You are on page 1of 64

Diterbitkan oleh :

Pirsat Penelitian dan Pengembangan PT. Kalbe Farma

Daftar Isi :
Artikel :

3 Sebab-sebab Ketulian Dipandang Dari Sudut THT


10 Obat-obat Yang Dapat Menyebabkan Ketulian
13 Penyakit Anak Penyebab Ketulian
16 Diagnosis Kekurangan Pendengaran
21 Pengaruh Ketulian Pada Psikis Anak dan Pengelolaannya
24 Pengeritan Umum Tentang Audiometri
26 Arti dan Penggunaan Hearing Aid

Karya Sriwidodo 29 Kaki Diabetes


32 Manifestasi Klinik dan Diagnosis Penyakit Addison
Alamat redaksi: 37 Laut di Indonesia Merupakan Sumber Gizi Protein dan Enersi
Majalah CERMIN DUNIA KEDOKTERAN 40 Edema Serebri
P.O. Box 3105 Jakarta 10002 Telp.4892808
Penanggungjawab/Pimpinan umum : 44 Peranan Pemeriksaan Analisa Gas Darah di Dalam Penata-
Dr. Oen L.H. laksanaan Penyakit Pam
Pemimpin redaksi : Dr. Edi Nugroho
Redaktur pelaksana : Dr. Krismartha Gani 50 Perbandingan Efek Samping Haloperidol dan Chlorpromazine,
Dewan redaksi : DR. B. Setiawan, Dr. Bam- Pada Pasien Skizofrenia Paranoid
bang Suharto), Drs. Oka Wangsaputra,DR. A.
Hadyana P., DR. Arini Setiawati, Drs. Victor 52 Prevalensi Infenstasi Nematoda Usus di Desa Suter Bali
Siringoringo, Dig. I. Sadrach
Redaksi Kehormatan :Prof. DR. Kusumanto 55 Perkembangan: Tindakan Membuang Lemak
Setyonegoro, Dr. R.P. Sidabutar, Prof. DR. Bisul Kronis -
B. Chandra, Prof. DR. R. Budhi Darmojo,
Prof. Dr. Sudarto Pringgoutomo. Teknologi Melahirkan Tepat Guna
No. Ijin : 151/SK/Dit Jen PPG/STT/1976.
tgi. 3 Juli 1976. 58 Hukum & Etika: Tepatkah Tindakan Saudara ?
60 Catatan Singkat
61 Humor Ilmu K edokteran
T ulisan dalam majalah ini merupakan pandang- 63 Ruang Penyegar dan Penambah Ilmu Kedokteran
an/pendapat masing-masing penulis dan tidak 64 Fokus
selalu merupakan pandangan atau kebijakan
instansi/lembaga/bagian tempat kerja si penulis.
Artikel

Sebab-sebab Ketulian
Dipandang Dari Sudut THT

Dr. Harry Soepardjo dan Dr. Soetomo


Bagian THT Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/
RS. Dr. Kariadi, Semarang

PENDAHULUAN diri dengan teman sebayanya tanpa merasa ada kekurangan


Tuli adalah gejala dari penyakit telinga yang sangat merisau- padanya; bahkan harus dilatih agar tabah menghadapi segala
kan, terutama bila terjadi pada kehidupan tahun-tahun pertama tantangan, ejekan dan cemoohan dari teman-temannya. Selain
pada anak-anak . Pendengaran itu sangat penting bagi per- daripada itu, masyarakat sekelilingnya diharapkan juga ikut
kembangan penguasaan bahasa dan belajar bicara, sehingga mendidik anak tuli tersebut, agar anak tuli tadi dapat me-
anak yang lahir dengan tuli atau tuli sebelum dapat berbicara, nyesuaikan diri dan mengamati hal-hal yang terjadi di
akan mengalami kesukaran-kesukaran di dalam perkembangan sekelilingnya.
berbahasa. Bicara dan bahasa itu sangat penting dalam sistem Pada anak tuli karena tidak dapat menerima rangsangan
komunikasi, dan sangat diperlukan pada kehidupan sosial, suara, maka pancaindera yang lainnya harus dikembangkan
perkembangan mental (watak) dan karier masa depan. atau dilatih dengan lebih baik agar dapat mengamati kejadian-
Perkembangan penguasaan bahasa pada anak dengan pen- kejadian di sekitarnya, misalnya dengan penglihatan, taktil
dengarannya dapat dibagi dalam dua tahap. atau perasa untuk mengamati fibrasi atau gerakan udara.
* Tahap pertama adalah pengertian akan arti kata dan meng- Anak itu akan mengenal bahasa dengan mengamati fibrasi
ingatnya. Pada anak itu kata-kata yang pertama-tama didapat sesuai dengan arti kata, atau anak tuli itu harus belajar mem-
adalah dari ibunya yang selalu mengasuh dan menimbangnya baca gerakan bibir pada setiap kata yang diucapkan oleh
dengan kasih sayang. Dari hari kehari kata itu selalu diulang- lawan bicaranya.
ulang. Dengan demikian kata-kata itu akan menjadi perben- Anak yang lahir tuli atau tuli sebelum dapat berbicara dapat
daharaan bagi anak tersebut. dicurigai, apabila anak tersebut :
* Tahap kedua, anak itu akan menirukan kata-kata yang selalu 1. Tidak ada tanggapan suara terutama suara ibunya.
didapat setiap harinya. Setelah dapat mengucapkan kata-kata 2. Tidak terkejut ataupun menoleh bila ada suara keras di
barulah anak itu membuat kalimat yang sederhana, yaitu sampingnya.
kalimat yang terdiri atas pokok kalimat dan sebutan. Setelah 3. Tidak menunjukkan adanya ekspresi pada wajahnya.
itu baru ditambah dengan sebutan sesuai dengan tingkat 4. Adanya gangguan perkembangan dari berbahasa & bicara
umurnya. di dalam arti berkomunikasi.
Maka jelas sekali, tanpa mendengar, perkembangan bahasa Maksud tulisan ini ialah ingin mengetengahkan sebab-sebab
tidak akan terjadi sehingga anak tersebut tidak akan dapat ketulian ataupun kekurangan pendengaran. Tujuannya agar
berbicara. Meskipun demikian, pada anak yang tuli masih dapat mencegah ketulian terutama pada anak, rehabilitasinya
dapat dikembangkan bahasa dan bicaranya dengan pendidikan terutama pada anak-anak yang tuli dan mengenali penyakit-
khusus, walaupun akan memerlukan waktu yang lebih lama penyakit yang dapat menyebabkan ketulian supaya segera
bila dibandingkan dengan anak yang normal. Pendidikan khusus dapat diobati dengan memadai, agar ketulian dapat dicegah.
itu terjadi baik di sekolah maupun di lingkungannya, yaitu
keluarga dan masyarakat sekelilingnya. Jadi anak tuli masih SEBAB-SEBAB KETULIAN
dapat mengembangkan bahasa dan bicaranya, meskipun tidak Ketulian adalah salah satu gejala dari suatu penyakit telinga,
sebaik anak normal, bila suasana sekitarnya dapat menyokong- sehingga perlu dicari penyakit yang dapat menyebabkan gejala
nya, yaitu dengan cara mengintegrasikan atau membaurkan tuli tersebut. Kalau kita lihat bahwa tuli hanya merupakan

Cermin Dunia Kedokteran No. 391985 3


satu macam gejala dari penyakit telinga, maka gejala yang kata-kata, suara perlu dikeraskan (menaikkan amplitudo) yaitu
satu ini tentu penyebabnya banyak sekali. Oleh karenanya dengan berteriak atau dengan megafon amplifier.
harus ada suatu sistem yang dianut untuk mencari penyakit Pada pemeriksaan audiometri nada murni, penurunannya
tersebut. Padahal sistem itu sendiri juga banyak coraknya, mencapai 60 dB atau lebih.
karena tergantung dari sudut mana memandangnya.
1) Berdasarkan kelainan patologi, ketulian dapat disebabkan Selain daripada itu, ada pula yang membagi kekurangan
oleh karena : pendengaran atas empat kategori :
- kelainan kongenital.
a. ringan : 15 dB - 30 dB.
- trauma.
b. sedang : 30 dB - 50 dB.
- benda asing.
- radang. c. berat : 50 dB - 80 dB.
d. berat sekali : 80 dB - 100 dB.
- neoplasma (tumor).
Semua kelainan patologi tersebut dapat menimbulkan ke-
tulian, terutama bila prosesnya di telinga. 5) Berdasarkan waktu terjadinya tuli, dapat dibedakan atas :
a) Kongenital (tuli sejak lahir)
2) Berdasarkan lokalisasi proses kelainan.
Sesuai dengan anatomi telinga, sehingga proses kelainannya * Herediter (penyakit turunan)
dapat terjadi di : - Aplasia (agenesis)
- Abiotrofi.
- telinga luar.
- telinga tengah. - Penyimpangan kromosom (Chromosomal aberation)
- telinga dalam. * Prenatal (infra uterin) masa kehamilan.
- Keracunan.
- syaraf telinga.
Infeksi virus.
- batang otak. -
- otak. - Penyakit menahun pada ibu.
* Perinatal (waktu lahir).
3) Berdasarkan jenis ketulian.
- Tuli penghantaran, bila proses kelainannya berada di telinga - Trauma/persalinan sukar atau lama.
luar ataupun di telinga tengah, yang pada umumnya dapat - Anoksia.
dikoreksi baik dengan obat-obatan dan alat dengar maupun - Prematur.
secara operasi. - Narkose yang dalam.
- Tuli syaraf (sensorineural), bila proses kelainannya di telinga b) Tuli yang didapat ("acquired hearing loss").
dalam atau di syarafnya, karena pada umumnya irreversible. * kekurangan pendengaran tipe penghantaran.
- Tuli campuran, yaitu campuran antara tuli penghantaran * kekurangan pendengaran tipe sensori neural.
dan tuli penghantaran dan tuli syaraf.
- Tuli sentral, bila proses kelainnya terdapat di batang otak Dari kelima sistem di atas, kami akan memilih sistem yang
atau di otaknya sendiri. kelima, meskipun sistem -sistem yang lainpun harus dikaitkan
4) Berdasarkan derajat ketuliannya atau kehidupan sosial. ke dalamnya. Sistem kelima ini kami pandang lebih relevan
- Tuli (sama sekali tidak dapat mendengar). untuk menerangkan lebih mendalam dari sebab-sebab ketulian
sehingga dapat dilakukan pencegahan atau rehabilitasi yang
- Kekurangan pendengaran.
Yang dapat dibedakan atas : - ringan memadai. Pada anak lahir tuli atau mendapat tuli sebelum
- sedang dapat berbicara, akan diberikan pendidikan khusus agar anak
- berat tuli tersebut masih dapat mengembangkan bahasa dan bicata-
nya.
* Kekurangan pendengaran ringan Sedang tuli aquisita yang didapat setelah lahir, dan apabila
Penderita akan mendapat kesukaran didalam komunikasi jarak penyebab -penyebabnya telah diketahui, dapat dengan segem
jauh, sehingga mempunyai handikap di dalam forum pertemuan. dicegah ataupun diberi pengobatan yang memadai agar ke-
Misalnya : pertemuan sosial ataupun pertemuan ilmiah. Klinis tulian dapat dihindari.
penderita sukar diajak bercakap-cakap pada jarak kurang lebih
tiga meter Pada pemeriksaan audiometri nada KONGENITAL
murni, pada frekuensi percakapan turun 15 dB sampai 30 dB. Anak lahir tuli oleh karena kegagalan dari perkembangan
* Kekurangan pendengaran sedang sistem pendengaran, akibat faktor genetik (keturunan), kerusak-
Selain penderita mendapat kesukaran di dalam komunikasi an dari mekanisme pendengaran semasa embrional, kehidupan
jarak jauh, juga pada jarak dekat. Jadi penderita tidak dapat janin di dalam kandungan atau selama proses kelahinm.
mengikuti percakapan sehari-hari. Klinis percakapan pada jarak Faktor-faktor di atas akan menyebabkan anak tuli sebelum
satu meter sudah mendapat kesukaran untuk mengerti arti lahir atau tuli waktu lahir, sehingga anak tersebut tidak akan
kata. Pada pemeriksaan audiometri nada murni pada frekuensi pernah mendengar suara, maka ia akan acuh tak acuh terhadap
percakapan turun sampai 30 dB sampai 60 dB. sekitarnya.
* Kekurangan pendengaran berat Anak lahir tuli, meskipun tidak pernah mendengar, tetapi dapat
Biasanya penderita sudah tidak dapat diajak berkomunikasi juga tersenyum bahkan berteriak-teriak, hanya saja suara yang
dengan suara biasa, sehingga untuk dapat menangkap arti dihasilkan tidak ada artinya di dalam komunikasi.

4 Cermin Dunia kedokteran No. 39, 1985


Tuli kongenital ini dapat dibedakan atas : Aberasi kromosom.
* Herediter (genetik). Di sini terjadi penyimpangan dari kromosom yang dapat
* Prenatal (semasa kehamilan). menyebabkan ketulian. Penyimpangan kromosom ini dikenal
* Perinatal (waktu persalinan). sebagai "TRISOMI".
Herediter Trisomi adalah adanya ekstra kromosom yang menyebab-
Secara garis besar dapat dibagi atas : kan anomali dan menyebabkan terjadinya ketulian; yang sering
- Aplasia. ada ialah : trisomi 12 dan 18 atau golongan D dan E. Karena
- Abiotrofi. adanya penyimpangan dari kromosom, biasanya kelainannya
- Aberasi kromosom. tidak di telinga saja, tetapi juga di organ lain bahkan sering
terjadi di organ vital, sehingga anak tidak dapat bertahan hidup
Aplasia (agenesis) lama dan meninggal pada usia muda.
anak lahir telah tuli, karena beberapa organ terutama organ-
organ telinga dalam tidak terbentuk. Di samping tidak ter- Prenatal (intra uterin, masa kehamilan)
bentuknya organ-organ telinga dalam, biasanya disertai juga Ketulian yang terjadi pada masa kehamilan ini biasanya
tidak terbentuknya organ-organ lain di dalam tubuh anak ini. tipe sensori neural dan jarang dari tipe lain. Dalam hal ini,
Sehingga akan merupakan kumpulan gejala yangdisebut dengan sesungguhnya pertumbuhan alat pendengaran normal, akan
sindroma. tetapi oleh karena suatu sebab maka pertumbuhannya akan
Sindroma ini diberi nama sesuai dengan nama orang yang menyimpang atau rusak sebelum berkembang. Maka ketulian
menemukannya : yang terjadi sangat tergantung pada kehamilan minggu keberapa
: tidak terbentuknya dengan sempurna kehidupan janin itu, sehingga seberapa jauh perkembangan
- Sindroma Modini
labirin bagian tulang dan bagian sistem pendengaran menjadi rusak atau diganggu sehingga
membran. tidak terbentuk dengan sempurna, dan berat ringannya pun
- Sindroma Scheibe : labirin bagian membran terjadi sangat tergantung dari penyebab gangguan pertumbuhan sistem
aplasia. pendengarannya.
- Sindroma Alexander : koklea bagian membran terjadi Kerusakan ini biasanya irreversibel; karena itu hendaknya
aplasia. kita berhati-hati bila menghadapi wanita hamil.
Kerusakan sistem pendengaran pada janin itu dapat disebabkan :
Dengan demikian, pada kelainan-kelainan tersebut di atas akan a) Keracunan.
terjadi tuli total, sehingga anak tersebut harus diberikan pen- 1. Keracunan yang disebabkan pemberian obat-obatan dari
didikan khusus untuk mengembangkan bahasa dan bicaranya. dokter atau minum obat sendiri.
Belajar berbicara dilakukan dengan mengamati atau Obat yang dapat meracuni adalah :
merasakan fibrasi dari tiap-tiap arti kata yang diucapkan oleh
- streptomisin dengan derivatnya.
pendidiknya, terutama ibunya. Pendidikan ini disebut audi-
tory training (belajar bicara). Selain itu, anak harus segera di - aminoglikosid dan derivatnya.
integrasikan ke dalam lingkungannya untuk mendapat pen- - kinin.
- preparat salisil.
didikan dari masyarakat sekelilingnya.
- preparat Pb.
2. Keracunan waktu hamil :
Abiotrofi.
toksemia gravidarum atau hiperemesis gravidarum.
Kelain ini disebut juga tuli heredodegenerasi atau tuli heredo-
degenerasi syaraf; kadang-kadang disebut pula tuli keturunan 3. Penyakit virus dapat juga merusak perkembangan sistem
pendengaran pada janin. Jadi bila ibu hamil terserang oleh
sebelum tua (presenil familial deafness). Di sini akan terjadi
penyakit virus haruslah waspada, misalnya :
proses degenerasi yang progresif di dalam koklea pada masa
anak-anak ataupun setelah dewasa. - rubella, meskipun di Indonsia belum banyak diketahui.
Di klinik, sering dijumpai seorang anak atau orang dewasa - parotitis epidemika.
- influenza oleh karena virus.
muda yang kelihatannya sehat wal'afiat, tetapi tuli tanpa di-
ketahui penyebabnya oleh penderita sendiri. Abiotrofi ini hanya - dan penyakit virus lain.
4. Penyakit yang menahun yang diderita oleh ibu hamil dapat
dapat terjadi di telinga saja, jadi gejalanya hanya tuli saraf,
menyebabkan janinnya jadi tuli.
atau kadang-kadang juga dapat disertai kelainan di organ lain,
sehingga merupakan suatu sindroma. Ketulian pada abiotrofi Penyakit menahun adalah :
ini kadang-kadang hanya terdapat pada frekuensi tinggi saja, - Lues.
karena yang mengalami degenerasi hanya bagian basal dari - Diabetes.
koklea, sehingga disebut juga " presbyacusis praecox". Tetapi, - Thyrotoxicosis.
dapat juga proses degenerasinya terjadi di stria vaskularis dan
akan menyebabkan ketulian disemua frekuensi, karena sel-sel b) Selain dari penyakit-penyakit tersebut di atas, masih ada
rambutnya tidak mendapat makanan dan akan mengalami beberapa macam faktor yang dapat menyebabkan anak lahir
atrofi. tuli, yaitu :

Cermin Dunia Kedokteran No. 391985 5


- kernikterus. b) Benda asing pun dapat menyumbat liang telinga.
- prematur. Benda asing ini dapat berupa benda padat dengan macam-
- anoksia.
macam konsistensi maupun benda cair. Yang sering kami
- narkose semasa ibu hamil oleh karena mengalami operasi.jumpai adalah serumen. Serumen tersebut dapat keras sekali
seperti batu atau lunak dengan berbagai konsistensi sampai
Perinatal (waktu kelahiran) cair yang dapat menyumbat liang telinga, sehingga menghalangi
Pada waktu kelahiran anak tidak luput dari kemungkinan gelombang suara untuk dapat menyentuh membrana
timpani.
menjadi tuli, misalnya :
Serumen itu dapat berwarna hitam, coklat, kuning sampai
- Trauma waktu lahir, baik oleh karena alat-alat yang diguna- putih.
kan oleh penolong persalinan maupun persalinan yang sukar
atau persalinan yang lama. c) Infeksi kronispun dapat menyebabkan atresia terutama pada
- Anoksia oleh karena tali pusat melingkar kepala, ataupun ank-anak. Infeksi akut dapat juga menyebabkan penyumbatan
terjadinya obstruksi dari jalan nafas yang dapat menyebab- oleh karena pembengkakan yangterjadi,misalnya : furunkelosis.
kan kerusakan dari koklea. Pada otitis eksterna yang banyak menghasilkan discarge yang
dapat menyumbat atau melekat pada gendang telinga, sehingga
TULI YANG DIDAPAT (ACQUIRED HEARING LOSS) masa dari gendang telinga akan bertembah sehingga gerak-
Seseorang yang dilahirkan normal tidak luput dari penyakit annya berkurang atau harus ada tenaga yang lebih besar
yang dapat menyebabkan ketulian; bahkan semua orang akan untuk menggerakkannya yang berarti suara harus keras.
menjadi tuli atau kekurangan pendengaran bila telah menjadi Infeksi liang telinga yang sangat progresif dapat memberikan
tua. kekurangan pendengaran adalah otitis eksterna maligna; meski-
Ketulian harus dibedakan antara tuli sama sekali dan ke- pun jarang dijumpai tetapi radang ini adalah sangat ganas.
kurangan pendengaran, karena kekurangan pendengaran masih Otitis eksterna maligna ini adalah infeksi karena pseudomonas
ada sisa pendengaran walaupun sangat kecil. Pada kekurangan terutama pada penderita diabetes atau kelemahan umum dari
pendengaran, dengan suatu cara akan ditolong dapat men- tubuhnya Pseudomonas itu dapat meluas melalui insisura
dengar, baik itu dengan alat ataupun dengan menambah Santhorini masuk ke dalam: kelenjar parotis, Mang rawan,
intensitas suara, orang tersebut masih dapat mendengar meski- tulang, syaraf atau pembuluh darah, sehingga perluasannya
pun tidak seratus persen benar. Ketulian sama sekali hanya dapat mencapai basis kranii.
terdapatpada tipe sensorineural saja, sedang pada tipe peng-
d) Tumor dari segala bentuk baik yang jinak maupun yang
hantaran orang tersebut masih dapat mendengar, meskipun
jahat (maligna).
dapat digolongkan kekurangan pendengaran derajad sedang.
Ketulian tipe penghantaran yang maksimal adalah 60 dB. * Penyumbatan di telinga tengah.
Keuntungan bagi masyarakat, kekurangan pendengaran tipe
penghantaran terdapat jauh lebih banyak, kira-kira 75%; sedang Ruptura membrana timpani dapat disebabkan karena trauma,
baik berupa benda padat, cair maupun berupa gas (udara,
tuli tipe sensori neural hanya 25% (yang berobat di RS Dr
hawa).
Kariadi Semarang).
Sebab-sebab kekurangan pendengaran yang didapat setelah - Benda padat :
Orang sering mengkorek-korek telinga dengan benda. Batang
lahir akan kami bedakan atas :
korek api, jepit rambut dan lain-lain.
1. Kekurangan pendengaran tipe penghantaran (Condutive).
- Benda cair.
2. Kekuangan pendengaran tipe sensori neural.
Penyemprotan benda asing di liang telinga untuk dikeluar-
Kekurangan pendengaran tipe hantaran. kan dengan kekuatan yang berlebihan akan dapat menyebab-
Pada umumnya proses kelainnya terdapat di telinga tengah. kan robeknya gendang telinga. Pada penyelamdi taut karena
* Kelainan di telinga luar selalu merupakan penyumbatan tekanan air di taut yang dalam dapat pula menyebabkan
pada liang telinga. Penyumbatan itu dapat berasal dari liang pecahnya gendang telinga.
telinga sendiri ataupun penyumbatan yang disebabkan oleh - Gas.
karena pendesakan dari luar. Penyumbatan sebagian tidak akan Barotrauma padat menyebabkan robeknya gendang telinga.
mengurangi pendengaran asal gelombang suara masih dapat Misalnya : - ledakan bom.
menyentuh gendang telinga. - tamparan pada telinga.
- naik kapal terbang dengan kecepatan tinggi
* Penyumbatan di liang telinga. membumbung ke atas.
a) atresia oleh karena : - percobaan Valsava.
- trauma * ruda paksa. Pemah ada suatu kasus penderita dengan
operasi.
oklusio tuba dilakukan valsava terus menerus
bakar/kimia.
sampai terjadi robeknya gendang telinga.
dan lain-lain. - Ruda paksa pada tulang kepada dapat menyebabkan fraktur
- infeksi kronis.
os timpanum, maka secara tidak langsung gendang telinga
Kedua kelainan ini menyebabkan terjadinya proliferasi jaringan akan pecah juga.
fibrosa lokal. - Radang di gendang telingapun dapat menyebabkan kekurang-

6 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


an pendengaran. Yang sering terjadi adalah : Miringitis Tuba Eustachii merupakan satu -satunya pintu gerbang untuk
bulosa haemoragika akibat komplikasi dari infeksi virus pada masuk ke dalam kavum timpani, sehingga bila pintu tersebut
saluran nafas bagian atas. tidak berfungsi maka akan menjadikan kelainan di kavum
ti mpani.
* Kavum timpani Fungsi tuba Eustachii adalah :
Segala bentuk radang di kavum timpani (otitis media) dapat 1. Airasi : mensuplai O2
menyebabkan kekurangan pendengaran, baik bentuk akut mau- mempertahankan komposisi udara di kavum
pun bentuk kronis. Selain daripada itu, sisa-sisa peninggalan timpani.
otitis media yang telah sembuh dapat pula menyebabkan 2. Proteksi proteksi terhadap kuman yang masuk.
kekurangan pendengaran. Misalnya : otitis media adesiva yang proteksi terhadap tekanan supaya tetap se-
disebut juga timpanosklerosis, otitis media atrofikans atau imbang.
otitis media kataralis kering. proteksi terhadap pembersihan.
Di sini akan terjadi adhesi (perlekatan) karena hasil dari Kelainan tuba Eustachii yang dapat menyebabkan kekurangan
infeksi kronis dengan terbentuknya jaringan fibrous. Fibrosis pendengaran adalah bila terjadi penutupan.
ini terjadi terutama pada jaringan mukosa yang tertutup oleh Penutupan tuba ini dapat disebabkan :
jaringan granulasi pada otitis media kronika. 1. Tertutupnya lubang tuba dari nasofaring, yang berarti kelain-
Menurut kepustakaan barat (karena di Indonesia belum ada an di nasofaring.
penelitiannya), pada anak pra sekolah yang terbanyak penyebab 2. Penutupan tuba oleh karena proses di dalam lumen
kekurangan pendengaran adalah OME (Otitis Media dengan tuba sendiri.
efusi), baru menyusul otitis media bentuk lainnya. 3. Penutupan tuba oleh karena desakan dari Iuar.
Di dalam tulisan ini tidak akan dibicarakan segala bentuk
otitis media, karena bentuk otitis media itu banyak sekali. * "Acquired sensori neural hearing loss"
Otitis media yang telah memberikan komplikasi akan berakibat Kekurangan pendengaran sensori neural ini disebabkan oleh
lebih berat kekurangan pendengarannya bila dibanding dengan karena kerusakan dari organon korti atau sarafnya. S ensori
yang belum ada komplikasi. Apalagi bila komplikasi itu telah neural ini dibagi atas sensori deafnes, di mana kelainannya
mengenai telinga dalam, akan menjadikan tuli yang lebih berat di organon korti pada sel-sel rambut, sehingga disebut "ke-
lagi, bahkan dapat menjadi tuli sama sekali. Sekarang per- kurangan pendengaran tipe koklear". Sedang yang lain kelain-
masalahannya adalah, kapan otitis media akan memberikan annya terdapat pada sarafnya dari ganglion spiralis sampai
komplikasi. Untuk itu sekiranya perlu diketahui apa yang nukleus koklearis, karenanya disebut "tuli saraf' atau kekurang-
disebut : safe ear dan unsafe ear . an pendengaran tipe retro koklear. Pembagian tersebut di atas
disebabkan oleh karena tiap tipe mempunyai sifat yang khusus.
Safe ear, disebut juga infeksi tubo timpanal atau infeksi yang Sensori hearing loss atau kekurangan pendengaran tipe
naik (ascending infection) atau otitis media benigna. Safe aer koklear mempunyai sifat rekruitmen yang berarti bahwa suara
ini mempunyai ciri-ciri : Infeksi berasal dari orifisium tuba yang merangsang makin keras makin tidak t idak dimengerti
di nasofaring, naik ke kavum timpani bagian bawah (hipo- arti katanya.
timpanum). Gendang telinga perforasi sebagian yang terletak Pada tuli s araf tipe retro koklear, bila dirangsang terus
di sentral dan depan. Infeksi berasal dari alat pernafasan menerus akan cepat menjadi lelah. Di dalam klinik dijumpai
bagian atas. Discharge-nya mokous dan tidak berbau. Infeksi bila seseorang diajak bicara mula-mula mendengar dengan
yang terbatas di sini ini disebabkan karena drainase cukup baik tetapi lama kelamaan pendengarannya akan menurun.
baik, sehingga semua kotoran dapat keluar. Hal ini jarang Ketulian sensorineural ini biasanya tidak dapat pulih kembali
memberikan komplikasi, meskipun penyakitnya telah menahun. (irreversibel) dan tidak dapat dikoreksi, sehingga dengan pen-
Unsafe ear dengaran tidak dapat mengerti akan kata-kata seratus persen.
Penyakit ini disebut juga infeksi atiko antral, infeksi menurun Karenanya penderita tuli sensori neural harus dilatih untuk
atau dangerous ear. Unsafe ear disebut demikian karena infeksi- membaca suara atau gerakan bibir (speech reading).
nya di daerah atas, epitimpanum dan antrum. Perforasi terjadi Untuk menerangkan sebab-sebab ketulian sensori neural yang
di gendang telinga,terletak di tepi (perforasi marginal) atau lebih praktis akan kami kemukakan yang akut: ketulian sensori
terletak di membran Sharpnel. Penyakit ini sering sekali me- neural yang mendadak (sudden sensori neural deafness) dan
nimbulkan komplikasi karena drainasenya kurang baik, karena yang lain adalah yang kronik yang disebut "tuli sensori neural
terhalang oleh kaput malei dan korpus inkudis. Selain itu kronika".
unsafe ear ini cepat menimbulkan jaringan granulasi, karena
* Tuli sensori neural akuta (sudden sensori neural deafness).
sifat dari epitelnya yang berbentuk kuboid, bahkan s ering
Penyebabnya semua proses patologi di telinga dalam yang
pula mengalami metaplasi menjadi kolesteatom. Dengan
mendadak. Tetapi yang sering dijumpai sehari-hari adalah :
demikian maka sudah mudah dimengerti, bahwa unsafe ear
- Trauma :
itu dapat pula menghancurkan tulang-tulang pendengaran yang
Rudapaksa/kecelakaan yang dapat mengakibatkan ruptura
menyebabkan kekurangan pendengaran yang progresif dan
labirin atau komosio labirin.
sering terjadi mixed hearing loss, bahkan dapat jadi tuli sama
Operasi : * karena kurang hati-hatinya operator.
sekali.
* pemakaian alat : bor frekuensi tinggi.
* Tuba Eustachii Radang :

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 7


* infeksi bakterial. tumor benigna dan lain-lain. Selain itu, dengan obat-obatan
* komplikasi dari penyakit virus : - parotitis. dapat menghilangkan sumbatan tersebut misalnya radang.
- varisela. Kadang-kadang perlu dilakukan tindakan dengan operasi untuk
- herpes zoster dll. merekonstruksinya kembali, misalnya timpano plastik. Pada
- Tumor : penderita kekurangan pendengaran yang tidak mau dioperasi,
* acustik neuroma dapat pula memakai alat bantu dengar. Bagi orang yang
* tumor sudut " cerebellopontine" memakai alat bantu dengarpun harus berhati-hati. Bila pen-
- Penyebab lainnya : dengaran telinga sebelahnya masih normal maka tidak perlu
* Ototoksik karena obat-obatan dan penyakit menahun. memakai alat bantu dengar dulu, karena akan terjadi cross
* Endolimfatik hidrops of hearing yang menyebabkan kekurangan pendengaran tipe
* Gangguan vaskuler sensori neural pada yang sehat.
* Koklear otosklerosis
* Psikogen * Rehabilitasi kekurangan pendengaran sensori neural.
* Idiopatik Rehabilitasinya memang agak sukar dan memerlukan waktu
yang lama dan biaya banyak. Bentuk kekurangan pendengaran
* Tuli sensori neural kronika.
sensori neural dapat menjadikan tuli sama sekali. Pada kekurang-
Kelainan terjadi di telinga dalam dan prosesnya terjadi
pelan-pelan tapi pasti; sedikit demi sedikit akan terjadi an pendengaran sensori neural perlu dibedakan anak lahir
ketulian dengan perlahan-lahan tapi terus meningkat. tuli atau tuli sebelum dapat bicara dan tuli setelah dapat
Penyebabnya adalah : bicara. Kedua-duanya perlu belajar membaca suara (speech
- Presbyakusis : - perubahan degenerasi telinga dalam oleh reading) dengan melihat gerakan bibir. Penderita dan pembicara
ketuaan. harus berhadap-hadapan; bila bibir tertutup maka penderita
- Trauma suara (noise induce) tidak akan dapat menerima apa yang diucapkan.
- Keracunan obat - obatan.
Pada tuli sebelum dapat berbicara perlu belajar/latihan
- Kelainan telinga tengah yang telah kronik (otitis media
supurativa kronika). mendengar (auditory training). Di sini dapat pula penderita
- Penyakit Meniere's diberi alat bantu dengar bagi pnderita kekurangan pendengar-
- Neurinoma akustik an agar sisa-sisa pendengarannya dapat digunakan. Alat bantu
- Penyakit sistemik yang kronik : dengar itu prinsipnya akan menaikkan intensitas (amplitudo)
* lues. sehingga suara akan lebih keras sehingga pendidikannya tidak '
* diabetes. perlu berteriak.
* hipotiroidisme. Pengelolaan pendidikan penderita tuli perlu ditangani oleh
* penyakit kolagen. ahli audiologi, speech therapeutist, ahli psikologi dan pediatri.
* sarkoidosis. Karena anak tuli sering wataknya berubah menjadi sering
curiga, lekas marah (emosional). Sedang pada congenital hearing
REHABILITASI KEKURANGAN PENDENGARAN loss, sering juga ada kelainan organ lain.
Rehabilitasi yang dimaksud adalah memperbaiki pendengar-
an yang telah berkurang, atau dapat pula diartikan mengem- KESIMPULAN
balikan fungsi telinga sebagai alat pendengaran. Untuk itu, Telah kami bicarakan sebab, akibat dan rehabilitasinya
harus difahami betul mengenai mekanisme mendengar, maka ketulian. Orang yang dilahirkan di dunia ini tidak akan luput
dapat diketahui di mana lokalisasi dari bagian telinga yang dari suatu penyakit yang dapat menyebabkan ketulian seperti
perlu diperbaiki. Karena sistem pendengaran dapat dibedakan juga penyakit- penyakit lainnya. Tuli dapat terjadi juga waktu
atas fase mekanik (penghantaran) dan fase elektrik (sensori), masih di dalam kandungan (prenatal), waktu dilahirkan (peri-
maka rehabilitasinya perlu dibedakan atas : natal) dan sesudah lahir (postnatal). Tull sesudah lahir dapat
* Rehabilitasi kekurangan pendengaran penghantaran terjadi tepat setelah lahir atau di dalam perjalanan hidupnya,
Kekurangan pendengaran penghantaran berarti penghantaran bahkan boleh dikatakan setiap orang akan mengalami ketulian
gelombang suara dari luar ke telinga dalam kurang baik atau atau kekurangan pendengaran setelah menjadi tua.
terputus. sifat kekurangan pendengaran penghantaran adalah Ketulian yang sangat merisaukan ialah bila terjadi pada anak
terjadinya gap antara penghantaran tulang dan penghantaran lahir tuli sebelum dapat berbicara, karena akan mendapat
udara: penghantaran melalui tulang harus normal. kesukaran berkomunikasi dan akan menyebabkan hambatan-
Rehabilitasinya akan mendapatkan hasil yang baik dan pen- hambatan di dalam kehidupan sosial dan mencapai karier di
dengaran diharapkan akan menjadi normal kembali. masa depannya. Selain itu, anak lahir tuli atau tuli sebelum
Kekurangan pendengaran penghantaran pada umumnya dapat berbicara perlu diadakan pendidikan khusus yang akan
kelainannya di telinga luar atau di telinga tengah, maka dengan makan banyak waktu dan biaya untuk dapat belajar berbicara
mudah dapat diperbaiki. Kelainan di telinga luar dapat terlihat, untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Demikian pula pada
pada umumnya berupa penyumbatan dari liang telinga, sehingga orang yang menjadi tuli harus belajar membaca suara untuk
dengan tindakan sederhana sudah dapat menjadi baik kembali. dapat berkomunikasi lagi dengan baik, meskipun sebelumnya
Misalnya: serumen, discharge di kanalis auditorius eksternus, sudah dapat berbicara.
Pada penderita kekurangan pendengaran yang dapat dikoreksi
dengan baik adalah penderita kekurangan pendengaran tipe

8 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


penghantaran. Koreksi tersebut dapat berupa tindakan seder- 88: 676 - 683.
hana maupun tindakan operasi atau memakai alat bantu 6. Du Vail MB, Caparosa RI and Ted Bailey HA. Sensorineural hearing
dengar. Bila disebabkan oleh karena radang dapat diobati loss in the unoperated on otosclerotic ear; The Laryngoscope 1981;
91: 197 - 204.
dengan sempurna. Kekurangan pendengaran tipe sensori neural 7. Gloag D, Noise. Heraing loss and psychological effect; Brit med 1980;
biasanya tidak dapat pulih seperti semula (irreversibel), tidak 281: 1325 - 1327.
dapat dikoreksi dengan baik meskipun dengan cara apapun 8. Herbst KG and Humphrey C. Hearing inpairment and mental state in
juga. Meskipun demikian dapat juga memakai alat bantu the elderly living at home; Brit Med 1980; 281: 903 - 905.
dengar untuk menaikkan intensitas suara. Heffernan HP and Simons MR Temporary increase in sesori neural
hearing loss with hearing aid use; An otol 1979; 88: 86 - 91.
10. Klingennan AB, Solangi, KB, Venty IM, Gooiman AI and Weseley SA.
Hearing impairment associated with chronic renal failure; The Laryngo-
scope 1981; 91: 583 - 592.
KEPUSTAKAAN 11. Ruben RJ and Rapin I. Plasticity of the developing auditory system;
An. Otol 1980; 89: 303 - 311.
1. Ethans SR Surgery on the only hearing ear; The Laryngoscope Vol. 12. D'souza SH, Cartney E, Nolan M and Tailor IG. Hearing, speech and
1981; 91: 765 - 770. language in survivors of servere perinatal asphyxia; Arch. of Desease
2. Bonding, SWP, Larsen PK and Rooses J. Possible effects of kenamycin in Childhood 1981; 56: 245 - 252.
an incubation in newborn children with low weight; Acta Pediatr. Scand. 13. Tonndorf, J. Acute cochlear disorders; The combination of hearing loss,
1978; 67: 799 - 815. recruitment, poor speech discrimination and tinnitus; An. Otol 1980;
3. Boteman SWP Reiiner ED, Levin LS and Maunienee IH. Hetero ge- 89: 353 - 358.
necity of retinal degeneration and hearing impairment syndromes; 14. Wilson CB, Remington JS, Stangno S and Reynold DW. Development
American Journal of Ophthalmol. 1980; 6: 755 - 767. of adverse sequelae in children born with subclinical congenital toxo-
4. Brown JJ, Brumment RE, Meilke MB and Vernon J. Congined effect plasma infection; Pediatrics 1980; 60: 767 - 774.
of noise and neomycin; Acta Otolaryngol. 1978; 86 : 394 - 400. 15. Zubick HH, Tolentino AT and Boffa J. Hearing loss and high speed
5. Butler RN and Gastel B. Hearing and age; Annals Otolaryngol. 1979; dental handpiece; Am J Public Health 1980; 633 - 635.

