Professional Documents
Culture Documents
48, 1988
International Standard Serial Number: 0125 – 913X
Diterbitkan oleh:
Pusat Penelitian dan Pengembangan PT. Kalbe Farma
Daftar Isi :
2. Editorial
Artikel:
Telah menjadi hukum akam, semua yang hidup akan menjadi tua dan
berakhir dengan kematian. Banyak cara dan usaha telah dicoba oleh manusia
untuk menghindart ketuaan dan kernatian.
Kematian memang tidak dapat dihindari, akan tetapi manusia mungkin
dapat memperpanjang usianya dan mengurangi kemunduran-kemunduran
pada fisik dan mental vang selalu menyertai proses menjadi tua.
Proses menua dapat dicakup sebagai penimbunan secara terus menerus
dari semua perubahan yang terjadi dengan berlalunya waktu. Ini menjadi
sebab makin mudahnya seseorang yang telah lanjut usianya menjadi sakit atau
mati yang memang merupakan ciri-ciri dari proses menua. Sejak dahulu ban
yak penelitian telah dilakukan untuk memahami proses menua dengan
diajukan berbagai teori.
Kini bukti-bukti telah mulai terkumpul yang menunjukkan bahwa proses
menjadi tua ialah akibat dart reaksi-reaksi oleh radikal bebas yang terjadi di
dalam sel dan jaringan dan yang bersifat merusak. Pada mammalia, reaksi-
reaksi radikal bebas terutama bertalian dengan zat asam atau oksigen.
Pemberian diet yang disusun demikian rupa dengan maksud mengurangi
pembentukan radikal bebas kepada tikus, mencit dan beberapa jenis serangga
tern yata memang dapat memperpanjang usia makhluk-makhluk tersebut.
Teori radikal bebas pada proses menua menarik sekali, oleh karena dapat
memberi keterangan-keterangan yang mudah diterima untuk gejala gejala
yang berkaitan dengan usia lanjut.
Para penganut teori ini berkeyakinan, manusia dapat hidup dengan sehat
5 sampai 10 tahun lebih lama dengan cara menjaga agar berat badan tetap
rendah dengan susunan makanan yang lengkap nilai gizinya; akan tetapi
dengan susunan sedemikian rupa, sehingga dapat mengurangi reaksi-reaksi
radikal bebas yang tak terkendali.
OLH
KESIMPULAN
• Kekurangan pendengaran pada orang yang berusia senja, Untuk segala surat-surat, pergunakan alamat:
ialah suatu proses degenerasi, yang juga terjadi pada sistem- Redaksi Majalah Cermin Dunia Kedokteran
sistem lain di tubuh kita. P.O. Box 3105 Jakarta 10002
• Proses degenerasi ini menyebabkan perubahan struktur
morfologis di telinga bagian dalam (koklea), sehingga menye-
babkan gangguan fungsinya.
Dengan perbaikan pelayanan kesehatan baik dalam segi pada manula tidak merata, sehingga ditambah dengan penutup-
pencegahan maupun pengobatan, harapan hidup manusia men- an saluran nafas yang lebih dini akan mempermudah terjadinya
jadi semakin panjang, sehingga jumlah manusia berusia lanjut hipoksemia perioperatif .
(manula) akan bertambah besar. Di Indonesia, persentase orang Kemampuan sistem pernafasan untuk bereaksi terhadap
yang berumur >50 tahun adalah 9,64% dari jumlah penduduk peningkatan kadar CO2 daerah juga menurun. Demik4an juga
(data Biro Pusat Statistik th. 1975). Para manula ini respon ventilasi terhadap hipoksemia menurun. Akibatnya,
mempunyai kekhususan yang perlu diperhatikan dalam anes- kemampuan pasien manula dalam menghadapi tantangan
tesia dan pembedahan, karena terdapat kemunduran sistem fisiologis menurun. Refleks laring dan faring juga menurun,
fisiologis dan farmakologi sejalan dengan penambahan usia. sehingga kemungkinan aspirasi isi lambung lebih besar.
Kemunduran ini mulai jelas terlihat setelah usia 40 tahun.
