You are on page 1of 17

1

KONSEP KELUARGA DALAM KEPERAWATAN

KELOMPOK I Lydia Destanti, 1106012565 FX Cindyanawati, 1106053035 Lina Iffata Fauziya, 1106000022 Annisa Azwar, 1106053382 Adiansyah, 1106053325 Juwita Mannawi, 1106053445

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA 2011


i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunainya kelompok Focus Group 1 dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep KEluarga dalam Keperawatan dengan baik dan tepat pada waktu yang ditentukan. Terimakasih penulis ucapkan kepada ibu Enie Noviestari S.Kp., MSN yang telah membimbing dan memotivasi kelompok ini dalam menyelesaikan makalah ini. Kelompok juga berterima kasih kepada rekan mahasiswa FIK UI yang telah memberikan kritik dan saran untuk menulis makalah ini sesuai dengan yang diharapkan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam pembelajaran konsep dasar keperawatan tentang Konsep caring dalam rentang kehidupan. Kritik dan saran sangat diperlukan dalam peningkatan kualitas makalah ini. Semoga makalah ini memenuhi kriteria penilaian dan bermanfaat bagi pembaca.

Depok, November 2011 Penyusun

(Kelompok Focus Group 1)

ii

DAFTAR ISI Kata Pengantar....................................................................................................... Daftar Isi................................................................................................................ i ii

Abstrak................................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang....................................................................................... B. Tujuan.................................................................................................... BAB II KONSEP KELUARGA A.Pengertian Keluarga............................................................................... B.Batasan Keluarga.................................................................................... C.Tahap Perkembangan Keluarga.............................................................. D. Jenis/Tipe Keluarga............................................................................... E.Fungsi, struktur dan Tugas Keluarga...................................................... F.Keluarga Sebagai Sistem ....................................................................... G.Study Kasus............................................................................................ BAB III PENUTUP A.Kesimpulan............................................................................................. Daftar Pustaka........................................................................................................

iii

1 1

2 3 3 4 6 8 10

12 iv

iii

Abstrak

Karakteristik keluarga terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain, anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial: suami, istri, anak, kakak dan adil, dan mempunyai tujuan. Perawat perlu mengetahui dan memiliki pemikiran yang terbuka mengenai konsep keluarga yang meliputi tipe keluarga, tahap perkembangan, struktur dan fungsi keluarga, keluarga sebagai sisitem sehingga sumber-sumber yang potensial dan kepedulian menjadi tidak terlupakan. Pemahaman tentang konsep keluarga membantu seorang perawat dalam menyediakan fondasi toritis untuk terapi keluarga dan pedoman untuk melaksanakan keperawatan keluarga dan menggunakan proses keperwatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga.

Kata kunci : keperawatan keluarga, sistem keluarga, tipe keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Bentuk keluarga merupakan pola manusia yang disadari oleh anggota keluarga untuk dimasukkan ke dalam anggota keluarga (Potter dan Perry, 2005). Sekilas keluarga memiliki hal-hal yang umum, tetapi setiap bentuk keluarga memiliki kekuatan dan permasalahan yang unik. Keluarga banyak menghadapi tantangan seperti pengaruh kesehatan dan penyakit, perubahan struktur keluarga dll. Seorang perawat perlu mengetahui dan memiliki pemikiran yang terbuka mengenai bentuk keluarga, sehingga sumber-sumber yang potensial dan kepedulian menjadi tidak terlupakan. Pemahaman tentang konsep keluarga membantu seorang perawat dalam menyediakan fondasi toritis untuk terapi keluarga dan pedoman untuk melaksanakan keperawatan keluarga ( Exploration in Family Nursing; 8).
B. Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :


1. Menjelaskan konsep keluarga dalam keperawatan 2. Mengetahui tentang perkembangan keluarga 3. Menjelaskan tipe dan jenis keluarga 4. Mengetahui dan memahami fungsi, struktur dan tugas keluarga 5. Menjelaskan tentang keluarga sebagai sistem.

BAB II KONSEP KELUARGA

A. Pengertian Keluarga Banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat. Berikut beberapa pengertian keluarga menurut beberapa sumber ;
1. Raisner : Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih

yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak dan nenek.
2. Logans : Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan daribeberapa

komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya.