Telah dibacakan pada Ceramah Klinik Problema dan Tatalaksana


Kekurangan Pendengaran, Semarang — 27 April 1985.

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 9


Obat-obat Yang Dapat Menyebabkan
Ketulian
Dr. Margawati D
Bagian Farmokologi Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro
Semarang

PENDAHULUAN mikroba yang sensitif. Juga aktivitas potensinya lebih kuat


pada suasana alkali daripada suasana asam. Pada keadaan
Yang kami babas ialah penyebab ketulian yang disebabkan anaerobik akan menurunkan potensi aktivitas. Golongan ini
oleh obat. Akhir-akhir ini penyebab ketulian memang belum mengikatkan diri pada subunit 30S ribosom yang sensitif
jelas, tetapi setelah dilakukan anamnesis secara teliti pada dari mikroba tersebut. Di samping ,efek terhadap ribosom
penderita, maka terungkap bahwa sebagian besar ketulian tersebut juga menimbulkan pelbagai efek sekunder terhadap
penderita disebabkan karena obat, selain karena akibat mekanik fungsi sel mikroba, yaitu terhadap respirasi, adaptasi enzim,
atau faktor eksternal lain. keuntungan membran dan keutuhan RNA.
Obat-obat yang dapat menyebabkan ketulian contohnya Perbedaan antar sesama aminoglikosida bersifat kuantitatif.
ialah; , golongan aminoglikosida, beberapa obat antimalaria Pada Kanamisin, Amikasin dan Gentamisin, potensi anti-
atau anti -rematik, tuberkulostatik, anti kanker dan sebagainya. mikrobanya melebihi Streptomisin.
Obat-obat tersebut di atas hendaknya diberikan hati-hati pada
Spektrum
penderita dewasa, anak-anak; pada bayi, bahkan juga pada ibu
Pada umumnya menunjukkan banyak persamaan dengan Strep-
hamil yang dapat mengakibatkan efek teratogenik.
tomisin, a.l. terhadap Brucella. H. ducreyi, Actinobacilles,
Gejala mula-mula ialah timbulnya tinitus atau kadang-
P. pestis dan Shigella, juga terhadap E. coli, M. tbc.,
kadang disertai dengan gangguan keseimbangan, sehingga bila
obat diteruskan pemberiannya akan mengakibatkan ketulian. Nocardia, Proteus.
Sifat ketulian tersebut dapat reversibel atau irreversibel bila Farmakokinetika
pemberian obat dihentikan. Sangat sukar diabsorpsi melalui saluran cerna. Pada pemberi-
an peroral tujuannya hanya untuk mendapatkan khasiat lokal
PEMBAHASAN dalam saluran cerna saja; umpamanya pada infeksi saluran
I. Golongan aminoglikosida. cerna.
II. Beberapa obat antimalaria. Untuk mendapatkan kadar sistemik yang efektif, aminogli-
III. Golongan salisilat. kosida perlu diberikarl secara perenatal dan biasanya dalam
IV. Oleum Chenopodium. bentuk garam sulfat. Kadar puncak dalam darah dicapai dalam
V. Obat anti kanker. waktu 1/2 sampai 2 jam. Peningkatan oleh protein plasma
darah jelas terlihat pada Streptomisin yang berjumlah ± 1/3
Akan dibahas masing-masing mengenai efek farmakokinetika.
dari seluruh aminoglikosida dalam darah. Distribusi cukup
Effek farmakodinamika dan efek toksiknya.
meluas ke dalam seluruh cairan tubuh, kecuali ke dalam
Golongan aminoglikosida cairan otak.
Termasuk golongan ini: Streptomisin, Gentamisin, Neo-
misin, Kanamisin, Amikasin, Tobramisin, Kapreomisin. Ekskresi
Spektinomisin dan Viomisin memiliki bagian struktur amino- Terutama melalui ginjal dengan filtrasi glomeruler.
glikosida, tetapi secara kimiawi tidak memiliki inti yang sama. Aminoglikosida yang diberikan dalam dosis tunggal, me-
nunjukkan jumlah ekskresi renal yang kurang dari dosis yang
Mekanisme kerja diberikan. Karena ekskresi hampir seluruhnya berlangsung
aktivitas tergantung pada kadarnya, pada kadar rendah ber- melalui ginjal, keadaan ini menunjukkan adanya sekuestrasi
sifat bakteriostatik, dan kadar tinggi bersifat bakterisid terhadap ke dalam jaringan terutama pada Gentamisin. Schentag &

10 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


Jusko, 1977, menunjukkan adanya kumulasi tertinggi dalam Penggunaan topikal atau irigasi luka dengan larutan Neo-
jaringan hati, media ginjal, otot skelet dan kelenjar ± 15%. misin 5% pada penderita dengan ginjal normal, juga dapat
Adanya hambatan fungsi ginjal akan menghambat ekskresi menimbulkan tuli saraf. Pada Tobramisin terjadinya gangguan
aminoglikosida yang berakibat terjadinya kumulasi dan cepat vestibuler dan akustik masing - masing sebanyak 0,4%. Amikasin
meningkatnya kadar dalam darah sampai lebih cepat mencapai bila diberikan lebih dari 14 hari juga akan menimbulkan
kadar toksik. gangguan pendengaran.
Juga pada bayi yang baru lahir/prematur dan penderita Selain efek ototoksik, juga timbul effek nefrotoksik dan
usia lanjut, dengan adanya gangguan ekskresi, masa paruh neurotoksik.
akan cepat meningkat.
* Perubahan biologik
Efek samping Adanya pola mikroflora tubuh dan gangguan absorpsi di usus.
Dapat dibagi 3 kelompok : Adanya interaksi obat yang perlu diperhatikan ialah, golongan
1) allergi 2) reaksi irritasi dan toksik 3) perubahan biologik. aminoglikosida dengan suatu diuretika kuat akan menaikkan
* Reaksi allergi yang timbul dengan intensitas beragam mulai ototosik dan nefrotoksik.
dari pruritis, urtikaria, eritema, ruam morbiliform dan maku-
lopapular. Pada yang berat ialah dermatitis eksfoliativa. Beberapa obat antimalaria
Terhadap komponen darah ialah eosinofilia, trombopenia. Quinine : merupakan alkaloid penting dari sinkona. Semua
Gejala lain ialah stomatitis dan demam. alkaloid sinkona dan derivatnya memiliki sifat farmakologik
Reaksi hipersensitivitas jarang terjadi pada Tobramisin, yang kualitatif sama.
Kanamisin, dan Gentamisin.
Farmakodinamika;
* Reaksi iritasi dan toksik Khasiat khusus Sinkona tergantung pada kadar kina yang
Timbulnya reaksi iritasi dan rasa nyeri terjadi ditempat suntik. terdapat di dalamnya.
EfekI ototoksik; terutama terhadap saraf N VIII mengenai Mempunyai beberapa efek lokal ialah racun protoplasma
vestibuler dan akustik. dan menghambat proses enzimatik, mengganggu fagositosis
Streptomisin dan Gentamisin lebih mempengaruhi kompo- dan menghambat pertumbuhan fibroblas dalam pembiakan.
nen vestibuler, sedangkan pada Neomisin, Kanamisin dan Sebagai antimalaria terhadap Plasmodium vivax dan Plas-
Amikasin lebih mempengaruhi komponen akustik. Ototoksisitas modium malariae berkhasiat gametosid.
arninoglikosida dapat ditingkatkan oleh pelbagai faktor, antara Efek sentral pada susunan saraf pusat, effek analgetik dan
lain besarnya dosis, gangguan faal ginjal, usia lanjut. Pada antipiretika. Efek kardiovaskuler dengan dosis tunggal 5 gram
penderita yang pernah mendapat suatu obat ototoksik dan langsung menyebabkan depresi miokard. Terhadap otot polos,
juga bila diberikan asam etakrinat (diuretika kuat). sebagai abortivum terhadap kontaksi uterus dan dosis tinggi
Gangguan vestibular gejala dininya ialah sakit kepala yang membahayakan fetus. Efek, terhadap darah dapat mengakibat-
kemudian diikuti fase akut dengan gejala pusing, mual, muntah kan hemolisis; Terhadap saluran cerna mengakibatkan iritasi
dan gangguan keseimbangan. Pada fase kronik, gejala nyata lambung.
waktu berjalan. Pada fase kompensasi, gejala bersifat laten
dan hanya menjadi nyata bila menutup mata. Gejala -gejala Farmakokinetika
ini bersifat reversibel dan kadang-kadang juga pada beberapa Absorpsi per oral baik, konsentrasi dalam plasma dicapai
penderita timbul sekuele. Pemulihan sempuma 12 sampai 18 dalam 1 sampai 4 jam setelah pemberian oral, sama dengan
bulan. pemberian intravena. Kurang lebih 70% kina dalam plasma
Secara patologis, kerusakan terdapat pada nuklei koklearis terikat dengan protein dan hal ini yang menyebabkan rendah-
ventrikuler di batang otak yang meluas ke ujung serabut nya kadar kina dalam plasma. Distribusi luas dalam hati,
saraf di koklea. Dengan dosis 2 gram per hari selama 60 tetapi kurang dalam paru-paru, ginjal dan limpa.
sampai 120 hari, gejala terlihat pada 75% penderita. Dan Ekskresi
dengan dosis 1 gram per hari, gejala terlihat pada 25% pen- Terutama dalam win dan sebagian kecil dengan tinja, getah
derita. lambung, empedu dan liur. Ekskresi lengkap dalam waktu
Gentamisin mempunyai angka ototoksisitas 2%, dan 66% 24 jam.
di antaranya berupa gangguan vestibuler, sedangkan untuk Efek samping
Kanamisin sekitar 7%. Keracunan kina disebabkan kelebihan dosis atau reaksi kepeka-
Pada gangguan akustik, tidak selalu terjadi pada kedua an. Dosis fatal kina untuk dewasa kurang lebih 8 gram.
telinga sekaligus. Pada mulanya kepekaan terhadap golongan Gejala keracunan " sinkonism", bila ringan yang terkena dahulu
frekuensi tinggi akan berkurang dan ini tidak disadari oleh ialah sistem pendengaran berupa tinitus dan sistem penglihatan.
penderita. Gejala dini berupa tinitus bernada tinggi. Mula-mula penderita merasa mual, muntah, kabur dan telinga
Patologi kerusakan akustik terutama berupa degenerasi berdenging. Pada yang berat dapat terjadi perangsangan susunan
berat sel-sel rambut luar pada telinga dalam. Sel organ Corti saraf ialah bingung, gelisah dan delirium.
juga mengalami kerusakan. Frekuensi gangguan akustik akibat Reaksi idiosinkrasi pada penggunaan kina berupa kemerahan
Streptomisin 4 sampai 15%, bila terapi lebih dari 1 minggu. pada kulit, gatal-gatal dan bercak merah, demam, gangguan
Gentamisin 34% dari 2% ototoksisitas. Kanamisin 30%. Neo- pada lambung, sesak napas, ketulian dan gangguan penglihatan.
misin paling mudah menimbulkan tuli saraf. Gejala- gejala ini akan hilang bila obat dihentikan.

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 11


Choroquine : juga sebagai obat anti -malaria, anti -radang dan Khasiatnya terutama terhadap jenis tumor sarkoma dan
juga sebagai amebesid, merupakan derivat 4-aminoquinoline. leukemia, dan juga pada tumor testis yang biasanya dikombi-
Mekanisme kerja obat ini diduga berhubungan dengan sintesa nasi dengan Vinblastin dan Bleomisin. Akan terjadi remisi
asam nukleat dan nukleoprotein. Absorpsi melalui oral baik, pada ± 74% dari penderita.
dan kurang lebih 8% dikeluarkan melalui tinja. Efek samping Gejala toksik yang timbul pada DDP ialah nausea, vomitus.
yang mula-mula timbul seperti juga pada penggunaan Quinine, Hal ini terjadi pada semua penderita yang diberi DDP, sesudah
tetapi pada efek toksik yang kronik dapat mengakibatkan 1 jam, dan akan berlangsung 4 sampai 6 jam dan bahkan
diare, nausea, pusing, ketulian, porfiria, badan merasa lemah, sampai berminggu -minggu. Efek samping lain ialah nefrotoksik
penglihatan kabur, adanya lesi pada kornea dan adanya dan ototoksik yang dimulai dengan timbulnya tinitus, ke-
kerusakan pada retina. Ketulian terjadi karena kerusakan organ hilangan pendengaran, atau kadang -kadang kedua - duanya.
Corti baik pada penggunaan Quinine dan Chloroquine, hal Kehilangan pendengaran ini terutama pada suara dengan
ini belum ada penelitian lebih lanjut. Kerusakan yang terjadi frekuensi tinggi lebih dari 4000Hz, dan biasanya bersifat
pada retina biasanya irreversibel. Juga pemberian obat ini irriversibel. Mengenai hal ini mekanismenya belum jelas.
pada ibu hamil, dapat mengakibatkan efek teratogenik pada Pemberian obat tersebut pada wanita hamil akan meng-
fetus. akibatkan efek teratogenik berupa malformasi janin, dan juga
Golongan Salisilat terjadi ketulian.
Pemakaiannya secara sistemik, dan asam salisilat sendiri bersifat KESIMPULAN
iritatif sehingga digunakan sebagai obat luar. Telah dibahas obat-obat yang dapat menyebabkan ketulian:
Farmakodinamika : mempunyai efek analgesik, antipiretik dan golongan aminoglikosida, obat anti malaria, golongan salisilat,
anti-inflamasi. Juga adanya efek urikosurik tergantung dari dan obat anti kanker.
dosis, efek pada saluran cerna pada pemberian per oral dapat Dari golongan amonoglikosida, yang paling sering pemakai-
mengakibatkan gangguan epigastrium, mual dan muntah. annya dan sering menimbulkan ketulian ialah Spreptomisin,
Efek pada pernapasan sangat penting, karena gejala -gejala Gentamisin dan Neomisin. Pemakaian kanamisin cukup banyak,
yang terdapat pada pernapasan dapat mencerminkan betapa tetapi persentase ketulian lebih kecil dibandingkan dengan ketiga
seriusnya gangguan keseimbangan asam basa dalam darah. obat tersebut. Efek teratogenik sering terjadi pada pemberian
Efek pada sistem kardiovaskuler dapat menimbulkan vaso- golongan aminoglikosida, yaitu berupa ketulian pada janin.
dilatasi pembuluh darah perifer. Untuk golongan anti malaria ialah Quinine dan Chloro-
Efek terhadap darah dapat mengakibatkan hemolisis ringan. quine, karena pemakaian jangka waktu lama sehingga timbul
Efek terhadap metabolisme karbohidrat sangat kompleks, gejala toksik kronik ialah ketulian.
dengan dosis besar meyebabkan hiperglikemia dan glikosuri. Pada golongan salisilat, pamakaian jangka waktu lama dan
Juga dapat mengaktifkan pusat saraf simpatik dan dapat kronik dapat menyebabkan ketulian, yang sifatnya reversibel
menyebabkan pelepasan epinefrin dari medula adrenal sehingga bila obat dihentikan pemberiannya. Oleum Chenopodium
terjadi hiperglikemia. jarang dipakai karena sangat toksik.
Farmakokinetika : Pada pemberian oral diserap cepat. Kon- Obat antikanker, terutama Cis-Platinum (DDP) dapat menye-
sentrasi tertinggi dicapai kira-kira 2 jam setelah pemberian. babkan ketulian.
Distribusi ke seluruhan jaringan tubuh dan cairan antar sel Hendaknya para Teman Sejawat berhati-hati memberikan
dan mudah menembus sawar otak dan sawar uri. obat-obat tersebut di atas baik pada neonatus, bayi, anak,
50 - 90% terikat oleh protein plasma terutama albumin. orang dewasa, orang tua dan juga pada ibu hamil. Hendaknya
Ejek samping: sering timbul, dan gejala pada salisilat dinamakan selama pengobatan monitoring fungsi pendengaran jangan
" salisilismus", berupaya nyeri kepala, pusing, tinitus, pandangan diabaikan.
kabur, rasa bingung, badan terasa lemah, mengantuk, keringat KEPUSTAKAAN
banyak, mual, muntah dan diare. 1. Godman & Gilman's: The Phamacological Basis of Therapeutics, 6 th.ed.
Pada intoksikasi yang lebih berat ialah gangguan susunan p. 1042 - 1045, 1162 - 1180, 1298 - 1299.
saraf pusat, erupsi kulit, gangguan keseimbangan dan pen- 2. FH Meyers, Jawetz E, Goldfein: Review of Medical Pharmacology, 7 th
dengaran berupa ketulian. Gangguan tersebut bersifat rever- ed. p. 556 - 563, p. 653.
3. Farmakologi dan Terapi edisi 2.
sibel bila obat dihentikan. 4. William B, Pratt MD, Raymond W. Ruddon MD., Ph.D: The anti
Oleum Chenopodium Cancer drugs, Oxford University Press 1979, p. 251 - 257.
Merupakan antelmintik yang sekarang tidak digunakan lagi, 5. H. Tuchmann-Duplesis, Drug effect on the fetus, Adis Press Australasia
Pty. Limited, 1976. p. 133 - 137.
karena sangat toksik dan gejalanya berupa mual, muntah, 6. Robert H. Dreisbach. Hanbook of Poisoning, 10 th ed., p. 395 - 399,
kebutaan, ketulian, konvulsi dan koma. n402.
7. Hedi Rosmiati: Uji Teratogenitas Jamu Peluntur pada mencit, 1983.
Obat anti-kanker 8. Halborow CA TD MD FRCS. Deafness and ear disease, Medicine
Yang dapat menyebabkan ketulian ialah : Cis-diamine dichloro Digest Asia, vol. 3 No 2 February 1985, p. 5 - 12.
platinum (DDP), merupakan suatu derivat yang terdiri dari 9. American Medical Association Departement of Drugs, Use of drugs
Platinum dengan aktivitas anti-tumor. during pregnancy, 3rd. ed. Littleeton: Publishing Sciences Froup 1977:
XXVII-XXVIII.
Diterangkan bahwa bagian sel tersebut dihambat oleh 10. Kawaguchi H. Discovery and Activity of Kanamisin J. Inf. Dis 1976.
elektroda Platinum dan dikatakan bahwa yang bentuk Cis p. 242 - 248.
lebih efektif. Telah dibacakan pada Ceramah Klinik Problema dan Tatalaksana
Kekurangan Pendengaran, Semarang - 27April 1985.
12 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985
Penyakit Anak Penyebab Ketulian
Dr. Tjipta Bahtera
Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Semarang

PENDAHULUAN nya tidak jelas, yaitu gangguan pendengaran tipe "sentral "
Pendengaran mempunyai peranan penting dalam berbicaa dan gangguan tipe "psikogenik". Gangguan pendengaran tipe
dan komunikasi "verbal". Fungsi pendengaran terhadap tumbuh " sentral" terjadi setelah anak sembuh dari penyakit berat
kembang anak secara optimal sangat besar. Gangguan pen- pada awal kehidupan.
dengaran sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan
sosial, jadi diagnosis adanya gangguan pendengaran secara PENYEBAB KETULIAN PADA ANAK
dini sangat penting. Gangguan pendengaran dapat tidak jelas Ketulian pada anak disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu :
sehiggan diagnosis sering terlambat. ' Gangguan pendengaran * Genetika / heriditer
intensitas dan frekuensi suara. Di Inggris, Jerman, dan Amerika didapatkan 1 di antara
"Handicap" yang timbul akibat gangguan pendengaran ter- 2000 - 3000 kelahiran menderita ketulian karena faktor genetik.
gantung derajat ketulian. Di USA, 15% anak usia prasekolah Ketulian karena faktor genetik ini merupakan 50% dari pen-
mempunyai gangguan pendengaran ringan sampai berat. Setiap derita congenital deafness. la dapat diwariskan secara autosomal
tahun didapatkan 3000 sampai 4000 bayi lahir dengan ketuli- recessive, meliputi 33%; autosomal dominant meliputi 15% dan
an dan 5000 anak dengan ketulian yang memerlukan pendidik- X - /inked recessive meliputi 2%3 Manifestasi ketulian karena
an khusus dan pelayanan rehabilitasi. faktor genetik dapat terjadi tidak pada awal kehidupan.
Terdapat dua gangguan pendengaran yang sering, yaitu: Penyakit yang bersifat heriditer di antaranya adalah :
* Gangguan pendengaran "konduktif' — Golongan autosomal resesif :
* Gangguan pendengaran "sensoneural". Sindroma Pandred
Gangguan pendengaran tipe konduktif merupakan 85% di Suatu ketulian yang disertai gangguan metabolisme iodine
antara gangguan pendengaran yang terdapat pada infan dan (goiter) Albers
anak usia prasekolah1, 2 . Gangguan pendengaran tipe ini di- Penyakit Schonberg
sebabkan adanya kelainan/penyakit di liang telinga luar dan Adanya kelainan penulangan, adanya penebalan korteks dan
tengah. Gangguannya berupa kelainan kongenital, adanya trabekula. Pada penderita ini didapatkan ketulian dan
benda asing ataupun infeksi yang mengakibatkan adanya gangguan penglihatan akibat atropi optik dan anemi.
ti mbunan cairan/pus atau perlengketan-perlengketan. — Golongan autosomal dominan :
Sembilan puluh persen gangguan pendengaran jenis ini Sindroma Waardenburg
dapat dikoreksi dengan pengobatan atau tindakan bedah. Adanya ketulian disertai adanya kelainan kedua warna
Gangguan pendengaran tipe "sensoneural " , terjadi akibat iris berbeda (heterokromia iridum) kedua jarak mata lebih
adanya kerusakan di sel rambut atau saraf N VIII. sebagai lebar akibat adanya lipatan kulit epikantus yang lebih
penyebab adalah anomali kongenitalis, heriditer, trauma kepala, jelas, dan terdapat sekelompok rambut putih di bagian muka
obat yang bersifat ototoksik dan infeksi. Gangguan pendengar- kepala
an jenis ini sulit untuk dikoreksi dengan pengobatan atau * Kelainan bentuk (malformasi)
tindakan pembedahan. Gangguan pendengaran jenis ini sangat Adanya defektif pada embriogenesis.
berpengaruh atas terjadinya handikap.
Di samping dua jenis gangguan pendengaran yang tersebut * Faktor prenatal
di atas, terdapat gangguan pendengaran yang patogenesis- Infeksi intrauterin dapat menyebabkan cacat berupa ketulian

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 13


pada bayi yang dilahirkan.4,5 Infeksi virus pada ibu dengan * Gangguan dalam transportasi
mengenai bayinya secara transplasental. Umur kehamilan pada * Gangguan dalam ekskresi 6
ibu dengan infeksi virus (viremia) berpengaruh terhadap ter- Gangguan pendengaran karena faktor perinatal berupa high
jadinya viremia pada fetusnya. Infeksi rubela yang terjadi tone deafnes. Cacat pendengaran pada anak akibat faktor/sebab-
pada umur kehamilan 8 mg mengakibatkan infeksi rate pada sebab pada masa perinatal biasanya disertai kelainan lain,
fetus sebesar 50% dan bila infeksi tersebut terjadi pada umur sebagai cerebral palsy. Gangguan pendengaran pada cerebral
kehamilan 10 mg, infeksi rate yang terjadi pada fetusnya palsy akan mengakibatkan speech retardasi. Ganguan bicara
menurun menjadi 10%5 pada cerebral palsy berkisar 50%5 .
Bentuk ketulian akibat infeksi intrauteri adalah high tone * Faktor post natal
deafness/neurosensoral deafness.
- Trauma kepala
Bayi yang dilahirkan dengan infeksi intrauterin kadang- - Infeksi — otitis media
kadang tidak menunjukkan gejala klinis infeksi (asimtomatik). — parotitis
Penyakit pada ibu hamil yang mengakibatkan viremia pada
— meningitis.
fetus dan akan menghasilkan bayi dengan cacat bawaan ter-
masuk ketulian adalah : Meningitis
- Rubella Meningitis ada dua jenis yaitu : meningitis purulenta
- Sifilis kongenital
meningitis serosa
- Toksoplasmosis Meningitis purulenta ialah radang selaput otak yang me-
- Cytomegalovirus. nimbulkan proses eksudasi berupa pus yang disebabkan oleh
* Faktor Perinatal kuman non spesifik dan non virus.
Keadaan anoksia, kernicterus dan infeksi pada perinatal dapat Meningitis serosa ada dua jenis yaitu meningitis yang di-
menyebabkan cacat ketulian pada neonatus. Anoksia perinatal sebabkan oleh kuman spesifik dan yang disebabkan oleh
terjadi karena adanya asfiksia neonatorum. Asfiksia neonatorum virus (aseptik meningitis).
ini dapat terjadi akibat berbagai faktor, yang pada pokok- Gejala meningitis meliputi :
nya adanya konsumsi 02 pada janin tidak memadai. * gejala infeksi akut : panas, nafsu makan tidak ada, anak lesu.
Faktor - faktor tersebut adalah : * gejala kenaikan tekanan intrakranial : tumpah, kesadaran
Faktor ibu: - hipoksia pada ibu oleh karena faktor paru-paru, menurun, kejang-kejang, ubun-ubun besar menonjol, cho-
jantung maupun anemia pada ibu. keddisc dari papillae nervi optici.
- aliran darah ke uterus tidak memadai akibat ibu * gejala rangsangan meningeal : kaku duduk, Kernig, Brud-
menderita hipotensi maupun hipertensi. zinky I dan II positip.
Meningitis purulenta/meningitis bakterial
Faktor plasenta: infark, perdarahan plasenta (plasenta previa, Penyebab meningitis purulenta yang tersering adalah Hemo-
solusio plasenta). philus influenza, Diplococus pneumoniae, Neisseria meningiti-
Faktor janin : jepitan tali pusat dis, Streptococcus B hemoliticus, Staphylococcus aures, E coil
penyakit/kelainan paru bayi, yaitu Hyalin dan Salmonella sp. 7 Di Jakarta, penyebab meningitis yang
membran disease, Mekonium aspirasi pneumo- tersering adalah Salmonella Sp. (Sumarno dkk) 1983.
nia. pneumotoraks, sindroma Mikety Wilson,
kelainan kongenital. Hasil penelitian di boston pada anak usia sekolah menun-
kelainan jantung . penyakit jantung kongenital jukkan, menigitis bakterial merupakan 8 - 24 penyebab ke-
kelainan darah : nipovolemia, hiperviskositas tulian berat. 8 Penderita meningitis bakteri yang dapat hidup,
kelainan metabolisme : hipoglikemia., hipo- 5-35%4 mengalami gejala sisa berupa penurunan pendengar-
termi, asidosis an. 8 ,9 Gangguan pendengaran yang terjadi adalah jenis " sen-
faktor sentral : perdarahan, edema, pengaruh soneural", baik parsial atau total dan dapat unilateral maupun
obat. bilateral meliputi 23%. Tujuh puluh persen merupakan gangguan
pendengaran parsial.
* Kernicterus Saat terjadinya gangguan pendengaran tidak diketahui secara
Kernicterus ialah kerusakan otak akibat perlekatan bilirubin pasti. Kecepatan saat pemberian pengobatan sangat menentu-
indirek pada otak terutama pada korpus stratum, talamus, kan terjadinya ketulian. Pengobatan yang telah diberikan
nukleus subtalamus, hipokampus dan nukleus pada dasar sebelum 32 jam perjalanan penyakit tidak didapatkan gejala
ventrikel IV. Kernicterus terjadi akibat peninggian . kadar bili- sisa berupa ketulian, sebaliknya bila pengobatan baru diberi-
rubin indirek sehingga mencapai keadaan yang disebut sebagai kan setelah penyakit berjalan 72 jam dapat terjadi gejala sisa
hiperbilirubinemia, yaitu bila kadar bilirubin mencapai 12 mg% ketulian. 8
untuk bayi cukup bulan dan 15 mg% untuk bayi kurang Terjadinya ketulian mempunyai hubungan yang bermakna
bulan (Brown). dengan kadar gula dan jumlah sel lekosit dalam cairan sere-
Hiperbilirubinemia dapat terjadi akibat : brospinal. Ketulian banyak terjadi pada penderita dengan kadar
* hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas darah Rh, gula cairan serebrospinal 22 mg% dan tidak terjadi pada kadar
ABO, defisiensi enzim dan sepsis. gula cairan serebrospinal 44 mg%. Ketulian tidak dijumpai
* Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi hepar pada penderita dengan hasil pemeriksaan lekosit dalam cairan

1 4 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


serebrospinal kurang dari 5000/mm 3 . Jenis kuman penyebab infeksi : otitis media akuta
juga mempunyai peranan yang berbeda terhadap terjadinya parotitis
gejala sisa ketulian. meningitis
Diplococcus pneumoniae dan H Influenzae menyebabkan
ketulian berkisar 40%, dengan survial rate nya berkisar 50%. KEPUSTAKAAN
Sedangkan N. meningitidi menimbulkan ketulian sebanyak
52% (survival rate nya sebesar 29%)8 . 1. Vaughan VC et al ed : Nelson Texbook of Pediatrics, 10 st ed, Tokyo :
Ketulian akibat meningitis karena pneumokkok sebesar 33%, Igoku Shiin Ltd, pp 117 - 120, 1311, 1482 - 1483.
karena kuman H Influenae tipe B 9% dan karena me- 2. Rankeburg WK, Thornton SM, Cohrs ME Developmental Diagnosis.
ningokok sebanyak 5% 9 . New York (1981), pp 67 - 70.
Pada meningitis karena virus (aspetik meningitis), tidak di- 3. Steele MW. Geneticsof congenital Deaffness. Paediatric Clinics of North
jumpai gejala sisa ketulian. America. Symposium on Pediatric Otolarygology. 1981; 28 : 973 - 980.
Ketulian pada penderita meningitis karena kuman spesifik 4. Hansshaw JB. School Failure and Deafness After Silent Congenital
Cytomegalovirus infection. N Engl J Med. 1976; 295 : 468 - 470.
disebabkan karena proses penyakitnya ataupun karena pemakai-
5. Hutchindon JH. Practical Paediatric Problems, 5 th ed, London : Lloyd -
an obat ototoksik. Patofisiologi terjadinya ketulian pada me- Wike Ltd, 1980, pp 48 - 68; 188 - 195, 469 - 527.
ningitis, yaitu akibat perluasan radang ke saraf pendengaran 6. Monintja HE. Penanganan ikterus pada bayi ban' lahir. Kumpulan Naskah
atau ke labirin melalui akuaduktus koklearis. Terdapat proses Seminar Simposium Neonatologi. Badan Kerjasama Neonatologi Indo-
nekrosis dari membranous labyrinth. Akibat toksin dari bakteri nesia IKA UI, Jakarta, 1977.
dapat terjadi toksik/serous labirintis. Ketulian akibat serous 7. Menkes JH. Texbook of Child Neurology, 2nd, Philadephia, 1975. pp 219,
labirintis biasanya parsial dan reversible, sedangkan ketulian 276 - 313.
akibat distruksi membranous labyrinth atau distruksi dari N 8. Nadal BJ et al. Hearing loss as a sequellae of Meningitis. The Lary-
VIII akibat perluasan radang supuratif dari ruangan subara- ngoscope. 1978; 88 : 739 - 755.
chnoid biasanya total dan irreversible. 9. Kaplan LS et al. Onset of Hearing loss in children with Bacterial Mening-
itis. Pediatrics 1984; 73 : 575 - 578.
otitis media 10. Falkner F ed : Prevention in Childhood of Health Problems in Adult
in Adult Life. Geneva : Wld Hlth Org., 1980, pp 101.
Prevalensi otitis media akuta pada anak tinggi. Paling sedikit
11. Kaplan LS et al. Ataxia and Deaffness in children due to Bacterial
90% anak di bawah umur 6 tahun pernah mengalami otitis Meningitis. Pediatrics 1981; 68 : 8 - 13.
media akuta. Hasil penelitian di Alaska pada penderita yang
12. Klaus MH, Fanaroff, AA. Care of the High-Risk Neonate, London :
mengalami otitis media pururenta setelah diikuti selama 10 WB Saunders Co, 1963, pp 161 - 181.
tahun diketemukan 40% mengalami perforasi atau skar pada 13. Lincoln EM, Swell EM. Tuberculosis in Children, London : Mc Graw
membrana timpani, dan 16% mengalami gangguan pendengar- Hill Book Co, 1963, pp 161 - 181.
an secara bermakna.
Di Inggris pada penelitian 403 penderita setelah mengalami Telah dibacakan pada Ceramah Klinik Problema dan Tatalaksarta
otitis media akuta, 17% mengalami kehilangan pendengaran Kekurangan Pendengaran, Semarang € 27Apri11985.
20dB atau lebih sedangkan kelompok kontrol hanya 4,5%.
Parotitis
insidensi ketulian akibat parotitis 1 : 15000. Ketulian yang
terjadi biasanya unilateral, total dan menetap. Terjadinya dapat
perlahan-lahan atau mendadak. Terjadinya ketulian akibat
adanya labirintis atau retrograde demyelinisasi pada saraf N VIII.
RINGKASAN
Ketulian pada anak dapat menghambat tumbuh kembang
anak secara optimal. Pengenalan ketulian pada anak secara
dini penting untuk penanganan secara komprehensif dengan
maksud mencegah terjadinya handicap lebih lanjut.
Ada dua tipe gangguan pendengaran yaitu tipe konduktif,
meliputi 95% dan tipe sensoneural.
Penyebab ketulian pada anak ada beberapa faktor yaitu :
* Faktor genetik/heriditer : diwariskan secara "autosomal
reresessive"; (terbanyak), "autosomal dominant" X-linked
recessive"
* Faktor malforinasi
* Faktor prenatal : infeksi intrauteri
* Faktor perinatal : anoksia
kern icterus
infeksi
* Faktor post natal : trauma kapitis

