Professional Documents
Culture Documents
47, 1987
International Standard Serial Number: 0125 – 913X
Diterbitkan oleh:
Pusat Penelitian dan Pengembangan PT. Kalbe Farma
Daftar Isi :
2. Editorial
Artikel:
Terimakasih
R.P. Sidabutar
Tabel :
Penyelidik. Sembuh total Sembuh total
Dosis obat Dosis obat
th. % %
1. Savard-Denton M, fenton BW, Roller LB dkk. Single dose amoxy- Redaksi Majalah Cermin Dunia Kedokteran
cillin therapy with follow up urine culture. Am J Med 1982;
73 : 808–813.
P.O. Box 3105 Jakarta 10002
2. Bailey RR, Abbott BD. Treatment of urinary tract infection with a single
dose of amoxycillin. Nephron. 1977; 18 : 316–320.
3. Williams JD, Smith EK. Single dose therapy with srteptomycin Ind
sulfametopyrazone for bacteriuria during pregnancy. Brit Med J 1970; 2 :
651–657.
Dr. Wiguno P, Dr. M.S. Markum, Dr. Roemiati 0, Dr. R.P. Sidabutar
Sub Bagian Gin/al dan Hipertensi Bagian Ilmu Penvakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS Ciptomangunkusumo, Jakarta
Berdasarkan pengalaman klinik dalam penanggulangan hi- catch atau urin kateter yang diperiksa dengan metode kertas
pertensi dengan kehamilan di Indonesia dengan penyesuaian reagen (strip) atau metode sulfosalisilat. Pemeriksaan ini harus
terhadap lingkungan dan fasilitas yang tersedia bagi sebagian dilakukan dua kali dengan selang waktu 4 jam.
besar dokter di Indonesia, dirasakan perlu adanya suatu upaya b) atau didapatkan jumlah protein sama atau lebih dari 300 mg
klasifikasi baru mengenai hipertensi dengan kehamilan. Tujuan pada urin 24 jam yang terkumpul sempurna. Pemeriksaan ini
klasifikasi baru ini adalah untuk mempermudah diagnostik cukup dilakukan satu kali saja.
dengan memberikan beberapa tolok ukur klinik dan untuk me- Kedua tolok ukur ini dapat diperiksa secara objektif dan pada
nyeragamkan catatan medik agar dapat membantu epidemio- umumnya dapat dilakukan di seluruh Indonesia.
logi dan penanggulangan hipertensi dengan kehamilan dimasa
depan. BEBERAPA ISTILAH
Dalam Kongres Internasional Society of Hypertension in Istilah hipertensi proteinuria dengan kehamilan dipakai
Pregnancy' , diusulkan suatu kiasifikasi klinis yang dirasakan sebagai istilah umum, yang menggambarkan adanya hipertensi
cocok untuk negara kita. Makalah ini berusaha menyebarluas- proteinuria dan adanya kehamilan tanpa menjelaskan hubung-
kan klasifikasi baru ini untuk mendapatkan umpan balik dari annya.
pembaca. Istilah hipertensi proteinuria pada kehamilan dipakai -bila
diperkirakan hipertensi dan proteinuria disebabkan oleh he-
BEBERAPA TOLOK UKUR KLINIS hamilan itu sendiri.
Di masa lalu yang segala keadaan yang berhubungan Pada umumnya keadaan ini timbul setelah kehamilan ber-
dengan hipertensi dengan kehamilan digabungkan dalam istilah langsung 20 minggu atau lebih, waktu persalinan ataupun 2
toksemia kehamilan dengan trias hipertensi, proteinuria dan hari masa nifas.
edema. Pada saat ini, istilah toksemia kehamilan tidak dianjur- Istilah hipertensi proteinuria dan kehamilan dipakai bila:
kan lagi, demikian juga berpuluh-puluh istilah lain. Yang di- a) Keadaan ini telah diketahui sebelum kehamilan atau
pakai adalah data klinis yang ditemukan pada satu kali peme- b) Keadaan ini timbul sebelum kehamilan 20 minggu, dan
riksaan. Edema yang penilaiannya sangat subjektif, terutama c) Keadaan ini tetap ada setelah habis masa nifas. Jadi hiper-
dalam derajat dan patologinya tidak lagi dipakai sebagai tolok tensi / proteinuria telah ada sebelum hamil dan tetap ada
ukur. Tolok ukur yang dipergunakan hanya tinggal dua, yaitu sesudah nifas.
hipertensi dan proteini ria bermakna.