3. Gillis : Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan

atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai sebagaimana individu.
4. Duvall : Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan

perkawinan,

kelahiran

dan

adopsi

yang

bertujuan

untuk

menciptakan,

mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga.
5. Bailon dan Maglaya : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam

satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka salaing berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
6. Johnsons : Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai

hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan lainnya.
7. Spradley dan Allender : Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga 3 mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam iterelasi sosial, peran dan

tugas. 8. Menurut UU no. 10 tahun 1992 ttg perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah : unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari

suami-istri, atau suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya B. Batasan keluarga Batasan keluarga adalah suatu batasan yang membentuk sebuah keluarga, baik dari jumlah individu, hubungan anggota keluarga, dan komunikasi tiap individu. Menurut Sub. Dit Perawatan Kesehatan Masyarakat Dep. Kes. RI suatu kelompok atau kumpulan individu yang hidup bersama sebagai suatu kesatuan atau unit masyarakat yang terkeci, dan biasanya, tetapi tidak selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan ikatan lain, mereka hidup bersama dalam satu rumah, biasanya di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga dan makan dari satu periuk. Departemen Kesehatan RI Unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Dari pengertian dan batasan keluarga dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain, anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masingmasing mempunyai peran sosial: suami, istri, anak, kakak dan adil, dan mempunyai tujuan.

C. Tahap Perkembangan keluarga Keluarga selalu mengalami perubahan dan perkembangan setiap waktu. Di setiap tahap perkembangan keluarga mempunyai tantangan dan kebutuhan sendiri-sendiri untuk sukses dan lanjut pada tahap selanjutnya. Dengan model tahapan hidup keluarga berdasarkan ekpansi, kontraksi, dan penaturan kembali hubungan keluarga yang mendukung masuk, keluar, dan perkembangan anggota keluarga, dapat membantu
4 perawat untuk meningkatkan prilaku yang bertujuan untuk membantu keluarga dalam

perawatan dan masa transisi. Kesehatan keluarga dipengaruhi oleh posisi kerabat dalam

masyarakat.(Potter dan perry,2005). Setiap keluarga mempunyai variabel-variabel yang dapat merefleksikan struktur, fungsi, dan kesehatan dari keluarga tersebut. Variabel itu

antara lain : kelas sosial, suku, sumber ekonomi. Kelas dan suku dapat menimbulkan perbedaan akses untuk setiap keluarga dalam masyarakat, akses ini dapat menimbulkan perbedaan kehidupan antara keluarga dan anggotanya. Pendidikan yang rendah kemiskinan dan dukungan makanan yang rendah untuk satu dengan yang lain, memperbesar setiap pengaruh yang lain pada penyakit dalam memperbesar pengaruh penyakit tersebut di dalam keluarga.(ross,1990) Keluarga adalah bentuk social utama yang merupakan tempat untuk peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.(Campbell,1994). Berarti prilaku sehat setiap keluarga akan berdampak pada kesehatan keluarga dan kemampuan untuk mencapai tujuan. Walaupun hubungan dapat direnggangkan pada saat berhadapan penyakit, penelitian, mengindikasikan bahwa keluarga memiliki potensi untuk menjadi pendorong utama koping.(hough,1991). Kesukaran menjadi faktor yang mendukung kesehatan jangka panjang. Keluarga merupakan kekuatan untuk menghadapi kesengsaraan ini. Bilamana keluarga tahan-krisis, keluarga tersebut akan secara tidak langsung mempengaruhi respon anggotanya untuk menghadapi kejadian yang menimbulkan stress. D. Jenis/Tipe Keluarga Keluarga berdasarkan bentuk keluarga dalam kehidupan manusia dikelompokkan menjadi beberapa bagian, antara lain: 1. Keluarga Inti Seperti yang telah disebutkan di atas, tipe keluarga inti merupakan tipe keluarga kebanyakan dalam kehidupan manusia, oleh karenanya banyak orang yang mendefinisikan keluarga sebagai keluarga inti. Keluarga inti terdiri atas ayah, ibu dan anak-anaknya. Dalam keluarga tipe ini, kehadiran anak akan mempengaruhi waktu mencari konseling dan pelayanan kesehatan. Tipe ini biasanya adalah ayah yang menjadi tumpuan ekonomi keluarga dan ibu mengurus rumah tangga dan keluarga di rumah. Tetapi dewasa ini tak jarang kedua posisi tersebut terbalik. 2. Keluarga Besar dan sumber ekonomi. Ketidakhadiran anak akan memungkinkan suami dan istri
5

