You are on page 1of 18

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial (homo socious) sudah tentu akan melakukan interaksi-interaksi dengan manusia lain guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan tersebut didasari oleh manusia tidak dapat hidup menyendiri selalu membutuhkan orang lain, misalnya manusia sejak lahir ke dunia sudah tergantung pada ayah, ibu, dan orang-orang di sekitarnya. Dalam memenuhi kebutuhan hidup, seperti akan kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder dan kebutuhan afektif manusia melakukan proses sosial untuk menyatakan tujuannya yang ditunjukkan oleh interaksi-interaksi sosial dengan manusia lain secara individu maupun kelompok, dengan kata lain bahwa manusia satu dengan lainnya selalu berkomunikasi. Kelompok-kelompok sosial merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Hubungan tersebut antara lain adanya suatu ikatan timbal-balik yang saling mempengaruhi dan suatu kesadaran untuk saling tolong menolong. Kelompok sosial di dalam masyarakat, yang ditandai bahwa individu satu dengan lainnya berinteraksi, saling mempengaruhi satu dengan lainnya, adanya suatu hubungan timbal balik antarmanusia tentu akan didasari oleh berbagai tujuan, dapat berupa memperkokoh persatuan kesatuan terhadap kelompok tersebut atau sebaliknya. Perbedaan tujuan tersebut disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang cenderung

sangat mempengaruhi, salah satunya yaitu adanya persamaan kepentingan dalam kelompok atau sebaliknya. Berdasarkan hal tersebut, penulis memaparkan uraian tentang pengertian kelompok sosial, jenis-jenis kelompok sosial menurut para ahli, membership group dan reference group, pengaruh kelompok sosial terhadap kepribadian individu, dan penggunaan kelompok sosial dalam pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut.
1.2.1

Bagaimana pengertian kelompok sosial? 1.2.2 Bagaimana jenis-jenis kelompok sosial menurut para ahli? 1.2.3 Bagaimana membership group dan reference group? 1.2.4 Bagaimana pengaruh kelompok sosial terhadap kepribadian individu? 1.2.5 Bagaimana penggunaan kelompok sosial dalam pendidikan?

1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan dari rumusan masalah tersebut, yaitu:
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian kelompok sosial. 1.3.2 Untuk mengetahui jenis-jenis kelompok sosial menurut para ahli. 1.3.3 Untuk mengetahui membership group dan reference group. 1.3.4 Untuk mengetahui pengaruh kelompok sosial terhadap kepribadian

individu.

1.3.5

Untuk mengetahui penggunaan kelompok sosial dalam pendidikan.

1.4 Manfaat Penulisan Adapun manfaat dari penulisan makalah ini, sebagai berikut. 1.4.1 Bagi Pembaca Dapat menumbuhkan minat baca dan memperoleh pengetahuan tentang pengertian kelompok sosial, jenis-jenis kelompok sosial menurut para ahli, membership group dan reference group, pengaruh kelompok sosial terhadap kepribadian individu, dan penggunaan kelompok sosial dalam pendidikan. 1.4.2 Bagi Mahasiswa Dapat memperoleh pemahaman lebih mendalam tentang pengertian kelompok sosial, jenis-jenis kelompok sosial menurut para ahli, membership group dan reference group, pengaruh kelompok sosial terhadap kepribadian individu, dan penggunaan kelompok sosial dalam pendidikan. 1.4.3 Bagi Masyarakat Dapat menambah wawasan dan pemahaman dalam hidup

bermasyarakat agar terciptanya masyarakat yang adil, sejahtera, dan damai.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kelompok Sosial Kelompok sosial (social group) merupakan suatu himpunan atau suatu kesatuan-kesatuan manusia-manusia yang hidup bersama, yang disebabkan oleh adanya hubungan antara mereka yang menyangkut hubungan timbal-balik yang saling mempengaruhi dan adanya kesadaran untuk saling tolong menolong. Sosial group atau kelompok sosial merupakan pengumpulan atau agregasi yang teratur. Kelompok sosial merupakan sekumpulan manusia yang memiliki persamaan ciri dan pola interaksi yang terorganisasi serta terjadi secara berulangulang dan memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya (Sosiologi Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat SMA kelas X, 2006:59-60). Beberapa pendapat yang mengemukakan mengenai pengertian kelompok sosial sebagai berikut.
1) Menurut Soerjono Soekanto, kelompok sosial adalah himpunan atau

kesatuan-kesatuan

manusia

yang

hidup

bersama

karena

saling

berhubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.


2) Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, istilah kelompok sosial

diartikan sebagai kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.
3) Menurut George Homans, kelompok sosial adalah kumpulan individu

yang melakukan kegiatan, interaksi dan memiliki perasaan untuk

membentuk suatu keseluruhan yang terorganisasi dan berhubungan secara timbal balik.
4) J Paul B Horton mengemukakan bahwa kelompok sosial berarti setiap

kumpulan manusia secara fisik, misalnya sekelompok orang yang sedang menunggu bus kota.
5) J Roland L Warren berpendapat bahwa suatu kelompok sosial meliputi

sejumlah manusia yang berinteraksi dan memiliki pola interaksi yang dapat dipahami oleh para anggotanya secara keseluruhan. Berdasarkan pemaparan tersebut tentang pengertian kelompok sosial, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok sosial adalah perkumpulan atau himpunan manusia yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah disepakati secara bersama-sama oleh seluruh anggota pembentuk yang memiliki persamaan tujuan, menunjukkan adanya hubungan timbal balik yang bersifat saling mempengaruhi dan dengan kesadaran untuk saling tolong menolong.

2.2 Jenis-jenis Kelompok Sosial Jenis-jenis kelompok sosial menurut para ahli dapat dipaparkan sebagai berikut.
1) Menurut W.G Sumner mengelompokkan jenis-jenis kelompok sosial ke

dalam dua bentuk, yaitu in group dan out group. In Group merupakan kelompok sosial yang dijadikan tempat oleh individu-individunya untuk mengidentifikasikan dirinya. Out Group merupakan kelompok sosial yang

oleh individunya diartikan sebagai lawan in group. Istilah kita atau kami menunjukkan adanya artikulasi in group, sedangkan istilah mereka berartikulasi out group. Menurut Sumner di kalangan anggota kelompok dalam (in group) dijumpai persahabatan, kerjasama, keteraturan dan kedamaian sedangkan hubungan antara kelompok dalam dengan kelompok luar (out group) cenderung ditandai kebencian, permusuhan, perang dan perampokan.
2) Menurut Charles Horton Cooley membedakan jenis kelompok sosial

menjadi dua, yaitu primary group dan secondary group. Pada tahun 1909 Charles Horton Cooley memperkenalkan konsep primary group, yang didefinisikannya sebagai kelompok yang ditandai oleh pergaulan dan kerja sama tatap muka yang intim (face to face). Menurutnya ruang lingkup terpenting dari kelompok primer ini adalah keluarga, teman bermain pada anak kecil, dan rukun warga serta komunitas pada orang dewasa. Dalam pandangannya pergaulan intim ini menghasilkan terpadunya individu dalam satu kesatuan sehingga dalam banyak hal seseorang menjadi hidup dan tujuan bersama kelompok. Sedangkan secondary group adalah kelompok sosial yang terdiri dari banyak orang, antara siapa hubungannya tidak perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan juga sifatnya tidak begitu langgeng. Hal ini dimaksudkan bahwa di dalam kelompok sekunder tidak terdapat loyalitas dan dedikasi terhadap kelompoknya karena adanya hubungan renggang di antara para anggotanya sehingga tidak ada landasan tujuan untuk mencapai kesejahteraan bersama.