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 15


Diagnosis Kekurangan Pendengaran
Dr. Dwi Priyo Miyoso, Dr. Nice Mewengkang L,
Dr. Dullah Aritomoyo
Bagian THT Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/
RS. Dr. Kariadi, Semarang

PENDAHULUAN terhadap suara/percakapan yang didengar sama dengan orang


Kekurangan pendengaran (K.P) bukanlah suatu penyakit dewasa 2, 5 , 7
Karena luasnya aspek diagnostik KP. pada kedua golongan
melainkan suatu gejala dari berbagai penyakit/gangguan umur tersebut, maka dalam makalah ini yang diuraikan hanya
telinga 1 - 3 . diagnosis KP. pada anak-anak umur 6 tahun ke atas dan
Penderita dengan keluhan K.P. tidak jarang ditemukan dalam dewasa.
praktek umum di Indonesia, di mana insidensi KP. bilateral Jenis K.P.
saat ini sudah mencapai + 1,9% dari penduduk di Indonesia 4 .
Jenis KP. berdasarkan lokalisasi lesi :
Diagosis sering tidak mudah, oleh karena : (1) Penderita
a). KP. jenis hantaran
kurang kooperatif (terutama anak-anak, penderita gangguan
Lokalisasi gangguan/lesi terletak pada telinga luar dan atau
mental, pendidikan yang kurang, dan usia lanjut), (2) Penye-
bab kekurangan pendengaran itu sendiri sukar diketahui 1.3.5.6 telinga tengah.
Berdasarkan hal tersebut di atas, timbul masalah, bagaimana b). KP. Jenis sensorineural
cara membuat diagnosis K.P. yang sederhana sehingga dapat Lokalisasi gangguan/lesi terletak pada telinga dalam (pada
dipakai oleh dokter-dokter umum di daerah-daerah namun koklea dan N. VIII).
hasilnya cukup dapat dipercaya. c). K.P. Jenis campuran
Lokalisasi lesi/gangguan pada telinga tengah dan telinga
BATASAN DAN RUANG LINGKUP dalam.
Yang dimaksud dengan kekurangan pendengaran adalah d).KP. Jenis sentral
keadaan di mana seseorang kurang dapat mendengar dan Lokalisasi gangguan/lesi pada nukleus auditorius di batang
mengerti suara/percakapan yang didengarnya1,3 otak sampai dengan koteks otak. 3 . 8
Untuk mendiagnosis KP., sebagai dokter umum cukuplah e). KP. Jenis fungsional
memperhatikan keempat aspek penting berikut ini : Pada K.P. Jenis ini tidak dijumpai adanya gangguan/lesi
1. Penentuan pada penderita apakah ada KP. atau tidak organik pada sistem pendengaran baik perifer maupun
2. Jenis KP. sentral, melainkan berdasarkan adanya problem psikologis
3. Derajat K.P. atau emosional. 2,3
4. Menentukan penyebab KP. Untuk K. P. jenis sentral dan fungsional, mengingat masih
terbatasnya pengetahuan proses pendengaran di wilayah
Penentuan pada penderitaan apakah ada K.P. atau tidak tersebut, di samping masih belum banyak dikenal teknik uji
Dalam penentuan apakah ada KP. atau tidak pada pen- pendengaran yang dapat dimanfaatkan untuk bahan diagnostik,
derita, hal penting yang harus diperhatikan adalah umur pen- maka pada makalah ini akan dibatasi pada diagnosis KP.
derita. Respon manusia terhadap suara/percakapan yang di- jenis hantaran, sensorineural dan campuran saja.
dengarnya tergantung pada umur pertumbuhannya. Usia 6
Derajat K.P.
tahun diambil sebagai batas. Kurang dari 6 tahun respons
Klasifikasi derajat KP. menurut ISO 1964 dan ASA 1951
anak terhadap suara/percakapan berbeda-beda tergantung
umurnya, sedangkan umur lebih dari 6 tahun, respons anak (dikutip oleh Mangape D) adalah sebagai berikut :

16 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


Derajat KP. "dB loss" ISO 1964 ASA 1951 rantai tulang pendengarannya.
- pendengaran normal - 10 - 26 dB - 10 - 15 dB b) Tes fungsi pendengaran
- ringan 27 - 40 dB 16 - 29 dB 1. Tes bisik :
- sedang 41 - 55 dB 30 - 44 dB - Tidak dapat mendengar suara bisik pada jarak 5 meter.
- sedang - berat 56 - 70 dB 45 - 59 dB - Sukar mendengar kata-kata yang mengandung nada
- berat 71 - 90 dB 60 - 79 dB rendah.
- sangat berat lebih 90 dB lebih 80 dB 2. Tes garputala :
- Rinne (-), dengan memakai garputala 250 Hz (hantaran
Keterangan: "dB loss" di sini diambil rata-rata kekurangan tulang lebih baik dari hantaran udara).
pendengaran hantaran udara pada frekuensi 500, 1000 dan - Weber lateralisasi kearah yang sakit (memakai garputala
2000 Hz. 250 Hz).
- Schwabach memanjang (memakai garputala 512 Hz).
Menentukan Penyebab K.P. 3. Tes Audiometri
Menentukan penyebab K. P. merupakan hal yang paling sukar * Audiometri nada murni :
di antara ke 4 batasan/aspek tersebut di atas. - Hantaran tulang lebih baik dari hantaran udara.
Untuk itu diperlukan : - Hantaran tulang dalam batas normal.
- Anamnesis yang luas dan cermat tentang riwayat terjadinya - Ada kesenjangan antara hantaran udara dan hantaran
K.P. tersebut. tulang lebih dari 15 dB (disebut gap).
- Pemeriksaan umum dan khusus (telinga, hidung dan teng- - Nilai ambang hantaran udara tidak akan melebihi 60 dB.
gorokan) yang teliti. * Audiometri nada tutur :
- Pemeriksaan penunjang (bila diperlukan seperti foto Ro, - Nilai ambang persepsi tutur bergeser ke kanan pada
laboratorium), dan sebagainya.3 11 gambaran audiogramnya.
- Nilai diskriminasi tutur dapat mencapai 100% bila
GEJALA DAN TANDA-TANDA
intensitas suara diperkeras.
K.P. Jenis hantaran
Pada K.P. jenis ini, transmisi gelombang suara tidak dapat K.P. Jenis Sensorineural
mencapai telinga dalam secara efektif. Ini disebabkan karena K.P. jenis ini merupakan problem yang menjadi tantangan
beberapa gangguan/lesi pada kanal telinga Iuar, rantai tulang bagi para dokter. Masalahnya adalah : (1) Dari semua jenis 4,9
pendengaran, ruang telinga tengah, fenestra ovalis, fenestra K.P. maka K.P. jenis sensorineural inilah yang terbanyak .
rotunda dan tuba auditiva. Pada bentuk yang murni (tanpa terutama pada pekerja industri, dan usia lanjut. (2) K.P. jenis
komplikasi) biasanya tidak ada kerusakan pada telinga dalam ini umumnya irrebersibel dan jelas mempengaruhi kepribadian
maupun jalur persyaratan pendengaran (N.VIII). Ini merupa- penderita yang dapat berkembang kearah yang kurang baik.
kan perbedaan yang prinsipiil dengan K.P. jenis lainnya. Adanya efek psikologis pada kepribadian penderita inilah
menurut pandangan Sataloff J. (1966), maka K.P. jenis senso-
Gejala
rineural mempunyai latar belakang medis penting.3
a) ada riwayat keluarnya carian dari telinga atau riwayat infeksi
telinga sebelumnya. Gejala
b) Perasaan seperti ada cairan dalam telinga dan seolah-olah a) Bila K.P.bilateraldan sudah diderita lama, suara percakapan
bergerak dengan perubahan posisi kepala. penderita biasanya lebih keras dan memberi kesan seperti
c) K.P. yang terjadi dapat timbul secara mendadak setelah suasana yang tegang dibanding orang normal. Perbedaan ini
mandi, bangun tidur atau setelah membersihkan kotoran telinga lebih jelas bila dibandingkan dengan suara yang lembut dari
luar dengan ujung jarinya. penderita K.P. jenis hantaran, khususnya otosklerosis.
d) Dapat disertai tinitus (biasanya suara nada rendah atau b) Bila ada tinitus biasanya nada tinggi sebagai suara yang
mendengung) mendering atau menyiut -nyiut.
e) Bila kedua telinga terkena, biasanya penderita berbicara c) Penderita lebih sukar mengartikan/mendengar suara/
dengan suara lembut (soft voice) khususnya pada penderita percakapan dalam suasana gaduh dibanding suasana sunyi.
otosklerosis. d) Dapat pula ada riwayat trauma kepala, trauma akustik,
f) Kadang-kadang penderita mendengar lebih jelas pada suasana riwayat pemakaian obat-obat ototoksik ataupun penyakit sis-
ramai (parakusis Wilisiana). temik sebelumnya.
Kadang-kadang mengeluh tidak dapat mendengar dengan Tanda-tanda
haik waktu makan, bahkan seperti mendengar suara gaduh a) Pemeriksaan fisik/otoskopi :
waktu mengujah. Kanal telinga luar maupun selaput kendang telinga normal.
Tanda-tanda b) Tes fungsi pendengaran :
a) Pemeriksaan fisik/otoskopi 1. Tes bisik :
1. Ada sekret dalam kanal telinga luar, perforasi kendang - Tidak dapat mendengar percakapan bisik pada jarak 5
telinga ataupun keluarnya cairan dari telinga tengah. meter.
2. Dapat juga kanal telinga luar/selaput kendang telinga tampak - Sukar mendengar kata-kata yang mengundang nada tinggi
normal, misalnya : pada otosklerosis, di mana yang terkena (huruf konsonan).

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 17


2. Tes garputala :
- Rinne (+), hantaran udara lebih balk dari pada hantaran DIAGNOSIS KEKURANGAN PENDENGARAN
tulang. Setelah memahami gejala dan tanda-tanda berbagai jenis
- Tes Weber ada lateralisasi ke arah telinga sehat. kekurangan pendengaran tersebut di atas, akan diuraikan
- Tes Schwabach ada pemendekan hantaran tulang. lebih lanjut bagaimana penerapannya dalam membuat diagnosis
3. Tes audiometri nada murni : KP. sepraktis mungkin, tetapi cukup bagi dokter- dokter umum.
Pada prinsipnya meliputi :
- Ada penurunan nilai ambang hantaran udara dan hantaran
A. Anamnesis (lihat gejala dan lampiran).
tulang, biasanya akan lebih berat mengenai frekuensi
B. Pemeriksaan, yang meliputi
tinggi.
a. Fisik/otoskopik telinga, hidung dan tenggorok (lihat tanda-
- Hantaran udara berimpit dengan hantaran tulang.
- Kadang - kadang disertai adanya suatu dip pada frekuensi tanda).
b. Tes fungsi pendengaran : Tes bisik, Tes garputala, Tes
tinggi (4000 Hz untuk trauma akustik, obat ototoksik audiometri.
dsb.).
c. Pemeriksaan penunjang (bila diperlukan).
4. Tes audiometri nada tutur :
- Nilai diskriminasi tutur (NDT) tidak dapat mencapai 100%
Tes fungsi pendengaran
meskipun intensitas suara diperkeras.
- Dapat terjadi fenomena recruitment. TES BISIK
Suatu tes pendengaran dengan memberikan suara bisik berupa
K.P. Jenis Campuran kata-kata kepada telinga penderita dengan jarak tertentu. Hasil
Merupakan kombinasi dari KP. jenis hantaran dan K.P. jenis tes berupa jarak pendengaran yaitu jarak antara pemeriksa
sensorineural. Mula-mula K.P. jenis ini adalah jenis hantaran dan penderita di mana suara bisik masih dapat didengar 6 .
( misalnya : otosklerosis), kemudian berkembang lebih lanjut Cara pemeriksaan : lihat lampiran.
menjadi gangguan sensorineural. Dapat pula sebaliknya mula- Hasil : Normal : 6/6 (17,5 dB) atau
mula K.P. jenis sensorineural lalu kemudian disertai dengan 5/6 (23,6 dB)
gangguan hantaran, seperti misalnya : presbiakusis kemudian K.P. derajat ringan : 4/6 (39,8 dB)
terkena infeksi otitis media. Peristiwa yang lain yang juga K.P. derajat sedang : 3/6 (44 dB)
dapat terjadi kedua gangguan tersebut terjadi bersama-sama. K.P. derajat sedang berat : 2/6 (51,5 dB)
Misalnya : trauma kepala yang berat sekaligus mengenai K.P. derajat berat : 1/6 (85. dB)
telinga tengah dan telinga dalam.
Gejala -gejala
Gejala yang timbul juga merupakan kombinasi dari kedua
TES GARPUTALA
komponen gejala K. P. jenis hantaran dan sensorineural, ter-
gantung mana yang lebih dulu terjadi, dapat pula terjadi Tes ini dapat menentukan jenis-jenis K.P. Dikenal ada 3
bersamaan seperti yang terjadi pada trauma kepala tesebut macam tes garputala yang lazim dipakai :
di atas. a. Tes Rinne.
b. Tes Weber.
Tanda-tanda c. Tes Schwabach.
a) Pemeriksaan fisik/otoskopi : Semua tes garputala ini menggunakan garputala 256 Hz dan
- Sperti pada K.P. jenis sensorineural. 512 Hz.
b) Tes fungsi pendengaran :
1. Tes bisik : Tes Rinne
Prinsip: membandingkan kemampuan pendengaran hantaran
- Tidak dapat mendengar suara bisik pada jarak 5 meter.
- Sukar mendengar kata-kata baik yang mengandung nada tulang dan hantaran udara penderita.
rendah maupun nada tinggi. Cara : lihat lampiran.
2. Tes garputala : Hasil : - Tes Rinne (+) bila hantaran udara >> hantaran tulang
- Rinne (-). - Tes Rinne (-) bila hantaran udara << hantaran tulang.
- Weber lateralisasi ke arah yang sehat . - Tes Rinne (+): pada pendengaran normal dan K.P.
Schwabach memendek. jenis sensorineural
3. Tes audiometri : - Tes Rinne (-): pada K.P. jenis hantaran
* Audiometri nada murni
Tes Weber
- Audiogram menunjukkan adanya penurunan nilai ambang
Prinsip: membandingkan kemampuan hantaran tulang pada
hantaran tulang dan hantaran udara, tetapi ada kesejangan
telinga kiri dan kanan penderita.
antara keduanya lebih dari 15 dB pada setiap frekuensi.
Cara : lihat lampiran.
* Audiometri nada tutur : Audiometri nada murni : Hasil : * Lateralisasi ke arah telinga sakit:
- Audiogram menunjukkan pengurangan nilai diskriminasi
- Telinga tersebut K.P. jenis hantaran, telinga lain
tutur (NDT), tidak dapat mencapai 100%. Bila intensitas
normal
suara dinaikkan memang ada perbaikan sedikit tetapi tidak
- Kedua telinga KP. jenis hantaran, tetapi telinga
sampai mencapai 100% 3,10
tersebut lebih berat dari yang lain

18 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


- Telinga tersebut normal/KP. jenis hantaran, sedang gambaran KP. secara kuantitatif.
telinga lain KP. jenis sensorineural. Dari kedua nilai ini, yang paling banyak dipakai
* Tidak ada lateralisasi : - Kedua telinga normal dalam klinik adalah NDT. Hal ini karena di samping
- Kedua telinga KPJH sama secara kuantitatif dapat menunjukkan jenis KP. juga
berat dapat menunjukkan lokasi/kerusakan/lesi pada sistem
- Kedua telinga KPJSN sama pendengaran yang tidak dapat diketahui dengan
berat tes audiometri nada murni. Lokasi lesi tersebut dapat
pada : telinga luar dan tengah, telinga dalam (koklear)
Tes Schwabach
dan retrokoklear.
Prinsip: membandingkan kemampuan pendengaran hantaran Hasil : Hopkinson dan Thompson (1967) membagi NDT
tulang penderita dengan hantaran tulang pemeriksa. sebagai berikut (dikutip oleh Manukbua A) 6 :
Pemeriksa harus normal. a) 90 - 100% dalam batas normal atau ada ketulian
Cara : lihat lampiran
hantaran.
Hasil : - Normal bila kemampuan pendengaran hantaran b) 50 - 80% KP. jenis campuran, KP. jenis senso-
tulang penderita dan pemeriksa sama.
rineural tanpa kelainan koklear.
- Diperpanjang bila kemampuan pendengaran hantar- c) 22 - 48% kelainan koklear.
an tulang penderita lebih lama dibanding pemeriksa. d) kurang dari 22% kelainan retrokoklear6 .
Ini pada KP. jenis hantaran. Manfaat:- Dapat mengetahui KP. secara kualitatif dan kuan-
- Diperpendek bila kemampuan pendengaran hantar- titatif.
an tulang pendengaran lebih pendek dibanding - Dapat mengetahui lokalisasi kerusakan telinga dan
pemeriksa. Ini pada KP. jenis sensorineural 7 , 8 jalur persyarafan pendengaran.
Tes audiometri - Dapat mengetahui perbaikan pendengaran sesudah
Ini merupakan tes pendengaran dengan alat elektroakustik. ti m panoplastik.
Tes ini meliputi : - Audiometri nada murni. - Untuk pemilihan alat bantu dengar yang cocok.
- Audometri nada tutur.
* Audiometri nada murni Pemeriksaan penunjang
Prinsip: Mengukur nilai ambang hantaran udara dan hantar- Pemeriksaan ini diperlukan bila ada indikasi, khususnya
an tulang penderita dengan alat elektroakustik. KP. yang erat hubungannya dengan penyakit sistemik, penyakit
Mat tersebut dapat menghasilkan nada-nada tunggal intrakranial, dan untuk mengenyampingkan penyakit organik
dengan frekuensi dan intensitasnya dapat diukur. pada K.P. jenis fungsional. 3,7
Untuk mengukur nilai ambang hantaran udara pen-
derita menerima suara dari sumber suara lewat hea- RINGKASAN
phone, sedangkan untuk mengukur hantaran tulangnya Kekurangan pendengaran adalah merupakan gejala dari
penderita menerima suara dari sumber suara lewat suatu penyakit/gangguan telinga yang tidak dapat dipisahkan
vibrator. dari penyebabnya.
Hasil : lihat pada uraian gejala dan tanda-tanda. Kekurangan pendengaran tersebut terdiri dari berbagai jenis
Manfaat: - Dapat mengetahui keadaan fungsi pendengaran yang berbeda-beda lokalisasi patologinya sehingga diagnosisnya
masing - masing telinga secara kualitatif (pendengaran juga berbeda-beda. Disamping itu derajat KP. yang terjadi
normal, KP. jenis hantaran, KP. jenis sensorineural, juga berbeda-beda mulai dari yang ringan sampai berat.
dan KP. jenis campuran). Protokol diagnostik KP. terdiri dari : anamnesis riwayat
- Dapat mengetahui derajat kekurangan pendengaran penyakit telinga, pemeriksaan khusus telinga, hidung dan
secara kuantitatif (normal, ringan sedang dan berat). tenggorok, tes fungsi pendengaran dan pemeriksaan penunjang.
Derajat KP. disini ditentukan dengan mengambil Diagnostik KP. jenis hantaran lebih mudah bila dibanding-
nilai rata-rata dari ambang pendengaran hantaran kan dengan KP. jenis lain. Hal ini karena kelainan patologi-
udara pada frekuensi 500; 1000 dan 2000 Hz 5 nya dapat diketahui dengan jelas dan tes fungsi pendengaran
* Audiometri nada tutur : dengan alat sederhana sudah cukup memadai. Sedangkan KP.
Prinsip: Mengukur kemampuan pendengaran penderita yang jenis lain diagnostik lebih sukar oleh karena kelainan patolo-
ginya lebih sulit diketahui dan tes fungsi pendengarannya lebih
dinyatakan dengan dua titik penting :
1) Nilai ambang persepsi tutur (NPT) yaitu ambang rumit dan memerlukan alat yang lebih kompleks.
penerimaan percakapan penderita di mana penderita
dapat menirukan 50% dari kata-kata yang disajikan SARAN
dengan benar pada intensitas minimal. Dari NPT ini Dianjurkan kepada dokter umum, khususnya yang bekerja
dapat memperoleh gambaran KP. secara kuantitatif. di daerah untuk lebih memperhatikan masalah kekurangan
2) Nilai diskriminasi tutur (NDT) : yaitu suatu nilai pendengaran pada penderita. Tes pendengaran dapat dilakukan
prosentase tertinggi dari kata-kata yang disajikan dapat tanpa alat (tes bisik) maupun dengan alat sederhana (tes
ditiru oleh penderita dengan benar pada suatu inten- garputala), meskipun tidak ada alat elektroakustik (audio-
sitas suara tertentu. NDT ini dapat menunjukkan metri).

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 1 9


KEPUSTAKAAN Vol : II Philadelphia - London - Toronto : WB Saunders Co, 1972,
p : 901-918.
1. Dullah A. "Masalah Cacat Tuli", Cermin Dunia Kedokteran, No. 9 th : 8. Speaks C :" Evaluation of disorders of the central auditory pathway
1977, hal : 11 - 13. in Otolaryngology Ed. by Paparella MM & * Shumrick, Ilnd Ed, Vol:
II, Philadelphia - London - Toronto : WB Saunders Co, 1980, p :
2. Goodhill V. "Ear diseases, Deafness and dizziness, Harper & Row 1846-1858.
Publ. Virginia Avenue Maryland, 1979, p : 88 - 103, p : 130 - 141.
9. Karie MD. "fnsldens berbagai hearingloss nada murni" Penelitian selama
3. Sataloff J. "Hearingloss" Philadelphia - London - Toronto : JB Lipincott periode 1977-1978, untuk mendapatkan keahljan THT, 1980.
Co, 1966 : A) p : 5-9, b). p : 10-16, c) p : 17-31, d) p : 107-121,
10. Adams GL, Spies LR Jr. Paparella MM. Audiology in Fundamental's
e) p : 200-215.
of Otolaryngology 5th Ed, Philadelphia - London - Toronto : WB Saunders
4. Zaman M : "Penyebab tuli di Indonesia" Simposium Tanarungu, Tuna- Co 1978, p : 67-82.
wicara di Semarang, Oktober 1977, p : 1-8. "
11. Heffersen HP, Simons MR, Goodhill V. Audiologic assessment,
5. Mengape D. "Audiometri nada mumi". Himpunan naskah lokakarya functional hearing less and obyective audiometry in Ear diseases, deafness
audiologi. BGn. THT FIIK Unhas Ujungpandang, 1978. and dizzines, Ed, by Goodhill V, Maryland : Harper and Rew Publ,
6. Manukbua A : "Audiometri nada tutur". Himpunan naskah lokakarya 1979, p : 142-183.
Audiologi, Bgn. THT FIIK Unhas Ujungpandang 1978. 12. Sedjawidada R : "Tes bisik". Kumpulan naskah Konas VPerhati, Semarang
7. Goodman Allan C. Paediatric audiology in Paediatric Otolaryngology 27-29 Oktober 1977, hal : 189-197.

Telah dibacakan pada Ceramah Klinik Problema dan Tatalaksana


Kekurangan Pendengaran, Semarang - 27Apri1 1985.

Lampiran Ruangan dapat saja lebih kecil, yaitu pemeriksa saat membisikkan
I. Anamnese penderita KP. pada dewasa : kata-kata membalikkannya badannya membelakangi penderita.
A. Macam keluahan T Kanan T Kiri Bilateral lama : Bahan tes berupa kata-kata dengan suara bisik (suara yang dihasil-
1. Kekurangan pendengaran : kan oleh hembusan udara ekspirasi yang melewati rima glotidis
2. Tinitus (mendering/ : dengan posisi seperti phonasi biasa tetapi kedua plika vokalis di-
mendengung) tegangkan sedemikian rupa namun tidak sampai bergetar.
3. Rasa penuh/ada tekanan : Suara bisik diambil dari kata-kata spondee dalam bahasa Indonesia
di telinga disusun oleh Suwito dan Sugeng Ibrahim (1972).
4. Otalgia : Penderita yang diperiksa berdiri pada jarak 6 meter dari pemeriksa.
5. Gatal di telinga : Telinga yang akan diperiksa dihadapkan pada mulut pemeriksa,
6. Sekret dalam kanal/ruang : sedang telinga yang lain ditutup oleh pembantu dengan menutup
telinga tengah tragus.
7. Apakah memakai ABD : Kepala/badan penderita tidak boleh menempel tembok agar tidak
B. Jawab ya/tidak dan berikan data/penyelasannya : ada pengaruh perambatan suara.
Ya : Tidak : Data : Tes bisik diberikan dalam 10 kata, bila dapat ditirukan lebih dari
1 Apakah ada pusing kepala : 8 kata (80%) berarti normal. Bila pada jarak 6 meter tidak dapat
kehilangan keseimbangan, menirukan kata-kata lebih dari 80% dari kata-kata yang disajikan
rasa ringan kepala kepada penderita, penderita disuruh maju lagi pada jarak 5 meter,
2. Pernah operasi telinga : demikian seterusnya dan hasilnya dicatat sebagai bilangan yang
3. Pernah operasi tonsil/ : terdiri dari pembilang (jarak di mana dapat meninukan dengan betul
adenoid/hidung dan teng- dan penyebut (jarak di man orang normal dapat mendengarkan
gorokan sebelumnya suara bisik + 6 meter).
4. Pernah konsul ahli THT :
5. Pengobatan yang pernah : Tes Garputala
dilakukan Tes Rinne :
6. Riwayat alergi/sensitif :
terhadap obat Cara :Pegangan garputala (biasanya dipakai 256 Hz) setelah digetarkan di-
7. Pernah minum obat dosis : lekatkan pada planum mastoid penderita (hantaran tulang). Penderita
tinggi dari I aspirin, kinine akan mendengar getaran tersebut. Bila sudah tidak mendengar, peganan
8. Pernah mendapat antibiotik : garputala diangkat lalu dengan cepat ujung garputala diletakkan di
Colimicin, Strepto, Kanamycin, Gentamycin depan hang telinga luar penderita (hantaran udara).
9. Minum kopi dan atau teh : Tindakan yang serupa diulangi lagi tetapi dimulai dari sebaliknya yaitu
10. Bekerja di lingkungan bising : berapa/hari dari depan hang telinga luar ke planum mastoideum penderita.
11. Merokok : Tes Weber
12. Riwayat K.P. pada famili : Cara :- Pegangan garputala yang telah digetarkan (dipakai garputala 256 Hz)
terdekat dilekatkan pada tengah - tengah dahi (atau dengan menggigit pada
13. Kesehatan umum baik : ujung gigi depan), penderita disuruh mengatakan telinga sebelah
mana yang lebih mendengar getaran garputala tersebut.
II Tes fungsi pendengaran pada anak lebih dari 6 tahun dan dewasa :
Tes bisik Tes Schwabah
Cara :- Di.perlukan ruangan yang sunyi, yang adalah ruang kedap suara dan Cara :- Pegangan garputala yang telah digetarkan (dipakai garputala 512 Hz)
memiliki jarak 6 meter (bisa sejajar dinding atau dari sudut ke sudut). dilkatkan pada planum mastoid penderita, segera setelah penderita
- Bila tidak ada ruang kedap suara dapat dipakai naangan sunyi yang tidak mendengar, dengan cepat garputala tersebut dipindahkan ke
jauh dari kebisingan jalan/suara mesin (derajat kebisingannya + 30 - planum mastoid pemeriksa sendiri. Hal ini diulangi sekali lagi tetapi
40 dB). dimulai dari planum mastoid pemeriksa ke planum mastoid pen-
- Dalam ruangan tidak boleh ada gema. derita. Di sin pemeriksa harus normal.

20 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


Pengaruh Ketulian Pada Psikis
Anak dan Pengelolaannya
Drs. Karyono, psi.
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro,
Semarang

PENDAHULUAN dapat menjadi penyubur daripada gangguan perkembangan


Setiap keluarga kadang-kadang tidak menyadari adanya psikis anak.
kesulitan yang dihadapi oleh anak. Orang tua baru merasakan Beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab menantukan
adanya persoalan pada anak bila terkait dengan nilai-nilai pengaruh ketulian terhadap kondisi psikis anak adalah, kapan
prestasi di sekolah yang buruk atau prestasi di sekolah tuli itu timbul ? Apa sejak lahir atau sesudah anak menjadi
menurun. Dengan titik tolak prestasi di sekolah yang tidak besar ? Tingkat ketulian, apakah total atau sebagian ? Bagai-
baik, orang tua mulai menyadari persoalannya dan perhatian mana sikap orang tua, apakah memanjakan, merasa bersalah,
khusus mulai dicurahkan kepada anak. Sebab-sebab yang wajar atau malahan menolak anak ? Juga bagaimana sikap
menyebabkan nilai anak buruk mulai dicari dan diusahakan keluarga lain dan teman-temannya ? Bagimana sikap si anak
untuk memperbaikinya. itu sendiri, apakah mau bergaul dengan masyarakat sekeliling-
Salah satu sebab yang bisa menimbulkan prestasi anak nya atau tidak ? Hal-hal tersebut akan berpengaruh terhadap
tidak baik adalah masalah ketulian, di mana bila tidak ditangani perkembangan psikis anak.
secara benar akan merugikan perkembangan anak di kemudian Banyak pendapat yang mengatakan, orang tuli mempunyai
hari. kepribadian tertentu. Mereka mempunyai sikap yang bermusuh,
Yang dimaksud dengan ketulian adalah gangguan pendengar- sensitif, curiga, mementingkan diri sendiri, curang, pandangan
an yang dapat mengganggu komunikasi seseroang dengan yang sempit, tidak simpatik, penuh dendam, emosi tidak
orang lain. Termasuk disini adalah orang-orang yang tuli stabil, sering cemas, kurang bertanggung-jawab, kaku, kasar
total dan orang-orang yang hanya bisa mendengar sebagian. dan kurang mudah menyesuaikan diri.
Pada orang yang tuli sebagian masih dapat menangkap bahasa Sebetulnya gejala-gejala tersebut dapat terjadi pada setiap
melalui saluran normal meskipun lebih lambat dan dengan orang, apabila seseorang merasa dirinya kurang aman. Pada anak
lebih banyak mengalami kesukaran bila dibandingkan dengan tuli perasaan aman ini kurang sehingga gejala-gejala tersebut
orang normal. akan lebih mungkin tetjadi.
Penyebab ketulian bisa digolongkan menjadi dua bagian, Umumnya stres psikis dikaitkan dengan adanya cacat fisik
yaitu ketulian karena pembawaan, dan yang karena sebab- atau gangguan fisik pada awal kehidupan. Gangguan fisik
sebab krusakan pada alat pendengaran yang disebut ketulian mungkin mengakibatkan gangguan perkembangan kepribadian.
yang somatogenik, sedangkan ketuliann karena fungsi pendengar- Keterbatasan dalam aktivitas dan kehidupan sosial akan bisa
an tidak bekerja meskipun alat-alat pendengaran masih normal menunjang berkembangnya gangguan psikiatris. 2
disebut ketulian yang psikogenik. Ketulian psikogenik ini di- Gangguan pendengaran pada masa kanak-kanak akan men-
sebabkan oleh adanya stres atau konflik mental sehingga jadikan handikap dalam perkembangan bahasa dan komu-
mengakibatkan fungsi penengaran menjadi terganggu, meski- nikasi interpersonal, dan juga menyebabkan terjadinya ganggu-
pun organ pendengaran masih normal. an emosi dan perkembangan sosialnya. Gangguan perkem-
bangan sosial juga bisa disebabkan oleh adanya akibat tidak
diberikan tanggung jawab pada penderita tuli.'
PENGARUH KETULIAN PADA KONDISI PSIKIS ANAK Orang-orang dewasa yang mengalami ketulian, lebih neu-
Sebenarnya anak yang mengalami ketulian tidak perlu ter- rotis dan introvert serta kurang dominan dibanding dengan
ganggu perkembangan psikisnya. Walaupun memang ketulian orang yang normal. Anak-anak yang tuli dari keluarga yang

Cermin Dunia Kedokteran No. 391985 21


mempunyai anggota keluarga yang tuli juga lebih dapat tidak diketahui sebelumnya sehingga ketinggalan dalam per-
menyesuaikan diri dari path anak tuli dari keluarga yang kembangan bahasa, atau path anak tuli yang tidak terpelihara
tidak ada anggota keluarga lain yang tuli. Dan, anak yang tuli dan tidak ada stimulasi dari luar yang baik. 4
lebih kaku dan kurang bisa menyesuaikan diri dari pada Mulai tahun 1930, terjadilah perubahan pendapat mengenai
anak yang buta atau anak normal. Anak-anak yang mengalami inteligensi anak, yang tuli. Mulai saat itu diadakan penyelidikan-
ketulian sikapnya agak pemalu, kurang agresif dan kurang penyelidikan bagaimana caranya mengetahui inteligensi yang
mempunyai sikap kepemimpinan dari pada anak-anak yang sesungguhnya dari anak-anak tuli. Ternyata bahwa bila tes
normal. Anak-anak tuli tidak menunjukkan perbedaan dalam yang digunakan tidak mempergunakan kemampuan bahasa,
perhatian, kepatuhan, sikap sosial akan tetapi lebih introvert. 1 anak-anak yang tuli sebagai kelompok menunjukkan inteligensi
Ketulian path anak akan menjadikan anak merasa terisolir, yang normal. 6
sehingga cenderung menjadi autistik dan mengalami kesulitan Penyelidikan Kendall dengan mempergunakan tes performan-
dalam belajar bahasa. 4 ce terhadap anak berumur antara 18 - 65 bulan yang tuli
Atas dasar hal-hal tersebut di muka, sebetulnya anak yang menunjukkan, tidak ada perbedaan yang berarti antara hasil
mengalami ketulian juga mengalami perkembangan kepribadian tes anak-anak yang tuli dengan anak-anak yang normal. Hal
yang bermacam-macam seperti anak yang mempunyai ini menyokong hipotesis bahwa anak-anak yang tuli dari umur
pendengaran normal. Gangguan perkembangan psikis; lebih pra sekolah tidak terganggu dalam pemecahan problema sensori
banyak terjadi pada adanya kontak sosial yang terbatas, bukan motor yang sederhana. 7
karena ketuliannya. Pada anak membutuhkan banyak penga- Dari penyelidikan-penyelidikan, ternyata anak-anak yang
laman untuk dapat berkembang secara wajar sehingga perlu mengalami ketulian bila dites dengan alat yang sesuai didapat
banyak diberi kesempatan. Untuk menghindari rasa rendah inteligensi yang sama dengan anak yang normal. Sehingga anak
diri yang sering dialami anak yang mempunyai gangguan yang tuli juga bisa mempunyai inteligensi yang rendah, sedang
pendengaran, anak sejak kecil perlu diperlakukan secara wajar atau tinggi.
seperti anak normal lainnya, tidak perlu kita memanjakan
maupun merasa kasihan terhadap anak-anak tersebut. Perlu PRESTASI DI SEKOLAH
diketahui bahwa faktor orang tua, keluarga dan lingkungan Umumnya anak-anak yang mengalami ketulian prestasinya
masyarakat sangat mempengaruhi perkembangan psikis anak. di sekolah lebih lambat dari path anak-anak yang normal
Perlakuan yang wajar dan penuh penerimaan oleh orang lain pendengarannya. Anak-anak tuli umur antara 12 - 14 tahun
akan membantu perkembangan psikis secara positif. biasanya terlambat 2 atau 3 tahun apabila dibandingkan dengan
Kemungkinan gangguan jiwa memang lebih dimungkinkan anak-anak yang normal pendengarannya. Anak-anak dengan
akibat dari kurangnya kontak sosial atau karena anak yang gangguan pendengaran umumnya hasil belajarnya ada di bawah
mengalami ketulian menjadi terisolir. Sehingga perlu sekali taraf inteligensinya, meskipun ada yang bisa sukses di sekolah.
sosialisasi dimuali seawal mungkin yang bisa membantu Kesuksesan di sekolah bukan hanya ditentukan oleh
penyesuaian did anal lebih baik dan terhindar dari perasaan inteligensinya tetapi faktor-faktor lain. Faktor yang penting
terisolir. . adalah bahasa sebagai alat komunikasi. Dalam hal anak
Sikap orang tua yang mempunyai anak yang mengalami dengan gangguan pendengaran akan mengatami keterlambatan
ketulian biasanya menjadi tidak sabar sehingga bisa berkembang dan sangat berpengaruh pada prestasi belajarnya. Akibat ter-
menjadi bersikap negatif, atau orang tua menjadi bersikap ganggunya komunikasi bisa berpengaruh pada pengertian-
belas kasihan yang berlebihan yang mengakibatkan bersikap pengertian abtrak dan kurang akrab dengan bahan-bahan.
memanjakan anak secara berlebihan. Keadaan tersebut akan Kemampuan lain yang cukup baik pada anak tuli adalah
berakibat pada perkembangan jiwa yang tidak menguntungkan kemampuan praktek mekanik serta kemampuan untuk
pada anak yang menderita ketulian. Yang penting di ini, mengingat, sehingga pendidikannya sebaiknya ditekankan pada
orang tua harus bisa menciptakan rasa aman dalam diri anak pendidikan yang lebih bersifat praktis,
sehingga anak merasa diterima dan dicintai seperti anak normal
lainnya. KESIMPULAN
Ketulian memang bisa menyebabkan terjadinya perasaan 1) Anak-anak yang mengalami ketulian sebenarnya tidak perlu
tidak aman path anak, tetapi juga memberikan keuntungan- mengalami gangguan dalam perkembangan psikisnya, dan
keuntungan tersendiri pada anak, yaitu terhindar dari ketakutan- memang perlu disadari, ketulian bisa menjadi pendorong
ketakutan tertentu, seperti misalnya ketakutan akan hantu. 5 terjadinya gangguan psikis. Karena ketulian bisa menimbulkan
sikap yang tidak biasa bagi orang-orang di sekelilingnya, ter-
PENGARUH KETULIAN TERHADAP INTELIGENSI utama pada orang tua dan keluarga. Tetapi bila kita mem-
Inteligensi biasanya diukur dengan tes inteligensi. Kebanyak- perlakukan anak tuli secara wajar, diharapkan anak yang
an tes inteligensi ini berdasarkan kemampuan bahasa dan mengalami ketulian akan mengalami perkembangan jiwa secara
pengertian. Apabila anak yang tuli dites dengan tes tersebut, wajar.
dengan sendirinya anak-anak yang mengalami ketulian akan 2) Inteligensi pada anak-anak yang mengalami ketulian tidak
mendapatkan nilai yang renah. Ini yang menjadikan anggapan didapat perbedaan yang bermakna dengan anak-anak dengan
bahwa anak yang mengalami ketulian inteligensinya rendah, pendengaran yang normal.
atau bodoh. Anak yang mengalmai ketulian bisa terdiagnosis Apabila terdapat perbedaan taraf inteligensi pada anak tuli ini
sebagai retarasi mental. Ini bisa terjadi path anak tuli yang mungkin disebabkan karena pada anak tuli lebih banyak yang

22 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


menderita lemah mental mungkin disebabkan adanya stres of Behavior Disorders in Children., London : WB Sanders Company, 1960.
fisik yang mengakibatkan stres psikis. 2. Stella Chess MD. An Introduction to Child Psychiatry, second Editon.
3) Anak yang tuli biasanya kemajuan belajarnya lebih lambat. New York and London : Grune & Stratton 1969.
d) Pada anak tuli masih ada kemampuan-kemampuan khusus 3. Hall F Shirley MD. Pediatric Psychiatry, Cambridge, Massachusetts :
yang perlu dikembangkan. Harvard University Press, 1970.
5) Penanganan secara dini akan sangat besar manfaatnya bagi 4. Charles R Shaw MD, Alexander R Lucas MD. The Psychiatric Disorders
penderita tuli. of Childhood, Second Editon. New York : Apleton Century Crofs, 1970.
5. Streg MA, Alice et al. Hearing Therapy for Children, New York : Grune
& Stratton 1955.
6. Davis MD Hallowell. Hearing and Deafness. New York : Rinehart Company
KEPUSTAKAAN Inc. 1957.
7. Ewing AWG. Educational Guidance and the Deaf Child. Washimgton DC :
1. Bakwin MD, Harry and Ruth Mavis Bakwin MD. Clinical Management The Volta Bureau 1957.

