You are on page 1of 68

Daftar 1si :

Artikel :
3 Kesehatan Jiwa di Indonesia
10 Upaya Pencegahan Dalam Kesehatan Jiwa
3 5 . K e s e h a t a n Jlwa
18 Upaya Rehabilitasi Sebagai Salah Satu Upaya Kesehatan
23 Komputerisasi Data Demografik dan Psikiatrik Pasien
Karya Sriwidodo Mental di Indonesia
28 Pengertian Pertanggungjawaban Kriminal Atas Perbuatan
Individual Dalam Rangka Visum et Repertum Psikiatrikum
34 Psiko Geriatrik Sekilas Pintas
39 Kesukaran Belajar
46 Pendidikan Anak Usia Balita

53 Pendengaran Pada Usia Lanjut (Presbiakusis)


56 Diagnosis dan Pengobatan Filariasis

59 Perkembangan : Dispareunia
Antibiotika Profilaktik ? Individu vs Masyarakat

62 Hukum & Etika : Tepatkah Tindakan Saudara ?


64 Catatan Singkat
65 Humor Ilmu Kedokteran
Tulisan dalam majalah ini merupakan pandang- 67 Ruang Penyegar dan Penambah Ilmu Kedokteran
an/pendapat masing-masing penulis dan tidak
selalu merupakan pandangan atau kebijakan 68 Abstrak-abstrak
instansi/lembaga/bagian tempet kerja si penulis.
Artikel

Kesehatan Jiwa di Indonesia

Prof. Dr. R. Kusumanto Setyonegoro


Gurubesar Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Jiwa Universitas Indonesia
Kepala Direktorat Kesehatan Jiwa Depkes RI, Jakarta

PENDAHULUAN Landasan Hukum dan Dokumen Intemasional


Kegiatan dan kesibukan manusia sehari-hari tidak jarang Landasan ini terdiri dari beberapa produk legislatif, yaitu :
membuat individu cenderung untuk menitikberatkan penting- 1. Undang-Undang nomor 9/1960 tentang Pokok-Pokok Ke-
nya kesibukan/kegiatan itu. Malah mungkin ia agak mengalami sehatan.
obsesif-relatif dengan program hariannya. Oleh sebab itu, sering 2. Undang-Undang nomor 3/1966 tentang Kesehatan Jiwa.
pula dianjurkan agar manusia menoleh ke sejarah dan meninjau 3. Undang-Undang nomor 9/1976 tentang Narkotik.
ke masa depan. Ini agar ia dapat meyakinkan diri bahwa Dan beberapa Dokumen Internasional, seperti :
relativitas dari problematik yang dihadapinya perlu 4. "World Health Organization (WHO), Constitution".
diprioritaskan, sehingga ia dapat mengembangkan sense of 5. Alma Ata, USSR, 1978, "International Conference on
evolution, progress and contribution dari kegiatan tersebut. Primary Health Care", yang disponsori bersama oleh WHO
dan UNICEF.
Kesehatan Jiwa (KESWA) Berdasarkan landasan hukum dan dokumen internasional ini
Memasuki bidang Psikiatri untuk kemudian bergiat di pe- dapat ditarik hal-hal sebagai berikut:
layanan keswa, seorang dokter sering merasa dirinya didorong
oleh stimulasi intelektual; luasnya materi subjek, termasuk Tentang kesehatan (UUPokok Pokok Kesehatan)
berbagai tantangan dan tuntutan manusiawi dan ilmiah; serta Bab I : Ketentuan Umum, fasal 2.
undangan untuk melaksanakan kontak dengan para sejawatnya "Yang dimaksud dengan kesehatan dalam Undang-Undang
yang menguji sensitivitas interpersonal, toleransi dan flek- ini meliputi kesehatan badan, rohani (mental) dan sosial, dan
sibilitas. Demikian pula keprihatinan dan keinginan untuk bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacad dan ke-
mengetahui lebih lanjut tentang condition humaine. lemahan".
Psikiatri jelas bukanlah merupakan suatu panacea untuk Bab II : Tugas Pemerintah, fasal 8 ayat 2.
penderitaan manusia, tetapi yang penting disadari adalah bahwa Ayat ini lebih menjabarkan lagi istilah "sakit, yaitu termasuk
kesehatan jiwa; yaitu pengetrapan dari prinsip-prinsip psikiatri — cacad (invaliditas).
secara individual di dalam kelompok maupun masyarakat, — kelemahan (weakness; feeble conditions; keterbelakangan
dapat membantu meringankan dan memecahkan permasalahan dalam perkembangan fisik dan mental).
manusiawi yang delikat. Oleh sebab itu, bertentangan dengan — usia lanjut (geriatric conditions; dengan atau tanpa
pendapat sebagian orang, psikiatri merupakan salah satu seni kelainan yang sifatnya mental).
dasar sentral dari ilmu kedokteran. Ini sudah disadari oleh rakyat
dan bangsa Indonesia, yaitu sejak permulaan ditegaskannya • Tentang kesehatan jiwa (UU Kesehatan Jiwa)
pelayanan kesehatan dan kesehatan jiwa secara sistimatik dan Undang- undang ini menjelaskan hal dan materi kesehatan jiwa,
integratif. Ditetapkan melalui Undang-Undang Pokok dan dengan pasti mengemukakan definisi sebagai berikut :
Kesehatan (nomor 9/1960); Undang-Undang Kesehatan Jiwa Bab I : Ketentuan Umum, fasal 1 ayat 1
(nomor 3/1966); dan lebih jelas lagi dalam Undang-Undang "Kesehatan jiwa adalah kesehatan jiwa yang sehat menurut
Narkotik (nomor 9/1976). ilmu kedokteran sebagai unsur daripada kesehatan, seperti

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 3


yang termaksud dalam fasal 2 UU Pokok-Pokok Kesehatan."
(f) Keterlibatan keluarga dan masyarakat dalam kesehatan jiwa
Penjelasan mengenai fasal ini, yaitu "Kesehatan Jiwa
sangat erat dan mendalam. Ini menciptakan kulminasi dalam
(mental health) menurut faham ilmu kedokteran sekarang ada-
pembentukan konsep kesehatan jiwa masyarakat (keswamas),
lah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,
dan pembentukan BPKJM (Badan Pembina Kesehatan Jiwa
intelektuil dan emosionil yang optimal dari seseorang. Per-
Masyarakat), di bawah Gubernur/KDH tingkat I dan II di semua
kembangan itu berjalan selaras dengan orang-orang lain. Makna
propinsi yang sudah mempunyai RS Jiwa Pemerintah (Pedoman
kesehatan jiwa mempunyai sifat-sifat yang harmonis (serasi),
Kerja BPKJM, 1983).
dan memperhatikan semua segi dalam penghidupan manusia dan
• Tentang Narkotik (UUNarkotik)
dalam hubungannya dengan manusia lain.
Undang-Undang ini menjelaskan tentang materi narkotik.
Bab II Pemeliharaan kesehatan jiwa, fasal 3
Beberapa pokok yang khususnya menyangkut kesehatan dan
Fasal ini memberitahukan tentang usaha-usaha pemerintah
kesehatan jiwa:
c.q. Departemen Kesehatan, sebagai berikut :
Bab VIII: Pengobatan dan rehabilitasi korban penyalahgunaan
(a) Merpelihara kesehatan jiwa dalam pertumbuhan dan
narkotik dan usaha penanggulangannya; fasal 32.
perkembangan anak.
1) Orang tua/wali dari seorang pecandu narkotik yang belum
(b) Mengusahakan keseimbangan jiwa dengan menyesuaikan
cukup umur wajib melaporkan pecandu tersebut kepada pejabat
penempatan tenaga selaras dengan bakat dan kemampuan.
yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan, dan wajib membawanya
(c) Perbaikan tempat kerja dan suasana kerja dalam perusahaan
kepada dokter terdekat untuk mendapatkan pengobatan dan
dan sebagainya, sesuai dengan ilmu kesehatan jiwa.
perawatan yang diperlukan.
(d) Mempertinggi taraf kesehatan jiwa seseorang dalam hu-
2) Pecandu narkotik yang telah cukup umur wajib melaporkan
bungannya dengan keluarga dan masyarakat.
diri kepada pejabat yang telah ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
(e) Usaha-usaha lain yang dianggap perlu oleh Menteri
3) Syarat-syarat untuk melaksanakan ketentuan tersebut dalam
Kesehatan.
ayat (1) dan (2) ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Bab III : Perawatan dan pengobatan
Perlu diketahui, walaupun peraturan pelaksanaan Menteri
Bab IV : Harta benda milik penderita
Kesehatan yang dimaksud dalam fasal 32 hingga kini belum
Bab V : Penampungan bekas penderita penyakit jiwa
ditetapkan, tapi dalam kenyataan sehari-hari semua penderita
Bab-bab dan masing-masing fasalnya memberitahukan hal.
yang dikirimkan itu langsung menuju kepada dokter puskes-
hal khusus, sehingga memang sudah selayaknya Pemerintah RI
mas/RS Umum terdekat, yang kemudian meneruskannya ke-
memperhatikan dan membina bidang pelayanan kesehatan jiwa
pada RS Ketergantungan Obat di Jalan Fatmawati, Kebayoran
ini secara khusus.
Baru, atau RS Jiwa Pemerintah terdekat. Tindakan tersebut benar
(a) Perawatan dan pengobatan bagi mereka yang terganggu berat
dan menjamin bantuan medik-psikiatrik yang tepat.
dilakukan dalam RS Jiwa yang pada dasarnya tersedia di semua
Ditkeswa (Direktorat Kesehatan Jiwa) telah mengeluarkan
propinsi RI, atau di fasilitas keswa lain.
instruksi (1973) yang berlaku hingga sekarang: "Para penderita
(b) Perawatan dan pengobatan senantiasa dilakukan atas
ketergantungan narkotik, alkohol, dan substansi (obat) dapat
permintaan (tidak pernah atas paksaan). Ini menandaskan sikap
diterima untuk terapi dan rehabilitasi di semua RS Jiwa
open door policy dalam pelayanan kesehatan jiwa.
Pemerintah dan Swasta, bila permintaan itu datang dari pihak
(c) Perawatan dan pengobatan yang dimaksud itu harus disetujui
masyarakat sesuai syarat-syarat yang berlaku untuk semua
oleh dokter/psikiater yang bertanggung jawab. Ini berarti,
permintaan perawatan di RS Jiwa."
bahwa dokter/psikiater tersebut harus dapat membuat diagnosis
Dalam hubungan ini, perlu ditegaskan diagnostik di bidang
tertentu seperti yang tercantum dalam buku Pedoman
penyalahgunaan narkotik, alkohol dan substansi (obat) yang
Penggolongan Diagnosa Gangguan Jiwa, edisi 2 (berlaku
tercantum dalam PP DGJ (1984) dan ICD — 9/WHO, Geneva
1984—1994), terbitan Direktorat Kesehatan Jiwa.
lihat Lampiran).
(d) Semua perawatan pasien di RS Jiwa dan fasilitas kesehatan
jiwa yang representatif di seluruh Indonesia dimonitor oleh • WHO Constitution
Sistim Informasi Keswa, yang berpusat pada Direktorat Kese- Dokumen ini memberikan anjuran dan justifikasi suatu pen-
hatan Jiwa, Depkes RI, Jakarta*. dekatan holistik terhadap materi kesehatan manusia. Ini di-
(e) Hubungan dengan pihak hukum dan pengadilan sangat erat, tuangkan dalam pernyataan-pernyataan di bawah ini.
khususnya karena menyangkut hak milik dan harta benda (a) Mengenai konsep kesehatan
penderita. Demikian pula visum et repertum psikiatrikum, "Health is a state of complete physical, mental and social well-
menyangkut responsibility and accountability concepts yang being and not merely the absence of disease or infirmity."
merupakan bidang kepentingan bersama antara Psikiatri dan (b) Mengenai anak (pertumbuhan dan perkembangan) "Health
disiplin-disiplin yuridis/legal. development of the child is of basic importance; the ability to
live harmoniously in a changing environment is essential to
such development."
(c) Mengenai informasi kepada masyarakat
* Sistim ini meliputi DIPAM (Daftar Isian Pasien Mental) yang dikelola
dengan teknik komputer. Menjangkau pasien rawat dalam, pasien "Informed opinion and active participation on the part of the
rehabilitasi, pasien ambulan (di RS Jiwa/fasilitas keswa; Puskesmas public are of the utmost importance in the improvement of the
yang melaksanakan Proyek In tegrasi Keswa; RS Umum dan Pus- health of the people."
kesmas). Bila dana tersedia, laporan dan tabulasi diterbitkan setiap
tahun.

4 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


merupakan
(d) Mengenai tanggung jawab pemerintah (a) Suatu orientasi dalam keswa.
"Government have the responsibility for the health of their (b) Mencakup semua upaya yang dilaksanakan di masyarakat,
people which can be fulfilled only by the provision of adequate di bawah nama kesehatan jiwa. Baik yang dilaksanakan secara
health and social measures." hospital based maupun ambulatory.
Beberapa karakteristik lain yang melekat pada upaya kes-
• Alma Ata, USSR, 1978
wamas adalah sebagai berikut:
Konferensi ini diadakan pada tanggal 6 — 12 September
(a) Terutama sekali tertuju kepada kelompok-kelompok
1978 di kota Alma Ata, USSR, ibukota Kazakh Soviet So-
masyrakat (walaupun fokus terhadap individu tidak diabaikan.
cialist Republic di bawah sponsorship gabungan WHO dan
(b) Dititikberatkan kepada upaya prevensi dan promosi; tidak
UNICEF.
hanya terapi dan rehabilitasi.
Beberapa hasil penting perlu dikemukakan:
(c) Diikhtiarkan agar ada suatu kontinuitas dari berbagai pe-
(a) Declaration of Alma Ata, Section I
layanan (keswa, sosial, kesejahteraan dan sebagainya). Dengan
The Conference strongly reaffirms that health which is a state
demikian maka diikthiarkan agar pelayanan-pelayanan itume-
of complete physical, mental and social well-being, and not
rupakan suatu sistim keswa yang komprehensif.
merely the absence of disease and infirmity, is a fundamental
(d) Mengutamakan suatu kerjasama intersektoral, khususnya
right and that the attainment of the highest possible level of
sektor kesehatan/kesehatan jiwa/pendidikan/kesejahteraan
health is a most important world-wide social goal whose
sosial/keagamaan/penerangan/keluarga berencana/dan sektor-
realization requires the action of many other social and eco-
sektor lain yang ada relevansi dengan keswa.
nomic sectors in addition to the health sector.
(e) Berupaya melaksanakan "kegiatan psikoterapi singkat"
(b) Content of Primary Health Care (Recommendation 5)
(brief psychotherapy), dan tertuju kepada intervensi kondisi-
The conference;
kondisi krisis.
Stressing that Primary Health Care should focus on the main
(f) Mengutamakan peran serta masyarakat.
health problems in the community, but recognizing that these
(g) Mengusahakan pendidikan keswa bagi pejabat/petugas di
problems and ways of solving them will vary from one country
bidang-bidang pelayanan kemanusiaan (human services), guna
and community to another.
memperkokoh orientasi keswa mereka.
Recommends that primary health care should include at
(h) Mengusahakan kerjasama yang mantap dan erat dengan
least:
bidang kesehatan masyarakat (public health).
— Education concerning prevailing health problems and the
(i) Melaksanakan research epidemiologi keswa.
methods of identifying, preventing and controlling them.
(j) Mengusahakan agar seluruh lapisan masyarakat (golongan
— Promotion of food supply and proper nutrition.
ekonomi; usia; jenis-jenis gangguan keswa; dan sebagainya)
— Adequate supply of safe water, and basic sanitation.
dapat mengambil manfaat dari upaya keswamas.
— Maternal and child health care, including family planning.
— Immunication against the major infectious diseases. BERBAGAI KEGIATAN
— Prevention and control of locally endemic diseases. Orientasi
— Appropriate treatment of common diseases and injuries. Di hampir semua negara berkembang, perubahan sosial yang
— Promotion of mental health; and provision of essential cepat (sebagai hasil dari perkembangan ekonomi, industrialisa-
drugs. si, urbanisasi dan proses-proses lain yang berkaitan dengan itu)
(c) Primary Health Care Approach (Summary and Dis- telah diketahui membawa serta akibat-akibat buruk terhadap
cussions 15) struktur keluarga, berfungsinya keluarga, dan dengan sendiri-
The conference considered primary health care to be essential nya taraf keswa dari individu-individu.
care based on practical, scientifically sound and socially Berbagai laporan tentang keretakan rumah tangga, kenakal-
acceptable methods and technology made universally accesible an remaja, gaya hidup yang kurang sehat, kekerasan dan peng-
to individuals and families in the community through their full rusakan, semua dapat merupakan indikasi daripada disorganisa-
participation and at a cost that the community and the country si sosial tertentu.
can afford to maintain at every stage of their development in Sistim pendukung tradisional mengalami erosi, demikian
the spirit of self-reliance and self-determination. pula daya tahan keluarga dan individu menghadapi stres, an-
It forms an integral part both of the country's health system, caman penyakit atau disabilitas sehingga peranan sosial mereka
of which it is the central function and main focus, and of the terganggu. Kondisi-kondisi itu jelas akan menambah beban dari
overall social and economic development of the community. sistim pelayanan kesehatan yang sudah sangat besar beban ru-
It is the first level of contact of individuals, the family and tinnya. Ditambah keterbatasan dari sumber-sumber dana dan
the community with the national health system, bringing health manusia yang ahli, maka dapat dikatakan bahwa jaringan pe-
care as close as possible to where people live and work, and layanan keswa perlu diperkuat dengan segera dan merata.
constitute the first element of a continuing health care process. Tidak kurang dari 40 juta manusia di dunia menderita gang-
guan jiwa berat, dan kira-kira dua kali dari jumlah tersebut
Kesehatan Jiwa Masyarakat (KESWAMAS) menderita gangguan jiwa akibat ketergantungan alkohol, nar-
Sesuai dengan istilahnya, maka kesehatan jiwa masyarakat kotik dan substansi (obat), retardasi mental dan gangguan

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 5


antara stres dan penyakit; stres dan lingkungan; stres dan ke-
retakan marital; stres dan golongan sosio-ekonomik; serta ba-
organik lain dari susunan saraf pusat. Penderita epilepsi di dunia gaimana stres itu dapat diatur dan diarahkan agar psikopatolo-
ditaksir berjumlah 15 juta. Dugaan mengenai jumlah pasien gik yang mengancam dapat dikurangi tarafnya.
dengan gangguan jiwa yang relatif ringan (neurotik) itu Contoh lainnya yaitu krisis. Ia merupakan peristiwa yang
bervariasi, dan tergantung dari lokasinya. Tapi, tidak kurang mempresipitasi suatu keadaan gawat darurat, yang setiap indi-
dari 200 juta manusia yang menderita gangguan tersebut se- vidu atau keluarga dapat memberikan formulasinya masing-
hingga efisiensi kerja atau hidupnya merosot. Oleh sebab itu, masing.
gangguan kesehatan jiwa merupakan bagian yang cukup besar Jadi, berbagai upaya prevensi stres dan krisis bukan meru-
dari seluruh morbiditas umat manusia dan tidak dapat diabai- pakan lembaga yang fantastis, melainkan sumber-sumber
kan baik di dunia berkembang atau maju.* suportif yang sangat realistik. Dengan sendirinya makna sosio-
Di Indonesia, diperhitungkan gangguan jiwa berat (psi- kultural dari peristiwa-peristiwa seperti bunuh-diri, percobaan
kotik) berjumlah 1—3 per mil dari seluruh penduduk; sedang- bunuh-diri, ansietas, depresi serta frustasi merupakan kondisi-
kan yang relatif ringan (neurotik) antara 40—60 per mil. kondisi mental emosional dari gambaran manusiawi yang mulai
Kota Jakarta yang berpenduduk 6 juta, diperhitungkan ada makin luas diketahui serta diakui di kalangan profesional atau
6—18 ribu penderita psikotik. 10% di antaranya perlu perawat- awam.
an segera di RS Jiwa atau klinik Psikiatri untuk pengobatan
intensif. Perhitungan untuk penderita neurotik dan lain-lain • Segi organobiologik
dengan sendirinya jauh lebih besar. Kedokteran biologik memperhatikan secara mendalam bidang-
Pendekatan prevensi, terapi dan rehabilitasi bidang neurofisiologi, biokimia, elektroensefalografi, dan psi-
kofarmakologi; serta relevansi dan korelasinya terhadap kondisi
Landasan dasar dari pendekatan prevensi, terapi dan rehabi-
mental emosional individual. Khususnya mengenai bidang
litasi yaitu eklektik-holistikDetail-prinzip dan Ganzheit-prinzip
psikofarmakologi, perhatian makin berkembang karena
perlu diusahakan agar dua prinsip itu terjalin secara integratif
relevansinya yang langsung dengan upaya terapi dan
dan sistematik.**
rehabilitasi.
Segi-segi organobiologik, psiko-edukatif dan sosio-kultural
Oleh sebab itu, sub-bidang tertentu seperti klasifikasi obat
perlu dipertemukan masing-masing relevansi dan korelasinya
psikofarmaka; mekanisme dasar (dengan masing-masing hipo-
dengan mengetahui pendalaman ilmiah pendukung secara me-
tesis mengenai khasiat dan mekanisme neuroleptik, antidepre-
madai, dan mengamalkan pengetrapan menyeluruh secara ber-
sif, dan substansi/obat lain); metodik neurofisiologi (EEG, sleep
tanggung jawab.
• Segi psiko-edukatif polygrams, evoked potentials, dan hal-hal lain yang berkaitan);
Merupakan salah satu segi yang sering diabaikan oleh seorang uji coba klinik (preklinik, klinik-terapeutik, dan lain-lain);
dokter, tetapi yang justru dipentingkan dalam praktek keswa. pengaruh obat terhadap daya ingat (memory); pendekatan
Teknologi medik, tendensi untuk berorientasi pada penyakit integratif farmakoterapi dan psikoterapi serta implikasi-
perlu dijadikan satu dengan observasi klinik dan humanistik, implikasinya, semuanya merupakan bidang perhatian yang
sehingga kejadian-kejadian dalamproses relasi-interrelasi antara serius.
pasien dan dokter dapat dicatat berbagai perilaku khusus yang Prospek masa depan (penelitian; pengetrapan praktis)
indikatif. Dengan demikian, proses diagnostik dipermudah dan Pelayanan keswa secara kontinu memperhatikan landasan
dipertajam. Bimbingan psikoterapeutik kemudian menjadi ilmiah dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan di masing-
langkah berikutnya yang layak dilaksanakan. masing unit pelaksana dari RS Jiwa dan Fasilitas Keswa di se-
• Segi sosio-kultural luruh Indonesia. Diantaranya:
Dasar-dasar genetik manusia tidak berubah dalam 50.000 hing- • Terapi integratif dari psikoterapi, farmakoterapi dan bim-
ga 100.000 tahun perjalanan evolusinya. Akan tetapi, sebalik- bingan sosial-lingkungan tetap merupakan suatu tantangan be-
nya lingkungan sosio-kultural tempat ia hidup dan berkembang sar. Dokter/psikiater; disiplin perawatan; disiplin psikologi kli-
telah berubah dengan sangat radikal dan fenomenal. nik; antropologi medik dan lain-lain masih perlu melaksanakan
Memang benar, terdapat unsur spekulasi dalam upaya me- upaya yang lebih banyak dan mendalam.
rekontruksi sejarah evolusi itu. Akan tetapi, hal seperti itu akan • Efektivitas terapi yang dilaksanakan sering merupakan bi-
menambah penilaian perspektif kita terhadap hakekat dang yang sulit dinilai secara pasti, tidak saja di bidang keswa,
problematik umat manusia. Dengan demikian pula, kita dapat melainkan juga di bidang kedokteran lainnya. Apakah benar
mengetahui hubungan fungsional, dan kadang-kadang juga pasien menggunakan dosis yang diharuskan (patient complian-
struktural antara kondisi organo-biologik dan keadaan sosio- ce)? Bagaimana perbandingan faktual antara efek dan efek
kultural yang berkembang. sampingan?
Salah satu faktor sosio-kultural yang umum diketahui ada- • Penilaian komparatif dari satu jenis terapi dibandingkan je-
lah kondisi stres. Berbagai hubungannya diketahui, misalnya nis terapi lain, merupakan bidang yang belum cukup dinilai.
Demikian pula di bidang prevensi melalui Upaya Bina Kes-
* WHO 7th Programme of Work, 1984-1989. Promotion and Protection mawas (BP KJM: Badan Pembina Kesehatan Jiwa Maysarakat),
of Mental Health. yang merupakan dimensi baru dalam pelayanan kesehatan jiwa,
** Kusumanto Setyonegoro. Pendekatan eklektik-holistik dalam Ilmu tetap menunggu penjabaran dan penelitian yang lebih luas dan
Psikiatri di Indonesia dengan minat khusus kepada Masalah Schizo- mantap.
phronia. Disertasi FKUI1967.

6 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


PROGRAM seperti KUHAP; Visum et Repertum Psikiatrik; Undang-
Sebagaimana lazimnya, suatu program sangat terikat pada Undang Narkotik nomor 9/1976, dan masing-masing implika-
berbagai kondisi faktual seperti dana, sumber daya manusia ahli, sinya.
serta fasilitas struktural yang tersedia. Implementasi dari 5) Penelitian dan penghimpunan data. Secara rutin penghim-
program itu dengan sendirinya juga bergantung kepada tekno- punan data berdasarkan DIPAM (Daftar Isian Pasien Mental)
logi medik-psikiatrik yang tersedia, dan dikuasai oleh masing- dilaksanakan sejak 1971, meliputi pasien yang dirawat; pasien
masing bidang prevensi, terapi dan rehabilitasi. berobat jalan, dan pasien rehabilitasi.
Salah satu tujuan umum agar permasalahan yang ada di- Kegiatan penelitian meliputi berbagai upaya survai epide-
batasi/dikurangi, khususnya di bidang mental-emosional dan miologik; uji-klinik psikotropik; sleep studies, dan lain-lain.
neurologik tertentu (seperti: ancaman gangguan serebro-
vaskular; konvulsif dan disabilitas motorik lainnya). Tujuan MASA DEPAN
umum lainnya terarah kepada inkorporasi dan pemantapan Perspektif masa depan dari psikiatri dan kesehatan jiwa
pengetahuan keswa di pelayanan kesehatan umum dan berbagai sekarang diliputi oleh kemantapan kepercayaan, bahwa segi
segi perkembangan sosial. Demikian pula permasalahan yang mental-emosional dari pelayanan kesehatan akan diperhatikan
terikat pada penyalahgunaan narkotik, alkohol dan sub-. stansi dengan lebih memadai. Observasi longitudinal dari upaya ke-
(obat dan lain-lain), tetap merupakan fokus yang besar. sehatan di Indonesia agaknya cukup memberi petunjuk ke arah
1) Berfungsinya Direktorat Kesehatan Jiwa sebagai WHO- tersebut. Undang-undang pokok Kesehatan 9/1960 dan UU
SEARO Collaborating Centre in Research, Training and Kesehatan Jiwa 3/1966 nyata benar saling melengkapi dan
Services, merupakan salah satu indikator kesungguhan hati dari menyempurnakan.
Pemerintah RI (Depkes RI) dan pihak Organisasi Kesehatan Sikap indifference dan indefinite terhadap kesehatan jiwa
Dunia (WHO), dalam menilai dan menghadapi permasalahan dalam era di mana "sumber daya manusia" diutamakan sudah
keswa/keswamas. tidak lagi memadai. Yang sekarang diperlukan berupa suatu
2) Pembentukan dan pembinaan suatu jaringan RS Jiwa Peme- sense of commitment dan sense of precision dalam membim-
rintah yang makin merata dianggap sebagai suatu kebutuhan. bing dan mengarahkan pelayanan kesehatan pada umumnya di
Tujuannya agar dalam setiap propinsi terdapat satu RS Jiwa mana pelayanan keswa merupakan suatu unsur yang integral.
Pemerintah. Problematik fisik, mental dan sosial yang relevan terhadap
Bila kebutuhannya mendesak, juga disediakan RS Jiwa problematik kesehatan perlu dipertajam dan diperjelas secara
Pemerintah lain/tambahan di Propinsi yang sama. Ini bila di- spesifik. Upaya diagnostik, terapi, rehabilitasi dan prevensi
anggap layak ditinjau dari sudut demografi, sosi-ekonomi dan perlu diindentifikasi dan dilimitasi secara positif, khususnya
lain-lain. Dalam hubungan ini, maka upaya keswa swasta bila terdapat berbagai hambatan dari sumber-sumber dana,
dianggap dapat membantu program pemerintah. peralatan, teknologi dan lain-lain.
3) Penataran dan spesialisasi khusus dilaksanakan secara kon- Dengan demikian, secara perlahan-lahan pelayanan kese-
tinu, dan diusahakan agar dapat dilaksanakan seluruhnya di hatan umum dapat letih optimal memanfaatkan berbagai ke-
dalam negeri. Tambahan pendidikan di luar negeri bila perlu mampuan dan kemungkinan (potentialities) yang diteliti dan
tetap dipertimbangkan. diamalkan di bidang kesehatan jiwa individual maupun masya-
Diantaranya, pendidilcan keahlian psikiatri (lamanya 3—4 rakat.
tahun) dapat dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas
Negeri di Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta dan
Lampiran: ICD — 9, Section V
Surabaya.
Penataran periodik dilaksanakan bagi para perawat, ahli
291 Alcoholic psychoses
psikologi, ahli pekerjaan sosial dan para administrator keswa.
4) Integrasi keswa di Pelayanan Kesehatan Umum* (RS Umum, Organic psychotic states due mainly to excessive consumption of
alcohol; defects of nutrition are thought to play an important role.
sejak 1980; Puskesmas, sejak 1975), tetap dijalankan terus In some of these states, withdrawal of alcohol can be of
sehingga tercapai sasaran untuk meliputi 10% dari RS Umum aetiological significance.
(tipe C/D) dan Puskesmas, sesuai pengarahan Ka-Kanwil Excludes: alcoholism without psychosis (303)
propinsi masing-masing.
Pengembangan Bina Keswamas (BP KJM: Badan Pembina 291.0 Delirium tremens
Kesehatan Jiawa Masyarakat) dilaksanakan terus dengan Acute or subacute organic psychotic states in alcoholics, charac-
mengundang peran•serta dari semua sektor yang relevan. terized by clouded consciousness, disorientation, fear, illusions,
Berbagai proyek prevensi dan promosi keswa ditunjang untuk delusions, hallucinations of any kind, notably visual and tactile,
dilaksanakan, disamping konsultasi periodik (diantaranya: and restlessness, tremor and sometimes fever.
tentang proyek "gelandangan psikotik" dan "pasung"). Alcoholic delirium
Interface dan kerjasama dengan berbagai disiplin di luar
kesehatan jiwa merupakan bidang kegiatan baru, diantaranya: 291.1 Korsakov's psychosis, alcoholic
hukum, pengadilan, penegakkan hukum, mengenai hal-hal A syndrome of prominent and lasting reduction of memory span,
including striking loss of recent memory, disordered time
* Publikasi: Integrasi Kesehatan Jiwa di Puskesmas appreciation and confabulation, occurring in alcoholics as the

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 7


sequel to an acute alcoholic psychosis [especially delirium severe states characterized by one or more symptoms such as
tremens] or more rarely in the course of chronic alcoholism. It is convulsions, tremor, anxiety, restlessness, gastrointestinal and
usually accompanied by peripheral neuritis and may be associated muscular complaints, and mild disorientation and memory
with Wernicke's encephalopathy. disturbance.
Alcoholic polyneuritic psychosis
292.1 Paranoid and/or hallucinatory states induced by drugs
Excludes: Korsakov's psychosis:
NOS (294.0) States of more than a few days but not usually of more than a few
nonalcoholic (294.0) months duration, associated with large or prolonged intake of
drugs, notably of the amphetamine and LSD groups. Auditory
291.2 Other alcoholic dementia hallucinations usually predominate, and there may be anxiety and
restlessness.
Nonhallucinatory demential occurring in association with
Excludes: the described fonditions with confusion or
alcoholism but not characterized by the features of either delirium
delirium (293.–) states following LSD or other
tremens or Korsakov's psychosis.
hallucinogens, lasting only a few days or less
Alcoholic dementia NOS [''bad trips"] (305.3)
Chronic alcoholic brain syndrome
292.2 Pathological drug intoxication
291.3 Other alcoholic hallucinosis
Individual indiosyncratic reactions to comparatively small
A psychosis usually of less than six months' duration, with slight quantities of a drug, which take the form of acute, brief psychotic
or no clouding of consciousness and much anxious restlessness in states of any type.
which auditory hallucinations, mostly of voices uttering insults Excludes: physiological side-effects of drugs [e.g., dystonias]
and threats, predominate. expected brief psychotic reactions to hallucinogens
Excludes: schizophrenia (295.–) and paranoid states (297.–) ["bad trips"] (305.3)
taking the form of chronic hallucinosis with clear
consciousness in an alcoholic 292.8 Other 292.9

291.4 Pathological drunkenness Unspecified


Acute psychotic episodes induced by relatively small amounts of
alcohol. These are regarded as individual idiosyncratic reactions 293 Transient organic psychotic conditions
to alcohol, not due to excessive consumption and without
conspicuous neurological signs of intoxication. States characterized by clouded consciousness, confusion,
Excludes: simple drunkenness (305.0) disorientation, illusions and often vivid hallucinations. They are
usually due to some intra-or extracerebral toxic, infectious,
metabolic or other systemic disturbance and are generally rever-
291.5 Alcoholic jealousy
sible. Depressive and paranoid symptoms may also be present but
are not the main feature. Use additional code to identify the
Chronic paranoid psychosis characterized by delusional jealousy
associated physical or neurological condition.
and associated with alcoholism.
Alcoholic paranoia Excludes: Confusional state or delirium superimposed on
senile dementia (298.3)
Excludes: nonalcoholic paranoid states (297.–) dementia due to:
schizophrenia, paranoid type (295.3) alcohol (291.-)
arteriosclerosis (290.4)
291.8 Other senility (290.0)
alcohol withdrawal syndrome
293.0 Acute confusional state
Excludes: delirium tremens (291.0)
Short-lived states, lasting hours or days, of the above type.
291.9 Unspecified

Alcoholic: Acute: Acute:


mania NOS delirium psycho-organic syndrome
psychosis NOS infective psychosis psychosis associated with endo-
Alcoholism (chronic) with psychosis organic reaction post- crine, metabolic or cerebro
traumatic organic vascular disorder
292 Drug psychoses psychosis Epileptic:
confusional state
Syndromes that do not fit the descriptions given in 295–298 ( twilight state
nonorganic psychoses) and which are due to consumption of drugs
[notably amphetamines, barbiturates and the opiate and LSD
groups] and solvents. Some of the syndromes in this group are not 303 Alcohol dependence syndrome
as severe as most conditions labelled "psychotic" but they are
included here for practical reasons. Use additional E Code to
A state, psychic and usually also physical, resulting from taking
identify the drug and also code drug dependence (304.-) if
alcohol, characterized by behavioural and other responses that
present.
always include a compulsion to take alcohol on a continuous or
292.0 Drug withdrawal syndrome periodic basis in order to experience its psychic effects, and
sometimes to avoid the discomfort of its absence; tolerance may
States associated with drug withdrawal ranging from severe, as or may not be present. A person may be dependent on alcohol
specified for alcohol under 291.0 (delirium tremens) to less and other drugs; if so also make the appropriate 304 coding. If
dependence is associated with alcoholic psychosis or with
physical complications, both should be coded.

8 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


Acute drunkenness in alcoholism Dispomania 304. —) and that he has taken on his own initiative to the
Chronic alcoholism detriment of his health or social functioning. When drug abuse is
secondary to a psychiatric disorder, code the disorder.
Excludes: alcoholic psychoses (291.—) Excludes: alcohol dependence syndrome (303)
drunkenness NOS (305.0) drug dependence (304.—4-
physical complications of alcohol, such as: drug withdrawal syndrome (292.0)
cirrhosis of liver (571.2) poisoning by drugs or medicaments (960—979)
epilepsy (345.—)
gastritis (535.3) 305.0 Alcohol
Cases of acute intoxication or "hangover" effects.
304 Drug dependence
Drunkenness NOS "Hangover" (alcohol)
A state, psychic and sometimes also physical, resulting from Excessive drinking of alcohol Inebriety NOS
taking a drug, characterized by behavioural and other responses NOS
that always include a compulsion to take a drug on a continuous
or periodic basis in order to experience its psychic effects, and Excludes: alcoholic psychoses (291.—)
sometimes to avoid the discomfort of its absence. Tolerance may physical complications of alcohol, such as:
or may not be present. A person may be dependent on more than cirrhosis of liver (571.2)
one drug. epilepsy (345.—)
gastritis (535.3)
Excludes: nondependent abuse of drugs (305.—) 305.1 Tobacco
304.0 Morphine type Cases in which tobacco is used to the detriment of a person's
health or social functioning or in which there is tobacco
Heroin Opium alkaloids and their deriva- dependence. Dependence is included here rather than under 304.
Methadone tives — because tobacco differs from other drugs of dependence in its
Opium Synthetics with morphine-like psychotoxic effects.
effects Tobacco dependence
304.1 Barbiturate type 305.2 Cannabis 305.
3 Hallucinogens
Barbiturates
Nonbarbiturate sedatives and tranquillizers with a similar effect: Cases of acute intoxication or "bad trips."
chlordiazepoxide LSD reaction
diazepam 305.4 Barbiturates and tranquillizers
glutethimide
mepr obamate Cases where a person has taken the drug to the detriment of his
health or social functioning, in doses above or for periods beyond
304.2 Cocaine those normally regarded as therapeutic.
305.5 Morphine type
Coca leaves and derivatives
305.6 Cocaine type
304.3 Cannabis
305.7 Amphetamine type
Hemp Marijuana
Hashish 305.8 Antidepressants

304.4 Amphetamine type and other psychostimulants 305.9 Other, mixed or unspecified
Phenmetrazine Methylphenidate 304.5 "Laxative habit" Nonprescribed use of drugs or
Hallucinogens Misuse of drugs NOS patent medicinals

LSD and derivatives Psilocybin


Mescaline

304.6 Other
Absinthe addiction Glue sniffing
Excludes: tobacco dependence (305.1)

304.7 Combinations of morphine type drug with any other

304.8 Combinations excluding morphine type drug 304.9

Unspecified Untuk segala surat-surat, pergunakan alamat :


Drug addiction NOS Drug dependence NOS Redaksi Majalah Cermin Dunia Kedokteran
P.O. Box 3105 Jakarta 10002
305 Nondependent abuse of drugs
Includes cases where a person, for whom no other diagnosis is
possible, has come under medical care because of the maladap-
tive effect of a drug on which he is not dependent (as defined in

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 9


Upaya Pencegahan Dalam Kesehatan
Jiwa
Dr. W.M. Roan DPM
Kepala Sub Direktorat Pencegahan dan Peningkatan
Kesehatan Jiwa, Direktorat Kesehatan Jiwa, Depkes RI

PENDAHULUAN metan sehingga dapat timbul penyakit panas yang kemudian


Sejarah kedokteran membuktikan bahwa usaha pencegahan dikenal sebagai penyakit malaria (udara yang busuk).
ternyata lebih berhasil dari pada usaha pengobatan. Hal ini Para pendukung teori miasma beranggapan bahwa jalan
memang berlaku untuk penyakit infeksi dan gangguan gizi, dan untuk mencegah penyakit ialah dengan mengubah lingkungan
dapat diduga juga berlaku untuk banyak kondisi penderitaan dan menyingkirkan sumber miasma itu. Tumpukan sampah dan
manusia lainnya termasuk gangguan dan penyakit jiwa. tergenangnya air kotor dianggap sebagai bahan berbahaya dan
Jauh sebelum diterimanya teori kuman, pada abad ke-18 dapat mencemari air minum. Gerakan kesehatan masyarakat
dan awal abad ke-19, para ahli sanitasi dan humaniter Eropah pada mulanya memang berusaha menyelenggarakan sanitasi
dan Amerika telah menyatakan bahwa semua bau busuk atau lingkungan untuk mencegah penyakit.
tumpukan sampah merupakan sebab dari semua penyakit, serta Pada tahun 1847, John Snow, seorang dokter Dinas Kese-
mengusahakan kampanye kebersihan dan pembuangan sampah hatan Kota London telah mengamati dengan cermat pecahnya
sebagai usaha terbaik untuk pencegahan terhadap penyakit. dan penyebaran wabah penyakit kolera di tengah kota London
Ternyata kampanye untuk memelihara kebersihan dan abad pertengahan di mana persediaan air minum diambil dari
menghilangkan bau busuk, yang pada zaman itu dikenal de. pompa air di tengah jalan. Penyakit kolera digambarkan oleh-
ngan gerakan penyingkiran "miasma" memberi basil yang amat nya dengan gejala pada saluran cerna, muntah dan diare yang
besar. hebat, orang yang tinggal bersama belum tentu tertular, se-
Setelah usaha itu pada tahun 1800, kematian ibu yang me- dangkan kasus penyakitnya tersebar luas di tengah kota Lon-
lahirkan telah berkurang menjadi sepertujuh dari angka pada don dan sebagian besar meninggal, yang meninggal telah me-
tahun 1750, demikian juga angka kejadian penyakit tifus abdo- minum air dari pompa yang sama itu. Pada waktu itu belum di.
minalis, demam kuning, tuberkulosis, paratifus, kolera dan ke- ketahui adanya vibrio cholerae. John Snow mengambil kesim-
matian bayi telah dapat ditekan lebih drastik. pulan bahwa penyakit itu ada hubungannya dengan air pompa
Pada saat berkecamuknya perang Krimea (1853.1856), itu yang tercemar dari sumbernya di Sungai Thames. Oleh se-
Florence Nightingale dengan profesi sebagai perawat telah me- bab itu, ia mengambil kebijaksanaan untuk menanggalkan ba-
nyatakan bahwa penyakit cacar tentu terdapat penyebab tang pompa air itu dan membuangnya sehingga penduduk tidak
pertamanya yang kemudian menyebar dan menyerang secara lagi dapat mengambil air minum dari padanya. Setelah itu maka
berantai kepada orang -lain, terutama kepada orang yang se angka kejadian penyakit kolera di Tengah Kota London reda.
kamar atau bangsal yang padat sehingga mudah terjadi penular- Tindakannya merupakan satu upaya pertama dari pencegah-
an. an dalam Kesehatan Masyarakat. Sejak saat itu, peristiwa di-
Teori miasma beranggapan bahwa tanah yang dicemari oleh gunakan sebagai pola raga (model) dari upaya pencegahan da-
sampah memberikan miasma ke udara dan dapat menyebabkan lam arti yang sesungguhnya. Pola raga yang telah disebutkan
timbulnya penyakit infeksi yang gawat. Teori ini yang bermula walaupun sangat berorientasi pada ilmu kedokteran fisik, na-
pada zaman Hippokrates menyatakan bahwa bahan yang bera- mun tidak urung sangat mempengaruhi jalan pikir para dokter
cun ini timbul dari tanah dan disebarkan oleh angin. Penduduk ahli jiwa di kemudian hari untuk menggunakan daya analisa
yang bermukim di dekat paya-paya sangat rentan terhadap gas

