You are on page 1of 62

JIGSAW COOPERATIVE LEARNING

Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengajaran Biologi

Dosen: DR. Taufik Rahman, M.Pd. DR. rer.nat. Adi Rahmat, M.Si.

Oleh: Rahmi Wulandiani (1102125)

PROGRAM PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, perspektif lama mengenai proses belajar-mengajar masih saja belum bisa ditinggalkan. Banyak pendidik yang masih berkiblat pada asumsi tabula rasa John Locke. Locke mengatakan bahwa pikiran seorang anak adalah seperti kertas kosong yang putih bersih dan siap menunggu coretan-coretan gurunya. Begitu kuatnya doktrin dari asumsi ini, sehingga tak jarang pembelajaran menjadi bersifat teacher centered yang menjadikan siswa sebagai penerima pengetahuan yang pasif. Seiring dengan berkembangnya zaman, tuntutan dalam dunia pendidikan pun sudah banyak berubah. Paradigma lama mengenai pendidikan sudah harus ditinggalkan untuk kemudian beralih pada perspektif baru dunia pendidikan dimana kegiatan belajar mengajar didasarkan pada beberapa pokok pemikiran sebagai berikut: 1. Pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa, 2. Siswa membangun pengetahuan secara aktif, 3. Pengajar perlu berusaha mengembangkan kompetensi dan kemampuan siswa sehingga kegiatan belajar mengajar harus lebih menekankan pada proses daripada hasil, dan 4. Pendidikan adalah interaksi pribadi di antara para siswa dan interaksi antara guru dan siswa. Menurut Lie (2002: 11), siswa bukanlah sebuah botol kosong yang bisa diisi dengan muatan-muatan informasi apapun yang dianggap perlu oleh guru. Selain itu, alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa. Siswa bisa juga saling mengajar dengan sesama siswa lainnya. Bahkan penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh rekan sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh guru. Sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem cooperative learning. Dalam sistem ini, guru bertindak sebagai fasilitator. Falsafah yang mendasari model pembelajaran Cooperative learning adalah kesadaran bahwa manusia merupakan mahluk sosial. Namun sayangnya, kebanyakan pengajar enggan untuk menerapkan sistem kerjasama di dalam kelas dengan

kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika mereka ditempatkan di dalam kelompok. Selain itu, banyak siswa yang tidak senang ketika harus bekerjasama dengan temannya yang lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa lain dalam kelompok mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu kelompok dengan siswa yang lebih pandai. Disinilah Cooperative learning memegang peranan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Prosedur model pembelajaran Cooperative learning yang diterapkan dengan benar akan meminimalisir pembagian kerja yang kurang adil dalam kerja kelompok, sehingga kerja kelompok lebih terarah, siswa tidak merasa ditinggal sendiri dan merasa kebingungan untuk mengerjakan tugas yang diberikan karena tidak adanya pedoman dalam instruksi pembagian tugas. Cooperative learning berbeda dengan kerja kelompok biasa. Menurut Roger dan David Johnson (dalam Lie, 2002: 30), suatu model pembelajaran bisa dikatakan cooperative learning jika mengandung lima unsur sebagai berikut: 1. Saling ketergantungan positif, 2. Tanggung jawab perseorangan, 3. Tatap muka, 4. Komunikasi antar anggota, dan 5. Evaluasai proses kelompok. Adapun asumsi yang mendasari pengembangan pembelajaran cooperative learning menurut Joyce et al. (2009: 302) adalah sebagai berikut:
1. Sinergi yang ditingkatkan dalam bentuk kerjasama akan meningkatkan motivasi yang jauh lebih besar daripada dalam bentuk lingkungan kompetitif individual. Kelompok-kelompok sosial integratif memiliki pengaruh yang lebih besar daripada kelompok yang dibentuk secara berpasangan. Perasaan-perasaan yang saling berhubungan (feelings of connectedness) menghasilkan energi yang positif. Anggota-anggota kelompok kooperatif dapat saling belajar satu sama lain. Setiap pembelajar akan memiliki bantuan yang lebih banyak daripada dalam sebuah struktur pembelajaran pengucilan antara siswa yang satu dengan siswa lainnya. Interaksi antar-anggota akan menghasilkan aspek kognitif semisal kompleksitas sosial, menciptakan sebuah aktivitas intelektual yang dapat mengembangkan pembelajaran ketika dibenturkan pada pembelajaran tunggal. Kerjasama meningkatkan perasaan positif terhadap satu sama lain, menghilangkan pengasingan dan penyendirian, membangun sebuah hubungan, dan memberikan sebuah pandangan positif mengenai orang lain. Kerjasama meningkatkan penghargaan diri, tidak hanya melalui pembelajaran yang terus berkembang, namun juga melalui perasaan dihormati dan dihargai oleh orang lain dalam sebuah lingkungan. Siswa yang mengalami dan menjalani tugas serta merasa harus bekerjasama dapat meningkatkan kapasitasnya untuk bekerjasama secara produktif. Dengan kata lain, semakin banyak siswa mendapat kesempatan untuk bekerjasama, maka mereka akan semakin mahir bekerjasama, dan hal ini akan sangat berguna bagi skill sosial mereka secara umum. Siswa, termasuk juga anak-anak, bisa belajar dari beberapa latihan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam bekerja sama.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Sehubungan dengan asumsi-asumsi tersebut, maka dikembangkanlah penelitian mengenai metode-metode cooperative learning di dalam kelas. Slavin (2008: 11) menyatakan bahwa setidaknya terdapat lima metode cooperative learning yang telah dikembangkan dan diteliti secara ekstensif. Tiga di antaranya adalah metode pembelajaran kooperatif yang dapat diadaptasikan pada sebagian besar mata pelajaran dan tingkat kelas, yaitu: Student Team Achievement Division (STAD), Team Games Tournament (TGT), dan Jigsaw II. Dua yang lain adalah kurikulum komprehensif yang dirancang untuk digunakan dalam mata pelajaran khusus pada tingkat kelas tertentu, yaitu: Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yang digunakan untuk pelajaran membaca pada kelas 2-8, dan Team Accelerated Instruction (TAI) untuk mata pelajaran matematika pada kelas 3-6. Kelima metode ini melibatkan penghargaan tim, tanggung jawab individual, dan kesempatan sukses yang sama, tetapi dengan cara yang berbeda. Dari beberapa metode yang dikembangkan, beberapa bentuk cooperative learning dirancang supaya siswa menjalankan peran-peran khusus dalam menyelesaikan seluruh tugas kelompok. Metode ini dikenal sebagai metode spesialisasi tugas. Dasar pemikiran yang penting dari metode spesialisasi tugas ini adalah bahwa apabila setiap siswa bertanggung jawab atas sebagian dari keseluruhan tugas, maka masing-masing akan merasa bangga atas kontribusinya kepada kelompok; tugas kelompok dengan sendirinya bersifat saling terkait satu sama lain, dan bukannya sengaja dibuat menjadi saling terkait satu sama lain oleh penggunaan sistem skor kelompok. Lebih jauh lagi, dengan memberikan siswa tugas yang berbeda, bisa menghindari dari saling membandingkan di antara anggota kelompok (Slavin, 2008: 213). Metode cooperative learning yang termasuk ke dalam metode spesialisasi tugas di antaranya: Group Investigatin (GI), Co-op Co-op, dan Jigsaw II. Pada makalah ini, akan dipaparkan mengenai salah satu metode spesialisasi tugas, yaitu metode Jigsaw. Metode Jigsaw ini merupakan salah satu alternatif metode pembelajaran kooperatif yang dapat menjadi solusi bagi permasalahan-permasalahan yang telah dikemukakan di atas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, rumusan masalah yang akan dikaji dalam makalah ini di antaranya: 1. Bagaimanakah sejarah perkembangan Jigsaw cooperative learning?

2. Bagaimanakah pengertian, karakteristik dan tujuan Jigsaw cooperative learning dalam pembelajaran? 3. Bagaimanakah sintaks Jigsaw cooperative learning dalam pembelajaran? 4. Apakah keunggulan dan kelemahan Jigsaw cooperative learning dalam pembelajaran? 5. Bagaimanakah implementasi Jigsaw cooperative learning dalam pembelajaran biologi?

C. Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah: 1. Menjelaskan sejarah perkembangan Jigsaw cooperative learning, 2. Menjelaskan pengertian, karakteristik dan tujuan Jigsaw cooperative learning dalam pembelajaran, 3. Mendeskripsikan sintaks Jigsaw cooperative learning dalam pembelajaran, 4. Menjelaskan keunggulan dan kelemahan Jigsaw cooperative learning dalam pembelajaran, 5. Mengimplementasikan Jigsaw cooperative learning dalam pembelajaran biologi.

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Jigsaw Cooperative Learning Berdasarkan informasi yang diperoleh dari sebuah artikel

(www.en.wikipedia.org), metode pengajaran Jigsaw ditemukan pada tahun 1971 di Austin, Texas oleh seorang profesor bernama Elliot Aronson bersama mahasiswa pascasarjananya. Desegregasi yang terjadi pada waktu itu menyebabkan munculnya campuran ras pada siswa di Austin. Banyak guru yang tidak mampu mengatasi situasi kekacauan dan permusuhan yang muncul di antara para siswanya. Aronson mulai mempelajari permasalahan dan menyimpulkan bahwa kompetisi di sekolah membuat siswa terlalu individualis serta cenderung mempelajari segala sesuatu sendiri. Siswa tidak didorong untuk saling bekerjasama dalam sebuah pembelajaran yang menuntut mereka untuk dapat bersosialisasi dalam pergaulan. Ternyata, dengan menempatkan siswa dalam kelompok yang memiliki latar belakang budaya dan ras yang beraneka ragam, Aronson dan timnya mampu mengurangi perpecahan yang terjadi di antara siswa. Ketika salah satu anak laki-laki Hispanik bernama Carlos diganggu oleh teman-temannya karena permasalahan bahasa, siswa yang mengintimidasi tidak diperingatkan atas perilaku mereka yang buruk. Mereka hanya diingatkan bahwa mereka harus menyelesaikan ujian dalam lima belas menit, dan satu-satunya sumber informasi yang mereka butuhkan untuk materi yang akan diujiankan adalah Carlos, anak yang telah mereka lecehkan. Akhirnya,mereka segera memperbaiki perilaku buruk mereka terhadap Carlos dan menyadari bahwa Carlos bukanlah musuh, akan tetapi merupakan bagian dari kelompok mereka. Meskipun kondisi sekarang sudah jauh berbeda dengan kondisi di Austin yang terjadi tahun 1971 silam, marginalisasi teman sekelas masih saja terjadi. Untuk menghindari hal tersebut, setiap siswa harus didorong untuk mengetahui bagaimana cara agar mampu menjadi teman yang baik. Ketika siswa menyadari bahwa mereka membutuhkan satu sama lain, mereka akan mulai menghargai kekuatan yang orang lain miliki. Menjadi penting untuk dicatat bahwa Jigsaw mencerminkan sebuah kerjasama multidisiplin yang merupakan ciri khas bidang profesional, termasuk kedokteran, hukum, pendidikan, dan bisnis. Menurut Frey, et al. (www.ascd.org), pada satu kesempatan kita semua telah menjadi anggota dari sebuah kelompok kerja yang

berkumpul untuk mencapai tujuan yang kompleks. Masing-masing anggota dipilih karena memiliki pengetahuan khusus mengenai aspek permasalahan tertentu. Dalam situasi tertentu, diharapkan tidak hanya satu orang anggota yang datang membawa solusi. Solusi diasumsikan akan muncul dari interaksi seluruh kelompok. Seperti dalam dunia kerja, di dalam kelas Jigsaw dapat memupuk keahlian individu dan saling ketergantungan antar-anggota untuk menciptakan solusi baru.

B. Pengertian, Karakteristik dan Tujuan Jigsaw Cooperative Learning 1. Pengertian dan Karakteristik Jigsaw Cooperative Learning Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et al. sebagai teknik yang menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerjasama dengan siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi (Lie, 2002: 68). Jigsaw membutuhkan pengembangan yang ekstensif dari materi-materi khusus. Oleh Karena itu, dikembangkan bentuk adaptasi Jigsaw yang lebih praktis dan mudah, yaitu Jigsaw II. Pada Jigsaw Orisinal, siswa diharuskan untuk membaca bagian-bagian yang berbeda dengan yang dibaca oleh teman satu timnya. Hal ini berguna untuk membantu para ahli menguasai informasi yang unik, sehingga membuat tim sangat menghargai kontribusi tiap anggotanya. Jigsaw orisinal membutuhkan waktu yang lebih sedikit dari Jigsaw II karena bacaannya singkat; hanya satu bagian dari seluruh unit yang harus dipelajari. Namun demikian, mempersiapkan unit Jigsaw orisinal melibatkan penulisan kembali materi untuk menyesuaikannya dengan format Jigsaw karena buku jarang sekali dapat dibagi-bagi dengan rapi ke dalam bagian-bagian yang cukup masuk akal tanpa bagian lainnya. Kelebihan dari Jigsaw II adalah bahwa semua siswa membaca semua materi yang akan membuat konsep-konsep yang telah disatukan menjadi lebih mudah untuk dipahami. Jigsaw II dapat digunakan apabila materi yang akan dipelajari adalah yang berbentuk narasi tertulis. Metode ini paling sesuai untuk subjek-subjek seperti ilmu sosial, literatur, sebagian pelajaran ilmu pengetahuan ilmiah, dan bidangbidang lainnya yang tujuan pembelajarannya lebih kepada penguasaan konsep

daripada penguasaan kemampuan. Pengajaran bahan baku untuk Jigsaw II biasanya harus berupa sebuah bab, cerita, biografi atau materi-materi narasi atau deskripsi serupa.

2. Tujuan Jigsaw Cooperative Learning Pada umumnya, pembelajaran kooperatif (termasuk Jigsaw Cooperative Learning) bertujuan untuk menciptakan suasana kelas dimana siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Melalui proses interaksi ini, siswa akan membentuk komunitas yang memungkinkan mereka untuk mencintai proses belajar dan mencintai satu sama lain (Lie, 2002:7). Pernyataan senada juga diungkapkan oleh Joyce et al. (2009: 304) yang menyatakan bahwa pengelompokan dalam proses pembelajaran memberikan seseorang (atau beberapa orang) pendamping belajar yang menyenangkan dan bersama-sama mengembangkan skill bersosial serta berempati terhadap orang lain. Selain itu, pembelajaran kooperatif juga menunjukkan posisi yang memihak pada siswa dengan prestasi akademik rendah. Pengelompokan meningkatkan rasa keterlibatan. Fokus untuk bekerjasama juga merupakan suatu hal yang dapat menghilangkan sifat yang cepat menyerah dan meningkatkan tanggung jawab belajar pribadi. Dengan konsisten dan bertahap, sistem ini akan membuat semua siswa, dalam hal ini anggota kelompok, untuk memiliki sifat yang rendah hati.