Telah dibacakan pada Ceramah Klinik Problema dan Tatalaksana


Kekurangan Pendengaran, Semarang — 27 April 1985.

EVOLUSI TELINGA MANUSIA

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 23


Pengertian Umum Tentang Audiometri

Dr. Dullah Aritomoyo


Bagian THT Fakultas Kedokteran Universitas Dponegoro /
RS. Dr. Kariadi, Semarang

Audiometri berasal dari kata audire dan metrios yang berarti


mendengar dan mengukur (uji pendengaran).
Audiometri tidak saja dipergunakan untuk mengukur ke-
tajaman pendengaran, tetapi juga dapat dipergunakan untuk
menentukan lokalisasi kerusakan anatomis yang menimbulkan
gangguan pendengaran.

AUDIOMETRI NADA MURNI


Suatu sistem uji pendengaran dengan mempergunakan alat
listrik yang dapat menghasilkan bunyi nada-nada mumi dari
berbagai frekuensi 250 - 500 - 1000 - 2000 - 4000 - 8000 Hz
dan dapat diatur intensitasnya dalam satuan (dB).
Bunyi yang dihasilkan disalurkan melalui telepon kepala
dan vibrator tulang ke telinga orang yang diperiksa pendengar-
annya. Masing-masing untuk mengukur ketajaman pendengaran a — normal
melalui hantaran udara dan hantaran tulang pada tingkat Audiogram nada mumi b — konduktif
intensitas nilai ambang,. sehingga akan didapatkan kurve c — sensori neural
d — campuran
hantaran tulang dan hantaran udara (lihat gambar). — hantaran tulang
Dengan membaca audiogram ini kita dapat mengetahui — hantaran udara
jenis dan derajat kurang pendengaran seseorang. Gambaran
audiogram rata-rata sejumlah orang yang berpendengaran nya; atau kata-kata direkam lebih dahulu pada piringan hitam
normal dan berusia sekitar 20 - 29 tahun merupakan nilai atau pita rekaman, kemudian baru diputar kembali dan di-
ambang baku pendengaran untuk nada murni (Reijntjes 1951 salurkan melalui audiometer tutur. Si penderita diminta untuk
dan Sataloff 1966). menirukan dengan jelas setiap kata yang didengar, dan apabila
kata-kata yang didengar makin tidak jelas karena intensitas-
AUDIOMETRI TUTUR nya makin dilemahkan, si pendengar diminta untuk menebak-
Audiometri tutur adalah sistem uji pendengaran yang meng- nya. Pemeriksa mencatat persentasi kata-kata yang ditirukan
gunakan kata-kata terpilih yang telah dibakukan, dituturkan dengan benar dari tiap denah pada tiap intensitas. Hasil ini
melalui suatu alat yang telah dikalibrasi, untuk mengukur dapat digambarkan pada suatu diagram yang absisnya adalah
beberapa aspek kemampuan pendengaran. Prinsip audiometri intensitas suara kata-kata yang didengar, sedangkan ordinat-
tutur hampir sama dengan audiometri nada mumi, hanya di- nya adalah presentasi kata-kata yang ditirukan dengan benar.
sini sebagai alat uji pendengaran digunakan daftar kata terpilih Dari gmbaran audiogram tutur ini dapat diketahui dua dimensi
yang dituturkan pada penderita. Kata-kata tersebut dapat di- kemampuan pendengaran yaitu :
tuturkan langsung oleh pemeriksa melalui mikrofon yang a) Kemampuan pendengaran dalam menangkap 50% dari
dihubungkan dengan audiometer tutur, kemudian disalurkan sejumlah kata-kata yang dituturkan pada suatu intensitas
melalui telpon kepala ke telinga yang diperiksa pendengaran- minimal dengan benar, yang lazimnya disebut nilai ambang

24 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


persepsi tutur atau NPT, dan dinyatakan dengan satuan de- anak SD, pekerja pabrik,
sibel (dB). bidang pendidikan anak-
b) Kemampuan maksimal pendengaran untuk mendiskriminasi- anak tuna rungu.
kan tiap satuan bunyi (fonem) dalam kata-kata yang dituturkan,
yang dinyatakan dengan nilai diskriminasi tutur atau NDT. TUJUAN
Satuan pengukuran NDT itu adalah persentasi maksimal kata- Ada empat tujuan (Davis 1978) :
kata yang ditirukan dengan benar, sedangkan intensitas suara 1. Mat diagnostik ---> penyakit telinga.
berapa saja. Dengan demikian berbeda dengan audiometri nada 2. Mengukur kemampuan pendengaran dalam menangkap
murni, pada audiometri tutur intensitas pengukuran pendengar- percakapan sehari-hari, atau dengan kata lain, validitas
an tidak saja pada tingkat nilai ambang (NPT), tetapi juga sosial pendengaran :
jauh di atasnya (NDT). — untuk tugas dan pekerjaan.
— apakah butuh alat pembantu mendengar atau pendidikan
MANFAAT AUDIOMETRI khusus.
1. Untuk kedokteran klinik ---> khususnya penyakit telinga. — ganti rugi, misalnya dalam bidang kedokteran kehakiman
2. Untuk kedokteran kehakiman ---> tuntutan ganti rugi. dan asuransi.
3. Untuk kedokteran pencegahan ---> deteksi ketulian pada 6. Skrining ---> anak balita dan SD.
anak-anak, balita, anak- 7. Memonitor ---> untuk pekerja-pekerja di tempat bising.

Telah dibacakan pada Ceramah Klinik Problema dan Tatalaksana


Kekurangan Pendengaran, Semarang - 27 April 1985.

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 25


Arti dan Penggunaan
Hearing Aid

Hearing Aid atau Alat Bantu Dengar adalah suatu alat


microelectronic, yang kegunaannya membantu untuk mening-
katkan kepekaan (aplifikasi) pendengaran bagi seseorang pen-
derita yang sudah mengalami gangguan pendengaran.
Pada prinsipnya Hearing Aid terdiri dari :
- microphone
- electronic amplifier
- earphone (receiver)
- battery

Dilihat dari segi fungsinya, Hearing Aid dapat dibagi menjadi


2 (dua) golongan, yaitu :
- air conduction Hearing Aid (Hantaran udara)
- bone conduction Hearing Aid (Hantaran tulang).

2 6 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


Dari segi model Hearing Aid dapat dibagi menjadi : hasil yang optimal dan rasa puas dari penderita terutama
- B.T.E. (Behind The Ear) untuk diskriminasi kata-kata. Dalam hal ini seakan-akan ada-
- B.W. (Body Worn, conventional, pocket) nya suatu titik tolak belakang antara pihak medis dan pihak
- Spectacle (kaca mata) Hearing Aid Centre.
- I. T.E. (in the ear) Lain dibandingkan pada penderita dengan tuli perseptif.
Meskipun sudah dibantu dengan Hearing Aid, ada beberapa
Faktor - faktor yang ikut berperan dalam pemilihan model Hearing penderita yang merasa tidak puas, karena bisa mendengar
Aid dapat disebutkan antara lain : tapi menangkap artinya susah (kesukaran diskriminasi kata-
- usia kata).
- jenis kelamin Pada kasus semacam ini, perlu diberikan penjelasan kepada
- pekerjaan/jabatan penderita, bahwa Hearing Aid tidak bisa membantu sepenuhnya,
- tempat tinggal/domisili supaya penderita tidak mengalami kekecewaan.
- finansial Pemakaian (pemasangan) Hearing Aid pada penderita tuli
- psikologis perseptif harus diberikan penjelasan atau pengertian tentang :
Bilamana atau kapan seseorang dikatakan sudah mengalami
gangguan pendengaran, tentunya datang dari keluhan penderita - adaptasi : memerlukan waktu untuk membiasakan/
sendiri (secara obyektif) atau dengan melakukan suatu tes menyesuaikan pemakaian Hearing Aid.
- lip reading: kebiasaan membaca bibir yang sudah dilaku-
audiogram (tes pendengaran) dengan mempergunakan suatu
alat yang disebut Audiometer. Dengan Audiometer ini kita kan mungkin bertahun-tahun, tidak bisa di-
mendapatkan hasil : audiogram, berupa grafik kepekaan pen- hilangkan dengan mendadak.
dengaran pada kedua telinga kiri dan kanan seperti contoh - kecepatan : lawan bicara sebaiknya jangan terlalu cepat,
berbicara karena akan mempersulit penderita dengan
Perlu diingat, dengan audiometer ini kita hanya melakukan
gangguan tuli perseptif.
pemeriksaan terhadap nada murni saja (Pure tone audiogram),
sehingga konklusi yang didapat dari audiogram nada murni, "Hearing Aid fitting" (Pemasangan Hearing Aid)
mesti dianalisis dengan lebih hati-hati, karena : Dari hasil pemeriksaan audiogram, faktor kebutuhan dan
- digunakan nada murni yang hampir jarang dijumpai dalam keadaan finansial dari penderita, pemasangan Hearing Aid
kehidupan sehari-hari. dapat dilakukan secara :
- tidak adanya keterangan/penjelasan bagaimana suara di- - monaural : hanya pada sebelah telinga.
terima bila melebihi batas ambang kepekaannya. - binaural : pada kedua telinga, ini jauh lebih sempurna
- P.T.A. (pure tone audiogram) masi memakai metode dalam efek stereophonic. Penentuan arah
subyektif, hasinya masih tergantung dari kerjasama (koo-
datangnya suara dan dalam speech discri-
peratif) yang baik dan pengertian dari penderita.
mination.
walaupun pemeriksaan dengan audiometer merupakan suatu - semi bina- : pada umumnya dipakai model B.W. (Body
hal yang penting, tetapi hasil audiogram bolehlah dianggap ural Worn) dengan kombinasi Y atau V cord +
sebagai suatu indikasi saja dulu. Bilamana dianggap perlu 2 receiver.
Speech Discrimination test dilakukan juga. Dari hasil audiogram - CROS fitting : bila salah satu telinga total hearing loss,
ini, dapat digolongkan : tapi yang satunya masih berfungsi dengan
- kurang pendengaran sedang : 40 - 70 dB. baik.
- kurang pendengaran berat : 70 - 90 dB - BI CROS : pada penderita dengan satu telinga total
- tuli : 90 - 120 dB. fitting hearing loss dan telinga yang sebelahnya
Selain itu kekurang pendengaran (hearing loss), perlu dibeda- sudah mengalami penurunan pendengaran
kan juga, apakah : pula.
- tuli konduktif - tidak sama : pada penderita dengan total hearing loss
- tuli perseptif (tuli syaraf). sekali pada kedua telinganya, karena Hearing Aid
Pada tulis konduktif - tidak dianjurkan untuk segera dipasang - tidak ada manfaatnya sama sekali - pada
kan Hearing Aid, atau dengan kata lain dilakukan penundaan penderita ini hanya mengandalkan pada
lip reading saja.
pemasangan Hearing Aid, kecuali ada alasan-alasan tertentu
yang datang langsung dari pihak penderita. Catatan
Pada tuli konduktif, impedance audiometer sangat dianjurkan Pada CROS fitting, sering dijumpai dan untuk pembicaraan
karena sangat berguna dalam menentukan suatu diagnosis, biasa, penderita masih mampu menerima dengan baik walau-
apakah tindakan klinis masih mungkin dilakukan. pun tanpa bantuan Hearing Aid .
Misalnya : - perforasi membrana timpani --> timpanoplasti. Keluhan-keluhan yang diajukan oleh penderita dengan kasus
- glue ear --> pemasangan tube untuk drainase. ini adalah :
- kesukaran menerima pembicaraan bila lawan bicara berada
sebaiknya pada kasus semacam ini tidak dianjurkan pemasang- di sebelah di mana telinganya total hearing loss.
an langsung Hearing Aid, meskipun dengan pemasangan Hearing - kesukaran menentukan arah datangnya suara.
Aid pada penderita tuli konduktif akan mendapatkan hasil- - tidak adanya keseimbangan pendengaran.

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 27


EARMOULD
keterbatasan dari frekuensi range
Pada kasus-kasus ketulian yang agak berat, faktor earmould - gangguan-gangguan distorsi
juga ikut berperan, guna mendapatkan hasil yang se-optimal - background voice.
mungkin.
Hal ini perlu dijelaskan kepada penderita, agar tidak meng-
Macamnya earmould harapkan hal-hal yang terlalu muluk, dengan menyadarkan
kepada mreka bahwa pemakaian Hearing Aid memerlukan
- ready made/standard; ukuran-ukurannya standar bikinan waktu adaptasi.
dari pabrik. Penjelasan-penjelasan tentang keuntungan-keuntungan dan
- customer made; ukuran sesuai dengan bentuk telinga pen-
keterbatasan daripada Hearing Aid-nya, akan membantu pen-
derita dibuat dengan cara mencetak telinga penderita. derita mengatasi kesulitan-kesulitannya dan membuat mereka
Walaupun bagaimana, adalah penting untuk disadari bahwa terbiasa dengan pemakaian Hearing Aidnya, dengan pengharap-
penderita tuli berat dengan bantuan pemakaian Hearing Aid an dapat memulihkan/mengembalikan kepercayaan kepada
janganlah dianggap sebagai orang yang normal pendengaran- dirinya dan sebagian dari kehidupannya yaitu : kontak sosial.
nya, ipi disebabkan karena pemakaian Hearing Aid sendiri
tidak bisa lepas dari gangguan-gangguan seperti :
- recruitment PT Philips Ralin Electonics
- kesukaran membedakan kata-kata Hearing Aids Dept.-

Telah dibacakan pada Ceramah Klinik Problema dan Tatalaksana


Kekurangan Pendengaran, Semarang – 27 April 1985.

28 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


Kaki Diabetes

Dr. John M F Adam


"
Klinik Endokrin, Rumah Sakit Akademis "YAURY
Ujung Pandang

PENDAHULUAN
Diabetes mellitus (DM) dan problema kaki agaknya sinonim respon imun jaringan sehingga bakteri mudah berkembang1 .
bagi penderita diabetes, oleh karena sebagian besar penderita Tanpa adanya faktor iskemi dan neuropati, infeksi kaki pada
DM menyadari bahwa pada suatu saat ada kemungkinan meng- penderita diabetes tidak banyak berbeda dengan infeksi pada
alami gangren kaki. Dibandingkan dengan non diabetes, pen- non diabetes.
derita diabetes lebih sering mengalami gangren kaki, diperkira- • Sebab neuropati
kan 17 kali lebih sering. Di klinik-klinik yang besar di Ame- Diabetik neuropati disifati oleh gangguan sensoris, dalam
rika Serikat setiap 5 dari 6 tindakan amputasi kaki adalah arti hilangnya persepsi superfisial. Di samping itu perasaan
penderita diabetes1. Oleh karena itu dapatlah dimengerti, vibrasi berkurang sampai hilang. Selain itu ditemukan juga
kaki diabetes bukan hanya merupakan problema medik, kelemahan otot-otot intrinsik kaki sehingga terjadi dislokasi
tetapi juga problema ekonomi untuk penderita maupun dorsal dari ibu jari. Akibat deformitas ini berat badan akan
rumah-sakit. tertumpu pada ibu jari sehingga lama kelamaan akan ter-
Problema kaki diabetes yang rumit dengan berbagai peng- bentuk kalus. Kalus yang pecah- pecah merupakan tempat
obatan yang sering memakan waktu, dan belum tentu ber- berkembang biaknya bakteri yang biasanya stafilokok yang
hasil, memberi dorongan bagi kita bahwa semua usaha harus lama kelamaan terbentuk ulkus yang indolen. Infeksi dapat
dilakukan untuk mencegah terjadinya kaki diabetes. Pendapat tembus ke bagian tulang dan terjadilah osteomielitis. Proses
bahwa semua penderita DM mempunyai sirkulasi kaki yang yang sama dapat mengenai sendi-sendi tarsal dan memberikan
buruk tidaklah benar. Sebagian besar mempunyai sirkulasi deformitas yang khas dan dikenal sebagai charcot arthropathy.
normal, khususnya penderita -penderita yang berumur relatif • Obstruksi vaskuler pada diabetes hampir selalu pada umur
muda. Makin tua umur makin kurang baik sirkulasi kaki. lanjut, umumnya di atas 50 tahun dan lebih sering pada laki-
laki. Lebih berhubungan dengan faktor umur dari pada lama-
KLASIFIKASI KELAINAN KAKI nya menderita diabetes2 . Adanya neuropati lebih memudah-
Kelainan kaki pada diabetes dapat disebabkan oleh infeksi/ kan terjadinya gangren. Kaki iskemik biasanya tampak kering,
septik, neuropat, iskemik atau kombinasi antara ketiganya. atrofi, tidak berambut disertai kelainan pada kuku. Arteri
Membedakan ke-empat penyebab tersebut perlu dilakukan dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior biasanya sulit diraba,
untuk menyesuaikan dengan langkah pengobatan yang akan bahkan kadang-kadang tidak teraba. Sebanyak 3% dari pen-
diambil 2 . Pada umur muda agaknya faktor iskemi belum ba- derita-penderita diabetes disertai keluhan claudicatio inter-
nyak peranan. Selebihnya, pada umur tua lebih sering ditemu- mittent yang khas2 . Pemeriksaan osilometri sangat membantu
kan penyebab kombinasi, khususnya iskemi dan infeksi se- menemukan gangguan sirkulasi darah di kaki.
hingga prognosis akan lebih buruk. Hampir dapat dipastikan Iskemi pada kaki memberikan dua gambaran klinik yang
bahwa amputasi pada umur tua selalu disebabkan oleh diabetes berbeda, yaitu nyeri istirahat (rest pain) dan gangren. Pada
mellitus. nyeri istirahat kaki teraba dingin dan tampak merah muda.
• Sebab infeksi Perasaan nyeri seperti terbakar pada seluruh kaki dan biasa-
Pendapat bahwa keadaan hiperglikemi mengakibatkan nya memburuk di malam hari. Gangren hampir selalu dimulai
bakteri mudah tumbuh ternyata tidak benar. Agaknya faktor pada ibu jari kaki. Biasanya tanpa nyeri, warna keungu-unguan
hipoksemi memegang peranan tumbuhnya kuman. Oksigenasi kemudian menjadi hitam dan kering. Bila disertai infeksi,
jaringan yang buruk akibat iskemi mengurangi kesanggupan gangren menjadi basah dan berbau khas.

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 29


bisa berjalan lagi. Dengan sendirinya hal ini tidak selalu benar,
PENGOBATAN amputasi jari kaki saja dengan sendirinya tidak mengganggu
Umum kegiatan jalan. Tindakan amputasi pada diabetes dapat pada
• Istirahat jari kaki, transmetatarsal, di bawah lutut dan di atas lutut.
Istirahat tempat tidur mutlak pada setiap kelainan kaki Beberapa hal perlu diperhatikan dalam melakukan amputasi,
diabetes. Dengan berjalan memberi tekanan pada daerah ulkus, antara lain amputasi harus dilakukan pada daerah dimana
dan memungkinkan rusaknya jaringan fibroblas yang meng- sirkulasi masih baik agar luka sembuh. Jangan melakukan
halangi penyembuhan. Selain itu setiap tekanan pada luka amputasi pada daerah infeksi oleh karena kesembuhan biasa-
memberikan iskemi pada daerah sakit dan sekitarnya sehingga nya gagal.
penyembuhan menjadi sulit. PERAWATAN KAKI
• Insulin Pada sebagian besar penderita dengan kelainan kaki diabetes
Setiap infeksi mengganggu kestabilan diabetes, sebaliknya umumnya baru mencari pertolongan dokter setelah keadaan
hiperglikemi dapat memperburuk infeksi. Oleh karena itu, kaki sudah terlalu jelek. Berpedoman pada pencegahan jauh
pada dasarnya kelainan kaki khususnya dengan infeksi mern- lebih balk dari pada pengobatan, sudah selayaknya perawatan
butuhkan kontrol glukosa darah yang ketat. Penderita dengan kaki harus mendapat perhatian utama. Cara yang terbaik
gangguan infeksi sebaiknya dialihkan ke insulin apabila se- untuk pencegahan ialah mengajar penderita mengetahui hal-
belumnya mendapat obat oral. Hampir selalu infeksi meng- hal yang berhubungan dengan terjadinya kelainan kaki, di sam-
akibatkan kebutuhan insulin meningkat bahkan tidak jarang ping pemeriksaan kaki oleh dokter. Dengan kedua cara ter-
suntikan dua kali sehari harus dirobah ke tiga kali sehari. sebut kemungkinan niasuk Rumah-Sakit/amputasi akan jauh
Sebaliknya perlu diperhatikan bahwa luka yang menyembuh berkurang. Dari beberapa penelitian klinik ternyata frekuensi
menurunkan kebutuhan insulin sehingga dosis suntikan harus pemeriksaan kaki oleh dokter di klinik penyakit dalam mau-
dikurangi. pun klinik diabetes hanya berkisar antara 1,2,3 — 19% dari
• Antibiotik pengunjung3,5 dibandingkan dengan pemeriksaan tekanan
Setiap luka pada kaki membutuhkan antibiotic, walaupun darah misalnya, mencapai 76,9% penderita5. Jadi jelas bahwa
demikian tidaklah berarti pemberian antibiotic secara seram- perhatian penderita bahkan dokter sekalipun untuk perawat-
pangan. Biakan kuman mutlak harus dilakukan untuk men- an kaki sangat minim.
dapat jenis antibiotik yang sesuai. Dari pengalaman, hampir Beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai tindakan
setiap infeksi menghasilkan biakan kuman ganda. Dari salah pencegahan, balk oleh dokter maupun penderita 1,2,6 . Dianjur-
satu penelitian di New England Deaconess Hospital selalu di- kan agar para dokter selalu memperhatikan . :
temukan 3 kelompok kuman, yaitu: gram positif kokki, gram 1) Bentuk kaki
negatif kokki dan kelompok anerob. 1, 3 . Hal yang sama di- Pembengkakan pada kaki perlu dicari penyebabnya, sebab
laporkan oleh peneliti Boediono 4 . Agaknya makin buruk pada penderita dengan neuropati diabetik adanya infeksi
keadaan infeksi makin tinggi jenis kuman gram negatif. Bila yang ringan kadang -kadang tidak disertai rasa sakit. Charcot
infeksi yang berat ditemukan adanya jenis gram negatif pro- joint tidak jarang menyerupai artritis degeratif. Dengan pe-
teus, enterokokus dan pseudomonas, prognosis umumnya meriksaan radiologik, diagnosis dapat ditegakkan.
buruk. Oleh karena infeksi pada diabetes ada kecenderungan 2) Kulit kaki/kuku
untuk cepat memburuk, pengobatan antibiotic sebaiknya Tidak jarang penderita disertai dengan infeksi pada kuku/
segera dimulai. Adanya gangren gas harus dicurigai adanya kulit. Sepatu yang sempit sering memberikan lecet pada kulit
kuman anerob. Pada infeksi kaki yang memburuk, sebaiknya kaki yang dapat menjadi sumber gangren. Perlu dicari adanya
pilihan antibiotik (sambil menunggu hasil biakan) ialah pem- penebalan kulit, kalus, fisura atau ulserasi.
berian intravena. Dua kelompok kombinasi yang dianggap 3) Keadaan sepatu
baik yaitu kombinasi aminoglikosida, ampisilin dan klindami- Sebaiknya mempergunakan sepatu yang agak lebar, jangan
sin atau sefalosporin dan kloramfenikol. yang lancip.
Khusus 4) Palpasi nadi kaki
• Debridemen Pulsasi nadi kaki harus selalu diraba, terutama arteri tibialis
Debridemen berarti menggunakan pisau, gunting dan pinset posterior. Pemakaian Doppler Ultrasound recorder sangat
untuk mengeluarkan sebanyak mungkin jaringan nekrotik. banyak membantu menemukan kelainan pembuluh darah
Bukan hanya mengeluarkan jaringan tetapi juga membuka arteri di kaki. Dianjurkan untuk pemeriksaan rutin pada pen-
jalur-jalur nanah agar drainase menjadi baik. Setelah dibersih- derita umur lanjut.
kan, luka dapat dikompres dengan larutan Betadine (peng- 5) Palpasi suhu kaki
enceran 4 kali) atau larutan Neomisin 1%. Kedua larutan ini Perlu palpasi perbandingan suhu kaki kiri dan kanan. Bah-
baik sekali pada luka bernanah. Pada luka yang sangat ber- kan antara kaki betis dan paha untuk mengetahui derajat
nanah sebaiknya dilakukan dua kali sehari. Sebaiknya jangan suplai darah ke perifer.
merendam kaki gangren, oleh karena air hangat dapat me- 6) Status sensori -motorik kaki
nambah kebutuhan metabolisme jaringan sehingga memper- Pemeriksaan neurologis ini penting sekali lagi pula mudah
buruk iskemi. dilakukan. Tes vibrasi kaki kiri kanan, pemeriksaan refleks,
• Amputasi sebaiknya kedua pemeriksaan ini dikerjakan rutin.
Perkataan amputasi selalu menakutkan bagi setiap penderita Agaknya tidaklah terlalu sulit kalau pada semua penderita
diabetes, oleh karena selalu dilcaitkan dengan pikiran tidak diabetes perlu diberikan pendidikan/keterangan -keterangan

30 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


yang berkaitan dengan terjadinya kaki diabetes. Beberapa sehingga amputasi merupakan pilihan terakhir. Oleh karena itu
saran umum yang dapat diberikan pada penderita ialah : perawatan kaki merupakan cara yang terbaik untuk mencegah
1) Periksalah kaki anda setiap hari. Telitilah kelainan yang terjadinya kaki diabetes. Perawatan kaki meliputi pengamatan
terjadi misalnya lecet oleh karena sepatu, infeksi pada kaki/ tiap hari oleh penderita, pemeriksaan oleh dokter pada tiap
kuku. kunjungan dan pencegahan penggunaan sepatu sempit.
2) Khusus pada kuku agar harus dipendekkan. Potonglah kuku
secara garis lurus agar tidak memberi luka pada sudut kuku.
3) Kaki harus setiap hari dibersihkan dan segera dikeringkan. KEPUSTAKAAN
Ada baiknya bila setelah dikeringkan digosok dengan bahan
1. Rowbathan JL, Gibbons GW, Kozak GP. The Diabetic Foot. In
berminyak seperti cream oil agar kaki tidak terlalu kering. Clinical Diabetes Mellitus edit. Kozak GP. Philadelphia:
Jangan sekali-kali merendamkan kaki pada air hangat/panas, WB Saunders & Co. 1982; 215 - 228.
sebab perubahan-perubahan temperatur membebankan meta- 2. Oakley WG, Pyke DA, Taylor W. Lesions of the Feet in Diabetes
bolisme jaringan kaki. and its Management, 3 r edit. Oxford: Blackwell Scientific
4) Pakailah sepatu yang agak lebar, jangan yang lancip dan Pub. 1978;161 - 173.
3. Bailey TS, Yu HH, Rayfield EJ. Patterns of Foot Examination in
khususnya wanita jangan dengan sepatu tinggi. a Diabetes Clinic. Amer J Med 78 : 371 - 373.
5) Gantilah kaos kaki setiap hari. Jangan mempergunakan 4. Boediono, A Boedi Santoso, Suyono S, Rahim A, Supartondo,
kaos kaki yang terlalu ketat/elastik, sebaiknya kaos kaki wool. Utoyo Sukanto. Spektrum Flora pada Ulkus Gangreny
Khusus pada wanita dianjurkan untuk tidak memakai stocking. Diabetes Mellitus dan Pemilihan Antimikrobanya. Naskah
lengkap KOPAPDI VI. 1984; 925 - 036.
RINGKASAN 5. Cohen SJ. Potential Barriers to Diabetes Care. Diabetes Care. 1983;
6 : 499 - 500.
Kaki diabetes merupakan problema baik untuk penderita, 6. Mooney V, Gottschalk F, Powell H. The Diabetic Foot Ulcer:
dokter maupun ekonomi. Dari ketiga penyebab kelainan kaki Treating one. Preventing the Next Clinical Diabetes. 1985;
3 36-42.
diabetes, faktor iskemi dan infeksi yang paling sering ditemu- 7. Hatmanto, Darmono, Soetardjo, R Djokomoeljanto: Pola Kompli-
kan khususnya pada umur lanjut. Tidak jarang penderita da- kasi Kronik Diabetes Mellitus di RS. Dr Kamadi Semarang.
tang pada dokter dalam keadaan kaki yang sudah sangat buruk Naskah lengkap KOPAPDI VI. 1984; 885 - 894.

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 31


Manifestasi Klinik dan Diagnosis
Penyakit Addison

Dr. Sutikno Saputra, * DR. H. Askandar Tjokroprawiro **


* Asisten masa pendidikan Sub Bagian Penyakit Jantung
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya.
** Kepala Sub Bagian Endokrinologi Metabolik Bagian
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga, Surabaya.

PENDAHULUAN
Dari Bagian Statistik Rumah Sakit Dr. Soetomo pada tahun
Hipofungsi korteks adrenal dapat disebabkan karena ke-
1983, masing-masing didapatkan 1 penderita penyakit Addison.
rusakan primer pada kelenjar adrenal, atau sekunder akibat
Frekuensi pada laki-laki dan wanita hampir sama. Menurut
dari hipofungsi kelenjar hipofisis anterior, sehingga produksi Thom, laki-laki 56% dan wanita 44% 1 ' 3 ; penyakit Addison
honnon-hormon antara lain hormon adrenokortikotropik dapat dijumpai pada semua umur, tetapi lebih banyak ter-
menurun dan menyebabkan atropi dari korteks adrenal 1,3. dapat pada umur 30 — 50 tahun l,3,7 .
Penyakit Addison adalah hipofungsi kronik korteks adrenal
primer akibat dari kerusakan pada korteks adrenal. Penyakit ETIOLOGI
ini pertama kali dilaporkan oleh Thomas Addison pada tahun Hipofungsi korteks adrenal primer dapat disebabkan oleh
1855 yang menulis mengenai keluhan, gejala klinik serta ke-
beberapa sebab
lainan dari kelenjar adrenal l,3,4 1) Proses autoimun
Kelenjar adrenal yang terletak di bagian atas ginjal dengan Penyakit Addison karena proses autoimun didapatkan pada
berat kurang-lebih 5 gram terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian 75% dari penderita. Secara histologik tidak didapatkan 3 lapis-
luar yang keras berwarna kuning disebut korteks adrenal, an korteks adrenal, tampak bercak-bercak fibrosis dan infiltrasi
serta bagian dalam yang lunak berwarna coklat kemerahan limfosit korteks adrena1, 9 . Pada serum penderita didapatkan
disebut medula. antibodi adrenal yang dapat diperiksa dengan cara Coons
Secara histologik korteks adrenal terdiri dari 3 lapisan : test, ANA test, serta terdapat peningkatan imunoglobulin
1) lapisan luar adalah Zona Glomerulosa yang dirangsang oleh
angiotensin II melalui sistem renin angiotensin, menghasilkan G10,11
mineralokortikoid terutama aldosteron dan sedikit deoksikor- 2) Tuberkulosis
tikosteron. Di sini tak ada enzim 17 alfa hidroksilase sehingga Kerusakan kelenjar adrenal akibat tuberkulosis didapatkan
tidak dapat membentuk kortisol dari 17 alfa hidroksi pro- pada 21% dari penderita 9 . Tampak daerah nekrosis yang di-
gesteron. kelilingi oleh jaringan ikat dengan serbukan sel-sel limfosit,
2) lapisan tengah Zona Fasikulata dirangsang oleh hormon kadang -kadang dapat dijumpai tuberkel serta kalsifikasi l,3,7
adrenokortikotropik, menghasilkan terutama kortisol dan Seringkali didapatkan proses tuberkulosis yang aktif pada
sedikit kortikosteron. organ-organ lain, misalnya tuberkulosis paru, tuberkulosis
3) lapisan dalam Zona Retikularis dirangsang oleh , hormon genito-urinari, tuberkulosis vertebrata (Pott's disease), hati,
adrenokortikotropik, menghasilkan androgen dan sedikit limpa serta kelenjar limpa 3 .
estrogen2,5,6 : 3) Infeksi lain
Untuk membuat diagnosis penyakit Addison perlu menge- Penyebab kerusakan kelenjar adrenal karena infeksi yang
tahui gejala klinik dan pemeriksaan laboratorik seperti diurai- lebih jarang ialah karena : histoplasmosis, koksidioidomikosis,
kan pada tinjauan kepustakaan. serta septikemi karena kuman stafilokok atau meningokok yang
sering menyebabkan perdarahan dan nekrosis 1 ,2 ,9
INSIDENSI 4) Bahan-bahan kimia
Insidensi penyakit Addison jarang; di Amerika Serikat ter- Obat-obatan yang dapat menyebabkan hipofungsi kelenjar
catat 0,4 per 100.000 populasi, sedang di rumah-sakit terdapat adrenal dengan menghalangi biosintesis yaitu metirapon;
1 dari 6.000 penderita yang dirawat l . sedang yang membloking enzim misalnya amfenon, amino-
glutetimid dan O.p.D.D.D.2,9.