3) Menurut Ferdinand Tonnies mengemukakan tentang hubungan antara

individu-individu

dalam

kelompok

sosial

sebagai

Gemeinschaft

(paguyuban) dan Gesellschaft (patembayan). Gemeinschaft merupakan bentuk-bentuk kehidupan yang di mana para anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat ilmiah, dan kekal. Gemeinschaft digambarkannya sebagai kehidupan bersama yang intim, pribadi dan eksklusif dengan kata lain suatu keterikatan yang dibawa sejak lahir. Lebih lanjut Ferdinand Tonnies, mengemukakan bahwa di dalam setiap masyarakat selalu dapat dijumpai salah satu diantara tiga tipe gemeinschaft, yaitu:
(1) Gemeinschaft by blood, yaitu gemeinschaft yang merupakan ikatan

yang didasarkan pada hubungan darah atau keturunan. Misalnya keluarga, kelompok kekerabatan, dan lain sebagainya.
(2) Gemeinschaft of place, yaitu gemeinschaft yang merupakan ikatan

berlandaskan kedekatan letak tempat tinggal serta tempat bekerja yang mendorong orang untuk berhubungan secara intim satu dengan yang lain dan mengacu pada kehidupan bersama serta dapat saling tolong menolong. Misalnya rukun tetangga, rukun warga, kelompok arisan, dan sebagainya.
(3) Gemeinschaft of mind, yaitu gemeinschaft yang mengacu pada

hubungan persahabatan yang disebabkan oleh persamaan keahlian atau pekerjaan serta pandangan yang mendorong orang untuk saling

berhubungan secara teratur. Misalnya Perkumpulan Dokter Gigi Indonesia, perkumpulan sepak bola, dan sebagainya. Sedangkan Gesellschaft, menurut Tonnies merupakan suatu nama dan gejala baru. Gesellschaft dilukiskannya sebagai kehidupan manusia secara umum sebagai orang yang kebetulan hadir bersama tetapi masing-masing tetap mandiri. Gesellschaft (patembayan) merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu tertentu atau bersifat kontraktual, misalnya, hubungan perjanjian perdagangan, organisasi formal, organisasi suatu perusahaan, dan lain-lain. Gessellschaft bersifat sementara dan semu. Menurut Tonnies perbedaan yang dijumpai antara kedua macam kelompok ini adalah bahwa dalam gemeinschaft individu tetap bersatu meskipun terdapat berbagai faktor yang memisahkan mereka, sedangkan dalam gesellschaft, individu pada dasarnya terpisah kendatipun terdapat banyak faktor pemersatu.
(4) Menurut J.L Gillin membedakan jenis-jenis kelompok sosial atas dasar

fungsionalnya sebagai berikut.


(1)

Kelompok persamaan darah (blood group), misalnya

keluarga, calan, kasta. (2) Kelompok berdasarkan karakteristik jasmaniah atau mental, seperti kesamaan jenis kelamin, sama umur, sama rasnya.
(3)

Kelompok

proximitas

yang

terdiri

dari

kerumunan

(crowds), mobs, communitu, kelompok-kelompok teritorial.

(4)

Kelompok

berdasarkan

interest

kulturil.

Misalnya

congenialitas,

ekonomi, teknologi, agama, asthetik, intelektuil,

pendidikan, politik, rekreasi, dan sebagainya.

2.3 Membership Group dan Reference Group Istilah membership group dan reference group pertama kali diperkenalkan oleh sosiolog Robert K. Merton. Pembedaan kelompok sosial tersebut didasari oleh derajat interaksinya. Membership group adalah merupakan kelompok dimana setiap orang secara fisik sebagai anggota kelompok tertentu. Ukuran utama bagi keanggotaan seseorang adalah interaksinya dengan kelompok sosial yang bersangkutan. Untuk membedakan secara tegas keanggotaan atas dasar derajat interaksinya, maka membership group dibedakan lagi menjadi, yaitu: 1) Nominal group member, yaitu anggota yang masih berinteraksi dengan kelompok sosial yang bersangkutan, akan tetapi interaksinya dengan anggota lainnya berkurang. 2) Perihal group member, yaitu seorang anggota seolah-olah tidak berhubungan dengan kelompok yang bersangkutan sehingga kelompok tidak mempunyai kekuasaan terhadap anggota tersebut. Perbedaan derajat interaksi tersebut dapat menimbulkan subgroup, karena orang-orang yang sering berinteraksi kemudian membentuk kelompokkelompok sendiri yang disebabkan adanya faktor-faktor kepentingan yang sama, keanggotaan, serta nilai-nilai yang sama.

