You are on page 1of 7

ALIRAN SYIAH, KHAWARIJ, MURJIAH, QADARIYAH, JABARIAYAH, MU TAZILAH, DAN AHLUSSUNAH WALJAMA AH BAB I PENDAHULUAN Dalam materi Aqidah

akhlak di Madrasah Aliyah ada di bahas tentang aliran-aliran dalam Islam. Dan materi ini merupakan materi yang harus disampaikan secara obye ktif, sehingga benar-benar materi ini tidak memandang jelek agama Islam. Dimana menurut Harun Nasution, kemunculan persoalan aliran-aliran ini dipicu oleh perso alan politik yang menyangkut peristiwa pembunuhan utsman bin Affan yang berbuntut pada penolakan Mu awiyah atas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib mengkristal menjadi perang Siffin yang berakhir pada keputusan tahkim (arbitrase). Sikap Ali yang menerima tipu muslihat Amr bin Al-Ash, utusan dari pihak Mu awiah dalam peristiwa tahkim, sungguhpun dalam keadaan terpaksa, tidak disetujui oleh sebagian tentar anya. Mereka memandang Ali bin Abi Thalib telah berbuat salah sehingga mereka m eninggalakan barisannya. Dan mereka inlah yang disebut dengan Khawarij dan menja di aliran Khawarij. Dan mereka yang tetap mendukung Ali merka disebut Syiah dan menjadi aliran Syiah. Kemudian Harun lebih lanjut melihat bahwa persoalan aliran islam yang pertama ka li muncul adalah persoalan siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir[1]. Oleh kerena itu dalam makalah ini kami akan membahas materi tentang aliran-alira n yang ada dalam islam yang diajarkan di Madrasah Aliyah sesuai dengan kemampuan berpikir pelajar, sehinga mereka tidak sampai salah paham.

BAB II PEMBAHSAN ALIRAN SYIAH, KHAWARIJ, MURJIAH, QADARIYAH, JABARIAYAH, MU TAZILAH, DAN AHLUSSUNAH WALJAMA AH Aliran Syiah Syiah adalah salah satu aliran dalam Islam yang meyakini Ali bin Abi Talib dan k eturunannya sebagai pemimpin Islam setelah Nabi saw. wafat. Para penulis sejarah Islam berbeda pendapat mengenai awal mula golongan syiah. Sebagian menganggap S yiah lahir setelah Nabi Muhammad saw. wafat, yaitu pada suatu perebutan kekuasaa n antara kaum Muhajirin dan Anshar. Pendapat yang palingpopular tentang lahirnya golongan Syiah adalh setelah gagaln ya perundingan antara Ali bin Abi Talib a Mu awiyah bin Abi Sufyan di Siffin. Peru ndingan ini diakhiri dengan tahkim atau arbitrasi. Akibat kegagalan itu, sejumla h pasukan Ali memberontak terhadap kepemimpinannya dan keluar dari pasukan Ali. Mereka itu disebut golongan Khawarij atau orang-orang yang keluar, sedangkan seb agian besar pasukan yang tetap setia kepada Ali disebut Syiah atau pengikut Ali. Beberapa sekte aliran Syiah, di antaranya adalah sebagai berikut : Sekte Kaisaniyah Kaisiniyah adalah sekte Syiah yang mempercayai Muhammad bin Hanafiah sebagai pem impin setelah Husein bin Ali wafat. nama Kaisaniyah diambil dari nama seorang bu dak Ali yang bernama Kaisan.