3 2 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


5) Iskemia Efek Glukokortikoid
Embolisasi dan trombosis dapat menyebabkan iskemia
Aktifitas glukokortikoid korteks adrenal 95% akibat korti-
korteks adrenal, walaupun hal ini jarang terjadi 2 . sol, selain itu kortikosteron dan kortison juga mempunyai
6) Infiltrasi
efek glukokortikoid.
Hipofungsi korteks adrenal akibat infiltrasi misalnya
1) Metabolisme karbohidrat
metastasis tumor, sarkoidosis, penyakit amiloid dan hemo-
Kortisol merangsang glukoneogenesis oleh sel hati, hal ini
kromatosis 24 .
disebabkan karena kortisol.:
7) Perdarahan a. meningkatkan transpor asam amino dari cairan ekstra sel
Perdarahan korteks adrenal dapat terjadi pada penderita masuk ke dalam sel hati, sehingga persediaan asam amino
yang mendapat pengobatan dengan antikoagulan, pasca
untuk diubah menjadi glukosa meningkat.
operasi tumor adrenal 9, 12 .
b. mengaktifkan pembentukan messenger RNA, untuk mem-
8) Lain-lain
bentuk enzim yang dibutuhkan dalam proses glukoneogene-
Akibat pengobatan radiasi, adrenalektomi bilateral dan sis dalam sel hati yang mengubah asam amino menjadi
kelainan kongenital 9, 12 . glukosa.
EFEK HORMON KORTEKS ADRENAL c. menyebabkan mobilisasi asam amino dari jaringan ekstra
hepatik terutama dari sel otot.
Efek Mineralokortikoid Akibat dari peningkatan glukoneogenesis ini yaitu peningkatan
Aktifitas mineralokortikoid dari sekresi korteks adrenal glikogen dalam sel hati 2, 8 . Kortisol menyebabkan pengguna-
terutama oleh aldosteron (95%); sedang kortisol, kortikosteron an glukosa oleh sel menurun5 . Kortisol menyebabkan kon-
dan desoksikortikosteron juga mempunyai efek mineralokorti- sentrasi glukosa darah meningkat akibat peningkatan gluko-
koid yang lemah 2, 8 . neogenesis, dan penurunan penggunaan glukosa oleh sel.
1) Reabsorbsi natrium Selain itu, enzim glukosa 6 fosfatase yang mengkatalisis
Aldosteron meningkatkan kecepatan reabsorbsi natrium pada defosforilase glukosa dalam hati meningkat sehingga memper-
tubulus distal dan tubulus,koligens, sehingga terjadi peningkat- mudah transpor glukosa ke dalam darah 2,5 .
an konsentrasi natrium cairan ekstrasel 2.8 . 2) Metabolisme protein
2) Reabsorbsi klorida Kortisol menyebabkan pengurangan protein pada semua sel
Aldosteron menyebabkan reabsorbsi ion klorida ke dalam cair• tubuh, kecuali sel hati. Ini karena peningkatan katabolisme
an ekstrasel meningkat5 . protein dan pengurangan sintesis protein pada sel ekstra
3) Sekresi kalium hepatik.
Aldosteron meningkatkan sekresi kalium ke dalain tubulus Kortisol menyebabkan peningkatan protein hati dan
distal dan koligens, sehingga kadar kalium dalam cairan ekstra- protein plasma yang dihasilkan sel hati. Ini karena peningkatan
sel menurun. Pada hipokalemia, dapat terjadi kelemahan otot transpor asam amino ke dalam sel hati dan peningkatan enzim-
sampai paralisis otot bergaris. Hal ini disebabkan oleh hiper- enzim hati yang dibutuhkan untuk sintesis protein. Kortisol
polarisasi saraf dan membran serabut otot yang mencegah meningkatkan asam amino darah akibat katabolisme protein
penghantaran aksi potensial 8 . dalam sel ekstra hepatal, sehingga mengeluarkan asam amino
Pada penyakit Addison dapat terjadi hiperkalemia yang ke dalam plasma. Jadi kortisol memobilisasi asam amino dari
mengakibatkan toksisitas pada miokard, yaitu kelemahan jaringan5 .
kontraksi, aritmia dan kematian5,13 3) Metabolisme lemak
4) Alkalosis Kortisol meningkatkan mobilisasi asam lemak dari jaringan
Reabsorbsi natrium menyebabkan ion hidrogen disekresi ke lemak, sehingga menyebabkan peningkatan konsentrasi asam
dalam tubulus, sehingga konsentrasi ion hidrogen dalam cairan lemak bebas dalam plasma. Di samping itu juga meningkatkan
ekstrasel menurun 5 . oksidasi asam lemak dalam sel untuk pembentukan enersi 8 .
5) Volume cairan ekstrasel 4) Darah
Aldosteron menyebabkan konsentrasi elektrolit natrium, Efek kortisol pada darah menyebabkan penurunan jumlah sel
klorida dan bikarbonat pada cairan ekstrasel meningkat, hal eosinofil dan limfosit, sedangkan pembentukan sel darah
l,5
ini menyebabkan peningkatan reabsorbsi air dari tubulus, merah meningkat di mana mekanismenya belum diketahui
akibatnya terjadi penambahan volume cairan ekstrasel se- 5) Lain-lain
banyak 5—15% 2 , 5 . Kortisol menghambat proses peradangan dengan cara :
6) Curah jantung a. menstabilkan membran lisosom (efek ini mencegah kerusak-
Sekresi aldosteron yang menurun menyebabkan cairan ekstra- an jaringan yang biasanya terjadi pada peradangan karena
sel berkurang, sehingga venous return berkurang, akibatnya pengeluaran enzim-enzim lisosom).
curah jantung turun, dan terjadi penurunan tekanan darah. b. menurunkan pembentukan bradikinin (bradikinin mem-
Bila sekresi aldosteron meningkat menyebabkan cairan ekstra- punyai efek vasodilator).
sel bertambah, sehingga curah jantung meningkat 10 — c. menurunkan permeabilitas membran kapiler (hal ini me-
20% 1,2, 3, 5 rupakan faktor penting dalam mencegah kebocoran protein
7) Tekanan darah yang biasanya terjadi pada daerah yang meradang).
Bila sekresi aldosteron berkurang, dapat timbul hipotensi
sampai syok oleh karena berkurangnya volume cairan ekstrasel
4 5
dan curah jantung ' . Hipotensi ini merupakan manifestasi GEJALA KLINIK
yang cukup sering pada penyakit Addison. Hiperpigmentasi

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 33


Pigmentasi pada penyakit Addison disebabkan karena timbun- dan protein sehingga didapat kelemahan sampai paralisis otot
an melanin pada kulit dan mukosa. Pigmentasi juga dapat bergaris. Di samping itu, akibat metabolisme protein, terutama
terjadi pada penderita yang menggunakan kortikosteroid pada sel-sel otot menyebabkan otot-otot bergaris atropi,
jangka panjang, karena timbul insufisiensi adrenal dengan bicaranya lemah. Gejala kelemahan otot ini berkurang setelah
akibat meningkatnya hormon adrenokortikotropik. Hormon pemberian cairan, garam serta kortikosteroid l,3,16
adrenokortikotropik ini mempunyai MSH-like effect. Pada Nicholson dan Spaeth melaporkan pada beberapa penderita
penyakit Addison terdapat peningkatan kadar beta MSH dan Addison dapat terjadi paralisis flasid yang bersifat periodik
hormon adrenokortikotropik 14,15 . Tidak didapatkan hubung- akibat hiperkalemia dimana mekanismenya belum diketahui,
an antara beratnya penyakit Addison dengan luasnya pigmen- walaupun hal ini jarang didapatkan 13
tasi3 . Penurunan berat badan
Pigmentasi ini sifatnya difus, terutama pada kulit yang men-
Penurunan berat badan biasanya berkisar antara 10—15 kg
dapat tekanan (misalnya pinggang dan bahu), siku, jaringan dalam waktu 6—12 bulan 3 . Penurunan berat badan ini karena
parut, garis-garis telapak tangan dan ketiak. Pada daerah
adanya anoreksia, gangguan gastrointestinal lain, dehidrasi,
perianal, perivulva, skrotum dan areola mamma tampak lebih
serta katabolisme protein yang meningkat pada jaringan
gelap. Pigmentasi pada mukosa sering tampak pada mukosa ekstrahepatik, terutama jaringan otot. Dengan pengobatan
mulut yaitu pada bibir, gusi, lidah, faring, konjungtiva, vagina
yang adekuat akan didapatkan kenaikan berat badan1,16
dan vulva1,3,9,16
Pigmentasi didapatkan 100% pada penderita penyakit Kelainan gastrointestinal
Addison. Thorn dan kawan-kawan melaporkan dari 158 kasus Kelainan gastrointestinal didapatkan pada 80% dari kasus
Addison seluruhnya didapatkan pigmentasi. Rowntree dan Addison. Anoreksia biasanya merupakan gejala yang mula-
Snell melaporkan dari 108 kasus didapat 1 kasus tanpa pig- mula tampak, disertai perasaan mual dan muntah, nyeri
mentasi. Penderita dengan kegagalan adrenokortikal sekunder epigastrium, disfagia, konstipasi, kadang -kadang dapat timbul
karena hipopituitarisme tidak didapatkan gejala hiperpigmen- diare 3,16
tasir1,3 . Cairan lambung biasanya menunjukkan hipoklorhidria
sampai aklorhidria. Ini karena rendahnya konsentrasi klorida
Sistim Kardiovaskuler dan natrium dalam darah dan jaringan, sehingga produksi
1) Hipotensi asam klorida lambung menurun. Hipoklorhidria biasanya kern-
Hipotensi merupakan gejala dini dari penyakit Addison, di bali normal bila keseirnbangan elektrolit sudah diperbaiki l .
mana tekanan darah sistolik biasanya antara 80—100 mmHg,
sedang tekanan diastolik 50—60 mmHg. Mekanisme penyebab Gangguan elektrolit dan air
terjadinya hipotensi ini diduga karena menurunnya salt hor- Penurunan hormon aldosteron menyebabkan pengeluaran
mon yang mempunyai efek langsung pada tonus arteriol serta natrium, klorida dan air serta retensi kalium. Sebagai akibat
akibat gangguan elektrolit. Reaksi tekanan darah terhadap dari gangguan elektrolit ini terjadi dehidrasi, hemokonsentrasi
perubahan sikap adalah abnormal, pada perubahan posisi dari dan asidosis.
berbaring menjadi posisi tegak maka tekanan darah akan me- Gangguan Metabolisme Karbohidrat
nurun (postural hipotensi) yang menimbulkan keluhan pusing,
lemah, penglihatan kabur, berdebar-debar 1,2,3,16 Akibat proses glukoneogenesis yang menurun, penggunaan
Hipotensi ini juga terdapat pada penderita dengan atrofi glukosa oleh jaringan yang meningkat serta gangguan absorbsi
korteks adrenal dengan medula yang intak, sehingga diduga karbohidrat pada usus halus, akan terjadi hipoglikemi puasa,
bahwa epinefrin bukan penyebab dari hipotensi ini. Tekanan di mana kadar gula darah puasa. lebih rendah dari harga nor-
darah akan kembali normal setelah pemberian garam dan mal. Pada tes toleransi glukosa oral didapat kenaikan kadar
desoksikortikosteron yang meningkatkan tonus vasomotor 3 . gula darah yang kurang adekuat, yaitu menunjukkan kurve
2) Jantung yang datar l,3
Ukuran jantung penderita Addison biasanya mengecil pada Darah Tepi
pemeriksaan radiologi, hal ini mungkin karena penurunan Sel-sel darah merah dan hemoglobin sedikit menurun dengan
volume darah sekunder akibat kehilangan air. Bertambah hemokonsentrasi. Jumlah sel darah putih sedikit menurun
besarnya ukuran jantung merupakan petunjuk berhasilnya dengan relatif limfositosis, eosinofil sedikit meningkat Per-
pengobatan. Perubahan elektrokardiografi biasanya tampak ubahan gambaran darah tepi di atas karena menurunnya
tapi tak mempunyai nilai diagnostik, seringkali didapatkan hidrokortison. Gambaran hematologi ini tak mempunyai arti
voltase yang rendah, PR dan QT interval memanjang, oleh yang khas untuk diagnostik1
karena kelainan degeneratif organik pada otot jantung serta
akibat gangguan elektrolit. Gangguan Neurologi dan psikiatri
Gejala lain adalah kelemahan kontraksi otot jantung, nadi Manifestasi kelainan pada saraf antara lain penglihatan kabur
kecil dan sinkop 1,3 ngantuk, yang mungkin berhubungan dengan kelemahan yang
Akibat hiperkalemia dapat terjadi aritmia yang dapat me- progresif, kadang-kadang penderita gelisah, mudah tersinggung
nyebabkan kematian mendadak 13 serta dapat timbul psikosis. Pada elektro-ensefalogram didapat
gelombang alfa lebih pelan terutama pada daerah frontalis,
Kelemahan Badan serta menghilangnya gelombang beta1,2 .
Kelemahan badan ini disebabkan karena gangguan keseimbang-
an air dan elektrolit serta gangguan metabolisme karbohidrat Lain-lain

34 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


Kadang-kadang dapat terjadi gangguan menstruasi, penurunan
libido, serta hilangnya rambut ketiak dan pubis 1,17 selama 8 jam, diukur kadar 17 hidroksikortikoid urin per 24
Klasifikasi tulang rawan dari daun telinga, sehingga menjadi jam sebelum dan sesudah tes.
kaku (Thorn's sign)" . Pada penyakit Addison tidak terdapat kenaikan 17 hidrok-
sikortikoid urin setelah pemberian ACTH16,18,19,20
DIAGNOSIS 'Repeated 8 Hour ACTH Test"
Terdapat bermacam-macam kriteria untuk mendiagnosis pe- 25 unit ACTH atau 0,25 mg kortrosin dalam 500—1.000 ml
nyakit Addison : larutan salin di infus selama 8 jam, hal ini dikerjakan selama
Kadar Kortisol 3 hari berturut-turut, kemudian diukur ekskresi 17 hidroksi-
Kadar kortisol dalam darah pada jam 08.00 pagi normal 6—20 kortikoid urin/24 jam. Pada insufisiensi korteks adrenal
mg%, dan kurang dari 8 mg% pada waktu tengah malam, primer tak didapat kenaikan ekskresi 17 hidroksikortikoid
pada penyakit Addison kadar kortisol plasma pada jam 08.00 urin/24 jam 16,18
pagi kurang dari 5 mg% 6,8,17 "Water Load Test" (Robinson — Kepler — Power Test)
Kadar hormon Adrenokortikotropilt Tes ini kurang spesifik, tetapi dapat digunakan apabila tidak
Pemeriksaan kadar hormon adrenokortikotropik plasma dapat ada fasilitas pemeriksaan hormon kortisol dan lainnya. Pen-
digunakan untuk membedakan antara insufisiensi korteks derita diberi air minum dengan dosis 20 ml per kg berat badan,
adrenal primer dan sekunder. Harga normal hormon adreno- kemudian urin ditampung selama 4 jam, pada hipofungsi
kortikotropik plasma 0,1 — 0.4 m Unit per 100 ml plasma. korteks adrenal ekskresi air kurang 80% dari dosis total air
Pada insufisiensi korteks adrenal primer kadar hormon yang diminum, dan akan kembali normal apabila diberi 100
adreno kortikotropik plasma lebih besar dari 8,2 m Unit per mg hidrokortison sebelum tes 6, 6,18
100 ml plasma 18 . Dengan pemberian 10 mg hidrokortison, Diagnostik"'therapeutic trial with D.C.A."
kadar hormon adreno kortikotropik akan menurun dan me- 2,5 mg Desoksikortikosteron asetat (D.C.A.) disuntikkan tiap
ningkat lagi setelah injeksi dihentikan. hari selama 10 hari, kemudian diberi plasebo. Pada penyakit
Rasio natrium serum dibanding kalium Addison akan tampak perbaikan klinis dan timbul relaps se-
Pada penyakit Addison, didapatkan pengeluaran natrium dan telah injeksi dihentikan l .
retensi kalium karena menurunnya hormon mineralokortikoid, RINGKASAN
di mana kadar natrium serum kurang dari 142 mEq/1, dan
kadar kalium serum lebih besar dari 4,5 mEq/1. Rasio natrium Penyakit Addison adalah hipofungsi kronik korteks adrenal
serum dibanding kalium normal 30 — 35, bila rasio kurang primer karena kerusakan pada korteks adrenal. Penyakit ini
dari 30 berarti terdapat insufisiensi korteks adrenal 5'18 sedikit lebih banyak didapat pada laki-laki dibanding wanita,
dan terutama terjadi pada usia 30—50 tahun; penyebab ter-
Mengukur kadar 17 hidroksikortikoid dalam urin dengan banyak adalah proses autoimmun (78%) dan tuberkulosa
"Porter Silber Chromogen". (21%) sisanya oleh sebab lain. Bila terdapat dugaan penyakit
Harga normal 17 hidroksikortikoid urin = 4 — 10 mg/24 jam. Addison dengan LED tinggi, eosinofilia, IgG meningkat, dan
Pada insufisiensi korteks adrenal, kadar 17 hidroksikortikoid tes ANA positif maka sangat mungkin penyebabnya adalah
urin kurang dari 4 mg/24 jam. Dengan pemberian ACTH/ autoimun.
kosintropin pada insufisiensi korteks adrenal primer tak ada Gejala klinik adalah hiperpigmentasi, hipotensi kelemahan
kenaikan dari 17 hidroksikortikoid, sedang pada insufisiensi badan, penurunan berat badan, kelainan gastrointestinal,
korteks adrenal sekunder kadar 17 hidroksikortikoid urin gangguan elektrolit dan air, hipoglikemi puasa, hilangnya
meningkat16,18,19,20 rambut ketiak dan pubis, Thorn's sign positif. Untuk diagnosis
perlu diperiksa kadar kortisol, kadar ACTH, tes ACTH, tes
Mengukur kadar 17 hidroksikortikoid plasma dengan"Porter Water Load dan elektrolit. Yang dapat dikerjakan di RS Dr
Silber Chromogen"' Soetomo Surabaya pada saat ini adalah tes Water Load.
Kadar normal 8—20 Ug/100 ml (pagi) dan akan turun 50%
waktu sore. Pada insufisiensi korteks adrenal, kadar 17 hi-
droksikortikoid plasma kurang dari 8 Ug/100 ml 18.
KEPUSTAKAAN

1. Paschkis KE, Rakoff AE, Cantarow A. Clinical Endocrinology.


Tes ACTH/Kortrosin 2 nd ed. New York: Harper & Brother. 1958, pp. 323-359.
1) Plasma ACTH Tes 2. William's RH. Textbook of Endocrinology, 5 th ed. Philadelphia:
Diambil plasma dalam keadaan puasa, kemudian diukur kadar W.B. Saunders Company, 1974, pp. 233-281.
17 hidroksikortikoid dengan cara Porter Silber Chromogen. 3. Soffer LJ Disease of the Endocrine glands, 2 nd ed. Philadelphia:
Lea & Febiger, 1958, pp. 268-315.
Kemudian disuntik 25 unit ACTH atau 0,25 mg kortrosin 4. Swyer GIM Addison's disease, Brit Med. J. 1979; 2: 25-26.
intramuskuler, lalu diambil darah setelah 30 dan' 60 menit. 5. Guyton AC. Textbook of medical physiology. 6 th ed. Philadel-
Pada insufisiensi korteks adrenal primer kenaikan plasma phia: W.B. Saunders Company. 1981, pp. 944-957.
kortikoid kurang dari 10 Ug per 100 ml 16,18,20 6. Tjokroprawiro A. Dasar-dasar diagnosa dan terapi penyakit
adrenal, Kuliah Khusus untuk Asisten Bagian Ilmu Penyakit
2) Tes ACTH Urin Dalam FK Unair • R.S. dr. Soetomo tanggal 5 Mei 1984.
25 unit ACTH atau 0,25 mg kortrosin dilarutkan dalam 500— 7. Mason AS, Meads TW, Lee JAH. Epidemiological and clinical
1.000 ml larutan salin kemudian diberikan secara intravena picture of Addisorl's disease. Lancet 1968; 2: 744-763.

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 35


8. Besser GM Jeff Coate WJ. Endocrine and metabolic diseases, phin Levels in adreno-Cortical Insufficiency. Brit Med J. 1971;
Adrenal diseases, Brit Med J 1976;448-451. 1: 374-376.
9. Spivak JL. Barnes HV. Manual of Clinical problems in internal 16. Danowski TS. Clinical Endocrinology, Adrenal cortex and Me-
medicine annotated with key references. 2 nd ed. Little Brown dulla 1 st ed. Baltimore: The Williams & Wilkins Company. 1962,
and Company. Massachuset, 1978. pp. 181-185. pp. 3-236.
10. Blizzard RM, Kyle M. Studies of the adrenal antigens and anti- 17. Krupp MA, Chatton MJ. Current medical diagnosis and treatment.
bodies in Addison's disease, J Clin Invest 1963; 42: 1653-1666. Maruzen Asian edition. California: Lange Medical publications,
11. Wuepper KD, Wegienka LC, and Fudenberg HH. Immunologic 1981, pp. 699-701.
aspects of adrenocortical Insufficiency, Ann J Med 1969; 46: 18. Escamilla RF. Laboratory tests in the diagnosis and Investigation
206-216. of endicrine functions 2 nd ed. Philadelphia: F.A. Davis Company.
12. Hubay CA. Weckesser EC, and Levy RP. Occult adrenal Insuffi- 1971, pp. 219-252.
ciency in Surgical patients. Ann Surg 1975; 181: 325-332. 19. Cunningham SK. Moore A Mc Kenna TJ. Normal Cortisol res-
13. Van Dalian RG and Purnell DC. Hyperkalemic paralysis in Addi- ponse to Corticotropin in patients with secondary adrenal failure,
son's disease. Mayo. Clin, Proc, 1969; 44: 904-914. Arch Int Med, 1983; 143: 2276-2279.
14. Abe K. Nicholson WE Liddle GW. Normal and Abnormal regula- 20. Speckart PF, Nicoloff IT, Bethune JE . Screening for Adrenocor-
tion of beta M.S H In Man, J Clin Invest. 1969; 48: 1580-1585. tical insufficiency with cosyntrophin (synthetic ACTH) Arch Int
15. Besser GM Cullen DR. Irvine WJ Immuno-reactive Corticotro- Med, 1971 128: 761-763.

Kalender Kegiatan Ilmiah


PERTEMUAN NASIONAL DWI WARSA IIKATAN AHLI SARAF INDONESIA
(IDASI)
Panitia Penyelenggara: IDASI cabang Semarang, dengan ketua Dr. Soedomo Hadinoto.
Tema : Pengenalan dan Pencegahan Dini Penyakit Saraf dalam rangka meningkatkan Ke-
sehatan Masyarakat dan Produktivitas Nasional.
Tanggal : 25 — 28 Juni 1986.
Tempat : Hotel PATRA JASA, J1. Sisingamangaraja, Semarang •Jawa Tengah.
Acara : Hari I: Simposium Satelit dilanjutkan Pembukaan Resmi dan Pembukaan Pameran
Alat Kedokteran dan Obat-obatan. Malam harinya diselenggarakan Sidang Organi-
sasi. Hari II: Simposium GPDOS, Kursus - kursus CVD & Epilepsi, Makalah Bebas,
Lokakarya EEG. Hari III: Simposium Meningitis, Kursus-kursus Koma dan Parkin ,
son, Lokakarya EMG, Makalah Bebas. Hari IV: Simposium Nyeri Pinggang, Kursus-
kursus Neurofibromatosis & Neurofisiologi Klinik, Makalah Bebas, Penutupan dan
Malam Kesenian.
Bagi penyerta diadakan Acara Sosial dan Wisata.
Bahasa Resmi : Indonesia, namun khusus untuk makalah bebas bahasa Inggris.
Makalah Bebas: Diutamakan topik-topik neurologi tropik: rabies, meningitis, ensefalitis,
polineuritis, penyakit serebro vaskular, epidemiologi trauma, epilepsi dan
penyakit serebro vaskular.
Biaya : Diperkirakan untuk peserta: dokter spesialis Rp. 50.000,- (US $ 50), dokter
Umum/resident Rp. 30.000,- (US $ 30), penyerta Rp. 25.000,- (US $ 25).
Alamat Sekretariat :
Dr. M. Naharuddin Yenie
Sekretaris Panitia Penyelenggara
Pertemuan Nasional Dwiwarsa I IDASI
d/a UPF Penyakit Saraf
RS Dr Kariadi
J1. Dr. Soetomo 16 Semarang, Jawa Tengah

36 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


Laut di Indonesia Merupakan
Sumber Gizi dan Protein

Dr S. Hadian

PENDAHULUAN
Indonesia sebagai Negara Maritim terdiri dari dua pertiga nambah pennasalahan baru yang menyulitkan program
bagian air/laut, dan selebihnya daratan terdiri dari 13000 pembangunan.
pulau-pulau besar dan kecil. 5. Tingkat kesuburan tanah menurun setiap saat.
Dengan keadaan ini, sudah seyogianya bila kita mem- Tampaknya dalam menghadapi krisis enersi dan resesi dunia
budayakan1 tatakehidupan laut (Marine Cultur), dan menjadi- serta krisis panganyang berkepanjangan, serta masalah kepen-
kan laut sebagai sumber bahan makanan untuk kepentingan dudukan menjelang tahun2000, kehidupan bangsa Inddonesia
hidup manusia atasprotein dan enersi. perlu dititikberatkan pada perikanan laut.
Meskipun protein ikan laut 42,0 gr% tertinggi dari jenis- PEMBAHASAN
jenis makanan di Indonesia2, namun jumlah nelayan sebagai
penghasil ikan laut pada saat ini (1984) masih sangat sedikit Protein merupakan zat gizi yang mempunyai peranan ter-
dibanding jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan tinggi dalam proses hidup manusia (sebagai pemakan hewan
(1 juta terhadap 160 juta)
1 dan tumbuh-tumbuhan).
Hal ini diperberat oleh dugaan bahwa lautan di daerah Fungsi Protein faali : Pembentukan tenaga, pertumbuhan,
tropik kurang subur bagi kehidupan ikan, lebih-lebih bila air- mengatur proses -proses hidup.4
nya tercemar polusi industri l Ketiga fungsi ini sekaligus lengkap dimiliki oleh protein,
Dengan demikian, perairan Indonesia masih perlu peng- berlainan dengan zat gizi lain : (hidrat arang dan lemak hanya
garapan lebih lanjut agar benar-benar menjadi sumber gizi pembentuk tenaga, air dan mineral membantu pertumbuhan,
protein dan enersi. yang bersama-sama denganvitamin berfungsi mengatur proses-
Empat program Departemen Pertanian RI 3 (Ekstensifikasi, proses dalam tubuh).
intensifikasi. dibersifikasi, dan rehabilitasi) bukan saja penting Konsumsi bahan makanan sehari-hari yang miskin protein
di daratan, namun lebih penting lagi di lautan.
dalam jangka waktu cukup lama bisa menimbulkan gangguan
Hal ini mengingat potensi sumber gizi di daratan (padi-padi-
ketiga fungsi tubuh tersebut. Sebaliknya, konsumsiyang terus
an, kacang-kacangan, dan lain-lain) akan lebih cepat menemui menerus secara teratur menurut standar kebutuhan atas
5
keterbatasan dan penurunan. protein, semakin baik fungsi faali tubuh (Lihat Gambar).
Ini disebabkan karena : Fungsi faali tubuh yang baik/sehat jasmani dan rohani,
1.Topulasi manusia tiap tahun bertambah dapat bermanifestasi sebagai berikut :
2. Pemukiman masyarakat manusia dan perkembangan tekno- • Dapat melakukan pekerjaanmental fisik sehari-hari dengan
logi Industri, akan mendesak lahan pertanian dan peternak- baik5
an di daratan. • Tahan terhadap serangan penyakit infeksi karena pemben-
3 Produktifitas sumber gizi di daratan (nabati dan hewani) tukan antibodi yang cepat.
umumnya memerlukan investasiyang lebih besar daripada • Mampu mengerjakan pekerjaanyang berlebih dengan baik
perikanan laut, dalam hal; pengorbanan tenaga, uang dan (olah raga).
waktu pemeliharaan. Hal-hal seperti ini sangat penting artinya, sehubungan
4. Tenaga pengelola sumber gizidi daratan akhirnya banyak negara kita sekarang dalam giat -giatnya membangun, perlu
yang berpindah profesi ke Industri, atau menganggur tenaga yang cerdas, kuat dan terampil serta bersemangat
karena rugi, pindah ke kota, terjadi urbanisasi dan me- membangun.
Dengan ini kita gali protein untuk mendapatkan protein

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 37


kelak, dan kita konsumsi protein untuk menimbulkan se- kasar, karena terjadi pembulatan -pembulatan dan asumsi/
mangat penggalian protein. perkiraan rata-rata penduduk serta kebutuhan protein standar
Untuk kepentingan rencana penggalian sumber gizi yang secara garis besar.
kaya atas protein tentunya kita perlu menghitung dan meng- Apabila stok pangan protein di atas dapat terbagi habis
analisis kebutuhannya. pada konsumernya (seluruh penduduk bangsa Indonesia),
Analisis kebutuhan gizi protein yang dapat dicatat secara tentunya secara merata dapat mencapai taraf hidup sehat.
lengkap faktorialnya (stok + standar kebutuhan) pada saat Namun pada hakekatnya tidak demikian, karena masih
tertentu, adalah data-data tahun 1979 2,5 . ada insan-insan bergizi buruk, terutama bagi mereka yang jauh
n
dari ikan laut (jauh dari kehidupan nelayan) dengan stok
Stok bahan gizi kaya protein 1979 di Indonesia . protein neto tertinggi.
Protein Keterangan Bagi mereka insan-insan Indonesia yang jauh dari lokasi
Komposisi/ Protein
Jenis Bruto Neto Standar Nilai nelayan, perlu didampingi pertanian kacang ijo dan kacang
Bah an Makanan Gizi Protein tanah. untuk pemerataan konsumsi protein neto yang sehat.
(Ton) (Ton)
(gr%) (Namun hati-hati dengan aflatoksin kacang tanah)'.
Dugaan lain pada keluarga yang bergizi buruk antara lain :
Ikan laut 1.394.810 432.391 20 -42
Ikan darat 454.852 72.776 16 kurang konsumsi ikan laut, karena: tabu — tidak mampu
Unggas (ayam—itik) 117.527 21.390 18 2 beli — alergi ikan laut, gengsi, banyak diekspor dan lain-lain.
Telur (ayam—itik) 130.925 17.020 12,8 -13,1
Daging ternak (sapi 324.660 57.465 18 8 -16,6
kambing, dan lain-lain) ANALISIS KHUSUS KEKAYAAN LAUT INDONESIA ATAS
Nabati (kacang hijau, ? ? PROTEIN
k. tanah, k. kedelai) 22,2 -25,3 Menurut pengalaman kunjungan ke beberapa daerah di
Jumlah : 2.422.774 601.042 Indonesia (Jawa, Bali, Lombok, Makasar, Manado), terutama
daerah-daerah pantai laut, masyarakat hidup subur dari per-
Menurut standar L1PI, Maret 1979, Kebutuhan rata-rata yang ikanan laut. Meskipun pengamaan ini hanya merupakan
dianjurkan untuk bangsa Indonesia, semua umur/seks : 34 gr sampling sepintas, namun tampaknya ada kaitan erat yang
protein Neto 6 . bersesuaian dengan angka-angka perhitungan nasional seperti
Jumlah Penduduk Indonesia 1979 : kira-kira 155 juta . di atas.
Jadi, kebutuhan konsumsi protein seluruh bangsa Indonesia Dari angka-angka terdahulu tampak jelas bahwa produksi
dalam setahun (1979) = 360X34 X 155.000.000 = 6.732 X ikan taut merupakan pengisi terbesar dalam pemenuhan gizi
108 gr = 673.200 Ton. protein seluruh. penduduk Indonesia.
Kekurangan protein neto ; 72.158 Ton, diperkirakan dapat Yaitu : (432.391 : 673.200) X 100% = 64%.
diisi oleh protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (protein Hasil angka di atas berkat produsen ikan laut yang jumlah-
nabati), yang paling tinggi kadarnya, ialah kacang tanah dan nya tidak seberapa, yakni : (1 : 160) X 100% = 0,64% (Jumlah
kacang ijo. nelayan terhadap seluruh penduduk), jumlah nelayan : 1 juta
Angka-angka di atas tentunya merupakan perhitungan orangl .

