dari karya seniman terkait. Contoh seniman-seniman dengan ciri khasnya : Agus Djaya terkenal dengan lukisan potret diri, minuman tuak dan sabung ayam, Bagong Kusudiardjo seorang pelukis, penari dan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

276

koreografer yang melukis figur-figur wayang, karya tarinya berciri Jawa tradisional dan mencipta tarian anak-anak seperti Tari kupukupu, Tari Kijang, Tari Blekdikdot, Tari Gembira dll.R.I Maradawa, seorang seniman dari Yogyakarta yang terkenal dengan tari-tari klasik gaya Yogyakarta. 2. Pendekatan Proses Berkarya Proses perubahan bagaimanapun sering terjadi dalam praktek sebelum suatu model dapat didefinisikan dan sungguhsungguh praktek harus dikembangkan sebelum mengurangi arti keaslian. Pengalaman yang subjektif dari kreasi dan ekspresi selama kegiatan seni, sedangkan obyek jika ada sesuatu sebagai hasil dari pengalaman seni, telah dinilai lebih dalam batas-batas perasaan pribadi, seperti : rasa kepuasan, emosi, bebas dan senang. Sedangkan kreatifitas itu sendiri merupakan kemampuan berekspresi dan keahlian sosial dalam kerja individu maupun kelompok yang tidak bisa terlepaskan dengan unsure-unsur seni, komposisi maupun pengetahuan yang terkait dengan penciptaan seni dalam hasil karya seni. Berdasarkan hal tersebut, membuat suatu proses penciptaan sampai pada bentuk penampilan mengekspresikan secara menyeluruh bersifat subyektif. Sesungguhnya proses mental dilibatkan dalam kerja kreatif yang mana tidak dapat dilihat dan tidak dikritik melainkan hanya dapat ditampilkan sebagai hasil ciptaan selama proses berlangsung. Dalam konteks pertunjukan yang sungguh-sungguh untuk apa yang dipandang dari segi daya kreatifitas, imajinasi rasa, prinsip memerlukan estetika. Lebih lanjut anda dapat melihat bahwasanya keahlian proses pertunjukan seperti focus, karakteristik, penonjolan arti keterampilan, seniman tidak dapat diduga tanapa mengacu paa pembagian ilmu pengetahuan. Selanjutnya proses dalam menciptakan seni dimulai dari eksplorasi, imajinasi, seleksi dan final dapat diperkaya dibuat selera, sebagai anggapan guru cocok untuk pengalaman murid-murid dan kemampuan. Siswa menangani tugas-tugas dari guru, siswa harus jelas tujuan pada penciptaannya, maupun temuan-temuan harus dipelajari dan mengetahui syarat-syarat, prinsip-prinsip sehingga dapat mengetahui nuansa ekspresi terhadap isi dan bentuk dari pertunjukan, pameran yang diinginkan hidup dan menimbulkan rasa dalam penampilan. Pengembangan kreativitas dan imajinasil membuat orang bertanggung jawab tugas yang diberikan, dalam seni merupakan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

277

ketentuan pertunjukan/penampilan. Hal yang sama dalam konteks penampilan, pameran seni dengan membuat referensi seni (tari, musik dan rupa), siswa dapat menjadi paham, kenal dengan ide-ide pikiran umum dan apa yang merupakan keahlian melalui pengalaman pertunjukan seni. Jika keterampilan dalam pendidikan seni yang diduga secara obyektif, siswa menyajikan, mengekspresikan dan dapat mengapresiasikan seni, maka siswa ditentukan untuk membuat melalui laporan, mencatat atau dilihat melalui paket ciptaan siswa. Bagaimana siswa menciptakan, perlu dilatih, diinterprestasikan para seniman. Jadi penciptaan, pertunjukan (pameran) dan apresiasi memberikan suatu tingkat kesinambungan terhadap seni dalam model pendidikan seni. Jelaslah, bahwa proses awal dalam menciptakan karya seni adalah kreativitas dalam mengekspresikan suatu perasaan nyata alam imajinasi individual, sesudah meneliti menyatakan refleksi perasaan, langkah berikutnya aalah selesai dari improvisasi pola kegiatan seni yang baru, dan ini dapat dibuat. Bagaimanapun harus ada interaksi antara perasaan dan pengetahuan. 3. Hasil Karya (Produk) Seni Sebuah karya seni akan kelihatan kualitas produk (hasil) dengan bagus dan indah apabila kualitas keahlian dari sebuah proses dan kreatifitas berjalan dengan baik. Penempatan utama harus ditempatkan pada pengembangan pengetahuan siswa selama dalam proses belajar di sekolah. Pengetahuan yang bermacam-macam dan sangat bervariasi, seperti siswa harus tahu gaya dan kaidah seni, guru dapat memberikan sumbersumber yang kaya dengan ide untuk menciptakan seni, memperluas batasan konsep seni dan menawarkan suatu kerangka pustaka dalam rangka menyusun, memprogram persepsi dari kerja seni. Dalam konteks penampilan, pameran seni dengan membuat ciptaan pribadi, akhirnya siswa dapat menjadi paham, kenal dengan ide, pikiran umum dari apa yang merupakan keahlian siswa yang dilakukan melalui pengalaman, proses sampai pada hasil (Product) seni dalam pementasan dan pameran. Di lain pihak, pengetahuan seni merupakan suatu persyaratan untuk berkreasi, berimajinasi dan berekspresi dan elemen-elemen yang terkait pada proses kreatif. Di samping itu, pengetahuan juga dapat membantu proses kreatif, apabila mengerti latar belakang dan unsur karya di dalamnya terdapat juga kemahiran, kedisiplinan yang luas, teknik dan kriteria dari

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

278

subyek atau aktivitas. Siswa memperoleh pengetahuan melalui pengalaman belajar dan perasaan seni akan terjadi jika siswa telah mengalami pembuatan karya seni. Perasaan subyektif ini adalah pikiran (cognitive) dan perasaan mengetahui rangsangan seni yang diperoleh. Anda juga telah mengetahui bahwa ekspresi dalam seni muncul sebagai salah satu campuran dari pengalaman subyektif dalam kebiasaan yang berasal dari pengetahuan yang obyektif. Siswa anda perlu mengetahui bagaimana mengobyektifkan pengalaman subyektif mereka melalui media artistik, serta harus mempunyai tujuan yang jelas pada produk-produk alamiah yang menjadi tema individu untuk mengatasi persoalan dan perasaan. Bagaimana mengembangkan keterampilan sebagai bagian dari seni dalam pendidikan?. Lebih lanjut dalam laporan, disebutkan bagaimana bantuan khusus dalam sosial merupakan keterkaitan dari studi seni. Sehingga pengetahuan dan keterampilan dikembangkan dan diperkirakan kriteria yang perlu dirumuskan untuk menentukan apakah siswa tahu, mengerti dan dapat mengerjakan konteks seni sampai pada produksi (hasil) karya seni. Dari ketiga pendekatan konsep perencanaan apresiasi seni diatas, maka konsep-konsep dan kemampuan dapat dibentuk ,melalui suatu proses kreasi, penampilan, pameran dengan cara menonton melihat karya seni. Maka jelaslah disini, anda dapat mendalami apa arti suatu pendidikan yang dapat anda ketahui bahwa belajar apresiasi seni melalui beberapa pengalaman yang berlangsung dapat dilihat dari berbagai sudut. 4. Membuat Karya Seni (Menata) Interpretasi ide harus dimengerti Dapat diterjemahkan dalam bentuk seni secara simbolis Jenis seni drama, musik, tari rupa dengna bentuk kontemporer, abstrak, jazz, balet dan daerah setempat. Harus merencanakan untuk menggelar ide, kualitas dan waktu Membuat rencana agar jumlah peserta yang terlibat dengan kegiatan seni dan keterkaitan dengan ide harus dapat disajikan posisi, group. Memilah dan menyatukan ide dengan membuat bentuk Mencari bentuk yang sesuai antara komposisi yang terkait dengan pola maupun desain. Membuat ungkapan, mengulangi dalam waktu yang sama, ruang hubungan antara konfigurasi

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

279

Mengerti bentuk normal, pengulangan, mengolah estetika Membuat tahap-tahap elemen komposisi seni Menampilkan dalam bentuk pergelaran atau pameran Melihat aturan penonton, mencatat rencana dan hasil

F. DASAR DASAR KEINDAHAN (Elizabeth R Hayes) 1. Unity (Kesatuan) Keindahan secara prinsip menjadi unsur terpenting dalam koreografi. Elemen yang membentuk konsep keindahan suatu karya merupakan gabungan unsur-unsur keindahan. Unsur ini harus ada dan merupakan kesatuan yang utuh. Kesatuan aspek gerak, ruang dan waktu yang hadir harus dihayati dan dimengerti. Hasil kesatuang aspek unsur tari harus mencapai vitalitas, sehingga keutuhan yang diharapkan memperlihatkan kesatuan yang saling berhubungan. Prinsip kesatuan keindahan dalam koreografi merupakan bentuk organisasi penari. Masing-masing penari bekerja dan bergerak dalam kegiatan yang secara total membentuk kesatuan kelompok pergerakan sehingga menjadi hidup dan dinamis di atas pentas. 2. Variaty(Variasi) Variasi pada dasarnya adalah proses pembentukan struktur tari. Penyusunan dan perangkaian gerak oleh penari tidak terputus-putus. Variasi semua aspek dasar keindahan yang ada dan hubungannya dengan unsur tari terdiri gerak, ruang dan waktu secara kreatif. Dalam proses struktur tari, gerakan dimungkinkan tidak ada putus-putusnya. Kepentingan variasi gerakan dikembangkan dalam kerangka integritas. Kebutuhan variasi gerak, ruang, dan waktu tidak boleh mengorbankan makna kesatuan. Tidak ada variasi atau perkembangan yang berarti tidak kreatif. Hasil akhirnya koreografi membosankan. 3. Kontras (Kontras) Adalah posisi dimana posisi, kedudukan, dan sikap dalam keadaan yang saling berlawanan, atau terjadinya situasi yang tidak seimbang antara belah kanan dan belah kiri. Setidaknya terjadi kondisi dimana posisi, sikap, dan kedudukan tertentu tidak sama dengan lainnya.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

280

4. Transition(Transisi) Adalah Motif gerak yang dipilih dan digunakan sebagai sarana untuk perpindahan atau transisi. Teknik ini tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus menyatu dalam kesatuan gerakan yang akan disambungkan. 5. Repetation(Pengulangan) Pengulangan sebagai elemen konstruksi berarti persis sama. Pengulangan dalam seni dapat ditafsirkan sebagi pernyataan kembali(restate), penguatan kembali (reinforce), gema ulang(reecho), menmgingat kembali (recall). Repetisi ditekankan pada unsur cannon atau berganti-berurutan. Gerakan tertentu terus berhenti, disusul penari lain bergerak mengikuti pendahulunya. Dalam struktur koreografi prinsip pengulangan bertujuan variasi tetapi jangan membosankan. Satu materi gerak yang menjadi ciri khas dari tarian itu, sebaiknya perlu diulang beberapa kali dengan maksud untuk lebih menampakkan kebebasan bentuk tarian. 6. Sequence(Keterkaitan/Kontinyuitas) Kontinyuitas sebuah tarian yang menarik perhatian para pengamat akan menopang vitalitas dan intensitas pengalaman, sehingga iring-iringan yang rapi dari berbagai macam aspek tari secara berangsur-angsur menampilkan pengertian yang mendalam bagi pengamat. Oleh sebab itu, bagian gerakan yang dirangkai atau disusun memiliki arti sama dan disimpulkan secara bersama. 7. Balance (Keseimbangan) Berkaitan dengan penyusunan tiap-tiap bagian gerak yang secara professional diatur dan disusun menjadi kesatuan yang tepat melalui pengaturan pola lantai, dan bagian-bagian komposisi lain yang saling berhubungan. 8. Klimax(Klimaks) Dalam konsep garapan nonliteral, koreografi membutuhkan klimaks keutuhan struktur permulaan, tahap perkembangan hingga akhir penyelesaiannya klimaks harus terjadi. Suatu komposisi yang berangkat dari pengembangan ke titik puncak, diakhiri dengan kesan yang mendalam. Di sisi lain, pada koreografi literal baik dramatari maupun koreografi dramatik klimaks menggambarkan titik puncak

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

281

dramatik. Konsep klimaks dapat dikembangkan melalui bentuk kerucut tunggal maupun ganda. 9. Harmony(Harmonis) Adalah pengaturan bagian-bagian kekuatan garapan yang saling mempengaruhi dalam koreografi.

G.

KONSEP GARAPAN (Jachklin Smitt)

Ciri-Ciri Komposisi Tari 1. Sifat Dasar Komposisi : pembentukan bersama unsur-unsur selaras yang dengan hubungan dan penyatuan membentuk sesuatu yang dapat di identifikasi. 2. Materi Dasar : penata tari harus sepenuhnya sadar unsur alamiah sehingga ia dapat sebaiknya menentukan cara seleksi, menghaluskan dan mengkombinasikannya 3. Metode Konstruksi : untuk mencapai keberhasilan penataan tari maka penata tari harus mengetahui awal kemungkinankemungkinan seperti unsur-unsur bahan sebuah tari, metode konstruksi yang menghasilkan bentuk tari dan sebuah pengertian tentang gaya dimana penata tari berkarya. 4. Mengajar Komposisi Tari : pengetahuan tari sebagai bentuk seni hanya dapat dicapai melalui pengalaman menari, menyusun, mementaskan dan mengamatinya. Kunci keberhasilan komposisi tergantung inspirasi artistik dan intuisi seseorang, penguasaan perbendaharaan gerak secara luas sebagai makna ekspresi, pengetahuan tentang bagaimana menciptakan wujud dari struktur seni. Gerak dan Arti Bahasa Dasar Gerak bahasa sehari-hari sebagai upaya komunikasi dapat dijumpai melalui gerak seperti ungkapan verbal yang menjelaskan suasana hati dan pikiran dan pengendalian rasa Analisa Bahasa : penata tari memerlukan suatu makna analisa isi sehingga ia dapat mengambil gejala pola perilaku manusia, menghaluskannya, menambah sana sini, menyusun variasi, mengambil intisari, meluaskan, menonjolkan bagian tertentu menurut kebutuhan komposisinya.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

282

Penetapan Isi : penata tari dapat menggunakan analisa laban untuk membantu analisi isi gerak dan mengabarkan mana yang menjadi perhatiannya, memillih aksi dan warna melalui usaha apapun, tata ruang atau hubungan isi. Eksplorasi Tema : penata tari harus mencari dan mengalami keluasaan tema sehingga ia menjadi sepenuhnya bebas dengan gerak dan konotasi rasa atau arti. Dalam mencari tema ia harus mengumpulkan sebanyak-banyaknya gerak tanpa pemikiran komposisi sehingga kaya akan pengalaman gerak. Gerak dan Makna : bahasa komunikasi yang luas dan variasi dari berbagai kombinasi unsur-unsurnya dalam konteks tari gerak sebaiknya dimengerti sebagai bermakna dalam kedudukan dengan lainnya. 3.2 Metode Konstruksi I

3.2.1 Rangsang Tari Rangsang Tari : sesuatu yang membangkitkan pikir semangat atau mendorong kegiatan. Rangsang Dengar : sesuatu yang dipakai untuk mengiringi tari Rangsang Visual : dapat timbul dari gambar, patung, obyek, pola, wujud Rangsang Kinestetik Gerak Tertentu berfungsi sebagai rangsang kinestetis sehingga tari tercipta berdasarkan gerak itu sendiri Rangsang Peraba menghasilkan respons kinestetis yang kemudian menjadi motivasi tari Rangsang Gagasan : gerak dirangsang dan dibentuk dengan intensi untuk menyampaikan gagasan. 3.2.2 Tipe Tari Tari Abstrak : tanpa program yang konkret atau tanpa menggunakan cerita Tari Murni dan Studi : tari yang berasal dari rangsang kinestetis dan secara eksklusif hanya memandang gerak itu sendiri. Sesuatu studi itu murni, tetapi sebuah tari dapat juga murni dan lebih dari sebuah studi, artinya penataan tari telah berkonsentrasi pada tema materi yang terbatas.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

283

Tari Dramatik : gagasan yang dikomunikasikan sangat kuat dan penuh daya pikat, dinamis, dan banyak ketegangan dan dimungkinkan melibatkan konflik antara orang seorang dalam dirinya atau dengan orang lain. Tari Komik : membuat bagian tubuh bergerak secara aneh dengan koordinasi diluar sifat normal. 3.2.3 Bagaimana cara Pencarian Gerak dalam Koreografi Tari Penyajian Representasional Murni: perlu didiskusikan peata tari secara matang. Konsep yang harus dituangkan berupa peniruan gerak akan dominant. Hal ini berhubungan dengan penuangan kembali simbol dan hal yang kurang representatif harus bisa dikenali. Improvisasi : rangsang musik untuk spontanitas gerak. 3.2.4 Metode Konstruksi II Keseluruhan dibuat dari beberapa komposisi dan komponen penata tari : Tubuh penari sebagai instrumen yang memiliki isi, wujud dan kapasitas aksi. Gerak yang mempunyai kelengkapan fisik waktu, berat, ruang dan alunan-alunan interaksi yang menentukan bentuk aksi. Ruang lingkungan yang dapat diwujudkan melalui gerak. Hubungan yang dapat terjadi antara tubuh dengan sesuatu yanmg lain atau orang lain. 3.2.5 Bentuk Suatu tari bertujuan untuk mengkomunikasikan gagasan dan oleh karena itu begitu banyak hal terdapat dalam tari lebih dari sekedar rangkaian gerak. Pengembangan dan Variasi Motif Motif Preaston-Dunlop (1963) menyatakan motif gerak merupakan pola gerak sederhana, tetapi di dalamnya terdapat sesuatu yang memiliki kapabilitas untuk dikembangkan. Jenis Motif Setiap tari memiliki motifnya sendiri dan setiap motif mempunyai karakter sendiri yang mungkin tidak dipakai untuk tari lainnya.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

284

Panjang Motif Penekanan Isi Isi usaha gerak dapat menjadi motif gerak adalah sebuah tata hubungan aksi usaha (effort), dan ruang dimana tidak satupun dari aspek tersebut dapat hadir tanpa yang lain dalam motif, tetapi satu atau lebih dapat mendapatkan penekanan dari lainnya. Motif Menuju Komposisi Penata tari yang menata tari tunggal akan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : Gagasan ditetapkan melalui isi gerak yang diatur dalam motif, berikut pengembangan dan variasinya. Cukup ada pengulangan untuk mendapatkan konfirmasi imaji gerak. Aspek waktu dan ruang begitu menarik dan bervariasi serta meningkatkan makna. Metode Konstruksi III Kelompok sebagai elemen ekspresif: setiap penari dalam kelompok mempunyai peranan utama yang harus ditampilkan secara harmonis untuk memberikan sumbangan daya hidup secara keseluruhan. Pertimbangan jumlah kelompok: penata tari harus berhatihari mempertimbangkan berapa jumlah penari yang dibutuhkannya karena masing-masing harus mempunyai kontribusi tafsir gagasannya. Penempatan dan wujud kelompok: penempatan ruang dan wujud kelompok mempunyai efek dan makna gerak. Motif, pengembangan dan variasi: sebuah motif ditetapkan melalui gerak rampak seluruh kelompok yang memerlukan pengulangan dan pengembangan sehingga menjadi jelas maknanya. Pengulangan yang sama melalui pengembangan dan variasi motif dapat dijumpai baik dalam kelompok maupun sendiri. Aspek waktu Rampak : rampak simultan, saling mengisi secara simultan, kontras secara simultan, baris belakang dan depan simultan baris baris belakang dan depan berturutan.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

285

3.4 Metode konstruksi IV Desain Waktu Gerak dan frase gerak Frase dapat dimulai dengan dinamika, gerakan dalam suasana tertentu dan berakhir dengan kelembutan/sebaliknya atau peningkatan menuju ledakan pada bagian tengah dan berakhir semakin lembut. Ritme dan Bentuk Pengorganisasian Bentuk : Bentuk Binter, Bentuk Terner, Bentuk Rondo, Tema dan Variasi (tema menjadi dasar variasi yang sering dibuat dengan bentuk sekuensial dengan diikuti oleh bermacam-macam pengambangan atau variasi), Canon atau Fuga komposisi dimana satu atau dua tema/motif diulang/dimulai oleh penari-penari tertentu silih berganti. 3.5 Metode Konstruksi V Motif (dasar) konstruksi Pengulangan Variasi dan kontras Proporsi dan imbangan Transisi Pengembangan logis Kesatuan 3.6 Kebebasan penata tari Imajinansi dan intuisi Pengetahuan materi gerak Pengetahuan metode konstruksi Pengenalan pengetahuan bentuk melalui pengalaman estetis yang semakin banyak diperoleh setelah pengalaman melihat tarian orang lain dan karya seni lainnya. Imajinasi dan reaksi awal penata tari terhadap stimulus isi materi Reaksi awal penata tari terhadap stimulus hingga menimbulkan kesadaran akan menuju pada penata tari dapat membayangkan hasil tariannya. Hasilnya baik disekitar kerangka kerja maupun hanya sebagian kecil berlanjut sebagai pengarah tanggapan gerak terhadap stimulus. 3.7 Imajinasi Selama Penataan Tari Sebagai materi : Penata tari dapat menyajikan sebuah pernyataan yang sangat sederhana, tetapi kesederhanaan isi geraknya dapat dituangkan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

286

secara imajinatif dalam arti penjajaran kepekaan dan diilhami penggunaan pengulangan. 3.8 Bentuk Tari Motif unsur bentuk tari : Pengulangan, variasi, kontras, klimaks, proporsi, berimbang, transisi, pengembangan logis dan kesatuan. 3.9 Intuisi Intuisi tanpa pengetahuan Pengetahuan mengesampingkan intuisi Intuisi dengan pengetahuan Intuisi dan sedikit pengetahuan Intuitif ini selanjutnya digunakan untuk mengelaborasi unsure keindahan yang telah diajukan pada teori Unsur Keindahan adalah sebagai berikut. Unity : elemen yang harus ada dan menjadi kesatuan yang utuh, meliputi keserasian gerak, musik, kostum, rias, dan pendukung lainnya dipelajari secara matang dalam kelas secara detail yang lebih operasional telah menjadi spirit dari koreografi yang tertuang berdasarkan jabaran dari hasil jadi koreografi tari. Variety : berarti banyak variasi yang dikembangkan ke dalam unsur ini meliputi gerakan cepat-lambat, desain dalamtertunda-datar, level atas-medium-bawah, gerak mengalunstakato, desain asimetri-simetri dan masih banyak lagi yang diakumulasi menjadi kesan varietas dari komponen dalam komposisi tari. Repetation : merupakan bentuk pengulangan gerak secara bervariasi pada tempo atau kesempatan yang berbeda. Konsep penerapan gerakan yang diulang maupun kronologis pengulangannya biasanya akan berhubungan dengan variasi bentuk gerak, desain gerak serta akomodasinya terhadap tema garapan yang ditonjolkan. Contras : biasanya lebih berhubungan dengan pengulangan gerakan yang bersifat membosankan. Konsep ini lebih mengantarkan pada persepsi gerakan yang dilakukan secara beda, dengan harapan untuk mendapatkan kesan yang dinamis dengan cara gerak lambat .ke cepat, gerak mengalun ke gerak patah-patah, atau gerakan yang bersifat lembut ke gerakan yang bersifat keras penuh tenaga atau inner penghayatan.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

287

Transition : memiliki makna gerakan dilakukan tidak hanya pada satu posisi saja, melainkan dengan mobilisasi yang lebih bervariasi ke dalam uraian di tengah pentas (dead center), panggung depan (up stage), dan panggung belakang (down stage), atau dikanan dan kiri panggung depan (up right-left stage), dikanan dan kiri panggung belakang (down right-left stage), dan seterusnya. Sequence : bermakna gerakan dilakukan secara berkaitan, gerakan yang satu dengan gerakan lainnya tertata secara berkesinambungan atau dengan istilah lain gerakan mengalun pada ritme gerak secara teratur. Climax : biasanya lebih ditonjolkan kepada gerakan atau pose gerakan yang dibutuhkan untuk memberikan kesan agar penataan gerak atau koreografi telah berakhir berdasarkan tema garapan. Hal ini berhubungan dengan kesan gerak, klimaks garapan atau penonjolan ide garapan yang terstruktur dalam koreografi yang dipentaskan. GERAK KREATIF

G.

Gerak kreatif adalah gerakan yang dapat dikembangkan menjadi bentuk lain. Teknik, cara dan implementasi mengembangkannya dengan melalui mencoba kemungkinan gerak dikembangkan menjadi gerakan lain yang berbeda dengan gerak asalnya. Gelagat untuk mampu menunjukkan berbagai teknik dan cara variasi gerakan dapat ditempuh melalui uji keterampilan kreatif dalam proses kreatif. Siswa di sekolah sebaiknya diberikan pengalaman gerak kreatif dalam menari. Kegiatan tari bagi siswa ditujukan untuk menemukenali diri secara mandiri, hal ini dengan menunjukan kepada diri maupun siswa lain ke dalam aktivitas pencarian gerak pada saat menari secara maksimal. Dengan demikian siswa memiliki kapasitas untuk menghayati dan mengerti gerak yang dilakukan sendiri sebagai refleksi diri dan sekaligus rekresinya. Banyak teori yang menunjukkan berbagai cara yang dapat ditempuh untuk keterampilan seni tari. Siswa dalam melakukan kegiatan seni tari, mempunyai kekuatan komunikatif, dan mempunyai isensi dalam kehidupan manusia. Dengan demikian manusia mempunyai kapasitas pembawaan untuk menghayati dan mengerti gerak yang dilakukan dan membutuhkan perombakan (distersi) dan penghalusan (stilisasi), gerak diperoleh dari gerak bekerja atau kegiatan seharian dengan cara suasana bermain.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

288

Untuk jelasnya, secara mendasar Laban mengemukakan pandangan tentang gerak yang dapat dilihat melalui empat aspek. Adapaun aspek bentuk dimaksud terdiri dari unsur sebagi berikut:

Bentuk Badan (Body)

Bentuk Usaha (Effort)

Bentuk Ruang (Space)

Bentuk Aksi (Shape)

Bagan 4.2 Peta Konsep Penuangan Kreatif gerak menurut Laban

Penuangan tentang bagaimana cara dan strategi pengembangan gerak dalam format gerak kreatif dibutuhkan penjabaran masalah body, spce, effort, dan shape secara variatif. Upaya yang dilakukan misalnya adalah mengkombinasikan gerakan-gerakan dalam bentuk langkah-langkah tarian. Gerakan yang termasuk dalam langkah-langkah tarian untuk pandangan Laban meliputi gallop, slide, skip, run, waltz run, step-hop, twostep, polka, waltz balance, waltz mazurka merupakan bentuk gerakan yang ditampilokan menjadi sebuah pola gerak tari tradisional. Banyak tarian yang belum diklarifikasi berdasarkan pandangan laban, bahwa langkah-langkah tarian menjadi sebuah aktivitas yang dapat memancing dan menumbuhkan daya kreatif anak dalam menari. Penelusuran tentang bagaimana cara anak mengembangkan konteks gallop, slide, skip, run, waltz run, step-hop, two-step, polka, waltz balance, waltz mazurka melalui landasan dasar body, spce, effort, dan shape merupakan bagian yang terus menerus perlu dibimbing.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

289

Pada sisi lain, kondisi yang terjadi menunjukan bahwa anak-anak yang lebih dewasa lebih berhasil dalam mempelajari tari rakyat secara mudah dan dengan menggunakan metode yang lebih kreatif. Landasan tubuh, ruang, waktu dan tenaga dimanfaatkan secara maksimal untuk menerapkan pola-pola gerak yang ditemukan sendiri dan sekaligus mengembangkan gerak secara maksimal ke dalam hasil rangsang musik, gerak, dan rangsang lainnya yang dapat digunakan sebagai bahan untuk memancing kreatif. Dengan demikian munculnya gerakan yang baru telah ditopang dengan kemampuan mengoptimalkan empat unsur yang disebut sebagai landasan teori secara benra dan berhasil. 1. Gerak Pada dasarnya semua makhluk hidup adalah bergerak. Khusus untuk anak-anak senang bergerak. Gerak sebagai alat pendidikan memiliki indikasi terhadap penguasaan fisik, fleksibel, koordinatif, bahasa tubuh. Gerak berfungsi untuk memacu kemampuan psikomotorik. Dalam keadaan tertentu dapat berperan dalam menunjang kemampuan kognitif. Berdasarkan perbendaharaan kata dan pemecahan masalah secara kreatif, gerak dapat membantu dan meredam munculnya pertumbuhan emosi. Dengan demikian dapat umbuh melalui kerjasama dengan orang lain melalui rasa percaya diri (self Esteem) 2. Ruang Ruang merupakan suatu tempat. Ruang dapat berupa ruang pribadi, ruang umum. Level merupakan posisi atau kedudukan. Dalam kehidupan sehari-hari lebih diartikan kepada level tinggi, level sedang, dan level rendah. Arah biasanya menunjukan tujuan. Arah dapat diidentifikasi ke dalam tujuan ke arah depan, ke arah belakang, ke arah kanan, ke arah kiri, ke arah atas, dan ke arah bawah. Langkah menunjukan arah. Kemana langkah dilakukan maka yang bersangkutan akan menuju arah sasaran. Ukuran pada dasarnya menunjukan bentuk, volume atau isi dan kapasitas yang dimiliki oleh sesuatu dimana masuk dalam ukuran. Ukuran terdiri dari ukuran besar, sedang, dan kecil.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

290

Hubungan di atas, di bawah, di sekitar, melalui, bersama, bagian yang dilaluinya. 3. Kualitas Kecepatan Lambat, sedang, cepat, Kombinasi antara ketiga unsur secara variatif Irama Teratur- tidak teratur, pendek- panjang, keras-lembut, tinggirendah Bobot Berat- ringan, intensitas pengendoran, tention-relaktention Tenaga Lembut-Kasar, lunak- kuat, berotot-tidak berotot, Alur Bebas- terikat, mengalir-patah-patah, spontan-terencana. Fokus Satu fokus- banyak fokus, terpecah-satu konsentrasi 4. Komposisi Menemukan gerakan-gerakan baru yang berdasarkan prinsip dan makna dari gerakan tersebut. Di dalam arti sebuah gerak memiliki desain keruangan dan bentuk konstruksi. 5. Macam Dasar Gerak Desain : garis-garis yang statis. Terdapat dua aspek : ruang waktu yang terselimuti oleh sekuens gerak. Dinamika Irama Motivasi

6. Desain Desain Simetri (seimbang) dan Asimetri (tidak seimbang) dalam ukuran tubuh penari antara sisi kanan dan kiri. Desain untuk seorang pelaku atau lebih Desain frase gerakan-gerakan yang berhubungan dengan desain waktu, karena perpaduan antara gerakan-gerakan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

291

yang berbeda tempo-temponya atau ritmenya. Teori frase sebuah teori penataan gerakan dalam desain waktu. Desain ruang pentas. Dalam tari, latihan teknik yang dilakukan didalam studio tidaklah riil, artinya tidak sama dengan ruang pentas yang sesungguhnya. Pada hakekatnya setiap tempat mempunyai kepekaan yang dapat memperkuat dan memperlemah ritme. Masing-masing tempat akan mengendor kekuataannya apabila terlalu sering digunakan, hal ini dapat disegarkan kembali dengan sesekali meninggalkannya.

Nilai Arah Dalam Gerak Arah lurus kedepan adalah yang paling kuat, karena tubuh penari serta seluruh dinamikanya berkomunikasi secara langsung. Arah ke samping Arah diagonal Arah melingkar Lighting adalah satu sarana yang sering digunakan. Lighting mampu membangun klimaks dan menghilangkan sosok tubuh bila diminati.

Desain kelompok kecil Kelompok kecil/grup adalah istilah yang dalam tari timbul bersamaan dengan lahirnya tari modern. Sebelumnya untuk membedakan para penari biasa dengan penari-penari utama, kata grup dipilih untuk lebih menjelaskan hubungan-hubungan antara penari modern dengan ide demokrasi .

Dinamika Dinamika, peranan dinamika dalam tari adalah sebagai penambah daya tarik, Dinamika meliputi daerah luas yang membentang dari selembut pasta sampai sekeras palugodam. Dan area ini seluruhnya memberikan kemungkinan kombinasi tiada habisnya, baik dalam tempo dan dalam tensi : pelan-lembut bertenaga, perlahan halus tanpa tegangan (penuh mimpi), cepat lembut tanpa ketegangan cepat-tajam bertenaga, agak tajam dengan sedikit tenaga.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

292

Ritme Ritme adalah unsur yang paling kuat dan menyakinkan disamping kebebasan teknik gerak. Diantaranya ada ritme pernafasan, ritme emosional. Ritme pernafasan pola ini membentuk dunia gerak tersendiri dan sangat erat hubungan dengan hidup Ritme emosional penggunaannya lebih universal sering kali menjadi tujuan akhir dalam seluruh komposisi. Motivasi dan gestur Sebuah gerak tidak mungkin dilakukan tanpa motivasi, gerak harus ditopang oleh sesuatu tujuan motivasi adalah bagian inti dari sebuah komposisi tari sedangkan gesture dahan atau cabangnya. 7. Gestur Gesture sosial, gerakan yang mirip dengan ungkapan kata yang mudah dikenali oleh banyak orang sehingga tidak dibutuhkan lagi mencari penggantinya. Gestur fungsional, gerakan-gerakan yang merupakan kata yang sangat berfaedah yang dapat diterapkan kedalam komposisi (menyisir rambut, tidur, menjahit) Gestur ritual, berhubungan dengan aspek-aspek formal kehidupan beragama. Gesture emosional, menggambar suasana-suasana emosional tertentu. Tari adalah satu-satunya seni pertunjukan yang telah bercerai dari kata-kata. Naratif : melengkapi fakta-fakta seperti tempat, waktu, massa, identitas.

8. Musik Tidak semua musik sesuai sebagai pengiring tari. Wilayah musik dibatasi oleh tiga hal : melodi, ritme dan dramatik. Memerlukan bentuk fisik kombinasi dengna unsur seni dan kemampuan teknik Diperlukan koordinasi khusus, ketepatan, kelancaran kontrol, keseimbangan dengan ketenangan dan penuh kepercayaan Konsentrasi pada penampilan dengan ekspresi melalui variasi, unsur seni, estetika, dan dinamika

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

293

Menampilkan tarian dan bagian seni pengertian kualitas formal Menampilkan tema dengan ekspresi seni Melatih dan mencoba ekspresi bentuk seni dengan unsure komposisi seni Membutuhkan kualitas penampilan yang difokuskan dalam mengekspresikan dengan arti Memusatkan garis, pola desain ke bentuk komposisi Memperlihatkan kejelasan dan kesatuan bentuk Mengobservasi, menjabarkan, menganalisa dan mengevaluasi seluruh aspek yang menyangkut kreasi dan penampilan. Proses keterampilan kreativitas seni, penampilan dari melihat suatu seni akan membentuk suatu kemampuan dalam apresiasi seni untuk sebuah karya seni dan bentuk seni Siswa akan belajar membedakan hasil yang diperoleh, dilihat dengan meningkatkan ketelitian, kecermatan dan kepekaan dari kualitas karya seniman, hasil ciptaan sendiri, bentuk karya seni tradisi yang telah ada, dari penampilan langsung dalam belajar bagaimana mendapatkan deskripsi, interpretasi dan evaluasi, dimana siswa mempersiapkan seni, dilihat dari bentuk seni, gaya ekspresi, teknik dan hasil. Dalam apresiasi lebih lanjut siswa akan belajar mendapatkan sumber informasi dan ciri-ciri secara rinci baik itu tentang seniman, latar belakang, proses seni ataupun hasil karya seni perkembangan dan sejarah seni juga kebutuhan penampilan seni.