Hipertensi dinyatakan dan apabila tekanan diastolik sama KLASIFIKASI HIPERTENSI DENGAN KEHAMILAN
atau lebih dari 90 mmHg, yang diperiksa dua kali berturutturut
1. Hipertensi pada kehamilan.
dengan selang waktu 4 jam atau bila tekanan diastolik sama
2. Hipertensi dan kehamilan
atau lebih dari 100 mm Hg pada waktu pemeriksaan. Penilaian
3. Hipertensi dengan kehamilan tidak terklasifikasi.
tekanan darah dilakukan dalam keadaan berbaring miring,
dalam posisi setengah. duduk (15–30 derajat dari bidang
Hipertensi pada kehamilan
mendatar). Tekanan diastolik diukur berdasarkan bunyi
Korotkoff 4, yaitu pada saat bunyi terdengar melemah. Golongan ini dibagi dalam :
Proteinuria bermakna dinyatakan ada bila didapatkan: a. hipertensi pada kehamilan > 20 minggu / persalinan / 2 hari
a) derajat 2+ pada urin sewaktu dengan memakai cara clean masa nifas.
Diagnosa Jumlah Persentase Tabel 7 : Distribusi pekerjaan penderita penyakit jantung psikosoma-
Reaksi Kardiovaskular 73 56,58 tik raksi kardiovaskular.
X= 337,38 ± 12,57
PERAWATAN
Bayi prematur selalu ditempatkan dalam inkubator untuk
memelihara suhu tubuh. Dehidrasi diatasi dengan cairan infus,
asidosis dipulihkan dengan bikarbonat dan kortikosteroid.
Antibiotika terhadap infeksi & sepsis. Transfusi darah kadang-
kadang merupakan suatu pilihan untuk mengatasi asidosis.
Darah mengandung buffer yang dapat menyangga kelebihan
asam dalam sirkulasi. Nalley dkk memberikan alimentasi
intravena pada bayi-bayi prematur dengan SN untuk memper-
cepat penyembuhan18
RINGKASAN
Sklerema neonatorum pada bayi prematur dihubungkan
dengan susunan jaringan lemak subkutan yang tidak ber-
imbang. Gangguan sirkulasi yang menyertai diare dehidrasi,
bronkopneumonia dan sepsis merupakan pula faktor yang ber-
pengaruh.
Dibicarakan juga secara singkat diagnosis banding,
perawatan termasuk transfusi darah dan alimentasi intravena.
KEPUSTAKAAN
1. Behrman RE. Neonatology Diseases of The Foetus and Infant 2nd ed.
Saint Louis: CV Mosby Co. 1973; pp 601–605.
2. Nelson. Textbook of Paediatrics, 11th ed. Tokyo: Igaku Shoin Ltd. 1983;
pp 1705–1706.
Dr. Sugiyono*
Bagian Kedokteran Nuklir, PSPKR BATAN, Jakarta
Radang kronis pada sendi lutut (Synovitis chronica) yang Tabel 1. Sifat-sifat Radionuklida
disebabkan oleh Rematoid artritis dan Osteoartrosis biasanya
sukar pengobatannya. Pengobatan klasik yaitu dengan medika- Sifat Yttrium-90 Aurum (Gold)-198
mentosa, termasuk di sini pemberian kortikosteroid secara intra 1. Waktu paruh (half life) 2,7 hari 2,7 hari
artikuler, pada batas-batas tertentu pengobatan tersebut masih 2. Energi sinar )3 yang
dapat berefek dengan baik. Apabila dengan medikamentosa dipancarkan 2,2 meV 0,96 meV
3. Sinar yang dipancarkan (3 murni Q dan y
tidak mempan lagi, maka sinofektomi merupakan alternatif 4. Ukuran koloid 100 nm 5 – 10 nm
pilihan. 5. Penetrasi pada :
Sampai saat ini ada 3 cara untuk melakukan sinofektomi – jaringan sinovia 11 mm 3,6 mm
yaitu: 1) operatif 2) pemberian bahan kimia secara intra arti- – kartilago 8,5 mm 2,7 mm
6. Efek defek kromosom (–) (+)
kuler dan 3) pemberian radionuklida secara intra artikuler.