Dalam suatu penelitian di Amerika pada tahun 1977, diduga, Sistem Kardio vaskular
setelah usia 70 %ahun, mortalitas akibat tindakan bedah men- Kemampuan cadangan kardio-vaskular menurun, sejalan
jadi 3 kali lipat (dibandingkan dengan usia 18-40 tahun) dan dengan pertambahan usia di atas 40 tahun. Penurunan ke-
2% dari mortalitas ini disebabkan oleh anestesia. Batas usia mampuan cadangan ini sering baru diketahui pada saat terjadi
seseorang disebut manula tidak pasti, karena kecepatan proses stres anestesia dan pembedahan. Akibat proses ketuaan'pada
menjadi tua setiap individu tidak sama. Akan tetapi biasanya sistem kardio-vaskular, yang tersering adalah hipertensi. Pada
kita sudah harus waspada terhadap kelainan akibat proses pasien manula hipertensi harus diturunkan secara perlahanlahan
ketuaan pada pasien yang berumur 50-60 tahun. Di atas usia 65 sampai tekanan darah 140/90 mmHg. Pada manula, tekanan
tahun biasanya sudah mulai jelas kelainan fisiologi akibat sistolik sama pentingnya dengan tekanan diastolik.
proses ketuaan. Tahanan pembuluh darah perifēr biasanya meningkat
akibat penebalan serat elastis dan peningkatan kolagen serta
PERUBAHAN PERUBAHAN FISIOLOGIS kalsium di arteri-arteri besar. Curah jantung menurun kirakira 3
Sistem Pernafasan – 31h% tiap 10 tahun. Kedua hal tersebut sering menurunkan isi
Setelah usia 40 tahun terjadi penurunan kekuatan otot- cairan intra-vaskuler. Waktu sirkulasi memanjang dari aktivitas
otot pernafasan dan komplaien dinding dada. Akibatnya baroreseptor menurun. Terjadi penurunan respon terhadap
jumlah saluran lafas kecil yang menutup meningkat sehingga rangsangan simpatis, dan kemampuan adaptasi serta
kapasitas vital menurun (20 ml/tahun) dan terjadi peningkatan autoregulasi menurun. Perubahan pembuluh darah seperti di
kapasitas residu fungsional (20 ml/tahun) serta isi residu (10 atas juga terjadi pada pembuluh koroner dengan derajat yang
ml/tahun). Terjadi juga perubahan histologis berupa pelebaran bervariasi, disertai penebalan dinding ventrikel.
duktus alveolaris, hilangnya septum intra - alveolar, penurunan sistem konduksi jantung juga dipengaruhi oleh proses
jumlah alveolus, dan penurunan permukaan paru total. Per- penuaan, sehingga sering terjadi LBBB, perlambatan konduksi
ubahan histologis ini menjadi lebih berat bila manula seorang intraventikular, perubahan-perubahan segmen ST dan gelom
perokok berat, atau selalu bernafas dalam udara yang ter- bang T serta fibrilasi atrium.
cemar. Semua hal di atas mengakibatkan penurunan kemampuan
Dibandingkan dengan orang muda, distribusi ventilasi respon sistem kardio-vaskuler dalam menghadapi stres. Pe-
Batas dimulainya usia lanjut bervariasi, akan tetapi biasa- dibandingkan dengan isi residu pada usia 20 tahun. Dengan
nya diteruukan pada 65 tahun, walaupun proses menuadi tua demikian rasio antara isi residu dengan kapasitas paru total
(aging) sudah mulai terhadi pada usia 30–40 tahun2. meningkat menjadi 35-40% (pada usia 20 tahun hanya 20%).
Proses menjadi tua mempengaruhi fungsi paru/pernafasan Peningkatan isi residu ini menghambat kapasitas residu
secara langsung (pada saluran nafas, jaringan paru, otot per- fungsional juga meningkat2.
nafasan) dan tidak langsung (akibat perubahan yang terjadi 3) Kapasitas vital menurun secara progresif sehingga pada
pada sistem lain). Disamping perubahan yang terjadi akibat usia 70 tahun menjadi 70% dari nilainya pada usia 17 tahun.
proses menjadi tua, banyak sekali faktor lain (pencemaran 4) Isi ruang rugi anatomis meningkat, sehingga 40% dari isi
udara, penyakit dan sebagainya) yang dapat mempengaruhi tidal dipakai untuk mengisi ruang rugi tersebut (pada usia 20
sistem ini. Perubahan fungsi paru ini mempengaruhi pertim- tahun angka ini hanya 20%).
bangan dalam melakukan diagnosis, pengobatan dan tindakan 5) Isi penutupan (isi paru pada saat sebagian saluran nafas
bedah/anestesia pada manusia usia lanjut (manula). mulai menutup = closing volume) meningkat sejalan dengan
Secara umum, dalam jaringan tubuh rnanula jumlah sel peningkatan usia. Peningkatan ini mempunyai arti penting
parenkim yang masih berfungsi menurun. Penurunan jumlah karena mengakibatkan gangguan keseimbangan ventilasi/
sel parenkim ini disertai oleh peningkatan jumlah jaringan perfusi.
interstisial dan jaringan lemak. Terjadi degenerasi diskus Tahanan terhadap aliran udara pernafasan juga meningkat
intervetebralis, sehingga di daerah toraks hal ini menimbulkan dengan bertambahnya usia, sehingga laju aliran maksimum dan
bentuk dada seperti tong (barrel chest)2. Di- samping itu, isi ekspirasi paksa menurun. Distribusi ventilasi pada
kalsifikasi pada tulang rawan iga mengakibatkan sangkar pernafasan yang berisi rendah (mendekati isi residu) sama
toraks menjadi kaku. Kalsifikasi tulang rawan ini terjadi jugs dengan pada orang muda, yaitu lebih besar di bagian bawah
pada laring, trakea dan bronkus3. paru. Akan tetapi pada isi pernafasan yang lebih besar dis-
tribusi ventilasi ke bagian bawah paru berkurang, mungkin
PERUBAHAN FUNGSI PERNAFASAN karena penutupan saluran nafas di paru bagian bawah4.