C. Sintaks Jigsaw Cooperative Learning Menurut Slavin (2008: 238-244), sintaks dalam Jigsaw Cooperative Learning meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Persiapan Langkah persiapan dalam Jigsaw Cooperative Learning meliputi: a. Materi Untuk membuat materi Jigsaw II, diperlukan langkah-langkah berikut: 1) Pilihlah satu atau dua bab, cerita, atau unit-unit lainnya yang masingmasing mencakup materi untuk dua atau tiga hari. Jika para siswa akan membacanaya waktu di kelas, materi dari yang dipilih haruslah untuk

membutuhkan

tidak

lebih

setengah

jam

membacanya; jika bacaan tersebut akan dijadikan tugas untuk dibaca di rumah, maka pilihannya boleh panjang.

2) Buatlah sebuah lembar ahli untuk tiap unit. Lembar ini akan menjelaskan kepada siswa di mana mereka perlu berkonsentrasi saat membaca, dan dengan kelompok ahli yang mana mereka akan bekerja. Lembar ini berisi empat topik yang menjadi inti dari unit pembelajaran. Topik ahli bisa saja ditempatkan pada lembar yang sama dan masing-masing siswa dibuatkan satu kopiannya, atau bisa juga ditempatkan pada papan tulis atau kertas poster. 3) Buatlah kuis, tes berupa esai, atau bentuk penilaian lainnya untuk tiap unit. Kuis tersebut harus berisi paling sedikit delapan pertanyaan; dua untuk tiap topik, atau beberapa soal yang jumlahnya kelipatan empat supaya ada jumlah soal yang seimbang untuk tiap topik. Guru mungkin juga ingin menambahkan dua atau lebih pertanyaanpertanyaan umum. Pertanyaan tersebut haruslah sesuai dengan tingkat pemahaman, karena siswa akan mempunyai banyak waktu untuk mendiskusikan topik mereka secara mendalam, dan pertanyaan yang mudah tidak akan menantang mereka yang telah mempersiapkan diri dengan baik. Akan tetapi pertanyaannya tidak boleh mengambang atau harus jelas. Semua siswa harus menjawab semua pertanyaan. Guru dapat menggunakan alat bantu kegiatan lain selain kuis atau sebagai tambahan terhadap kuis yang berupa kesempatan bagi anggota tim untuk memperlihatkan apa yang telah mereka pelajari, misalnya berupa laporan lisan, laporan tertulis, atau proyek kerajinan tangan individual. 4) Gunakan skema diskusi (sebagai opsi). Skema diskusi untuk tiap-tiap topik dapat membantu mengarahkan diskusi dalam kelompokkelompok ahli. Skema semacam ini memperlihatkan daftar poin-poin yang harus dipertimbangkan para siswa dalam diskusi topik mereka. b. Membagi Siswa ke dalam Tim Pembagian ini dilakukan dengan menempatkan para siswa dalam tim heterogen yang terdiri dari empat sampai lima nggota, persis seperti dalam STAD. c. Membagi Siswa ke dalam Kelompok Ahli Pembagian siswa ke dalam kelompok-kelompok ahli dilakukan hanya dengan membagi peran secara acak dalam tiap tim. Alternatif lain bisa dengan memutuskan siswa mana akan masuk ke dalam kelompok ahli

yang mana untuk memastikan bahwa di dalam tiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah. Jika jumlah siswa dalam kelas lebih dari 24 siswa, maka harus dibentuk dua kelompok ahli untuk tiap topik, supaya dalam tiap kelompok ahli terdapat tidak lebih dari enam siswa. Kelompok ahli yang jumlahnya lebih dari enam berpotensi untuk tidak maksimal. d. Penentuan Skor Awal Pertama Berikan skor awal pertama siswa persis seperti dalam STAD. Gunakan lembar skor kuis untuk mencatat skor-skor tersebut. 2. Jadwal Kegiatan a. Membaca Waktu: Separuh sampai satu periode kelas (atau dijadikan sebagai Pekerjaan Rumah). Gagasan utama: Para siswa menerima topik-topik ahli dan membaca materi yang diberikan untuk menemukan

informasi yang berhubungan dengan topik mereka. Materi yang dibutuhkan: Sebuah lembar ahli untuk tiap siswa, yang terdiri dari empat topik ahli dan sebuah teks atau materi bacaan yang akan menjadi dasar dari topik ahli untuk tiap siswa. Kegiatan pertama dalam Jigsaw II adalah mendistribusikan teks dan topik ahli, membagikan tiap topik kepada masing-masing siswa, dan selanjutnya membaca. Lewati dulu lembar ahli dan kemudian lanjutkan pada tiap tim dan tunjukkan siswa mana akan mengerjakan topik mana. Bila ada tim yang beranggotakan lima orang, tunjukkan dua siswa untuk mengerjakan satu topik bersama-sama. Ketika para siswa sudah mempunyai topik mereka, biarkan mereka membaca materi mereka, atau berikan tugas membaca itu sebagai PR. Para siswa yang selesai membaca lebih dulu dari yang lain boleh mengulang kembali bacaan dan membuat catatan. Sebagai alternatifnya, siswa bisa diminta membaca terlebih dahulu baru kemudian membagikan topik ahlinya. Hal ini dapat membantu siswa untuk mendapat gambaran besar sebelum mereka membaca kembali untuk menemukan informasi yang berkaitan dengan topik mereka.

b. Diskusi Kelompok Ahli Waktu: Separuh periode kelas atau lebih. Gagasan utama: Para siswa dengan topik ahli yang sama mendiskusikannya dalam kelompok. Materi yang dibutuhkan: Lembar dan teks ahli untuk siswa, skema diskusi (sebagai opsi) untuk tiap topik. Buatlah agar para siswa dengan topik ahli 1 untuk berkumpul bersama pada satu meja, semua siswa dengan topik ahli 2 pada meja yang lain, dan seterusnya. Bila ada kelompok ahli yang beranggotakan lebih dari enam orang, pisahkanlah kelompok ahli tersebut dalam dua kelompok kecil. Jika menggunakan skema diskusi, maka bagikanlah skema itu ke masing-masing kelompok ahli. Tunjuklah seorang pemimpin diskusi untuk tiap kelompok. Pemimpin diskusi tidak harus siswa dengan kemampuan yang baik, dan semua siswa suatu saat harus punya kesempatan untuk mengisi peran ini. Tugas pemimpin ini adalah untuk memoderatori diskusi, menunjuk anggota kelompok yang mengangkat tangan dan berusaha untuk melihat bahwa semua orang telah ikut berpartisipasi. Berikan waktu sekitar dua puluh menit kepada kelompok-kelompok ahli tersebut untuk mendiskusikan topik-topik mereka. Para siswa harus sudah pernah mencoba untuk menemukan informasi tentang topik mereka dari teks-teks yang dibagikan kepada mereka, dan mereka harus berbagi informasi tersebut dengan kelompoknya. Anggota kelompok harus mencatat semua poin yang didiskusikan. Sementara kelompok ahli bekerja, guru harus meluangkan waktu dengan tiap kelompok secara bergantian. Guru mungkin ingin menjawab pertanyaan-pertanyaan dan meluruskan kesalahpahaman, tetapi harus tidak boleh mencoba mengambil alih kepemimpinan dari kelompok tersebut yang memegang tanggung jawab kepemimpinan. Guru mungkin perlu mengingatkan pemimpin diskusi bahwa sebagian tugas mereka adalah untuk melihat bahwa semua orang benar-benar berpartisipasi.

c. Laporan Tim Waktu: Separuh periode kelas Gagasan utama: Para ahli kembali kepada timnya masing-masing untuk mengajari topik mereka kepada teman satu timnya. Para siswa harus kembali dari diskusi kelompok ahli mereka dan bersiap untuk mengajari topik mereka kepada teman-teman satu timnya. Mereka harus mengambil waktu sekitar lima menit untuk mengulang kembali semua yang telah mereka pelajari mengenai topik mereka dari bacaan mereka dan dari diskusi dalam kelompok ahli. Apabila dua tim memiliki topik yang sama, maka mereka harus melakukan presenttasi bersama. Tekankan kepada para siswa bahwa mereka mempunyai tanggung jawab terhadap teman satu tim mereka untuk menjadi guru yang baik sekaligus juga sebagai pendengar yang baik. Sebaiknya para ahli memberi pertanyaan kepada teman satu timnya setelah mereka melaporkan topik mereka untuk melihat bahwa mereka telah mempelajari materinya dan siap untuk menghadapi kuis. d. Tes Waktu: Separuh periode kelas. Gagasan utama: Para siswa mengerjakan kuis. Materi yang dibutuhkan: Satu kopian kuis untuk tiap siswa. Bagikan kuis-kuis tersebut dan berikan cukup waktu bagi semua anak untuk menyelesaikannya. Mintalah para siswa bertukar lembar kuis dengan anggota kelompok lain untuk menghitung skor, atau bisa juga dengan mengumpulkan kuis-kuis dan menghitung skornya sendiri. Bila siswa yang menghitung skor, mintalah Si Pemeriksa menuliskan nama mereka pada bagian bawah lembar kuis yang mereka periksa. Setelah kelas usai, periksalah beberapa kuis untuk memastikan bahwa para siswa memang sudah melakukan pemeriksaan dengan baik. e. Rekognisi Tim Penghitungan skor untuk Jigsaw II sama dengan penghitungan skor pada STAD, termasuk untuk skor awalnya, poin-poin kemajuan, dan prosedur penghitungan skor. Seperti juga dalam STAD, sertifikat, papan bulletin, dan/atau penghargaan diberikan dalam rekognisi tim-tim yang sukses.

Berdasarkan uraian di atas, secara sederhana sintaks Jigsaw Cooperative Learning adalah sebagai berikut: 1. Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari 4 6 siswa dengan kemampuan yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam tipe Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana

menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal. Kelompok asal ini oleh Aronson disebut kelompok Jigsaw (gigi gergaji).

2.

Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.

3. 4.

Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual. Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.

5.

Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi pembelajaran.

6.

Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

D. Keunggulan dan Kelemahan Jigsaw Cooperative Learning 1. Keunggulan Jigsaw Cooperative Learning Bila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional, Jigsaw Cooperative Learning memiliki beberapa keunggulan

(www.en.wikipedia.org), di antaranya: a. Guru pada akhirnya bukan merupakan satu-satunya penyedia

pengetahuan, b. Jigsaw merupakan cara efisien untuk belajar, c. Siswa memegang kendali dalam pembelajaran dan prestasi, d. Mendorong siswa untuk bertanggung jawab di antara rekan-rekan mereka, e. Mendorong siswa untuk belajar berinteraksi dengan teman sebaya, f. Siswa menjadi peserta aktif dalam proses pembelajaran, dan g. Membangun keterampilan interpersonal dan interaktif.

2.

Kelemahan Jigsaw Cooperative Learning Selain memiliki beberapa keunggulan, menurut Roy Killen (dalam www.matematika-ipa.com) Jigsaw Cooperative Learning juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya: a. Prinsip utama pola pembelajaran ini adalah peer teaching.

Pembelajaran oleh teman sendiri akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi dalam memahami suatu konsep yang akan didiskusikan bersama dengan siswa lain. b. Dirasa sulit meyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi menyampaikan materi pada teman, jika siswa tidak memiliki rasa kepercayaan diri. c. Record tentang nilai, kepribadian, dan perhatian siswa harus sudah dimiliki oleh pendidik. Biasanya dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengenali tipe-tipe siswa dalam kelompok tersebut.

d. Awal penggunaan metode ini biasanya sulit dikendalikan. Membutuhkan waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik. e. Aplikasi metode ini pada kelas yang besar (lebih dari 40 siswa)

sangatlah sulit, tapi bisa diatasi dengan model team teaching. Dalam tulisan lain, Rizki (www.scribd.com) menyatakan kelemahankelemahan lain dalam Jigsaw Cooperative Learning, yaitu: a. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya diskusi. Untuk mengantisipasi masalah ini guru harus benar-benar memperhatikan jalannya diskusi. Guru harus menekankan agar para anggota kelompok menyimak terlebih dahulu penjelasan dari tenaga ahli. Kemudian baru mengajukan pertanyaan apabila ada hal yang tidak dimengerti b. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus memilih tenaga ahli secara tepat, kemudian memonitor kinerja mereka dalam menjelaskan materi agar dapat tersampaikan secara akurat. c. Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus pandai menciptakan suasana kelas yang menggairahkan agar siswa yang cerdas tertantang untuk mengikuti jalannya diskusi. d. Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran.

E. Implementasi Jigsaw Cooperative Learning SILABUS PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2011 - 2012

Sekolah Kelas Mata Pelajaran

: SMP Negeri 1 Sucinaraja : IX (Sembilan) : IPA (Biologi)

Standar Kompetensi : 1.Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia Materi Pokok/ Indikator Kompetensi Kegiatan pembelajaran Dasar Pembelajaran Pencapaian Kompetensi 1.3 Mendeskripsikan sistem koordinasi dan alat indera pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Sistem Koordinasi pada Manusia dan Alat Indera pada Manusia Guru menempatkan siswa ke dalam 6 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas 6 orang. Guru memberikan tugas membaca kepada setiap siswa yang berada dalam satu kelompok dengan topik bacaan yang berbeda. Konsep yang harus dibaca oleh masing-masing siswa dalam kelompok antara lain: 1. Struktur dan fungsi sel saraf pada manusia. Mendeskripsikan struktur dan fungsi sel saraf pada manusia secara singkat, padat, dan jelas berdasarkan brain storming yang penuh toleransi dan terbuka. Menjelaskan macammacam sel saraf berdasarkan fungsinya secara singkat, padat, dan jelas berdasarkan hasil brain storming yang penuh toleransi

Teknik

Bentuk

Penilaian Contoh Instrumen

Alokasi Waktu

Sumber Belajar Nurhayati, Nunung. (2008). Pelajaran IPA Biologi Bilingual untuk SMP/MTs Kelas IX. Bandung: Yrama Widya. Purwoko, et al. (2009). IPA Terpadu SMP Kelas IX. Jakarta: Yudhistira. Wariono, S. dan Muharomah Y. (2009). Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar.

Instrume Tes tertulis Pilihan n ganda

Pada gambar di 12 40 samping, dendrit ditunjukkan oleh nomor. a. 1 b. 2 c. 3 d. 4

Rubrik penilaian diskusi

Sel saraf yang berfungsi meneruskan impuls dari indra ke saraf pusat adalah.

Kompetensi Dasar

Materi Pokok/ Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran 2. Macam-macam sel saraf pada manusia. 3. Pembagian sistem saraf manusia. 4. Struktur dan fungsi komponen-komponen saraf pusat pada manusia. 5. Struktur dan fungsi komponen-komponen saraf tepi pada manusia. 6. gerak refleks dan gerak yang disadari. Setelah selesai membaca, siswa yang memiliki topik yang sama dalam setiap kelompok bergabung dengan siswa dari kelompok lain, membentuk kelompok ahli untuk berdiskusi. Masing-masing siswa dari kelompok ahli kembali ke kelompok asalnya untuk menjelaskan hasil diskusinya kepada temantemannya yang lain. Siswa mengerjakan tes/kuis secara individual

Indikator Pencapaian Kompetensi dan terbuka. Membuat skema pembagian sistem saraf manusia yang komunikatif dan mudah dipahami. Mendeskripsikan struktur dan fungsi komponen-komponen saraf pusat berdasarkan hasil brain storming yang penuh toleransi dan terbuka. Mendeskripsikan struktur dan fungsi komponen-komponen saraf tepi berdasarkan hasil brain storming yang penuh toleransi dan terbuka. Menyimpulkan perbedaan antara gerak refleks dan gerak yang disadari berdasarkan hasil brain storming yang penuh toleransi dan terbuka. Teknik

Penilaian Bentuk Contoh Instrumen Instrume a. sensorik n b. motorik c. asosiasi d. myelin

Alokasi Waktu

Sumber Belajar Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Sumarwan, et al. (2007). IPA SMP untuk Kelas IX. Jakarta: Erlangga.