keluarga, dan

Keluarga ini termasuk kerabat (bibi, paman, kakek, nenek, sepupu) selain keluarga inti. Keluarga tipe ini dapat memberikan berbagai macam dukungan berdasarkan kebutuhan anggota keluarga terhadap pelayanan kesehatan. Makin dekat anggota keluarga pada keluarga besar, makin mempunyai pengaruh pada pelayanan kesehatan. 3. Keluarga dengan Orang Tua Tunggal Keluarga ini terbentuk karena salah satu orang tua meninggalkan keluarga inti karena kematian, perceraian, mengabaikan, kelahiran anak tanpa pernikahan orangtuanya, atau pada saat seseorang yang belum menikah memutuskan untuk mengadopsi anak. Situasi perpisahan berdampak pada keluarga tipe ini. Hal ini merupakan akibat yang paling umum dari perceraian pada saat ini. Pengurangan sumber finansial dan emosi mempengaruhi kesehatan keluara dengan orang tua tunggal. 4. Keluarga Campuran Keluarga ini dibentuk pada saat orang tua membawa anak-anak yang tidak memiliki hubungan dari hubungan yang sebelumnya ke dalam hubungan yang baru, bergabung dalam situasi kehidupan. Situasi kehidupan alami yang sebelumnya dari rata-rata adaptasi terhadap perubahan mempengaruhi kesehatan. Tekanan dari bentuk pola keluarga yang baru dapat mempengaruhi kesehatan mental anggota keluarga.
5. Keluarga dengan Orang Tua Berkarir

Pada keluarga tipe ini, kedua orang tua adalah pencari nafkah (berkarir). Biasanya mereka tidak memiliki anak. Keluarga tipe ini semakin meningkat dewasa ini karena banyaknya kesempatan bekerja pada wanita, keinginan pada peningkatan kualitas hidup dan desakan ekonomi. Masalah terberat yang biasanya dihadapi oleh keluarga dengan orang tua berkarir adalah masalah mengenai penanganan dan pengasuhan anak. 6. Keluarga Regenerasi Dalam beberapa kebudayaan dan rumah tangga yang berumur panjang, adalah mungkin jika dua keluarga dalam generasi yang berbeda hidup dalam satu atap. Anak yang telah menikah dan memiliki anak memungkinkan hidup bersama dengan orang
6

10

tuanya, ataupun orangtua yang biasanya menaruh kepengurusan dan kepedulian anak terhadap kakek atau neneknya, sedangkan orang tua anak tidak termasuk ke dalam bagian keluarga regenerasi. 7. Orang Dewasa yang Tinggal Sendiri Merupakan bentuk keluarga dimana seseorang yang dewasa dan telah menikah hidup dan mengurusi dirinya sendiri. Tipe keluarga ini terbentuk karena biasanya diakibatkan oleh perceraian, kematian pasangan hidup, maupun karena pasangan yang telah menikah namun terpisah oleh jarak. 8. Pasangan Homoseksual Merupakan bentuk keluarga yang terdiri atas pasangan homoseksual. Keluaga ini terbentuk karena adanya tujuan yang sepaham dalam kepedulian sesama dan komitmen yang kuat dalam hubungan heteroseksual. Anggapan masyarakat dan prasangkanya adalah masalah terbesar dalam keluarga tipe ini. Bermacam-macam bentuk keluarga yang ada dalam kehidupan bermasyarakat menuntut profesionalitas dalam diri perawat untuk memberikan asuhan keperawatan yang lebih profesional. Dengan mengetahui bentuk-bentuk keluarga, seorang perawat diharapkan dapat mengembangkan asuhan keperawatannya dengan mendayagunakan potensi dari anggota keluarga dan mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada dalam lingkungan klien. E. Fungsi, struktur dan tugas keluarga Struktur dan fungsi keluarga memiliki hubungan erat dan saling berkaitan satu sama lain. Menurut Wright dan Leahey (2000) dalam buku Community Public Health Nursing edisi 4 struktur keluarga dapat dibagi menjadi tiga aspek yaitu struktur internal, struktur ekstrnal, dan konteks. Struktur internal terdiri dari komposisi keluarga atau anggota keluarga, jenis kelamin, posisi anggota keluarga berdasarkan umur dan jenis kelamin, dan batasan tertentu yang ada dalam keluarga, siapa yang berpartisipasi dan bagaimana partisipasinya dalam keluarga. Sebagai contoh seorang ibu yang melarang anak gadisnya berhubungan dengan teman lawan jenis karena kekhawatirannya terhadap anaknya atau seorang ayah yang mencari nafkah untuk keluarganya. Aspek yang kedua yaitu struktur