Perubahan-perubahan tersebut di atas mengakibatkan
Fungsi ventilasi
borosnya enerji yang dipakai untuk inspirasi dan ekspirasi, dan
Fungsi ventilasi atau fungsi untuk mengalirkan udara dari meningkatnya kerja pernafasan.
atmosfir ke dalam alveolus dan sebaliknya, menurun sejalan
dengan pertambahan usia. Penurunan fungsi ini adalah akibat
Perfusi paru
dari penurunan elastisitas paru akibat berkurangnya parenkim
dan berkurangnya kemampuan sangkar toraks untuk Aliran darah paru didapat dari arteri pulmonalis, masuk
mengembang akibat kalsifikasi rawan iga3. Di samping itu, ke sistem kapiler alveoli dan diteruskan ke vena pulmonalis
otot-otot vnetilasi juga sudah berkurang kekuatannya. Terjadi dan kemudian ke atrium kiri. Perfusi ke apex paru pada
perubahan isi dan kapasitas paru sebagai berikut: sikap berdiri/duduk ternyata meningkat dibandingkan orang
1) Kapasitas paru total tidak banyak berubah. muda. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya tahanan pem-
2) Isi residu meningkat sebanyak 20% pada usia 60 tahun buluh darah paru di bagian bawah akibat berkurangnya ke-
Usia lanjut menimbulkan masalah penyakit yang khas di Akhlorhidria dan hipoklorhidria di dalam lambung manula
dalam mulut, sehingga pengobatan harus lebih luas dari pada mengurangi pemanfaatan kalsium dan posfor dari makanan,
sekedar mengganti bagian yang sakit atau hilang. Manusia usia dan mengurangi akbsorbsi vitamin C dan vitamin lain yang
lanjut (manula) mengalami defisiensi jaringan yang sering larut dalam air. Permukaan gigi belakang menjadi lebih rata.
disertai gangguan mental emosional, jadi sangat berbeda de- Cenderung terjadi tipe gigitan edge to edge.
ngan orang yang lebih muda. Cara menyikat gigi yang salah selama puluhan tahun
Dalam mengobati/merawat manula, pasien harus dianggap mengakibatkan.timbulnya parit (groove) horisontal berbentuk
sebagai satu keutuhan, jadi bukan sekedar merawat organ- V dibagian' apikai dari pertemuan email dan semen. Pemben-
organ yang sakit saja. Ini berarti, pencegahan-pencegahan tukan pant tersebut dapat mencapai dentin atau pulps. Sering
penyakit dan perawatan pasien sebagai suatu keutuhan sangat terjadi fraktur di tempat terbentuknya pant tadi.
pentingl. Untuk mendapatkan basil pengobatan yang baik Atrofi gusi dan prosesus alveolaris mengakibatkan gigi
diperlukan pendekatan yang manusiawi, pendekatan pribadi tampak lebih panjang Alan. akar gigi akan terekspos. Akar gigi
yang lebih akrab disertai perasaan untuk mengerti sikap dan yang terekspos ini menimbulkan nyeri bila terjadi perubahan
perasaan manula. Pengenalan rasa takut dan khawatir yang suhu di dalam mulut.
dialami manula merupakan sprat mutlak untuk mendapatkan
basil pengobatan yang baik. Perubahan di ruang intermaksilar
Masalah yang paling sering dijumpai meliputi iritasi oleh Proses menua mengurangi ruang intermaksilar karena
gigi tiruan yang tidak sesuai lagi (karena perubahan struktur ausnya gigi-geligi, atau karena gigi tanggal yang tidak diganti.
alveolar, hipertrofi jaringan, puncak alveolar yang tajam dan Berkurangnya ruang intermaksilar ini memperberat beban
menonjol, tonjolan mylohyoid yang tajam, tempat insersi otot sendi temporo-mandibular. Hal ini dapat menimbulkan nyeri di
yang membesar akibat beban gigi tiruan, mandibula yang sendi tersebut, tuli, serta neuralgia di daerah lidah, faring dan
diresorbsi sampai ke foramen mentale dan tuberkulim genialis kepala.