Saraf pusat terdiri atas. a. otak besar dan otak kecil b. otak dan sumsum tulang belakang c. otak dan saraf simpatik d. otak tengah dan saraf parasimpatik Selaput pelindung otak terluar yang padat dan keras serta bersatu dengan tengkorak adalah. a. piameter b. durameter c. arachnoid d.amnion

Berikut ini pernyataan benar mengenai parasimpatik adalah. a. b. c. d.

yang saraf

mempercepat denyut jantung menghambat kerja lambung mengecilkan pupil memperbesar bronkus

Kompetensi Dasar

Materi Pokok/ Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang mencakup semua topik pembelajaran.

Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik

Penilaian Bentuk Contoh Instrumen Instrume Perhatikan data berikut: n 1. otot/kelenjar 2. saraf motorik 3. alat indra 4. saraf sensori 5. neuron perantara 6. otak Urutan jalannya rangsangan sampai terjadi tanggapan pada gerak biasa adalah. a. 3, 2, 6, 4, 1 b. 3, 2, 5, 6, 1 c. 3, 4, 6, 2, 1 d. 3, 4, 2, 6, 1

Alokasi Waktu

Sumber Belajar

Memberikan tugas untuk mencari artikel-artikel yang berkaitan dengan gangguan atau kelainan pada sistem saraf manusia.

Membuat kliping mengenai gangguan atau kelainan pada sistem saraf manusia.

Tes Tertulis

Pilihan Ganda

Penyakit sistem saraf berikut ini yang tidak disebabkan oleh mikroorganisme adalah.

Penugasan Rubrik penilaian a. meningitis dan epilepsi b. penyakit Parkinson karya amnesia siswa c. polio dan meningitis d. alzheimer dan polio Pilihan Ganda

dan

Melakukan proses tanya jawab yang dapat

Mendeskripsikan pentingnya alat indra

Tes Tertulis

Lidah sensitif terhadap rangsangan yang berupa.

Kompetensi Dasar

Materi Pokok/ Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran menggiring siswa untuk membuat kesimpulan mengenai pentingnya alat indra bagi manusia.

Indikator Pencapaian Kompetensi bagi manusia berdasarkan pemikiran sendiri. Teknik

Penilaian Bentuk Contoh Instrumen Instrume a. n b. c. d. kemoreseptor fotoreseptor seismoreseptor tigmoreseptor

Alokasi Waktu

Sumber Belajar

Mempresentasikan stuktur dan fungsi alat-alat indera pada manusia dengan menggunakan media pembelajaran yang dibuat secara berkelompok.

Tes Mendeskripsikan stuktur dan fungsi alat- Tertulis alat indra pada manusia melalui presentasi yang Presentasi kreatif, komunikatif, terbuka, dan penuh rasa tanggung jawab. Melakukan percobaan Tes Kinerja untuk membuktikan adanya hubungan antara indra pembau dan pengecap secara hatihati, dan teliti. Melakukan percobaan yang berhubungan dengan reseptor rasa pada lidah secara hatihati, dan teliti. Tes Kinerja

Pilihan Ganda

Bagian yang berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke mata adalah. c. iris d.pupil

Rubrik penilaian a. sklera Presen- b. kornea tasi. Rubrik penilaian kinerja.

Melakukan praktikum untuk membuktikan adanya hubungan antara indra pembau dan pengecap.

Melakukan percobaan praktikum yang berhubungan dengan reseptor rasa pada lidah.

Rubrik penilaian kinerja

Kompetensi Dasar

Materi Pokok/ Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran Penugasan untuk membuat laporan mengenai kegiatan praktikum yang berhubungan dengan alat indera secara berkelompok.

Indikator Pencapaian Kompetensi Membuat laporan hasil percobaan tentang hubungan antara indra pembau dan pengecap serta reseptor rasa pada lidah secara sistematis dan kreatif. Teknik

Penilaian Bentuk Contoh Instrumen

Alokasi Waktu

Sumber Belajar

Instrume Penugasan Rubrik n penilaian produk

Penugasan untuk membuat media pembelajaran terkait dengan alat indera untuk kemudian dipergunakan dalam kegiatan presentasi.

Penugasan Rubrik Membuat media pembelajaran yang penialain berhubungan dengan produk sistem koordinasi dengan menggunakan stereoform secara kreatif, rapi, dan indah.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu Pokok Bahasan : SMPN 1 Sucinaraja : IPA (Biologi) : IX/ 1 : 12 Jam Pelajaran (6 x Pertemuan) : Sistem Koordinasi pada Manusia dan Alat Indra pada Manusia

A. Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. B. Kompetensi Dasar 1.3 Mendeskripsikan sistem koordinasi dan alat indra pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. C. Indikator Mendeskripsikan struktur dan fungsi sel saraf pada manusia Menjelaskan macam-macam sel saraf berdasarkan fungsinya Membuat skema pembagian sistem saraf manusia Mendeskripsikan struktur dan fungsi komponen-komponen saraf pusat Mendeskripsikanstruktur dan fungsi komponen-komponen saraf tepi Menyimpulkan perbedaan antara gerak refleks dan gerak yang disadari Membuat kliping mengenai gangguan atau kelainan pada sistem saraf manusia Mendeskripsikan pentingnya alat indra bagi manusia Mendeskripsikan stuktur dan fungsi alat-alat indra pada manusia Melakukan percobaan untuk membuktikan adanya hubungan antara indra pembau dan pengecap Melakukan percobaan yang berhubungan dengan reseptor rasa pada lidah Membuat laporan hasil percobaan tentang hubungan antara indra pembau dan pengecap serta reseptor rasa pada lidah Membuat kliping mengenai gangguan atau kelainan pada sistem saraf manusia Membuat media pembelajaran yang berhubungan dengan sistem koordinasi dengan menggunakan stereoform D. Tujuan Pembelajaran Pertemuan Pertama Siswa dapat: Mendeskripsikan struktur dan fungsi sel saraf pada manusia melalui identifikasi terhadap gambar dan studi pustaka dari berbagai sumber. Menjelaskan macam-macam sel saraf berdasarkan fungsinya secara singkat, padat, dan jelas. Membuat skema pembagian sistem saraf manusia secara sederhana dan komunikatif. Mendeskripsikan struktur dan fungsi komponen-komponen otak secara jelas dan terperinci.

Mendeskripsikan struktur dan fungsi komponen-komponen tulang belakang secara terperinci. Mendeskripsikanstruktur dan fungsi komponen-komponen saraf tepi. Menyimpulkan perbedaan cara kerja saraf simpatik dan parasimpatik melalui tabel sederhana. Menyimpulkan perbedaan antara gerak refleks dan gerak yang disadari. Membuat kliping mengenai gangguan atau kelainan pada sistem saraf manusia yang diperoleh dari berbagai sumber. Pertemuan Kedua Siswa dapat: Mendeskripsikan pentingnya alat indra bagi manusia. Mendeskripsikan stuktur dan fungsi mata pada manusia secara jelas dan terperinci. Mendeskripsikan stuktur dan fungsi kulit pada manusia secara jelas dan terperinci. Pertemuan Ketiga Siswa dapat: Mendeskripsikan stuktur dan fungsi telinga pada manusia secara jelas dan terperinci. Mendeskripsikan stuktur dan fungsi lidah pada manusia secara jelas dan terperinci. Mendeskripsikan stuktur dan fungsi hidung pada manusia secara jelas dan terperinci. Melakukan percobaan untuk membuktikan adanya hubungan antara indra pembau dan pengecap. Pertemuan Keempat Siswa dapat: Melakukan percobaan yang berhubungan dengan reseptor rasa pada lidah. Membuat laporan hasil percobaan tentang hubungan antara indra pembau dan pengecap serta reseptor rasa pada lidah Membuat kliping mengenai gangguan atau kelainan pada sistem saraf manusia Membuat media pembelajaran yang berhubungan dengan sistem koordinasi dengan menggunakan stereoform E. Materi Pembelajaran Pertemuan Pertama (2 x 40 menit) Sel neuron (saraf) terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Badan sel; merupakan bagian sel yang besar, di dalamnya terdapat nukleus dan sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi membangkitkan energi untuk membawa rangsangan. Badan sel saraf ini berfungsi untuk mengendalikan kerja sel saraf. 2. Dendrit; merupakan tonjolan sitoplasma yang pendek, biasanya bercabangcabang seperti pohon dengan bentuk dan ukuran yang berbeda-beda, fungsinya untuk meneruskan impuls saraf menuju ke badan sel saraf.

3. Akson (neurit); merupakan tonjolan sitoplasma yang panjang dan umumnya tidak bercabang. Fungsinya meneruskan impuls yang berasal dari badan sel saraf ke kelenjar dan serabut-serabut otot. Sel neuron ada yang mempunyai selubung, disebut selubung mielin. Selubung ini merupakan substansi lemak sehingga berwarna putih dan tidak berinti. Fungsi selubung ini sebagai pelindung atau isolator. Selubung mielin tersusun dari rangkaian sel-sel Schwann. Sel Schwann membentuk jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit dan membantu regenerasi neurit. Pada pertemuan antara selubung myelin satu dengan lain terdapat bagian akson yang tidak terlindung. Bagian ini disebut Nodus Ranvier yang berfungsi mempercepat jalannya impuls.adanya Nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan. Berdasarkan fungsinya, sel saraf dibedakan menjadi: 1. Sel saraf sensorik; badan selnya bergerombol membentuk ganglia, aksonnya pendek sedangkan dendritnya panjang. Berfungsi membawa rangsangan dari reseptor (indra) ke sistem saraf pusat. 2. Sel saraf motorik; memiliki dendrite yang pendek dan akson yang panjang. Berfungsi membawa/meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke efektor (otot). 3. Sel saraf penghubung (asosiasi); memiliki dendrit yang pendek dengan akson yang pendek atau panjang. Berfungsi menghubungkan atau meneruskan impuls dari sel saraf motorik ke sel saraf motorik. Struktur sel saraf pusat manusia terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak merupakan pusat koordinasi dalam tubuh manusia. Otak terdapat di dalam rongga tengkorak, tepatnya di depan sumsum tulang belakang dan diselubungi oleh selaput meninges Otak terbagi atas otak besar (cerebrum), otak tengah (mesencephalon), otak kecil (cerebellum), sumsum lanjutan (medula oblongata), dan jembatan varol (pons varol). Sumsum tulang belakang terletak di dalam saluran ruas tulang belakang. Lapisan luar sumsum tulang belakang berwarna putih dan berserat. Lapisan dalamnya berwarna abu-abu, banyak mengandung badan sel dan sel saraf penghubung. Otak merupakan pusat koordinasi dalam tubuh manusia. Otak terdapat di dalam rongga tengkorak, tepatnya di depan sumsum tulang belakang dan diselubungi oleh selaput meninges. Selaput ini dibedakan menjadi tiga bagian yaitu: 1. Piameter; merupakan selaput paling dalam dan sangat dekat dengan permukaan otak dan sumsum tulang belakang. Lapisan ini menyelipkan diri ke dalam celah-celah yang ada pada otak dan sumsum tulang belakang. Lapisan ini banyak mengandung pembuluh darah, sehingga berperan dalam menyalurkan oksigen dan zat makanan serta mengeluarkan sisa metabolisme. 2. Arachnoid; berupa selaput jaring yang lembut, terletak di antara piameter dan durameter. 3. Durameter; merupakan lapisan terluar yang padat dan keras serta bersatu dengan tengkorak. Otak terbagi atas otak besar (cerebrum), otak tengah (mesencephalon), otak depan (diencephalon), otak kecil (cerebellum), sumsum lanjutan (medula oblongata), dan jembatan varol (pons varol).

Otak besar (Cerebrum) merupakan bagian yang terluas dari otak. Otak besar merupakan segala pusat pernapasan, kesadaran, ingatan, keinginan, kecerdasan, atau kepandaian, kepribadian, daya cipta, daya khayal, dan kepercayaan kepada sesuatu yang bersifat metafisik. Otak Besar terdiri dari 4 lobus, yaitu: 1. Lobus frontalis (bagian dahi) berhubungan dengan pengendalian gerak otot, sehingga disebut juga daerah motorik. 2. Lobus parietalis (bagian ubun-ubun) bersifat sensorik karena peka terhadap perubahan yang menyangkut panas, dingin, tekanan, dan sentuhan pada alat indra di kulit. 3. Lobus temporalis (bagian pelipis) terdapat pusat berbicara dan pusat pendengaran. Kelainan pada bagian pelipis dapat menyebabkan tuli dan bisu. Bagian lobus parietalis merupakan bagian yang dapat merasakan dingin, panas, sakit fisik, maupun bukan fisik. 4. Lobus Oksipitalis (bagian belakang kepala); merupakan pusat penglihatan. Jika terjadi kelainan pada bagian tersebut dapat menimbulkan kebutaan walaupun organ mata tidak mengalami kelainan. Bagian oksipitalis dapat menyampaikan memori apa yang dilihat, dialami, dan apa yang dipikirkan. Orang yang mengalami gegar otak dapat mengalami gangguan pada bagian oksipitalis. Akibatnya, orang tersebut tidak dapat mengingat sesuatu yang pernah dialaminya. Otak tengah (mesencephalon); fungsi otak tengah terdiri atas bagian yang berfungsi untuk membantu pergerakan mata, mengangkat kelopak mata, memutar mata, dan pusat pergerakan mata. Otak kecil (Cerebellum) dalam tubuh manusia berfungsi untuk mengatur keseimbangan kerja otot rangka. Selain itu, gerakan organ tubuh, ketepatan gerakan, dan keserasian gerakan diatur oleh serebelum. Jika terjadi kerusakan pada otak kecil, semua gerakan otot tidak dapat dikoordinasikan. Otak kecil merupakan pusat koordinasi dan integrasi. Pons Varoli (jembatan varol); terletak di depan serebelum di antara otak tengah dan medula oblongata. Fungsi dari pons Varoli adalah untuk menghantarkan impuls otot-otot bagian kanan dan kiri tubuh. Sumsum lanjutan (Medulla oblongata); disebut juga batang otak; berguna untuk menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang, mengatur pernapasan,mengatur suhu tubuh, serta merangsang otot-otot antar tulang rusuk dan diafragma. Sumsum tulang belakang terletak di dalam saluran ruas tulang belakang. Lapisan luar sumsum tulang belakang berwarna putih dan berserat. Lapisan dalamnya berwarna abu-abu, banyak mengandung badan sel dan sel saraf penghubung. Fungsi sumsum tulang belakang adalah: 1. Menghantarkan rangsangan sensorik dari reseptor ke otak. 2. Menghantarkan rangsangan motorik dari otak ke efektor. 3. Pusat gerak refleks. Sistem saraf tepi dibedakan menjadi saraf otak dan saraf sumsum tulang belakang. Saraf otak adalah saraf yang keluar dari otak menuju alat-alat indra, sedangkan saraf sumsum tulang belakang adalah saraf yang ke luar dari sumsum tulang belakang menuju alat-alat gerak tubuh, seperti lengan dan kaki, serta otot tubuh lain seperti otot dada dan leher. Saraf otak terdiri dari 12 pasang, dan saraf sumsum tulang belakang terdiri dari 31 pasang. Selain saraf otak dan saraf sumsum tulang belakang, pada sistem saraf tepi juga terdapat sistem saraf tak sadar (otonom). Saraf otonom tersebut terdiri dari saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Kerja kedua sistem saraf tersebut