G. Tugas
Dari beberapa pengalaman teknik di atas, jika pengajaran berdasarkan sumber tersebut, terseleksi pada obyek pelajaran dan akan memperkaya seni, estetika dan budaya di masa mendatang, dan dapat dipergunakan guru maupun siswa secara seimbang. Siswa diberikan suatu tugas mengulangi kembali karya, bentuk seni secara keseluruhan atau bagian yang diulang dengan interprestasi dengan cara sendiri. Bagaimanapun juga, belajar merupakan hal yang kompleks dan contoh pentingnya membentuk karya seni siwa perlu petunjuk tugas dari guru, dengan beberapa cara untuk membantu mencapai obyek.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

294

1. Tugas Melihat Dari beberapa pengalaman,pameran seni memerlukan imajinasi dari penonton yang melihat. Untuk itu guru sangat diperlukan untuk membimbing kegiatan tersebut. Pada tahap melihat, siswa menonton tanpa bicara. Setelah selesai siswa harus bicara/berkomentar tentang apa yang dilihatnya. Cara yang dipergunakan, yaitu menyertakan pertanyaan yang telah disiapkan guru dalam bentuk diskusi, memerlukan observasi siswa, membuat perbandingan, menjabarkan, membuat interpretasi dan komentar maupun evaluasi dari hasil yang dilihat siswa. Selanjutnya guru-siswa dapat menyeleksi melalui hasil jawaban dan pertanyaan apa yang mereka apresiasikan dan kemungkinan menambah pandangan, juga dapat menambah wawasan kualitas, saling membantu serta mengerti yang lebih jelas dari kelompok atau teman-teman yang berperan aktif melihat, sehingga dapat memberikan komentar secara rasional dari wawasan yang didapat, maupun estetika yang terlihat dalam menonton pertunjukan, pameran atau melihat video dan gambargambar. 2. Tugas Penampilan Dalam mempelajari seni, guru hendaknya mempunyai kedekatan pengajaran langsung, sehingga siswa dapat mengulang secara tepat, dengan cara melihat aspek yang terkait maupun kualitas guna memperluas penampilan dalam proses belajar. Metode penampilan dari guru juga dapat dibantu dengan menggunakan video, notasi, gambar atau bentuk-bentuk dasar paket yang telah dibuat atau siswa, sedangkan bentuk paket seni yang merupakan kreasi guru, hendaknya dapat memberikan sebuah arti dan didiskusikan secara detail sehingga siswa mendapatkan rasa pada penampilan kedalam pengalaman siswa. 3. Tugas Kreasi Banyak cara guru agar mendapatkan sebagai dasar siswa untuk menimbulkan kreatifitas. Siswa kemungkinan bertanya dari bagian kebagian yang dilihat dan mencoba membicarakannya, diikuti kemudian mengkreasikan dari hasil kreasi mereka sendiri. Disamping itu, siswa dapat memberikan indikasi kepda pembaca, penonton, pengamat seni, keuntungan belajar dari sumber dalam bentuk kemampuan kreativitas seni. Belajar dan memberi seperti yang dibuat kreatifitas (kreasi) siswa sendiri dari sumbernya, merupakan sesuatu yang baru, individu dan nilai kreatifitasnya pun berupa karya seni tergantung siswa dalam mengetahui dan mengerti disiplin teknik dari bentuk seni dengan mempelajari

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

295

secara mendalam. Jadi seni dan apresiasi estetika pada kemampuan persepsi siswa pada arah, dimana karya seni dan keahlian harus dari awalnya secara obyektif berdasarkan sumber atau tugas kreasi. 4. Tugas Sejarah/Budaya Anda sebagai guru harus mendorong siswa untuk mempelajari karya seni, bentuk seni sebagai hasil atau budaya, pengertian karakteristik seni atau sejarah dan perkembangan seni, wawasan seni dan budaya sejak awal. Karena di dalam mengenal hal tersebut, berarti siswa dapat melihat perkembangannya, memberikan pemecahan masalah dan dapat memahami suatu karya seni tradisi maupun perkembangan zaman yang terbaru (modern). Dengan demikian, beberapa sumber diperlukan dalam masalah ini, melalui membaca, memperhatikan dan membuat kritik perbandingan juga dapat mengenal serta mengklasifikasikan sehingga karakter dan bentuk karya seni akan lebih dapat dimengerti dan diterangkan. 5. Paket Sumber : Sebagai guru dalam memberikan materi pelajaran pendidikan seni diperlukan sumber paket yang bervariasi, seperti penampilan pada video, mempelajari karya/bentuk seni yang sudah ada (tradisi), artikel, majalah sumber, pergi ke museum, membuat dan mempelajari karya seni. Lebih lanjut, jika sumber dasar pengajaran aktivitas siswa dapat terpusat, proses belajar akan lebih efektif, di samping itu siswa mengerti sebuah karya seni, seniman dan latar belakangnya. Paket yang dimaksud : Video Dokumentasi dan komentar Latar belakang seniman, biografi, pameran dan pertunjukan Foto-foto, video dari seniman yang tersedia Catatan seni, tentang karya seni, komposisi, unsure seni dan perangkat alat pendukung lainnya Pementasan seni Foto-foto yang menyangkut kebutuhan alat seperti kostum, gambar yang diperlukan dan diperlihatkan Tulisan/catatan sejarah budaya referensi dan informasi lainnya.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

296

NO TEKNIK GERAK : Teknik gerak merupakan cara dan aturan di dalam melakukan gerakan yang dituntut sesuai dengan alur dan proses gerak dengan tidak meyimpang kepada konstruksi struktur anggota tubuh dengan didasarkan kepada kemampuan ketahanan, kecepatan seta keseimbangan gerak itu sendiri. STRUKTUR GERAK : Merupakan aturan dan proses gerak dimana dalam aktualisasi disesuaikan dengan kebutuhan gerak dimana salah satu bersama dari anggota tubuh tersebut digerakan

KELENTURAN : Merupakan ekspresi gerak dalam bentuk kemampuan fleksibilitas di dalam mengembangkan dan menirukan gerak ditunjang adanya keterampilan mahasiswa dalam rangka mengelaborasi unsur-unsur ketahanan, kecepatan atau keseimbangan KWALITAS GERAK : Merupakan standard maksimal kemampuan gerakan yang dituntut untuk melakukan kolaborasi gerak dalam rangka memenuhi ketahanan, kecepatan dan keseimbangan gerakan yang diekspresikan VARIASI GERAK adalah tentang pengembangan gerakan yang bertujuan

PENIRUAN GERAK : Merupakan kemampuan untuk mengadaptasikan teknik, cara dan proses melakukan gerakan sesuai model yang dicontohkan

INTERPRETASI GERAK : Merupakan medium bagi mahasiswa di dalam menafsirkan gerakan model ke dalam elaborasi gerakan berikut sesuai dengan kemampuan dan teknik mahasiwa yang bersangkutan.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

297

menjajagi seberapa kreatif kemampuan elaborasi gerak mahasiwa.


Tabel 4.1 Teknik, kelenturan da imitasi

6. Kontribusi konstruk dalam penciptaan gerakan Individu Pengalaman belajar koreografi peserta/penata tari dapat didorong untuk berpikir tentang karya kreatif dengan mencoba membuat tari yang mempunyai permulaan tengah, akhir didalam mencoba tentunya juga memberikan perhatian terhadap elemen komposisi, konsep-konsep prinsip komposisi sampai pada keindahan koreografi. Dengan cara demikian di atas, penata tari (peserta) memerlukan berbagai hubungan teknik gerak menjadi bentuk, memahami komposisi secara lengkap (secara teori telah diuraikan dalam materi komposisi). Aspek-aspek khusus dari proses koreografi terdiri : 6.1 Aspek isi Isi merupakan pusat masalah dari sebuah karya tari. Isi adalah pokok arti dimana suatu yang harus dihasilkan dari kehendak, keinginan si penata tari. 6.2 Aspek bentuk Bentuk adalah wujud, rangkaian-rangkaian gerak yang dilakukan penari, pengaturan laku, atau bentuk keseluruhan. Aspek teknik Sarana untuk mencapai sasaran, berkaitan dengan kemampuan ketrampilan dalam mengungkapkan gerak, penari mempunyai makna komunikatif. Teknik mempunyai daya tarik dan membantu suatu pertunjukan lebih baik. Aspek proyeksi Proyeksi adalah hubungan magis dari rencana penata tari dengan persepsi penonton.

6.3

6,4

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

298

7.

Proses Kreativitas Garapan Kerja Studio Kerja studio adalah pekerjaan yang dilakukan di ruangan, bengkel, atau laboratorium secara mandiri. Cara kerja dilakukan dengan memilah dan memilih berbagai komponen yang terpakai atau unsur terpilih setelah melakukan eksplorasi di lapangan atau improvisasi di tempat yang digunakan oleh suatu percobaan. Di bidang seni kerja studio bermacam-macam. Untuk seni rupa bisa di bengkel seni atau di ruangan khusus yang representatif digunakan untuk melakukan percobaan tentang kesenirupaannya. Di bidang tari dilakukan di studio yang cukup luas dan memadai untuk melakukan eksperimentasi gerak. Dalam seni musik, kerja studio dilakukan bisa di tempat rekaman atau di ruang yang dapat digunakan untuk membuat repertoar musik. Kebutuhan studio bagi seni tari merupakan hal yang harus terpenuhi. Hal ini berhubungan dengan penjajagan atas gerakan yang telah dipertimbangkan melalui hasil eksplorasi, improvisasi, bahkan kajian lapangan berhubungan dengan koreografi. Koreografi tidak dapat dipisahkan dengan kreativitas. Manusia mempunyai kapasitas yang unik untuk berpikir dan bertindak kreatif. Dengan demikian, yang dapat menjadi seseorang dapat dikatakan berlaku kreatif tentunya memiliki ciriciri tertentu, kecakapan menguasai, sensitivitas estetis, imajinasi, kekuatan kreatif. Cara dan pelaksanaan kerja studio dalam koreografi biasanya terkait dengan uji coba gerakan, penetapan repertoar gerak, hingga pada pemantapan untuk mendalami gerak-gerak yang terpilih dalam forming atau komposisi tari. Pemantapan kerja studio dianggap perlu karena koreografer apabila telah mendapatkan ide berhubungan dengan gerak, ide berhubungan dengan pengembangan kreatif, dan teknik melakukan gerakan agar konstruktif dilakukan dalam studio. Proses studio dapat digunakan sebagai cara dan rekonstruksi terhadap gerakan yang terpilih, ide yang harus dijabarkan ke dalam gerakan, hingga pada penetapan gerakgerak yang cocok dan sesuai diterapkan pada koreografi yang disusunnya. Pemantapan kerja studio berhubungan dengan pola untuk mendapatkan bentuk gerak yang sesuai, bentuk gerak pendukung ide, serta gerakan yang dipandang mampu digunakan untuk mengelaborasi koreografi semakin baik dan indah. Langkah-langkah yang diterapkan dalam studio adalah memprioritaskan gerakan yang dipilih sesuai harapan koreografi, menetapkan gerakan yang digunakan sebagai urutan gerak sebagai konstruk koreografi secara teliti dan melalui uji coba

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

299

gerak agar semakin mantap dan sekuen atau teratur, tahapan berikut adalah menetapkan gerakan-gerakan mana saja yang sudah jelas untuk dikomposisikan ke dalam koreografi. Setelah memperoleh penetapan hasil kerja studio, kerja berikutnya adalah melakukan verifikasi terhadap gerakan apakah dapat dilakukan atau ditarikan secara benar dan tepat untuk dipadukan dengan musik iringan tarinya. 8. Pengolahan Kreatif Gerak dengan Keindahan Bentuk Tari Pada dasarnya orang memiliki potensi kreatif, walaupun kadarnya berbeda-beda, akan tetapi perIu dipupuk, dibina dikembangkan melalui pendidikan dan latihan. Kreativitas memungkinkan manusia untuk meningkatkan kuaIitas dirinya, melahirkan penemuanpenemuan baru, ide-ide baru, gagasan yang dapat memberikan interpretasi pada pencipta dan pengembangan berkarya. Kreativitas adalah kemampuan membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada (S.L Utami Munandar). Setiap pengembangan dalam proses kreativitas memberikan tantangan dan percaya untuk diadakan percobaan dengan cara meningkatkan kemampuan keterampilan, aktivitas, dapat mengungkapkan ciri gerak pribadi. Apabila dicermati, komponen bodi, usaha, ruang, dan aksi merupakan kesatuan yang salaing mengisi untuk mengahdirkan gerak secara kumulatif. Kesejajaran posisi dan konstruk empat unsur bodi, usaha, ruang dan aksi menjadi bagian penting dalam tari menurut Laban. Agar kita mendapat gambaran yang lebih detail atas bagaimana kinerja masing-masing unsur dapat disimak melalui uraian sebagai berikut. Pada kebanyakan orang cara kerja dan konstruksi gerak yang dapat dilakukan berbeda-beda. Masalah intensitas, kepekaan rasa gerak, dan penghayatannya memiliki teknik penyaluran tenaga secara bermacam dan bervariasi. Pada kalangan tertentu rekonstruksi gerak lebih ke arah penghayatan yang dirasakan ke dalam, akan tetapi pada sebagian banyak orang lebih ke arah ungkapan ekspresi yang ke luar secara apa adanya. Dalam kaitan dengan masalah lain, bodi, usaha, ruang dan aksi apabila direfleksikan ke dalam penghayatan gerak yang beragam dapat menghadirkan bentuk gerak dan kreativitasnya. Kecenderungan bentuk gerak dan penghayatan yang disalurkan dengan memanfaatkan bodi, usaha, ruang dan aksi yang berbeda

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

300

pada akhirnya dapat memebentuk keindahan gerak yang bervariasi. Penghayatan gerak yang berbeda dengan memanfaatkan tenaga aksi, pengplahan ruang, dan dapat menghadirkan teknik dinamika secara akurat. Teknik dinamika dapat lahir dengan mengendalikan gerak secara terukur antara keras lembut, tegang kendur, cepat lambat secara koordinatif. Cara dan teknik seperti dijelaskan tersebut di atas dapat muncul dan digunakan dalam teknik gerak tari. Konsistensi pengembangan gerak melalui pendalaman keras-lembut, cepatlambat, kendur-kencang menjadi salah satu bagian yang penting untuk membentuk keindahan tari melalui penghayatan gerak melalui tenaga dan gerak tubuh. Cara lain yang masih dapat dikembangkan melalui proses pendalaman gerak ini adalah memanfaatkan gerakan direpresentasikan dalam ruang gerak yang sempit-luas, ruang gerak sesuai jangkauan gerak dengan gerakan yang membutuhkan ruang gerak yang luas, adalah pengembangan gerak berdasarkan teknik pengolahan ruang secara tepat. Penjajagan Eksplorasi termasuk berpikir, berimajinasi merasakan, dan merespon, dalam bentuk penjelajahan atau penjajakan. Eksplorasi dapat dilakukan tergantung pada objek kelihatan nyata atau yang belum kelihatan nyata atau angan-angan. Wujud kelihatan nyata yaitu gerak, irama, tema, hubungan sosial, sedangkan wujud yang tidak kelihatan nyata seperti isi gunung, laut, dll. Eksplorasi sebagai pencarian gerak yang menuju pada pembentukan tari (menetukan gerak, mengembangkan gerak secara teratur). Mampu mengembangkan ide konsep dan strategi untuk melakukan keseluruhan elemen terkait. Bergerak secara spontan Improvisasi ditandai dengan spoiltanitas dan terkendali untuk melakukan gerak mengusir ruang waktu, tenaga, level, mengolah tempo dan ritme. Proses visualisasinya bertumpu pada mencoba kemungkinan gerak atas dasar rangsang gerak, raba, rasa, ide berhubungan dengan rangsang musik melalui melodi, dinamika, irama, tempo, kepekaan bunyi, peran dan alat Bantu. Improvisasi memberikan kesempatan yang lebih besar dari imajinasi, seleksj dan mencipta daripada eksplorasi. Tindakan lebih dalam dan menghasilkan respon yang unik.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

301

Membuat suatu komposisi bentuk Forming adalah pembentukan penyusunan ke dalam komposisi atau penciptaan tari menjadi bentuk koreografi. Ini merupakan hasil dari eksplorasi dan improvisasi. Kebutuhan membuat komposisi tumbuh dari hasrat manusia untuk memberi bentuk terhadap sesuatu yang ditemukan. Produk yang mendatangkan bentuk kesatuan yang baru disebut tari. Unsur-unsur yang terkait dalam membuat komposisi tari telah ada pada .materi komposisi dilihat bagian pada karya keseluruhannya dan dasar-dasar keindaban bentuk. 9. Pengolahan Kreativitas Gerak Dengan Keindahan Bentuk Tari Pada dasarnya orang memiliki potensi kreatif, walaupun kadarnya berbeda-beda, akan tetapi perlu dipupuk, dibina dikembangkan melalui pendidikan dan latihan. Di dalam melakukan kreativitas kemungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas dirinya, melahirkan penemuan-penemuan baru, ide-ide baru, gagasan yang dapat memberikan interpretasi pada pencipta dan pengembangan berkarya. Konsep Keterampilan Seni Tari Banyak teori yang menunjukkan berbagai cara yang dapat ditempuh untuk keterampilan seni tari. Siswa dalam melakukan kegiatan seni tari, mempunyai kekuatan komunikatif, dan mempunyai esensi dalam kehidupan manusia.. Dengan demikian manusia mempunyai kapasitas pembawaaan untuk menghayati dan mengerti gerak yang dilakukan dan membutuhkan perombakan (distorsi) dan penghalusan (stilisasi), gerak diperoleh dad gerak bekerja atau kegiatan seharian dengan cara bermain. Secara umum dapat dilihat melalui peta konsep yang dapat digambarkan dalam pembahasan ini. Pada halaman berikut selanjutnya, akan digambarkan peta konsep penuangan kreatif secara tgaris besar. Untuk lebih jelas tentang gambaran dimaksud, secara mendasar Laban mengemukakan pandangan kraetivitas gerak kreatif yang dapat dilihat melalui bagan konsep penuangan kreatif yanterdiri dari empat aspek. Keterampilan tari biasanya dimiliki oleh seseorang yang berbakat di bidang tari. Faktor keberbakatan menjadi penting karena kebanyakan orang sangat jarang mau dan mampu

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

302

melakukan kegiatan berkesenian. Oleh sebab itu, faktor bakat seni menjadi sesuatu yang dapat mendorong dan meningkatkan aktivitas berkesenian terhadap seni yang disenangi dan menjadi bakatnya. Di bidang seni tari, bakat tari seseorang lebih banyak dimiliki oleh kalangan wanita. Keluwesan keindahan bentuk tubuh yang dimiliki oleh penari biasanya ideal dan cukup representatif. Memenuhi struktur, bodi, dan keterampilan gerak secara lugas dan terampil. Penciptaan tarian baru sesungguhnya merupakan keterampilan untuk mewujudkan perasaan bentuk simbolis. Bentuk dalam tari timbul sebagai akibat pengaruh konsep dan ide yang kuat serta prinsip-prinsip komposisi. Pengalaman untuk membuat koreografi dapat diklarifikasikan ke dalam orientasi konsep dan ide garapan. Secara leksikal koreografi berarti pemilihan menyangkut aspekaspek yang ada dalam komposisi tari. Pemaknaan komposisi tari berupa penyusunan dan pembentukan. Pematangan konsep dan ide koreografi pada selanjutnya dikembangkan melalui proses kreatif yang secara teoritikal seperti disebutkan Doris Humpray adalah melalui tahap-tahap Eksplorasi, Improvisasi, dan Seleksi Gerak atau Forming. Dengan demikian tari sebagai bentuk seni pertunjukan harus dikemas, ditata, dan disusun secara estetis. Perwujudan bentuk keindahan yang ada lebih ditekankan kepada bentuk tari sebagai koreografi dan membutuhkan unsur elemen-elemen komposisi tari sebagai pembentuk disain dan dinamika. Beberapa elemen penting dalam pemetaan keindahan atau estetis koreografi dapat dilihat melalui peta dasar sebagai berikut: Proses Eksplorasi adalah berpikir, berimajinasi, merasakan merespons dan melakukan beberapa penjajakan yang berhubungan dengan konsep dan ide serta elemen-elemen terkait. Improvisasi adalah menopang perumpamaan dan mengembangkan ide-ide gerakan dengan bermacam-macam cara Seleksi (Forming) adalah membentuk, menyusun, komposisi sebagai kebutuhan untuk membentuk sesuatu yang telah ditentukan dalam

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

303

eksplorasi, improvisasi. Pada seleksi merupakan proses pemilihan dan penyatuan kontrol dan dorongan imajinatif. Proses kreatif ini sama dengan pengalaman koreografi yang telah dijelaskan pada uraian terdahulu di bagian depan. H. KEUNIKAN IDE Ide berkaitan dengan tema yang akan diungkapkan menjadi pesan atau makna tari berupa penerjemahan kehendak koreografer. Tema tari merupakan ide yang diambil berdasarkan pengalaman hidup, musik, drama, legenda, sejarah, psikologi, literatur, upacara, agama, folklor, kondisi-kondisi sosial, fantasi dan hasrat tertentu. Karya tari ada yang mengambil gagasan berdasarkan sumbersumber kehidupan primitif yang berkaitan dengan alam. Keunikan dalam ide harus memperhatikan : 1) nilainya, 2) dapatkah ditarikan, 3) kesan bagi penonton, 4) unsur pendukung dari penyusunan karya tari termasuk penari, 5) kemungkinankemungkinan praktis yang berhubungan dengan ruang tari (stage), lighting, kostum, musik, dan sebagainya. Selain itu keunikan ide dapat dilihat dari unsur gerak yang terdiri dari : Gerak Murni Gerak murni adalah gerak tidak wantah. Gerak sematamata untuk mendapatkan bentuk artistiknya saja. Gerak Maknawi Gerak maknawi adalah gerak tari yang diungkapkan memiliki maksud di samping keindahan geraknya. Gerak Asimetris Gerak yang tidak memiliki keseimbangan/sebangun, baik ruang maupun desainnya. Gerak Simetris Gerak sebangun. Gerakan berada pada ruang dan desainnya. Keunikan ide dikembangkan berdasarkan pengekspresian diri. Ekspresi gerakan mampu memunculkan dapat memiliki keunikan, yang tidak dimiliki orang lain atau tarian lainnya. Keunikan tersebut dapat dilihat dari :

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

304

1.

Dasar Pijakan

Bentuk tari terkait dasar pijakan. Ini sebagai sumber pengayaan penciptaan. Pijakan Tradisi Tari tradisional adalah tari yang lahir, tumbuh, berkembang dalam suatu masyarakat yang kemudian diturunkan atau diwariskan secara terus menerus dari generasi ke generasi. Tarian tradisional diakui oleh masyarakat pendukungnya. Bentuk tari tradisional merupakan bahan untuk dipikirkan, diolah dan digarap, sehingga melahirkan bentuk-bentuk baru. Bentuk tari tradisional digarap berdasarkan pijakan tradisi yang berkembang di sekitar wilayah tarian.asal. sehingga akan menghasilkan bentuk tari yang baru setelah melalui proses pengkomposisian. 2. Pijakan Gaya Keseluruhan yang dijadikan dasar bagi orang untuk menandai identitas mereka terdiri dari sesuatu yang disebut dengan gaya (style). Gaya dalam tari tersusun dari simbolsimbol, bentuk-bentuk dan orientasi-orientasi nilai yang mendasarnya. Pijakan gaya terkadang digunakan sebagai pijakan dalam menggarap suatu bentuk tari. 2.1 Spesifikasi Spesifikasi dalam tari memunyai batasan lebih kepada sesuatu yang khusus/unik yang tidak dimiliki daerah lain dan atau orang lain. Spesifikasi Gerak Tradisi Pada tari tradisi terungkap ciri-ciri tertentu khas daerah yang bersangkutan yang berbeda dengan daerah lainnya. Spesifikasi Gaya Umumnya suatu tarian dibentuk melalui pilihan-pilihan kreatif untuk memperagakan gaya-gaya tertentu, bahkan dalam prosesnya terkadang menambahkan atau membuang beberapa sehingga mengubah suatu gaya dan membentuk gaya yang baru Di bawah ini merupakan skema pengembangan keunikan gagasan yang awalnya hanya dimulai dari anggota tubuh, namun apabila dipraktikkan hasilnya merupakan keunikan gerak yang terdapat dalam tari Zapin. Tubuh dikembangkan menjadi bagian gerak badan (antara lain dalam bentuk gerak membungkuk-berdiri tegap-

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

305

doyong), bagian kepala (dikembangkan gerak mengangkat dagumenggeleng-menagguk-mendongak), bagian kaki (dikembangkan gerak jinjit-berjalan-berlari-bersimpuh), bagian tangan (dikembangkan gerak mengepal-menangkis). Selanjutnya dikombinasikan antara gerak badan (membungkuk) kepala (mengangkat dagu) tangan (mengepal) kaki (berjinjit). Apabila dilakukan berulang-ulang dengan hitungan bervariasi, maka akan terbentuk ragam gerak seperti tari Zapin. Dari imajinasi ini kemudian ditarik suatu tema yaitu langkah Zapin Keunikan gagasan yang dapat diambil sebagai tema dari karya-karya tari di Nusantara dapat diangkat : o Tema lingkungan dan alam sekitar, seperti gerak-gerak angin bertiup, pohon bergoyang, air yang mengalir di sungai, berkaiatan dengan perburuan, mata pencaharian (nelayan, peranian, dsb) o Tema logika matematika, seperti gerak tangan yang membentuk bermacam-macam sudut, komposisi kelompok dengan permainan jumlah penari atau menggunakan pola soal cerita matematika. Tema kehidupan sehari-hari, seperti bermain peran, jenis permainan anak yang biasa dilakukan (dolanan), dsb. Tema dengan menggunakan property, di mana property dapat sebagai pendukung tari untuk mengekspresikan gerak, seperti bermain tali/pita, kentongan, tempurung, payung, topeng, dsb.

o o

Keunikan gagasan dalam tari dapat pula dikembangan melalui model integrasi atau model keterpaduan yang merupakan hasil adaptasi dari karya Forgoty (1991), model ini bersifat antar mata pelajaran dan tumpang tindih (over laping). Model ini memadukan lintas beberap mata pelajaran, penggabungannya melalui pengaturan prioritas yang ada dalam kurikulum dan lintasan yang terjadi diantara prioritas tersebut yang mencakup konsep-konsep atau tema, keterampilan-keterampilan yang perlu dikembangkan. Karakteristik model integrasi 1) pendekatan lintas disiplin ilmu (memadukan mata pelajaran) yang berbeda bidang ilmunya, 2) pusat minat dari konsep yang tumpang tindih antar mata pelajaran dari beberapa bidang kajian, 3) kegiatan perencanaannya diawali dengan telaah kurikulum untuk melihat adanya tumpang tindih konsep, 4) konsep yang tumpang tindih diangkat menjadi focus belajar (Forgoty,1991).

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

306

Penggunaan model integrasi secara tepat dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun bagan sebagai cara pemahaman utuh adanya keterpaduan dan untuk penggalian informasi, selanjutnya guru merancang bagan model integrasi tersebut seperti pengembangan bentuk web seperti yang telah digambarkan di atas.

I. TEKNIK DALAM SENI TARI Teknik dalam seni tari berkaitan dengan keterampilan melakukan teknik gerak dan penguasaan gaya atau style. Gaya (style) itu sendiri tersusun dari simbol-simbol, bentuk-bentuk (form) dan orientasi-orientasi nilai yang mendasarinya, sehingga gaya menandai identitas dan keseluruhan ciri yang kompleks yang dijadikan dasar bagi seseorang (Royce, 1975:54). Teknik gaya tradisional berhubungan dengan gerak individu yang dapat diungkapkan dalam gaya menari bagi masing-masing penari.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

307

Sebagai contoh berikut ini uraian teknik gerak dan gaya tari tradisional dari beberapa daerah. Tari Daerah Indonesia Melayu Teknik Gerak Kaki Jalan melenggang Langkah kembang Langkah bersilang Langkah menjunjung Langkah biasa Step di tempat Round kecil Round Langkah maju Langkah mundur Langkah Panjang Pitungguah Pajak Baro Titi Batang Rentak Cepu Jingke Gejug Teknik Gerak tangan Tangan melenting Menabur bunga Teknik Gerak Kepala Tegak lurus ke depan Kepala mengikuti gerak tangan Teknik gerak badan

Minang

Betawi

Sembah Tapuak siku teteh Saleko ketek Jinjing Bantai Batanam Jewer Seliyer Jimpit jeriji Kepret Ukel Kewer Sembada Baplang Lontang Kepret soder Seblak sonder Tumpang tali

Kepala mengikuti gerak tangan

Break-breok Nglumet lele

Gitek Goyang panggul Goyang nglume Ajeg Obah taktak Galiyer

Sunda

Rengkuh Adeg-adeg kembar Masekon Sasag Tindak Mincid

Gilek Godeg Godeg oray meuntas

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

308

Keupat Geser Jawa

Bali

Jiwir soder Capit soder Nyawang Kebyok Srisig Seblak Madal pang Kipat tekukan Kengser Ukel Mancat tanggung Lumaksana mager timun Ukel wetan Lembeyan Enjer Ngembat Minger Ulap-ulap Gejug Tapak sirang Ngeseh Ngombak pada ngangkel Ngeed Ngombak Agem rangkep Ngumbang Agem kanan Mipil/Mapal Agem kiri Ngider Jerijing

Pacak gulu Noleh Nyoklek pajeg Tatapan

Ngeleyek Degeg Ogek lambung Ngglebok

Nyeledet Melek/Dedeli ng

Tabel 4.2 Hubungan Tari dan Gerak

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

309

Teknik gerak tari di atas merupakan contoh beberapa ragam gerak pada tari tradisi daerah Melayu, Minang, Betawi, Jawa, Sunda, dan Bali. Kalian dapat melakukannya dengan bantuan guru dan temanmu yang mengenal gerak-gerak tersebut. Pengamatan karya tari membutuhkan kesiapan fisik, psikis dan intelektual. Fisik berkaitan dengan kemampuan mata dan telinga menangkap objek karya. Psikis adalah kesiapan batin seseorang di dalam pengamatan adakah dalam keadaan tertekan atau santai. Intelektual berkaiatan dengan kesiapan pengetahuan yang berkaitan dengan objek yang diamati. Ketiga hal ini sangat diperlukan karena akan terkait dengan hasil suatu pengamatan. Dengan kesiapan tiga hal tersebut diharapkan dapat memperkecil kekeliruan di dalam memberikan tanggapan. Hal perlu dipahami di dalam mengamati karya tari adalah adanya faktor subjektif dan objektif. Di dalam pengamatan ada hal-hal yang perlu dicermati dari benda (karya tari). Hal ini bertolak dari pengeratian bahwa yang menjadikan benda itu indah adalah karena adanya sifat yang melekat pada benda indah, dan tidak terkait dengan orang yang mengamati. Selain itu juga dikatakan bahwa munculnya keindahan itu karena adanya tanggapan perasaan dari pengamat. Ke dua hal ini menjadi signifikan bagi hasil pengamatan karya tari apabila menjadi satu kesatuan. Jadi keindahan itu ada karena proses hubungan antara benda (karya tari) dan alam pikiran orang yang mengamati. Di dalam pengamatan, kemampuan visual akan membuahkan persepsi yang berbeda-beda. Kemampuan kognitif (intelektual) juga berpengaruh terhadap persepsi imajinasi demikian juga psikis. Ketiga hal ini akan menetukan subjektivitas dan objektivitas pengamat di dalam mencermati karya tari. Pengamatan tidak hanya mengandalkan kemampuan optik saja tetapi juga keluasan pengetahuan intelektual dan estetis yang dimiliki seseorang dan dalam keadaan yang bagaimana kejiwaan seseorang. Apabila pengamatan karya tari didominasi oleh salah satu aspek saja maka hasil analisis menjadi subjektif. Oleh karena itu pengamatan yang baik diperlukan kesiapan fisik, psikis dan intelektual yang berjalan bersama-sama. Dengan kata lain mengamati karya tari dibutuhkan bekal pengalaman estetis dan pengalaman intelektual. Pengalaman estetis atau pengalaman apresiasi dapat diperoleh melalui kesinambungan di dalam melihat pementasan karya tari, belajar menari. Sedangkan pengalaman intelektual akan terasah melalui kegiatan membaca dan diskusi.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

310

RANGKUMAN Pengamatan karya tari membutuhkan kesiapan fisik, psikis dan inteletual Teori subjektivitas dan objektivitas mendasari di dalam pengamatan karya seni Pengalaman apresiasi dan pengalaman intelektual merupakan faktor mendasar dalam proses penghargaan karya tari.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

311

J. KOREOGRAFI 1. Pengertian Koreografi Koreografi adalah pengetahuan penyusunan tari atau mengkomposisikan bagian-bagian gerak dan disain komposisi yang saling berhubungan antara elemen komposisi tari, keindahan dalam gerak dan teknik konstruksi menjadi satu kesatuan yang utuh. Dalam rangka penyajian, koreografi dipresentasikan dalam bentuk seni pertunjukan. Secara harafiah, koreografi terdiri dari dua suku kata yakni Choreo berarti menata dan Grafien berarti gambar. Makna yang utuh bahwa koreografi merupakan proses kerja kreatif yang pada khususnya dalam rangka menyusun atau menata tarian. Sehubungan banyak referensi yang dapat digunakan sebagai pijakan dalam menyusun atau menata tari, penulis dalam hal ini menguatkan bahwa prosedur koreografi secara filosofis dapat dilakukan secara tunggal dan kelompok sesuai yang sering kali ditetapkan untuk suatu koreografi. Berkenaan dengan koreografi kelompok, proses mempertimbangkan syarat-syarat pokok harus ditetapkan. Beberapa dekade yang telah dilewati, pendidikan tari telah mengenal koreografi kelompok. Berdasar referensi yang ada dalam pendidikan seni tari banyak yang menggunakan buku yang ditawarkan adalah tentang Dance Composation and Production(Elizabeth R Hayes: 1978) dan Dance Composation: A Practical Guide for Teachers (Jacquilene M Smith: 1989). Seperti telah disinggung di depan, Bagaimana menyusun atau menata tarian dari banyak penari menjadi kesatuan bentuk yang berarti merupakan proses penyeleksian dan pembentukan gerak menjadi wujud tarian. Pengembangan aspek-aspek gerak, ruang dan waktu dimatangkan melalui konkritisasi atau proses pembentukan konsep dan ide garapan. Proses koreografi akan menjadi rumit karena dalam finalisasi terkait dengan banyak pihak seperti penari, pemusik, dan orang dibalik garapan seperti penata lampu, penata panggung, penata musik dan unsur yang terkait dalam proses koreografi tersebut dipentaskan. Aktivitas menyusun atau menata tarian berhubungan dengan proses kreatif yang akan ditempuh oleh koreografer. Secara umum proses koreografi yang implementasinya dikembangkan melalui proses kreatif dilakukan secara terstruktur terdiri dari eksplorasi, improvisasi, dan Seleksi atau Forming.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

312

Bagi seseorang yang akan melakukan proses kreatif dalam upaya menyusun tarian, tahap awalnya adalah melakukan penjajagan terhadap konsep dan ide dasar untuk garapan. Tidak dapat dipungkiri bahwa konsep dan ide dasar garapan merupakan jantung dari proses kreatif dalam menyusun atau menata tari. Atau dengan perkataan lain dapat dikaji bahwa konsep dan ide garapan merupakan inti proses koreografi. Tugas utama fasilitator atau pembimbing koreografi bagi siswa didik atau mahasiswa memberikan pengalaman belajar dengan cara memberi motivasi dan bimbingan melalui berbagai macam tingkatan perkembangan. Tingkat perkembangan dimaksud dapat melalui cara mendengar, melihat beberapa bentuk pola garapan tari yaitu tari Tradisional dan tari Nontradisional. Berdasarkan pengalaman stimulus tingkatan perkembangan yang ada selanjutnya dijadikan orientasi garapan dan memunculkan ide sehingga gambaran konsep (hasil pengalaman masa lalu, pengalaman yang ada, ide kreatif) ke dalamannya dikaji secara benar sehingga maksud tari yang dibuat jelas dan konstruktif. Selanjutnya, berdasarkan pemetaan konsep dan ide garapan yang sudah dimatangkan disinkronisasikan ke dalam pemetaan lanjut dengan cara memperhatikan beberapa hal di bawah ini adalah sebagai berikut: Gagasan dasar dan latar belakang/tema tari sehingga tujuan yang digarap jelas. Mengerti tentang keadaan, kebutuhan, penonton/lapangan kerja, Gagasan dibuat artistik, orisionalitas, terutama dapat menimbulkan tanggapan emosional dan membangkitkan rasa, Mempertimbangkan isi gerak, ruang, waktu, tenaga dan elemen komposisi Mempertimbangkan pola garapan sebagai seni pertunjukan, Mempertimbangkan koreografi Tunggal atau Kelompok, Pada kegiatan proses penciptaan tari materi proses penciptaan menitik beratkan pada aspek penemuan-penemuan gerak dan merangkaikan gerak. Proses kreatif menyusun gerakan dapat diuraian adalah sebagai berikut improvisasi, eksplorasi dan forming (komposisi).