10 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


John Snow itu untuk meneliti angka kejadian gangguan dan banyak gangguan dan penyakit jiwa tidak diketahui penyebab-
penyakit jiwa, dan dengan demikian upaya pencegahannya da- nya, sehingga metoda pencegahan dengan cara biologik tidak
pat direncanakan dan dilaksanakan dengan lebih berhasilguna. dapat diharapkan.
Para sarjana sejak saat itu telah mengenal 3 jenis upaya
BATASAN TENTANG PENCEGAHAN DALAM KESEHAT- pencegahan.
AN DAN KESEHATAN JIWA (1) Pencegahan primer, upaya ini merupakan usaha agar suatu
Beberapa konsep dalam upaya kesehatan patut dikemuka- gangguan atau penyakit tidak akan timbul sama sekali.
kan di sini untuk memberikan landasan pengertian tentang Misalnya vaksinasi terhadap cacar merupakan satu upaya
pembahasan dalam tulisan ini. Dalam meninjau perkembangan pencegahan primer. Kebanyakan gangguan jiwa terjadi oleh
suatu penyakit, penting untuk meneliti unsur yang mempenga- karena faktor psikologik dan bukan faktor biologik. Oleh se-
ruhi : bab itu, dewasa ini sedang diusahakan suatu rangkaian usaha
(1) unsur individu yang rentan atau "host" yang perlu diketa- psikologik untuk mencegah terjadinya. Upaya psikologik ini
hui hal ihwalnya -- seperti tentang kesehatan umumnya, secara garis besar dapat dibagi dua. Pertama, yang paling
kisah masa lalunya, pola genetik, vitalitas atau kekuatan- umum, ialah upaya untuk menurunkan kerentanan seseorang
nya, taraf ketahanan terhadap kelelahan, dan sebagainya. terhadap satu stres tertentu. Kedua, yang lebih jarang, upaya
(2) pengenalan tentang ciri lingkungannya atau "environ- menurunkan faktor stres pada sumbernya.
(2) Pencegahan sekunder, merupakan upaya untuk mengem-
ment" aspek yang memberi tekanan fisik atau psikolo-
bangkan teknik untuk menemukan secepatnya masalahnya se-
gik, dan
hingga dapat dilaksanakan pengobatan yang segera. Upaya ini
(3) pengenalan dari penyebab atau "agent" - pola atau urutan
sebenarnya dapat disamakan dengan upaya pengobatan atau
peristiwa dari lingkungannya yang memberi sties dan ke-
upaya kuratif, dengan harapan agar gangguannya cepat sem-
mudian menimbulkan suatu gangguan atau penyakit. Me-
. buh, sesedikit mungkin menimbulkan sequelae.
ngambil penyakit malaria sebagai contoh, maka dapat di
(3) Pencegahan tarsier, merupakan usaha untuk meringankan
sebutkan bahwa seseorang penderita memang mempunyai
kerentanan tertentu terhadap penyakit tersebut, kemudi- sebanyak mungkin adanya ketidakmampuan penderita akibat
an sebagai penyebabnya ialah kuman malaria yang dibawa gangguannya itu sehingga penderita masih dapat menggunakan
oleh nyamuk jenis tertentu, yang tumbuh dalam daerah sisa kemampuannya untuk menolong dirinya sendiri. Usaha ini
yang berpaya di daerah tropik dan subtropik. Pencegahan dapat disamakan dengan usaha rehabilitasi.
terhadap malaria secara teoritik dapat dilaksanakan de- Dalam upaya pencegahan perlu dipikirkan tentang siapa se-
ngan mengolah calon penderita yang akan diserang, bagai penerima dari upaya ini. Kelompok penduduk perlu di-
juga penyebabnya, yaitu nyamuk (dengan kumannya), identifikasi agar supaya efisien dan efektif. Dalam hal ini dapat
atau lingkungannya. Jadi pencegahan terhadap malaria harus disebutkan pendekatan terhadap :
berhasil bila ada upaya meningkatkan ketahanan para pen- (1) Seluruh penduduk (total population) dalam satu masyara-
duduknya, membuat nyamuknya tidak berdaya dan meng- kat. Contohnya suatu upaya pendidikan kesehatan atau kese-
hapus paya tempat nyamuk itu berkembang. hatan jiwa masyarakat melalui media massa.
(2) Tahap perkembangan tertentu (milestone approach), da-
Dengan membuat cara pikir yang sama dapat ditinjau ten- lam upaya ini dipilih kelompok penduduk tertentu untuk di-
tang peristiwa kecelakaan kendaraan bermotor. Pengemudi berikan pengolahan. Contohnya pada sejumlah anak umur 6
yang lelah, mabuk atau mengemudikan kendaraan terlalu cepat tahun semasa mereka memasuki sekolah, pengolahan ini me-
membuat kemungkinan kecelakaan lebih besar. Kondisi mobil rupakan satu transisi dalam membaca perubahan pada mereka
itu sendiri sebagai penyebab (agent) telah dibuktikan juga. Ke- agar belajar dan mendapatkan pengetahuan yang semestinya.
mudian kondisi jalan raya (permukaannya), cuaca atau cahaya. Masa ini merupakan masa kritik dalam perkembangan se-
Usaha mengurangi kecelakaan ditujukan pada ketiga unsur seorang sehingga olehnya dapat diciptakan seorang manusia
tersebut di atas. yang akan berguna untuk dirinya atau masyarakatnya pada
Sedikitnya 2 jenis gangguan jiwa telah dapat dihapuskan da- masa mendatang. Kegagalan dalam upaya ini dan melewati
lam waktu 50 tahun terakhir ini dengan cara pecegahan. Ke- masa kritik ini, sudah terlambat dan tidak lagi mudah dilaksa-
dua jenis gangguan itu kebetulan disebabkan oleh faktor or- nakan pembentukan kepribadian.
ganik. Yang pertama ialah Gangguan psikotik karena pelagra, (3) Kelompok penduduk dengan risiko tinggi (high risk group),
suatu kondisi karena kekurangan niasin dalam makanannya. contohnya memberikan kaca pengaman bagi para pekerja yang
Dengan menambah zat ini dalam makanannya praktis gang- menggunakan sinar las atau para pekerja di tambang agar tidak
guan ini dapat dihilangkan. Penyakit kedua yang dapat diatasi terkena debu tambang yang berbahaya. Dalam kesehatan jiwa
secara dramatik ialah demensia paralitika, suatu psikosa upaya menghadapi krisis (crisis intervention) seperti
organik oleh karena infeksi sifilis. Dengan ditemukannya pe- meninggalnya orangtua atau akan datangnya ujian. Upaya
nyebab penyakit sifilis dan pengobatannya dengan penisilin, konsultasi yang diberikan kepada para ahli hukum yang sering
angka kejadian demensia paralitika dapat diturunkan. Sekitar menghadapi permohonan cerai dengan bukti yang meng-
tahun 1920 penderita demensia paralitika ini berjumlah antara hubungkan pecahnya satu perkawinan dengan gangguan psi-
8 – 10% dalam RS Jiwa, namun kini praktis sudah tidakpernah kiatrik di kemudian hari. Kelompok risiko tinggi lainnya ialah
dijumpai lagi gangguan tersebut. Namun demikian, lebih

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 11


pekerja yang sudah menghadapi pensiun. Bagi orangtua yang an, akan sangat bermanfaat digunakan.
putera-puterinya sudah mencapai umur 18 th dan siap me-
Ilmu pengetahuan komputer
ninggalkan mereka untuk menuntut pendidikan yang lebih
tinggi, agar orangtua tidak merasa kesepian dan berakibat buruk Ilmu komputer yang hingga kini sudah berkembang demiki-
bagi kehidupan emosional mereka. an pesatnya, telah memberikan dukungan yang begitu besar
terhadap informatika dan informasi bagi manusia dalam waktu
BERBAGAI ILMU PENGETAHUAN YANG MENDUKUNG singkat dan cara yang relatif sangat mudah.
UPAYA PENCEGAHAN
Teknologi transportasi
Paint dikemukakan di sini beberapa kondisi dan ilmu pe-
ngetahuan yang sampai saat ini dapat diinkorporasikan dalam Kemajuan teknologi terutama teknologi transportasi telah
upaya pencegahan, dengan demikian lebih memajukan dan me- memberikan kemudahan bagi penduduk untuk mencapai fasi-
ningkatkan efisiensi. litas kesehatan dan kesehatan jiwa. Dengan demikian men-
dukung kecepatan pencapaian fasilitas sehingga upaya pence-
Epidemiologi
gahan para penderita dan yang perlu ditangani masalah ganggu-
Epidemiologi ialah ilmu yang mempelajari penyebaran dan annya dapat cepat diatasi.
faktor penentu dari prevalensi penyakit. Dalam mempelajari
penyebaran dari penyakit atau gangguan, kita memasuki bidang PROGRAM USAHA PENCEGAHAN KESEHATAN JIWA
epidemiologi deskriptif. Dalam mempelajari faktor penentu dari DI INDONESIA
penyebaran itu, maka kita mencoba untuk meneliti Upaya kesehatan jiwa di Indonsia pada umumnya didasarkan
penyebarannya agar dapat mengidentifikasi penyebabnya. Bila atas landasan hukum, yaitu Undang-undang tentang Kesehatan
semua data telah terkumpul untuk mengadakan evaluasi itu, Jiwa No. 3 tahun 1966 yang menjelaskan sebagai berikut :
maka upaya ini disebut epidemiologi analitik. Bila analisa ter- "Kesehatan Jiwa (Mental Health) menurut faham ilmu
sebut dapat dicoba dalam suatu program untuk mempelajari kedokteran pada dewasa ini adalah satu kondisi yang me-
kebenaran dari penyebab itu, maka kita memasuki bidang mungkinkan perkembangan fisik, intelek dan emosi yang op-
epidemiologi experimental. Dengan demikian, epidemiologi timal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras de-
deskriptif berhubungan erat dengan demografi dan ekologi ngan orang lain. Makna kesehatan jiwa mempunyai sifat yang
manusia. Epidemiologi analitik erat hubungannya dengan harmonis (serasi), dan memperhatikan semua segi dalam ke.
penelitian terapan atau penelitian di lapangan (applied rese- hidupan manusia dan dalam hubungannya dengan manusia lain."
arch, field-study), dan epidemiologi experimental sering tidak Mengenai bidang khusus yang menjadi perhatian dan
dapat dibedakan dari evaluasi program. sasaran dari upaya kesehatan jiwa disebutkan bahwa :
Sistem Infonnasi Kesehatan Jiwa Dalam bidang kesehatan jiwa usaha pemerintah meliputi :
Suatu cara pencatatan informasi tentang kesehatan jiwa yang a. memelihara kesehatan jiwa dalam pertumbuhan dan per-
dipusatkan dalam satu lembaga tertentu. Dari pusat tersebut kembangan anak-anak;
kecuali dapat diminta semua informasi atau angka tentang b. mengusahakan keseimbangan jiwa dengan meyesuaikan
kesehatan jiwa, dapat juga memberikan semua keterangan yang penempatan tenaga selaras dengan bakat dan kemampuan-
ada kaitannya dengan upaya pencegahan, pengolahan angka nya;
yang khusus dibutuhkan untuk tujuan tertentu. Dengan demikian c. perbaikan tempat kerja dan suasana kerja dalam perusaha-
segala informasi akan di dapatkan dengan mudah dan dengan an dan sebagainya sesuai dengan ilmu kesehatan jiwa;
sendirinya akan melancarkan upaya lain yang tertuju. d. mempertinggi taraf kesehatan jiwa seseorang dalam hubung-
annya dengan keluarga dan masyarakat.
Ilmu Pengetahuan Sosial
e. usaha lain yang dianggap perlu oleh Menteri Kesehatan.
Ilmu pengetahuan biding sosial, khususnya psikologi, antro.
pologi dan sosiologi dengan sendirinya merupakan sumbangsih Sejak tahun 1971, Direktorat Kesehatan Jiwa, Depkes RI telah
yang sangat besar dalam pengembangan kesehatan jiwa, khu- berusaha untuk mengarahkan upaya kesehatan jiwa yang secara
sunya upaya pencegahannya. Semua ilmu pengetahuan ini pada rutin terikat pada Rumah Sakit Jiwa keluar lingkungan Rumah
dasarnya mempelajari perilaku manusia secara individual atau Sakit dan ke arah memasuki lingkungan dan pemukiman
kelompok dari sejak -dahulu hingga saat ini dari pola ber- masyarakat umum. Extensifikasi dari pelayanan kesehatan jiwa
pikirnya, motivasinya, budayanya dan projeksi ke masa depan. itu menjadi permulaan dari suatu "gerak extra-mural" sehingga
tidak saja menjangkau Puskesmas dan Rumah Sakit Umum tipe
Ilmu dan sarana komunikasi C dan D, tetapi juga kelompok dan organisasi masyarakat serta
Pada saat ini, dimana ilmu dan sarana komunikasi sudah masyarakat itu sendiri.
mencapai tingkat yang memadai; maka kegiatan pencegahan Dalam gerak extra -mural itu, seluruh tenaga ahli kesehatan
kesehatan sudah dapat dilaksanakan dengan lebih mudah, jiwa (psikiater, dokter perawat, pekerja.sosial dan lainnya)
komunikasi juga dapat dilaksanakan lebih cepat. Alat ko- dikerahkan, karena Direktorat Kesehatan Jiwa berpendapat
munikasi seperti media massa yang mendapat banyak sambut- bahwa pengetahuan keahlian yang khusus yang dimiliki oleh
para tenaga ahli itu sekaligus mengandung tanggung jawab mo-

12 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


ril; bahwa isi dan maknanya harus disampaikan secara merata individu mencapai tingkat kesehatan jiwa yang setinggi-tinggi-
kepada seluruh jajaran pelayanan kesehatan di Indonsia, bah- nya melalui ikhtiarnya sendiri.
kan seluruh anggota masyarakat Indonesia. • Tujuan Umum
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya ke-
PENYULUHAN KESEHATAN JIWA sehatan jiwa sebagai suatu milik masyarakat yang berharga.
Falsafah pencegahan semula timbul sebagai suatu penger- 2. Membantu masyarakat agar mampu memprakarsai atau ber
tian dalam Kesehatan Masyarakat, yang mencoba untuk men- upaya dalam kegiatan kesehatan jiwa baik secara perorang-
cegah timbulnya wabah di kalangan penduduk dan ternyata an maupun berkelompok.
mendapatkan hasil yang sangat memuaskan, bahkan usaha ter- 3. Meningkatkan penggunaan sarana pelayanan kesehatan
sebut ternyata lebih efektif daripada usaha pengobatan. jiwa yang tersedia.
Demikian pula dalam Kesehatan Jiwa diharapkan bahwa • Tujuan Khusus
konsep tersebut dapat pula dilaksanakan. Pencegahan dalam
bidang kesehatan jiwa, menitik beratkan pada usaha untuk 1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang faham-
menciptakan suasana yang baik dan serasi dalam keluarga demi faham kesehatan jiwa seperti yang tercantum dalam Un-
tumbuh dan, berkembangnya seorang anak manusia yang sehat dang-Undang Kesehatan Jiwa No. 3 tahun 1966.
baik fisik maupun mental. Ini berarti bahwa lingkungan hidup 2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang berbagai
tempat suami istri berada harus se-optimal mungkin agar anak gangguan dan penyakit jiwa dalam masyarakat.
mendapat tempat hidup yang layak, yaitu ruang gerak yang 3. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan
cukup, perumahan yang memadai, cukup tempat untuk bermain, dan pelaksanaan program kesehatan jiwa.
tersedia kesempatan untuk mendapat pendidikan, suasana aman 4. Mendorong masyarakat agar bergotong royong dalam me-
dan sentosa serta saling mempercayai dan hormat menghormati. ngusahakan daya dan dana demi pengadaan dan pemeliha-
Konsep pencegahan ini oleh Direktorat Kesehatan Jiwa secara raan fasilitas kesehatan jiwa di masyarakat.
konkrit dimanifestasikan dalam upaya kesehatan jiwa, salah satu 5. Menciptakan nilai dan norma sosial yang menunjang upaya
diantaranya adalah melalui PENYULUHAN KE- untuk meningkatkan kondisi dan kegiatan kesehatan jiwa.
SEHATAN JIWA. 6. Mendapat dukungan dan kerjasama dari kelompok penentu
Tugas Penyuluhan Kesehatan Jiwa dilaksanakan oleh para dalam melaksanakan berbagai peraturan pemerintah yang
petugas kesehatan jiwa melalui jalur yang telah tersedia, yaitu menyangkut usaha -usaha kesehatan jiwa.
Fasilitas Kesehatan Jiwa/Rumah Sakit Jiwa Pemerintah yang Hasil-hasil Yang Diharapkan
dapat bekerja sama dengan berbagai organisasi masyarakat dalam 1. Untuk menciptakan dan mengembangkan kesadaran dari
mengusahakan ceramah dan penyuluhan yang ditujukan kepada anggota masyarakat tentang pentingnya pembinaan keluarga
orang-orang yang memegang peran penting dalam kehidupan demi tercapai keadaan sejahtera, aman dan bahagia, sehingga
masyarakat ("orang penentu") agar mereka lebih memahami dan kehidupan mental para anggotanya dapat terlaksana dalam
menghayati hakekat dan "mission" Kesehatan Jiwa. suasana yang sehat, produktif dan kreatif.
Usaha lain yang dilaksanakan sehubungan dengan usaha
2. Untuk menciptakan kesadaran bagi.anggota keluarga dan
pencegahan kesehatan jiwa ialah, dengan mengadakan pen-
masyarakat agar mengambil tanggung jawab untuk mengasuh
dekatan pelayanan kesehatan jiwa pada masyarakat melalui usaha
dan mengobati anggota keluarga yang sedang sakit atau
Integrasi Kesehatan Jiwa baik di Puskesmas maupun Rumah Sakit
terganggu jiwanya.
Umum type C dan D dengan maksud untuk mengadakan pembinaan.
bagi para dokter dan petugas Puskesmas dan Rumah Sakit Umum, 3. Tidak menjadi korban dari rasa dosa dan cenderung me-
agar mereka fasih dalam melayani masalah kesehatan jiwa dan nyalahkan diri sendiri, bila terjadi gangguan atau penyakit jiwa
masukkan azas-azas kesehatan jiwa secara dini dalam pelayan- di kalangan anggota keluarga, sehingga membuat mereka
annya. menjadi lebih sedih dan putus asa sehingga mengabaikan
Arti Penyuluhan Kesehatan Jiwa untuk mengobatkan anggota keluarganya hingga sembuh, atau
Konsep penyuluhan kesehatan jiwa, pada umumnya dapat sekurang-kurangnya agar dapat kembali aktif dan masih tetap
diartikan sebagai berikut : berguna bagi keluarga dan masyarakat.
1). Suatu penyampaian informasi tentang kesehatan jiwa dan 4. Agar anggota masyarakat mendapat informasi yang se-
penyakit jiwa oleh para ahli di bidang kesehatan jiwa ke- cukupnya sehingga dapat mempergunakan fasilitas kesehatan
pada suatu kelompok hadirin atau pendengar yang awam. jiwa untuk keperluan dirinya sendiri maupun keluarganya,
2). Menyebarluaskan faham kesehatan jiwa secara sistematik. dan dapat meneruskan informasi itu kepada orang lain untuk
3). Suatu kampanye luas tentang kesehatan jiwa. juga mempergunakan fasilitas tersebut.
5. Agar anggota masyarakat dapat juga bertindak secara dini dan
Tujuan Penyuluhan Kesehatan Jiwa
praktis sebagai suatu "agent" untuk memberikan penyuluhan
Tujuan dari usaha ini merupakan salah suatu upaya agar kepada orang lain di sekitarnya dalam menghadapi berbagai
kesulitan atau gangguan yang sederhana.

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 13


6. Agar anggota masyarakat lebih memahami permasalahan
gangguan dan penyakit jiwa, sehingga berdasarkan penge-
tahuannya mengenai penderitaan pasien mental, mereka 1. Prosedur/jalur untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
tidak akan bertindak keliru atau bersikap memusuhi atau jiwa.
malahan mencemoohkan para penderita tersebut. 2. Sistim rujukan dalam pelayanan kesehatan jiwa.
7. Agar anggota masyarakat secara berswadaya dapat 3. Kebijaksaan Pemerintah yang berkaitan dengan kesehatan
melaksanakan usaha untuk membantu masyarakat dan jiwa.
pemerintah dalam meningkatkan taraf kesehatan jiwa 4. Ilmu pengetahuan lainnya yang mendukung dan berkaitan
masyarakat dan dengan demikian dapat turut membantu dengan usaha-usaha kesehatan jiwa seperti: psikologi, ilmu
menanggulangi berbagai masalah kesehatan jiwa sosial, ilmu antropologi, psikofarmakologi, ilmu pe-
masyarakat. ngetahuan perilaku (behavioral sciences).
Sasaran Cara Penyampaian
Penyuluhan kesehatan jiwa ditujukan kepada seluruh lapis-an Pesan-pesan penyuluhan disampaikan melalui pendekatan
masyarakat, dan untuk mencapai hal tersebut perlu diadakan massa, kelompok, maupun individu dengan menggunakan ber-
pembagian dalam beberapa kelompok masyarakat, yang bagai metoda dan teknik audiovisual dan demonstrasi kasus yang
diperlukan untuk menentukan prioritas penanganan masalah disesuaikan dan dapat diterima oleh hadirin/pendengar.
dan pentahapan pelaksanaan penyuluhan. Pesan-pesan tersebut disampaikan sedemikian rupa hingga
1. Kelompok profesi yang mempunyai kegiatan dalam bidang terjadi proses pengenalan dan perkembangan sehingga se-
kesehatan seperti: dokter, paramedik, pekerja sosial, ahli seorang dapat mencapai suatu titik ketrampilan tertentu dan
psikologi, guru dan ahli perilaku manusia. mampu melaksanakan usaha-usaha kesehatan jiwa baik yang
2. Kelompok khusus yaitu kelompok dalam masyarakat yang sederhana maupun yang lebih kompleks.
dapat berperan penting dalam bidang kesehatan jiwa seperti : Adapun proses tersebut dapat dibayangkan sebagai berikut:
— pejabat pemerintah. Kesadaran (awareness)
— kelompok penentu Minat (interest)
— organisasi profesi (diluar kesehatan) Penilaian (evaluation)
— organisasi masyarakat. Penjajakan (trial)
— lembaga pendidikan Penerimaan dalam motivasi (adoption)
— dan lain-lain
Penyampaian pesan penyuluhan kesehatan jiwa kepada
sasaran dapat dilaksanakan melalui berbagai cara pendekatan:
Isi Penyuluhan
• Pendekatan melalui kelompok:
A. Pesan Pokok — RT/RW
1. Tugas dan fungsi tenaga kesehatan jiwa. — Organisasi masyarakat
2. Fasilitas dan sarana kesehatan jiwa yang tersedia. — Murid sekolah/orang tua murid.
3. Materi penting yang perlu diketahui : — Karyawan Pemerintah/Swasta
a. Faham tentang Kesehatan Jiwa. — Dan sebagainya.
b. Faham Tri Upaya Bina Jiwa. • Pendekatan secara massa :
c. Perkembangan individu secara psikososial dan psikoseksual Ceramah dan wawancara melalui :
d. Pembahasan tentang proses terjadinya dan berbagai bentuk — Radio
dari gangguan dan penyakit jiwa seperti : — Televisi
— psikosa organik dan fungsional — Surat kabar, majalah, dan sebagainya.
— neurosa • Pendekatan melalui perorangan dan keluarga misalnya:
— gangguan kepribadian — Melalui kegiatan/praktek dokter, ahli psikologi, guru
— kenakalan anak dan remaja. dan lain-lain.
— gangguan tingkah laku dan kelainan seksual. — Konsultasi pribadi.
— ketergantungan obat dan alkohol.
— keterbelakangan mental. Jalur Penyuluhan Kesehatan Jiwa
— psikogeriatri. Jalur yang dipergunakan meliputi :
e. Cara penanggulangan gangguan dan penyakit jiwa yang
sudah memungkinkan dewasa ini. 1. Sarana yang disediakan Pemerintah
f. Hidup perkawinan dan berbagai problematiknya. a. Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Rumah Sa-
g. Lain-lain. kit Jiwa, Puskesmas, Rumah Sakit Umum, Balai Pengo-
batan, Fasilitas Kesehatan Pemerintah lainnya.
b. Departemen-Departemen lain yang menyelenggarakan
B. Pesan Tambahan program penyuluhan.

14 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


2. Non Pemerintah tidak setaraf dengan orang yang meminta konsultasi itu.
a. Organisasi swasta 2. bahwa konsultan tidak mempunyai tanggung jawab lang-
b. Kelompok organisasi dalam masyarakat. sung secara administratif terhadap orang atau badan yang
c. Lingkungan perusahaan/industri/business. diberikan konsultasi itu.
d. Organisasi lainnya. 3. bahwa konsultasi diberikan secara tidak teratur menurut ke-
butuhan sesaat saja dan tidak terus-menerus.
Langkah-Iangkah 4. bahwa konsultan tidak berkuasa atas orang yang diberikan
konsultasi secara mutlak dan dapat mempergunakan atau
Untuk mencapai tujuan penyuluhan kesehatan jiwa perlu tidak mempergunakan hasil konsultasi itu. "Konsultasi"
diambil langkah-langkah sebagai berikut : juga dibedakan dari "instruksi atau pendidikan" atas dasar:
1. Penyempurnaan materi dan penyusunan program penyuluh- 1. kebebasan yang relatif dari penerima konsultasi untuk tidak
an kesehatan jiwa. terikat pada instruksi atau saran yang diberikan.
2. Pembentukan organisasi pelaksana penyuluhan kesehatan 2. tiadanya kurikulum pendidikan yang terencana dalam kon-
jiwa, baik di tingkat pusat maupun daerah oleh organisasi sultasi itu,
Pemerintah maupun masyarakat. 3. tiadanya evaluasi atau penilaian dari hasil karya belajar pe-
3. Pelaksanaan penyuluhan kesehatan jiwa dengan urutan pri- nerima konsultasi itu.
oritas sebagai berikut : "Konsultasi" juga perlu dibedakan dari "psikoterapi". Da-lam
a. masyarakat penentu psikoterapi jelas terdapat hubungan yang bersifat kontrak antara
b. profesi yang berkaitan dengan kesehatan jiwa. pemberi dan penerima psikoterapi. Dalam hal ini si penerima
c. kelompok-kelompok berminat dalam masyarakat. psikoterapi yang biasanya seorang pasien dan mengakui bahwa
d. masyarakat umum. ia bermasalah dan mengizinkan intervensi dari luar oleh
4. Pembinaan dan monitoring terhadap pelaksanaan penyuluh- pemberi psikoterapi untuk mengatasi masalahnya. Tujuan dari
an kesehatan jiwa. konsultasi ialah memajukan hasil karya dan bukan meningkat-
5. Penilaian hasil guna penyuluhan kesehatan jiwa sebagai kan hanya kemampuan penyesuaian diri pasien. Selain itu,
unsur masukan bagi penyempurnaan materi dan penyusunan konsultasi dan penerima konsultasi mempunyai kedudukan
program. setaraf dan saling menghormati kedudukannya.
Bantuan Tenaga, Ilmiah dan lain-lain. Akhirnya "konsultasi" perlu dibedakan dari "kerjasama atau
kolaborasi". Pada konsultasi tidak ada perjanjian bahwa
Struktur pelayanan kesehatan jiwa di Indonsia (Rumah Sakit konsultan akan turut melaksanakan rencana pekerjaan dari pe-
Jiwa, Fakultas Kedokteran Universitas Negeri, Bagian Psi- nerima konsultasi, tetapi hanya membantu agar tujuan dari pe-
kiatri Rumah Sakit ABRI, Yayasan-Yayasan Kesehatan Jiwa kerjaan itu dapat tercapai.
dan psikiater-psikiater) dapat diminta bantuannya bila or- Konsultasi pada saat ini dianggap sebagai salah satu teknik
ganisasi Pemerintah/Non Pemerintah merencanakan upaya ke- yang akan banyak digunakan dalam psikologi sosial, psikiatri
sehatan jiwa preventif secara insidentil atau periodik. sosial dan kesehatan jiwa masyarakat. Hal ini demikian karena:
1. Memungkinkan pencapaian kelompok masyarakat yang re-
KONSULTASI KESEHATAN JIWA latif besar dibandingkan dengan jumlah pekerja yang kecil
Upaya ini berusaha untuk memberikan pelayanan kesehatan 2. memberi kemungkinan mendidik prinsip kesehatan jiwa ke-
jiwa secara tidak langsung kepada klien, tetapi melalui suatu pada para ahli lain dalam masyarakat.
badan atau perorangan yang menyelenggarakan pelayanan ke- 3. membina dan mengembangkan kelompok sosial, program
pada Mien. dan kesadaran tentang kesehatan jiwa dan kemampuan untuk
Istilah "konsultasi" telah lama dikenal dalam praktek ke- mengatasinya.
dokteran, yang berarti upaya bantuan yang dimintakan pada 4. sebagai salah satu jalan keluar dari masalah kekurangan te-
seorang konsultan di luar ilmu kedokteran guna membantu da- naga di bidang upaya kesehatan jiwa.
lam rencana formulasi dan diagnosis serta pengobatan seorang 5. sebagai pusat pelayanan atau pemeliharaan dari instansi ke-
penderita. sehatan lain yang mungkin kurang mampu melayani ke-
Dalam kesehatan jiwa, "konsultasi" diartikan agak berlainan, sehatan jiwa atau yang jauh dari pusat sehingga tidak dapat
yaitu suatu interaksi antara dua orang ahli, seorang konsultan mengambil manfaat dari kemajuan ilmu.
yang dianggap ahli dalam salah satu bidang ilmu pengetahuan, Beberapa jenis konsultasi kesehatan jiwa
dan seorang yang meminta konsul. Dalam hal ini ia mungkin
menghadapi-kesulitan yang dianggapnya di luar dari Dibandingkan dengan psikoterapi, konsultasi kesehatan jiwa
keahliannya, namun pengetahuan itu dapat digunakan untuk masih belum demikian berkembang, namun demikian Caplan
membantu mengatasi kesulitan tersebut. Atau suatu kesulitan (1963) telah mengemukakan 4 jenis konsultasi.
dalam perencanaan program yang lebih luas dan perlu bantuan 1. Konsultasi kasus yang tertuju pada klien
dan nasihatnya dalam mensukseskan program pelayanan yang 2. Konsultasi kasus yang tertuju pada penerima konsultasi
luas. (consultee)
"Konsultasi" perlu dibedakan dari "Supervisi' atas dasar : 3. Konsultasi administratif yang tertuju pada program
1. bahwa konsultan mungkin keahliannya dan kedudukannya

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 15


4. Konsultasi administratit yang tertuju pada penerima kon- dunia lainnya. Oleh sebab itu Direktorat Kesehatan Jiwa Dep-
sultasi (consultee) kes RI sejak 1981 telah ditunjuk sebagai Pusat Kerjasama da-
Dinas konsuitasi kesehatan jiwa bagi perorangan atau badan lam research tersebut. Bersamaan dengan beberapa Pusat Kery
ang menyelenggarakan pelayanan kepada klien telah disedia- jasama di India, Sri Lanka, Thailand, yang kemudian akan di-
seksinya di Direktorat Kesehatan Jiwa. susul oleh Bangladesh, susul oleh Bangladesh serta negara anggota yang tergabung
dalam Kawaan Asia Tenggara (Nepal, Burma, Maldives, Mongo-
INTEGRASI KESEHATAN JIWA DI PUSKESMAS DAN lia dan Korea Utara) telah mengadakan Penelitian bersama
RUMAH SAKIT UMUM
dalam beberapa hal yang menyangkut kegiatan pelayanan ke-
Sejak tahun 1974 telah dilaksanakan proyek integrasi ke- sehatan jiwa di dalam pelayanan kesehatan primer yang me-
sehatan jiwa di Puskesmas. Pada prinsipnya upaya pelayanan libatkan para petugas kesehatan, termasuk dokter dan perawat-
ini berupa suatu upaya konsultasi bagi para petugas Puskesmas nya dalam kemampuan mereka melayani para penderita ke-
untuk dapat melaksanakan pelayanan atas kemampuan sehatan jiwa. Ternyata setelah beberapa perbandingan dapat
mereka sendiri. Tetapi dalam permulaan projeknya masih di- diambil kesimpulan bahwa para petugas pelayanan kesehatan
berikan bantuan yang penuh dari Rumah Sakit Jiwa terdekat primer ternyata mampu dan fasih dalam menegakkan diagnosis
sebagai Rumah Sakit Pembina dengan satu tim yang khusus yang dan terapi sederhana bagi para penderita yang datang dengan
terdiri dari dokter, psikiater, ahli psikologi, perawat psikiatrik gangguan jiwa dan atau psikososial. Oleh sebab itu, mereka ini
dan pekerja sosial dengan dilengkapi kendaraan dan persediaan merupakan para pendukung dilapisan terdepan untuk lie. nemu
obat psikotropik yang cukup untuk dibawa dan diberikan secara kasus sekaligus sebagai pendukung usaha pencegahan primer.
teratur kepada para penderita yang datang berkunjung ke
Puskesmas. Upaya ini mula-mula hanya dilaksanakan di Jawa BADAN PEMBINA KESEHATAN JIWA MASYARAKAT
dan Bali, tetapi kini sudah diperluas ke Sumatera, Sulawesi,
Kalimantan dan daerah lain di seluruh Indonesia, walaupun masih Badan tersebut adalah suatu sistem yang dibentuk oleh Gu-
dalam jangkauan yang terbatas oleh karena biaya dan tenaga. bernur, Kepala Daerah Tingkat I yang biasanya diketuai oleh
Kecuali itu juga telah disiapkan sebuah Pedoman Kerja Sekretaris Wilayah Daerah, dibantu oleh Direktur Rumah Sakit
Puskesmas sebagai pegangan terutama seksi 11 yang memberikan Jiwa setempat sebagai sekretarisnya, serta Wakil dari Kepala
ulasan tentang jenis gangguan dan penyakit jiwa, definisinya serta Kantor Wilayah Kesehatan, Penerangan, Pendidikan dan
tindakan yang patut dilakukan oleh petugas puskesmas. Kebudayaan, Agama, serta Sosial, membentuk satu wadah yang
Pada tahun 1980 telah dimulai projek integrasi kesehatan jiwa giat melaksanakan konsultasi, maupun tindakan yang perlu
di Rumah Sakit Umum tipe C dan D, dengan cara mengadakan dalam masalah kesehatan jiwa. Dan secara serentak mencoba
penataran khusus bagi para dokter umum dan perawat dari Rumah menanggulangi masalah yang dialami oleh masing-masing
Sakit Umum yang bersangkutan. Sehingga kemampuan Rumah Kanwil serta berusaha untuk mencari penyelesaian yang sebaik.
Sakit Umum tersebut dapat ditingkatkan untuk melayani penderita baiknya. Badan Kerjasama Pembina Kesehatan Jiwa Ma-
gangguan jiwa secara ambulatorik maupun perawatan menginap. syarakat ini oleh Menteri Dalam Negeri telah dibuatkan Surat
Di dalam upaya integrasi kesehatan jiwa di dalam upaya Keputusannya untuk diberlakukan di seluruh Propinsi di
kesehatan umum, maka dapat dilihat bahwa Puskesmas meru- Indonesia, dan hingga kini sudah terdapat 21 Propinsi yang telah
pakan satu tempat rujukan tingkat primer yang dapat menyaring membentuk Badan Kerjasama tersebut dan telah giat dalam
pada taraf pertama para penderita gangguan dan penyakit jiwa menanggulangi beberapa gejolak di dalam masyarakat; seperti
yang dapat diatasi di sini, sehingga dapat mengurangi jumlah tindak kekerasan diantara anak sekolah, tentang rehabilitasi
penderita yang akan mengunjungi Rumah Sakit Umum tipe C dan para penderita gangguan jiwa serta beberapa masalah
D yang merupakan tempat rujukan tingkat sekunder. Sedangkan pendidikan. Fungsi dari Badan kerjasama ini ialah konsultatif.
Rumah Sakit Jiwa yang terletak di Ibukota Propinsi akan menjadi
tempat rujukan tingkat tersier, yang dianggap mempunyai PEDOMAN PENGGOLONGAN DIAGNOSIS GANGGUAN
kemampuan yang terlengkap untuk mengatasi gangguan jiwa ini. JIWA DI INDONESIA
Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indo-
nesia ini merupakan satu karya yang dikoordinasi oleh Di-
rektorat Kesehatan Jiwa dan anggotanya, terdiri dari para pe-
DIREKTORAT KESEHATAN JIWA SEBAGAI WORLD jabat dari bagian psikiatri berbagai Pusat Pendidikan psikiatri
HEALTH ORGANIZATION SOUTH EAST ASIA REGIO- terkemuka di Indonesia. Kecuali bersepakat, mereka telah me-
NAL OFFICE COLLABORATING CENTRE FOR RE- nyumbangkan pengetahuan dan istilah dalam ilmu kedokteran
SEARCH AND TRAINING IN MENTAL HEALTH jiwa untuk dibakukan dalam Pedoman tersebut sehingga karya
Sebagai konsekuensi dari upaya integrasi kesehatan jiwa di ini dijadikan sebagai panutan dalam pendidikan psikiatri di
upaya kesehatan umum yang telah dirintis di Indonesia, maka Indonesia. Pedoman ini merupakan bagian yang tidak dapat
kegiatan ini dinilai sebagai satu hal yang baru dan bermanfaat dipisahkan dari Klasifikasi Internasional Mengenai Penyakit,
dalam memajukan peran kesehatan jiwa dalam kesehatan umum. Cedera dan Sebab Kematian, sebagaimana telah diterjemahkan
Oleh karena itu dapat diambil sebagai teladan bagi negara lain di dan dibakukan beberapa istilah di dalam bahasa Indonesia dan
kawasan Asia Tenggara ini atau kawasan yang diharapkan nantinya akan dipergunakan oleh semua

16 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


petugas dan fasilitas kesehatan dalam penulisan diagnosis dan sehatan jiwa masih merupakan satu cabang upaya yang masih
pelaporan ke Pusat. Sepintas lalu Pedoman ini tiada hubungan- muda dan baru dikembangkan dalam beberapa puluh tahun
nya dengan upaya pencegahan sebagai satu upaya medik tek- terakhir ini saja. Oleh karena itu masih nampak beberapa ke.
nik, namun bila didalami lebih lanjut, maka dapat diambil lemahan dalam pelaksanaannya. Di satu pihak kesulitan itu
maknanya bahwa dengan adanya Klasifikasi dan Pedoman ini timbul oleh karena kekurangan tenaga pelaksananya yang
maka Komunikasi dan pencatatan tentang penyakit akan lebih masih langka, namun dipihak lain juga yang masih terikat pada
terarah dan dimengerti oleh pembacanya dan perencananya. konsep lama dari kesehatan jiwa itu sendiri. Demikian juga
Dengan demikian memudahkan dalam pelaksanaan upaya yang menyangkut praktek di dalam masyarakat yang masih
kesehatan terutama pencegahan dan pengobatan serta belum mantap. Sebagai satu cabang ilmu yang masih muda,
rehabilitasinya. upaya pencegahan mengundang banyak sekali saran, usul
tindakan dan polemik yang hangat. Karangan ini disajikan demi
PENUTUP untuk mengundang saran dan usul itu, agar dapat lebih
Upaya pencegahan dalam ilmu kedokteran jiwa dan ke dimanfaatkan praktek upaya pencegahan kesehatan jiwa.

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 17


Upaya Rehabilitasi Sebagai Salah Satu
Upaya Kesehatan
dr. S.O. Gardjito

Kepala Sub-Direktorat Rehabilitasi Direktorat Kesehatan Jiwa


Departemen Kesehatan R.I.

PENDAHULUAN juga kondisi cacat kini telah menjadi perhatian bidang kese-
Pokok perhatian ilmu kedokteran pada waktu ini bukan lagi hatan. Ini sesuai dengan pengertian sehat yang berarti "keadaan
terbatas pada penyakit saja, tetapi juga kesehatan dan kondisi- yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental) dan sosial„ dan
kondisi lain akibat penyakit, Misalnya kecacatan yang dapat bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan
berupa impairment, disability, ataupun handicap. Demikian kelemahan."*
pula upaya kesehatan yang komprehensif merupakan upaya atau Kondisi sehat merupakan kondisi yang bersifat positif dan
intervensi yang ditujukan ke tiga kondisi tersebut, yang kita kenal dinamik. Oleh karenanya perlu dipertahankan atau dipelihara
dengan upaya kuratif, upaya preventif-promotif, dan upaya dan bahkan dapat ditingkatkan setinggi mungkin. Upaya
rehabilitasi. kesehatan yang ditujukan kepada hal tersebut biasa disebut
Upaya rehabilitasi di bidang kesehatan selain merupakan dengan upaya kesehatan preventif dan promotif.
upaya kesehatan yang relatif paling baru, juga merupakan tan- Namun bagaimanapun baiknya upaya preventif dan pro-
tangan yang semakin lama semakin besar. Di samping itu, kon- motif itu dijalankan, pada suatu saat seseorang akan sakit.
sep kecacatan dan rehabilitasi kini telah memperluas cakrawala Menurut ilmu kedokteran, penyakit (morbus) merupakan proses
ilmu kedokteran dan bidang kesehatan, dan lebih mempertajam patologik yang disebabkan oleh,adanya satu atau lebih faktor
pandangan kita terhadap berbagai kondisi kesehatan serta proses penyebab (etiologi) yang terjadi di dalam diri seseorang. Proses
yang meliputinya. yang merupakan intrinsic situation tersebut dapat kita kenali
Upaya rehabilitasi di bidang kesehatan yang biasa disebut bila memanifestasikan diri berupa tanda-tanda (sign) dan gejala
sebagai rehabilitasi medik ini, merupakan kelanjutan daripada (simtom). Pengenalan dan penetapan adanya jenis penyakit
upaya kuratif, juga merupakan awal dari upaya rehabilitasi tertentu itu (diagnosis), biasanya didasarkan pada: etiologi,
terpadu. Ini akan melibatkan berbagai sektor dengan peranannya patologi dan manifestasi kliniknya. Model medik (medical
masing-masing. Kesehatan jiwa menaruh perhatian besar model) ini:
terhadap upaya rehabilitasi, khususnya terhadap dua hal, yaitu: etiologi __> patologi __> manifestasi
rehabilitasi mental bagi semua penderita cacat; dan rehabilitasi secara klasik menjadi perhatian bidang kedokteran, sedang
bagi penderita gangguan mental. proses selanjutnya yang terjadi akibat penyakit dan yang
Rehabilitasi pasien mental telah dikembangkan di Indonesia mempengaruhi kepribadian dan peran sosial seseorang pada
baik melalui pelayanan di Rumah Sakit Jiwa, juga melalui waktu itu masih diabaikan.
kerjasama dengan berbagai sektor. Dengan adanya proses patologik yang bermanifestasi secara
klinik, seseorang akan menghayati atau menyadari bahwa ia
BERBAGAI KONDISI KESEHATAN DAN UPAYA KESE- sakit (kesehatannya terganggu) atau merasa tidak sehat
HATAN YANG BERSANGKUTAN
Kondisi sehat, sakit dan cacat * Batasan kesehatan menurut UU No. 9 tahun 1960 tentang Pokok-
Pokok Kesehatan ini, sesuai dengan yang dirumuskan oleh WHO
Di samping kondisi sakit yang merupakan perhatian per- dalam "Constitution of World Health Organization" 1946, sbb: "
tama dari ilmu kedokteran, maka kondisi sehat dan akhirnya Health is a state of complete physical and social well-being and
not merely the absence of disease and infirmity."