saling berlawanan. Fungsi saraf simpatik dan parasimpatik antara lain sebagai berikut: Bagian Tubuh Saraf Saraf yang Simpatik Parasimpatik Dipengaruhi Iris (pupil) Memperbesar pupil Mengecilkan pupil Bronkus Memperbesar bronkus Mengecilkan bronkus Jantung Mempercepat detak Memperlambat detak jantung jantung Arteri Kontriksi (memperkecil Dilatasi (memperbesar diameter) diameter) Kantung Seni Menghambat kontraksi Mengerutkan kandung kantung seni (relaksasi kemih kandung kemih) Lambung Menghambat kerja Memacu kerja lambung lambung Penis Mengontrol ejakulasi Merangsang ereksi Pesan atau rangsang yang dibawa oleh neuron disebut impuls. Impuls akan berjalan di sepanjang sel saraf (neuron) dalam satu arah. Gerak yang terjadi pada tubuh kita ada dua macam, yaitu gerak sadar dan gerak refleks. Gerak sadar merupakan gerak yang diatur oleh sistem saraf sadar dan atas perintah otak. Jalannya impuls pada gerak sadar adalah sebagai berikut: Rangsangan Reseptor Saraf sensorik Otak Saraf motorik Efektor Respons Gerak refleks berbeda dengan gerak biasa karena gerakannya tidak disadari, terjadi secara tiba-tiba, dan rangsangan diolah oleh sumsum tulang belakang. Jalannya impuls pada gerak refleks adalah sebagai berikut: Rangsangan Reseptor Saraf sensorik Sumsum tulang belakang Saraf motorik Efektor Respons Fungsi otak dan sumsum tulang belakang dapat terganggu jika organ-organ tersebut mengalami cedera. Gangguan juga dapat terjadi saat komunikasi antar sel saraf terganggu. Beberapa gangguan atau kelainan tersebut antara lain: 4. Sakit kepala 5. Epilepsi 6. Amnesia 7. Alzheimer 8. Penyakit Parkinson 9. Polio 10. Meningitis

Pertemuan Kedua (2 x 40 menit) Alat indra diperlukan karena stimulus dari masing-masing rangsang berbeda. Misalnya, stimulus pada retina berupa perubahan cahaya; stimulus untuk telinga berupa getaran dan media; stimulus untuk hidung berupa zat yang menguap; stimulus untuk lidah berupa zat yang terlarut; dan stimulus untuk peraba berupa fibrasi yang berbeda kadarnya. Indra merupakan jendela bagi tubuh untuk mengenal dunia luar. Selain itu, dengan reseptor-reseptor yang ada pada masing-masing alat indra, manusia mampu mengadakan respons yang dapat dipergunakan sebagi upaya proteksi terhadap gangguan-gangguan dari luar tubuh. Manusia sebagai salah satu anggota kelas mamalia

mempunyai lima macam indra, yaitu indra penglihatan, indra pendengaran, indra pembau indra peraba, dan indra pengecap. Bola mata memliki garis tengah kira-kira 2,5 cm. Bagian depannya bening. Bola mata terdiri dari tiga lapisan, yaitu sklera, koroid, dan retina. 1. Sklera; berwarna putih, merupakan lapisan yang kuat sehingga berfungsi sebagai pelindung. Lapisan sklera di bagian depan yang transparan disebut kornea. Kornea berfungsi menerima cahaya yang masuk ke mata. Kornea dilindungi selaput tipis yang disebut konjungtiva. 2. Koroid; lapisan yang dibangun oleh jaringan ikat yang memiliki banyak pembuluh darah dan sejumlah pigmen. Letaknya di sebelah dalam sklera. Di bagian depan ini terdapat iris yang tengahnya berlubang. Lubang itu disebut orang-orangan mata atau pupil. Di belakang iris terdapat selaput berpigmen yang memancarkan warna biru,hijau, cokelat, atau hitam, tergantung pada pigmen yang dikandungnya. Melebar atau menyempitnya pupil diakibatkan oleh kontraksi otot yang mengelilingi iris (otot sirkuler). Jadi iris berfungsi sebagai diafragma. Tepat di belakang iris terdapat badan siliaris yang tersusun atas serabut otot. Kontraksi dan relaksasi otot sirkuler pada badan siliaris menentukan tebal tipisnya lensa. Menebal dan menipisnya lensa mata dikenal sebagi akomodasi lensa mata. Ini tujuan agar bayangan yang terjadi jatuh tepat pada bintik kuning. Lensa mata berbentuk bikonveks. Lensa mata membagi mata menjadi dua rongga yaitu ruangan antara kornea dengan lensa dan ruangan di belakang lensa. Kedua ruangan tersebut diisi cairan kental dan transparan seperti jeli. Rongga muka berisi aqueous humour, sedangkan rongga belakang berisi vitreous humour. 3. Retina; Merupakan lapisan bagian dalam yang sangat halus dan sangat sensitif terhadap cahaya. Pada retina terdapat reseptor (fotoresesptor). Fotoreseptor tersusun dari sel-sel batang dan sel-sel kerucut. Sel batang mengandung rodopsin, yaitu pigmen yang peka terhadap cahaya. Apabila terkena cahaya terang, maka rodopsi terurai dan akan terbentuk kembali dalam keadaan gelap. Proses pembentukan rodopsin memerlukan waktu yang disebut waktu adaptasi. Selama waktu adaptasi, kemampuan penglihatan kita berkurang. Sel kerucut mengandung pigmen iodopsin. Ada tiga macam sel kerucut. Masing-masing sel kerucut peka terhadap satu warna, yaitu merah, biru, dan hijau. Kerusakan pada sel kerucut menyebabkan buta warna parsial. Bagian yang banyak mengandung sel kerucut adalah bintik kuning (fovea) dan merupakan daerah peka cahaya. Bayangan benda yang dilihat akan jatuh tepat pada daerah tersebut. Pada bagian belakang retina terdapat daerah yang tidak mengandung sel batang dan sel kerucut. Jika bayangan jatuh pada daerah tersebut, maka mata tidak dapat melihat. Daerah tersebut dinamakan bintik buta. Proses melihat cukup kompleks. Cahaya yang ditangkap mata berturut-turut akan melalui kornea, aqueous humour, pupil, lensa, dan akhirnya sampai pada retina. Di retina, bayangan benda akan difokuskan oleh lensa sehingga jatuh tepat pada bintik kuning yang terdapat di dalam retina. Setelah sampai di retina, rangsang cahaya diterima olah saraf mata, kemudian dikirim ke pusat penglihatan di otak dan kemudian diterjemahkan.setelah itu barulah kita mengetahui dan mengerti benda yang kita lihat. Jika seseorang mampu melihat benda yang jauh dan dekat dengan jelas tanpa bantuan alat, orang tersebut memiliki mata normal atau emetropi (emetrop). Namun, ada juga orang yang penglihatannya tak normal karena mengalami gangguan. Macam-macam gangguan pada penglihatan antara lain:

1. Rabun jauh (miopi) 6. Astigmatisme(mata silindris) 2. Rabun dekat (hipermetropi 7. Katarak 3. Rabun jauh dan dekat (presbiopi) 8. Trakom (radang mata) 4. Rabun senja 9. Juling 5. Buta warna 10. Glaukoma Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan epidermis, dermis, dan hipodermis. Pada lapisan epidermis terdapat reseptor rasa sakit dan tekanan lemah. Pada lapisan dermmis terdapat reseptor panas, dingin, dan tekanan kuat. Reseptorreseptor tersebut adalah sebagai berikut: 1. Korpuskula Pacini (reseptor tekanan kuat) 2. Ujung saraf sekeliling rambut (reseptor sentuhan) 3. Korpuskula Ruffini (reseptor panas) 4. Ujung saraf Krause (reseptor dingin) 5. Korpuskula Meissner (reseptor sentuhan) 6. Ujung saraf tanpa selaput (reseptor nyeri, sakit, gatal, serta suhu) 7. Lempeng Merkel (reseptor sentuhan dan tekanan ringan) Kulit dapat mengalami gangguan/ kelainan, antara lain eksim, infeksi jamur, dan kapalan. Pertemuan Ketiga(2 x 40 menit) Telinga merupakan indra untuk menerima getaran suara. Telinga terbagi menjadi 3 bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. 1. Telinga luar; terdiri atas daun telinga yang berfungsi untuk mengumpulkan getaran suara, lubang telinga luar, dan membran timpani atau selaput gendang yang berfungsi untuk memperbesar getaran suara. Saluran telinga luar mempunyai sejenis kelenjar sebacea (kelenjar minyak) yang dapat menghasilkan cerumen (kotoran telinga). Cerumen dan kotoran telinga berfungsi untuk mencegah masuknya benda asing masuk ke dalam telinga. 2. Telinga tengah; terdiri atas tulang pendengaran yang meliputi tulang martil (maleus), landasan (incus), dan sanggurdi (stapes). Pada bagian sebelah depan dari telinga tengah terdapat saluran eustachius yang merupakan saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan mulut, tingkap oval dan tingkap bulat. Fungsi dari saluran eustachius ini adalah untuk menyeimbangkan tekanan udara telinga luar (atmosfir) dengan telinga tengah. Ketiga tulang pendengaran membentuk rangkaian yang melintang dalam telinga tengah tersebut dan bersatu dengan membran timpani. Pada bagian akhir telinga tengah, tulang sanggurdi bersatu dengan membran disebut tingkap bundar. Tingkap bundar ini yang menutupi telinga bagian dalam. 3. Telinga bagian dalam tersusun atas dua bagian penting, yaitu: a. Rumah siput (koklea); merupakan saluran spiral yang menyerupai rumah siput. Dalam rumah siput terdapat organ korti. Organ korti terdiri atas tiga saluran, yaitu saluran vestibuli, dan saluran timpani yang dipisahkan oleh saluran koklea. Saluran vestibuli dan timpani berisi cairan perilimfa, sedangkan saluran koklea berisi cairan endolimfa. Pada skala media terdapat ujung-ujung saraf pendengaran yang sangat peka oleh getaran yang ditimbulkan oleh cairan tersebut. Jika cairan-cairan tersebut bergetar, maka akan merangsang saraf pendengaran di dasar saluran koklea. Semua ujung saraf ini bersatu membentuk saraf pendengar. Saraf ini menghubungkan rumah siput dengan otak.

b. Saluran gelung terdiri atas tiga saluran yang saling terkait, dan mempunyai peranan dalam menjaga keseimbangan. Saluran ini memiliki beberapa reseptor dan berisi cairan seperti halnya dalam rumah siput. Apabila kepala berubah posisi maka akan terjadi guncangan dalam cairan ini dan akan merangsang reseptor-reseptor. Dengan rangsangan pada reseptor, maka impuls akan diteruskan ke cabang-cabang saraf pendengar di otak kecil. Otak kemudian menyadari perubahan kepala tersebut. Seseorang akan mengalami pening jika tubuh berputar dengan cepat dan kemudian tiba-tiba berhenti. Perputaran tersebut akan menyebabkan terguncangnya cairan dalam saluran gelung dengan cepat. Dan jika tiba-tiba berhenti, maka cairan dengan cepat kembali pada posisi semula. Konflik sensori inilah yang menyebabkan timbul sensasi pening. Bunyi dapat didengar karena merambat menggunakan media udara. Pendengaran manusia hanya dapat menangkap gelombang pada frekuensi 2020.000 Hz. Adapun proses mendengar alah sebagai berikut: Rangsangan (getaran bunyi) ditangkap oleh telinga luar menggetarkan selaput gendang telinga diteruskan tulang martil landasan sanggurdi tingkap oval tingkap bundar saluran setengah lingkaran koklea cairan koklea bergetar sel-sel rambut bergerak saraf pendengaran otak besar mendengar. Telinga sebagai indra pendengar dapat mengalami gangguan karena kelainan atau penyakit, antara lain: 1. Serumen; hasil sekresi telinga adalah serumen basah atau kering. Serumen basah berupa cairan yang berminyak dan lengket, berfungsi sebagai antibakteri. Jumlah serumen yang berlebihan dapat menyebabkan gatal atau menimbulkan infeksi. 2. Peradangan pada kulit lubang telinga; disebut otitis eksterna. Gejala awal peradangan biasanya gatal dalam lubang telinga. Kemudian timbul rasa nyeri pada saat daun telinga digerakkan atau pada saat mengunyah. Peradangan tersebut menyebabkan gangguan pendengaran akibat tersumbatnya lubang telinga oleh gumpalan secret yang bercampur dengan nanah dan sel-sel epitel yang terkelupas. 3. Gangguan pada gendang telinga; dapat mengalami kerusakan jika kita mendengar suara terlampau kuat. Jika telinga mendengar bunyi yang terlalu kuat, maka telinga akan terasa sakit, bahkan dapat memecahkan gendang telinga. Gendang telinga dapat mengalami kerusakan apabila terbiasa mendengar suara 90-95 db. Hidung merupakan indra pencium atau pembau yang peka terhadap rangsang gas kimia (kemoreseptor). Di dalam rongga hidung bagian atas terdapat serabut-serabut saraf pembau dengan sel-sel pembau di ujungnya. Serabutserabut saraf itu bergabung menjadi urat saraf pembau dengan sel-sel pembau di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab. Pada saat kita menarik napas, udara masuk ke dalam rongga hidung. Gas memasuki rongga hidung bercampur dengan lendir, kemudian menstimulasi ujung-ujung saraf. Impuls ini diteruskan ke saraf pembau di pusat saraf, dan akhirnya diinterpretasikan sebagai bau. Bau utama yang bisa diindra oleh hidung kita adalah bau tengik, bau pedas, bau berbagai macam bunga, bau asam, bau kamper, bau mint, dan bau muski. Antara indra pengecap dan pembau terdapat hubungan yang erat. Lidah menerima rangsangan berupa zat kimia atau dinamakan juga kemoreseptor. Alat indra ini memberikan respons terhadap senyawa-senyawa