7 11

eksternal yang berupa keluarga secara luas dan sistem besar. Keluarga secara luas meliputi keluarga asal dan keturunan dari keluarga tersebut. Sistem besar meliputi pekerjaan, kesehatan, dan kesejahteraan keluarga. Aspek yang ketiga yaitu konteks. Konteks yang dimaksud yaitu gambaran keadaan berupa etnik, suku, kelas sosial, kepercayaan, dan keadaan lingkungan. Struktur didasari pada keanggotaan keluarga dan pola hubungan yang bersifat kompleks dan banyak. Sebagai contoh seorang ayah memiliki hubungan suami-istri, ayahanak, pekerja-atasan, sejawat-sejawat yang masing-masing memiliki tuntutan dan peran masing-masing dengan harapan yang berbeda. Pola hubungan membentuk kekuatan dan struktur peran dalam keluarga. Struktur yang terlalu kaku atau fleksibel akan mengganggu fungsi. Jika didalam keluarga ibu satu-satunya yang diperbolehkan mendukung anak secara emosional akan terjadi beban keluarga. Jika ia sakit tidak ada orang yang menggantikan perannya. Struktur yang terbuka secara ekstrim akan memberikan masalah. Pola tingkah laku tidak konsisten dan terlalu fleksibel membuat anggota keluarga bingung dan terjadi krisis dalam keluarga. Menurut Friedman (1992) dalam buku Fundamentals of Nursing : Concepts, Process and Practice edisi 6 fungsi keluarga dideskribsikan sebagai apa yang keluarga lakukan yang berfokus pada proses yang digunakan untuk mencapai tujuan. Proses tersebut meliputi komunikasi antar-anggota keluarga, penyusunan tujuan, penyelesaian konflik, pemberian layanan, pengasuhan, dan penggunaan sumber daya internal maupun eksternal. Fungsi keluarga menurut Friedman yaitu yang pertama fungsi afektif dan koping dimana keluarga sebagai pemberi layanan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas. Kedua, keluarga memiliki fungsi sosialisasi. Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping, memberikan feeback, dan petunjuk. Fungsi ketiga yaitu fungsi reproduksi yang dimaksud sebagai penerus keturunan. Fungsi keempat yaitu fungsi ekonomi sebagai
8 pemberi financial bagi anggota keluarga dan kepentingan di masyarakat. Fungsi kelima

yaitu fungsi fisik sebagai pemberi keamanan dan kenyamanan. Salah satu syarat keluarga dapat mencapai tujuannya jika komunikasi didalam

keluarga jelas dan langsung. Jika kebutuhan psikologis anggota keluarga tidak dipenuhi maka akan timbul gejala gangguan fungsi keluarga. Keluarga sebaiknya memiliki sumber daya. Sebagai contoh jaringan sosial yang berguna sebagai salahs satu sumber daya atau

12

hubungan sosial seperti teman atau rumah ibadah yang bertindak yang bertindak sebagai penyeimbang, terutama pada masa stress dan mengurangi kerentanan keluarga. Sama halnya dengan struktur dan fungsi, fungsi dan tugas juga berhubungan. Sebagai contoh fungsi keluarga sebagai guru. Maka keluarga bertugas memberikan pendidikan, menanamkan kepercayaan, nilai, dan sikap positif pada anggota keluarga. Tugas keluarga berfokus pada apa yang ingin dilakukan anggotanya didalam keluarga. Tugas keluarga bersifat dinamis dan berubah dipengaruhi oleh keluarga maupun lingkungan. Tugas keluarga bersifat dinamis dan berubah dipengaruhi oleh keluarga maupun lingkungan. Tugas keluarga bersifat timbal balik. Keseimbangan keluarga bergantung pada bagaimana tugas yang tepat dalam keluarga diseimbangkan dan saling timbale balik (Duvall,1977; Friedman,1986; Robischon&Scolt,1969) Tugas keluarga dipengaruhi oleh berbagai jenis faktor yang meliputi watak, tinggi, berat, jenis kelamin, usia, dan status kesehatan anggota keluarga. Sebagai contoh tugas anggota keluarga berdasarkan jenis kelamin. Seorang perempuan dapat dikategorikan sebagai saudara perempuan, anak, istri, ibu, atau teman lawan jenisnya. Begitupula seorang laki-laki dapat menjadi saudara laki-laki, anak, ayah, suami, atau teman. Keluarga bertugas memimpin, memelihara, merawat, menghibur, dan melindungi anggota keluarga lainnya. Saat terjadi krisis atau konflik didalam sebuah keluarga, anggota keluarga lain bertugas meredakan dan menyelesaikan konflik yang terjadi dengan memberikan pengarahan dan pencerahan.