18 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


(ill-health), merasa nyeri (pain) atau merasa tidak enak dis- proses: intrinsik eksteriorisasi objektifikasi sosialisasi
comfort). gangguan pada tingkat: organ person kehidupan sosial
Berdasarkan pada cepat-lambatnya penyakit itu timbul dan Untuk memperjelas perbedaan ketiga kondisi cacat itu*
berjalan, dibedakan antara penyakit akut dan kronik. Masing- dengan beberapa contoh berikut:
masing mempunyai pengarvh dan akibat terhadap bagian (organ, • Kasus 1. Seorang lelaki pada waktu kecil terserang polio
sistem) yang terkena, diri pribadi seseorang (per- dengan akibat kedua tungkainya lumpuh dan mengalami atrofi.
son, organisma secara keseluruhan) yang akan tercermin dalam
Impairment : paralisis kedua tungkai
perilaku, kemampuan dan dalam hubungannya dengan ling- Disability : tidak dapat berjalan (locomotor disability) Oleh
kungan atau kehidupan sosialnya. karena itu perawatan dirinya perlu dibantu
Penyakit dapat berakhir dengan kesembuhan sempurna (personal care disability)
(restitutio ad integrum), kesembuhan dengan akibat cacat, atau Handicap : kemampuan kerja sangat terbatas dan tidak
berakhir dengan kematian. dapat bepergian dan mencari nafkah (physical
Dalam bidang kesehatan kita membedakan kondisi cacat dependent, mobility, occupation handicap)
menjadi tiga yaitu: impairment, disability, dan handicap. • Kasus 2. Seorang ibu dengan dua anak selama beberapa
Impairment adalah hilangnya atau adanya kelainan (ab-
tahun dirawat di RS Jiwa dengan skizofrenia.
normalitas) daripada struktur dan fungsi anatomik, fisiologi atau
psikologik. Kondisi ini dapat bersifat sementara atau menetap dan Impairment : halusinasi pendengaran, abulia dan gangguan
termasuk adanya anomali, kerusakan, hilangnya: anggota badan, proses fikir.
organ tubuh, jaringan, atau struktur lain termasuk fungsi-fungsi Disability : tak mampu mengarahkan kemauan dan
kejiwaan (inteligensia, memori, proses fikir, kesadaran, persepsi, interesnya terhadap tugas sehari-hari, kontak
emosi, kemauan, dan lain-lain). Kondisi ini merupakan pula " dengan realitas berkurang.
eksteriorisasi" daripada keadaan patologik dan pada dasarnya Hancap : Tak dapat mengasuh anaknya (gagal berperan
mencerminkan adanya gangguan fungsi pada tingkat organ. ibu), menjaga penampilan dan kesehatan diri-
Proses selanjutnya terjadi pada tingkat diri pribadi sese- nya, dan hubungan interpersonal dengan keluarga
orang (person) akibat kesadarannya akan impairment, yaitu terganggu.
mengalami "objektifikasi" sehingga beberapa kegiatan yang biasa • Kasus 3 Seorang anak lelaki umur 15 tahun, retardasi
tak mampu dijalankan, terhambat atau perilakunya mengalami mental, tak sekolah.
perubahan. Kondisi ini disebut disability yang berarti Impairment inteligensi subnormal
keterbatasan atau kekurangmampuan (akibat adanya impairment) Disability : kelambatan dalam menguasai ketrampilan dan
untuk melakukan kegiatan dalam batas-batas dan cara yang pengetahuan
dianggap normal bagi manusia. Kondisi ini dapat bersifat Handicap : tak dapat melaksanakan tugas rumah tangga,
sementara atau menetap, dapat bersifat balik pulih atau tidak, dan dan hubungan sosialnya sangat terbatas.
dapat bersifat profresif atau regresif. Disability berhubungan Lebih lanjut klasifikasi dari ketiga kondisi cacat tersebut
dengan kemampuan dalam bentuk kegiatan dan perilaku yang dapat dilihat dalam buku petunjuk yang diterbitkan WHO: "
biasa diterima sebagai bagian penting dari kehidupan sehari-hari, International Classication of Impairments, Disabilities, and
misalnya: merawat diri (mandi, makan, berpakaian sendiri), ADL Handicaps" (1980).
(activity of daily living), berjalan, dan lain-lain. Secara garis besar, klasifikasi kecacatan menurut WHO itu
Akhirnya bila terjadi proses sosialisasi daripada impairment sebagai berikut (daftar kategori pertama):
atau disability, maka kemunduran yang terjadi pada seseorang itu
akan membatasi atau mencegah dirinya berperan normal (sesuai
umur, seks dan faktor sosial-budaya). Keadaan ini disebut IMPAIRMENT DISABILITY HANDICAP
handicap. Kondisi ini mencerminkan konsekuensi seseorang 1. Intellectual 1. Behavior 1. Orientation
2. Other psychological 2. Communication 2. Physical dependence
dalam budayanya, sosialnya, ekonominya, dan lingkungannya 3. Language 3. Personal care 3. Mobility
yang berpangkal pada adanya impairment atau disability. 4. Aural 4. Locomotor 4. Occupation
Dapat disimpulkan bahwa berbagai kondisi kesehatan itu: 5. Ocular 5. Body disposition 5. Social integration
penyakit, impairment, disability, dan handicap berturut-turut 6. Visceral 6. Dexterity 6. Economic self-
7. Skeletal 7. Situational sufficience
merupakan proses:. intrinsik, eksteriorisasi, obyektifitkasi, dan 8. Disfiguring 8. Particular skill 7. Other
sosialisasi yang terjadi pada seseorang pada tingkat: organ, diri 9. Generalized, sensory 9. Other activity res-
pribadi (person), dan tingkat kehidupan sosialnya serta yang and other triction
membatasi fungsi (functional limitation), kemampuan, perilaku
dan peran sosialnya. Hubungan ini dapat digambarkan dengan Upaya kesehatan komprehensif ditujukan kepada berbagai
bagan berikut: kondisi kesehatan baik yang berupa penyakit, kesehatan dan
cacat. Ini biasa disebut dengan upaya kuratif, upaya pre-
penyakit — impairment -- disability handicap
* Istilah "cacat" dalam bahasa Indonesia meliputi tiga kondisi yang
dalam bahasa Inggris disebut dengan "impairment", "disability",
dan "handicap". Padanan dalam bahasa Indonesia yang tepat tidak
ada, namun dapat disarankan: kelainan untuk impairment, ketidak-
mampuan untuk "disability", dan ketunaan untuk handicap."

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 19


ventif-promotif, dan upaya rehabilitasi. Pemberian obat baik yang bersifat maintenance ataupun
Upaya rehabilitasi dalam arti luas (rehabilitasi terpadu) yang bersifat subsitutif;
merupakan serangkaian upaya medik, sosial, edukasional dan Pembedahan baik yang bersifat korektif ataupun plastik;
vokasional yang terkoordinasi untuk melatih (kembali) seseorang Fisioterapi, occupational therapy, speech therapy, group
yang cacat agar dapat mencapai kemampuan fungsionalnya psychotherapy dan terapi khusus yang lain;
setinggi mungkin (WHO, 1969). Pemberian dan latihan penggunaan alat bantu atau alat
Upaya rehabilitasi dalam bidang kesehatan yang biasa di- pengganti tubuh;
sebut dengan rehabilitasi medik, yaitu semua tindakan medik Latihan dan bimbingan kejuruan tertentu;
yang ditujukan untuk mencegah terjadinya cacat (impairment, Pelayanan perawatan, psikologi, psikiatri dan sosial-medik
disability dan handicap), dan atau meningkatkan kemampuan yang diperlukan.
fungsional seseorang semaksimal mungkin dari cacat yang di-
deritanya.
REHABILITASI PASIEN MENTAL
Berbagai upaya kesehatan dan kedudukan upaya rehabilitasi
medik Ruang Ingkup dan besarnya masalah
Bagan di bawah menunjukkan berbagai upaya kesehatan dan Psikiatri dan kesehatan jiwa menaruh perhatian besar pada
hubungannya dengan berbagai kondisi kesehatan yang ber- upaya rehabilitasi (secara keseluruhan), khususnya terhadap dua
sangkutan : hal, yaitu:
(1) aspek mental (psikososial) penderita cacat (fisik, mental
dan sosial), dan
Kondisi Kesehatan dan Gangguannya Upaya Kesehataan (2) rehabilitasi pasien mental.
Lebih Sehat Rehabilitasi pasien mental pada dasarnya meliputi semua
t- jenis gangguan jiwa* , walaupun terutama untuk mereka yang
Sehat kronik dan yang tergolong psikosis, retardasi mental, dan pe-
nyalah-gunaan obat/narkotik.
Upaya Promotif Di samping itu, gangguan jiwa organik pada otak (brain
Sakit Upaya Kuratif
damage), epilepsi, psiko-geriatrik dan gangguan psikososial juga
-•-- Prevensi cacat tingkat I menjadi lingkup perhatian kesehatan jiwa.
Impairment (Kelainan) Besarnya masalah "cacat mental" dapat digambarkan de-
ngan data berikut:
1 Prevensi cacat tingkat II (1) Menurut perkiraan WHO (1978), di antara jumlah penderi-
Disability (Ketidak-mampuan) ta cacat (10% dari populasi) yang tergolong:
Prevensi cacat tingkat III
- gangguan psikotik fungsional
Upaya Rehabilitasi
- retardasi mental
Handicap (Ketunaan)
- penyalahgunaan obat, narkotik dan alkohol masing-masing
Rehabilitasi ss. adalah 7,7% nya (atau masing- masing 7,7 per seribu penduduk).
Kembali Mampu Berfungsi (2) Diperkirakan pasien psikotik yang dirawat di RS Jiwa di
Ketingkat Setinggi Mungkin Indonesia, 50—60% itu kronik dan perlu program rehabilitasi
yang intensif.
Kapasitas tempat tidur total dari 26 RS Jiwa di Indonesia se-
Upaya rehabilitasi medik yang meliputi baik untuk pasien kitar 7.000 buah dan Bed Occupancy Rate 90—100%, maka
dengan gangguan fisik (rehabilitasi fisik), dan untuk pasien jumlah pasien yang memerlukan program rehabilitasi yaitu =
mental, jelas merupakan kesinambungan dari upaya kuratif, juga 7.000X 90 X 60 = 3.780
merupakan awal dari upaya rehabilitasi vokasional, edukasional 100 100
dan sosial. Lihat bagan dibawah: Pasien psikotik yang secara khusus perlu diperhatikan di
Indonesia ialah pasien psikotik gelandangan (psychotic desti-
tues) dan pasung.
Masalah penderita cacat bersifat kompleks artinya meliputi
banyak segi, yaitu: kesehatan, pendidikan, vokasional, sosial,
ekonomi, dan lain-lain. Masalah dapat pula ditinjau dari:
besarnya jumlah penderita yang memerlukan program yang
baik, dan juga dapat ditinjau dari penderitanya sendiri,
keluarganya, masyarakat dan pemerintah.

Jenis-jenis gangguan jiwa dapat dilihat pada buku 'International


Upaya rehabilitasi medik meliputi berbagai kegiatan pela- Classification of Diseases (Revisi IX) dan Buku Pedoman Penggo-
yanan kesehatan, yaitu: longan Jiwa Indonesia — Revisi II, 1984.

20 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


Pendekatan masalah dan lain- lain).
Dalam kesehatan jiwa/psikiatri di Indonesia, disarankan (b) Tahap penyaluran berupa pemulangan pasien ke keluarga
untuk memandang dan menelaah manusia serta masalahnya dari dan juga penempatan kerja (open job placement, selective, atau
aspek-aspek yang dapat digolongkan: shelthered).
(a) organobiologik (biosistem) (c) Tahap pengawasan yang dikerjakan oleh RSJ adalah pela-
(b) psikologik atau psiko-edukatif (psikosistem) yanan lanjut (aftercare service) dan kunjungan rumah (home
(c) sosio-kultural secara mendalam (eklektik) yang merupakan visit) oleh petugas RSJ.
satu kesatuan utuh (holistik). Pendekatan elektik-holistik berarti Setiap kegiatan dalam tahapan rehabilitasi merupakan
pula pendekatan yang bersifat multidisipliner yaitu pendekatan proses yang berkesinambungan, dilaksanakan oleh berbagai
dari berbagai disiplin ilmu. Demikian pula dalam masalah cacat macam tenaga pelaksana (fungsional dan struktural) yang
dan upaya rehabilitasi pasien mental, pendekatan semacam itu bekerjasama dalam satu team-work dibawah pimpinan psikiater.
telah dicoba dan diterapkan dalam pelaksanaan. Ini terdiri dari: psikiater, dokter, psikolog, perawat, ahli okupasi-
Pelaksanaan terapi, pekerja sosial, instruktor latihan kerja, tenaga
administrasi. Khusus untuk tahap penyaluran, pelaksanaannya
RS Jiwa dulu dibangun dengan konsep perawatan "tertutup"
juga dengan bantuan dan kerjasama instansi lain (Dinas Sosial
dan bersifat "custodial", isolatif dan terpencil dari masyarakat,
dan Dinas lain). Demikian pula kegiatan after care dapat di-
dan merupakan "asylum mental". Pemasukan pasien masih
laksanakan oleh RSU atau Puskesmas terdekat dengan tempat
berdasar keputusan hakim, teknik pengobatan masih minimal
tinggal pasien, yaitu RSU dan Puskesmas yang telah menja-
sehingga sangat langka yang dapat dipulangkan lagi ke keluarga.
lankan upaya kesehatan jiwa secara integratif dan berdasarkan
Pada waktu itu pasien telah diberikan kegiatan kerja dalam werk-
rujukan.
terapie (biasanya pertanian), namun konsep rehabilitasi belum
berkembang.
Rujukan dan kerjasama lintas sektor
Dengan kemajuan ilmu dan teknologi di bidang kedokteran
jiwa, antara lain dengan adanya penemuan psikofarmaka yang Beberapa pasien yang tak dapat dipulangkan ke keluarga
sangat efektif mengatasi gangguan jiwa, pengetrapan psikoterapi dan masih memerlukan latihan kerja jangka panjang, atau perlu
dan terapi sosial (terapi rekreasi, occupational therapy, music penyaluran kerja yang bersifat sheltered dapat dirujuk ke Panti
therapy, sport dan sebagainya) maka fungsi RSJ mengalami Sosial terdekat yang dikhususkan untuk menampung penderita
modernisasi. RSJ menjadi bersifat "terbuka" dengan pelayanan cacat mental, seperti Phalamarta di Cibadak, Panti Laras di
yang bersifat mediko- sosial. Perubahan itu terutama dilandasi Cengkareng, dan sebagainya.
pula dengan UU No. 3 tahun 1966 tentang Kesehatan Jiwa Kerjasama dengan Departemen Tenaga Kerja untuk mela-
sebagai pengganti Het Reglement op het Krankzinnigenwezen tih pasien mental telah dilaksanakan sejak Pelita III. Kerjasama
tahun 1897. dengan Departemen Perindustrian untuk melatih para instruktur
Sejak itu pula mulai dikembangkan upaya rehabilitasi pasien kerja juga telah dilaksanakan sejak Pelita III. Pembinaan
mental di RSJ dengan meningkatkan fasilitas pelayanan dan kerjasama pada tingkat Pusat telah dimulai sejak tahun 1971
kegiatan. Oleh karenanya pasien dapat lebih mudah dan cepat dengan dibentuknya Tim Koordinasi Rehabilitasi dan Penang-
dipulangkan. gulangan Pasien Mental yang sampai sekarang masih berjalan.
Pada tahun 1978 dikeluarkan Piagam Kerjasama Tiga Menteri
Eksistensi pelayanan rehabilitasi pasien mental di RSJ
(Kesehatan, Sosial, dan Nakertrans) yang memperkokoh ker-
dimantapkan setelah ada SK Menkes RI No. 135 Th 1978 ten-
jasama antara ketiga Departemen yang bersangkutan.
tang Organisasi dan Tatalaksana RSJ, di mana setiap RSJ ada
Kerjasama di tingkat daerah telah diperkuat dengan ter-
satu unit pelaksana teknis khusus untuk pelayanan rehabilitasi
bentuknya Badan Pembina Kesehatan Jiwa Masyarakat (BP
(Unit Rehabilitasi).
KJM) yang dibentuk oleh Gubernur atas instruksi Menteri
Di setiap Unit Rehabilitasi RSJ tersedia fasilitas untuk
Dalam Negeri. Badan itu merupakan forum konsultatif, infor-
pelaksanaan berbagai kegiatan rehabilitasi. Kegiatan rehabilitasi
matif dan fasilitatif dalam pembinaan kesehatan jiwa masya-
ini dibagi dalam tahap-tahap:
rakat termasuk upaya rehabilitasi pasien mental. Dalam upaya
(a) Tahap persiapan: agar pasien dapat dipulangkan atau disa-
rehabilitasi pasien mental, BP 1GM terutama dapat memperlan-
lurkan ke masyarakat, meliputi:
car pelaksanaan kerjasama di dalam mengatasi masalah pasien
— seleksi/evaluasi untuk menetapkan jenis terapi kerja Occu-
psikotik gelandangan dan pasung.
pational therapy) dan latihan kerja yang sesuai dengan ke-
adaan pasien (cacat dan potensi-potensinya). PENUTUP
— berbagai terapi sosial untuk mempercepat proses kesem- Masalah cacat dan rehabilitasi telah mulai mendapat per-
buhan dan resosialisasinya, hatian baik oleh petugas kesehatan, petugas sosial, petugas
— berbagai pendidikan dan latihan serta penyuluhan dan ketenaga-kerjaan, petugas pendidikan, bahkan kini dirasa bukan
bimbingan kejuruan; termasuk di sini pendidikan dan la- hanya sebagai masalah orangtua atau masyarakat, tetapi juga
tihan agar dapat hidup mandiri, mengurus diri, mobilitas telah mulai dirasa sebagai masalah nasional. Lebih-lebih bila
dan komunikasi, serta juga untuk mendapat ketrampilan disadari bahwa hai ini akan menjadi makin besar di masa
kerja tertentu (kerajinan, pertukangan, pertanian, industri, mendatang.
Tugas seorang dokter selain harus dapat mengobati, me-

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 21


ringankan penderitaan dan menyenangkan pasien, juga harus
pun dalam kerjasamanya dengan berbagai sektor.
dapat mengupayakan peningkatan derajat kesehatan seseorang,
keluarga atau masyarakat. Bahkan kini juga harus dapat
menolong pasiennya yang telah sembuh itu -- karena masih KEPUSTAKAAN
tersisa cacatnya -- untuk dapat meningkatkan kemampuan 1. Disability Prevention and Rehabilitation, WHO Report of WHA
fungsional pasiennya agar dapat hidup sebagai orang yang (A29/DOC/2), 1976 .
berswasembada, produktif dan berperan dalam masyarakat. 2. Kusumanto Setyonegoro dan Garjito SO. Tinjauan Kesehatan
Jiwa Mengenai Disabilitas Psikososial dan Rehabilitasinya, Prasa-
Dalam hal ini, seorang dokter selain menetapkan diagnosis ran, Simposium Rehabilitasi, Palembang, 24—25 April 1981.
penyakit juga harus dapat menetapkan jenis dan derajat keca- 3. Garjito SO. Rehabilitation of the Psychosocially Disabled, Prasa-
catan pasiennya yang telah sembuh, dan untuk setiap penyakit ran, ASEAN Forum on the Rehabilitation of the Psychosocially
atau cacat harus difikirkan bagaimana upaya rehabilitasinya. Disabled Person, Jakarta, 29 Nop — 4 Dec. 1981 .
International Classification of Impairments, Disabilities, and
Upaya rehabilitasi medik (fisik dan mental) mempunyai 4. andicaps, WHO, Geneva, 1980.
kedudukan yang penting, baik sebagai upaya kesehatan yang 5. Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa di Indonesia,
paripurna maupun sebagai bagian awal dari upaya rehabilitasi Dit. Kesehatan Jiwa Ditjen Yankes Dekes RI, 1983.
terpadu. Demikian pula halnya dengan rehabilitasi pasien mental 6. Pedoman Kerja Badan Pembina Kesehatan Jiwa Masyarakat (BP KJM),
Dit. Kesehatan Jiwa, Ditjen Yankes Depkes RI, 1983.
telah mengalami perkembangan, baik dalam RSJ mau-

22 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


Komputerisasi Data Demografik dan Psikiatrik
Pasien Mental di Indonesia
dr. Rudy Salan
Kepala Subdirektorat Epidemiologi dan Psikofarmakologi Direktorat Kesehatan Jiwa, Depkes RI

PENDAHULUAN menjadi lebih cepat dan jumlah pasien menjadi cukup besar.
Selain itu, perlu dicatat pula bahwa jumlah psikiater Indonesia
Perkembangan dan pemanfaatan teknologi modern sudah
masih jauh dari memadai dengan sekitar 1-2 psikiater bagi RS
meresap di segala lapangan kehidupan, begitu pula di bidang
Jiwa di luar Jawa dan 4-8 psikiater bagi RSJ di Jawa. Melihat
ilmu kedokteran. Sejak 1971 Departemen Kesehatan RI c.q.
hal demikian, maka dapat dibayangkan bahwa untuk mengatasi
Direktorat Kesehatan Jiwa mulai mengadakan pencatatan dan
kesulitan ini satu-satunya cara adalah otomatisasi pencatatan
pelaporan tentang data demografik dan kondisi pasien mental di
dan pelaporan pasien mental.
seluruh Indonesia. Proyek ini yang dimulai dengan pengum-
Dalam karangan ini akan dilaporkan pengembangan suatu
pulan data dari pasien yang dirawat di dalam rumah sakit jiwa di
sistim informasi tentang pasien mental yang berobat di fasi-
seluruh Indonesia dilaksanakan dalam rangka kerjasama antara
litas-fasilitas kesehatan jiwa dengan implikasi internasional.
Direktorat Kesehatan Jiwa dengan International Committee
Against Mental Illness (ICAMI), New York, USA.
SEJARAH PERKEMBANGAN SISTIM INFORMASI KE-
Proyek ini, yang meliputi ruang lingkup nasional dimung-
SEHATAN JIWA
kinkan karena semua aktivitas pelayanan kesehatan jiwa Pe-
merintah berada di bawah naungan atau dikoordinasi oleh Di- Sejak Direktorat Kesehatan Jiwa dibentuk sebagai instansi
rektorat Kesehatan Jiwa. Di seluruh Indonesia sekarang tersebar utama dalam lingkungan Departemen Kesehatan RI untuk
30 RS Jiwa Pemerintah dengan kapasitas tempat tidur masing- mengurus dan mengatur kegiatan kesehatan jiwa di seluruh
masing RS Jiwa sekitar 300 = 500 tempat tidur, dengan Indonesia pada tahun enampuluhan, maka mulai diciptakan
kapasitas total untuk seluruh Indonesia sekitar 7000 tempat suatu sistim pencatatan dan pelaporan tentang kegiatan RS Jiwa
tidur. Dalam jumlah ini belum termasuk kapasitas tempat tidur dan keadaan pasiennya. Sistim pencatatan dan pelaporan pada
dari fasilitas perawatan pasien mental di luar RS Jiwa waktu itu bersifat laporan tentang pasien yang dirawat di RS
Pemerintah, seperti misalnya : RSU, RS ABRI, Fakultas Ke- Jiwa saja, khususnya laporan yang merupakan masukan untuk
dokteran, dan sanatorium swasta. Bila ini semuanya dihitung, maksud administratif. Laporan-laporan ini biasanya dibuat
diperkirakan kapasitas tempat tidur bagi pasien mental adalah sekali dalam tiga bulan. Dengan pembuatan laporan-laporan
kira-kira 8000 tempat tidur. Walaupun jumlah tempat tidur di secara konservatif ini, mulai tampak beberapa ketimpangan-
Indonsia relatif kurang dibandingkan dengan negara- negara lain, ketimpangan yang pada kesempatan ini disebutkan sebagian
namun dapat dibayangkan bahwa menyusun laporan berkala dari saja. Selama beberapa tahun laporan- laporan ini mengalami
sekian banyak fasilitas perawatan pasien mental dan mengolah perubahan-perubahan untuk perbaikan. Akan tetapi walaupun
datanya secara sentral, merupakan pekerjaan yang tidak ringan perbaikan- perbaikan tercapai juga, perubahanperubahan yang
dan cukup kompleks. Apabila di samping itu akan diadakan agak sering ini mempunyai efek merugikan, yaitu terjadinya
monitoring dari kondisi pasien- pasien mental, maka kebingungan antara para penyusun laporan perihal pengisian
pekerjaannya menjadi lebih rumit lagi. beberapa elemen dalam laporan yang kurang jelas
Dengan adanya pengobatan modern dengan obat-obat psi- pengertiannya, atau istilah- istilah yang kurang jelas batasannya.
kofarmaka, maka lama perawatan pasien mental dapat diper- Dapat disebut di sini beberapa contoh, misalnya kriteria untuk
pendek menjadi 1-3 bulan, yang berakibat turnover pasien mengklasifikasi diagnosis klinik dalam diagnosis

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 23


statistik, penggunaan istilah pasien baru dan lama, pasien yang digunakan kuesioner dari ICAMI yang dikenal dengan nama
dipulangkan atau melarikan diri, dsb. Laporan-laporan ini pun General Purpose Psychiatric Questionnaire (GPPQ). Format
tidak menyediakan kesempatan dalam sistimnya untuk asli yang digunakan untuk optical scanning bagi komputer IBM
memberikan semacam umpan balik (feedback) kepada rumah 360 model 30 dirubah dan disesuaikan dengan keadaan di
sakit yang bersangkutan, hal mana adalah esensial bagi suatu Indonesia. Terjemahan dalam bahasa Indonesia telah diper-
sistim pencatatan dan pelaporan yang baik. Umpan balik siapkan dengan penyesuaian items-nya. Kuesioner ini merupa-
merupakan dorongan yang positif bagi petugas- petugas di rumah kan daftar isian multiple choice yang berisi data demografik dan
sakit untuk menyusun laporan yang tepat dan akurat, di samping psikiatrik dari pasien mental, yang pengolahannya menggunakan
bagi staf RSJ merupakan bahan penting untuk memperbaiki komputer. Hasil print-out berupa dua macam :
kegiatan RSJ seoptimal mungkin. Salah satu kendala bagi sistim
pencatatan dan pelaporan yang sebenarnya merupakan kendala (1) ceritera informatif (narrative) dari pasien-pasien mental
yang umum bagi upaya pengumpulan data di Indonesia, yaitu dalam bahasa Inggris dan Indonesia
mereka yang ditugaskan melaksanakan pengumpulan data dan (2) laporan statistik dari data yang tercantum dalam kuesioner.
menyusun laporan laporan pada umumnya tidak atau kurang Kedua hasil ini dianggap penting sebagai umpan-balik bagi
minat terhadap bahasa angka- angka. Mereka biasanya kurang RSJ, sebab dengan kurangnya jumlah psikiater dan dokter di RSJ
pula menghayati pentingnya untuk mengirim data dan laporan- acapkali status pasien hanya diisi seperlunya saja. Lagi pula data
laporan yang akurat. Mengingat kesukaran- kesukaran yang yang minim itu tidak sempat diolah karena untuk mengolahnya
cukup besar untuk melumpuhkan kegiatan Direktorat Kesehatan perlu tenaga khusus.
Jiwa sebagai instansi yang berwenang dalam upaya kesehatan Dengan adanya narrative print-out, pekerjaan dokter di RSJ
jiwa di Indonesia, maka sejak beberapa tahun dicarilah untuk menyusun status pasien dapat dipersingkat sekali. Laporan
penyusunan suatu sistim informasi tentang pasien mental dengan dan tabulasi statistik juga merupakan umpan balik yang cukup
berpedoman pada beberapa kriteria sebagai berikut : sistim dan baik, karena dari data itu pimpinan RSJ dapat dengan mudah
proses pencatatan dan pelaporan harus efisien dan efektif, harus mengetahui profil pasien mental di RSJ-nya dan dapat
digunakan istilah-istilah yang pengertiannya tidak meragukan membandingkannya dengan RSJ lain.
lagi, dan pencatat maupun pelapor harus memiliki expertise di Mulai triwulan pertama dalam tahun 1971, diadakan ujicoba
bidang psikiatri yang lebih besar dibandingkan dengan petugas- dari daftar isian ini di RSJ di Jawa dan Bali, dan penjajagan
petugas sebelumnya. Ini berarti bahwa psikiater harus secara terhadap pengolahan dan pengelolaan sistim informasi ini. Dari
aktif diikutsertakan dalam sistim informasi ini, dan petugas hasil ujicoba ini diadakan perbaikan-perbaikan dan perubahan-
administrator rutin mempunyai tugas terbatas pada segi perubahan dalam daftar isian dan sistim pengelolaannya. Sejak
administratif dari sistim informasi ini saja; yaitu pengaturan April 1971 proyek ini berjalan dengan lancar di Jawa dan Bali,
ketertiban penyimpanan dan pengiriman data dan tugas-tugas dan pada akhir 1971 telah dapat dihasilkan
administratif lain. tabulasi pertama dari 1314 pasien mental1. Berdasarkan pe-
Salah satu ciri khas bagi ilmu psikiatri adalah bahwa dalam ngalaman-pengalaman yang menggembirakan ini, diadakan
tubuh disiplin ilmu ini terdapat banyak aliran dan orientasi perluasan proyek ke daerah di luar Jawa dalam tahun 1972, dan
teoritik yang berakibat bahwa antara para psikiater terdapat cara pada akhir tahun 1972 dapatlah tercakup seluruh jajaran RSJ dari
penyusunan laporan pasien berdasarkan orientasi masing- Sabang sampai Abepura di bawah naungan Direktorat Kesehatan
masing, yang acapkali sangat berbeda. Untuk dapat mencipta- Jiwa dan fasilitas psikiatrik lainnya2. Sejak 1972 hingga kini
kan suatu sistim informasi yang meliputi semua aliran psikiatrik Direktorat Kesehatan Jiwa menerbitkan laporan profil dan
yang terdapat di antara para psikiater, perlu disusun suatu status kondisi pasien mental dari semua fasilitas psikiatrik setiap
mentalis pasien yang mencatat hal-hal dasar tentang kondisi tahunnya3. Setelah daftar isian yang digunakan sudah mantap,
pasien yang dapat diterima oleh semua psikiater sebagai data maka namanya diganti dengan Daftar Isian Pasien Mental Rawat
utama dalam pencatatan dan pelaporan mereka. Rumah Sakit atau DIPAM Rawat RS. Sejak sukses pertama itu
Mengingat hal-hal di atas ini, maka Direktorat Kesehatan mulai dikembangkan DIPAM lain. DIPAM Rehabilitasi yang
Jiwa telah mengadakan kerjasama dengan International Com- merupakan suatu formulir pencatatan dan pelaporan tentang
mittee Against Mental Illness (ICAMI), New York, U.S.A. untuk pasien mental yang mengalami proses rehabilitasi,
menyusun suatu sistim informasi yang dapat memenuhi dikembangkan pada tahun 1973 dan digunakan pada RSJ yang
persyaratan tersebut. memiliki unit rehabilitasi. Pada tahun 1977 dikembangkan
Pada tahun .1964 - 1965, ICAMI telah melakukan kerja- DIPAM Rawat Jalan yang maksudnya digunakan dalam
sama dengan Bagian Psikiatri, Fakultas Kedokteran Universitas pelayanan pada poliklinik psikiatri khusus bagi pasien yang
Indonesia (Psychiatric Pilot Project). Berdasarkan penga- berobat jalan saja. Pada tahun 1980 dikembangkan DIPAM
laman-pengalaman preliminer ini, kerjasama tadi diperluas de- Pemulangan yang diisi apabila pasien yang dirawat di RSJ
ngan melibatkan Direktorat Kesehatan Jiwa agar supaya pem- dipulangkan. Dari DIPAM Pemulangan yang dikombinasikan
baharuan dapat mencakup seluruh Tanah Air. Pada tahun 1970, dengan DIPAM Rawat RS dapat disusun "patient movement
terbentuklah tim khusus di Direktorat Kesehatan Jiwa untuk data", lama perawatan, dan lain informasi untuk perencanaan
menangani masalah sistim informasi ini. dan evaluasi. Walaupun empat DIPAM ini dikembangkan
Sebagai formulir dasar untuk pencatatan dan pelaporan tersendiri, pada dewasa ini sedang diusahakan suatu lin-

24 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


kage yang memungkinkan mengikuti perjalanan masing-masing Laporan ini dimaksudkan agar supaya pars pengisi
pasien dari mulai kontak pertama dengan fasilitas psikiatrik DIPAM dapat memusatkan perhatiannya pada items
hingga kontak terakhir. tertentu yang diisi secara kurang memuaskan.
c. Hospital summary batch -editing report Untuk semua
PENGELOLAAN SISTIM INFORMASI fasilitas psikiatrik yang dimaksudkan agar petugas di
Sejak sistim informasi ini diciptakan, Direktorat Kesehatan Direktorat Kesehatan Jiwa dapat secara tepat dan cepat
Jiwa merupakan instansi sentral yang mengkoordinasi se luruh memperoleh gambaran tentang kualitas laporan yang
sistim dan mengadakan pengolahan secara sentral dari data dibuat oleh fasilitas - fasilitas psikiatrik.
pasien mental yang tertera dalam sistim DIPAM. Semua DIPAM Pada akhir tahun kalender, semua data yang telah dikirimkan oleh
diisi oleh psikiater, dokter atau perawat yang bersangkutan fasilitas-fasilitas psikiatrik diolah bersama dalam suatu tabulasi
sesuai dengan bidangnya. Selanjutnya pada tiap fasilitas statistik yang diterbitkan setiap tahunnya.
psikiatrik DIPAM dikumpulkan oleh seorang administrator Sekalipun dalam buku laporan statistik ini diterbitkan 56
(koordinator) yang memeriksa secara teliti masing-masing tabel standar dan 10 grafik, namun setiap waktu dapat di-
DIPAM, apakah ada items yang kurang atau lupa diisi. Yang mintakan tabel-tabel lain di luar tabel standarapabila ini dibu-
menjadi perhatian utama dalam pemeriksaan ini adalah items tuhkan oleh salah satu fasilitas psikiatrik misalnya untuk usaha
yang berisi nomor identifikasi pasien, fasilitas psikiatrik, dan administratif atau riset. Untuk tujuan itu, cross-tabulation
beberapa items yang penting untuk dianalisa seperti jenis programs telah dipersiapkan oleh Direktorat Kesehatan Jiwa.
kelamin, umur, tanggal masuk, diagnosis dsb. Items yang men-
jadi perhatiannya khusus itu dicetak dengan tipografi agak beda ISI DARI DIPAM
dari items lainnya. Setelah itu codingsheet yang ada pada Sebagai gambaran dari ruang lingkup perangkat data pada
formulir DIPAM dirobek, DIPAM aslinya dikembalikan ke sistim informasi DIPAM, dalam karangan ini akan dikemuka.
tempat asalnya, dan codingsheet dikirimkan ke Direktorat kan beberapa contoh data yang dicatat dan dilaporkan.
Kesehatan Jiwa untuk diolah lebih lanjut. Bagi fasilitas-fasilitas
1. DIPAM Rawat RS
psikiatrik di Jawa, codingsheet ini dikirim setiap 2 minggu sekali,
Bagian I : Bagian ini berisi informasi administratif dan per-
sedangkan bagi fasilitas- fasilitas psikiatrik di luar Jawa sekali
sonal, seperti: nama, nomor identifikasi, jenis kelamin, alamat
sebulan.
tempat lahir, nomor identifikasi rumah- sakit, tanggal masuk
Sesampainya di Direktorat Kesehatan Jiwa, data diperiksa
rumah sakit, dokter yang memeriksa, rujukan, dan sumber
kembali oleh seorang petugas perihal kelengkapan mformasi
anamnesis. Di sini juga ditanyakan tentang latar belakang
dalam DIPAM. Setelah semuanya dianggap lengkap, maka
lingkungan, seperti dibesarkan di tempat urban atau rural, jumlah
codingsheets dikumpulkan dan dikirim ke pusat pengolahan
orang yang hidup bersama dengan pasien dsb. Informasi tentang
untuk dialihkan kepada keypunch cards. Punched cards yang
orang tua pasien ditanyakan di bagian ini pula, yaitu apakah
memuat semua data kemudian dimasukkan ke dalam kom puter
mereka masih hidup, bercerai, pisah atau kawin kembali.
yang menghasilkan narrative print-out, yang satu kopi nanti akan
Selanjutnya ada informasi tentang pendidikan, status perkawinan,
dikirimkan kepada rumah sakit yang bersangkutan dan satu kopi
pekerjaan, keadaan perumahan, komposisi dari rumah tangga,
disimpan dalam ruangan khusus di Direktorat Kesehatan Jiwa.
aktivitas keagamaan, dan aktivitas dalam masyarakat.
Mengingat syarat utama bagi pengolahan data secara oto
Bagian II: Bagian ini berisi data medik- psikiatrik.
matik yaitu data harus bersih, maka koreksi data perlu dilakukan
Di sini ditanyakan tentang lamanya episode penyakit sekarang,
untuk menjamin keabsahan data. Untuk itu, dalam sistim ini telah
cepatnya timbul penyakit, remisi, jumlah episode, perawatan
dikembangkan suatu batch-editing system4 di mana setiap
sebelumnya, penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan, per-
kiriman data diperiksa melalui komputer perihal kekurangan-
kiraan taraf inteligensi, penyakit jiwa dalam keluarga atau pe-
kekurangan atau kesalahan- kesalahan yang masih terdapat dalam
nyakit lain, sikap keluarga terhadap penyakit pasien, perilaku
data. Dalam sistim ini terdapat unsur - unsur sebagai berikut :
kriminal, tahanan, hukuman, diagnosis pada waktu masuk,
1. Pemeriksaan DIPAM oleh petugas di RSJ atau fasilitas
prognosis dan pengobatan sebelum masuk rumah sakit.
psikiatrik, dan perbaikan data bila diperlukan.
2. Pemeriksaan DIPAM oleh petugas di Direktorat Kesehatan 2. DIPAM Rehabilitasi
Jiwa perihal data esensial yang diperlukan untuk menjamin Dipam ini terdiri dari 3 bagian :
input yang baik. Bagian I : Bagian ini berisi data tentang latar belakang sosio-
3. Editing oleh komputer. Untuk ini telah dikembangkan suatu kultural, diagnosis, pengobatan pasien dalam ruangan, infor-
batch-editing program yang terdiri dari 3 macam hasil masi tentang pekerjaan dan prestasi serta partisipasi keluarga
keluaran : dalam usaha rehabilitasi.
a. Error analysis report yang mengidentifikasi kesalahan Bagian II : Bagian ini meliputi data tentang pemeriksaan pre
yang dibuat dalam masing-masing pengiriman. liminer, seleksi dan testing psikologik untuk menentukan bakat
b. Hospital summary batch-editing report yang melapor- untuk latihan-latihan tertentu.
kan persentase dari items yang diisi secara tidak tepat. Bagian III : Bagian ini berisi data tentang evaluasi pasien, ke .
mampuan untuk beradaptasi sosial dan prestasi pekerjaan.