Operatif biasanya dilakukan pada radang sendi yang ringan.
Pemberian bahan kimia secara intra artikuler, misalnya dengan akibat bahaya radiasi yang diterima tubuh menjadi lcbih kecil
injeksi asam osmat (osmic acid) sudah banyak ditinggalkan bila dibandingkan radionuklida yang memancarkan sinar yang
oleh pusat-pusat kedokteran nuklir karena efek samping yang dobel. Ukuran koloid yang besar sangat menguntuhgkan,
cukup serius. Efek samping tersebut berupa kerusakan jaringan karena tidak tersebar kemana-mana bahan radionuklida ter-
sinovia yang hebat dan berakibat rusaknya susunan sendi lutut. sebut, sehingga bahaya radiasi bagi tubuh dapat dihindarkan
Pemberian radionuklida secara intra artikuler merupakan sebanyak mungkin. Daya penetrasi yang lebih hebat berakibat
pilihan yang menyenangkan, karena beberapa keuntungan dosis pemberian menjadi lebih kecil dan ini juga mengurangi
antara lain: sederhana, singkat, murah, penderitaan pasien resiko ' radiasi. Oleh karena Yttrium yang diinjeksikan tidak
sedikit, tidak ada problem mobilisasi dan hasilnya cukup baik. tersebar ke. seluruh tubuh jadi hanya terlokalisir pada daerah
Sinofektomi dengan radionuklida sudah dimulai sejak tahun yang kita suntik, maka praktis resiko untuk terjadinya defek
1963 dan radionuklida yang pertama kali dipergunakan berupa kromosom menjadi kecil. Jelas melihat sifat-sifat ini, Yttrium-
koloid emas-198 (Au-198 colloid). Setelah Yttrium-90 90 sangat cocok untuk pengobatan secara intra artikuler pada
diperkenalkan untuk terapi artritis dan memberikan hasil yang penderita Artritis kronis.
sangat memuaskan, banyak senter yang meninggalkan
pemakaian Au-198 tersebut karena mempunyai sifat-sifat yang Indikasi pengobatan
kurang menyen'angkan. Sebagai ilustrasi dapat ditunjukkan Terbatas pada Sinovitis kronik yang disebabkan rematoid
kedua sifat bahan radionuklida ini yang sangat berbeda. (Lihat artritis dan Osteoartrosis. Syarat yang harus dipenuhi pada
Tabel 1) terapi dengan radionuklida Yttrium-90, yaitu pada pemeriksaan
Energi sinar 13 yang besar membuat efek pengobatan dengan foto sendi lutut tidak boleh ada abnormalitas yang serius,
Yttrium-90 lebih efektif. Pancaran sinar (3 yang murni ber- misalnya penyempitan ruang sendi, adanya kista dan erosi
sendi lutut tersebut. Bila didapatkan kelainan tersebut pada
* Penulis pernah mengikuti training Kedokteran Nuklir di Jerman Barat, lint foto, hasil pengobatan kurang memuaskan.
Soviet dan Jerman Dmur.
Dr. Tanumihardja
Surabaya
hanya dijumpai pada ,penderita yang sudah lama menderita (kasus pengobatan ulang nomor 7).
epilepsi (sudah 2,5 tahun). Pada penelitian ini tidak dijumpai efek samping yang
Pada Tabel 3 dapat dilihat efek Carbamazepine pada fre- gawat kecuali pada seorang penderita muda usia (kasus
kuensi serangan epilepsi. Di sini dapat dilihat, epilepsi psiko- pengobatan ulang nomor 9), yang memperlihatkan bintik-bintik
motor memberi hasil pengobatan yang paling memuaskan merah di seluruh kulit muka. Bintik-bintik ini kemudian
(100%) dan epilepsi grand mal menempati urutan kedua menghilang setelah diberi Incidal 3 x 50 mg sehari, selama tiga
(82,3%). hari berturut-turut tanpa mengubah dosis Carbamazepine.