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

313

1.1 Eksplorasi Proses eksplorasi adalah mengelaborasi ide ke dalam gagasan penemuan gerak. Proses ini sangat berguna bagi seseorang yang akan menempuh pengalaman tari. Pengerahan berpikir imajinasi dilakukan dengan cara eksplorasi (penjajagan), berarti Anda termasuk berpikir, berimajinasi untuk merasakan dan merespons. Eksplorasi diarahkan untuk mengungkap kemampuan dan kreativitas yang dimiliki masing-masing. Pencapaian tujuan yang diharapkan adalah wujud hasil belajar eksplorasi gerak, kemudian jelaskan dan ditafsirkan atau diinterpretasikan sesuai daya tangkap pikiran. Pernyataan hasil gagasan dalam bentuk gerkan d lakukan dalam bentuk ulangan gerak yang dipertunjukan kepada pembimbing eksplorasi, atau representasi hasil temuan dijelaskan berdasarkan hasil temuan yang diperoleh. Ilustrasi: misal mengekspresikan tentang ide gerakan takut, gerakan yang dilakukan dengan volume gerak yang sempit, tertutup, membayangkan ketakutan diri, dan mengekspresikan ketakutan yang dialami. 1.2 Improvisasi Improvisasi proses peningkatan pengembangan kreatif. Aktivitas gerak yang dihasilkan pada saat improvisasi adalah mencari kemungkinan gerak sebanyak-banyaknya. Prosedur bergerak spontanitas. Improvisasi memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi yang bersangkutan untuk berimajinasi, menciptakan ilusi gerak dan merepresentasikan gerakan hasil eksplorasi. Improvisasi menjadi tumpuan pengalaman pengembangan gerak, menerjemahkan tafsir gerak, dan memperoleh teknik prosedur gerak yang lebih representatif atau menemukan teknik gerak sesuai prosedur gerak yang tidak menimbulkan efek kesulitan gerak. Hasil penemuan gerak atau ide menjadi suatu kepuasan tersendiri. Masalah teknik dan alur gerak biasanya sudah dapat distimulsi pada kegiatan improvisasi. Di samping itu, apabila pada kesempatan ini baru digunakan sebagai proses penemuan gerak, pada kesempatan ini harus memperoleh gerakan yang sudah dapat dikembangkan sebanyak mungkin, atau diarahkan pada

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

314

motif dan frase gerak yang terstruktur sesuai alur gerak yang tidak mengganggu teknik gerak. Secara umum dapat dijelaskan bahwa tujuan improvisasi adalah meningkatkan motivasi dan memberikan pengalaman aktivitas yang diarahkan secara mandiri atau sendiri. Improvisasi mendorong ingatan-ingatan pengalaman imajinasi,menyampaikan kesan-kesan, dan merespons imajinasi baru dan mengembangkan ide-ide gerak. Di samping itu improvisasi mengembangkan pengalamanpengalaman eksplorasi dan respons imajinasi. Improvisasi dengan dibantu eksplorasi mampu melahirkan kesadarn baru melakukan gerakan sesuai aalur gerak, mengendalikan teknik gerak, serta melakukan penemuan dan pengembangan ide dan imajinasi untuk dapat menemukan gerak pribadi masing-masing. 1.3 Forming (Pembentukan) Membuat komposisi berarti kalian menata bagian-bagian yang saling berhubungan menjadi bentuk kesatuan yang utuh. Kemampuan dalam merangkai gerak tari ke dalam satu komposisi tidak dapat dipisahkan dengan kreativitas yan melalui tahapan seperti improvisasi dan eksplorasi, yang kemudian dipadukan dengan unsur-unsur yang terkait dengan pengetahuan tari dan artistic srta tingkah laku kreativitas maupun perkembangannya dan mempunyai tujuan Menyusun atau mengkomposisi tari, memerlukan penekanan unsur tari dengan desain, irama, motivasi, ide. Dengan demikian unsur materi komposisi perlu dihayati dan dimengerti, metode penyusunan dan pengkombinasian berbagai unsur harus dipelajari dan dipraktekan Sebagaimana yang sering dijabarkan bahwa materi dasar tari adalah gerak, maka belajar menari adalah belajar menguasai keterampilan psikomotorik dengan mengaitkan serta mengkoordinasikan gerakan-gerakan dari anggota tubuh. Dengan demikian pembelajaran gerak tari harus disesuaikan dengan kemampuan motorik siswa, yang bergantung pada kematangan otot. Dengan adanya belajar kegiatan menari seperti contohcontoh di atas, diperlukan kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir menyangkut sikap dan perasaan seseorang. Namun kreativitas dalam sikap seseorang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), orisinalitas berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

315

Memperkaya, memperinci) suatu gagasan. Dengan demikian orang kreatif ialah orang yang menggunakan imajiansinya untuk memecahkan persoalan. Berarti, Anda maupun siswa yang belajar tari dapat mengungkapkan gerak melalui gerak pribadi dan mengembangkan melalui potensi kreatif yang dapat menemukan gerak orisinalitas. Materi ini merupakan wadah siswa untuk mengembangkan perasaan keindahan, belajar untuk menarikan suatu tarian melalui gerak pribadinya dalam membina kreativitas dan menciptakan sesuatu yang indah. Selanjutnya, kegiatan ini mempunyai tujuan apresiasi agar siswa dapat menghargai nilainilai yang terkandung di dalam seni tari. 1.4 Proses, Produk dan Kepribadian Proses Proses: Kemampuan berpikir kreatif, analitis, imajinatif dan dapat mempertimbangkan kondisi yang ada sesuai dengan materi gagasan, dan ide. Proses membuat Karya Seni (Menata) Interprestasi ide harus dimengerti Dapat diterjemahkan dalambentuk seni secara sibolis Jenis senni drama, musik, tari rupa dengan bentuk kontemporer abstrak, jazz, balet dan daerah setempat Harus merencanakan untuk menggelar ide, kualitas, dan waktu Membuat rencana agar jumlah peserta ang terlibat dengan kegiatan seni dan keterkaitan dengan ide harus dapat disajikan posisi, group Memilah dan menyatukan ide dengan membuat bentuk Mencari bentuk yang sesuai dengan waktu yang sama, ruang hubungan antara konfigurasi Mengerti bentuk normal, pengulangan, mengolah estetika Membuat tahap-tahap elemen komposisi seni Menampilkan dalam bentuk pergelaran atau pameran Melihat aturan penonton, mencatat rencana dan hasil

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

316

Produk Produk : Kemampuan mencipta yang baru, menggabungkan hal-hal yang baru atau keterampilan kreatif untuk menggabungkan materi-materi yang telah ada dan lainnya. Keterampilan mengekspresikan gerak Kemampuan mengembangkan ragam gerak melalui media ungkap yang telah ditentukan Kemampuan membuat komposisi yang bervariasi Keterampilan untuk membuat seni dan mengungkapkan kreatifitas gerak dan terdapat pada ketentuan-ketentuan dari unsur yang terkait, seperti wiraga, wirama maupun unsurunsur tari obyek tari yang direspon

Karya Seni/Penampilan Bentuk Seni Memerlukan bentuk fisik kombinasi dengan unsur seni dan kemampuan teknik Diperlukan koordinasi khusus, ketepatan, kelancaran, kontrol, keseimbangan dengan ketenangan dan penuh kepercayaan Konsentrasi pada penampilan dengan ekspresi melalui variasi,unsur seni, estetika, dan dinamika Menampilkan tarian dan bagian seni pengertian kualitas formal Menampilkan tema dengan ekspresi seni Melatih dan mencoba ekspresi bentuk seni dengan unsur komposisi seni Membutuhkan kualitas penampilan yang difokuskan dalam mengekspresikan dengan arti Memusatkan garis, pola desain ke bentuk komposisi Memperlihatkan kejelasan dan kesatuan bentuk Kepribadian : Menyangkut kebebasan berpikir dan bertindak, menyukai kegiatan dan lainnya Dari tiga aspek tersebut, khususnya yang dapat dilihat langsung dapat dievaluasi dan yang berkaitan dengan kemampuan kreatif dalam seni tari, yaitu : Kemampuan berpikir lancar, yaitu berkaitan dengan pengembangan gerak dalam berimprovisasi Berpikir lentur, berkaitan dengan pengembangan gerak dalam bereksplorasi Berpikir unik, berkaitan dengan penemuan-penemuan gerak orisinal

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

317

Berpikir elaborasi berkaitan era dengan mengembangkan gerak dari gerak yang pernah dilihat dan direncanakan Berpikir tinggi, berkaitan dengan berpikir analitis logis dan dapat diterima, dilihat oleh orang lain.

K. TARI PENDIDIKAN Koreografi tari Pendidikan adalah pengetahuan penyusunan tari atau mengkomposisikan bagian-bagian gerak dan disain komposisi yang saling berhubungan menjadi satu kesatuan yang utuh. Dalam pengembangan pendidikan, proses kreatif merupakan pengembangan proses kreatativitas yang pengembangannya memberikan tantangan dan percaya diri untuk peningkatkan, kemampuan dan keterampilan, aktivitas peserta didik agar dapat mengungkapkan ciri gerak pribadi. Koreografi tari Pendidikan penyusunan gerak dipresentasikan dalam bentuk ungkapan ekspresi peserta didik. Bentuk koreografi merupakan pengalaman gerak yang menampilkan dominasi gerak ciri pribadi. Oleh sebab itu, kemampuan membuat kombinasi gerak, model ungkapan ekspresi, dan informasi pengalaman estetik peserta didik dituangkan lebih merupakan representasi dari pengalaman gerak pribadi. Dengan demikian hasil evaluasinya lebih meletakdasarkan kepada unsur proses lebih ditekankan dari pada bentuk. Tari pendidikan dapat dikembangkan berdasarkan tematik. Akumulasi penerapan dan strategi pengembangnya secara konseptual dapat dijelaskan sebagai berikut:

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

318

BAGAIMANA CARA MENGEMBANGKAN PETA KONSEP BERDASARKAN TEMA TERTENTU

Benda-benda di sekitar yang dapat dimanfaatkan

Cita-cita atau tujuan hidup

konsep Ide Alam Sekitar Hewan dan Tumbuhan LIngkungan Keluarga

Ilmu Pengetahuan yang dimanfaatkan

Bimbingan guru

Bagan 4.3 Peta Konsep Ide Alam Sekitar

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

319

Kondisi ulang tahun yang identik meriah riang gembira ULANG TAHUN Kado special ulang tahun

Pernik Ulang tahun

Acara yang khusus buat ulang tahun

Benda-benda yang hubungan dengan ulang tahun Terompet

Balon

Ide dikembangkan di sini

Kembang Api

Permen

Bagan 4.4 Ide Ulang Tahun menjadi Topik

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

320

Keragaman Pengalaman Estetik

IDE

CERITERA

PENGALAMAN HIDUP DIRI

EPOS

Gerakan unik Kegiatan unik Acara unik Pemanfaatan benda-benda unik (khusus ultah) Pengalaman hidup yang khusus Pengalaman keseharian yang lucu Pengalaman berkomunitas yang menjadi idola Segala sesuatu yang dapat merangsang ide baru Bagaimana anak mengungkapkan Melalui bimbingan Melalui pengalaman gerak pribadi Melalui motif-motif ceritera yang disampaikan dengan dipancing pertanyaan yang mampu

Bagan 4.5 Keragaman Pengalaman Estetis ANAK

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

321

Di sisi lain Laban seorang pakar anatomi dan tari pendidikan menyatakan bahwa secara konseptual laban membagi ruang ke dalam ruang pribadi dan ruang umum. Ruang pribadi adalah ruang yang langsung bersentuhan dengan tubuh si penari atau (Stationari Movement). Batas imajinasi ruang geraknya adalah sebatas jangkauan gerakan yang dapat dikrembangkan oleh penari. Jangkauan gerak tangan dan kakinya dilakukan dalam posisi di tempat. sedangkan ruang umum adalah ruangan di luar tubuh penari. Jangkauan gerak dapat ditempuh melalui perpindahan tempat asal ke tempat lain (Laban, 1992:85). Gerak terkecil atau paling pendek disebut motif. Motifmotif gerak selanjutnya apabila dirangkaikan membentuk frase gerak. Gerak Tari pada hakikatnya secara harafiah merupakan rangkaian motif-frase yang membentuk kalimat gerak. Rudolf Laban adalah pencetus educational dance atau yang dikenal juga dengan tari pendidikan (educational dance), tari kreatif (creative dance) dan tari ekspresif (expressive dance) yaitu suatu model pembelajaran tari di sekolah umum yang menekankan kepada kebebasan berekspresi gerak pribadi siswa yang berasal dari gerak keseharian saperti berjalan, berlari dan sebagainya dengan metode kreatif. Karena menekankan kepada kreativitas peserta didik melalui kebebasan berekspresi gerak dalam pembelajarannya, maka tari pendidikan yang dicetuskan Rudolf Laban itu disebut juga tari kreatif, tari ekspresif atau creative movement (gerak kreasi). Di dalam bukunya yang berjudul Modern Educational Dance, Laban (1976) menuangkan pemikirannya mengenai pendekatan untuk pembelajaran tarii di sekolah umum, sebagai berikut : in school, where art education is fostered, it is not atisitc perfection or the creation and performance of sensational dances which is aimed at, but the beneficial effect of the creative activity of dancing upon the personality of pupil. Melalui pernyataan Laban tersebut di atas dapat diuraikan bahwa tari pendidikan menekankan kepada pembelajaran kreatif namun tidak berorientasi kepada hasil akhir yang berupa pertunjukan yang megah atau pertunjukan yang mengandung nilai-nilai seni yang tinggi, sebagaimana misalnya tarian yang diciptakan oleh seorang koreografer. Dalam hal ini Laban menyatakan bahwa sumbangan positif dari aktivitas tari kreatif hendaknya lebih ditekankan kepada perkembangan kepribadian siswa. Setiap orang mempunyai dorongan alamiah untuk menampilkan gerak-gerak tertentu yang tanpa disadari

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

322

menampilkan gerakan seperti tarian, oleh karenanya Laban merumuskan tugas yang harus dilakukan oleh seorang guru tari, pertama membimbing siswa untuk menumbuhkan spontanitas gerak dan kedua membimbing siswa belajar memahami prinsipprinsip untuk melakukan atau menguasai geraknya. Mengenai spontanitas gerak, Ulmann (dalam Laban, 1976) menjelaskan bahwa melalui gerak tubuh siswa dapat belajar berekspresi diri untuk menghubungkan hal-hal yang batiniah sifatnya, yang berada dalam dirinya, kepada dunia luar. Selain itu melalui kesan yang diterimanya dari luar dirinya, siswa belajar untuk bereaksi secara spontan mengungkapkan apa yang ada di dalam pikiran dan perasaannya. Ini berarti siswa belajar untuk mengekspresikan kehadiran energi kehidupan melalui gerka tarinya. Melalui penekanan ekspresi individu pada pembelajaran tari pendidikan berarti bahwa siswa dibina untuk memperoleh peluang yang besar dalam mengembangkan keunikan dirinya melalui ekspresi gerak pribadinya yang berbeda antara seorang siswa dengan siswa lainnya. Gerak manusia merupakan ide dasar dari tumbuhnya tari pendidikan, gerak tersebut adalah gerak keseharian atau gerak yang universal yang dimiliki manusia seperti berjalan, berputar, melompat, dll. Jenis gerak ini dikenal sebagai gerak dasar (basic movement). Gerak terkait dengan factor ruang, tenaga, waktu dan aliran geraknya, sedangkan usaha (effort) merupakan energi yang menggerakannya. Hal ini merupakan pengetahuan yang perlu diserap oleh siswa untuk memperoleh manfaat dari belajar menari secara kreatif. Selanjutnya Laban menekankan dalam tari pendidikan digabungkan antara pengetahuan gerak dan kemampuan kreatif yang dinyatakan sebagai tujuan yang penting dalam pendidikan. Mendukung uraian Laban tersebut, tari sebagaimana juga kesenian lainnya merupakan pengetahuan yang bermanfaat, namun siswa dengan bimbingan guru harus membiasakan dirinya untuk belajar dan berlatih memperagakan ritme dan bentuknya dengan jelas untuk dapat menyerap manfaat dari tari pendidikan tersebut. Sebagai contoh guru memberikan rangsang gerak keseharian seperti berjalan, berputar, melompat dls, kemudian dari gerak yang dilakukan tersebut diberi irama, ritme gerak, dinamika, pengulangan hitungan gerak, sehingga secara tidak langsung gerak keseharian tersebut menjadi suatu bentuk tari kreatif yang menarik gerak pribadi siswa.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

323

Dari penjelasan Laban serta dari contoh di atas dapat diketahui bahwa dalam tari pendidikan terdapat tahapan belajar menari, pertama-tama bagi siswa yang baru belajar menari dengan metode kreatif, ditekankan pembelajaran untuk menumbuhkan kemampuan berekspresi diri melalui gerak tarinya secara spontan dan bebas. Pada tahapan berikutnya siswa belajar untuk menguasai prinsip atau aturan geraknya. Dalam hal ini mempelajari unsur-unsur gerak merupakan hal yang penting dalam pembelajaran tari dengan metode kreatif. Berikutnya Laban menjelaskan tugas selanjutnya dalam mengembangkan tari pendidikan, yaitu menumbuhkan ekspresi artistik siswa melali pembelajaran tari dengan metode kreatif. Sehubungan dengan terdapat dua tujuan penting yang harus dicapai sebagaimana diuraikan di bawah ini : One is to aid the creative expression of children by producting dances appropriate to their grifts and to the stage of their development. The other is to foster the capacity for taking part in the higher emit of communal dances produced by the teacher. Dari kutipan tersebut dapat diartikan bahwa tujuan yang pertama adalah membimbing siswa untuk dapat berekspresi kreatif guna menghasilkan tariannya sendiri yang sesuai dengan kemampuan dan tahapan perkembangannya, sebagai produk kreatif siswa. Tujuan yang ke dua adalah membimbing siswa untuk dapat ikut serta dalam pertunjukan komunitas sekolah yang diproduksi oleh guru. Dengan demikian pembelajaran tari dengan metode kreatif yang dicetuskan oleh Laban tidak hanya mendorong siswa berekspresi bebas tanpa ada bentuk akhirnya, tetapi mempersyaratkan siswa juga untuk membuat suatu hasil akhir sebagai produk kreatifnya, yang sesuai dengan perkembangan dan kemampuan siswa. Begitu pula dengan Burton (dalam Kraus, dkk, 1977) memaparkan penerapan movement education dalam pendidikan jasmani merupakan pelajaran terpadu yang kontribusinya berupa pengembangan respons gerakan yang efektif, efesien dan ekspresif dalam diri siswa untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan yang dikomunikasikannya kepada orang lain. Pembelajaran ini menekankan pada kesadaran tubuh dan diri siswa, penguasaan keterampilan gerak dan pendekatannya berpusat pada siswa untuk mengembangkan diri siswa sebagai individu yang spontan, kreatif dan mampu belajar untuk menemukan sendiri (self-discovery).

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

324

Buatlah satu bentuk tari kreatif hasil pengembangan gerak pribadi anak dengan menggunakan media tertentu (misalnya payung, sapu, kursi, dsb). Kembangkan dengan berbagai level, arah hadap dan variasi hitungan. Amati hasil pengembangan gerak peserta didik tersebut, kemudian beri ulasan berdasarkan tahapan apresiasi yang telah dipelajari pada kegiatan Belajar I, maka akan didapatkan satu materi ajar pembelajaran tari yang komprehensif. Produksi dalam tahapan akhir apresiasi dapat dihasilkan dari proses kreatif tari pendidikan. Pada pebelajaran ini penyampaian materi lebih kepada memberikan atau mendorong motivasi peserta didik terhadap munculnya sifat-sifat kreatif. Rasa ingin tahu dapat menjadi motivasi utama untuk mendorong peserta didik dalam proses menjadi kreatif. Para guru perlu memberikan keragaman pengalaman melalui eksplorasi dan melakukan sesuatu terhadap hal tersebut. Hasrat untuk mencintai dan menghargai (penghargaan) juga merupakan pendorong motivasi peserta didik dalam proses kreatif. Apabila seorang guru hanya memberikan persetujuan tentang apa yang baik menurut standar guru sendiri, maka hal ini akan membatasi kreativitas sebagai individu yang memiliki hak untuk berkembang (Fraser,1991:21). Saling menghargai pendapat antar teman, menerima materi gerak yang diberikan antar teman, mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan berkomunikasi, di samping mengembangkan aspek multidimensional, multilingual dan multikultural. Yang utama adalah mengembangkan bakat dan kreativitas. Terjadi interaksi antar dan inter personal. Materi pembelajaran kreatif untuk mengembangkan kemampuan dasar manusia yaitu 1) kemampuan fisik, perceptual, pikir, emosional, kreativitas, sosial dan estetika, sehingga diharapkan memiliki akan tercapai pendidikan yang bersifat multidimensional, 2) kemampuan komunikasi ide/gagasan, pendapat, pengalaman, pemecahan persoalan, perasaan melalui bahasa tari (pendidikan bersifat multilingual) dan 3) sikap berbudaya sehingga diharapkan menjadi bangsa yang beradab, melalui kepekaan penghayatan yang tinggi, saling menghormati dan menjaga akan keragaman budaya sendiri dan budaya asing (multikultural).

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

325

L. Bentuk Pembelajaran Tari Rekreasi


Repreduktif atau Rekreasi yang digunakan adalah metode imitatif, latihan/ drill/pengulangan. Dengan latihan dan pengukangan diperlukan dan peserta didik dapat mengekspresikan dan mengingat ungkapan gerak yang sudah diperoleh. Siswa akan belajar membedakan hasil yang diperoleh, dilihat dengan meningkatkan ketelitian, kecermatan dan kepekaan dari kualitas karya seniman, hasil ciptaan sendiri, bentuk karya seni tradisi yangt elah ada, dari penampilan langsung dalam belajar bagaimana mendapatkan deskripsi, interpretasi dan evaluasi, dimana siswa akan mempersiapkan seni, dilihat dari bentuk seni gaya ekspresi, teknik dan hasil. Dengan belajar meniru (pendekatan imitatif) Dalam rekreasi lebih lanjut siswa akan belajar mendapatkan sumber informasi dan ciri-ciri secara rinci baik itu tentang gerak, latar belakang, proses seni ataupun hasil karya seni perkembangan dan sejarah seni juga kebutuhan penampilan seni. Melihat Bentuk Seni Rekreasi/Rekreasi Mengobservasi, menjabarkan, menganalisa dan mengevaluasi seluruh aspek yang menyangkut kreasi dan penampilan. Seperti siswa pribadi maupun kelompok Proses keterampilan kreativitas seni, penampilan dari melihat suatu seni akan membentuk suatu kemampuan dalam apresiasi seni untuk sebuah karya seni dan bentuk seni

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

326

M. Pendekatan Kreatif Dan Rekreasi


Kreatif Siswa 1. Pola Bermain 2. Pola Cerita/Ide Kreatif 3. Pengamatan 4. Pendekatan Kreatifitas - Eksplorasi - Improvisasi 5. Gerak Individu 6. Gerak Berpasangan 7. Kerja Kelompok 8. Properti 9. Komposisi (bentuk tari) 10. Penampilan Rekreasi/Bentuk Tari Pola Cerita/Latar Belakang. Bentuk gerak daerah/etnik/bentuk karya guru dengan pendekatan imitatif Pengamatan Imitasi/menirukan - Ragam-ragam gerak - Iringan dan gerak Demonstrasi Guru Mengulang gerak dari guru (individu) Berpasangan Properti Komposisi Kelompok (bentuk tari tradisi) Penampilan

1. 2.

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

327

PENGEMBANGAN IMAJINASI DAN PEMBELAJARAN TARI PENDIDIKAN

Pendekatan Belajar

Pengembangan gerak imajinatif - Kreatifitas gerak pribadi (eksplorasi, improvisasi) - Imitasi gerak (bentuk tari dari guru - Apresiatif (mengamati, mencerap, melakukan pentas seni) - Ide gerak (kreatif) - Bentuk tari karya guru (imitatif) - Mengekspresikan, melakukan pertunjukan (apresiatif) - Menempatkan probelma melalui ide dan judul tari (reproduktif) - Membahas mengekspresikan - Gerak guru Saya yakin gerak pribadi - Saya yakin dapat melakukan gerak kupu-kupu (menirukan) - Gerak kreatif (kereta api) - Rangkaian (gerak imitatif dan kreatif) - Saya dapat mengungkapkan - Kegiatan Kreatif - Eksplorasi

Proses

Materi

Belajar

Eksplorasi dan Menirukan

Evaluasi Tanya jawan

- Penugasan - Melakukan ungkapan gerak - Kegiatan Reproduktif - Dengan drill/latihan - Dengan repetisi/pengulangan Bagan 4.5 Skema Imajinasi Gerak Siswa

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI328

BAB V MANAJEMEN PRODUKSI TARI


Laju pertumbuhan dan pengembangan ilmu bidang seni pertunjukan cukup pesat. Hal ini ditandai dengan adanya seni pertunjukan yang semakin beragam dan memiliki nuansa garapan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Wahana baru dalam dunia seni pertunjukan dapat dinikmati pada setiap kegiatan festival, kompetisi, summit art, dan pertunjukan seni pada tingkat dunia. Salah satu perhatian dapat ditujukan berhubungan dengan manajemen organisasi seni pertunjukan yang profesional. Manajemen seni pertunjukan di Indonesia sangat sedikit kajiannya. Hal ini berhubungan dengan kapasitas penyelenggara pertunjukan yang telah dikelola oleh lembaga pemerintah maupun lembaga terkait secara swadana. Bentuk penanganan masalah seni pertunjukan yang profesional bukan sesuatu yang tersembunyi. Selanjutnya, pengetahuan yang berhubungan manajemen seni pertunjukan sering diabaikan. Para siswa bila kalian paham maka hal ini adalah dilematis bagi kalian, lembaga seni yang bergerak di bidang seni pertunjukkan seperti sekolahan kalian, masalah manajemen organisasi seni pertunjukan sangat dibutuhkan. Hal ini dapat dirasakan dengan masih sangat minimnya literatur yang memaparkan manajemen organisasi seni pertunjukan untuk dijadikan rujukan dalam belajar manajemen organisasi seni pertunjukan. Buku yang beredar di pasaran sebagian banyak adalah manajemen organisasi saja. Selebihnya, buku yang menjadi rujukan dalam bidang manajemen organisasi seni pertunjukan didominasi oleh buku manajemen umum dan organisasi umum. Oleh sebab itu literatur manajemen seni pertunjukan sudah saatnya ditulis, hal ini dengan mengingat bahwa buku manajemen seni pertunjukan masih kurang jika boleh disebut adalah minim sekali. Hal ini diakibatkan kurang kompetennya penulis dalam membidangi kedua bidang kajian tersebut secara komprehensif. Sedikitnya, pakar manajemen organisasi dan pakar seni pertunjukan secara sepihak kurang berani memaparkan masalah kedua bidang kajian tersebut secara bersama, dengan demikian terjadi keraguan pada para penulis masalah manajemen organisasi seni pertunjukan secara mandiri.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI329

Organisasi seni pertunjukan di Indonesia tumbuh mekar, sehingga telah banyak lembaga yang secara profesional mengaklamasikan diri sebagai lembaga yang mengelola seni pertunjukan. Di sisi lain, pengelolaan yang agak mirip dengan pengelola seni pertunjukan kajian tersebut adalah event organizer yang telah menjamur di Jakarta. Namun demikian masih minimnya buku-buku yang membimbing para event organizer dan praktisi yang mempelajari manajemen organisasi mengaku masih kurang literatur di lapangan. Kondisi ini sangat memprihatinkan. Di satu sisi, organisasi-organisasi yang bergerak di bidang seni pertunjukan masih kurang memperhatikan aspek manajemen pemberdayaannya. Dengan demikian terjadi ketimpangan pada tantangan ke depan dalam bidang pengembangan, pelestarian, dan reservasinya. Banyak organisasi seni pertunjukan yang dalam beberapa waktu langsung gulung tikar. Hal ini berhubungan dengan aspek menajemen yang dikelolanya kurang profesional. Satu sisi biasanya manajemen yang diterapkan mengandalkan manajemen persaudaraan atau manajemen pertemanan. Oleh sebab itu terjadi tarik ulur dalam masalah pemecahan manajemen secara profesional. Banyak seni pertunjukan tradisional mengalami keruntuhan. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya penanganan manajemen organisasi yang kurang tepat di lapangan. Gradasi semakin menurunnya organisasi seni pertunjukan yang kurang menerapkan manajemen organisasi secara baik dapat menjadikan organisasi seni pertunjukan tersebut kurang profesional, kurang ditangani secara profesional, dan hingga beberapa hal yng ditangani secara profesional menjadi kurang dapat berkembang sesuai harapan kita bersama. para penonton yang semakin lama enggan dan cepat-cepat berpaling untuk menonton seni pertunjukkan tradisional, dan beralihnya minat publik terhadap tontonan yang mampu mendatangkan rasa penawar penat menjadi pilihan penonton untuk meninggalkan seni pertunjukan. Kondisi ini patut kita perhatikan. Hal ini harus disikapi lebih profesional, dewasa, dan mengkaji tantangan ke depan sebagai bagian dari pembenahan atau setidaknya merancang program secara sistematis dan memiliki strategi untuk mengoptimalkan manajemen seni pertunjukan khususnya seni pertunjukan tradisional yang lebih inovatif, berwawasan prospek, serta mampu menjawab tantangan masa. Dengan demikian untuk tetap lestari,

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI330

maju dan berkembang, serta menjadi idola bagi penonton di semua kalangan dibutuhkan manajemen organisasi yang profesional, mumpuni, dan mengoptimalkan berbagai pihak dan celah dalam rangka bekerja bahu membahu, serta menerapkan staf untuk bisa bekerja mandiri dan optimal dalam mendatangkan celah kesempatan yang memungkinkan membawa dampak kemajuan bagi usaha manajemen organisasi yang diharapkan. A. KONSEP MANAJEMEN & ORGANISASI PERTUNJUKAN Siswa-siswa sekalian, sebelum belajar tentang manajemen organisasi pertunjukan akan lebih bijak kita mengerti lebih dahulu apa yang dimaksud dengan manajemen, organisasi, dan kemudian organisasi seni pertunjukan. Pengertian organisasi adalah sekelompok orang yang secara bersama-sama mencapai tujuan. Tujuan kebersamaan dilandasi atas dasar kesepakatan orang-orang yang ada di dalamnya, dimana para pemegang tampuk kendali organisasi menetapkan ke mana langkah dan arah organisasi tersebut bersandar. Pencapaian tujuan organisasi ditekankan kepada prinsip mencapai tujuan secara bersama ke dalam proporsi berbagai kegiatan yang diberdayakan sebagai bagian dari kegiatan yang dilakukan bersama, disemangati bersama, hingga menentukan arah dan tujuan sesuai kesepakatan bersama. Organisasi yang baik akan menerapkan manajemen yang kooperatif. Seperti di atas telah disinggung bahwa organisasi pada dasarnya adalah kelompok orang yang secara bersama atau pemimpin organisasi yang ditetapkan bersama menyepakati untuk bersama mencapai sasaran yang dituju. Organisasi terdiri dari berbagai staf yang secara kolektif salang berkait dan bekerjasama menetapkan tujuan dengan segala daya upaya terutama untuk mencapai tujuan secara bersama. Komponen prinsip yang secara integral adalah bahwa orang-orang, tujuan, dan indikator yang digunakan untuk mencapai tujuan dikendalikan secara profesional dalam memenuhi tercapainya sasaran yang diharapkan. Organisasi yang profesional dikelola melalui manajemen organisasi yang baik, transparan, dan kooperatif. Organisasi seni pertunjukan di Indonesia cukup banyak. Kemampuan, kemauan, dan kesanggupan untuk mengembangkan diridari organisasi seni pertunjukan di Indonesia sangat minim. Hal ini ditandai kurangnya penerapan manajemen yang profesional oleh organisasi seni pertunjuka secara baik dan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI331

benar. Penerapan manajemen seni pertunjukan di Indonesia lebih didasarkan kepada budaya otoritas pimpinan organisasi, manajemen organisasi bersifat kekeluargaan, serta organisasi seni pertunjukan yang lebih mantap dipilih untuk kesenangan bersama dan kepuasan bersama cukup. Kondisi penanganan organisasi seni pertunjuka yang demikian jelas lambat laun membawa dampak yang besaratas semakin jenuhnya orang-orang yang ada di dalamnya, kurangnya power yang proporsional orang luar untuk ikut campur atau empati atas laju dan arah organisasi seni pertunjukan menetapkan tujuan da arah kendali organisasi secara transparan, sehati, dan asas praduga tak bersalah yang kurang dihargai dalam menetapkan awal suatu organisasi seni pertunjukan ditetapkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa organisasi seni pertunjukan yang dikelola semakin baik dan profesional mampu mengantarkan tujuan anggotanya untuk sampai pada sasaran yang diharapkan, begitu juga sebaliknya. Dari sini didefinisikan bahwa organisasi kesenian yang terdiri dari banyak seniman atau orang yang memiliki sifat dan sikap berkesenian secara sepakat bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama terutama pada bidang garapan mengolah seni pertunjukan sebagai kajian organisasi. Terbentuknya organisasi seni pertunjukan adalah merupakan konsekuensi logis dari kelompok orang yang memiliki minat berkesenian, empati terhadap berkesenian serta memiliki perhatian tentang kesenian membentuk organisasi seni pertunjukan. Selanjutnya, mereka menetapkan arah, sasaran dan tujuan organisasi dengan mengelola berbagai aspek yang harus diberdayakan agar dapat menjadi penopang laju, tujuan, dan arah sasaran organisasi seni pertunjukan tersebut dilaksanakan. Dengan demikian organisasi seni pertunjukan tersebut memiliki badan hukum, sertifikasi organisasi, dan kredibilitas pengelolaan sebuah organisasi yang berorientasi dan wawasan produksi karya seni. Para siswa, kalian mungkin sudah pernah mendengar beberapa grup teater, sanggar tari, dan kelompok seni yang ada di lingkungan kalian. Di sini sebut saja Teater Koma, Teater Tanah Air, Teater Mbeling, Teater Utan Kayu, Sanggar Tari Cipta, Sanggar Maya Pasundan, Sanggar Tari Bagong Kusuddihardjo yang dikenal Padepokan Bagong, Sanggar Sekapur Sirih, Sanggar lukis Kak Wayan Yoga, Sanggar Lukis Tino Sidin, Lembaga Peduli Anak Nusantara, Kelompok Wayang Orang

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI332

Barata, Kelompok Wayang Orang Cipto Kawedar, Ketoprak Wargo Budoyo, Ketoprak Cipta Mandala, Kelompok Lawak Srimulat, Kelompok Lawak Patrio, Kelompok Musik Peterpan, Kelompok Musik Radja, Kelompok Musik Slank, Kelompok Musik Ungu, dan lain lagi adalah personifikasi dari organisasi seni pertunjukan yang prinsip landasan yang dimiliki telah diketahui arah, sasaran, dan tujuan organisasi berbasis kesenian yang dikelola secara profesional dan maksimal. Personifikasi organisasi seni pertunjukan tersebut di atas pada mulanya telah ada dan berkembang di Indonesia. Dalam kurun waktu yang berjalan dengan kompetitif yang tinggi terhadap komitmennya dengan jaman, maka organisasi seni pertunjukan tersebut hingga kini ada yang masih eksis, sedang gonjangganjing bahkan hingga telah punah. Konsekuensi logis ini pada dasarnya merupakan bukti pertaruhan komitmen organisasi dalam memberdayakan berbagai staf dan personil untuk dapat bekerjasama, berkerja sinergis, dan bekerja mempertaruhkan reputasi demi kelangsungan organisasi yang dimilikinya. Adalah naif, organisasi seni pertunjukan tanpa memproduksi aspek seni untuk suatu penampilan. Oleh sebab itu, dalam waktu ke depan dituntut komitmennya untuk memproduksi hasil karya seni secara periodik, berkala, dan terprogram sehingga dalam laju ke depan mampu menjadi pandega dan barometer seni pertunjukan yang produktif, inovatif, dan kreatif. Tantangan produksi yang memiliki produktisi berkala, inovatif dalam menyajikan kontektual garapan, dan kreatif mengembangkan materi garapan adalah bentuk seni pertunjukan yang harus dipentaskan oleh organisasi seni pertunjukan dimaksud. Dengan demikian organisasi tersebut yang secara regulasi memiliki dana dan pendanaan yang mampu digunakan untuk mencerminkan produksi karya seninya. B. ORGANISASI SENI PERTUNJUKAN Di bagia atas telah disinggung tentang beberapa organisasi seni pertunjukan yang terdiri dari kelompok Teater Koma (Riantiarno), teater Mat Suya (ISI Yogyakarta), teater Gen (Putu Wijaya), teater Grazz( Sekolah Tinggi Seni Indonesia/STSI Bandung), teater Mbeling (Kuta Q), Sanggar Tari Cipta (Farida Utomo), Sanggar Argahari (Ibu Melly), Sangar Teratai Putih (Ibu , Sanggar Sekapur Sirih (Ibu Rahmida S), Sanggar Tari Saraswati (I Gusti Agus Perbawa), Sanggar Lukis Gubug Semper(I Wayan Kuta), Sanggar Pelangi Nusantara (Bapak Sampurno), Kelompok Wayang Orang Barata (Nardi), Kelompok Wayang Orang Cipto

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI333

Kawedar (Rusman-Darsih), Ketoprak Wargo Budoyo (Bani Saptoto), Ketoprak Cipta Mandala (Jendral Kunti Harsoyo), Kelompok Lawak Srimulat (Bapak Timbul), Kelompok Lawak Patrio (Akri), Kelompok Musik Peterpan (Ariel), Kelompok Musik Radja(Roseta), Kelompok musik Slank (Yoga), Kelompok Musik Ungu (Pasha), dan lain lain adalah personifikasi organisasi seni yang menetapkan sasaran dan tujuan maupun garis-garis pengembangan organisasi dilakukan bersama dan dalam komitmen bersama. Hingar-bingar munculnya seni pertunjukan di Indonesia pada awaknya sebagai wujud organisasi seni pertunjukan yang ada pada saat itu. Namun dalam perjalanan, nasib kelompok seni pertunjukan ditentukan oleh performa masing-masing kelompok melalui komitmen bersamanya. Komitmen bersama yang kuat menjadi pendorong wadah seni pertunjukan semakin eksis. Cermin organisasi seni pertunjukan digawangi kepentingan diri yang tinggi. Apabila organisasi seni pertunjukan kurang sehat, dalam perkembangan akan cepat bubar. Apabila organisasi seni pertunjukan kurang sadar lingkungan mempercepat proses bubarnya organisasi dengan keputusan individual yang kurang proporsional..