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 25


Aspek rekreasi dan penyesuaian pribadi dinilai pula dalam bagian edukatif. Para dokter dan petugas paramedik dilatih untuk me-
ini. Selanjutnya dicantumkan suatu prognosis di lihat dari segi ngemukakan pertanyaan yang lebih akurat dan secara lebih
mental maupun sosial, dan akhirnya disusun suatu rencana follow sistematik. Dengan adanya kriteria yang seragam dan yang di-
up. setujui bersama, maka komunikasi antara psikiater dapat lebih
3. DIPAM Rawat Jalan dipermudah.
Sebagaimana disusun dalam DIPAM Rawat RS, dalam DI
PAM ini terdapat pula dua bagian yang terdiri dari data demo- PENGGUNAAN DARI SISTIM INFORMASI INI
grafik dan psikiatrik dengan diagnosis , terapi tindak lanjut, dan
prognosis. Data yang dicatat dalam DIPAM ini jauh lebih Dengan adanya sistim informasi ini, telah diletakkan dasar
sederhana, mengingat bahwa pengisiannya harus selesai dalam infrastruktur dari suatu sistim yang mantap dan yang dapat
situ kali kunjungan dibandingkan dengan DIPAM Rawat RS dikembangkan lebih lanjut. Para administrator sekarang sudah
yang untuk pengisiannya diberikan waktu satu minggu. memperoleh gambaran yang lebih komprehensif tentang ke.
4. DIPAM Pemulangan adaan pasien mental di Indonesia. Dengan menggunakan Pe-
DIPAM ini tidak berdiri sendiri dan harus dikaitkan dengan doman Penggolongan Diagnosa Gangguan Jiwa (PPDGJ) I,
data yang terdapat dalam DIPAM Rawat RS. Selain beberapa 1973, dapat dibuatkan komparasi antara praktek diagnosis
data identifikasi yang memungkinkan DIPAM ini di. kaitkan macam-macam fasilitas psikiatrik 8. Beberapa trend diagnostik
dengan DIPAM Rawat RS, terdapat data tentang pengobatan dengan segera dapat dilihat dan dimonitor bila ini diperlukan.
yang diberikan selama perawatan, tanggal pemulangan dan jenis Tentang penerimaan pasien untuk dirawat, dapat dilihat rumah
terminasi perawatan, diagnosis akhir, dan rencana follow-up sakit mans yang menerima pasien kronik lebih banyak diban-
selanjutnya. dingkan dengan rumah sakit lain 6. Informasi ini selain bernilai
sebagai data epidemiologik, berguna pula untuk merencanakan
MANFAAT DARI SISTIM INFORMASI INI ketenagaan. Dari data yang diperoleh hingga kini, dapat di-
Perihal manfaat dari proyek ini dapat dikemukakan beberapa kemukakan, bahwa keterlambatan mengobati pasien mental ke
hal sebagai berikut : rumah sakit adalah sekitar 2.6 bulan. Ini berarti di dalam masa itu
1. Bidang medik-psikiatrik jelas terdapat usaha pengobatan lain dan berada di luar ruang
Sistim ini memungkinkan pencatatan yang lebih lengkap dari lingkup dari sistim rumah sakit jiwa. Penelitian selanjutnya
pada dengan cara yang konvensional, karena banyak data dapat menunjukkan bahwa para pengobat tradisional memegang
direkam dan diolah dengan menggunakan unit pengolahan peranan yang cukup penting dalam masa-masa pertama
otomatik. Selain data sosiodemografik, dapat pula diperoleh data seorang menderita sakit jiwa. 5-6.
medik-psikiatrik tentang perkembangan penyakit pasien dari Dari data ini dapat pula dihitung hospital admission rates
permulaan hingga kini. Strategi terapi dan obat-obatan yang per 100.000 penduduk, yang menunjukkan bahwa jumlah
pemah diberikan kepada pasien dapat langsung dilihat sehingga kapasitas tempat tidur untuk pasien mental dan jumlah RS Jiwa
tidak perlu lagi dicoba obat psiko-farmaka lain. masih jauh di bawah negara-negara berkembang lain. Selain itu,
2. Bidang administratif dan perencanaan admission rates antara propinsi -propinsi di Indonesia berbeda
Analisis data dari DIPAM dapat berguna bagi administrator cukup jauh, ini sangat erat kaitannya dengan kepadatan
perencana, maupun untuk mengambil keputusan. Informasi penduduk. Dengan demikian, dapat dipertanggungjawabkan
tentang beban dan jumlah pasien, perubahan-perubahan sesuai pembangunan RS Jiwa barn di propinsi-propinsi yang belum
dengan musim (seasonal trends), kebutuhan akan obat-obatan , memiliki RS Jiwa. Selain itu, dari pola rujukan terlihat bahwa
hubungan antara perawatan pertama (first admission) dan kebanyakan pasien dikirim untuk dirawat di RS Jiwa oleh
perawatan berkali-kali, dan sebagainya akan berguna sebagai keluarganya, dan sebagian kecil saja yang dikirim oleh polisi atau
masukan untuk perubahan kebijaksanaan pengelolaan rumah pengadilan. 9.
sakit 5-7 Kegunaan yang sangat menonjol adalah dalam hal me-
3 Bidang Penelitian monitoring penyalahgunaan obat narkotik claim masyarakat.
Karena data diperoleh dari semua bagian di Indonsia ber- Pada waktu penyalahgunaan obat narkotik mulai memasuki
dasarkan kriteria pencatatan yang sama, maka perbandingan Indonesia di tahun 1969 dan memuncak pada tahun 1973, hanya
dapat dibuat antara daerah satu dengan daerah lain. Kualitas Direktorat Kesehatan Jiwa yang memiliki data tentang
pelayanan dapat pula dibandingkan dan perbaikan dapat di- penyalahgunaan obat narkotik yang dirawat di RS Jiwa. Dari
sarankan. Data statistik rumah sakit yang mantap dapat di- Data ini dapat dilihat perkembangan penyalahgunaan obat nar-
kumpulkan dari tahun ke tahun. Ini dapat mengarahkan pe- kotik secara epidemiologik yang memuncak pada tahun 1972-
nelitian-penelitian operasional dan evaluatif lebih lanjut. Selain 1974; menurun pada tahun 1977 - 1978, dan selanjutnya
daripada itu, informasi secara stabil akan dapat menstimulasi memperlihatkan pola endemik10. Beberapa kecenderungan
penelitian-penelitian epidemiologik yang lebih canggih‚ perubahan dalam variabel umur dan taraf sosial-ekonomis dapat
4. Bidang Pendidikan jelas terlihat dari tahun ke tahun. Karena kemantapan data ini,
Mengisi DIPAM itu sendiri merupakan suatu pengalaman maka setiap tahun data ini dikutip dalam laporan tahunan
ASEAN DRUG EXPERT MEETING dan badan-badan
internasional seperti WHO, Colombo Plan dsb.

26 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


PENUTUP 4. Salan R The Indonesian automated information system for mental
patients, National Workshop on Psychiatric Epidemiology, Direk-
Dari apa yang telah diuraikan di atas, jelas bahwa suatu torat Kesehatan Jiwa. 1977.
sistim informasi tentang pasien mental dengan menggunakan 5. Sadono B, Tjahjsna 1, Setyonegoro IC, and Salan R. Utilization of
teknologi modern dapat dilakukan juga di negara yang sedang mental helath data system for helath planning, in Information Su-
pport to Mental Health Programs. Laska EM et al Eds. New York:
berkembang dan berpenghasilan rendah. Walaupun biaya pada Human Sciences Press, Inc. 1983.
waktu mulai menegakkan sistim ini tinggi, namun setelah sistim 6. Saban, R. Eksaserbasi gangguan mental sebagai parameter efektivi-
cukup stabil, biaya dapat dikurangi secara memuaskan dengan tas terapi dalam psikiatri, Jiwa 10;1977 (4) : 97 - 107.
kegunaan yang melebihi dari sistim informasi konvensional lain. 7. Salan R. Personal Characteristics of first admissions in mental hos-
pitals in Indonesia, Jiwa 8 1975; (3) : 33-53.
KEPUSTAKAAN 8. Taintor, Zebulon and Kline, Nathan. The use of computers by the
Ministry of Health in Indonesia, in Safeguarding Psychiatric Pri-
1. Satin R dan Sadono B. General Purpose Psychiatric Qustionnaire, vacy — Computer Systems and Their Uses. Laska EM and Bank
Departemen Kesehatan, Direktorat Kesehatan Jiwa, 1971. R. Eds. John Wiley and Sons, 1975.
9. Salan R. Laporan Subdit Pengembangan Program Direktorat Ke-
2. Salan R and Sadono B.A computerized recording system for mental
sehatan Jiwa, Jiwa 14 1981; (2) : 91 -111.
patients in Indonesia, Proceedings of the Second Regional Seminar
10. Satan R. National mental hospital reporting programme: some
on Psychotropic Medication, Kuala Lumpur, Malaysia, 1973.
trends in the number and characteristics of drug users in Indonesia
3. Buku Laporan Paden Mental dan Narkotik di Rumah Sakit Jiwa di 1972 - 1977, Proceedings Workshop on Reduction of Demand for
Indonesia, (terbitan setiap tahun dart tahun 1972-1982), Direk Illicit Drgu s in South East Asia, Penang, Malaysia 14-20 May 1979, A
torat Kesehatan Jiwa, Dep. Kes RI Colombo Plan PUbliation,1979.

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 27


Pengertian Pertanggungjawaban
Kriminal Atas Perbuatan Individual
Dalam Rangka
Visum et Repertum Psikiatrikum
dr. Rudy Salan
Kepala Subdirektorat Epidemiologi dan Psikofarmakologi Direktorat Kesehatan Jiwa, Depkes RI

Salah satu titik sentuh di antara sekian banyak titik sentuh puma akalnya atau karena sakit berubah akal tidak boleh
antara disiplin ilmu kedokteran jiwa dan ilmu hukum pada forum dihukum.
peradilan adalah pengertian tentang pertanggungjawaban 2) Jika nyata perbuatan itu tidak dapat dipertanggungkan
kriminal (kadang-kadang juga disebut pertanggungjawaban kepadanya karena kurang sempurna akalnya atau karena
pidana, toerekenbaarheid, toerekeningsvatbaarheid, criminal sakit berubah akal, maka Hakim boleh memerintahkan
responsibility). Titik sentuh ini merupakan hal unik yang tidak menempatkan ia di rumah sakit gila selama - lamaya satu
didapati pada cabang-cabang ilmu kedokteran lain. tahun untuk diperiksa.
Bila dalam suatu perkara pidana, seorang tersangka atau Bahwa makna sikap manusiawi dari peradilan di negara kita
terdakwa diragukan kondisi kesehatan jiwanya saat ia melakukan tercermin dalam fasal 44 KUH Pidana tidak dapat diragukan lagi
perbuatan pidana, maka yang berwenang dalam sidang peradilan Yang menjadi masalah di sini yaitu batasan- batasan dan istilah-
dapat memanggil seorang ahli kedokteran jiwa (psikia ter), untuk istilah. Salah satu istilah yang ingin diketengahkan di sini adalah :
memberikan keterangan ahli dalam sidang peradil an. Tujuannya "tidak dapat dipertanggungkan kepadanya" atau dalam bahasa
untuk menetapkan apakah terdakwa itu menderita gangguan Belanda aslinya "niet kan worden toogerekend"
jiwa atau tidak. Konsekuensi dari keterangan ahli ini : ada Banyak hal telah ditulis dan dibahas tentang pertanggungan
tidaknya gangguan atau penyakit jiwa pada terdakwa akan atau pertanggungjawaban ini. Beberapa aspek telah disorot antara
dikaitkan dengan dapat atau tidaknya dipertanggungjawabkan lain : falsafahnya, pertanggungjawaban pidana dikaitkan dengan
tindak pidana tersebut kepadanya. kemauan bebas dan aliran determinisma, pertanggungjawaban
Sikap yang demikian dalam peradilan memang masuk akal, pidana dalam kaitannya dengan fungsi ego1 dsb. Namun demikian
karena sejak dahulu dirasakan adanya unsur ketidakadilan bila hingga kini belum dicapai kesepakatan tentang batasan-batasan
peraturan-peraturan hukum yang berlaku untuk orang normal dari pertanggungjawaban pidana ini. Di satu pihak ilmu hukum
diterapkan kepada mereka yang terganggu jiwanya. Sikap yang mengintroduksi pengertian dan istilah ini dalam perundang-
amat manusiawi dari peradilan ini perlu dipuji, namun justru undangan, tetapi di lain fihak para penegak hukum selalu
dengan adanya sikap manusiawi ini timbul masalah-masalah lain menanyakan kepada ahli ilmu kedokteran jiwa untuk menetapkan
yang mempersukar penilaian hakim atau penegak hukum. Sejauh apakah suatu perbuatan melanggar hukum (pidana) dapat
manakah hukum biasa dapat diberlakukan terhadap seorang yang diptertanggungjawabkan kepada seorang terdakwa yang diduga
ada gangguan jiwanya? Sejauhmanakah perkecualian dapat terganggu jiwanya. Jadi jelaslah bahwa konsep dan pengertian
diberikan? Ini semua merupakan pertimbangan yang cukup rumit pertanggungjawaban pidana merupakan konsep hukum tanpa
bagi hakim. diberikan batasan-batasan yang tegas, yang dalam prakteknya
Dalam KUH Pidana yang hingga kini masih berlaku, dalam dokter ahli jiwalah yang harus menentukan. Problema di sini,
fasal 44 ayat I dan 2 disebut hal-hal sebagai berikut : seorang dokter tidak dapat dianggap kompeten menentukan
1) Barang siapa mengerjakan sesuatu perbuatan, yang tidak dapat pertanggungjawaban pidana ini, karena dalam pendidikan
dipertanggungkan kepadanya karena kurang sem- kedokteran tidak ada suatu mata pelajaran khusus yang
membahas dan mengkuliahkan semua seluk-beluk
pertanggungjawaban pidana. Dapat dilihat suatu
* Naskah disampaikan dalam Simposium Psikiatri Kehakiman, Kongres
Nasional III, PNPNCH, JOJuli ‚ 2 Agustus 1984, Medan.

28 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


daerah sentuh antara disiplin ilmu kedokteran jiwa dan disiplin Reglemen Indonesia yang diperbarui (RIB) atau yang juga
ilrnu hukum yang kabur, kurang jelas pengertian maupun kon- dikenal dengan Het Herziene Inlandsch Reglement atau HIR
sepnya, yang mau tidak mau akan menimbulkan beranekaragam (Staatblad tahun 1941 nomor 44). Dengan adanya undang-
permasalahan, khususnya dalam suatu proses peradilan di bawah undang Nomor 1 Drt. tahun 1951, ditetapkan hanya satu hu-
sorotan mass media dan masyarakat. kum acara pidana yang berlaku untuk seluruh Indonesia, yaitu
Tentang kemampuan dan kompetensi seorang psikiater RIB. Tapi ketentuan yang tercantum di dalamnya ternyata
untuk menetapkan pertanggungjawaban pidana seorang ter- belum memberikan jaminan perlindungan terhadap hak azasi
dakwa; antara para dokter sendiri timbul pendapat- pendapat manusia dan perlindungan terhadap harkat dan martabat ma-
yang berbeda. Ada yang berpendapat bahwa masalah pertang- nusia sebagaimana wajarnya dimiliki oleh suatu negara s. Oleh
gungjawaban (atau kesalahan, schuld, culpa) adalah masalah karena itu, Het Herziene Inlandsch Reglement berhubungan
psikiatri dan oleh karenanya seorang psikiater dapat lebih pasti dengan Undang-Undang Nomor 1 Drt tahun 1951 (Lembaran
menentukannya daripada hakim. Hanya psikiaterlah yang dapat Negara tahun 1951 nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
menentukannya secara ilmiah2. Dilihat dari segi teori psi- Nomor 81) serta semua peraturan pelaksanaannya dan
kodinamik, telah dicoba pula ditetapkan tentang tidak dapat nya ketentuan yang diatur dalam peraturan perundang undangan
dipertanggungjawabkan suatu tindak pidana dari kurang lainnya, sepanjang hal ini mengenai hukum acara pidana perlu
berkembangnya ego 1 dicabut dan diganti dengan hukum acara pidana baru yang
Di samping pendapat- pendapat ini, ada pula pendapat-pen- mempunyai ciri kodifikasi dan unifikasi berdasarkan Pancasila
dapat yang bertentangan, yaitu hanya hakimlah yang dapat dan Undang-Undang Dasar1945.
menetapkan apakah suatu perbuatan dapat dipertanggung- Beberapa fasal yang menentukan batasan dan mengatur
jawabkan atau tidak,3,4 sedang tugas seorang psikiater hanya prosedur penulisan keterangan ahli dalam KUHAP sesuai de-
menetapkan fakta medik-psikiatrik saja. Dengan latar belakang ngan jiwa perlindungan terhadap hak azasi manusia, menyata-
medik-psikiatrik ini, hakimlah yang selanjutnya menetapkan kan hal-hal sebagai berikut :
apakah terdakwa dapat mempertanggungjawabkan perbuatan- Keterangan ahli
nya atau tidak. 1. Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh se-
Pada masa sebelum KUHAP berlaku, pemberian keterang- orang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang di-
an ahli kedokteran jiwa dalam rangka visum et repertum hanya perlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna
dimintakan oleh hakim saja (Undang-Undang nomor 3 tahun kepentingan pemeriksaan (KUHAP Ketentuan Umum
1966 tentang Kesehatan Jiwa fasal 5 ayat 1 sub e), dan biasanya fasal 1 hutir 28)
dalam redaksi dari permintaan itu ditanyakan apakah tindak 2. Keterangan ahli ialah apayang seorang ahli nyatakandi
pidana yang dilakukan oleh terdakwa dapat dipertang- sidang pengadilan (KUHAP fasal 186).
gungjawabkan kepadanya atau tidak. Sesual dengan peraturan 3. Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli ke-
Menteri Kesehatan No. 1993/KDJ/U/70 tentang Perawatan dokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib
Penderita Penyakit Jiwa tahun 1970, di mana beberapa fasal- memberikan keterangan ahli demi keadilan. (KUHAP fasal
fasal dan lampirannya mengatur secara teknis pelaksanaan 179 ayat 1).
keterangan ahli kedokteran jiwa. Dari psikiater diharapkan untuk Alat bukti
memberi jawaban konfirmatif atau non-konfirmatif dalam 1. Alat bukti yang sah ialah
kesimpulan pemeriksaannya terhadap pertanyaan tentang a. keterangan saksi
pertanggungjawaban. Walaupun bagi beberapa psikiatel b. keterangan ahli
dirasakan berat menjawab pertanyaan secara demikian, karena c. surat
dianggapnya terletak di luar expertise mereka sebagai ahli dalam d. petunjuk
ilmu kedokteran, namun hingga kini belum timbul persoalan-
e. keterangan terdakwa
persoalan yang merumitkan kedudukan mereka. Pengalaman
(KUHAP fasal 184 ayat 1)
menunjukkan bahwa di Indonesia kasus-kasus kontroversial
jarang dikemukakan kepada para psikiater, dan biasanya hakim Minta pendapat orang ahli
dengan penuh kepercayaan akan iktikad baik para psikiater 1. Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta
menerima keterangan ahli dengan baik. Kesan kami - yang kami pendapat orang ahli atau orang yang memiliki keahlian
akui merupakan kesan yang sangat pribadi dan mungkin tidak khusus. (KUHAP fasal 120 ayat 1)
disetujui oleh banyak orang - yaitu pemeriksaan visum et 2. Tersangka atau terdakwa berhak untuk mengusahakan dan
repertum psikiatrikum dijalankan karena diharuskan oleh mengajukan saksi dan atau seseorang yang memiliki ke-
prosedur hukum, walaupun pada dasarnya hakim sudah mem- ahlian khusus guna memberikan keterangan yang meng-
punyai dugaan tertentu tentang pertanggungjawaban tersangka untungkan bagi dirinya. (KUHAP fasal 65).
atau terdakwa. 3. Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya per-
Akan tetapi dengan diundangkannya KUHAP pada tahun soalan yang timbul di sidang pengadilan, hakim ketua si-
1981, situasinya menjadi lain. Untuk menjelaskan hal ini perlu dang dapat minta keterangan ahli dan dapat pula minta
diterangkan sedikit tentang lahirnya KUHAP. Sebelum adanya agar diajukan bahan baru oleh yang berkepentingan.
KUHAP, peraturan yang menjadi dasar bagi pelaksanaan hu- (KUHAP fasal 180 ayat 1).
kum acara pidana dalam lingkungan peradilan umum adalah Dengan demikian keterangan ahliyang dahulunya hanya
dapat diminta oleh hakim, sekarang dapat diminta pula oleh

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 29


penyidik (polisi) dan tersangka atau terdakwa sendiri. Peratur- dibenarkan. Si pelaku sanggup, cakap atau mampu mengetahui
an-peraturan baru ini dapat menimbulkan situasi di man ke- bahwa perbuatannya itu melanggar hukum dan sesuai dengan
terangan ahli jiwa diminta oleh beberapa pihak (lebih dari satu kemauannya7.
permintaan), katakanlah sebagian keterangan ahli a charge dana
decharge. Dengan perkembangan ilmu kedokteran jiwa yang Unsur-unsur toerekenbaarheid menurut Pompe adalah :
sangat pesat akhir-akhir ini, di samping adanya beraneka-ragam 1.
Suatu kemampuan berpikir dari pelaku yang memungkin-
orientasi ilmiah dan teoritik dalam ilmu kedokteran jiwa, dapat kan dia menguasai pikirannya serta menentukan kehendak
dibayangkan terjadinya situasi dikemukakannya beberapa atau kemauannya.
keterangan dengan kesimpulan tentang pertanggungjawaban 2. Oleh sebab itu pelaku dapat mengerti makna dan akibat
pidana yang berbeda-beda. Keadaan demikian dapat menyu- kelakuannya.
karkan kedudukan dan kredibilitas psikiater sebagai saksi 3. Oleh sebab itu pula pelaku dapat menentukan kehendak-
dalam suatu proses peradilan. Selain itu, perlu diingat apabila nya sesuai dengan pendapatnya (tentang makna dan aki-
pertanggungjawaban pidana dikaitkan dengan gangguan atau bat kelakuannya);
penyakit jiwa, konsep pertnggungjawaban pidana juga tidak Kemampuan berpikir itu terdapat pada orang normal, dan
bisa luput dari konsep sakit dan sehat dalam ilmu kedokteran dapat diduga demikian pula pada pelaku7.
pada umumnya, dan ilmu kedokteran jiwa pada khususnya6 Di Inggris, peradilan berusaha menyusun suatu tes untuk
menentukan apakah seorang terdakwa dapat mempertanggung-
Setidak - tidaknya bagi seorang yang berasal dari disiplin ilmu
kedokteran. Betapa jauhnya implikasi dan besarnya pengaruh jawabkan tindak pidananya atau tidak.
terhadap interpretasi dari pertanggungjawaban pidana ini dapat Pada tahun 1265, hakim Bracton mengemukakan tes
diduga tapi sukar dibayangkan. Apakah yang sekarang dapat bahwa seorang dianggap sakit jiwa bila kelakuannya bagaikan
dipakai sebagai pedoman, atau sekurang-kurangnya pegangan binatang buas (wild beast). Pada tahun 1535, Fitz-Herbet
bagi psikiater untuk menentukan pertanggungjawaban pidana membuat formulasi suatu tes yang membebaskan seseorang
itu sesuai dengan apa yang diharapkan oleh orang yang ber- dari hukuman apabila : "... account or number 29 pence, nor
tell who was his father or mother, or how old he is." 8
wenang dalam suatu sidang peradilan?
Satu abad kemudian, Sir Matthew Hale, ahli dalam masa-
Beberapa ahli hukum dan psikiater kehakiman telah men-
lah orang kriminil yang sakit jiwa mengemukakan tes di mana
coba memberikan sumbangan pikiran tentang masalah pertang-
seorang tidak dapat dipertanggungjawabkan perbuatannya
gungjawaban ini. Pada kesempatan ini akan dikemukakan pen-
apabila is : ... labouring under melancholy distemper .. ".,
dapat dari beberapa ahli saja. Pendapat - pendapat ini perlu di-
dan
ketengahkan sebagai bahan pertimbangan bagi psikiater bila ia
.. ordinarily as great understanding as a child of fourteen
diminta membuat keterangan ahli dalam sidang peradilan. Pada
hakekatnya pendapat - pendapat ini dapat dikelompok- years hath " 8
an dalam 2 golongan besar, yaitu : golongan pendapat dari Eropa Pada tahun 1724, suatu keputusan dalam peradilan Inggris
yang terkenal dengan Arnold case mengemukakan suatu tes untuk
Barat (Perancis, Jerman dan Belanda) dan golongan pendapat dari
lingkungan Anglo-Saxon (Inggris dan USA). membebaskan seorang terdakwa yang sakit jiwanya apabila : "The
Pertanggungjawaban pidana menurut hukum pidana terdiri dependent had to totally deprived of his reason so that he did
not know what he is doing any more than an infant or a wild
dari tiga unsur :
beast would have known. " Tes ini yang juga dikenal dengan
1. Toerekeningsvatbaarheid (dapat dipertanggungjawabkan).
nama wild beast test, merupakan suatu tes yang hampir serupa
2. Suatu sikap psikis pelaku berhubung dengan kelakuannya.
dengan apa yang pernah diputuskan 500 tahun yang lalu.
a. Kelakuan yang disengaja (unsur sengaja);
Pada tahun 1800 terjadi suatu peristiwa di mana seorang yang
b. Kelakuan dengan sikap yang kurang berhati-hati atau
bernama James Hadfield melakukan percobaan pembunuhan
lalai (unsur kealpaan : culpa, schuld in engere zin);
terhadap raja George III dari Inggris, dalam keyakinannya yang
3. Tidak ada alasan untuk menghapuskan pertanggungjawaban
salah (delusi) : bahwa Tuhan akan menghancurkan dunia, dan ini
pidana pelaku (unsur toerekenbaarheid) 4
hanya dapat dicegah dengan mengorbankan jiwanya sendiri.
Menurut Van Hamel, toerekeningsvatbaarheid itu suatu
Karen sebagai orang yang saleh dia tidak mau melakukan tindakan
kenormalan dan kematangan psikis yang membawa tiga macam
tercela bunuh diri, maka dia melakukan percobaan pembunuhan
kecakapan (geschiktheid) :
terhadap rajanya dengan perhitungan bahwa negara akan
1. Dapat memahami arti dan akibat sungguh-sungguh perbuatan menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Dalam penjelasan kepada
sendiri; anggota juri, hakim Kenyon menyatakan: "If a man is in a
2. Menyadari bahwa perbuatan-perbuatan itu tidak dibenarkan deranged state of mind at he time, he is not criminally
oleh masyarakat. answerable for his act." James Hadfield dibebaskan dari hukuman
3. Menentukan kemauannya terhadap perbuatan - perbuatan itu. mati berkat strategi pembelaan dari pembela Thomas Erskine.
Jadi kesimpulannya toerekeningsvaatbaarheid berarti Walaupun demikian, keputusan ini tidak sempat dijadikan prinsip
kecakapan dan kemampuan7. hukum8.
Simons mengatakan: terekeningsvatbaarheid dapat di- Pada tahun 1812 terjadi peristiwa pembunuhan yang berhasil
pandang sebagai suatu keadaan psikis, demikian rupa sehingga atas Perdana Menteri Inggris, Spencer Percival, yang dilakukan
menjatuhkan hukuman dari sudut umum atau pribadi dapat oleh seorang bernama Bellingham. Walaupun pada

30 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


waktu itu pembela mengemukakan sakit jiwa sebagai dasar yang menderita halusinasi dan delusi. Bagi seorang psikiater,
pembelaan, namun hakim memutuskan Bellingham tetap salah terdakwa dengan gejala-gejala lain yang sama berat sakit
dan dihukum gantung. Lord Mansfield sebagai hakim me- jiwanya tes right or wrong tidak dapat diterapkan. Dalam
ngemukakan alasannya atas dasar bahwa seorang terdakwa rangka ini Zilborg mengatakan : "This fundamental
adalah sakit jiwa apabila dia tidak dapat membedakan yang difference between verbal and purely intellectual knowledge
benar dari yang salah (right from wrong) 9 and the mysterious other kind of knowledge is familiar to
Peristiwa bersejarah yang sempat menggemparkan Inggris every clinical psychiatrist; it is the difference between
pada waktu itu adalah pembunuhan yang dilakukan oleh seorang knowledge divorced from affect and knowledge so fused with
Scot bernama Daniel M'Naghten terhadap sekretaris pribadi knowledge that it becomes a human reality. 9"
Perdana Menteri Inggris Sir Robert Peel, yang bernama Edward Apa yang dikemukakan oleh Zilborg ini menyangkut inti dari
Drummond. M'Naghten menderita delusi persekutif dan perbedaan persepsi para jurist dan psikiater tentang sakit jiwa,
menganggap bahwa partai Tories yang berkuasa pada waktu itu dan berhubungan dengan itu pertanggungjawaban pidana.
mengguber-uber dan membuatnya bangkrut, sehingga dia Menurut para ahli hukum jiwa dipengaruhi oleh akal dan ke-
melarikan diri dari Scotland. Untuk membalas dendam atas mauan babas, dan suatu perbuatan adalah hasil dari perbuatan
ketidakadilan terhadap dirinya yang sesuai dengan delusinya itu, berencana yang sadar (consciously determined intent). Bagi
ia menghadang Edward Drummond yang disangka Sir Robert seorang psikiater tindakan melawan hukum tidak selalu di-
Peel dan ditembaknya sampai mati. Dalam sidang peradilan 9 tentukan oleh perbuatan berencana yang sadar, akan tetapi hanya
dokter menyatakan bahwa Daniel M'Naghten menderita sakit merupakan hasil akhir dari runtuhnya sistim adaptif mental.
jiwa. Sesuai dengan hukum yang berlaku waktu itu M'Naghten Seorang psikiater menilai terdakwa lebih mendalam daripada
dibebaskan. Ia dimasukkan dalam Rumah Sakit Jiwa selama 22 hanya perbuatan itu sendiri. Dia menilai seluruh kepribadian
tahun, hingga meninggal dunia. Pembebasan M'Naghten terdakwa dan menelaah perbuatannya dari segi alam sadar
menimbulkan heboh besar dalam parlemen Inggris, dan maupun tak sadar.
beberapa hari kemudian 15 ahli hukum diminta menyusun Zilborg selanjutnyamengatakan : "To force a psychiatrist to
pedoman untuk menentukan pertanggungjawaban kriminal. talk in terms of the ability to distinguish between right and
Hasilnya terkenal dengan nama "M 'Naghten rule" yang wrong and of legal responsibility is .. . to force him to violate
singkatnya berbunyi sebagai berikut : the Hippocratic Oath, even to violate the oath he takes as a
"They ought to be told in all cases that every man is presumed witness to tell the truth and nothing but the truth. 9"
to be sane, and to possess a sufficient degree of reason to be Berdasarkan ini, The American Bar Foundation menyata-
responsible for his crimes, until the contrary be proved to their kan : "Since the psychiatrist cannot accunrtely determine the
satisfaction; and that to establish a defense on the ground of defedant's capacity to distinguish right from wrong on the ba-
insanity, it must be cleary proved that at the time of the sis of his medical expertise, his testimony on this issue is lar-
committing of the act, the party accused with labouring under gely conjecture or a reflection of his own personal judgements
such a defect of reason, from disease of the mind, as not to of whether or not the defendant should be held responsible 9.
know the nature and quality of the act he was doing; or if he did Mengingat kekurangan-kekurangan dari "M'Naghten rule"
know it, that he did not know that he was doing what was ini, pada tahun 1954 hakim David Bazelon dari District of Co-
wrong. lumbia, USA, mengemukakan apa yang dikenal dengan "Dur-
Where a person labours under partial delusions only and is not ham rule". Durham yang telah melakukan pencurian dianggap
in other respects insane, he must be considered in the same sehat karena dapat membedakan right from wrong. Oleh karena
situation as to responsibility as if the facts with respect to itu ia diadili. Akan tetapi psikiater dalam peradilan ini me-
which the delusion exist were real 8,10,11 nyatakan bahwa Durham pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa,
"M'Naghten rule" ini penting karena berlaku di Inggris lebih dan sekalipun ia dapat membedakan right from wrong tetap
dari 100 tahun dan juga di sebagian besar dari negara bagian di menderita sakit jiwa. Berdasarkan kasus ini dikemukakan
USA. Namun terhadap "M'Naghten rule" ini ada beberapa Durham Rule" sebagai berikut :
kritik yang perlu dikemukakan di sini. Tentang masalah right or An accused is not criminally responsible if his unlawful
wrong ini (tes ini juga dinamakan right or wrong test) tidak act was the product of mental disease or mental defect. 8
pernah dijelaskan secara lebih terperinci apakah salah ini Dengan adanya "Durham rule" ini, kepada psikiater di-
menyangkut segi legal atau segi moral. Contoh perbedaan ini berikan kesempatan sebanyak mungkin untuk mengungkapkan
dikemukakan oleh Sir James Stephen sebagai berikut : A telah bukti-bukti medik-psikiatrik tentang kondisi kesehatan jiwa
membunuh B. Walaupun A mengetahui bahwa tindakan ini terdakwa11. Namun sekarang timbul masalah baru. Para hakim
melawan hukum, ia tetap melakukannyakarena dia berpendapat maupun anggota juri menjadi bingung dengan istilah product,
(delusi) bahwa pembunuhan terhadap B adalah karena perintah disease, defect dan kompleksitas data medik-psikiatrik,
dari Tuhan, dan tindakan ini akan menyelamatkan umat manusia. sehingga akhirnya "Durham rule" pada tahun 1972 ditinggalkan
Bila wrong di sini berarti melawan hukum, maka merupakan dan diganti dengan Model Penal Code dari The American Law
tindakan kriminal; tetapi apabila wrong berarti tindakan a Institute. Tes ini sebagai berikut :
moral, maka kepada A tidak dapat dipertanggungjawabkan 1. A person is not responsible for criminal conduct if at the
perbuatannya itu9. Tetapi kritik yang lebih penting yaitu tes ini time of such conduct as a result of mental disease or defect
hanya dapat digunakan terutama pada terdakwa he lacks substantial capacity either to appreciate the

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 31


criminality (wrongfulness) of his conduct or to conform Mengingat adanya beberapa titik rawan ini, Direktorat Ke-
his conduct to the requirement of the law; sehatan R.I. sejak Februari 1983 telah menyusun suatu kelom-
2. As used in this Article, the terms "mental disease of de- pok studi non formal untuk mempelajari masalah ini, dan hal-
fect" do not include an abnormality manifested only by hal lain yang berkaitan dengan visum et repertum psikiatrik.
repeated criminal or otherwise anti-social conduct. 8 Bahan - bahan pemikiran dalam kelompok studi ini kemudian
Dalam model Penal Code terdapat beberapa kemajuan, a l disempurnakan dalam Pertemuan Keifer Kesehatan Jiwa Ten-
pengertian lack of substantial capacity yang memungkinkan tang Visum et Repertum Psychiatricum 1984, 25 - 26Januari
operasionalisasi dari pengertian sakit yang kemudian dalam 1984 di Jakarta. Beberapa pengertian pokok yang dapat di-
perumusan di Indonesia dikaitkan dengan pengertian operasi- kemukakan :
onal dari pertanggungjawaban pidana. Pertanggungjawaban itu sebenarnya soal moril dan metafi-
Setelah ditinjau beberapa tes untuk menentukan pertang- sik, dan karenanya secara prinsip tidak dapat diperiksa menurut
gungjawaban pidana yang dikemukakan oleh ahli-ahli di bidang psikiatei dan psikologi 13
hukum dan ilmu kedokteran jiwa, timbul pertanyaan, bagai- Tanggungjawab dalam arti yang positif merupakan konsep
manakah sekarang keadaannya di Indonesia? Sebelum tahun moral philisophy, dan penilaian tanggungjawab itu merupakan
1970, masing-masing psikiater dalam laporannya kepada pe- suatu moral act. Ini bukan suatu hasil "pengukuran" atau
ngadilan membuat kesimpulan berdasarkan pendapat masing- "konstatasi", melainkan suatu pendapat (judgment). Untuk
masing tentang pertanggungjawaban pidana. Di Jakarta diguna menyusun pendapat ini memang diperlukan penelitian fakta,
kan semacam right or wrong test, tapi lebih sederhana dari M' karena sedapat - dapatnya dicari dasar rasional untuk bertindak
Naghten rule 1 2 Setelah berlakunya Peraturan Menteri Ke- moral (a rational basis for moral action)6
sehatan Tentang Perawatan Penderita Penyakit Jiwa No. 1993/ Seorang psikiater dalam laporannya perlu menyatakan
KDJ/U/70 tahun 1970, sebagian besar psikiater yang bekerja di apakah terdakwa menderita penyakit atau gangguan jiwa. Dalam
Rumah Sakit Jiwa Pemerintah melukiskan kesimpulannya praktek ilmu kedokteran murni masalah konseptual tentang sakit
sebagai tertera dalam lampiran Peraturan Menteri Kesehatan. dan sehat sebenarnya tidak terlalu mengganggu tindakan ilmiah
Kesimpulan : kedokteran sehari-hari. Akan tetapi apabila sakit dan sehat
Dengan perumusan yang singkat dari apa yang telah diformula- dikaitkan dengan pertanggungjawaban pidana, maka persoalan
sikan dalam diagnosis dan hasil- hasil dalam pemeriksaan so- sakit dari sehat menjadi persoalan moral dan sosial, dan
matis dan psikologik- psikiatrik, diberi gambaran- gambaran yang pengetahuan ilmu kedokteran sebagai landasan rasional untuk
jelas mengenai terjadinya perubahan d a r i terdakwa (penderita menentukan pertanggungjawaban pidana ini menjadi kurang
yang melanggar hukum) dan alasan-alasan yang menetapkan tepat.6
terdakwa (penderita) dapat dipersalahkan atau tidak, atau Karena kedua pengertian pertanggungjawaban pidana, dan
dianggap dapat dipertanggungjawabkan atas perbuatannya atau sakit atau sehat merupakan pengertian yang terletak pada tare
tidak. konseptual, perlu dicari konsep-konsep operasionalnya. Untuk
Berhubung dengan hal-hal tersebut di atas, maka jawaban- pengoperasionalisasikan pertanggungjawaban pidana dapat di-
jawaban terhadap 2 pertanyaan di atas (lihat noot) adalah: kemukakan pertanyaan : "Apakah orang ini bertanggungjawab
1. Tidak, ya, sedikit banyak (penuh) atas perbuatan kriminal itu, sehingga ia dapat dan wajar
2. Tidak, ya, sedikit banyak dihukum? Ini dapat dirumuskan menjadi pertanyaanpertanyaan :
Noot : (sebagai contoh, dan dibuat oleh hakim dalam surat 1) Apakah hukuman akan berguna terhadap orang ini untuk
permintaannya). mengubah perilakunya ke arah yang lebih baik? (efficient
1. Adakah pada terdakwa kelainan jiwa yang tidak biasa punishability).
pada waktu ia menjalankan perbuatan yang menyebab- 2) Apakah hukuman terhadap orang ini, jika diketahui oleh orang
kan ia didakwa itu. banyak, akan berguna untuk mencegah mereka melakukan
2. Jika ada, apakah kelainan jiwanya sedemikian keadaannya, perbuatan- perbuatan yang diancam hukuman itu? (deterrent
sehingga dapat dimengerti bahwa ia tidak cukup dapat atau efficiency).
tidak dapat seluruhnya mempertimbangkan dan Untuk mengoperasionalisasikan pengertian sakit, dapat dikata-
mempertanggungjawabkan perbuatan yang didakwakan kan bahwa adanya penyakit setidak-tidaknya mengakibatkan
kepadanya itu. cacat dalam taraf tertentu (disability). Bila ini tidak ada, maka
Di sini jelas bahwa psikiater diwajibkan menjawab pertanyaan tidak dapat dikatakan ada penyakit. Dengan cacat ini
apakah suatu perbuatan pidana dapat dipertanggungjawabkan dimaksudkan ketidakmampuan atau keterbatasan dalam sesuatu
kepada seseorang terdakwa atau tidak. Juga tampak bahwa fungsi individu dibanding dengan kemampuan yang selayaknya
psikiater tidak mempunyai pegangan sesuatu tes yang dapat di- ada pada usia dan fase perkembangan individu itu6. Di antara
pakai. Oleh karena itu, pendapat yang dikemukakannya di- fungsi- fungsi yang dapat terkena disabilitas, khususnya bagi
dasarkan atas pendapat pribadi psikiater yang bersangkutan, gangguan jiwa, misalnya fungsi intensional dan fungsi vo-
tentunya berdasarkan data medik- psikiatrik yang didapatkan lational atau dengan kata lain : fungsi kemampuan memaksud-
selama pemeriksaan. Jelaslah kiranya betapa lemah dan tidak kan suatu tujuan dan fungsi kemampuan mengarahkan kemauan6.
pastinya kedudukan psikiater dalam peradilan. Dengan adanya Oleh karena itu, seorang psikiater maupun penegak hukum
KUHAP, kelemahan ini dapat diduga akan beralih menjadi titik
rawan dalam proses peradilan maupun profesi psikiater.

32 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


dapat memakai pedoman sebagai berikut :
(a) Konsep-konsep operasional tentang pertanggungjawaban KEPUSTAKAAN
pidana sesuai dengan gagasan pemasyarakatan dengan
memperhatikan : 1. Carp EADE Gerechtelijke psychiatrie, Amsterdam : Scheltema en
• Daya guna pidana terhadap terpidana sebagai pengu• Holkeme NV, 1956.
bah perilakunya (efficient punishability). 2. H. Hasan Basri Saanin Dt. Tan Pariaman. Surat tanggapan
terhadap Hasil Pertemuan Kerja Kesehatan Jiwa Tentang Visum et
• Daya guna pidana terhadap terpidana dan masyarakat Repertum Psychiatricum, 6 Mei 1984 kepada Staf Ahli Menteri Ke-
sebagai upaya menakut-nakuti untuk mencegah per- sehatan, 1984.
buatan kriminil (deterrent efficiency). 3. Meyer. De psychiatrische expert en de toerekenbaarheid, Psychi-
(b) Konsep operasional tentang penyakit dengan memperhatikan atrische en neurologische bladen, Amsterdam 4 : 351 - 356.
4. Stafford - Clark, David. Psychiatry today, London : Penguin
keterbatasan kemampuan (disability) berupa : Books. 1953.
• Ketidakmampuan memaksudkan suatu tujuan yang 5. Budiarto M dan Fattah Zainal Abdul. Keterangan ahli dalam Un-
sadar (disability intention). dang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) (Masalah keterangan
• Ketidakmampuan mengarahkan kemauan (disability in ahli tertulis dan lisan oleh psikiater), Proseding Pertemuan Kerja
Kesehatan Jiwa Tentang Visum et Repertum Psychiatricum 1984,
intention). Direktorat Kesehatan Jiwa, Depkes RI 1984.
(Hasil Pertemuan Kerja 1984). 6. Lubis DB (Konsep gangguan jiwa dan tanggung jawab pidana,
Walaupun kita sadar bahwa masalah pertanggungjawaban Proseding Pertemuan Kerja Kesehatan Jiwa Tentang Visum et Re-
pidana yang dikaitkan dengan kondisi mental seorang tersang- pertum Psychiatricum 1984, Direktorat Kesehatan Jiwa, Depkes, RI.
1984.
ka/terdakwa merupakan hal yang sangat rumit dan kompleks, 7. H. Hasan Basri Saanin Dt. Tan Pariaman. Psikiater dan peradilan
namun perumusan tentang pertanggungjawaban pidana yang n (revisi), Jakarta Ghalia Indonesia 1983.
telah dikemukakan di atas (dan merupakan semacam konsensus 8. Slovenko, Ralph. Law and psychiatry — in Comprehensive text-
dalam suatu pertemuan kerja antara disiplin ilmu hukum, ilmu book of psychiatry/III — Kaplan, Freedman and Sadock (Eds),
Baltimore; Williams and Wilikins. 1980.
kedokteran, penegak hukum dan instansi lain yang ada 9. Robitscher, Jonas, B Pursuit of agreement — psychiatry and the
hubungannya dengan problem ini) merupakan perumusan yang law, Philadelphia; Toronto Lippencot Company 1966.
pada saat ini cukup memadai. Namun demikian dapat dirasa- 10. Kolb, Lawrence C. Modern clinical psychiatry, 8th Ed. Tokyo :
kan banyak ahli yang kurang puas. Forum ini kami anggap me- Sauders Company. 1973.
11. Gutheil, Thomas G and Appelbaum Paul S. Clinical handbook of
rupakan tempat yang cukup baik untuk mengajukan kritikan, psychiatry and the law, New York: Mc Graw-Hill Company. 1982.
saran-saran dan perbaikan-perbaikan yang mungkin dapat 12. Lubis DB. Soal pembuktian dalam psikiatei kehakirnan, Jiwa 3
dimasukkan dalam suatu pedoman tentang Visum et Reper- 1970(1):4-11.
turn psilciatrik yang direncanakan akan disusun oleh Direktorat 13. Lubis, DB : Peralihan dalam konsep tanggungjawab kriminil, Jiwa
3 1970, (1) : 2 - 20.
Kesehatan Jiwa.

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 33


Psiko Geriatrik Sekilas Pintas
dr. Tony Setiabudhi
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Trisaksi, Jakarta

PENDAHULUAN sional maupun regional secara periodik dan teratur.