Gejala-gejala psikik yang menyertai epilepsi dapat dilihat
pada Tabel 4. Di sini terlihat, hiperkinesia dan aggressiveness PEMBAHASAN
merupakan gejala yang paling sering dijumpai, sedang kelam- Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa epilepsi psikomotor
batan psikomotor dan ketumpulan psikik merupakan gejala memberi respons yang paling baik (100%), disusul oleh
yang menempati urutan nomor dua. Selanjutnya dapat dilihat epilepsi grand mal (82,3%). Hasil penelitian ini sesuai dengan
pula bahwa gejala hiperkinesia dan aggressiveness kebanyakan hasil yang ditemukan oleh Markam dkk3 dan juga oleh penulis-
dijumpai pada penderita epilepsi grand mal. Gejala gangguan penulis di negara Barat lainnyat . Hasil pengobatan secara ke-
komprehensi dijumpai pada penderita epilepsi psikomotor seluruhan dalam arti pengendalian terhadap serangan kejang
adalah 75%, yaitu suatu angka yang cukup bermakna
Table 3 : The effect of Carbamazepine on the frequency of convulsive states bagi suatu uji coba klinik yang terbuka (open clinical
trial).
Kelambatan psikomotor dan gangguan komprehensi di
jumpai pada beberapa penderita yang sudah lama
menderita epilepsi. Hal ini mungkin disebabkan oleh
keadaan anoksia yang berulangkali terjadi dan oleh
meningkatnya tekanan intrakranial yang menyertai
kejang-kejang "yang berulang kali terjadi, sebagian 'lagi
mungkin disebabkan oleh keracunan (toxic effect) obat
antikonvulsan yang lama diminum4 .
Mengenai efek Carbamazepine pada gejala psikik
Table 4 : Distribution by the psychic symptoms penderita epilepsi, ada beberapa penderita yang mem-
perlihatkan perbaikan. Karena jumlah
penderita masih terlalu sedikit, belum
dapat ditarik suatu kesimpulan ten-
tang efek Carbamazepine pada pende-
rita epilepsi yang disertai kelainan
tingkah laku. Meskipun belum dapat
ditarik suatu kesimpulan mengenai
efek Carbamazepine pada penderita
epilepsi yang disertai gejala mental,
namun sejumlah besar penderita
mendapat manfaat dari Carbamaze
Djoko Yuwono
Pusat Penelitian Penyakit Menular, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Departemen Kesehatan R.I., Jakarta
rena cara atenuasinya menyebabkan sifat Tabel 2: Perbandingan tanggap kebal (respons antibodi) terhadap beberapa jenis vaksin
campak pada anak-anak yang seionegatif (prevaksinasi).
imunogeniknya berbeda, rupanya masih
perlu diteliti lebih lanjut.
Strain vaksin campak yang dipakai
dalam program imunisasi di Indonesia
pada saat ini adalah Schwarz further live
attenuated, yang dikemas oleh Perum Bio
Farma, Bandung. Vaksin ini diimport dari
Perancis dalam bentuk bulk. Seperti hal-
nya penelitian yang telah dilakukan di
berbagai negara lain, hasil penelitian di
Indonesia ternyata juga membuktikan
bahwa imunisasi campak yang diberikan
pada anak yang memiliki maternal anti-
bodi akan memberikan serokonversi rasio
yang lebih rendah dibandingkan terhadap
anak yang telah hilang maternal antibodi-
nya22. Lebih lanjut hasil penelitian di
Kenya menunjukkan bahwa adanya ma-
ternal antibodi 1:6 pada anak yang di-
imunisasi campak akan menyebabkan tu-
runnya serokonversi rasio sebesar 40%7.
Imunisasi campak dengan strain Schwarz
yang dilakukan pada anak umur 12 bulan
di Amerika ternyata dapat memberikan
serokonversi rasio yang tinggi, demikian
pula di Indonesia, imunisasi campak pada
anak umur lebih dari 9 bulan akan mem-
berikan serokonvorsi rasio yang tinggi
Pula, mencapai 90%-99%20,22.. Berpe-
doman pada hasil penelitian tersebut GMT-HI : Titer rata-rata antibodi dengan HI test.
nampaknya memang benar bahwa strain GMT-NT : Titer antibodi rata-rata dengan Netralisasi test.
Schwarz yang diberikan pada anak yang GMT-ELISA : Titer rata-rata antibodi dengan Enzim imuno Assay.
masih memiliki maternal antibodi tidak GMT-PN : Titer rata-rata antibodi dengan Plaque netralisasi.
memberikan scrokonversi rasio yang tinggi.