38 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


Indonesia memiliki garis pantai yang panjangnya hampir benih-benih ikan tumbuh subur sebagai sumber protein dan
81.000 km l . enersi dalam pembangunan kita.
Jadi luas garapan perikanan laut tepi pantai = 81.000 km2. Pelestarian laut sangat penting artinya dalam menunjang
1 orang nelayan berkesempatan mendapat garapan pantai rumusan-rumusan perencanaan pemanfaatan protein hewani
rata-rata = 81.000 km2: 1.000.000 = 0,081 km2 = 81.000 m2. laut dalam penanggulangan gizi buruk. Peningkatan angka
Melihat luas garapan perikanan pantai laut yang demikian standar nelayan mungkin berubah naik, sesuai pertambahan
besar, kita masih cukup gamblang untuk dapat meningkatkan jumlah penduduk dan penurunan potensi laut atas produksi
hasil perikanan laut, bila jumlah nelayan dilipatgandakan dua ikan.
sampai tiga kali dari pada sekarang, sehingga keadaan gizi
buruk akan lebih mudah dihapuskan dari muka bumi Indo-
nesia 8 . Sebab dengan peningkatan produksi 36% saja kebutuh- KEPUSTAKAAN
an protein neto akan terpenuhi. Jadi kita perlu menambah
jumlah nelayan sebanyak 360.000 orang untuk mengatasi ada- 1. Sutamihaerja, R.T.M. Pencemaran dan Pelestarian Laut, Majalah
Kesehatan Masyarakat Indonesia, Tahun XV, Nomor 1, 1984,
nya masyarakat yang masih bergizi buruk. hal. 9-18.
Alternatif lain, para nelayan perlu meningkatkan hasil 2. Daftar komposisi bahan makanan yang ditetapkan oleh : Direktorat
produksinya 36% lagi dari penghasilan yang lalu. Gizi Departemen Kesehatan RI di Jakarta.
3. Departemen Pertanian RI 1981. Bercocok Tanam Kedelai Balai
KESIMPULAN Informasi Pertanian Kayuambon Lembang. Jawa Barat.
4. Buku Ilmu Gizi Umum, Terbitan Direktorat Jenderal Pembinaan
Laut di Indonesia masih cukup memberi harapan sebagai Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan RI Jakarta, hal. 7.
sumber gizi protein dan enersi menjelang tahun 2000. 5. Buku Data Statistik Nasional RI, Terbitan; Biro Statistik RI, Jakarta
Krisis enersi, krisis pangan dan resesi dunia sebagai tantang- tahun 1983, hal. 267-289.
an terhadap rencana pembangunan negara kita sesuai GBHN, 6. Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia, Maret 1979.
perlu dihadapi dengan peningkatan daya kerja. Terutama di 7. Penelitian Gizi dan Makanan, Jilid 1, 2, 3, 4, terbitan: Balai Peneliti-
lautan, prestasi kerja para nelayan perlu meningkat lebih 36% an Gizi Unit Semboja, Departemen Kesehatan RI, Komplek Gizi
dari yang lalu. Atau Jumlah nelayan ditambah 360.000 untuk Jalan Semboja Bogor, jilid 1, hal. 3, 34. Jilid 3, haL 9.
seluruh Indonesia, untuk mengatasi keadaan gizi buruk. 8. Majalah Kedokteran Indonesia, The Journal of The Indonesian
Medical Association, terbitan Bag. Biologi FKUI, Jakarta, Vol. 32,
Pelestarian laut perlu dijaga ketat terhadap pencemaran Nomor 1-2, 1982.
industri dan motorisasi l , agar makanan ikan, telur ikan, dan

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 39


Edema Serebri

Dr. A. Rahim Lambona, Dr. P. Nara


Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin/RSU Ujung Pandang

PENDAHULUAN
Tekanan intrakranial (TIK) meninggi merupakan suatu
keadaan gawat darurat yang memerlukan penanggulangan se-
gera. Salah satu faktor penyebab utama TIK meninggi ialah
edema serebri yang dapat ditemukan pada trauma kepala,
perdarahan intrakranial, radang otak dan selaput otak, tumor
otak dan lain-lain1-3 . Jadi, edema serebri bukan suatu kelainan
yang berdiri sendiri. Meskipun patogenesis, perjalanan klinik
dan penatalaksanaan edema serebri sudah banyak diteliti,
namun belum ada persesuaian paham.
Makalah ini membicarakan definisi, klasifikasi, berbagai
kelainan dan penatalaksanaan edema serebri.
DEFINISI
Edema serebri ialah pembengkakan otak akibat bertambah-
nya volume air dalam jaringannya 3-5
Volume air (ml/100 gr otak) pada otak normal dan edema
serebri 3 .
substansia grisea substansi alba total
otak normal 80 70 77
edema serebri 82 76 79
KLASIFIKASI
3-5
Edema serebri dibagi atas dua bagian besar
1) Berdasarkan lokalisasi cairan dalam jaringan otak :
• edema serebri ekstraseluler, bila kelebihan air terutama da-
lam substansia alba.
• edema serebri intraseluler, bila kelebihan air terutama da-
lam substansia grisea.
2) Berdasarkan patogenesis:
• edema serebri vasogenik. endotel kapiler meningkat. sehingga air dan komponen yang
• edema serebri sitotoksik. terlarut keluar dari kapiler masuk ruangan ekstraseluler, se-
• edema serebri osmotik. hingga cairan ekstraseluler bertambah. Dugaan bahwa seroto-
• edema serebri hidrostatik/interstisial. nin memegang peranan penting pada perubahan permeabilitas
sel-sel endotel masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Edema serebri vasogcnik Jenis edema ini dijumpai pada trauma kepala, iskemia otak,
Paling sering dijumpai di klinik. Gangguan utama pada tumor otak, hipertensi maligna, perdarahan otak dan ber-
blood brain barrier (sawar darah-otak). Permeabilitas sel bagai penyakit yang merusak pembuluh darah otak 3-5 .

40 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


Edema serebri sitotoksik Edema serebri osmotik
Kelainan dasar terletak pada semua unsur seluler otak Edema terjadi karena adanya perbedaan tekanan osmotik
(neuron, glia dan endotel kapiler)3'5 . Pompa Na tidak ber- antara plasma darah (intravaskuler) dan jaringan otak (ekstra-
fungsi dengan baik, sehingga ion Na tertimbun dalam sel, vaskuler). Apabila tekanan osmotik plasma turun > 12%, akan
mengakibatkan kenaikan tekanan osmotik intraseluler yang terjadi edema serebri dan kenaikan TIK. Hal ini dapat dibukti-
akan menarik cairan masuk ke dalam sel. Sel makin lama kan pada binatang percobaan dengan infus air suling, yang
makin membengkak dan akhirnya pecah. Akibat pembeng- menunjukkan kenaikan volume air 3 . Pada edema serebri
kakan endotel kapiler, lumen menjadi sempit, iskemia otak osmotik tidak ada kelainan pada pembuluh darah dan mem-
makin hebat karena perfusi darah terganggu. bran sel.
Pada binatang percobaan, pemakaian bakterisid yang luas
Edema serebri hidrostatik/interstisial
pada kulit seperti heksaklorofen dan bahan yang mengandung
and, seperti trietil tin, dapat menimbulkan edema sitotoksik. Dijumpai pada hidrosefalus obstruktif. Karena sirkulasi
Edema serebri sitotoksik sering ditemukan pada hipoksia/ terhambat, cairan srebrospinal merembes melalui dinding
anoksia (cardiac arrest), iskemia otak, keracunan air dan in- ventrikel, meningkatkan volume ruang ekstraseluler.
toksikasi zat-zat kimia tertentu. Juga sering bersama-sama
dengan edema serebri vasogenik, misalnya pada stroke obstruk-
tif (trombosis, emboli serebri) dan meningitis5 .

KELAINAN - KELAINAN YANG TERJADI AKIBAT EDEMA


SEREBRI
• Fungsi otak
Pada edema serebri dapat terjadi gangguan fungsi otak,
baik oleh edema serebri sendiri sehingga neuron -neuron tidak
berfungsi sepenuhnya maupun oleh kenaikan TIK akibat
edema serebri. Otak terletak dalam rongga tengkorak yang
dibatasi oleh tulang -tulang keras; dengan adanya edema
serebri, mudah sekali terjadi kenaikan TIK dengan akibat-
akibat seperti herniasi, torsi dan lain-lain yang akan meng-
ganggu fungsi otak.
Pembagian edema serebri menurut Groningen4
• Aliran darah ke otak
vasogenik sitotoksik osmotik hidrostatik Berdasarkan hasil percobaan, terdapat hubungan antara
gangguan primer blood brain- sodium gangguan obstruksi sirkulasi TIK dan aliran darah yang menuju ke otak. Perfusi darah ke
barrier pump-cell osmotik likuor jaringan otak dipengaruhi oleh tekanan arteri (tekanan siste-
lokalisasi : mik), TIK dan mekanisme otoregulasi otak. Perfusi darah ke
bag. putih otak + + + + jaringan otak hanya dapat berlangsung apabila tekanan arteri
bag. kelabu otak + +
permeabilitas
lebih besar daripada TIK. Perbedaan minimal antara tekanan
vaskuler bertambah normal normal normal arteri dan TIK yang masih menjamin perfusi darah ialah 40
ultrastruktur: mmHg3 . Kurang dari nilai tersebut, perfusi akan berkurang/
ekstraseluler + + + terhenti sama sekali.
infra-seluler + +
komposisi filtrat plasma hanya air + Na
Sampai pada batas-batas tertentu perubahan tekanan arteri
cairan plasma kadar air & TIK dapat diimbangi oleh mekanisme otoregulasi otak,
(protein) ber- sehingga perfusi darah tidak terganggu dan fungsi otak dapat
tambah berlangsung seperti biasa. Mekanisme otoregulasi mudah
terapi deksa- ? bahan operasi mengalami kerusakan oleh trauma, tumor otak, perdarahan,
metason osmotik
iskemia dan hipoksia.

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 41


• Kenaikan TIK
Karena mekanisme kompensasi ruang serebrospinalis dan
sistem vena, maka pada awal penambahan volume cairan ja-
ringan otak belum ada kenaikan TIK. Mekanisme kompensasi
tersebut terbatas kemampuannya sehingga penambahan
volume intrakranial selanjutnya akan segera disertai kenaikan
TIK. Pertambahan volume 2% atau 10—15 ml tiap hemisfer
sudah menimbulkan kenaikan TIK yang hebat.

striksi pupil mata tertekan sehingga pupil berdilatasi dan


refleks cahaya negatif.
tekanan pada mesensefalon antara lain dapat menimbulkan
gangguan kesadaran, sebab di sini terdapat formatio re-
tikularis. Penderita menjadi somnolen, sopor atau koma.
tekanan pada A. serebri posterior menyebabkan iskemia
dan infark pada korteks oksipitalis.

2) Herniasi foramen magnum


Peninggian TIK terutama pada fossa posterior akan men-
dorong tonsil serebelum ke arah foramen magnum. Herniasi
ini dapat mencapai servikal 1 dan 2 dan akan menekan medula
oblongata, tempatnya pusat-pusat vital. Akibatnya antara
lain gangguan pernapasan dan kardiovaskuler.
• Herniasi jaringan otak
Edema serebri yang hebat menyebabkan terjadinya her-
niasi jaringan otak terutama pada tentorium serebellum dan
foramen magnum.
1) Herniasi tentorium serebelum
Akibat herniasi tentorium serebelum ialah tertekannya
bangunan-bangunan pada daerah tersebut seperti mesense-
falon, N. III, A. serebri posterior, lobus temporalis dan unkus.
Yang mungkin terjadi akibat herniasi ini ialah :
— unkus lobus temporalis tertekan ke bawah dan menekan
bangunan pada hiatus.
— N. III yang mengandung serabut parasimpatis untuk kon-

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan edema serebri tidak dapat dipisahkan dari
penatalaksanaan penyakit primer. Terdiri atas 2 bagian :
Pengobatan umum : bertujuan untuk memperbaiki keadaan
umum penderita yang meliputi koreksi
hipoksia, hiperkapnia dan perfusi darah
Ice jaringan otak 3,4 .
— pemberian cairan
Untuk mencegah jangan sampai edema serebri bertambah
berat, maka pemberian cairan harus dibatasi, 60—75% ke-
Herniasi di hiatus tentorium serebelum & foramen magnum 5 perluan normal2 .

42 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


— hipotermi ninggian TIK, suatu keadaan gawat darurat yang memerlukan
tidak boleh kurang 32°C dan paling lama 6 hari2,4 , bertuju- penanggulangan segera. Dibedakan empat jenis edema serebri:
an untuk mengurangi metabolisme dan tekanan darah vasogenik, sitotoksik, osmotik dan hidrostatik. Gangguan
sehingga pembentukan edema berkurang. fungsi otak terjadi oleh peninggian TIK, gangguan vaskulari-
— hiperventilasi 3'4 sasi & akibat herniasi otak. Penatalaksanaan edema serebri
bertujuan untuk menyempitkan pembuluh darah, sehingga tidak dapat dipisahkan dari penyakit primer.
aliran darah, perfusi dan edema berkurang. Oksigen untuk
mencegah hipoksia, pCO2 harus selalu diukur. Pengobatan
ini dipakai pada operasi neurologik dan trauma kapitis. KEPUSTAKAAN
Pengobatan khusus : bertujuan menurunkan TIK, mengoreksi 1. Berkow R. Talbott JH. The Merck Manual of Diagnosis and Therapy
herniasi dan torsi otak, memperbaiki 13th ed. New York: Merck & Co Rahway, 1977; 1423-1424.
vaskularisasi otak dan menyingkirkan 2. Menkes JH. Texbook of Child Neurology 2nd ed., Philadelphia:
Lea & Febiger. 1980; pp 239-242.
kausa primer. Terdiri atas medikamentosa 3. Miller JD. Cerebral Oedema Rassegna Medics, LIII, 1976; 30-37.
& operasi. 4. Benyamin Chandra. Diagnostik dan Penanggulangan Penderita dalam
1) medikamentosa Coma Cermin Kedokteran, No. khusus, hal. 98-99, 1979.
• deksametasan 3-4 yang paling sering dipakai, mengeluarkan 5. Lumbantobing SM. Edema Otak dalam Kedaruratan dan Kegawatan
air dari jaringan yang mengalami edema, menurunkan TIK, Medik Editor: Arjatmo Tjokronegoro dan H. Ahmad Husen Markum
FK-UI Jakarta 1981, haL 63-69.
memperbaiki permeabilitas pembuluh darah dan mengurangi 6. Shirkey HC. Pediatric Therapy 4th ed. Saint Louis: CV Mosby Co,
produksi likuor serebrospinalis. Terutama berkhasiat terhadap 1972;p. 893.
edema vasogenik, dosis pada anak 0,25—1 mg/kg BB/hari 7. Fisman R. Steroid in the Treatment of Brain Edema (Abstract)
dibagi dalam 4—6 x pemberian. Medical Currents, 1984;1: 58-59.
8. Krupp MA, Chatton MJ. Current Medical Diagnosis and Treatment,
Prognosis lebih baik bila diberikan dosis tinggi dan dini (ku-
13th ed., Los Altos, California: Lange Medical Publications, 1976;
rang dari 6 jam setelah trauma) 5 . p. 573.
• osmoterapi
Diberikan larutan hipertonik per infus. Cara kerjanya me-
naikkan tekanan osmotik intravaskuler sehingga cairan dari
jaringan otak pindah masuk pembuluh darah. Sering dipakai
glukose 10%, gliserol 10%, urea 25% dan manitol 25% 3-5 .
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada osmoterapi ialah :
— otak bersifat seperti osmometer yang dimodifikasi. Harus
ada perbedaan tekanan osmotik antara otak dan darah
supaya air pindah dari otak masuk pembuluh darah se-
hingga terjadi pengurangan volume otak dan TIK.
— perbedaan tekanan osmotik yang terjadi akibat pemberian
cairan iv hanya berlangsung sementara.
— daerah otak yang terutama menyusut ialah yang mem-
punyai permeabilitas kapiler yang utuh. Jadi pada edema
vasogenik fokal, bagian otak yang sehat akan menyusut
sedangkan yang mengalami edema, tidak karena permeabili-
tasnya terganggu.
— dapat terjadi gejala rebound karena zat yang dipakai dapat
masuk ke dalam jaringan edema.
— pemakaian cairan hiperosmoler jangka lama, baik oral
maupun parenteral tidak bermanfaat karena otak dapat
segera menyesuaikan dini terhadap plasma yang hiperos-
moler dengan meningkatkan osmolaritas intraseluler me-
lalui peningkatan ion Na, Ca dan asam amino bebas.
• acetazolamide (diamox)
merupakan inhibitor anhidrase karbonik, ensim yang bersifat
katalisator terhadap pembentukan asam karbonat dari CO 2
dan air. Khasiatnya mengurangi produksi likuor serebrospina-
lis. Tidak berkhasiat terhadap edema vasogenik dan sitotoksik.
Peranannya hanya terbatas pada edema hidrostatik yang di-
sebabkan oleh hidrosefalus obstruktif dan pseudo tumor,
karena mengurangi produksi likuor serebrospinalis.
2) Operasi: menyingkirkan kausa edema serebri dan akibat-
akibatnya.
RINGKASAN
Edema serebri merupakan salah satu penyebab utama pe-

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 43


Peranan Pemeriksaan Analisa Gas
Darah Dalam Penatalaksanaan
Penyakit Paru

Dr. Amirullah R
Biro Pulmonologi RS Dr. Mintohardjo, Jakarta

PENDAHULUAN
Paru mempunyai fungsi utama untuk melakukan per-
tukaran gas, yaitu mengambil 0 2 dari udara luar dan menge-
luarkan CO 2 dari badan ke udara luar. Bilamana paru berfungsi
secata normal, tekanan parsial 0 2 dan CO2 di dalam darah
akan dipertahankan seimbang, sesuai dengan kebutuhan
tubuh.
Pemeriksaan analisis gas darah merupakan pemeriksaan
laboratorium yang penting sekali di dalam penatalaksanaan
penderita akut maupun kronis, terutama penderita penyakit
paru. Pemeriksaan analisis gas darah penting balk untuk
menegakkan diagnosis, menentukan terapi, maupun untuk
mengikuti perjalanan penyakit setelah mendapat terapi. Sama
halnya dengan pemeriksaan EKG pada penderita jantung dan
pemeriksaan gula darah penderita diabetes millitus.
Harga normal tekanan parsial 0 2 arteri (Pa 0 2 )
Dengan majunya ilmu pengetahuan, terutama setelah di-
Anak : 60 — 90 mm Hg.
temukan alat astrup, tekanan parsial 0 2 dan CO 2 serta pH
Dewasa : 80 — 100 mm Hg.
darah dapat diukur dengan mudah.
Orang tua (65 th): 75-85 mmHg
Harga normal tekanan parsial CO 2 arteri PaCO 2 35 — 45 mm
PERTUKARAN GAS Hg.
Untuk dapat mempertahankan hidup, jaringan atau sel Perbandingan tekanan parsial masing-masing gas di saluran
secara terns menerus bermetabolisme. Pada umumnya meta- nafas sebagai berikut :
bolisme berlangsung secara aerob. Untuk ini dibutuhkan
0 2 , dan sebagai hasil akhir dari setiap metabolisme ialah CO 2 . Udara Saluran Unit Darah Darah
Pertukaran 02 dan CO 2 berlangsung di unit pernafasan di luar nafas respirasi arteri vena
paru-paru yang disebut " asinus" , yang berjumlah ± 100.000
buah. P0 2 156 149 100 95 40
Faktor yang mempengaruhi berlangsungnya pertukaran P CO 2 0 0 40 40 46
gas di dalam paru ialah :
1. Ventilasi. PH 2O 15 47 47 47 47
2. Diffusi. PN 2 589 564 573 588 627
3. Perfusi.
Dapat digambarkan secara skematis seperti di bawah ini : Total 760 760 760 760 760

44 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


Gangguan pertukaran gas Ketidak seimbangan ventilasi perfusi
Apabila terjadi gangguan pada salah satu faktor atau Dalam keadaan normal rasio ventilasi dan perfusi = 0,8 =
ketiga faktor yang berpengaruh terhadap terlaksananya per- V/Q. Rasio ini pada bagian-bagian paru dapat berubah oleh
tukaran gas (ventilasi, difusi, perfusi), akan terjadi perobahan karena kelainan jaringan paru atau kelainan vaskuler paru.
di dalam keseimbangan PaO 2 dan PaCo 2 . dengan mengukur Akibatnya PaO 2 menurunsedangkan PA0 2 — PaO2 mening-
Pa02, PaCO 2 dan perbedaan tekanan parsial 0 2 dalam udara kat. Ketidak seimbangan ventilasi dan perfusi terdapat pada
alveoli (PA 0 2), kita dapat menegakkan diagnosis kira-kira penyakit-penyakit :
faktor apa yang mengalami gangguan. Mengingat CO 2 lebih a. Pneumotoraks.
mudah larut dari 0 2 , maka terjadinya gangguan pada PCO 2 di- b. Trombo emboli.
sebabkan oleh karena gangguan ventilasi. c. Obstruksi jalan nafas setempat.
PAO 2 dapat dihitung dengan rumus Kegagalan Pernafasan ("Respiratory Failure ')'
Yang dimaksud dengan kegagalan pernafasan yaitu suatu
keadaan, traktus respiratorius tidak dapat mempertahankan
oksigenasi darah arteri secara adekuat. Sebagai parameter
obyektif yang dipakai ialah apabila PaO 2 < 50 mm Hg dengan
tanpa retensi CO 2 , atau apabila PaCO 2 > 50 mm Hg.
Kegagalan pernafasan ada dua macam yaitu :
Kegagalan pernafasan akut (ARDS)
Biasanya terjadi dalam waktu singkat; 12—24 jam setelah ke-
jadian timbul sesak nafas (dispnea dan taknipnea) PaO 2 < 50
Janis kelainan PA0 2 PA0 2 - PaO 2
mm Hg.
Sebab-sebab utama dari ARDS
Hipoventilasi menurun tidak berubah
a. Pneumonia
Kelainan difusi menurun meningkat
— Septikemia
Ketidakseimbarfgan
menurun meningkat —DIC.
Ventilasi perfusi
b. Trauma
Right to left Shunt menurun tidak berobah/meningkat.
—Emboli paru
—Kontusio.
Hipoventilasi c. Aspirasi cairan lambung
—Tenggelam.
Dalam keadaan hipoventilasi, udara pernafasan yang segar
d. Overdosis obat
tidak dapat dengan bebas keluar masuk ke dalam alveoli,
akibatnya PaO2 dan PaCO 2 menurun. Perbedaan PA0 2 — Kegagalan pernafasan kronik
PaO 2 tidak berubah. Pada kegagalan pernafasan kronik, di samping PaO 2
Hipoventilasi ditemukan pada penyakit-penyakit : yang rendah disertai dengan PaCO2 yang tinggi (PaO 2 < 50
a. Depresi sentral pernafasan akibat obat-obatan atau anestesi mm Hg dan PaCO 2 > 50 mm Hg). Terdapat pada penderita-
b. Penyakit neuromuskuler yang mengenai alat-alat per- penderita penyakit paru kronik (COPD), emfisema paru dll.
nafasan.
c. Flail Chest. TERAPI 0 2
d. Penyakit paru restriktif. Persoalan yang dihadapi pada pemberian terapi 0 2 adalah,
e. Penyakit paru obstruktif' menahun (PPOM = COPD) bagaimana cara yang terbaik untuk mengatasi hipoksia tanpa
mengakibatkan timbulnya bahaya retensi CO 2 yang akan
Kelainan difusi menjurus kepada CO2 narkosis.
Difusi dapat terganggtl oleh karena kelainan/penebalan Hipoksia dapat dibagi sebagai berikut :
dari membrana alveoli kapiler (epitel alveoli, membrana basa-
a. Hipoksia ringan : PaO 2 50 — 85 mm Hg.
lis dan endotelium). Sebagai akiba dari gangguan difusi ini, b. Hipoksia sedang PaO 2 30 — 50 mm Hg.
yang pertama-tama terganggu ial PaO 2 , oleh karena CO2 c. Hipoksia berat : Pa0 2 20 — 30 mm Hg.
daya larutnya jauh lebih besar dari 0 2 sehingga daya difusi- Hiperkapnea dapat dibagi sebagai berikut :
nya lebih besar. Pada kelainan difusi, PaO2 menurun sedang- a. Hiperkapnea ringan : PaCO 2 45 — 60 mm Hg.
kan PA02 — PaO 2 meningkat.
b. Hiperkapnea sedang : PaCO 2 60 — 70 mm Hg.
Kelainan difusi terdapat pada penyakit-penyakit : c. Hiperkapnea berat : PaCO 2 70 — 80 mm Hg.
a. Fibrosis pulmonum. Fatal apabila PaCO 2 > 80 mm Hg.
b. Edema paru. Terapi 02 yang diberikan pada penderita dapat mengakibat-
c. Kelaihan oblitratif dari vaskuler paru. kan berkurangnya ventilasi, bertambahnya hiperkapnea dan
d. Kelainan anatomik dari paru. asidemia. Akhirnya mengakibatkan CO 2 narkosis dengan

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 45


tanda-tanda stupor dan koma. Hal ini disebabkan membaik- jumlahnya banyak. Tetapi sistem buffer bikarbonat mem-
nya keadaan hipoksia, yang merupakan rangsangan baik ter- punyai nilai istimewa, oleh karena H 2 CO 3 dapat diubah men-
hadap pernafasan. jadi H 2 0 + CO 2 yang dapat dikeluarkan dengan cepat dan
Dianjurkan setiap pemberian terapi 0 2 harus terlebih mudah melalui paru. Ginjal dapat menimbun atau mengeluar-
dahulu diperiksa analisis gas darah. kan NaHCO 3 melalui air seni. Oleh karena itu, sistem buffer
1). Apabila tidak diketemukan adanya kegagalan ventilasi campuran larutan H 2 CO 3 dan NaHCO 3 dapat bekerja secara
(PaCO 2 tidak meninggi), terapi 0 2 dapat diberikan dengan cepat dan efisien.
cara konvensional dengan mempergunakan kanula hidung Cara kerja larutan buffer.
(low flow 02 system). Di sini penderita bernafas dengan udara
Bilamana ke dalam larutan sistem buffer H2CO 3 +
biasa yang diperkaya dengan 0 2 . NaHCO3 ditambahkan Hcl, akan terjadi reaksi sebagai berikut:
2). Apabila ditemukan adanya kegagalan ventilasi, terapi 0 2 HCl + NaHCO3 -+ NaCl + N 2 CO 3 . Jadi HC1 diikat oleh Na-
diberikan dengan kosentrasi 24% dengan aliran udara cepat. HCO3 dan dijadikan asam lemah dengan demikian pH larutan
Persentase ini dapat dinaikkan 2% secara bertahap dengan tetap terpelihara tidak banyak perobahan.
antara waktu 3 — 4 jam. Dengan demikian tidak terjadi retensi Sebaliknya bila ke dalam larutan ditambahkan basa kuat
CO 2 . Pemberian 02 dengan masker venturi. (NaOH) akan terjadi reaksi sebagai berikut : NaOH + H2 CO 3
3). Apabila dengan cara di atas belum dapat kemajuan, di- --> NaHO 3 + H 2 O. Dengan demikian NaOH dijadikan basa le-
pergunakan alat bantuan pernapasan, (Respirator). Selain kita mah sehingga pH tak banyak berubah.
harus selalu memperhatikan keadaan klinis, perlu diadakan Jumlah buffer base dari semua sistem buffer dalam darah
monitoring analisis gas darah pada waktu-waktu tertentu. disebut total buffer base. Dalam keadaan normal, jumlah
KESEIMBANGAN ASAM DAN BASA buffer base tergantung kepada kadar Hb. Rumus untuk men-
Istilah ini sebenarnya keliru, oleh karena seakan-akan dapatkan buffer base ialah 41,6 + 0,42 x kadar Hb (dalam
menggambarkan adanya keseimbangan antara 1 asam dan 1 garam %).
basa, sedangkan yang dimaksud sesungguhnya ialah keseim- Harga normal buffer base = 45 — 50 m Eq/L.
bangan jumlah ion H. Keseimbangan jumlah ion H dipengaruhi GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM DAN BASA
oleh campuran larutan „buffer” yang ada dalam darah. Yang Paru mempunyai peranan penting di dalam mempertahankan
dimaksud asam ialah donor ion H, sedangkan yang dimaksud keseimbangan asam dan basa, oleh karena :
dengan basa ialah akseptor ion H. 1. Paru adalah organ utama yang dapat mengeliminasi CO 2
pH = —Log [H + ] , pH darah normal 7,35 - 7.45. dan juga dapat mengatur H 2CO3 dalam darah.
Kadar ion H dalam darah dipertahankan dalam batas yang 2. Perubahan PCO 2 dan keseimbangan asam basa dapat
sangat sempit ± 0,000004 m Eq/liter = 40 n Eq. (pH = 7,4). dipengaruhi oleh pernapasan.
Batas pH di mana hidup masih bisa dipertahankan yaitu 6,7-7,9. Gangguan keseimbangan asam basa dapat disebabkan:
Di bawah 7,25 atau di atas 7,55 harus mendapat terapi. 1. Gangguan pernafasan.
Seorang dewasa, dalam satu hari sebagai hasil akhir meta- 2. Gangguan metabolik.
bolisme rata-rata menghasilkan CO 2 13000 m Eq, yang harus
dikeluarkan dari paru-paru;dan 30 — 50 m Eq H + yang harus Kedua gangguan ini pada umumnya terjadi secara terpisah,
dikeluarkan oleh ginjal. tetapi kadang-kadang dapat terjadi secara bersama. Kelainan
Adanya perbedaan antara H + yang dihasilkan dengan ka- PaCO 2 menunjukkan kelainan yang disebabkan komponen
dar H + dalam darah yang rendah, yang memungkinkan hidup, pernafasan. Kelainan [HCO 3 ], , Buffer base dan BE menunjuk-
kan kelainan akibat kelainan metabolik.
harus ada satu sistem yang cukup peka yang dapat mengatur
supaya tak terjadi perubahan pH yang besar. sistem ini disebut Gangguan keseimbangan asam basa akibat gangguan
sistem buffer. pernafasan timbul apabila terjadi retensi atau eliminasi CO 2
System Buffer yang berlebihan. PaCO 2 ditentukan oleh jumlah produksi
VCO2
System buffer ialah suatu lamtan campuran asam lemah CO2 (VCO 2 ) dan ventilasi alveoli (VA). Jadi PaCO 2 = _____
dan garam asam tersebut dengan basa kuat (misalnya campur- VA
an H 2 CO3 + Na HCO 3 ). Sistim buffer ini dapat mencegah Berdasarkan persamaan di atas, PaCO 2 akan naik apabila ter-
perobahan besar di dalam jumlah H + darah, dengan kata lain jadi hipoventilasi, dan akan turun apabila terjadi hiperventilasi.
kadar H+ di dalam larutan yang ada buffernya dipertahankan Ada tidaknya gangguan asam basa yang ditimbulkan kompo-
lebih kurang tetap, walaupun pada larutan tersebut ditambah nen pernafasan dapat dilihat dari harga PaCO 2 . PaCO2 akan
basa atau asam. menentukan kadar H2 CO 3 . H2 CO3 = PaCO 2 X 0,03 m Eq/l.
Sistem buffer di dalam darah ialah : H 2 CO 3 adalah asam lemah dan akan berdissosiasi :
1. Sistem bikarbonat (H 2 CO 3 + NaHCO 3 ) H 2 CO 3F H + + HCO3 -
2. Sistem protein (protein + Na proteinat) Reaksi ini sangat penting , oleh karena dapat mem-
3. Sistem hemoglobin (HHb + RHb.) beri HCO3 yang dapat bertindak sebagai buffer. Dari reaksi
4. Sistem fosfat (H 3PO4 + NaH 2 PO 4 ) di atas dapat terlihat, kadar H 2CO3 dapat mengubah kadar
Protein mempunyai kapasitas buffer yang paling besar karena HCO3.

46 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


Macam-macam gangguan asam basa
1). Asidosis: [ H+ ] dalam darah lebih tinggi dari normal, kecil dari normal (-2).
atau akan lebih tinggi dari normal kalau tidak terjadi kom- Alkalosis metabolik
pensasi. Dengan kata lain pH lebih kecil dari normal. Mula-mula kadar H+ normal dengan sistem buffer bikarbonat.
2). Alkalosis: [H+ ] dalam darah lebih rendah dari normal, Apabila terjadi pengurangan H+ (pada penderita muntah-
atau akan lebih rendah dari normal kalau tidak terjadi kom- muntah di mana HC1 banyak hilang), akan terjadi kelebihan
pensasi. Dengan kata lain pH lebih besar dari normal. basa dan kekurangan asam. Jumlah HCO3- akan naik pada
Asidosis Respiratorik waktu terjadi proses buffer. Jika HCO3 naik, berarti total
Akibat dari hipoventilasi, konsentrasi CO 2 dalam udara buffer base juga naik. Ciri khas dari alkalosis metabolik ialah
alveoli naik, akibatnya PaCO 2 juga naik, akan terjadi reaksi apabila harga BE lebih besar dari normal (+2).
seperti di bawah ini.
1. PaCO 2 naik. Ciri khas dari Asidosis dan Alkalosis
2. CO 2 + H2O- H2CO3 -> H+ + HCO 2
3. Mekanisme buffer H+ + Hb -> HHb. Keseimbangan asam basa PaCO2 BE HCO 3 Standar Bic.
4. H 2 CO 3 + Hb- - HHb + HCO3-
PaCO2 naik, kadar CO 2 yang larut akan naik, mengakibatkan Asidosis Respiratorik >45mmHg Normal Naik Normal
pembentukan H 2 CO3 naik, seterusnya menyebabkan kenaikan Alkalosis Respiratorik <45mmHg Normal Turun Normal
[H+ ] dan [HCO3 ] . Kenaikan kadar H+ dalam hal ini tidak da- Asidosis Metabolik Normal <-2m Turun Kurang dari
pat dibuffer oleh sistem bikarbonat, tetapi akan dibuffer oleh Eq/l 22m Eq/l.
sistem hemoglobin. Yang menarik perhatian ialah, setiap 1 Alkalosis Metabolik Normal >+2m Naik Lebih dari
buffer Hb digunakan timbul 1 buffer bikarbonat. Eq/l. 22mEq/1
Ciri khas dari Asidosis Respiratorik.
a. PCO 2 naik.
b. Tidak terjadi perubahan jumlah buffer base.
c. B E normal.
d. Kadar HCO3 naik.
Asidosis respiratorik sinonim dengan hiperkapnea arterial
dan hipoventilasi alveolar.
Alkalosis Respiratorik
Apabila terjadi hiperventilasi, kadar CO 2 dalam udara alveoli
akan turun, akibatnya PaCO 2 turun. Selanjutnya akan terjadi
reaksi seperti di bawah ini.

Turunnya PCO 2 mengakibatkan CO 2 yang larut turun, kadar


HCO3 turun, dengan demikian reaksi NO 2 akan bergeser
ke kanan sehingga 6anyak H+ yang terpakai. Kekurangan
H+ ini akan dibuffer dengan jalan hemoglobin melepaskan
H+. Setiap 1 buffer HCO3 terpakai, terbentuk 1 buffer Hb - .
Ciri khas dari alkalosis respiratorik ialah
a. PaCO2 turun.
b. Tidak terjadi perubahan buffer base.
c. BE normal.
d. Terjadi penurunan kadar HCO3-.
Alkalosis respiratorik sinonim dengan hipokapnea arterial
dan hipoventilasi alveolar.
Asidosis metabolik
Mula-mula [ H+ ] normal dengan bufer bikarbonat. Apabila Asidosis Respiratorik primer
terjadi asidosis laktat atau keto asidosis,akan terjadi penam- Mula-mula PCO 2 naik, kadar HCO3- masih tetap. Rasio
bahan H+ /asam, sehingga terjadi kekurangan basa dan kelebih- HCO3- : 0,03 x PCO2 turun, maka pH turun. Naiknya PCO 2
an asam. Metabolik asidosis dapat dinyatakan apabila BE lebih menyebabkan reabsorbsi HCO3 di ginjal bertambah, se-

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 47


hingga kadar HCO 3 naik, maka rasio HCO3- : 0,03 x PCO 2 naik sehingga pH naik. Pada . umumnya kompensasi hanya
menyebabkan pH mendekati normal. Kompensasi asidosis
metabolik primer adalah alkalosis respiratorik kompensatorik.

naik mendekati normal. Kompensasi asidosis respiratorik


primer adalah alkalosis metabolik kompensatorik.

normal. Kompensasi alkalosis metabolik primer adalah asidosis


-
Mula-mula PCO 2 turun, kadar HCO3 masih normal. Rasio respiratorik kompensatorik.
HCO3 : 0,03 x PCO2 naik, maka pH naik. Turunnya PCO2 Kadang-kadang terjadi kesulitan untuk menetapkan gangguan
menyebabkan sekresi HCO3 di ginjal turun, sehingga kadar mana yang primer dan mana yang kompensasi. Karena kom-
HCO3 turun, maka rasio HCO 3 : 0,03 x PCO2 turun sehngga pensasi biasnya tidak menjadi pH menjadi normal, biasanya
pH turun mendekati normal. Kompensasi alkalosis respirato- hanya mendekati harga normal, maka masalah tersebut dapat
rik primer adalah asidosis metabolik kompensatoris. diatasi dengan melihat pH nya. Sebagai batas diambil harga
Asidosis metabolik primer pH 7,4. Apabila pH kurang dari 7,4, maka gangguan primernya
adalah asidosis. Sebaliknya apabila pH lebih rendah dari 7,4
gangguan primernya adalah alkalosis. Setelah kita mengerti
proses timbulnya asidosis respiratorik dan juga mekanisme
kompensasi yang terjadi, maka pada penderita asidosis respi-
ratorik tindakan yang dapat kita kerjakan ialah dengan mem-
]
perbaiki jalan nafas, bukan dengan pemberian bikarbonas
natrikus.

RINGKASAN
] 1) Telah dibicarakan secara ringkas tentang peranan pemerik-
saan analisis gas darah dalam penatalaksanaan penyakit paru.
2) Pemeriksaan analisis gas darah sangat penting artinya
dalam menegakkan diagnosis, menentukan terapi dan follow
up dari pemberian terapi.
3) Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam penilaian keseim-
bangan asam dan basa ialah ketidaksamaan pengertian istilah
fositas dan alat laboratorium.
4) Telah dibicarakan gangguan keseimbangan asam dan basa
sebagai akibat kelainan fungsi paru.
5) Telah dibicarakan ciri khas asidosis dan alkalosis.