8. Mengadakan komunikasi yang setingkat di level nasional
John Henderson mengungkapkan : Dengan meningkatnya dari berbagai organisasi.
sarana kesehatan maupun upaya yang telah dilakukan oleh 9. Mengusahakan agar bagi para lanjut usia yang masih ener-
banyak negara di dunia, maka pada akhir abad ini, diperkira- getik dan berkapasitas unggul, memperoleh tempat ter-
kan sekitar 60% dari populasi yang dikelompokkan "elderly hormat dalam masyarakat (senior citizens)
group" akan berada di negara-negara berkembang. : Oleh sebab 10. Mengusahakan beberapa jenis kursus-kursus pra-pensiun,
itu,penanganan masalah ini hendaknya sudah dimulai sejak disesuaikan dengan kebutuhan.
sekarang, secara terarah dan terpadu - khususnya untuk 11. Mengikut sertakan Badan Pembina Kesehatan Jiwa Masya-
ASEAN/Indonesia, antara lain : rakat yang telah ada di propinsi-propinsi, agar mereka ikut
1. Mengingat pentingnya sistem kesehatan yang komperhen- aktif dalam menangani problema usia lanjut di Indonesia.
sip bagi para usia lanjut, maka diharapkan agar sistem ke- Jelas bahwa rekomendasi tersebut di atas memerlukan pengo-
keluargaan lebih dipererat. Untuk ini, jangkauan pelayan- lahan lebih lanjut, dan adalah tugas kita bersama agar reko-
an kesehatan mental baik melalui rumah sakit maupun yang mendasi tadi tidak mubazir.
bukan rumah sakit harus ditingkatkan.
2. Pelayanan psiko-geriatrik akan diadakan sejalan dengan
fasilitas kesehatan jiwa yang telah ada. Ini tentunya me-
nyangkut: KELAINAN-KELAINAN PSIKO GERIATRIK YANG
a. Pengobatan dan perawatan jangka pendek. PERLU DIKETAHUI
b. Pembentukan institusi yang dapat memberikan pela- Sebaiknya diungkapkan terlebih dahulu beberapa kelainan
yanan jangka panjang, terutama bagi mereka-mereka mental yang telah di ekspos oleh WHO sejak tahun 1980;
yang mempunyai kelainan psiko-geriatrik yang tidak khususnya tentang penyakit para lanjut usia.l
dapat lagi dirawat dalam fasilitas yang telah ada. 1. Atrophi senile psychosis :
c. Dirintisnya suatu hubungan yang baik dengan fasilitas- a. mild psycho - organic syndrome
b. moderate senile dementia
fasilitas kesehatan yang telah ada, antara lain : hubungan 2. Arteriosclerotic psychosis and other cerebrovascular diseases :
yang baik dengan puskesmas maupun keluarga- a. Mild psycho organic syndrome
keluarga penderita. b. moderate psycho organic syndrome
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat di bidang psiko- c. severe psycho organic syndrome
3. Acute confusional state
geriatrik, dengan menyebarluaskan pengetahuan di bidang 4. Presennile dementia :
ini. a. Alzheimer syndrome
4. Memulai dengan "kurikulum formal". b. Pick's disease
5. Memulai dan merintis diadakannya dana dan fasilitas un- 5. Affective psychoses :
a. late depression
tuk riset. b. late mania
6. Mengatur agar data dapat dikumpulkan secara sistematik. 6. Schizophrenia - Late schizophrenia
7. Mengorganisir diadakannya pertemuan secara lokal, na- 7. Paranoid Syndrome (incl. paraphrenia)

34 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


8. Neuroses : c. gangguan orientasi terhadap waktu, tempat dan personal.
— acute psychogenic reaction d. terdapat kelainan afaso-aprakso-agnostisia
— reactive development e. desintegrasi terhadap kepribadiannya, dan dapat berakibat:
9. Changes of personality occuring in old age
minat maupun inisiatif kurang, gangguan kesadaran, insight
Patut diketahui, bahwa semua kelompok penyakit di atas (wawasan) yang terganggu, gelisah dan lain-lain.
dapat ditemui dalam klasifikasi ICD. Kecuali no. 3 ; ini penting f. gangguan pada ketertiban dalam melakukan aktifitas harian.
artinya dalam dunia ilmiah, karena pelaporan yang menggu- Demensia ini mempunyai gambaran yang hampir mirip dengan
nakan klasifrkasi inilah yang nantinya dapat diproses secara demensia Presenilis jenis Alzheimer, karena secara patologik
seragam, dan dapat dimengerti oleh para ilmiawan lainnya anatomis pun kelainannya memang serupa; yakni degenerasi
dalam berkomunikasi. Walaupun demikian, kita tidak boleh otak di daerah lobus frontalis, temporo-oksipitalis dan daerah
menutup mata, karena kemajuan dibidang psiko geriatrik de- hipokampus. Hanya pada demensia presenilis terjadi pada usia
mikian pesatnya sehingga beberapa negara telah mempunyai yang lebih muda. Bila penyakit ini berlarut, maka dapat saja
pusat-pusat pengembangan tersendiri dengan kelompok-ke- dijumpai gejala-gejala yang lebih hebat seperti : gangguan ke-
lompok studi yang cukup ampuh. pribadian yang mengarah pada psikopat, gangguan afek, pa-
Beberapa negara Anglosaxon maupun Continental sampai ranoid, delirium, maupun katatonia.
saat ini merupakan negara feeder bagi keputusan-keputusan Demensia Pre Senilis
WHO. Dibawah ini akan diungkapkan salah satu pembagian Secara patologik anatomis; kelainan ini dapat dibedakan da-
yang telah dirintis oleh 'Psycho geriatrische werkgroup dari Den lam :
Haag", di mana penulis pernah menjadi anggotanya. Pembagian a. Morbus Alzheimer
ini, ternyata juga dipakai di beberapa tempat lainnya, karena Gambaran penyakitnya seperti pada demensia senilis, dari
mereka mendasarkan pembagian tadi atas "Sindromasindroma bersifat lebih progresif. Kadang-kadang dijumpai serangan-
klinik" atau "Simtom kompleks" yang telah dihayati selama serangan epileptik, dan dijumpai pula atrofi dari berbagai
bertahun tahun. Secara garis besar, pembagian tersebut adalah alat tubuh akibat kekurangan protein/kalori dan akibatnya
sebagai berikut2 : terjadi emasiasi.
Sindroma amnestdc dan sindroma amnestik-konfabdatoar b. Morbus Pick
Gejala utama pada sindroma ini ialah : Selain gejala-gejala demensia, disertai pula afasi motorik,
a. gangguan daya ingat, terutama mengenai hal-hal yang barn dan sering dijumpai secara familier.
terjadi/recent. c. Morbus Jacob - Creutzfeldt
b. gangguan orientasi, terutama orientasi terhadap waktu. Selain gejala-gejala demensia, disertai pula gejala-gejala
c. sulit dalam mengungkapkan kesan-kesan terhadap peristiwa gangguan ekstra piramidal seperti hipokinesia, rigiditas,
tertentu. mioklonia serta gejala-gejala kelainan piramidal.
d. tidak didapati kelainan-kelainan di bidang emosional; ka- Perlu dikemukakan, bahwa penyakit ini diakibatkan oleh virus;
rena sistem limbik pada penderita ini masih baik. dan apabila penderita meninggal : tidak sepotongpun dari ang-
e. Pada sindroma amnestik-konfabulatoar, didapati konfabulasi. gota tubuhnya yang diperkenankan untuk didonorkan (terma-
Kelainan ini dapat menyertai suatu : suk korneanya).
a. permulaan proses degenerasi dari otak.
b. gangguan serebrovaskular. Hidrosefalus komunrkcantes ("normotensive - hydrocephalus")
c. gangguan dari fungsi alat-alat vital seperti : jantung, ginjal Gejalanya mirip seperti demensia yang ringan, disertai
akibat kelainan vaskular ekstra serebral. dengan kelainan-kelainan :
d. penyakit-penyakit infeksi tubuh. — inkontinensia
e. gangguan metabolisme. — gangguan pada susunan piramidal (tungkai)
f. intoksikasi. — gaya berjalan/gait juga terganggu (apraksia)
g. kelainan-kelainan di bidang hemodinamika. Pada pemeriksaan melalui Pneumoensofalografi maupun mela-
h. trauma kapitis. lui gamma-sisternografi (dengan I 131), akan tampak pele-
i. lain-lain (ensefalopati). baran ventrikel tanpa diserta suatu atrofi kortikal. Terapi : de-
j. Permulaan dari penyakit korsakow, tapi di sin : penyakit ngan memasang drain.
yang diakibatkan alkoholisme kronik ini disertai dengan Sindroma Serebro - Vaskular
polineuritis. Kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan sindroma ini ada-
Sindroma Demensia — Global lah :
Sindrom ini biasanya diakibatkan oleh proses degeneratif yang a. proses skierosis dari arteriol-arteriol otak.
luas, sehingga terjadi atrofi serebri. Proses ini berlangsung secara b. proses fibrotik maupun hialinisasi dari pembuluh darah
progresif. Gejala selanjutnya berbentuk : sedang maupun kecil yang memperdarahi otak.
a. gangguan daya ingat, juga tentang sejarah dirinya sendiri. c. proses ateroma dari pembuluh darah besar yang berada di
b. pengetahuan maupun pengalaman-pengalamannya sendiri basis kranium.
menjadi mundur. d. ensefalomalasi yang diakibatkan infark yang terjadi sebagai
proses tertutupnya aliran darah otak oleh trombus atau

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 35


embolus. C. Kelainan pada ginjal, misalnya hal-hal yang dapat mengaki-
e. nekrosis parenkim otak akibat berkurangnya oksigenisasi batkan uremia atau spedoremia, seringkali disertai edema
(infark yang tidak/lengkap atau oleh hal-hal lain) otak.
Gejala-gejala klinik yang menonjol antara lain : D. Kelainan-kelainan pada darah : anemia, polisitemia, mening-
— labilitas emosional ginya visokositas darah, kualitas trombosit yang jelek dan
— gejala- gejalanya seringkali bersifat fluktuatif maupun re- sebagainya.
mitens E. Gangguan metabolisme dan intoksikasi : Diabetes melitus,
— secara anamnestik terdapat kelainan neurologik sebelumnya maupun keadaan hipoglikemia dapat mengakibatkan
berupa : hilangnya kesadaran sementara, CVD maupun TIA gangguan oksigenasi otak.
— Kelainan- kelainan yang menyerupai Neurastenia (pseudon- Psikosa Simptomatik
neurastenin) yang dapat berupa : Biasanya timbul bersamaan dengan kelainan- kelainan sistemik;
a. sakit kepala (seperti tertekan) yang menghilang bila dan umumnya dapat secara mudah dikenal karena timbul ke-
penderita istirahat. lainan-kelainan yang berupa :
b. rasa berputar bila berdiri secara mendadak. — penurunan kesadaran
c. gangguan tidur. — halusinasi
d. gangguan emosional (mudah depresi/tersinggung). (bila terjadinya mendadak dan disertai kegelisahan disebut sin-
e. konsentrasi maupun inisiatifnya berkurang. droma delirium)
— Kelainan- kelainan neurologik dapat berupa : Sindroma di atas dapat diakibatkan oleh :
a. gangguan kesadaran a. Kelainan-kelainan serebro vaskular seperti emboli otak,
b. saraf-saraf otak mengalami defisiensi, paresis trombosis otak, perdarahan otak dan lain-lain.
c. gangguan piramidal maupun ekstra piramidal b. Kelainan intrakranial lainnya seperti trauma kapitis, tumor
d. nyeri akibat parestesi maupun neuralgia otak, infeksi intrakranial dan lain-lain.
Gejala-gejala klinik tadi tentu saja dapat menetap bila keja- c. gangguan endokrin seperti diabetes melitus, hiper/hipotiroid
diannya terjadi berulangkali. Tergantung dari tempat lokali- d. infeksi-infeksi umum lainnya.
sasinya, maka secara topikal dikenal gejala- gejala berikut : e. intoksikasi obat- obatan. (orang tua biasanya mudah meng-
a. Di daerah batang otak dan pons, dapat mengakibatkan Par- alami intoksikasi akibat proses metabolisme obat-obat tadi
kinsonisme. yang terganggu). Obat-obat yang sering menyebabkan ini
b. Di daerah kapsula interna : terkenal sebagai Hemisindrom. antara lain : barbiturat, psikotropik dan lain-lain.
c. Di daerah kortikobulbar (kiri/kanan) dapat mengakibatkan f. komplikasi-komplikasi post operatif.
paralisis pseudobulbar- disartri, disfagia, dismasesi, klonus
rahang disertai forced laughing/forced crying sebagai aid-bat Gangguan Afektif
hidup emosi yang tak terkendali. • Reaksi Depresi
Perlu diperhatikan hal-hal lain, berkenaan dengan faktor-faktor Harus dibedakan antara yang psikotik dan yang non-psikotik.
hemodinamik yang dapat mengakibatkan penurunan tekanan Depresi yang non-psikotik, harus dicari kausanya: apakah aid-
darah, konsentrasi darah maupun akibat obat-obat lain yang bat psikotrauma, atau hal-hal lain seperti:
dapat mengganggunya. — fase depresi dari kepribadian yang siklotimik
— "bagian" dari sindroma organik lainnya
Gangguan ekstra - serebral yang dapat mempengaruhi — reaksi neurotik/eksogen lainnya
perdarahan otak
• Reaksi Manik
A. Hipoksia, yang dapat diakibatkan oleh :
Juga dalam hal ini, perlu dibedakan antara yang psikotik atau
a. Hipoksemia (gangguan pada hemoglobin, kelainan paru-
yang non- psikotik yang umumnya dapat diakibatkan oleh:
paru/jantung)
— kelainan kepribadian yang memang sudah ada
b. iskemia (akibat kehilangan darah atau tensi yang meren-
— reaksi eksogenik
dah)
— bagian dari kelainan organik
c. histotoksik (akibat obat-obat tertentu, aseton, narkotik)
d. hipoglikemi (zat asam tidak dapat dibakar) Kelainan yang disertai waham dan atau halusinasi (sindroma
B. Gangguan pada sistim traktus sirkulatorius : paranoid)
a. gangguan ritine/irama jantung, dekompensasi jantung,
Waham yang terdapat pada penderita usia lanjut, perlu diper-
infark jantung, kor pulmonale, kelainan katub jantung,
tanyakan.
Cave
— Apakah waham-waham tadi sudah ada sebelumnya?
b. terlampau sensitif terhadap obat-obat tertentu seperti
Kalau memang sudah ada, sejak kapan?
digitalis, kinidin, atau andrenalin.
— Apakah kecurigaannya bertambah? (ingat akan sifat-
gangguan tekanan darah (hipertensi yang tak terkontrol,
sifat karikaturistik pada usia lanjut)
maupun hipotensi dapat mengakibatkan gangguan per-
— Apakah kecurigaannya berkisar pada orang-orang atau
edaran darah otak)
benda-benda yang masih realistik, atau pada hal-hal yang

36 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


abstrak? Yang dikelompokkan dalam kelainan di atas, biasanya sudah
— Apakah ia masih dapat memberikan alasan-alasan yang te- ada sejak penderita masih muda, dan dapat berupa:
pat tentang waham/kecurigaannya? — Kepribadian paranoid
— Apakah keadaan afektif orang tadi maupun hidup emosinya — Kepribadian afektif (siklotimik)
masih adekuat? — Kepribadian skizoid
— Apakah terjadi isolasi secara sosial? — Kepribadian eksplosif
— Apakah kecurigaan tadi berkembang bersamaan dengan — Kepribadian anankastik (obsesif- kompulsif)
mundurnya gejala organik/sistemik? — Kepribadian histerik
— Apakah disertai perpecahan kepribadian? — Kepribadian astenik
Beberapa diagnosis banding yang dipikirkan ialah: — Kepribadian antisosial
A. Skizofrenia: — Kepribadian pasif- agresif
— wahamnya biasa terjadi primer, tanpa ada trauma psikik — Deviasi seksual
— isi waham biasanya berbentuk bizar
Kombinasi dari gejala- gejala di atas
— sebelumnya memang sudah pernah menderita penyakit
serupa Tidak saja kelainan- kelainan somatik yang pada usia lanjut
— sudah terdapat perpecahan kepribadian terjadi secara multipatologik, pada kelainan psikiatrik pun, hal
— keadaan afektif/hidup emosi sudah tidak adekuat lagi. serupa ini dapat terjadi.
B. Parafrenia Untuk dapat menegakkan diagnosis dengan tepat di bidang
— wahamnya bersifat primer psikogeriatrik, dianjurkan agar setiap dokter dapat menguasai
— isi waham seringkali bizar teknik pemeriksaan yang sempurna. Misalnya sistem CHAM
— umumnya juga sudah terjadi sebelum proses senil maupun PSE.2.4
— tapi, pada penderita ini: belum ada perpecahan kepribadian. PENGOBATAN/PERAWATAN
C. Sindroma Paranoid — Halusinatoar Perlu ditekankan di sini, bahwa penanganan penderita usia lanjut
— waham terjadinya secara sekunder (seringkali ada hu- agak berbeda dengan perawatan penderita yang lain. Ini karena
bungannya dengan halusinasi yang dihayati) setiap orang yang berusia lanjut telah mengalami kemunduran
— penderita dapat menceritakan semua wahamnya secara tidak hanya di bidang fisik, tapi juga mentalnya. Metabolisme
sistematik, sebab itu dapat dirabarasakan oleh si peme- obat- obatan pun agak berbeda, sejak dari absorbsi, distribusi,
riksa detoksifikasi di alat-alat dalam, maupun ekskresinya. Kondisi
— waham semacam ini baru terjadi pada usia lanjut fisik dari individu tadi harus diperiksa dengan seksama, sebelum
— tak pernah dijumpai perpecahan kepribadian terapi dengan psikotropik diberikan 3-5
— afek penderita biasanya menyertai pada waham yang di- Yang tak kalah pentingnya adalah pendekatan terhadap ling-
hayati kungan penderita. Apakah keluarga penderita menerima si sakit
— bila penyakit ini berjalan sejajar dengan proses sis- seperti layaknya? Atau bersikap antipati dan mengucilkan
tematik/kelainan organik, maka dikatakan: sindroma ini penderita karena dianggap memalukan? Demikian pula
merupakan sindroma paranoid — halusinatoar yang ber- masyarakat setempat. Sering kali perlu diberikan penerangan
landaskan kelainan sistemik (psikosis simtomatik). bahwa setiap manusia dapat menderita penyakit tadi pada usianya
Perlu dijelaskan di sini, bahwa sindroma ini seringkali di- yang lanjut. Karena itu, adalah tugas kita bersama untuk
akibatkan oleh isolasi sosial yang dialami para usia lanjut. meringankan penderitaan mereka 3,4
Karena itu perlu ditekankan, agar para usia lanjut ini sedapat Pendekatan terapeutik yang umum bagi penderita gangguan
mungkin dirawat di lingkungannya sendiri. mental masih tetap dapat diaplikasikan, sehingga dapat dicapai
Neurosis basil yang maksimal.
Pendekatan tersebut mencakup:
Biasanya sudah pernah ditemukan pada waktu orang tadi masih
• Pengobatan secara organobiologik
muda. Gejala-gejalanya pun seperti pada neurosis lain, dan dapat
berbentuk: a). Pemberian obat-obat Pedoman6
— Neurosis cemas 1. Timbanglah manfaat dan risikonya dengan memperhi-
— Neurosis histerik (baik jenis konversi maupun disosiasi) tungkan prinsip "Primum est non nocere"
— Neurosis fobik 2. Gunakanlah pertama-tama obat yang paling established,
— Neurosis obsesif' kompulsif dan kenalilah obat pilihan ini untuk setiap indikasi
— Neurosis depresif 3. Gunakanlah obat pilihan yang anda ketahui paling baik
— Neurosis neurasteni 4. Batasilah pemberian jenis obat seminimal mungkin
— Neurosis depersonalisasi 5. Sesuaikanlah dosis obat pada setiap penderita
— Neurosis hipokondrik 6. Gunakanlah dosis efektif terkecil
Kelainan atau gangguan kepribadian

37 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


7. Pilihlah cara pemberian obat yang paling aman, tanpa 2. Apabila sikap keluarga terdekat (yang sehari-hari berhu-
mengurangi efektivitasnya bungan dengan penderita) tidak menguntungkan si
8. Janganlah memilih preparat terbaru, karena barunya penderi ta, atau malah merugikannya. Misalnya:
9. Janganlah ketinggalan menggunakan obat baru yang menelantarkan, sering memarahi penderita, menganggap
(lebih) baik penderita beban aib dan sebagainya.
10. Cocokkanlah kebenaran data promosi pabrik obat. Selain
itu, masih ada beberapa hal kecil yang perlu diperhati kan: KEPUSTAKAAN
— Jangan tergesa-gesa memberikan obat simtomatik pada para
penderita lanjut usia, tanpa mengetahui penyebab yang 1. Ringoir DJB. De Bejaarde Patient en de Terminologie. Medisch
mendasari gejala tadi (banyak penderita yang sudah terbiasa Contact. 21 : 23 Mei 1980.
meminum suatu obat, bila dihentikan pemakaiannya justru 2. v Dijk C. Diagnostiek van Syndromen. dalam : Handlei ding voor
Psychogeriatrische Assistenten. Bloemendaal pp 11-23.
mengakibatkan gejala ketergantungan) 3. Bonokamsi Dipoyono. Psycho — Geriatric Problems in Indonesia,
— Hindarilah pemakaian obat-obat perangsang, karena akan dalam : Asean Teaching Seminar on Psyco — Geriatric Problems;
berakibat habituasi dan dependency Jakarta 29 Nopember — 3 Desember 1982.
— Bila dengan pemakaian obat baru (tambahan obat) penderita 4. Setiabudhi T. Kelainan fisik dan Mental yang Sering Dijumpai Pada
Usia Lanjut, dalam simposium Usia Lanjut Yang Bahagia. Jakarta
menunjukkan gejala kemunduran, sebaiknya pemberian obat 3 Agustus 1982 (Media Hospitalia : 64. pp 2-6).
tadi dihentikan. Karena kita harus waspada terhadap efek 5. Setyonegoro K. Beberapa Fikiran — Preliminer Mengenai Problematik
sampingnya yang mungkin masih belum pernah tertulis dalam Usia Lanjut Ditinjau dari Sudut Kesehatan Jiwa. Direktorat
literatur Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan.
6. Iwan Darmansyah. Sepuluh Dasar Pemilihan Obat, KPPIK X, FKUI
— Semua obat harus secepat mungkin dihentikan pemakaiannya Jakarta 1979; pp 50-55.
apabila sudah tidak diperlukan lagi. Untuk ini, dianjurkan agar 7. Departemen Kesehatan. Sistim Kesehatan Nasional. 1982.
diadakan review dalam pemberian obat-obat tadi secara rutin 8. Henderson J. WHO's Global Programme on Care of the Aged.
dalam : Mean Teaching Seminar on Psycho — Geriatric Pro-
(b) Pengobatan di bidang fisik blems. Jakarta 29 November 1982 — 3 Desember 1982.
Pada banyak orang berusia lanjut, diperlukan latihan-latihan fisik 9. Prayitno A. Usia Lanjut dan aspek Psikososialnya di Indonesia,
tertentu untuk mempertahankan kesegaran jasmani mereka. disajikan dalam : Diskusi panel Angkatan '45 di Jakarta 4 Desember
1982.
Tetapi, terapi fisik yang dimaksudkan di bidang psikiatri 10. Setiabudhi T. Sistim Kesehatan Nasional dan Kaitannya dengan
mencakup : insulin coma therapy, sleep therapy, psycho surge- Geriatri; dipresentasikan pada Panel Diskusi Dewan Harian Ang-
ry, cardiazol shock therapy dan electroconvulsive therapy. katan '45 di Jakarta tanggal 3 — 4 Desember 1982.
rapy. 11. Suwarjono Suryaningrat. Adress of the Minister for Health Republic
of Indonesia, at the inaugural Session of the Asean Teaching Seminar
Di Indonesia, terapi di atas sudah tidak dilakukan lagi; hanya on Psychogeriatric Problems.
terapi dengan ECT masih kadang-kadang dipergunakan dengan
indikasiyang sangat ketat dan tepat.

• Terapi psikologik
Biasanya dilakukan psikoterapi jenis sugestif - suportif. Sering-
kali diperlukan pula counseling therapy yang menyangkut
keluarga maupun teman-teman terdekatnya. Demikian pula
Group therapy kadang-kadang membawa basil yang baik. Saat
ini, telah pula diamalkan Goldfarb Brief Psychotherapy, yakni
jenis psikoterapi yang dilaksanakan secara singkat, dan dalam
waktu-waktu tertentu secara periodik.
• Pendekatan di bidang sosio budaya
Seringkalidiperlukan environmental manipulation untuk mem-
perbaiki lingkungan penderita (jangan sampai terisolir/ditelan-
tarkan).
Keadaan fisik maupun kebersihan dari penderita perlu men-
dapat perhatian yang optimal(antara lain keadaan gizinya).
Di antara para penderita tadi, tentunya ada pula yang memer-
lukan penanganan khusus dan perawatan dalam institut tersen-
diri, untuk itu indikasinya adalah:
1. Bila perilaku penderita sangat membahayakan dirinya atau
lingkungannya.Sudah tentu keadaan semacam ini sulit diatasi
oleh keluarga maupun lingkungannya.

38 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


Kesukaran Belajar
dr Ny. Endang W. Ghozali
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Universitas Airlangga,
Surabaya

PENDAHULUAN an: "Apakah arti "Belajar" itu? Belajar adalah perubahan tingkah
laku pada individu akibat latihan. Kesukaran Belajar adalah
Perhatian mengenai sebab-sebab kesulitan belajar pada anak
kesukaran mendapatkan perubahan tingkah laku yang diinginkan
makin meningkat sejak 10 tahun terakhir ini, termasuk perhatian
meskipun latihan telah dilakukan.
terhadap cara-cara pengatasan kesukaran belajar juga semakin
English & Pearson menekankan bahwa seorang individu
bertambah.
akan berkemauan belajar bila ia merasa dicintai oleh lingkung-
Dengan meningkatnya perhatian terhadap kesulitan belajar ini,
annya. Terutama untuk anak-anak; ia akan mau belajar bila ia
segala usaha dilakukan untuk mengatasinya. Salah satu usaha
merasa dicintai oleh gurunya, orang tuanya, teman-temannya dan
dengan melakukan penekanan lebih besar pada program baru
sebagainya.
dalam pendidikan, baik untuk anak-anak yang mengalami
English & Heinicke kemudian menekankan adanya banyak
kesukaran belajar dengan derajat inteligensi kurang, normal
faktor yang menyebabkan anak sukar belajar.
maupun inteligensi tinggi.
Program baru dalam pendidikan ini misalnya dalam bentuk:
SEBAB-SEBAB KESUKARAN BELAJAR
– Remedial Teaching
– Good progressive Schools Dari pendapat beberapa pengarang, kami berkesimpulan
– Sekolah khusus atau kelas khusus untuk anak dengan inteli- bahwa sebab-sebab kesukaran belajar ialah :
gensi tinggi. • Inteligensi anak rendah (pembawaah sejak lahir IQ , < 85)
– Kelas khusus untuk anakyang sangat terganggu emosinya (1 • Inteligensi anak justru tinggi (Superior – Genius dengan IQ
kelas terdiri dari 5 - 7 murid), dan sebagainya. >110)
Agar dapat diciptakan program baru dalam pendidikan yang • Anak belum siap/ matang untuk mengikuti pelajaran di
tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak, perlu penelitian yang sekolah (belum siap untuk belajar membaca, menulis, ber-
lebih luas mengenai sebab-sebab kesukaran belajar. Dalam pe- hitung).
nelitian ini dianjurkan untuk memasukkan berbagai macam di- • Hambatan atau gangguan dalampendengaran/penglihatan.
siplin keilmuan; termasuk : bidang Pendidikan (Pedagog/Or- • Gangguan fisik (kelelahan, penyakit menahun).
topedagog), Psikologi, Psikiatri, Saraf (Neurologi), Kanak-kanak • Kerusakan jaringan otak (radang otak,rudapaksa kepala,
(Pediatri), Mata , THT, Pekerja Sosial, Bimbingan & Penyuluhan tumor otak)
(BP) pada tiap sekolah dan sebagainya. Tujuan pendekatan • Pengaruh lingkungan (merasa tak disenangi guru/teman/
multidisipliner ini ialah agar mendapat gambaran sebab- orang tua atau wali).
sebab kesukaran belajar secara lebih jelas sehingga dapat dibuat • Persoalan dalam kehidupan emosiny atau tingkah lakunya.
diagnosis yang lebih tepat. • Kesukaran anak dalam membaca (disleksia),padahal pela-
Namun, sebegitu jauh masih belum ada keseragaman me- jaran matematika cukup baik dan inteligensinormal.
ngenai klasifikasi dan macam-macam jenis kesukaran belajar Sebab - sebab kesukaran belajar di atas mungkin tidak berdiri
ini, walaupun pendapat mereka umumnya hampir mina atau sendiri, tetapi saling berkaitan atau terdapat bersama-sama
tidak saling bertentangan. pada seorang anak.
Sebelum kita menginjak lebih jauh, sering timbul pertanya

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 39


Inteligensi anak rendah (IQ <85) an emosi, hiperaktif, ada cacad badan yang malu bila masuk SD
biasa, kesukaran membaca, gangguan koordinasi motorik dan
Anak yang dilahirkan dengan inteligensi rendah (faktor
sebagainya.
keturunan, kelainan metabolisme, kesukaran dalam persalinan,
• Anak dengan inteleigensi rendah (IQ 35 — 70), dapat di-
dan sebagainya), dalam masa perkembangannya baik frsik,
tempatkan di:
adaptasi sosial maupun inteligensi memang lebih lambat di-
1. Sekolah Luar Biasa. Dengan pembagian:
bandingkan dengan anak yang inteligensinya normal. Akibat
(a) IQ 50 — 70 (Retardasi Mental Ringan).
nya anak jarang berhasil dalam usaha belajarnya, sehingga ia
Dapat dididik setaraf dengan kelas IV — VI SD.
justru lebih malas dan selalu menghindar bila disuruh belajar.
(b) IQ 35 — 50 (Retardasi Mental Sedang).
Anak sering menunjukkan perasaan rendah diri, merasa tidak
Dapat dididik setaraf dengan kelas II — III SD.
disenangi, bahkan menunjukkan rasa permusuhan terhadap
2. Good Progressive School.
teman-teman dan gurunya, apalagi bila teman-temannya selalu
Anak ini ditempatkan pada sekolah SD biasa di mana tak ada
mengejek prestasi belajarnya. Anak menjadi mudah marah,
pembagian kelas dan setiap anak mendapat pelajaran sistern
sering bertengkar dan mengganggu teman-temannya di sekolah.
modul yang berbeda-beda tergantung kemajuan belajarnya.
Bila rasa permusuhan ini tidak diperlihatkan, anak dapat
Anak tidak mendapatkan nilai rapor , tetapi hanya laporan ke-
bersikap:
majuan atau kemunduran belajar yang disampaikan guru kepa-
Menghindarkan diri secara fisik terhadap pelajaran sekolah
da orang tua anak. (Sekolah ini telah diadakan di Amerika,
dengan cara membolos (truancy). Saat membolos sekolah
Jarman, Itali dan negara Eropah lainnya).
mungkin anak pergi sendiri mengembara keliling kota atau
bergabung dengan anak-anak nakal (masuk gang anak nakal). Inteligensi anak tinggi (IQ > 110)
Reaksi membolos sekolah ini justru menimbulkan persoalan baru Anak dengan inteligensi tinggi dapat mengalami kemundur-
dengan pimpinan sekolah dan orang tuanya, yaitu me- an dalam prestasi belajarnya karena merasa bosan terhadap pe-
numbuhkan perasaan tak senang dari guru-guru sekolah dan lajaran sekolah yang dirasakan mudah baginya. Bila anak de-
orang tua kepadanya. ngan inteligensi normal dapat mengerjakan tugas pelajaran di
Menghindarkan diri secara psikis, yakni dengan cara mela- sekolah selama rata-rata 1 jam; maka anak dengan inteligensi
mun di sekolah (pelajaran sekolah tidak diperhatikan), atau tidak tinggi dapat menyelesaikan tugas tersebut hanya dalam waktu 1/4
mau mengerjakan tugas-tugas di sekolah (tak mau menulis, jam. Sisa 3/4 jam dapat dipakai anak ini untuk melamun, bar-
membaca, menyanyi, maju ke muka kelas dan sebagainya). Ini main sendiri, atau mengganggu teman-temannya di dalam ke-
dilakukan agar ketidakmampuannya tak tampak. las. Makin lama perhatian anak terhadap pelajaran sekolah ma-
Dengan gejala-gejala di atas, prestasi belajar anak makin kin berkurang karena kebosanannya. Waktu anak banyak dipa-
menurun. Bila usia anak makin meningkat, sedangkan prestasi kai untuk melamun, bermain sendiri ataupun menjadi gelisah
belajar anak tak menunjukkan kemajuan; kemudian oleh guru dengan mengganggu teman-temannya, padahal tugas pelajaran
dinaikkan kelas terus agar anak tak merasa rendah diri, maka apa di sekolah belum dikerjakan atau dikerjakan secara lambat dan
yang terjadi? "Anak justru kehilangan waktu bertahuntahun seenaknya. Akhirnya prestasi anak makin menurun dan anak
duduk di dalam kelas tanpa mengerti atau menangkap pelajaran dinilai guru bodoh karena tak dapat menjawab pertanyaan-
yang diajarkan". pertanyaan guru mengenai pelajaran-pelajaran di sekolah, yang
Contoh: Anak ditolong supaya naik kelas terus sampai kelas IV memang tak pernah diperhatikan atau dipelajarinya. Penilaian
SD, maka jangankan pelajaran kelas IV SD dapat dimengerti; guru yang keliru ini menambah kegelisahannya, dan perhatian
pelajaran kelas II dan kelas III SD saja sukar diikuti. terhadap pelajaran makin menurun. Anak makin sering mela-
Penanganan mun atau mengganggu teman-temannya, bahkan kadang-kadang
membolos sekolah karena bosan terhadap pelajaran sekolah
Agar kesukaran belajar pada anak dengan inteligensi rendah yang dianggapnya terlalu mudah.
ini tidak berlarut-larut, sebaiknya anak ditempatkan pada kelas Contoh: Anak usia 5½ tahun tamat TK-0 besar, tak dapat ma-
yang sesuai dengan kemampuannya, yakni: suk SD karena usianya kurang. Anak terpaksa masuk TK lagi.
• Anak dengan inteligensi Subnormal (IQ 70 — 85), dapat di- Di dalam kelas, anak selalu mengganggu teman-temannya se-
tempatkan di: hingga sering mendapat hukuman dari guru. Anak merasa
1. Sekolah Slow learner ---> bila tersedia sekolahnya. bosan di sekolah karena hanya pekerjaan yang mudah-mudah
2. Sekolah SD dengan mutu sedang. saja disuruh oleh guru untuk dikerjakan setiap hari. Anak ber-
Bila tak naik kelas, hiar tinggal kelas; jangan selalu ditolong pendapat lebih baik mengganggu teman daripada mengerjakan
untuk naik, tetapi dibantu dengan les tambahan --> 2 — 3 kali pekerjaan di sekolah. Akhirnya anak dapat dipindahkan ke SD
dalam seminggu. kelas I, dan dapat menggondol juara kelas sehingga anak mera-
3. Remedial Teaching
sa puas atas prestasinya.
Untuk anak dengan inteligensi normal/subnormal, tetapi
Nason L.Y. berpendapat bahwa menyesuaikan kemampuan
menurun prestasi belajarnya karena ada gangguan emosi.
anak dengan cara menaikkan setingkat Iebih tinggi, sama baik-
Remedial Teaching itu sekolah tambahan tanpa perbedaan
nya dengan menurunkan setingkat lebih rendah asal sesuai de-
tingkat kelas, di mana anak dibantu pelajaran sekolahnya secara
ngan kebutuhan dan kemampuan anak.
individual, dan anak-anak ini biasanya masih masuk SD biasa.
Biasanya sekolah ini digunakan untuk anak dengan ganggu- Penanganan

40 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


Meskipun masih ada perbedaan pendapat tentang • Koordinasi motorik halus:
pelaksanaan pendidikan anak-anak potensial ini, akhirnya — koordinasi antara mata dan tangan
didapatkan konsensus untuk memberikan perhatian dan — memegang benda kecil
kekhususan pada anak dengan inteligensi tinggi. Tetapi — menangkap bola
bagaimana caranya, masih merupakan masalah sampai — membuka halaman buku
sekarang. Sebagian para pendidik menganjurkan cara "Skipping ", — menggambar dan menulis.
yakni anak didik diberikan kesempatan untuk meloncati • Tanggapan ruang dan orientasi bidang:
beberapa kelas secara bertahap. Ada pula yang menganjurkan — dapat membedakan kanan/kiri, atas/bawah, muka/bela-
untuk memisahkan anakanak ini, dan menyediakan kelas khusus kang
yang terbatas pada anak dengan inteligensi tinggi saja. — mengenal bentuk benda:
Pearson GHJ berpendapat bahwa anak dengan inteligensi
tinggi dapat dimasukkan pada "Good progressive School", di
mana tak ada perbedaan kelas dalam sekolah, pengajaran secara -
Q 00
kubus, kotak, bentuk g e o m e t r i k : 0
mengenal garis horizontal, garis vertikal, garis lengkung
individual, dan anak dapat maju terus menurut kemampuan
— dapat membedakan huruf: d, b, p.
belajarnya. Pendidik lain berpendapat bahwa anak dengan • Kognitif:
inteligensi tinggi tetap berada di dalam kelas biasa, tetapi - dapat mengolah rangsangan panca indera sesuai yang di-
disediakan program tambahan (Enriched programe) untuk perlukan untuk belajar membaca, menulis dan berhitung.
mengisi waktu yang luang mereka. - berdasarkan tanggapan dan ingatan, anak dapat memba-
Terman dan Oden meneliti 1351 anak inteligensi tinggi de- yangkan sesuai dan melakukan sesuatu yang diperlukan
ngan program percepatan pendidikan (program akselerasi), untuk membaca, menulis, dan berhitung.
ternyata didapatkan bahwa prestasi kelompok anak ini lebih baik • Bahasa reseptif dan bahasa ekspresif:
daripada kelompok anak cerdas tanpa program akselerasi, juga — Anak harus dapat mengerti bahasa yang diucapkan
ternyata program akselerasi tidak merugikan aspek mental orang lain (bahasa reseptif), dan juga dapat
emosional anak didik. mengeluarkan/menyatakan perasaan atau buah pikirannya
Anak belum siap atau matang untuk mengikuti pelajaran (bahasa ekspresif) secara baik.
membaca, menulis dan berhitung Bila anak belajar membaca dan menulis, padahal kesiapan anak
untuk menerima pelajaran ini belum tercapai, maka anak tetap
English berpendapat, akan sia-sia hasilnya mengajar anak
sukar untuk dapat membaca dan menulis. lni akan
membaca, menulis, berhitung bila anak belum mencapai kema-
mengecewakan guru dan orang tuanya, dan menganggap anak
tangan kesiapan belajar hal-hal tersebut di atas. Tercapainya
ini keras kepala, malas, hingga sering memarahinya. Suasana
stadium kesiapan belajar ini untuk setiap anak berbeda-beda,
belajar ini menyakitkan anak, sehingga bila anak nantinya sudah
yaitu sekitar usia 4 -- 10 tahun, yakni usia di mana tercapai
siap untuk belajar membaca dan menulis, pengalaman yang
kematangan hubungan intra kortikal antara bermacam-macam
menyakitkan ini masih terbayang dan anak akan tetap menolak
pusat otak.
atau merasa malas untuk belajar membaca dan menulis lagi.
Beberapa pengarang berpendapat bahwa untuk belajar
membaca, menulis dan berhitung diperlukan kematangan fung- Penanganan
si-fungsi: Sebelum anak diajar belajar membaca dan menulis, perlu di-
• sensomotorik teliti kematangan fungsi- fungsi tersebut di atas. Bila masih be-
• koordinasi motorik kasar dan halus lum matang, pelajaran membaca dan berhitung perlu ditunda,
• tanggapan ruang dan orientasi bidang sebaliknya harus dimantapkan lebih dahulu kematangan fungsi
• kognitif sensomotorik, tanggapan ruang, orientasi dalam bidang, keta-
• ketajaman melihat dan mendengar jaman penglihatan dan pendengaran, koordinasi motorik kasar/
• bahasa reseptif (penerimaan) dan bahasa ekspresif (menge- halus, kecakapan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif, dengan
luarkan).
cara latihan pemantapan fungsi- fungsi tersebut di atas.
Jika fungsi-fungsi tersebut belum berkembang dengan baik,
maka anak-anak sukar belajar membaca, menulis dan berhitung. Latihan untuk mempercepat kematangan fungsi- fungsi ter-
Contoh-contoh kematangan fungsi: sebut biasanya terdapat pada pelajaran taman kanak- kanak,
misalnya:
• Senso motorik.
Adanya integrasi yang baik antara tanggapan sensorik dan -- mengenal bentuk•bentuk geometrik: A
gerakan, yang diperlukan untuk belajar membaca dan menulis. memasukkan, mengeluarkan macam-macam bentuk dalam
• Koordinasi motorik kasar, dapat: kotak — + latihan sensomotorik.
menggerakkan lengan, tangan dan jari - mengenal skema badan dan ruangan sekelilingnya sebelah
— menegakkan kepala kanan/kiri, atas/bawah, muka/belakang, luas/sempit,
— menggerakkan tungkai, kaki
— berjalan, melompat, jongkok. besar/kecil -- .latihan orientasi dalam bidang dan tanggapan
ruang.
- pelajaran melipat kertas, memasukkan benang dalam merjan
menjadi kalung, menangkap bola, membolak-balik halaman
- - ► latihan koordinasi motorik halus; latihan jalan,
Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 41
jongkok, mengangkat lengan/tungkai —> latihan koordinasi • ruda paksa kepala
motorik kasar. • tumor otak
— menangkap isi cerita ibu guru dan menceritakan kembali apa • trauma kelahiran
yang sudah diceritakan ibu guru latihan bahasa reseptif, dan sebagainya.
ingatan bahasa ekspresif. Timbulnya kesukaran belajar pada anak dengan kerusakan ja-
— menyuruh anak membedakan bentuk- bentuk geometri dan ringan otak biasanya karena:
membedakan antara garis-garis horizontal, vertikal, miring, • derajat inteligensi menurun terutama sukar untuk berpikir
lengkung —> latihan ketajaman penglihatan. abstrak.
— menyuruh anak menyebutkan kembali kata-kata yang ham- • ada gejala hiperkinetik dengan tanda- tanda:
pir bersamaan bunyinya misalnya: dor—tor, stop—top, — hiperaktivitas: selalu bergerak.
taman—tamat, parit—parut latihan ketajaman pendengaran. — konsentrasi menurun
Bila kematangan fungsi- fungsi tersebut telah dicapai, anak — perhatian mudah berubah
dapat mulai diajar membaca, menulis, dikte, berhitung, dan — emosi labil: mudah cemas, mudah menangis dan tertawa.
tentunya dalam suasana belajar yang menyenangkan anak se- — agresifitas, mudah memukul, merusak dan berkelahi.
hingga kesukaran belajar dapat dihindari. — keras kepala, sukar diatur dan berbuat seenaknya sendiri.
• Sering ada gangguan fungsi sensomotorik, tanggapan visual
Hambatan/gangguan dalam pendengaran atau penglihatan
dan orientasi dalam bidang.
Untuk belajar membaca, menulis, dikte, berhitung sangat • Kadang-kadang ada gangguan koordinasi motorik kasar dan
diperlukan ketajaman penglihatan dan pendengaran. Bila anak motorik halus.
sukar mengamati atau membedakan bentuk benda, bentuk Gejala-gejala di atas menyebabkan anak sukar menangkap
geometri, bentuk angka/huruf (9/6; b/d), bentuk garis miring, pelajaran, akibatnya anak sukar mengikuti pelajaran di sekolah.
vertikal dan horizontal, maka tanggapan penglihatan (visual)
terganggu. Tanggapan visual ini sangat diperlukan untuk me- Penanganan
ngenal orientasi dalam bidang, karena kaitan antara pengamatan Karena banyaknya gangguan yang dialami anak dengan ke-
dan gerakan, gerakan dengan bahasa dan berpikir terjadilah rusakan jaringan otak, akibatnya anak sukar menerima atau
pengertian tentang bidang. Jika pengertian tentang bidang tidak mengikuti pelajaran dengan baik. Sebaiknya gangguan atau
baik karena tanggapan visual kurang sempurna, anak tak dapat hambatan itu dikurangi, misalnya:
belajar membaca, menulis, berhitung. • Anak dengan gejala hiperkinetik, dapat dikurangi gejala-
Sebaliknya bila anak sukar membedakan bunyi kata-kata gejalanya dengan obat- obatan (imipramine, amphetamine,
yang hampir sama, tanggapan pendengaran juga kurang sem- haloperidol, tranquilizer dan sebagainya).
purna. Gangguan dalam tanggapan pendengaran ini menyebab- • Latihan koordinasi motorik kasar dan halus, serta melatih
kan anak mengalami kesukaran dalam dikte, menulis, membaca fungsi sensomotorik, tanggapan visual atau pendengaran bila
serta mengenal nada dan irama. ada gangguan dalam bidang ini.
Yang terpenting agar orang tua menerima anak dengan
Penanganan gangguan ini, dan mengusahakan agar anak dapat berkembang
Bila ada tanda-tanda anak mengalami gangguan tanggapan sesuai dengan kemampuannya.
visual dan pendengaran, anak perlu dilatih ketajaman pengli-
hatan dan pendengarannya. Bila tak ada kemajuan, dianjurkan Pengaruh lingkungan atau suasana belajar yang menyakitkan
untuk diperiksakan ke bagian mata, THT atau bagian Saraf. anak
Gangguan fisik (kelelahan, penyakit menahun) Anak mau belajar dan menurut apa yang dikatakan gurunya
bila anak mencintai gurunya, dan anak juga merasakan guru. nya
Anak yang mengalami gangguan fisik karena merasa lelah mencintai dirinya. Bila merasa dibenci gurunya; guru selalu
akan mengakibatkan hasrat belajar menurun. menyalahkan, memarahi dan menghukumnya, maka anak
Penyakit menahun misalnya: kekurangan darah (anemia), merasakan suasana belajar menyakitkan. Akibatnya anak malas
kekurangan vitamin (avitaminosis). Ini menyebabkan tergang- atau menolak belajar. Anak selalu teringat pada suasana belajar
gunya fungsi otak, yang dapat mengakibatkan lambatnya anak yang menyakitkan di masa lalu sehingga menolak belajar. Ini
menangkap pelajaran. juga terjadi bila anak belajar dengan orang tua di rumah selalu
Penanganan dimarahi, dibentak-bentak, bahkan dipukul. Suasana belajar
yang menyakitkan ini menyebabkan anak malas belajar sehing-
Anak yang mengalami gangguan fisik sebaiknya dicari pe- ga akhirnya kesukaran belajar akan timbul. Demikian juga bila
nyebab gangguan tersebut, untuk selanjutnya dapat diobati temannya di sekolah selalu mengancam, menindas atau memu-
sehingga hambatan belajar dapat diatasi. kulinya, akhirnya anak tak pergi ke sekolah dan tak mau belajar.
Kerusakan jaringan otak Lingkungan yang tak menyenangkan anak pada saat belajar
akan menyebabkan anak malas belajar, sehingga akhirnya
Terjadinya kerusakan jaringan otak biasanya akibat: timbul kesukaran belajar.
• radang otak
Penanganan

