You are on page 1of 4

1. Apakah yang dimaksud dengan perjanjian?

Jawab: Perjanjian adalah suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih 2. Apakah yang dimaksud dengan perikatan menurut Subekti? Jawab: Perikatan adalah suatu hubungan hukum (mengenai kekayaan harta benda) antara dua orang, yang memberi hak kepada yang satu untuk menuntut barang sesuatu dari yang lainnya, sedangkan orang yang lainnya ini diwajibkan memenuhi tuntutan itu. 3. Hal apa sajakah yang terkandung di dalam perikatan? Jawab: - adanya hubungan hukum Biasanya mengenai kekayaan atau harta benda Antara dua orang pihak atau lebih Memberikan hak kepada pihak yang satu yaitu kreditur Meletakkan kewajiban pada pihak yang lain yaitu debitur Adanya prestasi.

4. Apakah Perbedaan perikatan yang bersumber dari perjanjian dengan perikatan yang berasal dari undang-undang? Jawab: a. perikatan yang lahir dari perjanjian menimbulkan hubungan hokum yang memberikan hak dan meletakkan kewajiban kepada para pihak yang membuat perjanjian berdasarkan kemauan dan kehendak sendiri dari para pihak yang bersangkutan yang mengikat diri tersebut. b. perikatan yang lahir dari undang-undang adalah perikatan yang terjadi karena adanya suatu peristiwa tertentu sehingga melahirkan hubungan hukum yang menimbulkan hak dan kewajiban diantara para pihak yang bersangkutan, bukan berasal atau merupakan kehendak para pihak yang bersangkutan melainkan telah diatur oleh undang-undang. 5. Sebutkan sumber-sumber dari perikatan!

Jawab: Sumber-sumber dari perikatan adalah: 1) Perjanjian/persetujuan 2) Undang-undang a. b. Undang-undang saja Undang-undang karena perbuatan orang perbuatan yang dibolehkan perbuatan yang melangar hokum

6. Jelaskan beberapa azas dalam hukum perjanjian! Jawab: Beberapa azas dalam hukum perjanjian adalah: Tidak boleh main hakim sendiri Artinya meskipun hukum menjamin hak seseorang sebagai pihak yang beritikad baik untuk memperoleh perlindungan atas hak-haknya yang dilanggar, dengan adanya asas tidak boleh main hakim sendiri, pihak yang merasa dirugikan dapat menegakkan haknya menurut prosedur dan ketentuan hukum yang berlaku. Kebebasan berkontrak Setiap orang berhak dan bebas untuk membuat atau mengadakan perjanjian yang segala sesuatunya sesuai dengan kehendak para pihak yang berjanji. Untuk itu terbuka kebebasan yang seluas-luasnya untuk mengatur dan menentukan isi suatu perjanjian, asalkan tidak melanggar ketertiban umum dan kesusilaan. Konsesualisme Asas konsesual menganut paham dasar suatu perjanjian itu sudah lahir sejak saat tercapainya kata sepakat. Sudah ada dan sah mengikat jika dicapai keepakatan mengenai hal-hal pokok dalam perjanjian.
7. Apakah syarat sahnya suatu perjanjian menurut KUHPerdata

Jawab: Pasal 1320 menyatakan bahwa untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat yaitu: 1. Kesepakatan dari mereka yang mengikat diri 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan 3. Suatu hal tertentu

4. Suatau sebab yang legal 8. Apakah syarat sahnya suatu perjanjian menurut Common Law? Jawab: Sebagai bahan perbandingan dalam common law legal system dipersyaratkan bahwa untuk sahnya suatu perjanjian harus memenuhi enam elemen sebagai berikut: Offer Acceptance Mutual assent Capacity Consideration Legality

9. Apakah yang dimaksud dengan Natuurlijke Verbintenis

Jawab: adalah suatu perikatan yang berada di tengah-tengah antara perikatan moral atau kepatutan dan suatu perikatan hukum, atau boleh juga dikatakan suatu perikatan hukum yang tidak sempurna. 10. Apakah yang dimaksud badan hukum? Jawab: Badan hukum adalah suatu badan atau suatu entity yang keberadaannya atau eksistensinya adalah karena peran dari hokum atau undang-undang. 11. Apakah perbedaan dari formal dan informal contract? Jawab: Formal contract adalah contract yang mengikuti formalitas yang ditetapkan statue atau common law. Formal contract menurut common law principle harus: Tertulis Ditandatangani, disaksikan dan ditempatkan dibawah seal para pihak Delivered Informal contract adalah contract lisan atau tertulis yang tidak diseal atau bukan contract of record, tidak mempunyai persyaratan mengenai bahasa, bentuk atau susunan. 12. Apa yang dimaksud dengan Resiko?

Jawab: Resiko adalah kewajiban untuk memikul kerugian yang disebabkan oleh suatu peristiwa yang terjadi di luar kesalahan atau salah satu pihak yang menimpa barang yang menjadi objek perjanjian. 13. Sebutkan siapa yang dapat menjadi subjek hukum dalam pembuatan akta! Jawab: Yang dapat menjadi subjek hukum dalam pembuatan akta adalah: a. Subjek orang perseorangan yang dikenal sebagai natural person atau privat person, yaitu orang dalam arti sesungguhnya. b. Subjek badan hukum sebagai artificial person atau legal entity yaitu orang yang dibuat atau diciptakan oleh hukum. jadi bukan orang dalam arti yang sebenarnya.
14. Apa saja cara yang dilakukan oleh debitur apabila dituduh telah

melakukan

wanprestasi? Jawab: Seseorang debitur yang dituduh lalai telah melakukan wanprestasi dapat melakukan tangkisan dengan cara: a. Mengajukan adanya keadaan memaksa b. Mengajukan bahwa kreditur sendiri yang memang lalai (exeptio non adimpleti contracts) c. Mengajukan bahwa kreditur melepaskan haknya untuk menuntut ganti rugi (waiver) 15. Apakah sanksi yang dijatuhkan apabila seseorang lalai melakukan wanprestasi dan bukan karena force majeure? Jawab: Sanksi yang dijatuhkan apabila seseorang lalai melakukan wanprestasi dan bukan karena force majeure adalah: Kewajiban membayar kerugian yang diderita oleh pihak lawan Berakibat pembatalan perjanjian Peralihan risiko Membayar biaya perkara (apabila masalahnya sampai dibawa ke pengadilan)

You might also like