Sekte Zaidiah Sekte ini mempercayai kepemimpinan Zaid bin Ali bin Husein Zainal Abidin sebagai pemimpin setelah Husein Bin Ali wafat. dalam Syiah Zaidiyah, seseorang dapat di angkat sebagai imam apabila memenuhi lima kriteria. Kelima kriteria itu adalah k eturunan Fatimah binti Muhammad saw. berpengatuhan luas tentang agama, hidupnya hanya untuk beribadah, berjihad di jalan Allah dengan mengangkat senjata, dan be rani. Selain itu sekte ini mengakui kekhalifahan Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Sekte Imamiyah Sekte ini adalah golongan yang meyakini bahwa Nabi Muhammad saw. telah menunjuk Ali bin Abi Thalib menjadinpemimpin atau imam sebagai pengganti beliau dengan pe tunjuk yang jelas dan tegas. Oleh karena itu, sekte ini tidak mengakui kepemimpi nan Abu Bakar, Umar, dan Usman. Sekte Imamiyah pecah menjadi beberapa golongan. Golongan terbesar adalah golongan Isna Asy ariyah ata Syiah Duabelas. Golongan ked ua terbesar adalah golongan Ismailiyah. Aliran Khawarij Khawarij berarti orang-orang yang keluar barisan Ali bin Abi Thalib. Golongan in i menganggap diri mereka sebagai orang-orang yang keluar dari rumah dan semata-m ata untuk berjuang di jalan Allah. Meskipun pada awalnya khawarij muncul karena persoalan politik, tetapi dalam teapi dalam perkembangannya golongan ini banyak berbicara masalah teologis. Alasan mendaar yang membuat golongan ini keluar dari barisan Ali adalh ketidak setujuan mereka terhadap arbitrasi atau tahkim yang d ijalankan Ali dalam menyelesaikan masalah dengan Mu awiyah. Menurut keyakinan Khawarij, semua masalah antara Ali dan Mu awiyah harus diselesa ikan dengan merujuk kepada hokum-hukum Allah yang tertuang dalam Surah al-Maidah Ayat 44 yang artinya, Barangsiapa tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Al lah, maka mereka itulah orang-orang kafir . Berdasarkan ayat ini, Ali, Mu awiyah dan orang-orang yang menyetujui tahkim telah menjadi kafir karena mereka dalam memu tuskan perkara tidak merujuk Al-Qur an. Dalam aliran Khawarij terdapat enam sekte penting, yaitu al-Muhakkimah, al-Azari qah, an-Najdat, al-Ajaridah, asy-Syufriyah dan al-Ibadiyah. Aliran Murji ah Aliran ini disebut juga Murji ah karena dalam prinsipnya mereka menunda persoalan konflik antara Ali bin Abi Thalib, Mu awiyah bin Abi Sufyan, dan kaum Khawarij pad a hari perhitungan kelak. Oleh karena itu, mereka tidak ingin smengeluarkan pen dapat entang siapa syang benar dan dan siapa yang kafir di antara ketiga kelompo k yang bertikai itu. Dalam perkembangannya, aliran initernyata tidak dapat melepaskan diri dari perso alan teologis yang muncul pada waktu itu.ketika itu terjadi perdebatan mengenain hukum orang yang berdosa besar. Kaum Murji ah berpendapat bahwa orang yang berdosa besar tidak dapat dikatakan kafir selama ia tetap mengakui Allah sebagai Tuhann ya dan Nabi Muhammad saw. sebagai rasul. Pendapat ini merupakan lawan dari penda pat kaum Khawarij yang menyatakan bahwa orang Islam yang berdosa besar hukumnya kafir. Dalam perjalanan sejarahnya, aliran ini aliran ini terpecah menjadi dua kelompok , yaitu kelompok moderat dan kelompok ekstrem. Tokoh-tokoh kelompok moderat adal ah Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib, Abu Hanifah dan Abu Yusuf. Kelompo k ekstrem terbagu dalam beberapa kelompok, diantaranya adalah al-Jahamiyah, as-S alihiyah, al-Yunusiyah, al-Ubaidiyah, al-Gailaniyah, as-Saubariyah, al-Marisiyah dan al-Karamiyah. Aliran Qadariyah Nama Qadariyah berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai qudrah atau kekua