Reference group merupakan kelompok sosial yang menjadi ukuran bagi seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk kepribadian dan perilakunya. Maka seseorang itu telah menyetujui norma-normanya, sikap dan tujuan dari kelompok tersebut, artinya bahwa seseorang senang kepada kerangka norma-norma, sikap-sikap, dan tujuan yang dimiliki oleh kelompok tersebut.

2.4 Pengaruh Kelompok Sosial terhadap Kepribadian Individu Dalam bahasa latin, kepribadian berasal dari kata personality dari kata persona (topeng). Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada seseorang. Perkembangan kepribadian tersebut bersifat dinamis, artinya selama individu masih bertambah pengetahuannya dan mau belajar serta menambah pengalaman dan keterampilan, mereka akan semakin matang dan mantap kepribadiannya (Depkes, 1992). Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1) Kepribadian merupakan abstraksi dari pola perilaku manusia. 2) Kepribadian merupakan ciri-ciri watak yang khas dan konsistensi sebagai identitas seorang individu. 3) Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan berbagai sifat yang khas apabila seseorang berhubungan dengan orang lain.

10

Kepribadian seseorang dapat dipengaruhi oleh proses sosial. Hal ini didasari oleh kepribadian terbentuk akibat adanya faktor-faktor lingkungan yang dipengaruhi oleh interaksi sosial. Orang yang bergaul di lingkungan masyarakat yang berbeda-beda akan menghasilkan suatu proses pembentukan kepribadian yang berbeda pula. Interaksi-interaksi antarmanusia tersebut membentuk suatu kelompok-kelompok dalam masyarakat yang disebut kelompok sosial. Dimana di dalam faktor lingkungan terdapat kelompok-kelompok sosial yang dapat mempengaruhi kepribadian individu, yaitu:. 1) Lingkungan fisik Lingkungan fisik atau lingkungan geografis sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang. Misalnya, lingkungan pedesaan pedalaman yang keadaan fisiknya sangat subur sehingga masyarakatnya cenderung terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang profesinya petani. Kelompok petani tersebut tentunya dalam bekerja menggarap sawah biasanya dilakukan bergotong royong, toleransi, dan sebagainya. Sehingga interaksi-interaksi dalam kelompok tersebut akan mempengaruhi

kepribadian individu yang ada di dalam kelompok sosial tersebut. 2) Kebudayaan Perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. Memang terdapat karakteristik kepribadian umum dari suatu masyarakat. Namun, tidak berarti bahwa semua anggota termasuk di dalamnya. Hendaknya kita ingat bahwa kepribadian umum merupakan serangkaian ciri kepribadian yang dimiliki oleh sebagian besar

11

anggota kelompok sosial bersangkutan. Misalnya, di masyarakat terdapat jenis kelompok paguyuban dan petembayan. Apabila seseorang berada dalam lingkungan kelompok sosial patembayan, yang kental akan budaya, adat istiadat, norma dan nilai yang harus dipatuhi oleh setiap anggotan kelompok tersebut, maka individu tersebut melakukan sosialisasi dengan norma-norma maupun nilai yang ada di kelompok sosial tersebut. Maka, kepribadian individu cenderung takut melanggar aturan adat, memiliki sikap toleransi yang tinggi, dan sebagainya.
3) Pengalaman kelompok