superior yang mencapai puncak (ridge). Disamping itu cukup
sering terdapat keganasan yang berkembang dari iritasi gigi Perubahan para mukosa mulut dan lidah
tiruan. Keadaan lain yang mungkin dijumpai sebagai penyulit Di sini terjadi atrofi, berkurangnya kelenturan dan ber-
adalah hipertrofi jaringan ikat yang ekspansif, kista, impaksi kurangnya tunika propria. Mukosa tampak seperti lilin atau
gigi, sisa akar, bekas cedera eksternal dan internal, masalah satin, atau kelihatan sembab. Lapisan sel ber keratin yang
kelenjar liur, lekoplakia, efek radiasi, masalah periodontal yang biasanya melindungi mukosa tidak ada lagi, sehingga lebih
akut dan kronik, masalah sendi temporo-mandibular, neuritis, mudah terjadi cedera bila ada iritasi mekanis, kimiawi atau
lidah terbakar dan malnutrisi2 . iritasi kuman. Jaringan penyambung lebih sukar menutup bila
terjadi luka.
PERUBAHAN YANG TERJADI DALAM RONGGA MULUT3 Aliran saliva biasanya sangat berkurang sehingga mukosa
menjadikering dan tidak lentur. Sering terdapat perasaan ter-
Perubahan pada gigi-geligi dan jaringan penunjang
bakar dan fungsi indera pengecap sangat menurun. Kelainan
Pada manula, gigi-geligi menjadi lebih kering, rapuh dan ini. sering ada hubungannya dengan kekurangan vitamin B
berwarna lebth gelap. Kekerapan terjadinya karies menurun kompleks. Kandungan prialin saliva juga menurun. Proses
karena bagian gigi yang peka sudah berkurang (karena gigi pencernaan zat tepung tidak lagi dimulai di dalam mulut,
tanggal atau sudah mendapat pengobatan). sehingga amilase dari pankreas bekerja lebih berat. Saliva
Dra. Misnadiarly
Pusat Penelitian Penyakit Menular, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Departemen Kesehatan R.L Jakarta
PENDAHULUAN kan. Pada urin normal sendiri dijumpai satu atau beberapa zat
Batu ginjal sudah lama dikenal. Bahkan pada mummi di penghambat (fisiologis) yang mencegah terjadinya kristalisasi
Mesir 5000 tahun SM sudah dijumpai. Dari sejarah telah di- zat yang ada sehingga tak terbentuk batu. Diperkirakan dengan
catat bahwa banyak tokoh dunia yang menderita penyakit ini, membentuk suatu komplek yang selalu larut dalam urin. Zat
seperti Napoleon, Newton, George IV dan lainnya. penghambat tersebut adalah magnesium pirofosfat, sitrat dan
Kadangkala batu ginjal akan menimbulkan gangguan yang penghambat peptida. Zat-zat inilah yang mencegah
ringan sampai yang berat. Atau bahkan tanpa ada gangguan perkembangan batu pada area kalsifrkasi pada papilla ginjal
sama sekali. Oleh karena itu pengenalan terhadap kemungkinan (Randall's plaque) dari kristal tunggal atau agregatagregat kecil
adanya ,patu ginjal perlu diketahui sedini mungkin, agar. lain, yang umum terdapat pada urin, untuk kemudian
apabila diduga ada kelainan segera ditangani secepat mungkin berkembang menjadi besar dan menempatkan diri pada sistem
untuk mengurangi pemborosan. pelvikalik ginjal untuk kemudian menjadi batu.
Perubahan pH urin atau adanya kolloid lain akan menye-
EPIDEMIOLOGI babkan terjadinya pengendapan. Asam urat, xanthine, sistin
Insidensi batu ginjal pada negara sedang berkembang dan dapat larut lebih banyak di dalam urin alkalis. Kalsium oksalat
negara sudah maju berbeda. Banyak faktor yang mempenga- hampir tak dapat larut pada pH urin berapa pun. Kalsium fosfat
ruhi, antara lain industrialisasi, urbanisasi, derajat ekonomi dan dan triple fosfat kurang larut jikapH urin alkalis.
social. Di samping itu faktor jenis kelamin, ras, pekerjaan, Adanya infeksi, stasis urin, hipersekresi zat tertentu seperti
ildim juga mempengaruhi insidensi batu ginjal. Pernah kalsium, fosfor, oksalat, asam urat dan sistin juga bisa
dilaporkan bahwa pada musim panas kasus batu ginjal, khusus- menyebabkan terjadinya pengendapan. Pada infeksi misalnya,
nya batu jenis kalsium dan oksalat, kasusnya meningkat di akan dijumpai suatu ulserasi yang mana hal ini akan menjadi
daerah Eropa. Pada muslin itu kasus kolik ginjal meningkat. nidus dari batu. Keadaan seperti gumpalan atau jendalan darah
Kasus ini lebih banyak diderita oleh laki-laki dari perem. dalam ginjal atau kelompokan bakteri, yang mana sering terjadi
puan. Disebutkan ratio antara 3:1. Terdapat kecenderungan pada stasis urin atau infeksi, akan menjadi nidus dari batu.