tan untuk melaksanakan kehendaknya dan bukan nberasal dari pengertian bahwa manu sia terpaksa tunduk pada qadar Allah. Dalam sejarah perkembangan teologi Islam, tidak diketahui secara pasti kapan aliran ini muncul. Pendiri aliran ini adalah Ma bad al-Juhani dan Gailan ad-Dimasyqi. Aliran ini memp unyai pendapat bahwa manusia berkuasa atas perbuatan-perbuatan baik ataupun jaha t. Selain itu, menurut aliran ini manusia mempunyai kemerdekaan atas tingkah lak unya. Ia berbuat baik ataupun jahat atas kehendaknya sendiri. Degan demikian, me nurut aliran ini manusia diciptakan Allah mempunyai kebebasan untuk mengatur jal an hidupnyatanpa campur tangan Allah. Oleh karena itu, jika manusia diberi ganja ran yang baik berupa surga atau disiksa di neraka, semua itu adalah pilihan mere ka sendiri. Aliran Jabariyah Nama Jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung sarti memaksa. Smenurut al-Syahrastani, Jabariyah berarti menghilangkan perbuatan dari hamba secara haki kat dan menyandarkan perbuatamn tersebut kepada Allah. Dalam sejarah tercatat bahwa orang yang pertama kali mengemukakan paham Jabariya h di kalangan umat Islam adalh al-Ja ad Ibnu Dirham. Pandangan-pandangan Ja ad ini, kemudian disebarluaskan oleh para pngikutnya, seperti Jahm bin Safwan. Manusia m enurut aliran Jabariyah adalah sangat lemah, tidak berdaya, serta terikat dengan kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan. Manusia tidak mempunyai kehendak dan kemau an bebas, sebagaimana dimiliki soleh paham qadariyah. Seluruh tindakan dan perbu atan manusia tidak boleh lepas dari aturan, scenario, dan kehendak Allah. Segala akibat baik baik dan buruk yang diterima oleh manusia dalam perjalanan hidupnya adalah merupakan ketentuan Allah. Akan tetapi, ada kecendrungan bahwa Tuhan bah wa Tuhan lebih memperlihatkan sikap-Nya yang mutlak, absolute, dan berbuat sekeh enak-Nya. Hal ini dapat menimbulkan paham seolah-olah Tuhan tidak adil. Misalnya , Tuhan menyiksa orang yang berbuat dosa yang dilakukan orang itu terjadi atas k ehendak-Nya. Baik aliran Qadariyah maupun Jabariyah tampaknya memperlihatkan paham yang salin g bertentangan sekalipun mereka sama-sama berpegang pada Al-Qur an. Hal ini memper lihatkan betapa terbukanya kemungkinan terjadinay perbedaan pendapat dalm Islam. Aliran Muktazilah Aliran ini muncul sebagai reaksi atas pertentangan antar aliran Khawarij dan ali ran Murji ah mengenai persoalan orang mukmin yang berdosa besar. Menghadapi dua pe ndapat ini, Wasil bin Ata yang ketika itu menjadi murid Hasan al-Basri, seorang ulama terkenal di Basra, mendahuli gurunya dalam mengeluarkan pendapat. Wasil me ngatakan bahwa orang mukmin yang berdosa besar menempati posisi antara mukmin da n kafir. Tegasnya, orang itu bukan mukmin dan bukan kafir[2]. Aliran Mu tazilah merupakan golongan yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mandalam dan bersifat filosofis. Dalam pembahasannya mereka banyak memaka i akal sehingga mendapat nama kaum rasionalis Islam [3]. Setelah menyatakan pendapat itu, Wasil bi Ata meninggalkan perguruan Hasan al-Ba sri, lalu membentuk kelompok sendiri. Kelompok ini dikenal dengan Muktazillah. P ada awal perkembangannya aliran ini tidak mendapat simpati umat Islam karena aja ran Muktazillah sulit dipahami oleh beberapa kelompok masyarakat. Hal itu diseba bkan ajarannya bersifat rasional dan filosofis. Alas an lain adalah aliran Mukta szillah dinilai tidak berpegang teguh pada sunnah Rasulullah SAW dan para sahaba t. Aliran baru ini memperoleh dukungan pada masa pemerintahan Khalifah al-Makmun , penguasa Bani Abbasiyah. Aliran Muktazillah mempunyai lima dokterin yang dikenal dengan al-usul al- khams ah. Berikut ini kelima doktrin aliran Muktazillah. a. At-Taauhid (Tauhid) Ajaran pertama aliran ini berarti meyakini sepenuhnya bahwa hanya Allah SWT. Kon sep tauhid menurut mereka adalah paling murni sehingga mereka senang disebut pem bela tauhid (ahl al-Tauhid). b. Ad-Adl