Pada suatu hari seorang pasien datang kepada saudara sambil baku, yaitu menyetujui/menolak. Yang penting dipertimbang-
menunjukkan sepotong surat dari seorang teman sejawat spe- kan dalam kasus ini, bukanlah terjadi atau tidaknya anaphy-
sialis yang diala•matkan kepada saudara, dengan permintaan lactic shock atau keringanan biaya bagi pasien, tapi yang lebih
agar pasien tersebut diberi suntikan Pen-strep setiap 2 hari mendasar adalah apa pertimbangan sejawat spesialis sehingga
sebanyak 4 kali untuk pengobatan bronchopenumonia yang minta bantuan dokter umum untuk menyuntikkan obat tersebut!
dideritanya. Bukankah pasien datang sendiri ke dokter spesialis tadi?
Menurut pasien, alasannya ialah: oleh karena saudara ber- Menurut etik, yang baik dokter spesialis mestinya bersifat
prāktek lebih dekat dengan rumah tinggalnya (tentunya mung- selektif. Seharusnya ia menerima pasien-pasien yang dikirim
kin juga untuk meringankan biaya pengobatan yang saudara oleh dokter umum, atau betul-betul kasus yang memerlukan
ketahui lebih tinggi pada teman sejawat spesialis tadi). penanganan spesialistis. Bila itu telah dipastikan, seyogyanya
Apa yang akan saudara lakukan ??? pengobatan dilakukan secara penuh, utuh dan terpadu, ter-
Ada 3 kemungkinan. masuk penyuntikan Penstrep tadi, misalnya.
1) Saudara inenolak permintaan menyuntik pasien tersebut, Dalam kasus yang diajukan ini, seolah-olah dapat me-
atas pertimbangan, ada kemungkinan pasien tersebut dapat nimbulkan kesan sebagai berikut:
mengalami anaphylactic shock sewaktu atau sesudah suntikan • Diagnosis hanya bisa ditegakkan oleh dokter spesialis
antibiotik tersebut. Pasien tersebut mengatakan bahwa ia sudah • Pilihan terapi hanya dapat dilakukan oleh dokter spesialis
sering disuntik Penstrep dan tak pernah ada keluhan. Kalau • Sedangkan pelaksanaan terapi, antara lain penyuntikan,
saudara menolak permintaan teman sejawat tadi, alasan apa boleti dilakukan oleh dokter umum! (dokter umum = tukang
yang saudara harus kemukakan kepada teman sejawat spesialis suntik; karena murah ?)
tadi ??? Di sinilah kunci msalah dari segi etik dalam pelimpahan
2) Saudara menerima permintaan tadi dan menyuntik pasien pelaksanaan terapi dari dokter spesialis kepada dokter umum.
dengan Penstrep. Pada suntikan yang ketiga pasien tersebut Tegasnya, dalam hal ini saya akan menolak dengan sopan dan
mengalami shock. Untunglah saudara dapat mengatasinya baik, agar pasien tidak tersinggung, namun mengerti dan me-
dengan membawanya kerumah sakit. Pasien dapat meninggal- nerima dengan baik penolakan itu.
kan rumah sakit keesokan harinya.
Saudara akan mengumpat (dalam hati) teman sejawat spesialis Dasar penolakan.
tadi untuk hadiah "detik-detik yang mencekam" sewaktu pasien 1) Dokter spesialis harus membatasi diri pada hal-hal -yang
shock, dan/atau sudara akan menyalahkan diri sendiri. betul-betul bersifat spesialistik. Karenanya ia perlu belajar
3) Saudara telah menyuntik Penstrep sebanyak 4 kali pada hanya menerima pasien rujukan; jangan menjadikan diri se-
pasien tersebut tanpa ada keluhan apa-apa. Saudara beruntung bagai dokter umum yang "super".
sekali kali ini !!!!!! 2) Pelimpahan pelaksanaan pemberian obat kepada pasien dari
Apakah saudara akan beruntung lagi lain kali ???? dokter spesialis kepada dokter umum itu kurang etis. Seolah-
olah dokter umum adalah dokter murahan atau "tukang", yang
OLH hanya mencari sekedar nafkah, khususnya upah suntik.
3) Pengobatan oleh dokter spesialis harus tuntas, terpadu dan
Komentar menyeluruh, dan tentunya dokter spesialis masih bisa melaku-
kan penyuntikan.