Sumber: Koleksi Deden Jurusan Tari UNJ Gb. 5.1 Teater Anruang (Bandung)

Sumber: Koleksi Jurusan Tari UNJ Gb.5.2 Sa nggar Saraswati (Tari Bali)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI334

Sumber: Koleksi Deden Jurusan Tari UNJ Sumber: Jurusan Tari UNJ Gb. 5.3 Teater Mat Suya) (STSI BDG) Gb. 5.4 Tari Pendet/Bali ( Kedutaan Jepang)

Sumber: Koleksi Deden Jurusan Tari UNJ Gb. 5.5 Nakoda Kapal Teater Grazz (STSI Bandung)

C. ORIENTASI & KARAKTER ORGANISASI PERTUNJUKAN Klasifikasi orientasi keterlibatan pengelola dalam organisasi seni pertunjukan dalam menerapkan manajemennya mempengaruhi orientasi organisasi dalam menjalankan laju dan perkembangan organisasi. Organisasi seni pertunjukan muncul membawa misi pengembangan karya cipta seni. Orientasi dapat bersifat bisnis dapat juga sebagai wadah pengembangan bakat seni yang dituangkan pada setiap produksinya. Banyak organisasi seni pertunjukan yang berorientasi untuk produksi saja, atau memandang bahwa karya seni menjadi salah satu bagian perencanaan program yang dijadikan kalender kegiatan produksi. Dengan demikian masalah manajemennya diatur berdasarkan format penempatan staf yang disesuaikan dengan kebutuhan pementasan. Manajemen organisasinya tumbuh kembang sebagai wahana menyalurkan hasil karya seni

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI335

sebagai hobi, kajian ilmu, dan finansial diperoleh melalui pengelola itu sendiri atau staf yang bekerja maksimal mencari seponsor seadanya sebagai finansial tambahan, selebihnya para pelaku yang membiayai produksi. Di sisi lain, terjadi bahwa organisasi seni pertunjukan berorientasi kepada bisnis, maka wujud performansinya berbeda. Organisasi ini menjadikan karya seni sebagai pencarian nafkah, untuk mendatangkan keuntungan berlipat, serta realisasi pementasannya berharap dari aset sponsorship yang dijadikan sumber devisa dalam produksi seninya. Organisasi seni yang berorientasi bisnis memandang seni sebagai suatu komoditas bisnis atau industri. Organisasi ini banyak diminati oleh kalangan yang banyak berkembang di lahan pencari nafkah. Secara garis besar prototipe bentuk organisasi ini dapat digambarkan melalui model di bawah ini.
Banyak Kegiatan

Jenis Kegiatan
Fokus Kegiatan

B
Fokus

C
Banyak Fungsi

Bagan 5.1 Karakteristik Organisasi Pertunjukan

D. Fungsi manajemen
Keterlibatan pengelola dalam menjalankan organisasi menentukan pilihannya. Ada organisasi seni pertunjukan yang pengelolanya terlibat menjalankan manajemennya. Pengelola bertindak sebagai koreografer, artis, produser, pimpinan produksi, dan secara langsung mencurahkan total waktu untuk masalah manajemen organisasi yang dipimpinnya. Banyak organisasi seni pertunjukan yang masih belum memiliki tenaga pengelola secara total. Waktu yang tidak dimiliki untuk mengurusi penyelenggaraan organisasi seni secara profesional membutuhkan pengelola dan peleksana produksi dalam jumlah yang terbatas. Ada kecenderungan, organisasi seni pertunjukan yang berorientasi bisnis maka pengelola

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI336

terjunlangsung menangani produksi. Organisasi yang berorientasi pada karya seni pengelola menyediakan waktu paruh untuk penanganan produksi secara langsung. Secara umum perspektif karakteristik organisasi ini dapat digambarkan sebagai berikut: F Profit bisnis, organisasi dikelola paruh waktu. Keterlibatan pengelola merangkapsebagai pelaku seni G Berorientasi kepada karya seni semata, tetapi organisasi dikelola oleh pengelola yang total waktunya.

Bisnis

Orientasi Organisasi

E
Karya

Seni

Total waktu

Organisasi berorientasi pada karya seni semata. Dikelola pelaku seni itu sendiri, keterlibatannya paruh waktu. Pengelola merangkap sebagai artis, koreografer, produser, sutradara, marketing, dsb
Paruh Waktu

H Berorientasi kepada bisnis dan organisasi dikelola oleh pengelola yang menyediakan waktu secara penuh atau total dimanej dalam setiap produksi dan pementasannya.

Bagan 5.2. Status Pengelola

Melalui matrik yang telah dijelaskan pada lembar terdahulu, keterlibatan pengelola ditunjukan melalui maket gambar Bagan 1. Berdasarkan pengamatan yang telah dipelajari secara mendalam, orientasi berkarya pada organisasi seni pertunjukan yang bergerak di bidang bisnis dan paruh waktu berbeda karakteristiknya. Bentik organisasi seni pertunjukan yang menyediakan pengelola dan pengelolaan ditangani secara mandiri memiliki publik penonton yang berbeda karakteristiknya.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI337

E. KAITAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERTUNJUKAN Organisasi seni pertunjukan dalam melakukan produksi melalui proses. Proses terkait dirancang mulai tahapan awal hingga pementasan. Untuk masing-masing cabang seni proses produksi berbeda. Perbedaan dimulai dari perencanaan hingga tahap pementasan. Cabang seni teater misalnya dimulai dari penulisan skenario, casting, pelatihan, pencarian tempat pentas, penataan panggung, penataan cahaya, penyediaan kostum, properti, promosi dan sebagainya. Tahapan tersebut di atas hampir sama dijumpai pementasan pada seni tari, musikal, dan bentuk-bentuk seni pertunjukan. Pada seni rupa persiapan kemungkinan agak berbeda dengan bentuk seni pertunjukan. Oleh karena organisasi seni pertunjukan mempunyai keinginan agar produksi seninya dapat dinikmati oleh masyarakat, maka kebutuhan minat masyarakat harus diperhatikan. Organisasi seni pertunjukan berkewajiban mendidik dan meningkatkan taraf apresiasi seni kepada masyarakat secara proporsional. Pihak organisasi seni pertunjukan harus berinteraksi dengan masyarakat apa yang diinginkan dan bagaimana bentuk penyajiannya dapat disuguhkan,. Organisasi seni pertunjukan harus terbuka atas respons yang masuk. Interaksi kontak kesenian menjadi salah satu bangunan pola perkembangan dan rekonstruksi hasil karya agar mampu menjadi barometer produksi seni yang berimbang. Kebutuhan seniman, penghayat, dan kritikus seni menjadi salah satu jembatan menuju revitalisasi seni pertunjukan menjadi berkualitas, modivikatif, dan sesuai publik. Aspek lingkungan secara langsung menjadi sumber acuan dalam menjaga kontinuitas berkarya atau produksi seni. Faktor ini harus diperhatikan mengingat masalah strategi pemasaran, sponsorship, penonton, dan elemen pendukung seni mampu menyedot perhatian publik adalah menjadi kunci strategi pengembangan seni pertunjukan eksis di masyarakat. Faktor yang ikut berperan dalam kontinuitas produksi karya seni yang secara tidak langsung menjadi salah satu penunjang (empati, respons) adalah faktor poliik, ekonomi, pemerintah, masyarakat, teknologi harus diperhatikan.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI338

Secara garis besar masalah yang berpengaruh dalam produktifitas karya seni baik langsung maupun tidak langsung dapat digambarkan sebagai berikut di bawah ini. Ekonomi Politik

Pemerintah
Sosial Teknologi

Pemasok

Penonton

Proses Karya Seni


Bagan 5.3 Hubungan Seniman dan Pemerintah

Manajemen akan membantu organisasi seni pertunjukan di dalam mewujudkan harapannya untuk memproduksi karya secara maksimal. Regulasi ke arah itu diupayakan dengan melalui pemberdayaan berbagai komponen yang terkait untuk bersinergis dalam membangun jaringan yang tanggam seperti proporsi rumah laba-laba. Apabila berbagai komponen pendukung yang dirasakan dapat digunakan sebagai stimulus dalam mempermulus laju dan perkembangan produksi seni pertunjukan sebaiknya dilakukan secara komprehensif. Di sini faktor keberuntungan, perencanaan produksi, strategi penerapan dan penggunaan celah yang mendatangkan peluang bisnis besar perlu diterapkan walaupun pada kapasitas produksi untuk oenyajian karya seni sebagai hobi saja. Dengan demikian diperlukan kerja keras berbagai komponen yang terlibat dan sekaligus upaya penanganan hambatan harus diminimalisir secara tepat, sehingga pelaksanaan produksi karya seni menjadi pilihan dan harapan bersama. Di sisi lain Masalah manajemen sebagai basis dalam pengelolaan suatu organisasi seni pertunjukan memiliki

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI339

kompetensi yang sangat krusial dalam menentukan laju dan arah pengembangan dari suatu seni pertunjukan. Secara umum dalam pengelolaan terasa sangat gampang, namun dalam peleksanaannya memerlukan penanganan yang sangat rumit, butuh perhatian khsusus serta lebih diutamakan pada pemngalaman empirik menjadi sumber dalam melaksanakan dan sekaligus menetapkan keberhasilan produksi karya seni secara proporsional. Di bawah ini maket yang menunjukkan penanganan manajemen seni pertunjukan berdasarkan beberapa rekomendasi dari pihak-pihak yang telah lama memproduksi suatu karya seni dalam momentum atau even pertunjukan yang sebagaian besar ditetapkan secara kronologis-empiris sebagai berikut:

Perencanaan

Pengorganisasian

Pengendalian

Pengarahan

Bagan 5.4 Organisasi Manajemen

Hal ini didasarkan kepada misi organisasi yang menjalankan secara bisnis dan secara pemenuhan hobi atau tuntutan program produksi mempertimbangkan dana atau finansial sebagai kunci kerja produksinya. Di sini artis dan merangkap pengelola untuk mengembangkan produksinya berusaha mempertahankan pengembangan karya seni. Pada sisi lain, Pengelola yang menyediakan total waktu menjadi kredibilitas taruhan dalam menjalankan manajemen produksinya secara maksimal.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI340

F. PENGORGANISASIAN KEGIATAN Pengorganisasian dilakukan agar para staf yang ada dalam organisasi seni pertunjukan dapat maksimal dalam menjalankan kerja dan mempertanggungjawabkan pekerjaannya. Hal ini diwujudkan dalam bentuk struktur organisasi dan uraian pekerjaan yang harus dilakukan, dipertanggungjawabkan dan dikonsolidasikan kepada antar berbagai staf yang terkait dalam organisasi. 1. Pengorganisasian Untuk menjamin kemampuan orang-orang yang ada di dalam organisasi agar dimanfaatkan secara optimal. (a) Bentuk Struktur organisasi, Uraian pekerjaan, Mekanisme kerja antar staf. (b) Proses Organisasi Merinci pekerjaan pekerjaan, Mengelompokan pekerjaan-pekerjaan, Membagi tugas, Menyusun mekanisme kordinasi. (c) Fungsional Organisasi dibagi berdasarkan kelompokfungsional seperti produksi, pemasaran, dan sumber daya manusia. kelompokkeuangan,

(d) Kegiatan Organisasi dibagi berdasarkan kegiatan yang dilakukan, misalnya musik, teater, tari, (e) Wilayah Organisasi berdasarkan tempat organisasi beroperasi, misal Srimulat Solo, cabang Surabaya, Jakarta, dll. (f) Proses Organisasi dibagi berdasarkan jenis proses yang dilakukan. Bagian penelitian, penulisan, koreografi, pelatihan dan pementasan.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI341

2. Pengarahan Pengarahan dalam suatu organisasi memiliki ciri bentuk yang berbeda satu organisasi dengan lainnya. Perbedaan ditentukan oleh gaya kepemimpinan, pola pengembangan teori kepemimpinannya. Pengaraham meliputi organisasi instruksi, motivasi, teknik menyampaikan komunikasi tujuan organisasi kepaeda staf agar menjalankan tugasnya dengan baik. (a). Asumsinya teori X (berpikir negatif) mencakup Pola perintah, pengawasan, dan menghindari tanggung jawab, serta mementingkan jaminan keamanan. (b). Asumsinya teori Y (berpikir positif) mencakup Adanya pengerahan tenaga fisik dan mental untuk bekerja pada hakikatnya sama dengan bermain dan istirahat, Pengawasan da ancaman bukan satu-satunya cara untuk mencapai tujuan organisasi, Menyetujui tujuan merupakan bagian yang erat hubungannya dengan kebutuhan mencapai penghargaan atas prestasinya, Orang bersedia menerima tanggung jawab dan mencari kondisi yang cocok untuk bekerja, Orang mempunyai kemampuan berimajinasi, kecerdasan, dan kreativitas memecahkan masalah, Potensi intelektual orang baru sebagian yang digunakan, 3. Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan pada dasarnya menjadi ciri bentuk organisasinya. Perangai dan tingkah laku pimpinan dapat mempengaruhi sistem dan cara pengambilan kebijakan yang diorganisasikannya. (a) Otokratis, memusatkan penguasaan dan pengambilan keputusan dari pimpinan. Pimpinan yang memiliki ciri demikian cenderung menggunakan asumsi negatif berpikir. (b) Partisipasif, gaya kepemimpinan seperti ini melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan. Pimpinan demikian cenderung berpandangan teori Y.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI342

(c) Demokratis, gaya kepemimpinan menyerahkan keputusan kepada kelompok. Gaya kepemimpinan yang terbaik dikembangkan pada pola ini. Pertimbangan menyangkut iklim organisasi, kelompok, sifat pekerjaan, faktor lingkungan menjadi kendali mutu dalam mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan otokratis dipakai bila kelompok yang dihadapi memerlukan tindakan cepat dan tegas. Pertimbangan tentang kepribadian dan pengalaman pemimpin, iklim dan kebijakan organisasi, karakter harapan dan tingkah laku atasan, karakter dan tingkah laku bawahan, sifat pekerjaan dan harapan dan tingkah laku rekan sejawat menjadi pertimbangan.

MotivasiI Kebutuhan yang mendorong untuk melakukan sesuatu yang pada ujungnya menyebabkan orang bertingkah lakuk tertentu dalam mencakai tujuan, Pengaruh karakteristik individu, pekerjaan, sistem, dan kondisi organisasi untuk dihayati secara benar-benar. 4. PENGENDALIAN Proses pengendalian pada dasarnya merupakan mekanisme yang berfungsi atau memastikan tercapainya sasaran yang ditetapkan dalam perencanaan suatu organisasi. Pengendalian bermakna menetapkan standar dan pengukuran prestasi, ketercapaian prestasi, membandingkan hasil dengan standar serta mengambil tindakan secara ekonomis, tepat waktu, dapat dimengerti, dan dapat diterima. Menetapkan standar dan pengukuran prestasi, pengendalian standar dikembangkan dari sasaran perencanaan. Kriteria standar biasanya dihasilkan dari bentuk sasaran yang ditetapkan berdasar kriteria spesifik. Bagaimana hasil dilakukan dengan obyektifikasi untuk menghasilkan pengukuran prestasi yang ditetapkan. Mengukur hasil atau prestasi, dilakukan melalui cara pengukuran yang sudah ditetapkan dengan baik. Membandingkan hasil dengan standar, adalah prosedur pengukuran dengan membandingkan antara hasil dengan standar. Deviasi yang ada dan terjadi harus diminimalikan.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI343

Pengukuran yang bersifat kualitatif membutuhkan interpretasi/pengambilan keputusan secara sesuai penetapan, atau berupa penafsiran. Keputusan yang diambilop memerlukan tindakan akurat, cepat dan tegas. Mengambil tindakan, Melalui hasil perbandingan tindakan harus dilakukan. Persoalan penyimpangan, akibat negatifnya dipilih seminimal mungkin. Tindakan harus membawa dampak yang positif bagi pengambilan keputusan.

Pengendalian yang baik harus membawa dampak sebagai berikut: Fokus pada masalah penting, prioritas sasaran. Ekonomis, tidak mahal dan hasil yang dicapai memiliki dampak positif bagi organisasi. Tepat waktu, upaya pendikteksian secara dini atas target. Akumulasi mudah dipahami dan diterima kalangan organisasi Tipe atau ciri-ciri organisasi yang bertujuan mengembangkan karya seni sebagai sandaran banyak dimiliki oleh lembaga pendidikan yang membina dan mengembangkan para mahasiswa bergerak sebagai subyek di dalam mengelola, produksi karya, dan memasarkan hasil karyanya sendiri melalui berbagai media dan alat siar lainnya. Secara umum lembaga pendidikan dalam menangani hasil karya sendiri dengan marketing sendiri dilakukan secara sederhana hingga pada babagan yang dapat diapresiasi secara tinggi yakni dengan melakukan teknik marketing secara profesional. Bentuk dan jenis yang dikembangkan dari reduksi yang sederhana hingga pada pembagian staf yang cukup proporsional dan melalui seleksi terhadap setiap personal yang menduduki jabatan pada organisasi seni pertunjukan tersebut secara profesional juga. Di sini dapat dicontohkan figur atau prototip organisasi seni pertunjukan yang dikembangkan salah satunya di Universitas Negeri Jakarta yakni melalui bagan personel dan uraian job deskripsi tugas masing-masing personel yang menggawangi jabatan tersebut adalah sebagai berikut pada lembar selanjutnya..

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI344

Secara konstruk bagan format organisasi di atas dapat digambarkan bagan dapat digambarkan seperti di bawah ini Pimpinan Produksi

Pimpinan Kerumahtanggaan

Pimpinan Artistik

Bagian Karcis

Kerumahtanggaan

Penata Sound dan Musik & Kru Penata Cahaya & Kru Penata Rias dan Kostum & Kru Pimpinan Panggung & Kru

Pen Proper

Bagan 5.5 Organisasi Produksi Seni dan Manajemen

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI345

Agar dapat memperjelas tentang keberadaan organisasi seni pertunju7kan yang seperti apa dan bagaimana sistem pengelolaannya, di bawah ini dicontohkan organisasi seni pertunjukan yang ada di lembaga istatinsional di kantor kami adalah sebagai berikut..: (1) Pimpinan Produksi Pimpinan produksi adalah orang yang ditunjuk untuk mengorganisir pementasan suatu seni pertunjukan. Pimpinan produksi bertanggung jawb secara keseluruhan atas pelaksanaan dan keberhasilan produksi seni dipergelarkan. Komitmen kerja, tanggung jawab personal, dan kapasitas kerjanya serta kapabilitas performa untuk mengatur dan memimpin produksi menjadi tanggungjawabnya. Tugas keberhasilan dan selesainya produksi menjadi taruhan bahwa pimpinan produksi seni pertunjukan juga menjadi ujung tombak terdepan dalam penyelenggaraan hingga selesainya pementasan maupun laporan pelaksanaan kegiatan dilakukan. Pimpinan produksi harus memahami peran, tugas, dan tanggung jawabnya sebagai tampimpinnan dan ia berada di garda depan produksi seni pertunjukan dalam menjalankan tugas produksi. Tugas kontroling kerja kerumahtanggaan, operasional staf, pemilihan tempat pementasan, hingga standar kualifikasi gedung yang digunakan sebagai pertunjukan produksi adalah kacakapan tugas yang diembannya. Peran pimpinan produksi dalam pelaksanaan pementasan menjadi motor gerak bawahan agar seluruh staf mau dan mampu bekerja maksimal atau allout, sehingga, sukses dan tercapainya pementasan menjadi berbobot adalah target yang diharapkan bersama dan merupakan simbol keberhasilan pimpinan produksi dalam mengawal anak buahnya. Tanggung jawab pimpinan produksi adalah menentukan keberhasilan dan terlaksanannya pemantasan karya seni pertunjukan. Target operasional yang harus dicapai dengan melalui cara memotivasi bawahan, mendorong pelaksanaan produksi sampai pada puncak harapan adalah bentuk tanggung jawab yang dipikulnya. Oleh sebab itu, produksi karya seni yang dipentaskan merupakan taruhan tugas, tanggung jawab dan kerangka kerja yang harus diimplementasikan secara maksimal. Pada lembar berikut kalian dapat melihat profil organisasi Seni Pertunjukan yang ada di beberapa sekolah/institut/Universitas seni di Indonesia yang bekerja untuk

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI346

produksi karya seni perguruan tinggi masing-masing. Secara umum dapat dilihat pada beberapa pembagian staf sesuai kebutuhan, personifikasi dan jenis atau macam pergelaran seni atau penyajian seni yang dilaksanakan.

Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.6 Pimprod memberi arahan

Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.7 Pimprod recek kesiapan kerja

Perhatikan gambar: Potret kerja Pimpinan Produksi mengarahkan personal staf kerja produksi dan yang terlibat di dalamnya (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari)

(1.1) Pimpinan Kerumahtanggaan Pimpinan Kerumahtanggaan dalam suatu produksi karya seni pertunjukan merupakan salah staf yang bertugas mengemban pelayanan publik serta bertanggung jawab kepada pimpinan produksi dalam layanan staf dan layanan publik. Pelayanan ditujukan kepada seluruh staf produksi yang bekerja menyelenggarakan produksi seni pertunjukan. Layanan kepada publik diberikan dalam hubungan pemberian servis kepada penonton mulai dari pembelian karcis, pelayanan gedung, hingga kenyamanan yang absurd bagi penonton agar penonton merasa dihargai dan dihormati secara tepat. Tugas pelayanan publik dilakukan mulai dari kenyamanan menjamu penonton, pelayanan/seles servis pemesanan karcis, hingga suasana pementasan agar berjalan lancar dan nyaman menjadi bagian tugas yang harus diciptakan. Kondisi pelayanan sejak awal pertunjukan, istirahat, hingga akhir pementasan menjadi kordinasi seksi kerumahtanggaan di dalam gedung dan di luar gedung. Artinya, kompleks pertunjukan harus bersih keributan, suasana yang menjadi kekuatan emosi penonton untuk

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI347

menikmati pertunjukan secara antusia, empati, dan simpati serta nyaman. Pelayanan kepada staf produksi dalam bentuk memberikan kesejahteraan berupa layanan konsumsi sejak penyelenggaraan produksi mulai dari rapat pertama, pelatihan, gladi kotor, gladi bersih, pementasan/pertunjukan hingga acara pembubaran produksi. Layanan tersebut terkait dalam bentuk kesejahteraan dan pemenuhan konsumsi secara rutin acara kegiatan berlangsung. Hak dan kewajiban kepala kerumahtanggaan adalah berkonsultasi kepada pimpinan produksi dan pimpinan artistik dalam hal layanan staf. Dalam layanan publik kepala bagian ini minta dengar pendapat publik berkenaan dengan bagaimana teknik danoperasional servis yang dapat memuaskan publik, serta memberikan layanan cepat pesan melalui komunikasi bebas pulsa atau komunikasi lain dalam bentuk antaran servis.

Sumber: Koleksi Pribadi

Sumber: Koleksi Pribadi

Gb. 5.8 Pimrum tangga Tumpengan Gb. 5.9 Stafrum rileks habis kerja Sebelum kerja produksi Perhatikan gambar: Potret kerja Pimpinan Kerumahtanggaan. (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari)

(1.2) Bagian Karcis Staf ini sebagai bawahan staf kerumahtanggaan. Mereka bertanggung jawab atas penjualan dan pembelian karcis pertunjukan. Jumlah pengeluaran dan pemasukan harus seimbang. Komoditas terciptanya layanan yang manusiawi dan berwibawa menjadi misi yang harus ditampilkan staf ini dalam bentuk layanan publik secara langsung. Hal dan kewajiban yang dilakukan dalam bentuk melayani penonton dengan ramah, murah senyum, serta menawan dan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI348

menarik, sehingga penghargaan terhadap penonton cukup disegani. Kewajiban yang harus dilakukan berupa layanan publik secara langsung ditunjukan melalui kontak interaksi dengan itu baik-buruk layanan akan tercermin dari penampilan pada saat itu. Hak yang dimiliki oleh staf ini adalah konsultasi dan konsolidasi kepada pimpinan staf produksi melalui mandat dan kepada pimpinan kerumahtanggaan secara langsung tentang tugas, kewajiban, dan tanggung jawab kerja yang harus direfleksikan.

Sumber: Koleksi Pribadi

Sumber: Koleksi Pribadi

Gb. 5.10 -5.11 Profil Ticket Box Bagian Karcis dan Marketing Perhatikan gambar atas: potret liflet promo hasil kerja Bagian Karcis di samping melakukan penjualan karcis di bok karcis (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari)

(2) Pimpinan Artistik Pimpinan artistik adalah pimpinan produksi yang bertindak dan bertanggung jawab atas karya seni yang diproduksikan. Tanggung jawab artistik karya, performa penyajian hingga tata urut pementasan agar dapat menyajikan urutan pementasan yang harmonis adalah menjadi tanggung jawab pimpinan artistik. Pimpinan artistik memiliki hak dan kewajiban berhubungan dengan keartistikan karya seni yang dipentaskan. Berbagai capaian karya seni dipertunjukan menjadi bagian tanggung jawab moral yang tidak dapat dibayarkan melalui penataan artistik karya seni. Dengan demikian masalah teknis, tata letak setting, tata indah pencahayaan, dan artistiknya kostum artis menjadi tanggung jawaqb yang diemban oleh pimpinan artistik.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI349

Pimpinan artistik membawahi staf yang bertugas pada saat karya seni dipertunjukan di atas panggung atau stage. Berbagai kejadian, kejanggalan, keajaiban, dan kesuksesan di atas panggung atau kerangka pementasan karya seni menjadi konstruk perintah terhadap staf yang ada dibawah tanggung jawab pimpinan artistik. Hak dan kewajiban pimpinan artistik adalah konsultasi teknis pementasan dengan pimpinan produksi. Kewajibannya adalah membimbing, mengarahkan , dan mengkordinasikan staf di bawah artistik yang operasional di atas panggung atau terkait dalam pementasan saat berlangsung. Staf bawahan pimpinan artistik terdiri dari Pimpinan Panggung & Kru, Penata Cahaya & Kru, Penata Sound dan Musik & Kru, Penata Properti & Kru, Penata Rias dan Kostum & Kru, serta petugas gedung yang secara operasional diatur oleh pimpinan panggung.

Sumber: Koleksi Pribadi

Sumber: Koleksi Pribadi

Gb. 5.12 Persiapan kipas pada Gejolak Gb. 5.13 penataan Kipas pada Gejolak

Sumber: Koleksi Pribadi

Sumber: Koleksi Pribadi

Gb. 5.14 Disain tata Cahaya Gejolak Gb. 5.15 Pengarahkan kepada penari Perhatikan gambar: Potret kerja pimpinan Artistik adalah mengevaluasi dan mengarahkan dari hasil kerja bawahan (kostum disainer, penata cahaya, penata panggung). Tujuan untuk terciptanya kondisi artistik pementasan (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI350

Simulasi dalam pertunjukan yang sedang berlangsung, pimpinan ini berperan mengevaluasi hasil tata cahaya, tata panggung, dan organisasi kerjasama antar bawahan Pimpinan Artistik.

Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.16 Pim Artistik pengarahan sebelum pentas Perhatikan gambar: Poterk kerja Pimpinan Artistik Pembenahan dan perancangan disain pertunjukan agar artistik (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari)

(2.1) Pimpinan Panggung & Kru Orang yang berada dalam kordinasi di panggung. Secara umum dia disebut stage manager. Tugas dan tanggung jawab pimpinan dan staf panggung adalah mengatur urutan pementasan berdasarkan advis pimpinan artistik serta mengakumulasi berbagai kebutuhan mulai dari alat-alat musik yang digunakan pementasan hingga bagaimana setting, pencahayaan, musik dan efek musik serta berbagai kebutuhan lain yang diminta pimpinan produksi atau penyaji karya seni dalam suatu produksi pementasan. Pimpinan panggung dan staf dalam menjalankan tugasnya berkonsultasi dengan staf lain di bawah pimpinan artistik. Kordinasi dengan staf di bawah pimpinan produksi dalam hal tata cara dan tata aturan yang mengatur penonton pada saat pementasan dilaksanakan. Secara umum tugas dan tanggung jawab pimpinan panggung dan staf ganda baik kepada pimpinan produksi maupun pimpinan artistik. Tanggung jawab morak diberikan kepada pimpinan produksi, sedang tanggung jawab

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI351

tugas yang diemban merupakan tanggung jawab kepada pimpinan artistik.

Sumber: Koleksi Pribadi

Sumber: Koleksi Pribadi

Gb. 5.17-5.18 Pimpinan Stage dan kru fasilitasi tempat latihan

Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.19 Kru Stage kerja di balik stage Perhatikan gambar: poterk kerja kru dan penata panggung (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari)

(2.2) Penata Cahaya & Kru Penata cahaya bertanggung jawab langsung kepada pimpinan artistik, namun secara hirarki laporan kejadian berdasarkan prasaran penyaji karya seni tanggung jawab penata cahaya secara tidak langsung bertanggung jawab kepada pimpinan panggung dan penyaji. Beban tanggung jawab dan tugas penata cahaya adalah menjadi sumber sukses dan artistiknya pementasan karya seni yang dipergelarkan. Masalah pencahayaan, terang-padamnya lampu, serta bagaimana cara mengatasi apabila terjadi kecelakaan matinya lampu dari Perusahaan Listrik Negara (PLN)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI352

adalah menjadi beban moran tanggung jawab yang diemban oleh pimpinan tata cahaya. Hak dan kewajibannya adalah konseling kepada pimpinan artistik, pimpinan panggung dan penyaji karya seni. Kewajibannya adalah memberikan layanan kepuasan atas artistik tidaknya pementasan karya seni yang dipergelarkan.

Sumber: Koleksi Pribadi

Sumber: Koleksi Pribadi

Gb. 5.20 Hasil Kerja Penata Cahaya

Gb. 5.21 Penata cahaya memberi efek

Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.22 Hasil Kerja Penata Cahaya

Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.23 Penata cahaya memberi efek

Perhatikan gambar: potret kerja kru dan penata cahaya (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI353

(2.3) Penata Sound dan Musik & Kru Penata musik dan sound juga bertanggung jawab langsung kepada pimpinan artistik, namun secara hirarki matihidup, keras-lembut, jernih-paraunya musik dan sound harus dilaporkan kepada pimpinan panggung untuk konsolidasi, serta bahan laporan kepada penyaji karya seni yang dipergelarkan. Kejadian yang muncul sebagai akibat kelalaian dan kecelakaan pementasan dapat mempengaruhi kualitas pementasan dalam ukuran kualitas musik dan sound. Tanggung jawab yang diemban berdasarkan dilakukan berdasarkan prasaran penyaji. Penata musik dan sound secara tidak langsung bertanggung jawab kepada pimpinan panggung dan penyaji karya seni Beban tanggung jawab dan tugas penata musik dan sound adalah menjadi sumber sukses dan kualitas musik yang disajikan dalam pementasan. Artistiknya pementasan karya seni yang dipergelarkan dalam hubungannya dengan musik dan sound menjadi beban moran tanggung jawab yang diemban oleh pimpinan musik dan sound. Hak dan kewajibannya sama denga staf lain di bawah pimpinan artistik, adalah konseling kepada pimpinan artistik, pimpinan panggung dan penyaji karya seni. Kewajiabannya adalah memberikan layanan kepuasan atas kualitas musik dan sound pada saat pementasan karya seni yang berlangsung.

Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.24 Kru Musik fasilitasi pemusik

Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.25 Penata Musik memberi arahan pemusik

Perhatikan gambar: potret kerja kru dan penata musik (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI354

(2.4) Penata Properti & Kru Penata properti dan kru bertanggung jawab langsung kepada pimpinan artistik, namun secara herarki masih sama dengan staf lain dilingkungan artistik yakni melaporankan kejadian dan layanan pemesanan yang diminta penyaji karya seni dan prasaran penata artistik berdasarkan pada saat kebutuhan alat diminta oleh kedua belah pihak. Beban tanggung jawab dan tugas penata properti adalah menjadi layanan pemenuhan kepada penyaji karya seni dan tuntutan artistik garapan berdasarkan prasaran dari pimpinan artistik. Sukses dan artistiknya pementasan karya seni yang dipergelarkan kebutuhan properti yang diharapkan penyaji dan pimpinan artistik diberikan sepenuhnya atau layanan purna lengkap kepada kedua belah pihak. Masalah kelengkapan properti untuk kebutuhan penari tanggung jawab staf ini. Bagaimana cara mengatasi apabila tidak ada properti yang diminta oleh penyaji karya seni dan pimpinan artistik menjadi beban tugas dan tanggung jawab pimpinan properti dan kru. Hak dan kewajibannya sama dengan staf di bawah pimpinan artistik yakni berkonsultasi kepada pimpinan artistik, pimpinan panggung dan penyaji karya seni. Kewajiabannya adalah memberikan layanan kepuasan atas artistik tidaknya pementasan karya seni yang dipergelarkan. Di bawah ini menunjukan gambar potret kerja penata properti dan kru. Tugasnya mendisain dan memasang properti di atas pentas, persiapan dan menyediakan properti yang dibutuhkan penari pada saat pertunjukan.

Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.26 Kru penata properti menata level/trap di depan panggung Perhatikan gambar: potret kerja kru dan penata properti (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI355

(2.5) Penata Rias dan Kostum & Kru Penata rias dan kostum secara umum pada produksi yang besar dibagi pada masing-masing pos antara rias dan kostum. Namun untuk produksi karya seni yang terbatas kedua tugas dipegang oleh satu staf saja. Penata rias dan kostum bertanggung jawab langsung kepada pimpinan artistik, penyaji karya, serta melakukan konsolidasi dengan pimpinan panggung. Hirarki penguasaan konsep riasan, pemakaian kostum hingga modivikasinya menjadi tanggung jawab penata kostum dan penata rias. Konsultasi kepada penata tari secara konsolidasi penting dilakukan. Laporan kejadian kurang terakomodasinya kebutuhan penata tari dikonsultasikanpenata Artistik. Prasaran penata tari dalam hal hasil kerjanya menjadi tanggung jawab penata rias dan busana berdasar pemenuhan dari penata tari, dengan asumsi hasil kerja kurang serasi dan kurang tepat sasaran. Penata rias dan busana harus mempertanggungjawabkan kepada penonton apabila dijumpai terdapat reaksi balik dari penonton, hal ini berhubungan dengan kepuasan kerja penata rias dan busana. Beban tanggung jawab dan tugas penata rias dan busana menjadi bagian pertanggungjawaban kepada pimpinan artistik. Pementasan tari yang dipergelarkan harus mampu memenuhi harapan penata tari. Masalah riasan dan pemakaian busana apabila terjadi kecelakaan misal busana copot atau kedodoran, lunturnya riasan menjadi beban moral tanggung jawab yang diemban penata rias dan busana secara terbuka. Hak dan kewajibannya berkonsultasi kepada pimpinan artistik, penata panggung dan penata tari. Usaha memberi layanan atas bentuk riasan dan pemakaian kostum tari yang dipentaskan jadi bagian tugas kolektif dengan pimpinan artistik.

Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.27 Koreografi mahasiswa (hasil kerja penata busana dan rias Perhatikan gambar: Poterk kerja Penata Busana dalam berperan mewujudkan konsep penata tari di bidang rias dan busana agar pertunjukan sesuai tokoh. (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI356

Penata rias dalam melakukan pekerjaannya diarahkan oleh pimpinan artistik dan sesuai hasil diskusi dengan penata tari. Kerja penata rias mendisain riasan wajag, mengubah karakter tokoh, dan membuat desain fantasi bisa diminta oleh penata tari. Di bawah ini adalah gambar bagaimana kerja penata rias mengarahkan penari, dan membantu merias penari.

Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.28 Penari berias diri setelah mendapat arahan piata rias

Sumber: Koleksi Pribadi

Gb. 5.29 Kerja penata rias membantu menata rambut Perhatikan gambar: Potret kerja Penata rias dalam berperan mewujudkan konsep penata tari di bidang rias dan busana agar pertunjukan sesuai tokoh. (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI357

Perhatikan gambar di bawah ini adalah hasil; kerja penata rias dan busana tari yang sudah jadi sesuai harapan penata tari. Beberaga gambar model penari yang telah dirias dan memakai busana tari. Penataan rias dan busana tradisional Klasik Jawa. Gambar di bawah menunjukan perbedaan garis wajah antara orang biasa, rias keseharian, dan rias karakter, misalnya yaitu.

Sumber: Grafis Haviz Muharyadi SPd. Gb. 5.30 Tata rias wajah pada tari Bedoyo

Sumber: Grafis Haviz Muharyadi SPd. Gb.5.31 Tata rias pada karakter Gagah Putra

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI358

Busana Tradisional yang diusung melalui konsep tari-tari tradisional Klasik, atau tari rakyat di berbagai wilayah Indonesia. Gambar di bawah ini sebagai contoh sebagai berikut.

Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.33Busana saat gladi kotor Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.32 Ratu Angin

Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.34 Busana Gladi bersih

Perhatikan gambar: Poterk kerja Penata Busana dalam berperan mewujudkan konsep penata tari di bidang rias dan busana agar pertunjukan sesuai tokoh. (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI359

Tata Rias untuk riasan keseharian hanya mempertebal garis wajah. Tujuannya untuk memberikan penegasan terhadap lekuk dan ornamen wajah secara lebih mendalam. Riasan untuk laki-laki biasanya jarang dilakukan kecuali bagi yang memiliki kecenderungan tampil beda di depan masyarakat.

Sumber: Grafis Haviz Muharyadi SPd. Gb. 5.35 Tata rias sehari-hari untuk peran putra tanpa karakter

Sumber: Grafis Haviz Muharyadi SPd. Gb.5.36 Tata rias wajah putri tanpa karakter

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI360

Kelompok model yang dipotret setelah dirias dan diberi busana tari. Contoh gambar pose di bawah ini menunjukan variasi bentuk, motif, ornamen, dan perangkat tari yang diabadikan secara acak.

Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.38 Model-model setelah dirias dan memakai busana tari

Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.37 Pose penari yang telah di rias Menggunakan rebana Perhatikan gambar: Hasil kerja Penata Busana dan penata pentas dalam berperan mewujudkan konsep penata tari di bidang rias dan busana dan pentas agar pertunjukan sukses (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari)

Setelah kalian telah mempelajari dan mencermati berbagai pengetahuan tentang produksi tari di atas, bagaimana tanggapan kalian. Apakah kalian dapat memahami tentang uraian yang telah kalian baca?. Tugas untuk kalian, coba bentuk dan rancang konsep pelaksanaan pementasan karya-karya seni siswa di tempat kalian. Pelaksanakan disesuaikan kebutuhan antar waktu. Pergelaran karya seni dipergelarkan dalam rangka perpisahan, ulang tahun sekolah, hari-hari sejarah Nasional, dan keperluan lain. Sebagai contoh kegiatan pergelaran yang dapat kalian rancang adalah pergelaran karya seni dalam rangka perpisahan kelas satu dan dua dengan kelas tiga.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI361

BAB VI PERKEMBANGAN PENGETAHUAN BIDANG TARI


A. Seni Pertunjukan Kemasan Kota Jakarta sebagai Ibu kota negara Indonesia memiliki kompleksitas yang beragam dan menjadi ciri kota besar di Indonesia di samping kota-kota besar lainnya. Kota besar di berbagai negara dan daerah Indonesia dihuni oleh berbagai suku dari penjuru Nusantara. Kemajuan pengetahuan dan teknologi, menumbuhkan konsep pengembangan budaya dalam konsep industri wisata pada kota besar di berbagai daerah di Indonesia. Perkembangan seni pertunjukan yang ada juga menjadi simbol dari representasi cara menyajikan dan model pengemasan yang representatif untuk disajika dalam kemasan wisata. Oleh sebab itu, muncul pemikiran bagaimana suatu kemasan seni pertunjukan dapat disajikan dalam momen paket wisata yang dapat menjajinjikan. Konsekuensi logis adalah bahwa paket wisata bentuk dan mode penyajiannya memiliki ciri yang berbeda dengan kemasan aslinya. Hal ini patut dipertimbangkan mengingat bahwa kemasan wisata bertujuan sebagai kemasan yang disajikan untuk kepentingan sesaat. Pada sisi lain, apabila wisatawan memerlukan kemasan tari tradisional asli sesuai bentuk dan mode penyajiannya disarankan untuk mendatangi tempat atau narasumber tari tradisional yang secara representatif menggali dan melestarikan tarian dimaksud. Dampak yang berkembang ide munculnya kemasan untuk industri wisata kurang greget, produk statis, seadanya, menjadi kambing hitam dari refleksi munculnya kemasan wisata. Namun hikmah yang dapat dipetik, bahwa kemasan yang terkesan cobacoba, belum memiliki bentuk yang perfect, serta belum dapat diangkat menjadi produk yang handal ini menjadi penilaian yang kurang reproduktif dalam bentuk dan mode seni untuk tujuan tertentu yakni pariwisata. Semakin ramainya industri pariwisata, seni tari tampil ke permukaan. Aktivitas seni tari membawa dampak semakin banyaknya frekuensi pentas tari untuk industri pariwisata. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa kebutuhan pasar seiring dengan kebutuhan penyangga sarana wisatawan membutuhkan hiburan.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI362

Maka muncullah di berbagai tempat wahana untuk wisata seperti hotel, restoran, taman-taman wisata hiburan menjadi sentra industri seni tari wisata dipentaskan. Paradigma perkembangan wisata dengan keterkaitan seninya, seni tari untuk produk wisata menuntut adanya unitas yang mesti terjadi adanya penyesesuaian diri atas terwujudnya kesatuan sistem. Aspek kehidupan kemanusiaan, kedudukan tari sebagai pelengkap, kredibilitas kebutuhan sesaat, dan produk wisata lebih ditekankan menjadi pertimbangan bentuk dan mode tari dipentaskan. Pemikiran mendalam, bahwa pertunjukan tariyang bertujuan untuk sesaat tidak memiliki konteks tujuan melepas begitu saja terhadap akar budaya yang dimiliki oleh masyarakat aslinya. Tidak mustahil bahwa kemasan seni tari untuk wisata tidak semena-mena demi kepentingan wisata saja kemudian membuat kemasan produk wisata seadanya. Pandangan ini keliru, ini menjadi salah satu alternatif strategi bagi studi lanjut tentang tari sebagai aset industri wisata ( Arief Eko: 2004, 50-59). Kontek kepariwisataan dimengerti sebagai pemberdayaan nilai ekonomis melalui sejumlah komuditas. Penambahan penghasilan bangsa banyak digali melalui potensi ini. Pengembangan kepariwisataan secara eksplisit dirumuskan melalui kunjungan wisata dan bagaimana menyajikan kepariwisataannya. Modifikasi memperkenalkan dan medayagunakan potensi sumber wisata untuk peningkatan potensi sumber daya manusia (SDM), kondisi geografis, kondisi budaya menjadi pilihan dan alternatif munculnya industri pariwisata dalam bentuk komoditas kemasan seni tari untuk wisata. Secara konseptual model kepariwisataan yang sebaiknya digarap mencakup beberapa pemikiran di bawah ini sebagai berikut: Seni Pertunjukan Tradisional

Seni Kemasan Wisata

Industri Pariwisata

Bagan 6.1 Kolaborasi seni pertunjukan dan pariwisata

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI363

Peta konsep di atas selanjutnya dikembangkan melalui penelitian menyangkut masalah urbanisasi dan imigrasi etnis lain di dunia, mewujudkan wajah kekayaan kesenian Nusantara yang berkembang. Di sisi lain, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan memperdaya tumbuhnya kreativitas dan kompleksitas kehidupan manusianya ke dalam tatanan baru di bidang pariwisata. Secara berjenjang peta penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut di bawah ini: Urbanisasietnisnusantara Imigrasietnis di dunia Kekayaan Budaya Nusantara

Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Era Globalisasi

Kemauan mengadakan relasi dengan Bangsa Lain

Dampak terhadap seni pertunjukan tradisional memperkaya atau menurunkan Budaya Nusantara

Pendekatan Multidisiplin

Upaya teknik pengemasan melalui enam cirri kemasan wisata menurut Soedarsono

Hadirnya wisata asing, hadir wisata seni. Hadir wisatawan asing/local memperkaya seni tradisional

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI364

Kondisi budaya nasional khususnya tari sebagai produk wisata dikenali di banyak daerah. Oleh karena itu, kemasan industri wisata dalam bentuk tari untuk seni pertunjukan wisata menempatkan tari sebagai obyek wisata. Masalah teknis yang kemudian muncul, tari dipersiapkan sebagai obyek yang digunakan untuk pemenuhan industri pariwisata secara akumulatif. Sebagai produk kemasan tari digarap lebih dalam bentuk genre. Di sisi lain, tari dikemas tidak untuk meninggalkan fungsi dan bentuk kepemilikan masyarakat yang ada. Pemanfaatan tari dikemas berdasarkan kemasan wisata berlatar belakang pada kondisi geografis, kondisi budaya akar budayanya menjadi kunci kemasan wisata tersebut dipentaskan. Alasan tari dipentaskan berdasarkan kondisi geografis dan akar budaya masyarakatnya dengan tujuan bahwa masyaraklat tetap masih memiliki kemasan wisata tari yang ada. Oleh sebab itu, tari yang biasanya dikemas seadanya dipoleh dengan menggunakan spotlight, dan diperkenalkan eyeshedow, serta dalam bentuk genre. Untuk tari tradisional kerajaan yang akrab dengan kecanggihan, kemapanan, tradisi yang dipegang sangat erat untuk komoditas kepariwisataan digenre untuk pangsa pasar luar negeri, dan penyajian di depan wisatawan. Dengan demikian masalah kesempurnaan bentuk dan mode penyajian mengalami perubahan. Pertunjukan semegah dan seagung di istana mungkin banyak mengalami pergeseran. Garapan-garapan fastform demi kebutuhan wisata menjadi tujuan untuk menjawab permasalahan kondisi geografis dan kondisi budaya menjadi konsumsi publik dipentaskan. Penciptaan karya budaya selalu merupakan penciptaan kembali apa yang telah dicapai dan diendapkan dalam tradisi kebudayaan yang bersangkutan. Tidak ada kemungkinan lain manusia sebagai makhluk yang menyejarah, masa lalu adalah warisan dan masa kini adalah inisiatif yang digunakan untuk memperbaharui. Dengan demikian masa depan bergantung kepada karya budaya yang dilakukan pada saat ini. Oleh sebab itu kita harus melakukan tindakan pada masa kini untuk menyongsong masa datang agar memiliki corak dan ragam budaya yang menjadi tidak punah. Konsekuensi logis dari modernisasi adalah revolusi industri. Cara ini memacu kemajuan teknologi yang berdampak kepada memperpendek jarak hubung dan memperderas komunikasi antar bangsa sehingga melahirkan kondisi saling kebergantungan antar bangsa dalam semua aspek kehidupan.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI365

Seberapa tingkat adaptasinya masing-masing bangsa yang dapat mengukur sesuai porsi dan kebutuhan yang seharusnya dilakukan. Oleh sebab itu, internalisasi adaptasi budaya semakin diperlukan untuk kebutuhan yang dikembangkan sebatas ketercapaian yang diharapkan. Keragaman etnik yang membawa kekayaan budaya tidak ternilai harganya. Hal ini juga ikut menjadi corak ragam budaya yang mempengaruhinya. Oleh sebab itu, dalam memberikan ciri dan bentuk kemasan wisata dari etnik budayanya juga terjadi keragaman yang tidak dapat dipungkiri. Dengan demikian corak budaya dan ragam etnik yang ada menjadi bentuk kemasan wisata yang dapat digunakan sebagai bentuk seni pertunjukan yang dapat digunakan sebagai paket wisata daerah khususnya di kota besar di Indonesia. Di bawah ini beberapa kemasan wisata yang telah menjadi trend dan ciri wajah seni tari produk wisata di beberapa daerah di Indonesia. Oleh karena kondisi dan situasi yang tidak memungkinkan tari pentas dalam kapasitas yang sebenarnya, maka kemasan wisata daeri beberapa etnik di bawah ini telah menjadi maskot yang telah diakui oleh beberapa pendukungnya dalam komunitas yang sering dipentaskan antara lain adalah sebagai berikut di bawah ini: 1. Bentuk seni pertunjukan Khas Betawi Ada tiga jenis kemasan wisata yang dimiliki etnik Betawi berdasarkan beberapa sumber terdiri dari Tari Kembang Lambang Sari, Tari Ondel-ondel, dan Musik Gambang Kromong. Pertunjukan tari dan musik ini telah memiliki ciri seni wisata yang nilai jualnya telah diakui. Potensi Tari Kembang Lambang Sari telah memiliki nilai jual dan nilai seni yang cukup memadai. Di sisi lain, Tari Ondel-ondel dan Musik Gambang Kromong belaum memiliki standar kualitas yang membanggakan, hal ini disebabkan adanya kehidupan para pelaku seninya yang masih belum memiliki standar kehidupan seperti yang diharapkan. Jakarta sebagai sentra Metropolitan memiliki banyak ragam budaya. Hal ini terjadi karena proses urbanisasi masyarakat dari daerah ke Jakarta dengan membawa berbagai budaya yang pada selanjutnya dikembangkan di Jakarta. Dalam kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, banyak seni tari yang berasal dari daerah dikembangkan di Jakarta melalui pembinaan anak-generasi muda lewat sanggar tari sanggar tari. Hal ini membawa dampak tumbuh mekarnya tari-tarian daerah dapat berkembang di Jakarta. Oleh sebab itu Pemkot DKI melalui

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI366

dinas terkait mengkhususkan paket wisata melalui tari-tarian yang telah lama berkembang di Jakarta yakni Topeng yang berciri macam-macam.

Sumber Koleksi Chandra Alumni Jurusan Tari UNJ Gb. 6.1 Tari Topeng Blantek

2. Bentuk Seni Pertunjukan Khas Jawa Barat Bentuk seni pertunjukan di jawa barat ada empat jenis kemasan wisata yang dimiliki terdiri dari Jaipongan, Breakpong, Debus, dan Kacapi Suling. Dalam etnik Jawa Barat yang dikenal Sunda berdasarkan sumber yang dipercaya, keempat bentuk seni wisata tersebut memenuhi kualitas penciptaan yang diharapkan namun nilai jual produk kemasan belum memenuhi standar kualitas yang diharapkan. Pertunjukan tari dan musik yang diproduksi daerah ini telah memiliki ciri seni wisata yang nilai jualnya masih kurang dapat menunjang standar kehidupan pelaku seninya. Potensi keempat produk wisata ini belum dapat digunakan untuk memenuhi standar kualitas kehidupan yang membanggakan bagi pelaku seni karena banyak aspek yang harus ditopang terutama menyangkut pada penghargaan pemerintah daerah, semakin menurunnya promosi wisata di daerah Jawa barat, dan penghayatan budaya pelaku seni yang kurang komitmen terhadap kualitas penghidupan secara merata, sehingga job dan datangnya kontaks wisata menjadi pilihan untuk semakin terserapnya produk wisata secara kunatitas untuk menopang kehidupan sehari-hari bagi pelaku seninya.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI367

Sumber Koleksi Ojang Jurusan Tari UNJ Gb. 6.2 Tari Topeng Cirebon

Sumber Chandra Alumni Jurusan Tari UNJ Gb. 6.3 Tari Jaipongan

Potret Kemasan Tari Topeng Cirebon untuk wisata Kasunanan (Gambar Atas) Jaipongan untuk kalangan masyarakat luas (Gambar Bawah).

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI368

3. Bentuk Seni Pertunjukan Khas Jawa Tengah Bentuk seni pertunjukan di Jawa Tengah terdiri dari Wayang Wong Barata, Sendratari Ramayana, Wayang Kulit, taritari karya Bagong Kusudiharjo. Semua jenis pertunjukan tersebut sudah memenuhi ciri karakteristik seni wisata yang dipersyaratkan akan tetapi masalah kualitas nilai jual dan bentuk seni wisata yang digunakan untuk memenuhi kualitas kehidupan bagi pelaku seninya kurang sesuai harapan. Produk penciptaan seni yang diharapkan belum mampu mendongkrak nilai jual produk kemasan untuk memenuhi standar kualitas hidup yang diharapkan. Pertunjukan tari dan wayang yang diproduksi daerah ini telah memiliki ciri seni wisata yang nilai jualnya masih kurang dapat menunjang standar kehidupan pelaku seninya. Potensi keempat produk wisata ini sudah dapat digunakan untuk memenuhi standar kualitas penyajian wisata yang secara teknis dapat disajikan dimanapun dan dalam waktu kapanpun. Secara komoditas, standar penciptaan dan penjualan produk seni wisatanya hanya Sendratari Ramayana saja yang dapat digunakan untuk memenuhi penghidupan bagi pelaku seninya. Hal ini terkait dengan bentuk wisata lain yakni wisata Candi Prambanan di daerah Yogyakarta yang digunakan sebagai basis komoditas produk ini dipentaskan.

Sumber Koleksi DepBUd PAr Gb. 6.4 Tari Gambyong

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI369

Sumber Koleksi Chandra Alumni Jurusan Tari UNJ Gb. 6.5 Tari Karonsih

Kemasan Tari Gambyong, Kemasan Wayang Orang, Musikal Gamelan berbentuk Uyon-uyon 4. Bentuk Seni Pertunjukan Khas Jawa Timur Ada dua seni kemasan pertunjukanwisata yang representatif dijadikan kemasan wisata di Jawa Timur yakni Tari Jejer Gandrung dan Jaran Goyang. Tari Jejer Gandrung merupakan tarian selamat datang. Pertunjukannya dilakukan pada upacara pernikahan, penerimaan tamu terhormat, dan acara-acara di lokasi wisata diberbagai belahan Jawa Timur. Pertunjukannya sangat menarik, singkat, padat koreografis. Kemasan tarian ini sangat memungkinkan untuk produk seni wisata, karena mudah dicerna, penonton dapat merespons tarian tersebut secara mudah dan komunikatif. Tari Jaran Goyang merupakan tarian kreasi baru yang menggambarkan pria yang ditolah cintanya oleh seorang gadis. Berkat aji pengasihan yang dimiliki berupa Jaran Goyang, gadis tersebut dapat bertekuk lutut dan mau menerima cintanya. Peristiwa pertunjukan tarian ini pada dasarnya dikemas sesuai konsumsi seni wisata. Nilai jual dan nilai pemenuhan penghidupan standar kualitas pelaku seni sedikit lebih baik

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI370

dibandingkan beberapa seni wisata di banyak daerah di wilayah Indonesia. Dengan demikian nilai jual dan kualitas seni kemasannya telah lebih baik dibandingkan seni wisata lainnya.

Sumber Koleksi Chandra Alumni Jur. Tari UNJ Sumber Koleksi Internet Gb. 6.6 A Tari Jaranan Gb. 6.6 B Tari Ngremo (Jawatimuran/Banyuwangian) Potret Kemasan Tari Bersih Desa dan Ngremo untuk kalangan masyarakat luas di Jawa Timur dan turis asing (Gambar Atas Koleksi: Internet).

5. Bentuk Seni Pertunjukan Khas Bali Dalam mengajukan beberapa seni wisata dari Pulau Dewata ini, banyak tari-tarian dari Pulau Bali ini telah dikemas sebagai kemasan wisata. Standar kualitas dan nilai jualnya cukup representatif untuk digunakan memenuhi kualitas penghidupan pelaku seninya. Tari Pendet, Tari Tenun, Tari Baris, Tari Rangde, dan lain-lain telah diidentifikasi memenuhi standar kemasan. Sasaran pementasan kemasan wisata tari-tarian di atas telah dipentaskan di berbagai hotel, mal, lokasi wisata baik di Bali maupun di berbagai daerah di Indonesia. Ada rumor yang menyiratkan bahwa Bali merupakan representasi Indonesia. Dengan kondisi tersebut sangat menguntungkan Bali, bahwa secara eksplisit diakui bahwa Bali dikenal sebagai Indonesia. Dilihat dari komoditas yang berkembang di pasar, pertunjukan tari-tarian Bali lebih proporsional menjadi sandaran pelaku seni yang membidangi tari-tarian bali dan konsteks nilai jual dan nilai seninya telah banyak diakui oleh turis atau wisatawan dari mancanegara. Peristiwa pertunjukan tari-tarian dari Bali pada dasarnya dikemas sesuai konsumsi seni wisata. Nilai jual untuk memenuhi

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI371

standar kualitas pemenuhan penghidupan dalam rangka memenuhi standar kualitas pelaku seni lebih diatas rata-rata lebih baik dibandingkan beberapa seni wisata di banyak daerah di wilayah Indonesia. Dengan demikian nilai jual dan kualitas seni kemasannya telah lebih baik dibandingkan seni wisata lainnya.

Sumber Jurusan Tari UNJ Gb. 6.7 Tari Margapati

Sumber Koleksi Chandra Alumni Jurusan Tari UNJ Gb. 6.8 Tari Belibis

Potret Kemasan Tari Pendet dan Panji Semirang untuk kalangan masyarakat luas Penari Etnik Jepang.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI372

6. Bentuk Seni Pertunjukan Khas Sumatra Barat Dilihat dari komoditas yang telah dikembangkan di Sumatra Barat dalam hubungannya dengan kemasan wisata yang ada dan berkembang di pasar adalah pertunjukan Tari Piring dan Tari Rantak Kudo lebih proporsional menjadi standar kualitas nilai seninya, kedua tari tersebut telah banyak diakui oleh banyak kalangan bahwa tari-tarian tersebut memenuhi standar kualitas nilai seni dan kuantitas pengakuan dari turis atau wisatawan dari mancanegara. Para wisman apabila disuguhi tari0tarian tersebut terutama di wilayah Minangkabau, merasa menjadi bagian dari tatanan di dalamnya. Pementasan yang berdurasi singkat, menarik, dan memenuhi harapan diakui sebagai kemasan wisata yang dapat menjadi ciri dan corak ragam budaya Minangkabau. Pertunjukan tari-tarian dari Sumatra Barat pada dikemas sesuai konsumsi produk seni wisata. Nilai jual ke dua tarian ini mampu memenuhi standar kualitas pemenuhan penghidupan pelaku seni terutama dalam rangka memenuhi standar kualitas kehidupannya. Dengan demikian nilai jual dan kualitas seni kemasannya mampu digunakan sebagai maskot wisata Minangkabau secara proporsional.

Sumber Jurusan Tari UNJ Gb. 6.9 Tari Randai

Potret Kemasan Tari Piring dan tari Rantak Kudo, Randai untuk kalangan turis Lokal dan Asing Etnik Minang (Gambar Atas Koleksi: E Yetty Jurusan Tari.).

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI373

7. Bentuk Seni Pertunjukan Khas Sumatra Utara Komoditas Tari Tor-tor yang berkembang di pasar mampu digunakan sebagai seni pertunjukan wisata di daerah Sumatra Utara. Tari-tarian asal Sumatra Utara berkiblat pada Tari Tor-tor. Tarian ini secara proporsional menjadi sandaran pelaku seni yang membidangi tari-tarian Sumatra Utara. Konsteks nilai jual dan nilai seninya telah banyak diakui oleh turis atau wisatawan dari manca negara yang berkunjung dan menikmati wisata seni di Sumatra Utara. Pertunjukan Tari Tor-tor dari Sumut dikemas padat, singkat, dan menarik sesuai konsumsi seni wisata. Nilai jual untuk memenuhi standar kualitas pemenuhan penghidupan dan nilai jual belinya masih dibawah standar kualitas yang diharapkan. Upaya memenuhi standar kualitas pelaku seni masih terasa jauh dari harapan. Dengan demikian untuk menjadi sandaran bagi pelaku seni dan produk wisata di Indonesia secara maksimal masih perlu penangangan serius dalam upaya peningkatan agar seperti seni wisata lainnya di Indonesia.

Sumber Koleksi Pribadi Gb. 6.13 A Tari Gundala-gundala

Sumber Koleksi Pribadi Gb.6.13B Tor-tor

8. Bentuk Seni Pertunjukan Khas Aceh Dilihat dari komoditas yang berkembang di pasar, pertunjukan tari-tarian Aceh berada nomor dua pengakuannya untuk seni wisata Indonesia setelah Bali. Aceh lebih proporsional menjadi bagian dari Indonesia menyangkut wisata seninya karena harus dan patut diakui bahwa Tari Saman, Tari Saudati menjadi maskon tari-tarian Indonesia bagi wisatawan mancanegara. Upaya peningkatan atas sandaran hidup bagi pelaku seni taritarian Aceh cukup significan bagi yang membidangi tari-tarian

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI374

Aceh. Konsteks nilai jual dan nilai seninya telah banyak diakui oleh turis atau wisatawan dari manca negara bahwa Tari Saman dan Tari Saudati yang terrenal dinamis, atraktif, dan penuh imej menjadikan artistiknya tari tersebut semakin diminati oleh wisatawan untuk selalu menikmati tarian diberbagai acara, waktu, dan kebutuhan hajad yang mampu dielaborasikan oleh tari-tarian tersebut. Peristiwa pertunjukan kedua tarian Aceh tersebut pada dasarnya cocok sebagai konsumsi seni wisata. Nilai jual dalam rangka memenuhi standar kualitas pelaku seni cukup menjanjikan. Dengan demikian nilai jual dan kualitas seni kemasannya mampu menjamin pelaku seni menekuni seni kemasan wisata tersebut sebagai sandaran hidupnya.

Sumber Koleksi Pribadi Gb. 6.11-612 Motif gerak Tari Saman Gambar Koleksi Jurusan tari

Sumber Majalah Myung Hui Gb. 6.13 Tari Saudati

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI375

B. Standarisasi Kepenarian Dalam sejarah perkembangan tari, mempelajari teknik tari merupakan langkah awal seorang penari dalam belajar tari. Dalam berbagai keadaan, mempelajari seni tari baik tradisi maupun nontradisi banyak membantu keterampilannya terutama untuk menjadi penari, sehingga bentuk tari apapun yang diperagakan harus dapat dikuasai dengan baik. Selanjutnya, sikap profesional penguasaan teknik tari bentuk tari-tarian Nusantara yang dipelajari harus dapat dikuasai secara sempurna, sehingga keprofesionalannya menjadi bagian penting dalam kehidupan yang bersangkutan. Ditinjau secara kenyataan, kemampuan dan keterampilan memperagakan tari berdasarkan pada tingkat kesulitan melakukan gerak, adaptasi budaya tarian tersebut dan kesanggupan melakukan pendekatan budayanya menjadi indikator pemahaman spesifikasi tarian dalam kaitannya dengan wiraga, wirama dan wirasa tari. Profesionalisme yang bersangkutan dapat tercermin secara jelas oleh penari pada saat memperagakan tari secara terampil dan luwes. Faktor kepenarian yang berkembang dewasa ini, telah dirujuk menjadi salah satu bentuk kompetensi tari. Sikap profesional dalam menunjukan kemampuan menari yang diberi judul standarisasi kepenarian. Beberapa kompentensi mengenai profesional kepenarian yang telah distandarisasi dinyatakan dalam tahapan kemampuan menari secara profesional yang dapat ditunjukan oleh seseorang yang telah menduduki level profesional dalam jenis tari mancadaerah di Indonesia. Tahap-tahap akreditasi telah ditetapkan, secara aklamasi disetujui bahwa bentuk performa kepenarian yang telah dilaksanakan di bawah ini ada beberapa tarian dari mancadaerah di Indonesia yang mendapat sertifikasi pada masing-masing daerah dengan melalui tahap-tahap penyusunan kompetensi, penetapan profesionalisme, seminar daerah, seminar nasional hingga ditetapkan menjadi level kepenarian maka daerah yang telah mendapat standarisasi kepenarian berhubungan dengan beberapa tarian dan jenis tari yang disertifikasikan terdiri dari beberapa daerah adalah sebagai berikut dapat disebutkan di bawah ini.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI376

No 1 2 3 4 5 6 7

Daerah Yogyakarta Surakarta Bali Sunda JaTim SumBar Sulawesi

Tingkat I Pemula Pemula Pemula Pemula Pemula TagakTagun Pinangka

Tingkat II Muda Muda Muda Terampil Terampil Ukua JoJangko Pinangka Rao

Tingkat III/IV Madya Madya Madya Mahir Mahir Padang Kutiko Garak-garik Pinangka Talu

Profesional Keempuan Keempuan Keempuan Keempuan Keempuan Raso-Pareso Pinangka Pa

C. Sandar Kompetensi Pada daerah lain di Indonesia masih banyak daerah yang belum digali dan dilakukan klarifikasi. Berbagai kemungkinan yang ada, standar yang dikembangkan untuk daerah lain di Indonesia menunggu rekomendasi yang harus dilakukan secara lebih lanjut terutama menyangkut eksisnya tarian dalam hubungan standar kepenarian yang diharapkan. Dengan demikian perlu digali kemungkinan dan celah yang harus dipersiapkan yang dapat dicari menyangkut standar kepenarian yang akan dibakukan. Unsur yang dapat digali secara mendalam dan standar ukur yang dapat diterapkan hubungannya dengan tingkat kemampuan dan profesional kepenarian masingmasing wilayah secara proporsional untuk menjadi bahan pekerjaan yang dipertimbangkan. Sebagai apresiasi tentang standar kepenarian yang telah dikembangkan dari beberapa daerah di bawah ini dikemukakan standar kepenarian yang dapat dicontohkan: 1. Unit Kompetensi : Kode dan nomor urut tarian dalam standar kepenarian, 2. Judul Unit : Nama Tari 3. Deskripsi Unit : Kriteria tari yang diujikan dan bentuk tarinya 4. Elemen Tari : Idikator pengujian kompetensi 5. Syaratan Unjuk Kerja: Ketentuan yang harus dipenuhi untuk melakukan uji, 6. Panduan Penilaian: Ketentuan diuji, Aspek Kritis jadi pedoman utama 7. Kompetensi Kunci:Telah ditetapkan dalam standar kepenarian, 8. Level : Uji diterminasi dalam level kepenarian

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI377

1. Standar Kompetensi Kepenarian Tari Jawa Surakarta


SKA.TPI.001(1)A Menarikan Tayungan (Rantaya) PutriTingkat 1/Pemula Tari Tayungan (Rantaya) Putri adalah tari tunggal putri yang memiliki perbendaharaan gerak yang lengkap sebagai dasar untuk dapat menarikan tari putri tunggal gaya Surrakarta dengan penguasaan unsur wiraga, yang telah didukung oleh pemahaman wirama dan wirasa dalam kadar yang masih ringan Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Menarikan Rantaya Putri 1. Diperagakannya secara tepat dan benar pola-pola Mampu menarikan Tayungan gerak tayungan (Rantaya) putri : (Rantaya)Putri 1. trapsilantaya 2. sembahan sila 3. sembahan jengkeng, tancep 4. sabetan 5. lumaksana lembehan kanan 6. negigel 7. lumaksana nayung 8. lumaksana ridong sampur 9. sindet kiri 10. lumaksana ukel karna 11. ombak banyu srisig 12. sekaran laras sawit 13. sekaran lembehan 14. sekaran engkyek 15. nikelwarti Persyaratan Unjuk Kerja: 1. Tersedianya ruangan yang cukup luas untuk menari, biasanya tayungan putri dilakukan dengan mengitari ruangan yang luas atau pendhapa 2. Iringan untuk menari telah dipersiapkan dengan baik, dalam bentuk rekaman audio atau iringan gamelan secara langsung (live) 3. Busana tari yang diperlukan biasanya menggunakan kain serta sampur Acuan Penilaian : 1. Dalam menarikan tayungan putri dituntut wiraga yang berkaitan dengan sikap dasar tari (adeg) dan sikap laku tari (patrap) serta dapat melakukan teknik-teknik gerak, baik teknik gerak kaki, tubuhm tangan, dan kepala, serta pandangan mata (polatan) secara tepat 2. Dalam melakukan tari juga diperlukan pemahaman irama gerak dengan irama iringan atau karawitan tari yang sesuai sehingaga dapat melakukan seleh gerak sesuai dengan seleh gendhing 3. Dalam menari perlu pula menghayati karakteristik ragam-ragam gerak tari sesuai Kode Unit: Judul Unit: Uraian Unit

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI378

dengan irama gendhing dan karakter tari yang dilakukan 4. Hafal susunan ragam-ragam gerak tari yang dibawakan baik dalam bentuk maupun dalam teknik serta menghayati ragam-ragam gerak tari dalam kadar yang ringan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI379