yang larut dalam air liur atau ludah. Zat yang terlarut bereaksi dengan sel-sel reseptor yang terdapat pada puting pengecap. Pada manusia terdapat empat cita rasa dasar, yaitu manis, asam, pahit, dan asin. Zat yang pahit dirasakan pada lidah bagian belakang, rasa asam dirasakan sepanjang pinggir, rasa asin dan manis dirasakan pada bagian depan. Keempat rasa dapat juga dirasakan oleh langit-langit, faring, dan epiglotis. Beberapa bahan pangan, seperti cabe tidak mempunyai cita rasa yang jelas. Makanan tersebut dapat dikecap karena mengiritasi seluruh permukaan lidah sehingga ada sensai seperti terbakar, sedangkan rasa gurih dapat dirasakan karena adanya ujung-ujung saraf pengecap yang letaknya bervariasi. Pertemuan Keempat (2 x 40 menit) Di permukaan lidah banyak tonjolan kecil disebut papila lidah, memberi kesan lidah terlihat kasar. Pada papila lidah terdapat indra pengecap. Lidah merupakan organ yang tersusun atas otot. Pada permukaan, lidah dilapisi oleh lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir. Selain itu terdapat reseptor pengecap berupa kuncup pengecap. Kuncup pengecap tersebut terdiri atas sekelompok sel sensori yang memiliki tonjolan seperti rambut. Kuncup pengecap dapat membedakan empat macam rasa, yaitu manis, pahit, asam, dan asin. Letak kuncup pengecap tertentu lebih banyak berkumpul pada daerah tertentu pada lidah. Kuncup rasa manis lebih banyak terdapat di ujung lidah, kuncup rasa asam lebih banyak berkumpul di tepi belakang lidah, kuncup rasa asin lebih banyak berkumpul di tepi depan kiri kanan lidah dan kuncup rasa pahit lebih banyak berkumpul di tepi pangkal lidah. Antara indra pengecap dan pembau terdapat hubungan yang erat. Masakan atau bahan yang lain dapat dirasakan kenikmatannya karena adanya kerjasama antara alat pengecap dan pembau. Apabila salah satu alat itu terganggu, maka kenikmatannya berkurang. Sebagai contoh, apabila kita menggigit sedikit bawang atau apel, uap akan masuk ke rongga hidung dan mencapai ujung saraf pembau. Dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa bawang berbeda dengan apel. Hal-hal semacam ini akan terasa apabila kita sedang mengalami salesma. Pada saat hidung penuh dengan lendir hingga hanya sedikit uap makanan yang dapat masuk ke rongga hidung dan mencapai ujung saraf pembau. Inilah yang menyebabkan makanan tidak dapat dikecap dengan enak ketika seseorang mengalami salesma. Apel dan bawang mungkin dirasakan mempunyai citarasa manis yang sama pada waktu orang menderita salesma. F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Pertemuan Pertama (2 x 40 menit) Pendekatan konsep dengan metode Jigsaw Cooperative Learning Pertemuan Kedua (2 x 40 menit) Pendekatan konsep dengan metode presentasi Pertemuan Ketiga(2 x 40 menit) Pendekatan konsep dengan metode presentasi Pertemuan Keempat (2 x 40 menit) Pendekatan proses dengan metode eksperimen

G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama (2 x 40 menit) Kegiatan 1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit) a. Pembukaan Guru mempersilakan siswa berdoa, memberi salam, kemudian melakukan presensi. b. Menarik Perhatian Siswa Guru menempelkan charta sel saraf (neuron) pada papan tulis. c. Kegiatan Motivasi Guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan: Dapatkah kalian menjelaskan mengapa jika tubuh kalian dilukai, kalian akan merasa kesakitan? d. Memberikan Acuan Bahan Pelajaran Guru menuliskan tujuan dari kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada papan tulis. e. Mengaitkan Bahan Lama dan Bahan Baru Hewan, tumbuhan, dan manusia memiliki beberapa persamaan. Namun ada hal yang membedakan antara tumbuhan dan mahluk hidup lainnya. Tumbuhan tidak memiliki sistem saraf, sedangkan hewan dan manusia memiliki sistem saraf. 2. Kegiatan Inti ( 60 menit) MEMBACA a. Guru menempatkan siswa ke dalam 6 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas 6 orang. b. Guru memberikan tugas membaca kepada setiap siswa yang berada dalam satu kelompok dengan topik bacaan yang berbeda. c. Konsep yang harus dibaca oleh masing-masing siswa dalam kelompok antara lain: 1. Struktur dan fungsi sel saraf pada manusia. 2. Macam-macam sel saraf pada manusia. 3. Pembagian sistem saraf manusia. 4. Struktur dan fungsi komponen-komponen saraf pusat pada manusia. 5. Struktur dan fungsi komponen-komponen saraf tepi pada manusia. 6. gerak refleks dan gerak yang disadari. DISKUSI KELOMPOK AHLI Setelah selesai membaca, siswa yang memiliki topik yang sama dalam setiap kelompok bergabung dengan siswa dari kelompok lain, membentuk kelompok ahli untuk berdiskusi.

Nilai

Religius, sopan santun, disiplin Rasa ingin tahu,

Komunikasi, percaya diri

Disiplin

Intelektual

Disiplin, tanggung jawab, toleransi, komunikasi, mandiri, kerja keras intelektual, percaya diri, komunikasi, rasa ingin tahu, gemar membaca.

Menghargai prestasi, mandiri, intelektual, toleransi disiplin, tanggung jawab, komunikasi, percaya diri.

LAPORAN TIM Masing-masing siswa dari kelompok ahli kembali ke Menghargai kelompok asalnya untuk menjelaskan hasil diskusinya prestasi, mandiri, kepada teman-temannya yang lain. intelektual, toleransi disiplin, tanggung jawab, komunikasi, percaya diri. TES Siswa mengerjakan tes/kuis secara individual yang Intelektual, jujur mencakup semua topik pembelajaran. REKOGNISI TIM Penghitungan skor tim 3. Kegiatan Penutup ( 10 menit) a. Meninjau Kembali Guru meminta beberapa orang siswa untuk menyimpulkan inti dari kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. b. Kesempatan Bertanya Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum siswa pahami. c. Evaluasi Guru memberikan sejumlah pertanyaan mengenai materi pembelajaran yang telah disampaikan secara lisan. d. Memberi Tugas Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk membuat kliping tetang gangguan atau kelainan pada sistem saraf pusat. e. Menginformasikan Bahan Selanjutnya Guru menginformasikan bahwa pada pertemuan selanjutnya akan dibahas mengenai sistem saraf tepi. Pertemuan Kedua (2 x 40 menit) Kegiatan 1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit) a. Pembukaan Guru mempersilakan siswa berdoa, memberi salam, kemudian melakukan presensi. b. Menarik Perhatian Siswa Guru mempertanyakan kesiapan kelompok yang ditugaskan membuat media pembelajaran indra mata dan kulit untuk mempresentasikan struktur serta fungsi indra mata dan kulit berdasarkan rambu-rambu yang sudah diberikan dalam LKS. c. Kegiatan Motivasi Guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan: Dapatkah kalian menyebutkan macam-macam

Menghargai prestasi

Disiplin, tanggung jawab

Toleransi, jujur, terbuka

Intelektual

Intelektual, mandiri, kreatif, tanggung jawab, kerja keras Disiplin, tanggung jawab

Nilai

Religius, sopan santun, disiplin Disiplin, tanggung jawab

komunikasi, percaya diri

alat indra pada manusia? d. Memberikan Acuan Bahan Pelajaran Guru menuliskan tujuan dari kegiatan Disiplin pembelajaran yang akan dilakukan pada papan tulis. e. Mengaitkan Bahan Lama dan Bahan Baru Ketika membahas organ ekskresi pada manusia, Intelektual kulit merupakan salah satu dari organ ekskresi. Selain itu, ternyata kulit juga berfungsi sebagai alat indra pada manusia. 2. Kegiatan Inti ( 60 menit) a. Guru menggiring siswa untuk memahami pentingnya alat indra bagi manusia melalui pertanyaan: - Apakah setiap anggota tubuh kita memiliki respon yang sama terhadap rangsangan tertentu? - Bagaian manakah dari tubuh kita yang paling peka terhadap rangsang cahaya? - Bagaian manakah dari tubuh kita yang paling peka terhadap rangsang getaran suara? - Bagaian manakah dari tubuh kita yang paling peka terhadap rangsang zat yang menguap? - Bagaian manakah dari tubuh kita yang paling peka terhadap rangsang zat yang terlarut? - Bagaian manakah dari tubuh kita yang paling peka terhadap rangsang fibrasi yang berbeda kadarnya? - Setelah menyimak pertanyaan yang dilontarkan, dapatkah kalian menyimpulkan mengapa manusia memerlukan alat indra? b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ditugaskan membuat media pembelajaran indra mata untuk mempresentasikan struktur dan fungsi indra mata. c. Guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya mengenai konsep yang belum dipahami kepada kelompok penyaji. d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan proses tanya jawab dengan kelompok penyaji (kelompok yang melakukan presentasi). e. Guru menanggapi jawaban kelompok penyaji terhadap pertanyaan yang diajukan siswa lainnya untuk menengahi perbedaan pendapat yang terjadi dan memberi penjelasan yang tepat atas hal yang dipermasalahkan. f. Guru memberikan apresiasi kepada kelompok penyaji dan mempersilakan mereka untuk kembali ke tempat. g. Guru memanggil kelompok penyaji berikutnya yang akan mempresentasikan indra kulit.

Intelektual, rasa ingin tahu, komunikasi, percaya diri

Komunikasi, percaya diri, mandiri, tanggung jawab, intelektual Toleransi, terbuka

Komunikasi, terbuka, percaya diri, toleransi, mandiri, intelektual Disiplin, tanggung jawab

Menghargai prestasi

Komunikasi, percaya diri,

h. Guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya mengenai konsep yang belum dipahami kepada kelompok penyaji. i. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan proses tanya jawab dengan kelompok penyaji (kelompok yang melakukan presentasi). j. Guru menanggapi jawaban kelompok penyaji terhadap pertanyaan yang diajukan siswa lainnya untuk menengahi perbedaan pendapat yang terjadi dan memberi penjelasan yang tepat atas hal yang dipermasalahkan. k. Guru memberikan apresiasi kepada kelompok penyaji dan mempersilakan mereka untuk kembali ke tempat. 3. Kegiatan Penutup ( 10 menit) a. Meninjau Kembali Guru meminta beberapa orang siswa untuk menyimpulkan inti dari kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. b. Kesempatan Bertanya Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum siswa pahami. c. Evaluasi Guru memberikan sejumlah pertanyaan mengenai materi pembelajaran yang telah disampaikan secara lisan. d. Memberi Tugas Guru menugaskan kelompok selanjutnya untuk bersiap mempresentasikan indra telinga, hidung, dan lidah dengan menggunakan alat peraga yang sudah dipersiapkan masing-masing kelompok. Selain itu, kepada setiap kelompok juga dibagikan LKS yang akan menjadi rambu-rambu/pedoman mengenai materi yang harus dipresentasikan. e. Menginformasikan Bahan Selanjutnya Guru menginformasikan bahwa pada pertemuan selanjutnya akan dilakukan presentasi mengenai indra telinga, lidah, dan hidung. Pertemuan Ketiga (2 x 40 menit) Kegiatan 1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit) a. Pembukaan Guru mempersilakan siswa berdoa, memberi salam, kemudian melakukan presensi. b. Menarik Perhatian Siswa Guru mempertanyakan kesiapan kelompok yang ditugaskan membuat alat peraga indra telinga, hidung, dan kulit untuk mempresentasikan

intelektual Toleransi, terbuka Komunikasi, terbuka, percaya diri, toleransi, mandiri, intelektual Disiplin, tanggung jawab

Menghargai prestasi

Disiplin, tanggung jawab

Toleransi, jujur, terbuka

Intelektual

Intelektual, mandiri, kreatif, tanggung jawab, kerja keras.

Disiplin, tanggung jawab

Nilai

Religius, sopan santun, disiplin Disiplin, tanggung jawab

struktur dan fungsi ketiga alat indera terebut berdasarkan rambu-rambu yang sudah diberikan dalam LKS. c. Kegiatan Motivasi Guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan: Apakah kalian tahu stimulus untuk indra telinga? d. Memberikan Acuan Bahan Pelajaran Guru menuliskan tujuan dari kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada papan tulis. e. Mengaitkan Bahan Lama dan Bahan Baru Telinga merupakan salah satu indra yang dari empat indra lainnya yang memegang peranan penting. Indra merupakan organ pendengaran yang memiliki struktur tertentu dengan fungsi tertentu juga. 2. Kegiatan Inti ( 60 menit) a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ditugaskan membuat media pembelajaran indra telinga untuk mempresentasikan struktur dan fungsi indra telinga. b. Guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya mengenai konsep yang belum dipahami kepada kelompok penyaji. c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan proses tanya jawab dengan kelompok penyaji (kelompok yang melakukan presentasi). d. Guru menanggapi jawaban kelompok penyaji terhadap pertanyaan yang diajukan siswa lainnya untuk menengahi perbedaan pendapat yang terjadi dan memberi penjelasan yang tepat atas hal yang dipermasalahkan. e. Guru memberikan apresiasi kepada kelompok penyaji dan mempersilakan mereka untuk kembali ke tempat. f. Guru memanggil kelompok penyaji berikutnya yang akan mempresentasikan indra lidah. g. Guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya mengenai konsep yang belum dipahami kepada kelompok penyaji. h. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan proses tanya jawab dengan kelompok penyaji (kelompok yang melakukan presentasi). i. Guru menanggapi jawaban kelompok penyaji terhadap pertanyaan yang diajukan siswa lainnya untuk menengahi perbedaan pendapat yang terjadi dan memberi penjelasan yang tepat atas hal yang dipermasalahkan. j. Guru memberikan apresiasi kepada kelompok

komunikasi, percaya diri

Disiplin

Intelektual

Komunikasi, percaya diri, mandiri, tanggung jawab, intelektual Toleransi, terbuka

Komunikasi, terbuka, percaya diri, toleransi, mandiri, intelektual Disiplin, tanggung jawab

Menghargai prestasi

Komunikasi, percaya diri, intelektual Toleransi, terbuka

Komunikasi, terbuka, percaya diri, toleransi, mandiri, intelektual Disiplin, tanggung jawab

Menghargai prestasi

k. l.

m.

n.

o.

penyaji dan mempersilakan mereka untuk kembali ke tempat. Guru memanggil kelompok penyaji berikutnya yang akan mempresentasikan indra hidung. Guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya mengenai konsep yang belum dipahami kepada kelompok penyaji. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan proses tanya jawab dengan kelompok penyaji (kelompok yang melakukan presentasi). Guru menanggapi jawaban kelompok penyaji terhadap pertanyaan yang diajukan siswa lainnya untuk menengahi perbedaan pendapat yang terjadi dan memberi penjelasan yang tepat atas hal yang dipermasalahkan. Guru memberikan apresiasi kepada kelompok penyaji dan mempersilakan mereka untuk kembali ke tempat.