familier. Pada bangsa kulit hitam lebih sering terkena daripada Di samping itu, kelainan pada anatomis ginjal sendini se-
bangsa kulit putih, hal ini ada hubungannya dengan faktor diet. perti sponge kidney, horseshoe kidney ataupun adanya defek
Umur yang sering terdapat penyakit ini, pada anak-anak ldi lokal dari kalik glnjal atau penyumbatan, bisa menyebabkan
bawah 5 tahun sedang pada dewasa sekitar umur 30 – 50 tahun. tiinbulnya nidusiatu karena kelainannya tersebut.
Batu ginjal lebih sering diketemukan pada ginjal sebelah kanan Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya batu :
jika dibanding dengan ginjal sebelah kid, dimana 15 – 20% a. Faktor di luar urin
didapatkan bilateral. – diet, misalnya diet yang banyak mengandung oksalat.
– intake cairan ke dalam tubuh, sehingga diduga adanya
PATOGENESIS dehidrasi berpengaruh terhadap pembentukan batu pada
Dengan pemeriksaan yang teliti pada pnderita dengan batu daerah tropis.
akan dapat ditunjukkan faktor penyebabnya pada 40–50% – familier, khususnya untuk terbentuknya batu sistin.
kasus. Teori terjadinya batu ginjal masih belum dapat dipasti- – ras.
Tabel 5. Distribusi jumlah preparat psikotropika dalam persentase Tabel 6. Distribusi frekuensi jenis preskripsi psikotropika
berdasarkan umur pasien
dumlah
% Jumlah preparat dengan umur pasien Jenis preskripsi lumbar %
(tahun) : resep
Preparat psikotropika
lebih Tak ada I. Psikotropika tunggal 107 4,9
0 - 1 2-4 5-12
dan 12 keterangan II. Kombinasi psikotropika dengan
A. Neuroleptika . obat lain 2035 75,5
Derivat Fenotiazin 7,9 5,5 6,3 76,4 3,9 III. Kombinasi psHcotropika dengan
Derivat Butirofenon 0,0 0,0 0,0 100,0 0,0 psikotropika 93 3,4
Derivat lain-lain 0,0 0,0 5,6 88,9 5,6 IV. Kombinasi sesama psikotropika
B. Ansiolitika : bersama obat lain 461 17,1
Derivat Meprobamat 0,0 0,0 0,0 100,0 0,0
Derivat Benzodiazepin 1,7 1,3 2,2 89,8 5,1 Sub total 2696 100,0
Derivat Barbiturat 34,6 29,8 18,8 9,8 7,0
Derivat lain-lain 0,0 0,0 0,0 100,0 0,0 penyakit jiwa akut, perbaikan biasanya terjadi dalam waktu
C. Anti-depresan : 6-8 minggu, kasus kronilc membutuhkan waktu yang lebih
Trisiklik dibenzazepin 0,0 1,4 1,4 95,8 1,4
lama, umumnya 12-24 minggu sebelum penggantian obat
1–2 4 32 10 13
3–4 10 1884 31 13
5–7 6 87 13
8–9 5 22 3 29 13/14
10–18 20 225 14
21 2 90 14/15
27 2 6 ls
35 2 9 dewasa
49 2 14 dewasa
56 2 33 dewasa
Pada Tabel 1. terlihat bahwa makin lama inoculasi makin banyak larva
yang dapat menembus kulit.
Tabel 2.
Pengaruh umur larva terhadap kemampuan penetrasi larva
Gambar perkembangan larva pada tubuh hamster.
Umur larva (hari) Kemampuan menembus kulit
1 73,50%
3 64,0 %
5 56,2 %
11 48,8 %
25 30,0 %
60 0 %
Umur larva 1 hari mempunyai daya tembus yang tinggi, makin lama
daya tembus larva makin berkurang sampal setelah umur 60 hari daya
tembusnya 0 %.
(Lihat Tabel 3)
Pemeriksaan dilakukan di tempat lain tetapi tidak ditemu
kan larva. Dari tabel di atas terlihat bahwa larva selama berada
di paru-paru tidak mengalami perubahan sama sekali. Pada hari
kedelapan setelah infeksi larva berpindah menuju trachea
oesophagus, lalu ke ustls halus. Pada usus halus larva berubah Gambar rhabditiform filariform L3 tiga hari L3 empat hari L3 tujuh hari.