42 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


Sebaiknya orang tua atau guru tidak langsung memarahi jumlah dan waktu
anak bila anak tak mau belajar, tetapi dengan penuh pengerti- Contoh: - rata-rata tinggi orang wanita Amerika 2„ meter
an dan kasih sayang menanyakan kepada anak apa sebabnya - hari natal pada bulan Juli
anak malas belajar. Keakraban hubungan orang tua atau guru - musim hujan pada bulan Mei
dengan anak perlu diciptakan agar anak mau mengutarakan isi - penduduk Indonesia: 10 juta.
hatinya, sehingga penyebab kesukaran belajar dapat diketahui • sukar membedakan skema atau anggota badan sebelah ka-
dan prestasi anak dapat meningkat kembali. nan atau kiri.
Bila orang tua di rumah merasakan dirinya tak dapat sabar • dapat mengulang . alfabet tetapi tak dapat merangkai suku
dan telaten dalam mengajar anak, sebaiknya tugas mengajar kata untuk membuat kata atau kalimat.
diserahkan keluarga lain atau guru les yang dapat mengajar • dapat menyebutkan atau membunyikan beberapa kata te-
dengan sabar dan telaten serta disenangi oleh anak. tapi tidak dapat mengerti artinya atau menggambarkan
Persoalan dalam kehidupan emosi atau tingkah lakunya maknanya.
• kecakapan berhitung atau matematika jauh lebih baik dari-
English dan Pearson berpendapat bahwa proses belajar akan pada membaca.
berhasil bila anak dapat memusatkan perhatian pada pelajaran. • kemampuan ketrampilan motorik lebih baik daripada ke-
Tetapi bila seseorang merasa sedih, bersalah, khawatir,malu, hingga mampuan verbal.
individu tersebut selalu termenung memikirkan persoalannya, ‚ sukar membedakan huruf: d, b, p.
dengan sendirinya perhatian terhadap pelajaran menurun dan • membaca kata: dor, dir sama saja tanpa berbeda.
akhirnya timbul kesukaran belajar. Pada anak biasanya kesedihan ‚ menyusun kata terbalik-balik mnadi(reversal) atau susunan kata tak
tidak berlangsung lama, tetapi justru sering ditunjukkan dalam teratur.– negro . nergo
bentuk tingkah lakunya, misalnya: Contoh: ‚ mandi madin
nrego
__ kenakalan: sering mengganggu temannya
__ hiperaktivitas: tak bisa diam Pada disleksia primer dengan gejala sukar membaca, dikte dan
__ menarik diri: tak mau bergaul merangkai suku kata, meskipun kemampuan berhitungnya baik
__ agresifitas: sering merusak, melempar, memukul dan seba- tetapi lama-lama kemampuan berhitung pun terganggu karena
soal berhitung juga memakai kalimat. Anak ini sukar membaca
gainya. kata-kata dalam kalimat, juga sukar mengartikan kalimat
Adanya gangguan emosi dan tingkah laku pada anak/remaja sehingga timbul kesukaran belajar.
menunjukkan anak mengalami ketegangan atau konflik, perha-
Penanganan
tiannya terhadap pelajaran berkurang sehingga prestasi belajarnya
makin menurun. Anak dengan disleksia primer perlu bimbingan khusus untuk
diajar membaca. Untuk itu anak perlu ditempatkan pada
Penanganan Remedial Teaching yang akan mengajar anak dalam 3 hal, yaitu:
Bila anak saat sekolah sering nakal, hiperaktif atau menyen diri, 1) Menggunakan ketajaman pencerapan panca indera, teruta-
tak mau bergaul, mudah marah, cemas atau menangis, ini men ma ketajaman penglihatan, perabaan, skema badan.
unjukkan anak mengalami gangguan emosi atau tingkah laku. • penglihatan.
Mungkin ada persoalan pada dirinya hingga mengganggu ‚ disuruh meniru bentuk- bentuk geometrik:
konsentrasi belajar. Sebaiknyaguru atau orang tua waspada akan hal
ini; Mendekati anak untuk mencari penyebab atau latar
belakangnya; dan berusaha mengatasi persoalannya.Tetapi kadang.
kadang konflik anak terlalu dalam sehingga perlu pemberian
psikoterapi.
01 1D a'<>
‚ bila bentuk geometrik yang ditiru sudah benar, anak disuruh
Kesukaran membaca, padahal pelajaran matematika cukup menggambarkan masirig-masing bentuk geometrik tersebut
baik dan derajat inteligensi normal (IQ: 86 - 110) tanpa contoh.
Kesukaran membaca (disleksia) ini dibagi 2 macam: Misalnya: Coba gambar bentuk segitiga,bulatan, persegi
1. Disleksia primer panjang, bujur sangkat dan sebagainya.
2. Disleksia sekunder ‚ ditanya bedabentuk dalam gambar di bawah ini (visual
Disleksia primer figure-background perception).
Ciri-ciri: Ada kesukaran membaca terutama dalam mengin. tegrasi
simbol- simbol huruf atau kata-kata, disebabkan kelainan biologis
dan tidak didapatkan kelainan saraf yang nyata. 10% dari anak
diminta untuk meniru garis-garis yang menghubungkan
dengan inteligensi normal menderita disleksia primer.
titik-titik di bawah ini (spatial relationship).
Perbandingan anak laki-laki : anak perempuan = 5 : 1
. . . •
Gejala-gejala:
__ sukar berpikir abstrak
__ sukar membuat konsep berpikir, untuk ukuran panjang, t • . .
— ditanyakan pada anak (position in space). Latihan:
• bahasa reseptif: mengerti isi kalimat atau isi cerita.
• bahasa ekspresif: menceritakan kembali isi cerita,
mengutakan maksud hati atau isi pikirannya.

posisi yang terbalik pada urutan kursi. Disleksia Sekunder


• kemampuan membaca terganggu karena dipengaruhi oleh
kecemasan, depresi, menolak membaca, kurang motivasi be-
lajar, gangguan penyesuaian diri atau gangguan kepribadian.
Y • sebenarnya dasar tekntic kemampuan membaca masih baik (
gambar bulatan mana dari urutan bulatan y yang sama intak), tetapi kemampuan membaca tersebut digunakan secara
dengan bulatan x kurang efektif karena dipengaruhi faktor emosi.
Position in space dipakai pada anak yang sukar membedakan • kadang.kadang anak dibawa ke dokter bukan karena keluhan
huruf: b, d, p (reversals). tak dapat membaca tetapi karena keluhan:
• pendengaran — penyesuaian diri yang buruk
— Anak disuruh menirukan nada tinggi dan nada rendah. — kenakalan
— tidak mau pergi ke sekolah
do do ,do/00' re 7 mi
N
— neurosa
— gangguan psikosomatik
— anak disuruh menirukan kata-kata: ‘,
bar-dar, dor-tor, stop-top dan sebagainya.
taman-tamat, parit-parut Gejala:
— Pada saat membaca kadang-kadang penderita dapat mem-
muda-mudi, bolak-balik baca dengan baik, kemudian berhenti, lalu membaca banyak
— dilatih diskriminasi irama dalam nyanyian, sajak-sajak. salah.
— Membaca lalu berhenti, atau banyak salah biasanya karena isi
• perabaan
bacaan mirip dengan konfliknya/ketegangannya atau anak
— Diminta untuk meraba benda:
teringat akan konfliknya/ketegangannya.
— bundar: bola
Penanganan
Karen dasar kemampuan membaca sebenarnya baik, peng-
— kotak persegi panjang obatan terutama ditujukan untuk menghilangkan gangguan emosi
— kubus: atau tingkah lakunya, yang biasanya dapat ditangani oleh seorang
psikolog atau psikiater. Latihan membaca atau menulis dapat
dilakukan di tempat Remedial Teaching. Kemajuan biasanya
— tabung ouiat uan seoagamya. -- cepat karena dasar kemampuan membacanya memang masih
- ditanya apakah bentuk benda ini, sesudah benda tersebut diraba baik.
--- - i bundar, tabung, kubus, kotak dan sebagai• nya. DIAGNOSIS KESUKARAN BELAJAR
• Skema badan --->posisi anggota badan: Diagnosis kesukaran belajar ini harus dilakukan secara teliti
— ditanya mana: — telinga kiri dan diperlukan team ahli dari. berbagai disiplin keilmuan.
— tangan kanan Pertama-tama yang mengetahui gejala kesukaran belajar pada
— mata kiri anak biasanya pendidik (guru), staf bimbingan dan penyuluhan
- telinga kanan sekolah atau orang tua anak tersebut. Bila orang tua membawa
— Coba ditarik: — tungkai ke muka anak tersebut ke dokter, biasanya dibawa ke dokter anak (
— tungkai ke belakang pediater), dengan tujuan untuk mengatasi kesukaran belajar
— lengan ke samping kanan/kiri anaknya. Pada saat inilah diperlukan kerja sama dokter anak
— lengan ke atas, lengan ke bawah dan dengan berbagai team ahli lain agar diagnosis kesukaran belajar
sebagainya. dapat diketahui secara tepat, sehingga dapat ditentukan pendi-
— Dihitung semua jumlah jari jari, yang mana ibu jari, jari dikan dan pelajaran yang bagaimana paling sesuai untuk anak.
manis, jari kelingkung, jari telunjuk, jari tengah. Dalam membuat dianogis sebaiknya diperhatikan sebab-sebab
2) Mengembangkan integrasi dua atau tiga macam pencerapan: kesukaran belajar yang telah diuraikan.
penglihatan, perabaan, dan pendengaran.
Contoh: lonceng berlagu -- bentuk bulat. PENCEGAHAN
Ditanya: — benda apa ini? Agar frekuensi kesukaran belajar ini dapat dikurangi atau
coba raba - - .- .bentuknya bagaimana? — malah dihindari perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1)
coba tirukan lagu benda ini! Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan..
3) Mengembangkan kemampuan bahasa: bahasa reseptif, dan -- Anak harus merasakan bahwa guru, teman dan orang tuanya
bahasa ekspresif. mencintai atau menyenangi anak.
– Harus dihindari terjadinya situasi ketegangan saat mengajar New York; International Universities Press, Inc, 1972; pp 774 – 7 87.
anak, dan justru harus diciptakan keakraban hubungan dengan 6. Frostig M. Visual Perception in the Brain Injured Child. Am J
Orthopsychiat 1963; 33 : 665 – 671.
anak sehingga anak dapat mengutarakan kesulitannya dengan 7. Grunebaum. Fathers of Sons with primary neurotic learning inhibitions.
bebas. Am J Orthopsychiat 1962; 32 : 462 – 472.
2) Hindari kelelahan fisik atau penyakit menahun agar gariah 8. Hardjawana B. Intelligensi yang tersembunyi. Jiwa, Tahun XIII, Des.
belajar anak tidak terganggu. 1980; 4 : 81 – 87.
9. Heinicke CM. Learning Disturbance in Childhood in Manual of Child
3) Sebelum anak diajar membaca, menulis dan berhitung perlu Psychopathology by Wolman B et al, New York: 1972; Mc.Graw Hill
diteliti apakah fungsi-fungsi tertentu yang diperlukan untuk Company. pp 662 – 698.
persiapan belajar sudah berkembang dengan baik (fungsi sen- 10. Masdani J. Anak yang tidak sanggup membaca. Jiwa. Tahun II, July
somotorik, koordinasi motorik, kognitif, tanggapan ruang/ 1969; 3: 54 – 58.
orientasi bidang dan bahasa). 11. Nason LJ. Help your Child succeed in School. Gubahan K. Abdul
Syukur, Indah Jaya Bandung, 1980.
4) Gangguan emosi dan tingkah laku dapat dikurangi atau di- 12. Rabinovitch RD et al. A Research approach to reading retardation
hindari agar tidak mengganggu konsentrasi belajar atau ke- in childood Psychopathology by Harrison SI and Mc.Dermott JF.
mampuan membaca anak. New York: International Universities Press. Inc. 1972; pp 457 –
Cohen TB berpendapat bahwa kecemasan ringan dapat me- 486.
13. Sajono T. Cacat mental dan kesulitan belajar. Jiwa, Tahun X, April
ningkatkan motivasi belajar tetapi kecemasan berat dapat me-
1977;2:47–55.
nurunkan prestasi belajar.
14. Silver AA et al. Specific Reading Disability. Am J Orthopsychiat
5) Guru atau orang tua sebaliknya dapat memperkirakan derajat April 1977; 34 : 95 – 101.
inteligensi anak dengan memperhatikan kemampuan belajar anak 15. Silver AA et al. Reading Disability: Teaching Through Stimulation of
secara teliti, sebelum mengatakan bahwa anak ini bodoh. Bila Dificit Perceptual Areas. Am J Orthopsychiat 1967; 37 : 744 – 751.
orang tua ragu-ragu, dapat dilakukan tes inteligensi oleh seorang 16. Thompson LJ. Learning Disabilities. Am J Psychiat 1973; 130 : 393 –
psikolog, sehingga dapat diketahui derajat inteligensi anak 399.
meskipun tes inteligensi kadang-kadang dapat keliru hasilnya 17. Varekamp LCV. Anak-anak yang berkelainan, Jilid 2, Dewan Na-
sional Kesejahteraan Jakarta, 1973.
terutama bila anak tak bersedia mengerjakan "tes inteligensi
dengan baik sesuai dengan kemampuannya".
6) Guru atau orang tua sebaiknya selalu bersikap konsisten (tetap)
pada anak.
– Bila anak berbuat salah tunjukkan kesalahannya. Bila kesa-
lahan ini dilakukan berulangkali dan disengaja, anak perlu
mendapat hukuman.
Contoh: Anak tidak membuat pekerjaan rumah beberapa kali,
perlu mendapat hukuman, misalnya:berdiri di muka kelas,
membuat PR lebih banyak.
Tetapi sebaliknya guru atau orang tua menyelidiki sebab dan
latar belakang anak mengapa sampai berbuat salah atau nakal.
– Bila anak berbuat baik juga harus diberikan pujian oleh orang
tua/guru agar perbuatan baik ini selalu diulangi.
RINGKASAN
Telah kami bicarakan mengenai:
– Definisi belajar dan kesukaran belajar.
– Sebab-sebab dan penanganan kesukaran belajar.
– Cara membuat diagnosis.
– Cara pencegahan timbulnya kesukaran belajar.

KEPUSTAKAAN

1. Anwar AID. Bakat dan prestasi; Masalah anak-anak dengan


inteligensi superior. Jiwa, Tahun XVI, 1983; 2: 1 – 7.
2. Bisgyer JL et al. Special Classes for Emotionally disturbed Children
Am J Orthopsychiat 1964; 34 : 6969 – 704.
3. Cohen TB. Prediction of Underchievement in kindergarten Children.
Arch Gen Psychiat 1963 ; 9 : 444 – 450.
4. English OS and Pearson GH. Difficulties in learning in Childhood
Psychopathology by Harrison SI and Mc.Dennott JP New York;
International Universities Press Inc, 1972; pp 445 – 455.
5. Eisenberg L. Psychiatric implications of brain damage in children, in
Childhood, Psychopathology by Harrison SI and Mc. Dermott JF,

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 45


Pendidikan Anak Usia Balita

dr. N y . Endang Warsiki Ghozali


Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RS. Dr. Soetomo, Surabaya

Sebelum dapat mendidik anak dengan baik, diharapkan tua. Demikian juga kakek/nenek atau paman/bibi yang tinggal
keluarga, terutama orang tua yang melakukan peranan dalarn se rumah dengan orang tua, janganlah terlalu mengatur urusan
mendidik anak merupakan keluarga yang baik yaitu: orang tua atau selalu menentukan pendidikan anak. Jika demi-
• harmonis kian, batasan sistem orang tua anak, orangtua — kakek/ nenek
• saling pengertian atau paman/bibi menjadi kabur. Justru ini tidak boleh terjadi di
• saling menghormati dalam keluarga. Hal sebaliknya juga tidak baik terjadi dalam
• saling menolong atau mendorong
keluarga bila batasan ketiga sistem di atas menjadi terlalu jelas
• batasan hubungan fungsi/sistem
orang tua — anak --- > jelas atau terlalu kaku/jauh, yakni dalam keluarga saling tidak acuh,
kakek/nenek — orang tua --- > jelas saling tidak memperhatikan kebutuhan masing-masing seperti
paman/bibi — orang tua --- > jelas hidup sendiri dan tidak ada komunikasi yang baik dalam
Keluarga, terutama orang tua berfungsi utama dalam pen- keluarga.
didikan anak yang baik. Orang tua harus dapat mengusahakan Baik dalam mendidik anak usia balita maupun dalam men-
didik anak/remaja, sebaiknya anak dapat merasakan bahwa ia
suatu lingkungan hidup yang sebaik-baiknya bagi anak, supaya
disayangi, disenangi, diperhatikan, dihargai dan diterima dalam
ia dapat berkembang ke arah yang diinginkan. Misalnya kelak keluarga. Hanya dalam suasana demikian anak dapat memiliki
ia dapat berdiri sendiri, tidak tergantung kepada orang lain, tak kepercayaan diri sendiri, yang sangat penting dalam perkem-
-
ada gejala gejala kecemasan yang berat, menjadi orang yang bangan kepribadian anak. Penting juga keyakinan anak bahwa
bila timbul kesulitan, ia selalu dapat mengharapkan bantuan dan
berguna, taat pada tatatertib dan suka bekerja.
pertolongan orang tua. Walaupun kadang-kadang anak
Diharapkan agar orang tua dapat merupakan contoh yang melanggar tata tertib sehingga mereka patut menerima hukum-
baik bagi anak, karena segala peranan dan tingkah lakunya an, mereka harus tahu bahwa orang tua tetap sayang kepada-
dapat ditiru anak. Bila ada paman/bibi atau kakek/nenek yang nya. Marah maupun hukuman jangan ditujukan pada diri anak
tinggal serumah, sebaiknya yang memegang peranan dalam tetapi pada kesalahan atau perbuatannya, yang kemudian se-
penentuan pendidikan anak adalah orang tua. Kecuali bila sudah itu berbaik lagi seperti semula.
orang tua sedang tidak ada di rumah, pendidikan anak dapat Cara menunjukkan pada anak bahwa orang tua tidak setuju
dititipkan sementara pada kakek/nenek atau paman/bibi, dengan dengan perbuatan atau tindakan anak yang kurang baik :
syarat pendidikan mereka tidak berbeda dengan orang tua. • Pertama-tama anak diberitahu bahwa perbuatan yang di-
lakukan tidak baik, dan diterangkan juga alasannya dengan
Tetapi begitu orang tua sudah berada di rumah lagi maka segera
kata-kata sederhana dan singkat sesuai daya tangkap anak.
orang tua yang memegang peranan kembali. • Jika anak tetap membandel, sikap orang tua
Di dalam keluarga biasanya ada 2 atau 3 sistem yakni : — muka masam/tak tersenyum
1. Sistem orang tua — suara tak enak atau nada suara yang keras/nada marah.
2. Sistem anak — sikap yang tak membenarkan, misalnya telunjuk ditunjuk•
3. Sistem kakek/nenek atau paman/bibi bila se rumah. Batasan kan ke atas.
ketiga sistem ini harus jelas; maksudnya orang tua jangan — tak mengijinkan atau memberikan apa yang diinginkan
terlalu ikut campur atau selalu mengatur aktivitas anak,
ataupun sebaliknya anak jangan mengatur segala urusan orang

46 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


anak. baik dalam memecahkan persoalannya.
• Bila tetap membandel terus, orang tua dapat memukul Usaha orang tua agar dapat menambah kesenangan dan
eratnya hubungan kekeluargaan misalnya :
pantat/paha anak. Pukulan ini hanya sebagai peringatan, jangan
terlalu keras atau sampai berlebihan (supaya kapok), karena • minum teh bersama
menyebabkan rasa dendam anak pada orang tua, merasa kurang • makan bersama (family table talking)
• permainan bersama
dicintai sebab terlalu disakiti badannya.
• rekreasi bersama
Hukuman-hukuman ini menitikberatkan perbuatan anak yang • bergurau bersama
salah, bukan diri anak sendui. Ini agar tidak timbul rasa dendam • perayaan hari ulang tahun dan sebagainya.
pada anak dan kehilangan kepercayaan dirinya. Misalnya cara Dengan demikian komunikasi antara anggota keluarga selalu
orang tua memberitahu anak bila melakukan perbuatan yang terjadi.
salah: "Kamu tak bisa melakukan hal seperti ini, hanya anak Batasan tingkah laku anak yang merupakan aturan tata-ter-
yang nakal saja yang berbuat demikian. Saya tahu dan percaya tib dalam keluarga akan merupakan pedoman bagi anak-anak,
biasanya kamu tidak berbuat demikian, lain kali jangan ya." sehingga anak dapat mengerti apa yang diperbolehkan dan apa
Jika anak dihukum bila bertingkah laku buruk, orang tua yang tidak dibolehkan. Aturan-aturan ini hendaknya membantu
harus ingat juga untuk memuji atau memberi penghargaan bila dan membimbing anak; tidak boleh terlampau banyak sehingga
anak bertingkah laku baik. Janganlah beranggapan bahwa sangat membatasi aktivitas anak dalam segala bidang. Misalnya :
dengan memuji anak akan menjadi sombong (besar kepala), asal
• Pada waktu tertentu (waktu makan, waktu tidur) anak harus
pujian itu sifatnya wajar saja. Tentu saja anak menjadi sombong
sudah berada di rumah.
bila tingkah laku baik maupun buruk selalu dibenarkan dan
• sampai ke mana ia boleh pergi.
mendapat pujian. Walau sebenarnya dalam hati kecil mereka
• menghargai atau memperhatikan milik orang lain.
bertanya: "Bagaimana ya tingkah laku yang salah, kok saya tidak
• pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan tak boleh di-
pernah diberitahu?"
lupakan (melatih tanggung-jawab anak), misalnya : menya-
Persetujuan terhadap tingkah laku anak yang baik dapat
pu.
berupa :
• tak boleh memukul saudara atau teman tanpa sebab
• pujian
• tak boleh melakukan aktivitas yang sangat berbahaya mi-
• tersenyum
salnya: bermain api, naik di tempat tinggi sekali, berlari
• ucapan terima kasih atas bantuannya
saat menyeberang di jalan yang ramai.
• perubahan dalam sifat atau nada suara : wah-wah, hebat.
• melawan permintaan orang tua yang cukup beralasan dan
• ciuman atau pelukan
sebagainya.
• memberikan sesuatu yang diingini anak
Mungkin masih banyak lagi aktivitas lain yang tidak boleh
• memberi penghargaan berupa hadiah yang nyata : gula-gula,
dilakukan oleh anak, tergantung macam kultural dan situasi
sosial. Batasan-batasan tingkah laku anak ini maksudnya me-
boneka, uang, bintang (lambang), angka-angka (points).
Lambang nyata yang diberikan orang tua pada tingkah laku anak
latih anak supaya ia dapat mengendalikan diri serta mengenal
yang baik akan terus mengingatkan anak terhadap ke-
disiplin dan tanggung jawab.
berhasilannya. Hadiah harus diberikan segera sesudah tingkah
laku anak yang baik dilakukan. Dengan memberikan penghar- Melatih tanggung-jawab pada anak juga harus diajarkan,
gaan pada anak, orang tua sekaligus membesarkan kepercayaan yakni dengan memberi tugas sehari-hari yang harus dikerjakan di
anak pada dirinya sendiri. Tetapi janganlah selalu menjanjikan rumah, misalnya :
anak akan memberi sesuatu/hadiah bila melakukan kebaikan • membersihkan tempat tidur
karena : • menyapu rumah
• orang tua mungkin tidak dapat memenuhi janjinya. • mengemasi meja makan
• akan membiasakan anak, tidak akan berbuat baik bila tidak • membersihkan sepatu dan sebagainya
diberi upah. Tugas yang diberikan sudah tentu harus sesuai dengan umur
Orang tua sebaiknya merangsang inisiatif anak dan membe- anak. Dengan melatih bekerja, anak akan belajar bertanggung
rikan kebebasan anak untuk berkembang. Sebaiknya anak jawab atas pekerjaannya, bekerja tidak atas perintah, melainkan
dibiarkan melakukan sesuatu menurut rencana dan kehendak atas kesadarannya sendiri. Bila anak merasakan bahwa orang
mereka sendiri. Ini tidak saja merangsang inisiatif anak, melain- tuanya menyayangi, menghargai, penuh pengertian dan
kan juga daya ciptanya. Bila kita memuji hasil karyanya mes- pertimbangan, bersikap tetap (konsistensi) dan berwibawa serta
kipun hasilnya itu kurang baik, anak akan merasa bangga dan melatih disiplin, anak dapat melakukan identifikasi dengan baik
senang serta menambah kepercayaan dirinya. Bila anak terus terhadap orang tuanya. Dengan demikian diharapkan anak dapat
menerus diperintah, hal ini sering mengakibatkan gairah kerja bekembang menjadi dewasa dengan baik.
anak berkurang, anak menjadi malas (apatis) dan selalu tergan- Dalam mendidik anak usia balita, perlu diperhatikan :
tung kepada orang tua. Diusahakan agar hubungan orang tua • usia anak
dan anak cukup akrab, sehingga anak merasa bebas untuk • perkembangan jiwa anak
mengutarakan segala isi hatinya maupun persoalannya terhadap • adakah kelainan biologis pada anak misalnya : kelainan
orang tuanya, sehingga anak mendapat bimbingan yang metabolisme, gangguan organik otak, radang otak, trauma

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 46


kelahiran rudapaksa kepala dan sebagainya. –Dapat memegang cangkir –Teruskan memberi ma-
Dengan mengetahui perkembangan jiwa anak, kita dapat dengan jari-jarinya kanan yang dapat dipe-
mengobservasi apakah anak sudah berkembang seperti yang di- –Dapat menaikkan cangkir gang : roti biskuit.
harapkan umumnya pada anak normal atau mengalami kelam- dan meminumnya. –Berila h kesempatan un-
–Mulai menggunakan sendok tuk makan sendiri dengan
batan. Bila ada kelainan biologis pada anak, hal ini dapat me- diputar-putar di mangkok. pining & cangkir dari plas-
rupakan salah satu penyebab terjadinya kelambatan perkem- –Masih sukar memasukkan tik/seng yang tidak pecah
bangan fisik, mental dan sosialisasi anak. Bila tidak ada kelainan 1-1½
sendok ke mulut –Sebaiknya pining cekung,
biologis pada anak maka sebab kelambatan perkembangan anak sendok dapat dimasuk-
tahun
kan dengan mudah &
pada umur balita mungkin karena sebab lingkungan, misalnya mengambil nasi juga mu-
karena kekeliruan cara mendidik orang tua, pengaruh teman, dah.
guru dan sebagainya. –Berikan minuman sesu-
Di bawah ini akan diterangkan cara membimbing anak usia dah makan supaya tak
banyak minum.
balita (The Washington Guide) untuk orang .tua agar anak dapat
berkembang normal seperti yang diharapkan sesuai dengan
usianya. Tentu saja bimbingan ini tidak diperuntukkan anak –Dapat minum tanpa tum- –Diberanikan untuk ma-
dengan keterbelakangan mental (retardasi mental) yang memang pah. kan sendiri dengan sen-
sudah terlambat dalam perkembangannya, tetapi dapat dipakai –Dapat memegang gelas ke- dok.
sebagai pedoman untuk mengetahui apakah perkembangan cii dengan tangan. –Jangan memaksa anak
–Dapat memasukkan sendok waktu makan.
anak terlambat atau tidak. Bimbingan pada anak usia balita ini –Layanilah anak makan
meliputi melatih anak dapat makan sendiri, kemampuan 1½ - 2½ ke dalam mulut dengan be-
tahun nat. dengan cara yang mena-
berbicara, aktivitas bermain, ketrampilan motorik, dan latihan –Dapat membedakan makan- rik/menyenangkan.
berak dan kencing pada tempat yang sesuai (WC/ kamar mandi an dengan benda yang tak –Berilah makanan sedikit
dapat dimakan. dulu, bila jumlah nasi ba-
- toilet training). nyak anak malas makan.
–Sering bermain dengan ma-
kanan.

–Dapat mengambil nasi de- –Mendorong anak untuk


MAKAN ngan sendpk nasi (centong) melakukan kebutuhan-
Umur –Membutuhkan sedikit ban- nya sendiri (self help)
Tujuan Diharapkan Tercapai Aktivitas yang dianjurkan tuan sejak makan di meja. –Berilah kesempatan pada
–Dapat makan sendiri di me- anak melatih ketrampil-
– ada refleks mengisap – Ubahlah posisi menetek 2½ - 4 ja dengan sedikit makanan
an menyeduk nasi.
– dapat menelan bubur bila ada kesukaran meng- tahun tercecer. –Mendorong anak untuk
- dapat mengkoordinir anta- isap. –Senang membantu menga- membantu mengatur me-
ra mengisap, menelan dan – Perkenalkan makanan bu- tur meja makan (piring, ja makan.
bemafas bur sehari-hari disuapkan sendok, gelas). –Diberi penerangan me-
dengan sendok kecil.
ngenai aturan makan.
– Letakkan anak dalam po-
sisi relaks dan menye-
1-3 nangkan pada saat mem- –Dapat makan sendiri de- –Diajarkan anak biasa ber-
bulan beri makan. ngan baik. gaul, berbicara saat ma-
– Berilah makanan path –Dapat lancar bergaul & ben- kan (tidak kaku).
anak sesuai dengan kebu- bicara saat makan. –Diajarkan agar anak su-
tuhannya. dah dapat :
- menyiapkan
- melayani tamu/orang
– Lidah digunakan mengge- – Perkenalkan dan berilah 4-5 tua saat makan.
rakkan makanan dalam makanan roti biskuit un- tahun –Diminta anak untuk ber-
mulut. tuk mengembangkan : cerita saat makan menge-
– Dapat menggerakkan ta- - gerakan tangan ke mulut nak hal-hal yang terjadi
ngan ke mulut - dilatih memegang botol hari ini (kejadian di seko-
4-8
– Dapat mengunyah makan- lah waktu bennain-main),
bulan
an, dap at makan biskuit. – Family Table talking
– Dapat mengenal botol susu
dengan melihat.

– Dapat memegang botolnya – Perkenalkan cangkir atau


sendiri. gelas dengan cairan sedi- KEMAMPUAN BERBICARA
Umur
– Dapat minum di gelas (di kit untuk diminum.
cangkir) dengan bantuan. – Dudukkan anak di kursi Tujuan Diharapkan Tercapai Aktivitas Yang Dianjurkan
– Makan dengan jari jari. tinggi untuk bersama-sa-
9-12 – Mulai memegang sendok. ma makan di meja de- Kemampuan. –Observasi.
bulan ngan keluarga
. A. Menangkap suara. Ekspresi muka, pergerak-
– Tawarkan sendok untuk 1 -3 –menggerakkan mata, ba- kan badan bila suara di-
dipegang bila ada perhatian. bulan dan bila mendengar suara . bunyikan.
dekat telinganya –Tersenyum dan berbicara
–tersenyum bila dirangsang pelan dengan nada me-
sosial (dibuai) nyenangkah sambil :

48 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


B. Mengeluarkan suara - memegang
–keluar suara mengisap - meraba dung, mata) mengatakan keinginan-
dalam menangis dapat dibe- - membuai bayi –Dapat melaksanakan 2 - 3 nya, jangan memakai ba-
dakan : –Hindari bayi agar jangan perintah secara verbal mi- hasa isyarat.
- rasa tak nyaman menangis lama dan terus salnya : –Ajaklah anak berbicara
- sakit menerus. 1. ambil bola di meja selama makan
- lapar 2. berikan ke ibu –Sebutkan & hitunglah
B. Mengeluarkan kata-kata/ jumlah benda-benda di
kalimat meja
A. Menangkap suara –Bicaralah dengan bayi se-
–Dapat mengatakan 2 ma- –Usahakan agar anak me-
–Mata dapat mencari sum- lama merawat, memberi 1½-2½
cam kata-kata yang berbe- lihat muka kita selama
ber suara makan, memandikan dan tahun
da misalnya : kita menyebut nama ben-
–dapat membedakan suara sebagainya.
1. bennain bola da
menyenangkan (musik-ter- –Usahakan kontak mata
2. minta kue –Sediakan waktu ± Ya jam
tawa) dan menegangkan selama bicara
–Dapat menyebutkan nama- sehari untuk menerang-
(suara keras-menangis) –Tirukan suara yangdiu-
nama benda di dalam gam- kan nama benda atau bi-
–dapat menaikkan kedua ta- capkan bayi.
bar: kucing, burung, an- natang dalam gambar/
4-8 ngannya bila ibu datang –Godalah bayi dengan
jing, kuda (± 100-200 ka- buku.
bulan mengucapkan: "Ikut saya" menggelitik sampai terta-
ta) –Bila dapat peganglah ben-
B. Mengeluarkan suara wa.
–Sering menyebut dirinya danya lalu tunjukkan na-
–tertawa keras bila digoda aku/saya daripada nama- manya.
–dapat bersuara huruf hidup nya (mulai pakai kata ganti
ba ba di di orang).
huruf mati : m, m
–dapat bereaksi dengan sua-
ra bila diajak bicara
–dapat bicara da- da, ma-ma Kemampuan
– tanpa arti. –Bacalah cerita keluarga/
A. Menangkap pembicaraan anak-anak humor dengan
–dapat mengikuti cerita TV lebih terperinci (detail)
kemampuan –Berilah perintah sederha- sampai lama. –Dilatih anak untuk mela-
A. Menangkap suara na : –dapat memilih benda yang kukan perintah orang tua
–Bila nama bayi disebut ba- - duduklah lebih kecil atau besar bila - ambilkan bola
yi bergerak-gerak, bersua- - berdirilah disuruh - berikan adik
ra: dada baba - tutup pintu –dapat mengerti kata depan: - bukalah sepatumu
–Ditawarkan mainan dengan - bukapintu di bawah, di atas, di muka, –Dengarkan keterangan
suara – badan bergerak - datanglah ke sini di belakang. anak tentang gambar
akan memegang. –Berilah suara dari bibir li- –dapat mengerti giliran ber- yang dibuat.
–Tampak perhatian dengan dah di mana bayi dapat 2½-4 main
perintah sederhana. meniru (melatih bicara) tahun –dapat melaksanakan perin- –Diberanikan anak untuk
9-12 B. Mengeluarkan suara –Ajaklah bicara bayi bila tah orang tua. mengulangi :
bulan –Dapat meniru suara terten- sedang : B. Mengeluarkan kata-kata/ - cerita
tu misalnya : - makan kalimat - nyanyian, sajak.
–batuk-batuk - mandi –dapat menyebut dirinya la- –Berilah jawaban singkat
–suara dari bibir, lidah - bermain-main ki-laki/perempuan. sederhana pada setiap
–Dapat menyebut 2 kata : –dapat menyebut nama ben- pertanyaan anak
mama, dada, yang spesifik da yang digambar. –Ajaklah rekreasi: ke laut,
untuk orang tuanya. –dapat bercerita/menyanyi ke bioskop, ke kebun bi-
–dapat menyebutkan semua natang lalu diskusikan de-
Kemampuan huruf abjad ngan anak.
A. Menangkap suara –Bari petunjuk nama ba-
–memperhatikan orang yang rang untuk makan, alat
mengajak bicara rumah tangga, sambil me-
nunjukkan barangnya. Kemampuan –Ajaklah anak bermain de-
–Menyatakan keinginan de-
–Diberanikan anak untuk A. Menangkap pembicaraan ngan benda-benda yang
ngan isyarat
berkata-kata dan menga- –dapat mengerti nilai ma- berwarna
–Melihat keanggotaan kelu-
takan apa yang diingin- cam-macam uang logam. –Diajarkan anak menye-
arga bila namanya dipang-
kan. –dapat mengerti perintah le- butkan dan mengatakan/
gil.
–Tunjukkan pada anak bih panjang (3-4 perintah) menggunakan kata-kata
B. Mengeluarkan suara
ucapan kata-kata dari B Mengeluarkan pendapat dengan benar
1-1½ –Mengeluarkan 3 kata lagi
mulut ibu. –dapat menyebut macam- –Bentuklah kelompok
tahun selain mama, dada – pipis,
–Tunjukkan nama keguna- macam nama uang logam anak-anak untuk bergilir-
makan, mimik.
annya. –dapat menjawab pertanya- an menyebut nama-nama
–Kadang-kadang dapat me-
an dengan baik benda di buku gambar
nyebutkan nama benda
–dapat menerangkan arti ka- – Ijinkan anak untuk me-
yang diminta. 4-5 ta: topi, bola milih sendiri:
tahun –dapat lancar bertanya - macam permainan
Kemampuan –dapat menyebut 4 macam
A. Menangkap Pembicaraan -Teruskan untuk menun- - macam cerita
jukkan nama benda yang warna - aktivitas apa akan dila-
–Bisa menunjukkan bagian
tubuh yang disebut (hi- dilihat & dipakai anak. kukan
–Diberanikan anak untuk –Berikan kesempatan anak
untuk memainkan peran-
an cerita yang dikarang-
nya