Komunikasi, percaya diri, intelektual Toleransi, terbuka

Komunikasi, terbuka, percaya diri, toleransi, mandiri, intelektual Disiplin, tanggung jawab

Menghargai prestasi

3. Kegiatan Penutup ( 10 menit) a. Meninjau Kembali Guru meminta beberapa orang siswa untuk menyimpulkan inti dari kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. b. Kesempatan Bertanya Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum siswa pahami. c. Evaluasi Guru memberikan sejumlah pertanyaan mengenai materi pembelajaran yang telah disampaikan secara lisan. d. Memberi Tugas Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk membawa sejumlah alat dan bahan untuk kegiatan praktikum peta rasa dan hubungan antara indra pengecap dan pembau yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya. e. Menginformasikan Bahan Selanjutnya Guru menginformasikan bahwa pada pertemuan selanjutnya akan dilakukan praktikum mengenai peta rasa dan hubungan antara indra pengecap dan pembau.

Disiplin, tanggung jawab

Toleransi, jujur, terbuka

Intelektual

Mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras

Disiplin, tanggung jawab

Pertemuan Keempat (2 x 40 menit) Kegiatan Nilai 1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit) a. Pembukaan Guru mempersilakan siswa berdoa, memberi Religius, sopan salam, kemudian melakukan presensi. santun, disiplin

b. Menarik Perhatian Siswa Guru menunjukkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan praktikum. c. Kegiatan Motivasi Guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan: Rasa apa sajakah yang dapat dikecap oleh lidah kita? d. Memberikan Acuan Bahan Pelajaran Guru menuliskan tujuan dari kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada papan tulis. e. Mengaitkan Bahan Lama dan Bahan Baru Lidah merupakan organ pengecap yang dapat merasakan empat jenis rasa utama. Akan tetapi kita juga dapat merasakan sensasi rasa lain, seperti pedas, gurih, dan lain sebagainya. 2. Kegiatan Inti ( 60 menit) a. Guru mengatur siswa untuk duduk secara berkelompok. b. Guru mengarahkan siswa dalam melakukan tahapan kerja dan meminta siswa agar tertib dan berhati-hati selama praktikum berlangsung. c. Untuk praktikum peta rasa, siswa dalam setiap kelompok melakukan tahapan kerja sebagai berikut: 1. Meminta pasangan praktikum untuk berkumur, kemudian mengeringkan lidahnya dengan kertas hisap. 2. Mencelupkan aplikator ke dalam larutan asam, kemudian membuang kelebihan larutan dengan menekannya pada sisi pinggan. 3. Menyentuhkan aplikator pada daerah ujung, sepanjang sisi, tengah dan belakang lidah. 4. Menuliskan tanda (++) pada daerah peta rasa yang sesuai jika ia merasakan larutan tersebut. Menuliskan tanda (+) pada daerah peta rasa yang sesuai jika daerah tertentu yang disentuh kurang sensitif terhadap larutan yang diuji. 5. Mengulangi prosedur di atas dengan menggunakan ketiga larutan satu demi satu. d. Untuk praktikum hubungan indra pengecap dan pembau, siswa dalam setiap kelompok melakukan tahapan kerja sebagai berikut: 1. Menutup kedua mata rekan praktikum yang berperan sebagai responden. 2. Menumbuk setiap bahan yang tersedia, kemudian mengambil ekstraknya untuk kemudian ditempatkan dalam gelas kimia 3. Menutup mata responden, kemudian mengoleskan satu persatu bahan makanan tersebut pada lidah responden dengan

Rasa ingin tahu

Komunikasi, percaya diri, rasa ingin tahu

Disiplin

Intelektual

Disiplin Disiplin, bertanggung jawab, hati-hati, mandiri Disiplin, teliti, hatihati, mandiri, bertanggung jawab, komunikasi, rasa ingin tahu, toleransi

Disiplin, teliti, hatihati, mandiri, bertanggung jawab, komunikasi, rasa ingin tahu, toleransi

menggunakan cotton bud. 4. Meminta responden untuk menyebutkan satu persatu jenis bumbu yang telah dikecapnya. 5. Menjepit hidung responden, kemudian melakukan kembali kegiatan pada nomor 4. 6. Menuliskan hasil percobaan pada tabel hasil percobaan. e. Guru meminta salah satu kelompok untuk Disiplin, tanggung mempresentasikan hasil praktikumnya untuk jawab, komunikasi, kemudian didiskusikan bersama. percaya diri 3. Kegiatan Penutup ( 10 menit) a. Meninjau Kembali Guru menyimpulkan kembali inti dari kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. b. Kesempatan Bertanya Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum siswa pahami. c. Evaluasi Guru memberikan sejumlah pertanyaan mengenai materi pembelajaran yang telah disampaikan secara lisan. d. Memberi Tugas Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menjawab soal-soal latihan dalam buku Mari Belajar Alam Sekitar halaman 48-50. e. Menginformasikan Bahan Selanjutnya Guru menginformasikan bahwa pada pertemuan selanjutnya akan dilakukan evaluasi mengenai sistem koordinasi pada manusia. H. Sumber Pustaka dan Bahan Sumber Pustaka: Nurhayati, Nunung. (2008). Pelajaran IPA Biologi Bilingual untuk SMP/MTs Kelas IX. Bandung: Yrama Widya Purwoko, et al. (2009). IPA Terpadu SMP Kelas IX. Jakarta: Yudhistira. Wariono, S. Dan Muharomah Y. (2009). Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Sumarwan, et al. (2007). IPA SMP untuk Kelas IX. Jakarta: Erlangga. Alat dan Bahan: - Torso otak dan alat indra. - Charta sel saraf, alat indra, dan skema pembagaian sistem saraf. - Alat dan bahan untuk praktikum peta rasa dan hubungan antara indra pengecap dan pembau. - LKS

Disiplin, tanggung jawab Toleransi, jujur, terbuka

Intelektual

Senang membaca, disiplin, tanggung jawab, mandiri Disiplin, tanggung jawab, kerja keras, jujur

I. Penilaian 1. Teknik Penilaian Tes tertulis, penilaian presentasi, penilaian diskusi 2. Instrumen Pilihan ganda, rubrik penilaian presentasi, rubrik penilaian diskusi A. Tes Tertulis
Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang tepat!

1. 2 4 1 3 Pada gambar di samping, dendrit ditunjukkan oleh nomor. c. 1 d. 2 c. 3 d. 4

2.

Berdasarkan gambar di atas, bagian yang berfungsi untuk meneruskan impuls dari reseptor menuju badan sel adalah. a. 1 c. 3 b. 2 d. 4 Nodus Ranvier pada sel saraf berfungsi untuk. a. sebagai pelindung atau isolator c. mempercepat jalannya impuls b. menyediakan makanan untuk neurit d. membantu regenerasi neurit Sel saraf yang berfungsi meneruskan impuls dari indra ke saraf pusat adalah. a. sensorik c. asosiasi b. motorik d. myelin Saraf pusat terdiri atas. a. otak besar dan otak kecil b. otak dan sumsum tulang belakang

3.

4.

5.

c. otak dan saraf simpatik d.otak tengah dan saraf parasimpatik

6.

Selaput pelindung otak terluar yang padat dan keras serta bersatu dengan tengkorak adalah. a. piameter c. arachnoid b. durameter d. amnion Pusat berbicara dan pusat pendengaran pada otak besar terdapat pada bagian. a. lobus frontalis c. lobus temporalis b. lobus parietalis d. lobus oksipitalis

7.

8.

Perhatikan pernyataan berikut: 1. Pengendali kegiatan yang disadari 4. Pusat pengatur pernapasan 2. Pusat pengatur suhu tubuh 5. Pusat gerak refleks 3. Pengatur keseimbangan tubuh Fungsi sumsum lanjutan ditunjukkan oleh nomor. a. b. 1 dan 2 2 dan 4 c. 3 dan 5 d. 4 dan 5

9.

Perhatikan data berikut: 1. Pengendali berpikir 2. Pengatur keseimbangan

4. Pusat koordinasi kerja otot 5. Pengendali penglihatan

3. Pengatur dan pengendali bicara Sesuai data tersebut, fungsi dari serebelum adalah. a. 1 dan 2 c. 3 dan 5 b. 2 dan 4 d. 4 dan 5 10. Ketika berkendara, Nirina mengalami kecelakaan dan mengalami benturan yang cukup keras pada bagian kepala. Menurut dokter, akibat benturan tersebut otak besar Nirina mengalami kerusakan sehingga ia harus kehilangan ingatannya. Dari kejadian tersebut kemungkinan besar bagian otak besar Nirina yang mengalami gangguan adalah. a. lobus frontalis c. lobus temporalis b. lobus parietalis d. lobus oksipitalis 11. Berikut ini pernyataan yang benar mengenai saraf parasimpatik adalah. a. mempercepat denyut jantung c. mengecilkan pupil b. menghambat kerja lambung d. memperbesar bronkus 12. Perhatikan data berikut: 1. otot/kelenjar 4. saraf sensori 2. saraf motorik 5. neuron perantara 3. alat indra 6. otak Urutan jalannya rangsangan sampai terjadi tanggapan pada gerak biasa adalah. a. 3, 2, 6, 4, 1 c. 3, 4, 6, 2, 1 b. 3, 2, 5, 6, 1 d. 3, 4, 2, 6, 1 13. Penyakit sistem saraf berikut ini yang tidak disebabkan oleh mikroorganisme adalah. a. meningitis dan epilepsi c. polio dan meningitis b. penyakit Parkinson dan amnesia d. alzheimer dan polio 14. Lapisan bola mata yang berwarna putih dan keras disebut. a. sklera c. lensa b. retina d. pupil 15. Bagian yang berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke mata adalah. a. sklera c. iris b. kornea d. pupil 16. Perhatikan data berikut: 4. Pupil 4. Aqueous humor 5. Lensa 5. Retina 6. Kornea 6. Vitreous humor Urutan jalannya cahaya pada mata adalah. a. 3 1 4 2 6 5 b. 3 2 1 4 5 6 c. 3 4 1 2 6 5 d. 3 4 2 1 6 5 17. Berikut ini merupakan pernyataan yang benar mengenai fotoreseptor pada retina, yaitu. a. kerusakan pada sel kerucut menyebabkan buta warna total b. sel batang mengandung rodopsin yang kurang peka terhadap cahaya c. sel kerucut mengandung pigmen iodopsin yang peka terhadap cahaya d. proses pembentukan rodopsin memerlukan waktu yang cukup lama daripada pembentukan iodopsin 18. Pernyataan yang benar adalah. Gangguan a. hipermetrop b. miop c. presbiop d. astigmatisma Penyebab bayangan benda jatuh di belakang retina bayangan benda jatuh di depan retina bayangan benda jatuh di bintik buta permukaan lensa mata tidak sama Penanggulangan lensa cekung lensa cembung lensa rangkap lensa silindris

19. Struktur yang tidak termasuk telinga bagian dalam adalah. a. koklea c. membran timpani b. tiga saluran setengah lingkaran d. organ korti 20. Saluran yang berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara luar (atmosfer) dengan telinga tengah adalah. a. tingkap oval c. organ korti b. tingkap bundar d. eustachius 21. Telinga kita hanya mampu mendengar suara yang frekuensinya antara. a. 20 Hz 100 Hz c. 20 Hz 20.000 Hz b. 20 Hz 1.000 Hz d. 100 Hz 50.000 Hz 22. Membran timpani yang menangkap getaran suara terdapat di bagian. a. telinga luar c. telinga dalam b. telinga tengah d. saluran eustachius 23. Reseptor panas pada kulit adalah. a. saraf krause b. saraf ruffini 24. Perhatikan bagan lidah di bawah ini! 4 3 2

c. saraf meissner d. saraf pacini

Reseptor untuk rasa manis, asam, asin, dan pahit secara berturutturut ditunjukkan oleh nomor. a. 1 3 2 4 b. 1 2 4 3 c. 3 2 1 4 d. 3 1 2 4

25. Lidah sensitif terhadap rangsangan yang berupa. a. kemoreseptor b. fotoreseptor

c. seismoreseptor d. tigmoreseptor

KUNCI JAWABAN

1. 2. 3. 4. 5.

B B C A B

6. B 7. C 8. D 9. B 10. D

11. C 12. C 13. B 14. A 15. C

16. C 17. D 18. D 19. C 20. D

21. C 22. A 23. B 24. A 25. A

B. Rubrik Penilaian Diskusi dan Presentasi


Aspek No Nama A 4 1. 2. 3. 4. 5. dst. B 4 C 4 D 4 E 4 20 Jumlah Skor Nilai Ya Tidak Ketuntasan

Keterangan: A. Kehadiran B. Mencatat materi pelajaran dan mengumpulkan hasil diskusi C. Bertanya kepada siswa yang sedang presentasi D. Mengerjakan LKS bersama kelompoknya E. Bekerja sama dalam kelompok Kriteria Penskoran
Aspek Afektif Kehadiran Skor 4 3 2 1 Mencatat materi pelajaran dan mengumpulkan hasil diskusi 4 Kriteria Hadir sebelum guru memulai pembelajaran Siswa hadir ketika guru sedang memulai pembelajaran Siswa hadir 5 menit setelah guru memulai pembelajaran Siswa tidak hadir Mencatat dan mengumpulkan hasil diskusi secara benar dan tepat waktu Mencatat dan mengumpulkan hasil diskusi secara benar tetapi tidak tepat waktu Mencatat dan mengumpulkan hasil diskusi tepat waktu tetapi tidak benar Mencatat dan mengumpulkan hasil diskusi secara tidak benar dan tidak tepat waktu Lebih dari 2x Sebanyak 2x Hanya 1x Tidak bertanya

Bertanya kepada siswa yang sedang presentasi

4 3 2 1

Mengerjakan LKS bersama kelompoknya

4 3 2 1

Mengerjakan semuanya Mengerjakan 50% Mengerjakan 25% Tidak mengerjakan Siswa sunguh-sungguh berdiskusi dan bekerja sama dengan anggota kelompoknya Siswa berdiskusi dan bekerja sama dengan kelompoknya tetapi diselingi dengan bercerita (ngobrol) dengan temannya Siswa berdiskusi dan bekerja sama dengan anggota kelompoknya setelah mendapat peringatan dari guru Siswa tidak berdiskusi dan bekerja sama dengan anggota kelompoknya

Bekerja sama dalam kelompok

C. Rubrik Penilaian Portofolio Kliping Ganguan dan Kelainan pada Sistem Koordinasi Manusia
Aspek yang dinilai/skor maksimal No. Nama Peserta Didik I II III 3 IV 3 V VI Jumlah Skor 15

3 1. 2. 3. 4. dst.

Keterangan: I. KETEPATAN PENGUMPULAN TUGAS 3. Sesuai dengan janji 1. Terlambat namun belum sampai batas waktu pengumpulan akhir 1. Terlambat, melebihi batas waktu pengumpulan akhir I. KELENGKAPAN Ada semua komponen tugas 2. Ada satu bagian komponen tidak ada 1. Ada lebih dari satu bagian yang tidak ada

2.