SKA.TPI.002(1) Menarikan Tari Kukila Tingkat 1/Pemula Tari Kukila adalah tari tunggal putri yang memiliki perbendaharaan gerak yang menggambarkan gerak-gerak binatang dalam hal ini burung Kukila yang lincah, gerak-gerak itu merupakan gerak representataif (wadhag), dengan penguasaan unsur wiraga, yang telah didukung oleh unsur wirama dan wirasa dalam kadar yang ringan Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja 1. Diperagakannya secara tepat dan benar pola-pola Menarikan Kukila gerak: 1. Mampu menarikan bagian Maju Beksan (Iringan 1.1 srisig 1.2 ulap=ulap tawing kiri-kanan Lancaran Rena-Rena) 1.3 ulap-ulap tawing kanan-kiri 2. Mampu menarian Bagian Beksan I (Iringan Irama II) 2. Diperagakannya secara tepat dan benar pola-pola gerak: 2.1 asta rimang, nacah, srisig 2.2 kebyok kanan, menthong srisig mundur 2.3 srampang, tawing kanan, srisig dilanjtukan tawing kiri, lembehan 2x, srisig 2.4 agem Bali kiri-kanan, menthong mundur 2.5 srisig nacah ngusap cucuk 4x 2.6 malangkerik lenggut 3x, srisig 2.7 lampah sunda 2.8 ngelus cucuk gedheg 4x 2.9 rimong, entrakan 4x 3. Mampu menarian Bagian 2.10 nacah tawing lenggut 2x, srisig Beksan II (Iringan 3. Diperagakannya secara tepat dan benar pola-pola Lancaran) gerak: 3.1 srisig samberan (kebyok-kebyok) 3.2 srisig maju 3.3 srampang mundur 3.4 srisig kanan, srisig kiri, seling mecut 3x, srisig kanan Persyaratan Unjuk Kerja: 1. Tersedianya arena pentas yang cukup luas untuk manri, mengingat gerak yang dilakukan lebih banyak pada gerak-gerak berpindah tempat 2. Tersedianya gendhing iringan tari yang digunakan baik dalam bentuk rekaman kset atau CD yang disiapkan untuk mengiringi tari ini 3. Menggunakan busana Tari Kukila yang didisain tidak menganggu gerak penari serta untuk mendukung karakter tari

Kode Unit: Judul Unit: Uraian Unit

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI380

Acuan Penilaian : 1. Dalam menari Tari Kukila masih menekankan pada unsur wiraga yang lebih menunjuki pada penguasaan bentuk dan teknik, terutama ketepatan melakukan teknik-teknik gerak, baik teknik gerak kaki, tubuh, tangan, dan kepala, serta pandangan mata (polatan) 2. Dalam hal wirama menekankan pada ketepatan melakukan irama gerak dengan irama iringan atau karawitan tari atau ketepatan melakukan seleh gerak sesuai dengan seleh gendhing 3. Wirasa yang ingin dicapai adalah gerak-gerak burung Kukila yang lincah melalui penghayatan karakteristik ragam-ragam gerak tari sesuai dengan irama gendhing dan karakter Tari Kukila 4. Hafal seluruh pola gerak dan melakukannya secara urut sesuai dengan susunanTari Kukila

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI381

Kode Unit: Judul Unit: Uraian Unit

SKA.TPG.003(3)A Menarikan Tari Klana Topeng Tingkat 3/Madya Tari Klana Topeng adalah tari tunggal putra gagah yang memerankan tokoh Klana Sewandana yang menggunakan poperti topeng memiliki ragam gerak sangat kaya, juga berbagai variasi suasana, termasuk karawtian tarinya. Pada tingkat ini berkaitan dengan penguasaan Hastha Sawanda serta memenuhi konsep sengguh, mungguh, dan lungguh Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja 1. Dihayati dan dijiwainya pola-pola gerak Menarikan Klana Topeng 1. Mampu menarikan Bagian 1.1. jengkeng 1.2. nikelwarti Maju Beksan (Gend.Bendrong Laras 1.3. sembahan Pelog Pathet Nem) 2. Mampu menarikan Bagian 2. :Dihayati dan dijiwainya pola-pola gerak 2.1. ambil topeng, berdiri, memaki topeng, pacak Maju Gawang jangga (Gend.Laiwung Laras 2.2. ulap-ulap kiri, trecet, obah bahu, pacak jangga Pelog Pathet Nem) 2.3. lumaksana 4x, besut, tanjak miring kanan 2.4. seblak sampur kiri ulap-ulap kiri 2.5. glebag kanan kebyok sampur kanan, kiri kebyok 2.6. ulap-ulap kiri, trecet, obah bahu, pacak jangga 2.7. lumaksana ombak banyu, srisig, besut, tanjak kanan 3. Mampu Menarikan Bagian Beksan (Gend.Pucung Rubuh Laras Pelog Pathet Nem)(Gend.Bendrang Laras Pelog Pathet Nem) 3. Dihayati dan dijiwainya pola-pola gerak : 3.1. kedua tangan malangkerik, ogek lambung 3.2. ukel miwir busana, genjot 3.3. mlintir brengos 3x, ngracik, genjot, tanjak kanan 3.4. lumaksana 3x, besut, tanjak 3.5. ogek lambung, genjot 3.6. sabetan, pondhongan, besut, tanjak 3.7. lumaksana malangkerik 3.8. pondhongan, besut, menthang kiri 3.9. ogekan, besut, lumaksana 3.10. besut, tanjak bapang, kebat nogowangsul 3.11. bopongan, lumaksana jajag, ombak banyu, besut, tanjak 4. Dihayati dan dijiwainya pola-pola gerak : 4.1. ogek lambung, ngigel jangga, entragan

4. Mampu menarikan Bagian Kiprahan (Gend.Bendrong

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI382

Laras Pelog Pathet Nem)

4.2. trap jamang, lombo ngracik, entragan 4.3. ngelus bara, entragan 4.4. tumpang tali, ngracik, entragan 4.5. ngracut, ulap-ulap kanan, pondhongan maju, srisig mundur, besut tancep 5. Dihayati dan dijiwainya pola-pola gerak : 5.1. Kengser, panggel, batangan 5.2. Ogekan lambung, tawing, kengser ukel karna 5.3. Laku telu, nacah 5.4. Kebyok, srisig, tanjak 5.5. Entragan kanan, ulap-ulap kiri, nubruk 5.6. Lampah mundur, besut tanjak, entragan 5.7. Pondhongan maju, mundur, besut, tancep 6. Dihayati dan dijiwainya pola-pola gerak : 6.1. Kirig, capeng, cancut 6.2. Ombak banyu, srisig, besut tanjak 6.3. Nikelwarti, jengkeng 6.4. Sembahan, gedheg

5. Mampu menarikan Bagian Gambyongan (Gend. Eling-Eling Laras Pelog Pathet Nem)

6. Mampu menarikan Bagian Mundur Gawangn (Sampak Laras Pelog Pathet Nem)

Persyaratan Unjuk Kerja: 1. Tersedianya arena pentas atau ruangan yang digunakan untuk menari 2. Tersedianya gendhing iringan tari yang digunakan, baik rekaman kaset atau CD atau penyajian gamelan secara langsung (live) 3. Tersedianya peralatan yang penting yaitu: topeng dengan bantuk tertentu sesuai dengan karakter perannya 4. Tersedianya dan dipakainya busana dan rias Tari Klana Topeng untuk mendukung karakter tari yang disajikan Acuan Penilaian : 1. Ketepatan melakukan teknik-teknik gerak, baik teknik gerak tubuh, tungkai, kaki, tangan dan kepala 2. Ketepatan melakukan teknik gerak kaki untuk perlaihan gerak dan berpindah tempat 3. Ketepatan melakukan arah pandangan mata (polatan) 4. Harmonisasi antara gerak penari dengan iringan musik 5. Keluwesan gerak yang dilakukan secara mengalir dan alus 6. Pengembangan variasi gerak sebagai ekspresi diri penari yang sesuai dengan karakter yang diperagakan 7. Penguasan terhadap irama gerak dengan iringan atau karawatian tari 8. Penguasaan melakukan seleh gerak sesuai dengan seleh gendhing 9. Memiliki kemampuan dalam menggarap ruang, pola lantai, dan gawang sehingga

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI383

pertunjukan tarinya terasa lebih hidup 10. Memiliki kemampuan menginterpretasikan karakter tari yang disajikan dan menerapkannya dalam pertunjukan tari 11. Menjiwai secara menyeluruh karakter tari yang disajikan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI384

Kode Unit: Judul Unit: Uraian Unit

SKA.BPA.002(2)A Menarikan Tari Karna Tinandhing Tingkat 2/Muda Tari Karna Tinandhing adalah tari berpasangan putra alus bertema keprajuritan yang menampilkan karakter satriya dan konflik serta perang yaitu arjuna dan Adipati Karna, menggunakan properti dhadhap, keris gendewa dan anak panah dengan penguasaan kemampuan tari sesuai dengan kriteria Hastha Sawanda Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja 1. Diperagakan dengan luwes, selaras, dan mengalir Menarikan Tari Karna pola-pola gerak: Tinandhing 1. Mampu menarikan Bagian 1.1. trapsila, sembahan sila 1.2. jengkeng, sembahan, pacak gulu Maju Beksan (Slepengan Slendro Sanga) 1.3. sabetan tanjak sawega dhadhap (pada posisi berdiri) 1.4. lumaksana bambangan 1.5. ombak banyu, srisig tawing dhadhap (berpindah ke gawang utama) 1.6. kebyok kiri, nikerlawarti (seleh dhadhap), ngebyok sampur, gedheg, sila 2. Mampu menarikan Bagian Beksan I (Gendhing Gandakusumo Sl.Sanga) 2. Diperagakan dengan luwes, selaras, dan mengalir pola-pola gerak: 2.1. silantaya, sembahan disertai gedheg, menjadi jengkeng 2.2. sembahan laras 2.3. besut, tanjak kanan sawega dhadhap (pada posisi berdiri) 2.4. ngigel penthangan asta menjadi adu lawan atau berhadapan 2.5. tanjak kanan tawing kanan, ngleyek, ogek lambung 2.6. tawing kiri, menthang kiri, nglerek mangering ngembat kiri 2.7. kebyok kiri, (adu kiri), besut (adu kanan), tanjak panggah kanan 2.8. hoyog, ngembat, besut, kicat 4x, ebat ngiris, tempe, srisig 2.9. besut tanjak panggah (gawang prapatan), loyog ngembat seblak asta, penari adu kiri pada gawang prapatans 3. Diperagakan dengan luwes, selaras, dan mengalir pola-pola gerak:

3. Mampu menarikan Bagian Beksan (Ldr. Clunthang

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI385

SL.Sanga)

3.1. hoyog genjotan, srisig mundur ngigel, ukel leyekan 3.2. ngunus dhuwung tanjak panggah kiri, tanjak panggah kanan 3.3. nyabet besut, giyul pacak jangga 3.4. besut tanjak kanan, sawega dhuwung, srisig (adu kiri) 3.5. tanjak panggah kiri, lengseran saling mendorong ke kanan dan ke kiri dan saling menusuk dan menangkis 3.6. tawing kiri sawega dhuwung, giyul, mrenjak, nampa, ebat naga wangsul, ebat ngancap 3.7. tanjak panggah kiri, hoyog, tanjak panggah kanan 3.8. nyabet besut, tanjak tancep kanan sawega dhuwung 4. Diperagakan dengan luwes, selaras, dan mengalir pola-pola gerak: 4.1. sabetan, tanjak sawega dhuwung adu kanan, srisig (adu kiri) 4.2. sudukan: tusuk, tangkis, saling mengejar dan dikejar, srisig ke gawang semula 4.3. tanjak ebat ngancap, tanjak panggah kiri 4.4. sudukan tangkisan dhadhap, menjadi lengser ke kanan 4.5. tanjak kanan sawega (memasukkan keris ke dalam rangkanya) 4.6. nikerlwarti (melatakkan dhadhap dan mengambil gendewa) 4.7. ngunus panah ngancap, ngembat dan melepas anak panah 4.8. kengser, dn tanjak kiri, nikelwarti 5. Diperagakan dengan luwes, selaras, dan mengalir pola-pola gerak: 5.1. trapsila, ulap-ulap tawing 5.2. sabetan, tanjak 5.3. lumaksana ridong sampur 5.4. besut, srisig, kebyok kiri, nikelwarti, seleh gendewa 5.5. trapsila, sembahan sila, sembahan jengkeng

4. Mampu menarikan Bagian Perangan (Slepengan Sl.Sanga)

5. Mampu menarikan Bagian Mundur Beksan (Sampak SL.Sanga)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI386

5.6. sabetan, tanjak kanan 5.7. srisig, besut, tanjak panggah 5.8. nikelwarti - gedheg Persyaratan Unjuk Kerja: 1. Adanya penari putra alus sebagai pasangan 2. Tersedianya ruangan yang cukup luas untuk menari, mengingat tari ini merupakan tari berpasangan yang dalam geraknya ditampilkan gerak perang, kengseran dan srisigan maka dibutuhkan ruangan kurang lebih 6 x 8 meter 3. Tersedianya seperangkat gamelan laras Slendro dengan para pengrawit yang terampil untuk menabuh gamelan atau kaset atau CD rekaman iringan Tari Karna Tinanding 4. Tersedianya properti yang dibutuhkan dalam menari yaitu dhadhap, keris, dan anak panah 5. Tersedia dan dipakainya busana dan rias Tari Karna Tinanding untuk mendukung karakter tari yang disajikan Acuan Penilaian : 1. Ketepatan dalam melakukan bentuk dasar atau pola dasar dan kualitas sesuai dengan karakter tari yang dibawakan 2. Ketepatan dalam melakukan gerak peralihan yang diperhitungkan secara cermat, terutama mengenai gerak tungkai dan ujung kaki dalam berpindah tempat 3. Ketepatan melakukan pandangan mata atau ekspresi wajah sesuai dengan kualitas, karakter peran yang dibawakan, serta suasana yang dicapai 4. Keharmonisan hubungan antara penari dengan gerak dan irama gendhing, sehingga gerak yang dilakukan mengalir seakan-akan tidak dipikirkan, sehingga tampak keutuhan antara gerak tari, iringan tari dan karakter tari yang diwujudkan 5. Keluwesan atau kualitas gerak yang sesuai dengan bentuk dan karakter tari yang disajikan, mampu atau terampil bergerak sempurna 6. garap variasi gerak yang dikemabngkan berdasarkan kemampuan dan interpretasi penarinya menjadi gerak yang khas 7. Ketepatan menafsirkan dan melakukan gerak dan iringan tari dan alur tari secara keseluruhan 8. Ketepatan menafsirkan rasa gendhing terutama yang berkaitan seleh gendhing, pola tabuhan, rasa lagu, irama, tempo, rasa seleh,dan kalimat lagu 9. Menguasai garap ruang dan pola lantai sesuai dengan tari yang disajikan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI387

2. Standar Kompetensi Kepenarian Tari Bali


Kode Unit: Judul Unit: 1/Pemula Uraian Unit BAL.TPK.001(1)A Memperagakan Sikap Tubuh dan Gerak-Gerak Dasar Tingkat

Peragaan Sikap Tubuh dan Gerak-Gerak Dasar ini sangat dibuthkan dalam menarikan semua tari putra, baik yang berkarakter keras maupun manis. Seseorang yang telah hafal dan dapat melakukan sikap tubuh dan gerak-gerak dasar ini, dengan baik dan benar, akan bisa menarikan tari Bali putra dengan baik Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja 1. Dapat dilakukannya dengan benar siakp-sikap dasar Memperagakan Sikap Tubuh Tari Bali putra yang meliputi: dan Gerak-gerak Dasar 1.1. posisi kaki 1. Mampu memperagakan Bagian Sikap Dasar Tari 1.1.1 tapak sirang Bali Putra 1.1.2 kembang kanan 1.1.3 agem kanan 1.1.4 agem kiri 1.1.5 jari kaki ditekuk ke atas 1.2. sikap badan 1.2.1 perut dikempiskan/dikencangkan 1.2.2 dada dibusungkan/ditekan ke atas 1.3. posisi tangan 1.3.1 posisi tangan agem kanan 1.3.2 posisi tangan agem kiri 1.3.3 telapak tangan dan jari tangan ditekuk kebelakang 1.4. posisi kepala 1.4.1 posisi kepala tegak 1.4.2 pandangan lurus ke depan atau nuek 1.5. sikap mata 1.5.1 biasa atau normal 1.5.2 terbuka lebar (nelik atau nyelik 1.5.3 terbuka biasa dengan pandangan tajam (nyureng) 1.5.4 terbuka lebar dan berputar-putar (dileh-dileh) 2. Mampu memperagakan Bagian Gerak-gerak Dasar 2. Dapat dilakukannya gerak-gerak dasar untuk 2.1. kaki 2.1.1 majalan tindak-tindak 2.1.2 goyal-goyal 2.1.3 malpal

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI388

2.1.4 milpil 2.1.5 nyaregseg 2.1.6 nyigcig/ngicig 2.1.7 miles dan ngiser 2.1.8 glatik mapah 2.1.9 nyilat 2.1.10 nglangsut 2.1.11 nayog 2.1.12 makirig udang 2.2. tangan 2.2.1 girahan 2.2.2 ngeletik 2.2.3 ulap-ulap 2.2.4 nuding 2.2.5 nabdab karna 2.2.6 nabdab gelung 2.2.7 nabdab pinggel 2.2.8 nepuk dada 2.2.9 nyigug 2.3. leher 2.3.1 kipekan 2.3.2 gulu wangsul 2.3.3 nyegut 2.3.4 ngileg 2.4. gerakan mata 2.4.1 nyaledet 2.4.2 nyarere 2.4.3 ngaliyer 2.4.4 nyureng 2.4.5 mendra 2.4.6 nguler 3. Mampu memperagakan Bagian Ragam-ragam Gerak Dasar 3. Dapat dilakukan dengan banar gerak-gerak Agem/ngagem 3.1 Agem pokok 3.1.1 agem kanan dan agem kiri 3.1.2 ulap-ulap, agem wula ngawa sari, ngraja singa, ngembat, mentang laras, nepuk dada, nyigug, dan ngrajeg 3.2 tandang 3.2.1 dapat dilakukannya gerakan berjalan biasa (majalan), berjalan pelan mengayun (gayal-gayal),berjalan cepat dan berat

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI389

3.2.2

(malpal), berjalan cepat dan ringan (milpil), melangkah dengan ceat ke samping dalam langkah pendek-pendek atau nyaregseg, berlari ringan dengan langkah tidak beraturan (nyigcig/ngicig) bisa diragakannya berbagai kombinasi gerak seperti glatik mapah, nyilat, nglangsut, nayog, makiring udang

3.3 tangkis Dapat dilakukannya variasi gerakan tangan nabdab karna, nabdab gelung, nabdab pinggel, nepuk dada, nyigug dan ngombak 3.4 tangkep bisa diperlihatkannya ekspresi muka senang, (makenyem/makenyung), marah (nyelik/nelik), terkejut (makesiab), sedih (sedih), jatuh cinta (ngaras), nyarere

Persyaratan Unjuk Kerja: 1. Ada ruangan yang mencukupi (4 m x 4m) untuk memperagakan tarian ini 2. Tersedianya musik iringan, baik dalam bentuk rekaman maupun gamelan hidup Acuan Penilaian : 1. Hafal dan dapat melakukan semua sikap tubuh serta gerak-gerak dasar tari Bali putra yang dtelah diuraikan di atas, secara baik dan benar 2. Bisa melakukan semua sikap tubuh dan gerak-gerak dasar yang telah disebutkan di atas sesuai dengan wiraga, wirama, wirasa serta dengan patokan agem, tandang, tangkis dan tangkep tari Bali putra

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI390

Kode Unit: Judul Unit: Uraian Unit

BAL.TPK.004(2)A Menarikan Tari Topeng Keras Tingkat 2/Muda Tari Topeng Keras adalah satu tarian putra (tunggal) memakai topeng, dengan perbendaharaan gerak yang sederhana tetapi membutuhkan kemampuan penari untuk menyesuaikan gerak dengan ekspresi topeng. Tarian ini biasanya ditampilkan sebagai pembuka (penglembar) dari pertunjukan drama tari topeng, dilakukan dengan penekanan pada penguasaan terhadap jalinan wiraga dan wirama yang didukung kesadasan dan kepahaman akan wirasa Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Menarikan Tari Topeng Keras 1. Diperagakan dengan elah tepat dan serasi ragam gerak pokok yang ada pada bagian ini: 1. Mampu menarikan Bagian 1.1. Mungkah langse Mungkah lawang 1.1.1. ngagem 1.1.2. miles 1.1.3. nabdab kampuh 1.1.4. nyegut 1.1.5. ngangsel 1.2. ngeseh bawak 2. Mampu menarikan Bagian Nayog 2. Diperagakan dengan elah tepat dan serasi ragam gerak pokok yang ada pada bagian ini: 2.1. pajalan 2.2. pajaib 2.3. ngagem kana-kiri 2.3.1. nyeledet 2.3.2. ulap-ulap 2.3.3. nabdab gelung 2.3.4. nepuk dada 2.3.5. nyogok 3. Diperagakan dengan elah tepat dan serasi ragam gerak pokok yang ada pada bagian ini: 3.1. ngelier 3.2. malincer dengan langkah milpil 3.3. gelatik nuut papah 3.4. ngigelang pajeng 3.5. malpal 4. Diperagakan dengan elah tepat dan serasi ragam gerak pokok yang ada pada bagian ini: 4.1 tindak-tindak 4.2 oyog-oyog

3. Mampu menarikan Bagian Ngopak lantang ngalih pajeng

4. Mampu menarikan Bagian Gayal-gayal

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI391

5. Mampu menarikan Bagian Ngawjang

5. Diperagakan dengan elah tepat dan serasi ragam gerak pokok yang ada pada bagian ini: 5.1 matetanganan 5.2 nyingsing kampuh

6. Mampu menarikan Bagian Ngopak lantang penyuwud

6. Diperagakan dengan elah tepat dan serasi ragam gerak pokok yang ada pada bagian ini: 6.1 nulih kuri 6.2 nyaregseg

Persyaratan Unjuk Kerja: 1. Ada ruangan yang mencukupi (4 m x 4m) untuk memperagakan tarian ini 2. Tersedianya musik iringan, baik dalam bentuk rekaman maupun gamelan hidup 3. Ada busana Tari Topeng Keras, Topeng Dedeling yang akan dikenakan beserta kebutuhan tata riasnya Acuan Penilaian : 1. Kemampuan dan keterampilan dalam memakai tata rias (make-uup) dan tata busana Tari Topeng Keras 2. Ketepatan dan keterampilan menarikan keenam bagian yang ada dalam struktur Tari Topeng Keras (mungkah lawang, nayog, ngopak lantang ngalih pajeng, gayal-gayal, ngawejang, dan ngopak lantang panyuwud) 3. Keterampilan dalam membawakan Tari Topeng Keras kesesuaiannya dengan penguasaan jalinan wiraga dan wirama yang baik serta didukung pemahaman wirasa sesuai dengan patokan agem, tandang dan tangkep 4. Keterampilan bergerak secara elah (ketepatan teknik dan kesesuaiannya dengan irama musik iringan tari serta karakter topeng yang dipakai) dan penguasaanya di atas pentas

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI392

BAL.TPI.002(1)A Menarikan Tari Condong Legong Kraton Tingkat 1/Pemula Tari Condong Legong Kraton adalah sebuah tarian klasik Bali untuk putri, yang memiliki perbendaharaan gerak yang lengkap dan rumit yangsangat dibutuhkan untuk mendasari keterampilan dalam melakukan semua tari putri dan bebancilan, dilakukan dengan penekanan kemampuan pada penguasaan wiraga yang didukung pemahaman/kesadaran akan wirama dan wirasa Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja 1. Dapat diperagakan dengan baik dan benar gerakMenarikan Tari Condong gerak: Legong Kraton 1. Mampu menarikan Bagian 1.1. mungkah lawang Pertama (Papesan) 1.2. ngagem 1.3. ngegol 1.4. ngelo 1.5. tangkep 1.6. ngenjet 1.7. ngenjet pala 2. Mampu menarikan Bagian 1.8. nyaregseg 2. Dapat diperagakan dengan baik dan benar gerakKedua Kidang rebut gerak: muring/ngalih 2.1. ngumbang pajeng/ngosok bunga 2.2. kidang rebut muring 3. Mampu menarikan Bagian Ketiga Ngigelang kepet 3. Dapat diperagakan dengan baik dan benar gerakgerak: 3.1 nyemak kepet 3.2 mehbeh ngelilit 3.3 lelasan megat yeh 3.4 ngepik 3.5 ngumbang 4. Dapat diperagakan dengan baik dan benar gerakgerak: 4.1 ulap-ulap 4.2 ngenjet ngirig 4.3 ngumbang Persyaratan Unjuk Kerja: 1. Ada ruangan yang mencukupi (4m x 4m) untuk memperagakan tarian ini 2. Tersedianya musik iringan baik dalam bentuk rekaman maupun gamelan hidup

Kode Unit: Judul Unit: Uraian Unit

4. Mampu menarikan Bagian Keempat Petangkilan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI393

3. Ada busana Tari Legong Kraton, kipas, beserta kebutuhan tata riasnya Acuan Penilaian : 1. Kemampuan dan keterampilan dalam memakai tata rias (make-uup) dan tata busana Tari Condong Legong Kraton 2. Ketepatan dan keterampilan menarikan keempat bagian yang ada dalam struktur Tari Condong Legong Kraton (papeson, kidang rebut muring, ngigelang kepet, nangkil) dengan ragam-ragam gerak yang ada pada Tari condong Legong Kraton 3. Keterampilan dalam membawakan Tari Condong Legong Kraton dengan wiraga dan wirama yang benar serta didukung pemahaman wirasa sesuai dengan patokan agem, tandang dan tangkep, juga pola keruangannya di atas pentas 4. Kemampuan menari sesuai pemahaman terhadap karakter condong dan struktur musik Condong Legong Kraton

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI394

3.

Standar Kompetensi Yogyakarta

Kepenarian

Tari

Jawa

UNIT KOMPETENSI JUDUL UNIT

YGY.TPI.002 (1) A Menarikan Tari Golek Tingkat /Pemula

DESKRIPSI UNIT Tari Golek adalah tari yang merupakan bentuk repertoar tari tunggal yang pada dasarnya didukung oleh satu orang penari, meskipun bias pula dibawakan lebih dari satu penari. Tarian ini dilakukan dengan penguasaan wiraga gerak dan teknik gerak) yang telah dilengkapi dengan unsure wirama (ketepatan irama) dan wirasa (penjiwaan) meskipun belum pada keluluhan yang menyeluruh. ELEMEN KOMPETENSI Menarikan tari Golek, Mampu menarikan bagian Maju Beksan, KRITERIA UNJUK KERJA

Diperagakannya secara tepat gerak yang digunakan dalam maju beksan tari Golek yaitu: 1. Sembahan silo. 2. Kapang-kapang encot, 3. Kicat cangkol udhet, 4. Nyamber kanan, 5. Sembahan jengkeng, Diperagakannya secara tepat gerak yang digunakan dalam beksan pokok tari Golek yaitu: 1. Sembahan silo, 2. Ngguddha kiri panjang, 3. Cathok udhet majeng mundur, 4. Muryani busana (Ulap-ulap, tasikan, atrap jamang) 5. Lampah semang ngembat astha, 6. Nyamber kanan, 7. Kicat ngilo rangkep, 8. Kicat mandhe udhet ngarcik, 9. Lampah kipat udhet, 10. Lampah atur-atur, 11. Kengser, 12. Tinting, 13. Pendhapan, 14. Muryani busana (ukel astha, atrap sumping, embat-embat), 15. Nggudha kiri, 16. Ongkek panggel,

Mampu menarikan beksan pokok

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI395

Mampu menarikan bagian Mundur Beksan

Diperagakannya dengan tepat gerak yang digunakan dalam mundur beksan tari Golek yaitu: 1. Kapang-kapang encot, 2. Nyamber kanan, 3. Sendi mapan jengkeng, 4. Sembahan jengkeng,

PERSYARATAN UNJUK KERJA 1. Untuk menunjukan tarian dibutuhkan ruang yang mencukupi(sekitar 9 X 12 M) 2. Adanya alat untuk memainkan musik (rekaman) kaset /CD yang bisa digunakan untuk untuk mengiringi tarian, atau dengan seperangkat alat musik Gamelan lengkap yang dimainkan secara langsung. 3. Tempat rias untuk penari memakai kostum lengkap (yang bisa dibebankan untuk dibawanya sendiri atau disediakan dengan kelengkapan yang standar), PANDUAN PENILAIAN 1. Tari Golek dapat dipertunjukan secara utuh dan lengkap dengan tat arias, busana dan iringan , 2. Bisa memakai kostum tari dan atau kain, kebaya secara benar, 3. Bisa menunjukan peragaan yang tepat /hafalan dan teknik gerak dari sikap dan pola-pola gerak Tari Golek, 4. Menunjukan pemahaman terhadap pola struktur iringan tari dan penguasaan ruang pentas, 5. tari Golek untuk tingkat I /pemula ini menitikberatkan pada penguasaan aspek wiraga, dimana ketiga bagian di atas dapat ditarikan secara tepat dan benar sesuai dengan pola-pola gerak yang telah ditetapkan, tetapi telah didukung oleh pemahaman wirama (ketepatan irama) dan wirasa (penjiwaan yang berlaku bagi tarian ini. A Kompetensi Kunci 2 Level 1 1 1 1 1 1 B C D E F G

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI396

UNIT KOMPETENSI JUDUL UNIT

YGY.TPI.002 (1) A Menarikan Tari Klana Alus Tingkat 2 /Muda

DESKRIPSI UNIT Tari Klana Alus adalah bentuk repertoar tari tunggal putra yang secara representative menampilkan tari pokok Kalangkinantang alus(kagok Kalangkinantang) engkrang, dan beberapa variasi muryani busana. Tarian ini dilakukan dengan penguasaan wiraga gerak dan teknik gerak) yang telah dilengkapi dengan unsure wirama (ketepatan irama) dan wirasa (penjiwaan) meskipun belum pada keluluhan yang menyeluruh. ELEMEN KOMPETENSI Menarikan tari Klana Alus, Mampu menarikan bagian Maju Gendhing, KRITERIA UNJUK KERJA

Diperagakannya secara tepat gerak yang digunakan dalam maju beksan tari Golek yaitu: 1. Sembahan silo dan jengkeng. 2. Sabetan, 3. Kalangkinantang Alus, 4. Ulap-ulap miring dan ulap-ulap methok lamba ngracik, 5. Miling-miling lamba ngracik 6. Ethung-ethung lamba ngracik, Diperagakannya secara tepat gerak yang digunakan dalam beksan pokok tari Golek yaitu: 1. Engkrang, 2. Keplok astha, 3. Usap rawis, 4. Miwir rekma, 5. Lembehan, 6. Atur-atur, 7. Menjangan Ranggah, 8. Sekar suwun, 9. Pendhapan, 10. Nyamber, Wedhi kengser Diperagakannya dengan tepat gerak yang digunakan dalam mundur beksan tari Golek yaitu: 1. Ngilo, 2. Kagok kalangkinantang, 3. Tayungan miring, 4. Ombak banyu, 5. Nyandhak minger balik,

Mampu menarikan bagian Nglana

Mampu menarikan bagian Mundur Gendhing

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI397

6. Ukel jengkeng, PERSYARATAN UNJUK KERJA 1. Untuk menunjukan tarian dibutuhkan ruang yang mencukupi(sekitar 9 X 12 M) 2. Adanya alat untuk memainkan musik (rekaman) kaset /CD yang bisa digunakan untuk untuk mengiringi tarian, atau dengan seperangkat alat musik Gamelan lengkap yang dimainkan secara langsung. 3. Tempat rias untuk penari memakai kostum lengkap (yang bisa dibebankan untuk dibawanya sendiri atau disediakan dengan kelengkapan yang standar), PANDUAN PENILAIAN 1. Tari Klana Alus dapat dipertunjukan secara utuh dan lengkap dengan tat arias, busana dan iringan , 2. Bisa memakai kostum tari dan atau kain, kebaya secara benar, 3. Bisa menunjukan keluwesan dan keselarasan peragaan yang dari sikap dan pola-pola gerak Tari Klana Alus, 4. Menunjukan pemahaman terhadap pola struktur iringan tari dan penguasaan ruang pentas, 5. Tari Klana Alus untuk tingkat 2 /Muda ini menitikberatkan pada penguasaan aspek wiraga, dimana ketiga bagian di atas dapat ditarikan secara tepat dan benar sesuai dengan pola-pola gerak yang telah ditetapkan, tetapi telah didukung oleh pemahaman wirama (ketepatan irama) dan wirasa (penjiwaan yang berlaku bagi tarian ini. A Kompetensi Kunci 2 Level 2 2 2 2 2 1 B C D E F G

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI398

UNIT KOMPETENSI JUDUL UNIT

YGY.TPI.002 (1) A Menarikan Tari Bedhaya Tingkat 3/Madya

DESKRIPSI UNIT Tari Bedhaya adalah tari kelompok yang merupakan bentuk repertoar tari yang didukung oleh sembilan orang penari dengan penguasaan wiraga (hafalan, teknik dan rasa gerak), wirama (rasa ketepatan irama) dan wirasa (tanpa hambatan teknis) yang telah luluh dalam penghayatan dan penjiwaan gerak. ELEMEN KOMPETENSI Menarikan tari Bedhaya, Mampu menarikan bagian Kapang-kapang Maju, KRITERIA UNJUK KERJA

Dihayati dan dijiwai gerak yang digunakan dalam kapang-kapang maju menuju gawang tengah yang terdiri dari: 1.. Sembahan silo 2. NOleh mendhak, 3. Kapang-kapang, Dihayati dan dijiwai gerak yang digunakan dalam kapang-kapang maju menuju gawang tengah yang terdiri dari 1. Sembahan silo, 2. Sembahan jengkeng, 3. Ngenceng, 4. Ngenceng enjot, 5. ngenceng jengkeng 6. Nggrudha jengkeng, 7. Impang encot, 8. Lembehan, 9. Samberan, 10. Tasikan mubeng, 11. Pendapan, 12. Pendhapan ngregem udhet, 13. Impang ngewer udhet, 14. Ukel astha, 15. Cathok udhet majeng mundur, 16. Ngancap, 17. Ngancap nyathok, 18. Kicat, 19. Kipat astha, 20. Jangkung miling, 21. Duduk wuluh, 22. Nglayang,

Mampu menarikan bagian pokok

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI399

23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47.

48.

49. 50. 51. 52. 53. 54. 55.