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 49


–Diajarkan aturan tata ter-
tib pergaulan misalnya : –Dapat berlari-lari – Memberi kesempatan pa-
- mengucapkan terima ka- –Dapat naik & turun tangga da anak untuk memprak-
sih dengan 1 kaki tekkan dan mengembang-
- menyilakan tamu ma- –Dapat melempar bola de- kan aktivitas
kan, duduk ngan tangan di atas bahu – lari-lari
–Dapat meloncat di tempat. – naik, turun tangga
–Dapat mengendarai sepeda – Melatih anak melihat sua-
roda 3 tu kegiatan, lalu anak di-
KETRAMPILAN MOTORIK 1½-2½
–Dapat meniru garis lurus beranikan untuk menco-
Umur tahun
(vertikal) banya
Tujuan Diharapkan Tercapai Aktivitas Yang Dianjurkan –Dapat membuat menara – meniru menulis garis lu-
dari 4 balok atau lebih rus
– Kepala dipegang ke atas –Tempatkan bayi dalam – membuat menara
hati-hati bila bayi telung- posisi telungkup – Berikan sepeda roda 3
kup –Bantulah bayi dalam po- dan melatih kaki anak
1-3 – Kepala dapat tegak bila di- sisi duduk dengan kepa- menjalankan pedal sepe-
bulan bantu dalam posisi duduk. banya tegak da.
– Dapat mengikuti semua ob- –Berilah kesempatan un-
yek yang dapat dilihatnya tuk melihat aktivitas se-
mua orang –Berjalan turun tangga de- – Biarkan anak melakukan
ngan kaki bergantian kombinasi macam-macam
–Menangkap botol/mainan –Berikan macam-macam –Dapat meloncat dengan sa- mainan dan membutuh-
dengan kedua tangannya. mainan, benda-benda tu kaki selama ± 10 detik kan benda-benda dari :
–Dapat mengambil barang- plastik, bola, boneka, ku- –Dapat meniru : - tanah liat
barang kecil. misalnya : bus dan sebagainya yang - bulatan - malam
kubus. beraneka warna - ganis bersilang – Berilah kesempatan anak
–Dapat memindahkan main- –Berikan juga mainan-ma- –Dapat menggambar terdiri untuk :
4-8 an dari satu tangan ke ta- man kecil yang lunak 2½-4
dari 3 bagian - berayun-ayun
bulan ngan lainnya. sampai keras atau yang tahun
- memanjat
–Mula-mula duduk dengan berbunyi – Berikan kesempatan anak
sedikit bantuan dengan ke- –Bantulah bayi dalam po- aktivitas menggambar de-
pala & punggung tegak, la- sisi duduk bila kepala dan ngan :
lu dapat duduk sendiri. punggung sudah tegak - cat air
stabil. - kapur
- pensil
—Dapat bangun sendiri ke —Ijinkan bayi untuk ba-
- papan tulis
posisi duduk ngun berusaha berdiri
—Dapat merangkak —Berilah kesempatan dan
—Mula-mula pegangan dalam tempat untuk latihan
posisi berdiri bayi merangkak. Dilatih – Keseimbangan badan baik – Berikan musik dan per-
—Lama-lama berdiri sendiri. anak dituntun untuk – Dapat meloncat-loncat mainan untuk menyela-
latihan berjalan – Dapat berjalan dengan : raskan koordinasi tangan
9-12 —Ajaklah anak bermain- - tumit & kaki (meloncat-loncat,
4-5
bulan main kapal terbang untuk tahun– - ujung jari kaki menani) guna memper-
latihan memegang dengan – Dapat meniru gambar segi baiki koordinasi motorik.
jari-jari (juga disediakan empat
benda-benda, misalnya: – Dapat menangkap bola
sendok, cangkir, kubus yang dilemparkan
dan sebagainya)

—Dapat berjalan berapa lang- —Memberi kesempatan un-


kah tanpa bantuan. tuk melatih anak berjalan
—Berjalan naik tangga dengan dan menaiki tangga de- BERMAIN
bantuan, merangkak waktu ngan pertolongan Umur
turun tangga. Tujuan Diharapkan Tercapai Aktivitas Yang Diharapkan
—Dapat membalik-balik ha- —Memimpin anak dalam
laman buku aktivitas membalik ha- —Diam bila digendong —Diberanikan bayi untuk
laman buku, menulis de - —Memandang muka orang dipegang, diraba & digen-
ngan kertas dan pensil lain dan benda di sekitar- dong ibunya
berwarna 1-3 nya. —Berikan ayunan mainan
—Berilah anak mainan se- bulan berwarna yang dapat dili-
perti : kubus, cangkir, hat anak & tak dapat di-
boneka kain dan benda jangkau dengan tangan-
1-1½ lunak lainnya nya.
tahun —Mulai m emperkenalkan
anak untuk berayun-ayun –Bermain dengan tubuh sen- –Ajaklah bayi bermain
—Berilah mainan yang da- diri ci - luk - ba berikan wak-
pat didorong kesekitar- –Mencari benda-benda dan tu bayi untuk bermain
nya. mencoba memegangnya sendiri dengan bagian-ba-
serta memukulnya – hal gian tubuhnya.
4-8 ini selalu diulanginya –Berikan macam-macam
bulan –Dapat memnedakan orang benda berwarna lunak

50 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


asing dari keluarganya. atau keras yang dapat di- benda - meloncat-loncat
pegang bayi -Lebih senang bermain de- - Didorong untuk bermain
-Berikan mainan yang ter- ngan 2-3 anak fantasi & mainkan drama
apung waktu mandi. - Dapat diperkenalkan un-
tuk menggambar dengan:
-Dapat menaruh dan menge- -Lanjutkan permainan an- pensil berwarna, cat air.
luarkan benda dari kaleng tara ibu dan bayi, mis. :
-Dapat memeriksa obyek menggelindingkan bola. -Dapat bermain drama dan -Didorong untuk melukis
yang dipegang di tangan -Berilah kesempatan anak perhatian terhadap pergi dengan cat air dan meng-
-Dapat membetikan mainan dapat memasukkan dan tamasya gambar
ke orang lain tanpa jatuh menumpahkan benda -Senang memotong dan me- - Didorong untuk menulis
9-12 (lepas) dari kaleng/doos lekatkan benda menjadi angka-angka dan huruf
bulan --Mencoba mengeluarkan -Berikan mainan yang be- bentuk benda yang kreatif - Senang membuat benda
benda dari genggaman ibu. sar atau kecil untuk ber- -Menyelesaikan semua akti- yang dapat dikenal dari
-Dapat main bersama-sama main 4-5 vitas. tanah liat
(ci-luk-ba) dengan ibu dan -Usahakan untuk bersama- tahun
anak lain. sama bermain dengan -Berilah kesempatan un-
ibu/anak lain. tuk memotong dan mele-
katkan benda-benda
-Berilah benda-benda ma-
-Bermain sendiri atau bet- -Perkenalkan dengan anak inan untuk membangun
main dengan anak lain. lain meskipun anak bangunan yang kuat.
-Lebih menyenangi alat ma- belum dapat bermain ru-
inan kun dengan anak lain
-Menyenangi aktivitas berja- (selalu mau menang sen-
lan diri) MELATIH KENCING DAN BERAK DI KAMAR MANDI
-Menarik-narik benda main- -Berilah alat mainan mu- DAN WC
an sik, buku & majalah Umur -
1-1½ Tujuan Diharapkan Tercapai Aktivitas Yang Dianjurkan
-Senang melempar, meng- -Doronglah anak agar me-
tahun
ambil benda kemudian me- niru aktivitas orang dewa-
lempar lagi sa, misalnya : - Mulai menunjukkan pola - Perhatikan tanda-tanda
-Sering meniru tingkah laku - melap, menyapu, kegiat- yang teratur dalam kencing yang mengatakan anak
orang. misalnya: membaca an lain. dan berak kencing atau berak
koran, menyapu. - Biasanya 1-2 kali sehari - Yakinkan pada anak un-
9- 12 - Interval anak tidak ken- tuk mengganti popok bila
bulan cing, tidak lebih dari 1-2 basah karena ngompol/
jam. berak sehingga anak mu-
-Dapat bermain berdam- -Berikan alat-alat bermain
lai mengalami perbedaan
pingan anak lain, tetapi be- baru yang dapat dibentuk
rasanya bila popok basah
lum dapat bermain bersa- dan dirasakan seperti :
dan kering.
ma menurut aturan - pasir - air
-Dapat menggunakan main- - batu - sabun
- Akan ada gerakan perlista- - Dudukkan anak pada toi-
an besar & kecil - tanah liat - kayu
tik usus akan berak bila let (jamban) WC atau pis-
-Cara bermain kasar dan ka- misalnya :
anak ditaruh di WC pada pot pada saat yang tepat
cau serta lebih lama dari- - kayu dibuat mobil, bi-
saat yang tepat. untuk waktu yang pen-
pada sebelumnya natang dek, setiap hari
-Senang mendengar sajak - tanah liat dibuat kue - Dapat menunjukkan celana - Hargailah anak bila ber-
dan nyanyi di TV -Dirasakan pada anak alat basah hasil berak
-Dapat membangun sesuatu yang berayun-ayun misal-
1½-2½ - Jika pakai pispot, pispot
yang baru dari benda main- nya : - kursi goyang harus diletakkan di
tahun 1-1½
an. - ayunan kamar mandi
tahun
- naik kuda - Bereaksilah cepat pada
-Diperkenalkan buku tanda-tanda anak akan
anak-anak dengan berisi kencing dengan mengajak
- benda-benda yang dike- anak ke kamar mandi
nal atau dengan melepaskan
- berwarna-warna celananya.
- ada cerita pendek
-Bimbinglah tangan anak
secara aktif mengguna- -Mengetahui lebih dahulu - Lanjutkan melakukan in-
kan: kapur, pensil dan kebutuhan untuk kencing/ terval yang teratur dalam
lain-lain. berak. melatih kencing & berak.
-Mengeluarkan kata-kata bi- - Hargai anak bila berhasil
.
la akan kencing/berak berak
- Berilah pakaian yang mu-
-Mulai bermain bersama de- -Didorong untuk bermain dah dibuka anak bila be-
ngan anak lain (helpmate) dengan kelompok anak- 1½-2½ rak/kencing
yakni : anak. tahun - Kadang-kadang anak ha-
- membigi mainan dan ber- -Didorong untuk bermain rus diingatkan untuk ken-
giliran bermain musik & menyanyi cing sesudah :
-Dalam bermain banyak me- -Didorong untuk ikut ber- - makan
nunjukkan fantasinya partisipasi dalam kelom- - tidur
-Senang bermain mengga- pok : - menari-nari
2½ -4
bungkan macam-macam - manyanyi
tahun
4-5 orang lain, bila :
–bermain-main tahun
–Bawalah kencing di ka- - melepas pakaian
mar mandi sebelum tidur - membasuh tangan
malam. - cawik/membersihkan dubur
–Kamar mandi harus mu- sesudah berak
dah digunakan, mudah
dibuka pintunya.

–Dapat bertanggung jawab –Mungkin masih diingat-


untuk kencing dan berak kan untuk kencing pada KEPUSTAKAAN
sendiri jika pakaian seder- waktu-waktu tertentu
hana, mudah dibuka –Buatkan pakaian yang 1. Barnard KE et al. Teaching children with development problems
–Terus mengatakan bahwa mudah dibuka anak bila 2nd Ed. USA: The CV Mosby Company, 1970; pp 75 - 96.
2. Chapman AH . Management of Emotional Problems of children an
2½ - 4 akan berak/kencing, cen- kencing/berak
derung untuk memperta- –Bersikaplah seperti tidak and adolescents 2nd Ed. Philadelphia: JB Lippincott Company,
tahun 1974;pp 63 - 65, pp 3 - 6.
hankan berak terlalu lama tahu bila ngompol/nge-
–Mungkin kadang -kadang brok jauhi sikap membu- 3. Duffy CJ . Child Psychiatry. USA: Medical Examination Publ. Co,
masih ngompol/ngebrok at malu atau menghina 1974: pp 16 - 30.
–Masih butuh bantuan "ca- anak 4. Gunarsa SD . Psikologi untuk membimbing, Jakarta: BPK
wik" Gunung Mulia. 1980.
5. Minuchin S. Families & Family therapy. USA: Harvard University
Press, 1974; pp 46 - 66.
Anak sudah dapat kencing/ Hargailah anak untuk ke- 6. Warsiki E.G. Pembinaan anak dalam keluarga. MKJ 7 Oktober
berak sendiri dan sudah berhasilannya tidak ngom- 1981; 1 7 7 - 1 9 4
tidak tergantung kepada pol dan ngebrok.

I L /4U K g D O K 1 6 , e m pANTE5gN- - - Sa"


r/AP SAyA KEMARI
/rv StSUN66ON/Y(i
Do/creR S E L A L c / N
SEN/..... !'~--/ 6 / N NEN ER / i SA
", 9/R SE/Vi'' S A Y . a t

Kfywro''Y

52 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


Pendengaran Pada Usia Lanjut
(Presbiakusis)

dr. MS Wiyadi
Bagian Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorok Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RS Dr. Soetomo, Surabaya

dengan virus).
PENDAHULUAN1
5. Trauma akustik : letusan hebat (ledakan born), letusan sen-
Seperti organ-organ yang lain, telinga pun mengalami ke- jata api, tuli karena suara bising.
munduran pada usia lanjut. Kemunduran ini dirasakan sebagai 6. Fraktur dasar tengkorak (trauma kapitis)
kurangnya pendengaran, dari derajat yang ringan sampai dengan 7. Penyakit Meniere.
yang berat. Bila kekurang pendengaran ini berat, akan 8. Tumor.
menimbulkan banyak masalah bagi penderita dengan orang- 9. Presbiakusis : tuli karena usia lanjut.
orang sekitarnya. Misalnya salah faham dalam komunikasi. Maksud tulisan ini ialah untuk sekedar memberi gambaran
Penderita sering membantah karena mengira orang lain-lain tentang kurangnya pendengaran karena usia lanjut, dan usaha-
marah-marah kepadanya, tak perduli kepadanya, atau malah usaha yang dapat dilakukan untuk mengobatinya.
mentertawakannya, mengejeknya atau lain-lain lagi.
Dalam perjalanan mencapai usia lanjut, alat pendengaran ETIOLOGI DAN PATOLOGI2
dapat mengalami berbagai gangguan. Gangguan ini dibagi da-
lam dua bagian besar; yaitu gangguan di bagian konduksi yang Ketulian pada usia lanjut (presbiakusis) biasanya bilateral dan
biasanya dapat diobati dengan basil memuaskan, dan pada bagian simetris. Timbulnya kadang-kadang sangat individuil. Sebagian
persepsi yang biasanya sulit diobati. sudah timbul pada usia 40 tahun atau disebut presbiakusis
• Gangguan di bagian konduksi menimbulkan tuli konduksi, prekoks, tetapi yang lain pada usia 80 tahun masih mempunyai
penyebabnya ialah : pendengaran baik. Frekuensi terbanyak pada usia 60 - 65 tahun.
1. Dalam meatus akustikus eksterna : cairan (sekret, air) dan Didapatkan pula dalam satu famili ada yang lebih banyak terjadi
benda padat (serumen, benda asing) atau tumor. dibanding famili lain. Tentang jenis kelamin, kebanyakan
2. Kerusakan membrana timpani : perforasi, ruptur . penulis menulis laki-laki lebih banyak dari pada wanita. Tetapi
3. Dalam kavum timpani : kelebihan (kekurangan) udara pada Weston menulis sebaliknya dengan perbandingan laki-laki
okiusi tuba, caftan (darah, sekret pada otitis media), tumor. wanita 2 : 3.
4. Pada osikula : gerakannya terganggu oleh sikatriks, des- Faktor lain yang mempengaruhi presbiakusis ialah :
truksi karena otitis media, ankilosis stapes pada otosklerosis 1. Faktor lingkungan dan pekerjaan sebelumnya. Faktor yang
dan luksasi oleh trauma. penting ialah faktor trauma akustik atau kebisingan.
• Gangguan di bagian persepsi menimbulkan tuli persepsi, 2. Diet dapat juga mempengaruhi terjadinya presbiakusis. Diet
penyebabnya ialah : dengan tinggi lemak tidak hanya menyebabkan penyakit
1. Toksin. kardiovaskular tetapi juga memperjelek pendengaran. Banyak
— Eksotoksin : obat-obat (dihidrostreptomisin, kanamimisin, penyelidik melihat hubungan presbiakusis dengan
kinin, salisilat) dan bahan-bahan dari industri dalam aterosklerosis. Tetapi tidak dengan arteriosklerosis dan hi-
bentuk gas (karbonmonoksid) pertensi, kecuali bila menimbulkan ensefalopati. Perubahan
— Endotoksin : (diabetes, penyakit ginjal, penyakit kelenjar terjadi pada koklea akibat insufisiensi vaskular oleh karena
tiroid) spasme, sklerosis, trombosis atau perdarahan-perdarahan
2. Avitaminosis kecil. Weston mendapatkan 70% pasien presbiakusis dengan
3. Penyakit infeksi (morbili, parotitis, meningitis, lues) arteriosklerosis.
4. Sudden deafness (penyakit tabung darah, alergi, infeksi 3. Banyak merokok dan stres diperkirakan sebagai penyebab
presbiakusis prekoks.

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 53


obati.

Proses patologik pada presbiakusis dapat terjadi pada PENGOBATAN


1. Koklea
2. Nervus auditivus Didasarkan pada 4 kelompok obat-obatan :
3. Susunan saraf pucat. 1. Hormon
2. Obat vasodilatator
3. Obat lipoproteinolitik
KELUHAN YANG MENYERTAI PRESBIAKUSIS 2 4. Vitamin
Kecuali keluhan pendengaran berkurang, maka keluhan 1. Hormon
lain ialah : Pernah dicoba dengan hormon hipofise secara intravena. Ada
1. Tinitus : suara berdenging ini dikeluhkan pada 50% dari yang mencoba hormon wanita pada wanita usia lanjut.
penderita presbiakusis. Biasanya terus menerus dan bernada Kemudian kedua seks hormon dikombinasi dan diberikan pada
tinggi. Lain dengan tinitus pada penyakit Meniere yang bia- penderita. Mungkin tinitusnya berkurang atau pendengaran
sanya bernada rendah. Tinitus biasanya tidaklah sangat subjektif sedikit membaik, tapi secara objektif masih diragukan.
mengganggu seperti intoksikasi telinga atau pada traumatic 2. Vasodilator
deafness. Seperti asam nikotinat dan derivatnya menyebabkan vaso-
2. Diplakusis : yaitu distorsi dari pada tingginya nada atau dilatasi perifer, dan pemberian dosis tinggi dalam waktu yang
frekuensi. Dapat terjadi pada satu atau kedua telinga. Bia- lama menurunkan bloodlipid pada orang hiperkolesterolemia.
sanya tak terlalu mengganggu kecuali pada musikus-musikus. Efek terapeutik pada presbiakusis disebabkan oleh dilatasi
3. Vertigo : dikeluhkan pada 30% dari penderita. Apakah ini koklear dan pembuluh darah di otak akibat aksi
berasal dari labirin atau bukan tak bisa dipastikan. Hanya lipoproteinolitik dari obat tersebut.
didapatkan 60% dari penderita mempunyai reaksi kalori yang Contoh lain misalnya Ronicol dan Hydergin.
tidak normal. Mungkin vertigo ini pada usia lanjut berasal dari 3. Obat lipoproteinolitik
brain stem atau perubahan pembuluh darah di sentral. Heparin i.v. 250 mg setiap hari selama 8 hari. Kemajuan au-
diometrik didapat pada 25% penderita. Vertigo dan tinitus
PEMERIKSAAN menghilang pada 45% penderita.
Kecuali dari umur, otoskopi dan audiologi penting dalam 4. Vitamin
menegakkan diagnosis presbiakusis. Pemeriksaan audiogram Vitamin B kompleks memberikan 43,5% kemajuan dalam
nada murni terjadi penurunan pada frekuensi di atas 1000 Hz. pendengaran. Data-data terperinci dari laporan Weston ini
Ada beberapa jenis audiogram yang sesuai dengan kelainan tidak diberitakan.
patologik seperti yang didasarkan pada pembagian menurut Vitamin A banyak dicoba dengan hasil yang lebih memuaskan.
Schuknecht.
ALAT PEMBANTU MENDENGAR (APM)
DIAGNOSIS BANDING Bila semua pengobatan tak memberi hasil, maka harapan
1. Tull persepsi pada otosklerosis stadium lanjut terakhir ialah pada APM atau hearing aid. Ada tiga bentuk yang
Penyakit ini merupakan kelainan tulang yang kebetulan pada " umum :
foot plate" dari tulang pendengaran stapes. Hanya di sini pada 1. "Pocket". Daya pembesaran baik hanya karena berbentuk
audiogramnya masih terlihat faktor tuli konduksi. agak besar maka penderita kebanyakan mau memakainya.
2. Penyakit Meniere 2. Ear level". Diletakkan di belakang telinga hingga bisa ditutupi
"

Penyakit yang ditandai dengan vertigo, tinitus dan gejala- rambut pada wanita atau laki-laki berambut gondrong.
gejala sistem saraf otonom seperti muntah-muntah, keringat 3. Kacamata. Pembesarannya kurang dan harganya mahal.
"
dingin, muka pucat sampai dengan diare. Dapat dibedakan Ada satu bentuk lagi yang disebut telinga ajaib", dipasarkan oleh
dengan pemeriksaan audiometri, yaitu melihat audiogramnya. perusahaan tertentu. Hanya pembesarannya sangat terbatas
3. Trauma akustik sedang harganya mahal.
Ketulian sebab kebisingan atau suara-suara keras. Dapat Untuk pemakaian APM, perlu disesuaikan hasil audiogramnya
dibedakan dengan pemeriksaan audiometri, yaitu pure tone dengan daya kemampuan APM. Jadi perlu dicoba seperti
audiogram, SISI tes, Tone Decay tes dan speech audiogram. pemakaian kacamata.

PROGNOSIS 2
PENCEGAHAN
Ada dua faktor yang relevan yaitu : Ada dua bentuk presbiakusis yang berbeda dalam progno-
1. Hindari suara keras, ramai dan kebisingan. sisnya.
2. Hindari diet yang berlemak. 1. Slowly increasing deafness. Ini yang lebih sering, jarang
Hal-hal lain yang dianjurkan ialah hindari dingin yang berle- sampai terjadi tuli total atau tuli yang berat.
bihan, rokok yang berlebihan dan stres. Anemia, kekurangan
vitamin dan insufisiensi kardiovaskular juga harus segera di-

54 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


2. Apoplectiform increase. Ketulian sangat mendadak dan sa- KEPUSTAKAAN
ngat berat. Sebabnya diperkirakan perdarahan atau trom- 1. Wiyadi MS. Pemeliharaan Pendengaran. Majalah Kedokteran Sura-
bosis. baya, 1 9 7 9 ; 1 6 : 44.
2. Ballantyne J & Groves J. Scott-Browns Diseases of the Ear, Nose and
RINGKASAN Throat 3rd ed. vol 2. Ear, London: Butterworths, 1972; p. 456-464.
Telah diuraikan tentang presbiakusis atau pendengaran pada 3. Schmidt PH. Presbyacusis. The Present Status. Nederlandse Keel-Ne-
usia lanjut, hal-hal yang mempengaruhinya, pencegahan yang us-0orheelkundige Vereniging. June 3, 1966.
dapat dianjurkan dan pengobatan yang bisa dilakukan.
Diagnosis dan Pengobatan Filariasis

dr. Ketut Ngurah


Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar

PENDAHULUAN 1-3 Cacing dewasa dalam saluran limfe menyebabkan reaksi re-
Filariasis di Indonesia telah dikenal sejak lama. Menurut tikuloendotil berupa penebalan endotil, edema, penumpukan
beberapa laporan hingga saat ini hanya diketahui tiga spesies fibrin, inflitrasi sel sel eosinofil, histiosit, epiteloid, limfosit dan
filaria sebagai penyebabnya. Mereka adalah Wuchereria ban- sel-sel Datia. Akhirnya akan terjadi oblitrasi endolimfatik. Pada
crofti, Brugia malayi dan Brugia timori. Ketiganya berbeda perilimfatik juga terjadi perubahan- perubahan yang sama
dalam hal morfologi, distribusi dan vektornya, serta gejala kli sehingga saluran limfe tertekan dari dalam dan luar. Akibatnya,
nisnya, terutama pada stadium akhir. cacing terjepit dan mati di dalam saluran limfe.
Walaupun filrariasis tidak menjadi masalah kesehatan ma- Perubahan- perubahan saluran limfe bisa berupa obstruksi,
syarakat yang serius, namun dampak psikososialnya lebih di- atresia, atau dilatasi dengan saluran berliku-liku. Cacing-cacing
rasakah oleh penderita. Sebab penderita filariasis sangat mung- yang mati menimbulkan kalsifikasi, fibrosis dan oblitrasi total
kin akan menyandang cacat selama hayatnya. saluran limfe sehingga terjadi elefantiasis. Elefantiasis
merupakan fase akhir dari filariasis setelah terjadi peradangan
DIAGNOSIS1-5 yang berulang ulang.
Pada prinsipnya diagnosis filariasis dapat ditegakkan berda- Gejala- gejala klinik dari ketiga spesies filaria dapat dijabar-
sarkan atas gejala klinik, riwayat penyakit, dan pemeriksaan kan sebagai berikut :
laboratorik. Filariasis bancrofti
GEJALA-GEJALA KLINIK DAN RIWAYAT PENYAKIT I) Asimtomatik
Sering terjadi di daerah-daerah endemik. Pada penderita
Baik cacing dewasa maupun mikrofilarianya dapat menim- terdapat pembesaran kelenjar mikrofilaremia dan eosinofilia
bulkan gejala- gejala klinik. Namun cacing dewasanya menim- tanpa simtom. Masa inkubasi biologik satu tahun, yaitu dari saat
bulkan efek patologik dan gejala klinik yang lebih nyata, justru masuknya larva stadium III sampai terbentuk mikrofilaria dalam
terjadi setelah cacing itu mati. tubuh penderita. Sedangkan masa laten atau saat terdapatnya
Mikrofilaria di dalam paru-paru sering menimbulkan sin- mikrofilaria sampai timbul gejala- gejala peradangan bisa
droma yang disebut sindroma Meyer- Kouwenaar atau Eosinofi- berlangsung seumur hidup tanpa disadari.
lia Pulmonalis Tropikalis (Occult Filariasis). Gejala- gejalanya 2) Stadium akut
adalah subfebris, hipereosinofilia (20 - 90%), limfedema, diser- Menunjukkan gejala- gejala peradangan karena kepekaan ter-
taisimtom paru-paru berupa batuk-batuk paroksismal dan sesak hadap metabolik cacing hidup maupun yang mati. Manifes-
napas seperti asma. Rontgen toraks menunjukkan corakan tasinya berupa limfangitis, limfadenitis, epididimitis, funi-
bertambah di sekitar bronkus dan bercak-bercak infiltrat tersebar kulitis, orkitis, disertai demam, sakit kepala, muntah- muntah
di seluruh paru-paru. Tetapi simtom paru-paru tidak selalu dan lesu. Simtom- simtom itu timbul setelah bekerja berat dan
menyertainya sehingga occult filariasis agaknya lebih cocok berlangsung 2 - 3 minggu.
untuk nama sindroma tersebut.

56 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


3) Stadium menahun gram, gliserol 250 cc, metanol 250 cc) 1 : 10 dalam cairan
Timbul gejala- gejala penyumbatan sebagai kelanjutan stadium buffer pH 7,2 selama 10 menit, dibilas dan kemudian
akut yang terjadi berulang-ulang. Tanda- tandanya adalah lim- dikeringkan.
fedema pada satu ekstremitas (asimetris), pitting edema dan kulit — Preparat telah siap untuk diperiksa di bawah mikroskop.
masih normal. Juga terdapat hidrokel dan kiluria. Elefantiasis
pada seluruh ekstremitas atas maupun bawah, alat-alat genitalia Cara pemeriksaan :
dan payudara. Mula-mula diperiksa dengan pembesaran 1 0 x 10. Mikro-
filaria akan tampak seperti potongan benang yang dicam-
Filariasis malayi
pakkan. Tetapi belum bisa dibedakan antara ketiga spesies
1) Febris, limfangitis dan limfadenitis. Trias ini berlangsung se- filaria. Untuk dapat membedakannya harus memakai pem-
cara periodik terutama setelah bekerja berat. besaran 10 x 100 dengan oli emersi. Ketiga spesies filaria
2) Kadang-kadang limfadenitis menjadi abses, kemudian pecah dapat dibedakan berdasarkan lekukan tubuh, rasio ruang pada
dan sembuh dengan meninggalkan jaringan parut. kepala (cephalic space), ada atau tidak inti tambahan pada
3) Elefantiasis hanya di bawah lutut dan siku. Tidak pernah ekor dan susunan nukleus dalam tubuhnya.
dijumpai pada urogenital. Cara lain untuk mendeteksi mikrofilaria dalam darah tepi
Filariasis timori yakni dengan metode konsentrasi. Prosedurnya adalah sebagai
Gejala- gejalanya hampir sama dengan Filariasis malayi, yaitu : berikut :
1) Demam, limfangitis dan limfadenitis. Sering berupa lim- 2 cc spesimen diambil dari darah vena, lalu dibagi dua : 1 cc
fadenitis inguinalis atau femoralis akut dengan retrograde lym- darah dimasukkan ke dalam tabung pemusing (centrifuge),
phangitis. ditambah 9 cc larutan formalin 2% lalu dipusing (disentrifus)
2) Jaringan parut timbul akibat pecahnya abses kelenjar limfe selama 5 menit dengan kecepatan 1.500-2.000 ppm.
dan saluran limfe di daerah trigonum femoralis dan permukaan Endapannya diperiksa di bawah mikroskop. Sisa darah tadi (1
sebelah dalam paha. cc) dimasukkan ke dalam bejana Eriemeyer yang berisi 19 cc
3) Elefantiasis dengan atau tanpa penebalan kulit terjadi pada larutan Teepol dan garam faal 5%, diaduk 1 - 2 menit agar
ekstremitas bawah berupa pembengkakan ringan pada per- sel-sel darah hemolisis, kemudian disemprotkan melalui
gelangan kaki. Tidak pernah pada tangan. Juga tidak pernah d- tabung plastik yang berisi saringan dengan lubang
jumpai hidrokel dan elefantiasis skrotalis. berpenampang 5 mikron (millipore corp) untuk menyaring
4) Sering ada pruritus pada permulaan penyakit. mikrofilaria. Untuk memfiksasi, dipakai 10 cc larutan formalin
air garam faal 0,5% disemprotkan melalui tabung plastik.
PEMERIKSAAN LABORATORIK
Besok dini hari, kertas saring terse-. but dipulas dengan
Gejala gejala klinik saja belum bisa memastikan diagnosis larutan hematoksilin panas selama 5 menit, dibilas dan
filariasis. Atau dengan kata lain, baru merupakan penderita ter- dikeringkan. Selanjutnya kertas saring diletakkan di atas kaca
sangka. Diagnosis lebih dapat dipercaya jika ditemukan mik- benda, ditetesi 1 - 2 tetes oli emersi, ditutup dengan kaca tutup
rofilaria atau cacing dewasanya. Namun agaknya tidak begitu bundar, lalu dilihat di bawah mikroskop. Dikatakan bahwa
mudah mendiagnosisnya, sebab mikrofilaria tidak selalu dijumpai cara kedua atau yang memakai saringan ini lebih sensitif.
di dalam darah tepi. Seperti misalnya pada occult filarasis dan
elefantiasis. Mikrofilaremia biasanya hanya pada permulaan Pemeriksaan mikrofilaria dengan cara provokasi
penyakit. Tujuan adalah agar bisa melakukan pengambilan darah pada
▪ Pemeriksaan untuk menemukan mikrofilaria siang hari. Penderita diberikan minum 100 mg tablet di-
1. Pemeriksaan darah tepi etilkarbamazin, ditunggu 30 - 60 menit, kemudian dilakukan
Pengambilan darah dilakukan antara pukul 20.00 - 22.00. pemeriksaan darah tepi seperti cara di atas. Keuntungannya,
Biasanya diambil dari ujung jari I, III atau IV. Caranya : kita bisa bekerja pada siang hari apalagi untuk suatu riset yang
ujung jari dibersihkan dengan alkoho1 70%, lalu ditusuk de- harus memeriksa penderita dalam jumlah banyak.
ngan vaksinostil. Tetesan darah diisap dengan pipet Hb se- Kerugiannya, hasilnya tidak sama dengan hasil pemeriksaan
banyak 20 mm3 kemudian diteteskan di atas kaca benda steril yang dilakukan pada malam hari. Selain itu, cara tersebut bisa
dan tetesan dilebarkan hingga diameternya menjadi 1 - 2 cm, menyebabkan perubahan dan kekacauan periodisitas
selanjutnya dikeringkan semalam. Sebaiknya dibuat tiga mikrofilaria.
sediaan untuk setiap penderita. Preparat diwarnai dengan 2. Pemeriksaan cairan hidrokel dan kiluria
Giemsa dan prosedurnya sebagai berikut : 10 cc spesimen (cairan hidrokel atau cairan kiluria) dipusing
— Sediaan yang sudah kering dihemolisis dengan air bersih dengan kecepatan 1.500 - 2.000 ppm. Cairan di bagian atas
(air kran) hingga warna merah hilang. dituangkan ke dalam tabung bersih. Endapannya dilarutkan
— Dibilas lagi dengan air bersih secara hati-hati, lalu dike- kembali dengan cairan tadi sehingga volumenya menjadi 0,5
ringkan. cc dan diaduk sampai homogen. Cairan ini diambil dengan
— Difiksasi dengan metilalkohol selama 1 - 2 menit, kemu- pipet, diteteskan sedikit di atas kaca benda dan ditutup dengan
dian dibilas dengan air bersih. kaca tutup, kemudian dilihat di bawah mikroskop.
— Dipulas dengan larutan Giemsa (Giemsa powder 3,8

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 57


• Pemeriksaan untuk menemukan cacing dewasa kan 50 mg, sedangkan yang berumur kurang dari 10 tahun di-
Cacing dewasa yang masih hidup dapat dikeluarkan dari berikan 25 mg seminggu sekali selama 1,5 tahun.
nodul-nodul kelenjar limfe dengan biopsi. Namun cara ini Efek samping dietilkarbamazin bisa berupa reaksi umum
cukup rumit dan penuh risiko. Untuk cacing yang sudah mati maupun lokal. Reaksi umum berupa pusing, demam, nyeri otot,
dan kalsifikasi dapat dideteksi dengan foto Rontgen. muntah- muntah dan kemerahan pada kulit. Ini disebabkan
oleh reaksi obat itu sendiri. Reaksi lokal berupa pruritus,
• Tes imuno-alergik
limfangitis dan limfadenitis karena reaksi alergi yang disebabkan
Tes alergik oleh destruksi mikrofilaria maupun cacing dewasa yang telah
1) Tes intradermal mati.
0,01 cc Ag Diforilaria immitis (Filaria pada binatang) yang Kortikosteroid digunakan untuk mencegah atau mengurangi
telah diencerkan 1/8.000 disuntikkan intradermal pada reaksi alergi. Antibiotika untuk mencegah infeksi sekunder.
penderita. Hasilnya dibaca setelah 30 menit. Apabila tampak Persenyawaan arsen dapat dipakai membunuh cacing dewasa
biduran dengan diameter lebih dari 2 cm maka tes dinyatakan betina, tetapi sangat toksik sehingga obat ini jarang digunakan.
positif. Tes ini banyak dipakai pada penyelidikan Jika telah terjadi elefantiasis maka satu- satunya pengobatan
epidemiologi. adalah dengan pembedahan.
2) Pemeriksaan hapus darah untuk mengetahui eosinofilia.
Pada occult filariasis terjadi hipereosinofilia (20 - 90%). PENCEGAHAN 1,3
Tes imunologik 1) Menghilangkan sumber infeksi.
Yang sering dipakai adalah complement fixation test Usahakan mengobati semua penderita, baik individual mau-
(CFT), indirect hemaglutination test (IHAT), indirect pun secara massal di daerah-daerah endemik. Tetapi, untuk
fluorescent antibody test (IFAT), dan enzyme linked im- filariasis malayi lebih sulit, sebab di samping manusia sebagai
munosorbent assay (ELISA). Semua tes tersebut banyak sumber infeksi, juga binatang-binatang peliharaan (anjing,
peranannya dalam penyelidikan epidemiologi, namun kurang kucing, kera) merupakan sumber infeksi.
berperanan untuk diagnosis kasus. Dengan kata lain hasilnya 2) Menghindari gigitan nyamuk.
masih diragukan. Dikatakan pula bahwa ELISA merupakan Dapat dilakukan usaha- usaha, misalnya tidur memakai
tes yang paling dapat dipercaya dan prosedurnya lebih kelambu, memasang kawat kasa pada lubang angin atau je-
sederhana dibandingkan tes yang lainnya. dela rumah dan memakai obat pengusir nyamuk.
Pemeriksaan imunoglobulin 3) Memberantas vektor.
IgG dan IgE meningkat pada penderita filariasis dengan Membunuh nyamuk- nyamuk, baik bentuk dewasa maupun
mikrofilaremia tanpa gejala menahun dan belum pernah larvanya dengan pestisida. Memusnahkan tempat- tempat
diobati. Tetapi cara pemeriksaan ini masih dalam penyeli- perindukan nyamuk dengan meningkatkan kebersihan ling-
dikan. kungan. Misalnya membersihkan got-got dan tumbuh-tum-
buhan air.
PENGOBATAN 2,3,6,7
Tujuan pengobatan selain untuk membunuh mikrofilaria dan
cacing dewasa, juga untuk mencegah komplikasinya. Semakin
dini dilakukan pengobatan, hasilnya akan lebih baik. Obat-obat KEPUSTAKAAN
yang dipakai adalah :
1. Chatterjee KD MD. Parasitologi (Protozoology and Helminthology)
1. Dietilkarbamazin, nama dagang Hetrazan atau Filarzan. in Relation to Clinical Medicine. Ninth Edition. Published 1973; 189 -
2. Kortikosteroid. 199.
3. Antibiotika. 2. Partono F. Beberapa Aspek Wuchereria bancrofti di Jakarta, Indone-
4. Persenyawaan arsen. sia. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1976.
3. Wartana N dkk. Filariasis di Indonesia (Aspek Diagnosis dan Peng-
Detilkarbamazin sampai sekarang masih merupakan obat obatan). Pertemuan Ilmiah II IKAYANA FK UNUD Denpasar, 1983.
pilihan utama. Dosisnya adalah 2 mg/kg berat badan dibagi dalam 4. Grove DU et al. Serological Diagnosis of Bancroftian and Malayan
tiga dosis selama 7 - 14 hari. WHO menganjurkan pengobatan Filariasis. Am J Trop Med Hyg, 27 (3), 1978; pp. 508 - 513.
filariasis bancrofti dengan dosis 6 mg/kg berat badan per hari 5. Kaliraj P et al. Immunodiagnosis of Bancroftian Filariasis. Compa-
rative Efficiency of the Indirect Hemagglutination Test, Indirect
sebanyak 12 dosis atau lebih. Obat dapat diberikan setiap hari, Fluorescent Antibody Test, and Enzyme Linked Immunosorbent Assay
seminggu sekali atau sebulan sekali, tergantung kondisi dan done with Wucherreria bancrofti Microfilarial Antigens. Am J Trop
situasi setempat. Dikatakan bahwa obat ini tidak toksik dan tidak Med Hyg, 30 (5), 1981; pp. 982 - 987.
menimbulkan resistensi. Namun tidak boleh diberikan kepada 6. Partono F dkk. Pengobatan Brugia timori dengan Pemberian DEC
Takaran Rendah oleh Penduduk kepada Penduduk. Simposium Ma-
anak berumur di bawah 2 tahun (berat 0 - 7 kg), wanita hamil, salah Penyakit Parasit dalam Program Pelayanan Kesehatan Munuju
dan keadaan umum jelek atau sakit berat. Masyarakat Bebas Parasit dan Sehat Gizi. Nomor Khusus Cermin
Untuk pengobatan massal, dosis yang dianjurkan seperti Dunia Kedokteran, 1980, 41.
berikut : 7. Sulistia Gan dkk. Farmakologi dan Terapi. Edisi 2, Cetak ulang 1981,
Bagian Farmakologi FK UI Jakarta, 1980, 403
4 mg/kg berat badan selama 10 hari. Atau 6 mg/kg berat badan
selama 6 hari. Anak berumur lebih dari 10 tahun diberi-
.