II. KESESUAIAN DENGAN MATERI 3. Tugas yang dikumpulkan sesuai dengan materi 2. Tugas keluar dari materi 1. Tidak sesuai materi III. KEJUJURAN 3. Artikel original, bukan hasil meng-copy kelompok lain 2. Ada artikel yang diperoleh dari hasil meng-copy kelompok lain 1. Artikel diperoleh berdasarkan hasil meng-copy kelompok lain IV. KUALITAS KLIPING 3. Jumlah artikel sesuai dengan target minimal, sistematis, dan rapi 2. Jumlah artikel tidak sesuai dengan target minimal, tetapi sistematis dan rapi 1. Jumlah artikel tidak sesuai dengan target minimal, tidak rapi, tetapi sistematis

LEMBAR KERJA SISWA SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA

A. Tujuan Siswa dapat: Mendeskripsikan struktur sel saraf pada manusia Menjelaskan fungsi sel saraf pada manusia Menjelaskan macam-macam .sel saraf berdasarkan fungsinya

B. Dasar Teori Sel neuron (saraf) terdiri atas tiga bagian utama, yaitu badan sel, dendrit, dan akson (neurit). Berdasarkan fungsinya, sel saraf dibedakan menjadi sel saraf sensorik, sel saraf motorik, dan sel saraf penghubung (asosiasi). Sistem saraf manusia secara garis besar terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi C. Pertanyaan 1. Perhatikan gambar sel saraf di bawah ini, kemudian sebutkanlah nama bagian-bagian yang ditunjuk! No. Nama Bagian Sel Saraf Deskripsi Struktur dan Fungsi

1 3

1.

2.

2 4 5 6
4. 3.

5.

6.

2.

Sebutkan dan jelaskan macam-macam sel saraf berdasarkan fungsinya!

JAWABAN

No.

1.

Nama Bagian Sel Saraf Badan sel

Deskripsi Struktur dan Fungsi

Merupakan bagian sel yang besar. Di dalamnya terdapat nukleus dan sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi membangkitkan energi untuk membawa rangsangan. Badan sel saraf ini berfungsi untuk mengendalikan kerja sel saraf. Pusat pengatur kegiatan/ aktivitas sel. Merupakan tonjolan sitoplasma yang pendek. Biasanya bercabang-cabang seperti pohon dengan bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Fungsinya untuk meneruskan impuls saraf menuju ke badan sel saraf. Merupakan tonjolan sitoplasma yang panjang dan umumnya tidak bercabang. Fungsinya meneruskan impuls yang berasal dari badan sel saraf ke kelenjar dan serabut-serabut otot. Merupakan bagian akson yang tidak terlindung. Berfungsi mempercepat jalannya impuls. Keberadaan Nodus Ranvier memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan. Merupakan substansi lemak sehingga berwarna putih dan tidak berinti. Fungsi selubung ini sebagai pelindung atau isolator. Selubung mielin tersusun dari rangkaian sel-sel Schwann. Sel Schwann membentuk jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit dan membantu regenerasi neurit.

2. 3.

Inti sel Dendrit

4.

Akson

5.

Nodus Ranvier

6.

Selubung mielin

2.

Macam-macam sel saraf berdasarkan fungsinya: a. Sel saraf sensorik, berfungsi membawa rangsangan dari reseptor (indra) ke sistem saraf pusat. b. Sel saraf motorik, berfungsi membawa/meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke efektor (otot). c. Sel saraf penghubung (asosiasi), berfungsi menghubungkan atau meneruskan impuls dari sel saraf motorik ke sel saraf motorik.

LEMBAR KERJA SISWA SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA

A. Tujuan Siswa dapat menjelaskan struktur saraf pusat dan fungsinya.

B. Dasar Teori Struktur sel saraf pusat manusia terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak merupakan pusat koordinasi dalam tubuh manusia. Otak terdapat di dalam rongga tengkorak, tepatnya di depan sumsum tulang belakang dan diselubungi oleh selaput meninges Otak terbagi atas otak besar (cerebrum), otak tengah (mesencephalon), otak kecil (cerebellum), sumsum lanjutan (medula oblongata), dan jembatan varol (pons varol). Sumsum tulang belakang terletak di dalam saluran ruas tulang belakang. Lapisan luar sumsum tulang belakang berwarna putih dan berserat. Lapisan dalamnya berwarna abu-abu, banyak mengandung badan sel dan sel saraf penghubung. C. Pertanyaan 1. Lengkapilah bagan pembagian struktur sel saraf pada manusia di bawah ini!

Otak

Sistem Saraf Saraf sadar

2.

Sebutkan dan jelaskan 3 lapisan pelindung pada otak dan sumsum tulang belakang!

3.

Lengkapilah gambar bagian otak besar di bawah ini!

2 4

Berdasarkan gambar di samping, sebutkanlah fungsi masing-masing bagian (lobus) pada otak besar!

3
4. 5. Sebutkan fungsi dariotak besar (cerebrum), otak tengah (mesencephalon), otak kecil (cerebellum), sumsum lanjutan (medula oblongata), dan jembatan varol (pons varol)! Sebutkan fungsi dari sumsum tulangbelakang!

JAWABAN
1. Otak besar (Cerebrum) Otak tengah (Mesensefalon) Otak Otak kecil (Cerebelum) Saraf pusat Sumsum lanjutan (Medulla oblongata) Sumsum tulang belakang

Sistem Saraf

12 pasang serabut saraf otak Saraf sadar Saraf tepi Saraf otonom (Saraf tak sadar) 31 pasang serabut saraf tulang belakang Saraf simpatik Saraf parasimpatik

3. Lapisan pelindung pada otak dan sumsum tulang belakang: a. Piameter; merupakan selaput paling dalam dan sangat dekat dengan permukaan otak dan sumsum tulang belakang. Lapisan ini menyelipkan diri ke dalam celah-celah yang ada pada otak dan sumsum tulang belakang. Lapisan ini banyak mengandung pembuluh darah, sehingga berperan dalam menyalurkan oksigen dan zat makanan serta mengeluarkan sisa metabolisme. b. Arachnoid; berupa selaput jaring yang lembut, terletak di antara piameter dan durameter. c. Durameter; merupakan lapisan terluar yang padat dan keras serta bersatu dengan tengkorak. 4. Lobus-lobus pada otak: a. Lobus frontalis (bagian dahi) berhubungan dengan pengendalian gerak otot, sehingga disebut juga daerah motorik. b. Lobus parietalis (bagian ubun-ubun) bersifat sensorik karena peka terhadap perubahan yang menyangkut panas, dingin, tekanan, dan sentuhan pada alat indra di kulit. c. Lobus temporalis (bagian pelipis) terdapat pusat berbicara dan pusat pendengaran. Kelainan pada bagian pelipis dapat menyebabkan tuli dan bisu. Bagian lobus parietalis merupakan bagian yang dapat merasakan dingin, panas, sakit fisik, maupun bukan fisik. d. Lobus Oksipitalis (bagian belakang kepala); merupakan pusat penglihatan. Jika terjadi kelainan pada bagian tersebut dapat menimbulkan kebutaan walaupun organ mata tidak mengalami kelainan. Bagian oksipitalis dapat menyampaikan memori apa yang dilihat, dialami, dan apa yang dipikirkan. Orang yang mengalami gegar otak dapat mengalami gangguan pada bagian oksipitalis. Akibatnya, orang tersebut tidak dapat mengingat sesuatu yang pernah dialaminya. 5. Fungsi bagian-bagian otak: Otak besar (Cerebrum) merupakan bagian yang terluas dari otak. Otak besar merupakan segala pusat pernapasan, kesadaran, ingatan, keinginan, kecerdasan, atau kepandaian,

kepribadian, daya cipta, daya khayal, dan kepercayaan kepada sesuatu yang bersifat metafisik. Otak tengah (mesencephalon); fungsi otak tengah terdiri atas bagian yang berfungsi untuk membantu pergerakan mata, mengangkat kelopak mata, memutar mata, dan pusat pergerakan mata. Otak kecil (Cerebellum) dalam tubuh manusia berfungsi untuk mengatur keseimbangan kerja otot rangka. Selain itu, gerakan organ tubuh, ketepatan gerakan, dan keserasian gerakan diatur oleh serebelum. Jika terjadi kerusakan pada otak kecil, semua gerakan otot tidak dapat dikoordinasikan. Otak kecil merupakan pusat koordinasi dan integrasi. Pons Varoli (jembatan varol); terletak di depan serebelum di antara otak tengah dan medula oblongata. Fungsi dari pons Varoli adalah untuk menghantarkan impuls otot-otot bagian kanan dan kiri tubuh. Sumsum lanjutan (Medulla oblongata); disebut juga batang otak; berguna untuk menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang, mengatur pernapasan,mengatur suhu tubuh, serta merangsang otot-otot antar tulang rusuk dan diafragma. 6. Fungsi sumsum tulang belakang adalah: Menghantarkan rangsangan sensorik dari reseptor ke otak. Menghantarkan rangsangan motorik dari otak ke efektor. Pusat gerak refleks.

LEMBAR KERJA SISWA SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA A. Tujuan Siswa dapat: Menjelaskan struktur saraf tepi dan fungsinya Mendeskripsikan perbedaan antara gerak refleks dan gerak yang disadari

B. Dasar Teori Sistem saraf tepi dibedakan menjadi saraf otak dan saraf sumsum tulang belakang. Saraf otak adalah saraf yang keluar dari otak menuju alat-alat indra, sedangkan saraf sumsum tulang belakang adalah saraf yang ke luar dari sumsum tulang belakang menuju alat-alat gerak tubuh, seperti lengan dan kaki, serta otot tubuh lain seperti otot dada dan leher. Saraf otak terdiri dari 12 pasang, dan saraf sumsum tulang belakang terdiri dari 31 pasang. Selain saraf otak dan saraf sumsum tulang belakang, pada sistem saraf tepi juga terdapat sistem saraf tak sadar (otonom). Saraf otonom tersebut terdiri dari saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Kerja kedua sistem saraf tersebut saling berlawanan. Pesan atau rangsang yang dibawa oleh neuron disebut impuls. Impuls akan berjalan di sepanjang sel saraf (neuron) dalam satu arah. Gerak yang terjadi pada tubuh kita ada dua macam, yaitu gerak sadar dan gerak refleks. Fungsi otak dan sumsum tulang belakang dapat terganggu jika organ-organ tersebut mengalami cedera. Gangguan juga dapat terjadi saat komunikasi antar sel saraf terganggu. C. Pertanyaan 1. Lengkapilah tabel di bawah ini untuk memperjelas fungsi saraf simpatik dan saraf parasimpatik yang bekerja secara antagonis! Bagian Tubuh Saraf Saraf yang Simpatik Parasimpatik Dipengaruhi Iris (pupil) Bronkus Jantung Arteri Kantung Seni Lambung Penis 2. Apa yang dimaksud dengan gerak sadar dan gerak refleks? 3. Bagaimakah mekanisme jalannya rangsang pada gerak refleks dan gerak biasa? Tuliskan dalam bentuk bagan!

JAWABAN 1. Fungsi saraf simpatik dan parasimpatik Bagian Tubuh yang Saraf Saraf Dipengaruhi Simpatik Parasimpatik Iris (pupil) Memperbesar pupil Mengecilkan pupil Bronkus Memperbesar bronkus Mengecilkan bronkus Jantung Mempercepat detak jantung Memperlambat detak jantung Arteri Kontriksi (memperkecil diameter) Dilatasi (memperbesar diameter) Kantung Seni Menghambat kontraksi kantung Mengerutkan kandung kemih seni (relaksasi kandung kemih) Lambung Menghambat kerja lambung Memacu kerja lambung Penis Mengontrol ejakulasi Merangsang ereksi Gerak sadar merupakan gerak yang diatur oleh sistem saraf sadar dan atas perintah otak sedangkan gerak refleks merupakan gerakan yang tidak disadari, terjadi secara tiba-tiba, dan rangsangan diolah oleh sumsum tulang belakang. Jalannya impuls pada gerak sadar: Rangsangan Reseptor Saraf sensorik Otak Saraf motorik Efektor Respons Jalannya impuls pada gerak refleks: Rangsangan Reseptor Saraf sensorik Sumsum tulang belakang Saraf motorik Efektor Respons 4. Sakit kepala; disebabkan oleh melebarnya pembuluh darah pada daerah selaput otak Epilepsi; disebabkan oleh adanya gangguan penghantar impuls listrik pada sel-sel saraf, orang yang menderita tumor otak, trauma, pengguna obat-obat bius, dan penderita cacat otak bawaan. Amnesia; gangguan yang disebabkan oleh kecelakaan pada kepala yang menyebabkan trauma sehingga penderita mengalami kebingungan dan kehilangan ingatan. Polio; disebabkan oleh infeksi virus polio pada sumsum tulang belakang. Umumnya virus ini menyerang anak-anak. Infeksi pada virus polio menimbulkan demam, kelumpuhan, sakit kepala yang berakhir pada hilangnya refleks dan mengecilnya otot. Penyakit Parkinson; disebabkan ketidakseimbangan zat kimia dalam sistem saraf. Penyakit ini diperkirakan bersifat genetis atau akibat trauma keras pada kepala, diduga juga akibat paparan terhadap herbisida secara berlebihan. Gejalanya adalah tremor pada tangan, gerakan menjadi lambat, dan otot menjadi kaku. Alzheimer; umumnya diderita oleh para manula. Gejalanya berupa hilangnya ingatan sehingga dapat menyebabkan depresi, kebingungan, menurunnya kemampuan berpikir, dan halusinasi. Penyebabnya adalah stress berat dan penurunan jumlah senyawa kimia yang membantu penghantaran impuls saraf. Meningitis; disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri pada meninges.

2.

3.

LEMBAR KERJA SISWA SISTEM INDRA PADA MANUSIA

A. Tujuan Siswa dapat: Mendeskripsikan stuktur alat indra pada manusia Mendeskripsikan fungsi alat indra pada manusia Mendeskripsikan gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada alat indra manusia

B. Dasar Teori Alat indra diperlukan karena stimulus dari masing-masing rangsang berbeda. Misalnya, stimulus pada retina berupa perubahan cahaya; stimulus untuk telinga berupa getaran dan media; stimulus untuk hidung berupa zat yang menguap; stimulus untuk lidah berupa zat yang terlarut; dan stimulus untuk peraba berupa fibrasi yang berbeda kadarnya. Indra merupakan jendela bagi tubuh untuk mengenal dunia luar. Selain itu, dengan reseptorreseptor yang ada pada masing-masing alat indra, manusia mampu mengadakan respons yang dapat dipergunakan sebagi upaya proteksi terhadap gangguan-gangguan dari luar tubuh. Manusia sebagai salah satu anggota kelas mamalia mempunyai lima macam indra, yaitu indra penglihatan, indra pendengaran, indra pembau indra peraba, dan indra pengecap.

C. Pertanyaan INDRA MATA 1. Lengkapilah tabel di bawah ini! Nama Deskripsi Bagian Mata Fungsi Sklera Kornea Koroid Iris Retina Mengapa pupil mata dapat melebar dan menyempit? Apa yang dimaksud dengan akomodasi? Sebutkan dua jenis fotoreseptor pada retina! Bagaimana karakteristiknya? Mengapa seseorang yang baru saja berada di tempat yang terang kemudian tiba-tiba masuk ke tempat yang lebih gelap, penglihatannya menjadi lebih samar? Bilamanakah seseorang dikatakan dapat melihat bayangan benda dengan jelas, dan bilamanakah seseorang dikatakan tidak dapat melihat? Jelaskanlah mekanisme proses melihat dengan menggunakan bagan! Jelaskan kelainan-kelainan yang terjadi pada indra mata berikut ini! a. Rabun jauh (miopi) f. Astigmatisme (mata silindris) b. Rabun dekat (hipermetropi g. Katarak c. Rabun jauh dan dekat (presbiopi) h. Juling d. Rabun senja e. Buta warna

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

INDRA TELINGA

1.