Banhgomate, Tawing, Atrap Jamang, Atrap sumping, Ulap-ulap ukel, Ulap-ulap cathok, Mayang mekar, Atur-atur, Ngusap suryan, Pudhak mekar, Gidrah, Kicat Tawing, Mlampah majeng, Lampah semang, Impang lembehan, Mlampah gajah ngoling, Ngundhur sekar, Puspita kamarutan, Lampah sekar, Lilingan kanthen astha, Sendhawa, Ongkek sendhawo, KIcat Boyong, Tinting, Lampah pocong, Rakit (Lajur, Tiga-tiga, iring-iringan, ajeng-ajengan, mlebet lajur, Medal lajur, aben sikut, ngglebag, Mingger, Mubeng) Perangan ( Ngunus dhuwung, Ngunus pasopati, Nyuduk, Encot-encot, nyaplak, Kupu tarung, endha, pendhapan ngebat, Ndeseg, Mbalik, Nglambung, Kengser, Nymaber, Mundur miring, Mancat, Nggoling, Niyub, Ongkek, Ngendani, Namakake pasopati, Nubruk, Mbujung, Puletan, Mundur, Nyarungaken keris) Nyandak jebeng, Seleh jebeng, Iring-iringan kiri/kanan, Ajeng-ajengan, Kicat boyong, Nggrudha jengkekng, Nglayang, Sembahanjengkeng,

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI400

Mampu menarikan bagian Kapang-kapang Mundur

Dihayati dan dijiwai gerak yang digunakan dalam kapang-kapang mundhur menuju gawang tengah yang terdiri dari 1. Sembahan silo,, 2. Noleh mendhak yang dilakukan sesuai kebutuhan, 3. Kapang-kapangg,

PERSYARATAN UNJUK KERJA 1. Delapan orang penari putrid sebagai kelengkapan jumlah pendukung tari, 2. Untuk menunjukan tarian dibutuhkan ruang yang mencukupi(sekitar 9 X 12 M) 3. Adanya alat untuk memainkan musik (rekaman) kaset /CD yang bisa digunakan untuk untuk mengiringi tarian, atau dengan seperangkat alat musik Gamelan lengkap yang dimainkan secara langsung. 4. Tempat rias untuk penari memakai kostum lengkap (yang bisa dibebankan untuk dibawanya sendiri atau disediakan dengan kelengkapan yang standar), PANDUAN PENILAIAN 1. Tari Bedhaya dapat dipertunjukan secara utuh dan lengkap dengan tat arias, busana dan iringan , 2. Bisa memakai kostum tari dan atau kain, kebaya secara benar, 3. Bisa menunjukan peragaan yang tepat /hafalan dan teknik gerak dari sikap dan pola-pola gerak Tari Golek, 4. Menunjukan pemahaman terhadap pola struktur iringan tari dan penguasaan ruang pentas, 5. Tari Bedhaya untuk tingkat 3 /Madya ini sudah mencakup keseluruhan penguasaan ketiga aspek wiraga, dimana ketiga bagian di atas dapat ditarikan secara tepat dan benar sesuai dengan pola-pola gerak yang telah ditetapkan, tetapi telah didukung oleh pemahaman wirama (ketepatan irama) dan wirasa (penjiwaan yang ditetapkan adaptasi dan interprestasinya. A Kompetensi Kunci 3 Level 3 3 3 3 3 3 B C D E F G

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI401

4. Standar Kompetensi Kepenarian Tari Jawa Timuran

UNIT KOMPETENSI JUDUL UNIT

JAT. BAN.TPI.003 (2) A Menarikan Tari Jejer Tingkat 2/Terampil

DESKRIPSI UNIT Tari Jejer adalah bentuk tari tunggal putrid dengan gaya gerak tari Banyuwangian yang ritmis dan dinamis menggunakan property kipas. Tarian ini dilakukan dengan penguasaan teknik gerak tari dan hafalan (wiraga), ketepatan gerak dengan irama (wirama), dan pemahaman dan pennjiwaan tari (wirasa) meskipun belum sampai pada tahap menyeluruh.. ELEMEN KOMPETENSI Mampu menarikan tari Jejer. Mampu menarikan bagian ragam Nyiji Kerep KRITERIA UNJUK KERJA Diperagakan dengan baik ragam-ragam gerak sebagai berikut: 1. Ngiwir/njimpit sampur, 2. Sagah kanan 3. Nipah/nantang sampur, 4. Ngiwig/nyirig, 5. Langkah papat, 6. Umbul sampur, 7. Liwungan/ngalang, 8. Singgitan/sindetan, 9. Ngijig, 10. Ngiji kerep menggok/laku kerep genjot egol, Diperaqakan dengan baik ragam-ragam gerak 1. Sagah kiri, 2. Ngipah sampur, 3. Gedrug, 4. Songkloh, 5. Deleg, 6.Jingket, 7. Egol, 8. Ngalang, 9. Ropetan, Diperagakan dengan baik ragam-ragam gerak: 1. Ninjak, 2. Glebegan, 3. Ngalang, 4. Miring sagah kiri, 5. Ngeranjang gulo,

Mampu meenarikan bagian ragam Laku nyiji kerep cangkah ngayon

Mampu menarikan bagian ragam Podo nonton

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI402

Mampu menarikan bagian ragam Kembang Menur

Diperagakan dengan baik ragam-ragam gerak 1. Sagah kanan, 2. Deleg ngulo,

PERSYARATAN UNJUK KERJA 1. Tersedia ruangan yang mencukupi untuk menarikan tarian ini, 2. Tersedia iringan tari dapat berupa rekaman kaset/CD ataupun dari alat musik tari berupa seperangkat gamelan lengkap yang dimainkan secara langsung. 3. Tersedia properti tari berupa Sampur dan Kipas, 4. Tersedia seperangkat busana tari Jjer dan alat rias yang digunakan menarikan tarian ini untuk mendukung karakter tari. PANDUAN PENILAIAN 1. 1.. Ketepatan melakukan teknik-teknik gerak tubuh, kaki, tangan, kepala, dan ekspresi wajah, 2. Ketepatan melakukan teknik gerak peralihan/engsel dan berpindah tempat, 3. Hafal urutan tari termasuk ketepatan edalam teknik gerak tari, 4. Keserasian antara gerak penari dengan iringan musik tari, 5. Penguasaan terhadap irama gerak dengan irama iringan/musik tari, 6. Penguasaan ruang dan pola lantai dalam menari, 7. Ketepatan dan keserasian dalam memakai tata busana dan rias tar. A Kompetensi Kunci 2 Level 1 1 1 2 2 1 B C D E F G

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI403

UNIT KOMPETENSI JUDUL UNIT

JAT. BAN.BPP.003 (3) A Menarikan Tari Jaran Goyang Tingkat 3/Mahir

DESKRIPSI UNIT Tari Jaran Goyang adalah jenis tari berpasangan dengan gaya Banyuwangian yang menggunakan gerak-gerak lincah dan ritmis. Tarian ini menggambarkan seorang pemuda yang sedang jatuh cinta dan menggunakan aji jaran goyang untuk mendapatkan dambaan hati. Tarian ini berpasangan pada tingkat mahir ini dilakukan dengan penguasaan teknik gerak dan hafalan, serta rasa gerak (wiraga), ketepatan dengan irama (wirama), dan pemahaman dan penjiwaan tari (wirasa) yang telah menyeluruh dan menyatu ke dalam karakter tari. ELEMEN KOMPETENSI Mampu menarikan tari Jaran Goyang. Mampu menarikan bagian ragam gerak Condro Dewi KRITERIA UNJUK KERJA Diperagakan dengan baik ragam-ragam gerak sebagai berikut: 1. Ngropel sedang, 2. Ngropel kerep, 3. Layung, 4. Deleg, 5. Sagah,. Diperaqakan dengan baik ragam-ragam gerak 1. Ngloro, 2. Srisig, 3. Sagah, 4. Nyarah Diperaqakan dengan baik ragam-ragam gerak 1. Solahan, 2. Ropelan Kerep, 3. Egol, 4. Deleg mantuk, Diperaqakan dengan baik ragam-ragam gerak 1. Ropelan sedang,, 2. Ngiwir, 3. Nyerawat kembang, 4. Geliyeng, 5. Kedanan, 6. Nangis, 7. Ngajak, 8. Ngeloro Diperaqakan dengan baik ragam-ragam gerak

Mampu meenarikan bagian Wak Aji I

Mampu menarikan bagian akhir Uber-uberan.

Mampu meenarikan bagian Wak Aji I

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI404

Mampu meenarikan bagian ragam Ugo-ugo

1. Solahan, 2. Ngiji Lombo, 3. Ropelan kerepI

PERSYARATAN UNJUK KERJA 1. Adanya penari putr dan putrid secara berpasangan, 2. Tersedia ruangan yang mencukupi untuk menarikan tarian ini, 3. Tersedia iringan tari dapat berupa rekaman kaset/CD ataupun dari alat musik tari berupa seperangkat gamelan lengkap yang dimainkan secara langsung. 4. Tersedia properti tari berupa Sampur , 5. Tersedia seperangkat busana tari Jaran Goyang (putrid dan putra) dan alat rias yang digunakan menarikan tarian ini untuk mendukung karakter tari. PANDUAN PENILAIAN 1. Ketepatan melakukan teknik-teknik gerak tubuh, kaki, tangan, kepala, dan ekspresi wajah, 2. Ketepatan melakukan teknik gerak peralihan dan berpindah tempat, 3. Hafal urutan tari termasuk ketepatan edalam teknik gerak tari, 4. Keserasian antara gerak penari dengan iringan musik tari, 5. Penguasaan terhadap irama gerak dengan irama iringan/musik tari secara keseluruhan, 6. Pengembangan variasi gerak sebagai ekspresi dari penari sesuai dengan karakter tari, 7. Kemampuan menginternalisasikan karakter tari yang disajikan dengan interaksi yang harmonis antar penari, 8. Menjiwai secara menyeluruh karakter tari yang disajikan, 9. Penguasaan ruang dan pola lantai dalam menari, 10. Ketepatan dan keserasian dalam memakai tata busana dan rias tar. A Kompetensi Kunci 3 Level 3 3 3 2 3 3 B C D E F G

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI405

5. Standar Kompetensi Kepenarian tari Sulawesi


TRI.BG02.001.01. UNIT KOMPETENSI Tari Pabbekenna Majinna JUDUL UNIT DESKRIPSI UNIT Unit ini ditarikan secara kelompok oleh penari anak-anak putri dengan menggunakan property selendang dengan menekankan pada penguasaan teknik Maccule-cule Selendang dan ekspresi wajah. ELEMEN KOMPETENSI Mampu menarikan tari Pabbekenna Majinna secara utuh Menarikan tari inti Pabbekenna Majinna KRITERIA UNJUK KERJA Tari Pabbekenna Majinna ditarikan dengan urutan gerak sebagai berikut: 1. Syukkuru Ri Pammase Dewata Sewwae 2. Maccule-cule Selendang, 3. Bosi Turung, 4. Mario Marennu,

PERSYARATAN UNJUK KERJA 1. Tersedia ruangan seluas 6mX6m untuk sebanyak-banyaknya 7 penari yang dipergunakan untuk pergelaran tari Pabbekenna Majinna, 2. Tersedia musik iringan kaset/CD musik lagu Ongkona Sindereng atau berupa seperangkat alat musik 1 Gandang, 1 Suling, Bulo Reppasa, Baccing, yang dimainkan secara langsung. 3. Tersedia properti tari berupa Selendang 7 warna pelangi, 4. Tersedia seperangkat busana tari Pabbekenna Majinna berupa Baju Bodo Lipa Sebbe dan perhiasan Geno. PANDUAN PENILAIAN 1. Mampu menarikan tari Pabbekenna Majinna secara utuh, 2. Ketepatan gerak, keserasian gerak dan penguasaan ruang pentas atau pola lantai 3. Penguasaan ruang dan pola lantai, 4. Ketepatan memakai busana tari Pabbekenna Majinna dan keserasian tata rias. Aspek Kritis Ketepatan menggerakan teknik gerak Syukkuru ri Pammase Dewata Sewwae, Maccule-cule selendang, Bosi Turung, dan Mario Marennu. A B C D E F G Kompetensi Kunci 1 1 1 1 1 1 1 Level

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI406

TRI.TJ02.012.01. UNIT KOMPETENSI Tari Manimbong JUDUL UNIT DESKRIPSI UNIT Unit ini ditarikan secara kelompok penari putra dengan menggunakan Simbong dengan menekankan penguasaan teknik penguasaan suara. ELEMEN KOMPETENSI Mampu menarikan tari Manimbong secara utuh, KRITERIA UNJUK KERJA Tari Manimbong ditarikan dengan urutan gerak sebagai berikut: 1. PeKetabe, 2. Ma Pannoni Simbong, 3. Massiman,

PERSYARATAN UNJUK KERJA 1. Tersedia ruangan seluas 8mX8m yang sebanyak-banyaknya dipergunakan 12 penari untuk pergelaran tari Manimbong, 2. Tersedia musik iringan kaset/CD musik Manimbong berupa seperangkat alat musik Gandang, dengan Vokal Internal dimainkan secara langsung, 3. Tersedia properti dan kostum busana tari Manimbong, berupa Simbong dan Tanduk Tedong serta perhiasan untuk mendukung tari Pajaga Sulessena. PANDUAN PENILAIAN Mampu menarikan tari Manimbong secara utuh, Ketepatan dan keserasian gerak dan irama musik diserta ekspresi wajah, Penguasaan ruang dan pola lantai, Ketepatan memakai busana tari dan keserasian tata rias tari Manimbong.

1. 2. 3. 4.

Aspek Kritis Ketepatan menarikan teknik MaPannoni Simbong A B C Kompetensi Kunci 2 2 2 Level

D 2

E 2

F 2

G 2

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI407

TRI.TJ02.013.01. UNIT KOMPETENSI Tari Pangayo JUDUL UNIT DESKRIPSI UNIT Unit ini ditarikan secara kelompok oleh 4 sampai 12 penari putri dengan menekankan penguasaan teknik gerak gembira dan dinamis ELEMEN KOMPETENSI Mampu menarikan tari Tollo Tolona Mina secara utuh, - Menarikan teknik anganta sebagai gerak awal, - Menarikan inti gerak tari Pangayo - Menarikan gerak akhir dengan teknik Massayo KRITERIA UNJUK KERJA Tari Bugi ditarikan dengan urutan ragam gerak sebagai berikut: 1. Mappalla, 2. Ma Battukan, 3. Metada, 4. Sembana, 5. Katarimangan, 6. Massayo.

PERSYARATAN UNJUK KERJA 1. Tersedia ruangan seluas 6mX6m yang dipergunakan 6 penari untuk pergelaran tari Bugi, 2. Tersedia musik iringan kaset/CD musik tari Pangayo berupa seperangkat alat musik 2 Gendang, 1 Gong yang dimainkan secara langsung, 3. Tidak mempergunakan property, 4. Tersedia properti tari dan kostum busana tari Pangayo Bugi dan perhiasan untuk mendukung tari Bugi. PANDUAN PENILAIAN 1. Mampu menarikan tari pangayo secara utuh, 2. Ktepatan gerak dan keserasian antara gerak dan irama musik diserta ekspresi wajah, 3. Penguasaan ruang dan pola laintai, 4. Ketepatan memakai busana tari dan keserasian tata rias tari Pangayo. Aspek Kritis Ketepatan menarikan teknik menggeser kaki tanpa kelihatan pergerakannya. A B C D E Kompetensi Kunci 3 3 3 3 3 Level

F 3

G 3

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI408

6. Standar Kompetensi Kepenarian Tari Sumatra Barat


TRI.MI02.002.01. UNIT KOMPETENSI Tari Layang-layang Gusmiati Suid JUDUL UNIT DESKRIPSI UNIT Unit ini ditarikan secara kelompok oleh penari putra dan putri dengan berpasangan dengan gerak bunga silat. ELEMEN KOMPETENSI Menarikan tari Layang-layang secara utuh KRITERIA UNJUK KERJA Ragam gerak diperagakan urutan gerak sebagai berikut: 2. Sambah, 3. Malapeh Layang-layang, 4. Bungo Kambang, 5. Arak, 6. Maelo banang, 7. Silang Timpo, 8. Mamintal Tali, 9. Galatiak, 10. Mamanciang, 11. Langkah Baranak Buang, 12. Galek, 13. Alang Tabang

berdasarkan

PERSYARATAN UNJUK KERJA 1. Tersedia ruangan cukup untuk menarikan tarian ini., 2. Tersedia iringan tari berupa kaset/CD alat musik tari berupa seperangkat instrument talempong yang lengkap dinamika secara langsung atau live. 3. Tersedia seperangkat busana tari Layang-layang dan tata rias yang digunakan dalam tarian ini untuk mendukung karakter. PANDUAN PENILAIAN Aspek Kritis: Ketepatan Gerak dan irama tari A Kompetensi Kunci 1 Level

B 1

C 1

D 1

E 1

F 1

G 1

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI409

TRI.MI02.005.01. UNIT KOMPETENSI JUDUL UNIT Tari Sandang Pangan Huriah Adam

DESKRIPSI UNIT Unit ini ditarikan oleh penari putri secara tunggal dengan menggunakan materi gerak bunga silat. ELEMEN KOMPETENSI Menarikan tari Sandang Pangan, Menarikan tari Sandang Pangan secara utuh KRITERIA UNJUK KERJA Ragam gerak diperagakan berdasarkan urutan gerak sebagai berikut: 1. Mancaliak Hari, 2. Macangkau, 3. Manyemai, 4. Mancabuik, 5. Maikek, 6. mambajak, 7. Batanam, 8. Manyambik, 9. Maangin, 10. Mambalah, 11. Mangukua, 12. Baliak..

PERSYARATAN UNJUK KERJA 1. Tersedia ruangan cukup untuk menarikan tarian ini., 2. Tersedia iringan tari berupa kaset/CD alat musik tari berupa seperangkat instrument minang yang dimainkan secara langsung atau live. 3. Tersedia property tari berupa piring dan cincin, 4. Tersedia seperangkat busana tari Sandang Pangan dan tata rias yang digunakan dalam tarian ini untuk mendukung karakter tari. PANDUAN PENILAIAN 1. Mengetahui latar belakang penciptaan tari Sandang Pangan Huriah Adam, 2. Ketepatan melakukan teknik-teknik gerak Siagnjua Lalai, 3. Ketepatan melakukan teknik-teknik gerak tubuh, tangan, kaki, kepala pada ekspresi wajah, 4. Ketepatan melakukan gerak peralihan dan perpindahan tempat, 5. Hafal urutan tari termasuk ketepatan dalam teknik gerak tari, 6. Keserasian gerak dan penguasaan iringan tari, 7. Penguasaan terhadap irama gerak dan irama tari secara keseluruhan, 8. Penguasaan ruang dan pola lantai menari. 9. Ketepatan dan keserasian dalam memakai rias dan busana tari. Aspek Kritis: Ketepatan ritme gerak dan iringan tari.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI410

A Kompetensi Kunci 1 Level

B 1

C 2

D 2

E 2

F 2

G 2

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI411

TRI.MI02.020.01. UNIT KOMPETENSI Menarikan Tari Sauik Randai Firmansyah JUDUL UNIT DESKRIPSI UNIT Unit ini ditarikan secara kelompok oleh penari putra atau putri dengan materi gerak bunga silat. ELEMEN KOMPETENSI Menarikan tari Sauik Randai Menarikan bagian awal tari KRITERIA UNJUK KERJA Ragam gerak diperagakan berdasarkan urutan gerak sebagai berikut: 1. Langkah biasa 2. Saik Kalatiak, 3. Langkah Sambah, 4. Tapuak Kalatiak, 5. Langkah Tusuak Bagalombang, 6. Mancak Ragam gerak diperagakan berdasarkan urutan gerak sebagai berikut: 1. Duduak takua Lapiah, 2. Jantiak Talingo, tangan dorong puta miko, 3. Tapuak tangan puta egang jalo, 4. Jantiak ayun piriang duduak, Bagian Tegak 1. Jantiak ayun piriang tagak 2. Jantiak ayun piriang langkah, 3. Tusuk kanan belakang dorong, 4. Jalan Leguran Randai, 5. Langkah takan tusuk ateh simpia kiri, 6. Sambah takan tapuak sampiang, Tangah Puncak: 1.. Sauak balah sampian, 2. Tusuak ateh sampiang, langkah baranak, 3. Tusuak sampiang ateh malambai, 4. Alang Tapuak step, Ragam gerak diperagakan berdasarkan urutan gerak: 1.. Sambah amtak Kalatiak, 2. Sauak simpia, galuan Katiak (L) Langkah alang tang silang (P) 3. Sambah antak kalatiak , 4. Tusuak dodo step

Menarikan bagian tengah tari

Menarikan bagian akhir tari

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI412

Batasan Variabel 1. Tersedia ruangan cukup untuk menarikan tarian ini, 2. Tersedia iringan tari berupa kaset/CD alat musik tari berupa seperangkat instrument berupa indang dan Vokal. 3. Tersedia seperangkat busana tari Sauik Randai dan tata rias yang digunakan dalam tarian ini untuk mendukung karakter tari ini. PANDUAN PENILAIAN 1. Mengetahui synopsis dan latar belakang penciptaan tari Sauik Randai Firmansyah, 2. Ketepatan melakukan teknik-teknik gerak tari Sauik Randai Firmansyah yaitu pitunggua, kudakuda, tapuak galembong, 3. Ketepatan melakukan teknik-teknik gerak tubuh, tangan, kaki, kepala pada setiap ragam gerak tari, 4. Ketepatan melakukan gerak peralihan dan perpindahan tempat, 5. Penguasaan terhadap irama-irama gerak tari secara keseluruhan, 6. Keserasian gerak dan penguasaan iringan tari, 7. Penguasaan terhadap irama gerak dan irama tari secara keseluruhan, 8. Penguasaan ruang dan pola lantai menari. 9. Pengembangan variasi gerak sebagai ekspresi diri penari sesuai karakter tari, 10. Kemampuan menginternalisasikan karakter tari yang disajikan, 11. Menjiwai secara menyeluruh karakter tari yang disajikan. Aspek Kritis 1. Ketepatan melakukan teknik-teknik gerak pitunggua dan kudo-kudo, 2. Ketepatan melakukan gerak tapuak galembong. A B C D E Kompetensi Kunci 3 3 3 3 3 Level
Tabel 6.1 Sumber Buku Stahdar Kompetensi Nasional Tari DIKMENJUR

F 3

G 3

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Ronald . 1976. Selecting and Developing Media for Instruction. Wiscosin: American Society for Training and Development,. Autard-Jaqualine Smith. Black,. 1996. Dance Composition (ed 3). London : A & B

__________________.1994.The Art of Dance in Education. London : A & B Black, Anonim. 1999 Panggung Jurnal Seni Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung No.13 Bandung: STSI Bandung. ________1992 Jurnal Seni edisi II/03 Juli 1992 Yogyakarta : ISI Yogyakarta. Bellman, Willard F. 1994 Lighting The Stagei Art and Practice. Second edition SanFransisco: Harper and Row. Devi Triana, Dinny, dkk. 2001 Pendidikan Seni Tari Di Sekolah Menengah Umum Jakarta : Seminar dan Lokakrya Pendidikan Seni,.. Djoyonegoro, Wardiman. 1998 Pengembangan Sumber Daya manusia Melalui Sekolah Menengah Kejuruan Jakarta : Jayakarta Agung Offset. Fraser, Lynch Diane. 1991. Discoverring and Developing Creativity. Americans:A Dance Horizons Book Princeton Book Company, Publisher, Harmoko. 1993. Tari Tradisional Indonesiai. Jakarta: Yayasan Harapan Kita, Jakarta. Hadi Sumandiyo. 1996. Aspek-aspek dasar Komposisi Kelompok Yogyakarta; Manthili. Yogyakarta. Hawkins, Alma M. 1990. Mencipta Lewat Tari. Terj. Y Sumandiyohadi. Yogyakarta; ISI Yogyakarta. Humphrey, Doris. 1983. Seni Menata Tari. Terj. Sal Murgiyanto. Jakarta : Dewan Kesenian Jakarta, Jamal MId, 1982. Tari Pasambahan dan galombang di Pesisir Selatan. Padang Panjang: ASKI Padang Panjang Jakob Sumarjo. 2000. Mfilsafat Seni. Bandung; ITB Bandung. Jazuli, M. 1994 Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang : IKIP Semarang Press, Kusmayati , 2001. Perubahan Seni Pertunjukan Untuk Apa, Untuk Siapa. Yogyakarta :Jurnal Penelitian ISI Yogyakarta Vol. 3

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI414

Murgiyanto, Sal. 1983. Koreografi : Pengetahuan Dasar Komposisi Tari. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, _____________, 1979/80. Ptopeng Malang Pertunjukan Drama Tari di Daerah Kabupaten Malang. Jakarta : Proyek Sarana Budaya Departemen Pendidikan Nasional Kraus, Richard. 1969. History of The Dance in Art and Education. Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice Hall. Inc., Laban, Rudolf.1976. Modern Educational Dance (ed 3) (Revised by Ulman). London Macdonald and Evans, Laban, Rudolf. 1975. Modern Educational Dance. London: MacDonald and Evans.. La Meri. 1965. Dance Composition: The Basic Elements. Massachusetta : Jacobs Pillow Dance Festival, Inc.

Langer, Zussane. 1988. Problematika Senii. Terj. FX Widaryanto. Bandung; ISI Bandung. Muhadjir. 1986. Mpesta Seni Budaya Betawi. Jakarta; Dinas Kebudayaan DKI Jakarta. Munandar, Utami. 1996. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Petunjuk Bagi Para Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta. Murgyanto, Sal. 1983. Koreografi: Pengetahuan Dasar Komposisi Tari. Jakarta; Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Jakarta. Parani, Yulianti. 1975. Pengantar Pengetahuan Tari. Jakarta : LPKJ, Permas, Achsan. 2003. Manajemen Seni Pertunjukan. jakarta; PPM Jakarta. Pratjichno, Bambang dan Wiwiek Sipala, Sumiani, dkk. 2005 Standarisasi Tari Sulawesi Jakarta: Departemen Pendidikan Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional. Rofik, Arif, 2002. Pestetika Tari Warok dalam Perkembangan Budaya Warok di Ponorogo. Denpasar: Tesis Pasca Sarjana Universitas Udayana Rusliana, Iyus, Gugum Gumbira, dan Bambang Pratjichno, dkk. 2004 Standarisasi Tari Sunda Jakarta: Departemen Pendidikan Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional. Samah, Ardi, 1983. Tari Rakyat Minangkabau Kesenian Sumatra Barat. Padang: Pengembangan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI415

Slater, Wendy. 1990. Teaching Modern Educational Dance. Plyamonth: Norttoc house Soedarso, SP. 1987. Tinjauan Seni : Apresiasi Seni. Yogyakarta : Suku Dayak Sana. Sebuah Pengantar Untuk

Surya Dewi, Ina. 2003. Pengantar Tari Pendidikan. Makalah Kuliah Perdana Jurusan Seni Tari FBS Universitas Negeri Jakarta, Sedyawati, Edi. , 1984 Tari. Jakarta: Pustaka Jaya. . 1986. Pengetahuan Elementer Tari dan Beberapa Masalah Tari Jakarta : Direktorat Kesenian Proyek Pengembangan Kesenian Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Smith, Jacquline. 1985 Komposisi Tari : Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru. Terj. Ben Suharto. Yogyakarta : Ikalasti,. Soedarsono, 1998. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. . 1997. Tari Tradisional Indonesia. Jakarta : Harapan Kita,. _________, 1992. Pengantar Apresiasi Seni Tari. Jakarta : Balai Pustaka. _________, 1976. Pengantar Komposisi Tari. Yogyakrta : ASTI Yogyakarta. Sudarso SP. 1978. Tinjauan Seni: Sebuah Pengantar untuk Apresiasi Senii. Yoyakarta; Suku Dayak Sana. Sukatmo, Tuti dan Udin Saripudin. 1994. Mteori Belajar dan Model Pembelajaran Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Jakarta. Sumarsam. 2003. Gamelan. Interaksi Budaya dan Perkembangan Musikal Indonesia. Yogyakarta; Pustaka Pelajar Yogyakarta. Syafi Jatmiko. 2003. Materi dan Pembelajaran Kertakesi. Jakarta; Universitas Terbuka Jakarta. SYarif, Mustika, 1991. Tari Rakyat Minangkabau (Makalah) Padang: Makalah Universitas Padang panjang. Tambayong 1999. Mdasar-dasar Dramaturgi. Bandung; Pustaka Prima.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SENI TARI416

Tumbidjo, Datuk. 1984. Seni Gerak Minangkabau Kesenian Sumatra Barat.

Padang: Pengembangan

Yampolsky, Phiplips. 2001. Konsep Pendidikan Apresiasi Seni Nusantara. Makalah Seminar dan Lokakarya Pendidikan Seni 18 20 April Yetti, Elindra, Nursilah, dan Rahmida Setiawati. dkk. 2005 Standarisasi Tari Sumatra Barat Jakarta: Departemen Pendidikan Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

LAMPIRAN A

SENI TARI

GLOSARI
Agem Sikap dasar tari bali. Kaki terbuka kuda-kuda menyamping. Gerakan yang dilakukan di tempat. Agem kanan Sikap dasar dengan kaki terbuka condong badan ada di belahan bagian kanan. Agem kiri, Sikap posisi lawan agem kanan, condong badan ke kiri. Ajeng-ajengan Saling berhadapan Alang Tabang Gerakan seperti memotong alang-alang Arak, Sejenis minuman bertuak Alang Tapuak step, Bertepuk seperti gerak burung elang, langkah ganda Apresiasi Mengerti dan menjadi sensitive terhadap segi-segi estetik, sehingga mampu menikmati dan menilai Asta rimang, Sikap tangan meregam seperti cengkeram macan Atur-atur, Salah satu motif tari dalam muryani busana Atrap Jamang, Menggunakan jamang atau hiasan kepala. Atrap sumping, Menggunakan sumping sebagai hiasan telinga. Bangomate Gerak yang dilakukan pada sikap berdiri setelah rakit tiga-tiga pada tari Bedhoyo Batanam, Melakukan gerakan seperti menanam Baliak Membalikan tubuh Bungo Kambang, Bungan yang melayang di atas air Besut, Gerakan peralihan di tempat dengan menggerakan kaki dengan cara mengangkat-meletakan kaki tumpuan secara cepat Besut, giyul Sikap gerak besut, sedikit menggerakan pangkal pinggul untuk digoyang ke kiri-ke kanan Bopongan, Sikap gerak besut, dengan sikap tangan seperti sedang membopong anak kecil/bayi. Cathok udhet majeng mundur, Gerak tangan cathok sampur dilengkapi kipat dan seblak dengan variasi kaki maju-mundur. Deleg mantuk, Deleg dengan menggangguk

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

LAMPIRAN A

SENI TARI

ii

Duduk wuluh, Dgerak uduk bersila menopang tangan Duduak takua Lapiah, Duduk menekur sambil menjalin Egol Gerak pinggul ke kiri-ke kanan Entrakan Mengalunkan gerak kedua tangan di depan dada, dengan menggerakan lutut patah-patah- naik-turun Entragan kanan, Gerakan entrakan di posisi bagian belahan kanan Eksplorasi gerak Penjelajahan atau pencarian gerak Ethung-ethung lamba ngracik, Gerakan menghitung secara perlahan-lahan Engkrang, Motif gerak tari gagah dengan mempermainkan sampur Forming gerak Pembentukan atau perangkaian gerak Hoyog Sikap menari (tanjak) tubuh digerakan ke samping kanan dan kiri bergantian, lutut dilipat kea rah dalam(supinasi) Hoyog genjotan Sikap dasar hoyog dengan melakukan pergantian kaki tumpuan secara cepat Gedrug, Gerakan tumit telapak kaki ke lantai/tanah Gidrah, Gerak Ngenceng divariasimenyilang kaki dan tumpang tali Genjotan Gerak ayunan tubuh ke atas-bawah Gulu wangsul Gerakan/perubahan sikap kembali ke posisi semula Gayal-gayal berjalan cepat dan berat digoyang ke kanan-kiri Galatiak, Gerakan menjentikan jari Geliyeng, Gerakan seolang kena taburan bunga Glebegan, Gerakan melenturkan tubuh IImprovisasi gerak Imajinasi spontanitas gerak Impang encot, Gerakan kaki menyilang depan- belakang kaki tumpuan divariasi melangkah ke samping Impang ngewer udhet, Gerak impang divariasi tangan ngawet Impang lembehan, Gerak impang diselingi mengayunkan lengan tangan Iring-iringan, Saling berurutan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

LAMPIRAN A

SENI TARI

iii

Jalan Leguran Randai, Berjalan melingkar Jantiak ayun piriang tagak Proses berdiri sambil menjentik dan mengayunkan piring Jantiak ayun piriang langkah, Menjentik piring divarisi mengayun dna melangkah Jantiak ayun piriang duduak, Posisi duduk divariasi menjentik dan mengayunkan piring Jantiak Talingo, tangan mendorong puta miko, Menjentik sambil mengayun tangan ke depan berputar Jingket, Gerak bahu (obah bahu) Jangkung miling, Gerak kaki separoh jinjit divariasi menyelimutkan sampur ke lengan bagian atas. Jengkeng Sikap dasar tari posisi bertumpu pada sebelah kaki Kalangkinantang Alus Motif gerak tari gagah dengan sikap lengan asimetris sifat gerak agresif-kontraksi Kagok kalangkinantang, Motif gerak tari alus dengan sikap lengan asimetris dengan variasi kualitas kontraksi gerak yang berubah-ubah ddiselingi gerak kepala. Kebyok kiri, nikerlawarti (seleh dhadhap), Memainkan sampur divariasi putaran tangan (bukan lengan). Kicat ngilo rangkep, Gerak kicat diisi mendak jinjit divariasi ngilo Kicat mandhe udhet Kicat step hitungan setengah divariasi tangan mendhe Kapang-kapang encot, Jalan divariasi gerak encot pada tiap langkah Kebyok sampur Gerakan memainkan sampur Kengser, Rangkaian gerak buka-tutup kaki pada ujung depan kaki gajul dan belangan tumit dengan cara geser ke samping Kreatif Kemapuan mencipta sesuatu yang baru Komposisi Menata kembali dengan memperhatikan unsur-unsur estetika tari Manajemen Kipekan Gerakan memalingkan kepala-patah-patah Kapang-kapang, Jalan dengan sikap kaki dan badan tegak lurus, lengan tangan menggantung Kicat Boyong, Gerakan kicat bersama seusai perangan pada Srimpi dan Bedhoyo Kicat Tawing, Kicat divariasi gerak tawingl memutar tangan di samping kepala Kipat astha, Kicat divarisi ukel tangan

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

LAMPIRAN A

SENI TARI

iv

Kupu tarung, endha, pendhapan ngebat, Gerakan beradu siku dengan lawan, berputar sambil trisig jalan jinjit Laku telu, Jalan variasi tilangkah Lumaksana Rangkaian gerak jalan dengan karakter masing-masing peran Lumaksana nayung Gerak karakter jalan untuk tari gagahan lumaksana ridong sampur Gerak karakter jalan untuk tari sambil menyelimutkan sampur di lengan bawah Lumaksana lembehan kanan Gerak karakter jalan tari sambil lenggang tangan Lembehan Lumaksana ukel karna Gerak karakter jalan tari sambil lumaksono Lombo ngracik, Gerakan utama ganda L ampah sunda Jalan pada tari-tarian Sunda Lampah mundur, besut tanjak, entragan Gerakan jalan mundur Lumaksana bambangan Gerak karakter jalan untuk tari putra alus Lampah atur-atur, Berjalan atur-atur Lembehan, Jalan lenggnag pada tari jawa Lampah sekar, Jalan kembangan Langkah papat, Jalan dengan variasi langkah empat Langkah Sambah, Gearakan mel;angkah sambil menyembah Langkah Tusuak Bagalombang, Jalan menerobos gelombang Langkah takan tusuk ateh simpia kiri, Jalan menusuk-nusk ke kanan-kiri Langkah alang tang silang Langkah ke samping sambil menyilang Majalan tindak-tindak Berjalan biasa divariasi melenggok-lenggok Malangkerik, Bertolak pinggang Mancak Gerakan berhias diri Manajemen Produksi Kegiatan dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan produksi Maccule-cule Selendang, Memainkan selendang Mambajak, Gerakan mencangkul dengan bajak

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

LAMPIRAN A

SENI TARI

Mario Marennu Memperbaiki jala Mamintal Tali, Memintal tali jala Mamanciang, Gerakan memancing Manyemai, Gerakan menanam tumbuahan Mancaliak Hari, Gerakan melihat situasi hari semakin sore Mancabuik, Mencabut dan mengambil benih Maikek, Mengikat benih Mayang mekar, Bunga yang sedang kuncup mekar Malapeh Layang-layang, Gerakan melepas layang-layang Maelo banang, Menggulung benang Mlebet lajur, Masuk dalam lajur tari Bedhoyo Mingger, Mubeng) Memutar posisi badan ke samping terus berputar Mlampah majeng, Melangkah ke arah depan Mlampah gajah ngoling, Melangkah sambil diselingi meliukan badan Musik Internal Musik yang berasal dari tubuh penari itu sendiri (seperti tepuk tangan, teriakan, hentakan kaki, ptikan jari, dsb) Musik Eksternal Musik ypengiring tari yang berasal dari luar diri penari (seperti seperangkat gamelan, orkestra/bunyi-bunyian yang dimainkan orang lain) Mapal Berjalan cepat dan ringan Milpil Melangkah dengan cepat ke samping dalam langkah pendek-pendek Matetanganan Mungkah lawang Gerakan imitasi membuka pintu Mehbeh ngelilit Gerakan dalam sikap mengambil gendewa Manyambik, Gerakan separti memangkas rumput Maangin, Gerakan variasi mengayunkan tangan ke kanan-kiri Mambalah, Gerakan membelah