58 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


uterus, atau sekunder, yang dihubungkan dengan penyakit
Dispareunia pelvis. Rasa nyeri pada pemeriksaan dalam, yang menghasil-
kan nyeri mirip waktu koitus, mungkin timbul akibat penyakit
Dispareunia - hubungan seksual yang sulit dan menyakitkan, inflamasi pelvik, endometriosis, atau pembesaran uterus akibat
adalah suatu simtom, bukan penyakit. Lebih jauh lagi, ia adalah adenomiosis atau fibroids. Pemeriksaan mungkin akan banyak
suatu simtom yang mungkin tidak akan dikeluarkan oleh pasien memberi informasi dalam keadaan -keadaan itu, namun dapat
meskipun ia merupakan alasan utama untuk datang berobat : juga tak berarti bila si pasien tidak santai. Endometriosis bia-
masalah yang sebenarnya itu sering perlu ditanyakan langsung sanya disertai gejala lain seperti dismenore, terutama bila sedang
pada pasien. haid, nyeri di tengah siklus haid, serta penemuan klasik di pelvis
Buku-buku teks sering membagi penyebab dispareunia da- yaitu nodul-nodul kecil, banyak, nyeri, di ligamen uterosakral.
lam penyebab fisik dan psikologik; tapi pembagian ini tidak se- Namun tiadanya gambaran tersebut di atas tidak selalu
lalu dapat dibenarkan. Suatu lingkaran setan mungkin timbul: menyingkirkandiagnosis. Dalam hal ini, beratnya gejala mungkin
setiap rasa nyeri selama koitus akan menyebabkan ansietas dan tidak sebanding dengan tingkat penyakit, dan hanya
menghalangi arousal, dan sebaliknya, akibat tiadanya arousal, visualisasi direk ke dalam pelvis dengan laparoskopi dapat
lubrikasi tak ada sehingga menimbulkan nyeri Penyebab yang memberi keputusan final. Prosedur ini sering diaakukan untuk
mendasarinyaperlu dicari dengan cermat agar pengobatan dapat dispareunia - dalam bila tidak ada tanda-tanda fisik lain. Tapi
berhasil. seperti semua prosedur bedah lainnya, ia punya risiko : angka
Tidak jarang penyebabnya mudah diketahui dengan me- kematian adalah satu dalam 12.500 laparoskopi.
nentukan tempat rasa nyeri dan saat mulainya -- meskipun Adanya uterus dalam posisi retroversi dapat menempatkan
pendekatan semacam itu juga punya risiko akibat terlalu se- ovarium dalam posisi yang peka di kantung Douglas, me-
derhana. Dispareunia superfisial primer, misalnya, mungkin nyebabkan dispareunia. Tapi, retroversi itu sendiri tidaklah
akibat himen yang terlalu kaku; sedang dispareunia superfisial menunjukkan penyakit asalkan uterus masih mobil, dan kebia-
sekunder mungkin disebabkan oleh infeksi atau jahitan episi- saan untuk menggantung uterus dalam posisi anterversi kini tidak
otorni yang tidak benar. Praktek rutin menyerahkan penjahitan populer lagi karena hasilnya sering mengecewakan.Tapi, dengan
episiotomi pada mahasiswa-mahasiswa kedokteran tidaklah penilaian klinik yang teliti, dapat ditemukan beberapa pasien
dapat dibenarkan. Karena jahitan yang terlalu tegang atau yang akan cocok untuk menjalani prosedur tadi; dalam kasus ini,
menghasilkan "jembatan" kulit pada introitus tanpa didukung hasilnya mungkin memuaskan. Sebelum pembedahan, pasien
oleh otot di bawahnya dapat menyebabkan nyeri hebat di harus dianjurkan untuk mencoba beberapa posisi koitus karena
kemudian hari. mungkin ditemukan satu posisi yang tidak menyakitkan.
Penyebab lain dari dispareunia sekunder ialah vaginitis, Dispareunia tidak boleh disebut psikogenik hanya karena
meskipun pasien belum mengeluhkan "keputihan". Pada wanita penyebab fisik tidak diketemukan. Bukti-bukti lain diperlukan,
usia 15-50 tahun ia biasanya disebabkan oleh Candida dan lebih seperti pendapat pasien tentang koitus, riwayat seksualnya,
jarang oleh Trichomonas. Penyempitan vagina akibat perubahan keadaan perkawinannya, dan keadaan jiwanya. Depresi
atropik mungkin suatu hal yang nyata pada wanita merupakan penyebab penting dari dispareunia, seperti juga ke-
postmenopause, atau seolah-olah demikian akibat spasme otot tidakcocokan perkawinan, takut hamil, atau bahkan ingatan akan
levator ani pada wanita-wanita yang lebih muda. Spasme se- pemeriksaan vagina yang menyakitkan atau pengalaman seksual
macam itu paling mudah dirasakan pada dinding posterior va- yang tak menyenangkan. Satu wawancara singkat dalam klinik
gina dan dapat ditunjukkan pada pasien. Perubahan-perubahan ginekologik yang penuh pasien mungkin tak cukup untuk
atropik (asalkan tidak terlalu lama) biasanya menunjukkan res- mengungkapkan latar belakang tadi. Padahal dibutuhkan
pons terhadap terapi lokal atau sistemik dengan estrogen, se- waktu serta kesabaran. Bila tidak ditemukan jawaban, langkah
dang spasme levator ani mungkin dapat diatasi dengan memberi selanjutnya adalah merujuk pasien dan partnernya, sendiri-
petunjuk pada pasien (dan mungkin juga partnernya) tentang sendiri atau bersama-sama, kepada ahli terapi psiko seksual.
teknik-teknik seksual. Wawancara itu sendiri kadang kala sudah merupakan terapi.
Tapi, tanda-tanda fisik tak boleh membuat kita lengah. Pada pasien yang merasa "vaginanya kecil", pemeriksaan vagina
Spasme levator mungkin merupakan mekanisme protektif pada dengan pelan-pelan, lebih baik lagi bila kemudian pasien diminta
pasien dengan lesi pelvik yang nyeri, sementara himen yang utuh memeriksa sendiri dengan jarinya atau spekulum, dapat
tak selalu harus diterima sebagai penyebab dispareunia - membantu memuaskan pasien bahwa ukuran vaginanya normal.
penyebab sebenarnya mungkin harus dicari di tempat lain. Terapi perilaku, bila sesuai, memerlukan belajar kembali
Dispareunia "dalam" (tidak superfisial) mungkin bersifat (relearning) perilaku seksualnya. Di sini ansietas dikurangi
primer, yang secara klasik dihubungkan dengan retroversi dengan melarang koitus dan menganjurkan

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 59


serangkaian "latihan" pada pasangan tersebut, mulai dengan yang rasional untuk terapi dan profilaksis dapat didefmisikan.
ciuman dan rabaan dengan berpakaian lengkap, pelahan-la- Bila antibiotika digunakan terutama untuk mengobati individu
han maju lewat berbagai jenis cara perangsangan dan akhir- atau untuk mencegah infeksi yang membahayakan jiwa pada
nya koitus. mereka yang mempunyai risiko tinggi (misalnya, dalam profi-
Baru-baru ini ditemukan juga penyebab "barn" di Johns laksis terhadap endokarditis bakterial, demam reumatik,
Hopkins Hospital, yang disertai dengan fokus-fokus eritematous meningitis meningokokus, tuberkulosis dan infeksi pasca bedah),
pada bagian lateral lingkaran himen. Ini diperkirakan kita dipaksa untuk menerima konsekuensi- konsekuensi
disebabkan oleh peradangan kronik dari kelenjar yang me- ekologik. Bila digunakan antibiotika untuk mencegah penyakit
ngeluarkan mukus pada batas antara kulit labia dan vagina. yang sedang (misalnya diare pada pelancong, mencegah
Menurut mereka, keadaan ini dapat diatasi dengan baik dengan komplikasi flu) atau penyakit di mana tersedia metodemetode
mengeksisi kulit tersebut. Namun prosedur ini masih baru dan pencegahan yang lain (misalnya, penyakit kelamin) atau
perlu follow-up jangka panjang mengenai keefektivannya. Pa- terutama untuk alasan-alasan ekonomi (misalnya, dalam obat-
sien juga harus diseleksi dengan cermat agar tidak banyak pasien obat untuk hewan atau sebagai pemacu pertumbuhan dalam
menjalani operasi yang tak perlu. makanan ternak), kita mempunyai alasan untuk lebih khawatir
Sayangnya, dengan berbagai pengetahuan kita di atas, masih akan kemungkinan bahaya potensialnya terhadap masyarakat,
ada sejumlah pasien yang tak dapat kita beri terapi apa-apa dan mempertanyakan apakah indikasi-indikasi terakhir tadi
kecuali simpati dan dukungan mental bahwa secara medis tak diijinkan.
ada apa-apa. Tetrasiklin adalah yang paling penting, karena faktor-R yang
membawa gen-gen resistensi terhadap tetrasiklin adalah yang
paling umum ditemukan, dan karena gen-gen resistensi terhadap
Antibiotika Profilaktik? antibiotika lain pada plasmid yang sama juga sering ikut
berpindah selama seleksi. Studi akhir-akhir ini yang meng-
Individu vs Masyarakat gunakan tetrasiklin profilaksis untuk kolera, diare pada pelan-
cong, dan gonore, patut dikomentari karena efek ekologinya.
Di Tanzania, tetrasiklin pernah digunakan sebagai profilaksis
Masyarakat kedokteran terus menyaksikan kenyataan
massal dalam suatu usaha mengendalikan berjangkitnya kolera;
keberhasilan mikroorganisme menyesuaikan diri untuk hidup-
selama perjangkitan, Vibrio cholerae yang tahan terhadap
bersama-sama dengan antibiotika dan antimikroba sejenis itu.
tetrasiklin muncul dengan frekuensi yang mengkhawatirkan.
Stafilokokus dan organisme usus gram negatiflah yang pertama-
Kejadian ini jelas luar biasa, karena tetrasiklin telah digunakan
tama memperlihatkan kemampuan adaptasi ini; tapi sekarang
untuk pengobatan kolera di hampir seluruh dunia selama kira-
telah diikuti oleh yang lain-lain, misalnya gonokokus,
kira 15 tahun, dan V. cholerae tetap sensitif terhadap obat itu,
Haemophilus influenza dan akhir-akhir ini, pneumokokus.
mungkin karena organisme ini sedikit membawa faktor-R.
Beberapa ilmuwan percaya bahwa kita dapat sungguh- sungguh
Pengalaman orang Tanzania itu mungkin mencerminkan hasil-
kembali'ke "zaman pra-antibiotika", di mana mikroorganisme
hasil dari tekanan selektif antibiotika yang sangat tinggi; kecuali
multiresisten akan menghancurkan manusia.
kalau suatu kuman vibrio yang secara efisien membawa faktor-R
Peringatan ini timbul karena terlihatnya tekanan selektif
telah terseleksi, maka kuman yang resisten akan hilang bila
dalam lingkungan mikrobial manusia dan hewan karena peng-
penggunaan obat yang meluas dihentikan.
gunaan antibiotika spektrum luas dan peningkatan penggunaan
Di Kenya dan Maroko, doksisiklin, suatu tetrasiklin long-
antibiotika. Mikroorganisme terseleksi karena mereka mem-
acting, yang diberikan sekali sehari selama 3 minggu, secara
punyai alat genetik untuk melawan efek antibiotika. Mereka tidak
efektif mencegah 80 sampai 90% kemungkinan diare pada pe-
hanya berproliferasi, tetapi juga meneruskan bahan genetik ini,
lancong di antara sukarelawan Peace Corps yang baru tiba.
dalam bentuk faktor-R ke mikroorganisme lain, seringkali
Studi-studi ini dilakukan pada daerah- daerah geografis di mana
dengan tidak mempedulikan spesiesnya. Faktor-R, yang berupa
Escherichia coli enterotoksigenik (penyebab utama diare pada
plasmid (yaitu DNA melingkar, di luar kromosom), dapat
pelancong) sangat sensitif terhadap antibiotika — suatu gejala
membawa gen-gen resisten untuk hampir semua antibiotika.
yang diduga disebabkan karena Esch. coli yang membawa
Walaupun faktor-R telah ada dalam bakteri manusia terbatas
plasmid enterotoksin mungkin sulit membawa faktor-R. Tapi di
sampai datangnya zaman antibiotika. Penyebaran faktor-R
bagian lain dunia, Esch. coil enterotoksin sering resisten
berlangsung lebih efisien dalam lingkungan yang tertutup dan
terhadap antibiotika, dan mungkin bahkan punya gen-gen
selektif, seperti traktus gastrointestinalis dari pasien rawat-
penghasil enterotoksin dan gen resistensi terhadap antibiotika
tinggal yang menerima antibiotika, dan lebih sedikit terjadi pada
dalam plasmid yang sama. Keefektifan profilaksis doksisiklin di
lingkungan yang terbuka di mana faktorfaktor bakterial lain
bagian dunia lain dapat diramalkan, berdasarkan pada kepekaan
selain resistensi antibiotika adalah lebih penting untuk
antibiotika terhadap Esch. coli enterotoksigenik. Peng-
kelangsungan hidup.
gunaannya juga dapat meningkatkan penyebaran Esch. coil yang
Meski belum sepenuhnya dipahami, pengaruh ekologis dari
membawa plasmid yang menaikkan virulensinya.
antibiotika dapat nyata diamati, memaksa kita, masyarakat
Harrison dan kawan-kawan dalam penelitiannya terhadap
kedokteran, untuk membuat beberapa penuntun penggunaannya.
anggota- anggota Angkatan Laut AS di Timur jauh, telah me-
Melalui percobaan pada hewan dan percobaan-percobaan
nunjukkan bahwa minosiklin dosis tunggal, suatu tetrasiklin
terkontrol pada manusia, penggunaan antibiotika

60 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


long- acting yang lain, dapat mencegah infeksi oleh gonokokus teri. Akhirnya, bagaimanapun, vaksinasi nampaknya merupa-
yang sensitif terhadap tetrasiklin bila diberikan kepada mereka kan pemecahan yang tepat untuk infeksi-infeksi umum pada
sesaat setelah melakukan hubungan seksual dengan WTS. permukaan mukosa. Sedang dilakukan penelitian- penelitian
Karena kebanyakan gonokokus di berbagai negara dapat dicegah untuk mengidentifikasi antigen yang cocok dan cara merang-
dengan profilaksis minosiklin, timbul pertanyaan: Apakah ada sang sistem imuno-sekretorik. Usaha ini diharapkan akan mem-
tempat untuk profilaksis semacam itu? Sayang sekali, dua buahkan cara imunisasi yang efektif.
pertanyaan penting tidak dapat terjawab oleh studi itu: Apakah Antibiotika profilaksis, pun bila sukses besar, nampaknya
ada risiko terkena sifilis sekalipun gonore dapat dicegah? paling banter suatu usaha sementara, yang sebaiknya diganti-
Bagaimana risiko berkembangnya jceadaan pembawa penyakit kan sesegera mungkin dengan teknik lain yang gangguan eko-
(carrier) tanpa gejala (asimptomatik), yang sering disebabkan logisnya kecil. Sampai tersedia metode semacam itu, nampak-
oleh gonokokus yang memerlukan nutrisi khusus? Pertanyaan- nya adalah bijaksana untuk membatasi penggunaan antibiotika
pertanyaan ini harus dijawab sebelum dapat menilai keuntungan profilaksis untuk keadaan di mana tidak ada cara lain yang ter-
dari profilaksis ini. Harus dijelaskan bahwa selama studi ini, sedia. Sebelum memberikan antibiotika untuk mencegah pe-
tidak terjadi gonore pada pemakai kondom. nyakit, dokter harus mempertimbangkan keuntungan dan risiko
Dalam studi-studi pencegahan diare pada pelancong dan terhadap masyarakat di samping terhadap individu.
gonore, keuntungan secara individual adalah jelas: penyakit Akan tetapi, dengan banyaknya antibiotika yang beredar luas
dapat dicegah tanpa efek-efek obat yang merugikan. Risiko di pasaran gelap, serta banyaknya (mayoritas?) dokter yang
pemakaian tetrasiklin — reaksi alergi, kemungkinan gangguan masih memberikan antibiotika secara serampangan, per-
imunologik dan peningkatan kerentaan terhadap infeksi usus — timbangan di atas dapat condong ke arah yang tak semestinya.
secara potensial berbahaya, tetapi untuk tidak sering terjadi. Jadi "Toh usaha satu dokter tak akan banyak mempengaruhi,"
risiko dan keuntungan profilaksis tetrasiklin lebih melibatkan merupakan dalih utama. Terjadilah: keuntungan kecil bagi
masyarakat daripada individu. Apakah penggunaan antibiotika individu lebih diutamakan daripada risiko besar bagi masya-
profilaksis ini akan mempertinggi tekanan selektif yang kini rakat, demi keuntungan individual yang lebih besar — reputasi
telah ada akibat penggunaan terapeutik secara luas? dokter.
Pertanyaan itu lebih terlihat bersifat kuantitatif daripada Dari mana perbaikan dapat dimulai? Pendidikan di uriiver-
kualitatif, dan jawabannya sulit diperoleh. Pengamatan (survei- sitas tak banyak dapat diharapkan, karena yang menjadi panutan
llance) terhadap bakteri yang mengandung faktor-R, digabung- — dalam masalah ini — sering tidak memberi teladan yang baik
kan dengan studi ekologis dan epidemiologis dari plasmid dalam praktek swastanya. Yang dapat segera mengambil
bakteri itu, dapat memberikan informasi yang relevan. tindakan ialah Departemen Kesehatan, dengan meng-
Perkembangan cara mencegah infeksi mukosal dengan bahan- instruksikan tata-cara penggunaan antibiotika di klinik-klinik
bahan lain selain antibiotika juga harus diberi prioritas yang pemerintah dan puskesmas-puskesmas. Namun untuk ini-pun
tinggi. Informasi mengenai perlekatan bakteri pada per. mukaan diperlukan keberanian. Keberanian mengambil alih sebagian
mukosa bisa dimanfaatkan untuk membuat obat antiperlekatan tanggung jawab pelaksana di unit-unit tadi, sekaligus meng-
yang khusus, yang dapat menahan kolonisasi bak- ambil alih sebagian kekhawatiran para pelaksana tadi.

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 61


Hukum & Etika
Tepatkah Tindakan Saudara?
Dalam rangka turut mensukseskan Program Nasional Keluarga (a) Berapa umur pasangan ini? Mengingat anak tertua sudah 14
Berencana, mungkin sekali saudara pernah menghadapi kasus- tahun, apa umurnya di atas 35 tahun atau lebih rendah karena
kasus yang menyangkut usaha pengendalian angka kelahiran kawin muda, atau sudah 40 tahun lebih.
pada pasangan-pasangan usia subur. (b) Pada waktu pemakaian IUD 2 tahun pertama, yang dilakukan
Berikut ini akan diuraikan pengalaman seorang teman se- tanpa sepengetahuan suami dan tetap tidak diketahui suami, apa
jawat dalam Proyek Nasional tersebut. alasan (untuk tidak memberitahu suami)nya? Dari uraian kasus
Sepasang suami istri sudah memiliki 6 (enam) orang anak ada kesan bahwa suami bukan tidak mau ber KB, cuma tidak
dengan usia yang berkisar antara 3 sampai 14 tahun. Sang suami, mau memakai kondom.
sebagai pencari nafkah tunggal adalah seorang pegawai negeri (c) Juga ti.dak diketahui, apakah sebelumnya suami pemah di-
golongan rendah. Dengan jumlah anak yang setengah lusin itu si ikutsertakan dalam perencanaan keluarga, dengan memberikan
ibu takut akan hamil lagi, sehingga tanpa sepengetahuan penjelasan yang diperlukan. Misalnya cara-cara lain yang bisa
suaminya ia minta pertolongan seorang dokter untuk diikuti suami, seperti sistim kalender, vasektomi.
dipasangkan IUD. Atas pertimbangan keadaan sosial ekonomi (d) Tindakan sejawat yang menyerupai pengeluaran spiral,
keluarga itu serta jumlah anak yang lebih dari cukup, dokter yang berakibat hilangnya keluhan, menimbulkan pertanyaan:
memenuhi perrnintaan si ibu. Selama 2 tahun tidak ada keluhan apakah keluhan suami tidak tapi psikis saja setelah mengetahui
dari pasangan suami istri Mi. Perlu diketahui bahwa ibu ini adanya spiral? Sehingga dilakukan "penipuan" yang ternyata
termasuk golongan wanita yang tidak tahan terhadap berbagai berhasil.
kontraseptif oral, sedangkan si suami tidak mau menggunakan Setelah mengemukakan beberapa "gap" dalam permasalahan ini,
kondom. maka penilaian terhadap tindakan sejawat tersebut pun tidak
Setelah 2 tahun berlalu, dokter menganjurkan agar IUD dapat "hitam" atau "putih"
diganti dengan yang baru. lni dituruti oleh si ibu. Tapi kali ini Mungkin sekali pasangan ini masih dalam usia subur, se-
suaminya mengetahui tentang pemasangan spiral itu, dan waktu hingga sejawat kita tergugah untuk membantu. Sayang, sejawat
bersetubuh si suami merasa terganggu. Hal ini dikeluhkan oleh ini tidak mengikutsertakan sang suami, tetapi langsung saja
si ibu kepada dokternya hampir setiap minggu. Dokter bersedia memasang spiral. Hal ini sebaiknya tidak dilakukan, karena
untuk mengeluarkan IUD-nya, akan tetapi si ibu kuatir hamil perencanaan keluarga harus dimusyawarahkan pertama-tama
lagi. oleh keluarga itu sendiri, tidak oleh satu pihak saja.
Nah, akhirnya dokter mengambil keputusan sebagai berikut: Setelah pemasangan spiral yang kedua kali dan ketahuan
Setelah melakukan suatu tindakan yang menyerupai oleh suami, dengan akibat si suami mengeluh karena merasa
pengeluaran spiral, maka dikatakan kepada si istri: "Katakan terganggu waktu bersetubuh, sejawat kita masih belum merasa
kepada suamimu bahwa spiral sudah dikeluarkan dan tidak akan perlu mengikutsertakan suami. Kenapa demikian?
mengganggunya lagi. Agar tidak menjadi hamil, sebaiknya Untuk mendapatkan jalan keluar baru, sejawat kita yang
mengikuti sistim kalender, yaitu diperkenankan campur pada beritikad baik ini melakukan "tipuan" ganda, yaitu menipu
hari-hari yang tidak subur! keduanya dan berhasil. Itikad baiknya kesampaian, tetapi ca-
Ternyata, setelah itu tidak ada keluhan lagi dari sang suami. ranya kurang baik. Atau dalam bahasa keras, metode yang dipilih
Nah, menurut saudara tepatkah tindakan teman sejawat ini? seolah-olah tujuan menghalalkan cara. Di sin kelemahan etis
Mungkin saudara dapat mengusulkan cara lain yang lebih tindakan sejawat tersebut, lebih-lebih lagi karena ternyata sang
baik? suami yang "dibohongi" sampai dua kali itu temyata cukup
OLH kooperatif. Ini dibuktikan karena sang suami mau ikut sistim
kalender.
Saya Idra, cara yang baik ialah: pada saat pertama suami

Komentar
hares diikutsertakan dengan memberikan semua penjelasan yang
diperlukan, baik aspek sosial keuangan keluarga, pendidikan dan
masa depan anak, kesejahteraan keluarga yang ada, kesehatan
TANGGAPAN DARI SEGI ETIK KEDOKTERAN keluarga dan juga semua cara kontrasepsi, baik yang dapat
dilakukan isteri maupun yang dapat dilakukan suami. Bila suami
Dalam menelaah kasus yang dikemukakan, satu hal yang telah yakin akan manfaat mengatur jumlah keluarga dan sudah
kentara tampil ialah, permasalahannya tidaklah "hitam" atau " bersedia untuk tidak menambah anggota keluarga lagi, barulah
putih" sehingga tidak mudah mengatakan benar atau tidak dimusyawarahkan cara yang dapat diterima oleh kedua belah
tindakan sejawat tersebut. Dalam menilai kasus ini, beberapa hal pihak, tanpa merusak atau mengurangi kebahagiaan kehidupan
memerlukan penjelasan tambahan ataupun terpaksa diberi rumah tangga pada umumnya dan kepuasan sek-
asumsi, antara lain:

62 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


sual pada khususnya.
Sebab, bagaimanapun "berhasil 'nya cara "penipuan", pihak kita jelas-jelas mengabaikan haknya?
yang "berkomplot", dalam kasus ini sang isteri akan selalu Contoh lain yang akibatnya mungkin lebih besar yaitu?
merasa bersalah dan akan selalu ada perasaan khawatir bila abortus provokatus berdasarkan indikasi media. Mengapa ha-
(sampai) ketahuan. Biarpun di permukaan nampak berhasil rus dimintakan persetujuan dari si suami? Di man letak ja-,
karena tidak hamil, namun secara bathiniah sang isteri tidak minan the right to live bagi si wanita itu, jika si suami yang
bahagia, karena diburu rasa bersalah dan was-was akan ketahu- "menentukan" hidup atau matinya?
an suami. Bayangkan saja ada seorang suami yang menginginkan
Jadi, bagaimanapun sulitnya sejawat tersebut harus meng- kematian isterinya, karena ia dihalangi untuk kawin lagi.
usahakan yang terbaik bagi pasangan yang ingin ditolong, bu- Apakah dengan ketentuan tadi dokter bukannya memberi
kan sekedar memuaskan satu pihak yang kebetulan pasien sen- kesempatan yang baik bagi si suami untuk dengan aman
diri! Memang pula, yang mudah itu tidak selalu yang terbaik. "membunuh" isterinya itu? Dalam hal ini seharusnya
Seringkali yang terbaik, justru diperoleh dengan susah payah dan ijin/persetujuan diminta dari si pasien sendiri dan si suami
penuh ketekunan. paling-paling hanya menjadi saksi saja. Hal serupa juga
dr. H. Masri Roestam terdapat pada "ijin operasi" bagi wanita yang akan melahirkan
Direktorat Transfuri Darah PMI/ dan yang harus ditanda tangani oleh suaminya.
Ketua IDI Cabang Jakarta Pusat Kiranya sudah tiba waktunya untuk meneliti kembali
peraturan- peraturan dalam dunia kedokteran kita yang ada
TANGGAPAN DARI SEGI HUKUM KEDOKTERAN sangkut pautnya dengan hukum, sehingga diketahui apakah
Kalau maling tidak tertangkap tentunya juga tidak dihukum. peraturan itu janggal atau tidak.
Begitu pula kalau perbuatan dokter itu tidak ketahuan ia juga
tidak akan dituntut.
Sebaliknya jika perbuatan itu sampai ketahuan, maka me- dr. Handoko Tjondroputranto
nurut hukum perdata dokter itu dapat dituntut karena per- Lembaga Kriminologi Universitas Indonesia, Jakarta.
buatannya dapat digolongkan dalam "wanprestatie"; yaitu hasil
yang dicapai tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan (KUH
Perdata fasal 1243 dan fasal 1266), atau jika si wanita itu sampai
menderita kerugian dokter dapat dituntut karena melakukan
perbuatan melawan hukum yang menimbulkan kerugian bagi
"orang lain" (onrechtmatige daat). Ini sesuai dengan KUH
Perdata fasal 1365 yang sudah sama-sama kita kenal sejak di
bangku kuliah.
Menurut hukum pidana persoalannya agak lain. Dalam
KUH Pidana fasal 1 ditentukan; suatu perbuatan tidak dapat
dipidana, kecuali berdasarkan kekuatan perundang- undangan
pidana yang telah ada. Walaupun perbuatan dokter itu sebe-
namya dapat digolongkan sebagai suatu penipuan, tapi dalam
KUH Pidana kita tidak terdapat suatu fasal yang cocok untuk
kasus ini. Mungkin waktu KUH Pidana kita dibuat, belum ter-
pikir akan adanya kemungkinan kasus demikian. Jadi dokter itu
tidak dapat dituntut menurut hukum pidana.
Tapi sebenarnya yang menjadi persoalan pokok ialah
mengapa dokter itu mencampuri kehidupan pribadi (private life)
dan mengabaikan hak-hak si wanita tadi? Apakah nantinya si
wanita itu menjadi hamil atau tidak dengan dikeluarkannya IUD
tadi, sebetulnya bukanlah urusan dokter. Mengapa dokter harus
mencampurinya?
Hal serupa tercermin dalam peraturan di klinik Keluarga
Berencana milik pemerintah, di mana si wanita yang ingin
menggunakan obat/alat kontrasepsi harus mendapat ijin/per-
setujuan suaminya. Sebagai alasan dikemukakan: jika si suami
tidak memberi ijin/persetujuan itu, mungkin ia menuduh isteri-
nya telah menyeleweng dan mungkin terjadi perceraian. Bagai-
mana sikap dokfer, kalau wanita itu mengatakan bahwa ia tidak
sudi meminta ijin/persetujuan suaminya, karena apa yang ingin ia
lakukan terhadap dirinya merupakan hak azasinya, begitu pula
mendapat pelayanan kesehatan adalah haknya sebagai warga
negara. Bukankah dengan menolak si wanita ini

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 63


Catatan Singkat
Selama ini, ejakulasi prekoks diartikan sebagai ejakulasi Mengapa merokok sigaret meningkatkan risiko un-
yang terjadi kurang atau dalam waktu 30 detik sampai 2 tuk timbulnya kanker ? Penyelidikan di Kanematsu
merit setelah masuknya penis ke dalam vagina; atau Memorial Institute, Sydney, menunjukkan bahwa lim-
tidak sampai 10 kali gerakan turun naiknya penis di dalam fosit d a r i para perokok dapat menurunkan aktivitas sel
vagina. pembuluh alamiah; konsentrasi beberapa imunoglo-
Masters & Johnson pertama kali mempertimbangkan bulin dalam serum mereka juga lebih rendah dari normal.
faktor wanita dalam defmisinya. Katanya, seorang laki- Perbedaan-perbedaan ini hilang segera setelah merokok
laki termasuk ejakulasi prekoks bila tidak dapat mem- dihentikan. Ini membantu menerangkan mengapa pada
buat pasangannya mencapai orgasmus sebanyak 50% dari perokok -perokok dengan melanoma, insidensi untuk me-
jumlah koitusnya. Tentu saja, wanitanya jangan yang tastasis lebih tinggi daripada mereka yang tidak merokok.
termasuk "type non-orgasmic "!
• Med J Australia 1983; ii : 425 - 9
Pernahkah anda mendengar Sindroma Briquet? Ia meru- •
pakan istilah yang lebih sopan dari histeria. Briquet
Krim isosorbid dinitrat yang digunakan untuk me-
sebenarnya nama orang yang menerangkan simtom-sim-
ngontrol serangan angina pektoris,.ternyata menimbul-
tom klasik pada tahun 1859. Simtom-simtomnya itu mirip
kan komplikasi aneh, yaitu sakit kepala dan flushing
dengan simtom dari gangguan somatisasi seperti yang
waktu melakukan hubungan sex; bukan pada dirinya
tertera dalam American "Diagnostic and Statistical Manual
sendiri, tetapi terhadap pasangannya!
of Mental Disorders".
Dr. Phillip Lewis d a r i RS St. Mary, London, mela-
Brit Med J 1984; 288: 1461 porkan sebuah kasus demikian. Seorang laki-laki dengan
• penyakit jantung iskemia, menggunakan krim isosorbid
dinitrat yang dipleskan pada bagian depan lengan atas,
Denyut jantung seorang atlit lebih lambat, dan mempunyai untuk mengontrol gejalanya. Waktu melakukan perse-
stroke volume yang lebih besar — tapi pada mereka tubuhan, istrinya mengeluh sakit kepala. Keluhan ini
ditemukan juga semacam keanehan. Dalam keadaan khusus, berkurang setelah si istri mencuci dadanya untuk meng-
QT interval memanjang dan aritmia ventrikular lebih sering hilangkan noda-noda krirn yang telah berpindah tempat
timbul daripada orang-orang yang bukan atlit. Lebih tersebut.
seringnya denyut ektopik pada jantung atlit itu mungkin Lancet 1983 (i) June 25 p. 1441
menjadi gejala klinik yang penting. •
Am Heart J. 1984; 107:608—9 Dalam mengutamakan kejujuran terhadap pasien, harus
diingat pula bahwa resep tradisional tertua yang mujarab

itu rasa simpati dan harapan. Tidak selamanya pasien ingin
Terjadi di Brazil, seorang laki-laki usia 50 tahun yang
diberitahu keadaan yang sebenarnya — sesungguhnya
mengalami kecelakaan lalu lintas harus dilakukan intubasi
bukti-bukti menunjukkan, 50% pasien kanker itu lebih suka
dan ventilasi. Tapi, secara tiba-tiba is meninggal. Waktu
bila diagnosisnya tidak diutarakan
nekropsi, ditemukan pipa endotrakealnya tersumbat oleh
Bull New York Acad Med 1984;60:226—32
gumpalan-gumpalan cacing gelang. Mungkin cacing itu

telah bermigrasi d a r i perut penderita ke faringnya!
Apakah peluru yang bersarang dalam tubuh harus selalu
Respiratory Care 1984;29:368—70 diangkat bila tidak menimbulkan keluhan? Seorang laki-
laki yang secara tidak sengaja telah menembak kakinya
• dengan pistol kaliber 22, selama 12 tahun tidak merasakan
Satu di antara lima wanita di Inggris minum obat-obat apa-apa. Baru kemudian ditemukan ia mengalami destruksi
penenang, dan beberapa malah adiksi. Tapi, tidak seorang sendi metakarpofalangeal I dan menyebabkan artropati.
pun d a r i mereka yang berhasil mencapai tujuannya, yaitu: Tampaknya, tidak seorangpun yang dapat meramal-
hidup tanpa ansietas. kan apa yang akan terjadi bila sebutir peluru bersarang
Demikian menurut Celia Haddon dalam bukunya " dalam tubuh. Mungkin akan menimbulkan lokal antritis
Women and Tranquilizer". Dalam buku itu juga di- hipertrofi, keracunan sistemik, maupun menjadi berkapsul
terangkan cara-cara untuk menghilangkan adiksi terhadap dan inert.
obat-obat benzodiazepines.
Brit Med J 1984; 288: 1461

64 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


HUMOR

ILMU KEDOKTERAN

KB YANG PERTAMA DAN TERAKHIR


Seorang ibu hamil diantar suaminya Seorang penderita (P) dari Desa datang berobat pada seorang dokter spesialis (DS)
untuk periksa kehamilannya.Setelah di yang praktek di Kota Anu. Setelah diperiksa secara lengkap, penderita diberi resep obat-
dalam (kamar praktek) terjadi dialog obat mentereng serta tidak lupa membumbuinya dengan basa-basi alakadarnya.
antara suami pasien dan dokter: DS : "Selain berobat, Bapak perlu istirahatyang cukup. Dan rajin-rajinlah kontrol
Dokter: "Sudah punya anak bera- kembali !"
pa?
P : "Maaf, dokter ! Kalau saya istirahat, perut saya nanti ikut istirahat. Jika saya
Suami : "Satu dok." kesini lagi, sapi saya yang cuma tinggal seekor pasti lepas dari tangan saya
Dokter: "Maunya ingin berapa anak?"
hanya untuk biaya pemeriksaan saja. Jadi, kunjungan saya ini merupakan
Suami : "Katanya dua anak cukup yang pertama dan sekaligus yang terakhir !"
Jadi nanti dua sesudah istri DS : ???????
saya melahirkan." dr. Ketut Ngurah
Dokter: "Syukurlah mau mengikuti Denpasar, Bali
tentang KB."
OBAT MUJARAB
Suami : "Benar dok saya setuju dua
anak cukup. Istri saya yang Seorang pasien tua berasal dari lereng gunung Merbabu, mencabutkan giginya di tern-
pertama dua anak laki-laki pat praktek saya. Setelah saya cabut, pasien tersebut saya beri resep sambil saya beri
semua, istri kedua anak dua tabu.: "Ini saya beri obat, harus dihabiskan supaya lukanya lekas sembuh ya, Pak." Tiga
juga." hari kemudian, pasien tersebut datang lagi untuk yang kedua kalinya dengan mak sud
Dokter " ???? Wah ini bukan KB mencabutkan giginya yang lain. Baru saja duduk, pasien tersebut telah memberi
Keluarga berencana, tetapi komentar kepada saya : "Wah obat dari pak dokter mujarab sekali. Baru saya makan
keluarga besar nantinya." seperempat, lukanya sudah tidak sakit lagi." Lalu dia menunjukkan resep dari saya yang
disobek tinggal tiga per empat bagian, karena yang seperempatnya telah dimakannya !
dr Ny Elly H. Baura
Saya cuma dapat terbengong-bengong.: "Djagat dewo bathoro yo jagat pangestungkoro
Malang . . . hemmmm." Lalu saya tertawa terbahak-bahak dan pasien tersebut juga berkenan
untuk ikut tertawa bersama-sama dengan saya.

SATU-SATUNYA Kapten drg Haryono X


A. Yani G-5. Salatiga
Dokter : "Apanya yang sakit?"
Pasien : "Kepala burung saya bengkak,
dokter!"
Dokter : "Hm, ke dokter hewan saja"
Pasien : ?????
dr. Ketut Ngurah
Denpasar, Bali

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 65


KURANG MENOLONG
Seorang detailmen (DI) dengan berse-
mangat mempromosikan obatnya ke-
pada seorang dokter.
Dl: "Dok, ini saya bawa produk ter-
baru. . . bronkodilator poten!
Dapat melonggarkan pernapasan
dengan cepat. . . dst. . . d s t . . . "
Dr: " Ya, tapi nanti bisa menyesakkan
napas pasien dengan segera. .."
Dl: "Maksud dokter??!"
Dr: "Harganya mencekik leher,
Bung!"
dr. Ketut Ngurah
Denpasar, Bali

TIADA HARAPAN BAGIMU


Seorang pemuda telah lama men-
dekam di rumah sakit karena tumor hati.
Pada suatu hari, ibu sang pemuda yang
setia menunggui, secara tidak sadar
bertanya kepada dokter yang merawat
anaknya. Kebetulan pula putri Pak
Dokter ikut menjenguk karena teman
sekuliah sang pemuda.
Ibu: "Tolong katakan dengan terus
terang, dokter! Apakah masih
ada harapan ... buat anak saya
ini?"
Dr. : "Maaf, putri saya ini sudah
punya tunangan sah, besok
akan diresmikan. Jadi, jelas tiada
harapan lagi bagi putra ibu!"
Ibu: "Ohhh ... ?????!"
dr. Ketut Ngurah
Denpasar, Bali

PEKERJAAN YANG AMAN


................... kelainan kulit akibat kerja
menduduki 50-60% dari seluruh pe-
nyakit akibat kerja," demikianlah se-
orang Dokter Perusahaan mengakhiri
ceramahnya.
Peserta: "Apakah ada pekerjaan yang
tidak menimbulkan penyakit/kelainan
kulit?"
Dokter (setelah berpikir sejenak): "Ada."
Peserta: "Pekerjaan apa itu?"
Dokter: "Pengemis! karena belum ada
laporan mereka alergi terhadap Uang
logam."

dr. T. Martono
Medan, Sumut

66 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984


RUANO PENYEGAR DAN

PENAMBAH ILMU KEDOKTERAN

Dapatkah saudara menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini ???

1. Yang dimaksud dengan sehat dalam Undang-undang Pokok (d) lingkungan yang tidak menyenangkan
Kesehatan ialah: (e) adanya gangguan fisik
7. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan presbiakusis adalah
(a) bebas dari penyakit
sebagai berikut, kecuali:
(b) bebas dari cacad
(c) bebas dari kelemahan (a) lingkungan/pekeijaan di tempat yang bising
(d) bebas dari penyakit, cacad & kelemahan (b) diet tinggi lemak
(e) bukan salah satu di atas (c) banyak merokok
(d) sering membersihkan serumen dalan Hang telinga
2. Dalam bidang kesehatan dan kesehatan jiwa, ada 3 jenis (e) stres
upaya pencegahan, yaitu: upaya pencegahan primer, se-
kunder dan tersier. Yang termasuk upaya pencegahan se- 8. Ciri khas pada Filariasis bancrofti ialah:
kunder ialah : (a) terdapat hidrokel dan kiluria
(a) memberi kacamata pengaman bagi pekerja yang meng- (b) Elefantiasis hanya di bawah lutu dan siku
gunakan sinar las (c) sering ada pruritus pada permulaan penyakit
(b) mengobati penderita yang sakit (d) disamping manusia, binatang peliharaan dapat meru-
(c) vaksinasi pakan sumber infeksi
(d) menurunkan kerentanan seseorang terhadap stres (e) tidak pemah asimtomatik
(e) menurunkan faktor sties pada sumbernya 9. Penyebab dispareunia antara lain:
3. Untuk melaksanakan upaya pencegahan tersebut, perlu di- (a) infeksi atau jahitan episiotomi yang tidak benar
lukan pendekatan terhadap: (b) vaginitis
(c) retroversi uterus
(a) seluruh penduduk (total population) (d) psikogenik
(b) kelompok penduduk dengan golongan usia tertentu (e) semua benar
(c) kelompok penduduk dengan risiko tinggi
(d) benar semua 10. Pilih satu dari lima pernyataan di bawah ini yang benar
(e) bukan salah satu di atas. (a) Kuman pneumokokus tidak pernah dapat menyesuaikan
4. Yang tidak dapat meminta keterangan alhi dalam sidang per- diri untuk hidup bersama-sama dengan antibiotika
adilan ialah: (b) mikroorganisme yang mempunyai alat genetik untuk
melawan antibiotika, tidak dapat meneruskan bahan
(a) hakim
genetik ini ke mikroorganisme lain
(b) polisi
(c) faktor R, yang berupa plasmid, dapat membawa gengen
(c) terdakwa
resisten untuk hampir semua antibiotika
(d) tersangka
(d) penyebaran faktorR lebih efisien dalam lingkungan yang
(e) bukan salah satu diatas
terbuka daripada lingkungan yang tertutup, seperti
5. Menutut KUHAP pasal 184 ayatl, yang bukan merupakan traktus gastrointestinalis dari pasien rawat tinggal yang
alat bukti yang sah ialah: menerima antibiotika
(a) keterangan saksi (e) antibiotika profilaktik itu penting untuk menghindarr
(b) keterangan ahli terjadinya mikroorganisme yang resisten terhadap an-
(c) surat/petunjuk tibiotika
(d) keterangan terdakwa
(e) bukan salah satu di atas
6. Yang dapat merupakan penyebab kesukaran belajar pada
anak ialah sebagai berikut, kecuali:
(a) inteligensi anak rendah
(b) inteligensi anak normal
(c) inteligensi anak terlalu tinggi

Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 67


ABSTRAK -ABSTRAK
PERANG NUKLIR : DAPAT DICEGAH ATAU TIDAK?
Dalam suatu konferensi pencegahan perang nuklir di Helsinki yang dihadiri oleh 450
dokter dari 53 negara, ada komentar-komentar sebagai berikut
• Biaya untuk minter di seluruh dunia ( $ 750.000 juta per tahun) itu lebih besar dari-
pada total penghasilan per tahun d a r i separuh penduduk miskin di dunia.
• Biaya imunisasi 1 juta anak dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah ( $ 5 juta)
sama dengan harga satu misil Pershing II.
• Jumlah total pengeluaran untuk riset mengenai penyakit-penyakit tropis itu kira-kira
sama dengan biaya militer dunia per jam ± $ 100 juta.
• Biaya program untuk memenuhi kesehatan esensial dan kebutuhan makanan di
negara- negara dunia ke 3 selama 20 tahun itu diperkirakan kurang daripada biaya
satu tahun untuk persenjataan dunia.
• Penyakit cacar telah dibasmi dengan biaya. $ 600 juta. Ini kurang d a r i 0,1% biaya
minter dunia per tahun.
• Harga 1 senjata nuklir kapalselam setara dengan budget untuk pendidikan per tahun
d a r i 23 negara-negara dunia ke 3 dengan 160 juta anak sekolah.
Kris
Brit Med J 1984; 288 : 1901 - 02

OBAT BARU UNTUK KANKER

Glisifosforamid, suatu obat anti kanker baru yang dikembangkan oleh Institute of
Material Medicine, Chinese Academy of Medical Sciences, mulai digunakan dalam ta-
hun 1983. Hasil percobaan klinis terhadap 301 pasien dengan tumor ganas stadium lanjut,
menunjukkan bahwa obat tersebut secara terapeutik efektif untuk kasus-kasus: penyakit
Hodgkin (13/31); limfoma yang non Hodgkin (34/66); Ca mamae (38/86); Ca paru jenis
sel kecil (5/14); dan pada beberapa kasus fibroma rahim, akut dan kronik leukemia, Ca
embrionik d a r i testis dan Ca nasofaring. Aplikasi lokal d a r i obat ini juga dinyatakan
efektif untuk mengobati ulkus pada Ca mamae dan Ca serviks.
Pasien- pasien kanker yang diobati dengan kombinasi d a r i obat ini dan kemotera-
peutik lain, dapat hidup lebih dari 10 tahun. Kris
China Med Trib 1983 Sept 25 p. 5

ASPIRIN DOSIS RENDAH UNTUK MENCEGAH OKLUSI PEMBULUH DARAH


KORONER SETELAH DILAKUKAN "BY PASS"
Akhir-akhir ini, operasi untuk membuat bypass pada pembuluh-pembuluh darah koroner
banyak dilakukan pada pasien- pasien penyakit jantung iskemik, untuk menjamin
lancarnya suplai oksigen ke otot jantung. Tapi, 30% d a r i graft tersebut mengalami oklusi
kembali pada tahun pertama. Ini karena deposit d a r i platelet dan trombus. Deposit ini
juga menyebabkan perubahan-perubahan sklerotik lebih lanjut.
Menekan fungsi platelet dengan aspirin dosis tinggi ternyata tidak dapat memperbaiki
patensi dari by pass tadi. Dalam suatu percobaan, aspirin dosis rendah malah
memberikan basil yang lebih baik dan efek toksiknya pun lebih sedikit. Percobaan
dilakukan secara double blind. D a r i 60 pasien, dipilih secara random kelompok diobati
dan kelompok kontrol. Pada kelompok diobati diberikan aspirin (ASA) 100 mg per hari,
sedangkan kelompok kontrol diberikan plasebo. Pemberian obat ini dimulai 24 jam
setelah operasi. Setelah 4 bulan, 90% dari kelompok diobati dan 68% dari kelompok
kontrol graft-nya masih paten. Akhirnya, oklusi terjadi pada 62% dari kelompok
kontrol, sedangkan dari kelompok diobati hanya 27%. Setelah pembedahan, frekuensi
aritmia ventrikuler meningkat pada kelompok kontrol dibandingkan dengan kelompok
diobati. Selama percobaan ini tidak ditemukan adanya efek samping.
Kesimpulan : 100 mg aspirin (ASA) per hari itu efektif untuk menghalangi formasi
dan agregasi dari tromboksan platelet.
Kris
Lancet 1984; is 1261 - 1264

68 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984

You might also like