48 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


KEPUSTAKAAN London Pulications Ltd : 1975.
1. Camp Bell. A Method of controlled oxygen administration with 6. Hurber C.L. Atrial Blood Gas and Acide Base Physiology, Boston
reduces the risk of carbon dioxide retension. Lancet 2; 12. 1960; Massachusetts: Harvard Medical School 1976.
2. Cherniak. The retional use of oxygen in respiratory insufficiency. 7. Karyadi Wiryoatmojo. Beberapa masalah dasar dalam keseimbangan
Jama 1967;199 : 178. asam basa. Bagian Anestesiology UNAIR.
3. Donohue. Control Low Flow Oxygen in Management of acut Respi- 8. Murray, The normal lung. The Basis For Diagnosis and treatment
ratory Failure. Chest 1973; 63 : 818. of pulmonary desease. Phildelphia - London - Tronto W.B Saunders
4. Eldridge. Studies of oxygen Administration in Respiratory Failure. Company. 1970; 151 — 275.
Ann Int Med 1960; 68 : 569. 9. Petty. A Single Nasal Prong for continuous Oxygen Terapy, Chest
5. Qosta Booth, Acid-Rase and Electrolyte Balance Wolte Medical. 1973; 64 : 146.

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 49


Perbandingan Efek Samping
Haloperidol dan Chlorpromazine
Pada Pasien Skizofrenia Paranoid

Panda Lumban Gaol, Bahagia Loebis, Syamsir BS,


Sulastri Effendi dan Syafri Yusuf
Jurusan Psikiatri Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara/RS Dr. Pirngadi Medan

PENDAHULUAN kardio -vaskuler, hepatitis, hematologik dan oftalmologik.


Pada setiap pemakaian obat antipsikotik, sebagaimana obat-
obat lain pada umumnya, mungkin timbul efek samping1-6 ,
walaupun di sini efek samping tersebut tidaklah membahaya-
kan6 .
Tulisan ini berisi penelitian mencari efek samping yang
timbul pada pemakaian obat haloperidol dan chlorpromazine
pada pasien Skizofrenia Paranoid yang dirawat di Bagian
Psikiatri FK-USU/RSPM.
BAHAN DAN CARA KERJA
Kasus-kasus yang dirawat di bangsal Bagian Psikiatri FK-
USU/RSPM (dari tanggal 1 Oktober 1983 — 30 April 1984)
dengan diagnosa Skizofrenia Paranoid (mempergunakan
Kriteria Feighner dan DSM III) dimasukkan ke dalam peneliti
an ini : (1) jenis kelamin laki-laki, (2) tidak menderita Sin-
droma Otak Organik, (3) tidak memiliki kontra indikasi
untuk pemberian haloperidol dan chlorpromazine, dan
(4) perawatan sedikitnya 4 minggu.
Semua kasus-kasus yang memenuhi syarat - syarat di atas
dimasukkan ke dalam penelitian ini. Kasus-kasus dengan
nomor urut ganjil memperoleh pengobatan haloperidol dan
nomor urut genap memperoleh chlorpromazine.
Dosis haloperidol dimulai dengan 4,5 mg (3 kali 1,5 mg),
dan chlorpromazine 300 mg (3 kali 100 mg) peroral/hari.
Pada pasien-pasien yang gaduh gelisah diberi pengobatan
parenteral selama 2—3 hari dengan haloperidol 20 mg (4 kali
5 mg), atau chlorpromazine 400 mg (4 kali 100 mg), dan
setelah pasien tenang dilanjutkan dengan peroral. Penambah-
an obat setelah 3—5 hari dengan kenaikan 35—50% dari dosis
awal sampai dicapai dosis optimal1
Pada kelompok haloperidol, 2 kasus drop out sebab pulang
atas permintaan sendiri sebelum 4 minggu perawatan.
Selama perawatan diperiksa timbulnya efek samping seperti
yang ada dalam kepustakaan1-6 yaitu sedasi, ekstrapiramidal
(parkinsonisme, akatisia, reaksi distonia), autonomik (hipo-
tensi postural, efek kolinergik misalnya mulut kering), genito-
urinaria (gangguan eyakulasi), dermatologik (reaksi kulit
alergi, reaksi fotosensitivitas dan pigmentasi kulit) dan kejang-
kejang (seizure); sedang efek samping yang tak diperiksa yaitu

5 0 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


Tabel 3 : Efek samping yang timbul pada kelompok haloperidol dan lebih banyak pada chlorpromazine dan yang serupa potensinya
chlorpromazine atau yang lebih rendah6 .
Efek samping Haloperidol Chlorpromazine RINGKASAN DAN KESIMPULAN
Jumlah Hari Jumlah Hari
kasus timbulnya kasus timbulnya
Dengan dosis hingga optimal untuk kelompok haloperidol
5,4 ± 1,8 mg dan chlorpromazine 429 ± 124,9 mg telah di-
1. S. Ekstrapiramidal jumpai efek samping, yaitu pada kelompok haloperidol 3
Parkinsonisme 3 2, 5, 10 1 10 orang dengan sindroma ekstrapiramidal yang timbul pada hari
2. Autonomik
Antikolinergik ke-2, 5 dan hari ke-10; sedang pada kelompok chlorpromazine
mulut kering – – 1 5 diperoleh seorang dengan efek samping sindroma ekstrapira-
midal yang timbul pada hari ke-10 dan dengan mulut kering
Terapi terhadap efek samping (autonomik, antikolinergik ) yang timbul pada hari ke-5.
Jenis obat Jumlah Jumlah Terapi terhadap efek samping pada kelompok haloperidol
mg mg
kasus kasus adalah sulfas atropin injeksi 0,25 mg dan trihexyphenidyl
1. Sulfas Atropine 1 0,25 – – 186 mg (3 kali 1 tablet a 2 mg), sedang pada kelompok chlor-
2. Trihexyphenidyl 3 186 1 44 promazine, trihexyphenidyl 44 mg (3 kali 1 tablet a 2 mg).
Terlihat lebih banyak efek samping ekstrapiramidal pada
DISKUSI kelompok haloperidol dan efek samping lainnya (mulut
kering) lebih banyak pada kelompok chlorpromazine, walau-
Pada tabel 1, terlihat distribusi usia dan berat badan dari
pun ini belum satu kesimpulan karena jumlah kasus sedikit.
kedua kelompok itu adalah sama.
Efek samping tak begitu banyak dijumpai karena dosis tak
Pada tabel 2, dosis yang adekuat yang digunakan untuk
begitu tinggi dan kasus hanya sedikit.
kelompok haloperidol adalah 5,4 ± 1,8 mg, sedang pada ke-
lompok chlorpromazine adalah 429 ± 124,9 mg; di sini terlihat KEPUSTAKAAN
potensi ekuivalennya 1 : 79,4. Menurut ahli-ahli perbandingan
tersebut adalah 1 : 70 3 , yang lain mengatakan 1 : 50 5 atau 1. Davis JM and Cole JO. Antipsychotic Drugs in Comprehensive
1 : 40 1,6 textbook of Psychiatry vol. 2, 2nd ed. Baltimore: The Williams and
Pada tabel 3, efek samping yang timbul nampak lebih Wilkins Coy, 1975; pp. 1921 – 1941.
2. Kammen DDP Van. Antispychotic Maintanance Treatment: Indica-
banyak pada kelompok haloperidol, yaitu parkinsonisme 3 tions, Guidlines and Relaps in Haloperidol Update: 1958–1980.
orang; sedang pada kelompok chlorpromazine, parkinsonisme Baltimore: Ayd Medical Communications. 1980; pp 127–140.
seorang; autonomik, yaitu mulut kering seorang; sedang 3. Lehmann HE Physical Therapies of Schizophrenia in American
penanggulangannyapun memerlukan antidotum yang lebih Handbook of Psychiatry vol. 3, 2 nd ed. New York: Basic Book Inc.
Publishers, 1974; pp. 652–675.
banyak, yaitu pada kelompok haloperidol, sulfas atropine 4. May PRA. Schizophrenia : Overview of Treatment Methods in
injeksi 0,25 mg ditambah trihexyphenidyl 186 mg;dibanding- Comprehensive Textbook of Psychiatry vol. 1, 2 nd ed. Baltimore:
kan dengan chlorpromazine hanya dengan trihexyphenidyl The Williams and Wilkins Coy, 1975; pp. 923–938.
44 mg. Karena dosis tak begitu tinggi, timbulnya efek samping 5. Rao VAR and Copen AJ. Monotherapy for Schizophrenia in Halo-
peridol. Up Date: 1958–1980. Baltimore: Ayd Medical Communi-
tak begitu banyak dijumpai. Ahli-ahli menyebut bahwa efek
cations, 1980; pp 141–148.
samping haloperidol sebagaimana antipsikotik lain yang ber- 6. Zavodnick S. Comparison of Neuroleptics in Haloperidol Update :
potensi tinggi lainnya dijumpai sindroma ekstrapiramidal 1958 – 1980, Baltimore: Ayd Medical Communications, 1980;
adalah lebih banyak, sedang efek samping lainnya di luar itu pp. 15–30.

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 51


Prevalensi Infestasi Nematoda
Usus di Desa Suter Bali

Drs. Med. Eddy Hartono,* Dr. Ketut Nqurah, **


Drs. Med. IBM Swabawa,* AAMD Setiadi,*
Dr. NT Suryadhi MPH***
*Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Denpasar, **Dosen Laboratorium Parasitologi Fakultas
Kedokteran Unud Denpasar, *** Dosen Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Unud Den pasar.

PENDAHULUAN kantong plastik yang berisi air steril. Dasar kantong plastik
Infestasi nematoda usu hingga saat ini masih merupakan dibuat runcing sehingga berbentuk segitiga , maksudnya agar
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Ada empat larva yang menetas nanti akan mengumpul pada bagian yang
spesies yang sering menginfeksi manusia, yaitu Ascaris lum- runcing. Selanjutnya biakan dieram pada suhu kamar dan pada
bricoides, Trichuris trichiura, Necator americanus dan trans- hari ke—5 biakan diperiksa di bawah mikroskop untuk me-
mitted helminths) yang prevalensinya tinggi di daerah-daerah nentukan jenis larvanya.
pedesaan, semi urban dan urban. Pengaruh keadaan sanitasi
lingkungan biasanya sejajar dengan sosial ekonomi sehingga
prevalensinya akan berbeda pada tahap sosial ekonomi yang
berlainan
Di beberapa desa di Bali telah dilakukan penelitian me-
ngenai prevalensi cacing ini, antara lain di Desa Kedisen
(Bakta dkk, 1981), di Desa Sukawati, Padangsambian dan
Trunyan (Rasidi dkk, 1979) 2.3 . Kami memilih Desa Suter
yang termasuk wilayah kecamatan Kintamani kabupaten
Bangli sebagai objek penelitian. Desa ini berpenduduk 1112
orang, terdiri dari 248 Kepala Keluarga yang sebagian besar
bekerja sebagai petani. Penelitian ini dilaksanakan dalam rang-
ka riset institusional Kerja Sosial Kesehatan (KERSOSKES
XII) FK Unud (1 — 6 Juli 1985) dengan tujuan untuk me-
nambah dan melengkapi data yang sudah ada.
MATERI DAN METODE KERJA
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
153 spesimen tinja yang diambil dari 153 orang penduduk
Desa Suter. Pengambilan sampel berdasarkan proportional
random sampling dengan menggunakan tabel bilangan random
pada tiap-tiap keluarga.
Cara kerja: semua spesimen tinja diperiksa secara langsung
(preparat langsung) memakai larutan eosin. Cara membuat
preparat; tinja diambil seujung lidi lalu dioleskan di atas kaca
objek yang telah ditetesi larutan eosin. Bahan diaduk sampai
merata, kotoran dan serabut yang kasar dibuang, kemudian
sediaan ditutup dengan kaca penutup dan diamati di bawah
mikroskop untuk menemukan telur-telur cacing.
semua sediaan yang positif cacing tambang dilakukan pem-
biakan dengan cara modifikasi Harada Mori (Kosin). Caranya:
tinja dipoleskan pada kertas saring, kemudian dimasukkan ke

52 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


Tabel 4. Prevalensi infestasi nematoda usus berdasarkan tingkat pen- yang bervariasi dari satu daerah dengan daerah lain ini, mung-
didikan. kin disebabkan oleh perbedaan keadaan geografik, sanitasi
lingkungan, tingkat sosial ekonomi dan tingkat pendidikan.
Pendidikan N = 153 Angka prevalensi (%)
Jika dilihat berdasarkan kelompok umur, di Desa Suter
Al Tt Ct Campuran Bali didapatkan angka prevalensi A. lumbricoides tertinggi
Tidak pernah pada kelompok umur 20 - 29 tahun, yakni 82,76%. Sedang-
sekolah 61,33 16,00 16,00 18,67 kan T. trichiura, cacing tambang dan infeksi campuran, preva-
SD tidak tamat 70,00 24,00 10,00 24,00 lensi tertinggi didapatkan pada kelompok umur 60 tahun ke
SD tamat 67,86 32,14 3,57 25,00 atas (tabel 2). Bila dilihat dari jenis kelamin, prevalensi A.
lumbricoides didapatkan lebih tinggi pada kelompok wanita
Tabel 5. Prevalensi infestasi nematoda usus berdasarkan jenis pekerjaan. daripada keloinpok laki-laki (70,00 : 60,27). Prevalensi T.
trichiura lebih tinggi pada kelompok laki-laki daripada ke-
Pekerjaan N = 153 Angka prevalensi (%) lompok wanita (28,77 : 15,00). Sedangkan prevalensi cacing
Al Tt Ct Campuran tambang dan infeksi campuran didapatkan hampir sama,
baik pada kelompok laki-laki maupun kelompok wanita (ta-
Petani 66,06 21,10 15,60 22,02 bel 3). Kalau ditinjau dari segi pendidikan, prevalensi A.
Wiraswasta 0,00 0,00 0,00 0,00 lumbricoides tertinggi dijumpai pada kelompok tidak tamat
Jasa 12,50 0,00 0,00 0,00 SD (70,00%). Prevalensi T. trichiura tertinggi pada kelompok
2,94 26,47
Tidak bekerja 79,41 29,41 tamat SD (32,14 %), demikian pula dengan infeksi campuran
(25,00 %). Sedangkan cacing tambang didapatkan tertinggi
Tabel 6. Persentase spesies cacing tambang (hasil biakan modifikasi pada kelompok yang tidak pernah sekolah (16,00 %) (tabel
Harada Mori). 4). Jika dilihat berdasarkan pekerjaan, prevalensi A. lumbri-
coides, T. trichiura, cacing tambang dan infeksi campuran
Spesies cacing tambang N = 18 (%) didapatkan tinggi pada kelompok petani dan kelompok tidak
bekerja (tabel 5).
Necator americanus 33,33
Hasil pembiakan dengan cara modifikasi Harada Mori
Ancylostoma duodenalis 60,00
(Kosin) untuk identifikasi larva cacing tambang, ternyata
Campuran (N; americanus +
dari 18 sediaan yang positif cacing tambang berhasil dibiakkan
A. duodenalis) 6,67
15 sediaan. Dari sediaan yang berhasil dibiakkan ini didapat-
kan angka prevalensi Necator americanus 33,33 %, Ancylos-
toma duodenalis 60,00 % dan campuran (N. americanus +
PEMBICARAAN
A. duodenalis) 6,67 % (tabel 6). Hasil ini ternyata berbeda
Dari 153 sampel tinja yang diperiksa, didapatkan angka dengan hasil-hasil penelitian terdahulu. Juttijudata et at (1961)
prevalensi Ascaris lumbricoides 65,36 %, Trichuria trichiura
di Thailand mendapatkan angka prevalensi N. americanus
21,57%, cacing tambang 11,77% dan infeksi campuran 21,57%
83,9 - 94,3 % dan A. duodenalis 0,4 - 3,2 % (11) . Andaja-
(tabel 1). Hasil ini berbeda dengan hasil-hasil penelitian di Bali
ningsih (1971) di Subang Jawa Barat mendapatkan angka
terdahulu(2) - 7). Agar lebih jelas dapat dilihat pada tabel di prevalensi N. americanus 89,2 % dan A. duodenalis 10,8 % (12)
bawah ini. Harun Machfudin (1973) pada bedah mayat di Jakarta me-
Nama peneliti Tabun Tempat Angka prevalensi (%) nemukan N. americanus 62,2 % dan A. duodenalis 46,8 % (13)
publi- peneliti-
Al Tt Ct Campuran Sumantri et al (1981) pada anak Sekolah Dasar di pedesaan
kasi an. mendapatkan angka prevalensi N. americanus 78 % dan A.
R a i dkk 1977 Denpasar 81,5 65,8 23,4 duodenalis 12% (14) Sedangkan di Bali belum ada data
Rasidi dkk 1979 Ba1i 85-91 41-90 30,55 penelitian mengenai identifikasi larva cacing tambang. Meng-
Bakta dkk 1979 Denpasar 40,7 25,5 23,0 ingat kedua spesies cacing tambang berbeda dalam hal pre-
Soesanto dkk 1980 Ba1i 82,4 100 13,5 valensi, patogenitas dan responnya terhadap pengobatan, maka
Stafford dkk 1980 Ba1i 91 90 59 masih perlu dilakukan penelitian- penelitian selanjutnya.
Bakta dkk 1981 Kedisan KESIMPULAN.
Bali 77,8 72,5 64,3
Telah dilakukan penelitian mengenai prevalensi infestasi
21,57
Eddy dkk Suter Bali 65,36 21,57 11,77 nematoda usus di desa Suter Bali dengan hasil : 65m35 %
A. lumbricoides, 21,57% T. trichiura, 11,77 % cacing tambang
Begitu pula bila dibandingkan dengan hasil-hasil penelitian di dan 21,57 % campuran.
luar Bali, hasilnya akan berbeda. Juwono dkk (1973) di Sura- Hasil pembiakan cara modifikasi Harada Mori (Kosin)
baya mendapatkan angka prevalensi A. lumbricoides. 25,7%, untuk identifikasi larva cacing tambang adalah : 33,33 %
T. trichiura 15,4% dan cacing tambang 23,7% (8) Putrali N. americanus, 60,00 % A. duodenalis dan 6,67 % campuran
et al (1977) di Banggai Sulawesi Tengah memperoleh angka (N. americanus + A. duodenalis).
prevalensi A. lumbricoides 40%, T. trichiura 44% dan cacing UCAPAN TERIMA KASIH
tambang 65% (9) . Joseph et al (1978) di Malili Sulawesi Selatan
mendapatkan angka prevalensi A. lumbricoides 74%, T. trichi- Kami mengucapkan terima kasih kepada Dekan Unud
ura 65% dan cacing tambang 62%
(10)
. Angka prevalensi beserta staf, Penanggung Jawab Umum KERSOSKES XII

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 53


FK Unud, Kepala Laboratorium Parasitologi FK Unud beserta Asian J Trop Med Pub Hlth. 1980; 11 : 319—323.
staf, Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Unud 7. Bakta IM dkk. Prevalensi beberapa nematoda intestinal pada
penderita di Bagian Penyakit Dalam RSUP Sanglah Denpasar.
beserta staf, Para Pemuka Masyarakat beserta masyarakat Naskah Lengkap Simposium Penyakit Infeksi Surabaya, 1979.
Desa Suter, Ketua Senat Mahasiswa, Panitia KERSOSKES XII 8. Juwono R dkk. Prevalensi Beberapa Nematoda Intestinal pada
FK Unud beserta rekan-rekan yang ikut berpartisipasi sehingga Penderita-pender0ta di Bagian Penyakit Dalam RS Dr. Soetomo.
penelitian ini dapat terlaksana. Naskah Lengkap KOPAPDI II Surabaya, 1973.
9. Putrali, J et al: Intestinal and blood parasites in the Banggai
Kabupaten, Central Sulawesi Indonesia. Southeast Asian J Trop
KEPUSTAKAAN Med Pub Hlth. 1977; 8 : 375.
10. Joseph SW et al : Human Parasitoses of the Malili area, South
1. Rukmono B. Pemberantasan Cacing usus yang ditularkan melalui Sulawesi (Celebes) Province, Indonesia. Southeast Asian J Trop
Tanah. Medika No. 3, Th. 6, 1980 : 129. Med Hlth. 1978; 9 : 264.
2. Bakta IM dkk. Prevalensi Infestasi Nematoda Usus di Desa Ke- 11. Juttijudata et al : A survey intestinal helminthic infections at Na-
disan Bali. Medka No. 10, Th. 7, 1981; 676. bon rubber plantations Nakorn Sritharmaray South Thailand.
3. Rasidi R dkk. Intestinal parasit in villages of Bali. Majalah Ke- J Nat Research Council of Thailand 2 No. 4, 1961.
dokteran Indonesia, 1979; 29 : 3-5. 12. Andajaningsih P. Jenis-jenis Cacing Ancylostomidae dari penderita
4. Rai T dkk. Survey pendahuluan mengenai prevalensi infestasi Ancylostomiasis yang berasal dari penduduk daerah perkebunan
parasit-parasit intestinal di Laboratorium Kesehatan Denpasar. Subang. Tesis Lembaga Parasitologi Unpad, Bandung, 1971.
Majalah Kedokteran Udayana, 1977; 10—35. 13. Harun Machfudin: Cacing-cacing intestinal manusia yang didapat
5. Soesanto Moetrarsi, Cerf BJ. A study on intestinal helminthic dari bahan autopsi di Jakarta. Majalah Kedokteran Indonesia,
infection of a rural community in Bali. Berkala Ilmu Kedokteran 1973;5—6 : 59-69.
XII : 1980;123-128. 14. Sumantri AG dkk: Ancylostomiasis and It s' Problem in Indonesia
6. Stafford EE et al. Human Parasitoses in Bali, Indonesia. Southeast The Southeast Asian J Trop Med Pub Hltj, 1981; 12, 3 : 451.

54 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


PERKEMBANGAN

dengan luasnya tindakan tadi. Oleh sebab itu, pada setiap


Tindakan Membuang Lemak tindakan, dianjurkan untuk membatasi pengambilan sampai
sebanyak 2 kg. Pada tingkat ini, efek yang berbahaya, seperti
Tindakan bedah untuk membuang deposit lemak yang ber- shock atau ketidakseimbangan metabolik, belum pernah
lebihan dengan cara menyedot sering disebut sebagai suction dijumpai. Embolisme lemak, anehnya, juga tak pernah di-
lipectomy, suction lipoplasty, liposuction, atau suction lipexe- laporkan. Insidensi komplikasi lokal, seperti hematoma atau
resis. Tindakan ini beberapa waktu yang lalu, sempat di- infeksi, cukup rendah. Pembentukan seroma dapat memper-
demontrasikan di Indonesia oleh ahli-ahli dari Perancis. Mula- sulit penyembuhan. Tapi ini dapat diatasi dengan penggunaan
mula teknik ini dimulai sebagai kuretase tajam, lalu ditambah- pembalut penekan, atau di-tap lokal. Komplikasi yang paling
kan penyedotan. Kini, yang dipakai adalah kanula tumpul, utama, oleh sebab itu, ialah bentuk kontour badan yang tak
yang dimasukkan lewat insisi di kulit — yang kecil saja dan sesuai dengan keinginan pasien maupun operator. Ini umum-
di tempat yang tak mengganggu mata — lalu lemak subkutan nya disebabkan karena seleksi pasien yang kurang baik, atau
yang "berlebihan " disedot. Penyedotan dilakukan dengan kesulitan teknis. Yang paling penting ialah harus diyakinkan
memberikan tekanan vakum sebesar 15 — 30 cm Hg. Kanula bahwa kulit si pasien cukup baik kualitas dan tonusnya, se-
itu berbeda-beda bentuk dan ukurannya, tapi semua punya hingga ia dapat berkontraksi secukupnya setelah tindakan
lubang — satu atau lebih — di dekat ujung, pada satu sisi. selesai. Bila kriteria ini dipenuhi, dan pasien cocok untuk
Dengan mengarahkan lubang-lubang itu ke arah timbunan anestesi-anestesi regional ataupun anestesi umum, hasil yang
lemak dan tidak ke arah kulit, ahli bedah dapat mengurangi memuaskan dapat diharapkan, bahkan pada pasien yang ber-
kemungkinan kerusakan kulit dan deformitas bentuk. Bila usia 70 tahun. Tapi, tentu saja, makin muda, makin bagus
tekniknya benar, iregularitas permukaan dapat dicegah. kualitas kulit, makin besar harapan keberhasilan.
Cuma sedikit trauma yang mengenai pembuluh-pembuluh Seperti halnya dengan pembedahan estetik lainnya, pasi-
darah subdermal, saraf, dan saluran getah bening. Kini, ke- en untuk penyedotan lemak ini harus diseleksi dengan cermat,
banyakan ahli memilih teknik kering — yaitu dengan menyisip- dan harus diberi konseling sebelum dan sesudah operasi. Pada
kan kanula tanpa menginfiltrasi daerah lemak dengan zat umumnya, pemecahan masalah terbaik buat obesitas adalah
pengemulsi. Namun, masih ada juga yang menyuntikkan melalui diet yang ketat. Penyedotan lemak hanya dibenarkan
cairan garam hipotonik mengandung hialuronidase untuk bila usaha itu telah dilakukan dengan saksama, dan masih
tujuan itu. Ada juga yang memakai cairan garam isotonik ada daerah-daerah yang refrakter terhadap pengurangan diet.
ditambah lignokain plus adrenalin di samping hialuronidase. Lancet 1985; ii : 192-3.
Penyedotan lemak terbukti bermanfaat buat ahli bedah
plastik yang akan menipiskan jaringan yang akan ditransfer
sebagai flap bebas atau pedicle flap, dan jaringan lemak dapat
banyak dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali dengan
Bisul Kronis
cara ini. Namun, dewasa ini, penerapan yang terutama ialah Bisul-bisul kronis tak jarang menimbulkan kejengkelan bagi
untuk memberi badan bentuk yang baru. Hasil-hasil yang pasien, yang tak kunjung sembuh, dan bagi dokter, yang
paling memuaskan dicapai di daerah pinggul, paha, dan lutut — merasa tak berdaya terhadapnya. Furunkulosis akibat stafilo-
daerah-daerah yang biasanya refrakter terhadap diet. Lemak di kokus cenderung kumat-kumat, bila di dalam keluarga tersebut
dinding abdomen dapat pula ditangani dengan cukup baik ada anggota yang membawa kuman Staphylococcus aureus
pada kasus-kasus yang cocok. Yang paling tak memuaskan di hidung atau kulitnya. Maka tempat-tempat karier kuman
hasilnya ialah tindakan pada daerah lengan. Gantungan lemak itu , pada pasien maupun keluarganya, mesti dicari sampai ke-
di dagu dan muka dapat sedikit dikurangi dengan kanula yang temu, agar patogen tersebut dapat dimusnahkan. Reservoir
umumnya ialah hidung, di mana organisme itu berkembang
kecil sekali, namun di sini penyedotan lemak harus.dipandang
biak lalu menyebar ke seluruh permukaan badan. Tapi, be-
sebagai tambahan saja terhadap prosedur kosmetik yang di- berapa individu punya tempat karier yang lain, misalkan
akui, seperti prosedur fce-lifting. perineum.
Apa saja komplikasinya ? Berkurangnya massa lemak di Staphylococcus aureus dari strain tertentu, terutama
sini bukan hanya akibat pembuangan lewat kanula, namun golongan faga II, amat mudah menyebar, ke kulit si pasien
juga akibat nekrosis lemak. Ini, bersama dengan ruang yang atau ke masyarakat, dan sering menyebabkan sepsis superfisial
diakibatkan oleh lewatnya kanula, menyebabkan perubahan- di luar rumah sakit. Infeksi rekuren kadang sembuh spontan
perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit, yang sebanding setelah dua tahun atau lebih. Tapi, seperempat pasien akan

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 55


mengalami bisulan yang kumat - kumat, walaupun awalnya obat yang rendah lebih cenderung menjadi resisten. Mupirosin,
menunjukkan respons yang baik terhadap pengobatan. Anti- zat antibaktero topikal yang baru, adalah asam monokarbok-
biotika sistemik mungkin dapat mengontrol infeksi akut, silat yang aktif tprhadap bakteri gram-positif dan gram - negatif.
tapi sering gagal membasmi kuman di tempat karier. Zat-zat Ia cenderung Iebih sulit menyebabkan resisten daripada asam
anti- bakterial topikal sering dipakai dalam usaha memusnah- fusidat. Dipakai sebagai krim di hidung, ia telah terbukti
kan reservoir infeksi itu. Misalkan saja, krim yang mengandung berhasil mengendalikan outbreak infeksi di rumah sakit oleh
klorheksidin (0,1 %) dan neomisin sulfat (0,5 %) dapat dioles- S aureus yang resisten terhadap metisilin, dalam 2 hari. Formu-
kan pada lubang hidung anterior 4 kali sehari sampai organis- lasi yang ada memakai politen glikol sebagai base, dan tidak
me itu terbasmi. Tempat karier lainnya juga harus ditangani, dimintakan lisensi untuk pemakaian intranasal karena ia dapat
antara lain dengan membersihkannya dengan antiseptik mengiritasi membran mukosa. Pemakaian lanolin sebagai
kulit, pemakaian shampo antibakteri, dan pakaian, sprei salep-dasar mungkin dapat merupakan pendekatan baru
serta handuk mesti sering dicuci dan disetrika. Anggota ke- dalam profilaksis topikal, untuk mencegah rekolonisasi hidung.
luarga yang merupakan karier harus dicari dan ditangani se- Lancet 1985;ii: 81—82
perti di atas. Bahkan dengan penanganan ini pun lubang hi-
dung anterior dan tempat karier lain masih dapat di-rekoloni-
sasi, dn pasien bisulan lagi.
Hedstrom (1985) pernah mengutarakan pengalamannya
menggunakan berbagai terapi pada kasus-kasus yang bandel. Teknologi
Dari 80 pasiennya yang bisulan kronis, 30 diobati dengan anti-
biotika saja, umumnya penisilin anti-stafilokokus. Rata-rata, Melahirkan Tepat Guna
pasien telah menderita infeksi rekuren ini selama 3,5 tahun
pada awal penelitian. Ternyata, 27 orang (90 %) dari kelom- Bulan April lalu, kantor regional Eropa dari WHO bersama
pok itu tidak bisulan lagi selama masa observasi 1 — 8 tahun Pan American Health Organisation mengadakan konperensi
sesudahnya. Pemberian terapi selama 10 — 14 hari tak ber- tentang teknologi tepat-guna buat melahirkan. Konperensi itu,
beda hasilnya dengan terapi selama 2 bulan. yang diadakan di Brazil, dihadiri oleh lebih dari 50 peserta
Hedstrom juga meneliti manfaat inokulasi tempat karier yang mewakili para bidan, ahli obstetri, ahli pediatri, ahli
dengan strain Staphylococcus aureus 502A yang rendah epidemiologi, sosiologi, psikolog, ahli ekonomi, administratur
virulensinya (setelah diberi terapi antibiotika sistemik) untuk kesehatan, dan ibu-ibu. Setelah mengulas secara teliti teknologi
mencegah rekolonisasi. (Teknik ini pernah dicoba dengan hasil yang ada buat proses melahirkan, secara bulat dihasilkan usul
cukup baik, tapi ada yang melaporkan terjadinya komplikasi di bawah ini. WHO beranggapan bahwa usul-usul tersebut re-
septik). Strain itu dioleskan setiap hari selama 5 hari pada levan buat pelayanan perinatal di seluruh dunia.
hidung dan berbagai tempat lain di kulit pada 20 pasien, Tiap wanita punya hak akan perawatan ante-natal dan ia
yang sebelumnya telah diberi terapi antibiotika. Patogen itu memegang peran pusat dalam semua aspek perawatan itu,
dapat dibasmi pada 8 pasien, dan 8 lainnya bebas infeksi termasuk keikutsertaan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
selama 2 — 3 tahun, untuk kemudian bisulan lagi. Anggota evaluasi dari perawatan tersebut. Untuk dapat memahami
keluarga tidak diberi terapi. bagaimana cara memberi perawatan ante-natal yang semesti-
Dua puluh pasien lainnya dikelola dengan salep asam nya, faktor-faktor sosial, emosional, dan psikologis harus di-
fusidat. Ini, rupanya, dapat lebih efektif mengontrol infeksi perhatikan benar - benar. Kelahiran adalah proses yang alamiah
rekuren itu daripada antibiotika sistemik saja. Salep itu di- dan normal. Namun demikian, 'kehamilan tanpa-risiko "pun
oleskan pada bagian anterior lubang hidung dua kali sehari dapat disertai komplikasi juga. Kadang kala, intervensi perlu
seminggu dalam sebulan, selama 4 — 15 bulan; anggota ke- dilakukan untuk memperoleh hasil yang terbaik. Agar usul-
luarga yang karier juga diobati. Asam fusidat ini membasmi usul berikut ini dapat diterapkan, mungkin perlu dilakukan
kuman Stagilokokus itu dari 16 pasien (80 %), dan mereka perubahan -perubahan dalam struktur sistem pelayanan ke-
kemudian bebas infeksi. Pada 4 pasien sisanya, infeksi kumat sehatan yang ada, serta perubahan sikap para staff, dan redis-
lagi setelah 1 tahun, semuanya diakibatkan oleh organisme tribusi dari sumber fisik dan manusia yang ada.
golongan faga 94/96. Hanya ada satu strain S aureus yang
resisten terhadap asam fusidat. REKOMENDASI UMUM
Dari hasil pengamatannya, Hedstrom menganjurkan pem-
berian terapi awal berupa penisilin yang stabil terhadap beta- Kementerian kesehatan harus mempunyai kebijakan khusus
laktamase atau obat anti-stafilokokus lainnya selama 10 — 14 mengenai teknologi—melahirkan—tepat—guna untuk pelayanan
hari. Bersama dengan itu dioleskan salep asam fusidat pada kesehatan swasta maupun nasional.
hidung dan tempat karier, pada pasien dan anggota keluarga- Negara-negara perlu mengadakan survei bersama untuk
nya yang karier, seminggu setiap bulan. mengevaluasi teknologi perawatan kelahiran.
Ada yang tak setuju pemakaian asam fusidat sendirian Seluruh masyarakat harus diberi informasi tentang berbagai
saja sebagai profilaksis, karena ia dapat menimbulkan mutan prosedur dalam perawatan kelahiran, sehingga tiap wanita
yang resisten. Alasan ini kurang kuat bila kita memakainya dapat memilih jenis perawatan yang dikehendakinya.
setelah pemberian antibiotika dulu, dan kemudian sebagai Si ibu dan keluarganya perlu dianjurkan agar melakukan
profilaktik. Ia dapat diibaratkan INH, yang dipakai tunggal perawatan -sendiri dalam masa perinatal, dan memahami
dalam profilaksis tuberkulosis. Namun kepatuhan pasien kapan dan pertolongan apa yang dibutuhkan untuk mem-
sangat penting, karena organisme yang terkena konsentrasi perbaiki keadaan kehamilan, kelahiran, dan sesudahnya.