F. Keluarga sebagai Sistem Sistem merupakan kumpulan beberapa bagian fungsional yang saling berkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Keluarga didefinisikan secara biologis, hukum atau sebagai jaringan sosial dengan ikatan dan ideologi yang dibangun secara pribadi ( Potter Perry;141). Alasan keluarga disebut sebagai sistem adalah sebagai berikut:
9 1. Keluarga mempunyai subsistem yang meliputi anggota, fungsi, peran, aturan, budaya,

dll. 2. Terdapat saling ketergantungan antar subsistem.

13

3. Merupakan unit terkecil dari masyarakan dan dapat mempengaruhi supra-sistemnya. Komponen sistem keluarga meliputi lingkungan, masukan, proses, luaran dan umpan balik. ( Asuhan keperawatan keluarga, Supratjitno, S.kp ; 18-19) Keluarga sebagai sistem memiliki karakteristik dasar yang dikelompokkan sebagai sistem terbuka dan sistem tertutup. Keluarga sebagai sistem terbuka adalah suatu sistem yang mempunyai kesempatan, mau menerima atau mempertahankan lingkungan (masyarakat) sekitarnya melalui pola komunkasi yang langsung, jelas, selalu bermusyawarah untuk menentukan aturan. Keluarga sebagai sistem tertutup merupakan suatu sistem yang kurang mempunyai kesempaan dan kurang mau menerima atu memberi perhatian kepada lingkungan sekitarnya. Pemahaman tentang sistem keluarga membantu seorang perawat dalam

menyediakan fondasi toritis untuk terapi keluarga dan pedoman untuk melaksanakan keperawatan keluarga ( Exploration in Family Nursing; 8). Skynner(1996) Menyarankan perubahan konseptual baru disajikan dalam pengembangan ilmiah, hubngan antar keterkaitan sistem fisiologis dan hubungan antar keluarga dalam keperawatan keluarga. Konsep penting dalam pertimbangan asuhan keperawatan keluarga adalah stabilitas, perubahan, circuarity, dan batasan. Sistem keluarga secara umum berusaha untuk menjaga keadaan tetap stabil melalui proses homeostatis dalam struktur keluarga dengan mempertahankan kekompakkan dan keseimbangan unit secara keseluruhan. Berdasarkan analisis wili dan wrate ( 1985 ) dan baker(1992) prinsip dalam sistem keluarga berguna untuk memahami keperawatan keluarga. Proses keperawatan digunakan sebagai pendekatan sistematis untuk mempertimbangkan keperawatan keluarga. FHS ( family health system ) adalah model holistik yang membantu pengkajian dan perawatan bagi keluarga yang meliputi lima bagian kehidupan keluarga yaitu interaksi, perkembangan, adaptasi, integritas, dan kesehatan. Dengan memahami komponen-komponen sistem keluarga yakni masukan (input) terdiri dari anggota keluarga, struktur keluarga, fungsi keluarga, aturan, budaya , agama; proses dalam melaksanakan fungsi keluarga, luaran yang berbentuk perilaku keluarga dari proses, dan umpan balik sebagai pengontroldalam masukan dan proses yang berasal dari perilaku keluarga, perawat diharapkan mampu memberikan pelayanan yang penuh kasih bagi klien dan keluarganya sehingga dapat membantukeluarga dan anggotanya

10 14

mencapai dan mempertahankan kesehatan maksimal dam fokus pada seluruh lingkungan praktik keperawatan keluarga ( Asuhan keperawatan keluarga ; 19). Menurut will dan wrate keluarga sebagai sistem karena bagian keluarga saling berhubungan, fungsi keluarga tidak hanya untuk anggota, organisasi dan struktur keluarga dapat menentukan kebiasaan keluarga, terdapat komunikasi dan umpan balik diantara anggota keluarga. Untuk itu dalam melaksanakan keperawatan keluarga perawat harus melakukan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi berdasarkan teori keluarga sebagai sistem.