Lengkapilah nama bagian-bagian telinga di bawah ini!

9 6 7 8

5 3 1
2.

Lengkapilah tabel di bawah ini! Bagian Telinga Telinga Luar

Deskripsi

Telinga Tengah

Telinga Dalam

3. 4.

Buatlah bagan urutan proses mendengar! Sebutkan macam-macam penyebab telinga seseorang dapat mengalami gangguan!

INDRA KULIT, HIDUNG, DAN LIDAH 1. 2. 3. Sebutkan macam-macam reseptor pada kulit! Sebutkan bau-bau utama yang bias diindra oleh hidung! Tuliskanlah rasa utama yang dapat diindra oleh bagian lidah di bawah ini!

A
B

C D 4. 5. Jika hanya empat rasa utama yang bisadirasakan lidah, lalu bagaimana dengan pedas dan gurih? Mengapa kedua rasa itu dapat diindrai oleh lidah? Mengapa pada saat flu makanan tidak terasa enak?

JAWABAN INDRA MATA 1. Deskripsi Fungsi Merupakan lapisan yang kuat sehingga berfungsi sebagai pelindung. Menerima cahaya yang masuk ke mata. Menyerap cahaya serta mengurangi cahaya yang memantul di sekitar mata bagian dalam. Iris Sebagai diafragma (mengatur sedikit banyaknya cahaya yang masuk ke mata Retina Tempat jatuhnya bayangan. Melebar atau menyempitnya pupil diakibatkan oleh kontraksi otot yang mengelilingi iris (otot sirkuler). Kemampuan lensa mata untuk menebal atau menipis. Fotoreseptor pada retina terdiri dari sel-sel batang dan sel-sel kerucut. Sel batang mengandung rhodopsin yang akan terurai jika terkena cahaya dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terbentuk kembali. Sel kerucut mengandung pigmen iodopsin yang akan terurai jika terkena cahaya tetapi tidak membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terbentuk kembali. Sel batang mengandung rhodopsin, yaitu pigmen yang peka terhadap cahaya. Apabila terkena cahaya terang, maka rodopsi terurai dan akan terbentuk kembali dalam keadaan gelap. Proses pembentukan rodopsin memerlukan waktu yang disebut waktu adaptasi. Selama waktu adaptasi, kemampuan penglihatan kita berkurang. seseorang dikatakan dapat melihat bayangan benda dengan jelas bila bayangan jatuh tepat jatuh di daerah bintik kuning (fovea). Sedangkan seseorang dikatakan tidak dapat melihat jika bayangan benda jatuh di daerah bintik buta. Cahaya Kornea Aqueous humour Pupil Lensa Vitreous humour Retina (bintik kuning) Saraf mata Lobus oksipitalis Melihat. a. Rabun jauh (miopi), yaitu mata tidak dapat melihat benda jauh karena lensa mata sangat cembung sehingga bayangan benda jatuh di depan bintik kuning. b. Rabun dekat (hipermetropi), yaitu mata tidak dapat melihat benda dekat karena lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan benda jatuh di belakang bintik kuning. c. Rabun jauh dan dekat (presbiopi), yaitu gangguan karena otot penggerak lensa mata telah mengendur sehingga daya akomodasinya berkurang. d. Rabun senja, kelainan dimana seseorang tidak dapat melihat benda pada malam hari atau dalam keadaan cahaya remang-remang. e. Buta warna, yaitu gangguan pada mata yang tidak mampu membedakan warna tertentu, yaitu merah, biru, dan hijau. f. Astigmatisme (mata silindris) , yaitu gangguan pada mata yang mengakibatkan penglihatan cenderung kabur dikarenakan bagian kornea mata tidak rata. g. Katarak, yaitu gangguan pada mata karena lensa mata keruh sehingga menghalangi masuknya cahaya pada retina. h. Juling, yaitu kelaianan karena tidak serasinya kerja otot-otot mata kanan dan kiri sehingga arah pandangan kedua bola mata tidak sama. Nama Bagian Mata Sklera Kornea Koroid

2. 3. 4.

5.

6.

7. 8.

INDRA TELINGA

1. 1. Daun telinga 2. Saluran pendengaran 3. Membrane timpani 4. Saluran Eustachius 5. Koklea (rumah siput) 6. Tulang martil 7. Tulang landasan 8. Tulang sanggurdi 9. Tiga saluran setengah lingkaran 2. Bagian Deskripsi Telinga Terdiri atas daun telinga yang berfungsi untuk mengumpulkan getaran suara, lubang telinga luar, dan membran timpani atau selaput gendang yang berfungsi Telinga untuk memperbesar getaran suara. Luar Saluran telinga luar mempunyai sejenis kelenjar sebacea (kelenjar minyak) yang dapat menghasilkan serumen (kotoran telinga). Serumen dan kotoran telinga berfungsi untuk mencegah masuknya benda asing masuk ke dalam telinga. Terdiri atas tulang pendengaran yang meliputi tulang martil (maleus), landasan (incus), dan sanggurdi (stapes). Pada bagian sebelah depan dari telinga tengah terdapat saluran eustachius yang Telinga merupakan saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan mulut, Tengah tingkap oval dan tingkap bulat. Fungsi dari saluran eustachius ini adalah untuk menyeimbangkan tekanan udara telinga luar (atmosfir) dengan telinga tengah. Ketiga tulang pendengaran membentuk rangkaian yang melintang dalam telinga tengah tersebut dan bersatu dengan membran timpani. Pada bagian akhir telinga tengah, tulang sanggurdi bersatu dengan membran disebut tingkap bundar. Tingkap bundar ini yang menutupi telinga bagian dalam. Telinga bagian dalam tersusun atas dua bagian penting, yaitu: Rumah siput (koklea); merupakan saluran spiral yang menyerupai rumah siput. Dalam rumah siput terdapat organ korti. Organ korti terdiri atas tiga saluran, yaitu saluran vestibuli, dan saluran timpani yang dipisahkan oleh saluran koklea. Telinga Saluran vestibuli dan timpani berisi cairan perilimfa, sedangkan saluran koklea Dalam berisi cairan endolimfa. Pada skala media terdapat ujung-ujung saraf pendengaran yang sangat peka oleh getaran yang ditimbulkan oleh cairan tersebut. Jika cairan-cairan tersebut bergetar, maka akan merangsang saraf pendengaran di dasar saluran koklea. Semua ujung saraf ini bersatu membentuk saraf pendengar. Saraf ini menghubungkan rumah siput dengan otak. Saluran gelung terdiri atas tiga saluran yang saling terkait, dan mempunyai peranan dalam menjaga keseimbangan. Saluran ini memiliki beberapa reseptor dan berisi cairan seperti halnya dalam rumah siput. 3. Rangsangan (getaran bunyi) ditangkap oleh telinga luar menggetarkan selaput gendang telinga diteruskan tulang martil landasan sanggurdi tingkap oval tingkap bundar saluran setengah lingkaran koklea cairan koklea bergetar sel-sel rambut bergerak saraf pendengaran otak besar mendengar. 4. Telinga sebagai indra pendengar dapat mengalami gangguan karena kelainan atau penyakit, antara lain: Serumen; hasil sekresi telinga adalah serumen basah atau kering. Serumen basah berupa cairan yang berminyak dan lengket, berfungsi sebagai antibakteri. Jumlah serumen yang berlebihan dapat menyebabkan gatal atau menimbulkan infeksi. Peradangan pada kulit lubang telinga; disebut otitis eksterna. Gejala awal peradangan biasanya gatal dalam lubang telinga. Kemudian timbul rasa nyeri pada saat daun telinga digerakkan atau pada saat mengunyah. Peradangan tersebut menyebabkan gangguan pendengaran akibat tersumbatnya lubang telinga oleh gumpalan sekret yang bercampur dengan nanah dan sel-sel epitel yang terkelupas. Gangguan pada gendang telinga; dapat mengalami kerusakan jika kita mendengar suara terlampau kuat. Jika telinga mendengar bunyi yang terlalu kuat, maka telinga akan terasa sakit, bahkan dapat memecahkan gendang telinga. Gendang telinga dapat mengalami kerusakan apabila terbiasa mendengar suara 90-95 db.

INDRA KULIT, HIDUNG, DAN LIDAH 1. Reseptor-reseptor tersebut adalah sebagai berikut: Korpuskula Pacini (reseptor tekanan kuat) Ujung saraf sekeliling rambut (reseptor sentuhan) Korpuskula Ruffini (reseptor panas) Ujung saraf Krause (reseptor dingin) Korpuskula Meissner (reseptor sentuhan) Ujung saraf tanpa selaput (reseptor nyeri, sakit, gatal, serta suhu) Lempeng Merkel (reseptor sentuhan dan tekanan ringan) 2. Bau utama yang bisa diindra oleh hidung kita adalah bau tengik, bau pedas, bau berbagai macam bunga, bau asam, bau kamper, bau mint, dan bau muski. 3. A = Pahit; B = Asam; C = Asin; D = Manis 4. Makanan pedas dapat dikecap karena mengiritasi seluruh permukaan lidah sehingga ada sensai seperti terbakar, sedangkan rasa gurih dapat dirasakan karena adanya ujung-ujung saraf pengecap yang letaknya bervariasi. 5. Antara indra pengecap dan pembau terdapat hubungan yang erat. Masakan atau bahan yang lain dapat dirasakan kenikmatannya karena adanya kerjasama antara alat pengecap dan pembau. Apabila salah satu alat itu terganggu, maka kenikmatannya berkurang. Pada saat hidung penuh dengan lendir hingga hanya sedikit uap makanan yang dapat masuk ke rongga hidung dan mencapai ujung saraf pembau.

LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM ALAT INDRA

Dasar Teori Indra merupakan jendela bagi tubuh untuk mengenal dunia luar. Selain itu, dengan reseptor-reseptor yang ada pada masing-masing alat indra, manusia mampu mengadakan respons yang dapat dipergunakan sebagai upaya proteksi terhadap gangguan-gangguan dari luar tubuh.

Reseptor Rasa A. Peta Rasa Tujuan Alat dan Bahan

: Menentukan daerah pengecapan berbagai rasa pada lidah manusia :

1. Empat buah gelas kimia kecil berisi larutan cuka, larutan garam, larutan aspirin atau kina lemah, larutan gula. 2. Cotton bud 3. Peta rasa 4. Kertas hisap/saring Cara Kerja: 1. 2. 3. 4. Mintalah pasangan praktikum kamu untuk berkumur, kemudian keringkan lidahnya dengan kertas hisap. Celupkan cotton bud ke dalam larutan asam. Buanglah kelebihan larutan dengan menekannya pada sisi pinggan. Sentuhkan cotton bud pada daerah ujung, sepanjang sisi, tengah dan belakang lidah kamu. Tuliskan tanda (++) pada daerah peta rasa yang sesuai jika ia merasakan larutan tersebut. Tuliskan tanda (+) pada daerah peta rasa yang sesuai jika daerah tertentu yang disentuh kurang sensitif terhadap larutan yang diuji. Ulangi prosedur di atas dengan menggunakan ketiga larutan satu demi satu.

5.

B. Hubungan Indra Pembau dan Pengecap Tujuan : Mengetahui hubungan antara indra pembau dan pengecap. Alat dan Bahan : - Berbagai macam bumbu masak (jahe, kencur, kunyit) - Kain untuk menutup mata - Alat penjepit hidung - Cotton bud

Cara kerja: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tutuplah kedua mata temanmu yang berperan sebagai responden. Tumbuklah setiap bahan yang kamu sediakan, kemudian ambil ekstraknya. Tempatkan dalam gelas kimia Tutuplah mata responden, kemudian oleskan satu persatu makanan tersebut pada lidah responden dengan menggunakan cotton bud. Mintalah responden untuk menyebutkan satu persatu jenis bumbu yang telah dikecapnya. sekarang jepitlah hidung responden tersebut, kemudian lakukan kembali kegiatan pada nomor 4. Tuliskan hasil percobaanmu pada tabel data hasil percobaan!

Tugas Buatlah laporan hasil percobaan dari kegiatan yang sudah kamu lakukan dengan memperhatikan sistematika laporan yang terlampir!

BAB III KESIMPULAN

1.

Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et al. sebagai teknik yang menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna.

2.

Pada umumnya, pembelajaran kooperatif (termasuk Jigsaw Cooperative Learning) bertujuan untuk menciptakan suasana kelas dimana siswa

mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Melalui proses interaksi ini, siswa akan membentuk komunitas yang memungkinkan mereka untuk mencintai proses belajar dan mencintai satu sama lain.
3.

Secara singkat, sintaks dari Jigsaw Cooperative Learning terdiri dari: membaca, diskusi kelompok ahli, laporan tim, tes, dan rekognisi tim.

4.

Bila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional, Jigsaw Cooperative Learning memiliki beberapa keunggulan, di antaranya: a. Guru pada akhirnya bukan merupakan satu-satunya penyedia pengetahuan, b. Jigsaw merupakan cara efisien untuk belajar, c. Siswa memegang kendali dalam pembelajaran dan prestasi, d. Mendorong siswa untuk bertanggung jawab di antara rekan-rekan mereka, e. Mendorong siswa untuk belajar berinteraksi dengan teman sebaya, f. Siswa menjadi peserta aktif dalam proses pembelajaran, dan g. Membangun keterampilan interpersonal dan interaktif.

5.

Selain memiliki beberapa keunggulan, Jigsaw Cooperative Learning juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya: a. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya diskusi. Untuk mengantisipasi masalah ini guru harus benar-benar memperhatikan jalannya diskusi. Guru harus menekankan agar para anggota kelompok menyimak terlebih dahulu penjelasan dari tenaga ahli. Kemudian baru mengajukan pertanyaan apabila ada hal yang tidak dimengerti b. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus memilih tenaga ahli

secara tepat, kemudian memonitor kinerja mereka dalam menjelaskan materi agar dapat tersampaikan secara akurat. c. Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus pandai menciptakan suasana kelas yang menggairahkan agar siswa yang cerdas tertantang untuk mengikuti jalannya diskusi. d. Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.

2011.

Jigsaw

(Teaching-Technique). Online:

http://en.wikipedia.org/wiki/Jigsaw_(teaching_technique). Diakses 5 Desember.

Anonim. 2011. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. http://matematikaipa.com/pembelajaran-kooperatifmodel-pembelajaran-kooperatiftipe-jigsaw-kelebihan-dan-kelemahan-tipe-jigsaw/. Online: Diakses 5 Desember Lie, Anita. 2002. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Joyce, B., Weil, M., Calhoun, E. 2009. Model-Model Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Rizki, P. ----. Jigsaw. http://www.scribd.com/doc/54751975/Jigsaw. Online: Diakses 5 Desember Slavin, E. Robert. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

You might also like