Menurut aliaran Muktazillah pemahaman keadilan Tuhan mempunyai pengertian bahwa Tuhan wajib berlaku adil dan mustahil Dia berbuat zalim kepada hamba-Nya. Mereka berpendapat bahwa tuhan wajib berbuat yang terbaik bagi manusia. Misalnya, tida k memberi beban terlalu berat, mengirimkan nabi dan rasul, serta memberi daya ma nusia agar dapat mewujudkan keinginannya. c. Al-Wa d wa al-Wa id (Janji dan Ancaman). Menurut Muktazillah, Tuhan wajib menepati janji-Nya memasukkan orang mukmin ke d alam sorga. Begitu juga menempati ancaman-Nya mencampakkan orang kafir serta ora ng yang berdosa besar ke dalam neraka. d. Al-Manzilah bain al-Manzilatain (posisi di Antara Dua Posisi). Pemahaman ini merupakan ajaran dasar pertama yang lahir di kalangan Muktazillah. Pemahaman ini yang menyatakan posisi orang Islam yang berbuat dosa besar. Oran g jika melakukan dosa besar, ia tidak lagi sebagai orang mukmin, tetapi ia juga tidak kafir. Kedudukannya sebagai orang fasik. Jika meninggal sebelum bertobat, ia dimasukkan ke neraka selama-lamanya. Akan tetapi, sikasanya lebih ringan dari pada orang kafir. e. Amar Ma ruf Nahi Munkar (Perintah Mengerjakan Kebajikan dan Melarang Kemu ngkaran). Dalam prinsip Muktazillah, setiap muslim wajib menegakkan yang ma ruf dan menjauhi yang mungkar. Bahkan dalam sejarah, mereka pernah memaksakan ajarannya kepada k elompok lain. Orang yang menentang akan dihukum. Ahlussunah Waljama ah Adapun ungkapan Ahlussunah (sering juga disebut sunni) dapat dibedakan menjadi d ua pengertian, yaitu umum dan khusus. Sunni dalam pengertian umum adalah lawan k elompok syiah. Dalam pengertian ini, Mu tazilah-sebagaimana juga Asy ariayah-masul d alam barisan sunni. Sunni dalam pengertian khusus adalah mahzhab yang berada dal am barisan Asy ariyah dan merupakan lawan Mu tazilah. Selanjutnya, term Ahlussunah b anyak dipakai setalah munculnya aliran Asy ariyah dan Maturidiyah, dua aliran yang menentang ajaran-ajaran Mu tazilah[4]. 1. Aliran Asy ariyah Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap paham Muktazillah yang dianggap menyel eweng dan menyesatkan umat Islam. Dinamakan aliran Asy ariyah karena dinisbahkan k epada pendirinya, yaitu Abu Hasan al-Asy ari[5]. Dan nama aslinya adalah Abu al-ha san Ali bin Ismail al-Asy ari, dilahirkan dikota Basrah (Irak) pada tahun 260 H/873 M dan wafat pada tahun 324 H/ 935 M, keturunan Abu Musa al-Asy ari seorang sahaba t dan perantara dalam sengketa antara Ali r.a. dan Mu awiyah r.a.[6] Setelah keluar dari kelompok Muktazillah, al-Asy ari merumuskan pokok-pokok ajaran nya yang berjumlah tujuh pokok. Berikut ini adalah tujuh pokok ajaran aliran As ar iyah. a. Tentang Sifat Allah Menurutnya, Allah mempunyai sifat, seperti al-Ilm (mengetahui), al-Qudrah (kuasa ), al-Hayah (hidup), as-Sama (mendengar), dan al-Basar (melihat). b. Tentang Kedudukan Al-Qur an Al-Qur an adalah firman Allah dan bukan makhluk dalam arti baru dan diciptakan. De ngan demikian, Al-Qur an bersifat qadim (tidak baru). c. Tentang melihat Allah Di Akhirat Allah dapat dilihat di akhirat dengan mata kepala karena Allah mempunyai wujud. d. Tentang Perbuatan Manusia Perbuatan-perbuatan manusia itu ciptaan Allah. e. Tentang Antropomorfisme Menurut alAsy ari, Allah mempunyai mata, muka, dan tangan, sebagaimana disebutkan dalam surah al-Qamar ayat 14 dan ar-Rahman ayat 27. akan tetapi bagaimana bentuk Allah tidak dapat diketahui. f. Tentang dosa Besar Orang mukmin yang berdosa besar tetap dianggap mukmin selam ia masih beriman kep ada Allah dan Rasul-Nya. g. Tentang Keadilan Allah Allah adalah pencipta seluruh alam. Dia milik kehendak mutlak atas ciptaan-Nya.

Ketujuh pemikiran al-Asy ari tersebut dapat diterima oleh kebanyakan umat Islam ka rena sederhana dan tidak filosofis. 2. Aliran Maturidiyah Aliran Maturidiyah didirikan oleh Muhammad bin Abu Mansur. Ia dilahirkan di Matu rid, sebuah kota kecil di daerah Samarqand (termasuk daerah Uzbekistan). Al-Maturidy mendasarkan pikiran-pikiran dalam soal-soal kepercayaan kepada pikir an-pikiran Imam Abu Hanifah yang tercantum dalam kitabnya Al-fiqh Al-Akbar dan A l-fiqh Al-Absath dan memberikan ulasan-ulasannya terhadap kedua kitab-kitab ters ebut. Al-Maturidy meninggalkan karangan-karangan yang banyak dan sebagian besar dalam lapangan ilmu tauhid. Maturidiyah lebih mendekati golongan Muktazillah. Dalam membahas kalam, Maturidi yah mengemukakan tiga dalil, yaitu sebagai berikut: a. Dalil perlawanan arad: dalil ini menyatakan bahwa ala mini tidak akan m ungkin qasim karena didalamnya terdapat keadaan yang berlawanan, seperti diam da n derak, baik dan buruk. Keadaan tersebut adalah baru dan sesuatu yang tidak ter lepas dari yang baru maka baru pula. b. Dalil terbatas dan tidak terbatas: alam ini terbatas, pihak yang terbata s adalah baru. Jadi alam ini adalah baru dan ada batasnya dari segi bendanya. Be nda, gerak, dan waktu selalu bertalian erat. Sesuatu yang ada batasnya adalah ba ru. c. Dalil kausalitas: alam ini tidak bisa mengadakan dirinya sendiri atau m emperbaiki dirinya kalau rusak. Kalau alam ini ada dengan sendirinya, tentulah k eadaannya tetap msatu. Akan tetapi, ala mini selalu berubah, yang berarti ada se bab perubahan itu[7].