G. Studi Kasus Anak merupakan bagian atau anggota keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau gambar dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian, karena anak merupakan individu yang bertumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat diulang setelah usianya bertambah. Untuk mencapai perkembangan secara optimal, pada akhir masa kanak-kanak tidak lagi sepenuhnya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga tanggung jawab guru dan kelompok sebaya serta orang tua yang meletakkan dasar-dasar penyesuaian diri anak. Anak yang diasuh dengan tipe keluarga homoseksual dengan lingkungan yang berbeda akan mengalami interaksi yang berbeda dengan masyarakat karena struktur, fungsi, peran, dan tahap perkembangan keluarga berbeda dengan yang lazim didaerah tersebut. Anak tersebut tidak memiliki ayah dan ibu melainkan dua ayah dan dua ibu. Fungsi dari kedua orang tuanya juga berbeda dengan fungsi dari keluarga teman-temannya yang memiliki ayah dan ibu sehingga anak tersebut akan mencari sosok lain yang dapat menggantikan ayah atau ibu. Perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh mutu hubungan dengan orang tua, saudara, dan sanak keluarga. Anak-anak membentuk konsep diri ideal, seperti dalam tokoh sejarah, film, atau tokoh nasional yang menurut Van den Daele berfungsi sebagai standar perilaku umum yang diinternalisasi. Anak pada umumnya mencari identitas diri agar diterima oleh kelompoknya karena takut kehilangan dukungan dari kelompok. (Asuhan Keperawatan Keluarga;64)

11 15

Masalah-masalah yang terjadi pada anak meliputi bahaya fisik dan psikologis. Untuk menghadapi anak yang diasuh oleh pasangan homoseksual harus mementingkan aspek psikologis anak tersebut. Perawat harus mengkaji bagaimana pola komunikasi, pengambilan keputusan, dan peran anggota keluarga. Perawat harus berhati-hati saat melakukan proses wawancara kepada anak karena anak memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap orang tuanya.

1 16 2

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan uraian diatas, kesimpulan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. keluarga terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,

perkawinan atau adopsi, anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain, anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial: suami, istri, anak, kakak dan adil, dan mempunyai tujuan.
2. Bermacam-macam bentuk keluarga yang ada dalam kehidupan bermasyarakat

meliputi keluarga inti, keluarga besar, keluarga dengan orang tua tunggal, keluarga campuran, keluarga dengan orang tua berkarir, keluarga regenerasi, orang dewasa yang tinggal sendiri, pasangan homoseksual 3. Keluarga selalu mengalami perubahan dan perkembangan setiap waktu dan mempunyai tantangan dan kebutuhan sendiri-sendiri untuk sukses dan lanjut pada tahap selanjutnya 4. Struktur, fungsi, dan tugas keluarga saling berkaitan satu sama lain. Sangat penting bagi perawat untuk mengetahui bagaimana struktur, fungsi, dan tugas keluarga, karena elemen-elemennya mempengaruhi bagaimana individu yang ada didalam keluarga tersebut.
5. Keluarga sebagai sistem memiliki karakteristik dasar yang dikelompokkan

sebagai sistem terbuka dan sistem tertutup yang secara umum berusaha untuk menjaga keadaan tetap stabil dengan mempertahankan kekompakkan dan keseimbangan unit secara keseluruhan.

17 iv

DAFTAR PUSTAKA Giger,J.N & Davidhizar.( 1995). Transkultural Nursing: Assesment

andIntervention.St.Louis :Mosby Kozier, B., Erb, G., Berman A.J., & Snyder. (2004). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice . 7th Ed. New Jersey: Pearson Education, Inc. Hal. 190-200; 351-367. Nies, M.A. & Ewen,M.M.Comunnity/Public Health Nursing .4th Ed. St.Louis : Elserver Potter, P. A. & Perry, A. G. (2005). Fundamentals of Nursing: Concepts, Procces, and Practice. 6th Ed. St. Louis, MI: Elsevier Mosby. Hal. 107-169. Potter, P. A. & Perry, A. G. (2005). Fundamentals of Nursing: Concepts, Procces, and Practice Volume 1. 4th Ed. (Terj. Yasmin Asih, dkk). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 621-622. Potter, P. A & Perry, A. G.(2009).Fundamental Keperawatan.Edisi 7 Buku I. Penerbit Salemba Medika. Supratjo.(2003).Asuhan Keperawatan Keluarga:Aplikasi dalam praktik.Cetakan I. Penerbit Buku Kedokteran EGC Whyte,Dorothy(1997).Explorations in family nursing.firts edition.Routledge

You might also like