KEPUSTAKAAN
TEKNIK OPERASI TG
Organisasi dan Waktu
Setelah resipien dipersiapkan oleh nefrolog mengenai ke-
adaannya dan siap menerima ginjal donor, maka rencana
operasi dapat dimulai. Sebagaidonor dapat hidup atau asal Gambar 1: Letak ginjal baru (dikutip dari$ ).
kadaver. Mengenai teknik implantasi, tidak ada perbedaan
antara donor hidup dan donor kadaver. Hanya organisasinya PASCA TRANSPLANTASI
yang berbeda. Donor kadaver biasanya berasal dari tempat lain. Pengobatan imunosupresi
Operasi baru direncanakan setelah ginjal tersedia dan harus Penderita TG memerlukan pemberian obat anti penolakan
dilaksanakan dalam batas waktu preservasi ginjal. Untuk itu (imunosupresi) untuk menekan respons imun resipien. Obat-
hanya digunakan satu tim dan satu kamar operasi. obat imunosupresi yang standar ialah kortikosteroid (predni-
Untuk donor hidup diperlukan dua tim operasi, yang satu son) dan azathioprine, masing-masing 2 mg/kg BB/hari dan 5
melakukan nefrektomi donor dan yang lain mengerjakan mg/kg BB/hari9,14,15
implantasi ginjal donor4 . Akhir-akhir ini siklosporin telah sering digunakan pada TG
Periode preservasi ialah saat diputuskan pembuluh darah anak dan orang dewasa, dosis pada anak 6 mg/kg BB/hari se-
sampai pengaliran darah kembali. Fase preservasi dibagi atas: lama 3 bulan. Siklosporin menghambat interleukin-2 dalam
• warm ischemic time (45-60 menit). pembentukan sel T sitotoksik dan juga menghalangi produksi
• perfusi (intermittent dan continue). interleukin-17 .
• cool ischemic time ialah waktu mulai tersambung A. renalis Dapat pula digunakan imunosupresi lain sepertilo :
sampai menetes urin pertama(8-10 jam)8,9 . • siklofosfamid (endoksan) 2%–3 mg/kg BB/hari selama. 2
bulan.
Teknik Pembedahan • klorambusil 0,2 mg/kg BB/hari selama 6 bulan.
Ginjal donor ditempatkan di fossa iliaka kanan atau kiri • anti limfosit globulin 30 mg/kg BB/hari selama 14 hari
resipien dan letaknya ekstra-peritoneal. Untuk penyambungan pasca-transplantasi.
darah digunakan vasa iliaka, yaitu vena iliaka eksterna dan • radioterapi.
arteri iliaka interna. Cara operasi ini telah menjadi standar yang
dilakukan pertama oleh Kuss dan Murray pada TG Kern-bar Perawatan pasca operasi
identik4,14. Donor diperlukan seperti penderita nefrektomi biasa.
Insisi dibuat lateral dari muskulus rektus abdominalis di Donor yang telah mepgalami nefrektomi pada hari kemudian
perut bagian bawah. Vasa epigastrika inferior dipotong supaya dapat terjadi hiperfiltrasi, sklerosis glomerulus dan akhirnya
diperoleh lapangan yang luas. Duktus diferens dapat dipotong terjadi penurunan fungsi ginjal.
atau tidak tetapi disisihkan ke medial, Vena iliaka eksterna dai Resipien setelah operasi, diisolasi dengan fasilitas ICU.
arteri iliaka interna (A: hipogastrika) dibebaskan. Vena renalis Pengelolaan pasca transplantasi ditujukan:
donor disambung dengan vena iliaka eksterna resipien sedara • memelihara kondisi optimal penderita.
end-to-side. Anastomosis ini perlu diperhatikan, bila tempat • mencegah infeksi.
penyambungan terdapat katup vena, maka tempat pe- • mencegah rejeksi dan memelihara fungsi ginjal.
nyambungan perlu dipindahkan ke kranial atau sedikit ke • mengamati dan mengatasi komplikasi jangka panjang.
kaudal. Kondisi optimal penderita yang telah dicapai sebelum
Arteri renalis donor dianastomosis end-to-end dengan operasi perlu dipertahankan, bahkan harus ditingkatkan dengan
arteri iliaka interna resipien. Ureter donor diimplantasikan ke mengamati tanda-tanda vital, kadar Hb, elektrolit dan Ph darah.
dalam dinding vesika urinaria dengan teknik ureteroneosis- Olirugi dan anuria sebagai tanda dini gangguan fungsi gin-
tostomi cara Leadbetter Polytano.14 jal, harus segera dideteksi dan diikuti dengan tindakan diagnos-
KEPUSTAKAAN
9. Richet G. Renal Transplantation: A Community Affair Kidney Int 1983;
1. Ratna Suparti Samil. Kode Etik Kedokteran Indonesia. Trans- 22 : S3–S9.
plantasi. Bagian Orsetri dan Ginekologi FK-UI Jakarta, 1980, 10. Parsoedi IA. Beberapa Aspek Medik Transplantasi Ginjal dan
hal. 16–21. Prospek Perkembangan di Indonesia. Makalah Dies UNDIP Semarang,
2. Dharnlono E. Aspek Imunologi Transplantasi Ginjal. Kumpulan 1985, hal. 1-11.
Makalah Simposium Transplantasi Ginjal Desember 1983 Semarang, 11. Toma H. Selection of the Donor and Recipient. In: Asian Manual of
hal. 46–61. Nephrology. Tokyo: SEAMIC Publication, 1981, pp. 285–291.