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

LAMPIRAN A

SENI TARI

vi

Muryani busana Gerakan berbusana divariasi gerak percepatan dan perlambatan sesuai iringan dipandu kendang Miling-miling Gerakan melihat-lihat Miwir rekma, Gerakan membelai rambut Menjangan Ranggah, Gerakan menyerupai kijang menjangan yang sedang manari Nubruk Gerakan menubruk Ngigel Gerakan berjalan merendah ganda variasi tangan lipat di depan dadal Nabdab gelung Gerakan membenahi rambut untuk diikat Nacah Melangkah miring gerakan cepat Nepuk dada Gerakan memukul dada Ngancap, Posisi badan miring lurus, posisi kaki tegang Nglangsut Gerakan muncur kalang perang Ngeletik Gerakan menyentil Ngenjet Gerakan menekan Ngumbang Menjemput Ngegol Berjalan merendah sambil goyang pinggul Ngelo Bercermin Ngeseh bawak Sikap dasar tari dengan tumpuan kaki terbuka sambil didorong ke depan-belakang Ngelier Gerakan memutar kepala Nyamber kanan, Gerakan sesaat untuk trisig divariasi sikat tangan menggapai sampuri Ngumbang Gerakan jalan merendah divariasi menabur bunga Ngelus bara Membelai-belaik boro kostumtari yang ada di bagian depan paha penari Nyilat Memainkan ragam gerak pencak Nikerlwarti Ngunus panah Gerakan mengambil anak panah

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

LAMPIRAN A

SENI TARI

vii

Nuding Gearakan menunjuk Nyarere Gerakan seolah-olah tidur Noleh mendhak, Melihat ke samping posisi merendah Ngembat, dapat dilakukannya gerakan berjalan biasa (majalan), berjalan pelan mengayun Nyaregseg, berlari ringan dengan langkah tidak beraturan Nyigcig/ngicig) bisa diragakannya berbagai kombinasi gerak seperti glatik mapah, nyilat, Nglangsut, nayog, makiring udang tangkis Dapat dilakukannya variasi gerakan tangan nabdab karna, nabdab gelung, Nabdab pinggel, nepuk dada, nyigug dan ngombak tangkepbisa diperlihatkannya ekspresi muka senang, (makenyem/makenyung), marah (Nyelik/nelik), terkejut (terkesiap), sedih (sedih), jatuh cinta (ngaras), nyarere Wedhi kengser Menggeserkan kaki seperti pasir tertiup angin Ngunus dhuwung Menghunus keris Ngusap suryan, Gerakan mengelap/membersihkan muka Nggrudha jengkekng, Posisi sikap jengkeng sambil melakukan sele Nropel sedang, Menggnadakan gerakan dalam tempo sedang Ngropel kerep, Menggnadakan gerakan dalam tempo cepat Nglayang, Gerakan seperti terbang melayang Nangis, Gerakan seperti menangis Obah bahu, Menggerakan bah Ogekan lambung, Melakukan gerak patah-patah di badian lambung Organisasi Sekumpulan orang (dua orang atau lebih) yang sepakat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama Ombak banyu, srisig tawing dhadhap (berpindah ke gawang utama) Pacak jangga Menggerakan kepala saat sembahan Pajalan Berjalan Pacak jangga Memutar kepala bertumpu pada leherl Persepsi Mengenal, mengetahui dan memahami

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

LAMPIRAN A

SENI TARI viii

Proses merencanakan kegiatan, mengorganisasi orang-orang, mengarahkan orang-orang dan mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi Pasopati, Nyuduk, Encot-encot, nyaplak, Perangan ( Ngunus dhuwung, Ngunus Puletan, Mundur, Nyarungaken keris) PeKetabe, Gerak memutar ke samping Representasional Menceriterakan kembali pengalaman hidup, gerakan, dan perilaku sejaran Repetisi Ceritera, penyajian, atau apapun yang diulan Ropetan, Langkah kaki step Stilasi Menyederhanakan gerak dengan meniru gerak alam (seperti gerak bermain, gerak bekerja, dan lain-lain) Sekaran laras sawit Gerakan kembangan sederhana Sekaran lembehan Gerakan kembangan jalan melenggang Srampang, Gerak mentekel Sabetan, Gerak yang didominasi gerak kaki srisig dengan berpindah tempat divariasi gerak cathok tangan Srisig samberan (kebyok-kebyok) Berjalan jinjit sambil memainkan sampur Srisig maju Gerak jalan jinjit ke depan Srampang mundur Gerak memangkas mundur Seblak sampur kiri ulap-ulap kiri Memainkan sampur Gerakan merapatkan kedua tangan didepan dada seperti orang menyembang Srisig Berjalan dengan sikat jinjit Sudukan: Gerakan menusuk Sawega dhuwung Gerakan mengasah keris Sembahan silo. Sikap tari dengan merapatkan ke daua tangan seperti memuja lepada pencipta dalam posisi duduk Sembahan jengkeng, Sembahan pada posisi jengkeng Sabetan tanjak sawega dhadhap Gerak sabetan divariasi ukel di depan dada Sambah, Gerak sembahan Saik Kalatiak, Menyayat sambil mengelitik

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

LAMPIRAN A

SENI TARI

ix

Sambah takan tapuak sampiang, Menyeruak air ke arah samping Sambah anak Kalatiak, Sembahan sambil menghentakan kaki dan mengelitik Sauak simpia, galuang Katiak Menyauk air sambiul menggetik Sendhawa, Gerakan batuk Tancep Sikapdasar kaki pada tari Jawa. Kaki terbukamembentuk formasi khusus Tasikan mubeng, Gerakan kembangan tari pada tari tertentu Tayungan miring, Berjalan tari ke arah samping Tapuak Kalatiak, Bertepuk sambil menggelitik Tapuak tangan puta egang jalo, Bertepuk tangan sambil memutar dan manarik jala Tusuk kanan belakang dorong, Mendorong sambil menusuk ke kanan-kiri Tusuak ateh sampiang, langkah baranak, Melangkah sambil menusuk ke atas dan samping Tusuak sampiang ateh malambai, Menusuk ke samping kanan atas sambil Tusuak dodo step Gerak step sambil menusuk dada Tinting, Gerak srisik jinjit divariasi gerak tangan njimpil sampur Tindak-tindak Jalan jalan tari Ulap-ulap kiri, Gerakan seolah olah melihat Ulap-ulap tawing kiri-kanan Gerakan seolah melihat sambil ukel tangan di samping telingan Ulap-ulap tawing kanan-kiri Motif sikapjengkeng sambil ukeltangan di sam Ulap-ulap ukel, Motif gerak ulap-adivariasi ukel Ulap-ulap cathok, Gearakan ulap diselingi Umbul sampur, Gerakan mengilustrasikan umbul22 dengan sampur

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

LAMPIRAN CV

SENI TARI

CURICULUM VITAE 1. Nama 2. Tempat/Tgl Lahir 3. NIP 4. Instansi 5. Alamat 6. Telpon 7. Pendidikan 8. Pelatihan : Drs. Bambang Pratjichno, M.Pd : Purwokerto, 29 November 1956 : 131 755 404 : Jurusan Tari Universitas Negeri Jakarta : Komp. UNJ Rwmangun Jakarta 13220. : 021. 4710547 : S1 Komposisi Tari ISI Yogyakarta : S2 Pengembangan Kurikulum IKIP Bdg. a. Aplicate Approach (AA) b. Peneliti Muda c. Pembimbing Metodologi d. Pelatihan Usulan Due Like e. Pelatihan Program IBA 1994/1995 1995 1996/1997 1998 1999

9. Perkumpulan Profesi: a. Anggota Masyarakat Seni 1997 b. Forum Indonesian Dance Festival Sie Tari Pendidikan 1997 10. Riwayat Pekerjaan:a. Dosen Seni Tari sejak 1988 b. Ketua Program Tari 1996 1997 c. Ketua SP 4 Jurusan Tari 2005-2006 d. Ketua Penulis SKN Tari Sunda 2004 e. Ketua Penulis SKN Tari Sulawesi (2005) A. JURNAL Pornografi dalam Dunia Seni Tari (Jurnal Harmonia UNS, 2006) Profesionalisme Guru dalam menghadapi Era Globalisasi, dalam Lomba Karya Ilmiah Lustrum UNJ Jakarta Ke VIiI tahun 2005 Seni Tutur dan Dalang Jumblung Banyumasan (jurnal Humaniora UNS, 2004)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

LAMPIRAN CV

SENI TARI

B. PENELITIAN

Minat Pelajar SLTA s DKI Jakarta kerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Permuseuman (2006) Minat Baca Masyarakat Tangerang Kerjasama dengan perpustakaan KabupatenTangerang (2004) Pengembangan Gerak melalui Alur Gerak Berdasarkan
Keseimbangan (Penelitian), 2003 Proses Aktualisasi Gerak Anak dalam Rekonstruksi Tarian Anak SD, Maklah, 2002 Konsep Pengembangan Kurikulum di SLTP, 2001 Kurikulum Pelatihan Tari sebagai Upaya Penyelarasan bagi Sanggar Tari, 2001

D. Penulis Buku: Penulis Buku Ayo Menari Penerbit Erlangga (2007) Seni Tari untuk SMK Dikmenjur (2007) Seni dan Budaya untuk SMK (2007) Seni Tari untuk SMK (2007) Penerbit Yudistira Penulis Bahan Ajar Kajian Kurikulum (2006) Standar Kompetensi Nasional Tari ( Sulawesi -2005, Sunda -2004)

E. MAKALAH Pengantar Koreografi bagi guru Taman Kanak-kanak (2007) DepBudPar. Pelatihan Olah Tubuh dan Kreativitas Tari untuk Guru Sekolah Dasar. Dalam rangka pelatihan Tari untuk guru SD, Dinas Kebudayaan, 2007 Pengetahuan Dasar Tari dan Komposisi untuk Guru Sekolah Dasar. Dalam penataran tari guru SD, Suku Dinas Jakarta Timur, 2005 Elaborasi Terampil Polesan dan Guratan Wajah untuk Tari Tradisional dan Nontradisional sebagai Wujud Profesi Penata Rias. LPKM UNJ, Penulisan Integrasi Bahan Ajar (IBA), 2005 Prevalensi Pemetaan Tata Rias Wajah Berdasarkan Bentuk Mata terhadap Jenis dan Bahan Rias yang digunakan bagi

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

LAMPIRAN CV

SENI TARI

Calon Profesional. LPKM UNJ, Penulisan Integrasi Bahan Ajar (IBA), 2005 Pendidikan Seni Tari di Sekolah Lanjutan Pertama. UNJ dan Ford Foundation, Jakarta, 2003 Sistematika Pelatihan Tari Jawa, dalam Acara Sistematika Pelatihan Seni Tari oleh Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2002

Jakarta, 29 Mei 2008

Drs. Bambang Pratjichno, MPd

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

LAMPIRAN CV

SENI TARI

CURICULUM VITAE 1. Nama 2. Tempat/Tanggal Lahir 3. Alamat Kantor Nomor Telpon/FAX/Email Alamat Rumah No. Telepon/HP 4. Agama 5. Jenis Kelamin 6. Status 7. Pendidikan Formal 8. Pengalaman : Dra. Rahmida Setiawati, MM : Bengkulu, 5 Mei 1960 : Komp. UNJ Rwmangun JakTim : 4712136/4710547 : Jl. Swakarsa IV/54 Rt 10/Rw 03 Pondok Kelapa Jakarta Timur : 8646547 : Islam : Perempuan : Menikah : S1 Komposisi Tari ISI Yogyakarta (1986) : S2 STEI Manajemen SDM 1998 :

A. Pengalaman Kerja dan Jabatan: a. Ketua Program Tari (1990-1993) b. Ketua Jurusan Sendratasik (2000-2003) c. Sekretaris Jurusan Sendratasik (1995-1999) d. Anggota Senat Fakultas Bahasa dan Seni (1995-2007) e. Anggota Senat Universitas Negeri Jakarta (2003-2007) f. Satya Lencana Karya Satya 10 tahun g. Divisi Maerketing LAM UNJ (2002-2007) h. Dosen Pendidikan Anak Usia Dini FIP UNJ (2000Sekarang) i. Pengajar Lokakarya Pelatih Tari Anak-anak DKI (1995) j. Dosen Jurusan Seni Tari dan LAM UNJ k. Juri Lomba Karya Tari di Dinas Kebudayaan (1999-2001) pada tiap even Pelatihan Guru Tari Sekolah Dasar l. Aktivitas Forum Pndidikan Festival Dance Indonesia (1996-2001). m. Anggota Indonesian Dance Festival 1996-2003) n. Anggota Aktif APSI Jakarta 2005-2007 o. Pelatihan Manajemen Mutu (2000) p. Pelatihan Manajemen Internal (2004) q. Perencanaan Pembelajaran dan Komposisi Tari bagi guru TK 2007 r. Yuri Lomba tari siswa SMU se DKI (2007) s. Juri Penulisan Naskah Buku Sayembara Penulisan Buku (2007) Pusat Buku.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

LAMPIRAN CV

SENI TARI

t.

Anggota Penyusun Standar Penulisan Buku Seni Budaya BNSP 2007 Depdiknas u. Penyusun Standar Kompetensi guru SMK Produktif (2007) BNSP Depdiknas v. TIM Verivikasi Persiapan Pelaksanaan dan Evaluasi Uji Kompetensi SMK (2006-2008) w. Pelatihan CAP (2003) B. Penatar :

1. Penataran Guru Kesenian SD Wilayah Jakarta Timur (2006, 2005, 2004, 2003) 2. Penataran Guru-guru IGTKI Departemen Agama wilayah Jakarta Timur (2006) 3. Penataran Guru Kesenian SD DKI (2004) 4. Penataran Guru Kesenian TK (2004) 5. Pelatihan Pengelolaan Kesenian Kerjasama Dinas Pariwisata DKI Jakarta (2001) 6. Penataran Guru Igra Radhatul Alfort Kerjasama Departemen Agama tahun 2006 7. Penatar Pelatihan Tari Guru Taman Kanak-kanak 2005-2007 8. Pelatihan Olah Tubuh bagi Guru Sekolah Dasar (Dinas Kebudayaan (2000). 9. Pelatihan Tari dan Pengetahuan Dasar Tari bagi Guru Sekolah Dasar (Dinas Kebudayaan (2000). 10. Pelatihan dan Kreativitas Gerak bagi Guru SD Dinas Kebudayaan (2007) 11. Pelatihan Pembelajaran Tari bagi Guru SMU Dinas Kebudayaan (2004) 12. Panitia Juri Porseni PTK-PWF (2007) 13. Seminar dan Sertifikasi Profesi Guru UNJ (2006) C. Penelitian Masyarakat 1. Pembelajaran Tari Anak Usia Dini Di Kelurahan Jatinegara (2006) 2. Pembelajaran Tari Guru Anak Usia Dini (2004) 3. Life Skill Program Rintisan Kelompok Bermain dengan Ditjen. PLS 4. Peserta Didik sebagai Fokus penelusuran Kurikulum Tari Dinas Kebudayaan (1999).

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

LAMPIRAN CV

SENI TARI

D. Jurnal 1. Kompetensi sebagai basis Pendidikan Seni (2007) Humaniora 2. Pengembangan dan Prediksi Seni Tari (2005) Humaniora 3. Topeng dalam seni panggung (2004) Humaniora E. Karya Ilmiah: 1. Suasana dan waktu belajar di sekolah terhadap prestasi belajar siswa SMP Se Jakarta Timur (1995) 2. Media pendidikan sebagai model efektif untuk pembelajaran tari bagi anak taman kanak-kanak hingga Pendidikan hingga Pendidikan Dasar (1996) 3. Media pembelajaran Tari yang kreatif dalam meningkatan prestasi tari peserta didik (1998) 4. Masa Orientasi Siswa bidang kesenian Dirjen Dikmenun (1998) 5. Kontinum Pertautan Esttis Bentuk dan Implikasinya Pelatihan Guru Tari Sumber Cipta (1998) 6. Elaborasi Gerak Peserta Didik Usia 6-10 dalam Merekonstruksi Tari Seminar di Dinas Kesenian dalam rangka Penyusunan Kurikulum Seni Sekolah Dasar (1999) 7. Tari Rangguk dan Lenggang Patah Sembilan Dinas Kesenian (1999) 8. Peserta didik sebagai fokus penelusuran kurikulum Tari Seminar di Dinas Kebudayaan dalam ragka Penyusunan Kurikulum Seni Sekolah Dasar (1999) 9. Pelatihan Olah Tubuh dan Kreativitas Tari untuk Guru Sekolah (2000) 10. Pengetahuan Dasar Tari dan Komposisi untuk Guru Sekolah Dasar. Dalam Penataran Tari Guru SD, Suku Dinas Jakarta Timur (2000) 11. Konstelasi Peningkatan Pendidikan scara bersama antara Dunia Industri dan Perguruan Tinggi yang Harmonis menuju Otonomi Daerah yang Propesional 12. Forum FBS ke VII Sawangan Bogor (2000)Akselerasi Peningkatan Mutu dan Otonomi Jurusan Sendratasik FBS dalammembangun Visi dan Misi menyongsong SDM berkualitas di Masa Datang Forum FBS ke VII Sawangan Bogor (2000) 13. Peran posisi Intertainmen dalam pengembangan SDM pelaku Tari LPKM UNJ 14. Penulisan Integrasi Bahan Ajar (IBA) 2000

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

LAMPIRAN CV

SENI TARI

15. Keterampilan Bentuk Tari Dinas Kebudayaan (2000) 16. Pengetahuan Dasar Tari dan Komposisi untuk Guru SD Dinas Kebudayaan (2000) 17. Pelatihan Olah Tubuh dan Kreativitas Gerak bagi Guru Sd Dinas Kebudayaan (2000) 18. Metode Belajar Mengajar tari, Dinas Kebudayaan (2000) 19. Karakteristik Model Pembelajaran Tari bagi Pengembangan Kewirausahaan Mata Kuliah Praktik Tari IBA UNJ (2000) 20. Penguasaan Teknik Gerak dan Gaya menampilkan Tari Tradisional mahasiswa IBA UNJ (2000) 21. Pengetahuan dan Pembelajaran Seni tari di Sekolah dasar, Dinas Kebudayaan DKI (2001) 22. Dasar Gerak dan Bentuk Tari Minangkabau Dinas Kebudayaan DKI (2001) 23. Sistematika Pelatihan Tari Betawi, Dinas Kebudayaan DKI (2001) 24. Alat Peraga sebagai Sarana meningkatkan Kreativitas Anak dalam menari (2001) 25. Unsur pencak silat dalam tari Minangkabau (2005) 26. Media Pembelajaran Tari yang kreatif untuk meningkatkan belajar tari Anak Taman Kanak-kanak 2003 27. Kontinum Pertautan Estetik Bentuk dan Implikasinya bagi Guru Tari (2002-2003) Sumber Cipta. 28. Konstelasi Peningkatan Mutu dan Otonomi Jurusan Sendratasik (2000) 29. Peran posisi Intertainer dalam pengembangan SDM pelaku Tari (2000) 30. Keterampilan Bentuk Tari Dinas Kebudayaan (2000) 31. Model Belajar Mengajar Tari Dinas Kebudayaan (2003) 32. Karakteristik Model Pembelajaran Tari bagi Pengembangan Kewirausahaan (2000) 33. Unsur Gerak dan tari Minangkabau Dinas Kebudayaan 2001 34. Alat Peraga sebagai sarana peningkatan Kreativitas Anak dalam menari (2001) 35. Penelitian Minat Siswa SMU terhadap Kesenian Dinas Kebudayaan DKI (2006)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

LAMPIRAN CV

SENI TARI

F. Karya Tari 1. Gerak (1985) 2. Putri Rainun (TMII 1989) 3. Selendang Mayang (1990) 4. Putri Gading Cempaka (TMII Anjungan Bengkulu 1989) 5. Lenggok (1998) 6. Bola (Tari Pendidikan untuk Siswa SD IDF 2002) 7. Doa 8. Bermain Topeng (2003) 9. Bobodoran (2003) 10. Tari Rangguk dan Tari Lenggang Patah Sembilan (2000) 11. Bola (GKJ-Tari Pendidikan untuk Siswa SD(IDF 2002) G. Punulisan Buku 1. Seni Tari untuk SMK Dikmenjur (2007) 2. Seni dan Budaya untuk SMK Dikmenjur (2007) 3. Seni dan Budaya untuk SMK Yudistira (2006) 4. Penulis Standar Kompetensi Tari Minang 2005 5. Penyusunan Soal Kompetensi Guru Seni Tari FIP-Puskur (2005). 6. Pengembangan Bahan Ajar TK Puskur-Lemlit UNJ (2004 G. Mata Kuliah yang ditempuh 1. Mata kuliah Tari Pendidikan I 2. Mata kuliah Tari Pendidikan II 3. Mata Kuliah Tari Pendidikan III 4. Mata kuliah Tari Betawi I 5. Mata kuliah Tari Betawi II 6. Mata kuliah Tari Betawi III 7. Mata kuliah Perencanaan Pengajaran 8. Mata kuliah Komposisi Tari I 9. Mata kuliah Interaksi Belajar Menhgajar 10. Mata kuliah Tari Sumatra 11. Mata kuliah Tari Melayu 12. Mata Kuliah Skripsi 13. Mata Kuliah PPL 14. Mata Kuliah Olah Tubuh I 15. Mata kuliah Keterampilan Belajar Mengajar (LAM UNJ) Jakarta, Desember 2007 Dra. Rahmida Setiawati, MM

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

LAMPIRAN CV

SENI TARI

CURICULUM VITAE Nama NIP Tempat/Golongan Jabatan Instansi Alamat Kantor Telp/FAX kantor Alamat Rumah Telp/Fax Rumah Pendidikan : Dinny Devi Triana, S.Sn, M.Pd : 132 135 262 : Karawang, 9 Desember 2007 : Dosen Jurusan Seni Tari : FBS Universitas Negeri Jakarta : Jln. Rwmangun Muka Jakarta Timur : (021) 4710547/ 4710547 : Kompl. Pengairan Rawasmut Blok C No. 43 Jl. Chairil Anwar Bekasi Timur : (021) 8800440/ 8800440 : S1 Institut Seni Indonesia Yogyakarta Jurusan Seni Tari S2 Penelitian & Evaluasi Pendidikan UNJ :

Pengalaman A. Penatar : 1. Penataran Guru Kesenian SD Wilayah Jakarta Timur (2006, 2005, 2004, 2003) 2. Penataran Guru-guru IGTKI Departemen Agama wilayah Jakarta Timur (2006) 3. Penataran Guru Kesenian SD DKI (2004) 4. Penataran Guru Kesenian TK (2004) 5. Pelatihan Pengelolaan Kesenian Kerjasama Dinas Pariwisata DKI Jakarta (2001) B. Penelitian Masyarakat : 1. Pembelajaran Tari Anak Usia Dini Di Kelurahan Jatinegara (2006) 2. Pembelajaran Tari Guru Anak Usia Dini (2004) 3. Life Skill Program Rintisan Kelompok Bermain Dengan Ditjen. PLS (2005) C. Penelitian : 1. Pembelajaran Tari Melalui Respons Terbimbing (2000) 2. Pengembangan Instrumen Penilaian Tari Karya Mahasiswa LPTK (2004) 3. Hubungan Kemampuan Berpikir Kreatif Dengan Hasil Karya Mahasiswa LPTK 2006

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

LAMPIRAN CV

SENI TARI

10

4. Minat Baca Masyarakat Tangerang Kerjasama dengan perpustakaan Kabupaten Tangerang (2004) 5. Minat Pelajar SLTA s DKI Jakarta kerjasama dngan Dinas Kebudayaan dan Permuseuman (2006) D. Penulis Buku : 1. Penulis Buku Kerajinan Tangan dan Kesenian Penerbit Gracindo (2004) 2. Penulis Modul Strategi Pembelajaran Seni Tari Universitas Terbuka (2004) 3. Jurnal Harmonia (2004, 2006) 4. Jurnal Artistika FBS (2000) 5. Buku : Seni Budaya kelas IX, X, XI. Penerbit:(2007) E. Perumus/Penyusun : 1. Pengembangan Bahan Ajar TK/RA (Kerjasama Lemlit UNJPuskur) (2004) 2. Modl Pengembangan Pembelajaran Kesenian Kerjasama Puskur (2005) 3. Penyusunan Soal Kompetensi Guru Sni Tari Kerjasama FIP UNJ (2005) 4. Penyusunan Tes Diagnostik SMP mata pelajaran Seni Budaya kerjasama Dikdasmen (2007) F. Pemakalah : 1. Semnas : Pembelajaran Tari dengan Metode Global (UNESA 2004) 2. Semnas : Penilaian Tari Karya Mahasiswa LPTK (Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia Yogyakarta 2005) G. Pengajaran : 1. Tutor UT (2003 sampai sekarang) 2. LAM UNJ Mk. Metodologi Penelitian, Evaluasi Pendidikan (2004,2005,2006)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

LAMPIRAN CV

SENI TARI

11

CURICULUM VITAE Nama NIP Pekerjaan Instansi Agama Alamat : Dra.Elindra Yetti,MPd : 132 259 274 : Dosen Jurusan Seni Tari FBS UNJ : Universitas Negeri Jakarta (UNJ) : Islam : Boulevar Hijau Blok C2/25 Harapan Indah Bekasi Barat. HP. 08128030360

Riwayat Pendidikan : SD Negeri I Padang Tarab Kec.Baso (Sumbar) 1981 SMP Negeri I Bukittinggi (Sumbar) 1984 SMA PSM Bukittinggi (Sumbar) 1987 D3 Sendratasik IKIP Padang 1990 S1 Seni Tari IKIP Yogyakarta 1993 S2 PUD Universitas Negeri Jakarta 2003 Pengalaman Kerja dan Jabatan 1. Penatar pada diklat Pertunjukan Kesenia Tradisional ( Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Badan Litbang dan Diklat, 2001) 2. Penatar pada Diklat TOT Kerajinan Tangan dan Kesenian Bagi Guru SD (Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, 2003, 2004) 3. Penatar pada Pelatihan Kesenian bagi Guru SD Jakarta Timur (Sudin Kebudayaan dan Permuseuman Jakarta Timur, 2004, 2005,2006) 4. Juri Lomba Tari kreasi antar SD DKI Jakarta (Depdiknas, 2004) 5. Juri Lomba Tari Kreasi antar TK IGRA Jakarta Timur. 6. Penyusun Standar Kompetensi Nasional (SKN) Bidang Keahlian Tari Minang, 2005) Lulus tahun Lulus tahun Lulus tahun Lulus tahun Lulus tahun Lulus tahun

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

LAMPIRAN CV

SENI TARI

12

7. Pelaksana Kegiatan Program Rintisan Kelompok Bermain (Lifeskill) kerjasama UNJ dengan Dirjen PLSP Diknas, 2005) 8. Penatar pada Pelatihan Peningkatan Kreativitas Guru TK se- Propinsi Riau di Pekan Baru, tahun 2006) Makalah 1. Karakteristik Seni Tari di Sekolah Dasar (Diknas, 2003) 2. Seni Tari Sebagai Media Pembelajaran di SD (Diknas, 2003) 3. Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini melalui Pendidikan Seni Tari (Diknas,2003) 4. Wawasan Kebudayaan (Balitbang Diklat Pariwisata, 2001) 5. Kebudayaan dan Dinamika Masyarakat ( Balitbang Diklat Pariwisata,2001) 6. Tata Rias Tari (Balitbang Diklat Pariwisata,2001) 7. Kurikulum Pendidikan Seni Tari di SD 92003) Penelitian 1. Meningkatkan Kemampuan Anak dalam Menari Tari Tradisional Minangkabau Melalui Penguasaan Dasar Gerak Pencak Silat (2003) 2. Pencak Silat dalam Tari Tradisional Minangkabau (2006) 3. Minat Pelajar SLTA se DKI Jakarta Tarhadap Kesenian (2006) Jurnal Meningkatkan Kemampuan Anak dalam Menari Tari Tradisional Minangkabau Melalui Penguasaan Dasar Gerak Pencak Silat (2003) Pengabdian Kepada Masyarakat 1. Pelatihan Penataan Rias Tari bagi Guru SD se Jakarta Timur (2003) 2. Pelatihan Tari Pendidikan bagi Guru TK se Jakarta Timur (2006)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

LAMPIRAN CV

SENI TARI

13

Karya Tari 1. Kasiah Tak Talarai (1990) Demikianlah riwayat hidup ini telah dibuat dengan sebenarnya. Jakarta, 1 Desember 2007

Dra.Elindra Yetti,MPd Mata Kuliah Yang Diampu 1. Tari Sumatera 2. Tari Melayu 3. Tari Pendidikan I 4. Tari Pendidikan II 5. Olah Tubuh I 6. Tata Rias dan Busana Tari 7. Sejarah Seni tari 8. Keterpaduan Seni 9. Perencanaan Pengajaran Tari 10. Interaksi Belaja Mengajar 11. Pembinaan Kompetensi Mengajar 12. Praktek Pengalaman Lapangan (PPL)

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

LAMPIRAN CV

SENI TARI

14

CURICULUM VITAE Nama NIP Pekerjaan Instansi Agama Alamat Email : Irsyad Ridho, SPd. MHum. : : Dosen Jurusan Bahasa Indonesiai FBS UNJ : Universitas Negeri Jakarta (UNJ) : Islam : Jl. Bintaro Puspita II/G5 Bintaro Permai Jakarta 12320. HP. 021.99845808 : icadredo@yahoo.com atau irsyad@jcce-omline.com

Riwayat Pendidikan : SD Center Candakila Pelaihari SMP Negeri I Pelaihari SMA Negeri I Pelaihari S1 Pendidikan Bahasa Indonesia UNJ S2 Cultural Studies Universitas Indonesia Pengalaman Kerja dan Jabatan 1. Pengajar/Dosen di Jurusan Bahasa dan Sastra UNJ 2000 sampai sekarang. 2. Pengajar/Dosendi Jurusan Sastra Jepang Universitas Nasional 2007. 3. Direktur Penelitian di Jakarta Centre for Cultural Studies 4. Pemakalah pada Media Literacy Workshop pada Jurusan Teknologi Pendidikan UNJ dan Jakarta Universitas Negeri Semarang, 2005. 5. Peserta penataran calon Penerjemah Buku Ajar Perguruan Tinggi, Dirjen Dikti DEPDIKNAS 2001. 6. Editor dan Penulis Buku Pendidikan, Proyek Peradaban Terbengkelai, Transbook, 2006. 7. Editor dan Penulis Buku Menggugat Ujian Nasional, Memperbaiki Kualitas Pendidikan, Teraju, 2007. 8. Penulis buku Teori Sastra, Universitas Terbuka, 2007. 9. Sutradara dan Penulis Naskah Batavia 1629: Sebuah Rekonstruksi Sejarah, Dinas Pariwisata DKI Jakarta, 2002. Lulus tahun 1984 Lulus tahun 1987 Lulus tahun 1990 Lulus tahun 1999 Lulus tahun 2006

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

LAMPIRAN CV

SENI TARI

15

10. Juri Sayembara Penulisan Naskah Drama tingkat Nasional untuk Guru SD, SMP, dan SMA Pusat Perbukuan DEPDIKNAS, 2007. Jakarta, 1 Desember 2007

Irsyad Ridho, SPd.MHum.

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

FORMAT OBSERVASI SENI TARI Kemampuan yang diamati : Keterampilan mengungkapkan dan menyusun gerak melalui media ungkap, alat dan unsur terkait dalam tari ciptaan pribadi Nama Tugas No 1 2 3 4 5 : _____________________________________ : _____________________________________ Jenis Kegiatan Tari Kreatif Ciptaan Pribadi A B Keterampilan siswa untuk mengungkapkan gerak pribadi secara sontan (improvisasi) Keterampilan siswa untuk menjelajah gerak (eksplorasi) Keterampilan siswa untuk menggabungkan gerak yang sudah ditentukan Keterampilan siswa untuk mengembangkan gerak dan mengolah teknik gerak melalui ruang, waktu, tenaga sesuai dengan irama Keterampilan siswa untuk merangkai gerak dan menyusun gerak dengan unsur komposisi tari sebagai hasil ciptaan bentuk gerak pribadi. Kelas Hari/Tgl SKOR C D E : _____________________________________ : _____________________________________ Keterangan

Keterangan : A=Sangat baik B=Baik C=Cukup D=Kurang E=Sangat kurang

Guru Pengamat : Tandatangan : Nama Jelas

FORMAT OBSERVASI SENI TARI Kemampuan yang diamati : Keterampilan mengungkapkan dan menyusun gerak melalui media ungkap, alat dan unsur terkait dalam tari ciptaan pribadi Nama Tugas No 1 2 3 4 5 6 7 : _____________________________________ : _____________________________________ Jenis Kegiatan Tari Kreatif Ciptaan Pribadi Kelas Hari/Tgl A Keterampilan siswa untuk mengekspresikan gerak yang telah dicontohkan guru Keterampilan siswa untuk mengungkapkan gerak secara berurutan yang telah diberikan guru (hafalan) Keterampilan siswa untuk mengungkapkan gerak dengan ruang, waktu, dan tenaga Keterampilan siswa untuk mengungkapkan secara benar-benar (wirega) Keterampilan siswa untuk mengungkapkan gerak dengan irama (wirama) Keterampilan siswa untuk menhayati gerak (wirasa) sesuai dengan bentuk tari yang diterima Keterampilan siswa dalam teknik kerja kelompok/berpasangan Guru Pengamat : Tandatangan : Nama Jelas B : _____________________________________ : _____________________________________ SKOR Keterangan C D E

Keterangan : A=Sangat baik B=Baik C=Cukup D=Kurang E=Sangat kurang

FORMAT OBSERVASI SENI TARI Kemampuan yang diamati : Keterampilan mengungkapkan dan menyusun gerak melalui media ungkap, alat dan unsur terkait dalam tari ciptaan pribadi Nama Tugas No 1 2 3 4 5 6 7 8 : _____________________________________ : _____________________________________ Jenis Kegiatan Tari Kreatif Ciptaan Pribadi Kelas Hari/Tgl : _____________________________________ : _____________________________________ SKOR Keterangan A B C D E

Keterampilan siswa mengungkapkan perasaan gembira melalui gerak Kemampuan siswa merespon gerak dalam bentuk ruang, waktu, dan tenaga dari yang dilihat maupun diungkapkan Kemampuan siswa untuk mengungkapkan sedih (emosional) melalui gerak Kemampuan siswa merespon stimulus yang ditangkap melalui gerak dan irama Kemampuan siswa untuk menangkap stimulus cerita yang diberikan oleh guru melalui respon gerak Kemampuan siswa untuk menangkap pesan melalui bentuk gerak, merespon gerak yang diberikan guru Kemampuan siswa untuk mengungkapkan gerak melalui respon dengan media atau alat gerak pribadi Kemampuan siswa untuk menilai dan merespon perasaan dalam bentuk kelompok, gerak dengan elemen komposisi terkait. Guru Pengamat : Tandatangan : Nama Jelas

Keterangan : A=Sangat baik B=Baik C=Cukup D=Kurang E=Sangat kurang

ISBN XXX-XXX-XXX-X
Buku ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah dinyatakan layak sebagai buku teks pelajaran berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2007 tanggal 5 Desember 2007 tentang Penetapan Buku Teks Pelajaran yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk Digunakan dalam Proses Pembelajaran.

HET (Harga Eceran Tertinggi) Rp. 7.888,00

ISBN XXX-XXX-XXX-X
Buku ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah dinyatakan layak sebagai buku teks pelajaran berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2007 tanggal 5 Desember 2007 tentang Penetapan Buku Teks Pelajaran yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk Digunakan dalam Proses Pembelajaran.

HET (Harga Eceran Tertinggi) Rp. 7.888,00

You might also like