BAB III PENUTUP Syiah adalah salah satu aliran dalam Islam yang meyakini Ali bin Abi Talib dan k eturunannya sebagai pemimpin Islam setelah Nabi saw. wafat Khawarij berarti orang-orang yang keluar barisan Ali bin Abi Thalib. Golongan in i menganggap diri mereka sebagai orang-orang yang keluar dari rumah dan semata-m ata untuk berjuang di jalan Allah. Meskipun pada awalnya khawarij muncul karena persoalan politik, tetapi dalam teapi dalam perkembangannya golongan ini banyak berbicara masalah teologis Aliran Murji ah bisa bernama Murji ah karena dalam prinsipnya mereka menunda persoal an konflik antara Ali bin Abi Thalib, Mu awiyah bin Abi Sufyan, dan kaum Khawarij pada hari perhitungan kelak.

Aliran Qadariyah yang menganggap bahwa manusia mempunyai qudrah atau kekuatan un tuk melaksanakan kehendaknya dan bukan nberasal dari pengertian bahwa manusia te rpaksa tunduk pada qadar Allah. Dalam sejarah perkembangan teologi Islam, tidak diketahui secara pasti kapan aliran ini muncul Nama Jabariyah pada aliran Jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung sa rti memaksa. Smenurut al-Syahrastani, Jabariyah berarti menghilangkan perbuatan dari hamba secara hakikat dan menyandarkan perbuatan tersebut kepada Allah. Aliran Mu tazilah muncul sebagai reaksi atas pertentangan antar aliran Khawarij da n aliran Murji ah mengenai persoalan orang mukmin yang berdosa besar. Ahlussunah waljama ah dalam pengertian umum adalah lawan kelompok syiah. Dalam pen gertian ini, Mu tazilah-sebagaimana juga Asy ariayah-masul dalam barisan sunni. Sunn i dalam pengertian khusus adalah mahzhab yang berada dalam barisan Asy ariyah dan merupakan lawan Mu tazilah. Selanjutnya, term Ahlussunah banyak dipakai setalah mu nculnya aliran Asy ariyah dan Maturidiyah, dua aliran yang menentang ajaran-ajaran Mu tazilah. DAFTAR PUSTAKA Rozak, Abdul, Dkk, Ilmu Kalam, Bandung, CV. Pustaka Setia, 2007. Aldul Rahman, Roli, Dkk, Aqidah Akhlak MA 2, Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 20 07. Nasution, Harun, Teologi IslamAliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, Jakart a, UI Press, 1986. Hanafi, A., Pengantar Theologi Islam, Jakarta, PT. Al Husna Zikra, 1995. [1] DR. Abdul Rozak, M.Ag., Dkk, Ilmu Kalam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007), Cet. ke-3, h. 27-28 [2] Roli Aldul Rahman, Dkk, Aqidah Akhlak MA 2, (Tiga Serangkai Pustaka Mandiri , 2007), h.14-18 [3] Harun Nasution, Teologi IslamAliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, (Ja karta: UI Press, 1986), Cet. ke-5, h. 38 [4] DR. Abdul Rozak, M.Ag., Dkk, op, cit., h. 119 [5] Roli Aldul Rahman, Dkk, op, cit., h. 19 [6] A. Hanafi M.A., Pengantar Theologi Islam, (Jakarta: PT. Al Husna Zikra, 1995 ), Cet. ke-6, h. 104 [7] Roli Aldul Rahman, Dkk, op, cit., h. 20-21

TUGAS BERSTRUKTUR TS DOSEN PENGASUH

MATERI PEND. QUR AN HADI Drs. SAMDANI, M.A.g

MATERI PENDIDIKAN QUR AN HADITS PADA MTs KELAS VIII SEMESTER GANJIL

Disusun oleh: SAPRIADI : NIM. 0701218065 MUHAMMAD ZA IM : NIM. 0701218057 SENI ADIANOR : NIM. 0701218067

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BANJARMASIN 2009

You might also like