3. Ota K. History and Terminology of Transplantation In : Asian Manual of 12. Sidabutar RP. Kematian Ditinjau dari Segi Transplantasi Organ Tubuh.
Nephrology Eds. Takeuchi T and Sugino SEAMIC Publication Tokyo: Buletin Perinefri 1986; 4 : 8–12.
1981, pp. 281–283. 13. Broyer M, Gagnadaux MF and Niaudet P. Kidney Transplantation in
4. Martin DC. Renal Transplantation In : Urology Ed. Cambell Children: Results and Late Sequelae In: Paediatric Nephrology Eds.
4th ed Philadephia-London-Toronto: WB Saunders Co., 1978, Enrich JH and Brodehl J Berlin-Heidelgerg-New York-Tokyo:, Springer-
pp. 2117–2148. Verlag, 1984, pp. 138–145.
5. Fine RN, Malekzadeh MH, Pennisi AJ, Ettenger RB and Utiten- 14. Maurer S and Howard R.I. Renal Transplantation in Children In:
bogaart: Renal Transplantation in Children J Pediatr 95 : 1979; Pediatric Kidney Disease 1st ed Ed. Edelman Jr CM. Boston: Little,
244–248. Brown & Co, 1978, pp. 503–530.
6. Malekzadeh MH, Pennisi AJ, Uittenbogaart CH and Korsch BM. 15. James JA. Renal Disease in Childhood 2nd ed. Saint Louis: The CV
Current Inssues in Pediatric Renal Transplantation Pediatr Clin Nort Am Mosby Co, 1972, pp. 347–355.
1976; 23 : 847–871. 16. Klassen J and Anthone S. Renal Transplantation In: Pediatric Nephrology
7. So SKS, Maurer MS, Nervins TE, Fryd DS, Ascher NL and Najarian JS. Eds. Rubin MI and Barratt TM. Baltimore: The Williams & Wilkins Co,
Current Results in Pediatric Renal Transplantation. at the University of 1975, pp. 849–667.
Minnesota. Kidney Int 1986; 19 : S25–S30. 17. Rochmanadji W; Sidhartani Z dan Hardiman S. Kegagalan Ginjal Kronik
8. Sidabutar RP. Transplantasi Ginjal, Beberapa Aspek Medik. Kum- pada Anak Kumpulan Makalah Simposium Transplantasi Ginjal.
pulan Makalah Ilmiah Simposium Penyakit Ginjal di Masyarakat, Desember 1983 Semarang, hal. 1–5.
Temu Ahli Transplantasi Girijai KONKER Perinefri III, 1985, Bandung, 18. Black DAK. Chronic Renal Failure In: Renal Disease 3rd ed 1964
hal. 163–176. pp. 343–345.
"Kesambet"
Kejadian ini dialami beberapa tahun yang lalu, sewaktu mengunjungi rumah se-
orang pasien yang menurut orang tuanya mendadak menjadi bisu. Dugaan dari keluarga
ialah "kesambet" (bah. Jawa) oleh karena tidak didahului dengan gejala apapun.
"Kesambet" ialah menjadi sakit oleh ulah makhluk halus.
Di dalam rumah dijumpai seorang anak remaja laki-laki berumur lebih kurang 17
tahun yang berbaring di atas tempat tidur, dikelilingi anggauta-anggauta keluarga. Pada
wajah-wajah mereka dapat dilihat rasa sayang tercampur rasa takut. Ada diantara
mereka yang sedang berdoa.
Pemeriksaan fisik-diagnostik tidak menunjukkan hal-hal yang dapat dihubungkan
dengan bisunya. "Orang sakit" mengerti segala pertanyaan dan dapat menjawab dengan
cara anggukan atau goyang kepala.
Atas dasar rasa curiga bahwa anak laki-laki ini yang sebelumnya segar bugar, dan
hanya berpura-pura saja, maka saya minta seluruh anggauta keluarga m tninggalkan
kamar tidur agar saya dapat melawan "roh jahat" itu, dengan penuh konsentrasi, tanpa
gangguan dari orang lain.