TANGGAPAN DARI SEGI ETIKA KEDOKTERAN Tetapi bila pasien tadi dirujuk oleh dokter umum, kemudi-
Setiap kali selalu muncul masalah yang nampaknya sepele, tapi an setelah diagnosis ditegakkan oleh dokter spesialis, pe-
sebetulnya rurnit dan musykil bila dikaitkan dengan segi etik, nanganan selanjutnya diserahkan pada dokter umum kembali
martabat dan kepentingan penderita. Kepentingan penderita ini dengan saran dari dokter spesialis tersebut, barulah dapat di-
yang sering diekspos sebagai penggambaran pengabdian dokter sebut kewajaran telah terlaksana!
pada masyarakat yang tidak boleh ada celanya. Semua harus
prima; kalau tidak, dokter tersebut tidak becus! Dr. H. Masri Rustam
kembali pada permasalahan pokok, seperti biasanya jawab- Direktorat Transfusi Darah PMI
annya tidak selalu bisa berdasarkan alternatif-alternatif yang Ketua IDI Cabang Jakarta Pusat, Jakarta
1. Pada penyakit tropik, ada beberapa mekanisme yang d) Lesi Kimmelstiel Wilson banyak dijumpai pada Diabe-
berperan dalam menimbulkan kelainan ginjal, yaitu: tes Melitus tipe II
a) Efek migrasi parasit e) Pembatasan asupan garam dan penurunan berat badan
b) Proses imunologik tidak ada pengaruhnya terhadap penurunan tekanan
c) Reaksi nonspesifik darah
d) Nefrotoksisitas langsung 7. Salahsatu unsur yang tidak terkandung dalam cairan hemo-
e) Semua-benar dialisis, yaitu :
2. Yang termasuk diuretik osmotik a) Besi
a) Tiasid b) Natrium klorida
b) Furosemide c) Kalsium
c) Manitol d) Magnesium
d) Asam etakrinik e) Dekstrosa anhidrat
e) Triamterene 8. Yang benar mengenai sklerema neonatorum
3. Isilah hipertensi dan kehamilan dipakai bila a) Dihubungkan dengan jaringan lemak subkutan yang
a) Keadaan tersebut timbul sebelum kehamilan 20 minggu tidak berimbang
b) Keadaan tersebut hilang pada masa nifas b) Terjadinya secara perlahan-lahan (kronis)
c) Keadaan tersebut telah diketahui sebelum kehamilan c) Penyebarannya lambat
d) a dan c benar. d) Dapat mengenai seluruh bagian tubuh
e) b dan c benar e) Sangat nyeri bila ditekan
4. Nefropati IgA yaitu suatu bentuk glomerulonefritis yang 9. Jenis-jenis vaksinasi campak antara lain
ditandai oleh deposit Imunoglobulin A pada setiap glome- a) Strain Ender's Edmonston
rulus. Pilih satu satu jawaban yang benar: b) Moraten
a) Wanita lebih sering daripada laki-laki c) Schwarz further live attenuated
b) Kelainan ini hanya dapat timbul pada usia-usia tertentu d) Semua benar
saja 10. Yang termasuk dalam jenis kebisingan impulsif, yaitu
c) Gambaran patologi anatomik yang menonjol adalah bising yang ditimbulkan oleh
gambaran proliferasi mesangial a) Gergaji sirkuler
d) Salah satu faktor penyebabnya adalah produksi IgA b) Katup gas
yang menurun c) Tembakan bedil/meriam
e) bukan salah satu di atas d) Lalu lintas
5. Hiponatremia akibat pemberian diuretik ditandai oleh: e) Kapal terbang di lapangan udara
a) Hiperkalemia
b) Natrium urin kurang dari 20 mEq/L
c) Terdapat asidosis metabolik
d) Kadar ureum dan kreatinin menurun
e) Bila kadar natrium menurut secara cepat dapat mem-
berikan gejala Susunan Saraf Pusat
6. Pilih satu pernyataan yang benar :
a) Kelainan histopatologik pada ginjal akibat hipertensi
hanya dapat mengenai glomerulus
b) Hipertensi maligna jarang dijumpai pada penderita
diabetes melitus
c) Diabetes melitus tidak mempengaruhi insidensi pen-
derita hipertensi