Kelompok yang sangat berpengaruh dalam perkembangan pembentukan kepribadian seseorang dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) Kelompok acuan (kelompok referensi) Sepanjang hidup seseorang, kelompok-kelompok tertentu dijadikan model yang penting bagi gagasan atau norma-norma perilaku. Sehingga seseorang itu telah menyetujui norma-normanya, sikap dan tujuan dari kelompok tersebut, artinya bahwa seseorang senang kepada kerangka norma-norma, sikap-sikap, dan tujuan yang dimiliki oleh kelompok tersebut, maka ia akan mengidentifikasikan dirinya untuk membentuk pribadi dan perilakunya (reference group). (2) Kelompok majemuk Kelompok majemuk menunjuk pada kenyataan masyarakat yang lebih beraneka ragam. Bermacam-macam kelompok ini memiliki

12

pandangan yang berbeda-beda tentang aneka nilai dan norma dalam masyarakat. Suatu norma yang dianggap penting oleh satu kelompok masyarakat (in group) dapat saja dianggap tidak perlu oleh anggota masyarakat lainnya (out group), sehingga

menimbulkan sikap antipati antara anggota kelompok. Individu dalam membentuk kepribadiannya, tentu akan berpikir terlebih dahulu dan memilih nilai dan norma yang menurutnya paling sesuai dengan kepentingannya, apakah rasional ataukah tidak, maka individu tersebut melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarganya sebagai kelompok acuan (reference group). Individu tersebut akan dibimbing oleh keluarga sebagai kelompok sosial yang intim dengannya, yang dapat memberikan pengetahuan, sosialisasi terhadap nilai dan norma yang patut untuk digugu, diterima, dan diterapkan dalam proses kehidupan sehingga kecenderungan keluarga sebagai in group akan mempengaruhi kepribadian individu.
4) Pengalaman unik

Pengalaman individu yang unik dialami akan berbeda satu dengan lainnya. Pengalaman yang berbeda disebabkan oleh adanya perbedaan usia, latar sosial keluarga, maupun perbedaan kelompok permainan saat usia kecil. Pengalaman yang unik individu yasng tidak akan terlupakan, biasanya akan dialami pada masa anak-anak di dalam kelompok bermain. Dalam anggota kelompok bermain (membership group) biasanya sikap keintiman

13

anatara anggota pembentuk kelompok sangat ditonjolkan, anak yang baru mereka kenal belum tentu akan ikut diajak dengan mereka. Sikap egosentris, atau sikap antipati terhadap kelompok lain dapat terlihat. Dalam kelompok sepermainan akan muncul rasa solidaritas, loyalitas antaranggota sehingga kepribadian individu cenderung menampilkan sikap tolong menolong, rasa kebersamaan di dalam kelompok tersebut. Berdasarkan pemaparan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kepribadian individu dipenagaruhi juga oleh kelompok sosial yang ada di sekitar individu. Hal tersebut dikarenakan kepribadian individu terbentuk tidak hanya berasal dari faktor genetik tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yang dapat berasal dari lingkungan fisik itu sendiri, kebudayaan masyarakat setempat, kelompok sepermainan dan pengalaman yang dialami oleh individu selama ia melakukan interaksi sosial terhadap kelompok sosial tersebut.

2.5 Penggunaan Kelompok Sosial dalam Pendidikan Komunikasi menjadi elemen penting dalam segala kegiatan di kelas karena memungkinkan adanya pertukaran interaksi timbal balik antara warga kelas (murid-murid ataupun murid-guru). Selain itu, arti penting komunikasi dalam pencapaian tujuan belajar di kelas adalah untuk mengkomunikasikan dan menyalurkan informasi dan keterampilan. Konsekuensi logisnya, setiap kelas memerlukan adanya pola alur komunikasi yang berjalan secara lancar dan efektif dari masing-masing pihak. Sebaliknya siswa bisa merespon dengan bertanya, menjawab, berdiskusi dengan teman sekelas dan sebagainya, manapun dengan