56 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


Kelompok rukun ibu-ibu dapat berguna, karena dapat saling Tak ada bukti bahwa memonitor janin secara rutin punya
memberi dukungan sosial dan informasi tentang kelahiran. efek positif terhadap kehamilan. Electronic fetal monitoring
Tim kesehatan harus menunjukkan kesatuan sikap agar ada harus dilakukan hanya pada kasus-kasus tertentu yang ber-
kontituitas dalam memonitor kelahiran, dan tim perinatal hubungan dengan angka kematian perinatal yang tinggi dan
harus punya falsafah kerja yang sama sehingga perubahan- bila partus diinduksi. Perlu dilakukan riset untuk menentukan
perubahan dalam staff tidak mempengaruhi kontinuitas pe- wanita mana yang akan diuntungkan dengan monitoring
rawatan. janin ini. Sementara itu, pelayanan kesehatan nasional harus
Sistem pelayanan informasi (termasuk dukun) harus bekerja menahan diri untuk tidak membeli alat serupa ini lagi.
sama dengan sistem resmi dan kerja sama harus dipertahankan Dianjurkan untuk memonitor denyut jantung janin dengan
demi si ibu. Hubungan semacam ini, bila ditegakkan secara auskultasi selama partus tahap pertama, dan lebih sering pada
paralel, dapat sangat efektif. tahap berikutnya.
Latihan profesional harus memberikan pengetahuan baru Tak ada indikasi untuk mencukur rambut pubis; juga tak
tentang aspek sosial, kultural, antropologis, dan etis dari ada indikasi untuk memberi enema sebelum melahirkan.
kelahiran. Wanita hamil tidak dianjurkan untuk diletakkan dalam po-
Tim perinatal harus dimotivasi untuk memperkuat hubung- sisi litotomi dorsal selama partus. Mereka harus dianjurkan
pntuk berjalan-jalan selama partus tahap-tahap awal, dan di-
an antara ibu, anak, dan keluarga. Kerja tim ini dapat di-
biarkan menentukan posisinya sendiri selama melahirkan.
pengaruhi oleh konflik antar-disiplin, yang harus diselidiki
Perineum harus dilindungi di mana mungkin. Episiotomi
secara sistematik.
secara rutin tidak dibenarkan.
Latihan bagi tenaga kesehatan harus mencakup teknik
Induksi partus harus disimpan buat indikasi-indikasi khusus
komunikasi untuk meningkatkan pertukaran informasi antara
saja. Angka induksi partus yang melebihi 10 % tak dapat
anggota tim kesehatan, wanita hamil serta keluarganya.
dibenarkan.
Latihan buat bidan profesional harus digalakkan. Perawatan
buat kehamilan normal, kelahiran, dan sesudahnya seharusnya Selama melahirkan, pemakaian analgesik dan anestetik
menjadi tanggung jawab profesi ini. secara rutin harus dihindari (kecuali bila dibutuhkan untuk
Penilaian teknologi harus mengikutsertakan semua yang mengoreksi atau mencegah suatu komplikasi).
memakai teknologi itu, ahli epidemiologi, ahli ilmu sosial, Pemecahan ketuban secara dini, sebagai prosedur rutin,
pejabat kesehatan, dan wanita pada siapa teknologi itu di- harus dihindarkan.
terapkan. Perlu diselidiki pakaian minimum pada yang perlu dipakai
Informasi tentang praktek-praktek kelahiran dalam berbagai oleh mereka yang membantu proses kelahiran dan bayi.
rumah sakit, seperti angka seksio sesar, harus tersedia untuk PELAKSANAAN DARI REKOMENDASI
masyarakat. Usul-usul di atas mengakui perbedaan antar berbagai
Riset terhadap struktur dan jumlah tim yang iknt serta daerah dan negara. Pelaksanaannya harus disesuaikan dengan
dalam proses melahirkan, harus dilakukan pada tingkat regio- keadaan setempat.
nal, nasional, dan internasional, untuk memaksimalkan pe- Pemerintah-pemerintah harus menentukan departemen
layanan tepat-guna primer, memaksimalkan kelahiran normal, mana yang harus mengkoordinasi penilaian teknologi melahir-
dan memperbaiki kesehatan perinatal, agar cost effective, kan tepat-guna.
serta sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Universitas-universitas, himpunan ilmiah, dan kelompok-
kelompok riset semua harus ikut serta dalam menilai teknologi
REKOMENDASI KHUSUS itu.
Demi kebaikan si ibu-baru, selama proses kelahiran dan Peraturan keuangan harus diadakan untuk mencegah meng-
masa postnatal, seorang anggota keluarganya harus bebas gunakan teknologi secara sembarangan.
menyertainya. Di samping itu, tim kesehatan harus mem- Pelayanan obstetrik yang menghormati aspek emosional,
berikan dukungan emosional. sosial dan psikologis harus dikembangkan.
Wanita yang melahirkan di suatu institusi harus tetap Badan pemerintah, universitas, himpunan ilmiah, dan
punya hak untuk menentukan tentang pakaiannya (serta kelompok-kelompok lain harus ikut mencegah pelaksanaan
bayinya, makanan, pembuangan plasenta, dan tradisi budaya seksio sesar secara sembarangan dan berlebihan dengan me-
lainnya. neliti dan mempublikasikan efek buruknya terhadap ibu dan
Bayi yang sehat harus tetap bersama ibunya, bila ini me- bayi.
mungkinkan. Observasi buat bayi yang sehat itu bukan suatu Hasil-hasil dari penilaian teknologi harus disebarluaskan,
alasan untuk memisahkannya dari ibunya. agar dapat mengubah perilaku para profesional serta sikap
Ibu harus dianjurkan untuk segera menyusui, bahkan se- masyarakat.
belum ia meninggalkan ruang melahirkan. Pemerintah harus mempertimbangkan pembuatan per-
Di negara-negara yang punya angka kematian perinatal aturan, sehingga suatu teknologi baru hanya dapat diterapkan
terkecil di dunia, angka seksio sesar cuma kurang dari 10 %. setelah dievaluasi secukupnya.
Angka-angka yang melebihi 10 — 15 % tak dapat dibenarkan. Konperensi-konperensi regional dan nasional tentang
Tak ada bukti bahwa seksio sesar harus dilakukan terhadap kelahiran, dengan peserta dari pelaytan kesehatan, pejabat
semua ibu yang pernah di-seksio. Kelahiran per vaginam kesehatan, pemakai, kelompok-kelompok wanita, dan media
setelah seksio sesar harus dianjurkan, bila tersedia sarana massa, harus digiatkan.
buat bedah darurat. WHO harus menentukan suatu tahun tertentu untuk
"
Ligasi tuba fallopi bukan indikasi untuk seksio sesar. Ada tahun melahirkan " , selama itu perhatian harus dipusatkan
cara yang lebih aman dan sederhana untuk sterilisasi tubal. untuk mempromosikan proses kelahiran yang lebih baik.

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 57


Tepatkah Tindakan Saudara ?
Dalam kehidupan kita sebagai dokter, umumnya kita per- tubuh tidak menarik untuk diperhatikan, karena dianggap
nah menjumpai — atau paling tidak, pernah mendengar — jatah sejawat lain! Atau bisa pula timbul pemikiran, bila alat
kasus kematian pasien yang disebabkan karena kesalahannya lainnya saya perhatikan, khawatir dikira menyerobot "kapling'
sendiri. Karena menolak suatu anjuran terapi. Misalnya, pasien sejawat lain! Dus tidak melihat pasien sebagai manusia utuh.
apendisitis di desa-desa, tak jarang yang menolak untuk di- Kembali pada kasus yang kita hadapi, dari segi Etika, ada
kirim ke kota untuk dioperasi. Dan kematian pun merenggut kelemahan sejawat kita yang bermaksud baik ini. Demi ke-
nyawa mereka. Ini menunjukkan dengan jelas hak seseorang hidupan seutuhnya dari penderita, biarpun "jatahnya" hanya
baru untuk mengatasi kelainan pada satu ovarium sesuai de-
atas kehidupan dirinya sendiri.
ngan izin penderita sebelum operasi, dia memberanikan mem-
Nah, kini ada kasus demikian. Seorang wanita, muda, beranikan membuang kedua Ovarium, yang kelainannya
menderita suatu kelainan kandungan, yang diduga suatu tumor diketahui sewaktu operasi! Secara medis dia dapat bertindak
pada ovariumnya. Dokter kandungannya menganjurkan demikian, bila kelainan itu bersifat ganas, sehingga tidak bisa
untuk diambil ovariumnya. Pasien itu menyetujui, dengan ditunda-tunda.
syarat hanya sebelah yang diangkat, sehingga ia masih punya Bila bukan karena kelainan ganas, dari segi Etika lebih
ovarium. Pada operasi ditemukan bahwa kedua ovarium me- baik dia tetap membuang satu ovarium dulu, dan membiarkan
nunjukkan kelainan, yang secara medis, harus diatasi dengan ovarium yang satu lagi tinggal biarpun tidak berfungsi, tapi
membuang ke dua ovarium itu. Dokter itu memilih: mem- tidak langsung membahayakan kehidupan si sakit! Pada
buang ke dua ovarium itu, daripada melakukan operasi dua waktu yang baik, baru diberitahukan pada penderita, bahwa
kali. ovarium yang tinggal juga mempunyai kelainan yang sama.
Tujuannya memberi tenggang waktu untuk menenangkan
Setelah sadar, pasien menyesalkan tindakan si dokter.
gejolak emosionil penderita. Secara bertahap sejawat tersebut
Karena bagi dirinya, lebih baik ia mati daripada menjadi
dapat menguraikan hakikat kehidupan, bahwa mempunyai
wanita yang tak punya ovarium sama sekali. Apalagi ia masih keturunan bukanlah satu -satunya tujuan hidup manusia,
muda dan belum bersuami. hal itu hanyalah salah satu atribut kelengkapan kebahagiaan
Yang menjadi pertanyaan: dapatkah si pasien menuntut hidup duniawi.
dokter itu ke pengadilan? Bagaimana tindakan dokter ini di- Cukup banyak wanita yang tidak mempunyai anak
pandang dari sudut etika dan hukum kedokteran? sendiri, baik karena kelainan alat reproduksi maupun karena
tidak menikah, akan tetapi tetap dapat hidup bahagia, tetap
Komentar dapat hidup bermanfaat bagi didinya, maupun bagi orang
lain bahkan bagi masyarakat luas dan negara! Ketidak mampu-
an wanita untuk melahirkan anak sendiri, bukanlah suatu
TANGGAPAN DARI SEGI ETIKA KEDOKTERAN alasan untuk berputus asa, apalagi menganggap hidup tidak
Dalam "Hukum & Etika" penerbitan yang lalu, dibicara- berguna lagi.
kan wanita tanpa "Rahim" & Vagina. Maka sekarang akan di- Kelemahan dari sudut Etika ialah, sejawat ini terburu-
bicarakan wanita muda tanpa "Ovarium", organ dari sistem buru mengangkat ovarium yang kedua, tanpa mempersiapkan
reproduksi yang menghasilkan telor/ovum. Dan ketiadaan penderita dari segi emosional dan pandangan hidup, kecuali
ovarium di sini karena suatu penyakit, yang untuk penyem- kalau yang ditemukan suatu keganasan yang membahayakan
buhan keseluruhan insan itu, ovariumnya harus dikeluarkan. jiwa. Karena itu, dari sudut etika, sejawat ini pertama harus
Mungkin sejawat dokter ini bertindak demikian, karena minta maaf atas kejadian yang dilakukannya dengan maksud
menilai & menghargai kehidupan manusia tersebut seutuhnya. baik tersebut, dan secara sabar & penuh pengertian, mengurai-
Mungkin sekali didasari prinsip bahwa manusia itu bukanlah kan arti kelainan tersebut dari segi reproduksi (punya ke-
kumpulan berbagai alat organ yang direkayasa menjadi seorang turunan) dan hakikat kehidupan secara luas dan mendalam.
insan, tapi manusia adalah suatu makhluk utuh, yang mem- Semoga saja o. s. dapat menerima kenyataan tersebut dengan
punyai berbagai organ dengan masing -masing fungsi yang tabah!
spesifik. Istilah "pop"nya, tubuh manusia tidak boleh di
"kapling" dalam pengobatan. Secara Etis, seorang dokter,
terutama dokter spesialis, tidak boleh melihat pasiennya hanya Dr. H. Masri Rustam
dari organ/alat yang dikuasai sang dokter saja; misalnya urusan Direktorat Transfusi Darah PMI
ovarium, jatah ahli penyakit kandungan, lain bagian dari Ketua IDI Cabang Jakarta Pusat

5 8 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


TANGGAPAN DARI SEGI HUKUM KEDOKTERAN itu dapat dipersalahkan, karena :
1. si pasien dengan jelas menghendaki hanya satu ovarium
Pada dasarnya, seseorang mempunyai hak penuh untuk saja yang diangkat;
menentukan apa yang hendak dilakukan atau tidak dilakukan 2. tidak ada alasan "si pasien dalam keadaan bahaya maut"
terhadap diri/tubuhnya (zelfbeschikkingsrecht). Orang lain untuk juga mengangkat ovarium yang kedua itu.
tidak boleh memaksakan suatu tindakan terhadap diri/tubuh Suatu kejadian yang mirip dengan kasus ini terjadi di
orang itu. Belanda, di mana seorang dokter yang melakukan seksio
Dokter tidak dapat memaksa seorang pasien untuk mau sesaria (atas persetujuan si pasien) sekalian melakukan ste-
diperiksanya, apa lagi disuntik atau dioperasi. Untuk tiap rilisasi tanpa persetujuan si pasien. Medisch Tuchtcollege
tindakan ini diperlukan persetujuan si pasien, walaupun tidak (suatu Pengadilan Disiplin Medik yang belum kita punyai
secara tertulis (kecuali untuk suatu operasi), bahkan mungkin sekarang) di Den Haag dalam putusannya pada 7 Desember
dengan kata-kata terselubung seperti "Coba saya periksa " 1972, menyatakan, dokter itu bersalah. Memang, mungkin
atau "Disuntik, ya ?" atau yang senada dengan itu. dokter dapat mengambil tindakan yang melebihi apa yang
Pengecualian terhadap zelfbeschikkingsrecht ini memang disetujui si pasien, tapi hanya dalam keadaan di mana tindakan
ada, yaitu jika terdapat alasan untuk menghapus pidana itu benar-benar untuk menyelamatkan jiwa si pasien, sedang-
(strafuitsluitingsgrond), misalnya seorang korban kejahatan kan pada sterilisasi itu tidak demikianlah halnya. Alasannya
harus mau diperiksa oleh dokter karena ditentukan oleh yang dikemukakan oleh dokter itu, bahwa berdasar kepercaya-
KUHAP pasal 133 ayat (1) yang berbunyi : Dalam hal penyi- an yang diberikan oleh si pasien kepadanya, ia dapat ber-
dik untuk keperluan peradilan menangani seorang korban baik anggapan bahwa si pasien akan menyetujui tindakan sterilisasi
luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang dilakukannya, tidak dapat diterima oleh Medisch Tucht-
yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan college tersebut.
permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman
Kembali kepada dokter yang mengangkat kedua ovarium
atau dokter dan atau ahli lainnya.
tadi, menurut hukum pidana ia dapat dituntut berdasarkan
Dokter tidak dapat dipersalahkan, jika ia memaksa si korban
KUH Pidana pasal 360 ayat (1), yang berbunyi : Barangsiapa
itu untuk mau diperiksanya, karena ada alasan untuk meng-
karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain
hapus pidana menurut KUH Pidana pasal 50 yang berbunyi :
mendapat luka-luka berat, diancam dengan pidana penjara
Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan
paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu
undang-undang, tidak dipidana.
tahun.
Pengecualian lain ialah, bilarhana si pasien tidak dapat me- karena menurut KUH Pidana pasal 90, suatu kekudungan
nyatakan persetujuannya (karena pingsan) dan keluarga ter-
(vetminking) termasuk luka berat.
dekat (next of kin) tidak dapat segera dihubungi, sedangkan Menurut hukum perdata dokter itu dapat diminta mem-
si pasien itu berada dalam keadaan bahaya maut, misalnya bayar ganti rugi berdasarkan KUH Pidana pasal 1365, yang
mengalami kecelakaan lalu lintas dan perlu segera dioperasi,
berbunyi : Tindakan perbuatan melanggar hukum yang mem-
termasuk yang menimbulkan cacat berat seperti tindakan
bawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang ka-
amputasi. Dalam hal ini dokter bertindak karena didorong rena kesalahannya menyebabkan kerugian itu, mengganti ke-
oleh suatu daya paksa (overmacht), dan dengan demikian rugian tersebut.
ia dilindungi oleh KUH Pidana pasal 48 yang berbunyi :
Barang siapa melakukan perbuatan karena pengaruh daya
paksa, tidak dipidana. Dr. Handoko Tjondroputranto
Dalam kasus mengangkat kedua ovarium di atas, dokter Lembaga Kriminologi Universitas Indonesia, Jakarta

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 59


Catatan Singkat
Akut otitis media, keadaan yang sering ditemukan pada
anak-anak, ternyata tidak selalu harus diobati dengan Di Indonesia, juga di negara-negara lain, pencangkokan
antibiotika. Suatu penelitian -di Inggris mengungkapkan ginjal sering dimungkinkan karena kerelaan saudara
bahwa tetes hidung dan analgesika saja cukup baik buat kandung si pasien menyumbangkan miliknya. Kebijakan
lebih dari 90% dari 4860 kasus. Hanya sedikit saja yang ini dibenarkan mengingat kemungkinan keberhasilannya
perlu tindakan miringotomi dan antibiotika. Maka di- lebih besar bila dibandingkan dengan pencangkokan
anjurkan, untuk anak 2 tahun ke atas, keadaan ini tidak ginjal dari kadaver. Namun, dengan munculnya antibio-
diobati dengan antibiotika dulu selama 3 — 4 hari. Bila tika cyclosporin, zat yang secara ajaib dapat menekan
tak ada perbaikan, baru dilakukan tindakan lain. reaksi penolakan, pengcangkokan ginjal dari kadaver
Brit Med J 1985; 290: 1033-36
kini bukan hal yang mustahil. Mungkin, dalam waktu
Telah kita ketahui, hipertensi itu dapat diturunkan. dekat, pencangkokan ginjal dari donor hidup justru
Namun bagaimana pola penurunannya? Suatu peneliti- akan dianggap tidak etis lagi.
an di Belgia menunjukkan bahwa korelasi tekanan
darah itu memang ada antara ayah dan anak lelaki, Bila anda mencurigai batuk psikogenik pada anak-anak,
juga antara ibu dan anak-wanita. Untuk pasangan lain, perhatikan tanda-tanda ini. Usia umumnya antara 6—14
tidak terlihat adanya korelasi yang jelas. tahun. Gejala muncul setelah terkena infeksi saluran
J Chronic Dis 1985; 38:397-407. pernafasan bagian atas. Batuknya keras dan kasar. Dan
yang penting: selama tidur batuk hilang sama sekali!!
Seseorang dengan 90% stenosis pada arteri-arteri koro- Tentu saja diagnosis ini hanya boleh ditegakkan bila
nernya masih dapat ikut maraton. Tapi orang lain de- semua pemeriksaan menunjukkan tak ada kelainan.
ngan stenosis 50% saja sudah mengeluh karena angina. Cara mengatasi : beritahu anak ini bahwa, dadanya
Jadi, rupanya penyumbatan itu punya sifat dinamis. lemah dan memerlukan ikatan. Dada lalu diikat dengan
Irii yang menyebabkan bedah by-pass tidak selalu me- selembar kain. Buatlah simpul yang besar dengan kain
muaskan. Suatu pertemuan dokter-dokter di Inggris itu di depan dada. Bila si anak mulai batuk lagi, ia akan
mencari konsensus tentang alternatif-alternatif seder- merasa sakit, sehingga ia akan "belajar " untuk tidak
hana lainnya. Yang tak boleh dilupakan, demikian di- batuk!
Brit Med J 1985; 290 : 1847-48
katakan, ialah perhatian pada faktor-faktor psikologik,
istirahat, dan keseimbangan antara relaksasi dan olah- Kampanye penggunaan garam oralit yang gencar di-
raga. Faktor-faktor ini dapat menolong beberapa kasus lakukan, harus diimbangi dengan kemudahan mendapat-
penyakit jantung koroner. kan garam oralit itu sendiri. Tidak perlu ia hanya dijual
di toko obat, apotek atau puskesmas saja, tapi tersedia
Setelah beberapa ratus tahun dicari-cari, akhirnya para juga di tukang rokok, toko kelontong, pasar, super-
ahli berhasil menemukan perbedaan antara otak kaum market dan lain-lain. Jadi semudah kita membeli korek
pria dan wanita. Konon pada pria, nukleus di regio api, rokok, permen, sabun atau lainnya.
preoptik hipotalamus adalah 2,5 kali lebih besar di- Suatu saat, ibu-ibu yang belanja di pasar akan ter-
bandingkan wanita. Dan ia mengandung 2,2 kali lebih dengar berkata: "satu bungkus oralitnya, pak!"
banyak sel pada pria. Perbedaan ini makin berkurang
dengan menngkatnya umur. Telah diketahui, lamanya matahari bersinar amat mem-
Science 1985; 228:1112-5
pengaruhi fisiologi makhluk hidup. Ayam, contohnya,
sedikit bertelur bila jumlah sinar yang diterimanya se-
Seorang laki-laki sehat datang ke County Hospital, tiap hari berkurang. Mengapa tidak mencobanya buat
Lincoln, minta supaya testisnya difiksasi. Permintaan manusia? Suatu penelitian menunjukkan bahwa pasien,
yang aneh ini akhirnya dilcetahui sebabnya. Rupanya depresi di musim dingin, dapat membaik afeknya bila
laki-laki tadi takut mengalami nasib yang sama dengan rumah dimana dia tinggal diberi penyinaran yang cukup
ke tiga saudaranya: Semuanya menjalani operasi darurat kuat di pagi dan senja hari. Efek ini ternyata reversibel.
akibat torsi testis. Bila cahaya dihilangkan, pasien kumat lagi.
Brit J. Urology 1985; 57:190-1 Am JPsychiatr 1985; 142: 163-70

60 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


SALAH PENGERTIAN TUKANG BASO YANG MERASA DIRINYA SEORANG DOKTER
Sewaktu mula-mula bertugas di Pus- Seorang penjual baso di Thailand beristri 7 (tujuh) orang, dan dari istri -istrinya ini ia
kesmas daerah Maluku Utara, datang dikaruniai 22 (duapuluhdua) orang anak dari berbagai usia. Keluarga yang superbesar
seorang wanita muda berobat. Terjadi- ini tinggal di dalam sebuah rumah (yang tentunya superbesar pula) secara rukun dan
lah dialog sebagai berikut : damai; lebih kurang 50 km dari kota Bangkok, Thailand.
Dokter : "Sakit apa, bu ? Ketika ditanya tentang rahasia atau cara yang diikuti untuk kehidupan poligami
yang berhasil itu, ia menerangkan sebagai berikut: " Saya menganggap diri saya sebagai
Pasien : "Ngisi bunting!"
seorang dokter, dan ketujuh istri saya sebagai pasien, pasien, dan seks adalah obatnya.
Dokter : "Oya? kapan mens terakhir? " Bila seorang istri membutuhkan pengobatan lebih banyak dari yang lain, tentunya
Pasien (heran) : "Bulan ini belum da- saya akan mencurahkan lebih banyak perhatian kepada yang lebih memerlukannya.
pat mens". Ada pasien yang hanya memerlukan terapi selama 5 menit saja, sedangkan yang lain
Kemudian dokter perintahkan pa- perlu pengobatan sampai setengah jam."
sien naik tempat periksa, lalu dengan "Apakah bapak harus bertugas sebagai dokter setiap malam?"
teliti memeriksa perut ibu. (Pasien "Tentunya tidak. Ada kalanya satu malam sama sekali tidak bertugas sebagai
tambah bingung). dokter, akan tetapi kadang-kadang dalam semalam harus bertugas tiga sampai empat
Ternyata setelah lewat penterje- kali!"
mah (perawat), barulah si dokter tabu Bagaimana pendapat teman sejawat tentang "dokter" pandai ini?
OLH
bahwasanya ngisi bunting itu bukan
hamil, tetapi berarti . . . gusi bengkak!!
Dr. Elly Deliana
Puskesmas Kalumata, Ternate Selatan. BERSAMA EMBAHNYA

Seorang ibu tergopoh-gopoh membawa anaknya yang sedang kejang ke suatu


puskesmas. Setelah memeriksa sejenak, dokter memberinya surat pengantar untuk
merujuk ke RS terdekat. Seminggu kemudian ibu ikut berobat ke puskesmas dengan
muka murung. Dokter yang masih mengenali ibu tersebut bertanya tentang anaknya,
sebelum mendiagnosa penyakitnya.
Dokter : Bagaimana kebar anak ibu, apa sudah baikan?
Pasien : Sudah bersama embahnya dok!
Dokter : Syukurlah kalau demikian .......................................................................
(dokter mengira embah anak tersebut tinggal di desa, namun karena pasien-
nya tiba-tiba menangis terisak-isak, maka ia bertanya mohon penjelasan)
Di mana embahnya bu ?
Pasien : di kuburan dok (jawabnya lemah).
Inilah akibat dari penghalusan bahasa, terkadang-kadang menimbulkan salah
pengertian.
(embah = nenek) Sudibyo

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 61


ANDROLOG SELALU SIAL
Seorang sopir bertanya pada tuannya Ali dan Abu adalah mahasiswa kedokteran yang menyewa satu kamar bersama-sama.
sebagai berikut : Suatu hari si Ali pulang dan menemukan temannya sedang termenung sedih. "Saya
Sopir : "Dokter yang praktek di jalan sangat sial," ia menggerutu.
X itu pasiennya laki-laki se- "Apa yang telah terjadi?" tanya Ali.
mua, dan banyak yang datang 'Begini. Tadi pagi saya bertemu perempuan cantik di jalan. Kami berkenalan, dan
dari luar kota. Ahli apa sih itu mampir di bar untuk minum-minum. Kami menjadi akrab. Ketika dia menawarkan
pak?" untuk pergi ke tempat tinggalnya, saya pikir nasib saya sudah berubah."
Tuan : " Androlog" "Hm, hebat jua," kata Ali.
Sopir : "Androlog itu apa?" "Beberapa menit setelah kami masuk kamarnya, saya sudah berada di atas ranjang
Tuan : "Ahli hormon kelamin pria! bersamanya. Saya baru saja mulai ke 'klimaks' ketika kami dengar pintu dibuka.
Yang datang berobat itu ke- "Itu suami saya!" katanya. "Saya segera meloncat ke"jendela dan bergantungan di
banyakan ingin punya anak." tepi jendela ketika laki-laki itu masuk. "
Sopir : "0 ..., jadi . . . mereka akan "Suaminya sekilas melihat tangan saya bergantungan untuk menyelamatkan jiwa
mereparasi burungnya ?" saya. Dia mendekati jendela dan memukul tangan saya dengan palu. Kemudian dia
Tuan : ??? buang air kecil ke sekujur tubuh saya. Dua orang wanita tua di jalanan melihat saya
UW bergantungan tanpa busana, dan mereka mulai berteriak memanggil polisi. Polisi
datang dan saya ditahan. Nah, sekarang kamu mengerti apa yang saya maksud apabila
saya berkata saya ini orang sial?"
PENGALAMAN PALING BERKESAN "
Ah," jawab Ali. 'Kamu benar-benar sial."
Dua orang dokter calon psikiater "Itu belum apa-apa," kata Abu. "Ketika polisi datang untuk menangkap saya, saya
sedang bercakap-cakap. melihat ke bawah dan ternyata kaki saya ............... hanya 10 cm dari tanah!"
Dokter 1 : Apa pengalaman yang pa- Mr "J".
ling berkesan dalam me-
nangani penderita penya-
kit jiwa ? BATUK
Dokter 2 : Mengejutkan dan paling Anamnesis tidak pelak lagi merupakan suatu prosedur diagnostik penting dalam
berkesan! Dua bulan lalu ilmu kedokteran, yang memang seringkali sulit dilakukan. Seorang pasien, laki-laki
saya mengobati pasien berumur sekitar 70 tahun, datang berobat ke Poliklinik Paru R.S. Persahabatan, dan
yang menderita psikosis. terjadilah pembicaraan :
Setelah saya beri obat, ia Dokter : Bapak ada keluhan batuk ?
mencoba meminta uang Pasien : Tidak dokter.
dari saya, untuk ongkos Kemudian pasien ini diperiksa fisiknya. Ketika sedang melakukan auskultasi, pasien
pulang katanya. ternyata batuk-batuk dengan keras dan cukup lama.
Dokter 1 : ............... ??? Dokter : Nah, itu Bapak batu. Tadi katanya tidak ada keluhan batuk ?
Sudibyo S.
Pasien (dengan tenang ) : Iya, sekarang memang batuk. Tapi tadi waktu ditanya
dokter kan saya tidak sedang batuk, jadi ya saya jawab tidak ada keluhan batuk !!

PENYAKIT MALAS MENGOREK dr. Tjandra Yoga Aditama, Jakarta


Seorang pasien yang cukup necis
datang pada suatu sore ke puskesmas.
Setelah bicara panjang lebar tentang
penyakitnya, ternyata ia agak tuli
karena telinganya tersumbat kotoran
telinga. Setelah beberapa menit dokter
mengorek keluar kotoran -kotoran ter-
sebut, pendengaran pasien pulih kem-
bali.
Pasien : Dok, apa nama penyakit
saya dalam bahasa sehari-
harinya, agar saya dapat
menceritakan kepada isteri
saya ?
Dokter : Penyakit malas mengorek
(pasien itu tersenyum malu, lalu ke-
luar dengan selembar resep tanpa
mengucapkan sepatah katapun)
Sudibyo S.

62 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985


1. Pada tuli saraf (sensorineural) (d) Terjadi peningkatan kadar HCO 3
(a) Proses kelainannya berada di telinga luar ataupun di (e) PaCO 2 naik.
telinga tengah 7. Edema serebri yang terjadi karena sirkulasi terhambat,
(b) Proses kelainannya di telinga dalam atau di sarafnya sehingga cairan serebrospinal merembes melalui dinding
(c) Pada umumnya dapat dikoreksi balk dengan obat- ventrikel dan meningkatkan volume ruang ekstraselular,
obatan dan alat dengar, maupun secara operasi. ialah :
(d) Proses kelainannya di batang otak atau di otak. (a) Edema serebri vasogenik
(e) Bukan salah satu di atas. (b) Edema serebri sitotoksik
2. Di bawah ini termasuk kekurangan pendengaran ringan, (c) Edema serebri hidrostotik/intersisial
kecuali : (d) Edema serebri osmotik
(a) Penderita akan mendapat kesukaran di dalam komu- 8. Potensi sumber gizi di daratan (padi-padian, kacang-
nikasi jarak jauh, misalnya dalam forum pertemuan. kacangan) akan lebih cepat menemui keterbatasan dan
(b) Pada pemeriksaan audiometri, pada frekuensi per- penurunan. Salah satu penyebabnya ialah :
cakapan turun 15 dB sampai 30 dB. (a) Populasi manusia tiap hari bertambah
(c) Pada jarak 1 meter sudah mendapat kesukaran untuk (b) Pemukiman masyarakat manusia dan perkembangan
mengerti arti kata. teknologi industri akan mendesak lahan pertanian
(d) Secara klinis, penderita sukar diajak bercakap-cakap dan peternakan di daratan
pada jarak kurang lebih 3 meter. (c) Tingkat kesuburan tanah menurun setiap saat
3. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan anak lahir tuli, (d) Produktivitas sumber gizi di daratan umumnya me-
yaitu : merlukan investasi yang lebih besar daripada perikan-
(a) Penyakit menahun, seperti: lues, diabetes, tirotok- an laut dalam hal pengorbanan tenaga, uang• dan
sikosis dll. waktu pemeliharaan
(b) Obat-obatan: streptomisin, aminoglikosid, kini, pre- (e) Semua benar
parat salisil, preparat Pb. 9. Pada diabetes melitus, gangren kaki meningkat frekuensi-
(c) Penyakit virus, misalnya : rubela, parotitis. nya; penyebabnya diperkirakan :
(d) Keracunan waktu hamil : toksemia gravidarum. (a) hiperglikemia
(e) Semua benar. (b) Oksigenasi jaringan yang buruk akibat iskemia
4. Dengan alat audiometri dapat diperiksa : (c) Adanya gangguan sensoris sehingga persepsi superfi-
(a) Kekurangan pendengaran secara kualitatif dan kuanti- sial hilang
tatif. (d) Kombinasi (a) dan (b)
(b) Lokalisasi kerusakan telinga dan jalur persyarafan (e) Kombinasi (b) dan (c)
pendengaran. 10. Penyakit Addison disebabkan hipofungsi kronik korteks
(c) Perbaikan pendengaran sesudah timpanoplastik adrenal, akibatnya :
(d) Untuk pemilihan alat bantu dengar yang cocok. (a) Kadar krotikol plasma naik
(e) Semua benar. (b) Hormon adrenokortikotropik plasma naik
5. Yang mempunyai kapasitas bufer paling besar dalam sis- (c) Kadar natrium serum naik
tem bufer di dalam darah : (d) Kadar 17 hidroksikortikoid urin naik
(a) sistem bikarbonat (e) Kadar kalium serum turun
(b) sistem hemoglobin.
(c) sistem protein.
(d) sistem fosfat
(e) semua sama besar.
6. Pada alkalosis respiratorik :
(a) Base excess lebih besar dari normal.
(b) Base excess normal.
(c) Terjadi perubahan buffer base

Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985 63


Fokus
SIR MACFARLANE BURNET data" atau "memberi nasihat " , cukup disebut-
kan dalam ruang ucapan terima kasih, asalkan
Sir Macfarlane Burnet meninggal dunia di Mel- mereka telah memberi izin untuk disebutkan
bourne 31 Agustus yll, pada usia 85 tahun. Anda namanya.
mungkin tak mengenalnya. Namun, semua maha-
siswa kedokteran pasti pernah mengambil kon- STRATEGI PEMERIKSAAN TIROID
sep-konsep imunologi modern yang ditelurkan
Dengan makin banyaknya laboratorium klinik
oleh otaknya yang brilyan.
di Indonesia, makin banyak tes tersedia. Untuk
Dilahirkan di Victoria, Australia, ia me- pemeriksaan fungsi tiroid, tes-tes tersebut, selain
nyelesaikan pendidikan dokternya di Universitas memakan waktu, juga memakan banyak biaya
Melbourne di tahun 1922. Penelitian pertama- (mencapai puluhan ribu rupiah). Untuk menye-
nya, tentang reaksi serum pada demam tifoid, di- derhanakan tes-tes tersebut, kini tersedia tes
mulai tahun 1923 di Rumah Sakit Melbourne, modern yang konon sangat peka.
di man ia menghabiskan sebagian besar waktu- Tes tersebut dimungkinkan dengan tersedia-
nya. Pada tahun 60, ia, bersama dengan Sir Peter nya tes bagi TSH (thyroid stimulating hormone)
Medawar, memperoleh hadiah Nobel "untuk secara immunoradiometric assay (IRMA) (yang
penemuan toleransi imunologi". Namun, sum- tersedia di Indonesia ialah cara RIA, radio-
bangannya yang terbesar buat biologi teoretis immuno assay). Ia berfungsi sebagai tes skrining
mungkin ialah konsep seleksi klonal pada teori tunggal. Bila tes ini hasilnya normal, pasien pasti
eutiroid.
imunologi. Dialah yang antara lain mengajukan
Bila nilai TSH tak terdeteksi, perlu diperiksa
konsep autoimun pada penyakit - penyakit autoi- fT4. Bila nilainya meningkat, berarti pasien
mun. Meski mulanya banyak menghadapi skep- hipertiroid. Sedang bila nilai fT4 nya normal,
tisme, akhirnya ia sendiri heran atas meluasnya perlu diperiksa fT3 untuk menentukan ada tidak-
penerapan konsep-konsep imunologik pada ber- nya hipertiroid subklinik.
bagai penyakit, yang kita saksikan sekarang ini.

SYARAT PENGARANG
Kita, di Indonesia kini mulai terbiasa melihat
artikel medis yang ditulis oleh banyak orang.
Apa saja, sebenarnya, syaratnya agar seseorang
itu boleh dimasukkan namanya sebagai pe-
ngarang (author/co-author) suatu artikel ilmiah?
Untuk menentukan ini, para redaktur senior
majalah-majalah terkemuka dunia, sekali lagi
mengadakan pertemuan di Norwegia beberapa
waktu yll. (Pertemuan pertama, yang meng-
hasilkan "Vancouver style "di Vancouver, Ka-
nada, telah dikupas dalam CDK No. 19, tiga
tahun yll.). Dalam pertemuan ini ditegaskan
sekali lagi :
Semua orang yang tertulis namanya se-
bagai pengarang hatus cukup banyak ikut ambil
bagian dalam penulisan itu. Mereka harus ikut
serta dalam : (a) membuat konsep/disain pe-
mikiran, atau analisa dan interoretasi data,
atau keduanya; (b) membuat draft karangan atau Bila nilai TSH meningkat, fT4 juga perlu di-
merevisinya untuk isi intelektualnya yang pen- periksa. Nilai fT4 yang rendah menunjukkan
ting-penting; dan (c) memberi persetujuan keadaan hipotiroid. Sedang fT4 yang normal
final buat versi tulisan yang akan dipublikasikan. menunjukkan keadaan hipotiroid subklinik.
Orang-orang yang cuma " mengumpulkan Lancet 1985; i : 1117-9

64 Cermin Dunia Kedokteran No. 39 1985

You might also like