Kepada yang '.'kesambet" saya katakan bahwa saya sudah tahu bahwa ia hanya
pura-pura saja menjadi bisu dan saya ancam akan menyuntik mulutnya! Saya berjanji
tidak akan memberi tahu ini kepada orang tuanya bila ia mau mengakui!. Ternyata
memang benar! Anal( laki-laki tersebut menjawab dengan jelas, bahwa ia hanya hendak
membuat takūt ayahnya oleh karena tidak diperkenankan membeli sebuah sepeda
motor. Saya berjanji akan "memperjuangkan" permintaan ini liepada orang tuanya.
Kedua orang tuanya saya panggil untuk melihat dan berbicara dengan anaknya
yang sudah tidak "bisu" lagi.
Mereka terheran-heran dan bertanya ilmu gaib apa yang saya miliki untuk me-
ngusir "roh jahat" yang telah mengganggu anaknya. Saya ka'takan. bahwa saya harap
ayahnya dapat datang kepraktek saya besok sore.
OLH
Pengobatan Borongan
Kita mungkin terkesima mendengar berbagai hal yang sebelumnya tidak pernah
terlintas/terpikir dibenak kita, bahwa di pedesaan kita masih banyak hal-hal yang lucu,
kurang wajar atau tidak pada tempatnya. Hal ini semua akibat kurangnya KIE
(Komunikasi Informasi dan Edukasi) untuk penduduk pedesaan, .sehingga hal ini
dimanfaatkan oleh manusia-manusia yang tak bertanggung jawab, yang semestinya
tidak terjadi.
Pada desa-desa yang merupakan wilayah kerja kami terdapat keadaan seperti
1. Persoalan serta keluhan para usia lanjut yang meliputi segi 7. Kontra indikasi atau efek samping yang negatif pada pem-
psikoedukatif: berian estrogen pada wanita postmenopause adalah:
a) Perasaan kesepian a) Kemungkinan terjadinya karsinoma endometrium
b) Sulit tidur b) Penderita yang mempunyai gangguan fungsi hepar
c) Gangguan fungsi efektif c) Porfiria
d) Kesulitan keuangan d) Riwayat adanya tumor mamma
e) Dementia e) Semua benar
2. Perubahan-perubahan yang biasa terjadi pada usia laifut 8. Zat, yang hampir talc dapat laur pada pH urin berapapun
adalah sebagai berikut, kecuali : yaitu:
a) Tulang lebih rapuh a) Asam urat
b) Penurunan fungsi syaraf b) Xanthine
c) Berkurangnya lemak tubuh c) Kalsium oksalat
d) Otot-otot mengecil d) Kalsium fosfat
e) Penurunan cadangan ATP, CP dan glikogen e) Sistin
3. Respon terhadap obat pada usia laujut dipengaruhi oleh 9. Pala transplantasi, menurut hubungan donor dan resipien,
faktor-faktor, antara lain faktor farmakokinetik dan farma- yang dimaksud dengan allograft, yaitu:
kodinamik. Yang tidak termasuk dalam faktor farmakoki- a) Bila graft berasal dari tubuh sendiri
netik adalah : b) Bila graft berasal dari individu yang syngenetic
a) Absorbsi obat (identik dalam kondisi genetik)
b) Sensitivitas reseptor dan mekanisme homeostatik c) Graft antara suatu spesies dengan kondisi genetik ber-
c) Distribusi obat beda
d) Biotransformasi obat d) Graft berasal dari individu dengan spesies berbeda
e) Ekskresi obat e) Bukan salah satu di atas
4. Pada usia lanjut, terjadi perubahan isi dan kapasitas paru, 10. Faktor-faktor di luar urin yang mempengaruhi terjadinya
sebagai berikut : batu ginjal:
a) Kapasitas paru total menurun secara progresif a) Diet, misalnya diet yang banyak mengandung oksalat
b) Kapasitas vital meningkat b) Masukan cairan ke dalam tubuh yang berkurang
c) Isi residu meningkat sebanyak 20% pada usia 60 tahun. c) Trauma
d) Isi ruang rugi anatomis menurun d) Faktor keluarga, ras
e) Bukan salah satu di atas e) Semua benar
5. Secara hitologis, terjadi perubahan-pernbahan tertentu
pada kulit menua, yaitu pada epidermis, dermis dan
apendiks. Salah satu perubahan pada pendiks, misalnya :
a) Hilangnya pigmen rambut dan menipisnya rambut
b) Lempeng-lempeng kuku yang abnormal
c) Berkurangnya kelenjar ekrin
d) Berkurangnya fungsi kelenjar urap
e) Semua benar
6. Pada orang tua, turunnya secara tiba-tiba pendengaran
untuk frekuensi tinggi termasuk presbiakusis jenis :
a) neural presbyacusis
b) Stria presbyacusis
c) Cochlear conductive presbyacusis
d) Sensory presbyacusis