14

aktivitas di luar pelajaran. Murid-murid pada umumnya memilih teman dari golongan anak yang secara sosial ekonomi memiliki kedudukan sama. Klik-klik yang muncul di sekolah beragam wujudnya (in group), tergantung pada perbedaan murid. Ada kemungkinan terbentuknya kelompok berdasarkan kesukuan dari kalangan siswa satu daerah. Untuk menghindari pertentangan antara golongan anak yang heterogen (out group), maka guru dapat memaksimalkan kegiatan belajar kelompok dapat ditempuh dengan beberapa teknik dalam penerapan metode pembelajaran kelompok di kelas sebagai berikut.
1) Guru terlebih dahulu memberi penjelasan dan pemahaman siswanya

tentang tujuan utama belajar berkelompok yaitu belajar memahami orang lain, belajar menghargai orang lain, belajar berempati, belajar menolong orang lain. Guru harus menghubungkan semua aktivitas manusia yang selalu berhubungan dengan orang lain.
2) Pembentukan kelompok harus memperhatikan kedekatan, keharmonisan

dan keakraban siswa di dalam kelas.


3) Meningkatkan kekompakan tim, misalnya nama kelompok dapat dipilih

untuk membangkitkan minat siswa untuk belajar secara berkelompok, simbol-simbol kelompok, dan sebagainya.
4) Tugas kelompok hendaknya didesain sedemikian rupa, disesuaikan dengan

perkembangan pengetahuan peserta didik, minat, usia, dan lain sebagainya.

15

5) Guru harus mampu mewadahi setiap kesulitan yang dihadapi siswa,

tanggapan,

hasil

tugas

masing-masing

kelompok

belajar

untuk

memberikan motivasi, penguatan terhadap hasil karya mereka.

16

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan
1) Kelompok sosial adalah unit sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih

individu yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah disepakati secara bersama-sama oleh seluruh anggota pembentuk yang memiliki persamaan tujuan, menunjukkan adanya hubungan timbal balik yang bersifat saling mempengaruhi dan dengan kesadaran untuk saling tolong menolong.
2) Kelompok sosial dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu berdasarkan atas

besar kecilnya jumlah anggota kelompok dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group). Kelompok primer terdapat beberapa bentuk lagi, yaitu in group, out group, gemeinschaft, gesellschaft.
3) Membership group adalah merupakan kelompok dimana setiap orang

secara fisik sebagai anggota kelompok tertentu. Reference group merupakan kelompok sosial yang menjadi ukuran bagi seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk kepribadian dan perilakunya.
4) Kepribadian individu dipengaruhi juga oleh kelompok sosial yang ada di

sekitar individu. Hal tersebut dikarenakan kepribadian individu terbentuk tidak hanya berasal dari faktor genetik tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yang dapat berasal dari lingkungan fisik itu sendiri,

17

kebudayaan masyarakat setempat, kelompok-kelompok sepermainan dan pengalaman yang dialami oleh individu, seperti di keluarga selama ia melakukan interaksi sosial terhadap kelompok sosial tersebut.
5) Guru dalam pembelajaran diharapkan mampu mengelola kelompok-

kelompok sosial, yaitu kelompok-kelompok sosial yang ada di kelas yang terdiri dari peserta didik sehingga dapat menumbuhkan persaingan prestasi antarapeserta didik, seperti kelompok-kelompok kesenian, belajar

bersama, kelompok siswa yang senang berolahraga melalui pendekatan pedagogis disertai dengan pendekatan sosiologi.

3.2 Saran 1) Kepada mahasiswa agar dapat memahami dan menerapkan manfaat pembelajaran sosiologi pendidikan khususnya pemahaman tentang pengertian kelompok sosial, jenis-jenis kelompok sosial, membership dan reference group, pengaruh kelompok sosial terhadap kepribadian seseorang serta penggunaan kelompok sosial dalam pendidikan sehingga mampu menjadi calon pendidik yang profesional dan berjiwa sosial.
2) Kepada pendidik agar dapat dijadikan referensi dalam pembelajaran di

sekolah khususnya dalam pembelajaran kelompok sosial dan pendidikan.


3) Kepada masyarakat agar dapat dipahami dan dapat dijadikan sebagai

landasan dalam hidup bermasyarakat untuk memahami perbedaan dan kesamaan pada setiap kelompok-kelompok sosial yang ada di masyarakat sehingga dapat mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera.

18

You might also like